8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa Teori-teori awal mengenai komunikasi lahir melalui berbagai penelitian yang didorong oleh perhatian terhadap pengaruh politik terhadap media surat kabar. Penelitian sejenis yang banyak dilakukan pada awal abad ini, dan kemudian juga penelitian mengenai dampak sosial dan moral dari radio dan film, terus berkembang hingga akhir perang dunia II. Penelitian tersebut umumnya berangkat dari tujuan untuk menguji efesiensi dan efektivitas dalam bidang propaganda, telekomunikasi, advertensi, public relations, dan human relations. Diawali dengan aspek-aspek praktis, penelitian komunikasi massa selanjutnya didukung oleh pendekatan psikologis dan sosiologis yang sedang berkembang pada saat itu, disamping kemajuan-kemajuan yang sedang terjadi dalam bidang metodologi. Khususnya dalam hal penggunaan metode eksperimen, survey, dan statistik. Pembahasan berikut akan menguraikan sejumlah teori dasar yang cukup berpengaruh dan telah memberi inspirasi bagi perkembangan teori dan penelitian komunikasi massa. Salah satu teori-teori dasar dalam komuniksi massa adalah teori yang diungkapkan oleh Harold D.Lasswell. Bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab lima pertanyaan sederhana sebagai berikut : 1. Who : Sumber (Komunikator) 8 9 2. Says what : Pesan-pesan atau informasi yang disampaikan 3. In which channel : Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan (informasi) 4. To whom : Komunikasi atau khalayak sasaran 5. With what effect : Tujuan dari tayangan yang dibuat, perubahan yang terjadi sebagai akibat dari pesan yang diterima seseorang berapa perubahan sikap dan tingkah laku.1 Ungkapan dalam bentuk pertanyaan yang dikenal sebagai Formula Lasswell ini, meskipun sangat sederhana atau terlalu menyederhanakan suatu fenomena komunikasi massa, telah membantu mengorganisasikan dan memberikan struktur pada kajian terhadap komuniksi massa 2. Komunikasi Massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah, tabloid, dan lain-lain) maupun elektronik (televisi, radio, internet, dan lain-lain). Yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim, dan heterogen.3 Dalam komunikasi massa pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat dan serentak serta selintas khusus media elektronik. Definisi komunikasi massa juga memusatkan perhatian pada lima unsur yang terkandung dalam setiap tindak komunikasi. Kelima unsur tersebut adalah sumber, khalayak, pesan, proses, dan 1 Deddy Mulyana, Ilmu komunikasi suatu pengantar, Bandung , Remaja Rosdakarya, 2001, hal 62 S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, hal. 5.3. 3 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1992, hal. 75. 2 10 konteks. Komunikasi massa juga dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat4. Proses komunikasi adalah pengoperan dan penerimaan dari lambang-lambang yang mengandung arti, proses komunikasi melalui meia adalah proses pengoperan dari lambang-lambang dioperkan melalui saluran-saluran yang dikenal sebagai pers, televisi, radio, telepon dan lain-lain 5. 2.1.1 Karakteristik Komunikasi Massa Karakteristik komunikasi massa di sini, dibatasi pada lima jenis media massa dikenal sebagai the big live of mass media, yakni koran, majalah, radio, televisi, dan film. Berikut ini adalah penjelasan secara konsepsional dari karakteristik komunikasi massa. 1. Komunikasi melaui media massa pada dasarnya ditujukan ke khalayak yang luas, heterogen, anonym, tersebar, serta tidak mengenal batas geografis kultural. 2. Bentuk kegiatan komunikasi melalui media massa bersifat umum, bukan perorangan atau pribadi. 3. Pola penyampain pesan media massa. 4 5 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, hal 189 Phil Astrid Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek I, Bina Cipta Bandung , , hal 31 11 4. Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu arah. 5. Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terorganisasi. 6. Penyampaian pesan melalui media massa. 7. Isi pesan yang disampaikan melaui media massa. 