Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang

advertisement
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
ANGGARAN DASAR SAAT INI
ANGGARAN DASAR PERUBAHAN
PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan
PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN
Tidak ada perubahan
PASAL 3 MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN
USAHA
Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan
PASAL 4 MODAL
Ayat (1) s/d (10): Tidak ada perubahan
PASAL 5 SAHAM
Ayat (1) s/d (13): Tidak ada perubahan
PASAL 6 PENGGANTI SURAT SAHAM
Ayat (1) s/d (6): Tidak ada perubahan
PASAL 7 DAFTAR PEMEGANG SAHAM DAN DAFTAR
KHUSUS
Ayat (1) s/d (11): Tidak ada perubahan
PASAL 8 PENITIPAN KOLEKTIF
Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan
PASAL 9 PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM
Ayat (1) s/d (7): Tidak ada perubahan
PASAL 10 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
PASAL 10 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Ayat (1) s/d (5): Tidak ada perubahan
Ayat (6): Diubah, diperinci, dan dipindah menjadi
Pasal 11 ayat (1) s/d (16)
Ayat (7): Penyesuaian nomor ayat menjadi Pasal
10 ayat (6)
Ayat (8): Diubah, diperinci, dan dipindah menjadi
Pasal 14 ayat (11) s/d (15)
(6) Apabila Direksi atau Dewan Komisaris lalai
untuk menyelenggarakan RUPS Tahunan pada
waktu yang telah ditentukan, maka 1 (satu)
atau lebih pemegang saham yang bersama-
(1) Rapat Umum Pemegang Saham yang
selanjutnya disebut "RUPS" adalah terdiri atas:
a. RUPS Tahunan;
b. RUPS lainnya, yang dalam anggaran dasar ini
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
sama memiliki sedikitnya 10% (sepuluh persen)
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
yang sah berhak memanggil sendiri RUPS
Tahunan atas biaya Perseroan setelah
mendapat izin dari Ketua Pengadilan Negeri
yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan Perseroan.
(7) RUPS Luar Biasa dapat diselenggarakan
sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan untuk
membicarakan dan memutuskan mata acara
rapat kecuali mata acara rapat yang dimaksud
pada ayat (4) huruf a, sampai dengan e,
dengan memperhatikan peraturan perundangundangan yang berlaku dan Anggaran Dasar
Perseroan.
(8) Jika ada usul-usul lain yang ingin dimasukkan
dalam acara RUPS, maka usul-usul tersebut
harus dimasukkan dalam acara RUPS apabila:
a. usul yang bersangkutan telah diajukan
secara tertulis kepada Direksi oleh seorang
atau lebih pemegang saham yang mewakili
sedikitnya 20% (dua puluh persen) dari
keseluruhan jumlah saham yang telah
dikeluarkan Perseroan;
b. telah diterima sedikitnya 7 (tujuh) hari
sebelum pemganggilan untuk rapat yang
bersangkutan dikeluarkan; dan
c. menurut pendapat Direksi usul itu
dianggap berhubungan langsung dengan
usaha
Perseroan
dan
mengingat
ketentuan-ketentuan lain dalam Anggaran
Dasar ini.
disebut juga RUPS Luar Biasa.
(2) Istilah RUPS dalam anggaran dasar ini berarti
keduanya, yaitu RUPS Tahunan dan RUPS Luar
Biasa, kecuali dengan tegas dinyatakan lain.
(3) RUPS Tahunan diselenggarakan tiap tahun,
paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun
buku Perseroan ditutup.
(4) Dalam RUPS Tahunan:
a. Direksi menyampaikan:
(i) laporan perihal jalannya Perseroan dan
tata usaha keuangan dari tahun buku
yang baru berlalu, yang telah diperiksa
oleh
Dewan
Komisaris
(untuk
selanjutnya disebut Laporan Tahunan)
untuk mendapat persetujuan RUPS;
(ii) laporan keuangan yang telah diaudit
oleh
Akuntan
Publik
untuk
mendapatkan pengesahan RUPS;
(iii) rencana kerja dan anggaran tahunan
untuk tahun yang akan datang yang
telah disetujui oleh Dewan Komisaris.
b. Dewan Komisaris menyampaikan laporan
tentang tugas pengawasan yang telah
dilakukan selama tahun buku yang baru
berlalu;
c. Ditetapkan
penggunaan
laba
atau
keuntungan jika Perseroan mempunyai
saldo laba yang positif dari tahun buku yang
baru berlalu dan keuntungan yang belum
dibagi dari tahun-tahun buku yang lalu
harus diputuskan berdasarkan usul Direksi;
d. Dilakukan penunjukan akuntan publik dan
wewenang tersebut oleh RUPS dapat
dilimpahkan kepada Direksi Perseroan atas
nama RUPS; dan
e. Bilamana perlu, dilakukan pengangkatan
anggota Direksi dan Dewan Komisaris dan
penentuan gaji, atau honorarium dan
tunjangan lainnya dari anggota Direksi dan
Dewan Komisaris;
f. Dapat diputuskan hal-hal lain yang telah
diajukan, dengan tidak mengurangi
ketentuan anggaran dasar ini.
(5) Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan
Laporan Keuangan oleh RUPS Tahunan berarti
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
memberikan pelunasan dan pembebasan
tanggung jawab sepenuhnya kepada anggota
Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan
dan pengawasan yang telah dijalankan selama
tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut
tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan
Keuangan.
(6) RUPS Luar Biasa dapat diselenggarakan
sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan untuk
membicarakan dan memutuskan mata acara
rapat kecuali mata acara rapat yang dimaksud
pada ayat (4) huruf a, sampai dengan e, dengan
memperhatikan
peraturan
perundangundangan yang berlaku dan anggaran dasar ini.
PASAL 11 TEMPAT,
PIMPINAN RUPS
PEMANGGILAN
DAN PASAL 11 PENYELENGGARAAN RUPS
Ayat (1): Diubah, diperinci, dan dipindah menjadi
Pasal 12 ayat (1) s/d (3)
Ayat (2): Diubah dan dipindah menjadi Pasal 12
ayat (4)
Ayat (3): Diubah dan dipindah menjadi Pasal 14
ayat (1) s/d (10)
Ayat (4) s/ (6): Diubah dan dipindah menjadi Pasal
15 ayat (1) s/d (23)
Ayat (7) s/d (8): Diubah dan dipindah menjadi
Pasal 11 ayat (1) s/d (16)
Ayat (9) s/d (11): Diubah dan dipindah menjadi
Pasal 18 ayat (1) s/d (7)
Ayat (12) s/d (14): Diubah dan dipindah menjadi
Pasal 22 ayat (1) s/d (13)
(1) RUPS harus diadakan di tempat kedudukan (1) 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang
Perseroan atau di tempat Perseroan melakukan
bersama-sama mewakili 1/10 (satu persepuluh)
kegiatan usahanya atau di tempat kedudukan
atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan
Bursa Efek di mana saham-saham Perseroan
hak suara, dapat meminta agar diselenggarakan
dicatatkan asal saja dalam wilayah Republik
RUPS.
Indonesia.
(2) Permintaan
penyelenggaraan
RUPS
(2) Apabila semua pemegang saham hadir
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan
dan/atau diwakili dalam RUPS, pemberitahuan
kepada Direksi dengan surat tercatat disertai
dan pemanggilan terlebih dahulu tidak
alasannya.
diperlukan dan Rapat dapat diadakan (3) Permintaan
penyelenggaraan
RUPS
dimanapun juga dalam wilayah Republik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus:
Indonesia dan berhak mengambil keputusana. dilakukan dengan itikad baik;
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
keputusan yang mengikat.
(3) Pengumuman RUPS dilakukan selambatlambatnya 14 (empat) belas hari kalender
sebelum Pemanggilan RUPS dengan tidak
memperhitungkan tanggal pengumuman dan
tanggal pemanggilan, yang dilakukan dengan
cara memasang iklan sekurang-kurangnya
dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa
Indonesia 1 (satu) diantaranya berperedaran
luas dalam wilayah negara Republik Indonesia
dan 1 (satu) yang terbit di tempat kedudukan
Perseroan sebagaimana ditentukan oleh
Direksi.
(4) Tanpa mengurangi ketentuan-ketentuan lain
dalam Anggaran Dasar ini, Pemanggilan RUPS
harus dilakukan selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari kalender sebelum tanggal
RUPS
diadakan
dengan
tidak
memperhitungkan tanggal pemanggilan dan
tanggal RUPS, yang dilakukan dengan cara
memasang iklan sekurang-kurangnya dalam 2
(dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia 1
(satu) diantaranya berperedaran luas dalam
wilayah negara Republik Indonesia dan 1 (satu)
yang terbit di tempat kedudukan Perseroan
sebagaimana ditentukan oleh Direksi.
(5) Pemanggilan
RUPS
tersebut
harus
mencantumkan hari, tanggal, jam, tempat dan
acara Rapat dengan disertai pemberitahuan
bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam
Rapat tersedia di Kantor Perseroan mulai dari
tanggal dilakukan pemanggilan sampai dengan
Rapat diadakan. Pemanggilan RUPS Tahunan
harus pula mencantumkan bahwa Laporan
Tahunan sebagaimana dimaksudkan dalam
Pasal 19 ayat 4 telah tersedia di Kantor
Perseroan untuk diperiksa oleh para pemegang
saham di kantor Perseroan sejak tanggal
pemanggilan RUPS sampai dengan tanggal
RUPS diselenggarakan dan salinan dari neraca
dan perhitungan laba rugi dari tahun buku
yang baru lalu dapat diperoleh dari Perseroan
atas permintaan tertulis para pemegang saham
sejak tanggal pemanggilan RUPS Tahunan yang
bersangkutan
sampai
dengan
tanggal
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
b. mempertimbangkan kepentingan Perseroan;
c. merupakan permintaan yang membutuhkan
keputusan RUPS;
d. disertai dengan alasan dan bahan terkait hal
yang harus diputuskan dalam RUPS; dan
e. tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan dan Anggaran Dasar
Perseroan.
Direksi melakukan pengumuman RUPS kepada
pemegang saham dalam jangka waktu paling
lambat 15 (lima belas) hari terhitung sejak
tanggal permintaan penyelenggaraan RUPS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima
Direksi.
Dalam hal Direksi tidak melakukan pengumuman
RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
pemegang saham dapat mengajukan kembali
permintaan penyelenggaraan RUPS kepada
Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris melakukan pengumuman
RUPS kepada pemegang saham dalam jangka
waktu paling lambat 15 (lima belas) hari
terhitung
sejak
tanggal
permintaan
penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) diterima Dewan Komisaris.
Dalam hal Direksi atau Dewan Komisaris tidak
melakukan pengumuman RUPS dalam jangka
waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan
ayat (6), Direksi atau Dewan Komisaris harus
mengumumkan:
a. terdapat permintaan penyelenggaraan RUPS
dari pemegang saham sebagaimana
dimaksud pada ayat (1); dan
b. alasan tidak diselenggarakannya RUPS.
Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat
(7) dilakukan dalam jangka waktu paling lambat
15 (lima belas) hari sejak diterimanya
permintaan penyelenggaraan RUPS dari
pemegang saham sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dan ayat (6).
Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat
(7) dilakukan melalui:
a. 1 (satu) surat kabar harian berbahasa
Indonesia yang berperedaran nasional;
b. situs web Bursa Efek; dan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
diselenggarakannya RUPS Tahunan. Tanpa
mengurangi ketentuan lain dalam Anggaran
Dasar ini, pemanggilan harus dilakukan oleh
Direksi atau Dewan Komisaris menurut cara
yang ditentukan dalam Anggaran Dasar ini.
(6) Jika setelah diadakan RUPS pertama, perlu
diadakan RUPS kedua, maka RUPS kedua
diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari
dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari
kalender dari RUPS pertama, tanpa didahului
pengumuman Rapat. Pemanggilan untuk RUPS
kedua dilakukan selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari kalender sebelum tanggal RUPS kedua
diselenggarakan,
dengan
tidak
memperhitungkan tanggal pemanggilan dan
tanggal RUPS, serta dengan menyebutkan telah
diselenggarakan RUPS pertama tetapi tidak
mencapai kuorum, kecuali RUPS untuk
memutuskan hal-hal yang berbenturan
kepentingan, pemanggilan RUPS kedua
dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari kalender sebelum tanggal RUPS
kedua diselenggarakan dengan menyebutkan
telah diselenggarakan RUPS pertama tetapi
tidak mencapai kuorum. Pemanggilan RUPS
kedua dilakukan dengan cara memasang iklan
sekurang-kurangnya dalam 2 (dua) surat kabar
harian berbahasan Indonesia 1 (satu)
diantaranya berperedaran luas dalam wilayah
Negara Republik Indonesia dan 1 (satu) yang
terbit di tempat kedudukan Perseroan
sebagaimana
ditentukan
oleh
Direksi.
Ketentuan ini berlaku tanpa mengurangi
peraturan pasar modal dan peraturan
perundangan lainnya serta peraturan Bursa
Efek di Indonesia di tempat di mana sahamsaham Perseroan dicatatkan.
(7) Penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 Anggaran Dasar dapat
dilakukan atas permintaan:
a. seorang atau lebih pemegang saham yang
mewakili 1/10 (satu persepuluh) bagian
atau lebih dari jumlah seluruh saham yang
telah ditempatkan di Perseroan dengan hak
suara yang sah; atau
c. situs web Perseroan, dalam Bahasa
Indonesia dan bahasa asing, dengan
ketentuan bahasa asing yang digunakan
paling kurang bahasa Inggris.
