IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 Pengaruh Pasteurisasi Terhadap Jumlah Koloni Bakteri pada Susu Segar dan sebagai Upaya Menjaga Kesehatan Liss Dyah Dewi Arini APIKES Citra Medika Surakarta Email: [email protected] Fresh milk is milk produced from cow farm animals, such as cows, buffaloes, goats, sheep, food samples with various dilutions then performed with a bacterial culture and then spread plate method hour observation result is the lowest amount of bacteria is the packaging of milk and milk pasteurization bacteria in milk. Susu segar adalah susu yang dihasilkan dari hewan ternak perahan, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan kuda yang sehat dan tidak tercampur kolostrum. Ultra high temperature secara dini gangguan kesehatan pad masyarakat. Metode yang digunakan adalah menguji sampel makanan dengan berbagai pengenceran kemudian dilakukan kultur bakteri dengan metode cawan penelitian dan perhitungan jumlah koloni bakteri didapatkan hasil bahwa didapatkan hasil jumlah bakteri terendah adalah susu pasteurisasi, lalu susu kemasan, selanjutnya bakteri terendah adalah susu kemasan, lalu susu pasteurisasi dan selanjutnya susu non pasteurisasi dan pasteurisasi dapat menurunkan jumlah bakteri atau dapat membunuh bakteri pada susu. ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 119 IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 I. PENDAHULUAN konsentrasi tinggi akan bersifat higroskopis Susu segar yang langsung diambil dari sehingga mikroba tidak dapat hidup. Di samping peternakan masih mengandung mikroorganisme. digunakan sebagai pemanis dalam susu (Ningsih pemanasan (dikenal dengan pasteurisasi) terlebih et al, 2014). dahulu. Tujuan pemanasan adalah mencegah penularan penyakit dan kerusakan susu. Salah Pemanasan walaupun banyak dapat mengurangi nutrisi dan nilai gizi karena proses satunya adalah karbohidrat yang terdapat di susu yaitu laktosa yang diproduksi dari gabungan antara satu glukosa dan satu galaktosa (Mc. semua bakteri patogen yang umumnya dijumpai pada bahan pangan yaitu bakteri Kandungan susu terdapat berbagai macam patogen berbahaya ditinjau dari kesehatan unsur dan sebagian besar terdiri dari zat makanan masyarakat. Selain itu juga pemanasan dapat yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri. memperpanjang daya simpan bahan pangan dengan cara mematikan bakteri pembusuk dan susu sangat cepat pada kondisi lingkungan yang menonaktifkann enzim pada bahan pangan asam Mikroorganisme di dalam susu dapat timbul antaranya dari susu segar yang baru diambil sendiri sudah banyak mengandung Micrococcus meskipun Enterococci, dan negatif juga menunjukkan angka yang tidak sedikit Corybacterium. Pencemaran yang lain asam lemak rantai pendek dideteksi oleh 1995). Proses kinerja tinggi Pendekatan molekuler dan metode pengawetan susu umumnya mikrobiologi klasik juga perlu diterapkan dalam dilakukan dengan pemanasan. Akan tetapi cara et al ini kurang baik karena akan mengurangi dari nilai 2011). Bahan Makanan tidak dipanasi akan mengalami kontaminasi oleh 1. Bahan Makanan, Susu Segar dan Susu mikroorganisme sehingga dapat menurunkan kualitas susu dan mengurangi masa simpan Bahan makanan merupakan susu. Salah satu langkah lain untuk menjaga kebutuhan manusia yang sangat mendasar kualitas susu di samping dengan pemanasan karena berpengaruh terhadap eksistensi adalah dengan menambahkan gula. Gula dengan dan ketahanan hidup manusia. Pangan 120 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 dalam UU RI No. 7 tahun 1996 diartikan tumbuhnya mikroorganisme yang bersifat sebagai segala sesuatu yang berasal dari patogenik terhadap