6 2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa De Vito mengatakan, bahwa popularitas dan pengaruh yang merasuk dari media massa hanya dapat dipertahankan apabila mereka menjalankan beragam fungsi pokok. Enam diantara fungsi yang paling penting yang dibahasnya adalah sebagai berikut : 1). Fungsi Menghibur Bahwa media mendesain program-program mereka untuk menghibur khalayak. Tentu saja, sebenarnya mereka memberi hiburan itu untuk mendapatkan perhatian dari khalayak sebanyak mungkin sehingga mereka dapat menjual hal ini kepada para pengiklan. 2). Fungsi Meyakinkan Meskipun fungsi media massa yang paling jelas adalah menghibur, namun fungsinya yang terpenting adalah meyakinkan (to persuade). Persuasi dapat datang dalam bentuk, misalnya : 6 Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi; Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2003, hal 7.4-7.8. 12 a) mengukuhkan atau memperkuat sikap kepercayaan, atau nilai seseorang, b) mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang, c) menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu, d) memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu. 3). Menginformasikan Menurut De vito, sebagian besar informasi, kita dapatkan bukan dari sekolah, melainkan dari media. 4). Menganugerahkan Status Daftar seratus orang terpenting di dunia bagi kita hampir boleh dipastikan berisi nama-nama orang yang banyak dimuat dalam media. Paul Lazarsfeld dan Robert Merton, dalam karya mereka yang berpengaruh “Mass Communication, Popular Taste, and Organized Social Action”(1951), mengatakan ; “Jika anda benar-benar penting, anda akan menjadi pusat perhatian massa dan jika anda menjadi pusat perhatian massa, berarti anda memang penting”. 5). Fungsi Membius Salah satu fungsi media yang paling menarik dan paling banyak dilupakan adalah fungsi membiusnya (narcotizing). Ini berarti bahwa apabila media menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu telah diambil. 13 6). Menciptakan Rasa Kebersatuan Salah satu fungsi komunikasi massa yang tidak banyak orang menyadarinya adalah kemampuannya membuat kita merasa menjadi anggota suatu kelompok bayangkanlah seorang pemirsa televisi yang sedang sendirian, duduk di kamarnya menyaksikan televisi sambil menikmati makan malam 7 . 2.2 Teori Stimulus-Respons Prinsip stimulus-respons pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi bagi stimuli tertentu. Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan erat antara pesanpesan media dan reaksi audience. Elemen-elemen utama dari teori ini adalah: a) Pesan (stimulus) b) Seorang penerima (receiver) c) Efek 8 Gambar Teori Stimulus-Respons9 STIMULUS MEDIA MASSA 7 RESPONS PUBLIK Joseph A. DeVito, Komunikasi Antar Manusia, Professional Books, Jakarta, 1997, hal. 515. Sasa Djuarsa, Teori Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta, 2004, hal.5.15 9 Morissan, Media Penyiaran Strategi Pengelola Radio dan Televisi, Tangerang; Ramadina Prakarsa, 2005, hal.13 8 14 Prinsip teori stimulus kemudian memunculkan teori turunan yang disebut teori hipodermiks, yaitu teori klasik mengenai proses terjadinya efek media massa. Dalam hal ini, isi media dipandang sebagai obat yang disuntikkan kedalam pembuluh audience, yang kemudian diasumsikan akan bereaksi seperti yang diharapkan. Teori stimulus-respons juga memandang bahwa pesan dipersepsikan dan didistribusikan secara sistematik dan dalam skala yang luas. Kelemahan stimulus-respons adalah penyamarataan individu. Bagaimanapun, pesan yang sama akan dipersepsi secara berbeda oleh individu dalam kondisi kejiwaan yang berbeda. Karenanya, pada tahun 1970 Melvin DeFleur melakukan modifikasi bagi teori stimulus-respons dengan teorinya yang dikenal sebagai individual difference theory. DeFleur mengatakan bahwa pesan-pesan media berisi stimulus tertentu yang berinteraksi secara berbeda-beda sesuai dengan karakteristik pribadi individu. 2.3 Efek Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakan proses sosial kearah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. 10 Pada sub-bab ini penulis hanya membahas dua pendekatan saja, yaitu efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan atau media serta jenis perubahan yang terjadi pada khalayak yang terdiri atas efek kognitif, afektif dan behavioral. 10 Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2005, hal. 48. 