Bahan Pendalaman Iman untuk Masa Prapaskah 2016 Panggilan untuk Hidup dalam PERSEKUTUAN (KOINONIA) KOMISI KATEKETIK KEUSKUPAN PADANG P Meskipun kami dipanggil untuk hidup akrab dengan Bapa, namun sebenarnya kami jaruh dari Bapa. Kami mohon, ya Bapa: U Kasihanilah kami, umat-Mu. Bahan Pendalaman Iman untuk Masa Prapaskah 2016 P Saudara-saudari, marilah sekarang bersama-sama memuji Bapa dengan mengucapkan/ menyanyikan doa yang diajarkan Yesus Kristus sendiri, U Bapa kami... 12. Penutup P Allah yang maharahim, tunjukkanlah belaskasihan-mu kepada umat yang mengaku bersalah ini, supaya kami dapat kembali ke jalan yang benar tanpa terhambat lagi oleh kelemahan. U Semoga kehadiran-Mu menyegarkan kembali hidup kami, sehingga dengan penuh semangat kami senantiasa mengejar apa yang baik. Demi Yesus Kristus Putera-Mu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin. 13. Nyanyian Penutup Madah Bakti 378 Panggilan untuk Hidup dalam PERSEKUTUAN (KOINONIA) 14. Berkat dan Pengutusan P Saudara sekalian, Tuhan senantiasa mencari kita setiap kali kita tersesat dan menjauh dari-Nya. U Syukur kepada Allah. P Marilah kita terus membina sikap tobat, supaya selalu menikmati damai Tuhan. U Amin. KOMISI KATEKETIK KEUSKUPAN PADANG 28 1 kepada Bapa dan sambil berlutut di hadapan-Mu kami hendak bertobat. P Saudara-saudari terkasih, marilah kita mohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa kita. Kasihanilah kami, ya Tuhan, U sebab kami orang berdosa. P Tunjukkanlah belas kasihan-Mu kepada kami, U sebab kami orang berdosa. P Anugerahkanlah keselamatan kepada kami, U sebab kami orang berdosa. P Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal. U Amin. 11. Litani Tobat P Bapa kami di surga, kami percaya kepada Bapa, dan mengharapkan belas kasihan. Maka kami berdoa kepada-Mu: P Kami terkurung dalam kesempitan cinta diri, dan jarang mau mencintai sesama dengan sungguh. Kami mohon, ya Bapa: U Kasihanilah kami, umat-Mu. P Kami mudah mengadili orang lain dan lekas iri hati kepada sesama. Kami mohon, ya Bapa: U Kasihanilah kami, umat-Mu. P Kami sering tersinggung dan sukar mengampuni; kami kurang sabar dan cepat marah. Kami mohon, ya Bapa: U Kasihanilah kami, umat-Mu. P Kami malas dan kurang berusaha; mengejar kesenangan sendiri, dan bukan kehendak Bapa. Kami mohon, ya Bapa: U Kasihanilah kami, umat-Mu. P Kami malas berdoa, dan hidup rohani kami seringkali bersifat rutin belaka. Kami mohon, ya Bapa: U Kasihanilah kami, umat-Mu. 2 27 08. Pemeriksaan Batin Sebaiknya disisipi dengan saat-saat hening dan /atau nyanyian tobat yang sesuai, misalnya Madah Bakti No. 369. a. Apakah aku memiliki kerinduan untuk mengalami kehangatan kasih persaudaraan dan persekutuan di rayon atau lingkunganku? Mengapa? Apakah aku telah mampu hidup seperti Kristus: mengasihi, rela berbagi, dan mengorbankan diri untuk kepentingan bersama? Apakah hidupku telah menjadi gambaran nyata dari hidup murid yang setia menjadi saksi kebangkitan Kristus, yang menghayati persekutuan dengan sukacita dan kasih? b. Apakah aku sudah berusaha mengembangkan sikap positif bagi terwujudnya persekutuan, atau justru sering menebarkan sikap negatif yang dapat menimbulkan perpecahan? c. Orang yang menyakiti hatiku adalah orang yang menurut pendapatku telah memperlakukan aku secara tidak adil, melalaikan dan tidak mengindahkanku, melawanku, mengambil sesuatu dariku, berbohong kepadaku, ingkar janji kepadaku, menyalahgunakan kepercayaanku, mengejek atau memfitnahku. Namun, tidakkah aku terlalu cepat mengadili mereka? Sudahkah aku menyalurkan kasih kerahiman Tuhan kepada sesama dengan cara mengampuni kesalahan mereka padaku? Apa yang menyebabkan aku sulit mengampuni mereka? Bersediakah aku untuk terlebih dahulu mengulurkan tangan perdamaian? Sikap apa yang seharusnya kumiliki? 