gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ibu

advertisement
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
DINI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN
DI PUSKESMAS KUTA ALAM
BANDA ACEH
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi
Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh
Oleh:
AGUS RINA
NIM : 09010034
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
BANDA ACEH TAHUN 2012
ABSTRAK
Gambaran Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian
Makanan Tambahan Dini Pada Bayi Usia 0-6 Bulan di
Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012
xii + 33 halaman + 8 tabel + 12 lampiran
Latar belakang : Pemberian makanan tambahan dini adalah memberikan
makanan tambahan selain ASI sebelum usia 6 bulan. Di Kota Banda Aceh pada
tahun 2010 ditemukan jumlah bayi yang telah diberikan makanan tambahan
sebelum usia 6 bulan sebanyak 89,3% dari jumlah total bayi 4899 jiwa.
Berdasarkan wawancara dari 35 orang bayi berusia dibawah 6 bulan, 25 orang
bayi telah mendapatkan makanan tambahan.
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui Gambaran Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian Makanan Tambahan Dini Pada Bayi Usia
0-6 Bulan Di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh.
Metode penelitian : Penelitian ini bersifat deskriftif dengan pendekatan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang berusia 0-6
bulan sebanyak 35 orang. Pengambilan sampel secara total sampling.
Pengumpulan data dengan cara penyebaran kuesioner terhadap orang tua bayi.
Hasil penelitian : Dari 35 responden yang diteliti ditemukan hasil : responden
yang memberikan makanan tambahan dini 48.6%, pengetahuan kurang 34.3%,
pendidikan rendah 17.1% dan yang pendapatan kurang 45.7%.
Kesimpulan :. sebagian besar pengetahuan ibu dalam pemberian makanan
tambahan dini pada bayi 0-6 bulan berada pada katagori cukup, sebagian besar
pendidikan berada pada pendidikan tinggi, dan sebagian besar pendapatan berada
pada pendapatan cukup.
Saran : Diharapkan kepada ibu-ibu atau masyarakat yang berada dikawasan
puskesmas kuta alam agar dapat meningkatkan pengetahuan, pendidikan dan
pendapatan tentang pemberian makanan tambahan dini sehingga ibu-ibu mengerti
kapan seharusnya makanan tambahan itu diberikan.
Kata Kunci : Pemberian Makanan
Tambahan Dini, Pengetahuan,
Pendidikan dan pendapatan
Sumber
: 24 buku (2000 – 2007)+ 7 internet
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah Telah Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Diploma III
Kebidanan STIKes U’BUDIYAH Banda Aceh
Banda Aceh, 4 September 2012
Pembimbing
(MUNIZAR, SST)
MENGETAHUI :
KETUA PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN
STIKES U’BUDIYAH BANDA ACEH
(CUT EFRIANA, SST)
iii
PENGESAHAN PENGUJI
Karya Tulis Ilmiah ini Telah Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji
Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh
Banda Aceh, 4 September 2012
Tanda tangan
Pembimbing : MUNIZAR, SST
(
)
Penguji I
: FITHRIANY, S.SiT, M.Kes
(
)
Penguji II
: NURLAILA RAMADHAN, SST
(
)
MENYETUJUI
KETUA STIKES U’BUDIYAH
BANDA ACEH
MENGETAHUI:
KETUA PRODI DIPLOMA III
KEBIDANAN
(MARNIATI, M.Kes)
(CUT EFRIANA, SST)
iv
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
berkat rahmat dan karunia-Nya peneliti telah dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah
dengan
judul
“GAMBARAN
FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
DINI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS KUTA ALAM
BANDA ACEH TAHUN 2012”.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti banyak menemukan
hambatan-hambatan dan kesulitan, tetapi berkat adanya bimbingan, arahan dan
bantuan dari Ibu Munizar, SST selaku pembimbing, sehingga peneliti telah dapat
menyelesaikan penulisan ini dengan baik. Tak lupa ucapan terima kasih yang tak
terhingga peneliti sampaikan kepada:
1. Bapak Dedi Zefrizal, ST selaku ketua yayasan U’Budiyah Indonesia
2. Ibu Marniati, SE, M.Kes selaku ketua STIKES U’Budiyah Banda Aceh
3. Ibu Cut Efriana, SST selaku ketua prodi Diploma III Kebidanan STIKES
U’Budiyah Banda Aceh.
4. Ibu Fithriany, SSiT, M.Kes selaku penguji I dan Ibu Nurlaila Ramadhan, SST
selaku penguji II
5. Para Dosen dan Staf akademik STIKES U’Budiyah Banda Aceh
Dan secara khusus peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada Ayahanda, Ibunda dan seluruh sanak saudara yang telah banyak
memberikan motivasi dan doa yang tak bisa penulis balas dengan apapun
sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah.
v
Peneliti menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhirnya dengan satu harapan, semoga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
dapat diterima dan bermanfaat bagi kita semua. Amien.
Banda Aceh, 4 September 2012
Peneliti
vi
Dan seandainya ranting-ranting pohon di muka bumi di
jadikan pena dan air laut menjadi tinta, serta di
ditambah kepadanya tujuh laut lagi sesudah sesudah
kerngnya,niscaya tidak akan habis-habisnya(dituliskan)
kalimat Allah. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi
maha bijaksana.
(Q.S. Lukman 27)
Langkah demi langkah telah kulewati suka duka dan segala
rintangan telah kuhadapi dengan tegar serta tetap mengingat
dan mengharapkan lindungan ya……Allah telah engkau
lidungi aku dari kesusahan, ketakutan dan juga telah
melancarkan segala urusanku tiada yang dapat ku takutkan
selain sujud di hadaan-Mu.