15 2.4 Pengertian Efek Schramm dalam bukunya ”How Communcation Works” menggolongkan efek komunikasi massa kedalam efek yang bersifat khusus dan umum. Efek yang bersifat umum menyangkut efek dasar yang diramalkan terjadi akibat pesan-pesan yang disiarkan melalui media massa. Sedangkan efek yang bersifat khusu menyangkut tentang efek yang diperkirakan akan timbul pada individu-individu dalam suatu kumpulan massa pada perilaku mereka dalam menerima pesan-pesan media massa.11 Efek merupakan pengaruh yang timbul dari sesuatu pesan yang disampaikan, pengaruh yang timbul dapat berupa pengetahuan, mengubah sikap dan menggerakkan perilaku kita. Dalam ilmu jiwa sosial terdapat gejala apa yang disebut indetifikasi psikologi. Dalam melihat atau lebih tegas lagi, dalam menghayati sebuah film, kerap kali penonton menyamakan seluruh pribadinya dengan salah seprang pemegang peranan dalam film itu. Penonton bukan saja dapat memahami atau merasakan apa yang dipikirkan atau dialami pemain itu dalam menjalankan perannannya, tetapi lebih baik lagi dari pada itu : antara pemain dan penonton hampir tidak ada lagi perbedaan. Penonton asyik sekali mengikuti peristiwa dalam film itu, sehingga ia merasa bersangkutan dengan film itu dengan perkataan lain, ia mengira bahwa ia sendiri yang jadi pemerannya.12 11 Siti Karlina, Betty Soemirat, Lukiati: Komunikasi Massa, Universitas Terbuka, Jakarta : 2000, hal.45-47 12 Onong Uchana Effendy, M.A. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, Bandung: 2003, hal.207 16 2.5 Efek Kehadiran Media Massa 1. Efek Ekonomi Kehadiaran media massa di tengah kehidupan manusia dapat menumbuhkan berbagai usaha produksi, distribusi dan konsumsi jasa media massa. 2. Efek Sosial Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial sebagai akibat dari kehadiran media massa. 3. Penjadwalan kegiatan sehari-hari Kehadiran media massa dapat mengubah jadwal kegiatan masyarakat dengan ada jadwal tertentu pada waktu tersebut. 4. Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman Orang menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan psikologisnya dengan tujuan untuik menghilangkan perasaan tidak nyaman, misalnya untuk menghilangkan perasaan kesepian, marah, kesal, kecewa dan sebaginya. 5. Menumbuhkan Perasaan Tertentu Kehadiaran media massa bukan saja dapat menghilangkan perasaan tidak nyaman pada diri seseorang, tetapi dapat juga menumbuhkan perasaan tertentu. 2.6 Efek Pesan Efek dapat di artikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan dari sesuatu. Dan dalam komunikasi ada yang di sebut efek komunikasi yang berkaitan dengan 17 komunikasi massa. Berkaitan dengan komunikasi massa tak lepas dari peran media itu sendiri. Dalam penelitian tentang efek media massa, terdapat banyak perkembangan antara lain, yang di kemukakan oleh Defleur yaitu mengenai Cultural Norms yang beranggapan bahwa media massa tidak hanya memiliki efek langsung terhadap individu tetapi juga mempengaruhi kultur, pengetahuan kolektif, dan norma serta nilai – nilai dari suatu masyarakat 13. Dalam teori dependensi mengenai efek komunikasi massa dipermudah dengan tiga rumusan yaitu kognitif, afektif, dan behavioral14. Dimana pengertian rumus tersebut sebagai berikut: a) Efek Kognitif, (berhubungan menonton dengan pikiran). Meliputi peringkat kesadaran, belajar dan tambahan ilmu. Efek media massa dapat membentuk dan merubah citra yaitu dunia menurut persepsi kita atau gambaran tentang realitas yang tidak selalu sesuai dengan realitas. b) Efek Afektif, (berhubungan emosi, perasaan, attitude/sikap). Efek ini timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak. c) Efek Konatif / Behavioral berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu. Salah satu perilaku proposional adalah memiliki keterampilan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. 13 14 S.Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi. Universitas Terbuka.: Jakarta. Hal 5.24 Ibid.. hal 5.26 18 Keterampilan tersebut diperoleh dan saluran-saluran interpersonal, seperti orang tua, atasan, pelatih atau guru.15 Sehingga dalam sebuah tayangan yang di siarkan oleh sebuah media massa maka setidaknya akan menimbulkan efek baik secara langsung maupun tidak langsung, karena seperti dalam teori uses and effect kebutuhan hanya salah satu dari faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Sementara pada awal pergerakannya para komunitas fotografi sebelumnya belum pernah masuk atau bahkan menolak terhadap kapasitas media yang mainstream. Dan lambat laun ternyata ada sebuah tayangan program yang mencoba menayangkan program dokumenter dalam artian acara tersebut mencoba membuka diri bagi para komunitas fotografi untuk tampil, dengan harapan sebagai sebuah bentuk komunikasi yaitu menyampaikan (media) pesan kepada komunikator (khalayak dan komunitas fotografi) dengan harapan mampu mendapatkan dampak yang positif. Sesuai apa yang menjadi objek penelitian maka teori yang di gunakan teori model AIDA yaitu teori yang memberikan gambaran dampak komunikasi yang terjadi pada seseorang setelah ia menerima sesuatu pesan. Biasanya teori ini digunakan untuk mengetahui efek dari sebuah pemasaran produk atau terkait dengan sebuah iklan. Sehingga dapat diketahui seberapa besar efek dari pemasaran atau iklan tersebut terhadap konsumen. Namun dalam hal ini teori ini juga dapat digunakan 15 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal. 223. 19 untuk mengetahui seberapa besar efek tayangan sebuah program dengan melihat dari yang menyangkut 4 hal yaitu : 1. Perhatian (Attention) Perhatian disini berupa bagaimana komunikasi tersebut membangkitkan perhatian kepada sesuatu yang di luar mainstream atau sesuatu program dokumenter berupa trik-trik fotografi. Sehingga menimbulkan reaksi berupa rangsangan untuk menonton acara keseluruhan acara dokumenter Klik! Arbain Rambey. 2. Minat (Interest) Tahapan selanjutnya adalah berupa bagaimana minat terhadap tayangan tersebut yang merupakan maksud dari proses komunikasi terhadap acara Klik! Arbain Rambey. Semua ini timbul apabila informasi yang dihadirkan oleh program Klik! Arbain Rambey benar – benar menarik dan timbul rasa kebutuhan terhadap program tersebut oleh komunikan. 3. Keinginan (Desire) Komunikan sudah menjadi merasa terpengaruh dari apa yang diharapkan oleh komunikator yaitu berupa keinginan untuk selalu menonton acara tersebut yang semua di awali oleh minat yang tinggi hingga menimbulkan hasrat atau keinginan. 4. Tindakan (Action) Dalam teori terakhir ini adalah berupa tindakan yang akan terjadi dan bagaimana komunitas fotografi FPC di Universitas Mercu Buana Jakarta akan 20 menikmati atau tidak sebuah tayangan program Klik! Arbain Rambey di Kompas TV. Karena semua keinginan pada dasarnya didorong oleh adanya perhatian, keinginan, dan tindakan. Dan kesemua itu dapat di teliti bagaimana efek yang akan terjadi melalui wawancara atau nara sumber yang akan dikemas secara deskriptif dari beberapa hasil wawancara berdasarkan teori AIDA karena teori ini sangat tepat apabila ingin mengetahui efek yang akan terjadi kepada komunitas fotografri FPC Universitas Mercu Buana Jakarta terhadap program Klik! Arbain Rambey di Kompas TV. 2.7 Televisi Sebagai Media Massa Televisi merupakan suatu sistem komunikasi yang menggunakan suatu rangkaian gambar elektronik yang dipancarkan secara cepat, berurutan, dan iringi unsur audio 16. Istilah televisi berasal dari kata ”tele” yang berarti jauh dan ”visi” yang berarti penglihatan. Segi jauhnya ditransmisikan dengan prinsip-prinsip radio sedangkan segi penglihatannya diwujudkan dengan prinsip-prinsip kamera sehingga menjadi gambar, baik dalam bentuk gambar hidup atau bergerak (moving picture), maupun gambar diam (still picture).17 16 P.C.S. Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video, Grasindo, Jakarta, 1993, hal 1 17 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi, Erlangga, 1998, hal 22 21 Menurut Skonis dalam bukunya ”television and society : An Incuest and agenda” (1965), dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya), televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat politis seperti yang diungkapkan diatas bisa pula informatif, hiburan dan pendidikan atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Televisi menciptakan suasana tertentu yaitu pemirsanya dapat melihat sambil duduk santai tanpa kesengajaan untuk menyaksikan. Penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan. Informasi yang disampaikan oleh televisi, akan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual18. 