kebijakan perencanaan dan akuntabilitas program/kegiatan yang

advertisement
OUTLINE PAPARAN
✓ DASAR HUKUM
✓ VISI MISI PEMERINTAHAN
✓ TATARAN FILOSOFI
✓ KERJASAMA PEMERINTAH DAERAH DENGAN LUAR NEGERI
DALAM PERSPEKTIF UU NOMOR 23 TAHUN 2014
✓ KERJASAMA PEMERINTAH DAERAH DENGAN LUAR NEGERI
✓ PROSEDUR DAN PELAKSANAAN KERJASAMA PEMDA
DENGAN LUAR NEGERI
✓ PERAN PEMERINTAH PUSAT DALAM PELAKSANAAN
KERJASAMA PEMERINTAH DAERAH DENGAN LUAR NEGERI
✓ ARAH KEBIJAKAN KERJASAMA PEMDA DENGAN LUAR
NEGERI
2
Dasar Hukum
Kerjasama Pemda dengan Pihak Luar Negeri
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan;
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional;
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri;
Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2016 Tentang Organisasi Kemasyarakatan
yang didirikan oleh Warga Negara Asing
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 74 Tahun 2012 Tentang Pedoman Kerjasama
Pemda dengan Badan Swasta Asing.
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2009 Tentang Pedoman Kerjasama
Departemen Dalam Negeri dengan Lembaga Asing Non Pemerintah, Pemerintah
Daerah dengan Pihak Luar Negeri;
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Pihak Luar Negeri;
•
•
•
•
•
•
3
VISI MISI PEMERINTAHAN PRESIDEN RI BPK JOKO WIDODO: MEMBUAT PEMERINTAH TIDAK ABSEN DENGAN
MEMBANGUN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BERSIH, EFEKTIF, DEMOKRATIS DAN TERPERCAYA,
DENGAN CARA :
• MEMBANGUN INDONESIA DARI PINGGIRAN DENGAN MEMPERKUAT • PENATAAN DAERAH OTONOM BARU YANG BERORIENTASI
DAERAH-DAERAH & DESA DALAM KERANGKA NEGARA KESATUAN UNTUK
PADA KESEJAHTERAAN RAKYAT
MELINDUNGI KEPENTINGAN NASIONAL INDONESIA DAN MEMBANTU • MENJALANKAN
REFORMASI
BIROKRASI
SECARA
DAERAH YANG KAPASITAS BERPEMERINTAHAN BELUM CUKUP MEMADAI
BERKELANJUTAN
DENGAN
RESTRUKTURISASI
DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN PUBLIK
KELEMBAGAAN, PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK,
MENINGKATKAN KOMPETENSI APARATUR, MEMPERKUAT
• DESENTRALISASI ASIMETRIS SEBAGAI UJUNG TOMBAK PENGELOLAAN
MONITORING DAN SUPERVISI ATAS KINERJA PELAYANAN
PEMERINTAHAN GUNA MENSINERGIKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN
PUBLIK DENGAN PENGUATAN DESA, KELURAHAN DAN
SEBAGAI SATU KESATUAN SISTEM YANG TIDAK TERFRAGMENTASI
KECAMATAN SEBAGAI UJUNG TOMBAK
• PEMERATAAN PEMBANGUNAN ANTAR WILAYAH, TERUTAMA DESA, • IMPLEMENTASI UU DESA SECARA SISTEMATIS, KONSISTEN,
KAWASAN TIMUR INDONESIA DAN KAWASAN PERBATASAN DENGAN
DAN BERKELANJUTAN DENGAN FASILITASI, SUPERVISI DAN
MEREFORMASI TATA HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH
PENDAMPINGAN.