(10)Pengumuman yang menggunakan bahasa asing
sebagaimana dimaksud pada ayat (9) huruf c
memuat informasi yang sama dengan informasi
dalam pengumuman yang menggunakan Bahasa
Indonesia.
(11)Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran
informasi yang diumumkan dalam bahasa asing
dengan yang diumumkan dengan Bahasa
Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat
(10), informasi yang digunakan sebagai acuan
adalah informasi dalam Bahasa Indonesia.
(12)Bukti pengumuman sebagaimana dimaksud
pada ayat (9) huruf a dan salinan surat
permintaan
penyelenggaraan
RUPS
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan
paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah
pengumuman.
(13)Dalam hal Dewan Komisaris tidak melakukan
pengumuman RUPS sebagaimana dimaksud
pada ayat (6), pemegang saham sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat mengajukan
permintaan diselenggarakannya RUPS kepada
ketua pengadilan negeri yang daerah hukumnya
meliputi tempat kedudukan Perseroan untuk
menetapkan pemberian izin diselenggarakannya
RUPS.
(14)Pemegang saham yang telah memperoleh
penetapan pengadilan untuk menyelenggarakan
RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan:
a. melakukan pengumuman, pemanggilan akan
diselenggarakan
RUPS,
pengumuman
ringkasan risalah RUPS, atas RUPS yang
diselenggarakan sesuai dengan ketentuan
anggaran dasar ini.
b. melakukan
pemberitahuan
akan
diselenggarakan RUPS dan menyampaikan
bukti pengumuman, bukti pemanggilan,
risalah RUPS dan bukti pengumuman
ringkasan risalah RUPS atas RUPS yang
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
b. Dewan Komisaris;
diselenggarakan kepada Otoritas Jasa
(8) Penyelenggaraan RUPS tunduk pada ketentuan
Keuangan sesuai dengan
ketentuan
undang-undang tentang perseroan terbatas
anggaran dasar ini.
sepanjang ketentuan peraturan perundangc. melampirkan dokumen yang memuat nama
undangan pasar modal tidak menentukan lain.
pemegang saham serta jumlah kepemilikan
(9) RUPS dipimpin oleh seorang anggota Dewan
sahamnya pada Perseroan yang telah
Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris.
memperoleh penetapan pengadilan untuk
Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris
menyelenggarakan RUPS dan penetapan
tidak hadir atau berhalangan, hal tersebut
pengadilan
dalam
pemberitahuan
tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga,
sebagaimana dimaksud pada huruf b kepada
maka RUPS dipimpin oleh salah seorang
Otoritas Jasa Keuangan terkait akan
anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direksi.
diselenggarakan RUPS tersebut.
Dalam hal semua anggota Direksi tidak hadir (15)Pemegang saham sebagaimana dimaksud dalam
atau berhalangan, hal tersebut tidak perlu
ayat (1) wajib tidak mengalihkan kepemilikan
dibuktikan kepada pihak ketiga, maka RUPS
sahamnya dalam jangka waktu paling sedikit 6
dipimpin oleh pemegang saham yang hadir
(enam) bulan sejak RUPS jika permintaan
dalam RUPS yang ditunjuk dari dan oleh
penyelenggaraan RUPS dipenuhi oleh Direksi
peserta RUPS.
atau ditetapkan oleh pengadilan.
(10)Dalam hal anggota Dewan Komisaris yang
ditunjuk oleh Dewan Komisaris mempunyai
benturan kepentingan atas hal yang akan
diputuskan dalam RUPS maka RUPS dipimpin
oleh anggota Dewan Komisaris lainnya yang
tidak mempunyai benturan kepentingan yang
ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Apabila semua
anggota Dewan Komisaris mempunyai
benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin
oleh salah seorang anggota Direksi yang
ditunjuk oleh Direksi. Dalam hal salah satu
anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direksi
mempunyai benturan kepentingan atas hal
yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS
dipimpin oleh anggota Direksi yang tidak
mempunyai benturan kepentingan. Apabila
semua anggota Direksi mempunyai benturan
kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah
seorang pemegang saham independen yang
ditunjuk oleh pemegang saham lainnya yang
hadir dalam RUPS.
(11)Ketua Rapat berhak meminta agar mereka
yang hadir membuktikan wewenangnya untuk
hadir dalam Rapat tersebut.
(12)Dari segala hal yang dibicarakan dan
diputuskan dalam RUPS, dibuat Berita Acara
Rapat
yang
untuk
pengesahannya
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
ditandatangani oleh Ketua Rapat dan
sekurang-kurangnya oleh seorang pemegang
saham atau kuasa pemegang saham yang
ditunjuk oleh dan dari antara mereka yang
hadir dalam Rapat.
(13)Penandatanganan yang dimaksud dalam ayat
12 Pasal ini tidak disyaratkan apabila Berita
Acara Rapat itu dibuat dalam bentuk Akta
Notaris.
(14)Berita acara yang dibuat sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam ayat 12 dan 13
Pasal ini berlaku sebagai bukti yang sah untuk
semua pemegang saham dan pihak ketiga
tentang keputusan dan segala sesuatu yang
terjadi dalam Rapat.
PASAL 12 KUORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN PASAL
12
TEMPAT
RUPS
PENYELENGGARAAN RUPS
DAN
WAKTU
Ayat (1) s/d (4): Diubah dan dipindah menjadi
Pasal 21 ayat (1) s/d (8)
Ayat (5) s/d (11): Diubah dan dipindah menjadi
Pasal 16 ayat (1) s/d (4)
Ayat (12): Diubah dan dipindah menjadi Pasal 20
ayat (1) s/d (3) dan Pasal 21 ayat (1) s/d
(5)
Ayat (13): Diubah dan dipindah menjadi Pasal 19
ayat (4)
Ayat (14) s/d (15): Diubah dan dipindah menjadi
Pasal 12 ayat (5) s/d (6)
(1) Kecuali dinyatakan lain dalam Anggaran Dasar (1) RUPS harus diselenggarakan di wilayah Negara
ini, RUPS (termasuk RUPS untuk pengeluaran
Republik Indonesia.
Efek bersifat Ekuitas) dapat dilangsungkan (2) Perseroan harus menentukan tempat dan
apabila kuorum kehadiran sebagaimana
waktu penyelenggaraan RUPS.
disyaratkan dalam Undang-undang nomor 40 (3) Tempat penyelenggaraan RUPS sebagaimana
tahun 2007 (dua ribu tujuh) tentang Perseroan
dimaksud pada ayat (2) dilakukan di:
Terbatas dan peraturan perundang-undangan
a. tempat kedudukan Perseroan;
di bidang Pasar Modal telah dipenuhi.
b. tempat Perseroan melakukan kegiatan
(2) Perubahan Anggaran Dasar harus dibuat dalam
usaha utamanya;
akta berbahasa Indonesia dan perubahan
c. ibukota provinsi dimana tempat kedudukan
Anggaran Dasar ditetapkan oleh RUPS dengan
atau tempat kegiatan usaha utama
ketentuan kuorum kehadiran dan kuorum
Perseroan; atau
keputusan sebagaimana disyaratkan dalam
d. provinsi tempat kedudukan Bursa Efek
peraturan perundang-undangan di bidang
dimana saham Perseroan dicatatkan.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
Pasar Modal.
(4) Apabila semua pemegang saham hadir dan/atau
(3) Pengalihan
kekayaan
Perseroan
atau
diwakili dalam RUPS, pemberitahuan dan
menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan
pemanggilan terlebih dahulu tidak diperlukan
yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh
dan Rapat dapat diadakan dimanapun juga
persen) jumlah kekayaan bersih dalam satu
dalam wilayah Republik Indonesia dan berhak
transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu
mengambil
keputusan-keputusan
yang
sama lain maupun tidak, penggabungan,
mengikat.
peleburan,
pengambilalihan,
pemisahan, (5) Pemegang saham dapat juga mengambil
pengajuan permohonan agar Perseroan
keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat
dinyatakan pailit, dan pembubaran Perseroan
Umum Pemegang Saham, dengan ketentuan
hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan
semua pemegang saham telah diberitahukan
RUPS, dengan ketentuan kuorum kehadiran dan
secara tertulis dan semua pemegang saham
kuorum keputusan sebagaimana disyaratkan
memberikan persetujuan mengenai usul yang
dalam peraturan perundang-undangan di
diajukan secara tertulis serta menandatangani
bidang Pasar Modal.
persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil
(4) RUPS untuk menyetujui transaksi yang
dengan cara demikian mempunyai kekuatan
mempunyai benturan kepentingan, dilakukan
yang sama dengan keputusan yang diambil
dengan ketentuan kuorum kehadiran dan
dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang
kuorum keputusan sebagaimana disyaratkan
Saham.
dalam peraturan perundang-undangan di (6) RUPS dapat juga dilakukan melalui media
bidang Pasar Modal.
telekonferensi, video konferensi, atau sarana
(5) Yang berhak hadir dalam RUPS adalah
media elektronik lainnya yang memungkinkan
pemegang saham yang namanya tercatat
semua peserta RUPS saling melihat dan
dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan
mendengar
secara
langsung
serta
dengan
memperhatikan
peraturan
berpartisipaksi dalam RUPS dan harus dibuatkan
perundangan yang berlaku dan ketentuan Bursa
Berita Acara atau Risalah RUPS yang disetujui
Efek di tempat di mana saham-saham
dan ditandatangani secara fisik atau secara
Perseroan dicatatkan.
elektronik oleh semua peserta RUPS, untuk
(6) Pemegang saham dapat diwakili oleh
memenuhi persyaratan kuorum kehadiran
pemegang saham lain atau pihak ketiga dengan
pengambilan keputusan RUPS yang dihitung
surat kuasa dengan memperhatikan peraturan
berdasarkan keikutsertaan peserta RUPS,
perundangan yang berlaku.
sebagaimana diatur dalam Undang-undang
(7) Ketua Rapat berhak meminta agar surat kuasa
nomor 40 tahun 2007 (dua ribu tujuh) tentang
untuk mewakili pemegang saham diperlihatkan
Perseroan Terbatas; Direksi mempunyai
kepadanya pada waktu Rapat diadakan.
wewenang untuk menyatakan hasil keputusan
(8) Dalam Rapat, tiap saham memberikan hak
RUPS melalui media telekonferensi, video
kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu)
konferensi, atau sarana media elektronik
suara.
lainnya dalam akta yang dibuat di hadapan
(9) Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan
Notaris dan melakukan tindakan yang
karyawan Perseroan boleh bertindak selaku
diperlukan oleh Direksi sehubungan dengan
kuasa dalam Rapat, namun suara yang mereka
keputusan RUPS melalui media telekonferensi,
keluarkan selaku kuasa dalam Rapat tidak
video konferensi, atau sarana media elektronik
dihitung dalam pemungutan suara.
lainnya tersebut.
(10)Pemungutan suara mengenai diri orang dapat
dilakukan dengan surat tertutup yang tidak
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
ditandatangani dan mengenai hal lain secara
lisan, kecuali apabila Ketua Rapat menentukan
lain tanpa ada keberatan dari 1 (satu) atau
lebih pemegang saham yang bersama-sama
mewakili sedikitnya 10% (sepuluh persen) dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
sah hadir dalam Rapat.
(11)Pemegang saham dengan hak suara yang hadir
dalam RUPS namun tidak mengeluarkan suara
(abstain) dianggap mengeluarkan suara yang
sama dengan suara mayoritas pemegang
saham yang mengeluarkan suara.
(12)Semua keputusan diambil berdasarkan
musyawarah untuk mufakat. Dalam hal
keputusan berdasarkan musyawarah untuk
mufakat tidak tercapai, maka keputusan
diambil dengan pemungutan suara berdasarkan
suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) dari
seluruh saham dengan hak suara yang hadir
dalam RUPS kecuali Undang-undang nomor 40
tahun 2007 (dua ribu tujuh) dan peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal.
apabila jumlah suara yang setuju dan tidak
setuju sama banyaknya, jika mengenai orang
harus diundi, jika mengenai hal-hal lain, maka
usul harus dianggap diterima.
(13)Setiap hal yang diajukan oleh para pemegang
saham selama pembicaraan atau pemungutan
suara dalam RUPS harus memenuhi syarat
bahwa menurut pendapat Ketua Rapat hal
tersebut berhubungan langsung dengan salah
satu acara Rapat yang bersangkutan.
(14)Pemegang saham dapat juga mengambil
keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat
Umum Pemegang Saham, dengan ketentuan
semua pemegang saham telah diberitahukan
secara tertulis dan semua pemegang saham
memberikan persetujuan mengenai usul yang
diajukan secara tertulis serta menandatangani
persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil
dengan cara demikian mempunyai kekuatan
yang sama dengan keputusan yang diambil
dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang
Saham.
(15)RUPS dapat juga dilakukan melalui media
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
telekonferensi, video konferensi, atau sarana
media elektronik lainnya yang memungkinkan
semua peserta RUPS saling melihat dan
mendengar secara langsung serta berpartisipasi
dalam RUPA dan harus dibuatkan Berita Acara
atau Risalah RUPS yang disetujui dan
ditandangani secara fisik atau secara elektronik
oleh semua peserta RUPS, untuk memenuhi
persyaratan kuorum kehadiran pengambilan
keputusan RUPS yang dihitung berdasarkan
keikutsertaan peserta RUPS, sebagaimana
diatur dalam Undang-undang nomor 40 tahun
2007 (dua ribu tujuh) tentang Perseroan
Terbatas; Direksi mempunyai wewenang untuk
menyatakan hasil keputusan RUPS melalui
media telekonferensi, video konferensi, atau
sarana media elektronik lainnya dalam akta
yang dibuat di hadapan Notaris dan
melaksanakan tindakan yang diperlukan oleh
Direksi sehubungan dengan keputusan RUPS
melalui media telekonferensi, video konferensi,
atau sarana media elektronik lainnya tersebut.
