9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pendidikan

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Pendidikan Karakter.
Ratna Megawangi (2004: 95) dalam Kesuma (2012: 5) pendidikan
karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik siswa agar dapat mengambil
keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya di kehidupan sehari-hari,
sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada
lingkungannya.
Dipertegas lagi oleh Berkowitz and Bier (2005: 2-3) dalam Yaumi
(2014: 10) pendidikan karakter adalah mengajar siswa tentang nilai-nilai
dasar kemanusiaan termasuk kejujuran, kebaikan, kemurahan hati,
keberanian, kebebasan, kesetaraan, dan penghargaan kepada orang lain.
Tujuannya adalah untuk mendidik anak-anak menjadi bertanggung jawab
secara moral dan warga negara yang disiplin (Association for Supervision
and Curriculum Development).
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
moral atau karakter tidak hanya dipelajari di sekolah, tetapi dapat dipelajari
dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Pembentukan karakter dalam
lingkungan keluarga dan masyarakat yang mempunyai akhlak dan moral
yang baik akan membentuk seseorang yang menjadi karakter yang baik.
9
Peningkatan Sikap Tanggung..., Dini Setiyanti, FKIP UMP, 2016
10
Peran pendidik yang profesioal dapat membantu dalam membentuk
karakter pada diri anak yang sejatinya dapat dilakukan di sekolah dengan
tindak-tanduk yang menujukkan pribadi yang berkarakter baik. Siswa tentu
akan mengikuti tingkah laku atau tindakan yang dilakukan oleh gurunya,
karena siswa menganggap tindakan yang dilakukan oleh gurunya adalah
tindakan yang baik dan benar. Dengan begitu pendidik haruslah memiliki
karakter yang baik.
b. Tujuan Pendidikan Karakter.
Dalam jurnal Rahmah (2013: 11) menyatakan pendidikan karakter
bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa
yaitu Pancasila yang meliputi:
1. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati
baik, berpikiran baik dan berperilaku baik.
2. Membangun bangsa yang berkarakter Pancasila.
3. Mengembangkan potensi warga negara agar memiliki sikap percaya
diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia.
2. Sikap Tanggung Jawab.
a. Pengertian Sikap Tanggung Jawab.
Sikap tanggung jawab merupakan pelajaran yang tidak hanya perlu
diperkenalkan dan diajarkan, namun juga perlu ditanamkan kepada siswa,
baik pada masa pra sekolah maupun sekolah. Seseorang yang terlatih atau
dalam dirinya sudah tertanam nilai-nilai tanggung jawab, tentu ia akan
menjadi pribadi yang bersungguh-sungguh dalam menjalankan berbagai
Peningkatan Sikap Tanggung..., Dini Setiyanti, FKIP UMP, 2016
11
aktivitasnya. Kesungguhan dan tanggung jawab inilah yang akhirnya dapat
mengantarkan seseorang dalam mencapai keberhasilan seperti apa yang
diinginkan. Menurut Mustari, (2011: 84-86) menjelaskan bahwa ada
beberapa yang harus diperhatikan seorang guru dalam mengarahkan
siswanya agar menjadi pribadi yang bertanggung jawab yang tinggi
diantaranya adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
Memulai dari tugas-tugas sederhana.
Menebus kesalahan saat berbuat salah.
Segala sesuatu mempunyai konsekuensi.
Sering berdiskusi tentang pentingnya tanggung jawab.
Mustari (2011: 21) menjelaskan sikap tanggung jawab adalah sikap
dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya
sebagaimana yang seharusya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan.
Yaumi (2014: 72) sikap tanggung jawab adalah suatu tugas atau
kewajiban untuk melakukan atau menyelesaikan tugas dengan penuh
kepuasan (yang diberikan oleh seseorang, atau atas janji atau komitmen
sendiri) yang harus dipenuhi seseorang, dan yang memiliki konsekuen
hukuman terhadap kegagalan.
Pendapat di atas diperkuat oleh pendapat Miller (2009: 13) dalam
Yaumi (2014: 72-73) menulis tentang sikap tanggung jawab sebagai
berikut.
To be responsible means to be answerable or accountable. A
responsible person can be relied upon to make a strong effort to
perform his or her duties and to honor commitments. If a person acts
responsibly, others know that this person is dependable.