DENGAN CARA PENGATURAN KEMBALI SISTEM DISTRIBUSI KEUANGAN
• MEMBUKA PARTISIPASI PUBLIK MELALUI CITIZEN CHARTER,
NASIONAL DENGAN MELIHAT KONDISI DAN KEBUTUHAN DAERAH YANG
DENGAN MENDORONG KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM
ASIMETRIS
PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK, SERTA
• MEMBANGUN TRANSPARANSI TATA KELOLA PEMERINTAHAN DENGAN
MENDORONG PENGELOLAAN BADAN PUBLIK YANG BAIK
MENDORONG PENGALOKASIAN ANGGARAN LEBIH BANYAK UNTUK
PELAYANAN PUBLIK
KEMENDAGRI MENJADI “POROS” JALANNYA
PEMERINTAHAN, PELAYANAN PUBLIK,
DEMOKRASI DAN TEGAKNYA INTEGRASI
BANGSA
Gubernur Selaku Wakil Pemerintah sangat berperan sebagai katalisator mendukung Poros jalannya
pemerintahan, pelayanan publik, demokrasi & tegaknya integrasi bangsa
4
KENAPA PERLU ADA PEMERINTAH?
A. UTK MENCIPTAKAN “LAW & ORDER” (KETENTRAMAN &
KETERTIBAN)
B. UTK MENCIPTAKAN “WELFARE”(KESEJAHTERAAN)
6
KENAPA PERLU ADA PEMERINTAH DAERAH ?
A. WILAYAH NEGARA TERLALU LUAS
B. MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN SECARA DEMOKRATIS
7
7
ALINEA IV
PEMBUKAAN UUD NKRI 1945
“Kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu Pemerintahan
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Kesimpulan :
Pemerintah RI dibentuk untuk melindungi
(Law and Order) dan mensejahterakan rakyat
(Welfare)
8
Kerjasama Pemerintah Daerah
dengan Luar Negeri
Dalam Perspektif
UU No. 23 Tahun 2014
9
 Untuk
mempercepat
terwujudnya
kesejahteraan
masyarakat
melalui
peningkatan
pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta
peningkatan daya saing daerah dgn memperhatikan
prinsip
demokrasi,
pemerataan,
keadilan,
dan
kekhasan suatu daerah dalam sistem NKRI
 Utk
meningkatkan
efisiensi
dan
efektivitas
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah
dg
lebih
memperhatikan aspek hub antara Pemerintah Pusat
dengan
daerah
dan
antardaerah,
potensi
dan
keanekaragaman daerah, serta peluang dan tantangan
persaingan
global
dalam
kesatuan
sistem
penyelenggaraan pemerintahan negara;
10
U R U S A N P E M E R I N TA H A N
BERDASARKAN UU NO. 23 THN 2014
1.
2.
3.
4.
5.
6.
URUSAN
PEMERINTAHAN UMUM
KONKUREN
ABSOLUT
PERTAHANAN
KEAMANAN
AGAMA
YUSTISI
POLITIK LUAR NEGERI
MONETER & FISKAL
NASIONAL
Pusat
Pelayanan Dasar
Kesehatan, Pendidikan,
Pekerjaan Umum, dll.
Provinsi
Kab/Kota
KEWENANGAN PRESIDEN
SEBAGAI KEPALA PEMERINTAHAN
Otonomi Daerah
Pilihan
Wajib
Non Pelayanan Dasar
Pariwisata, Perdagangan,
Pertanian
dll.
Tenaga Kerja, Pangan,
Lingkungan Hidup dll.
11
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
URUSAN PEMERINTAHAN YANG DISERAHKAN
Pasal 22
PILIHAN
WAJIB
tidak berkaitan dengan pelayanan
dasar
berkaitan dengan pelayanan dasar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pendidikan;
masyarakat; dan
kesehatan;
11. perlindungan anak;
lingkungan hidup; 12.perumahan
Pekerjaan umum; 13.Perhubungan
ketahanan pangan;
kependudukan dan
pencatatan sipil;
7. keluarga berencana;
8. sosial;
9. tenaga kerja;
10. ketentraman dan
ketertiban umum
serta perlindungan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
penataan ruang;
10. persandian;
pertanahan;
11. kebudayaan;
pembangunan daerah; 12. Perpustakaan;
koperasi, usaha kecil, 13. kearsipan; dan
dan menengah;
14. Kawasan Perbatasan
penanaman modal;
Antar Negara
kepemudaan dan olah 15. komunikasi dan
informatika
raga;
pemberdayaan
masyarakat;
pemberdayaan
perempuan;
statistik;
1. kelautan dan
perikanan;
2. Pariwisata;
3. pertanian;
4. kehutanan;
5. energi dan
sumberdaya
mineral;
6. perdagangan;
7. perindustrian; dan
8. transmigrasi.