2.7.1 Kelebihan dan Kekurangan Televisi Sama seperti media massa yang lain, televisi juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan sendiri. Keunggulan televisi dapat dilihat dari sisi progmatis yaitu : 1. menyangkut isi dan bentuk, media televisi meskipun direkayasa mampui membedakan fakta dan fiksi, realitas dan tidak terbatas. 2. memiliki khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya dan intim. 3. memiliki tokoh berwatak, sementara media lain hanya memiliki bintang yang direkayasa. 18 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, Rineka Cipta, 1995, hal 8 22 Keunggulan televisi dari sisi teknologis adalah kemampuan televisi dalam menjangkau wilayah yang sangat luas dalam waktu yang bersamaan. Sehingga televisi dapat mengantarkan secara langsung suatu peristiwa di suatu tempat yang lain yang berjarak sangat jauh. Televisi juga mampu menciptakan suasana yang bersamaan di berbagai wilayah jangkauannya, mendorong pemirsa untuk mendapatkan informasi dan berinteraksi secara langsung. Dibalik keuntungan atau kelebihan, televisi juga memiliki kelemahan-kelemahan ini berkaitan langsung dengan kelebihannya. Berikut merupakan kelemahan televisi : 1. Kecenderungan televisi untuk menempatkan khalayaknya sebagai obyek yang pasif, sebagai penerima pesan. 2. Mendorong proses alih nilai dan pengetahuan yang cepat. Hal ini terjadi tanpa mempertimbangkan perbedaan tingkat perkembangan budaya dan peradaban yang ada di wilayah jangkauannya. 3. Sifatnya sangat terbuka dan menjadikannya sulit untuk dikontrol dampak negatifnya. 4. Pergerakan teknologi penyiaran televisi yang begitu cepat mendahului perkembangan masyarakat dan budaya khalayak pemirsanya. Hal ini pada gilirannya melahirkan pro-kontra tentang implikasi kultural dan televisi. 23 5. Kecenderungan para pengelola televisi yang memanfaatkan kelebihankelebihan televisi dan lebih berorientasi pada pertimbangan komersial atau bisnis, sehingga menyampingkan faktor pendidikan . 19 2.8 Fungsi Televisi Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar, dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi. 20 Keberadaan televisi memiliki peranan penting dalam peradaban manusia, televisi merupakan salah satu sumber informasi dan hiburan, untuk itu masyarakat membutuhkan televisi sebagai media untuk memenuhi kebutuhan manusia akan adanya informasi dan hiburan dari siaran televisi sama halnya dengan media lain, televisi memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri, keunggulan televisi biasanya dari sisi pragmatis dan teknologis. 21 Kemampuan televisi dalam mengjangkau wilayah sangat luas dalam waktu yang bersamaan, sehingga televisi dapat mengantarkan secara langsung suatu peristiwa disuatu tempat yang lain. Televisi juga mampu menciptakan suasana kebersamaan diberbagai wilayah jangkauannya, untuk mendorong pemirsanya mendapatkan suatu informasi dan interaksi secara langsung dari media televisi. 19 Alatas Fahmi, Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, YPKMD, Jakarta, 1997, hal 30 Elvinaro Ardianto, op cit, hal 128 21 A. Alatas Fahmi. Bersama Merenda Wajah Bangsa. Jakarta. YPKMD. Hal 30-31 20 24 2.9 Program Televisi Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan banyak pula jenisnya yang beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai oleh audience, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik. Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besarberdasarkan jenisnya yaitu: 1) program informasi (berita / news), 2) program hiburan (entertaiment). Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gossip, dan opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar yaitu musik, permainan (game show), dan pertunjukan. Menurut Vane-Gross (1994) menentukan jenis program berarti menentukan atau memilih daya tarik (appeal) dari suatu program. Adapun yang dimaksud dengan daya tarik disini adalah bagaimana suatu program mampu menarik audiennya. Menurut Vane-Gross “the programmers must select the appeal through which the audience will be reached” (programer harus memilih daya tarik yang merupakan cara untuk menarik audience). Selain pembagian jenis program berdasarkan skema diatas, terdapat pula pembagian program berdasarkan apakah suatu program itu bersifat faktual atau fiktif (fictional). Program faktual antara lain meliputi: program berita, 25 dokumenter atau reality show. Sementara program yang bersifat fiktif antara lain program drama atau komedi. 