PI Tahun Kerahiman 2016

advertisement
Bahan Pendalaman Iman untuk Masa Prapaskah 2016
Panggilan untuk Hidup
dalam
PERSEKUTUAN
(KOINONIA)
KOMISI KATEKETIK KEUSKUPAN PADANG
P Meskipun kami dipanggil untuk hidup akrab dengan Bapa, namun
sebenarnya kami jaruh dari Bapa. Kami mohon, ya Bapa:
U Kasihanilah kami, umat-Mu.
Bahan Pendalaman Iman untuk Masa Prapaskah 2016
P Saudara-saudari, marilah sekarang bersama-sama memuji Bapa
dengan mengucapkan/ menyanyikan doa yang diajarkan Yesus
Kristus sendiri,
U Bapa kami...
12. Penutup
P Allah yang maharahim, tunjukkanlah belaskasihan-mu kepada
umat yang mengaku bersalah ini, supaya kami dapat kembali ke
jalan yang benar tanpa terhambat lagi oleh kelemahan.
U Semoga kehadiran-Mu menyegarkan kembali hidup kami, sehingga
dengan penuh semangat kami senantiasa mengejar apa yang baik.
Demi Yesus Kristus Putera-Mu dan pengantara kami, yang hidup
dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.
13. Nyanyian Penutup
Madah Bakti 378
Panggilan untuk Hidup
dalam
PERSEKUTUAN
(KOINONIA)
14. Berkat dan Pengutusan
P Saudara sekalian, Tuhan senantiasa mencari kita setiap kali kita
tersesat dan menjauh dari-Nya.
U Syukur kepada Allah.
P Marilah kita terus membina sikap tobat, supaya selalu menikmati
damai Tuhan.
U Amin.
KOMISI KATEKETIK
KEUSKUPAN PADANG
28
1
kepada Bapa dan sambil berlutut di hadapan-Mu kami hendak
bertobat.
P Saudara-saudari terkasih, marilah kita mohon ampun kepada Allah
atas dosa-dosa kita.
Kasihanilah kami, ya Tuhan,
U sebab kami orang berdosa.
P Tunjukkanlah belas kasihan-Mu kepada kami,
U sebab kami orang berdosa.
P Anugerahkanlah keselamatan kepada kami,
U sebab kami orang berdosa.
P Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni
dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U Amin.
11. Litani Tobat
P Bapa kami di surga, kami percaya kepada Bapa, dan mengharapkan
belas kasihan. Maka kami berdoa kepada-Mu:
P Kami terkurung dalam kesempitan cinta diri, dan jarang mau
mencintai sesama dengan sungguh. Kami mohon, ya Bapa:
U Kasihanilah kami, umat-Mu.
P Kami mudah mengadili orang lain dan lekas iri hati kepada sesama.
Kami mohon, ya Bapa:
U Kasihanilah kami, umat-Mu.
P Kami sering tersinggung dan sukar mengampuni; kami kurang
sabar dan cepat marah. Kami mohon, ya Bapa:
U Kasihanilah kami, umat-Mu.
P Kami malas dan kurang berusaha; mengejar kesenangan sendiri,
dan bukan kehendak Bapa. Kami mohon, ya Bapa:
U Kasihanilah kami, umat-Mu.
P Kami malas berdoa, dan hidup rohani kami seringkali bersifat rutin
belaka. Kami mohon, ya Bapa:
U Kasihanilah kami, umat-Mu.
2
27
08. Pemeriksaan Batin
Sebaiknya disisipi dengan saat-saat hening dan /atau nyanyian tobat yang
sesuai, misalnya Madah Bakti No. 369.
a. Apakah aku memiliki kerinduan untuk mengalami kehangatan
kasih persaudaraan dan persekutuan di rayon atau lingkunganku?
Mengapa? Apakah aku telah mampu hidup seperti Kristus:
mengasihi, rela berbagi, dan mengorbankan diri untuk
kepentingan bersama? Apakah hidupku telah menjadi gambaran
nyata dari hidup murid yang setia menjadi saksi kebangkitan
Kristus, yang menghayati persekutuan dengan sukacita dan kasih?
b. Apakah aku sudah berusaha mengembangkan sikap positif bagi
terwujudnya persekutuan, atau justru sering menebarkan sikap
negatif yang dapat menimbulkan perpecahan?
c. Orang yang menyakiti hatiku adalah orang yang menurut
pendapatku telah memperlakukan aku secara tidak adil,
melalaikan dan tidak mengindahkanku, melawanku, mengambil
sesuatu dariku, berbohong kepadaku, ingkar janji kepadaku,
menyalahgunakan kepercayaanku, mengejek atau memfitnahku.
Namun, tidakkah aku terlalu cepat mengadili mereka? Sudahkah
aku menyalurkan kasih kerahiman Tuhan kepada sesama dengan
cara mengampuni kesalahan mereka padaku? Apa yang
menyebabkan aku sulit mengampuni mereka? Bersediakah aku
untuk terlebih dahulu mengulurkan tangan perdamaian? Sikap apa
yang seharusnya kumiliki?
09. Liturgi Tobat
Bila ada kesempatan untuk mengaku dosa secara perorangan lakukan
sekarang. Namun bila tidak ada kesempatan, Sakramen Tobat dapat ditunda.