09. Liturgi Tobat Bila ada kesempatan untuk mengaku dosa secara perorangan lakukan sekarang. Namun bila tidak ada kesempatan, Sakramen Tobat dapat ditunda. Maka Ibadat Tobat dilanjutkan dengan: 10. Pernyataan Tobat P Bapa di surga, Engkau mengetahui isi hati kami bahkan yang tersembunyi sekalipun. Dan semua kejelekan yang kami rahasiakan di depan orang bukan rahasia lagi bagi-Mu. Kini kami menyadari bahwa kami sungguh sangat berdosa karena telah mengingkari-Mu. Maka dengan rendah hati bersama anak yang hilang, kami kembali 26 GAGASAN DASAR Gereja sebagai himpunan Umat Allah memiliki tugas pokok untuk menghadirkan dan membangun persekutuan (koinonia), menghidupkan peribadatan yang menguduskan (liturgia), mengembangkan pewartaan Kabar Gembira (kerygma), memajukan karya cinta kasih/pelayanan (diakonia) dan memberi kesaksian sebagai murid-murid Tuhan Yesus (martyria). Fokus pastoral ditahun 2016 bagi keuskupan kita adalah KoinoniaPersekutuan. Koinonia berasal dari bahasa Yunani yang berarti persekutuan. Pemaknaan tahun koinonia harus didasarkan pada hakekat Gereja yang satu dan kudus, yang merupakan wujud nyata cinta Allah kepada umat manusia. Gereja bukan sekedar kumpulan umat. Gereja merupakan persekutuan umat beriman yang menyandarkan keberadaan dirinya hanya pada Allah yang telah bersekutu dengan manusia dalam diri Yesus Kristus. Dalam pertemuan pertama, "Koinonia: Pangkal Dan Tujuan Gereja", peserta diajak merefleksikan panggilannya untuk membangun persekutuan. Kisah terkenal dalam Kisah Rasul memberikan gambaran ideal yang menantang akan sebuah persekutuan. Dalam pertemuan kedua, "Persekutuan Dalam Gereja Kita Saat Ini", peserta diajak untuk mendalami doa Yesus bagi para murid-Nya, dan kemudian merenungkan sampai sejauh mana doa Yesus itu telah terwujud dalam persekutuan Gereja saat ini. Dalam pertemuan ketiga, "Mengampuni Sesama Dengan Penuh Kerahiman", peserta diajak untuk membangun koinonia dengan jalan saling mengampuni satu dengan yang lain. Pengampunan yang dikehendaki Yesus adalah pengampunan yang tanpa batas. Pengampunan sebagai suatu 3 gaya hidup inilah yang akan mendukung hidup dan berkembangnya suatu persekutuan. Dalam pertemuan keempat, peserta bersama-sama mengadakan Ibadat Tobat, yang sekiranya mungkin, dapat disertai dengan penerimaan Sakramen Tobat. Dalam buku ini juga sudah disediakan teks Doa Tahun Koinonia (Persekutuan) Keuskupan Padang, yang dapat dibaca bersama-sama sebelum doa penutup pada setiap pertemuan, atau pada tempat lain yang dipandang elok. Komisi Kateketik Keuskupan Padang 4 07. Renungan Butir-butir renungan berikut ini sifatnya hanya sebagai usulan, yang jika dipandang baik, bisa dipakai, terutama oleh pemimpin awam. a. Perumpamaan ini merupakan tanggapan Yesus terhadap kaum Farisi dan ahli Taurat yang kurang senang melihat Yesus membiarkan para pemungut cukai serta para pendosa datang ikut mendengarkan Dia. Pemungut cukai dianggap tak pantas duduk mendengarkan ajaran Taurat. b. Tapi Yesus mengajak kaum Farisi dan ahli Taurat agar tidak terlalu bersikap kaku dan hanya melihat yang buruk-buruk saja. Jika seorang gembala bergembira saat ia berhasil menemukan dombanya yang hilang, demikian pun Allah akan bergembira saat Ia berhasil menemukan anak-Nya yang hilang. Dan Allah mengajak semua orang untuk ikut bergembira bersama-Nya. c. Pemilik domba itu memiliki "seratus" ekor domba. Seratus itu kelipatan sepuluh, angka yang melambangkan keutuhan. Memiliki "seratus" ekor domba berarti mempunyai kekayaan yang melimpah. Tetapi kalau kurang satu saja, maka tidak melimpah dan tidak utuh lagi. Ada kekurangan yang mengusik. Maka pemilik domba berusaha keras untuk menemukan domba yang hilang itu. d. Yang paling menonjol dalam perumpamaan bukan soal kehilangan, bukan pula soal kegembiraan si penggembala, melainkan usahanya mencari domba. Usaha menemukan itulah yang paling penting. Di sini digambarkan betapa besar perhatian Tuhan. Ia belum puas bila masih ada sebagian kecil umat manusia yang belum mengenal-Nya, serasa masih ada satu ekor domba yang sesat dan hidup dalam dosa. e. Kita percaya bahwa Tuhan dengan segala cara selalu berusaha untuk mencari dan membawa kita kembali kepada-Nya. Karena itu, apapun dosa kita, asal kita bertobat dengan sepenuh hati, Tuhan akan menerima dengan penuh kegembiraan. Kita berdamai dengan Tuhan dan kembali hidup dalam persekutuan dengan-Nya. Persekutuan dengan Tuhan dihayati dan diwujudkan dalam kesediaan untuk membangun persekutuan dengan sesama. Persekutuan dengan Tuhan akan menjadi dasar yang teguh bagi persekutuan dengan sesama. 25 sendiri, sehingga kurang rela untuk mengarahkan hati pada hidup sesama. Kami sadar, betapa kami masih jauh dari hidup persekutuan penuh kasih persaudaraan dan pengampunan. Maka karuniakanlah tobat sejati kepada kami, agar kami dapat menjadi anak-anak-Mu, yang hidup dalam persekutuan sebagaimana yang Engkau kehendaki. Doa ini kami haturkan kepada-mu dengan perantaraan Kristus Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa dalam persekutuan dengan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin. 05. Kitab Suci Injil Lukas 15:1-7 Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. 