Peningkatan Sikap Tanggung..., Dini Setiyanti, FKIP UMP, 2016
12
Pernyataan tersebut maksudnya bahwa sikap tanggung jawab berarti
dapat dijawab atau dapat dipertanggungjawabkan. Seseorang yang
bertanggung jawab dapat diandalkan untuk melakukan upaya yang kuat
untuk
menghormati
komitmen.
Jika
seseorang
bertindak
secara
bertanggung jawab, orang lain tahu bahwa orang ini teguh dapat
diandalkan.
Seseorang yang memiliki sikap tanggung jawab dapat menunjukkan
karakter sebagai berikut:
a) Selalu mencari tugas dan pekerjaan apa yang harus segera
diselesaikan.
b) Menyelesaikan tugas tanpa diminta atau disuruh untuk
mengerjakannya.
c) Memahami dan menerima konsekuensi dari setiap tindakan yang
dilakukan.
d) Melakukan pekerjaan sebaik mungkin dengan hasil yang
maksimal.
e) Membersihkan atau membereskan segala sesuatu yang digunakan
setelah menggunakan sekalipun tanpa ada orang lain yang
melihatnya.
f) Terus berbuat dan tidak berhenti sebelum menyelesaikannya.
g) Ikhlas berbuat karena alasan pengabdian kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Dari beberapa pengertian tentang sikap tanggung jawab di atas maka
dapat disimpulkan bahwa sikap tanggung jawab sangatlah mempengaruhi
segala keputusan atau tingkah laku. Orang yang bertanggung jawab selalu
menyelesaikan pekerjaan yang diawalinya, tidak menyerahkan pada
keadaan.
Peningkatan Sikap Tanggung..., Dini Setiyanti, FKIP UMP, 2016
13
b. Indikator-indikator Sikap Tanggung Jawab.
Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh
kepala sekolah, guru, dan personalia sekolah dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi. Indikator ini juga berkenaan dengan
kegiatan sekolah yang diprogramkan maupun kegiatan sehari-hari atau
rutinitas sekolah. Indikator mata pelajaran menggambarkan perilaku
afektif seorang siswa berkenaan dengan mata pelajaran tertentu.
Kaitannya dengan sikap tanggung jawab indikatornya adalah sebagai
berikut menurut Firti (2012: 43):
a.
b.
c.
d.
Mengerjakan tugas pekerjaan rumah dengan baik.
Bertanggung jawab terhadap setiap perbuatan.
Melakukan piket sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Mengerjakan tugas kelompok.
Dari beberapa indikator tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
sikap tanggung jawab berarti melaksanakan tugas yang telah disepakati
secara sungguh-sungguh, menaati peraturan, mampu menyelesaikan
tugasnya dengan baik, dan berani mengemukakan pada suatu masalah.
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar.
Proses belajar mengajar di kelas untuk mengetahui berhasil atau
tidaknya pembelajaran yang dicapai peserta didik harus dilakukan evaluasi
yang hasilnya berupa prestasi belajar peserta didik.
Menurut Hamdani (2011: 138) “prestasi belajar adalah tingkat
kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai
informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar”.
Peningkatan Sikap Tanggung..., Dini Setiyanti, FKIP UMP, 2016
14
Dipertegas lagi oleh Winkel (1996: 226) dalam Hamdani (2011: 138)
mengemukakan bahwa: “Prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan
yang telah dicapai oleh seseorang. Dengan demikian, prestasi belajar
merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah
melaksanakan usaha-usaha belajar”.
Arifin (2009: 12) mengemukakan bahwa: “prestasi belajar
merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan
manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya selalu mengejar prestasi
menurut bidang kemampuannya masing-masing”.
Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang
setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Prestasi belajar siswa dapat
diketahui
setelah
diadakan
evaluasi.
Hasil
dari
evaluasi
dapat
memperlihatkan tinggi rendahnya prestasi belajar. Dengan demikian,
prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan diri individu sebagai hasil dari aktivitas ketika
belajar.
b. Fungsi Prestasi Belajar.
Prestasi belajar dipandang semakin terasa penting karena setiap
individu pasti mengejar untuk mencapai hasil prestasi yang baik. Sehingga
prestasi belajar memilki fungsi yang dapat dirasakan oleh guru dan siswa.
Sebagaimana Arifin (2009: 12) mengemukakan fungsi utama prestasi
belajar, antara lain sebagai berikut:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai siswa.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat rasa ingin tahu
para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi
kengintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum
manusia”
3) Prestasi belajar sebagai bahan informsi dalam inovasi pendidikan.
Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi
siswa dalam meningkatkan ilmu pegetahuan dan psikologi, dan
Peningkatan Sikap Tanggung..., Dini Setiyanti, FKIP UMP, 2016
15
berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan
mutu pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi
belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu
institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan
relevan dengan kebutuhan masyrakat.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)
siswa. Dalam proses pembelajaran siswalah yang diharapkan dapat
menyerap seluruh materi pelajaran.
Fungsi prestasi belajar ini dapat disimpulkan sebagai berikut,
prestasi belajar dapat digunakan sebagai alat ukur keberhasilan atau
ketuntasan belajar siswa serta sebagai patokan pendidik untuk mengukur
ketuntasan ataupun keberhasilan mengajar dalam pembelajaran.
4. Pendidikan Kewarganegaraan
a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan.
Menurut Sapriya (2008: 1) Warga negara yang baik ialah warga
negara yang sadar akan hak dan kewajibannya. Oleh karena itu, dengan
memahami konsep warga negara dan pemerintah sejak dini maka
mereka diharapkan dapat bersikap dan berperilaku sesuai dengan
prinsip-prinsip kewarganegaraan.
Salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum Sekolah
Dasar yaitu PKn yang merupakan kependekan dari Pendidikan
Kewarganegaraan. Mata pelajaran ini mencangkup pendidikan karakter
yang dibahas dalam penelitian dan sebagai objek penelitian ini.
Menurut Jarolimek and Clifford (1981: 5) dalam buku “Teaching
and Learning in the Elementary School” mengemukakan:
Peningkatan Sikap Tanggung..., Dini Setiyanti, FKIP UMP, 2016
16
“Citizenship education was to take place through the formal
study of such subject as history, government (civic) and
geography and through the indoctrination of such values as
freedoom, human dignity, responsibilty, independence,
individualism, democracy, respect for other, love coutry, and so
on”.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Jarolimek bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang dilakukan
melalui
pembelajaran
formal
seperti
mata
pelajaran
sejarah,
pemerintah (kewarganegaraan) dan geografi melalui indoktrinasi nilainilai seperti kemerdekaan, martabat manusia, tanggung jawab,
kemandirian, individualisme, demokrasi, menghormati orang lain,
cinta tanah air, dan lain sebagainya.
Penjelasan Pasal 39 Undang-undang nomor 2 Tahun 1987,
tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Taniredja (2013: 1-2),
“Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali
siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antarwarga negara dengan negara serta pendidikan
penduhuluan bela negara menjadi warga negara yang dapat diandalkan
oleh bangsa dan negara”.
Istilah pendidikan kewarganegaraan apabila
dikaji secara
mendalam berasal dari kepustakaan asing yang memiliki dua istilah,
yakni civic education dan citizenship education. Cogan (1999 :4)
dalam Susanto (2013: 224) menjelaskan kedua istilah ini sebagai
berikut:
a. Civic Education, diartikan sebagai:
... the foundational course work in school designed to prepare
young citizens for an active role in their communities in their
adult lives
Peningkatan Sikap Tanggung..., Dini Setiyanti, FKIP UMP, 2016
17
(suatu mata pelajaran dasar di sekolahan yang dirancang untuk
mempersiapkan warga negara muda agar kelak setelah dewasa
dapat berperan aktif dalam masyarakatnya)
b. Citizenshp education atau education for citizenship, diartikan
sebagai:
... the more inclusive term and encompasses both these in-school
experiences as well as out-of-school or „non-formal/informal‟
learning which takes place in the family the religious
organization, community organizations, the media atc., which
hep to shape the totality of the citizen
(merupakan istilah generik yang mencangkup pengalaman
belajar di sekoah dan di luar sekolah, seperti yang terjadi di
ingkungan keluarga, dalam organisasi keagamaan, dalam
organisasi kemasyarakatan, dan dalam media yang membantunya
untuk menjadi warga negara yang seutuhnya)
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
pendidikan kewarganegaraan adalah membekali
siswa
dengan
pengetahuan untuk menjadikan siswa menjadi warga negara yang
berpegang teguh pada Pancasila dengan menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari, serta memiliki kepribadian yang cerdas dan beradab.
Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang formal yang
didalamnya mencangkup tentang sejarah, demokrasi dan tanggung
jawab.
b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan.
Menurut
BSNP
(2006:
108),
mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai
berikut:
a) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
b) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta anti korupsi.
