GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DINI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS KUTA ALAM BANDA ACEH KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh Oleh: AGUS RINA NIM : 09010034 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN BANDA ACEH TAHUN 2012 ABSTRAK Gambaran Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian Makanan Tambahan Dini Pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012 xii + 33 halaman + 8 tabel + 12 lampiran Latar belakang : Pemberian makanan tambahan dini adalah memberikan makanan tambahan selain ASI sebelum usia 6 bulan. Di Kota Banda Aceh pada tahun 2010 ditemukan jumlah bayi yang telah diberikan makanan tambahan sebelum usia 6 bulan sebanyak 89,3% dari jumlah total bayi 4899 jiwa. Berdasarkan wawancara dari 35 orang bayi berusia dibawah 6 bulan, 25 orang bayi telah mendapatkan makanan tambahan. Tujuan penelitian : Untuk mengetahui Gambaran Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian Makanan Tambahan Dini Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh. Metode penelitian : Penelitian ini bersifat deskriftif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang berusia 0-6 bulan sebanyak 35 orang. Pengambilan sampel secara total sampling. Pengumpulan data dengan cara penyebaran kuesioner terhadap orang tua bayi. Hasil penelitian : Dari 35 responden yang diteliti ditemukan hasil : responden yang memberikan makanan tambahan dini 48.6%, pengetahuan kurang 34.3%, pendidikan rendah 17.1% dan yang pendapatan kurang 45.7%. Kesimpulan :. sebagian besar pengetahuan ibu dalam pemberian makanan tambahan dini pada bayi 0-6 bulan berada pada katagori cukup, sebagian besar pendidikan berada pada pendidikan tinggi, dan sebagian besar pendapatan berada pada pendapatan cukup. Saran : Diharapkan kepada ibu-ibu atau masyarakat yang berada dikawasan puskesmas kuta alam agar dapat meningkatkan pengetahuan, pendidikan dan pendapatan tentang pemberian makanan tambahan dini sehingga ibu-ibu mengerti kapan seharusnya makanan tambahan itu diberikan. Kata Kunci : Pemberian Makanan Tambahan Dini, Pengetahuan, Pendidikan dan pendapatan Sumber : 24 buku (2000 – 2007)+ 7 internet ii PERNYATAAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah Telah Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Diploma III Kebidanan STIKes U’BUDIYAH Banda Aceh Banda Aceh, 4 September 2012 Pembimbing (MUNIZAR, SST) MENGETAHUI : KETUA PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES U’BUDIYAH BANDA ACEH (CUT EFRIANA, SST) iii PENGESAHAN PENGUJI Karya Tulis Ilmiah ini Telah Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh Banda Aceh, 4 September 2012 Tanda tangan Pembimbing : MUNIZAR, SST ( ) Penguji I : FITHRIANY, S.SiT, M.Kes ( ) Penguji II : NURLAILA RAMADHAN, SST ( ) MENYETUJUI KETUA STIKES U’BUDIYAH BANDA ACEH MENGETAHUI: KETUA PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN (MARNIATI, M.Kes) (CUT EFRIANA, SST) iv KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah, peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-Nya peneliti telah dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DINI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS KUTA ALAM BANDA ACEH TAHUN 2012”. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti banyak menemukan hambatan-hambatan dan kesulitan, tetapi berkat adanya bimbingan, arahan dan bantuan dari Ibu Munizar, SST selaku pembimbing, sehingga peneliti telah dapat menyelesaikan penulisan ini dengan baik. Tak lupa ucapan terima kasih yang tak terhingga peneliti sampaikan kepada: 1. Bapak Dedi Zefrizal, ST selaku ketua yayasan U’Budiyah Indonesia 2. Ibu Marniati, SE, M.Kes selaku ketua STIKES U’Budiyah Banda Aceh 3. Ibu Cut Efriana, SST selaku ketua prodi Diploma III Kebidanan STIKES U’Budiyah Banda Aceh. 4. Ibu Fithriany, SSiT, M.Kes selaku penguji I dan Ibu Nurlaila Ramadhan, SST selaku penguji II 5. Para Dosen dan Staf akademik STIKES U’Budiyah Banda Aceh Dan secara khusus peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda, Ibunda dan seluruh sanak saudara yang telah banyak memberikan motivasi dan doa yang tak bisa penulis balas dengan apapun sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah. v Peneliti menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhirnya dengan satu harapan, semoga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi kita semua. Amien. Banda Aceh, 4 September 2012 Peneliti vi Dan seandainya ranting-ranting pohon di muka bumi di jadikan pena dan air laut menjadi tinta, serta di ditambah kepadanya tujuh laut lagi sesudah sesudah kerngnya,niscaya tidak akan habis-habisnya(dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana. (Q.S. Lukman 27) Langkah demi langkah telah kulewati suka duka dan segala rintangan telah kuhadapi dengan tegar serta tetap mengingat dan mengharapkan lindungan ya……Allah telah engkau lidungi aku dari kesusahan, ketakutan dan juga telah melancarkan segala urusanku tiada yang dapat ku takutkan selain sujud di hadaan-Mu. Ya Allah……… Hari ini telah kau izinkan diriku merengkuh keberhaslan yang kudamba…….yang kutempuh dengan cucuran keringat dan keyakinan tulus yang selalu mengiringi setiap langkahku. Hari ini telah engkau penuhi harapanku untuk menggapai asa dan cita-citaku tercinta Ku ingin member setitik kebahagiaan untukmu Kuingin mentaatkan baktiku untukmu lewat secercah keberhasilanku. Dengan segenap ketulusan dan kerendahan hati kupersembahkan karya tulis ini kepada yang tercinta ayahanda Hasanuddin, Ibunda Nurlatifah dan Pamanku M. Syarif serta saudara-saudaraku Muktaruddin dan Mutia Rahmi. Terima kasih buat sobat-sobatku (Desi Rosiana, Dista Ananda, Nailil Ulfa, Ida Yani, Eri Rahmawati, Cut Mulyati, Ira Aulina, Juli Astuti,Khairunnisah) dan seluruh Letting 2009 yang telah memberi dorongan dan do’a demi sebuah keberhasilan. Agus Rina vii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i ABSTRAK ............................................................................................................ ii PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii PENGESAHAN PENGUJI ................................................................................ iv KATA PENGANTAR .......................................................................................... v MOTTO ................................................................................................................ vii DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ................................................................................................ x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4 C. Tujuan Penulisan............................................................................... 4 D. Manfaat Penulisan............................................................................. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6 A. Pemberian Makanan Tambahan Dini ............................................... 6 1. Pengertian .................................................................................. 6 2. Jadwal pemberian makanan…………………………………… 7 3. Dampak………………………………………………………. . 7 4. Kerugian-Kerugian Yang Potensial Dari Pengenalan Makanan Tambahan Dini .......................................................... 8 B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian MP-ASI ................... 10 1. Pengetahuan ............................................................................... 10 2. Pendidikan ................................................................................. 13 3. Pendapatan ................................................................................. 15 BAB III KERANGKA KONSEP ....................................................................... 17 A. Kerangka Konsep Penelitian ............................................................. 17 B. Definisi Operasional ......................................................................... 18 BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 19 A. Jenis Penelitian ................................................................................. 19 B. Populasi dan Sampel ......................................................................... 19 1. Populasi ....................................................................................... 19 viii 2. Sampel ........................................................................................ 19 C. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 19 D. Pengumpulan Data ............................................................................ 20 1. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 20 2. Instrument Penelitian .................................................................. 20 E. Pengolahan dan Analisa Data ............................................................ 20 1. Pengolahan Data ........................................................................ 20 2. Analisa Data............................................................................... 21 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 23 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................. 23 B. Hasil Penelitian.................................................................................. 23 C. Pembahasan ....................................................................................... 28 BAB VI PENUTUP ............................................................................................ 32 A. Kesimpulan ....................................................................................... 32 B. Saran ................................................................................................. 33 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Jadwal Pemberian Makanan ........................................................ 7 Tabel 3.1. Definisi Operasional .................................................................... 18 Tabel 5.1. Frekuensi Pengetahuan ................................................................ 24 Tabel 5.2. Frekuensi Pendidikan ................................................................... 24 Tabel 5.3. Frekuensi Pendapatan .................................................................. 25 Tabel 5.4. Frekuensi Pemberian Makanan Tambahan Dini .......................... 25 Tabel 5.5. Frekuensi Pemberian Makanan Tambahan Dini Berdasarkan Tingkat Pengetahuan ................................................................................. 26 Tabel 5.6. Frekuensi Pemberian Makanan Tambahan Dini Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................................................................................... 27 Tabel 5.7. Frekuensi Pemberian Makanan Tambahan Dini Berdasarkan Tingkat Pendapatan .................................................................................... 