PASAL 13 DIREKSI
PASAL 13 PEMBERITAHUAN RUPS
Ayat (1) s/d (11): Diubah, diperinci, dan dipindah
menjadi Pasal 23 ayat (1) s/d (26)
(1) Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi yang
terdiri dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang
Direktur, seorang diantaranya dapat diangkat
sebagai Direktur Utama.
(2) Anggota Direksi diangkat oleh RUPS, masingmasing untuk jangka waktu sejak tanggal yang
ditentukan pada RUPS yang mengangkat
mereka sampai dengan ditutupnya RUPS
Tahunan yang kelima setelah pengangkatan
tersebut, kecuali apabila ditentukan lain dalam
RUPS, dan dapat diangkat kembali dengan tidak
mengurani
hak
RUPS
untuk
memberhentikannya sewaktu-waktu.
(3) Anggota Direksi yang masa jabatannya telah
berakhir dapat diangkat kembali dengan
memperhatikan ketentuan dalam ayat (2) Pasal
ini.
(1) Perseroan terlebih dahulu menyampaikan
pemberitahuan mata acara rapat kepada
Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 5 (lima)
hari kerja sebelum pengumuman RUPS, dengan
tidak memperhitungkan tanggal pengumuman
RUPS.
(2) Mata acara rapat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diungkapkan secara jelas dan rinci.
(3) Dalam hal terdapat perubahan mata acara rapat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Perseroan
akan menyampaikan perubahan mata acara
dimaksud kepada Otoritas Jasa Keuangan paling
lambat pada saat pemanggilan RUPS.
(4) Ketentuan ayat (1) sampai dengan ayat (3) ini
mutatis mutandis berlaku untuk pemberitahuan
penyelenggaraan RUPS oleh pemegang saham
yang telah memperoleh penetapan pengadilan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
(4) RUPS dapat mengangkat orang lain untuk
mengisi jabatan seorang anggota Direksi yang
diberhentikan dari jabatannya dan RUPS dapat
mengangkat seseorang sebagai anggota Direksi
yang berhenti secara demikian atau untuk
mengisi lowongan tersebut adalah untuk sisa
masa
jabatan
dari
Direktur
yang
diberhentikan/digantikan tersebut.
(5) Dalam hal terdapat penambahan anggota
Direksi, maka jabatan anggota Direksi tersebut
akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya
masa jabatan anggota Direksi lainnya yang
diangkat terakhir.
(6) Para anggota Direksi diberikan gaji berikut
fasilitas dan tunjangan lainnya yang jumlah dan
jenisnya ditetapkan oleh RUPS dan wewenang
tersebut oleh RUPS dapat dilimpahkan kepada
Dewan Komisaris dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(7) a.
Seorang
anggota
Direksi
berhak
mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis mengenai
maksudnya tersebut kepada Perseroan
sedikitnya
60
(enam
puluh)
hari
sebelumnya.
b. Terhadap anggota Direksi sebagaimana
tersebut di atas, tetap dapat dimintakan
pertanggungjawabannya sebagai anggota
Direksi untuk masa jabatan sejak
pengangkatannya
sampai
tanggal
pengunduran dirinya.
(8) Apabila oleh sesuatu sebab jabatan anggota
Direksi lowong sehingga jumlahnya lebih kecil
dari persyaratan minimal yang ditetapkan
dalam ketentuan yang berlaku, maka dalam
jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak terjadi
lowongan, harus dilakukan pemberitahuan
mengenai akan dilakukannya pemanggilan
RUPS untuk mengisi lowongan itu.
(9) Apabila oleh suatu sebab apapun semua
jabatan anggota Direksi lowong, dan untuk
sementara Perseroan diurus oleh Dewan
Komisaris.
(10)a. Apabila terdapat anggota Direksi yang
diberhentikan sementara oleh Dewan
untuk menyelenggarakan RUPS sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (14).
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
Komisaris,
maka
Perseroan
wajib
menyelenggarakan RUPS dalam jangka
waktu paling lambat 45 (empat puluh lima)
hari setelah tanggal pemberhentian
sementara.
b. Dalam hal RUPS sebagaimana dimaksud
dalam ayat (10) huruf a pasal ini tidak
dapat mengambil keputusan atau setelah
lewatnya jangka waktu dimaksud RUPS
tidak
diselenggarakan,
maka
pemberhentian sementara anggota Direksi
menjadi batal.
(11)Masa Jabatan anggota Direksi berakhir apabila:
a. mengundurkan
diri
sesuai
dengan
ketentuan ayat 9 pasal ini;
b. tidak lagi memenuhi persyaratan ketentuan
yang berlaku;
c. meninggal dunia;
d. diberhentikan berdasarkan keputusan
RUPS;
e. dinyatakan pailit atau ditaruh dibawah
pengampuan berdasarkan suatu keputusan
pengadilan; dan
f. dihukum karena melakukan tindak pidana
yang merugikan keuangan Negara dan/atai
berkaitan dengan sektor keuangan.
PASAL 14 TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI
PASAL 14 PENGUMUMAN RUPS
Ayat (1) s/d (14): Diubah dan dipindah menjadi
Pasal 24 ayat (1) /sd (11)
(1) Direksi bertanggung jawab penuh atas (1) Perseroan melakukan pengumuman RUPS
pelaksanaan kepengurusan Perseroan.
kepada pemegang saham paling lambat 14
(2) Direksi wajib mengelola Perseroan dengan
(empat belas) hari sebelum pemanggilan RUPS,
itikad baik sesuai dengan kewenangan dan
dengan tidak memperhitungkan tanggal
tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam
pengumuman dan tanggal pemanggilan.
Anggaran Dasar dan peraturan perundang- (2) Pengumuman RUPS sebagaimana dimaksud
undangan yang berlaku.
pada ayat (1) paling kurang memuat:
(3) Direksi mengurus kekayaan Perseroan sesuai
a. ketentuan pemegang saham yang berhak
dengan peraturan perundang-undangan yang
hadir dalam RUPS;
berlaku.
b. ketentuan pemegang saham yang berhak
(4) Direksi menerapkan manajemen risiko dan
mengusulkan mata acara rapat;
prinsip-prinsip Good Corporate Governance
c. tanggal penyelenggaraan RUPS; dan
dalam setiap kegiatan usaha Perseroan.
d. tanggal pemanggilan RUPS.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
(5) Direksi wajib mempertanggung jawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada pemegang
saham melalui RUPS.
(6) Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan
di luar pengadilan tentang segala hal dan
dalam segala kejadian, mengikat Perseroan
dengan pihak lain dan pihak lain dengan
perseroan,serta menjalankan segala tindakan,
baik yang mengenai pengurusan maupun
kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan
bahwa untuk:
a. meminjam atau meminjamkan uang atas
nama
Perseroan
(tidak
termasuk
mengambil uang Perseroan di Bank);
b. mendirikan suatu usaha baru atau turut
serta pada perusahaan lain, baik di dalam
maupun di luar negeri;
c. membeli, menjual atau dengan cara lain
melepaskan hak-hak atas harta tetap
Perseroan;
d. bertindak sebagai penjamin (borg atau
avaliste);
e. menggadaikan
atau
memberatkan/menjaminkan
barangbarang kekayaan Perseroan;
harus dengan persetujuan dari atau surat-surat
yang berkenaan turut ditandatangani Dewan
Komisaris.
(7) Perbuatan hukum untuk melakukan Transaksi
Material dan Transaksi Benturan Kepentingan
Tertentu sebagaimana dimaksud dalam
peraturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal harus mendapat persetujuan dari
RUPS
Perseroan,
dengan
syarat-syarat
sebagaimana
diatur
dalam
peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
(8) Perbuatan hukum untuk mengalihkan, atau
menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan
yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh
persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan baik
dalam satu transaksi yang berdiri sendiri
ataupun yang berkaitan satu sama lain, yang
terjadi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku,
harus mendapat persetujuan RUPS, dengan
syarat dan ketentuan sebagaimana dimaksud
(3) Dalam hal RUPS diselenggarakan atas
permintaan pemegang saham sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11, selain memuat hal
yang disebut pada ayat (2), pengumuman RUPS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
informasi bahwa Perseroan menyelenggarakan
RUPS karena adanya permintaan dari pemegang
saham.
(4) Pengumuman RUPS kepada pemegang saham
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui:
a. 1 (satu) surat kabar harian berbahasa
Indonesia yang berperedaran nasional;
b. situs web Bursa Efek; dan
c. situs web Perseroan, dalam Bahasa
Indonesia dan bahasa asing, dengan
ketentuan bahasa asing yang digunakan
paling kurang bahasa Inggris.
(5) Pengumuman RUPS yang menggunakan bahasa
asing sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
huruf c memuat informasi yang sama dengan
informasi dalam pengumuman RUPS yang
menggunakan Bahasa Indonesia.
(6) Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran
informasi yang diumumkan dalam bahasa asing
dengan yang diumumkan dengan Bahasa
Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (5),
informasi yang digunakan sebagai acuan adalah
informasi dalam Bahasa Indonesia.
(7) Bukti pengumuman RUPS sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) huruf a disampaikan
kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 2
(dua) hari kerja setelah pengumuman RUPS.
(8) Dalam hal RUPS diselenggarakan atas
permintaan pemegang saham, penyampaian
bukti pengumuman RUPS sebagaimana
dimaksud pada ayat (7) juga disertai dengan
salinan surat permintaan penyelenggaraan
RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
ayat (2).
(9) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sampai dengan ayat (8) mutatis mutandis
berlaku untuk pengumuman penyelenggaraan
RUPS oleh pemegang saham yang telah
memperoleh penetapan pengadilan untuk
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
dalam Pasal 12 ayat 3 Anggaran Dasar
Perseroan.
(9) Perbuatan hukum untuk mengalihkan, atau
menjadikan jaminan utang kurang dari atau
sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari
seluruh jumlah kekayaan bersih Perseroan baik
dalam satu transaksi atau beberapa transaksi
yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan
satu sama lain, yang terjadi dalam jangka
waktu 1 (satu) tahun buku dapat dilakukan
Direksi dengan persetujuan tertulis dari Dewan
Komisaris.
(10) Perbuatan hukum untuk mengalihkan atau
menjadikan sebagai jaminan utang atas harta
kekayaan Perseroan sebagaimana dimaksud
dalam ayat 8 wajib pula diumumkan dalam 2
(dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia
yang beredar di tempat kedudukan Perseroan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung
sejak dilakukan perbuatan hukum tersebut.
(11)a. Direktur Utama dan salah seorang Direktur
bersama-sama berhak dan berwenang
bertindak untuk dan atas nama Direksi
serta mewakili Perseroan.
b. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau
berhalandan karena sebab apapun juga, hal
ini tidak perlu dibuktikan kepada pihak
ketiga, maka 2 (dua) orang Direktur secara
bersama-sama berhak dan berwenang
bertindak untuk dan atas nama DIreksi
serta mewakili Perseroan.
(12)Direksi untuk perbuatan tertentu berhak pula
mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil
atau kuasanya dengan memberikan kepadanya
kekuasaan yang diatur dalam surat kuasa.
(13)Pembagian tugas dan wewenang pengurusan
diantara
anggota
Direksi
ditetapkan
berdasarkan keputusan RUPS, dalam hal RUPS
tidak menetapkan maka pembagian tugas dan
wewenang
anggota
Direksi
ditetapkan
berdasarkan keputusan Direksi.
(14)Dalam hal Perseroan mempunyai benturan
kepentingan dengan kepentingan pribadi
seorang anggota Direksi, maka Perseroan akan
diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam
menyelenggarakan
RUPS
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (14).
(10)Pemegang Saham dapat mengusulkan mata
acara rapat secara tertulis kepada Direksi paling
lambat 7 (tujuh) hari sebelum pemanggilan
RUPS.
(11)Pemegang Saham yang dapat mengusulkan
mata acara rapat sebagaimana dimaksud pada
ayat (10) adalah 1 (satu) pemegang saham atau
lebih yang mewakili 1/20 (satu per dua puluh)
atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara.
(12)Usulan mata acara rapat sebagaimana dimaksud
pada ayat (10) harus:
a. dilakukan dengan itikad baik;
b. mempertimbangkan
kepentingan
Perseroan;
c. menyertakan alasan dan bahan usulan mata
acara rapat; dan
d. tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.
(13)Usulan mata acara rapat dari pemegang saham
sebagaimana dimaksud pada ayat (10)
merupakan mata acara yang membutuhkan
keputusan RUPS.
(14)Perseroan akan mencantumkan usulan mata
acara rapat dari pemegang saham sebagaimana
dimaksud pada ayat (10) sampai dengan ayat
(13) dalam mata acara rapat yang dimuat dalam
pemanggilan.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
hal Perseroan mempunyai kepentingan yang
bertentangan dengan kepentingan seluruh
anggota Direksi, maka dalam hal ini Perseroan
diwakili oleh Dewan Komisaris.