Ya Allah………
Hari ini telah kau izinkan diriku merengkuh keberhaslan
yang kudamba…….yang kutempuh dengan cucuran
keringat dan keyakinan tulus yang selalu mengiringi
setiap langkahku. Hari ini telah engkau penuhi
harapanku untuk menggapai asa dan cita-citaku
tercinta
Ku ingin member setitik kebahagiaan untukmu
Kuingin mentaatkan baktiku untukmu lewat secercah
keberhasilanku. Dengan segenap ketulusan dan kerendahan
hati kupersembahkan karya tulis ini kepada yang tercinta
ayahanda Hasanuddin, Ibunda Nurlatifah dan Pamanku M.
Syarif serta saudara-saudaraku Muktaruddin dan Mutia
Rahmi.
Terima kasih buat sobat-sobatku (Desi Rosiana, Dista
Ananda, Nailil Ulfa, Ida Yani, Eri Rahmawati, Cut
Mulyati, Ira Aulina, Juli Astuti,Khairunnisah) dan
seluruh Letting 2009 yang telah memberi dorongan dan
do’a demi sebuah keberhasilan.
Agus Rina
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
ABSTRAK ............................................................................................................ ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii
PENGESAHAN PENGUJI ................................................................................ iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
MOTTO ................................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan............................................................................... 4
D. Manfaat Penulisan............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6
A. Pemberian Makanan Tambahan Dini ............................................... 6
1. Pengertian .................................................................................. 6
2. Jadwal pemberian makanan…………………………………… 7
3. Dampak………………………………………………………. . 7
4. Kerugian-Kerugian Yang Potensial Dari Pengenalan
Makanan Tambahan Dini .......................................................... 8
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian MP-ASI ................... 10
1. Pengetahuan ............................................................................... 10
2. Pendidikan ................................................................................. 13
3. Pendapatan ................................................................................. 15
BAB III KERANGKA KONSEP ....................................................................... 17
A. Kerangka Konsep Penelitian ............................................................. 17
B. Definisi Operasional ......................................................................... 18
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 19
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 19
B. Populasi dan Sampel ......................................................................... 19
1. Populasi ....................................................................................... 19
viii
2. Sampel ........................................................................................ 19
C. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 19
D. Pengumpulan Data ............................................................................ 20
1. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 20
2. Instrument Penelitian .................................................................. 20
E. Pengolahan dan Analisa Data ............................................................ 20
1. Pengolahan Data ........................................................................ 20
2. Analisa Data............................................................................... 21
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 23
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................. 23
B. Hasil Penelitian.................................................................................. 23
C. Pembahasan ....................................................................................... 28
BAB VI PENUTUP ............................................................................................ 32
A. Kesimpulan ....................................................................................... 32
B. Saran ................................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Jadwal Pemberian Makanan ........................................................ 7
Tabel 3.1. Definisi Operasional .................................................................... 18
Tabel 5.1. Frekuensi Pengetahuan ................................................................ 24
Tabel 5.2. Frekuensi Pendidikan ................................................................... 24
Tabel 5.3. Frekuensi Pendapatan .................................................................. 25
Tabel 5.4. Frekuensi Pemberian Makanan Tambahan Dini .......................... 25
Tabel 5.5. Frekuensi Pemberian Makanan Tambahan Dini Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan ................................................................................. 26
Tabel 5.6. Frekuensi Pemberian Makanan Tambahan Dini Berdasarkan Tingkat
Pendidikan .................................................................................... 27
Tabel 5.7. Frekuensi Pemberian Makanan Tambahan Dini Berdasarkan Tingkat
Pendapatan .................................................................................... 28
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3. Kuesioner
Lampiran 4. Surat Izin Pengambilan Data Awal
Lampiran 5. Surat Balasan Pengambilan Data Awal
Lampiran 6. Surat Izin Penelitian
Lampiran 7. Surat Balasan Penelitian
Lampiran 8. Master Tabel
Lampiran 9. Hasil SPSS
Lampiran 10. Lembaran Konsultasi
Lampiran 11. Daftar Hadir Sidang
Lampiran 12. Biodata Peneliti
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pemberian ASI eksklusif masih jauh dari target nasional yang
diharapkan yaitu sebesar 80%. Faktor dominan yang menjadi penghambat
pemberian ASI eksklusif ini umunya adalah kebiasaan masyarakat
memberikan makanan/minuman beberapa saat setelah lahir berupa madu,
larutan gula, susu bubuk, pisang wak dan sebagainya yang merupakan tradisi
turun temurun. Persentase pemberian ASI eklusif hanya 10% sementara
pemberian ASI dengan minuman atau makanan selain ASI di NAD mencapai
90% (Profil Prov. Aceh, 2009).
Hasil penelitian oleh para pakar menunjukkan bahwa gangguan
pertumbuhan pada awal pertumbuhan balita, antara lain disebabkan
kekurangan gizi sejak bayi dalam kandungan, pemberian makanan tambahan
terlalu dini atau terlalu lambat, makanan tambahan tidak cukup mengandung
energi dan zat gizi mikro terutama mineral,besi dan seng, perawatan bayi yang
kurang memadai dan ibu tidak berhasil memberikan ASI eksklusif kepada
bayinya (Supriyono, 2008).
Penyusunan Strategi Nasional pemberian makanan bayi dan anak yaitu
memberikan hanya ASI saja atau ASI eksklusif sejak lahir sampai berumur 6
bulan, memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang cukup dan
1
2
bermutu sejak bayi berumur 6 bulan dan meneruskan pemberian ASI sampai
anak berumur 2 tahun (Depkes, 2007).
Makanan tambahan berarti memberi makanan lain selain ASI dimana
selama periode pemberian makanan tambahan seorang bayi terbiasa memakan
makanan keluarga. MP-ASI merupakan proses transisi dari asupan yang
semata berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini
juga dibutuhkan ketrampilan motorik oral. Ketrampilan motorik oral
berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan makanan yang
berbentuk bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian
depan ke lidah bagian belakang. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus
dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan
kemampuan pencernaan bayi/anak. Pemberian MP-ASI yang cukup dalam
kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan
kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini (Ariani, 2008).
Di Indonesia terutama di daerah perdesaan sering kita jumpai
pemberian makanan tambahan mulai beberapa hari setelah bayi lahir.