Maka Ibadat Tobat dilanjutkan dengan:
10. Pernyataan Tobat
P Bapa di surga, Engkau mengetahui isi hati kami bahkan yang
tersembunyi sekalipun. Dan semua kejelekan yang kami rahasiakan
di depan orang bukan rahasia lagi bagi-Mu. Kini kami menyadari
bahwa kami sungguh sangat berdosa karena telah mengingkari-Mu.
Maka dengan rendah hati bersama anak yang hilang, kami kembali
26
GAGASAN DASAR
Gereja sebagai himpunan Umat Allah memiliki tugas pokok untuk
menghadirkan dan membangun persekutuan (koinonia), menghidupkan
peribadatan yang menguduskan (liturgia), mengembangkan pewartaan
Kabar Gembira (kerygma), memajukan karya cinta kasih/pelayanan
(diakonia) dan memberi kesaksian sebagai murid-murid Tuhan Yesus
(martyria).
Fokus pastoral ditahun 2016 bagi keuskupan kita adalah KoinoniaPersekutuan. Koinonia berasal dari bahasa Yunani yang berarti
persekutuan. Pemaknaan tahun koinonia harus didasarkan pada hakekat
Gereja yang satu dan kudus, yang merupakan wujud nyata cinta Allah
kepada umat manusia. Gereja bukan sekedar kumpulan umat. Gereja
merupakan persekutuan umat beriman yang menyandarkan keberadaan
dirinya hanya pada Allah yang telah bersekutu dengan manusia dalam diri
Yesus Kristus.
Dalam pertemuan pertama, "Koinonia: Pangkal Dan Tujuan Gereja",
peserta diajak merefleksikan panggilannya untuk membangun
persekutuan. Kisah terkenal dalam Kisah Rasul memberikan gambaran
ideal yang menantang akan sebuah persekutuan.
Dalam pertemuan kedua, "Persekutuan Dalam Gereja Kita Saat Ini",
peserta diajak untuk mendalami doa Yesus bagi para murid-Nya, dan
kemudian merenungkan sampai sejauh mana doa Yesus itu telah terwujud
dalam persekutuan Gereja saat ini.
Dalam pertemuan ketiga, "Mengampuni Sesama Dengan Penuh
Kerahiman", peserta diajak untuk membangun koinonia dengan jalan
saling mengampuni satu dengan yang lain. Pengampunan yang dikehendaki
Yesus adalah pengampunan yang tanpa batas. Pengampunan sebagai suatu
3
gaya hidup inilah yang akan mendukung hidup dan berkembangnya suatu
persekutuan.
Dalam pertemuan keempat, peserta bersama-sama mengadakan Ibadat
Tobat, yang sekiranya mungkin, dapat disertai dengan penerimaan
Sakramen Tobat.
Dalam buku ini juga sudah disediakan teks Doa Tahun Koinonia
(Persekutuan) Keuskupan Padang, yang dapat dibaca bersama-sama sebelum
doa penutup pada setiap pertemuan, atau pada tempat lain yang dipandang
elok.
Komisi Kateketik Keuskupan Padang
4
07. Renungan
Butir-butir renungan berikut ini sifatnya hanya sebagai usulan, yang jika
dipandang baik, bisa dipakai, terutama oleh pemimpin awam.
a. Perumpamaan ini merupakan tanggapan Yesus terhadap kaum
Farisi dan ahli Taurat yang kurang senang melihat Yesus
membiarkan para pemungut cukai serta para pendosa datang ikut
mendengarkan Dia. Pemungut cukai dianggap tak pantas duduk
mendengarkan ajaran Taurat.
b. Tapi Yesus mengajak kaum Farisi dan ahli Taurat agar tidak terlalu
bersikap kaku dan hanya melihat yang buruk-buruk saja. Jika
seorang gembala bergembira saat ia berhasil menemukan
dombanya yang hilang, demikian pun Allah akan bergembira saat
Ia berhasil menemukan anak-Nya yang hilang. Dan Allah mengajak
semua orang untuk ikut bergembira bersama-Nya.
c. Pemilik domba itu memiliki "seratus" ekor domba. Seratus itu
kelipatan sepuluh, angka yang melambangkan keutuhan. Memiliki
"seratus" ekor domba berarti mempunyai kekayaan yang melimpah.
Tetapi kalau kurang satu saja, maka tidak melimpah dan tidak utuh
lagi. Ada kekurangan yang mengusik. Maka pemilik domba
berusaha keras untuk menemukan domba yang hilang itu.
d. Yang paling menonjol dalam perumpamaan bukan soal kehilangan,
bukan pula soal kegembiraan si penggembala, melainkan usahanya
mencari domba. Usaha menemukan itulah yang paling penting. Di
sini digambarkan betapa besar perhatian Tuhan. Ia belum puas bila
masih ada sebagian kecil umat manusia yang belum mengenal-Nya,
serasa masih ada satu ekor domba yang sesat dan hidup dalam dosa.
e. Kita percaya bahwa Tuhan dengan segala cara selalu berusaha untuk
mencari dan membawa kita kembali kepada-Nya. Karena itu,
apapun dosa kita, asal kita bertobat dengan sepenuh hati, Tuhan
akan menerima dengan penuh kegembiraan. Kita berdamai dengan
Tuhan dan kembali hidup dalam persekutuan dengan-Nya.
Persekutuan dengan Tuhan dihayati dan diwujudkan dalam
kesediaan untuk membangun persekutuan dengan sesama.