PASAL 15 RAPAT DIREKSI
PASAL 15 PEMANGGILAN RUPS
Ayat (1) s/d (14): Diubah dan dipindah menjadi
Pasal 25 ayat (1) s/d (13)
(1) Penyelenggaraan
Rapat
Direksi
dapat
dilakukan setiap waktu:
a. apabila dipandang perlu oleh seorang atau
lebih anggota Direksi;
b. atas permintaan tertulis dari seorang atau
lebih anggota Dewan Komisaris; atau
c. atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang
atau lebih pemegang saham yang
bersama-sama mewakili 1/10 (satu per
sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara.
(2) Pemanggilan Rapat Direksi dilakukan oleh
anggota Direksi yang berhak mewakili Direksi
menurut ketentuan Pasal 14 Anggaran Dasar
ini.
(3) Pemanggilan Rapat Direksi harus disampaikan
dengan surat tercatat atau dengan surat yang
disampaikan langsung kepada setiap anggota
Direksi dengan mendapat tanda terima paling
lambat 14 (empat belas) hari sebelum rapat
diadakan, dengan tidak memperhitungkan
tanggal pemanggilan dan tanggal rapat.
(4) Pemanggilan rapat itu harus mencantumkan
acara, tanggal, waktu, dan tempat rapat.
(5) Rapat Direksi diadakan ditempat kedudukan
Perseroan atau tempat kegiatan usaha
Perseroan, atau ditempat kedudukan Bursa
Efek ditempat di mana saham-saham
perseroan dicatatkan asal saja dalam wilayah
Republik Indonesia. Apabila semua anggota
Direksi hadir atau diwakili, pemanggilan
terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan
Rapat Direksi dapat diadakan dimanapun juga
dan berhak mengambil keputusan yang sah
dan mengikat.
(1) Perseroan melakukan pemanggilan kepada
pemegang saham paling lambat 21 (dua puluh
satu) hari sebelum RUPS, dengan tidak
memperhitungkan tanggal pemanggilan dan
tanggal RUPS.
(2) Pemanggilan RUPS sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) paling kurang memuat informasi:
a. tanggal penyelenggaraan RUPS;
b. waktu penyelenggaraan RUPS;
c. tempat penyelenggaraan RUPS;
d. ketentuan pemegang saham yang berhak
hadir dalam RUPS;
e. mata acara rapat termasuk penjelasan atas
setiap mata acara tersebut; dan
f. informasi yang menyatakan bahan terkait
mata acara rapat tersedia bagi pemegang
saham
sejak
tanggal
dilakukannya
pemanggilan RUPS sampai dengan RUPS
diselenggarakan.
(3) Pemanggilan RUPS kepada pemegang saham
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui:
a. 1 (satu) surat kabar harian berbahasa
Indonesia yang berperedaran nasional;
b. situs web Bursa Efek; dan
c. situs web Perseroan, dalam Bahasa
Indonesia dan bahasa asing, dengan
ketentuan bahasa asing yang digunakan
paling kurang bahasa Inggris.
(4) Pemanggilan RUPS yang menggunakan bahasa
asing sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf
c memuat informasi yang sama dengan
informasi dalam pemanggilan RUPS yang
menggunakan Bahasa Indonesia.
(5) Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
(6) Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama,
dalam hal Direktur Utama tidak dapat hadir
atau berhalangan hal mana tidak perlu
dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat
Direksi akan dipimpin oleh seorang anggota
Direksi yang dipilih oleh dan dari anggota
Direksi yang hadir.
(7) Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam
Rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi
lainnya berdasarkan surat kuasa.
(8) Rapat Direksi adalah sah dan berhak
mengambil keputusan yang mengikat apabila
lebih dari 1/2 (satu per dua) dari jumlah
anggota Direksi hadir atau diwakili dalam
rapat.
(9) Keputusan Rapat Direksi harus diambil
berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
(10)Apabila suara yang setuju dan tidak setuju
berimbang, maka ketua Rapat Direksi yang
akan menentukan, kecuali mengenai diri orang
dapat dilakukan dengan undian.
(11)a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak
mengeluarkan 1 (satu) suara dan
tambahan 1 (satu) suara untuk setiap
anggota Direksi lain yang diwakilinya.
b. Pemungutan suara mengenai diri orang
dapat dilakukan dengan surat suara
tertutup tanpa tanda tangan, sedangkan
pemungutan suara mengenai hal-hal lain
dilakukan secara lisan, kecuali Ketua Rapat
menentukan lain tanpa ada keberatan dari
mayoritas yang hadir.
(12)Seorang anggota Direksi yang secara pribadi
mempunyai
kepentingan
dalam
suatu
transaksi, kontrak atau kontrak yang diusulkan,
dalam mana Perseroan menjadi salah satu
pihaknya,
harus
menyatakan
sifat
kepentingannya dalam suatu Rapat Direksi dan
dia tidak berhak untuk itu dalam pengambilan
suara mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan transaksi tersebut, kecuali jika Rapat
Direksi menentukan lain.
(13)Direksi dapat juga mengambil keputusan yang
sah tanpa mengadakan Rapat Direksi, dengan
ketentuan semua anggota Direksi telah
informasi pada pemanggilan dalam bahasa asing
dengan informasi pada pemanggilan dalam
Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), informasi yang digunakan sebagai
acuan adalah informasi dalam Bahasa Indonesia.
(6) Bukti pemanggilan RUPS sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf a disampaikan kepada
Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 2 (dua)
hari kerja setelah pemanggilan RUPS.
(7) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sampai dengan ayat (6), mutatis mutandis
berlaku untuk pemanggilan penyelenggaraan
RUPS oleh pemegang saham yang telah
memperoleh penetapan pengadilan untuk
menyelenggarakan RUPS sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (14).
(8) Perseroan menyediakan bahan mata acara rapat
bagi pemegang saham.
(9) Bahan mata acara rapat sebagaimana dimaksud
pada ayat (8) tersedia sejak tanggal
dilakukannya pemanggilan RUPS sampai dengan
penyelenggaraan RUPS.
(10)Dalam hal ketentuan peraturan perundangundangan lain mengatur ketersediaan bahan
mata acara rapat lebih awal dari ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (9),
penyediaan bahan mata acara rapat dimaksud
mengikuti ketentuan peraturan perundangundangan lain tersebut.
(11)Bahan mata acara rapat yang tersedia
sebagaimana dimaksud pada ayat (9) dapat
berupa salinan dokumen fisik dan/atau salinan
dokumen elektronik.
(12)Salinan dokumen fisik sebagaimana dimaksud
pada ayat (11) diberikan secara cuma-cuma di
kantor Perseroan jika diminta secara tertulis
oleh pemegang saham.
(13)Salinan dokumen elektronik sebagaimana
dimaksud pada ayat (11) dapat diakses atau
diunduh melalui situs web Perseroan.
(14)Dalam hal mata acara rapat mengenai
pengangkatan anggota Direksi dan/atau anggota
Dewan Komisaris, daftar riwayat hidup calon
anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris yang akan diangkat tersedia:
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
diberitahu secara tertulis dan semua anggota
a. di situs web Perseroan sejak saat
Direksi memberikan persetujuan mengenai usul
pemanggilan
sampai
dengan
yang
diajukan
secara
tertulis
serta
penyelenggaraan RUPS; atau
menandatangani
persetujuan
tersebut.
b. pada waktu lain selain waktu sebagaimana
Keputusan yang diambil dengan cara demikian
dimaksud pada huruf a namun paling lambat
mempunyai kekuatan yang sama dengan
pada saat penyelenggaraan RUPS.
keputusan yang diambil dengan sah dalam (15)Perseroan akan melakukan ralat pemanggilan
Rapat Direksi.
RUPS jika terdapat perubahan informasi dalam
(14)Berita Acara Rapat Direksi harus dibuat oleh
pemanggilan RUPS yang telah dilakukan
seorang yang hadir dalam rapat yang ditunjuk
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
oleh Ketua Rapat dan kemudian harus (16)Dalam hal ralat pemanggilan RUPS sebagaimana
ditandatangani oleh Ketua Rapat dan salah
dimaksud pada ayat (15) memuat informasi atas
seorang anggota Direksi lainnya yang ditunjuk
perubahan tanggal penyelenggaraan RUPS
untuk maksud tersebut pada rapat yang
dan/atau penambahan mata acara RUPS,
bersangkutan guna memastikan kelengkapan
Perseroan akan melakukan pemanggilan ulang
dan kebenaran Berita Acara Rapat tersebut.
RUPS
dengan
tata
cara
pemanggilan
Berita Acara ini merupakan bukti yang sah, baik
sebagaimana diatur dalam Pasal ini.
untuk para anggota Direksi maupun untuk (17)Ketentuan melakukan pemanggilan ulang RUPS
pihak lain mengenai keputusan yang diambil
sebagaimana dimaksud pada ayat (16) tidak
dalam rapat yang bersangkutan. Apabila Berita
berlaku apabila ralat pemanggilan RUPS
Acara dibuat oleh Notaris, tanda tangan
mengenai
perubahan
atas
tanggal
demikian tidak disyaratkan.
penyelenggaraan RUPS dan/atau penambahan
mata acara RUPS dilakukan bukan karena
kesalahan Perseroan.
(18)Bukti ralat pemanggilan bukan merupakan
kesalahan Perseroan sebagaimana dimaksud
pada ayat (17) disampaikan kepada Otoritas Jasa
Keuangan pada hari yang sama saat dilakukan
ralat pemanggilan.
(19)Ketentuan media dan penyampaian bukti
pemanggilan RUPS sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dan ayat (6) mutatis mutandis berlaku
untuk media ralat pemanggilan RUPS dan
penyampaian bukti ralat pemanggilan RUPS
sebagaimana dimaksud pada ayat (15).
(20)Pemanggilan RUPS kedua dilakukan dengan
ketentuan:
a. Pemanggilan RUPS kedua dilakukan dalam
jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari
sebelum RUPS kedua dilangsungkan.
b. Dalam pemanggilan RUPS kedua harus
menyebutkan
RUPS
pertama
telah
dilangsungkan dan tidak mencapai kuorum
kehadiran.
c. RUPS kedua dilangsungkan dalam jangka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
waktu paling cepat 10 (sepuluh) hari dan
paling lambat 21 (dua puluh satu) hari
setelah RUPS pertama dilangsungkan.
(21)Ketentuan media pemanggilan dan ralat
pemanggilan RUPS sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) sampai dengan ayat (6) dan ayat (15)
sampai dengan ayat (19) mutatis mutandis
berlaku untuk pemanggilan RUPS kedua.
(22)Pemanggilan RUPS ketiga dilakukan dengan
ketentuan:
a. Pemanggilan RUPS ketiga atas permohonan
Perseroan ditetapkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan.
b. Dalam
pemanggilan
RUPS
ketiga
menyebutkan
RUPS
kedua
telah
dilangsungkan dan tidak mencapai kuorum
kehadiran.
PASAL 16 DEWAN KOMISARIS
PASAL 16 HAK PEMEGANG SAHAM
Ayat (1) s/d (12): Diubah, diperinci, dan dipindah
menjadi Pasal 26 ayat (1) s/d
(19)
(1) Dewan Komisaris terdiri sedikitnya 3 (tiga)
orang Komisaris, seorang diantaranya dapat
diangkat sebagai Komisaris Utama.
(2) Dewan Komisaris terdiri dari Komisaris,
Komisaris Independen dan/atau Komisaris
Utusan.
(3) Dewan Komisaris dapat menunjuk Komisaris
Utusan untuk mewakili Dewan Komisaris
berdasarkan keputusan Dewan Komisaris.
(4) Komisaris Independen diangkat berdasarkan
keputusan RUPS dari pihak yang tidak terafiliasi
dengan pemegang saham utama, anggota
Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris
lainnya.
(5) Komisaris Independen dan Komisaris Utusan
mempunyai tugas pengawasan yang sama
dengan anggota Dewan Komisaris lainnya.
(6) Masa jabatan anggota Dewan Komisaris
terhitung sejak tanggal yang ditentukan dalam
RUPS pengangkatannya dan berakhir pada
penutupan RUPS Tahunan kelima setelah
(1) Pemegang saham baik sendiri maupun diwakili
berdasarkan surat kuasa berhak menghadiri
RUPS.
(2) Pemegang saham yang berhak hadir dalam RUPS
adalah pemegang saham yang namanya tercatat
dalam daftar pemegang saham Perseroan 1
(satu) hari kerja sebelum pemanggilan RUPS.
(3) Dalam
hal
terjadi
ralat
pemanggilan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (15),
pemegang saham yang berhak hadir dalam RUPS
adalah pemegang saham yang namanya tercatat
dalam daftar pemegang saham Perseroan 1
(satu) hari kerja sebelum ralat pemanggilan
RUPS.
(4) Pada saat pelaksanaan RUPS, pemegang saham
berhak memperoleh informasi mata acara rapat
dan bahan terkait mata acara rapat sepanjang
tidak bertentangan dengan kepentingan
Perseroan.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
pengangkatan tersebut, kecuali apabila
ditentukan lain dalam RUPS, dan dapat
diangkat kembali dengan tidak mengurangi
hak RUPS untuk memberhentikannya sewaktuwaktu.
