PELATIHAN PETUGAS Buku II SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL [ SUSENAS SEPTEMBER 2015 ] PEDOMAN PENCACAHAN Modul sosial budaya dan pendidikan ----------------------------------------------------------------------------------- KATA PENGANTAR Susenas merupakan salah satu sumber data sosial ekonomi rumah tangga yang penting di Indonesia. Data yang dihasilkan oleh survei ini telah banyak digunakan oleh berbagai kalangan baik di dalam maupun di luar negeri. Oleh karena itu kesinambungan, ketersediaan dan kualitas data harus terus dijaga dan ditingkatkan. Pada tahun 2015, sistem pengumpulan data Susenas diperbaharui. Kegiatan pengumpulan data Susenas yang sejak tahun 2011 dilaksanakan secara triwulanan, pada tahun 2015 berubah menjadi 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu bulan Maret dan September. Pada bulan Maret, pengumpulan data Susenas dicacah menggunakan kuesioner Kor dan Konsumsi. Sementara pada bulan September dicacah menggunakan kuesioner Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (MSBP) dan Konsumsi. Susenas MSBP bertujuan untuk memperoleh informasi terkait pendidikan, ketelantaran, kebudayaan, kepemudaan, keolahragaan, dan perlindungan sosial. Buku Pedoman Pencacahan Susenas MSBP 2015 disusun guna memberikan panduan dan petunjuk bagi pencacah dalam melakukan pengumpulan data di lapangan. Buku ini merupakan Buku 2: Pedoman Pencacahan Susenas MSBP 2015 yang disiapkan bagi para pencacah, yang berisi tata cara, aturan dan mekanisme pelaksanaan lapangan maupun tata cara pengisian daftar kuesionernya. Mengingat peran pencacah yang sangat penting dalam pelaksanaan survei ini terutama dalam pengumpulan data yang berkualitas, diharapkan buku ini dapat dipelajari dan dipedomani secara utuh. Selamat bekerja, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan memberikan bimbinganNya kepada kita semua. Jakarta, Mei 2015 Kepala Badan Pusat Statistik, Dr. Suryamin, M.Sc Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 iii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI v DAFTAR LAMPIRAN ix BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1 Umum 1 1.2 Tujuan 2 1.3 Ruang Lingkup 2 1.4 Jenis Data yang Dikumpulkan 2 1.5 Jadwal Kegiatan Susenas MSBP 2015 5 1.6 Dokumen yang Digunakan 6 1.7 Arus Dokumen 7 1.8 Statistik yang Disusun 8 METODOLOGI SUSENAS 2015 9 2.1 Kerangka Sampel 9 2.2 Estimasi Kabupaten/Kota 9 2.3 Estimasi Provinsi 10 ORGANISASI LAPANGAN 11 3.1 Persyaratan Petugas Lapangan 11 3.2 Tugas dan Kewajiban Pencacah 12 3.3 Tugas dan Kewajiban Pengawas 12 3.4 Persiapan Lapangan 15 3.4.1 Penyiapan Dokumen, Bahan, dan Perlengkapan 15 3.4.2 Pencarian Informasi Situasi dan Kondisi Wilayah Tugas 15 BAB II. BAB III. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 v Halaman 3.4.3 3.4.4 BAB IV. dan Pejabat Wilayah Tugas 15 Pengenalan Wilayah Tugas 16 TATA CARA PENCACAHAN 17 4.1 Menemukan Lokasi Rumah Tangga Terpilih 17 4.2 Wewenang Legal/Dasar Hukum 17 4.3 Kerahasiaan Informasi 18 4.4 Peranan Pewawancara 18 4.5 Netralitas 19 4.6 Cara Wawancara 19 TATA CARA PENGISIAN KUESIONER 23 Daftar Pemutakhiran Rumah Tangga (VSEN15.P) 23 5.1.1 Struktur Daftar VSEN15.P 24 5.1.2 Cara Pengisian Daftar VSEN15.P 39 5.1.3 Tata Cara Pemilihan Sampel Ruta 40 BAB V. 5.1 5.2 5.3 BAB VI. vi Koordinasi dan Komunikasi dengan BPS Kabupaten/Kota Daftar Sampel Rumah Tangga (VSEN15.DSRT) 41 5.2.1 41 Struktur Daftar VSEN15.DSRT Kuesioner Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (VSEN15.MSBP) 43 5.3.1 Format dan Desain Kuesioner MSBP (VSEN15.MSBP) 43 5.3.2 Tata Tertib Pengisian Daftar VSEN15.MSBP 44 5.3.3 Petunjuk dan Tata Cara Pengisian Daftar VSEN15.MSBP 45 KETERANGAN SOSIAL BUDAYA DAN PENDIDIKAN (DAFTAR VSEN15.MSBP) 49 6.1 Blok I. Keterangan Tempat 52 6.2 Blok II. Keterangan Pencacahan 54 6.3 Blok III. Ringkasan 55 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Halaman 6.4 Blok IV. Keterangan Demografi 56 6.5 Blok V. Keterangan Kepemilikan Sandang dan Frekuensi Makan 64 6.6 Blok VI. Keterangan Fasilitas Tidur dan Kesehatan 68 6.7 Blok VII. Keterangan Kebersamaan Anggota Rumah Tangga 74 6.8 Blok VIII. Keterangan Untuk Balita 78 6.9 Blok IX. Keterangan Olahraga 86 6.10 Blok X. Keterangan Akses Media 92 6.11 Blok XI. Keterangan Kebudayaan 98 6.12 Blok XII. Keterangan Pendidikan 105 6.13 Blok XIII. Keterangan ART 5 Tahun ke Atas yang Masih Bersekolah 129 6.14 Blok XIV. Keterangan Hubungan Sosial Kemasyarakatan 145 6.15 Blok XV. Keterangan Ketenagakerjaan 150 6.16 Blok XVI. Keterangan Sosial Budaya Rumah Tangga 163 6.17 Blok XVII. Keterangan Perumahan 177 6.18 Blok XVIII. Perlindungan Sosial 191 6.19 Blok XIX. Akses Finansial 201 6.20 Blok XX. Catatan 204 LAMPIRAN Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 205 vii DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Sketsa Peta Blok Sensus SP2010-WB 207 Lampiran 2. Daftar VSEN15.P 209 Lampiran 3 Daftar VSEN15. DSRT 215 Lampiran 4. Daftar VSEN15.MSBP 217 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 ix x Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 1. PENDAHULUAN 1.1 Umum Salah satu survei yang diselenggarakan oleh BPS secara rutin setiap tahun adalah Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Susenas mengumpulkan data yang berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat, yang meliputi kondisi kesehatan, pendidikan, fertilitas, Keluarga Berencana, perumahan dan kondisi sosial ekonomi lainnya. Data dan indikator dari Susenas telah dipergunakan secara luas dan dipandang sebagai salah satu bukti penting yang dapat berguna untuk perencanaan, monitoring dan evaluasi dari program pembangunan pemerintah. Informasi statistik sebagai salah satu produk sistem informasi merupakan informasi yang sangat dibutuhkan dalam penyelenggaraan pembangunan. Sejalan dengan tugas pokok BPS dalam melaksanakan kegiatan statistik yang bertujuan untuk menyediakan data statistik yang lengkap, akurat dan mutakhir dalam rangka mewujudkan Sistem Statistik Nasional yang handal, efektif dan efisien, guna mendukung pembangunan nasional, BPS berkomitmen untuk melanjutkan membangun citranya melalui pelayanan data yang berkualitas dan prima (cepat, baik, mudah dan murah) kepada pengguna data. BPS telah melakukan berbagai kegiatan pengembangan Susenas. Pada tahun 2013, kegiatan yang telah dilakukan BPS dalam rangka pengembangan Susenas antara lain rapat, baik rapat dengan internal BPS maupun dengan mengundang instansi dan lembaga luar BPS serta workshop untuk menyusun indikator sosial ekonomi yang akan dikumpulkan melalui Susenas yang baru. Kegiatan pengembangan Susenas dilanjutkan kembali pada tahun 2014, dengan meneruskan kegiatan yang sudah dilakukan pada tahun 2013. Fokus kegiatan pengembangan Susenas pada tahun 2014 adalah perbaikan kuesioner dan buku pedoman serta melihat sejauh mana kuesioner Susenas yang baru dapat diterapkan pada pengumpulan data yang sesungguhnya. Ujicoba kegiatan pengembangan Susenas yang pertama dilakukan di Provinsi Jawa Barat pada Bulan Maret 2014. Ujicoba kedua dilakukan dengan lingkup yang lebih besar di Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 1 empat provinsi yaitu di Provinsi Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Maluku pada bulan April 2014. Pada tahun 2015, sistem pengumpulan data Susenas diperbaharui. Mulai tahun 2011, kegiatan pengumpulan data Susenas dilaksanakan secara triwulanan, sedangkan pada tahun 2015 kegiatan tersebut dilaksanakan 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu bulan Maret dan September. Pada bulan Maret, pengumpulan data Susenas mencakup 300.000 rumah tangga sampel yang tersebar di seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia yang dicacah menggunakan kuesioner Kor dan Konsumsi Pengeluaran. Sementara itu, pengumpulan data Susenas pada bulan September mencakup 75.000 rumah tangga sampel yang dicacah menggunakan kuesioner Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (MSBP) dan Konsumsi Pengeluaran (KP). 1.2 Tujuan Secara umum, tujuan penyusunan buku pedoman ini adalah memberikan panduan bagi pencacah dan pengawas dalam melaksanakan pencacahan rumah tangga Susenas pada periode September 2015. Secara khusus, buku pedoman ini bertujuan untuk menyamakan persepsi petugas dalam memahami tata cara pengisian daftar isian VSEN15.MSBP sesuai dengan kaidah yang ditentukan serta pemahaman petugas terkait konsep definisi yang ditetapkan sehingga dihasilkan data yang berkualitas. 1.3 Ruang Lingkup Pendataan Susenas MSBP 2015 dilaksanakan bulan September 2015, mencakup 75.000 rumah tangga sampel dan tersebar di seluruh wilayah di Indonesia menghasilkan estimasi yang dapat disajikan pada tingkat nasional dan provinsi. Rumah tangga sampel Susenas adalah rumah tangga yang terdapat dalam blok sensus biasa, tidak termasuk yang tinggal dalam blok sensus khusus seperti kompleks militer dan sejenisnya serta rumah tangga khusus yang berada di blok sensus biasa. 1.4 Jenis Data yang Dikumpulkan Setiap rumah tangga sampel Susenas akan dicacah menggunakan kuesioner Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (VSEN15.MSBP) dan kuesioner Konsumsi Pengeluaran (VSEN15.KP). 2 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Penjelasan keterangan sosial budaya dan pendidikan dalam VSEN15.MSBP disajikan dalam buku pedoman ini. Sementara penjelasan konsumsi pengeluaran dalam VSEN15.KP akan dijelaskan pada Buku III. Data yang dikumpulkan dalam Susenas MSBP (Daftar VSEN15.MSBP) meliputi: a. Keterangan demografi anggota rumah tangga (ART) yang mencakup nama ART, hubungan dengan kepala rumah tangga, status perkawinan, jenis kelamin, bulan dan tahun kelahiran, dan umur; b. Keterangan ART untuk semua umur yang mencakup kepemilikan pakaian, frekuensi makan makanan pokok, makan lauk pauk berprotein tinggi (nabati dan hewani), ketersediaan lokasi/tempat tetap untuk tidur, dan kesehatan; c. Keterangan kebersamaan, yang mencakup keberadaan pasangan dalam rumah tangga untuk ART yang berstatus kawin, serta keberadaan bapak dan ibu kandung untuk ART berumur 0-17 tahun dan belum kawin. d. Keterangan aktivitas bersama dengan orang tua/wali untuk ART berumur 0-17 tahun dan belum kawin yang mencakup kegiatan makan/belajar makan, menonton TV, belajar/membaca buku, dibacakan bincang/ngobrol, buku cerita/diceritakan dongeng, beribadah/berdoa, berbincang- bermain/rekreasi/berolahraga, bermain games, mengakses internet, mengurus rumah tangga dan membantu menambah penghasilan; e. Keterangan ART berumur 0-4 tahun yang mencakup informasi pemberian ASI, imunisasi, ibu atau yang bertanggung jawab terhadap anak tersebut bekerja, dan kepada siapa dititipkan bila ibu atau yang bertanggung jawab terhadap anak tersebut bekerja di luar rumah; f. Keterangan ART berumur 5 tahun ke atas yang mencakup kegiatan olahraga, menonton televisi, mendengarkan radio, membaca surat kabar/koran, membaca buku cetak, membaca artikel dari media elektronik, mengunjungi perpustakaan, memanfaatkan taman bacaan masyarakat, mengunjungi museum/situs peninggalan sejarah, menonton pertunjukan/ pameran seni, penggunaan bahasa, dan keterangan pendidikan yang meliputi kemampuan membaca dan menulis, partisipasi sekolah, jenjang pendidikan, tingkat/kelas tertinggi, ijazah/STTB tertinggi, jurusan pendidikan dan alasan utama tidak pernah bersekolah atau tidak bersekolah lagi; g. Keterangan ART berumur 5 tahun ke atas yang masih sekolah yang mencakup apakah bersekolah di sekolah negeri atau swasta, apakah naik kelas pada tahun ajaran sebelumnya, sarana transportasi yang biasa digunakan ke sekolah, biaya transportasi ke sekolah, uang saku, jarak terdekat yang ditempuh ke sekolah, lama perjalanan ke sekolah, perolehan Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 3 beasiswa/bantuan pendidikan, sumber beasiswa/bantuan pendidikan, kepemilikan Kartu Indonesia Pintar (KIP), biaya pendaftaran, biaya pendidikan, kegiatan ekstrakurikuler/Unit Kegiatan Mahasiwa (UKM) yang diikuti, kebiasaan belajar di luar jam sekolah dan akses internet sebagai penunjang tugas sekolah; h. Keterangan ART berumur 10 tahun ke atas yang mencakup keterangan hubungan sosial kemasyarakatan dan keterangan ketenagakerjaan. Keterangan hubungan sosial kemasyarakatan meliputi partisipasi dalam kegiatan pertemuan/rapat di lingkungan sekitar (RT/RW/Dusun/Desa/Kelurahan), keikutsertaan dalam kegiatan sosial kemasyarakatan di lingkungan desa/kelurahan, dan keikutsertaan dalam kegiatan organisasi. Keterangan ketenagakerjaan meliputi kegiatan yang dilakukan seminggu terakhir, lapangan usaha, status pekerjaan, pekerjaan tambahan, jam kerja, alasan utama tidak bekerja dan khusus ART 60 tahun ke atas yang tidak bekerja ditanyakan apakah mempunyai tunjangan pensiun, kiriman dari anak, atau bantuan dari sanak/saudara; i. Keterangan sosial budaya rumah tangga yang mencakup keterangan pendidikan lainnya, keterangan kebudayaan dan keterangan kerukunan/toleransi. Keterangan pendidikan lainnya meliputi keikutsertaan dalam kursus/bimbingan belajar, pembelian surat kabar/majalah/ tabloid, dan keberadaan mantan ART berumur 5-24 tahun yang tinggal di luar rumah tangga (seperti di pondok pesantren, boarding school, kost/kontrak, tinggal di rumah famili dan lainnya). Keterangan kebudayaan meliputi pengibaran bendera merah putih, penggunaan busana daerah/tradisional, keterlibatan dalam pertunjukan/pameran seni sebagai pelaku/pendukung, keterlibatan dalam upacara adat. Keterangan kerukunan/toleransi meliputi persepsi terhadap kegiatan dari suku bangsa/agama lain, dan persepsi terhadap berteman dengan orang dari suku bangsa/agama lain. j. Keterangan perumahan mecakup status kepemilikan bangunan tempat tinggal, lantai, dinding, atap terluas, ketersediaan fasilitas akses internet, sumber utama penerangan, sumber air minum utama, sumber utama air untuk penggunaan lainnya, fasilitas tempat buang air besar, jenis jamban dan tempat pembuangan akhir tinja. k. Keterangan perlindungan sosial mencakup kepemilikan Kartu Perlindungan Sosial (KPS)/Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Indonesia Sehat (KIS)/BPJS-PBI, dan Kartu Indonesia Pintar (KIP), penerimaan manfaat dengan menggunakan KPS/KKS/KIS/KIP, penerimaan bantuan tunai, pembelian beras miskin (raskin) dan penerimaan kredit usaha. l. Keterangan akses finansial mencakup kepemilikan tabungan/simpanan berupa uang, tempat menyimpan uang/menabung, bentuk layanan tabungan/simpanan dan keikutsertaan dalam arisan uang. 4 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 1.5 