28 x DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3. Kuesioner Lampiran 4. Surat Izin Pengambilan Data Awal Lampiran 5. Surat Balasan Pengambilan Data Awal Lampiran 6. Surat Izin Penelitian Lampiran 7. Surat Balasan Penelitian Lampiran 8. Master Tabel Lampiran 9. Hasil SPSS Lampiran 10. Lembaran Konsultasi Lampiran 11. Daftar Hadir Sidang Lampiran 12. Biodata Peneliti xi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemberian ASI eksklusif masih jauh dari target nasional yang diharapkan yaitu sebesar 80%. Faktor dominan yang menjadi penghambat pemberian ASI eksklusif ini umunya adalah kebiasaan masyarakat memberikan makanan/minuman beberapa saat setelah lahir berupa madu, larutan gula, susu bubuk, pisang wak dan sebagainya yang merupakan tradisi turun temurun. Persentase pemberian ASI eklusif hanya 10% sementara pemberian ASI dengan minuman atau makanan selain ASI di NAD mencapai 90% (Profil Prov. Aceh, 2009). Hasil penelitian oleh para pakar menunjukkan bahwa gangguan pertumbuhan pada awal pertumbuhan balita, antara lain disebabkan kekurangan gizi sejak bayi dalam kandungan, pemberian makanan tambahan terlalu dini atau terlalu lambat, makanan tambahan tidak cukup mengandung energi dan zat gizi mikro terutama mineral,besi dan seng, perawatan bayi yang kurang memadai dan ibu tidak berhasil memberikan ASI eksklusif kepada bayinya (Supriyono, 2008). Penyusunan Strategi Nasional pemberian makanan bayi dan anak yaitu memberikan hanya ASI saja atau ASI eksklusif sejak lahir sampai berumur 6 bulan, memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang cukup dan 1 2 bermutu sejak bayi berumur 6 bulan dan meneruskan pemberian ASI sampai anak berumur 2 tahun (Depkes, 2007). Makanan tambahan berarti memberi makanan lain selain ASI dimana selama periode pemberian makanan tambahan seorang bayi terbiasa memakan makanan keluarga. MP-ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan ketrampilan motorik oral. Ketrampilan motorik oral berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan makanan yang berbentuk bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/anak. Pemberian MP-ASI yang cukup dalam kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini (Ariani, 2008). Di Indonesia terutama di daerah perdesaan sering kita jumpai pemberian makanan tambahan mulai beberapa hari setelah bayi lahir. Kebiasaan ini kurang baik karena pemberian makanan tambahan dini dapat mengakibatkan bayi lebih sering menderita diare, mudah alergi terhadap makanan tertentu, terjadi malnutrisi atau gangguan pertumbuhan anak, produksi ASI menurun (Narendra,dkk, 2008). Berdasarkan hasil Survei Domografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, bayi berumur dibawah 5 tahun 32% mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan, dan angka ini lebih rendah dibandinkan laporan pada SDKI 3 tahun 2002-2003 (40%) (BPS, 2008). Dengan adanya penurunan presentase pemberian ASI eksklusif pada SDKI tahun 2007 dibandingkan tahun 20022003, dapat berpengaruh terhadap kualitas sumberdaya manusia pada masa yang akan datang dan berdampak pada status kesehatan masyarakat, dimana dapat memungkinkan terjadinya peningkatan angka kesakitan dan kematian pada bayi. Hasil penelitian yang diperoleh dari 54 responden terdapat 26 orang yang berpengetahuan kurang terhadap pemberian MP-ASI dini pada bayi 0-6 bulan dan 28 orang pendidikan dasar. Tahun 2009 jumlah bayi di Propinsi Aceh sebanyak 105,565 orang, sedangkan yang diberi ASI eklusif sebanyak 10,965 (10,39%) (Profil Prov. Aceh, 2009). Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh pada tahun 2010 didapatkan jumlah bayi yang telah diberikan makanan tambahan dini pada usia dibawah 6 bulan adalah sebanyak 89,3% dari jumlah total bayi sebanyak 4899 jiwa (Dinkes Kota Banda Aceh, 2011). Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis di Puskesmas Kuta Alam pada bulan Januari-April tahun 2012 terdapat 119 total bayi secara keseluruhan dan dari hasil wawancara dari 10 orang tua yang memiliki bayi berusia dibawah 0-6 bulan, terdapat 4 orang yang berpengetahuan kurang terhadap MP-ASI dini pada bayi 0-6 bulan, 3 orang berpendidikan dasar dini 3 orang berpendapatan kurang. Berdasarkan latar belakang diatas penulis merasa penting untuk melakukan penelitian mengenai “Gambaran Faktor-faktor Yang 4 Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian Makanan Tambahan Dini Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan sebagai berikut: “Gambaran Faktor-faktor Apa Sajakah Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian Makanan Tambahan Dini Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012”? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Gambaran Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian Makanan Tambahan Dini Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian makanan tambahan dini ditinjau dari pengetahuan pada bayi 0-6 bulan pada Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh tahun 2012. b. Mengetahui gambaran faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian makanan tambahan dini ditinjau dari pendidikan pada bayi 0-6 bulan pada Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh tahun 2012. c. Mengetahui gambaran faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian makanan tambahan dini ditinjau dari pendapatan pada bayi 0-6 bulan pada Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh tahun 2012. 5 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi institusi Sebagai bahan bacaan mengenai Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian makanan pendamping asi dini pada bayi usia 0-6 bulan. 