Persekutuan dengan Tuhan akan menjadi dasar yang teguh bagi
persekutuan dengan sesama.
25
sendiri, sehingga kurang rela untuk mengarahkan hati pada hidup
sesama. Kami sadar, betapa kami masih jauh dari hidup persekutuan
penuh kasih persaudaraan dan pengampunan. Maka karuniakanlah
tobat sejati kepada kami, agar kami dapat menjadi anak-anak-Mu, yang
hidup dalam persekutuan sebagaimana yang Engkau kehendaki. Doa
ini kami haturkan kepada-mu dengan perantaraan Kristus Tuhan
kami, yang hidup dan berkuasa dalam persekutuan dengan Roh
Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
05. Kitab Suci
Injil Lukas 15:1-7
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang
kepada Yesus untuk mendengarkan Dia.
2 Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat,
katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersamasama dengan mereka."
3 Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:
4 "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba,
dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan
yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi
mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?
5 Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas
bahunya dengan gembira,
6 dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetanggatetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersamasama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan.
7 Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga
karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita
karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak
memerlukan pertobatan."
Demikianlah Injil Tuhan.
1
DAFTAR ISI
Gagasan Dasar
Daftar Isi
Doa Tahun Koinonia (Perekutuan) Keuskupan Padang
3
4
6
Pertemuan Pertama
Koinonia: Pangkal dan Tujuan Gereja
7
Pertemuan Kedua
Persekutuan dalam Gereja Kita Saat Ini
13
Pertemuan Ketiga
Mengampuni Sesama dengan Penuh Kerahiman
17
Pertemuan Keempat
Ibadat Tobat
23
06. Nyanyian Renungan
Madah Bakti No. 371
24
5
DOA TAHUN KOINONIA (PERSEKUTUAN)
KEUSKUPAN PADANG
Allah Tritunggal Mahakudus:
Bapa, Putera dan Roh Kudus,
Engkaulah Allah Esa yang mahakuasa dan maharahim,
kami puji dan muliakan Dikau.
Di Tahun Koinonia ‒ Persekutuan ‒ ini,
dengan sepenuh hati kami mengagungkan Dikau
karena Engkaulah sumber, dasar, dan model sempurna
kesatuan kami dengan Dikau, sesama, dan alam ciptaan.
Tuhan Yesus Kristus,
di Tahun Yubileum Luar Biasa Kerahiman ini,
kami syukuri dengan sukacita Kerahiman Allah.
Engkaulah wujud nyata dan sempurna dari Allah yang maharahim,
Engkaulah wajah Allah yang berbelaskasih,
dan mengajarkan kami untuk berbelaskasih,
sama seperti Bapa di surga adalah berbelaskasih.
Di tahun rahmat ini, kami mohon belaskasih dan pengampunan-Mu,
serta pemulihan atas dosa-dosa dan luka-luka jiwa kami.
Kami sesali bahwa kami tidak selalu dekat pada-Mu,
dan sering jauh dari cinta sesama.
Mampukanlah kami ke luar dari ke-aku-an diri kami,
dan makin terarah kepada sesama,
dengan rela berkurban karena cinta kasih sejati.
Kami mohon, anugerahkanlah kami Roh Kudus-Mu,
agar kami mampu membangun persaudaraan dan persekutuan sejati
di dalam keluarga, komunitas-komunitas dan seluruh Gereja,
dengannya kami menjadi tanda kesatuan dan kerahiman-Mu,
dan menghadirkan Kerajaan Surga di dunia ini.
Bunda Maria, Bunda yang berbelaskasih,
doakanlah kami anak-anakmu ini,
agar hidup rukun dan bersatu seperti keluarga kudus di Nazareth.
Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
Nihil Obstat: Alex I. Suwandi, Pr., Delegatus Liturgi
Imprimatur:Mgr. MD. Situmorang, OFMCap., Uskup Padang.
6
Pertemuan Keempat
IBADAT TOBAT
01. Nyanyian Pembuka
Madah Bakti No. 365
02. Tanda Salib dan Salam
P Dalam nama Bapa dan Puteta dan Roh Kudus.
U Amin.
P Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan, kasih karunia dan
damai sejahtera dari Allah, bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus
beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
03. Pengantar
Saudara-saudari yang terkasih, pertemuan hari ini merupakan
pertemuan ke empat, pertemuan terakhir, dari rangkaian pendalaman
iman Aksi Puasa Pembangunan. Dalam tiga pertemuan sebelumnya
kita telah menyadari betapa kita sebenarnya masih jauh dari
persekutuan persaudaraan penuh kasih sebagaimana dikehendaki oleh
Yesus, Tuhan kita. Dan betapa kita masih sulit untuk mengampuni
sesama. Karena itu, pada pertemuan terakhir ini, kita akan
mengadakan Ibadat Tobat (dan penerimaan Sakramen Tobat). Marilah
kita mohonkan berkat dan penyertaan Allah sendiri dalam pertemuan
kita ini.
04. Doa Pembuka
Bapa yang penuh belas kasih, kami datang pada-Mu dengan rasa sesal.
Kami sungguh menyadari bahwa kamii sering terlalu berpusat pada diri
23
P Semoga Allah mengaruniakan kepada kita kasih kerahiman sejati,
sehingga komunio sejati sungguh terwujud di antara kita. Kami
mohon,
U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
P Bagi kepentingan kita masing-masing...