2 Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersamasama dengan mereka." 3 Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: 4 "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? 5 Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, 6 dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetanggatetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersamasama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan. 7 Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan." Demikianlah Injil Tuhan. 1 DAFTAR ISI Gagasan Dasar Daftar Isi Doa Tahun Koinonia (Perekutuan) Keuskupan Padang 3 4 6 Pertemuan Pertama Koinonia: Pangkal dan Tujuan Gereja 7 Pertemuan Kedua Persekutuan dalam Gereja Kita Saat Ini 13 Pertemuan Ketiga Mengampuni Sesama dengan Penuh Kerahiman 17 Pertemuan Keempat Ibadat Tobat 23 06. Nyanyian Renungan Madah Bakti No. 371 24 5 DOA TAHUN KOINONIA (PERSEKUTUAN) KEUSKUPAN PADANG Allah Tritunggal Mahakudus: Bapa, Putera dan Roh Kudus, Engkaulah Allah Esa yang mahakuasa dan maharahim, kami puji dan muliakan Dikau. Di Tahun Koinonia ‒ Persekutuan ‒ ini, dengan sepenuh hati kami mengagungkan Dikau karena Engkaulah sumber, dasar, dan model sempurna kesatuan kami dengan Dikau, sesama, dan alam ciptaan. Tuhan Yesus Kristus, di Tahun Yubileum Luar Biasa Kerahiman ini, kami syukuri dengan sukacita Kerahiman Allah. Engkaulah wujud nyata dan sempurna dari Allah yang maharahim, Engkaulah wajah Allah yang berbelaskasih, dan mengajarkan kami untuk berbelaskasih, sama seperti Bapa di surga adalah berbelaskasih. Di tahun rahmat ini, kami mohon belaskasih dan pengampunan-Mu, serta pemulihan atas dosa-dosa dan luka-luka jiwa kami. Kami sesali bahwa kami tidak selalu dekat pada-Mu, dan sering jauh dari cinta sesama. Mampukanlah kami ke luar dari ke-aku-an diri kami, dan makin terarah kepada sesama, dengan rela berkurban karena cinta kasih sejati. Kami mohon, anugerahkanlah kami Roh Kudus-Mu, agar kami mampu membangun persaudaraan dan persekutuan sejati di dalam keluarga, komunitas-komunitas dan seluruh Gereja, dengannya kami menjadi tanda kesatuan dan kerahiman-Mu, dan menghadirkan Kerajaan Surga di dunia ini. Bunda Maria, Bunda yang berbelaskasih, doakanlah kami anak-anakmu ini, agar hidup rukun dan bersatu seperti keluarga kudus di Nazareth. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin. Nihil Obstat: Alex I. Suwandi, Pr., Delegatus Liturgi Imprimatur:Mgr. MD. Situmorang, OFMCap., Uskup Padang. 6 Pertemuan Keempat IBADAT TOBAT 01. Nyanyian Pembuka Madah Bakti No. 365 02. Tanda Salib dan Salam P Dalam nama Bapa dan Puteta dan Roh Kudus. U Amin. P Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan, kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus beserta kita. U Sekarang dan selama-lamanya. 03. Pengantar Saudara-saudari yang terkasih, pertemuan hari ini merupakan pertemuan ke empat, pertemuan terakhir, dari rangkaian pendalaman iman Aksi Puasa Pembangunan. Dalam tiga pertemuan sebelumnya kita telah menyadari betapa kita sebenarnya masih jauh dari persekutuan persaudaraan penuh kasih sebagaimana dikehendaki oleh Yesus, Tuhan kita. Dan betapa kita masih sulit untuk mengampuni sesama. Karena itu, pada pertemuan terakhir ini, kita akan mengadakan Ibadat Tobat (dan penerimaan Sakramen Tobat). Marilah kita mohonkan berkat dan penyertaan Allah sendiri dalam pertemuan kita ini. 04. Doa Pembuka Bapa yang penuh belas kasih, kami datang pada-Mu dengan rasa sesal. Kami sungguh menyadari bahwa kamii sering terlalu berpusat pada diri 23 P Semoga Allah mengaruniakan kepada kita kasih kerahiman sejati, sehingga komunio sejati sungguh terwujud di antara kita. Kami mohon, U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan. P Bagi kepentingan kita masing-masing... (umat yang ingin memanjatkan doa secara spontan diberi kesempatan) P. Ya Bapa, demikianlah permohonan umat-Mu. Semoga Engkau berkenan mengabulkannya. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin. 11. Bapa Kami Marilah kita satukan doa-doa kita dengan doa yang diajarkan Tuhan Yesus sendiri kepada kita. Bapa kami… 12. Doa Penutup Allah Bapa yang maha kuasa, semoga dengan pertemuan ini kami bisa semakin memahami tentang semangat pengampunan yang datang dariMu, sehingga dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan gereja, kami dapat mewartakan Engkau sebagai Sumber Kerahiman dan Pengampunan, karena Engkau telah lebih dahulu mengampuni kami orang yang berdosa ini melalui Putera-Mu Yesus, Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin. 13. Lagu Penutup Jika memungkinkan dipilih lagu perutusan. Namun jika tidak, dapat dipilih lagu yang bisa dinyanyikan oleh sebanyak mungkin umat yang hadir. 22 Pertemuan Pertama KOINONIA: PANGKAL DAN TUJUAN GEREJA 01. Pengantar Saudara/i terkasih, Kita telah memasuki masa prapaskah. Masa istimewa yang diberikan Gereja kepada kita untuk mempersiapkan diri secara lebih baik guna ikut dalam paskah Kristus, kebangkitan Tuhan. Masa prapaskah untuk tahun ini begitu istimewa karena masa prapaskahi tahun ini berada dalam masa Tahun Yubilium Kerahiman Ilahi. Tahun suci Kerahiman Ilahi ditetapkan oleh Paus Fransiskus pada tanggal 8 Desember 2015 bertepatan dengan Hari Raya Maria dikandung tanpa noda dan akan berakhir pada Hari Raya Kristus Raja, 20 Nopember 2016 nanti. Melalui Tahun suci Kerahiman Ilahi, kita diundang untuk mengalami, merasakan kerahiman Allah. Allah membuka hati dan berbelas kasih terhadap orang yang sungguh mau bertobat dan membuka diri bagi kasih-Nya. Kepada kita yang dengan tekun berbuat baik, beramal kasih, mengisi dan menghayati masa prapaskah dengan mengalami dan merayakan belas kasih Allah secara konkrit dalam Sakramen pengampunan, Gereja menganugerahkan Indulgensi. Bagi keuskupan kita, fokus pastoral untuk tahun ini adalah bidang Koinonia - Persekutuan. Pantas juga kiranya di masa prapaskah ini kita bermenung secara lebih mendalam akan panggilan kita dalam Gereja sekaligus mempertanyakan pada diri kita masing masing, apa yang telah kita perbuat dan kita usahakan sebagai kontribusi terhadap hidup dan berkembangnya persekutuan dalam Gereja. 7 02. Lagu Pembuka Jika memungkinkan dipilih lagu sesuai dengan tema pertemuan. Namun jika tidak, dapat dipilih lagu yang bisa dinyanyikan oleh sebanyak mungkin umat yang hadir. 03. Mengundang Tuhan Mempersilakan seorang yang ditunjuk untuk memimpin doa secara spontan, atau membacakan doa yang telah disiapkan ini: Tuhan Yesus, hadir dan kunjungi kami yang tengah berkumpul saat ini, buka hati kami bagi Sabda-Mu yang kami dengar dan renungkan saat ini. Rahmati kami agar kami mampu membuka mata terhadap kebutuhan sesama, terutama mereka yang sungguh membutuhkan pertolongan kami. Semoga melalui persekutuan kami, kasih-Mu meresap ke dalam hati nurani setiap orang, sehingga damai sejahteraMu semakin dirasakan di seluruh dunia. Sebab Engkaulah Pengantara kami kini dan sepanjang masa. Amin. 04. Pembacaan Kitap Suci Tiga tahapan yang perlu dijalankan: (1) dibaca bersama-sama, (2) dibaca sendiri, (3) kembali dibaca bersama-sama. Kisah Para Rasul bab 2, ayat 41 sampai 47 41 42 43 44 45 46 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing8 sesama, karena kitapun tentu pernah menyakiti hati orang lain. Puncak dari semua ini tentu adalah kesediaan kita untuk menerima Sakramen Tobat sebagai sakramen rekonsiliasi, yang mendamaikan kita dengan Allah dan sesama. Masih dalam Bulla “Misericordiae Vultus”, Paus Fransiskus mengajak kita untuk “menempatkan Sakramen Rekonsiliasi pada pusat kehidupan kita...” Tanpa kesediaan untuk melakukan rekonsiliasi dengan Allah dan sesama, tidak mungkin ada koinonia sejati. 09. Rencana Aksi Di sini pendamping dapat mengajak peserta untuk merencanakan aksi pribadi yang berkaitan dengan pengampunan, misalnya kesediaan untuk mengampuni sesama yang bersalah, dan dengan rendah hati bersedia menjadi yang pertama mengulurkan tangan. Puncak dari semuanya adalah penerimaan Sakramen Rekonsiliasi, jika itu dimungkinkan. 