Kebiasaan ini kurang baik karena pemberian makanan tambahan dini dapat
mengakibatkan bayi lebih sering menderita diare, mudah alergi terhadap
makanan tertentu, terjadi malnutrisi atau gangguan pertumbuhan anak,
produksi ASI menurun (Narendra,dkk, 2008).
Berdasarkan hasil Survei Domografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2007, bayi berumur dibawah 5 tahun 32% mendapatkan ASI eksklusif
selama 6 bulan, dan angka ini lebih rendah dibandinkan laporan pada SDKI
3
tahun 2002-2003 (40%) (BPS, 2008). Dengan adanya penurunan presentase
pemberian ASI eksklusif pada SDKI tahun 2007 dibandingkan tahun 20022003, dapat berpengaruh terhadap kualitas sumberdaya manusia pada masa
yang akan datang dan berdampak pada status kesehatan masyarakat, dimana
dapat memungkinkan terjadinya peningkatan angka kesakitan dan kematian
pada bayi.
Hasil penelitian yang diperoleh dari 54 responden terdapat 26 orang
yang berpengetahuan kurang terhadap pemberian MP-ASI dini pada bayi 0-6
bulan dan 28 orang pendidikan dasar. Tahun 2009 jumlah bayi di Propinsi
Aceh sebanyak 105,565 orang, sedangkan yang diberi ASI eklusif sebanyak
10,965 (10,39%) (Profil Prov. Aceh, 2009).
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh pada
tahun 2010 didapatkan jumlah bayi yang telah diberikan makanan tambahan
dini pada usia dibawah 6 bulan adalah sebanyak 89,3% dari jumlah total bayi
sebanyak 4899 jiwa (Dinkes Kota Banda Aceh, 2011).
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis di
Puskesmas Kuta Alam pada bulan Januari-April tahun 2012 terdapat 119 total
bayi secara keseluruhan dan dari hasil wawancara dari 10 orang tua yang
memiliki bayi berusia dibawah 0-6 bulan, terdapat 4 orang yang
berpengetahuan kurang terhadap MP-ASI dini pada bayi 0-6 bulan, 3 orang
berpendidikan dasar dini 3 orang berpendapatan kurang.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merasa penting untuk
melakukan
penelitian
mengenai
“Gambaran
Faktor-faktor
Yang
4
Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian Makanan Tambahan Dini Pada
Bayi Usia 0-6 Bulan Di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas dapat
dirumuskan sebagai berikut: “Gambaran Faktor-faktor Apa Sajakah Yang
Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian Makanan Tambahan Dini Pada
Bayi Usia 0-6 Bulan Di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012”?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Ibu Dalam Pemberian Makanan Tambahan Dini Pada Bayi Usia 0-6 Bulan
Di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran faktor yang mempengaruhi ibu dalam
pemberian makanan tambahan dini ditinjau dari pengetahuan pada bayi
0-6 bulan pada Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh tahun 2012.
b. Mengetahui gambaran faktor yang mempengaruhi ibu dalam
pemberian makanan tambahan dini ditinjau dari pendidikan pada bayi
0-6 bulan pada Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh tahun 2012.
c. Mengetahui gambaran faktor yang mempengaruhi ibu dalam
pemberian makanan tambahan dini ditinjau dari pendapatan pada bayi
0-6 bulan pada Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh tahun 2012.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi
Sebagai
bahan
bacaan
mengenai
Gambaran
faktor-faktor
yang
mempengaruhi ibu dalam pemberian makanan pendamping asi dini pada
bayi usia 0-6 bulan.
2. Bagi Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh
Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh dalam
menggalakkan program ASI eksklusif dan pemberian makanan tambahan.
3. Bagi Peneliti
Menambah wawasan penulis dalam mengembangkan dan meningkatkan
pengetahuan tentang pemberian makanan tambahan yang terlalu dini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemberian Makanan Tambahan Dini
1. Pengertian
Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman
tambahan selain ASI yang mengandung zat gizi yang diberikan kepada
bayi untuk memenuhi kebutuhan gizinya yang diberikan mulai umur 6
bulan (Krisnatuti dan Yenrina, 2007).
Menurut
Husaini
dan
Anwar
makanan
pendamping
ASI
merupakan makanan tambahan bagi bayi. Makanan ini harus menjadi
pelengkap dan dapat memenuhi kebutuhan bayi. Hal ini menunjukkan
bahwa makanan pendamping ASI berguna untuk menutupi kekurangan
zat-zat gizi yang terkandung dalam ASI. Dengan demikian cukup jelas
bahwa peranan makanan tambahan bukan sebagai pengganti ASI tetapi
untuk melengkapi atau mendampingi ASI (Krisnatutu dan Yenrina, 2008).
Sedangkan menurut Dep.Kes RI (2007), MP-ASI merupakan makanan
peralihan dan dari ASI ke makanan keluarga.
Penyusunan Strategi Nasional pemberian makanan bayi dan anak
yaitu memberikan hanya ASI saja atau Asi eksklusif sejak lahir sampai
berumur 6 bulan, memberikan makanan pendamping ASI yang cukup dan
bermutu sejak bayi berumur 6 bulan dan meneruskan pemberian ASI
sampai anak berumur 2 tahun (Depkes, 2007).
6
7
2. Jadwal pemberian makanan
Tabel 2.1
Jadwal pemberian makanan pada bayi
Umur (Bulan)
Makanan
Jumlah Sehari
0-6
ASI saja
Sesuka bayi
6-9
-
ASI
-
Sesuka bayi
-
Buah
-
2 kali
-
Bubur susu
-
1 kali
-
Nasi tim saring
-
2 kali
-
ASI
-
Sesuka bayi
-
Buah
-
2 kali
-
Nasi tim
-
3 kali
9-12
Sumber : Perinasia, 2008
3. Dampak
Pemberian makanan tambahan dini dapat mengakibatkan :
a. Bayi lebih sering menderita diare karena pertumbuhan zat anti oleh
usus bayi belum sempurna.
b. Bayi mudah alergi terhadap makanan tertentu. Keadaan ini terjadi
akibat usus bayi masih permeable, sehingga mudah dilalui oleh protein
asing.
c. Terjadi malnutrisi/ gangguan pertumbuhan anak karena zat esensial
yang diberikan secara berlebihan untuk jangka waktu yang panjang
mengakibatkan penimbunan zat gizi tersebut sehingga menimbulkan
keadaan obesitas dan dapat merupakan racun bagi tubuh.