Jadwal Kegiatan Susenas MSBP 2015 No. Uraian Kegiatan Jadwal (1) (2) (3) A. Persiapan 1 Penyempurnaan pedoman dan kuesioner Januari - Mei 2015 2 Pengiriman DSBS ke daerah 3 Tanggapan dari daerah mengenai DSBS 4 Workshop/Pelatihan Intama 26 - 28 Mei 2015 5 Pelatihan Innas 15 - 17 Juni 2015 6 Pelatihan petugas Minggu IV Februari 2015 Minggu II Maret 2015 Minggu V Juli 2015 s.d. Minggu II Agustus 2015 B. Pelaksanaan 7 Updating blok sensus Susenas 20 - 26 Agustus 2015 8 23 - 28 Agustus 2015 9 Pengawasan dan pemeriksaan hasil updating blok sensus Pemilihan sampel rumah tangga 10 Pencacahan rumah tangga sampel 1 - 20 September 2015 11 Pengawasan/pemeriksaan 1 - 30 September 2015 12 Penyerahan hasil pencacahan ke BPS Kab/Kota 4 - 30 September 2015 13 Receiving, batching, editing, dan coding 4 - 30 September 2015 14 Monitoring pencacahan dengan menggunakan internet 5 - 20 September 2015 25 - 29 Agustus 2015 C. Pengolahan 15 Pengolahan data (data entri dan validasi) 7 September 2015 s.d 5 Oktober 2015 16 Umpan balik hasil data entri yang bermasalah ke Seksi Sosial untuk dicek ke lapangan 10 September 2015 s.d 4 Oktober 2015 17 Evaluasi kualitas data di tingkat BPS Kab/Kota 12 September 2015 s.d 2 Oktober 2015 18 Pengiriman data ke BPS provinsi 5 - 7 Oktober 2015 19 6-15 Oktober 2015 20 Pengecekan kualitas data dan kelengkapan data oleh BPS Provinsi Pengiriman raw data ke BPS Pusat 21 Cleaning data di BPS Pusat 22 Penyerahan clean data dari Direktorat Stat. Kesra ke Direktorat SIS 12 - 20 Oktober 2015 20 Oktober 2015 s.d 31 Desember 2015 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 31 Desember 2015 5 1.6 Dokumen yang Digunakan Dokumen yang digunakan dalam pelaksanaan lapangan Susenas September 2015 mencakup buku pedoman dan daftar. Buku pedoman terdiri atas lima buku, yaitu: Buku I : Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kabupaten/Kota Susenas September 2015; Buku II : Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (MSBP) Susenas September 2015; Buku III : Pedoman Pencacahan Konsumsi/Pengeluaran Susenas September 2015; Buku IV : Pedoman Pengawasan Susenas September 2015; dan Buku V : Pedoman Entri Data Susenas September 2015. Daftar yang digunakan seperti tercantum pada tabel berikut: No. Jenis Daftar Uraian Disimpan di Keterangan 1. VSEN15.DSBS Daftar Sampel Blok Sensus BPS Kab/Kota Di-print di BPS Kab/Kota 2. VSEN15.P BPS RI (soft copy) Di-print di BPS Kab/Kota 3. VSEN15.DSRT Daftar Pemutakhiran Muatan Rumah Tangga dalam Blok Sensus Daftar Sampel Rumah Tangga Terpilih (2 rangkap) BPS Kab/Kota Di-print di BPS Kab/Kota 4. VSEN15.MHU BPS RI 5. Sketsa Peta BS SP2010-WB Daftar Monitoring Hasil Updating Alat bantu pengenalan wilayah Di-print di BPS Kab/Kota Di-print di BPS Kab/Kota 6. VSEN15.KP Daftar pertanyaan Konsumsi Pengeluaran BPS Kab/Kota Dicetak di Daerah 7. VSEN15.MSBP Daftar pertanyaan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan BPS Kab/Kota Dicetak di Daerah BPS Kab/Kota Contoh beberapa jenis daftar yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran. 6 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 1.7 Arus Dokumen Arus Dokumen seperti yang terlihat pada Gambar 1. Arus Dokumen Susenas MSBP 2015 dari BPS Pusat sampai Petugas di Lapangan (Pencacah dan Pengawas) dan sebaliknya. Tulisan dicetak tebal menandakan daftar sudah ada isiannya. Tulisan miring menandakan bahwa semua file dokumen dapat diunduh melalui filelib Susenas. Gambar 1. Arus Dokumen (Hard copy dan Soft file) Susenas 2015 dari Pusat sampai petugas di Lapangan, dan sebaliknya BPS RI FILELIB VSEN15.P VSEN15.DSBS VSEN15.MSBP VSEN15.KP Program data entri DSRT Buku Pedoman I -V Program data entri KP dan MSBP VSEN15.MHU Softfile VSEN15.P Softfile data entri VSEN15. MSBP, VSEN15.KP VSEN15.MHU BPS PROVINSI VSEN15.P VSEN15.DSBS VSEN15.MSBP VSEN15.KP Program data entri VSEN15.DSRT Buku Pedoman I - V Program data entri KP dan MSBP VSEN15.MHU Softfile VSEN15.P VSEN15.MSBP VSEN15.KP Softfile data entri VSEN15. MSBP, VSEN15.KP VSEN15.MHU BPS KAB/KOTA Sketsa Peta BS SP20101) VSEN15.P VSEN15.DSBS VSEN15.DSRT2) VSEN15.MSBP VSEN15.KP Buku Pedoman II - IV VSEN15.MHU Sketsa Peta BS SP2010 VSEN15.P VSEN15.DSBS VSEN15.DSRT VSEN15.MSBP VSEN15.KP VSEN15.MHU Petugas Pencacah/Pengawas Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 7 1.8 Statistik yang Disusun Statistik yang disusun dari data hasil Susenas MSBP 2015 dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) kelompok indikator sebagai berikut: 1. Statistik/Indikator Pendidikan Statistik/indikator pendidikan yang dapat disusun dari hasil pengumpulan data Kor dan Modul adalah sarana dan prasarana pendidikan yang mencakup sarana pergi ke sekolah, biaya pendidikan dan beasiswa/bantuan pendidikan; partisipasi pendidikan yang mencakup angka partisipasi kasar (APK), angka partisipasi sekolah (APS), angka partisipasi murni (APM) dan pendidikan kesetaraan paket A/B/C; hasil pembangunan pendidikan seperti angka buta huruf, pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan alasan tidak sekolah; serta kegiatan di luar jam sekolah seperti kegiatan belajar di luar jam sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan kursus, kegiatan olahraga dan kegiatan mengakses internet dalam rangka menunjang tugas sekolah. 2. Statistik/Indikator Sosial Budaya Statistik/indikator sosial budaya yang dapat disusun dari hasil pengumpulan data modul, antara lain adalah akses media massa, kegiatan olahraga, kegiatan sosial kemasyarakatan, dan kunjungan ke museum/situs peninggalan sejarah, serta keterangan sosial budaya lainnya. 3. Statistik Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)/Ketelantaran Statistik/indikator mengenai Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang dapat disusun dari pengumpulan data modul antara lain anak balita telantar, anak telantar, lansia telantar, perempuan rawan sosial ekonomi, dan lain-lain. 8 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 2. METODOLOGI SUSENAS 2015 2.1 Kerangka Sampel Kerangka sampel yang digunakan untuk kegiatan Supas, Susenas dan Sakernas 2015 terdiri dari: 1. Kerangka sampel tahap pertama adalah Blok Sensus Biasa hasil SP2010 (sekitar 720.000 BS) yang memuat keterangan jumlah rumah tangga dan penduduk. 2. Kerangka sampel tahap kedua adalah 25 persen Blok Sensus Biasa hasil SP2010 (sekitar 180.000 BS) yang telah distratifikasi berdasarkan indeks kesejahteraan rumah tangga (wealth index) dan perkotaan/perdesaan per kabupaten/kota. 3. Kerangka sampel tahap ketiga adalah daftar rumah tangga hasil hasil pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus Susenas terpilih yang memuat informasi mengenai ijazah tertinggi yang dimiliki oleh kepala rumah tangga. Indeks Kesejahteraan dihitung menggunakan metode analisis komponen utama (PCA, principal component analysis) polychoric menggunakan sembilan variabel hasil SP2010. Variabel yang digunakan diantaranya adalah: jenis lantai, sumber penerangan, bahan bakar untuk memasak, sumber air minum, fasilitas tempat buang air besar, tempat akhir pembuangan tinja, penguasaan telepon, akses internet, dan tingkat pendidikan kepala rumah tangga. Sebanyak tiga strata Blok Sensus yang dihasilkan per wilayah perkotaan/perdesaan yaitu tingkat kesejahteraan rendah, menengah, dan tinggi. 2.2 Estimasi Kabupaten/Kota Teknik pemilihan sampel yang digunakan untuk estimasi kabupaten/kota adalah metode two stages one phase stratified sampling, dengan tahapan sebagai berikut: Tahap 1: Memilih 25 persen Blok Sensus Biasa hasil SP2010 secara Probability Proportional to Size (PPS), dengan size jumlah rumah tangga di setiap strata. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 9 Tahap 2: Memilih sejumlah 30.000 Blok Sensus hasil pemilihan tahap pertama sesuai alokasi secara systematic di setiap strata kesejahteraan perkotaan/perdesaan pada masingmasing kabupaten/kota. Hasilnya berupa Daftar Sampel Blok Sensus Susenas Maret 2015 (VSEN15.DSBS). Tahap 3: Memilih 10 rumah tangga hasil pemutakhiran pada Blok Sensus terpilih secara systematic sampling dengan implicit stratification menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan KRT. Hasilnya berupa Daftar Sampel Rumah Tangga Susenas Maret 2015 (VSEN15.DSRT). 2.3 Estimasi Provinsi Pemilihan sampel Susenas MSBP 2015 untuk estimasi provinsi merupakan subsampel dari Susenas estimasi kabupaten/kota yang dipilih menggunakan metode two stages stratified sampling, dengan tahapan sebagai berikut: Tahap 1: Memilih 7.500 Blok Sensus secara systematic sampling dari 30.000 blok sensus estimasi kabupaten/kota sesuai alokasi di setiap strata kesejahteraan perkotaan/perdesaan pada masing-masing kabupaten/kota. Hasilnya berupa Daftar Sampel Blok Sensus Susenas September 2015 (VSEN15.DSBS). Tahap 2: Memilih 10 rumah tangga hasil pemutakhiran pada Blok Sensus terpilih secara systematic sampling dengan implicit stratification menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan KRT. Hasilnya berupa Daftar Sampel Rumah Tangga Susenas September 2015 (VSEN15.DSRT) 10 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 3. ORGANISASI LAPANGAN Penanggung jawab kegiatan Susenas 2015 adalah Kepala BPS provinsi pada tingkat provinsi dan Kepala BPS Kabupaten/Kota pada tingkat kabupaten/kota. Adapun penanggung jawab teknis lapangan pada tingkat provinsi adalah Kepala Bidang Statistik Sosial di BPS Provinsi dan pada tingkat kabupaten/kota adalah Kepala Seksi Statistik Sosial di BPS Kabupaten/Kota. Kegiatan Susenas 2015 didukung oleh Kepala Bagian Tata Usaha di BPS Provinsi dan Kepala Seksi Tata Usaha di BPS Kabupaten/Kota untuk teknis administrasi, serta Kepala Bidang IPDS di BPS Provinsi dan Kepala Seksi IPDS di BPS Kabupaten/Kota untuk teknis pengolahan data. Unsur fungsional teknis dalam kegiatan lapangan Susenas 2015 terdiri dari instruktur, petugas lapangan dan petugas pengolahan. Instruktur terdiri atas Master Instruktur Utama (Master Intama), Instruktur Utama (Intama) dan Instruktur Nasional (Innas). Petugas lapangan terdiri atas Petugas Pencacah dan Petugas Pengawas. Kegiatan pengumpulan data lapangan pada Susenas 2015 ini dilakukan oleh Petugas Pencacah yang didampingi oleh Petugas Pengawas. Setiap pengawas mengkoordinir 2-3 pencacah, setiap pencacah bertanggungjawab terhadap 2-3 blok sensus yang menjadi wilayah tugasnya. Pembagian wilayah tugas dan perekrutan petugas lapangan diatur oleh penanggungjawab teknis lapangan tingkat kabupaten/kota. 3.1 Persyaratan Petugas Lapangan Petugas lapangan Susenas terdiri dari atas Pencacah dan Pengawas. Pencacah adalah staf organik BPS Kabupaten/Kota atau KSK/Mitra Statistik yang telah berpengalaman sebagai petugas Susenas dalam 3 (tiga) tahun. Pengawas diutamakan staf di BPS Kabupaten/Kota (termasuk KSK) yang telah berpengalaman dalam Susenas MSBP. Secara umum, seluruh petugas lapangan hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut: Berpendidikan minimal SLTA (diutamakan lulusan D3 ke atas). Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 11 Berpengalaman sebagai petugas survei/penelitian, diutamakan yang berpengalaman sebagai petugas Susenas MSBP. Siap untuk bekerja dan mentaati peraturan/kesepakatan yang telah ditentukan. 3.2 Tugas dan Kewajiban Pencacah Berikut adalah uraian tugas untuk pencacah : 1) Mengikuti pelatihan petugas lapangan Susenas MSBP 2015. 2) Mengenali wilayah tugas dan menelusuri rumah tangga sampel bersama-sama dengan Pengawas. 3) Melaksanakan perbaikan muatan pada blok sensus sampel, melengkapi informasi bangunan penting pada Sketsa Peta Blok Sensus, dan memberi catatan tentang perlu adanya perbaikan peta serta menyerahkan hasilnya kepada Pengawas. 4) Menerima identitas rumah tangga sampel yang disiapkan oleh Pengawas pada setiap blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya. 5) Melakukan wawancara terhadap responden pada semuarumah tangga sampel pada blok sensus yang menjadi tanggung jawabnnya dengan kuesioner yang telah disediakan. 6) Menjalin kerja sama dengan Pengawas dan semua responden. 7) Melakukan wawancara hingga selesai seluruh pertanyaan. 8) Mengoreksi dan memastikan kewajaran serta kelengkapan isian untuk meyakinkan bahwa semua pertanyaan telah diajukan ke responden dan semua jawaban responden telah dicatat dengan benar. 9) Mencari penyelesaian terhadap masalah yang ditemui dalam pelaksanaan lapangan dengan pengawas. 10) Menyerahkan dokumen hasil pencacahan berikut dokumen pendukung lainnya, termasuk Sketsa Peta Desa/Kelurahan SP2010-WA dan SP2010-WB kepada Pengawas. 11) Bekerja sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Untuk memudahkan dan meningkatkan kualitas, disarankan pencacah bekerja berpasangan dengan pencacah lain yang wilayah kerjanya berdekatan 3.3 Tugas dan Kewajiban Pengawas Tugas pokok pengawas adalah melaksanakan pengawasan pencacahan dan pemeriksaan hasil pencacahan sesuai jadwal. Bagi mereka yang ditunjuk sebagai Pengawas, 12 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 diperlukan pula tambahan kecakapan lain, yaitu: (a) Mampu menjalin pendekatan dengan kepala desa atau ketua RT/RW setempat, serta membuka jalan/meminta izin agar pencacah dapat melakukan wawancara, (b) Mampu menyusun rencana kerja dan memimpin petugas pencacah untuk melaksanakan pencacahan, (c) Mampu memecahkan persoalan dan hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan lapangan, (d) Siap untuk menggantikan tugas pencacah yang karena sesuatu hal tidak dapat melanjutkan pekerjaannya, dan (e) Bertanggung jawab terhadap kelengkapan hasil pencacahan semua petugas pencacah yang berada di bawah koordinasinya.Rincian tugas pengawas adalah sebagai berikut: 1) Menerima wilayah tugas yang telah ditetapkan oleh BPS Kabupaten/Kota. 2) Menerima daftar rumah tangga (VSEN15.P) untuk dimutakhirkan. 3) Membagi tugas pemutakhiran rumah tangga (menyerahkan daftar VSEN15.P) kepada setiap pencacah. 4) Memeriksa hasil pemutakhiran rumah tangga. 5) Memilih sampel rumah tangga dan menuliskan hasilnya ke daftar VSEN15.DSRT. 6) Mendistribusikan dokumen pencacahan sesuai dengan beban masing-masing pencacah. 7) Menerima sketsa peta desa/kelurahan SP2010-WA dan print out peta SP2010-WB hasil listing SP2010 dari Seksi IPDS. 8) Mendistribusikan print out Sketsa Peta SP2010-WA dan SP2010-WB yang diterima dari seksi IPDS sesuai lokasi tugas pencacah. 9) Bersama pencacah mengenali batas blok sensus yang menjadi wilayah tugasnya. 10) Mengatur kegiatan perjalanan ke lokasi dan bahan-bahan yang dibutuhkan sebelum kegiatan lapangan dimulai. 