Peningkatan Sikap Tanggung..., Dini Setiyanti, FKIP UMP, 2016
18
c) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
d) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan PKn di
Sekolah Dasar adalah sadar akan hak dan kewajibannya. Dengan
demikian, kelak siswa diharapkan dapat menjadi bangsa yang terampil
dan cerdas, dan bersikap baik, serta mampu mengikuti kemajuan
teknologi modern.
5. Active Learning.
Hamruni (2009) dalam Suyadi (2013: 36) Pembelajaran Aktif (Active
Learning) adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa
berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, baik dalam bentuk
interaksi antar siswa ataupun siswa dengan guru dalam proses pembelajaran.
Menurut Bonwell (1995) dalam Suyadi (2013: 36-37) pembelajaran
aktif memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
a. Menekankan pada proses pembelajaran, bukan pada penyampaian
materi oleh guru. Proses ini merupakan upaya menanamkan nilai kerja
keras kepada siswa. Proses pembelajaran tidak lagi sekedar transfer of
knowledge atau transfer ilmu pengetahuan, melainkan lebih kepada
transfer of values atau transfer nilai. Nilai yang dimaksud di sini
adalah nilai-nilai karakter secara luas, salah satunya adalah tanggung
jawab.
b. Siswa tidak boleh pasif, tetapi harus aktif mengerjakan sesuatu yang
berkaitan dengan materi pembelajaran. Aktif dalam konteks ini
merupakan upaya penanaman nilai tanggung jawab, dimana siswa
harus mempraktikkan bahkan membuktikan teori yang dipelajari, tidak
sekedar diketahui.
c. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan
dengan materi pembelajaran.
Peningkatan Sikap Tanggung..., Dini Setiyanti, FKIP UMP, 2016
19
d. Siswa lebih banyak dituntut berpikir kritis, menganalisis, dan
melakukan evaluasi daripada sekedar menerima teori dan
menghafalnya.
e. Umpan balik dan proses dialektika yang lebih cepat akan terjadi pada
proses pembelajaran
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
Active Learning merupakan suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk
belajar secara aktif. Dalam kegiatan ini, siswa mendominasi aktivitas
pembelajaran dimana siswa secara aktif menggunakan otak, baik untuk
menemukan ide pokok atau materi, memecahkan persoalan, atau
mengaplikasikan apa yang baru dipelajari siswa ke dalam satu persoalan
yang ada dalam kehidupan nyata.
6. Quiz Team
a. Pengertian Quiz Team.
Menurut Rahmah (2014: 3) strategi Quiz Team mampu meningkatkan
kemampuan siswa bertanggung jawab terhadap apa yang mereka pelajari
melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan. Menurut jurnal
Putri, SD (2013: 2) strategi Quiz Team merupakan model pembelajaran aktif
yang dikembangkan oleh Silberman, yang mana dalam strategi Quiz Team
ini siswa dibagi menjadi tiga tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab
untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, dan tim yang lain menggunakan
waktunya untuk memeriksa catatan.
Secara devinisi strategi Quiz Team adalah suatu strategi pembelajaran
melempar jawaban dari kelompok satu dengan kelompok lain. Teknik tim
ini dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang mereka
Peningkatan Sikap Tanggung..., Dini Setiyanti, FKIP UMP, 2016
20
pelajari dengan cara yang menyenangkan dan tidak mengancam atau tidak
membuat mereka takut. Strategi Quiz Team bisa juga meningkatkan
keberanian dalam mengeluarkan pendapat
dan bisa
mengeluarkan
imajnasinya. Siswa akan menjadi aktif dan bisa bekerja sama dengan teman
sekelompokknya.
b. Kelebihan dan kelemahan strategi Quiz Team menurut Anggraini (2012:
7), menyebutkan:
Kelebihan:
1) Siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi
dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri.
2) Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau
gagasan.
3) Dapat membantu anak untuk merespon orang lain.
4) Menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak
menjadi nyata
Kelemahan:
1) Dengan leluasanya pembelajaran maka apabila keleluasaan itu
tidak optimal maka tujuan dari apa yang dipelajari tidak akan
tercapai.
2) Penilaian kelompok dapat membutakan penilaian secara
individu apabila guru tidak jeli dalam pelaksanaannya.
3) Mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan waktu
yang panjang
Dari kelemahan strategi Quiz Team yang pertama yaitu dengan
leluasanya pembelajaran maka apabila keleluasaan itu tidak optimal maka
tujuan dari apa yang dipelajari tidak akan tercapai, cara mengatasi
kelemahan ini yaitu guru harus selalu memberikan arahan yang positif
kepada siswa saat kegiatan Quiz Team berlangsung. Kelemahan yang kedua
yaitu penilaian kelompok dapat membutakan penilaian secara individu
apabila guru tidak jeli dalam pelaksanaannya cara mengatasi kelemahan ini
Peningkatan Sikap Tanggung..., Dini Setiyanti, FKIP UMP, 2016
21
yaitu guru harus benar-benar mengetahui karakteristik anak satu persatu,
siapa yang bekerja dengan aktif dan yang tidak dalam kegiatan pertandingan
akademis. Kelemahan yang ketiga yaitu mengembangkan kesadaran
berkelompok memerlukan waktu yang panjang cara mengatasinya
kelemahan ini yaitu guru hendaknya menjelaskan pentingnya partisispasi
dalam kuis, menetapkan aturan permainan dan sanksi bagi kelompok yang
melanggar peraturan dalam kuis dan membuat rangkuman materi setiap
bagian, serta membimbing dan memotivasi siswa yang kurang aktif.
c. Langkah-langkah strategi Quiz Team.
Menurut Silberman (2002: 163) langkah-langkah strategi Quiz Team
adalah:
1) Pilihlah topik yang bisa disajikan dalam tiga segmen.
2) Bagilah siswa menjadi tiga tim.
3) Jelaskan format pelajaran dan mulailah penyajian materinya. Batasi
hingga 10 menit atau kurang dari itu.
4) Perintahkan tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat. Kuis
tersebut harus sudah siap dalam tidak lebih dari 5 menit. Tim B
dan C mengguakan waktu itu untuk memeriksa catatan mereka.
5) Tim A memberi kuis kepada anggota tim B. Jika tim B tidak bisa
menjawab satu pertanyaan, tim C segera menjawabnya.
6) Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada anggota tim C
dan mengulang proses tersebut.
7) Ketika kuisnya selesai, lanjutkan dengan segmen kedua dan
tunjukkan tim B sebagai pemandu kuis.
8) Setelah tim B menyelesakan kuisnya, lanjutkan dengan segmen
ketiga dan tunjukkan tim C sebagai pemandu kuis.
Peningkatan Sikap Tanggung..., Dini Setiyanti, FKIP UMP, 2016
22
Peneliti memodifikasi melalui jurnal Rosida dan Suprihatin
(2011: 12) tentang alur pembelajaran Active Learning strategi Quiz Team
secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
Menentukan topik yang akan dibahas
Pembagian kelompok menjadi 3 kelompok besar (masing-masing
kelompok terdiri dari 6 siswa)
Penjelasan format pembelajaran, dilanjutkan dengan presentasi guru secara
kontinue (± ½ jam)
Diskusi masing-masing kelompok (± 20 menit)
Pertandingan akademis antar kelompok (± ½ jam)
Kesimpulan yang disampaikan oleh guru
Gambar 2.1 Alur Pembelajaran Active Learning Strategi Quiz team menurut
jurnal Rosida dan Suprihatin (2011:12)
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian dari Sutardi, Nuraztia, dan Saputra (2013: 79) dalam
jurnal “Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode
Pembelajaran Quiz Team „Think Fast Do Best‟ Pada Materi Reaksi OksidasiReduksi di Kelas X MAN Model Singkawang” menyimpulkan bahwa
berdasarkan atas hasil post tes yang dilakukan pada setiap akhir pertemuan,
menunjukkan bahwa sebagian siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan
baik yang ditunjukkan dari jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas KKM
Peningkatan Sikap Tanggung..., Dini Setiyanti, FKIP UMP, 2016
23
yang ditetapkan, yakni 68. Hal serupa juga ditunjukkan dari hasil tes formatif
berupa ulangan harian, sebagian besar siswa memperoleh hasil yang baik (lebih
dari 80% tuntas). Meskipun dalam penelitian ini tidak dilakukan pretest
terlebih dahulu sebelum pelaksanaan siklus, tetapi hasil tes formatif yang baik
menunjukkan bahwa pemberian kuis berkelompok dapat membantu siswa
dalam mencapai hasil belajar yang baik.