8
d. Produksi ASI menurun karena bayi sudah kenyang dengan makanan
tambahan tadi, maka frekuensi menyusu menjadi lebih jarang,
akibatnya dapat menurunkan produksi ASI dan bayi kekurangan zatzat yang dibutuhkan sebelum usia 4 bulan atau 6 bulan yang tidak
dapat diberikan oleh makanan lain.
e. Tinggi solute load dari makanan tambahan yang diberikan, sehingga
dapat menimbulkan hiperosmolaritas yang meningkatkan beban ginjal
f. Menurunkan daya tahan tubuh bayi karena bayi kekurangan protein
yang sangat dibutuhkan selama masa pertumbuhan (Rosidah, 2004).
4. Kerugian-Kerugian Yang Potensial Dari Pengenalan Makanan
Tambahan Dini
(Suhardjo, 2000), ada beberapa akibat kurang baik yang bisa timbul
dari pengenalan makanan dini (sebelum anak berusia 6 bulan) diantaranya
adalah:
a) Kenaikan berat badan terlalu cepat hingga menjurus ke obesitas
Makanan padat, baik yang dibuat sendiri atau buatan pabrik,
cenderung mengandung kadar natrium klorida (NaCl) tinggi yang akan
menambah beban ginjal.
Alergi Pemberian makanan padat terlalu dini sering dihubungkan
dengan meningkatnya kandungan lemak dan berat badan pada anakanak (Husein albar, 2007). Makanan tambahan yang diberikan kepada
bayi cenderung mengandung protein dan lemak tinggi sehingga pada
9
akhirnya akan berdampak pada konsumsi kalori yang tinggi dan
mengakibatkan obesitas.
b) Gangguan penyusuan
Berkurangnya intensitas menyusu pada bayi dapat menyebabkan
produksi ASI yang menurun sebelum waktunya.
c) Beban ginjal yang berlebihan dan hyperosmolitas
Bayi yang mendapat makanan padat pada umur yang dini,
mempunyai osmolitas plasma yang lebih tinggi dari pada bayi yang
mendapat ASI saja, sehingga mudah mengalami hyperosmolitas
dehidrasi. Makanan padat, baik yang dibuat sendiri atau buatan pabrik,
cenderung mengandung kadar natrium klorida (NaCl) tinggi yang akan
menambah beban ginjal.
d) Alergi terhadap makanan
Belum matangnya sistem kekebalan dari susu pada umur yang
dini, dapat menyebabkan banyak terjadinya alergi terhadap makanan
pada masa anak-anak.
e) Gangguan pengaturan selera makan
Makanan padat telah dianggap sebagai salah satu penyebab
kegemukan pada bayi-bayi.
f) Bahan-bahan makanan tambahan yang merugikan
Makanan tambahan mungkin mengandung komponen-komponen
alamiah yang jika diberikan pada waktu dini dapat merugikan, suatu
bahan yang lazim adalah sukrosa. Gula ini adalah penyebab kebusukan
10
pada gigi dan telah dikemukakan bahwa penggunaan gula ini pada
umur yang dini dapat membuat anak terbiasa dengan makanan manis.
B. Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian MP-ASI
Menurut Green perilaku kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 3
faktor, salah satu diantaranya adalah faktor predisposisi. Faktor predisposisi
tersebut mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan,
tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan, sistem nilai yang dianut oleh masyarakat, tingkat pendidikan,
tingkat sosial ekonomi (pendapatan), dan sebagainya (Notoamojo, 2007) .
Penelitian Herawati (2006) mendapati bahwa mulai umur 2,78 bulan
bayi sudah diberi makanan selain ASI. Studi Riyadi (2002) menemukan
bahwa lebih dari 90% bayi telah diberikan MP-ASI pada umur kurang dari 4
bulan (Aritonang, 2007).
Hasil penelitian Suhami (2010) diperoleh bahwa pengetahuan dan
pendidikan mempengaruhi pemberian MP-ASI dini pada bayi usia sebelum 6
bulan ke atas. Hasil penelitian Elizar mengatakan bahwa pendapatan
mempengaruhi pemberian MP-ASI dini.
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan hasil
dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
11
terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang penting dalam membentuk tindakan seseorang.
Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar
menjawab pertanyaan “what” misalnya : apa air, apa manusia, apa
alam, dan sebagainya (Notoadmojo, 2005).
Hasil penelitian yang diperoleh dari 54 responden terdapat 26
orang yang berpengetahuan kurang terhadap pemberian MP-ASI dini
(Suhami, 2010).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan hasil
dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang penting dalam membentuk tindakan seseorang.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan, yaitu:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Tahu ini merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami
diartikan
sebagai
kemampuan
untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan objek tersebut secara benar.
12
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu
materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen,
tetapi
masih dalam satu struktur organisasi.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemempuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek.
c. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
dari subyek penelitian atau responden (Notoadmodjo, 2003).
Skala ini menggunakan data kuantitatif yang berbentuk angkaangka yang menggunakan alternatif jawaban serta menggunakan
peningkatan yaitu kolom menunjukkan letak ini maka sebagai
konsekuensinya setiap centangan pada kolom jawaban menunjukkan
nilai tertentu.
13
Prosedur berskala atau (scaling) yaitu penentu pemberian angka
atau skor yang harus diberikan pada setiap kategori respon perskalaan.