(umat yang ingin memanjatkan doa secara spontan diberi kesempatan)
P. Ya Bapa, demikianlah permohonan umat-Mu. Semoga Engkau
berkenan mengabulkannya. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
11. Bapa Kami
Marilah kita satukan doa-doa kita dengan doa yang diajarkan Tuhan
Yesus sendiri kepada kita. Bapa kami…
12. Doa Penutup
Allah Bapa yang maha kuasa, semoga dengan pertemuan ini kami bisa
semakin memahami tentang semangat pengampunan yang datang dariMu, sehingga dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan gereja, kami
dapat mewartakan Engkau sebagai Sumber Kerahiman dan
Pengampunan, karena Engkau telah lebih dahulu mengampuni kami
orang yang berdosa ini melalui Putera-Mu Yesus, Tuhan dan
Juruselamat kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam
persekutuan dengan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.
13. Lagu Penutup
Jika memungkinkan dipilih lagu perutusan. Namun jika tidak, dapat dipilih
lagu yang bisa dinyanyikan oleh sebanyak mungkin umat yang hadir.
22
Pertemuan Pertama
KOINONIA:
PANGKAL DAN TUJUAN GEREJA
01. Pengantar
Saudara/i terkasih,
Kita telah memasuki masa prapaskah. Masa istimewa yang diberikan
Gereja kepada kita untuk mempersiapkan diri secara lebih baik guna
ikut dalam paskah Kristus, kebangkitan Tuhan. Masa prapaskah untuk
tahun ini begitu istimewa karena masa prapaskahi tahun ini berada
dalam masa Tahun Yubilium Kerahiman Ilahi.
Tahun suci Kerahiman Ilahi ditetapkan oleh Paus Fransiskus pada
tanggal 8 Desember 2015 bertepatan dengan Hari Raya Maria
dikandung tanpa noda dan akan berakhir pada Hari Raya Kristus Raja,
20 Nopember 2016 nanti. Melalui Tahun suci Kerahiman Ilahi, kita
diundang untuk mengalami, merasakan kerahiman Allah. Allah
membuka hati dan berbelas kasih terhadap orang yang sungguh mau
bertobat dan membuka diri bagi kasih-Nya. Kepada kita yang dengan
tekun berbuat baik, beramal kasih, mengisi dan menghayati masa
prapaskah dengan mengalami dan merayakan belas kasih Allah secara
konkrit dalam Sakramen pengampunan, Gereja menganugerahkan
Indulgensi.
Bagi keuskupan kita, fokus pastoral untuk tahun ini adalah bidang
Koinonia - Persekutuan. Pantas juga kiranya di masa prapaskah ini kita
bermenung secara lebih mendalam akan panggilan kita dalam Gereja
sekaligus mempertanyakan pada diri kita masing masing, apa yang telah
kita perbuat dan kita usahakan sebagai kontribusi terhadap hidup dan
berkembangnya persekutuan dalam Gereja.
7
02. Lagu Pembuka
Jika memungkinkan dipilih lagu sesuai dengan tema pertemuan. Namun jika
tidak, dapat dipilih lagu yang bisa dinyanyikan oleh sebanyak mungkin umat
yang hadir.
03. Mengundang Tuhan
Mempersilakan seorang yang ditunjuk untuk memimpin doa secara spontan,
atau membacakan doa yang telah disiapkan ini:
Tuhan Yesus, hadir dan kunjungi kami yang tengah berkumpul saat ini,
buka hati kami bagi Sabda-Mu yang kami dengar dan renungkan saat
ini. Rahmati kami agar kami mampu membuka mata terhadap
kebutuhan sesama, terutama mereka yang sungguh membutuhkan
pertolongan kami. Semoga melalui persekutuan kami, kasih-Mu
meresap ke dalam hati nurani setiap orang, sehingga damai sejahteraMu semakin dirasakan di seluruh dunia. Sebab Engkaulah Pengantara
kami kini dan sepanjang masa. Amin.
04. Pembacaan Kitap Suci
Tiga tahapan yang perlu dijalankan: (1) dibaca bersama-sama, (2) dibaca
sendiri, (3) kembali dibaca bersama-sama.
Kisah Para Rasul bab 2, ayat 41 sampai 47
41
42
43
44
45
46
Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri
dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga
ribu jiwa.
Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam
persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan
roti dan berdoa.
Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu
mengadakan banyak mujizat dan tanda.
Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan
segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu
membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan
masing-masing.
Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap
hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing8
sesama, karena kitapun tentu pernah menyakiti hati orang lain.
Puncak dari semua ini tentu adalah kesediaan kita untuk menerima
Sakramen Tobat sebagai sakramen rekonsiliasi, yang mendamaikan
kita dengan Allah dan sesama. Masih dalam Bulla “Misericordiae
Vultus”, Paus Fransiskus mengajak kita untuk “menempatkan
Sakramen Rekonsiliasi pada pusat kehidupan kita...” Tanpa
kesediaan untuk melakukan rekonsiliasi dengan Allah dan sesama,
tidak mungkin ada koinonia sejati.
09. Rencana Aksi
Di sini pendamping dapat mengajak peserta untuk merencanakan aksi pribadi
yang berkaitan dengan pengampunan, misalnya kesediaan untuk mengampuni
sesama yang bersalah, dan dengan rendah hati bersedia menjadi yang pertama
mengulurkan tangan. Puncak dari semuanya adalah penerimaan Sakramen
Rekonsiliasi, jika itu dimungkinkan.