2. Bagi Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh dalam menggalakkan program ASI eksklusif dan pemberian makanan tambahan. 3. Bagi Peneliti Menambah wawasan penulis dalam mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan tentang pemberian makanan tambahan yang terlalu dini. BAB II PEMBAHASAN A. Pemberian Makanan Tambahan Dini 1. Pengertian Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman tambahan selain ASI yang mengandung zat gizi yang diberikan kepada bayi untuk memenuhi kebutuhan gizinya yang diberikan mulai umur 6 bulan (Krisnatuti dan Yenrina, 2007). Menurut Husaini dan Anwar makanan pendamping ASI merupakan makanan tambahan bagi bayi. Makanan ini harus menjadi pelengkap dan dapat memenuhi kebutuhan bayi. Hal ini menunjukkan bahwa makanan pendamping ASI berguna untuk menutupi kekurangan zat-zat gizi yang terkandung dalam ASI. Dengan demikian cukup jelas bahwa peranan makanan tambahan bukan sebagai pengganti ASI tetapi untuk melengkapi atau mendampingi ASI (Krisnatutu dan Yenrina, 2008). Sedangkan menurut Dep.Kes RI (2007), MP-ASI merupakan makanan peralihan dan dari ASI ke makanan keluarga. Penyusunan Strategi Nasional pemberian makanan bayi dan anak yaitu memberikan hanya ASI saja atau Asi eksklusif sejak lahir sampai berumur 6 bulan, memberikan makanan pendamping ASI yang cukup dan bermutu sejak bayi berumur 6 bulan dan meneruskan pemberian ASI sampai anak berumur 2 tahun (Depkes, 2007). 6 7 2. Jadwal pemberian makanan Tabel 2.1 Jadwal pemberian makanan pada bayi Umur (Bulan) Makanan Jumlah Sehari 0-6 ASI saja Sesuka bayi 6-9 - ASI - Sesuka bayi - Buah - 2 kali - Bubur susu - 1 kali - Nasi tim saring - 2 kali - ASI - Sesuka bayi - Buah - 2 kali - Nasi tim - 3 kali 9-12 Sumber : Perinasia, 2008 3. Dampak Pemberian makanan tambahan dini dapat mengakibatkan : a. Bayi lebih sering menderita diare karena pertumbuhan zat anti oleh usus bayi belum sempurna. b. Bayi mudah alergi terhadap makanan tertentu. Keadaan ini terjadi akibat usus bayi masih permeable, sehingga mudah dilalui oleh protein asing. c. Terjadi malnutrisi/ gangguan pertumbuhan anak karena zat esensial yang diberikan secara berlebihan untuk jangka waktu yang panjang mengakibatkan penimbunan zat gizi tersebut sehingga menimbulkan keadaan obesitas dan dapat merupakan racun bagi tubuh. 8 d. Produksi ASI menurun karena bayi sudah kenyang dengan makanan tambahan tadi, maka frekuensi menyusu menjadi lebih jarang, akibatnya dapat menurunkan produksi ASI dan bayi kekurangan zatzat yang dibutuhkan sebelum usia 4 bulan atau 6 bulan yang tidak dapat diberikan oleh makanan lain. e. Tinggi solute load dari makanan tambahan yang diberikan, sehingga dapat menimbulkan hiperosmolaritas yang meningkatkan beban ginjal f. Menurunkan daya tahan tubuh bayi karena bayi kekurangan protein yang sangat dibutuhkan selama masa pertumbuhan (Rosidah, 2004). 4. Kerugian-Kerugian Yang Potensial Dari Pengenalan Makanan Tambahan Dini (Suhardjo, 2000), ada beberapa akibat kurang baik yang bisa timbul dari pengenalan makanan dini (sebelum anak berusia 6 bulan) diantaranya adalah: a) Kenaikan berat badan terlalu cepat hingga menjurus ke obesitas Makanan padat, baik yang dibuat sendiri atau buatan pabrik, cenderung mengandung kadar natrium klorida (NaCl) tinggi yang akan menambah beban ginjal. Alergi Pemberian makanan padat terlalu dini sering dihubungkan dengan meningkatnya kandungan lemak dan berat badan pada anakanak (Husein albar, 2007). Makanan tambahan yang diberikan kepada bayi cenderung mengandung protein dan lemak tinggi sehingga pada 9 akhirnya akan berdampak pada konsumsi kalori yang tinggi dan mengakibatkan obesitas. b) Gangguan penyusuan Berkurangnya intensitas menyusu pada bayi dapat menyebabkan produksi ASI yang menurun sebelum waktunya. c) Beban ginjal yang berlebihan dan hyperosmolitas Bayi yang mendapat makanan padat pada umur yang dini, mempunyai osmolitas plasma yang lebih tinggi dari pada bayi yang mendapat ASI saja, sehingga mudah mengalami hyperosmolitas dehidrasi. Makanan padat, baik yang dibuat sendiri atau buatan pabrik, cenderung mengandung kadar natrium klorida (NaCl) tinggi yang akan menambah beban ginjal. d) Alergi terhadap makanan Belum matangnya sistem kekebalan dari susu pada umur yang dini, dapat menyebabkan banyak terjadinya alergi terhadap makanan pada masa anak-anak. e) Gangguan pengaturan selera makan Makanan padat telah dianggap sebagai salah satu penyebab kegemukan pada bayi-bayi. f) Bahan-bahan makanan tambahan yang merugikan Makanan tambahan mungkin mengandung komponen-komponen alamiah yang jika diberikan pada waktu dini dapat merugikan, suatu bahan yang lazim adalah sukrosa. Gula ini adalah penyebab kebusukan 10 pada gigi dan telah dikemukakan bahwa penggunaan gula ini pada umur yang dini dapat membuat anak terbiasa dengan makanan manis. B. Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian MP-ASI Menurut Green perilaku kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 3 faktor, salah satu diantaranya adalah faktor predisposisi. Faktor predisposisi tersebut mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut oleh masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi (pendapatan), dan sebagainya (Notoamojo, 2007) . Penelitian Herawati (2006) mendapati bahwa mulai umur 2,78 bulan bayi sudah diberi makanan selain ASI. Studi Riyadi (2002) menemukan bahwa lebih dari 90% bayi telah diberikan MP-ASI pada umur kurang dari 4 bulan (Aritonang, 2007). Hasil penelitian Suhami (2010) diperoleh bahwa pengetahuan dan pendidikan mempengaruhi pemberian MP-ASI dini pada bayi usia sebelum 6 bulan ke atas. Hasil penelitian Elizar mengatakan bahwa pendapatan mempengaruhi pemberian MP-ASI dini. 1. Pengetahuan a. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan 11 terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what” misalnya : apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya (Notoadmojo, 2005). Hasil penelitian yang diperoleh dari 54 responden terdapat 26 orang yang berpengetahuan kurang terhadap pemberian MP-ASI dini (Suhami, 2010). b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu: 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan objek tersebut secara benar. 12 3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemempuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. c. Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden (Notoadmodjo, 2003). Skala ini menggunakan data kuantitatif yang berbentuk angkaangka yang menggunakan alternatif jawaban serta menggunakan peningkatan yaitu kolom menunjukkan letak ini maka sebagai konsekuensinya setiap centangan pada kolom jawaban menunjukkan nilai tertentu. 13 Prosedur berskala atau (scaling) yaitu penentu pemberian angka atau skor yang harus diberikan pada setiap kategori respon perskalaan. Untuk mengukur pengetahuan menggunakan rumus : 𝑓 P= ℎ Keterangan : P : Prosentase f : Jumlah jawaban yang benar h : Jumlah skor maksimal jika semua pertanyaan di jawab benar Berdasarkan hasil perhitungan, kemudian hasilnya di interprestasikan dalam beberapa kategori yaitu: Baik : 76 - 100% Cukup baik : 56 - 75% Kurang baik : 40 - 55% Tidak baik : <40% (Arikunto, 2006) 2. Pendidikan Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk meneumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan (Fuad, 2005). Hasil penelitian yang diperoleh dari 54 responden terdapat 28 orang pendidikan dasar terhadap MP-ASI dini pada bayi usia 0-6 bulan (Suhami, 2010). 14 Menurut fuad, 2005 tahap pendidikan yang berkelanjutan ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan perserta didik, tingkat kerumitan bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran mengelompokkan pendidikan dalam tiga jenjang yaitu : a. Pendidikan dasar Pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam masyarakat, serta mempersiapkan peserta didikk untuk mengikuti pendidikan menengah (SD,SMP). b. Pendidikan menegah Pendidikan menengah adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang kemampuan mengadakan hubungan timbale-balik dengan lingkungan social budaya, dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi (SMA dan sederajat). c. Pendidikan tinggi Pendidikan tinggi adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliiki tingkat kemampuan tinggi yang bersifat akademik dan atau professional sehingga dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam rangka pembangunan nasional dan meningkatkan kesejateraan manusia. 15 Menurut Notoatmodjo pendidikan adalah proses untuk menuju perubahan prilaku masyarakat dan akan memberikan kesempatan pada individu untuk menemukan ide/nilai baru (Purnamawati, 2003). Soeparmanto dan Rahayu (2006) telah melakukan penelitian yang menunjukkan hasil bahwa ibu-ibu yang tamat SD mempunyai kemungkinan menyusui ASI eklusif 6 kali lebih besar daripada ibuibu yang tidak tamat SD. Sedangkan ibu-ibu yang tamat SLTP dan SLTA mempunyai kemungkinan menyusui ASI eklusif 4 kali lebih besar daripada ibu-ibu yang tidak tamat SLTP dan SLTA. Pendidikan juga akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu, mencari pengalaman sehingga informasi yang diterima akan menjadi pengetahuan (Azwar, 2000). 3. Pendapatan (Sosial Ekonomi) Pendapatan adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pemberi kepeda penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan dilakukan, berfungsi sebagai jaminan kelangsungan hidup dan layak bagi kemanusiaan dan produksi, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan, undang-undang dan peraturan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi dan penerima kerja (Kurnia, 2008). Berdasarkan dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 30 responden terdapat 20 orang yang berpenghasilan rendah yang memberikan MP-ASI dini pada bayi usia 0-6 bulan (Elizar, 2011). 16 Menurut Noor, 2000 menyebutkan berbagai variabel sangat erat hubungannya dengan status social ekonomi. Status sosial ekonomi juga sangat erat hubungannya dengan pekerjaan/ jenisnya, pendapatan keluarga, daerah tempat tinggal/geografis, kebiasaan hidup dengan faktor psikologi dalamn masyarakat. Berdasarkan keputusan Gubenur Nanggro Aceh Darussalam Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2012 telah ditetapkan menjadi Rp. 1.400.000,- per bulan dan dapat dikatagorikan sebagai berikut : a. Diatas UMP (> Rp. 1.400.000) b. Dibawah UMP (<Rp. 1.400.000) BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Penelitian Menurut Green perilaku kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 3 faktor, salah satu diantaranya adalah faktor predisposisi. Faktor predisposisi tersebut mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut oleh masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi (pendapatan), dan sebagainya (Notoamojo, 2007) . Variabel independent Variabel dependent Pengetahuan Pemberian Makanan Tambahan Dini Pendidikan Sosial Ekonomi Gambar 3.1: Kerangka Konsep Penelitian 17 18 B. Definisi operasional Tabel 3.1 N o 1 Variabel penelitian Dependent