Untuk mengukur pengetahuan menggunakan rumus :
𝑓
P=
ℎ
Keterangan :
P : Prosentase
f : Jumlah jawaban yang benar
h : Jumlah skor maksimal jika semua pertanyaan di jawab benar
Berdasarkan
hasil
perhitungan,
kemudian
hasilnya
di
interprestasikan dalam beberapa kategori yaitu:
Baik : 76 - 100%
Cukup baik : 56 - 75%
Kurang baik : 40 - 55%
Tidak baik : <40%
(Arikunto, 2006)
2. Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk meneumbuhkan
dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun
rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan
kebudayaan (Fuad, 2005).
Hasil penelitian yang diperoleh dari 54 responden terdapat 28
orang pendidikan dasar terhadap MP-ASI dini pada bayi usia 0-6 bulan
(Suhami, 2010).
14
Menurut fuad, 2005 tahap pendidikan yang berkelanjutan
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan perserta didik, tingkat
kerumitan bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran
mengelompokkan pendidikan dalam tiga jenjang yaitu :
a. Pendidikan dasar
Pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan
pengetahuan dan keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang
diperlukan dalam masyarakat, serta mempersiapkan peserta didikk
untuk mengikuti pendidikan menengah (SD,SMP).
b. Pendidikan menegah
Pendidikan menengah adalah pendidikan yang mempersiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang kemampuan
mengadakan hubungan timbale-balik dengan lingkungan social
budaya, dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan
lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi (SMA dan
sederajat).
c. Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi adalah pendidikan yang mempersiapkan
peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliiki
tingkat kemampuan tinggi yang bersifat akademik dan atau
professional sehingga dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau
menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam rangka
pembangunan nasional dan meningkatkan kesejateraan manusia.
15
Menurut Notoatmodjo pendidikan adalah proses untuk menuju
perubahan prilaku masyarakat dan akan memberikan kesempatan pada
individu untuk menemukan ide/nilai baru (Purnamawati, 2003).
Soeparmanto dan Rahayu (2006) telah melakukan penelitian
yang menunjukkan hasil bahwa ibu-ibu yang tamat SD mempunyai
kemungkinan menyusui ASI eklusif 6 kali lebih besar daripada ibuibu yang tidak tamat SD. Sedangkan ibu-ibu yang tamat SLTP dan
SLTA mempunyai kemungkinan menyusui ASI eklusif 4 kali lebih
besar daripada ibu-ibu yang tidak tamat SLTP dan SLTA.
Pendidikan juga akan membuat seseorang terdorong untuk
ingin tahu, mencari pengalaman sehingga informasi yang diterima
akan menjadi pengetahuan (Azwar, 2000).
3. Pendapatan (Sosial Ekonomi)
Pendapatan adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pemberi
kepeda penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan
dilakukan, berfungsi sebagai jaminan kelangsungan hidup dan layak bagi
kemanusiaan dan produksi, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang
yang ditetapkan menurut suatu persetujuan, undang-undang dan peraturan
dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi dan penerima
kerja (Kurnia, 2008).
Berdasarkan dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 30
responden terdapat 20 orang yang berpenghasilan rendah yang
memberikan MP-ASI dini pada bayi usia 0-6 bulan (Elizar, 2011).
16
Menurut Noor, 2000 menyebutkan berbagai variabel sangat erat
hubungannya dengan status social ekonomi. Status sosial ekonomi juga
sangat erat hubungannya dengan pekerjaan/ jenisnya, pendapatan
keluarga, daerah tempat tinggal/geografis, kebiasaan hidup dengan faktor
psikologi dalamn masyarakat.
Berdasarkan keputusan Gubenur Nanggro Aceh Darussalam Upah
Minimum Provinsi (UMP) tahun 2012 telah ditetapkan menjadi Rp.
1.400.000,- per bulan dan dapat dikatagorikan sebagai berikut :
a. Diatas UMP (> Rp. 1.400.000)
b. Dibawah UMP (<Rp. 1.400.000)
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep Penelitian
Menurut Green perilaku kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 3
faktor, salah satu diantaranya adalah faktor predisposisi. Faktor predisposisi
tersebut mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan,
tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan, sistem nilai yang dianut oleh masyarakat, tingkat pendidikan,
tingkat sosial ekonomi (pendapatan), dan sebagainya (Notoamojo, 2007) .
Variabel independent
Variabel dependent
Pengetahuan
Pemberian Makanan
Tambahan Dini
Pendidikan
Sosial Ekonomi
Gambar 3.1: Kerangka Konsep Penelitian
17
18
B. Definisi operasional
Tabel 3.1
N
o
1
Variabel
penelitian
Dependent
Pemberian
makanan
tambahan dini
Independent
2 Pengetahuan
3.
Pendidikan
Definisi
Operasional
Cara ukur
Alat ukur
Hasil ukur
Skala
ukur
Makanan
Penyebaran
tambahan
kuesioner
selain ASI
yang
diberikan
sebelum
usia 6 bulan.
kuesioner
- Diberikan
- Tidak
Diberikan
ordinal
Pengetahua
n ibu
tentang
pemberian
MP-ASI
Kuesioner
dengan 6
pertanyaan
- Baik
- Cukup
- Kurang
ordinal
kuesioner
dengan 1
pertanyaan
- Tinggi
- Menengah
- Rendah
Ordinal
Pendidikan
terakhir ibu
yang
mendapatka
n ijazah
Penyebaran
kuesioner
- baik bila 70100%
- sedang bila 5175%
- kurang bila
<50%
Penyebaran
kuesioner
- Tinggi bila
tamat
universitas
- Menengah bila
tamat
(SLTA,SMA
dan sederajat)
- Rendah bila
(tidak sekolah,
SD dan
sederajat)
19
4
Pendapatan
Penghasilan
orang tua
perbulan
Penyebaran
kuesioner
kuesioner
dengan 1
- Cukup bila
pertanyaan
diatas UMP
(≥Rp.1.400.00
0)/bula
- Kurang bila
Diatas UMP
(<Rp.1.400.00
0)/bulan
- Cukup
- Kurang
C. Pertanyaan Peneliti
1. Apakah ada pengaruh pengetahuan ibu terhadap pemberian makanan
tambahan dini pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kuta Alam Banda
Aceh.