10. Doa Umat
P Saudara-saudari-ku terkasih, marilah kita menyatukan hati dan
memanjatkan permohonanpermohonan kepada Allah, Bapa yang
Maha Rahim:
P Semoga dalam Tahun Yubileum ini, Gereja menggemakan sabda
Allah yang bergaung kuat dan jelas sebagai amanat serta tanda
pengampunan, kekuatan, pertolongan, dan kasih. Semoga Gereja
tidak pernah lelah menaburkan belas kasih, dan selalu sabar
menyalurkan kasih sayang serta penghiburan. Kami mohon,
U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
P Semoga kita mau dan rela mengampuni sesama dengan tulus hati,
karena Yesus Kristus telah mengajarkan kepada kita kasih
pengampunan yang sejati, Kami mohon,
U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
P Semoga kita selalu berusaha mengampuni tanpa batas, dan tidak
berlaku seperti hamba yang tidak tahu terima kasih dalam
perumpamaan tadi. Kami mohon,
U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
21
b. Berkaitan dengan perumpamaan tentang hamba yang jahat itu,
Paus Fransiskus menulis dalam Bulla “Misericordiae Vultus” sebagai
berikut:
Ketika dipanggil tuannya untuk melunasi hutangnya yang sangat
besar, sambil bersujud hamba itu memohon belas kasihan. Tuan itu
menghapus semua hutangnya. Tetapi kemudian hamba itu
berjumpa dengan seorang rekan hamba yang berhutang hanya
beberapa sen kepadanya. Rekan hamba ini bersujud di hadapannya
dan memohon belas kasihan. Tetapi hamba yang pertama itu
menolak permintaan temannya dan menjebloskan dia ke dalam
penjara.
Ketika mendengar hal itu, tuan hamba itu menjadi sangat marah. Ia
memanggil kembali hamba pertama tadi dan berkata, "bukankah
engkaupun harus berbelaskasihan kepada kawanmu seperti aku
telah berbelaskasihan kepadamu?" (Mat. 18:33). Yesus menutup
pengajaran-Nya dengan berkata, "Demikianlah Bapa-Ku yang di
surga akan berbuat terhadap setiap orang dari kamu, apabila kamu
tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hati" (Mat. 18:35).
Perumpamaan ini mengandung pelajaran yang sangat mendalam
bagi kita semua. Yesus menegaskan bahwa belas kasihan bukan
hanya tindakan yang dilakukan oleh Bapa. Belas kasihan juga
menjadi kriteria untuk menentukan siapa anak-anak Bapa yang
benar. Jelasnya, kita dipanggil untuk menunjukkan belas kasihan,
sebab kita sudah lebih dulu mendapatkan belas kasihan.
Mengampuni pelanggaran sesama merupakan ungkapan yang
paling jelas dari cinta yang penuh belas kasihan, dan bagi kita orangorang kristiani pengampunan merupakan tindakan yang harus kita
laksanakan, tidak dapat tidak. Kadang-kadang begitu sulit rasanya
memberi pengampunan! Tetapi pengampunan adalah alat jitu yang
ditempatkan dalam tangan rapuh kita untuk memperoleh
ketenangan hati. Membuang kemarahan, kegusaran, kekerasan,
dan balas dendam merupakan tuntutan mutlak untuk hidup
dengan damai.
c. Sembari berusaha mengampuni sesama dengan murah hati, kita
juga berusaha dengan rendah hati memohon pengampunan pada
20
masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira
dan dengan tulus hati,
47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiaptiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang
diselamatkan.
05. Memilih Kata/ Kalimat Pendek
Peserta diberi kesempatan untuk memilih kata atau kalimat pendek yang
mengesan dan sesuai dengan tema persekutuan dalam Gereja. Kata atau
kalimat pendek itu kemudian diulang tiga kali dengan diselingi jeda.
Diharapkan agar semua peserta mendapatkan kesempatan.
06. Saat hening
Saudara-saudari terkasih, sekarang kita akan hening untuk
merenungkan hubungan antara kata atau kalimat pendek yang telah
kita pilihan, dengan hidup pribadi kita sendiri. Kita hening selama 3-4
menit.
07. Sharing
Bukan diskusi, penjelasan, atau khotbah. Kata yang digunakan bukan KITA
melainkan SAYA, karena apa yang disharingkan adalah pengalaman dan
permenungan pribadi.
08. Rangkuman dan Peneguhan
a. Setiap orang memerlukan orang lain, seperti halnya dia
memerlukan Allah, penciptanya. Oleh karenanya orang yang tidak
mau berkumpul dan selalu menyendiri, merasa segalanya bisa
diselesaikan dengan kekuatan diri sendiri, pada dasarnya adalah
orang yang sombong dan mengingkari jati dirinya.
b. Gereja hadir sebagai persekutuan: "dimana ada 2 atau 3 orang
berkumpul atas namaKu, Aku hadir". Hanya bersama dengan Kristus,
persekutuan itu akan mampu hidup seperti Kristus, yaitu:
mengasihi, mengampuni, rela berbagi, dan mengorbankan diri
untuk kepentingan bersama. Bersama Kristus, Gereja berjuang
untuk cinta dan kebenaran.