11) Mendampingi dan mengevaluasi kinerja pencacah sejak awal pelaksanaan lapangan, sehingga kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi bisa dihindari sedini mungkin. 12) Membantu menyelesaikan masalah-masalah yang ditemui pencacah dalam pelaksanaan lapangan. Khusus menyangkut konsep dan definisi, mengacu pada buku pedoman atau penegasan-penegasan yang diberikan selama pelatihan. 13) Memantau kualitas VSEN15.MSBP dengan melakukan pengecekan langsung, dan mengkonfirmasi kuesioner yang telah diisi pencacah ke responden. 14) Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan dokumen, memeriksa kewajaran dan konsistensi isian, serta melakukan koreksi dan memberitahukan kesalahan yang dilakukan pencacah. 15) Memberitahukan lokasi tugas dari waktu ke waktu kepada BPS Kabupaten/Kota agar mudah dipantau. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 13 16) Menjaga semangat dan kerja sama yang tinggi sesama petugas. 17) Menyerahkan secara bertahap dokumen hasil pencacahan lapangan termasuk Sketsa Peta Desa SP2010-WA dan Sketsa Peta Blok Sensus SP2010-WB ke BPS Kabupaten/Kota Pengawas bertanggung jawab membangun motivasi di antara pencacah, sehingga mereka bekerja dengan semangat yang tinggi. Untuk mencapai hal ini Pengawas harus berusaha agar Pencacah: 1) Memahami sepenuhnya tentang hasil yang harus dicapai. 2) Menerima petunjuk Pengawas dalam menjalankan tugasnya. 3) Menerima penghargaan sesuai dengan hasil kerjanya. 4) Memberi dorongan untuk meningkatkan hasil dan mutu pekerjaannya. 5) Menciptakan suasana kerja yang tenang dan aman. Dalam melakukan tugas bersama Pencacah, sepatutnya Pengawas mengikuti beberapa petunjuk di bawah ini: 1) Sebaiknya Pencacah diajak berunding dalam pengambilan keputusan dalam segala hal yang berkaitan dengan persiapan dan pelaksanaan lapangan. Dalam hal ini Pengawas harus bersikap tegas dan keputusan yang diambil harus dihormati oleh Pencacah. 2) Jika pencacah melakukan kesalahan, usahakan agar pembinaan diberikan dalam suasana bersahabat dan tidak ada orang lain. Dengarkan penjelasan Pencacah, tunjukkan keinginan untuk membantunya, dan bahas masalah yang dihadapi. 3) Jika Pencacah mengeluh, dengarkan dengan sabar. Cobalah untuk mengatasi persoalan tersebut. 4) Usahakan untuk menanamkan semangat bekerja. 5) Pengawas sama sekali tidak boleh memperlakukan salah seorang Pencacah berbeda dari yang lain. 6) Usahakan untuk selalu berada dalam suasana kekeluargaan, bersahabat dan tidak kaku. Gunakan kata-kata yang membangkitkan semangat. 7) Pengawas harus selalu tepat waktu, bersemangat dan berdedikasi agar Pencacah meniru sikap tersebut. Pengawas tidak boleh memberi kesan bahwa seseorang bekerja lebih ringan atau mendapat perlakuan yang lebih dari petugas lainnya, karena hal tersebut bisa menimbulkan rasa tidak puas. 14 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 3.4 Persiapan Lapangan Hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh tim sebelum pelaksanaan lapangan, yaitu: 3.4.1 Penyiapan Dokumen, Bahan, dan Perlengkapan Dokumen, bahan dan perlengkapan yang perlu dipersiapkan adalah: 1. Peta Blok Sensus terpilih 2. Buku Pedoman Pencacahan MSBP 3. Daftar VSEN15.DSRT 4. Daftar VSEN15.MSBP 5. Pensil hitam, rautan, penghapus untuk Pencacah, dan lain-lain 6. Surat tugas atau surat pengantar. Dokumen-dokumen, bahan dan perlengkapan tersebut harus diyakinkan tidak ada yang kurang, baik dalam jumlah maupun kondisinya. 3.4.2 Pencarian Informasi Situasi dan Kondisi Wilayah Tugas Hal ini penting dilakukan karena situasi dan kondisi lapangan dapat memengaruhi jadwal dan kelancaran pelaksanaan lapangan. Beberapa informasi yang perlu dikumpulkan antara lain terkait: 1. Letak geografis wilayah tugas. 2. Ketersediaan transportasi ke lokasi pencacahan. Untuk mengantisipasi apabila ada lokasi pencacahan yang membutuhkan biaya dan waktu khusus. 3. Profil masyarakat pada wilayah yang akan dituju untuk menerapkan teknik wawancara yang tepat digunakan. 3.4.3 Koordinasi dan Komunikasi dengan BPS Kabupaten/Kota dan Pejabat Wilayah Tugas Sebelum mulai bertugas, koordinasi dan komunikasi Pengawas dengan BPS Kabupaten/Kota serta pejabat di wilayah tugas (termasuk Ketua RT/RW atau Lurah/ Kepala Desa/Kepala Dusun) harus tetap dilakukan. Selain itu, koordinasi dan komunikasi dengan Pencacah yang menjadi anggotanya harus dapat dilakukan secara intensif. Setiap petugas (Pengawas dan Pencacah) mendapat surat pengantar atau surat tugas yang diperlihatkan sebagai tanda bukti kepada pejabat setempat maupun responden bahwa mereka adalah petugas Susenas 2015. Kemahiran dalam berkomunikasi dengan pejabat setempat akan membantu tim untuk diterima masyarakat dengan baik. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 15 3.4.4 Pengenalan Wilayah Tugas Salah satu langkah yang harus dilakukan oleh petugas pencacah sebelum melakukan updating maupun pencacahan adalah mengenali lokasi wilayah tugas. Berbekal Peta Blok Sensus yang diperoleh dari BPS Kabupaten/Kota, Pengawas dan Pencacah terlebih dulu harus mengunjungi wilayah tugas dan mengenali batas-batas wilayah yang harus dikunjungi. Adanya peta akan sangat membantu menentukan arah, jarak, dan letak suatu wilayah tugas. Dalam beberapa kasus, beberapa peta tidak sesuai dengan fakta lapangan. Untuk itu, Pengawas harus berkoordinasi dengan BPS Kabupaten/Kota untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut. 16 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 4. TATA CARA PENCACAHAN Strategi pencacahan perlu dirancang dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan lapangan, antara lain bagaimana menemukan lokasi rumah tangga sampel, bagaimana mengatur waktu dengan responden yang harus diwawancarai, bagaimana etika dan teknis berwawancara yang sesuai dengan karakteristik masyarakat di wilayah tugas, dan lain-lain. 4.1 Menemukan Lokasi Rumah Tangga Terpilih Pelaksanaan pencacahan rumah tangga dilakukan oleh pencacah berdasarkan identitas rumah tangga sampel pada VSEN15.DSRT, VSEN15.P dan sketsa peta blok sensus, dengan cara: 1. Pencacah akan mendapat daftar blok sensus tempat tugas disertai dengan Daftar VSEN15.P yang terisi nama kepala rumah tangga; 2. Daftar tersebut harus diperbaharui di lapangan dengan tata cara yang dapat dilihat pada Bab IV mengenai Tata Tertib dan Tata Cara Pengisian Daftar VSEN15.P dan VSEN15.DSRT; 3. Berdasarkan Daftar VSEN15.P yang diperbaharui akan diambil 10 rumah tangga yang harus dicacah; 4. Daftar rumah tangga terpilih dan nama kepala rumah tangganya tercantum di Daftar VSEN15.DSRT. 4.2 Wewenang Legal/Dasar Hukum Dasar hukum pelaksanaan pencacahan adalah sebagai berikut: 1. Undang-undang Statistik No. 16/1997 memberi wewenang kepada BPS untuk mengumpulkan informasi dari penduduk sebagai perseorangan maupun dari lembagalembaga atau organisasi; 2. Sebagai petugas survei, Undang-Undang mengijinkan Saudara untuk memasuki tempat, bangunan atau rumah mana saja dengan tujuan untuk mencatat/mencacah penduduk. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 17 Meskipun begitu, undang-undang menuntut Saudara untuk menjalankan tugas Saudara dengan benar. Lebih khusus lagi, undang-undang ini menuntut agar Saudara hanya menanyakan pertanyaan yang diperlukan untuk mengisi kuesioner atau mengecek data yang sudah masuk; 3. Sanksi akan diberikan kepada anggota masyarakat yang tidak memberikan informasi yang diminta atau bila Saudara gagal dalam menjalankan tugas Saudara. Undang-undang ini juga menegaskan adanya kerahasiaan dari informasi yang Saudara dapatkan. Sanksi juga bisa diberikan kepada petugas bila melanggar sumpah mereka untuk menjaga kerahasiaan data. 4.3 Kerahasiaan Informasi Informasi yang Saudara kumpulkan bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk perhitungan statistik. Saudara tidak diizinkan untuk membahasnya, memberitahu atau menunjukkan catatan Saudara kepada orang lain yang bukan petugas resmi/BPS. Saudara sendiri yang harus memasukkan data ke kuesioner. Saudara tidak diperbolehkan untuk mengizinkan orang lain untuk mengisi salah satu bagian dari kuesioner. Jangan biarkan kuesioner Saudara berada di sembarang tempat sehingga orang lain bisa mengambilnya, membacanya ataupun memanfaatkannya. 4.4 Peranan Pewawancara Peranan pewawancara menentukan sukses dari pelaksanaan survei, oleh karena itu maka penting sekali agar semua pencacah mengikuti dengan hati-hati prosedur yang telah ditetapkan. 1. Tugas Saudara adalah menemukan dan mendatangi setiap rumah tangga terpilih yang ada di wilayah tugas Saudara; 2. Catatlah semua hal yang diminta datanya sebagaimana tertera dalam kuesioner. Saudara harus mengajukan pertanyaan dan mencatat jawaban yang benar saja yang diberikan kepada Saudara. Saudara HARUS BERUSAHA untuk mendapatkan jawaban yang lengkap dan akurat dan mencatatnya dengan benar; 3. Karena suksesnya survei ini tergantung pada kerjasama Saudara dengan responden, maka tugas Saudara untuk mencapainya dengan bersikap sopan, sabar, berpenampilan baik dan bijaksana setiap waktu; 4. Sebelum Saudara meninggalkan suatu rumah tangga, periksalah kuesioner yang telah diisi untuk memastikan bahwa semua pertanyaan telah ditanyakan dan semua jawaban telah 18 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 dicatat dengan jelas dan baik; 5. Berkunjung kembali untuk mewawancarai mereka yang tidak bisa diwawancarai pada saat kunjungan pertama atau kedua karena alasan tertentu; 6. Pastikan informasi yang diberikan itu benar dengan cara memfokuskan perhatian responden ke pertanyaan yang diberikan; 7. Siapkan catatan singkat untuk pengawas mengenai tantangan/masalah yang ditemukan; 8. Sampaikan ke pengawas semua kuesioner yang telah diisi dan yang tidak terpakai serta catatan lainnya yang relevan atau bahan lainnya. 4.5 Netralitas Perlu diingat bahwa kebanyakan orang biasanya bersifat sopan khususnya kepada orang asing/tamu. Mereka cenderung memberi jawaban yang mereka pikir bisa menyenangkan hati tamu/pewawancara. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi Saudara untuk tetap bersikap netral terhadap subyek wawancara. Janganlah menunjukkan rasa heran, persetujuan atau penolakan atas jawaban dari responden melalui nada suara, ekpresi wajah atau gerak gerik Saudara. 4.6 Cara Wawancara Pengumpulan data dari rumah tangga terpilih dilakukan melalui wawancara tatap muka antara pencacah dengan responden.Untuk pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner Susenas yang ditujukan kepada individu perlu diusahakan agar individu yang bersangkutan yang diwawancarai. Keterangan dalam rumah tangga dapat dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala rumah tangga, suami/istri kepala rumah tangga atau anggota rumah tangga lain yang mengetahui tentang karakteristik yang ditanyakan. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, harap diperhatikan tata cara berwawancara berikut ini: 1. Pencacah dan responden mungkin tidak saling mengenal, oleh karena itu salah satu tugas penting dari pencacah adalah menjalin hubungan dengan responden. Kesan pertama responden akan mempengaruhi kesediaannya untuk bekerja sama dalam survei ini. Pastikan bahwa penampilan Saudara bersih dan juga bersahabat pada saat Saudara memperkenalkan diri ke responden; 2. Bersikaplah bersahabat dan berlaku baik karena Saudara mengharapkan kerjasama responden untuk mendapatkan informasi. Mulailah wawancara hanya jika Saudara telah melakukan hal-hal sebagai berikut: Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 19 a. Bersalaman; b. Memperkenalkan diri Saudara; c. Menjelaskan tujuan kunjungan Saudara; d. Menjawab atau menjelaskan hal-hal lain mengenai survei ini yang ditanyakan oleh responden; e. Jangan terlalu menghabiskan waktu untuk bertanya dan/atau menjawab pertanyaan yang tidak perlu. Saudara bisa menghindar dari pertanyaan demikian dengan baik dengan mengatakan bahwa waktu Saudara sangat terbatas. Pencacah disarankan untuk menghindari diskusi panjang mengenai isu yang tidak berhubungan dengan survei ini yang bisa menghabiskan banyak waktu. 3. Sesudah menjalin hubungan dengan responden, ajukan pertanyaan dengan pelan agar responden mengerti apa yang ditanyakan. Sesudah mengajukan pertanyaan, berhenti sejenak dan beri waktu kepada responden untuk berpikir. Jika responden merasa terburuburu atau merasa tidak diberi waktu untuk berpikir maka dia bisa menjawab dengan mengatakan “saya tidak tahu” atau dia mungkin akan memberi jawaban yang tidak akurat. Jika Saudara melihat bahwa responden menjawab tanpa berpikir, maka segeralah akhiri wawancara dan mintalah waktu untuk bertemu lagi segera; 4. Selalu menjaga kerahasiaan informasi yang Saudara peroleh dari responden. Jelaskan kepada responden bahwa informasi yang Saudara kumpulkan akan dijaga kerahasiaannya dan tak ada informasi perorangan yang akan dipakai untuk tujuan lain, serta semua informasi akan dikelompokkan pada saat kompilasi laporan. Jangan menunjukkan kuesioner yang telah diisi ke pewawancara lain atau pengawas di depan responden atau di depan orang lain. Ini secara otomatis akan menurunkan kepercayaan responden terhadap Saudara; 5. Secara khusus, petunjuk berikut ini akan mengarahkan Saudara dalam membuat wawancara: a. Pastikan bahwa Saudara mengerti benar tujuan survei dan setiap pertanyaan. Ini akan membantu Saudara mengetahui apakah jawaban responden sesuai atau tidak; b. Ajukan pertanyaan sesuai dengan apa yang tertulis. Perubahan kecil dalam penyusunan kata dapat mengubah arti sebuah pertanyaan; c. Ajukan pertanyaan sesuai dengan urutan yang ada pada kuesioner. Jangan merubah urutan pertanyaan; d. Bantulah responden untuk merasa nyaman, tetapi pastikan bahwa Saudara tidak bersifat mengarahkan jawaban untuk mereka. Selama wawancara, berikan waktu 20 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 kepada responden untuk menjawab pertanyaan. Jangan mengajukan pertanyaan yang menggurui; e. Bekerja dengan mantap dan pastikan bahwa jawaban responden jelas sebelum Saudara menuliskannya. Jangan menerima pernyataan yang Saudara percaya itu keliru. Ajukan pertanyaan lanjutan secara bijaksana untuk mendapatkan jawaban (misalnya dengan probing/pendalaman); f. Tetaplah netral selama wawancara. Perlu diingat bahwa kebanyakan orang bersikap sopan terhadap khususnya orang asing. Mereka cenderung memberikan jawaban yang menyenangkan hati pewawancara. Oleh karena itu, maka sangatlah penting bersikap netral. Janganlah menunjukkan sikap terkejut, tetap bersikap netral selama wawancara melalui nada suara dan ekspresi wajah Saudara; g. Jangan terburu-buru dalam wawancara; h. Jangan membiarkan pertanyaan yang tak terjawab kecuali Saudara diminta untuk melewatkannya. Pertanyaan yang dibiarkan kosong akan mempersulit Saudara nanti; i. Catatlah jawaban dengan segera sesudah responden memberi jawabannya. Jangan pernah tergantung untuk menulis jawaban tertulis pada buku catatan untuk kemudian menyalinnya ke kuesioner; j. Periksalah semua kuesioner sebelum Saudara meninggalkan rumahtangga untuk memastikan bahwa kuesioner tersebut diisi secara lengkap. 