10. Doa Umat P Saudara-saudari-ku terkasih, marilah kita menyatukan hati dan memanjatkan permohonanpermohonan kepada Allah, Bapa yang Maha Rahim: P Semoga dalam Tahun Yubileum ini, Gereja menggemakan sabda Allah yang bergaung kuat dan jelas sebagai amanat serta tanda pengampunan, kekuatan, pertolongan, dan kasih. Semoga Gereja tidak pernah lelah menaburkan belas kasih, dan selalu sabar menyalurkan kasih sayang serta penghiburan. Kami mohon, U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan. P Semoga kita mau dan rela mengampuni sesama dengan tulus hati, karena Yesus Kristus telah mengajarkan kepada kita kasih pengampunan yang sejati, Kami mohon, U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan. P Semoga kita selalu berusaha mengampuni tanpa batas, dan tidak berlaku seperti hamba yang tidak tahu terima kasih dalam perumpamaan tadi. Kami mohon, U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan. 21 b. Berkaitan dengan perumpamaan tentang hamba yang jahat itu, Paus Fransiskus menulis dalam Bulla “Misericordiae Vultus” sebagai berikut: Ketika dipanggil tuannya untuk melunasi hutangnya yang sangat besar, sambil bersujud hamba itu memohon belas kasihan. Tuan itu menghapus semua hutangnya. Tetapi kemudian hamba itu berjumpa dengan seorang rekan hamba yang berhutang hanya beberapa sen kepadanya. Rekan hamba ini bersujud di hadapannya dan memohon belas kasihan. Tetapi hamba yang pertama itu menolak permintaan temannya dan menjebloskan dia ke dalam penjara. Ketika mendengar hal itu, tuan hamba itu menjadi sangat marah. Ia memanggil kembali hamba pertama tadi dan berkata, "bukankah engkaupun harus berbelaskasihan kepada kawanmu seperti aku telah berbelaskasihan kepadamu?" (Mat. 18:33). Yesus menutup pengajaran-Nya dengan berkata, "Demikianlah Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadap setiap orang dari kamu, apabila kamu tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hati" (Mat. 18:35). Perumpamaan ini mengandung pelajaran yang sangat mendalam bagi kita semua. Yesus menegaskan bahwa belas kasihan bukan hanya tindakan yang dilakukan oleh Bapa. Belas kasihan juga menjadi kriteria untuk menentukan siapa anak-anak Bapa yang benar. Jelasnya, kita dipanggil untuk menunjukkan belas kasihan, sebab kita sudah lebih dulu mendapatkan belas kasihan. Mengampuni pelanggaran sesama merupakan ungkapan yang paling jelas dari cinta yang penuh belas kasihan, dan bagi kita orangorang kristiani pengampunan merupakan tindakan yang harus kita laksanakan, tidak dapat tidak. Kadang-kadang begitu sulit rasanya memberi pengampunan! Tetapi pengampunan adalah alat jitu yang ditempatkan dalam tangan rapuh kita untuk memperoleh ketenangan hati. Membuang kemarahan, kegusaran, kekerasan, dan balas dendam merupakan tuntutan mutlak untuk hidup dengan damai. c. Sembari berusaha mengampuni sesama dengan murah hati, kita juga berusaha dengan rendah hati memohon pengampunan pada 20 masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, 47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiaptiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. 05. Memilih Kata/ Kalimat Pendek Peserta diberi kesempatan untuk memilih kata atau kalimat pendek yang mengesan dan sesuai dengan tema persekutuan dalam Gereja. Kata atau kalimat pendek itu kemudian diulang tiga kali dengan diselingi jeda. Diharapkan agar semua peserta mendapatkan kesempatan. 06. Saat hening Saudara-saudari terkasih, sekarang kita akan hening untuk merenungkan hubungan antara kata atau kalimat pendek yang telah kita pilihan, dengan hidup pribadi kita sendiri. Kita hening selama 3-4 menit. 07. Sharing Bukan diskusi, penjelasan, atau khotbah. Kata yang digunakan bukan KITA melainkan SAYA, karena apa yang disharingkan adalah pengalaman dan permenungan pribadi. 08. Rangkuman dan Peneguhan a. Setiap orang memerlukan orang lain, seperti halnya dia memerlukan Allah, penciptanya. Oleh karenanya orang yang tidak mau berkumpul dan selalu menyendiri, merasa segalanya bisa diselesaikan dengan kekuatan diri sendiri, pada dasarnya adalah orang yang sombong dan mengingkari jati dirinya. b. Gereja hadir sebagai persekutuan: "dimana ada 2 atau 3 orang berkumpul atas namaKu, Aku hadir". Hanya bersama dengan Kristus, persekutuan itu akan mampu hidup seperti Kristus, yaitu: mengasihi, mengampuni, rela berbagi, dan mengorbankan diri untuk kepentingan bersama. Bersama Kristus, Gereja berjuang untuk cinta dan kebenaran. c. Kristus tak akan pernah meninggalkan Gereja-Nya, karena itu Dia telah mengutus Roh Kudus. Roh Kudus itulah yang akan 9 menyemangati dan menguatkan Gereja dalam menapaki sejarahnya di dunia hingga dunia mengenal dan memuliakan Allah. d. Gereja Perdana menjadi gambaran nyata akan persekutuan para murid yang setia