12
Kerjasama Daerah dengan Pihak Luar Negeri menurut
UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
Pasal 363 (1): Dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat daerah dapat
mengadakan kerjasama yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas
pelayanan publik serta saling menguntungkan.
Pasal 363 (2)
KERJA SAMA DAERAH
DAERAH LAIN
PIHAK KETIGA
LEMBAGA/PEMDA
DI LUAR NEGERI
SESUAI
KETENTUAN
PUUAN
13
14
Kerjasama Daerah
Pasal 363 - 364
Kerjasama dengan
Pihak ketiga
• Kerjasama Wajib
(Berbatasan)
• Kerjasama Sukarela
• Pihak swasta,
Ormas,Lembaga
Non Pemerintahan
Lainnya:
• Penyedia
pelayanan publik
• Pengelolaan asset
• Investasi
• KJS lain sesuai UU
Kerjasama dengan
Luar Negeri
• Lembaga atau
daerah di luar
negeri
14
Ruang Lingkup Kerjasama Daerah menurut UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah
Pasal 363 – Pasal 365
Kjs antar Daerah
Provinsi
Kjs kab/kota dalam
satu provinsi
Kjs antar
Kab/Kota dgn
daerah dari prov
lain
Kjs antar prov dgn
kab/kota dalam satu
wilayah
Kjs antar prov dgn
kab/kota dari prov yg
berbeda
15
KERJASAMA DENGAN PIHAK LUAR NEGERI
UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
Pasal 367 (1)
Pengembangan
IPTEK
Kerjasama lainnya yang
tidak bertentangan dengan
Peraturan Perundangan
Promosi potensi
daerah
Pertukaran budaya
Peningkatan kemampuan
teknis dan manajerial
pemerintahan
16
Syarat Kerja Sama Daerah dengan Pihak Luar Negeri menurut
UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
Pasal 367 (2)
Kerja Sama daerah dengan
lembaga dan/atau pemda di
luar negeri dilaksanakan setelah
mendapat persetujuan
pemerintah pusat;
Pasal 367 (3)
Kerja Sama daerah dengan
lembaga dan/atau pemda di luar
negeri berpedoman pada
peraturan perundang-undangan
17
Kerjasama Pemerintah
Daerah dengan Luar
Negeri
18
Hubungan Luar Negeri
UU 37 Tahun 1999 Tentang Hubungan Luar Negeri
Hubungan Luar Negeri adalah Setiap
kegiatan yang menyangkut aspek
regional dan internasional yang
dilakukan oleh Pemerintah di tingkat
Pusat dan Daerah, atau lembagalembaganya, Lembaga Negara, Badan
Usaha, Organisasi Politik, Ormas, LSM,
atau WNI
19
Pembuatan Perjanjian Internasional
UU 24 Tahun 2000 Tentang Perjanjian Internasional
✓ Dalam pembuatan perjanjian
internasional, Pemerintah Republik
Indonesia berpedoman pada
Kepentingan Nasional dan
berdasarkan prinsip-prinsip
persamaan kedudukan, saling
menguntungkan, dan
memperhatikan, baik hukum
nasional maupun hukum
internasional yang berlaku
20
Perizinan Prinsip & Operasional LSM Asing
PP No. 59 Th 2016 tentang Ormas yang didirikan oleh WNA
Izin
Opera
sional
Izin
Prinsip
Persyaratan :
✓ Ormas Badan Hukum Yayasan Asing
atau sebutan lain dari negara yang
memiliki hubungan diplomatik
dengan Indonesia
✓ Memiliki asas, tujuan, dan kegiatan
organisasi yg bersifat nirlaba
 Berdasarkan pertimbangan Tim
Perizinan, Menlu menyampaikan
keputusan mengenai pemberian /