c. Kristus tak akan pernah meninggalkan Gereja-Nya, karena itu Dia
telah mengutus Roh Kudus. Roh Kudus itulah yang akan
9
menyemangati dan menguatkan Gereja dalam menapaki sejarahnya
di dunia hingga dunia mengenal dan memuliakan Allah.
d. Gereja Perdana menjadi gambaran nyata akan persekutuan para
murid yang setia menjadi saksi kebangkitan Kristus. Kebangkitan
Kristus menumbuhkan iman akan penyertaan Kristus sendiri, yang
senantiasa menyertai Gereja sampai akhir zaman. Bersama iman
itu, tumbuh pula sukacita dan kasih yang mendalam, yang mereka
hayati dalam persekutuan sehati sejiwa. Dalam sukacita dan kasih
itulah mereka giat mewartakan Kristus yang bangkit, dan rela
melayani sesama.
e. Koinonia-Persekutuan merupakan proses perjalanan dari ruang
pribadi dan privat, menuju ruang kebersamaan dengan Allah dan
sesama; juga proses perjalanan dari hidup manusiawi, perorangan,
dan kelompok, menuju hidup ilahi yang dihayati bersama.
Koinonia sesungguhnya adalah soal pembangunan dan
pemeliharaan komunitas ilahi, keluarga Allah, yang dalam Injil
disebut dengan istilah "Kerajaan Allah". Yang khas dari koinonia
adalah "RELASI KASIH". Jika tahun "diakonia" adalah soal
"melayani seperti Kristus melayani", maka tahun "koinonia" adalah
soal "membangun komunitas Kerajaan Allah" di bumi ini. Diakonia
itu seperti "menabur benih di ladang", sementara koinonia itu
"menyiramnya". Diakonia seperti membuang jala di laut,
sedangkan koinonia itu seperti "merajut jala yang baru dan
memperbaiki yang rusak. Karenanya, koinonia dapat dikatakan
sebagai pangkal sekaligus tujuan Gereja.
09. Rencana Aksi
Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya:
Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena
engkau memohonkannya kepadaku.
33 Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku
telah mengasihani engkau?
34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojoalgojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap
kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu
dengan segenap hatimu."
32
05. Memilih Kata/ Kalimat Pendek
Peserta diberi kesempatan untuk memilih kata atau kalimat pendek yang
mengesan dan sesuai dengan tema pengampunan. Kata atau kalimat pendek
itu kemudian diulang tiga kali dengan diselingi jeda. Diharapkan agar semua
peserta mendapatkan kesempatan.
06. Saat hening
Saudara-saudari terkasih, sekarang kita akan hening untuk
merenungkan hubungan antara kata atau kalimat pendek yang telah
kita pilih, dengan hidup pribadi kita sendiri. Kita hening selama 3-4
menit.
07. Sharing
Bukan diskusi, penjelasan, atau khotbah. Kata yang digunakan bukan KITA
melainkan SAYA, karena apa yang disharingkan adalah pengalaman dan
permenungan pribadi.
08. Rangkuman dan Peneguhan
Marilah kita, sebagai satu lingkungan, merencanakan suatu kegiatan
pelayanan yang nyata bagi sesama, sesuai dengan sabda Tuhan yang
baru saja kita dengar dan renungkan.
Pendamping kemudian memfasilitasi peserta untuk merencanakan satu
kegiatan untuk meningkatkan persekutuan atau kebersamaan sehingga
lingkungan kita menjadi hidup dan lebih baik.
10
a. Mengampuni sampai “7 kali” artinya mengampuni sampai penuh,
maka ada batas. Bila seorang bersalah kepada kita untuk pertama
kalinya, dia harus diampuni, begitu juga untuk kedua kalinya, dan
seterusnya sampai ketujuh kalinya. Tapi sesudah tujuh kali, itu
dianggap melewati batas dan tak perlu diampuni lagi! Namun Yesus
mengatakan bahwa orang harus mengampuni sampai “tujuh puluh
kali tujuh kali”, artinya, tanpa batas. Tak usah memikirkan sampai
berapa kali. Pengampunan harus menjadi sikap hidup.
19
Oleh karena itu, pada pertemuan ini, kami mau belajar dari Yesus,
Putra-Mu tentang pengampunan. Karuniakanlah pada kami
kerahiman-Mu, agar kami mampu mengampuni sesama yang bersalah
kepada kami, sehingga kami layak dan pantas disebut sebagai anakanak-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin.
04. Pembacaan Kitap Suci
Tiga tahapan yang perlu dijalankan: (1) dibaca bersama-sama, (2) dibaca
sendiri, (3) kembali dibaca bersama-sama.
Injil Matius bab 18 ayat 21 sampai dengan ayat 35
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan,
sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia
berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan
sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak
mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah
kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja
itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan
segala miliknya untuk pembayar hutangnya.
Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah
dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu,
sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba
lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan
mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!
Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah
dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.
Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara
sampai dilunaskannya hutangnya.
Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu
menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
18
10. Doa Umat
P Marilah kita ungkapkan niat dan rencana baik kita dalam bentuk
doa permohonan kepada Allah, Bapa kita di surga:
P Ya Bapa, semoga sabda-Mu yang baru saja kami dengar dan
renungkan, sungguh menjadi daya kekuatan bagi kami untuk selalu
hadir dalam aneka pertemuan lingkungan dan siap ambil bagian
dalam aneka kegiatan Gereja, sesuai dengan karunia yang kami
miliki. Kami mohon...