6. Bisa terjadi bahwa orang menolak untuk memberi jawaban. Ini biasanya terjadi karena salah pengertian. Tetaplah bersikap sopan. Tekankan bahwa survei ini penting dan bahwa informasi yang diberikan bersifat rahasia; bahwa tak seorangpun diluar tim survei diizinkan untuk mengetahui catatan yang ada; bahwa data mengenai individu yang ada tidak akan pernah dipublikasikan untuk tujuan lain dan bahwa hasil sensus hanya akan dipublikasi dalam bentuk angka dan tabel. Saudara harus mampu menjelaskan setiap kesalahpahaman, tetapi jika Saudara tidak dapat membujuk orang untuk membantu, atau jika penolakannya disengaja, maka beritahu orang tersebut bahwa ia bisa dituntut secara hukum. Laporkan insiden itu ke pengawas Saudara pada kesempatan pertama; 7. Sebelum meninggalkan rumah tangga, jangan lupa untuk menyampaikan terima kasih kepada responden atas kerjasamanya. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 21 22 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 5. TATA CARA PENGISIAN KUESIONER Dalam pelaksanaan Susenas 2015, hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang petugas Susenas adalah melakukan pengisian pada Daftar Pemutakhiran Rumah Tangga (VSEN15.P), Daftar Sampel Rumah tangga (VSEN15.DSRT), dan Daftar pencacahan rumah tangga sampel Modul Sosial Budaya Pendidikan (VSEN15.MSBP). 5.1 Daftar Pemutakhiran Rumah Tangga (VSEN15.P) Kerangka sampel yang digunakan untuk pemilihan rumah tangga adalah daftar rumah tangga biasa hasil SP2010-C1 yang dimutakhirkan dengan menggunakan Daftar VSEN15.P. Pemilihan sampel rumah tangga secara sistematik sampling dilakukan oleh pengawas menggunakan Daftar VSEN15.P. Ukuran sampel rumah tangga yang harus dipilih di setiap blok sensus adalah 10 rumah tangga. Pemilihan sampel rumah tangga menggunakan program komputer yang telah disiapkan dari BPS Pusat setelah hasil pemutakhiran dientri. Seperti sudah diterangkan di atas, penentuan wilayah kerja atau blok sensus dilakukan di BPS. Pengawas mengidentifikasi blok sensus terpilih dan mengunjungi sejumlah blok sensus untuk melakukan sosialisasi kepada tokoh-tokoh masyarakat yang disegani dan dihormati masyarakat setempat. Hal ini perlu agar pelaksanaan survei dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat waktu. Setelah identifikasi lokasi berdasarkan sketsa peta blok sensus, lalu petugas melakukan kegiatan penelusuran lokasi, yaitu mengenali batas-batas wilayah dengan mengelilingi wilayah tersebut. Selanjutnya melakukan pemutakhiran seluruh rumah tangga/bangunan yang ada di blok sensus terpilih dengan Daftar VSEN15.P. Penelusuran wilayah dan pemutakhiran rumah tangga ditujukan untuk mengetahui populasi rumah tangga pada blok sensus sekaligus melakukan pemutakhiran keterangan dalam sketsa peta blok sensus. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 23 VSEN15.P adalah suatu daftar yang berbentuk form terdiri dari blok identitas yaitu identitas blok sensus terpilih dan blok untuk identitas rumah tangga. Daftar ini juga memuat informasi tingkat pendidikan kepala rumah tangga dan jumlah anggota rumah tangga hasil pendaftaran. Tingkat pendidikan selanjutnya digunakan sebagai implicit stratification dalam pemilihan responden secara sistematik. Pemutakhiran rumah tangga menggunakan VSEN15.P dengan bentuk form daftar rumah tangga hasil Sensus Penduduk 2010 atau update terakhir dalam bentuk preprinted. Selanjutnya petugas akan mengecek keberadaan rumah tangga yang ada dalam daftar preprinted sesuai kondisi lapangan dan menambahkan rumah tangga yang belum ada dalam daftar preprinted. Secara garis besar, pemutakhiran rumah tangga berdasarkan hasil suatu pendataan pada suatu wilayah (blok sensus) akan terdapat tiga kejadian, yaitu: 1. Rumah tangga yang tetap (nonmover), 2. Rumah tangga pindah ke dalam atau keluar blok sensus (in mover dan out mover), 3. Rumah tangga mekar (spread up). Dalam operasionalisasi lapangan, konsep tersebut dikembangkan menjadi: ditemukan, ganti kepala rumah tangga, pindah dalam blok sensus, rumah tangga baru, pindah ke luar blok sensus, bergabung dengan rumah tangga lain, dan tidak ditemukan. Instrumen yang digunakan dalam pemutakhiran rumah tangga adalah: 1. Daftar Pemutakhiran Rumah Tangga (Daftar VSEN15.P) Daftar VSEN15.P adalah daftar yang memuat nama-nama kepala rumah tangga beserta alamat (SLS, nama jalan, dsb) dalam suatu blok sensus yang digunakan sebagai dasar pemutakhiran. Contoh Daftar VSEN5.P terdapat pada Lampiran. 2. Sketsa Peta SP2010-WB Sketsa Peta SP2010-WB adalah yang dibuat pada persiapan SP2010. Sketsa peta ini dalam Susenas 2015 digunakan sebagai dasar untuk mengenali wilayah kerja petugas Susenas 2015. Dalam peta tersebut sudah tercantum legenda, landmark, dan posisi bangunan fisik/sensus yang dapat digunakan oleh petugas untuk menelusuri/mengidentifikasi lokasi rumah tangga terpilih. 5.1.1 Struktur Daftar VSEN15.P Blok I. Keterangan Tempat, berisi kode dan nama wilayah administrasi (provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa/kelurahan), klasifikasi desa/kelurahan (perdesaan dan perkotaan), nomor blok sensus, nama SLS, dan nomor kode sampel (NKS); 24 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Blok II. Rekapitulasi Rumah Tangga, berisi banyaknya rumah tangga hasil pemutakhiran; Blok III. Keterangan Pencacahan, berisi identitas petugas pelaksana updating (pencacah dan pengawas), tanggal pelaksanaan pemutakhiran pada blok sensus yang bersangkutan, dan tanda tangan petugas; Blok IV. Catatan, digunakan untuk mengisi segala informasi terkait pemutakhiran rumah tangga yang dirasa perlu untuk dicantumkan; Blok V. Keterangan Rumah Tangga, terdiri atas 13 kolom, dengan uraian pada masing-masing kolom adalah sebagai berikut: Kolom (1). Nomor Urut Satuan Lingkungan Setempat (SLS). Nomor yang tercantum pada kolom ini adalah nomor Satuan Lingkungan Setempat (SLS) hasil pencacahan lengkap SP2010/update terakhir. Kolom (2). Nomor Urut Bangunan Fisik. Nomor bangungan fisik (BF) yang tercantum pada kolom ini adalah nomor bangunan fisik hasil pencacahan lengkap SP2010/update terakhir. Nomor-nomor yang tercantum pada kolom ini kemungkinan tidak berurutan. Bangunan Fisik adalah tempat berlindung tetap maupun sementara, yang mempunyai dinding, lantai dan atap, baik digunakan untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal. Bangunan yang tidak digunakan untuk tempat tinggal atau usaha, dianggap sebagai satu bangunan fisik jika luas lantainya lebih dari atau sama dengan 10 m2. Sedangkan bangunan yang digunakan untuk tempat tinggal atau usaha, walaupun luas lantainya kurang dari 10 m 2, tetap dianggap satu. Menurut jenisnya, bangunan fisik dapat dibedakan atas bangunan tunggal tidak bertingkat, bangunan tunggal bertingkat, bangunan gandeng dua tidak bertingkat, dan bangunan tunggal bertingkat banyak. Bangunan tunggal tidak bertingkat Bangunan tunggal bertingkat Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 25 Bangunan gandeng dua tidak bertingkat Bangunan tunggal bertingkat banyak Kolom (3). Nomor Urut Bangunan Sensus. Nomor bangunan sensus yang tercantum pada kolom ini adalah nomor bangunan sensus hasil pencacahan lengkap SP2010/update terakhir. Nomor-nomor yang tercantum pada kolom ini kemungkinan tidak berurutan. Bangunan sensus adalah sebagian atau seluruh bangunan fisik yang mempunyai pintu keluar/masuk sendiri dalam satu kesatuan fungsi/penggunaan. Menurut penggunaannya bangunan sensus dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu: 1. Bangunan sensus tempat tinggal (BSTT), yaitu bangunan sensus yang seluruhnya digunakan untuk tempat tinggal, termasuk bangunan yang diperuntukkan sebagai tempat tinggal tetapi belum dihuni (BSTT kosong). Misalnya di suatu perumahan beberapa rumah telah selesai dibangun dan belum ada penghuninya, maka rumah-rumah itu disebut sebagai BSTT kosong. 2. Bangunan sensus bukan tempat tinggal (BSBTT), yaitu bangunan sensus yang seluruhnya digunakan bukan untuk tempat tinggal, misalnya toko, restoran, salon, tempat ibadah, rumah sakit, pabrik, sekolah, gedung kantor, balai pertemuan, dan sebagainya. Untuk tempat usaha seperti pasar dan mall, tiap kios dihitung sebagai satu BSBTT. Informasi ini didapat dari pengelola mall/pasar/gedung. 3. Bangunan sensus campuran, yaitu bangunan sensus yang sebagian digunakan untuk tempat tinggal dan sebagian lainnya digunakan untuk keperluan lain, misalnya rumah-toko (ruko), rumah-kantor (rukan). Penjelasan: 1. Untuk bangunan fisik bukan tempat tinggal seperti kantor, pabrik, dan sekolah, maka tidak setiap ruangan yang mempunyai pintu keluar masuk tersendiri dihitung sebagai satu bangunan sensus, melainkan melihat pada kegunaan dari masing-masing ruangan. 26 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Sebagai contoh, di kompleks sekolah SDN Singawinata I terdapat 12 ruang kelas, 1 ruang perpustakaan,1 ruang baca, 1 rumah penjaga, dan 1 musholah, denahnya dapat dilihat pada gambar di bawah. Ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang baca, dan musholah yang terletak dalam kompleks sekolah dianggap mempunyai satu kesatuan fungsi/ penggunaan, yaitu sarana pendidikan. Sedangkan rumah penjaga mempunyai fungsi yang berbeda, yaitu tempat tinggal. Dengan demikian, kompleks sekolah SDN Singawinata I dianggap memiliki satu bangunan fisik dan dua bangunan sensus. Denah kompleks sekolah yang dianggap terdiri dari 1 bangunan fisik dan 2 bangunan sensus 2. Bangunan dapur, kamar mandi, garasi dan lainnya yang terpisah dari bangunan induknya tetapi merupakan satu kesatuan penggunaan, pada Pemetaan SP2010 dianggap sebagai bagian dari bangunan induknya (tidak merupakan bangunan fisik/sensus tersendiri). Contohnya seperti denah rumah di Bali pada gambar di bawah ini: Denah rumah di Bali yang dianggap terdiri dari 1 bangunan fisik dan 1 bangunan sensus Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 27 Kolom (4). Nomor Urut Rumah Tangga. Nomor urut rumah tangga yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut rumah tangga hasil pencacahan lengkap SP2010/update terakhir. Nomornomor yang tercantum pada kolom ini berurutan. Kolom (5). Nama Kepala Rumah Tangga. Nama-nama yang tercantum pada kolom ini adalah nama kepala rumah tangga pada saat pencacahan lengkap SP2010/update terakhir. Kolom (6). Alamat. Alamat yang tercantum pada kolom ini adalah alamat tempat tinggal kepala rumah tangga beserta anggotanya pada saat pencacahan lengkap SP2010/update terakhir. Kolom (7). Keberadaan Rumah Tangga. Rumah tangga yang dicatat hanya rumah tangga biasa. Rumah tangga (rumah tangga) dibedakan menjadi rumah tangga biasa dan rumah tangga khusus. a. Rumah tangga biasa adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Rumah tangga biasa umumnya terdiri dari ibu, bapak, dan anak. Termasuk rumah tangga biasa adalah: 1. Seseorang yang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus tetapi makannya diurus sendiri; 2. Keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus tetapi makannya dari satu dapur, asal kedua bangunan sensus tersebut masih dalam blok sensus yang sama dianggap sebagai satu rumah tangga; 3. Rumah tangga yang menerima anak kos kurang dari 10 orangdengan makan. Anak yang kos dicatat sebagai anggota rumah tangga; 4. Beberapa orang yang bersama-sama mendiami satu kamar dalam satu bangunan sensus walaupun mengurus makannya sendiri-sendiri dianggap satu rumah tangga biasa. b. Rumah tangga khusus, mencakup: 1. Orang-orang yang tinggal di asrama, yaitu suatu tempat tinggal yang pengurusan kebutuhan sehari-harinya diatur oleh suatu yayasan atau badan,misalnya asrama perawat, asrama mahasiswa, asrama TNI (tangsi). Anggota TNI yang tinggal di asrama bersama keluarganya dan mengurus sendiri kebutuhan sehari-harinya bukan rumah tangga khusus; 2. Orang-orang yang tinggal di lembaga pemasyarakatan, panti asuhan, rumah tahanan dan sejenisnya; 3. Sekelompok orang yang mondok dengan makan (indekos) yang berjumlah lebih besar atau sama dengan 10 orang; 28 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Penjelasan: 1. Rumah tangga yang menerima pondokan dengan makan (indekos) kurang dari 10 orang dianggap sebagai satu rumah tangga biasa dengan yang indekos. Jika yang mondok dengan makan 10 orang atau lebih, maka rumah tangga yang menerima pondokan dengan makan merupakan rumah tangga biasa, sedang yang mondok dengan makan dianggap sebagai rumah tangga khusus; 2. Pengurus asrama, pengurus panti asuhan, pengurus lembaga pemasyarakatan, dan sejenisnya yang tinggal sendiri maupun bersama anak isteri serta anggota rumah tangga lainnya dianggap rumah tangga biasa. Kepala rumah tangga/KRT adalah seorang dari sekelompok anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga. Penjelasan Identifikasi Keberadaan Rumah Tangga Kode 1: Ditemukan, adalah kondisi dimana nama kepala rumah tangga dan alamat pada saat pemutakhiran sama dengan nama kepala rumah tangga dan alamat pada saat pencacahan SP2010/ST2013. Termasuk dalam kategori ini bila nama kepala rumah tangga berbeda karena nama yang tercantum adalah nama panggilan atau alias dan kesalahan dalam penulisan nama atau alamat dalam pencacahan SP2010/ST2013 (Tuliskan nama yang sebenarnya). Contoh: nama alias Ijon, nama sebenarnya Iskak Joni maka ditulis IJON (ISKAK JONI). Contoh kasus: 1. Rumah tangga Leni Fitri Yanti terdapat pada daftar VSEN15.P. Pada saat pemutakhiran rumah tangga Leni Fitri Yanti ditemukan, ia tinggal bersama mertua laki-laki dan kedua anak perempuannya. Maka rumah tangga Leni Fitri Yanti dikatakan sebagai rumah tangga ditemukan (kode 1). 