Pemberian makanan tambahan dini Independent 2 Pengetahuan 3. Pendidikan Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur Makanan Penyebaran tambahan kuesioner selain ASI yang diberikan sebelum usia 6 bulan. kuesioner - Diberikan - Tidak Diberikan ordinal Pengetahua n ibu tentang pemberian MP-ASI Kuesioner dengan 6 pertanyaan - Baik - Cukup - Kurang ordinal kuesioner dengan 1 pertanyaan - Tinggi - Menengah - Rendah Ordinal Pendidikan terakhir ibu yang mendapatka n ijazah Penyebaran kuesioner - baik bila 70100% - sedang bila 5175% - kurang bila <50% Penyebaran kuesioner - Tinggi bila tamat universitas - Menengah bila tamat (SLTA,SMA dan sederajat) - Rendah bila (tidak sekolah, SD dan sederajat) 19 4 Pendapatan Penghasilan orang tua perbulan Penyebaran kuesioner kuesioner dengan 1 - Cukup bila pertanyaan diatas UMP (≥Rp.1.400.00 0)/bula - Kurang bila Diatas UMP (<Rp.1.400.00 0)/bulan - Cukup - Kurang C. Pertanyaan Peneliti 1. Apakah ada pengaruh pengetahuan ibu terhadap pemberian makanan tambahan dini pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh. 2. Apakah ada pengaruh pendidikan ibu terhadap pemberian makanan tambahan dini pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh. 3. Apakah ada pengaruh pendapatan ibu terhadap pemberian makanan tambahan dini pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh. Ordinal BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat Deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional yaitu setiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran terhadap variabel dilakukan pada saat yang sama (Notoatmodjo, 2005). Untuk mengetahui Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian Makanan Tambahan Dini Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi yang berumur 0-6 bulan sebanyak 35 orang. 2. Sampel Tenik dalam pengambilan sampel adalah total sampling yaitu dengan mengambil keseluruhan dari populasi yang ingin diteliti. C. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kuta Alam pada tanggal 05-29 Juli tahun 2012. 20 21 D. Pengumpulan data 1. Teknik Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dengan penyebaran kuesioner pada ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan. 2. Instrumen penelitian Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan 5 buah pertanyaan tentang pengetahuan, 1 buah pertayaan mengenai pendidikan, 1 pertanyaan mengenai Pendapatan dan 1 buah pertanyaan mengenai Pemberian Makanan tambahan Dini. E. Pengolahan dan analisa data 1. Pengolahan Data Data yang telah dikumpulkan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Editing Dilakukan pengecekan kelengkapan data yang telah terkumpul, bila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam pengumpulan data akan diperbaiki dengan pemeriksaan dan pendataan ulang. b. Coding Data yang diperoleh di klasifikasikan kemudian diberi kode tertentu untuk memudahkan pengolahan data. 22 c. Transferring Data yang telah diberi kode disusun secara berurutan sesuai dengan klasifikasi data. d. Tabulating Data yang telah lengkap dihitung sesuai variabel yang dibutuhkan lalu dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi. 2. Analisa Data Setelah selesai dilakukan pengolahan data, maka analisis data yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan bantuan komputer yaitu program Statistical Program For Social Science (SPSS) versi 16.00. Analisa data yang akan dilakukan meliputi: a. Analisa Univariat Dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Data yang telah diolah dapat ditampilkan dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus: P= 𝑓 𝑛 ×100% Keterangan : P = Persentase f = Frekuensi teramati n = Jumlah sampels (Budiarto, 2002) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Kuta Alam adalah puskesmas induk yang terletak dijalan Twk. Hasyim Banda Muda di Kelurahan Mulia Kecamatan Kuta Alam yang berjarak ± 2 km dari pusat Kota Banda Aceh atau ± 1,5 km dari Rumah Sakit Provinsi. Puskesmas Kuta Alam pertama kali dibangun tahun 1975, secara geografis batas wilayah kerja Puskesmas Kuta Alam adalah : 1. Sebelah Barat dengan : Kecamatan Kuta Raja 2. Sebelah Timur dengan : Kecamatan Syiah Kuala 3. Sebelah Utara dengan : Selat Malaka 4. Sebelah Selatan dengan : Kecamatan Baiturrahman B. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilaksanakan pada tanggal 05 Juli sampai dengan 29 Juli tahun 2012 terhadap 35 ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan yang berada di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh, maka dapat dilihat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut : 23 24 1. Analisa Bivariat a. Pemberian makanan tambahan dini Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Pemberian Makanan Tambahan Dini Pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012 No 1 Pemberian Makanan Tambahan Dini Diberikan Frekuensi Presentase 17 48.6 2 Tidak Diberikan 18 51.4 Jumlah 35 100 Sumber : data primer diolah tahun 2012 Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 35 responden, di temukan hanya sedikit perbedaan antara yang memberikan makanan tambahan dini (88.6%) dengan yang tidak memberikan (51.4%). b. Pengetahuan Table 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Dalam Pemberian Makanan Tambahan Dini Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012 No Pengetahuan Frekuensi Presentase 1 Baik 10 28.6 2 Cukup 13 37.1 3 Kurang 12 34.3 35 100 Jumlah Sumber : Data Primer Tahun 2012 25 Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 35 responden, hanya sedikit perbedaan antar baik (28,6%) , cukup (37,1%) dan kurang (34,3%). c. Pendidikan Table 5.