manusia. Penyakit menular yang cukup berbahaya seperti sebagaimakanan atau minuman bagi dengan mudah disebarkan melalui bahan pangan. Sebagai akibat dari meningkatnya perjalanan dan perdagangan pangan danbahan lain yang digunakan dalam yang pembuatan makanan atau minuman (Mc. Susu segar adalah susu disebabkan bahan pangan dari mikroorganisme telah menjadi perhatian yang Makanan tidak saja bermanfaat bagi pertumbuhan mikroba yang patogen. Oleh dan kuda yang sehat dan tidak tercampur kolostrum. Susu segar tidak mengandung sanitasi makanan harus dijaga. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat makanan dapat dikelompokkan menjadi Susu segar paling lezat karena asam keracunan makanan dan penyakit bawaan lemak susunya belum rusak akibat proses pengawetan. Susu segar yang akan a. Keracunan Bahan Makanan diminum langsung sebaiknya dipanaskan (tidak dididihkan agar emulsi susu tidak pecah) hingga mencapai suhu diartikan o 70 C yang Ultra high temperature atau susu kemasan adalah metode pengawetan Metode ini dapat digunakan keadaan menimbulkan gangguan dalam waktu 2-40 jam setelah makan dengan menimbulkan gejala muntah- susu. Ini adalah sebuah alternatif untuk pasteurisasi. sebagai hari atau lebih. b. Penyakit Bawaan Bahan Makanan Bahan beracun 2. Gangguan Kesehatan Akibat (asli) makanan seperti yang tanaman Bahan makanan Bahan pangan dapat bertindak sebagai perantara atau substrat untuk ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org philodendron); berbagai jenis jamur 121 IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 ; mycotoxin: pembentuk dalam waktu yang singkat. Tingginya Flavus, kejadian diare disebabkan karena Fusarium; foodborne infections dan waterborne Pyrrophyceae, infections yang disebabkan bakteri Chrysophyceae; Campylobacter Aspergillus Penicillium seperti Cyanophyceae, ( cereus, Clostridium perfringens dan sea cucumber balloon Enterohemorrhagic Escherichia coli ) dan mamalia. c. (EHEC). d. Kontaminasi Mikroba Diare Makanan Penyakit salah satu diaremerupakan penyakit juga terkontaminasi berbasis dapat oleh mikroba. Beberapa mikroba pembuat racun lingkungan. Penyakit diare masih merupakanmasalah kesehatan adalah yang tergolong Salmonella, terbesar di Indonesia karena masih Staphylococcus, Clostridium, Bacillus cocovenans, Bacillus cereus. perilaku masyarakat untuk hidup Bakteri Dalam Susu bersih dan sehat. Hal ini berkaitan Salah satu bakteri penyebab terhadap infeksi dan ketergantungan keracunan akibat minum susu adalah psikologi. Staphylococcus aureus. Di beberapa negara Diare adalah buang air besar Staphylococcus (defekasi) dengan tinja berbentuk aureus cair atau setengah cair (setengah bakteri penyebab keracunan setelah minum susu. banyak dari biasanya lebih dari 200 merupakan Sumber-sumber salah satu Staphylococcus aureus g atau 200 ml/24 jam. Diare infeksi dan Parasit. Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah . Salmonella sp. merupakan bakteri berbahaya yang dikeluarkan dari berkembang tetapi juga di negara saluran pencernaan hewan dan manusia maju. Penyakit diare masih sering bersama dengan feses. Salmonella enteritidis merupakan salah satu serotipe Biasa) dengan penderita yang banyak 122 yang sering mengontaminasi susu di samping ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 Salmonella typhimurium. Berdasarkan SNI Salmonella sp. dilakukan secara kualitatif dan harus di Eropa disebabkan mengkonsumsi keju yang berasal dari susu mentah. Pada wanita hamil, menyebabkan keguguran Escherichia coli termasuk bakteri karena bakteri tersebut dapat menembus plasenta berbahaya karena dapat menyebabkan diare. 