penolakan perizinan
 Dalam hal izin diberikan, Menlu
memberikan izin kpd pemohon utk
bermitra dgn K/L terkait
TIM PERIZINAN :
✓ Kemenlu
✓ Kemenhan
✓ Kemendagri
✓ Kemenkeu
✓ Setneg
✓ POLRI
✓ K/L Pemerintah
nonkementerian
terkait
Izin operasional bagi ormas badan
hukum yayasan asing atau sebutan
lain hanya dapat diberikan setelah
ormasmendapatkan izin prinsip
Untuk memperoleh izin
operasional, harus memiliki :
✓ Perjanjian tertulis (MSP) dengan
K/L Pemerintah nonkementerian
sesuai dengan bidang
kegiatannya
✓ Rencana kerja tahunan dengan
Pemerintah Daerah setempat
21
PRINSIP UMUM
KERJA SAMA DENGAN LSM ASING
1.
2.
3.
4.
Kehendak bebas;
Memberikan manfaat;
Tidak mengganggu stabilitas politik, keamanan dan perekonomian;
Menghormati kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
Selaras dengan rencana pembangunan nasional;
Transparan dalam pendanaan dan pelaksanaan program;
Tidak menimbulkan ketergantungan;
Terencana dan berkelanjutan; dan
Pengalihan teknologi dan pengetahuan.
Permendagri 15/2009
22
Prosedur dan
Pelaksanaan Kerjasama
Pemerintah Daerah
dengan Luar Negeri
23
Tujuan Kerjasama
 Sebagai
salah satu sumber tambahan pendanaan untuk pelaksanaan
pembangunan, peningkatan kesejahteraan dan upaya pengentasan
kemiskinan.
 Sebagai
pelengkap untuk membiayai program/kegiatan yang tidak
diakomodir APBN/APBD.
 Pelibatan
peran aktif lembaga non pemerintah (LSM dan badan
swasta) dalam pelaksanaan pembangunan.
 Peningkatan
kemampuan dan keterampilan SDM melalui alih teknologi
dan pengetahuan dari pihak asing kepada tenaga/lembaga Indonesia.
 Mendukung
pelaksanaan pembangunan, peningkatan kesejahteraan
dan upaya pengentasan kemiskinan.
 Meningkatkan
Daya Saing Daerah
24
Prinsip Kerjasama
Permendagri 3 Tahun 2008
Persamaan Kedudukan
Memberikan Manfaat dan saling Menguntungkan
Tidak menggangu stabilitas politik dan keamanan perekonomian
Menghormati kedaulatan NKRI
Mempertahankan keberlanjutan lingkungan
Mendukung pengarusutamaan gender
Sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan
25
Prosedur Kerjasama
Permendagri 15 Tahun 2009
Pemda dan NGO
Usulan
Rencana
KS
MDN melalui Sekretaris
Jenderal
• Subyek KS
• Latar Belakang
• Maksud, tujuan &
Sasaran
• Obyek & Hasil KS
• Jangka Waktu Pelaks.
• Rencana kerja berkala
• Jika ada Mitra Lokal /
LSM Lokal di Indonesia
Kepala Pusat Fasker atas
nama Sesjen KDN dan
Pimpinan NGO
menandatangani
Mou/MSP dan AP
• Mitra KS, Pemda, dan
NGO menyusun RIK
(Rencana Induk
Kegiatan), serta
Menandatangani RIK
• Verivikasi Usulan
• Menunjuk komponen
sebagai mitra KS
• Setjen KDN berasma
Mitra KS, Pemda dan
NGO menyusun
RMoU/MSP dan AP
• Penyempurnaan
Mou/MSP dan AP
•
•
Mitra KS, Pemda, dan NGO
menyusun RKT (Rencana
Kegiatan Tahunan)
KDH dan NGO
Menandatangani RKT
sesuai persetujuan Mitra KS
26
27
PELAKSANAAN KERJASAMA
Pelaksanaan KS sesuai dgn RIK dan RKT yg mengikutsertakan masy.