2. Rumah tangga Sunardi terdapat pada daftar VSEN15.P. Pada saat pemutakhiran pada alamat tersebut, ternyata terdapat kesalahan penulisan nama kepala rumah tangga yang seharusnya Suhardi bukan Sunardi. Maka nama kepala rumah tangga dicoret dan dituliskan nama yang benar, selanjutnya rumah tangga Suhardi tetap dikategorikan rumah tangga ditemukan (kode 1). Kode 2: Ganti Kepala Rumah Tangga, adalah kondisi dimana alamat pada saat pemutakhiran rumah tangga sama dengan alamat pada saat pencacahan SP2010/ST2013, tetapi terjadi pergantian kepala rumah tangga karena kepala rumah tangga yang tercantum Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 29 pada daftar ini telah pindah, meninggal, bercerai, atau sebab lain. Termasuk dalam kondisi ini adalah terjadinya kesalahan pengklasifikasian yang dilakukan oleh petugas SP2010/ST2013. Coret isian Kolom (5) yaitu nama kepala rumah tangga dan tuliskan nama kepala rumah tangga yang baru. Selanjutnya petugas menuliskan kode “2” pada Kolom (7). Contoh kasus: 1. Hendrik Jamil meninggal dunia 2 bulan yang lalu. Pada saat pemutakhiran yang tinggal di rumah (alm) Hendrik Jamil adalah isterinya, Intan Itsnaini dan kedua anak laki-lakinya yang masih bersekolah di jenjang SMP dan SD. Maka rumah tangga Hendrik Jamil dikatakan sebagai rumah tangga ganti kepala rumah tangga (kode 2). 2. Yulianti tinggal bersama kedua anak laki-lakinya. Setahun yang lalu ia berpisah/ bercerai dengan suaminya yang bernama Mustofa, kemudian Mustofa pindah ke luar kota. Maka pada saat pemutakhiran nama kepala rumah tangga “Mustofa” di daftar VSEN15.P dicoret dan dituliskan nama kepala rumah tangga sekarang “Yulianti”, selanjutnya rumah tangga Yulianti dikatakan sebagai rumah tangga ganti kepala rumah tangga (kode 2). Kode 3: Pindah Dalam Blok Sensus, adalah kondisi dimana alamat pada saat pemutakhiran rumah tangga berbeda dengan alamat rumah tangga pada saat pencacahan SP2010/ST2013 sedangkan nama kepala rumah tangga tetap sama. Tidak termasuk perbedaan alamat rumah tangga karena terjadi kesalahan penulisan alamat pada saat pencacahan SP2010/ST2013. Kesalahan penulisan alamat ini maksudnya keberadaan posisi rumah tangga sudah benar. Contoh kasus: 1. Rumah tangga Budi Akbar pindah rumah (hal ini ditandai dengan keberadaan tetangga pak Budi Akbar berbeda antara di pre-printed dengan kondisi lapangan) tetapi masih berada di blok sensus yang sama. Dia sehari-hari tinggal bersama isteri, seorang anak laki-laki, dan seorang anak perempuannya. Maka rumah tangga Budi Akbar dikatakan sebagai rumah tangga pindah dalam blok sensus (kode 3) dan tuliskan alamat baru pada kolom (6). 2. Blok sensus 001B terdiri dari 2 SLS, yaitu RT001/RW001 dan RT002/RW001. Setelah SP2010 Rumah tangga Supriadi pindah menempati rumah barunya dari RT001/RW001 ke RT002/RW001. Maka rumah tangga Supriadi dikatakan sebagai rumah tangga pindah dalam blok sensus (kode 3) dan tuliskan alamat baru pada kolom (6). 3. Jika alamat di pre-printed tidak sesuai dengan kondisi lapangan, sedangkan setelah dicek keberadaan rumah tangga tersebut pada posisi yang sudah benar maka hal ini bukan kasus pindah dalam blok sensus, contoh pada saat pemutakhiran ditemukan benar 30 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 bahwa Pak Anwar tinggal diantara Pak Adi & Budi, tetapi penulisan alamat Pak Anwar tidak benar. 4. Dianggap pindah dalam blok sensus jika rumah tangga yang lama SP2010 sudah meninggalkan bangunan tempat tinggal dimaksud (pindah masih di dalam blok sensus) dan rumah tersebut dalam keadaan kosong atau tidak ditempati. Namun jika ada rumah tangga baru yang menempati bangunan kosong tersebut dan belum tercatat di pre printed, maka segera tambahkan nama kepala rumah tangga tersebut dengan cara menuliskan nama kepala rumah tangga tersebut pada baris baru (kasus ruta baru). 5. Selanjutnya, apabila yang menempati adalah rumah tangga baru yang dulunya pada saat SP 2010 menempati di BS yang sama namun di rumah yang berbeda pada saat pengecekan lapangan, maka rumah tangga tersebut dikategorikan sebagai pindah dalam blok sensus (kode 3) sehingga tidak perlu ditambahkan pada baris baru, cukup perbaiki alamatnya saja. Pada kolom (6) baris yang bersesuaian dengan nama kepala rumah tangga yang tercetak. Kode 4: Rumah Tangga Baru adalah kondisi dimana rumah tangga ditemukan pada saat pemutakhiran tetapi tidak tercantum dalam Daftar VSEN15.P, pada umumnya adalah pada saat pencacahan SP2010/ST2013 rumah tangga tersebut dicacah oleh petugas SP2010/ST2013 di blok sensus lain tetapi pada saat pemutakhiran rumah tangga tersebut telah pindah ke blok sensus tersebut. Termasuk dalam kondisi ini adalah rumah tangga yang terlewat cacah pada saat pencacahan SP2010/ST2013 dan juga rumah tangga baru yang ditemukan di blok sensus tersebut yang merupakan pecahan rumah tangga yang tercatat dalam SP2010/ST2013. Tuliskan keterangan untuk rumah tangga yang bersangkutan pada baris setelah baris terakhir yang terisi. Pengisian nomor bangunan fisik (Kolom (2)) dan bangunan sensus (Kolom (3)) mengikuti bangunan fisik dan bangunan sensus terdekat sebelumnya dengan pemberian indeks berupa abjad A, B, C, dst. Termasuk juga kategori rumah tangga baru, apabila dalam suatu bangunan sensus terdapat rumah tangga berganti. Proses pencatatan dalam VSEN15.P adalah sebagai berikut: Pertama, rumah tangga lama tidak perlu dicoret, isikan kode 5 (untuk yang pindah luar blok sensus) atau isikan kode 7 (untuk rumah tangga yang tidak ditemukan) pada Kolom (7). Selanjutnya, tuliskan nama kepala rumah tangga pengganti (KRT baru) tersebut pada baris yang kosong dan isikan kode 4 pada Kolom (7). Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 31 Contoh kasus: 1. Rumah tangga Sosro pada SP2010 terdiri dari Sosro (suami), Suswati (isteri), serta anak kandung: Sudadi, Sutari, dan Sutardi. Pada waktu pemutakhiran Sudadi sudah menikah dengan Rosa Angraini. Sudadi dan istrinya menempati salah satu kamar rumah Sosro dan mengurus makan sendiri. Maka rumah tangga Sudadi dikatakan sebagai rumah tangga baru (kode 4). 2. Pada saat pemutakhiran rumah tangga Saleh ternyata semenjak tahun 2008 tinggal di blok sensus tersebut, tetapi rumah tangga tersebut tidak terdaftar pada daftar VSEN15.P. Maka rumah tangga Saleh dikatakan sebagai rumah tangga baru (kode 4). 3. Salman tinggal bersama Yuanita (istri) dan Nayla (anak), rumah tangga ini baru pindah di blok sensus tersebut sejak Juli 2015 menempati rumah kontrakan yang dulunya ditempati rumah tangga lain yang sudah pindah ke luar BS tersebut. Maka pada saat pemutakhiran rumah tangga Salman dikatakan sebagai rumah tangga baru (kode 4). Kode 5: Pindah Keluar Blok Sensus adalah kondisi dimana rumah tangga yang tercatat pada Daftar VSEN15.P tidak ditemukan pada saat pemutakhiran, dan setelah dikonfirmasikan dengan tetangga disekitarnya diperoleh informasi bahwa rumah tangga tersebut telah pindah tempat tinggal di luar blok sensus, termasuk pula rumah tangga yang bukan merupakan cakupan dari BS tersebut, ataupun rumah tangga tunggal yang telah meninggal dunia pada saat pemutakhiran. Contoh kasus: 1. Suatu desa yang terdiri dari 8 Blok Sensus yaitu: Blok Sensus 001B (RT 001/ RW 001 & RT 002/ RW 001); 002B (RT 003/RW 001); 003B (RT004 / RW 001); 004B (RT 001/ RW 02); 005B (RT 002/ RW 002); 006B (RT 003/RW 002); dan 007B (RT004 / RW 002). Lima bulan sebelum pemutakhiran rumah tangga Zulkifli pindah dari RT 001 / RW 001 ke RT 003 / RW 001 karena masa kontrak rumahnya sudah berakhir. Pada saat pemutakhiran Blok Sensus 001B maka rumah tangga Zulkifli dikatakan sebagai rumah tangga pindah keluar blok sensus (kode 5) dan rumah tangga yang menempati rumah kontrakan bekas rumah yang ditempati Zulkifli dicatatkan pada baris terakhir sebagai rumah tangga baru di blok sensus (Kode 4). 2. Rumah Tangga Andi Lukman sesuai dengan yang tertera pada VSEN15.P didatangi petugas Susenas 2015. Ternyata rumah tangga Andi Lukman sudah tidak menempati rumah tinggal tersebut, dan yang menempati rumah tinggal sekarang adalah keluarga Budi Gumelar. Andi 32 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Lukman meninggal dunia 2 tahun yang lalu dan istrinya Aminah telah menikah lagi serta ikut suaminya di blok sensus lain. Maka rumah tangga Andi Lukman dikatakan sebagai rumah tangga pindah keluar blok sensus (kode 5), dan rumah tangga Budi Gumelar dicatatkan pada baris terakhir sebagai rumah tangga baru di blok sensus (Kode 4). 3. Rumah tangga Afrizal tinggal di blok sensus tersebut sejak tahun 2005 bersama mertua perempuan, isteri, dan 2 orang anak laki-lakinya. Pada bulan April 2014 Afrizal, isteri dan kedua anak laki-lakinya pindah ke Jakarta. Rumahnya dibeli Effendi dan ditempati bersama istrinya sejak Mei 2014. Maka pada saat pemutakhiran rumah tangga Afrizal dikatakan sebagai rumah tangga pindah keluar blok sensus (kode 5), dan rumah tangga Efendi dicatatkan pada baris terakhir sebagai rumah tangga baru di blok sensus (Kode 4). 4. Busnir meninggal dunia sebulan yang lalu. Sebelum meninggal, dia tinggal seorang diri di rumahnya. Maka rumah tangga Busnir dikatakan sebagai rumah tangga pindah keluar blok sensus (kode 5), dan rumah tangga yang menempati rumah bekas rumah yang ditempati Busnir dicatatkan pada baris terakhir sebagai rumah tangga baru di blok sensus (Kode 4). 5. Pada saat pemutakhiran rumah tangga Widodo didatangi oleh petugas Susenas 2015 sesuai dengan daftar VSEN15.P. Ternyata rumah tangga tersebut berada di luar wilayah blok sensus. Maka rumah tangga Widodo dikatakan sebagai rumah tangga pindah keluar blok sensus (kode 5). Kode 6: Bergabung dengan Rumah Tangga Lain adalah kondisi dimana rumah tangga bergabung dengan rumah tangga lain, baik dalam blok sensus maupun di luar blok sensus. Khusus untuk kondisi rumah tangga yang diketahui berada di luar BS, namun tidak ada informasi bahwa rumah tangga tersebut bergabung dengan rumah tangga lain di luar blok sensus, maka rumah tangga tersebut dikategorikan sebagai pindah keluar blok sensus (kode 5). Contoh kasus: 1. Rohadi dan Rohana menikah pada bulan Januari 2014, mereka tinggal bersama orang tua Rohadi dan anak dari Rohana hasil perkawinannya yang pertama. Sebelum menikah dengan Rohadi, Rohana tinggal bersama anaknya tidak jauh dari rumah yang sekarang ia tinggali (satu blok sensus). Maka pada saat pemutakhiran rumah tangga Rohana dikatakan sebagai rumah tangga bergabung dengan rumah tangga lain (kode 6). Apabila rumah yang dulunya Rohana tempati bersama anaknya ditempati rumah tangga lain yang baru menetap di BS tersebut, maka rumah tangga tersebut dicatat pada baris terakhir sebagai Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 33 rumah tangga baru (kode 4). 2. Pada SP2010 Suwardi tinggal bersama istrinya Maemunah. Anak laki-lakinya pak Suwardi yaitu Rahmad Basuki tinggal bersama istri dan anaknya di sebelah rumah pak Suwardi (satu blok sensus). Setahun yang lalu pak Suwardi meninggal dunia, kemudian Maemunah memilih untuk tinggal bersama anaknya Rahmad Basuki. Pada saat pemutakhiran rumah tangga Suwardi dikatakan sebagai rumah tangga bergabung dengan rumah tangga lain (kode 6). Apabila rumah yang dulunya Pak Suwardi tempati bersama istrinya ditempati rumah tangga lain yang baru menetap di BS tersebut, maka rumah tangga tersebut dicatat pada baris terakhir sebagai rumah tangga baru (kode 4). Kode 7: Tidak Ditemukan adalah kondisi dimana kepala rumah tangga pada saat pemutakhiran tidak dapat ditemukan (setelah dikonfirmasikan dengan tetangga disekitarnya memang tidak dikenal). Kasus tidak ditemukan di jumpai apabila rumah tangga tersebut pada umumnya mengontrak/sewa pada tahun 2010 dan setelah sekian tahun rumah yang ditempati sudah berganti-ganti penghuninya, maka besar kemungkinan tercatat sebagai rumah tangga yang tidak ditemukan. Contoh kasus: 1. Rumah tangga Bukhari terdaftar pada daftar VSEN15.P. Pada saat pemutakhiran tidak seorang pun tetangga sekitar yang mengenal/mengetahui keberadaan rumah tangga Bukhari. Maka rumah tangga Bukhari dikatakan sebagai rumah tangga tidak ditemukan (kode 7). Contoh Pengisian Daftar VSEN15.P Blok V Kolom (5) – (7). Nama Kepala Rumah Tangga (KRT) Alamat Keberadaan Ruta 1- Ditemukan 2- Ganti KRT 3- Pindah dlm BS 4- Ruta Baru 5- Pindah keluar BS 6- Bergabung dg ruta lain 7- Tidak ditemukan (7) 1 (5) LENI FITRI YANTI (6) RT 001 RW 001 SUNARDI SUHARDI RT 001 RW 001 1 HENDRIK JAMIL INTAN ITSNAINI RT 001 RW 001 2 34 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Nama Kepala Rumah Tangga (KRT) Alamat Keberadaan Ruta 1- Ditemukan 2- Ganti KRT 3- Pindah dlm BS 4- Ruta Baru 5- Pindah keluar BS 6- Bergabung dg ruta lain 7- Tidak ditemukan (7) 2 (5) MUSTOFA YULIANTI (6) RT 001 RW 001 BUDI AKBAR 3 ZULKIFLI RT 001 RW 001 RT 001 RW 001 RT 002 RT 001 RW 001 ANDI LUKMAN RT 001 RW 001 5 AFRIZAL RT 001 RW 001 5 BUSNIR RT 001 RW 001 5 WIDODO RT 001 RW 001 5 ROHANA RT 001 RW 001 6 SUWARDI RT 001 RW 001 6 BUKHARI SUDADI RT 001 RW 001 RT 001 RW 001 7 4 SALEH RT 001 RW 001 4 SALMAN RT 001 RW 001 4 SUPRIADI 3 5 Ilustrasi dari ketujuh keberadaan rumah tangga pada saat pemutakhiran dibandingkan dengan keadaan pada saat pencacahan lengkap SP2010/ST2013 disajikan pada Gambar berikut: Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 35 Gambar Keadaan rumah tangga hasil SP2010/ST2013 dibandingkan dengan saat pemutakhiran rumah tangga Susenas 2015 Kondisi SP2010/ST2013 Kondisi Susenas 2015 Keterangan gambar: Nomor 1. Rumah tangga ditemukan Nomor 2. Rumah tangga ganti kepala rumah tangga Nomor 3. Rumah tangga pindah dalam blok sensus Nomor 4. Rumah tangga baru Nomor 5. Rumah tangga pindah ke luar blok sensus Nomor 6. Rumah tangga bergabung dengan rumah tangga lain Nomor 7. Rumah tangga tidak ditemukan Kolom (8) – (13) diisi jika kolom (7) berkode 1-4 Kolom (8): Nomor Urut Rumah Tangga Hasil Pemutakhiran, adalah nomor urut rumah tangga yang ditemukan, rumah tangga yang berganti KRT, rumah tangga yang pindah dalam Blok Sensus, dan rumah tangga baru, sesuai dengan kondisi setelah dilakukan pemutakhiran yang diurutkan dari nomor 001 sampai dengan terbesar. 36 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Contoh: Kolom (9)-(12): Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Kepala Rumah Tangga dibedakan menurut 4 (empat) jenjang pendidikan, yaitu <SMP, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi (PT). Kolom (13): Jumlah Anggota Rumah Tangga Anggota rumah tangga/ART adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga (kepala rumah tangga, suami/istri, anak, menantu, cucu, orang tua/ mertua, famili lain, pembantu rumah tangga atau anggota rumah tangga lainnya). Termasuk anggota rumah tangga: 1. Bayi yang baru lahir. 2. Tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau lebih, meskipun belum berniat untuk menetap (pindah datang). Termasuk tamu menginap yang belum tinggal 6 bulan tetapi sudah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih. 3. Orang yang tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk menetap (pindah datang). 