(7) RUPS dapat mengangkat orang lain untuk
mengisi jabatan seorang anggota Dewan
Komisaris yang diberhentikan dari jabatannya
dan RUPS dapat mengangkat seseorang
sebagai anggota Dewan Komisaris untuk
mengisi suatu lowongan. Masa jabatan
seseorang yang diangkat untuk menggantikan
anggota Dewan Komisaris yang berhenti secara
demikian atau untuk mengisi lowongan
tersebut adalah untuk sisa masa jabatan dari
anggota
Dewan
Komisaris
yang
diberhentikan/digantikan tersebut.
(8) Dalam hal terdapat penambahan anggota
Dewan Komisaris, maka jabatan anggota
Dewan Komisaris tersebut akan berakhir
bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan
anggota Dewan Komisaris lainnya yang
diangkat terakhir.
(9) Para anggota Dewan Komisaris diberikan gaji
berikut fasilitas dan/atau tunjangan lainnya
yang jumlah dan jenisnya ditetapkan oleh RUPS
dan wewenang tersebut oleh RUPS dapat
dilimpahkan kepada Rapat Dewan Komisaris
atas nama RUPS dengan memperhatikan
perundangan yang berlaku.
(10)a. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak
mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis mengenai
maksudnya tersebut kepada Perseroan
sedikitnya 60 (enam puluh) hari
sebelumnya;
b. terhadap anggota Dewan Komisaris
sebagaimana tersebut di atas, tetap dapat
dimintakan
pertanggungjawabannya
sebagai anggota Dewan Komisaris untuk
masa jabatan sejak pengangkatannya
sampai dengan tanggal pengunduran
dirinya.
(11)Apabila oleh sesuatu sebab jabatan anggota
Dewan Komisaris lowong sehingga jumlahnya
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
lebih kecil dari persyaratan minimal yang
ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku,
masa dalam jangka waktu 60 (enam puluh)
hari sejak terjadi lowongan, harus dilakukan
pemberitahuna mengenai akan dilakukannya
pemanggilan RUPS untuk mengisi lowongan
itu.
(12)Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir
apabila:
a. mengundurkan
diri
sesuai
dengan
ketentuan ayat 10 Pasal ini;
b. tidak
lagi
memenuhi
persyaratan
ketentuan yang berlaku;
c. meninggal dunia;
d. diberhentikan berdasarkan keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham;
e. dinyatakan pailit atau ditaruh dibawah
pengampuan berdasarkan suatu kepuusan
pengadilan; dan
f. dihukum karena melakukan tindak pidana
yang merugikan keuangan Negara
dan/atau berkaitan dengan sektor
keuangan.
PASAL 17 TUGAS DAN WEWENANG DEWAN PASAL 17 KEHADIRAN PIHAK LAIN DALAM RUPS
KOMISARIS
Ayat (1) s/d (10): Diubah dan dipindah menjadi
Pasal 27 ayat (1) s/d (9)
(1) Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik:
Pada saat pelaksanaan RUPS, Perseroan dapat
a. melakukan pengawasan atas kebijakan mengundang pihak lain yang terkait dengan mata
pengurusan,
jalannya
pengurusan acara RUPS.
Perseroan
pada
umumnya
dan
memberikan nasihat kepada Direksi untuk
kepentingan Perseroan dan sesuai dengan
maksud dan tujuan Perseroan;
b. melakukan tugas, tanggung jawab dan
wewenang sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar Perseroan, peraturan
perundang-undangan dan keputusan RUPS.
Sehubungan dengan tugasnya tersebut
diatas, Dewan Komisaris membuat laporan
tentang tugas pengawasan yang telah
dilakukan selama tahun buku yang baru
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
lampau untuk disampaikan kepada RUPS.
(2) Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas
dan tanggung jawab secara independen.
(3) Dewan Komisaris mengawasi pelaksanaan
manajemen risiko dan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance dalam setiap kegiatan
usaha Perseroan.
(4) Untuk mendukung pelaksanaan tugas seperti
tersebut pada ayat 1 diatas Dewan Komisaris:
a. membantu
dan
mendorong
usaha
pembinaan dan pengembangan Perseroan;
b. mengusulkan penunjukan Akuntan Publik
atas rekomendasi Komite Audit untuk
melakukan audit atas laporan keuangan
Perseroan untuk mendapatkan persetujuan
RUPS;
c. membuat risalah rapat Dewan Komisaris
dan menyimpan salinannya; dan
d. melaporkan kepada Perseroan mengenai
kepemilikan
sahamnya
dan/atau
keluarganya kepada Perseroan tersebut
dan perseroan lain.
(5) Dewan Komisaris baik bersama-sama maupun
snediri-sendiri setiap waktu dalam jam kerja
kantor Perseroan berhak memasuki bangunan
dan halaman atau tempat lain yang
dipergunakan atau yang dikuasai oleh
Perseroan dan berhak memeriksa semua
pembukuan, surat dan alat bukti lainnya,
memeriksa dan mencocokkan keadaan uang
kas dan lain-lain serta berhak untuk
mengetahui segala tindakan yang telah
dijalankan oleh Direksi.
(6) Direksi dan setiap anggota Direksi wajib untuk
memberikan penjelasan tentang segala hal
yang ditanyakan oleh Dewan Komisaris.
(7) Dalam
rangka
mendukung
efektivitas
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya,
Dewan Komisaris dapat membentuk komitekomite sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
(8) Dewan Komisaris setiap waktu dapat
memberhentikan untuk sementara seorang
atau lebih anggota Direksi, apabila anggota
Direksi tersebut bertindak bertentangan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
dengan Anggaran Dasar dan/atau peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(9) Pemberhentian
sementara
itu
harus
diberitahukan kepada yang bersangkutan,
disertai alasannya.
(10)Dalam hal hanya ada seorang Dewan
Komisaris, maka segala tugas dan wewenang
yang diberikan kepada Komisaris Utama atau
Dewan Komisaris dalam Anggaran Dasar ini
berlaku pula baginya.
PASAL 18 RAPAT DEWAN KOMISARIS
PASAL 18 PIMPINAN RUPS
Diubah, diperinci, dan dipindah menjadi Pasal 28
ayat (1) s/d (8)
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 (1) RUPS dipimpin oleh anggota Dewan Komisaris
Anggaran Dasar mutatis-mutandis berlaku bagi
yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris.
Rapat Dewan Komisaris, kecuali untuk pemanggilan (2) Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris
Rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh Komisaris
tidak hadir atau berhalangan hadir, RUPS
Utama.
dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi
yang ditunjuk oleh Direksi.
(3) Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris atau
anggota Direksi tidak hadir atau berhalangan
hadir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), RUPS dipimpin oleh pemegang saham
yang hadir dalam RUPS yang ditunjuk dari dan
oleh peserta RUPS.
(4) Dalam hal anggota Dewan Komisaris yang
ditunjuk oleh Dewan Komisaris untuk memimpin
RUPS mempunyai benturan kepentingan dengan
mata acara yang akan diputuskan dalam RUPS,
RUPS dipimpin oleh anggota Dewan Komisaris
lainnya yang tidak mempunyai benturan
kepentingan yang ditunjuk oleh Dewan
Komisaris.
(5) Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris
mempunyai benturan kepentingan, RUPS
dipimpin oleh salah satu anggota Direksi yang
ditunjuk oleh Direksi.
(6) Dalam hal salah satu anggota Direksi yang
ditunjuk oleh Direksi untuk memimpin RUPS
mempunyai benturan kepentingan atas mata
acara yang akan diputuskan dalam RUPS, RUPS
dipimpin oleh anggota Direksi yang tidak
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
mempunyai benturan kepentingan.
(7) Dalam hal semua anggota Direksi mempunyai
benturan kepentingan, RUPS dipimpin oleh salah
seorang pemegang saham bukan pengendali
yang dipilih oleh mayoritas pemegang saham
lainnya yang hadir dalam RUPS.
PASAL 19 RENCANA KERJA, TAHUN BUKU DAN PASAL 19 TATA TERTIB RUPS
LAPORAN TAHUNAN
Ayat (1) s/d (9): Tidak berubah namun dipindah
menjadi Pasal 30 ayat (1) s/d (9)
(1) Pada saat pelaksanaan RUPS, tata tertib RUPS
harus diberikan kepada pemegang saham yang
hadir.
(2) Pokok-pokok tata tertib RUPS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibacakan sebelum
RUPS dimulai.
(3) Pada saat pembukaan RUPS, pimpinan RUPS
memberikan penjelasan kepada pemegang
saham paling kurang mengenai:
a. kondisi umum Perseroan secara singkat;
b. mata acara rapat;
c. mekanisme pengambilan keputusan terkait
mata acara rapat; dan
d. tata cara penggunaan hak pemegang saham
untuk mengajukan pertanyaan dan/atau
pendapat.
(4) Setiap hal yang diajukan oleh para pemegang
saham selama pembicaraan atau pemungutan
suara dalam RUPS harus mematuhi tata tertib
dan hal tersebut berhubungan langsung dengan
salah satu acara Rapat yang bersangkutan.
PASAL 20 PENGGUNAAN LABA DAN PEMBAGIAN PASAL 20 KEPUTUSAN RUPS
DIVIDEN
Ayat (1) s/d (7): Tidak ada perubahan, namun
dipindah menjadi Pasal 31 ayat
(1) s/d (7)
Ayat (8): Dihapus, karena sudah diakomodir dalam
Pasal 22 ayat (6) huruf (i)
Ayat (9): Tidak ada perubahan, namun dipindah
menjadi Pasal 31 ayat (8)
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
(8) Pemberitahuan mengenai jadwal dan tata cara (1) Keputusan
RUPS
diambil
berdasarkan
pembagian dividen dan dividen interim
musyawarah untuk mufakat.
diumumkan sedikit-dikitnya dalam 2 (dua) (2) Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah
surat kabar harian berbahasa Indonesia, 1
untuk mufakat sebagaimana dimaksud pada
(satu) diantaranya berperedaran luas/nasional.
ayat (1) tidak tercapai, keputusan diambil
melalui pemungutan suara.
(3) Pengambilan keputusan melalui pemungutan
suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
harus dilakukan dengan memperhatikan
ketentuan kuorum kehadiran dan kuorum
keputusan RUPS.
PASAL 21 PENGGUNAAN CADANGAN
PASAL 21 KUORUM KEHADIRAN DAN KUORUM
KEPUTUSAN
Ayat (1) s/d (6): Tidak ada perubahan, namun
dipindah menjadi Pasal 32 ayat
(1) s/d (6)
(1) Kuorum kehadiran dan kuorum keputusan RUPS
untuk mata acara yang harus diputuskan dalam
RUPS dilakukan dengan mengikuti ketentuan:
a. RUPS dapat dilangsungkan jika dalam RUPS
lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara
hadir atau diwakili, kecuali Undang-Undang
dan/atau anggaran dasar ini menentukan
jumlah kuorum yang lebih besar.
b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud
pada huruf a tidak tercapai, RUPS kedua
dapat diadakan dengan ketentuan RUPS
kedua sah dan berhak mengambil keputusan
jika dalam RUPS paling sedikit 1/3 (satu per
tiga) bagian dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara hadir atau diwakili, kecuali
anggaran dasar ini menentukan jumlah
kuorum yang lebih besar.
c. Keputusan RUPS sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b adalah sah jika
disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua)
bagian dari seluruh saham dengan hak suara
yang hadir dalam RUPS, kecuali UndangUndang dan/atau anggaran dasar ini
menentukan bahwa keputusan adalah sah
jika disetujui oleh jumlah suara setuju yang
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
lebih besar.
(2) Dalam hal kuorum kehadiran pada RUPS kedua
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
tidak tercapai, RUPS ketiga dapat diadakan
dengan ketentuan RUPS ketiga sah dan berhak
mengambil keputusan jika dihadiri oleh
pemegang saham dari saham dengan hak suara
yang sah dalam kuorum kehadiran dan kuorum
keputusan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan atas permohonan Perseroan.
(3) Kuorum kehadiran dan kuorum keputusan RUPS
untuk mata acara perubahan anggaran dasar ini
yang memerlukan persetujuan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia, kecuali perubahan
anggaran
dasar
ini
dalam
rangka
memperpanjang jangka waktu berdirinya
Perseroan dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. RUPS dapat dilangsungkan jika RUPS dihadiri
oleh pemegang saham yang mewakili paling
kurang 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah.
b. Keputusan RUPS sebagaimana dimaksud
pada huruf a adalah sah jika disetujui oleh
lebih dari 2/3 (dua per tiga) bagian dari
seluruh saham dengan hak suara yang hadir
dalam RUPS.
c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud
pada huruf a tidak tercapai, RUPS kedua
dapat diadakan dengan ketentuan RUPS
kedua sah dan berhak mengambil
keputusan jika dalam RUPS dihadiri oleh
pemegang saham yang mewakili paling
sedikit 3/5 (tiga per lima) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah.
d. Keputusan RUPS kedua adalah sah jika
disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua)
bagian dari seluruh saham dengan hak suara
yang hadir dalam RUPS.
e. Dalam hal kuorum kehadiran pada RUPS
kedua sebagaimana dimaksud huruf c tidak
tercapai, RUPS ketiga dapat diadakan
dengan ketentuan RUPS ketiga sah dan
berhak mengambil keputusan jika dihadiri
oleh pemegang saham dari saham dengan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
hak suara yang sah dalam kuorum kehadiran
dan kuorum keputusan yang ditetapkan
oleh Otoritas Jasa Keuangan atas
permohonan Perseroan.