setempat, LSM Lokal yg terdaftar di Pemda, dan Perguruan Tinggi
rekomendasi dari Pemda
NGO dapat dapat mempekerjakan tenaga ahli asing sesuai bidang keahlian
dalam hal tenaga ahli dalam negeri tidak tersedia, paling banya 3 orang
NGO yang akan mempekerjakan tenaga ahli asing mengajukan permohonan kepada Menteri Dalam
Negeri untuk mendapat rekomendasi, sebelum rekomendasi diterbitkan, tenaga ahli asing akan di
wawancarai kelayakan oleh Kapus Fasker Setjen Kemendagri.
Pusat Fasilitasi Kerjasama menyampaikan rekomendasi kepada Biro Kerjasama Teknik Luar Negeri
Sekretariat Negara utk dijadikan bahan pertimbangan penerbitan Surat Persetujuan (SP) Penugasan
Tenaga Ahli Asing
JENIS KERJA SAMA LUAR NEGERI
DI KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Kerja sama Sister
Lembaga
Pemerintah
Kerja sama Teknik
Kerja sama LKI (Lembaga Keuangan
Internasional)
Organisasi
Internasional
& Lembaga
Asing
Kerja sama OI (Organisasi
Internasional)
Kerja sama LSM Asing dan
Badan Swasta Asing
28
Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Luar Negeri (Lembaga Pemerintah)
di Kementerian Dalam Negeri
Kerjasama Teknik
Kerjasama Sister
Inisiasi Kerja Sama dari
Daerah
Penerusan Kerja Sama dari
Pusat
Inisiasi Kerja Sama dari
Daerah
•
Sister Province Sumbar
dengan Fes Boulemane
Kerajaan Maroko
•
Sister Province Jawa Barat
dengan Tianjin RRC
•
JICA (Jepang)
•
Sister Province Jawa Timur
dengan Australia Selatan
•
CIDA (Kanada)
•
Sister City Manado dengan
Liverpool, UK
•
KOICA (Korea)
•
Sister City Medan dengan
Burgas, Bulgaria
•
DFAT (Australia)
29
Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Luar Negeri (OI & LA)
di Kementerian Dalam Negeri
Lembaga Keuangan
Internasional (LKI)
• World Bank (WB)
• International Fund for
Agriculture Development (IFAD)
• Asian Development Bank (ADB)
Kerjasama Badan Swasta
Asing
•
Medical Peace Foundation,
Korea Selatan
•
Ehime Motor Corporation,
Jepang
Organisasi Internasional (OI)
•
Centre for Integrated Rural
Development for Asia and the
Pacific (CIRDAP)
•
United Nation Children’s Fund
(UNICEF)
•
United Nation Development
Program (UNDP)
•
Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN)
•
IMT-GT
LSM ASING
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Islamic Relief Worldwide
Arbeiter-Samariter-Bund (ASB)
CARE International
PLAN International
Interchurch Organization for
Development Cooperation
(ICCO)
VECO International
SNV
KAS
Winrock International
Swisscontact
OISCA International
Penerusan Kerja Sama dari Pusat
30
Pelaksanaan Kerja Sama Sister
1. Memiliki hubungan diplomatik antara kedua Negara dari kedua Provinsi atau Kota yang akan
bekerjasama.
2. Tidak mengganggu stabilitas politik dan keamanan dalam negeri.
3. Tidak membebani keuangan negara.
4. Berdasarkan asas persamaan hak, tidak saling memaksakan kehendak dan tidak mengarah
pada campur tangan urusan dalam negeri masing-masing Negara.