4. Salah satu syarat Escherichia Kasus keracunan setelah minum susu juga coli dalam SNI 01-6366-2000 harus negatif disebabkan Bakteri Pencemar Susu pada saat melakukan kunjungan ke peternakan. Bakteri pencemar dalam susu Susu oleh yang Camphylobacter terkontaminasi kotoran jejuni. unggas berpotensi menimbulkan terjadinya food borne bakteri patogen dan bakteri pembusuk. disease oleh Bakteri pembusuk seperti Micrococcus sp 2011). Kelompok Bacillus sp. yang sering menjadi Pseudomonas sp dan Bacillus sp akan penyebab menguraikan protein menjadi asam amino adalah Bacillus cereus. Kontaminasi Bacillus dan merombak lemak dengan enzim lipase cereus berpotensi menghasilkan toksin sehingga sehingga susu menjadi asam dan berlendir. et Beberapa Bacillus sp yang mencemari susu et al keracunan setelah minum susu al; 2011). antara lain adalah Bacillus cereus Bacillus substilis dan Bacillus lichenformis Pasteurisasi 2011). Pasteurisasi Esherichia coli O157 : H7 termasuk kelompok enterohemoragik Escherichia coli (EHEC) pada manusia menyebabkan terjadinya pemanasan yang adalah sering suatu proses digunakan dimana suhunya di bawah titik didih air yaitu kurang dari 212°F (100°C) (Ningsih et al pengolahan pasteurisasi adalah : 1. purpura (TPP). Infeksi Escherichia coli O157:H7 hanya sebagian miroorganisme pembusuk pada manusia terjadi karena minum susu yang yang terkontaminasi feses sapi atau dari lingkungan. jumlah mereka dan tidak bisa menyebabkan Bakteri yang mampu hidup pada refrigerator penyakit. adalah Infeksi 2. terbunuh sahingga mengurangi Memiliki sifat yang dapat memperpanjang monocytogenes. pada manusia terjadi secara yang lebih baik dan menginaktifkan enzim Kejadian dalam fosfatase dan katalase. Enzim tersebut susu dipengaruhi oleh musim. Pada musim merupakan enzim yang membuat susu ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 123 IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 cepat rusak. Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium terdiri dari bahan nutrien. Biasanya pemilihan Teknik Kultur (Plating Technique) medium yang dipakai bargantung pada banyak Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk faktor seperti apa jenis mikroorganisme yang akan memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu ditumbuhkan. Perbenihan untuk pertumbuhan dari lingkungan sehingga diperoleh kultur atau bakteri agar dapat tetap dipertahankan harus biakan murni. ada beberapa cara umum yang mengandung semua zat makanan yang diperlukan dapat dilakukan dengan cara goresan (streak oleh mikroorganisme tersebut. Faktor lain seperti plate serta dengan baik (Ningsih et al ditemukan dalam populasi campuran (Ningsih et al II. Pengembangbiakan bakteri dalam cawan 1. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan 1. Alat 2. Bahan Metode Cawan gores (Streak Plate) Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni isolasi. Cara ini dilakukan dengan membagi 3-4 cawan petri. 2. Metode Cawan Sebar (Spread Plate) Teknik spread plate (lempeng sebar) adalah suatu teknik didalam menumbuhkan mikroorganisme didalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur . 3. Cara Kerja a. bakteri atau menghapuskanya diatas media Sterilisasi Alat Cawan petri dibungkus dengan agar yang telah memadat. 