U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
P Ya Bapa, doronglah kami untuk selalu berusaha membangun
kebersamaan, saling memperhatikan dan membahagiakan sesama
tanpa pamrih, dan penuh pengertian terhadap warga lingkungan
kami terutama mereka yang sedang mengalami kesusahan. Kami
mohon...
U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
P Ya Bapa, dampingilah kami agar berani memberikan kesaksian
iman di dalam keluarga, Gereja, dan masyarakat kami. Kami
mohon....
P Ya Bapa, bantulah kami untuk melaksanakan dengan sepenuh hati
niat- niat yang baru kami sadari dan kami bangun. Kami mohon....
U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
P Bagi kepentingan kita masing-masing...
(umat yang ingin memanjatkan doa secara spontan diberi kesempatan)
P Demikianlah doa permohonan anak-anak-Mu yang berhimpun di
sini. semoga Engkau berkenan mengabulkannya. Demi Kristus,
Tuhan kami. Amin.
11. Bapa Kami
Marilah kita satukan doa-doa kita dengan doa yang diajarkan Tuhan
Yesus sendiri kepada kita. Bapa kami…
12. Doa Penutup
Mempersilakan salah seorang yang ditunjuk untuk memimpin doa secara
spontan atau membacakan doa yang telah disiapkan ini:
11
Ya Allah, Bapa yang mahakuasa dan kekal, syukur kepada-Mu atas
segala kebaikan dan anugerah-Mu, terutama atas pertemuan ini. Saat
ini kami menyadari pentingnya persekutuan dalam Gereja seperti yang
tergambar dalam Gereja perdana. Buanglah kemalasan dan
keengganan kami untuk selalu berkumpul, bersekutu di lingkungan
kami. Ketuklah hati warga lingkungan kami yang masih menjauh dan
belum bergabung dengan sesama saudara seimannya. Semoga
lingkungan kami kenjadi persekutuan yang baik hingga mampu
menjadi saksi kebaikan-Mu di dunia ini, Demi Kristus Tuhan dan
pengantara kami. Amin.
13. Lagu Penutup
Jika memungkinkan dipilih lagu perutusan. Namun jika tidak, dapat dipilih
lagu yang bisa dinyanyikan oleh sebanyak mungkin umat yang hadir.
Pertemuan III
MENGAMPUNI SESAMA
DENGAN PENUH KERAHIMAN
01. Pengantar
Saudara/i terkasih,
Sekarang kita telah sampai pada pertemuan ke tiga. Tema pertemuan
ke ketiga ini adalah “Mengampuni Sesama Dengan Penuh
Kerahiman”. Dalam hidup sehari-hari, kita sering mengalami bahwa
hati kita disakiti oleh orang lain. Terkadang hati kita disakiti sematamata karena kesalahan orang itu sendiri, namun tak jarang juga hati
kita disakiti justru karena kesalahan kita sendiri: kita mungkin terlalu
berpusat pada diri sendiri, kurang murah hati, dan kurang
mempertimbangkan harga diri orang lain. Apa pun penyebabnya, yang
jelas hati kita telah disakiti.
Namun jika kita terus menyimpan rasa sakit hati atas perlakuan orang
lain, kita tak akan pernah sungguh bahagia, koinonia tak akan pernah
terwujud, dan kita belum sungguh-sungguh menjadi anak Allah Yang
Maharahim.
02. Lagu Pembuka
Jika memungkinkan dipilih lagu sesuai dengan tema pertemuan. Namun jika
tidak, dapat dipilih lagu yang bisa dinyanyikan oleh sebanyak mungkin umat
yang hadir.
03. Mengundang Tuhan
Mempersilakan seorang yang ditunjuk untuk memimpin doa secara spontan,
atau membacakan doa yang telah disiapkan ini:
Allah yang Maharahim, rindu untuk menerima pengampunan dariMu, namun seringkali kami enggan mengampuni kesalahan orang lain.
12
17
P Bagi Saudara kita yang menderita: Semoga kita tergerak hati untuk
memberikan pertolongan kepada semua orang yang menderita
tanpa memandang perbedaan suku, agama dan golongan. Marilah
kita mohon:
U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
P Bagi kita yang hadir di sini: Semoga Sabda Tuhan yang kita
renungkan dalam pertemuan ini mendorong dan menguatkan kita
untuk membangun persekutuan sejati dalam keluarga, dalam
rayon/lingkungan dan paroki kita. Marilah kita mohon:
U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
P Bagi kepentingan kita masing-masing...
(umat yang ingin memanjatkan doa secara spontan diberi kesempatan)
P. Ya Bapa, demikianlah permohonan umat-Mu. Semoga Engkau
berkenan mengabulkannya. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
11. Bapa Kami
Marilah kita satukan doa-doa kita dengan doa yang diajarkan Tuhan
Yesus sendiri kepada kita. Bapa kami…
12. Doa Penutup
Allah Bapa yang mahakasih, kami bersyukur atas pendampingan-Mu
dalam pertemuan ini. Semoga melalui pertemuan ini kami dikuatkan
untuk senantiasa mengupayakan persekutuan dalam keluarga, dalam
rayon, dalam paroki dan dalam seluruh Gereja dan lingkungan hidup
kami. Sehingga ....
13. Lagu Penutup
Jika memungkinkan dipilih lagu perutusan. Namun jika tidak, dapat dipilih
lagu yang bisa dinyanyikan oleh sebanyak mungkin umat yang hadir.