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Dalam Pemberian Makanan Tambahan Dini Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012 No Pendidikan Frekuensi Presentase 1 Tinggi 17 48.6 2 Menegah 12 34.3 3 Rendah 6 17.1 35 100 Jumlah Sumber : Data Primer Tahun 2012 Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 35 responden, di temukan bahwa 17 responden (48.6%) mayoritas pendidikan tinggi. d. Pendapatan Table 5.4 Distribusi Frekuensi Pendapatan Responden Dalam Pemberian Makanan Tambahan Dini Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012 No Pendapatan Frekuensi Presentase 1 Cukup 19 54.3 2 Kurang 16 45.7 35 100 Jumlah Sumber : Data Primer Tahun 2012 26 Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 35 responden, di temukan bahwa 19 responden (54,3%) mayoritas berpendapatan cukup. 2. Analisa Bivariat a. Pemberian Makanan Tambahan Dini Di Tinjau Dari Pengetahuan Ibu. Table 5.5 Distribusi Frekuensi Pemberian Makanan Tambahan Dini Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Tinjau Dari Pengetahuan Ibu Di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012 No Pengetahuan Pemberian Makanan Tambahan Dini Diberikan Tidak Diberikan F % f % Total f % 1 Baik 8 80.0 2 20.0 10 100 2 Cukup 5 38.5 8 61.5 13 100 3 Kurang 4 33.3 8 66.7 12 100 Total 17 48.6 18 51.4 35 100 Sumber : Data Primer Tahun 2012 Berdasarkan tabel 5.5 diatas dapat dijelaskan bahwa ibu yang berpengetahuan baik yang tidak memberikan makanan tambahan dini adalah 20.0%, ibu yang berpengetahuan cukup yang tidak memberikan makanan tambahan dini adalah 61.5% dan dari ibu yang berpengetahuan kurang yang tidak memberikan makanan tambahan dini adalah 66.7%. 27 b. Pemberian Makanan Tambahan Dini Di Tinjau Dari Pendidikan Ibu Table 5.6 Distribusi Frekuensi Pemberian Makanan Tambahan Dini Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Tinjau Dari Pendidikan Ibu Di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012 No Pendidikan 1 Tinggi 2 Menengah 3 Rendah Total Pemberian Makanan Tambahan Dini Diberikan Tidak Diberikan f % f % Total f % 10 58.8 7 41.2 17 100 5 41.7 7 58.3 12 100 2 33.3 4 66.7 6 100 17 48.6 18 51.4 35 100 Sumber : Data Primer Tahun 2012 Berdasarkan tabel 5.6 diatas dapat dijelaskan bahwa ibu yang berpendidikan tinggi yang tidak memberikan makanan tambahan dini adalah 41.2%, ibu yang berpendidikan menengah yang tidak memberikan makanan tambahan dini adalah 58,3%, dan dari ibu yang berpendidikan rendah yang tidak memberikan makanan tambahan dini adalah 66.7%. 28 c. Pemberian Makanan Tambahan Dini Di Tinjau Dari Pendapatan Ibu. Table 5.7 Distribusi Frekuensi Pemberian Makanan Tambahan Dini Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Tinjau Dari Pendapatan Ibu Di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012 No Pendapatan 1 Cukup 2 Kurang Total Pemberian Makanan Tambahan Dini Dibeikan Tidak Diberikan f % f % Total f % 11 57.9 8 42.1 19 100 6 37.5 10 62.5 12 100 17 48.6 18 51.4 35 100 Sumber : Data Primer Tahun 2012 Berdasarkan tabel 5.5 diatas dapat dijelaskan bahwa ibu yang berpenghasilan cukup yang tidak memberikan makanan tambahan dini adalah 42.1% dan dari ibu yang berpenghasilan kurang yang tidak memberikan makanan tambahan dini adalah 62.5%. C. Pembahasan Pada pembahasan ini akan di uraikan hasil penelitian mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi ibu dalam Pemberian Makanan Tambahan Dini Pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012. 1. Pemberian Makanan Tambahan Dini Di Tinjau Dari Pengetahuan Ibu Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang berpengetahuan baik yang tidak memberikan makanan tambahan dini adalah 20.0%, ibu yang 29 berpengetahuan cukup yang tidak memberikan makanan tambahan dini adalah 61.5% dan dari ibu yang berpengetahuan kurang yang tidak memberikan makanan tambahan dini adalah 66.7%. Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what” misalnya : apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005). Hasil penelitian yang diperoleh dari 54 responden terdapat 26 orang yang berpengetahuan kurang dalam pemberian MP-ASI dini (Suhami, 2010). Peneliti berasumsi bahwa ibu yang berada di Puskesmas Kuta Alam merasa penting memberikan ASI saja, ini dikarenakanan pengetahuan bukan lah pengehalang bagi ibu untuk tidak memberikan makanan tambahan dini, disini pengetahuan tidak mempengaruhi ibu dalam memberikan makanan tambahan dini. 2. Pemberian Makanan Tambahan Dini Di Tinjau Dari Pendidikan Ibu Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang berpengetahuan baik yang tidak memberikan makanan tambahan dini adalah 20.0%, ibu yang berpengetahuan cukup yang tidak memberikan makanan tambahan dini 30 adalah 61.5% dan dari ibu yang berpengetahuan kurang yang tidak memberikan makanan tambahan dini adalah 66.7%. Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk meneumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan (Fuad, 2005). Hasil penelitian yang diperoleh dari 54 responden terdapat 28 orang pendidikan dasar yang meberikan MP-ASI dini pada bayi usia 0-6 bulan (Suhami, 2010). Peneliti berasumsi bahwa ibu-ibu yang berpendidikan tinggi lebih mudah menyerap informasi yang ada melalui media massa dan lain-lain dan seseorang yang berpendidikan tinggi juga lebih rasional dalam mengambil keputusan umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal baru dibandingkan individu lain yang berpendidikan lebih rendah. Tapi ini sangat bertolak belakang dengan hasil penelitian dimana ibu yang berpendidikan tinggi lebih banyak meberikan makanan tambahan dini dibandingka ibu yang berpendidikan rendah dan menurut alasan pemberian makanan tambahan tersebut para ibu-ibu banyak yang takut bayinya kelaparan. 