menjadi saksi kebangkitan Kristus. Kebangkitan Kristus menumbuhkan iman akan penyertaan Kristus sendiri, yang senantiasa menyertai Gereja sampai akhir zaman. Bersama iman itu, tumbuh pula sukacita dan kasih yang mendalam, yang mereka hayati dalam persekutuan sehati sejiwa. Dalam sukacita dan kasih itulah mereka giat mewartakan Kristus yang bangkit, dan rela melayani sesama. e. Koinonia-Persekutuan merupakan proses perjalanan dari ruang pribadi dan privat, menuju ruang kebersamaan dengan Allah dan sesama; juga proses perjalanan dari hidup manusiawi, perorangan, dan kelompok, menuju hidup ilahi yang dihayati bersama. Koinonia sesungguhnya adalah soal pembangunan dan pemeliharaan komunitas ilahi, keluarga Allah, yang dalam Injil disebut dengan istilah "Kerajaan Allah". Yang khas dari koinonia adalah "RELASI KASIH". Jika tahun "diakonia" adalah soal "melayani seperti Kristus melayani", maka tahun "koinonia" adalah soal "membangun komunitas Kerajaan Allah" di bumi ini. Diakonia itu seperti "menabur benih di ladang", sementara koinonia itu "menyiramnya". Diakonia seperti membuang jala di laut, sedangkan koinonia itu seperti "merajut jala yang baru dan memperbaiki yang rusak. Karenanya, koinonia dapat dikatakan sebagai pangkal sekaligus tujuan Gereja. 09. Rencana Aksi Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. 33 Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? 34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojoalgojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. 35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu." 32 05. Memilih Kata/ Kalimat Pendek Peserta diberi kesempatan untuk memilih kata atau kalimat pendek yang mengesan dan sesuai dengan tema pengampunan. Kata atau kalimat pendek itu kemudian diulang tiga kali dengan diselingi jeda. Diharapkan agar semua peserta mendapatkan kesempatan. 06. Saat hening Saudara-saudari terkasih, sekarang kita akan hening untuk merenungkan hubungan antara kata atau kalimat pendek yang telah kita pilih, dengan hidup pribadi kita sendiri. Kita hening selama 3-4 menit. 07. Sharing Bukan diskusi, penjelasan, atau khotbah. Kata yang digunakan bukan KITA melainkan SAYA, karena apa yang disharingkan adalah pengalaman dan permenungan pribadi. 08. Rangkuman dan Peneguhan Marilah kita, sebagai satu lingkungan, merencanakan suatu kegiatan pelayanan yang nyata bagi sesama, sesuai dengan sabda Tuhan yang baru saja kita dengar dan renungkan. Pendamping kemudian memfasilitasi peserta untuk merencanakan satu kegiatan untuk meningkatkan persekutuan atau kebersamaan sehingga lingkungan kita menjadi hidup dan lebih baik. 10 a. Mengampuni sampai “7 kali” artinya mengampuni sampai penuh, maka ada batas. Bila seorang bersalah kepada kita untuk pertama kalinya, dia harus diampuni, begitu juga untuk kedua kalinya, dan seterusnya sampai ketujuh kalinya. Tapi sesudah tujuh kali, itu dianggap melewati batas dan tak perlu diampuni lagi! Namun Yesus mengatakan bahwa orang harus mengampuni sampai “tujuh puluh kali tujuh kali”, artinya, tanpa batas. Tak usah memikirkan sampai berapa kali. Pengampunan harus menjadi sikap hidup. 19 Oleh karena itu, pada pertemuan ini, kami mau belajar dari Yesus, Putra-Mu tentang pengampunan. Karuniakanlah pada kami kerahiman-Mu, agar kami mampu mengampuni sesama yang bersalah kepada kami, sehingga kami layak dan pantas disebut sebagai anakanak-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin. 04. Pembacaan Kitap Suci Tiga tahapan yang perlu dijalankan: (1) dibaca bersama-sama, (2) dibaca sendiri, (3) kembali dibaca bersama-sama. Injil Matius bab 18 ayat 21 sampai dengan ayat 35 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. 18 10. Doa Umat P Marilah kita ungkapkan niat dan rencana baik kita dalam bentuk doa permohonan kepada Allah, Bapa kita di surga: P Ya Bapa, semoga sabda-Mu yang baru saja kami dengar dan renungkan, sungguh menjadi daya kekuatan bagi kami untuk selalu hadir dalam aneka pertemuan lingkungan dan siap ambil bagian dalam aneka kegiatan Gereja, sesuai dengan karunia yang kami miliki. Kami mohon... U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan. P Ya Bapa, doronglah kami untuk selalu berusaha membangun kebersamaan, saling memperhatikan dan membahagiakan sesama tanpa pamrih, dan penuh pengertian terhadap warga lingkungan kami terutama mereka yang sedang mengalami kesusahan. Kami mohon... U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan. P Ya Bapa, dampingilah kami agar berani memberikan kesaksian iman di dalam keluarga, Gereja, dan masyarakat kami. Kami mohon.... P Ya Bapa, bantulah kami untuk melaksanakan dengan sepenuh hati niat- niat yang baru kami sadari dan kami bangun. Kami mohon.... U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan. P Bagi kepentingan kita masing-masing... (umat yang ingin memanjatkan doa secara spontan diberi kesempatan) P Demikianlah doa permohonan anak-anak-Mu yang berhimpun di sini. semoga Engkau berkenan mengabulkannya. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin. 11. Bapa Kami Marilah kita satukan doa-doa kita dengan doa yang diajarkan Tuhan Yesus sendiri kepada kita. Bapa kami… 12. Doa Penutup Mempersilakan salah seorang yang ditunjuk untuk memimpin doa secara spontan atau membacakan doa yang telah disiapkan ini: 11 Ya Allah, Bapa yang mahakuasa dan kekal, syukur kepada-Mu atas segala kebaikan dan anugerah-Mu, terutama atas pertemuan ini. Saat ini kami menyadari pentingnya persekutuan dalam Gereja seperti yang tergambar dalam Gereja perdana. Buanglah kemalasan dan keengganan kami untuk selalu berkumpul, bersekutu di lingkungan kami. Ketuklah hati warga lingkungan kami yang masih menjauh dan belum bergabung dengan sesama saudara seimannya. Semoga lingkungan kami kenjadi persekutuan yang baik hingga mampu menjadi saksi kebaikan-Mu di dunia ini, Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin. 13. Lagu Penutup Jika memungkinkan dipilih lagu perutusan. Namun jika tidak, dapat dipilih lagu yang bisa dinyanyikan oleh sebanyak mungkin umat yang hadir. Pertemuan III MENGAMPUNI SESAMA DENGAN PENUH KERAHIMAN 01. Pengantar Saudara/i terkasih, Sekarang kita telah sampai pada pertemuan ke tiga. Tema pertemuan ke ketiga ini adalah “Mengampuni Sesama Dengan Penuh Kerahiman”. Dalam hidup sehari-hari, kita sering mengalami bahwa hati kita disakiti oleh orang lain. Terkadang hati kita disakiti sematamata karena kesalahan orang itu sendiri, namun tak jarang juga hati kita disakiti justru karena kesalahan kita sendiri: kita mungkin terlalu berpusat pada diri sendiri, kurang murah hati, dan kurang mempertimbangkan harga diri orang lain. Apa pun penyebabnya, yang jelas hati kita telah disakiti. Namun jika kita terus menyimpan rasa sakit hati atas perlakuan orang lain, kita tak akan pernah sungguh bahagia, koinonia tak akan pernah terwujud, dan kita belum sungguh-sungguh menjadi anak Allah Yang Maharahim. 02. Lagu Pembuka Jika memungkinkan dipilih lagu sesuai dengan tema pertemuan. Namun jika tidak, dapat dipilih lagu yang bisa dinyanyikan oleh sebanyak mungkin umat yang hadir. 03. Mengundang Tuhan Mempersilakan seorang yang ditunjuk untuk memimpin doa secara spontan, atau membacakan doa yang telah disiapkan ini: Allah yang Maharahim, rindu untuk menerima pengampunan dariMu, namun seringkali kami enggan mengampuni kesalahan orang lain. 12 17 P Bagi Saudara kita yang menderita: Semoga kita tergerak hati untuk memberikan pertolongan kepada semua orang yang menderita tanpa memandang perbedaan suku, agama dan golongan. Marilah kita mohon: U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan. P Bagi kita yang hadir di sini: Semoga Sabda Tuhan yang kita renungkan dalam pertemuan ini mendorong dan menguatkan kita untuk membangun persekutuan sejati dalam keluarga, dalam rayon/lingkungan dan paroki kita. Marilah kita mohon: U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan. P Bagi kepentingan kita masing-masing... (umat yang ingin memanjatkan doa secara spontan diberi kesempatan) P. Ya Bapa, demikianlah permohonan umat-Mu. Semoga Engkau berkenan mengabulkannya. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin. 11. Bapa Kami Marilah kita satukan doa-doa kita dengan doa yang diajarkan Tuhan Yesus sendiri kepada kita. Bapa kami… 12. Doa Penutup Allah Bapa yang mahakasih, kami bersyukur atas pendampingan-Mu dalam pertemuan ini. Semoga melalui pertemuan ini kami dikuatkan untuk senantiasa mengupayakan persekutuan dalam keluarga, dalam rayon, dalam paroki dan dalam seluruh Gereja dan lingkungan hidup kami. Sehingga .... 