5. Saling menguntungkan kedua belah pihak.
6. Sejalan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan program Pembangunan
Nasional.
7. Proses penyusunan kerjasama difasilitasi oleh Pemerintah Pusat.
8. Kerjasama harus seimbang atau sederajat ditinjau dari segi posisi/status administrasi masingmasing.
9. Pelaksanaan kerjasama dilakukan setelah persetujuan antar kedua pemerintah dalam bentuk
MoU (Memorandum of Understanding) yang sudah ditandatangani kedua pihak.
(sesuai Permendagri 3/2008)
31
Pelaksanaan Kerja Sama Teknik
1. Setelah Penandatanganan Perjanjian Kerjasama, semua stakeholders
memulai persiapan pelaksanaan kegiatan sesuai isi perjanjian, arahan
program
2. Pihak donor, Pusat Fasilitasi Kerjasama dan komponen terkait
bersama-sama menyusun Rencana Induk Kegiatan (RIK), Rencana Kerja
Tahunan (Annual Work Plan/AWP) dan melakukan kegiatan sesuai AWP
yang telah disepakati bersama.
3. Pelaksanaan kegiatan dilakukan sesuai dengan Rencana Induk Kegiatan
dan Rencana Kegiatan Tahunan atau yang disebut dengan nama
lainnya
32
BATASAN AKTIFITAS
LSM ASING
UU 17/2013 ttg Ormas
33
KOORDINASI INTER-KEMENTERIAN
KERJASAMA LSM ASING
❖ Kemendagri
o Pusat Failitasi Kerjasama
o Satuan Kerja dan Unit Kerja Terkait
o Pemda Provinsi/Kabupaten/Kota
❖ Badan Intelijen Nasional
❖ BAIS TNI
❖ Baintelkam POLRI
❖ Kementerian Luar Negeri
❖ Setneg: Biro KTLN
PERSEBARAN LOKASI KERJASAMA PEMDA DENGAN LEMBAGA
PEMERINTAH BERDASARKAN PROVINSI
1. DFAT Australia
2. Samarqand - Uzbekistan
1.
2.
3.
4.
Hainan-RRC
Kerajaan Negeri
Malaka
Milwaukee-Amerika
Serikat
Burgas-Bulgaria
1. Liverpool - UK
2. Kota Qingdao
1.
2.
1. BGR – JERMAN
2. Trnava-Slovakia
BANDA ACEH
1. JICA
2. Kota Vung Tau –
Vietnam
3. Fess – Maroko
DFAT Australia
Bandaraya Kuala
TerengganuMalaysia
MEDAN
MANADO
1.
2.
PONTIANAK
PAKANBARU
GORONTALO
PALU
PADANG
BALIKPAPAN
DFAT Australia
Wewak, Vanimo,
PNG
PALANGKARAYA
JAMBI
JAYAPURA
MAMUJU
PALEMBANG
BENGKULU
1. Shanghai-RRC
2. Fiji-Jepang
3. Gyeonggi
4. Cairo-Mesir
LAMPUNG
1.Zhejiang-RRT
2.Timra-Swedia
6.
7.
8.
9.
10.
Kota Chongqing
Daerah Otonom Guangxi Zhuang
Sichuan
Prefektur Shizuoka-Jepang
The Crown in Right of the State of
South Australia
Hamamatsu – Jepang
Bandaraya Petaling Jaya, Selangor
Darul Ehsan, Malaysia
Seoul
Kota Kawasaki
Goseong county
AMBON
UJUNG PANDANG
JAKARTA
BANTEN
Northem Territory Australia
SEMARANG
BANDUNG
1.
2.
3.
4.
5.
KENDARI
BANJARMASIN
SURABAYA
YOGYAKARTA
DENPASAR
5.
Shanghai
Victoria, Australia
Yamanashi, Jepang
Pemerintah Distrik Commewijne, Republik
Suriname
Kota Paramaribo Republik Suriname
DILI
EAST TIMOR
DFAT Australia
KUPANG
1. DFAT Australia
2. Xi'An-RRT
3. JungGu-Korea Selatan
1.