3. Pemberian Makanan Tambahan Dini Di Tinjau Dari Pendapatan Ibu Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang berpenghasilan cukup yang tidak memberikan makanan tambahan dini adalah 42.1% dan 31 dari ibu yang berpenghasilan kurang yang tidak memberikan makanan tambahan dini adalah 62.5%. Pendapatan adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pemberi kepeda penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan dilakukan, berfungsi sebagai jaminan kelangsungan hidup dan layak bagi kemanusiaan dan produksi, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan, undang-undang dan peraturan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi dan penerima kerja (Kurnia, 2008). Berdasarkan dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 30 responden terdapat 20 orang yang berpenghasilan rendah yang memberikan MP-ASI dini pada bayi usia 0-6 bulan (Elizar, 2011). Peneliti berasumsi bahwa pendapatan itu sangat erat hubungannya dengan sosial ekonomi dan pekerjaan seseorang jadi karena itu ibu–ibu lebih banyak memberikan makanan tambahan dini dengan penghasilan cukup karena ibu-ibu yang pekerja lebih sibuk dari pada Ibu Rumah Tangga (IRT). BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2012, maka penulis dapat simpulkan sebagai berikut : 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tidak mempengaruhi ibu dalam pemberian makanan tambahan dini pada bayi usia 0-6 bulan. 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan seseorang itu mempengaruhi ibu dalam pemberian makanan tambahan dini pada bayi usia 0-6 bulan. 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan tidak mempengaruhi ibu dalam pemberian makanan tambahan dini pada bayi usia 0-6 bulan. B. Saran 1. Bagi Institusi Diharapkan kepada Institusi untuk lebih memperdalam dan memperbanyak bahan bacaan mengenai pemberian makanan tambahan dini pada bayi usia 0-6 bulan. 2. Bagi Puskesmas Kuta Alam Diharapkan kepada petugas kesehatan khususnya yang bekerja di Puskesmas Kuta Alam untuk lebih meningkatkan pengetahuan, pendidikan dan pendapatan ibu melalui penyuluhan-penyuluhan tentang pemberian 32 33 ASI Eksklusif dan dampak dari pemberian makanan tambahan dini pada bayi usia 0-6 bulan. 3. Bagi Peneliti Diharapkan kepada peneliti agar dapat menambah wawasan dan menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Ariani, 2008. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI), http://www.medicalera.com. Diakses tanggal 7 Juli 2008. Albar,husein, Alergi Makanan Pada Anak. Jakarta, PT. Rineka cipta, 2007. Behrman,Richard.E, dkk, Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi bahasa Indonesia: A.Samik wahab. Jakarta, EGC, 2005. Budiarto,E, Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta, EGC, 2002. Depkes RI, Ibu Berikan ASI Eksklusif baru dua Persen. Jakarta, 2001 Depkes RI, Pemberian ASI Eksklusif. Jakarta, 2007 Dina dan Maria, Menjaga Kesehatan Bayi dan Balita. Jakarta Puspa Swara, 2004 Dinas Kesehatan Profinsi Aceh, Jumlah Bayi Yang Diberikan ASI Eksklusif. Bidang Kesehatan Masyarakat, 2009. Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Jumlah Bayi Yang Diberikan ASI Eksklusif. Bidang Kesehatan Masyarakat, 2010. Dinas Kesehatan Provinsi Banda Aceh, Jumlah Bayi Yang Diberikan ASI Eksklusif. Bidang Kesehatan Masyarakat, 2010. Elizar, 2011. Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian Makanan Pendamping Asi Dini. Banda Aceh. Stikes U’Budiyah. Hartono 2008, BBLR. http://www.boys-well.com. Diakses tanggal 15 Januari 2011. Irawati, 2004, Kerugian-Kerugian Yang Potensial Dari Pengenalan Makanan Tambahan Dini. http://www.medicalera.com. Diakses tanggal 15 Mei 2011. Kurnia, A, Konsep Manajemen syariah dalam pengupahan karyawan perusahaan. 2008. http://www.elqini.wordpress.com .(Dikutip tanggal 01 juni 2012). Narendra,dkk, Pemberian Makanan Tambahan, Makanan Untuk Anak Menyusui/WHO. Jakarta, EGC, 2008. Narendra,dkk, Pemberian Makanan Tambahan, Makanan Untuk Anak Menyusui/WHO. Jakarta, EGC, 2002. Ningsih, ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta. EGC, 2002. Noor, N, N, Dasar epidemiologi. Jakarta. Rineka Cipta, 2000. Notoatmodjo,S, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2003. , Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2005. , Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta, Sagung seto, 2005. Perinasia, Jadwal Pemberian Makanan Pada Bayi. 2008 Pudjiadi, Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta, Balai penerbit FKUI, 2008. Pudjiadi, Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta, Balai penerbit FKUI, 2007. Purwanti, Konsep Penerapan ASI Eklusif, Jakarta. EGC, 2004. Roesli, ASI Eklusif, Trubus Agriwidya, 2005. Rosidah,Didah, Pemberian Makanan Tambahan, Makanan Untuk Anak Menyusui/WHO. Jakarta, EGC, 2003. Suhami, Pengetahuan Ibu Terhadap Pemberian MP-ASI Dini Pada Bayi Umur 0-6 Bulan. Puskesmas Medan, 2010. Suhardjo, Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak. Jakarta, PT.Niaga swadaya, 2000. Supriyono, 2008, Gangguan Diawal Pertumbuhan http://www.wordpress.com. Dikutip tanggal 15 Mei 2011. Supariasa, I Dewa, dkk, Penilaian Status Gizi. Jakarta, EGC, 2002. Balita.