II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA

advertisement
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI
DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Ayam kampung merupakan salah satu jenis ternak unggas yang telah
memasyarakat dan tersebar di seluruh pelosok nusantara . Bagi masyarakat
Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Ayam kampung adalah sebutan
di Indonesia bagi ayam peliharaan yang tidak ditangani dengan cara budidaya
massal komersial serta tidak berasal-usul dari galur atau ras yang dihasilkan untuk
kepentingan komersial tersebut.
Ayam kampung tidak memiliki istilah ayam kampung petelur ataupun pedaging.
Hal ini disebabkan ayam kampung bertelur sebagaimana halnya bangsa unggas
dan mempunyai daging selayaknya hewan pada umumnya. Nama ilmiah untuk
ayam kampung adalah Gallus domesticus. Aktifitas penternakan ayam kampung
telah ada sejak zaman dahulu.
Istilah "Ayam kampung" semula adalah kebalikan dari istilah "ayam ras", dan
sebutan ini mengacu pada ayam yang ditemukan berkeliaran bebas di sekitar
perumahan. Namun demikian, semenjak dilakukan program pengembangan,
pemurnian, dan pemuliaan beberapa ayam lokal unggul, saat ini dikenal pula
beberapa ras unggul ayam kampung. Untuk membedakannya kini dikenal istilah
ayam buras (singkatan dari "ayam bukan ras") bagi ayam kampung yang telah
diseleksi dan dipelihara dengan perbaikan teknik budidaya (tidak sekadar diumbar
dan dibiarkan mencari makan sendiri). Peternakan ayam buras mempunyai
Universitas Sumatera Utara
peranan yang cukup besar dalam mendukung ekonomi masyarakat pedesaan
karena
memiliki daya
adaptasi yang
tinggi terhadap
lingkungan dan
pemeliharaannya relatif lebih mudah.
Jenis ayam kampung cukup beragam, tetapi pada umumnya memiliki sifat yang
relatif sama yaitu lebih kebal/tahan terhadap penyakit dibandingkan dengan ayam
ras . Ayam kampung juga lebih tahan terhadap gejala stress. Dan itulah salah-satu
keunggulan ayam kampung, disamping masih banyak lagi keunggulankeunggulan ayam kampung dibandingkan dengan ayam ras (Yaman, 2010).
Menurut Dudung (2006), ayam kampung memiliki beberapa keunggulan
dibandingakn dengan ayam ras, yaitu :
1.
Ayam kampung lebih kebal terhadap serangan berbagai penyakit
2.
Lebih tahan stress, tidak terganggu dengan suasana yang hiruk pikuk
3.
Memiliki adaptasi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan
4.
Harga jual lebih tinggi daripada ayam ras
5.
Telurnya dianggap lebih berkhasiat sehingga harga jual telurnya lebih mahal
6.
Dagingnya lebih enak dan gurih dibanding ras
7.
Permintaan akan kebutuhan ayam kampung cukup tinggi
8.
Kandungan di dalamnya berperan penting dalam metabolisme tubuh
Pada prinsipnya macam zat gizi yang dibutuhkan ayam buras sama dengan yang
dibutuhkan ayam ras yaitu protein, vitamin,
energi (karbohidrat dan lemak),
mineral dan air. Akan tetapi jumlah zat gizi yang dibutuhkan oleh kedua jenis
ayam tersebut mungkin berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan
zat gizi untuk ayam buras lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan ayam ras.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu penggunaan 100% ransum ayam ras komersial untuk ayam buras
merupakan pemborosan karena pertumbuhan maupun produksi telur masih jauh di
bawah pertumbuhan maupun produksi telur ayam ras. Hal ini dikarenakan
keterbatasan kemampuan genetis ayam buras. Banyak faktor yang mempengaruhi
kebutuhan nutrisi, diantaranya jenis ternak, umur unggas, lingkungan, terutama
cuaca, dan tingkat produksi (Murtidjo, 2007).
Menurut Murtidjo (2007) kandungan atau zat gizi yang terdapat didalam daging
ayam adalah sebagai berikut :
a.