2. Apakah ada pengaruh pendidikan ibu terhadap pemberian makanan
tambahan dini pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kuta Alam Banda
Aceh.
3. Apakah ada pengaruh pendapatan ibu terhadap pemberian makanan
tambahan dini pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kuta Alam Banda
Aceh.
Ordinal
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat Deskriptif
dengan pendekatan Cross Sectional yaitu setiap subjek penelitian hanya
diobservasi sekali saja dan pengukuran terhadap variabel dilakukan pada saat
yang sama (Notoatmodjo, 2005). Untuk mengetahui Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian Makanan Tambahan Dini Pada Bayi
Usia 0-6 Bulan Di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi yang berumur 0-6
bulan sebanyak 35 orang.
2. Sampel
Tenik dalam pengambilan sampel adalah total sampling yaitu
dengan mengambil keseluruhan dari populasi yang ingin diteliti.
C. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kuta Alam pada tanggal 05-29
Juli tahun 2012.
20
21
D. Pengumpulan data
1. Teknik Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer
yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dengan penyebaran
kuesioner pada ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan.
2. Instrumen penelitian
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner dengan 5 buah pertanyaan tentang pengetahuan, 1 buah
pertayaan mengenai pendidikan, 1 pertanyaan mengenai Pendapatan dan 1
buah pertanyaan mengenai Pemberian Makanan tambahan Dini.
E. Pengolahan dan analisa data
1. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan diolah dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Editing
Dilakukan pengecekan kelengkapan data yang telah terkumpul, bila
terdapat kesalahan atau kekurangan dalam pengumpulan data akan
diperbaiki dengan pemeriksaan dan pendataan ulang.
b. Coding
Data yang diperoleh di klasifikasikan kemudian diberi kode tertentu
untuk memudahkan pengolahan data.
22
c. Transferring
Data yang telah diberi kode disusun secara berurutan sesuai dengan
klasifikasi data.
d. Tabulating
Data yang telah lengkap dihitung sesuai variabel yang dibutuhkan lalu
dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi.
2. Analisa Data
Setelah selesai dilakukan pengolahan data, maka analisis data yang
akan dilakukan adalah dengan menggunakan bantuan komputer yaitu
program Statistical Program For Social Science (SPSS) versi 16.00.
Analisa data yang akan dilakukan meliputi:
a. Analisa Univariat
Dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada
umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari
tiap variabel (Notoatmodjo, 2005).
Data yang telah diolah dapat ditampilkan dalam bentuk
persentase dengan menggunakan rumus:
P=
𝑓
𝑛
×100%
Keterangan :
P = Persentase
f = Frekuensi teramati
n = Jumlah sampels
(Budiarto, 2002)
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Kuta Alam adalah puskesmas induk yang terletak dijalan
Twk. Hasyim Banda Muda di Kelurahan Mulia Kecamatan Kuta Alam yang
berjarak ± 2 km dari pusat Kota Banda Aceh atau ± 1,5 km dari Rumah Sakit
Provinsi. Puskesmas Kuta Alam pertama kali dibangun tahun 1975, secara
geografis batas wilayah kerja Puskesmas Kuta Alam adalah :
1. Sebelah Barat dengan
: Kecamatan Kuta Raja
2. Sebelah Timur dengan
: Kecamatan Syiah Kuala
3. Sebelah Utara dengan
: Selat Malaka
4. Sebelah Selatan dengan
: Kecamatan Baiturrahman
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilaksanakan pada tanggal
05 Juli sampai dengan 29 Juli tahun 2012 terhadap 35 ibu yang mempunyai
bayi usia 0-6 bulan yang berada di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh, maka
dapat dilihat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :
23
24
1. Analisa Bivariat
a. Pemberian makanan tambahan dini
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Pemberian Makanan Tambahan Dini Pada
Bayi Usia 0-6 Bulan di Puskesmas Kuta Alam
Banda Aceh Tahun 2012
No
1
Pemberian Makanan
Tambahan Dini
Diberikan
Frekuensi
Presentase
17
48.6
2
Tidak Diberikan
18
51.4
Jumlah
35
100
Sumber : data primer diolah tahun 2012
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 35 responden, di temukan
hanya sedikit perbedaan antara yang memberikan makanan tambahan
dini (88.6%) dengan yang tidak memberikan (51.4%).
b. Pengetahuan
Table 5.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Dalam Pemberian
Makanan Tambahan Dini Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di
Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012
No
Pengetahuan
Frekuensi
Presentase
1
Baik
10
28.6
2
Cukup
13
37.1
3
Kurang
12
34.3
35
100
Jumlah
Sumber : Data Primer Tahun 2012
25
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 35 responden, hanya
sedikit perbedaan antar baik (28,6%) , cukup (37,1%) dan kurang
(34,3%).
c. Pendidikan
Table 5.3
Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Dalam Pemberian
Makanan Tambahan Dini Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di
Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012
No
Pendidikan
Frekuensi
Presentase
1
Tinggi
17
48.6
2
Menegah
12
34.3
3
Rendah
6
17.1
35
100
Jumlah
Sumber : Data Primer Tahun 2012
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 35 responden, di temukan
bahwa 17 responden (48.6%) mayoritas pendidikan tinggi.
d. Pendapatan
Table 5.4
Distribusi Frekuensi Pendapatan Responden Dalam Pemberian
Makanan Tambahan Dini Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di
Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012
No
Pendapatan
Frekuensi
Presentase
1
Cukup
19
54.3
2
Kurang
16
45.7
35
100
Jumlah
Sumber : Data Primer Tahun 2012
26
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 35 responden, di temukan
bahwa 19 responden (54,3%) mayoritas berpendapatan cukup.