(4) Kuorum kehadiran dan kuorum keputusan RUPS
untuk mata acara mengalihkan kekayaan
Perseroan yang merupakan lebih dari 50 % (lima
puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan
dalam 1 (satu) transaksi atau lebih baik yang
berkaitan satu sama lain maupun tidak,
menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan
yang merupakan lebih dari 50 % (lima puluh
persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan
dalam 1 (satu) transaksi atau lebih baik yang
berkaitan satu sama lain maupun tidak,
penggabungan, peleburan, pengambilalihan,
pemisahan, pengajuan permohonan agar
Perseroan dinyatakan pailit, perpanjangan
jangka waktu berdirinya Perseroan dan
pembubaran Perseroan, dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. RUPS dapat dilangsungkan jika RUPS
dihadiri oleh pemegang saham yang
mewakili paling kurang 3/4 (tiga per empat)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara yang sah.
b. Keputusan RUPS sebagaimana dimaksud
pada huruf a adalah sah jika disetujui oleh
lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari
seluruh saham dengan hak suara yang hadir
dalam RUPS.
c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud
pada huruf a tidak tercapai, RUPS kedua
dapat diadakan dengan ketentuan RUPS
kedua sah dan berhak mengambil
keputusan jika RUPS dihadiri oleh pemegang
saham yang mewakili paling kurang 2/3 (dua
per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara yang sah.
d. Keputusan RUPS kedua adalah sah jika
disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat)
bagian dari seluruh saham dengan hak suara
yang hadir dalam RUPS.
e. Dalam hal kuorum kehadiran pada RUPS
kedua sebagaimana dimaksud huruf c tidak
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
tercapai, RUPS ketiga dapat diadakan
dengan ketentuan RUPS ketiga sah dan
berhak mengambil keputusan jika dihadiri
oleh pemegang saham dari saham dengan
hak suara yang sah dalam kuorum
kehadiran dan kuorum keputusan yang
ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atas
permohonan Perseroan.
(5) Kuorum kehadiran dan kuorum keputusan RUPS
untuk mata acara transaksi yang mempunyai
benturan kepentingan, dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. RUPS dapat dilangsungkan jika RUPS dihadiri
oleh Pemegang Saham Independen yang
mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
yang sah yang dimiliki oleh Pemegang
Saham Independen.
b. Keputusan RUPS sebagaimana dimaksud
pada huruf a adalah sah jika disetujui oleh
Pemegang Saham Independen yang
mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
yang sah yang dimiliki oleh Pemegang
Saham Independen.
c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud
pada huruf a tidak tercapai, RUPS kedua
dapat diadakan dengan ketentuan RUPS
kedua sah dan berhak mengambil keputusan
jika dalam RUPS dihadiri oleh Pemegang
Saham Independen yang mewakili lebih dari
1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah
yang dimiliki oleh Pemegang Saham
Independen.
d. Keputusan RUPS kedua adalah sah jika
disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu perdua)
bagian dari jumlah saham yang dimiliki oleh
Pemegang Saham Independen yang hadir
dalam RUPS.
e. Dalam hal kuorum kehadiran pada RUPS
kedua sebagaimana dimaksud pada huruf c
tidak tercapai, RUPS ketiga dapat diadakan
dengan ketentuan RUPS ketiga sah dan
berhak mengambil keputusan jika dihadiri
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
oleh Pemegang Saham Independen dari
saham dengan hak suara yang sah, dalam
kuorum kehadiran yang ditetapkan oleh
Otoritas Jasa Keuangan atas permohonan
Perseroan.
f. Keputusan RUPS ketiga adalah sah jika
disetujui oleh Pemegang Saham Independen
yang mewakili lebih dari 50 % (lima puluh
persen) saham yang dimiliki oleh Pemegang
Saham Independen yang hadir.
g. Pemegang
saham
yang
mempunyai
benturan kepentingan dianggap telah
memberikan keputusan yang sama dengan
keputusan yang disetujui oleh Pemegang
Saham Independen yang tidak mempunyai
benturan kepentingan.
(6) Pemegang saham dari saham dengan hak suara
yang sah yang hadir dalam RUPS namun abstain
(tidak
memberikan
suara)
dianggap
mengeluarkan suara yang sama dengan suara
mayoritas pemegang saham yang mengeluarkan
suara.
(7) Dalam pemungutan suara, suara yang
dikeluarkan oleh pemegang saham berlaku
untuk seluruh saham yang dimilikinya dan
pemegang saham tidak berhak memberikan
kuasa kepada lebih dari seorang kuasa untuk
sebagian dari jumlah saham yang dimilikinya
dengan suara yang berbeda.
(8) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
dikecualikan bagi:
a. Bank Kustodian atau Perusahaan Efek
sebagai Kustodian yang mewakili nasabahnasabahnya pemilik saham Perseroan.
b. Manajer
Investasi
yang
mewakili
kepentingan Reksa Dana yang dikelolanya.
PASAL 22 PERATURAN PENUTUP
PASAL 22 RISALAH RUPS DAN RINGKASAN RISALAH
RUPS
Tidak ada perubahan, namun dipindah menjadi
Pasal 33
(1) Perseroan membuat risalah RUPS dan ringkasan
risalah RUPS.
(2) Risalah RUPS dibuat dan ditandatangani oleh
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
(3)
(4)
(5)
(6)
pimpinan rapat dan paling sedikit 1 (satu) orang
pemegang saham yang ditunjuk dari dan oleh
peserta RUPS.
Tanda tangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tidak disyaratkan apabila risalah RUPS
tersebut dibuat dalam bentuk akta berita acara
RUPS yang dibuat oleh Notaris.
Risalah RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah RUPS
diselenggarakan.
Dalam hal waktu penyampaian risalah RUPS
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) jatuh pada
hari libur, risalah RUPS tersebut disampaikan
paling lambat pada hari kerja berikutnya.
Ringkasan risalah RUPS sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) memuat informasi paling kurang:
a. tanggal RUPS, tempat pelaksanaan RUPS,
waktu pelaksanaan RUPS dan mata acara
RUPS;
b. anggota Direksi dan anggota Dewan
Komisaris yang hadir pada saat RUPS;
c. jumlah saham dengan hak suara yang sah
yang hadir pada saat RUPS dan
persentasenya dari jumlah seluruh saham
yang mempunyai hak suara yang sah;
d. ada tidaknya pemberian kesempatan
kepada
pemegang
saham
untuk
mengajukan
pertanyaan
dan/atau
memberikan pendapat terkait mata acara
rapat;
e. jumlah pemegang saham yang mengajukan
pertanyaan dan/atau memberikan pendapat
terkait mata acara rapat, jika pemegang
saham diberi kesempatan;
f. mekanisme pengambilan keputusan RUPS;
g. hasil pemungutan suara yang meliputi
jumlah suara setuju, tidak setuju dan
abstain (tidak memberikan suara) untuk
setiap mata acara rapat, jika pengambilan
keputusan dilakukan dengan pemungutan
suara;
h. keputusan RUPS; dan
i. pelaksanaan pembayaran dividen tunai
kepada pemegang saham yang berhak, jika
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
terdapat keputusan RUPS terkait dengan
pembagian dividen tunai.
(7) Ringkasan risalah RUPS sebagaimana dimaksud
pada ayat (6) diumumkan kepada masyarakat
paling kurang melalui:
a. 1 (satu) surat kabar harian berbahasa
Indonesia berperedaran nasional;
b. situs web Bursa Efek; dan
c. situs web Perseroan, dalam Bahasa
Indonesia dan bahasa asing, dengan
ketentuan bahasa asing yang digunakan
paling kurang bahasa Inggris.
(8) Ringkasan risalah RUPS yang menggunakan
bahasa asing sebagaimana dimaksud pada ayat
(7) huruf c memuat informasi yang sama dengan
informasi dalam ringkasan risalah RUPS yang
menggunakan Bahasa Indonesia.
(9) Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran
informasi pada ringkasan risalah RUPS dalam
bahasa asing dengan informasi pada ringkasan
risalah RUPS dalam Bahasa Indonesia
sebagaimana dimaksud pada ayat (8), informasi
yang digunakan sebagai acuan adalah Bahasa
Indonesia.
(10)Pengumuman
ringkasan
risalah
RUPS
sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
diumumkan kepada masyarakat paling lambat 2
(dua) hari kerja setelah RUPS diselenggarakan.
(11)Bukti pengumuman ringkasan risalah RUPS
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf a
disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan
paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah
diumumkan.
(12)Ketentuan pada ayat (4), (5), (7), (10) dan ayat
(11) mutatis mutandis berlaku untuk:
a. penyampaian
kepada
Otoritas
Jasa
Keuangan atas risalah RUPS dan ringkasan
risalah RUPS yang diumumkan; dan
b. pengumuman ringkasan risalah RUPS,
dari penyelenggaraan RUPS oleh pemegang
saham yang telah memperoleh penetapan
pengadilan untuk menyelenggarakan RUPS
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat
(14).
(13)Dalam hal terdapat keputusan RUPS terkait
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
dengan pembagian dividen tunai, Perseroan
akan melaksanakan pembayaran dividen tunai
kepada pemegang saham yang berhak paling
lambat 30 (tiga puluh) hari setelah
diumumkannya ringkasan risalah RUPS yang
memutuskan pembagian dividen tunai.
PASAL 23 DIREKSI
(1) Direksi Perseroan paling kurang terdiri dari 2
(dua) orang anggota Direksi.
(2) 1 (satu) di antara anggota Direksi diangkat
menjadi Direktur Utama.
(3) Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh
RUPS.
(4) Anggota Direksi diangkat untuk masa jabatan
tertentu dan dapat diangkat kembali.
(5) 1 (satu) periode masa jabatan anggota Direksi
adalah 5 (lima) tahun atau sampai dengan
penutupan RUPS tahunan pada tahun ke-5
(kelima) setelah pengangkatan tersebut.
(6) Yang dapat menjadi anggota Direksi adalah
orang
perseorangan
yang
memenuhi
persyaratan pada saat diangkat dan selama
menjabat, sesuai ketentuan Peraturan Pasar
Modal.
(7) Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (6) dimuat dalam surat pernyataan
dan disampaikan kepada Perseroan.
(8) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada
ayat (7) diteliti dan didokumentasikan oleh
Perseroan.
(9) Perseroan akan menyelenggarakan RUPS untuk
melakukan penggantian anggota Direksi yang
tidak memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (6) sampai dengan ayat
(8).
(10)Anggota Direksi dapat merangkap jabatan
sebagai:
a. anggota Direksi paling banyak pada 1 (satu)
Emiten atau Perusahaan Publik lain;
b. anggota Dewan Komisaris paling banyak
pada 3 (tiga) Emiten atau Perusahaan Publik
lain; dan/atau
c. anggota komite paling banyak pada 5 (lima)
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
komite di Emiten atau Perusahaan Publik
dimana yang bersangkutan juga menjabat
sebagai anggota Direksi atau anggota
Dewan Komisaris.
(11)Rangkap jabatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (10) hanya dapat dilakukan sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundangundangan lainnya.
(12)Dalam hal terdapat peraturan perundangundangan lainnya yang mengatur ketentuan
mengenai rangkap jabatan yang berbeda
dengan ketentuan dalam Peraturan Pasar
Modal, berlaku ketentuan yang mengatur lebih
ketat.
(13)Usulan
pengangkatan,
pemberhentian,
dan/atau penggantian anggota Direksi kepada
RUPS harus memperhatikan rekomendasi dari
Dewan Komisaris atau komite yang menjalankan
fungsi nominasi.
(14)Anggota Direksi dapat mengundurkan diri dari
jabatannya sebelum masa jabatannya berakhir.
(15)Dalam hal terdapat anggota Direksi yang
mengundurkan diri sebagaimana dimaksud
pada ayat (14), anggota Direksi yang
bersangkutan akan menyampaikan permohonan
pengunduran diri kepada Perseroan.
(16)Perseroan menyelenggarakan RUPS untuk
memutuskan permohonan pengunduran diri
anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada
ayat (15) paling lambat 90 (sembilan puluh) hari
setelah diterimanya permohonan pengunduran
diri dimaksud.
(17)Perseroan melakukan keterbukaan informasi
kepada masyarakat dan menyampaikan kepada
Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 2 (dua)
hari kerja setelah:
a. diterimanya permohonan pengunduran diri
Direksi sebagaimana dimaksud dalam ayat
(15); dan
b. hasil penyelenggaraan RUPS sebagaimana
dimaksud dalam ayat (16).
(18)Anggota Direksi dapat diberhentikan untuk
sementara oleh Dewan Komisaris dengan
menyebutkan alasannya.
(19)Pemberhentian
sementara
sebagaimana
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
dimaksud pada ayat (18) diberitahukan secara
tertulis kepada anggota Direksi yang
bersangkutan.
(20)Dalam hal terdapat anggota Direksi yang
diberhentikan untuk sementara sebagaimana
dimaksud pada ayat (18), Dewan Komisaris akan
menyelenggarakan RUPS untuk mencabut atau
menguatkan
keputusan
pemberhentian
sementara tersebut.
(21)RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (20)
diselenggarakan dalam jangka waktu paling
lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah tanggal
pemberhentian sementara.
(22)Dengan
lampaunya
jangka
waktu
penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud
pada ayat (21) atau RUPS tidak dapat
mengambil
keputusan,
pemberhentian
sementara sebagaimana dimaksud pada ayat
(18) menjadi batal.
(23)Dalam RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) anggota Direksi yang bersangkutan diberi
kesempatan untuk membela diri.