Air
Air adalah bagian terbesar dari daging. Kandungan air pada daging ayam
muda sekitar 70%, sedangkan pada daging ayam tua sekitar 60%.
b.
Protein
Daging ayam adalah sumber protein yang cukup baik. Setiap 100 gr daging
ayam kampung mengandung protein sekitar 18,1%. Selain itu daging ayam
juga mudah diserap oleh usus.
c.
Lemak
Tidak seperti ayam ras yang kandungan lemaknya 15,06%, kandungan lemak
ayam kampung justru lebih rendah yakni 12%. Lemak pada ayam menyebar
dibawah kulit, hanya sedikit yang berada di dalam daging. Oleh karena itu
kandungan lemak pada daging unggas lebih rendah dibanding dengan
kandungan lemak pada ternak ruminansia. Kandungan lemak ayam dewasa
lebih tinggi dari pada ayam muda. Demikian juga ayam betina, kandungan
lemaknya lebih tinggi dari pada ayam jantan.
Universitas Sumatera Utara
d.
Vitamin
Daging ayam adalah sumber vitamin B (B1, B2, niasin, asam pantotenat, B6,
folasin, dan B12). Vitamin B akan keluar dari daging jika daging ayam
direbus.
e.
Mineral
Pigmen yang membuat daging ayam berwarna merah mengandung zat besi
(Fe) yang mudah diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh manusia. Selain zat
besi, daging ayam juga banyak mengandung phosphor dan kalium. Zat
mineral lain yang dikandungnya adalah kalsium (K), magnesium (Mg),
natrium (Na), seng(zn), kuprum (Cu), dan mangan (Mn).
Perilaku konsumen sangat penting untuk diketahui dalam memasarkan suatu
produk agar pemasar dapat memasarkan produknya sesuai dengan kebutuhan
konsumen dengan kata lain tidak ditolak pasar. Perilaku konsumen yang akan
datang menunjukkan kebosanan akan suatu produk lama dan menginginkan
perubahan. Mereka menginginkan produk baru, mau membuang produk sebelum
usang dan secara aktif mencari apa yang baru dan berbeda. Ketidakstabilan
merupakan sifat pembeli mendatang yang mencerminkan ketidaksenangan
konsumen. Keadaan lingkungan akan mempengaruhi sifat-sifat tadi dan
kemampuan untuk mendaur ulang produk yang dibuang merupakan pertimbangan
pada saat pembelian, perusahaan yang mementingkan hal ini akan berjalan baik
(Irwan dan Wijaya, 1996).
Universitas Sumatera Utara
2.2 Landasan Teori
Konsumen melakukan kegiatan pembelian untuk memenuhi kebutuhannya.
Konsumen akan memenuhi semua yang diperlukan oleh tubuhnya sehingga tidak
akan kekurangan apapun karena tubuh yang sehat akan memudahkan konsumen
dalam beraktifitas.
Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu,
kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan
keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis
yang dapat dipengaruhi lingkungan. Kebutuhan dapat didefenisikan sebagai suatu
kesenjangan atau bertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan
dorongan yang ada dalam diri. Apabila kebutuhan konsumen tidak terpenuhi, ia
akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi,
konsumen akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi rasa
puasnya (Mangkunegara, 2002).
Permintaan diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang
mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga. Salah satu
konsep permintaan dalam pasar adalah permintaan konsumen. Permintaan
konsumen (secara perseorangan) tidak akan mampu mempengaruhi harga dan
persediaan barang, akan tetapi jika bersama-sama akan membentuk sisi
permintaan dalam pasar (Umar, 2000).
Penjelasan mengenai perilaku konsumen yang paling sederhana didapati dalam
hukum permintaan. Dalam hukum permintaan dikatakan bahwa “apabila harga
suatu barang turun maka permintaan konsumen akan barang itu meningkat dan
Universitas Sumatera Utara
sebaliknya, jika harga suatu barang naik maka permintaan konsumen akan barang
itu menurun”, apabila semua faktor-faktor lain yang mempengaruhi jumlah yang
diminta tidak berubah (Nopirin, 1994).