4. Pembantu rumah tangga, tukang kebun atau sopir yang tinggal dan makannya bergabung dengan rumah tangga majikan. 5. Orang yang mondok dengan makan (indekos) jumlahnya kurang dari 10 orang. 6. Kepala rumah tangga yang bekerja di tempat lain (luar BS), tidak pulang setiap hari tapi pulang secara periodik (kurang dari 6 bulan) seperti pelaut, pilot, pedagang antar pulau, atau pekerja tambang. Seseorang yang tinggal kurang dari 6 bulan dan tidak berniat menetap, tetapi telah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih, maka orang tersebut dicatat dimana dia tinggal pada saat pencacahan, ia tidak dicatat lagi di rumah asalnya. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 37 Tidak termasuk anggota rumah tangga: 1. Anak yang tinggal di tempat lain (di luar BS) misalnya untuk sekolah atau bekerja, meskipun kembali ke orang tuanya seminggu sekali atau ketika libur, dianggap telah membentuk rumah tangga sendiri atau bergabung dengan rumah tangga lain di tempat tinggalnya sehari-hari. 2. Seseorang yang sudah bepergian 6 bulan atau lebih, meskipun belum jelas akan pindah. 3. Orang yang sudah pergi kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk pindah. 4. Pembantu rumah tangga yang tidak tinggal di rumah tangga majikan. 5. Orang yang mondok tidak dengan makan 6. Orang yang mondok dengan makan (indekos) lebih dari 10 orang. Catatan: Jika diketahui seorang suami mempunyai istri lebih dari satu, maka ia harus dicatat di salah satu rumah tangga istri yang lebih lama ditinggali. Bila diketahui lamanya tinggal bersama istri-istrinya sama, maka ia dicatat di rumah istri yang paling lama dinikahi. Tahapan pemutakhiran bangunan dan rumah tangga adalah sebagai berikut: 1. Berbekal Peta SP2010-WB yang menjadi wilayah kerjanya, petugas didampingi penunjuk jalan dari BPS Kabupaten/Kota mengelilingi batas luar blok sensus dan batas SLS dalam blok sensus serta mengenali legenda dan land mark yang ada dalam blok sensus. Bila ada legenda dan land mark yang belum tercantum dalam peta petugas harus menambahkan. Perhatikan dengan seksama batas terluar blok sensus tersebut, karena hal ini berkaitan dengan rumah tangga yang menjadi cakupan dalam blok sensus tersebut. petugas memastikan batas terluar Blok sensus tersebut, sehingga dilakukan perbaikan dan tidak akan terjadi salah cakup pada tahapan pencacahan selanjutnya. 2. Dimulai dari nomor urut rumah tangga terkecil, petugas mengunjungi secara door to door seluruh rumah tangga yang tercantum dalam Daftar Pemutakhiran untuk mengetahui keberadaan rumah tangga pada saat pemutakhiran dengan berbagai kondisi (ditemukan, ganti kepala rumah tangga, dsb). Kunjungan door to door harus dilakukan per SLS, berpindah ke SLS lain bila telah selesai memutakhirkan rumah tangga pada SLS tersebut. 3. Pada saat petugas mengunjungi rumah tangga, Petugas mencatat keberadaan rumah tangga, mencantumkan/menggambar posisi/lokasi rumah tangga pada Peta SP2010-WB, dan membubuhkan nomor urut. Setiap rumah tangga dalam peta digambarkan/dilambangkan dengan “titik besar” ( ). 4. Apabila pada saat pemutakhiran ditemukan rumah tangga baru maka tuliskan keterangan untuk rumah tangga yang bersangkutan pada baris setelah baris terakhir yang terisi. Jika tidak 38 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 ada stiker SP2010 di tempat tinggalnya, pengisian nomor bangunan fisik dan bangunan sensus mengikuti bangunan fisik dan sensus terdekat sebelumnya dengan pemberian indeks berupa abjad A, B, C, dst. 5. Jika ada stiker, gunakan nomor BF dan BS dari striker SP2010 tersebut untuk mengisi nomor BF dan BS pada Daftar VSEN15.P. Jika ruta baru menempati BF/BS baru, gambarkan pada peta SP2010-WB dan tuliskan nomor BF-nya mengikuti nomor BF terdekat sebelumnya, dengan pemberian indeks berupa abjad A, B, C, dst. 6. Setelah menanyakan keberadaan rumah tangga, petugas menuliskan nomor urut rumah tangga yang baru sesuai dari hasil pemutakhiran pada Kolom (8), kemudian menanyakan pendidikan kepala rumah tangga dan memberi tanda cek pada salah satu Kolom (9)-(12) serta menanyakan jumlah anggota rumah tangga dari rumah tangga yang didatangi dan mengisikannya pada Kolom (13). 5.1.2 Cara Pengisian Daftar VSEN15.P 1. Blok I. Keterangan Tempat. Keterangan tempat sudah ada isian. 2. Blok II. Rekapitulasi Rumah Tangga, jumlah rumah tangga yang eligible hasil pemutakhiran. Isikan banyaknya rumah tangga hasil pemutakhiran yang disalin sesuai dengan Poin C pada halaman terakhir Blok V. 3. Blok III mengenai siapa yang bertanggung jawab melakukan pemutakhiran rumah tangga dan nama pencacah, serta keterangan waktu pelaksanaan dan pemeriksaannya. Nama Petugas, tuliskan nama pencacah dan pengawas pada kolom yang tersedia. Tanggal Pencacahan/Pemeriksaan, tuliskan tanggal pelaksanaan pencacahan dan pemeriksaan pada kolom yang tersedia. Tanda Tangan, sebelum membubuhkan tanda tangannya, petugas pencacah dan pemeriksa diharuskan memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian daftar preprinted. Bubuhkan tanda tangan pada tempat yang disediakan sebagai bentuk tanggung jawab pencacahan dan pemeriksaan/pengawasan. Penandatangan adalah orang yang benarbenar telah melakukan tugasnya 4. Blok IV isikan catatan penting berkaitan dengan pemutakhiran rumah tangga, atau menuliskan penghitungan sampel rumah tangga jika dilakukan penarikan sampel rumah tangga manual. 5. Blok V pemutakhiran rumah tangga, untuk Kolom (1) s.d (6) sudah terisi; untuk Kolom (7) diisikan sesuai keberadaan rumah tangga saat pemutakhiran, Kolom (8)-(13) diisi berdasarkan hasil pemutakhiran rumah tangga. Kolom (9)-(12) diberi tanda cek “√” pada kolom yang bersesuaian dengan tingkat pendidikan KRT. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 39 6. Pastikan bahwa Kolom (8) s.d (13) sudah merupakan hasil yang sesuai dengan kondisi di lapangan, artinya apabila rumah tangga di kolom (7) berkode 5 (pindah keluar blok sensus), atau kode 6 (bergabung dengan rumah tangga lain) serta kode 7 (tidak ditemukan), maka kolom (8) s.d kolom (13) kosong. Sedangkan jika kolom (7) berkode 1, 2, 3, dan 4, maka isian kolom (8) s.d. (13) harus disesuaikan dengan kondisi yang dilakukan pemutakhiran. 7. Apabila ada rumah tangga baru, maka Kolom (7) terisi kode 4 dan untuk rumah tangga baru diisikan pada baris setelah rumah tangga terakhir dan isikan isian Kolom (1) s.d Kolom (13). Apabila pada rumah tangga lama berganti rumah tangga baru maka tidak perlu mencoret rumah tangga lama tersebut tetapi cukup mengisi kode 5 (untuk yang pindah keluar blok sensus) pada Kolom (7), kemudian rumah tangga baru ditulis di baris setelah rumah tangga terakhir dan mengisi kode 4 pada Kolom (7). Untuk rumah tangga yang berhasil ditemukan, atau kolom 7 berkode 1, 2, 3, 4 berikan tanda “√” pada kolom pendidikan yang sesuai (yaitu salah satu dari kolom 9 s.d 12) dan tanyakan jumlah anggota rumah tangganya. 8. Setelah pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus terpilih semuanya telah selesai, beri nomor urut rumah tangga pada kolom (9) s.d (12) yang bertanda “√”, dengan ketentuan: dimulai dari kolom (9) bertanda “√” halaman pertama sampai dengan terakhir, dilanjutkan dengan kolom (10) bertanda “√” dari halaman pertama sampai dengan terakhir, kolom (11) halaman pertama sampai terakhir, dankolom (12) halaman pertama sampai dengan terakhir. 9. Setelah pemberian nomor urut selesai maka dilakukan penarikan sampel rumah tangga. 10.Setelah dilakukan penarikan sampel rumah tangga, daftar 10 rumah tangga sampel terpilih dicantumkan terlebih dahulu pada Blok IV catatan, setelah itu dipindahkan ke Daftar VSEN15.DSRT (bila pengambilan sampel dilakukan secara manual). 11.Bila dilakukan dengan komputer maka daftar 10 rumah tangga terpilih akan dituliskan langsung ke dalam Daftar VSEN15.DSRT. 12.Pemutakhiran harus dilakukan secara menyeluruh (lengkap) pada wilayah blok sensus terpilih.VSEN15.P harus di-entri di BPS Kabupaten/Kota, hasilnya dalam bentuk softcopy (file) dikirimkan melalui e-mail ke: [email protected] 5.1.3 Tata Cara Pemilihan Sampel Rumah tangga Pemilihan sampel rumah tangga dilakukan dengan cara program aplikasi komputer. Untuk mempermudah pemilihan sampel, BPS-RI membuat program aplikasi pemilihan sampel dengan syarat pemutakhiran rumah tangga dengan Daftar VSEN15.P sudah selesai dientri dengan 40 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 program aplikasi yang sama. Program dirancang secara sederhana sehingga pengawas (staf organik BPS Kabupaten/Kota) dengan mudah bisa mengoperasikan program ini. Hasil updating rumah tangga pada blok sensus terpilih Susenas yang dicatat pada VSEN15.P selanjutnya direkam melalui mekanisme entri data dengan menggunakan aplikasi program tertentu. Perekaman data hasil updating ini sangat penting untuk memperoleh informasi jumlah rumah tangga hasil lapangan pada blok sensus terpilih. Informasi ini sangat berguna untuk kepentingan estimasi dengan mekanisme langsung (estimate). 5.2 Daftar Sampel Rumah Tangga (VSEN15.DSRT) Daftar VSEN15.DSRT adalah daftar 10 rumah tangga terpilih hasil pemilihan sampel dari Daftar VSEN15.P yang harus didatangi untuk diwawancarai dengan daftar VSEN15.MSBP oleh petugas. Proses pemilihan sampel dilakukan dengan paket program aplikasi sehingga secara otomatis DSRT terbentuk. Untuk penarikan sampel secara manual, maka setelah penarikan sampel selesai dilakukan, maka proses selanjutnya adalah melakukan pengisian Daftar VSEN15.DSRT dengan tahapan sebagai berikut: 1) Menyalin Keterangan Tempat (Blok I) dan rekapitulasi rumah tangga (Blok II) dari Daftar VSEN15.P Blok I dan II, Keterangan Pencacahan (Blok III) serta Keterangan Rumah Tangga Terpilih (Blok V). 2) Menyalin identitas rumah tangga terpilih, yakni rumah tangga yang dilingkari pada salah satu kolom 8 s.d. 11 Blok V Daftar VSEN15.Pke Blok V Daftar VSEN15.DSRT. 3) VSEN15.DSRT disalin atau dicetak dua rangkap. Rangkap pertama disimpan di BPS Kabupaten/Kota, sedangkan rangkap kedua dikirim ke Direktorat Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei BPS-RI c.q Subdirektorat Pengembangan Kerangka Sampel. 5.2.1 Struktur Daftar VSEN15.DSRT: 1. Blok I. Keterangan Tempat, (Rincian 1 s/d 7) mencakup nama provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi desa/kelurahan, nomor blok sensus, dan nomor kode sampel (NKS). 2. Blok II. Rekapitulasi Rumah Tangga, memuat jumlah rumah tangga yang eligible hasil pemutakhiran yang disalin dari Daftar VSEN15.P Blok II. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 41 3. Blok III. Keterangan Pencacahan, Rincian 1 s.d 3, memuat nama pencacah dan pengawas, tanggal pencacahan dan pengawasan rumah tangga, dan tanda tangan pencacah dan pengawas. 4. Blok IV. Catatan, digunakan untuk mengisi segala informasi yang perlu untuk disampaikan terkait sampel rumah tangga. 5. Blok V. Keterangan Rumah Tangga Terpilih Terdapat dua jenis bagian pokok Blok V, yaitu: 1. Kolom (1) s.d (9) diambil dari hasil pemutakhiran rumah tangga, yaitu nomor urut sampel rumah tangga, SLS, nomor urut bangunan fisik, nomor urut bangunan sensus, nomor urut rumah tangga, nama kepala rumah tangga, alamat, tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan kepala rumah tangga dan jumlah anggota rumah tangga hasil pemutakhiran. 2. Kolom (10) dan (11) disesuaikan dengan hasil pencacahan. Keterangan: Kolom 1: Nomor urut sampel rumah tangga sudah dicetak mulai dari nomor 1 sampai dengan 10 untuk setiap blok sensus terpilih. Kolom 2: Nomor SLS sama dengan nomor urut yang dilingkari pada Daftar VSEN15.P Blok V Kolom 1. Kolom 3: Nomor bangunan fisik sama dengan nomor urut yang dilingkari pada VSEN15.P Blok V Kolom 2. Kolom 4: Nomor bangunan sensus sama dengan nomor urut yang dilingkari pada VSEN15.P Blok V Kolom 3. Kolom 5: Nomor rumah tangga terpilih sama dengan nomor urut yang dilingkari pada Daftar VSEN15.P Blok V Kolom 4. Kolom 6: Nama kepala rumah tangga sama dengan nama kepala rumah tangga pada Daftar VSEN15.P Blok V Kolom 5, yang Kolom (1) s.d (5) dilingkari. Kolom 7: Alamat (RT/RW, lingkungan, jorong/lorong) sama dengan Daftar VSEN15.P Blok V Kolom 6, yang Kolom (1) s.d (5) dilingkari. Kolom 8: Tuliskan pendidikan tertinggi yang ditamatkan kepala rumah tangga yang dikutip dari pendidikan kepala rumah tangga pada Daftar VSEN15.P Blok V Kolom (9) – (12) yang tanda ceknya dilingkari. Kolom 9: Tuliskan jumlah anggota rumah tangga hasil pemutakhiran yang dikutip dari jumlah anggota rumah tangga pada Daftar VSEN15.P Blok V (13) yang dilingkari. 42 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Kolom 10: Status pencacahan. Kolom 11: Diisi berdasarkan hasil pencacahan, disalin dari Blok II dan Blok III Daftar VSEN15.MSBP. 5.3 Kuesioner Modul Sosial Budaya Pendidikan (VSEN15.MSBP) 5.3.1 Format dan Desain Kuesioner MSBP (VSEN15.MSBP) Format dan desain kuesioner Susenas MSBP 2015 mengalami perubahan dengan tujuan efisiensi waktu dan realitas lapangan karena berdasarkan pengalaman, meskipun dalam SOP pencacahan yang tercantum dalam buku pedoman pencacahan selalu dianjurkan kepada petugas pencacahan bahwa dalam berwawancara untuk pertanyaan yang sifatnya individu harus ditanyakan langsung kepada responden yang bersangkutan, namun dalam prakteknya petugas pencacah seringkali hanya bisa mewawancarai satu atau dua anggota rumah tangga, karena pada saat petugas mendatangi rumah tangga terpilih jarang terjadi semua anggota rumah tangga sedang berada di rumah dalam waktu bersamaan. Dengan keterbatasan waktu pencacahan, maka jawaban untuk lembar pertanyaan individu anggota rumah tangga yang sedang tidak di rumah diwakili oleh anggota rumah tangga yang ada di rumah (umumnya ibu rumah tangga) yang mengetahui kondisi anggota rumah tangganya. Petugas tetap diwajibkan melakukan kunjungan ulang untuk jawaban pertanyaan bagi responden yang tidak diketahui oleh pemberi informasi. Mempertimbangkan realitas pelaksanaan pencacahan sebagaimana tersebut di atas, dan dalam rangka efektifitas pelaksanaan wawancara dan sekaligus efisiensi penggunaan kertas untuk kuesioner maka rancangan kuesioner MSBP (VSEN15.MSBP) relatif berbeda dengan kuesioner Susenas yang dulu digunakan, khususnya untuk lembar pertanyaan individu. Secara umum terdapat 3 (tiga) jenis perbedaan berarti antara rancangan kuesioner baru dibandingkan kuesioner lama, yaitu: 1. Setting Kuesioner Pertanyaan individu dalam kuesioner lama tercantum secara lengkap pada semua lembaran kuesioner dan ditanyakan secara lengkap satu per satu untuk semua anggota rumah tangga secara berurutan. Pada rancangan kuesioner baru pertanyaan individu umumnya bersifat rooster yang bertema, sedang untuk ART yang masih bersekolah pertanyaan dibuat dalam format individu, yaitu 1 blok diselesaikan untuk 1 anggota rumah tangga terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan ke anggota rumah tangga berikutnya (disediakan untuk 5 ART). Model format pertanyaan Susenas baru dinilai lebih efektif untuk pelaksanaan wawancara yang hanya diwakili oleh satu atau dua responden. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 43 2. Kalimat Pertanyaan Kalimat pertanyaan dalam kuesioner lama cenderung singkat/ringkas, beberapa diantaranya tidak mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang baku. Pada rancangan kuesioner baru sejumlah pertanyaan mengikuti pola yang diterapkan di survei lain, seperti Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dan Multiple Indicator Cluster Survei (MICS). Pertanyaanpertanyaan pada SDKI dan MICS umumnya merupakan pertanyaan ”standar” yang digunakan secara internasional. 3. Sistem Pengkodean a. Kode untuk pertanyaan dengan jawaban ”ya” dan ”tidak” pada kuesioner lama adalah kode 1 dan 2. Pada kuesioner baru menjadi kode 1 untuk jawaban “ya” dan kode 5 untuk jawaban “tidak”. b. Kode untuk pertanyaan dengan jawaban ”pilihan ganda” pada kuesioner lama diisi dengan angka tidak berurutan (1, 2, 4, 8, dst). Sedangkan pada kuesioner baru dengan huruf abjad (A, B, C, dst). c. Pada kuesioner lama teks dan kode jawaban langsung diletakkan setelah pertanyaan. Pada kuesioner baru teks dan kode jawaban ada yang diletakkan setelah pertanyaan, ada pula yang ditempatkan pada ”kolom” (ruang masing-masing anggota rumah tangga). 5.3.2 Tata Tertib Pengisian Daftar VSEN15.MSBP Dalam pengisian Daftar VSEN15.MSBP, perlu diperhatikan tata tertib sebagai berikut: 1. Kuasai konsep, definisi, maksud, dan tujuan survei; 2. Tulis semua isian dengan pensil hitam sejelas-jelasnya agar mudah dibaca dan pada tempat yang telah disediakan; 3. Gunakan bagian-bagian kosong dari kuesioner untuk mencatat hal-hal yang perlu diketahui oleh pengawas dan pengolah; 4. Pencacah harus meneliti/memeriksa seluruh isian daftar dan memperbaiki setiap kesalahan sebelum daftar diserahkan ke pengawas; 5. Perhatikan tanda-tanda atau alur pertanyaan yang tertera pada daftar isian. 6. Pertanyaan dengan huruf kapital harus di bacakan. 7. Pertanyaan dalam format roster dalam satu halaman diselesaikan sampai selesai sebelum masuk ke roster berikutnya. 8. Blok I tentang pengenalan tempat (kecuali nama kepala rumah tangga dan alamat rumah) diisi sebelum petugas ke lapangan. 44 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 5.3.3 Petunjuk dan Tata Cara Pengisian Daftar VSEN15.MSBP Dalam pengisian Daftar VSEN15.MSBP, perlu diperhatikan aturan pengisian sbb: 1. Untuk mengurangi waktu wawancara dan memudahkan pencacah di lapangan, dilakukan penataan nama seluruh ART berikut karakteristik utama sedemikian rupa sebagai lidah kertas yang posisinya dapat disesuaikan untuk semua blok pada pertanyaan individu sehingga petugas tidak perlu menuliskan ulang nama seluruh ART di setiap Blok pertanyaan. Tata cara penggunaan VSEN15.MSBP: Lipat bagian kertas yang ada tanda “garis putus-putus dan tulisan lipat disini” pada Blok IV halaman 2 untuk panduan mengisi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada halaman genap (lihat gambar 1). Kuesionernya tidak perlu dilipat agar memudahkan petugas dalam proses wawancara. Gambar 1. Format untuk halaman genap: Sedangkan untuk mengisi Blok pada halaman ganjil, lidah kertas pada halaman 2 tidak perlu dilipat (dilebarkan saja), dan kuesioner juga tidak dilipat agar dapat diketahui responden yang bersesuaian menurut barisnya sebagai anggota rumah tangga (lihat gambar 2). Gambar 2. Format untuk halaman ganjil: Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 45 2. Tanda garis dua pada pertanyaan roster menunjukkan perbedaan tema pertanyaan di tiap blok. Contoh: Daftar VSEN15.MSBP, Blok V. Keterangan Kepemilikan Sandang dan Frekuensi Makan. Pertanyaan 502 menunjukkan tema kepemilikan sandang, sedangkan pertanyaan 503508 menunjukkan tema frekuensi makan. 3. Khusus pada Blok XIII. Keterangan ART 5 Tahun ke Atas yang Masih Bersekolah, pertanyaan dibuat dalam format individu, yaitu 1 blok diselesaikan untuk 1 anggota rumah tangga terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan ke anggota rumah tangga berikutnya. 4. Menuliskan nama/keterangan di tempat yang tersedia kemudian membubuhkan kode nama/ keterangan yang dimaksud pada kotak yang tersedia. Contoh: Daftar VSEN15.MSBP, Pertanyaan 101 dan 102 5. Melingkari kode jawaban, kemudian menuliskan ke kotak yang tersedia; Contoh: 46 Daftar VSEN15.MSBP, Pertanyaan 105 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 6. Mengisikan jawaban responden pada tempat yang disediakan; Contoh: Daftar VSEN15.MSBP, Pertanyaan 602-604 7. Membiarkan jawaban tidak terisi apabila suatu pertanyaan tidak perlu diisi karena aturan, misalnya harus dilewati. Contoh: Daftar VSEN15.MSBP, Pertanyaan 608 8. Jika pemberi informasi terlihat tidak memahami pertanyaan atau tidak dapat menjawab secara spontan, maka petugas boleh melakukan probing tanpa menghilangkan maksud dan tujuan rincian pertanyaan. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 47 48 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 6. KETERANGAN SOSIAL BUDAYA DAN PENDIDIKAN (DAFTAR VSEN15.MSBP) Tujuan pembangunan di bidang sosial dan budaya adalah terwujudnya kesejahteraan rakyat yang ditandai dengan meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat serta memberi perhatian utama pada tercukupinya kebutuhan dasar. Sasaran umum yang akan dicapai antara lain meningkatnya ketahanan sosial dan budaya, meningkatnya kedudukan dan peranan perempuan, meningkatnya partisipasi aktif pemuda, serta meningkatnya pembudayaan dan prestasi olahraga. Tujuan pembangunan pendidikan seperti tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan pendidikan dilakukan melalui jalur pendidikan formal, nonformal dan informal. Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 mengumpulkan data rinci mengenai sosial budaya di antaranya ketelantaran, akses media massa, hubungan sosial, olahraga, kesenian, kebudayaan, dan perlindungan sosial. Sedangkan mengenai pendidikan mencakup pendidikan formal (dasar, menengah, tinggi), dan pendidikan nonformal (kesetaraan dan kursus). Daftar yang digunakan untuk pengumpulan data modul adalah VSEN15.MSBP, yang terdiri dari 20 blok yaitu : 1. Blok I: Keterangan Tempat, berisi nama provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi desa/kelurahan, nomor blok sensus, nomor kode sampel, nomor urut sampel rumah tangga, nama kepala rumah tangga, dan alamat (Jalan/Gang/RT/RW/Dusun), salam pembuka, dan status kesediaan responden untuk diwawancarai; 2. Blok II: Keterangan Pencacahan, berisi nama, kode, dan jabatan pencacah dan pengawas, waktu pencacahan dan pengawasan, tanda tangan pencacah dan pengawas, serta hasil pencacahan rumah tangga; 3. Blok III: Ringkasan, berisi ringkasan mengenai banyaknya anggota rumah tangga Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 49 berdasarkan kriteria tertentu; 4. Blok IV: Keterangan Demografi, ditanyakan kepada semua anggota rumah tangga, berisi keterangan mengenai nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, status perkawinan, jenis kelamin, bulan dan tahun kelahiran, serta umur. 5. Blok V: Keterangan Kepemilikan Sandang dan Frekuensi Makan, ditanyakan kepada semua anggota rumah tangga, berisi keterangan mengenai pakaian layak pakai yang dimiliki, frekuensi makan makanan pokok, alasan makan makanan pokok ≤ 13 kali dalam seminggu terakhir, dan frekuensi makan lauk-pauk nabati serta hewani berprotein tinggi. 6. Blok VI: Keterangan Fasilitas Tidur, Kesehatan dan Bepergian, ditanyakan kepada semua anggota rumah tangga. Berisi keterangan mengenai ketersediaan lokasi khusus/tempat tetap untuk tidur, ketersediaan tempat tidur/kasur, keluhan kesehatan, berobat jalan/rawat inap, alasan tidak berobat jalan/rawat inap, dan bepergian. 7. Blok VII: Keterangan Kebersamaan Anggota Rumah Tangga, berisi keterangan mengenai keberadaan pasangan (suami/istri) yang ditanyakan kepada anggota rumah tangga berumur 10 tahun ke atas dan berstatus kawin. Keberadaan ibu dan ayah kandung yang ditanyakan kepada anggota rumah tangga yang berumur 0-17 tahun dan belum kawin. Aktivitas anggota rumah tangga berumur 0-17 tahun belum kawin bersama dengan orang tua/wali. 8. Blok VIII: Keterangan untuk Balita, ditanyakan kepada anggota rumah tangga berumur 0-4 tahun (balita), berisi keterangan mengenai pemberian ASI, imunisasi dan pola pengasuhan terhadap balita. 9. Blok IX: Keterangan Olahraga, ditanyakan kepada anggota rumah tangga berumur 5 tahun ke atas yang berisi keterangan mengenai aktivitas berolahraga, seperti lama waktu berolahraga, jenis olahraga yang dilakukan, tujuan berolahraga, jalur/wadah dalam berolahraga dan olahraga tradisional. 10. Blok X: Keterangan Akses Media, ditanyakan kepada anggota rumah tangga berumur 5 tahun ke atas yang berisi keterangan mengenai aktivitas menonton siaran televisi, mendengar radio, membaca surat kabar/koran atau majalah, dan membaca buku cetak, membaca artikel/berita yang bersumber dari media elektronik, kunjungan ke perpustakaan, dan pemanfaatan taman bacaan masyarakat. 50 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 11. Blok XI: Keterangan Kebudayaan, ditanyakan kepada anggota rumah tangga berumur 5 tahun ke atas mengenai mengunjungi peninggalan sejarah/warisan budaya, aktivitas menonton pertunjukan/pameran seni secara langsung, dan bahasa yang sering digunakan baik di rumah dan dalam pergaulan. 12. Blok XII: Keterangan Pendidikan, ditanyakan kepada anggota rumah tangga berumur 5 tahun ke atas mengenai kemampuan baca-tulis, partisipasi sekolah, jenjang pendidikan tertinggi yang sedang/pernah diikuti, tingkat/kelas tertinggi yang sedang/pernah diduduki, ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki, jurusan yang pernah/sedang diduduki, dan alasan utama tidak pernah bersekolah atau tidak bersekolah lagi bagi art berumur 7-24 tahun. 13. Blok XIII: Keterangan ART 5 Tahun Ke Atas yang Masih Bersekolah, ditanyakan kepada anggota rumah tangga berumur 5 tahun ke atas yang masih bersekolah, berisi keterangan mengenai status sekolah, naik kelas, sarana transportasi yang biasa digunakan ke sekolah, rata-rata biaya transport dan uang saku ke sekolah, jarak dan lama perjalanan dari tempat tinggal ke sekolah, beasiswa/bantuan pendidikan, Bantuan Siswa Miskin/Program Indonesia Pintar, biaya pendaftaran, biaya pendidikan, ekstrakurikuler, kebiasaan belajar di luar jam sekolah, dan akses internet untuk menunjang tugas sekolah; 14. Blok XIV: Keterangan Hubungan Sosial Kemasyarakatan, ditanyakan kepada anggota rumah tangga berumur 10 tahun ke atas mengenai partisipasi dalam pertemuan(rapat) di lingkungan RT/RW, partisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, dan partisipasi dalam kegiatan organisasi. 15. Blok XV: Keterangan Ketenagakerjaan, ditanyakan kepada anggota rumah tangga berumur 10 tahun ke atas mengenai kegiatan yang dilakukan seminggu terakhir, lapangan usaha atau bidang pekerjaan utama, status kedudukan dalam pekerjaan utama, pekerjaan tambahan, jumlah hari dan jam kerja dari seluruh pekerjaan, dan alasan tidak bekerja. Selain itu juga ditanyakan mengenai finansial dari penduduk umur 60 tahun ke atas yang tidak bekerja. 16. Blok XVI: Keterangan Sosial Budaya Rumah Tangga, ditanyakan kepada kepala rumah tangga atau pasangannya (istri/suami). Blok ini berisi 3 (tiga) sub blok yaitu: A. Keterangan pendidikan lainnya, berisi keterangan mengenai partisipasi anggota rumah tangga dalam kursus, pembelian surat kabar dan majalah serta keberadaan mantan art umur 5-24 tahun yang tinggal di luar rumah tangga; Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 51 B. Keterangan kebudayaan, berisi keterangan mengenai pengibaran bendera merah putih saat hari kemerdekaan, penggunaan busana daerah/tradisional, partisipasi dalam pertunjukan/pameran seni, upacara adat, dan penggunaan hak pilih dalam pemilu/pilkada; C. Keterangan kerukunan/toleransi berisi keterangan mengenai tanggapan terhadap kegiatan, teman dan saudara dari suku bangsa dan agama lain. 17. Blok XVII: Keterangan Perumahan, berisi keterangan mengenai status kepemilikan bangunan tempat tinggal, luas lantai, bahan bangunan utama atap, lantai dan dinding rumah terluas, sumber penerangan utama, sumber air minum utama, sumber air utama untuk memasak/mandi/cuci, jarak pompa/sumur/mata air ke tempat penampungan limbah/kotoran/tinja terdekat, dan fasilitas tempat buang air besar; 18. Blok XVIII: Perlindungan Sosial, berisi keterangan mengenai kepemilikan Kartu Perlindungan Sosial (KPS)/Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), penerimaan bantuan tunai pengalihan subsidi BBM, kepemilikan Kartu Indonesia Sehat (KIS) termasuk BPJS-PBI, kepemilikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) penerimaan manfaat program pemerintah sehubungan dengan kartu yang dimiliki, penerimaan beras miskin, dan penerimaan kredit usaha; 19. Blok XIX: Akses Finansial, berisi keterangan mengenai kepemilikan tabungan/ simpanan, bentuk tabungan/simpanan, dan keikutsertaan dalam arisan uang. 20. Blok XX: Catatan, digunakan untuk mencatat hal-hal yang perlu untuk disampaikan terkait pencacahan. 