Pertemuan Kedua
PERSEKUTUAN
DALAM GEREJA KITA SAAT INI
01. Pengantar
Saudara-saudari terkasih. Kita berjumpa pada pertemuan kedua,
pendalaman iman masa Prapaskah ini. Berdasarkan doa Yesus untuk
para murid-Nya, kita akan merenungkan persekutuan kita dalam
Gereja saat ini: persekutuan dalam keluarga yang kita sebut sebagai
Gereja Rumah-tangga (Ecclesia Domestica), persekutuan dalam
kehidupan menggereja di rayon/lingkungan dan paroki kita.
Apakah kita sudah berusaha mengembangkan sikap positif bagi
terwujudnya persekutuan, atau justru sering menebarkan sikap negatif
yang dapat menimbulkan perpecahan? Marilah kita mempersiapkan
diri untuk memulai pendalaman iman ini.
02. Lagu Pembuka
Jika memungkinkan dipilih lagu sesuai dengan tema pertemuan. Namun jika
tidak, dapat dipilih lagu yang bisa dinyanyikan oleh sebanyak mungkin umat
yang hadir.
03. Mengundang Tuhan
Mempersilakan seorang yang ditunjuk untuk memimpin doa secara spontan,
atau membacakan doa yang telah disiapkan ini:
Tuhan Yesus Kristus, Engkau menghendaki agar kami, para murid-Mu
hidup dalam persekutuan sejati, sama seperti Engkau dan Bapa adalah
satu. Kami mohon, curahkanlah Roh Kudus-Mu ke dalam hati kami,
agar kami tersentuh dan terdorong untuk mewujudkan kehendak-Mu
itu di dalam keluarga dan lingkungan hidup kami. Sebab Engkaulah
Tuhan dan Pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.
16
13
04. Pembacaan Kitap Suci
Tiga tahapan yang perlu dijalankan: (1) dibaca bersama-sama, (2) dibaca
sendiri, (3) kembali dibaca bersama-sama.
Injil Yohanes bab 17, ayat 20 sampai dengan ayat 23:
Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk
orang-orang, yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka;
21 supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa,
di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam
Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus
Aku.
22 Dan aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang
Engkau berikan kepadaKu, supaya mereka menjadi satu, sama
seperti Kita adalah satu:
23 Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka
sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah
mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti
Engkau mengasihi Aku.
20
05. Memilih Kata/ Kalimat Pendek
Peserta diberi kesempatan untuk memilih kata atau kalimat pendek yang
mengesan dan sesuai dengan tema persekutuan dalam Gereja saat ini. Kata
atau kalimat pendek itu kemudian diulang tiga kali dengan diselingi jeda.
Diharapkan agar semua peserta mendapatkan kesempatan.
06. Saat hening
Saudara-saudari terkasih, sekarang kita akan hening untuk
merenungkan hubungan antara kata atau kalimat pendek yang telah
kita pilihan, dengan hidup pribadi kita sendiri. Kita hening selama 3-4
menit.
07. Sharing
Bukan diskusi, penjelasan, atau khotbah. Kata yang digunakan bukan KITA
melainkan SAYA, karena apa yang disharingkan adalah pengalaman dan
permenungan pribadi.
14
08. Rangkuman dan Peneguhan
a. Yesus menghendaki agar para murid-Nya hidup dalam persekutuan
yang sempurna. Model persekutuan itu adalah Allah sendiri yang
adalah Satu (bdk. Ay 22). Kesatuan yang sempurna itu hanya
mungkin jika didasarkan pada kasih.
b. Membangun persekutuan dimulai dari lingkungan hidup yang
paling kecil, yaitu keluarga (Ecclesia Domestica). Keluarga-keluarga
katolik adalah sekolah pertama di mana tiap-tiap anggotanya
belajar hidup bersama orang lain. Kualitas hidup bersama dalam
keluarga ikut menentukan kualitas hidup bersama dalam rayon,
paroki, keuskupan bahkan Gereja semesta.
c. Upaya membangun persekutuan dalam Gereja saat ini dapat
dilakukan dengan membiasakan diri untuk bersikap positif,
seperti: menjalin perjumpaan dan kebersamaan hidup yang
bermutu, mempererat relasi kasih, saling memaafkan jika terjadi
kesalahpahaman, menunjukkan sikap tenggang-rasa, dan
keberanian berkorban.
09. Rencana Aksi
Pendamping mengajak peserta untuk merencanakan aksi untuk membangun
persekutuan dalam keluarga dan lingkungan/rayon, misalnya membiasakan
diri 3S: Senyum, Sapa, Sentuh (=berjabat tangan).
10. Doa Umat
P Saudara-saudari terkasih, setelah disegarkan oleh Sabda Tuhan
marilah kita memanjatkan permohonan kepada Allah, sumber
segala rahmat:
P Bagi Gereja: Semoga seluruh umat kristiani bersedia meninggalkan
sikap egois dan berupaya membangun persekutuan yang dilandasi
oleh cintakasih sejati. Marilah kita mohon:
U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
P Bagi Bangsa dan Negara: Semoga keluarga-keluarga kristiani
senantiasa berusaha menunjukkan kebaikan dan kemurahan hati
sehingga terciptalah kerukunan dan kedamaian dalam masyarakat.
Marilah kita mohon:
U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
15
Download