2.
3.
4.
MATARAM
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
JICA
Hawaii-AS
DFAT Australia
Tianjin-RRC
Kota Vung Tau – Vietnam
Nord De France
Council-Malaysia
Kitakyushu-Jepang
1. DFAT Australia
Kota Ourem
35
PERSEBARAN LOKASI KERJASAMA PEMDA DENGAN LSMA
BERDASARKAN PROVINSI
1. Swisscontact
2. Islamic Relief
1. ASB
2. Swisscontact
3. SNV.
4. KAS
1.
2.
3.
4.
Swisscontact
KAS
ICCO
Winrock Int
1. VECO
2. Swisscontact
KAS
1.
2.
3.
ICCO
Swisscontact
Veco
Swisscontact
ICCO
Swisscontact
Care Int
MEDAN
1. VECO
2. SNV
1. Care Int
2. Swisscontact
3. VECO
4. KAS
MANADO
PONTIANAK
PAKANBARU
GORONTALO
PALU
PADANG
KAS
1.Care Int
2. KAS
1.
2.
1. Swisscontact
2. KAS
BANDA ACEH
Winrock Int
1. CARE Int
2. Swisscontact
3. Winrock Int
BALIKPAPAN
PALANGKARAYA
JAMBI
1.Swisscontact
2. SNV
JAYAPURA
MAMUJU
PALEMBANG
BENGKULU
1. PLAN
2. VECO
3. KAS
LAMPUNG
Plan Internasional.
SEMARANG
SURABAYA
YOGYAKARTA
DENPASAR
Care Internasional
ASB
Swisscontact
OISCA International
KAS
Plan International
Veco
AMBON
UJUNG PANDANG
JAKARTA
BANTEN
BANDUNG
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
KENDARI
BANJARMASIN
MATARAM
DILI
EAST TIMOR
KUPANG
1. ASB
2. ICCO
3. KAS
4. Care Int
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
ICCO
VECO
ASB
Plan Internasional
OISCA International
Swisscontact
SNV
KAS
1. OISCA Int
2. ICCO
3. PLAN Intrn
4. SNV
5. KAS
6. Veco
1.ICCO
2.VECO
3.Swisscontact
4. KAS
1. Islamic Relief
2. PLAN Intern
3. ICCO
4. SNV
5. KAS
1. Care Internasional
2.VECO
3.Plan International
4.Swisscontact
5.Winrock Int
6.SNV
36
Peran Pemerintah Pusat
Dalam Pelaksanaan
Kerjasama Pemerintah
Daerah Dengan Luar Negeri
37
Peran Pemerintah
1. PERATURAN
a. Harmonisasi Peraturan/Regulasi
b. Penguatan mekanisme kerja sama dalam peraturan
perundang-undangan
• PP Kerja Sama Daerah (Tahap Harmonisasi di Kemhukham)
• Penyempurnaan Permendagri 3/2008 ttg Pedoman Pelaksanaan Kerja
sama Pemda dengan Luar Negeri
• Penyempurnaan Permendagri 15/2009 ttg Pedoman kerjasama
Departemen Dalam Negeri dengan Lembaga Asing Non Pemerintah
• Revisi Permendagri 74/2012 ttg Pedoman Kerja Sama Pemda dengan
Badan Swasta Asing
38
Peran Pemerintah
2. Sumber daya manusia
• Bimtek Kerja Sama Luar Negeri, guna peningkatan kapasitas
dan kompetensi para pengelola di pemerintah daerah.
• Menyelenggarakan sosialisasi kerja sama luar negeri kepada
aparatur pemerintah daerah.
39
Peran Pemerintah
3. Komitmen
• Mengkaji/menganalisis kebutuhan dan potensi Daerah dalam
setiap rencana kerja sama
• Memberikan persetujuan dalam setiap usulan rencana kerja
sama daerah.