22 2.9.1 Program Informasi Program informasi dalam kategori berita keras atau hard news dapat dibedakan dengan berita lunak atau soft news berdasarkan sifatnya sebagaimana dijelaskan dalam tabel berikut :23 Tabel 2.1 Perbandingan antara Hard News dan Soft News Hard News Soft News Harus ada peristiwa terlebih dahulu Tidak harus ada peristiwa terlebih dahulu Peristiwa harus aktual (baru terjadi) Tidak harus aktual Harus segera disiarkan Tidak bersifat segera (timeless) Mengutamakan informasi terpenting saja Menekankan pada detail Tidak menekankan sisi Human Interest Sangat menekankan segi Human Interest Laporan tidak mendalam (singkat) Laporan bersifat mendalam Teknik penulisan piramida tegak, yakni Teknik penulisan piramida terbalik, yakni menjelaskan terlebih dahulu dari umum menjelaskan dari khusus ke umum ke khusus Ditayangkan dalam program berita 22 23 Ibid, hal.100 Ibid, hal.24-29 Ditayangkan dalam program lainnya 26 2.10 Program Dokumenter Dokumenter adalah tayangan yang memiliki unsur informatif untuk menceritakan peristiwa, kejadian, atau keadaan yang bersifat kontroversial memberikan sesuatu untuk dikenal, diketahui oleh audiens, yang masih terdapat isu didalamnya dan mempunyai cerita mengenai peristiwa-peristiwa, seperti sejarah dimasyarakat. Program dokumenter televisi biasanya diproduksi oleh bagian program non fiksi atau bagian pemberitaan. Dalam dokumenter selain mengandung fakta juga mengandung subjektifitas pembuatnya. Proses produksi dokumenter tidak selalu dilakukan oleh bagian program, bagian news yang apabila memiliki kesempatan dalam bertugas sangat dianjurkan mensupport program dokumenter karena slot waktu televisi membutuhkan banyak program yang bervariasi. Dokumenter televisi memiliki struktur isi program yang dapat dikatakan dokumentasi (laporan), ilmu pengetahuan, dan sejarah. Selain itu dokumenter juga bisa berbentuk profil, human interest / human touch, dan pariwisata dengan alur cerita yang mengalir tanpa pembawa acara/ host sebagai pembuka dan announcer seperti di feature. 2.11 Komunitas Komunitas adalah sekelompok orang yang berkumpul atau hidup bersama untuk mencapai sebuah tujuan tertentu, dan mereka berbagi makna dan sikap 24. Tanpa 24 46 Deddy mulyana , Suatu Pengantar Ilmu Komunikasi , Pt, Remaja rosdakarya, Bandung. 2007. Hal – 27 komunikasi tidak akan ada komunitas, sehingga dalam hal ini misalkan komunitas fotografi yang berarti sekelompok orang yang berkumpul untuk mencapai sebuah tujuan dengan budaya serta ideologi yang mereka pegang yaitu berarti anti kemapanan dan dengan etos kerja DIY atau do it your self. Sementara penulis mencoba menggambil komunitas secara global inti penelitian yaitu komunitas fotografi, dan dalam batasan yang penulis buat adalah komunitas fotografi FPC yang berada Universitas Mercu Buana Jakarta. Dimana di tempat tersebut selain tempat berkumpulnya komunitas FPC juga tempat dimana sering diadakannya perekrutan anggota baru dan juga mengadakan pameran-pameran intern untuk anggota-anggota baru yang baru saja masuk komunitas tersebut. 2.12 Fotografi Pengertian fotografi berasal dari dua kata yaitu Photo yang berarti cahaya dan Graph yang berarti tulisan atau lukisan. Dalam seni rupa, forografi adalah proses melukis / menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Fotografi lahir melalui tahap yang panjang hingga bisa dinikmati seperti sekarang ini. Fotografi lahir ketika Nicephore Niepce membuat foto pertama tahun 1826. Sejarah fotografi lalu berkembang mengikuti perkembangan ilmu fisika, kimia 28 dan teknologi informasi. 25 Fotografi merupakan penemuan yang jasanya dinikmati dan bermanfaat bagi banyak manusia. Kebutuhan seseorang untuk mendokumentasikan sesuatu, baik untuk kepentingan personal maupun kepentingan umum, menjadi bagian yang tak terpisahkan dari dinamika zaman. Kini fotografi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hampir setiap bidang kehidupan memanfaatkan fotografi. 25 Yuyung Abdi, Photography From My Eyes Hal.1, Kompas Gramedia, Jakarta 2012