13. Lagu Penutup Jika memungkinkan dipilih lagu perutusan. Namun jika tidak, dapat dipilih lagu yang bisa dinyanyikan oleh sebanyak mungkin umat yang hadir. Pertemuan Kedua PERSEKUTUAN DALAM GEREJA KITA SAAT INI 01. Pengantar Saudara-saudari terkasih. Kita berjumpa pada pertemuan kedua, pendalaman iman masa Prapaskah ini. Berdasarkan doa Yesus untuk para murid-Nya, kita akan merenungkan persekutuan kita dalam Gereja saat ini: persekutuan dalam keluarga yang kita sebut sebagai Gereja Rumah-tangga (Ecclesia Domestica), persekutuan dalam kehidupan menggereja di rayon/lingkungan dan paroki kita. Apakah kita sudah berusaha mengembangkan sikap positif bagi terwujudnya persekutuan, atau justru sering menebarkan sikap negatif yang dapat menimbulkan perpecahan? Marilah kita mempersiapkan diri untuk memulai pendalaman iman ini. 02. Lagu Pembuka Jika memungkinkan dipilih lagu sesuai dengan tema pertemuan. Namun jika tidak, dapat dipilih lagu yang bisa dinyanyikan oleh sebanyak mungkin umat yang hadir. 03. Mengundang Tuhan Mempersilakan seorang yang ditunjuk untuk memimpin doa secara spontan, atau membacakan doa yang telah disiapkan ini: Tuhan Yesus Kristus, Engkau menghendaki agar kami, para murid-Mu hidup dalam persekutuan sejati, sama seperti Engkau dan Bapa adalah satu. Kami mohon, curahkanlah Roh Kudus-Mu ke dalam hati kami, agar kami tersentuh dan terdorong untuk mewujudkan kehendak-Mu itu di dalam keluarga dan lingkungan hidup kami. Sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin. 16 13 04. Pembacaan Kitap Suci Tiga tahapan yang perlu dijalankan: (1) dibaca bersama-sama, (2) dibaca sendiri, (3) kembali dibaca bersama-sama. Injil Yohanes bab 17, ayat 20 sampai dengan ayat 23: Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka; 21 supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. 22 Dan aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepadaKu, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: 23 Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. 20 05. Memilih Kata/ Kalimat Pendek Peserta diberi kesempatan untuk memilih kata atau kalimat pendek yang mengesan dan sesuai dengan tema persekutuan dalam Gereja saat ini. Kata atau kalimat pendek itu kemudian diulang tiga kali dengan diselingi jeda. Diharapkan agar semua peserta mendapatkan kesempatan. 06. Saat hening Saudara-saudari terkasih, sekarang kita akan hening untuk merenungkan hubungan antara kata atau kalimat pendek yang telah kita pilihan, dengan hidup pribadi kita sendiri. Kita hening selama 3-4 menit. 07. Sharing Bukan diskusi, penjelasan, atau khotbah. Kata yang digunakan bukan KITA melainkan SAYA, karena apa yang disharingkan adalah pengalaman dan permenungan pribadi. 14 08. Rangkuman dan Peneguhan a. Yesus menghendaki agar para murid-Nya hidup dalam persekutuan yang sempurna. Model persekutuan itu adalah Allah sendiri yang adalah Satu (bdk. Ay 22). Kesatuan yang sempurna itu hanya mungkin jika didasarkan pada kasih. b. Membangun persekutuan dimulai dari lingkungan hidup yang paling kecil, yaitu keluarga (Ecclesia Domestica). Keluarga-keluarga katolik adalah sekolah pertama di mana tiap-tiap anggotanya belajar hidup bersama orang lain. Kualitas hidup bersama dalam keluarga ikut menentukan kualitas hidup bersama dalam rayon, paroki, keuskupan bahkan Gereja semesta. c. Upaya membangun persekutuan dalam Gereja saat ini dapat dilakukan dengan membiasakan diri untuk bersikap positif, seperti: menjalin perjumpaan dan kebersamaan hidup yang bermutu, mempererat relasi kasih, saling memaafkan jika terjadi kesalahpahaman, menunjukkan sikap tenggang-rasa, dan keberanian berkorban. 09. Rencana Aksi Pendamping mengajak peserta untuk merencanakan aksi untuk membangun persekutuan dalam keluarga dan lingkungan/rayon, misalnya membiasakan diri 3S: Senyum, Sapa, Sentuh (=berjabat tangan). 10. Doa Umat P Saudara-saudari terkasih, setelah disegarkan oleh Sabda Tuhan marilah kita memanjatkan permohonan kepada Allah, sumber segala rahmat: P Bagi Gereja: Semoga seluruh umat kristiani bersedia meninggalkan sikap egois dan berupaya membangun persekutuan yang dilandasi oleh cintakasih sejati. Marilah kita mohon: U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan. P Bagi Bangsa dan Negara: Semoga keluarga-keluarga kristiani senantiasa berusaha menunjukkan kebaikan dan kemurahan hati sehingga terciptalah kerukunan dan kedamaian dalam masyarakat. Marilah kita mohon: U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan. 15