Bila harga suatu komoditi turun, orang mengurangi pembelian atau komoditikomoditi lain dan menambah pembelian pada yang mengalami penurunan harga
tersebut. Harga yang lebih rendah memungkinkan pembeli lain yang sebelumnya
tidak mampu membeli komoditi tersebut untuk mulai membelinya. Penurunan
harga suatu komoditi mendorong para konsumen yang sudah membeli komoditi
tersebut untuk membeli lagi dalam jumlah yang besar.
Bila harga suatu komoditi naik, para pembeli mencari komoditi lain yang dapat
digunakan sebagai pengganti atas komoditi yang mengalami kenaikan harga.
Disamping itu kenaikan harga menyebabkan para pembeli untuk mengurangi
pembeliannya
atas
komoditi
yang
mengalami
kenaikan
harga
(Sugiarto, dkk, 2000).
Faktor-faktor lain (selain harga barang yang bersangkutan) yang ikut
mempengaruhi permintaan masyarakat akan suatu barang (tetapi tidak / belum
diperhatikan karena dianggap sama atau tidak berpengaruh) adalah :
1.
Jumlah pembeli / konsumen
2.
Besarnya penghasilan yang tersedia untuk dibelanjakan
3.
Harga barang-barang lain
4.
Pengaruh musim, mode, selera, kebiasaan, perubahan zaman, pengaruh
lingkungan
5.
Harapan atau pandangan orang tentang masa depan
Universitas Sumatera Utara
Jika jumlah pembeli suatu barang tertentu bertambah, maka pada harga yang sama
jumlah yang mau dibeli bertambah banyak juga. Hal ini dapat terjadi misalnya
karena pertumbuhan penduduk.
Besar penghasilan yang tersedia untuk dibelanjakan jelas berpengaruh sekali
terhadap permintaan. Dari penghasilan yang lebih tinggi orang akan dapat
membeli lebih banyak dari segala macam barang dan jasa. Dalam hal ini hanya
ada satu pengecualian, yaitu yang disebut inferior goods atau juga disebut giffen
goods, yaitu barang-barang yang permintaannya justru berkurang bila penghasilan
konsumen naik.
Harga barang lain ikut mempengaruhi permintaan. Apakah kenaikan harga barang
lain itu memperbesar atau justru memperkecil permintaan masyarakat akan suatu
barang
tertentu
(=komplementer),
itu
tergantung
barang
apakah
pengganti
barang
(=subtitut)
itu
barang
atau
pelengkap
barang
lepas
(=independent/netral) (Gilarso, 1993).
Penawaran diartikan sebagai kuantitas barang-barang yang ditawarkan di pasar
pada berbagai tingkat harga. Dalam hal ini, bila harga suatu barang naik, maka
produsen akan berusaha meningkatkan jumlah barang yang dijualnya. Penjualan
barang pada berbagai tingkat harga ditentukan oleh berbagai faktor, diantaranya
harga barang itu sendiri, harga barang lain, ongkos produksi, tingkat teknologi dan
tujuan-tujuan perusahaan (Sukirno, 1997).
Perilaku konsumen tidak dapat secara langsung dikendalikan oleh perusahaan
karena itu perlu dicari informasi semaksimal mungkin. Banyak pengertian
perilaku konsumen yang dikemukakan ahli, salah satunya oleh “Enggel” yaitu
Universitas Sumatera Utara
suatu tindakan yang langsung mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan
produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahuluinya dan penyusul
tindakan tersebut. Perilaku konsumen terbagi 2 yaitu perilaku yang tampak
diantaranya jumlah pembelian, waktu, karena siapa, bagaimana dilakukan
pembelian itu, sedangkan yang kedua adalah perilaku yang tidak tampak
diantaranya persepsi, ingatan terhadap informasi dan pemasaran kepemilikan oleh
konsumen (Umar, 2000).