Berdasarkan artikel dari Nanik Indratari (2013: 10) yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Kektifan Belajar IPS Melalui Penerapan Strategi Quiz Team
Pada Siswa Kelas IV SDN Talun 02 Tahun Pelajaran 2012/2013” hasil
penelitian dan pembahasan teknik analisis data dapat disimpulkan bahwa ada
peningkatan keaktifan belajar siswa kelas IV SDN Talun 02 setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan strategi Quiz Team. Peningkatan tersebut
dapat dilihat dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada tahap pra siklus
diketahui keaktifan belajar siswa rendah dengan presentase 40%. Pada siklus I
terdapat keaktifan belajar siswa sedikit meningkat pada tahap sedang dengan
nilai presentase keaktifan belajar siswa 52% dan pada siklus II keaktifan
belajar siswa sangat baik dengan presentase 80%. Hal ini membuktikan adanya
peningkatan keaktifan belajar bagi siswa dengan penerapan strategi
pembelajaran Quiz Team.
Berbeda dengan penelitian ini akan dilakukan pada kelas IV SD Negeri 2
Gelang dengan mata pelajaran PKn materi pengaruh globalisasi di
lingkunganya melalui pembelajaran Active Learning strategi Quiz Team yaitu
untuk meningkatkan tanggung jawab dan prestasi belajar siswa.
Peningkatan Sikap Tanggung..., Dini Setiyanti, FKIP UMP, 2016
24
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar merupakan pembelajaran yang jarang
digemari siswa karena mereka menganggap materi yang dipelajari sangat
kompleks dan sebagian besar merupakan bentuk hafalan. Oleh karena itu,
siswa merasa kesulitan dalam mempelajari Pkn. Penggunaan strategi
pembelajaran yang kurang menarik membuat siswa semakin tidak menyukai
mata pelajaran PKn. Akibatnya siswa dalam pembelajaran masih sering
bermain-main tidak fokus dalam pebelajaran, sehingga siswa sering
menganggap remeh tugas dari guru. Siswa masih mengandalkan pekerjaan
teman yang pandai untuk dicontek hasil pekerjaannya baik untuk tugas
individu maupun tugas kelompok. Hal ini menunjukkan sikap tanggung jawab
yang dimiliki siswa masih kurang terhadap kegiatan belajarnya.
Alternatif pemecahan masalah tersebut, peneliti mencoba menerapkan
strategi pembelajaran yang menarik yaitu melalui strategi Quiz Team untuk
meningkatkan sikap tanggung jawab dan prestasi belajar siswa. Melalui strategi
Quiz Team ini diharapkan siswa mampu mengemas materi pembelajaran PKn
lebih singkat, padat dan jelas serta mudah untuk dimengerti, sehingga prestasi
belajar siswa menjadi lebih baik. Selain itu, melalui strategi Quiz Team
diharapkan dapat melatih sikap tanggung jawab siswa terhadap tugas yang
diberikan oleh guru saat melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dibuat kerangka berpikir
penelitian pada mata pelajaran PKn melalui strategi Quiz Team sebagai berikut:
Peningkatan Sikap Tanggung..., Dini Setiyanti, FKIP UMP, 2016
25
KONDISI AWAL
1. Siswa merasa bosan saat
pembelajaran PKn
2. Siswa kurang bertanggung
jawab dalam kegiatan
pembelajaran, ditunjukkan
dengan ada beberapa siswa
yang mengerjakan PR di
sekolah.
3. Siswa mengalami kesulitan
memahami materi pengaruh
globalisasi di
lingkungannya.
4. Prestasi belajar siswa di
bawah KKM.
TINDAKAN
1. Siklus I
Guru menerapkan
Pembelajaran Active
Learning Strategi Quiz
Team
2. Siklus II
Guru menerapkan
Pembelajaran Active
Learning Strategi Quiz
Team
KONDISI AKHIR
Melalui penerapan
pembelajaran Active
Learning strategi Quiz
Team dapat meningkatkan
sikap tanggung jawab dan
prestasi belajar PKn materi
pengaruh globalisasi di
lingkungannya.
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis dalam penelitian
tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Penerapan pembelajaran PKn materi pengaruh globalisasi di lingkungannya
melalui pembelajaran Active Learning strategi Quiz Team dapat
meningkatkan sikap tanggung jawab siswa di kelas IV SD Negeri 2 Gelang.
2. Penerapan pembelajaran PKn materi pengaruh globalisasi di lingkungannya
melalui pembelajaran Active Learning strategi Quiz Team dapat
meningkatkan prestasi belajar PKn di kelas IV SD Negeri 2 Gelang.
Peningkatan Sikap Tanggung..., Dini Setiyanti, FKIP UMP, 2016
Download