(24)Anggota Direksi yang diberhentikan untuk
sementara sebagaimana dimaksud pada ayat
(18) tidak berwenang:
a. menjalankan pengurusan Perseroan untuk
kepentingan Perseroan sesuai dengan
maksud dan tujuan Perseroan; dan
b. mewakili Perseroan di dalam maupun di luar
pengadilan.
(25)Pembatasan
kewenangan
sebagaimana
dimaksud pada ayat (24) berlaku sejak
keputusan pemberhentian sementara oleh
Dewan Komisaris sampai dengan:
a. terdapat keputusan RUPS yang menguatkan
atau
membatalkan
pemberhentian
sementara sebagaimana dimaksud pada
ayat (20); atau
b. lampaunya jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (21).
(26)Perseroan melakukan keterbukaan informasi
kepada masyarakat dan menyampaikan kepada
Otoritas Jasa Keuangan mengenai:
a. keputusan pemberhentian sementara; dan
b. hasil penyelenggaraan RUPS sebagaimana
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
dimaksud pada ayat (20) atau informasi
mengenai
batalnya
pemberhentian
sementara oleh Dewan Komisaris karena
tidak terselenggaranya RUPS sampai dengan
lampaunya jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (22),
paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah
terjadinya peristiwa tersebut.
PASAL 24 TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN
WEWENANG DIREKSI
(1) Direksi bertugas menjalankan dan bertanggung
jawab atas pengurusan Perseroan untuk
kepentingan Perseroan sesuai dengan maksud
dan tujuan Perseroan yang ditetapkan dalam
anggaran dasar ini.
(2) Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab
atas pengurusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Direksi akan menyelenggarakan RUPS
Tahunan dan RUPS Luar Biasa sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan
dan anggaran dasar ini.
(3) Setiap anggota Direksi wajib melaksanakan
tugas dan tanggung jawab sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dengan itikad baik,
penuh tanggung jawab, dan kehati-hatian.
(4) Dalam
rangka
mendukung
efektivitas
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Direksi
dapat membentuk komite.
(5) Dalam hal dibentuk komite sebagaimana
dimaksud pada ayat (4), Direksi melakukan
evaluasi terhadap kinerja komite setiap akhir
tahun buku.
(6) Setiap anggota Direksi bertanggung jawab
secara tanggung renteng atas kerugian
Perseroan yang disebabkan oleh kesalahan atau
kelalaian anggota Direksi dalam menjalankan
tugasnya.
(7) Anggota
Direksi
tidak
dapat
dipertanggungjawabkan
atas
kerugian
Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
apabila dapat membuktikan:
a. kerugian tersebut bukan karena kesalahan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
atau kelalaiannya;
b. telah melakukan pengurusan dengan itikad
baik, penuh tanggung jawab, dan kehatihatian untuk kepentingan dan sesuai
dengan maksud dan tujuan Perseroan;
c. tidak mempunyai benturan kepentingan
baik langsung maupun tidak langsung atas
tindakan pengurusan yang mengakibatkan
kerugian; dan
d. telah mengambil tindakan untuk mencegah
timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.
(8) Direksi berwenang menjalankan pengurusan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sampai
dengan ayat (5) sesuai dengan kebijakan yang
dipandang tepat, sesuai dengan maksud dan
tujuan yang ditetapkan dalam anggaran dasar
ini.
(9) Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan
di luar pengadilan tentang segala hal dan dalam
segala kejadian, mengikat Perseroan dengan
pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan,
serta menjalankan segala tindakan, baik
mengenai kepengurusan maupun kepemilikan,
akan tetapi dengan pembatasan bahwa untuk:
a. meminjam atau meminjamkan uang atas
nama
Perseroan (tidak termasuk
mengambil uang Perseroan di Bank);
b. mendirikan suatu usaha baru atau turut
serta pada perusahaan lain baik di dalam
maupun di luar negeri;
c. membeli, menjual, mengalihkan atau
dengan cara lain melepaskan hak-hak atas
harta tetap Perseroan;
d. bertindak sebagai penjamin (borg atau
avaliste);
e. menggadaikan
atau
memberatkan/menjaminkan barang-barang
kekayaan Perseroan;
harus dengan persetujuan dari atau surat-surat
yang berkenaan turut ditandatangani Dewan
Komisaris.
(10)Perbuatan hukum untuk melakukan Transaksi
Material dan Transaksi Benturan Kepentingan
Tertentu sebagaimana dimaksud dalam
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
Modal harus mendapat persetujuan dari RUPS
Perseroan, dengan syarat-syarat sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan di
bidang Pasar Modal.
(11)Perbuatan hukum untuk mengalihkan, atau
menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan
yang merupakan lebih dari 50 % (lima puluh
persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan baik
dalam satu transaksi atau beberapa transaksi
yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu
sama lain, yang terjadi dalam jangka waktu 1
(satu) tahun buku, harus mendapat persetujuan
RUPS,
dengan
syarat
dan
ketentuan
sebagaimana dimaksud pada Pasal 21 ayat 4
anggaran dasar Perseroan.
(12)Perbuatan hukum untuk mengalihkan, atau
menjadikan jaminan utang kurang dari atau
sampai dengan 50 % (lima puluh persen) dari
seluruh jumlah kekayaan bersih Perseroan baik
dalam satu transaksi atau beberapa transaksi
yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu
sama lain, yang terjadi dalam jangka waktu 1
(satu) tahun buku, dapat dilakukan Direksi
dengan persetujuan tertulis dari Dewan
Komisaris.
(13)Perbuatan hukum untuk mengalihkan atau
menjadikan sebagai jaminan utang atas harta
kekayaan Perseroan sebagaimana dimaksud
dalam ayat 11 wajib pula diumumkan dalam 2
(dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia
yang beredar di tempat kedudukan Perseroan
paling lambat 30 (tiga puluh hari) terhitung
sejak dilakukan perbuatan hukum tersebut.
(14)a. Direktur Utama dan salah seorang Direktur
bersama-sama berhak dan berwenang
bertindak untuk dan atas nama Direksi serta
mewakili Perseroan.
b. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau
berhalangan karena sebab apapun juga,
yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak
ketiga, maka 2 (dua) orang Direktur secara
bersama-sama berhak dan berwenang
bertindak untuk dan atas nama Direksi serta
mewakili Perseroan.
(15)Anggota Direksi tidak berwenang mewakili
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
Perseroan apabila:
a. terdapat perkara di pengadilan antara
Perseroan dengan anggota Direksi yang
bersangkutan; dan
b. anggota Direksi yang bersangkutan
mempunyai kepentingan yang berbenturan
dengan kepentingan Perseroan.
(16)Dalam hal terdapat keadaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (10), yang berhak mewakili
Perseroan adalah:
a. anggota Direksi lainnya yang tidak
mempunyai benturan kepentingan dengan
Perseroan;
b. Dewan Komisaris dalam hal seluruh
anggota Direksi mempunyai benturan
kepentingan dengan Perseroan; atau
c. pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam
hal seluruh anggota Direksi atau Dewan
Komisaris
mempunyai
benturan
kepentingan dengan Perseroan.
PASAL 25 RAPAT DIREKSI
(1) Direksi mengadakan rapat Direksi secara berkala
1 (satu) kali dalam setiap bulan.
(2) Rapat Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat dilangsungkan apabila dihadiri
mayoritas dari seluruh anggota Direksi.
(3) Direksi mengadakan rapat Direksi bersama
Dewan Komisaris secara berkala 1 (satu) kali
dalam 4 (empat) bulan.
(4) Kehadiran anggota Direksi dalam rapat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(3) diungkapkan dalam laporan tahunan
Perseroan.
(5) Direksi menjadwalkan rapat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) untuk
tahun berikutnya sebelum berakhirnya tahun
buku.
(6) Pada rapat yang telah dijadwalkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (5), bahan rapat
disampaikan kepada peserta paling lambat 5
(lima) hari sebelum rapat diselenggarakan.
(7) Dalam hal terdapat rapat yang diselenggarakan
di luar jadwal yang telah disusun sebagaimana
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
dimaksud pada ayat (5), bahan rapat
disampaikan kepada peserta rapat paling
lambat sebelum rapat diselenggarakan.
(8) Pengambilan
keputusan
rapat
Direksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
berdasarkan musyawarah mufakat.
(9) Dalam
hal
tidak
tercapai
keputusan
musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud
pada ayat (8), pengambilan keputusan dilakukan
berdasarkan suara terbanyak.
(10)Hasil rapat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)
dituangkan
dalam
risalah
rapat,
ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi
yang hadir, dan disampaikan kepada seluruh
anggota Direksi.
(11)Hasil rapat sebagaimana dimaksud pada ayat
(3)
dituangkan
dalam
risalah
rapat,
ditandatangani oleh anggota Direksi dan
anggota Dewan Komisaris yang hadir, dan
disampaikan kepada seluruh anggota Direksi
dan anggota Dewan Komisaris.
(12)Dalam hal terdapat anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris yang tidak
menandatangani hasil rapat sebagaimana
dimaksud pada ayat (10) dan ayat (11), yang
bersangkutan dapat menyebutkan alasannya
secara tertulis dalam surat tersendiri yang
dilekatkan pada risalah rapat.
(13)Risalah rapat sebagaimana dimaksud pada ayat
(10) dan ayat (11) didokumentasikan oleh
Perseroan.
PASAL 26 DEWAN KOMISARIS
(1) Dewan Komisaris paling kurang terdiri dari 2
(dua) orang anggota Dewan Komisaris.
(2) Dalam hal Dewan Komisaris terdiri dari 2 (dua)
orang anggota Dewan Komisaris, 1 (satu) di
antaranya adalah Komisaris Independen.
(3) Dalam hal Dewan Komisaris terdiri lebih dari 2
(dua) orang anggota Dewan Komisaris, jumlah
Komisaris Independen paling kurang 30% (tiga
puluh persen) dari jumlah seluruh anggota
Dewan Komisaris.
(4) 1 (satu) di antara anggota Dewan Komisaris
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
diangkat menjadi komisaris utama atau
presiden komisaris.
(5) 1 (satu) periode masa jabatan anggota Dewan
Komisaris adalah 5 (lima) tahun atau sampai
dengan penutupan RUPS tahunan pada tahun
ke-5 (kelima) setelah pengangkatan tersebut.
(6) Ketentuan
mengenai
persyaratan
dan
pemenuhan persyaratan untuk menjadi anggota
Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
mutatis mutandis berlaku bagi anggota Dewan
Komisaris.
(7) Selain memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Komisaris Independen
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. bukan merupakan orang yang bekerja atau
mempunyai wewenang dan tanggung jawab
untuk
merencanakan,
memimpin,
mengendalikan, atau mengawasi kegiatan
Perseroantersebut dalam waktu 6 (enam)
bulan terakhir, kecuali untuk pengangkatan
kembali sebagai Komisaris Independen
Perseroan pada periode berikutnya;
b. tidak mempunyai saham baik langsung
maupun tidak langsung pada Perseroan
tersebut;
c. tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan
Perseroan, anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi, atau pemegang saham
utama Perseroantersebut; dan
d. tidak mempunyai hubungan usaha baik
langsung maupun tidak langsung yang
berkaitan dengan kegiatan usaha Perseroan
tersebut.
(8) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(6) dan ayat (7) harus dipenuhi anggota Dewan
Komisaris selama menjabat.
(9) Perseroan harus menyelenggarakan RUPS untuk
melakukan penggantian anggota Dewan
Komisaris yang dalam masa jabatannya tidak
lagi memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) sampai dengan ayat (8).
(10)Ketentuan
mengenai
pengangkatan,
pemberhentian, dan masa jabatan Direksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (3)
sampai dengan ayat (8) mutatis mutandis
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
berlaku bagi anggota Dewan Komisaris.
(11)Anggota Dewan Komisaris dapat merangkap
jabatan sebagai:
a. anggota Direksi paling banyak pada 2 (dua)
Emiten atau Perusahaan Publik lain; dan
b. anggota Dewan Komisaris paling banyak
pada 2 (dua) Emiten atau Perusahaan Publik
lain.
(12)Dalam hal anggota Dewan Komisaris tidak
merangkap jabatan sebagai anggota Direksi,
anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan
dapat merangkap jabatan sebagai anggota
Dewan Komisaris paling banyak pada 4 (empat)
Emiten atau Perusahaan Publik lain.
(13)Anggota Dewan Komisaris dapat merangkap
sebagai anggota komite paling banyak pada 5
(lima) komite di Emiten atau Perusahaan Publik
lain dimana yang bersangkutan juga menjabat
sebagai anggota Direksi atau anggota Dewan
Komisaris.
(14)Rangkap jabatan sebagai anggota komite
sebagaimana dimaksud pada ayat (13) hanya
dapat dilakukan sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan lainnya.
(15)Dalam hal terdapat peraturan perundangundangan lainnya yang mengatur ketentuan
mengenai rangkap jabatan yang berbeda
dengan ketentuan dalam Peraturan Pasar
Modal, berlaku ketentuan yang mengatur lebih
ketat.
(16)Komisaris Independen yang telah menjabat
selama 2 (dua) periode masa jabatan dapat
diangkat kembali pada periode selanjutnya
sepanjang Komisaris Independen tersebut
menyatakan dirinya tetap independen kepada
RUPS.
(17)Pernyataan independensi Komisaris Independen
sebagaimana dimaksud pada ayat (16)
diungkapkan dalam laporan tahunan.