2. Analisa Bivariat
a. Pemberian Makanan Tambahan Dini Di Tinjau Dari Pengetahuan
Ibu.
Table 5.5
Distribusi Frekuensi Pemberian Makanan Tambahan Dini Pada
Bayi Usia 0-6 Bulan Di Tinjau Dari Pengetahuan Ibu Di
Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012
No
Pengetahuan
Pemberian Makanan
Tambahan Dini
Diberikan
Tidak
Diberikan
F
%
f
%
Total
f
%
1
Baik
8
80.0
2
20.0
10
100
2
Cukup
5
38.5
8
61.5
13
100
3
Kurang
4
33.3
8
66.7
12
100
Total
17
48.6
18
51.4
35
100
Sumber : Data Primer Tahun 2012
Berdasarkan tabel 5.5 diatas dapat dijelaskan bahwa ibu yang
berpengetahuan baik yang tidak memberikan makanan tambahan dini
adalah 20.0%, ibu
yang berpengetahuan cukup yang tidak
memberikan makanan tambahan dini adalah 61.5% dan dari ibu yang
berpengetahuan kurang yang tidak memberikan makanan tambahan
dini adalah 66.7%.
27
b. Pemberian Makanan Tambahan Dini Di Tinjau Dari Pendidikan Ibu
Table 5.6
Distribusi Frekuensi Pemberian Makanan Tambahan Dini Pada
Bayi Usia 0-6 Bulan Di Tinjau Dari Pendidikan Ibu Di
Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012
No
Pendidikan
1
Tinggi
2
Menengah
3
Rendah
Total
Pemberian Makanan
Tambahan Dini
Diberikan
Tidak
Diberikan
f
%
f
%
Total
f
%
10
58.8
7
41.2
17
100
5
41.7
7
58.3
12
100
2
33.3
4
66.7
6
100
17
48.6
18
51.4
35
100
Sumber : Data Primer Tahun 2012
Berdasarkan tabel 5.6 diatas dapat dijelaskan bahwa ibu yang
berpendidikan tinggi yang tidak memberikan makanan tambahan dini
adalah 41.2%, ibu yang berpendidikan menengah yang tidak
memberikan makanan tambahan dini adalah 58,3%, dan dari ibu yang
berpendidikan rendah yang tidak memberikan makanan tambahan dini
adalah 66.7%.
28
c. Pemberian Makanan Tambahan Dini Di Tinjau Dari Pendapatan Ibu.
Table 5.7
Distribusi Frekuensi Pemberian Makanan Tambahan Dini Pada
Bayi Usia 0-6 Bulan Di Tinjau Dari Pendapatan Ibu Di
Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012
No
Pendapatan
1
Cukup
2
Kurang
Total
Pemberian Makanan
Tambahan Dini
Dibeikan
Tidak
Diberikan
f
%
f
%
Total
f
%
11
57.9
8
42.1
19
100
6
37.5
10
62.5
12
100
17
48.6
18
51.4
35
100
Sumber : Data Primer Tahun 2012
Berdasarkan tabel 5.5 diatas dapat dijelaskan bahwa ibu yang
berpenghasilan cukup yang tidak memberikan makanan tambahan dini
adalah 42.1% dan dari ibu yang berpenghasilan kurang yang tidak
memberikan makanan tambahan dini adalah 62.5%.
C. Pembahasan
Pada pembahasan ini akan di uraikan hasil penelitian mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi ibu dalam Pemberian Makanan Tambahan Dini
Pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012.
1. Pemberian Makanan Tambahan Dini Di Tinjau Dari Pengetahuan
Ibu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang berpengetahuan baik
yang tidak memberikan makanan tambahan dini adalah 20.0%, ibu yang
29
berpengetahuan cukup yang tidak memberikan makanan tambahan dini
adalah 61.5% dan dari ibu yang berpengetahuan kurang yang tidak
memberikan makanan tambahan dini adalah 66.7%.
Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari
tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu
objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
penting dalam membentuk tindakan seseorang.
Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar
menjawab pertanyaan “what” misalnya : apa air, apa manusia, apa alam,
dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005).
Hasil penelitian yang diperoleh dari 54 responden terdapat 26
orang yang berpengetahuan kurang dalam pemberian MP-ASI dini
(Suhami, 2010).
Peneliti berasumsi bahwa ibu yang berada di Puskesmas Kuta
Alam merasa penting memberikan ASI saja, ini dikarenakanan
pengetahuan bukan lah pengehalang bagi ibu untuk tidak memberikan
makanan tambahan dini, disini pengetahuan tidak mempengaruhi ibu
dalam memberikan makanan tambahan dini.
2. Pemberian Makanan Tambahan Dini Di Tinjau Dari Pendidikan Ibu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang berpengetahuan baik
yang tidak memberikan makanan tambahan dini adalah 20.0%, ibu yang
berpengetahuan cukup yang tidak memberikan makanan tambahan dini
30
adalah 61.5% dan dari ibu yang berpengetahuan kurang yang tidak
memberikan makanan tambahan dini adalah 66.7%.
Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk meneumbuhkan
dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun
rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan
kebudayaan (Fuad, 2005).
Hasil penelitian yang diperoleh dari 54 responden terdapat 28
orang pendidikan dasar yang meberikan MP-ASI dini pada bayi usia 0-6
bulan (Suhami, 2010).
Peneliti berasumsi bahwa ibu-ibu yang berpendidikan tinggi lebih
mudah menyerap informasi yang ada melalui media massa dan lain-lain
dan seseorang yang berpendidikan tinggi juga lebih rasional dalam
mengambil keputusan umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau
hal baru dibandingkan individu lain yang berpendidikan lebih rendah.
Tapi ini sangat bertolak belakang dengan hasil penelitian dimana ibu yang
berpendidikan tinggi lebih banyak meberikan makanan tambahan dini
dibandingka ibu yang berpendidikan rendah dan menurut alasan
pemberian makanan tambahan tersebut para ibu-ibu banyak yang takut
bayinya kelaparan.