• Mengkoordinir setiap rencana kerja sama Daerah dengan
Kementerian/Lembaga di tingkat pusat.
• Memonitoring dan evaluasi pelaksanaan
pemerintah daerah dengan pihak luar negeri
• Tindak lanjut
Duplikasi)
dari
kerja
sama
kerja
(Diseminasi,
sama
Replikasi,
40
Arah Kebijakan Kemendagri
Dalam Pelaksanaan
Kerjasama Pemerintah
Daerah Dengan Luar Negeri
41
KENDALA DALAM PELAKSANAAN KERJASAMA
PEMERINTAH DAERAH DENGAN LUAR NEGERI
Kurangnya komunikasi,
koordinasi dan konsultasi
Tidak terciptanya
keberlanjutan program
kerjasama dikarenakan
rendahnya sense of ownership
terhadap program kerjasama
Minimnya pemahaman daerah
tentang peraturan perundangan
terkait kerjasama luar negeri
Penyampaian pelaporan
kegiatan tidak tepat
waktu/none
Tidak tertib administrasi
khususnya terkait proses
registrasi dan penatausahaan
hibah
Penandatanganan MoU/Perjanjian
yang sebatas pada kegiatan
seremonial, tanpa disertai tindak
lanjut lainnya
42
Regulasi yang sudah dalam tahap
harmonisasi
Inovasi yang dijalankan oleh daerah
Spesifik daerah / Budaya / dst
43
RULES
• Pemerintah Daerah sebagai Frontlines
SDM
• Pelaksanaan Koordinasi antar Lembaga agar lebih
Komprehensif
• Pergantian aparatur pengelola kerjasama – Tidak disertai
dengan Transfer of Knowledge
Komit
men
• Political will dan komitmen keberlanjutan, serta regulasi daerah
• Partisipasi seluruh stakeholder untuk memperkuat sense of
Ownership
• Melaksanakan One Gate Policy/Centre Of Exellences - Kemendagri
sebagai pintu masuk
• Melaksanakan Program Prioritas Nasional
44
UU Nomor 23 Tahun 2014
Pasal 258
Daerah melaksanakan
pembangunan untuk
peningkatan dan pemerataan
pendapatan masyarakat,
kesempatan kerja, lapangan
berusaha, meningkatkan
akses dan kualitas pelayanan
publik dan daya saing
Daerah.
Pasal 349
Daerah dapat melakukan
penyederhanaan jenis dan
prosedur pelayanan publik
untuk meningkatkan mutu
pelayanan dan daya saing
Daerah.
45
UU Nomor 23 Tahun 2014
Pasal
386
Pasal
388
Pasal
389
• Dalam rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah dapat
melakukan inovasi.
• Pemerintah Pusat memberikan penghargaan dan/atau
insentif kepada Pemerintah Daerah yang berhasil
melaksanakan inovasi.
• Dalam hal pelaksanaan inovasi yang telah menjadi
kebijakan Pemerintah Daerah dan inovasi tersebut tidak
mencapai sasaran yang telah ditetapkan, aparatur sipil
negara tidak dapat dipidana.
46
KESIMPULAN
✓ Kemenlu Dapat Memfasilitasi Lembaga Asing yang Profesional serta
menjaring network dengan Lembaga Asing yg capable dan trusty.
✓ Kemendagri melakukan filterisasi dan realisasi One Gate
Policy/Centre Of Exellences sesuai dengan kebutuhan Pemda.
✓ K/L melaksanakan Tupoksi Sesuai Kewenangan masing-masing
✓ Pemda mengadopsi sesuai kebutuhan, kondisi daerah, budaya
daerah, serta adat istiadat daerah.
47
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PUSAT FASILITASI KERJA SAMA, SEKRETARIAT JENDERAL
Pusat Fasilitasi Kerja Sama
Jl. Medan Merdeka Utara No.7, Gedung B Lt. 9, Jakarta 10110
Phone / Fax: (021) 3810343
http://[email protected]
48
Download