Teori konsumen menerangkan perilaku konsumen dalam membelanjakan
pendapatannya untuk memperoleh alat-alat pemuas kebutuhan yang dapat berupa
barang-barang konsumsi ataupun jasa-jasa konsumsi. Kesimpulan-kesimpulan
yang dapat dihasilkan oleh teori konsumen antara lain adalah bagaimana reaksi
konsumen dalam kesediannya membeli terhadap berubahnya jumlah pendapatan
yang ia peroleh terhadap berubahnya harga barang yang bersangkutan. Fungsi
utama dari barang dan jasa konsumsi adalah memenuhi kebutuhan langsung
pemakainya. Mereka yang bertindak sebagai pemakai barang-barang dan jasa-jasa
konsumsi disebut konsumen (Soediyono, 1981).
Membahas pasar dapat dimulai dengan meneliti perilaku konsumen. Apa yang
menetukan kuantitas diminta (quantity demanded) terhadap suatu barang yaitu
jumlah barang yang ingin dan mampu dibeli oleh pembeli. Kurva permintaan
memperlihatkan bagaimana kuantitas sebuah barang yang diminta tergantung
pada harganya. Menurut hukum permintaan, ketika harga barang turun, kuantitas
yang diminta meningkat (Mankiw, 2003).
Universitas Sumatera Utara
Dalam ilmu ekonomi, istilah permintaan menunjukkan jumlah barang dan jasa
yang akan dibeli konsumen pada periode waktu dan keadaan tertentu. Periode
waktu tersebut bisa satu tahun dan keadaan yang harus diperhatikan antara lain
harga barang yang akan dibeli, harga barang lain, pendapatan konsumen, selera
dan lain-lain (Arsyad, 2000).
Perilaku konsumen adalah soal keputusan. Lebih jauh lagi adalah keputusan
adalah soal pilihan. Keputusan meliputi pilihan “Antara dua atau lebih alternatif,
tindakan atau perilaku”. Pilihan meliputi produk, merk, dealer, waktu pembelian
dan jumlah pembelian. Pembelian-pembelian itu digolongkan sebagai respons.
Keputusan membeli ada pada diri konsumen. Proses keputusan konsumen akan
terdiri atas tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
pembelian dan kepuasan konsumen (Sumarwan, 2003).
Korelasi Rank Spearman adalah bekerja dengan data ordinal bebas distribusi,
maka data tersebut terlebih dahulu harus diubah menjadi data ordinal dalam
bentuk rangking. Seperti kaftor umur, pekerjaan dan pendidikan diubah menjadi
angka. Kemudian angka-angka tersebut diurutkan dari yang paling kecil sampai
yang paling besar. Kemudian data tersebut dihitung berdasarkan angka yang sama
sehingga didapatkan yang disebut dengan jenjang.
Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti bila peneliti bermaksud
meramalkan bagaiman keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium),
bila dua atau lebih variabel independen dinaik turunkan nilainya. Jadi analisi
regresi berganda akan dilakukan apabila jumlah variabel independennya minimal
2 (Sugiyono, 2006).
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik (Faktor) yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Pembelian konsumen akan dipengaruhi karakteristik konsumen. Sebagian besar,
pemasar tidak dapat mengendalikan faktor-faktor seperti itu, tetapi mereka harus
memperhitungkan semuanya.
1.
Umur
Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli semasa hidupnya. Umur
berhubungan dengan selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi.
Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang
mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya.
2.
Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar
berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas ratarata akan produk dan jasa mereka (Kotler dan Amstrong, 1996).
3.
Tingkat Pendidikan
Kalau orang bertindak, mereka belajar. Pembelajaran menggambarkan
perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari proses pendidikan
yang dijalani (pengalaman). Pendidikan seseorang sangat mempengaruhi
pilihannya. Apabila pendidikan konsumen tinggi maka akan lebih memilih
barang yang berkualitas baik, tingkat pendidikan dapat dilihat dari pendidikan
terakhir konsumen (Setiadi, 2003).
Manusia adalah makhluk sosial yang dinamis sehingga terjadi perubahanperubahan yang dapat mempengaruhi kebutuhan hidupnya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan adalah :
Universitas Sumatera Utara
a. Harga barang itu sendiri
Naik atau turunnya harga barang/jasa akan mempengaruhi sedikit/banyaknya
terhadap jumlah barang yang diminta. Kuantitas akan menurun ketika
harganya meningkat dan kuantitas yang diminta meningkat ketika harganya
menurun, dapat dikatakan bahwa kuantitas yang diminta berhubungan negatif
dengan harga.
Hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta seperti ini berlaku untuk
sebagian besar barang dalam perekonomian dan memang begitu nyata terjadi
sehingga para ekonom menamakannya hukum permintaan (law of demand).
Dengan menganggap hal lainnya tetap ketika harga sebuah barang yang
diminta akan menurun.
b.
Pendapatan
Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi atau
rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun
kuantitas permintaan. Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa secara
total hanya ada uang yang sedikit untuk dibelanjakan sehingga masyarakat
akan membelanjakan lebih sedikit uang untuk beberapa dan mungkin pula
terhadap sebagian besar barang. Jika permintaan terhadap suatu barang
berkurang ketika pendapatan berkurang, barang tersebut dinamakan barang
normal. Pendapatan seseorang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar
produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam
pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat minat.
Universitas Sumatera Utara
c.
Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk akan mempengaruhi jumlah permintaan. Makin banyak
penduduk maka jumlah permintaan akan meningkat. Hal ini berkaitan dengan
usaha pemenuhan akan kecukupan kebutuhan setiap individu yang ada di
suatu tempat.
d.
Barang Pengganti (Subtitusi)
Apabila penurunan harga barang yang satu menurunkan permintaan terhadap
barang yang lain maka kedua barang tersebut dinamakan barang subtitusi.
Adanya barang pengganti akan berpengaruh terhadap jumlah permintaan.
Pada saat harga barang naik, jika ada barang pengganti maka jumlah
permintaan barang tersebut akan dipengaruhinya (Setiadi, 2003).
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Pemikiran
Konsumen melakukan kegiatan pembelian untuk memenuhi kebutuhannya.
Konsumen akan memenuhi semua yang diperlukan oleh tubuhnya sehingga tidak
akan kekurangan apapun karena tubuh yang sehat akan memudahkan konsumen
dalam beraktifitas.
Adapun yang mempengaruhi permintaan daging ayam kampung adalah harga
daging ayam kampung, pendapatan, jumlah tanggungan dan harga daging ayam
potong. Perilaku konsumen atau keputusan pembelian oleh konsumen juga
dipengaruhi karakteristik konsumen yaitu faktor umur, pekerjaan dan tingkat
pendidikan. Setelah mempertimbangkan beberapa faktor dalam membuat
keputusan, akhirnya konsumen memutuskan untuk membeli ataupun tidak
membeli.
Apabila keputusan konsumen telah ditetapkan dengan dilakukannya daging ayam
kampung maka daging ayam kampung tersebut dapat dikonsumsi untuk memnuhi
kebutuhannya. Sehingga dari keputusan membeli daging ayam kampung tersebut
dapat dilihat pengaruhnya terhadap permintaan.
Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
KONSUMEN
Permintaan Daging Ayam
Kampung
Faktor yang
mempengaruhi :
1. Harga daging ayam
kampung
KARAKTERISTIK KONSUMEN :
2. Jumlah tanggungan
Faktor umur, pekerjaan,
tingkat pendidikan
3. Harga daging ayam
potong
4. Pendapatan
Keterangan :
: adanya pengaruh
: adanya hubungan
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Universitas Sumatera Utara
2.4 Hipotesis penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka hipotesis yang menjadi pedoman dalam
penelitian ini adalah:
1.
Permintaan konsumen terhadap daging ayam kampung dipengaruhi oleh
harga daging ayam kampung, pendapatan keluarga per bulan, jumlah
tanggungan dan harga daging ayam potong.
2.
Ada hubungan karakterisitik konsumen dengan perilaku konsumen dalam
membeli daging ayam kampung
a. Ada hubungan umur konsumen dengan perilaku konsumen dalam membeli
daging ayam kampung.
b. Ada hubungan pekerjaan konsumen dengan perilaku konsumen dalam
membeli daging ayam kampung
c. Ada hubungan tingkat pendidikan konsumen dengan perilaku konsumen
dalam membeli daging ayam kampung
Universitas Sumatera Utara
Download