(18)Dalam hal Komisaris Independen menjabat pada
Komite Audit, Komisaris Independen yang
bersangkutan hanya dapat diangkat kembali
pada Komite Audit untuk 1 (satu) periode masa
jabatan Komite Audit berikutnya.
(19)Usulan
pengangkatan,
pemberhentian,
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
dan/atau penggantian anggota Direksi kepada
RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
ayat (13) mutatis mutandis berlaku bagi anggota
Dewan Komisaris.
(20)Ketentuan mengenai pengunduran diri anggota
Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
ayat (14) sampai dengan ayat (17) mutatis
mutandis berlaku bagi anggota Dewan
Komisaris.
PASAL 27 TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN
WEWENANG DEWAN KOMISARIS
(1) Dewan
Komisaris
bertugas
melakukan
pengawasan dan bertanggung jawab atas
pengawasan terhadap kebijakan pengurusan,
jalannya pengurusan pada umumnya, baik
mengenai Perseroan maupun Perseroan, dan
memberi nasihat kepada Direksi.
(2) Dalam kondisi tertentu, Dewan Komisaris
menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS
Luar Biasa sesuai dengan kewenangannya
sebagaimana
diatur
dalam
peraturan
perundang-undangan dan anggaran dasar ini.
(3) Anggota Dewan Komisaris wajib melaksanakan
tugas dan tanggung jawab sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dengan itikad baik,
penuh tanggung jawab, dan kehati-hatian.
(4) Dalam
rangka
mendukung
efektivitas
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Dewan
Komisaris membentuk Komite Audit dan dapat
membentuk komite lainnya.
(5) Dewan Komisaris melakukan evaluasi terhadap
kinerja komite yang membantu pelaksanaan
tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) setiap akhir tahun buku.
(6) Ketentuan mengenai pertanggungjawaban
Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
ayat (6) dan ayat (7) mutatis mutandis berlaku
bagi Dewan Komisaris.
(7) Dewan Komisaris berwenang memberhentikan
sementara
anggota
Direksi
dengan
menyebutkan alasannya.
(8) Dewan Komisaris dapat melakukan tindakan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu
untuk jangka waktu tertentu.
(9) Wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat
(8) ditetapkan berdasarkan anggaran dasar ini
atau keputusan RUPS.
PASAL 28 RAPAT DEWAN KOMISARIS
(1) Dewan Komisaris mengadakan rapat 1 (satu)
kali dalam 2 (dua) bulan.
(2) Rapat Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat dilangsungkan apabila
dihadiri mayoritas dari seluruh anggota Dewan
Komisaris.
(3) Dewan Komisaris mengadakan rapat bersama
Direksi secara berkala 1 (satu) kali dalam 4
(empat) bulan.
(4) Kehadiran anggota Dewan Komisaris dalam
rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (3) diungkapkan dalam laporan tahunan
Perseroan.
(5) Ketentuan mengenai penjadwalan rapat dan
penyampaian bahan rapat Direksi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 ayat (5) sampai
dengan (7) mutatis mutandis berlaku bagi rapat
Dewan Komisaris.
(6) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
berdasarkan musyawarah mufakat.
(7) Dalam
hal
tidak
tercapai
keputusan
musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud
pada ayat (6), pengambilan keputusan dilakukan
berdasarkan suara terbanyak.
(8) Ketentuan mengenai hasil rapat dan risalah
rapat Direksi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 ayat (10) sampai dengan (13) mutatis
mutandis berlaku bagi rapat Dewan Komisaris.
PASAL 29 PEDOMAN DAN KODE ETIK
(1) Direksi dan Dewan Komisaris menyusun
pedoman yang mengikat setiap anggota Direksi
dan anggota Dewan Komisaris.
(2) Pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling kurang memuat:
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
a. landasan hukum;
b. deskripsi tugas, tanggung jawab, dan
wewenang;
c. nilai-nilai;
d. waktu kerja;
e. kebijakan rapat, termasuk kebijakan
kehadiran dalam rapat dan risalah rapat;
dan
f. pelaporan dan pertanggungjawaban.
(3) Perseroan mengungkapkan dalam laporan
tahunan Perseroan informasi bahwa Direksi
dan/atau Dewan Komisaris telah memiliki
pedoman.
(4) Pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
secara lengkap dimuat dalam situs web
Perseroan.
(5) Direksi dan Dewan Komisaris menyusun kode
etik yang berlaku bagi seluruh anggota Direksi
dan
anggota
Dewan
Komisaris,
karyawan/pegawai, serta pendukung organ
yang dimiliki Perseroan.
(6) Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
paling kurang memuat:
a. prinsip pelaksanaan tugas Direksi, Dewan
Komisaris, karyawan/pegawai, dan/atau
pendukung organ yang dimiliki Perseroan
dilakukan dengan itikad baik, penuh
tanggung jawab, dan kehati-hatian; dan
b. ketentuan mengenai sikap profesional
Direksi,
Dewan
Komisaris,
karyawan/pegawai, dan/atau pendukung
organ yang dimiliki Perseroan apabila
terdapat benturan kepentingan dengan
Perseroan.
(7) Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
disosialisasikan
kepada
seluruh
karyawan/pegawai
yang
bekerja
pada
Perseroan.
(8) Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dimuat secara lengkap dalam situs web
Perseroan.
PASAL 30 RENCANA KERJA, TAHUN BUKU DAN
LAPORAN TAHUNAN
(1) Direksi menyampaikan rencana kerja yang
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
membuat juga anggaran tahunan Perseroan
kepada Dewan Komisaris untuk mendapatkan
persetujuan, sebelum tahun buku dimulai.
Rencana kerja sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) harus disampaikan kepada Dewan
Komisaris paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kalender sebelum dimulainya tahun buku yang
akan datang.
Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1
(satu) Januari sampai dengan tanggal 31 (tiga
puluh satu) Desember. Pada akhir bulan
Desember tiap tahun, buku Perseroan ditutup.
Direksi dalam waktu paling lambat 5 (lima)
bulan setelah tahun buku Perseroan ditutup
Direksi menyusun laporan tahunan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Laporan tahunan ditandatangani oleh semua
anggota Direksi dan Dewan Komisaris, dalam hal
ada anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris
tidak menandatangani laporan tahunan
tersebut, harus disebutkan alasannya secara
tertulis, dalam hal anggota Direksi dan/atau
anggota
Dewan
Komisaris
tidak
menandatangani dan tidak memberikan
alasannya maka yang bersangkutan dianggap
telah menyetujui isi laporan tahunan.
Laporan tahunan tersebut harus tersedia di
kantor pusat Perseroan paling lambat pada hari
dilakukannya pemanggilan RUPS Tahunan, agar
dapat diperiksa oleh para pemegang saham.
Direksi wajib menyerahkan perhitungan
tahunan Perseroan kepada Akuntan Publik yang
ditunjuk oleh RUPS untuk diperiksa. Laporan
atas hasil pemeriksaan Akuntan Publik tersebut
disampaikan secara tertulis kepada RUPS
Tahunan.
Persetujuan laporan tahunan termasuk
pengesahan laporan keuangan tahunan serta
laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris
dan keputusan penggunaan laba ditetapkan
oleh RUPS. Persetujuan RUPS Tahunan atas
laporan tahunan termasuk pengesahan laporan
keuangan serta laporan tugas pengawasan
Dewan Komisaris memberi pembebasan dan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
pelunasan tanggung jawab sepenuhnya kepada
Direksi atas tindakan pengurusan dan kepada
Dewan Komisaris atas tindakan pengawasan
yang dilakukan, sejauh tindakan-tindakan
tersebut tercatat dalam laporan tahunan atau
buku Perseroan.
(9) Perseroan wajib mengumumkan neraca dan
laporan laba rugi dalam 2 (dua) surat kabar
harian berbahasa Indonesia yang 1 (satu)
diantaranya mempunyai peredaran nasional
dan lainnya yang terbit di tempat kedudukan
Perseroan, selambat-lambatnya pada akhir
bulan ke-3 (ketiga) setelah tanggal laporan
keuangan tahunan.
PASAL 31 PENGGUNAAN LABA DAN PEMBAGIAN
DIVIDEN
(1) Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku
sebagaimana tercantum dalam neraca dan
perhitungan laba rugi yang telah disahkan oleh
RUPS Tahunan, dan merupakan saldo laba yang
positif dibagi menurut cara penggunaannya
yang ditentukan oleh Rapat tersebut.
(2) Dalam hal RUPS Tahunan tidak menentukan
penggunaannya lain, maka laba bersih setelah
dikurangi dengan cadangan yang diwajibkan
oleh undang-undang dan Anggaran Dasar dibagi
sebagai dividen.
(3) Dividen hanya dapat dibayarkan sesuai dengan
kemampuan keuangan Perseroan berdasarkan
keputusan yang diambil dalam RUPS, dalam
keputusan tersebut juga harus ditentukan
waktu pembayaran dan bentuk dividen. Dividen
untuk satu saham harus dibayarkan kepada
orang atas nama siapa saham itu terdaftar
dalam daftar pemegang saham pada hari kerja
yang akan ditentukan oleh atau atas wewenang
dari RUPS dalam mana keputusan untuk
pembagian dividen diambil. Hari pembayaran
harus diumumkan oleh Direksi pada semua
pemegang saham.
(4) Perseroan dapat membagikan dividen interim
sebelum tahun buku Perseroan berakhir,
apabila jumlah kekayaan bersih Perseroan tidak
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
(5)
(6)
(7)
(8)
menjadi lebih kecil daripada jumlah modal
ditempakatn dan disetor ditambah cadangan
wajib dan keadaan keuangan Perseroan
memungkinkan maka berdasarkan atas
keputusan Rapat Direksi setelah memperoleh
persetujuan Dewan Komisaris diperkenankan
untuk membagi dividen interim, dengan
ketentuan bahwa kelak akan diperhitungkan
dengan dividen yang disetujui oleh RUPS
Tahunan berikutnya dan pembagian dividen
interim tersebut tidak boleh mengganggu atau
menyebabkan Perseroan tidak dapat memenuhi
kewajibannya
kepada
kreditur
atau
mengganggu kegiatan Perseroan, seluruhnya
dengan memperhatikan ketentuan dalam
peraturan perundangan yang berlaku.
Dalam hal setelah tahun buku berakhir
Perseroan ternyata menderita kerugian, dividen
interim yang telah dibagi harus dikembalikan
oleh pemegang saham kepada Perseroan.
Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung
jawab secara tanggung renteng atas kerugian
Perseroan dalam hal pemegang saham tidak
dapat mengembalikan dividen interim tersebut.
Apabila perhitungan laba rugi dari satu tahun
buku menunjukkan kerugian yang tidak dapat
ditutup dengan dana cadangan, maka kerugian
itu akan tetap dicatat dalam perhitungan laba
rugi dan selanjutnya untuk tahun berikutnya
Perseroan dianggap tidak memperoleh laba
selama kerugian yang tercatat dalam
perhitungan laba rugi itu belum tertutup
seluruhnya, dengan tidak mengurangi peraturan
perundangan yang berlaku.
Dengan memperhatikan pendapatan Perseroan
pada tahun buku yang bersangkutan dari
pendapatan bersih seperti tersebut dalam
neraca dan perhitungan laba rugi yang telah
disahkan RUPS Tahunan dan setelah dipotong
pajak penghasilan, dapat diberikan tantieme
kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris
Perseroan yang besarnya ditentukan oleh RUPS.
Dividen yang tidak diambil setelah 5 (lima)
tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan untuk
pembayaran dividen lampau, dimasukkan ke
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
dalam cadangan khusus, RUPS mengatur tata
cara pengambilan dividen yang telah
dimasukkan ke dalam cadangan khusus
tersebut. Dividen yang telah dimasukkan ke
dalam cadangan khusus sebagaimana tersebut
di atas dan tidak diambil dalam jangka waktu 10
(sepuluh) tahun akan menjadi hak Perseroan.
PASAL 32 PENGGUNAAN CADANGAN
(1) Perseroan wajib menyisihkan jumlah tertentu
dari laba bersih setiap tahun buku untuk
cadangan, yang ditentukan oleh RUPS dengan
mengindahkan peraturan perundangan yang
berlaku.
(2) Kewajiban penyisihan untuk cadangan tersebut
berlaku apabila Perseroan mempunyai laba
yang positif.
(3) Penyisihan laba bersih untuk cadangan
dilakukan sampai cadangan mencapai paling
sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah
modal ditempatkan dan disetor.
(4) Cadangan yang belum mencapai jumlah
sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 Pasal ini
hanya boleh dipergunakan untuk menutup
kerugian yang tidak dipenuhi oleh cadangan
lain.
(5) Jika jumlah cadangan telah melebihi jumlah 20%
(dua puluh persen) dari jumlah modal
ditempatkan dan disetor, RUPS dapat
memutuskan agar jumlah kelebihannya
digunakan untuk keperluan Perseroan.
(6) Direksi harus mengelola kelebihan dana
cadangan sebagaimana dimaksud dalam ayat 5
Pasal ini, agar dana cadangan tersebut
memperoleh laba, dengan cara yang dianggap
baik olehnya dengan persetujuan Dewan
Komisaris
dan
dengan
memperhatikan
peraturan perundangan yang berlaku. Setiap
keuntungan yang diterima dari Dana Cadangan
harus dimasukan dalam labar/rugi Perseroan.
PASAL 33 PERATURAN PENUTUP
Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
dalam anggaran dasar ini akan diputuskan dalam
RUPS dengan memperhatikan ketentuan dalam
peraturan-peraturan yang berlaku.
Download