3. Pemberian Makanan Tambahan Dini Di Tinjau Dari Pendapatan Ibu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang berpenghasilan
cukup yang tidak memberikan makanan tambahan dini adalah 42.1% dan
31
dari ibu yang berpenghasilan kurang yang tidak memberikan makanan
tambahan dini adalah 62.5%.
Pendapatan adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pemberi
kepeda penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan
dilakukan, berfungsi sebagai jaminan kelangsungan hidup dan layak bagi
kemanusiaan dan produksi, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang
yang ditetapkan menurut suatu persetujuan, undang-undang dan peraturan
dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi dan penerima
kerja (Kurnia, 2008).
Berdasarkan dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 30
responden terdapat 20 orang yang berpenghasilan rendah yang
memberikan MP-ASI dini pada bayi usia 0-6 bulan (Elizar, 2011).
Peneliti berasumsi bahwa pendapatan itu sangat erat hubungannya
dengan sosial ekonomi dan pekerjaan seseorang jadi karena itu ibu–ibu
lebih banyak memberikan makanan tambahan dini dengan penghasilan
cukup karena ibu-ibu yang pekerja lebih sibuk dari pada Ibu Rumah
Tangga (IRT).
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh
Tahun 2012, maka penulis dapat simpulkan sebagai berikut :
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tidak mempengaruhi
ibu dalam pemberian makanan tambahan dini pada bayi usia 0-6 bulan.
2. Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
pendidikan
seseorang
itu
mempengaruhi ibu dalam pemberian makanan tambahan dini pada bayi
usia 0-6 bulan.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan tidak mempengaruhi ibu
dalam pemberian makanan tambahan dini pada bayi usia 0-6 bulan.
B. Saran
1. Bagi Institusi
Diharapkan kepada Institusi untuk lebih memperdalam dan
memperbanyak bahan bacaan mengenai pemberian makanan tambahan
dini pada bayi usia 0-6 bulan.
2. Bagi Puskesmas Kuta Alam
Diharapkan kepada petugas kesehatan khususnya yang bekerja di
Puskesmas Kuta Alam untuk lebih meningkatkan pengetahuan, pendidikan
dan pendapatan ibu melalui penyuluhan-penyuluhan tentang pemberian
32
33
ASI Eksklusif dan dampak dari pemberian makanan tambahan dini pada
bayi usia 0-6 bulan.
3. Bagi Peneliti
Diharapkan kepada peneliti agar dapat menambah wawasan dan
menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, 2008. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI), http://www.medicalera.com.
Diakses tanggal 7 Juli 2008.
Albar,husein, Alergi Makanan Pada Anak. Jakarta, PT. Rineka cipta, 2007.
Behrman,Richard.E, dkk, Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi bahasa Indonesia:
A.Samik wahab. Jakarta, EGC, 2005.
Budiarto,E, Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta, EGC, 2002.
Depkes RI, Ibu Berikan ASI Eksklusif baru dua Persen. Jakarta, 2001
Depkes RI, Pemberian ASI Eksklusif. Jakarta, 2007
Dina dan Maria, Menjaga Kesehatan Bayi dan Balita. Jakarta Puspa Swara,
2004
Dinas Kesehatan Profinsi Aceh, Jumlah Bayi Yang Diberikan ASI Eksklusif.
Bidang Kesehatan Masyarakat, 2009.
Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Jumlah Bayi Yang Diberikan ASI
Eksklusif. Bidang Kesehatan Masyarakat, 2010.
Dinas Kesehatan Provinsi Banda Aceh, Jumlah Bayi Yang Diberikan ASI
Eksklusif. Bidang Kesehatan Masyarakat, 2010.
Elizar, 2011. Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian Makanan
Pendamping Asi Dini. Banda Aceh. Stikes U’Budiyah.
Hartono 2008, BBLR. http://www.boys-well.com. Diakses tanggal 15 Januari
2011.
Irawati, 2004, Kerugian-Kerugian Yang Potensial Dari Pengenalan Makanan
Tambahan Dini. http://www.medicalera.com. Diakses tanggal 15 Mei 2011.
Kurnia, A, Konsep Manajemen syariah dalam pengupahan karyawan perusahaan.
2008. http://www.elqini.wordpress.com .(Dikutip tanggal 01 juni 2012).
Narendra,dkk, Pemberian Makanan Tambahan, Makanan Untuk Anak
Menyusui/WHO. Jakarta, EGC, 2008.
Narendra,dkk, Pemberian Makanan Tambahan, Makanan Untuk Anak
Menyusui/WHO. Jakarta, EGC, 2002.
Ningsih, ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta. EGC, 2002.
Noor, N, N, Dasar epidemiologi. Jakarta. Rineka Cipta, 2000.
Notoatmodjo,S, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta, PT. Rineka Cipta,
2003.
, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta, PT. Rineka
Cipta, 2005.
, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta, Sagung seto, 2005.
Perinasia, Jadwal Pemberian Makanan Pada Bayi. 2008
Pudjiadi, Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta, Balai penerbit FKUI, 2008.
Pudjiadi, Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta, Balai penerbit FKUI, 2007.
Purwanti, Konsep Penerapan ASI Eklusif, Jakarta. EGC, 2004.
Roesli, ASI Eklusif, Trubus Agriwidya, 2005.
Rosidah,Didah, Pemberian Makanan Tambahan, Makanan Untuk Anak
Menyusui/WHO. Jakarta, EGC, 2003.
Suhami, Pengetahuan Ibu Terhadap Pemberian MP-ASI Dini Pada Bayi
Umur 0-6 Bulan. Puskesmas Medan, 2010.
Suhardjo, Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak. Jakarta, PT.Niaga
swadaya, 2000.
Supriyono,
2008,
Gangguan
Diawal
Pertumbuhan
http://www.wordpress.com. Dikutip tanggal 15 Mei 2011.
Supariasa, I Dewa, dkk, Penilaian Status Gizi. Jakarta, EGC, 2002.
Balita.
Download