3. Teknik Dilusi (Pengenceran) Tujuan dari teknik berwarna ini adalah kuning melarutkan atau melepaskan mikroba dari biru (100-1000µl) (20-200µl) dan masing-maisng pada tempatnya. Cawan petri dan tip mikropipet disterilkan menggunakan mudah penanganannya. Sampel yang telah autoklaf dengan suhu 1210C selama diambil kemudian disuspensikan dalam 15 menit). akuades steril. Hampir semua metode penelitian dari penghitungan jumlah sel b. Pembuatan Media Proses dilakukan TPC ( 124 ). pembuatan dengan media mencampur nutrien agar dengan aquades untuk ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 pengenceran dan konsentrasi sesuai yang diinginkan. Magnet stirer dimasukkan ke dalam erlenmeyer untuk menghomogenkan tumbuh. d. Pemanasan Susu media. Susu sapi segar dipasteurisasi dengan cara dipanaskan pada suhu 0 plate hingga mendidih dan jernih C selama 15 detik dan diaduk yang menandakan bahwa media dengan kaca pengaduk. Susu sapi telah matang. Erlenmeyer yang berisi segar yang masih mentah digunakan media disumbat menggunakan kapas sebagai kontrol. yang digulung serta ditutup bagian e. Pembiakan Bakteri atasnya dengan kertas dan diikat Pembiakan bakteri dilakukan dengan karet agar media tidak tumpah dengan cara memasukkan 1 ml ataupun menguap sterilisasi ketika proses menggunakan autoklaf dalam tabung reaksi dan agar dengan suhu 1210C selama 15 larutan menit agar tidak terjadi kontaminasi. 10-1). Pengambilan susu dilakuakn Media agar yang telah steril ditunggu menggunakan homogen (pengenceran mikropipet agar volumenya tepat atau mengurangi kesalahan c. dalam menggunakan lampu spiritus agar sampel. aseptis. 1 ml dari pengenceran 10-1 dan Pembuatan Garam Fisiologi dimasukkan ke ke dalam garam dilakukan dengan cara melarutkan lain sebagai pengenceran 10-2. Begitu NaCl seterusnya dalam aquades dengan Suspensi pengambilan hingga susu diambil pengenceran 10-5. Pengenceran dilakukan untuk gram NaCl dilarutkan dalam 100 ml memisahkan koloni bakteri sehingga memudahkan dalam penghitungan bakteri. Suspensi susu dari setiap ulangan 5 tabung reaksi dan setiap tabung reaksi berisi 9 ml. Selanjutnya diteteskan ke permukaan media agar tidak tumpah atau menguap saat diratakan dengan disterilkan autoklaf penyebar (spread plate) agar bakteri dengan suhu 1210C selama 15 menit tidak bergereombol dalam cawan agar tidak terjadi kontaminasi. Garam petri tabung reaksi disumbat dengan kapas menggunakan sehingga batang mudah kaca dihitung. Bakteri-bakteri diinkubasi pada suatu ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 125 IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 f. ruang selama 24-48 jam agar bakteri Penelitian ini dilaksanakan pada bulan dapat tumbuh dan berkembang biak. November 2016. Penghitungan Jumlah Bakteri Berdasarkan Standar Plate Count Objek Penelitian (angka lempeng total) Obyek penelitian adalah susu segar yang Penghitungan jumlah bakteri dilakukan berdasarkan standard plate count (angka lempeng total) kemasan atau susu UHT ( dengan cara memilih biakan dengan sebanyak 2 ulangan. Susu segar dan susu pengenceran tertentu yang memiliki UHT tersebut didapatkan di warung di daerah ) 30-300 jumlah koloni bakteri. Jika koloni yang memenuhi syarat ada Variabel Penelitian 1) Jika perbandingannya lebih Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi: pengenceran yang terlebih 1. dahulu. 2) Variabel Bebas Variabel Jika perbandingan kurang dari bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengenceran sampel susu yaitu pengenceran 10-1 3) Jika tidak ada yang memenuhi syarat 30-300 koloni dalam tiap -2 10 10-4 dan 10-5. 2. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini paling mendekati. 4) adalah jumlah koloni bakteri. Jika ada kontaminasi yang 3. menutupi lebih dari separuh Variabel Terkendali Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah variabel yang diusahakan sama cawan petri tidak dapat untuk setiap perlakuan meliputi suhu dihitung. 5) Jumlah sel per ml dihitung dengan cara membagi jumlah koloni dengan faktor pengenceran dan volume suspensi yang disebar. Cara Pengumpulan Data 1. Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan: Tempat dan Waktu Penelitian yaitu perhitungan yang mengukur jumlah sel total (sel mati dan sel hidup) pada Biologi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 126 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 koloni yang bergabung dianggap satu koloni bakteri. Metode yang digunakan cawan adalah metode hitungan cawan yaitu dihitung. e. jumlah koloni yang muncul menjadi indeks petri tersebut tidak bisa Jumlah sel per ml dihitung dengan cara membagi jumlah koloni dengan di mana jumlah bakteri yang memenuhi faktor persyaratan untuk dihitung adalah berkisar suspense yang disebar. 30 dianggap tidak memenuhi syarat (terlalu III. pengenceran dan volume HASIL Hasil penelitian disajikan pada tabel I (hasil 300 juga dianggap tidak memenuhi syarat / pengamatan 24 jam koloni bakteri dalam sampel terlalu banyak (Yunita et al; 2015). Gambar susu) dan tabel II (pengamatan 48 jam koloni 1 memperlihatkan model penghitungan bakteri dalam sampel susu). cawan. 1. Hasil Pengamatan 24 Jam Koloni Bakteri dalam Sampel Susu Tabel I. Hasil Pengamatan pada 24 Jam Gambar 1. Model Penghitungan Cawan 2. Cara Perhitungan Jumlah Koloni Jumlah koloni bakteri dihitung menggunakan rumus : Koloni Bakteri dalam Sampel Susu Ulangan Jumlah Koloni yang Tumbuh Susu ke pada Pengenceran 10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 1 54 14 16 2 98 13 6 3 97 18 3 4 89 330 29 5 7 7 Spreader 6 22 4 83 Keterangan : i. Ulangan 1 dan II : susu segar yang Jika yang memenuhi syarat ada dua dipasteurisasi. ii. a. Ulangan III dan IV : susu segar non Jika perbandingannya lebih atau pasteurisasi iii. Ulangan V dan VI : susu yang lebih dahulu. b. Jika perbandingannya kurang dari UHT (kemasan) iv. Spreader : tak terhingga (tidak c. Jika tidak ada yang memnuhi jumlah dapat dihitung) v. - : tidak ada bakteri paling mendekati. d. Jika ada kontaminasi yang menutupi ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 127 IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 2. Hasil Hasil Pengamatan 48 Jam Koloni autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit untuk Bakteri dalam Sampel Susu membunuh mikroorganisme yang akan memicu Tabel II. Hasil Pengamatan pada 48 jam kontaminasi. Koloni Bakteri dalam Sampel Susu Ulangan Jumlah Koloni Yang Tumbuh Susu ke pada Pengenceran 10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 1 70 27 30 2 73 59 11 3 103 23 5 4 211 400 67 5 7 55 Spreader 6 44 4 106 Keterangan : i. dilakukan dengan cara memanaskan susu sapi segar yang telah 0 C selama 15 detik sambil diaduk dengan kaca pengaduk dan dipantau suhunya menggunakan termometer (Billah et al 2013). Pengadukan dilakukan agar susu tidak menjendal selama proses pemanasan. Pasteurisasi berfungsi untuk membunuh bakteri atau mikroorganisme yang khamir. Ulangan III dan IV : susu segar non pasteurisasi iii. susu Ulangan 1 dan II : susu segar yang dipasteurisasi. ii. Pasteurisasi Pasteurisasi merupakan sebuah proses pemanasan makana atau bahan pangan dengan Ulangan V dan VI : s u s u U H T tujuan untuk membunuh mikroorganisme (kemasan) iv. Spreader : tak terhingga (tidak dapat kapang dan khamir. Tujuan pasteurisasi adalah agar bahan pangan lebih aman untuk dikonsumsi dihitung) v. - : tidak ada bakteri menonaktifkan enzim-enzim yang membuat makanan cepat busuk seperti enzim phosphatase IV. PEMBAHASAN et al di mana jumlah bakteri dihitung berdasarkan standard plate count dan dibandingkan hasil perhitungan bakteri antara susu yang yaitu : 1. telah dipasteurisasi dengan susu yang tidak HTST ( pasteurisasi dengan suhu tinggi dan dalam dipasteurisasi. waktu singkat proses pemanasan dilakukan 0 C – 750C selama 15-16 sterilisasi alat dan bahan. Sterilisasi alat dilakukan dengan cara membungkus cawan petri dengan menggunakan kertas serta mengatur tip mikropipet yang berwarna biru (100-1000 µl) dan berwarna kuning (20-200 µl) masing-masing pada tempatnya. Semua alat disterilisasi menggunakan 128 detik. Contoh : pada jus buah. 2. ) yaitu proses pemanasan dengan suhu rendah dan dalam waktu cukup lama. Proses ini dilakukan pada suhu 610C selama 30 menit. Contoh : pasteurisasi susu kedelai. ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 3. UHT ( ) yaitu memanaskan bahan pada suhu 1310C Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme yaitu : 1. Nutrisi kemasan. Mikroba memerlukan suplai nutrisi untuk Standard Plate Count merupakan suatu sumber energi dan pertumbuhan selnya. metode yang digunakan untuk menentukan 2. Suhu / temperatur kerapatan bakteri aerob dan aerob fakultatif. Jika suhu naik Penghitungan ini menggunakan asumsi bahwa proses metabolisme dan mempercepat setiap spesies bakteri membentuk koloni tersendiri pertumbuhan. dalam pertumbuhannya. Hanya koloni hidup yang menurunkan akan dihitung dalam metode ini. memperlambat pertumbuhan. Jika suhu Jika akanmeningkatkan suhu turun akan metabolisme dan Jika hasil hasil dari x kurang atau sama dengan 2 maka jumlah koloni kedua petri dihitung dan dirata-rata. Jika nilai x lebih besar dari 2 maka menjadi tidak aktif dan rusak sehingga sel- digunakan pengenceran yang lebih dahulu. sel mati. Media yang digunakan yaitu Nutrient Agar 3. pH / derajat keasaman Mikroba memiliki pH optimum yang berbeda- mengandung nitrogen dalam jumlah cukup yang dapat digunakan untuk budidaya bakteri dan beda tergantung jenis atau spesiesnya. 4. Ketersediaan oksigen Mikroba memiliki tingkat kebutuhan oksigen kotoran dan bahan lainnya (Retnowati et al; 2011). Beberapa keuntungan yang didapat dari media yang berbeda-beda. 5. nutrient agar adalah : 1. 2. Dapat Air Berperan dalam reaksi metabolik dalam digunakan untuk pertumbuhan sel dan sebagai alat pengangkut zat gizi ke mayoritas dari mikroba yang tidak selektif dalam sel atau metabolit ke luar sel. atau mikroorganisme heterotrof. Beberapa syarat dalam penghitungan koloni Dapat digunakan dalam prosedur bakteri atau mikroorganisme yaitu : 1. Jumlah koloni di dalam cawan petri harus 30-300 koloni. sampel pada uji bakteri dan untuk 2. Satu koloni dihitung satu (1). 3. Dua koloni yang bertumpuk dihitung satu mengisolasi organism di dalam kultur murni. 3. Nutrient agar tidak mengandung sumber koloni. 4. Beberapa koloni yang berhubungan dihitung satu koloni. digunakan untuk pertumbuhan bakteri 5. tetapi tidak baik atau tidak dapat untuk pertumbuhan kapang. Dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung 2 koloni. 6. ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org Koloni yang terlalu besar atau melebihi 129 IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 setengah luas cawan tidak ikut atau tidak 7. lolos dalam penghitungan. pada pengolahan susu cair menjadi susu bubuk. Koloni yang besarnya kurang dari setengah Kerusakan vitamin dan mineral juga lebih banyak luas cawan dihitung satu koloni. Hasil yang diperoleh dari penghitungan 2010). Kelebihan susu UHT dibandingkan yang dipasteurisasi Tabel I menunjukkan jumlah koloni lain yaitu: bakteri yang lebih sedikit dibandingkan dengan 1. susu yang tidak dipasteurisasi. Pada susu bebas dari mikroba pembusuk dan mikroba kemasan mengandung jumlah bakteri yang lebih penyebab penyakit 2. namun jumlah bakteri pada susu kemasan jauh lebih rendah dibandingkan dengan susu yang tidak mirip susu sapi segar 3. Susu bersifat awet dan tanpa bahan dipasteurisasi. Pada pengamatan 48 jam yang pengawet disajikan pada tabel II pengamatan 48 jam koloni Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bakteri dalam sampel susu pasteurisasi pada bahan pangan dapat membunuh mikroorganisme yang terdapat dalam bahan selanjutnya susu yang tidak dipasteurisasi. pangan. Oleh karena itu sebelum mengkonsumsi Ultra high temperature adalah metode susu segar tersebut sehingga susu tersebut aman pada susu. Ini adalah sebuah alternatif untuk pasteurisasi. Metode ini dapat digunakan untuk kandungan gizi yang terdapat pada susu tersebut dapat diserap tubuh dengan baik (Maitimu et al lainnya Sejauh ini Ultra High Temperature yang 2012). paling umum itu digunakan untuk susu. Susu Beberapa penyakit yang sering terjadi terlebih dahulu dipanaskan selama 2-3 detik di pada masyarakat yang dapat ditimbulkan dari suhu 135 sampai 150° C dan segera didinginkan mengkonsumsi makanan yang tidak dimasak sampai 4-5°C. Waktu pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai kita membiasakan terlebih dahulu memasak atau da rasa yang relatif tidak berubah seperti aslinya. Semua kuman atau mikroorganisme termasuk bakteri patogen dihancurkan oleh suhu ultra tinggi. dan juga tidak menimbulkan penyakit. Memasak Susu ini dapat disimpan setidaknya enam minggu. makanan terlebih dahulu juga sangat efektif sebagai cara untuk pencegahan secara dini bubuk berasal dari susu segar yang kemudian spray dryer. 130 gangguan kesehatan yang sering terjadi pada masyarakat. ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 V. SIMPULAN Dari hasil pengamatan dan perhitungan jumlah koloni bakteri hasil bahwa : in Cheese Making’. International Journal of 1. Food Safety. 13 : 293 – 302. 2. Pengamatan 24 jam didapatkan hasil bahwa jumlah bakteri terendah adalah Animal Nutrition. New York : Pengamatan 48 jam didapatkan hasil bahwa A.N. 2012. ‘Parameter Keasaman Susu jumlah bakteri terendah adalah susu Ultra Pasteurisasi Dengan Penambahan Ekstrak Daun Aileru (Wrightia Caligria’). Jurnal dan selanjutnya susu mentah. Vol. 1 No. 1. Pasteurisasi dapat menurunkan jumlah bakteri atau dapat membunuh bakteri pada susu. ‘Kualitas Susu Cair Pasta Pasteurisasi Setelah Penambahan Sirup Oligofruktosa DAFTAR PUSTAKA Umbi Talas Kimpul (Xanthomonas sagitifolium Schott)’. Jurnal Protobiont. 3 (2) 2000. ‘Pengaruh Suhu Dan Waktu : 93-99. Pasteurisasi Terhadap Mutu Susu Selama Penyimpanan’. Bumi Aksara. Veteriner . ‘Pertumbuhan Pelaksanaan Saluran Distribusi Susu Bakteri Staphylococcus Aureus Pada Media Yang Diekspos Dengan Pasteurisasi Pt. Susu Sehat Alami Mangli Infus Daun Jember’. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Paniculata Sambiloto (Andrographis Vol 6, No 2. Mahasiswa. Yang Diproduksi U.D. Gading Mas Selama Pazzati; M. Antongiavans; S. Rapaccini Penyimpanan Dalam Refrigerator’. Jurnal dan M. Mele. 2012. ‘Change in Conjugated Hal 28-32 Vol. 5, No. 2 ISSN : 1978 – 0303. During The Ripening of Cheese Produced with Raw Milk’. Italian Pangan. Bandung : Universitas Padjajaran. Journal of Animal Science. 11 (75) : 426- UU RI No 7 Tahun 1996. Pangan. Jakarta : 430. Kementerian Kesehatan. Wooton. 1995 Purnomo dan Adiono. Jakarta : Universitas Indonesia Press. ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 131 IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 2015. ‘Analisis Kuantitatif Mikrobiologi Pada Makanan Penerbangan (Aerofood ACS) Garuda Indonesia Berdasarkan TPC ( Plate Count) Dengan Metode Pour Plate’. Biosistem Vol. 3 No. 3 : 237-248. 132 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org