6.1 Blok I. Keterangan Tempat Pertanyaan 101 s.d. 107: Keterangan Tempat Tuliskan nama dan kode provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi desa/ kelurahan, nomor blok sensus, dan nomor kode sampel (NKS). Isian pertanyaan ini disalin dari Pertanyaan 1 s.d. 7 Blok I (Keterangan Tempat) Daftar VSEN15.DSRT. Setiap blok sensus terpilih dalam DSBS Susenas 2015 diberi Nomor Kode Sampel (NKS). NKS Susenas MSBP September 2015 terdiri dari 5 digit yaitu: Digit 1 : Kode 1 = blok sensus terpilih dicacah menggunakan kuesioner MSBP dan KP Digit 2 – 5 : Nomor urut sampel: 0001 – 4999 (rural) dan > 5000 (urban) 52 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pertanyaan 108: Nomor Urut Sampel Rumah Tangga Nomor urut sampel rumah tangga disalin dari Kolom (1) Blok V Daftar VSEN15.DSRT yaitu mulai dari nomor 1 s.d. 10 untuk setiap blok sensus terpilih. Pertanyaan 109: Nama Kepala Rumah Tangga Tanya dan tuliskan nama kepala rumah tangga dari rumah tangga terpilih. Nama kepala rumah tangga ini harus sama dengan yang tercantum di Kolom (6) Blok V Daftar VSEN15.DSRT. Apabila berbeda, beri penjelasan di Blok IV Daftar VSEN15.DSRT (Catatan). Pertanyaan 110: Alamat (Nama Jalan/Gang, RT/RW/Dusun) Tuliskan alamat rumah tangga terpilih secara jelas, salin dari VSEN15.DSRT Blok V (Keterangan Rumah Tangga Terpilih) Kolom (7), dan lengkapi bila yang tercantum di VSEN15.DSRT masih kurang lengkap. Pengisian pertanyaan 101 s.d. 109 Blok I VSEN15.MSBP hendaknya dilakukan sebelum berkunjung ke rumah responden. Pertanyaan 101 s.d. 107 VSEN15.MSBP harus sama dengan Pertanyaan 1 s.d. 7 Blok I Daftar VSEN15.DSRT untuk rumah tangga yang sama. Sebelum memulai wawancara, bacakan kalimat di bawah ini (jika perlu dihafal) dan catat waktu mulai wawancara (dalam jam dan menit): SELAMAT PAGI/SIANG/SORE/MALAM. KAMI/SAYA DARI BPS SEDANG MENGUMPULKAN DATA/ INFORMASI KEADAAN SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA SEPERTI PENDIDIKAN, KESEHATAN, PEKERJAAN DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA. UNTUK ITU KAMI/SAYA AKAN MEWAWANCARAI BAPAK/IBU BESERTA ANGGOTA RUMAH TANGGA LAINNYA. SELURUH DATA YANG BAPAK/IBU BERIKAN KEPADA KAMI AKAN DIRAHASIAKAN DAN HANYA AKAN DIGUNAKAN UNTUK KEPERLUAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN. BOLEH SAYA MULAI WAWANCARA SEKARANG? Ya bersedia Mulai wawancara. Bersedia dengan perjanjian di lain waktu Blok XX. Catatan Tidak bersedia Lengkapi isian Blok I dan II. Selesai dan segera laporkan ke pengawas. Catat waktu mulai pencacahan: jam dan menit : Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 : 53 6.2 Blok II. Keterangan Pencacahan Pertanyaan 201 dan 202: Keterangan Pencacah dan Pengawas Keterangan pencacah dan pengawas meliputi nama, kode, jabatan, beserta tanggal saat melakukan pencacahan dan pengawasan, serta tanda tangan petugas dan pengawas. Sebelum membubuhkan tanda tangan, pencacah dan pengawas diharuskan memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian Daftar VSEN15.MSBP. Kode jabatan pencacah dan pengawas untuk pegawai BPS adalah 5 digit terakhir NIP lama, sedangkan untuk mitra BPS disesuaikan dengan nomor mitra yang ada di kabupaten/kota. Pertanyaan 203: Hasil Pencacahan Rumah Tangga Lingkari salah satu kode hasil pencacahan rumah tangga, yaitu: Kode 1 : Terisi lengkap, yaitu jika petugas berhasil menemui rumah tangga terpilih dan memperoleh informasi lengkap mengenai rumah tangga tersebut. Kode 2 : Terisi tidak lengkap, yaitu jika petugas berhasil menemui rumah tangga terpilih, tetapi sampai batas waktu pencacahan informasi mengenai rumah tangga tersebut tidak diperoleh secara lengkap, misalnya kuesioner hanya terisi sebagian karena responden pergi ke luar kota. Kode 3 : Tidak ada ART/responden yang dapat memberi jawaban sampai akhir masa pencacahan, yaitu jika tidak ada anggota rumah tangga/responden yang dapat memberi jawaban di rumah tangga terpilih sampai akhir pencacahan karena anggota rumah tangga tidak dapat ditemui, sedang bepergian, sakit dll. Kode 4 : Responden menolak, yaitu jika responden menolak untuk diwawancarai. Kode 5 : Rumah tangga pindah/bangunan sensus sudah tidak ada yaitu rumah tangga pindah keluar blok sensus, bangunan digusur, dan bangunan terbakar/runtuh karena gempa/banjir/bencana lain. Jika kode 3 atau 4 yang dilingkari, maka tuliskan dalam Blok XX.Catatan Seluruh pertanyaan harus diusahakan dijawab oleh individu yang bersangkutan, jika sudah datang 2 kali tapi tidak dapat ditemui maka wawancara boleh diwakili oleh anggota rumah tangga yang lain 54 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 6.3 Blok III. Ringkasan Blok ini merupakan ringkasan dari Isian Daftar VSEN15.MSBP. Blok ini bertujuan untuk pengecekan jumlah art yang harus diisi oleh pencacah, sesuai pertanyaan yang ditanyakan. Pengisian pertanyaan pada Blok III ini dilakukan setelah Blok IV s.d XX VSEN15.MSBP selesai diisi seluruhnya (perhatikan jika ada lembar/kuesioner tambahan). Pertanyaan 301: Banyaknya Anggota Rumah Tangga Isikan banyaknya anggota rumah tangga dari rumah tangga sampel bersangkutan. Isiannya merupakan banyaknya baris yang terisi pada Blok IV pertanyaan 402. Pertanyaan 302: Banyaknya Anggota Rumah Tangga Berumur 0–4 Tahun Isikan banyaknya anggota rumah tangga yang berumur 0-4 tahun. Isiannya merupakan banyaknya baris pada Blok IV pertanyaan 407 yang berisi angka 00 s.d 04. Isiannya juga harus sama dengan jumlah baris yang terisi pada Blok VIII pertanyaan 803-812. Pertanyaan 303: Banyaknya Anggota Rumah Tangga Berumur 0–17 Tahun dan Belum Kawin Isikan banyaknya anggota rumah tangga yang berumur 0-17 tahun dan belum kawin. Isiannya merupakan banyaknya baris pada Blok IV pertanyaan 404 yang berkode 1 dan 407 yang berisi angka 00 s.d 17. Isiannya juga harus sama dengan jumlah baris yang terisi pada Blok VII pertanyaan 704 - 709. Pertanyaan 304: Banyaknya Anggota Rumah Tangga Berumur 5 Tahun ke Atas Isikan banyaknya anggota rumah tangga yang berumur 5 tahun ke atas. Isiannya merupakan banyaknya baris pada Blok IV pertanyaan 407 yang berisi angka 05 atau lebih. Isiannya juga harus sama dengan jumlah baris yang terisi pada Blok IX ‒ Blok XII. Pertanyaan 305: Banyaknya Anggota Rumah Tangga Berumur 5 Tahun ke Atas yang Masih Bersekolah Isikan banyaknya ART berumur 5 tahun ke atas yang masih sekolah. Banyaknya sama dengan format individu yang terisi pada Blok XIII. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 55 Pertanyaan 306: Banyaknya Anggota Rumah Tangga Berumur 10 Tahun ke Atas Isikan banyaknya ART berumur 10 tahun ke atas, yaitu jumlah baris pada Blok IV pertanyaan 407 yang berisi angka 10 atau lebih. Isiannya juga harus sama dengan jumlah baris yang terisi pada Blok XIV-Blok XV. 6.4 Blok IV. Keterangan Demografi Blok IV dimaksudkan untuk mencatat informasi pokok dari masing-masing anggota rumah tangga (ART) termasuk kepala rumah tangga (KRT) mengenai nama, hubungan ART dengan KRT, status perkawinan, jenis kelamin, bulan/tahun kelahiran, dan umur. Anggota rumah tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga (kepala rumah tangga, suami/ istri, anak, menantu, cucu, orang tua/mertua, famili lain, pembantu rumah tangga atau anggota rumah tangga lainnya. Termasuk anggota rumah tangga: a. Bayi yang baru lahir. b. Tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau lebih, meskipun belum berniat untuk menetap (pindah datang). Termasuk tamu menginap yang belum tinggal 6 bulan tetapi sudah meninggalkan rumah nya 6 bulan atau lebih. c. Orang yang tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk menetap (pindah datang). d. Pembantu rumah tangga, tukang kebun atau sopir yang tinggal dan makannya bergabung dengan rumah majikan. e. Orang yang mondok dengan makan (indekos) jumlahnya kurang dari 10 orang. f. Kepala rumah tangga yang bekerja di tempat lain (luar BS), tidak pulang setiap hari tapi pulang secara periodik (kurang dari 6 bulan) seperti pelaut, pilot, pedagang antar pulau, atau pekerja tambang. Tidak termasuk anggota rumah tangga: a. Anak yang tinggal di tempat lain (luar BS) misalnya untuk sekolah atau bekerja, meskipun pulang ke rumah seminggu sekali atau ketika libur, dianggap telah membentuk rumah tangga sendiri atau bergabung dengan rumah tangga lain di tempat tinggalnya sehari-hari. b. Seseorang yang sudah bepergian 6 bulan atau lebih, meskipun belum jelas akan pindah. c. Orang yang sudah pergi kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk pindah. d. Pembantu rumah tangga yang tidak tinggal di rumah tangga majikan. e. Orang yang mondok tidak dengan makan. 56 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 f. Orang yang mondok dengan makan (indekos) lebih dari 10 orang. Contoh kasus: Jika diketahui seorang suami mempunyai istri lebih dari satu, maka ia harus dicatat di salah satu rumah tangga istri dimana dia lebih lama menetap. Bila diketahui lamanya tinggal bersama istri-istrinya sama, maka ia dicatat di rumah istri yang paling lama dinikahi. Seseorang yang tinggal kurang dari 6 bulan dan tidak berniat menetap, tetapi telah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih, maka orang tersebut dicatat dimana dia tinggal pada saat pencacahan. Ia tidak dicatat lagi di rumah asalnya. Pertanyaan 401: Nomor Urut Nomor urut ART diurutkan mengikuti aturan baku SP2010. Nomor urut ART sudah tertulis dari nomor 1 sampai dengan 10. Jika banyaknya anggota rumah tangga lebih dari 10 orang, gunakan lembar atau kuesioner tambahan dengan memberikan keterangan "bersambung" di sudut kanan atas pada kuesioner pertama dan keterangan "sambungan" pada sudut kanan atas kuesioner tambahan. Salin Blok I Keterangan Tempat dan Blok II Keterangan Pencacahan pada kuesioner tambahan dan ganti nomor urut pada Blok IV pertanyaan 401, menjadi 11, 12 dan seterusnya. Catatan: Ada kemungkinan petugas harus menggunakan kuesioner tambahan meskipun jumlah anggota rumah tangga 10 atau kurang, yaitu jika dalam rumah tangga terpilih terdapat lebih dari 6 orang anggota rumah tangga berumur 5 tahun ke atas yang masih bersekolah. Pertanyaan 402: Nama Anggota Rumah Tangga Tuliskan nama semua anggota rumah tangga yang tinggal dan diurutkan mengikuti aturan baku SP2010, sebagai berikut: 1. Nomor urut pertama adalah nama kepala rumah tangga dan diikuti oleh nama istri/suami (pasangannya). Kepala rumah tangga (KRT) adalah salah seorang dari anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga, atau yang dianggap/ditunjuk sebagai kepala. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 57 Catatan: Pada kasus tertentu, misalnya beberapa anak sekolah mengontrak/menyewa rumah bersama-sama maka kepala rumah tangga adalah yang ditunjuk diantara anak sekolah tersebut. 2. Nomor urut berikutnya adalah nama anak-anaknya yang belum menikah. Susunan nama anak-anak yang belum menikah diurutkan mulai dari yang tertua. 3. Nomor urut berikutnya adalah nama anak yang telah menikah yang diikuti oleh pasangannya dan anak-anaknya yang belum menikah. Susunan nama anak-anak dari pasangan ini yang belum menikah diurutkan mulai dari yang tertua. Demikian seterusnya, untuk para anak dari kepala rumah tangga yang telah menikah disusun berurutan dengan pasangannya dan anakanaknya. 4. Nomor urut berikutnya adalah anggota rumah tangga selain anak, yang sudah menikah diikuti oleh pasangannya dan anak-anaknya yang belum menikah. 5. Nomor urut berikutnya adalah anggota rumah tangga lainnya yang tanpa pasangan dan tanpa anak mulai dari orang tua/mertua, famili lain, pembantu/sopir/tukang kebun, dan lainnya. Penjelasan: Nama tidak boleh disingkat dan tanpa menggunakan kata sebutan atau gelar, misalnya: Ir, Drs, Tuan, Nyonya, Bapak, Ibu, dan lain-lain. Setelah semua selesai dicatat, bacakan kembali nama-nama tersebut kemudian ajukan lagi pertanyaan untuk memastikan adanya: a. Orang yang namanya belum tercatat karena lupa atau dianggap bukan anggota rumah tangga seperti bayi atau anak kecil, pembantu, teman/tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau lebih, keponakan, anak indekos dan sebagainya yang biasa tinggal di rumah tangga tersebut; dan orang yang sedang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi biasanya tinggal di rumah tangga tersebut. Tambahkan nama-nama yang tertinggal tersebut pada baris-baris sesuai dengan urutan kode hubungan dengan kepala rumah tangga. b. Orang yang dianggap anggota rumah tangga karena biasanya tinggal di rumah tangga tersebut tetapi sedang bepergian selama 6 bulan atau lebih. Hapus nama dari daftar, bila sudah terlanjur ditulis pada Blok IV. Urutkan kembali nama-nama anggota rumah tangga sesuai dengan urutan kode hubungan dengan kepala rumah tangga. 58 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pertanyaan 403: Apakah Hubungan (Nama) dengan Kepala Rumah Tangga ? Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan setiap anggota rumah tangga dengan kepala rumah tangga. Pertanyaan ini diisi dengan cara menuliskan kode hubungan dengan kepala rumah tangga untuk masing-masing anggota rumah tangga pada kotak yang tersedia. Anggota rumah tangga pertama harus kepala rumah tangga. Kode jawaban pertanyaan ini ada 9 (sembilan), yaitu: Kode 1: Kepala rumah tangga Kode 2: Istri/suami/pasangan hidup adalah istri/suami/pasangan hidup dari kepala rumah tangga. Kode 3: Anak kandung/tiri, yaitu: Anak kandung adalah anak yg lahir dari kandungan sendiri; anak sendiri (bukan anak tiri atau anak angkat). Anak tiri adalah anak yang sudah dimiliki oleh suami/istri dari pernikahan sebelumnya, anak yang bukan hasil perkawinan dengan istri/suami sekarang. Kode 4: Anak angkat adalah anak orang lain yang diambil (dipelihara) serta disahkan secara hukum sebagai anak sendiri. Kode 5: Menantu adalah suami/istri dari anak kandung, anak tiri, atau anak angkat. Kode 6: Cucu adalah anak dari anak kandung, anak tiri, atau anak angkat. Kode 7: Orang tua/mertua adalah bapak/ibu dari kepala rumah tangga atau bapak/ibu dari istri/suami KRT. Kode 8: Pembantu/Sopir, yaitu: Pembantu adalah orang yang bekerja sebagai pembantu yang menginap di rumah tangga tersebut dan menerima upah/gaji baik berupa uang ataupun barang. Sopir adalah orang yang bekerja untuk mengemudikan kendaraan bermotor yang menginap di rumah tangga tersebut dan menerima upah/gaji baik berupa uang ataupun barang. Kode 9: Lainnya, yaitu: Famili lain adalah orang yang ada hubungan famili dengan kepala rumah tangga atau dengan istri/suami kepala rumah tangga, seperti adik, kakak, bibi, paman, kakek, atau nenek. Orang yang tidak ada hubungan famili dengan KRT adalah orang yang tidak ada hubungan famili dengan kepala rumah tangga atau istri/suami kepala rumah tangga yang berada di rumah tangga tersebut lebih dari 6 bulan, seperti tamu, teman dan orang yang mondok dengan makan (indekos), termasuk anak pembantu yang juga tinggal dan makan di rumah tangga majikannya. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 59 Penjelasan: 1. Mantan menantu yang tidak ada hubungan famili dengan kepala rumah tangga dicatat sebagai lainnya. Jika ada hubungan famili dicatat sebagaimana status hubungan dengan kepala rumah tangga sebelum menikah. 2. Famili yang dipekerjakan sebagai pembantu (menerima upah/gaji) dianggap sebagai pembantu rumah tangga. 3. Tukang kebun yang menjadi anggota rumah tangga majikan (makan dan menginap di rumah majikan), maka dicatat sebagai pembantu. 4. Anak pembantu yang ikut tinggal di dalam rumah tangga, apabila diperlakukan sebagai pembantu, status hubungan dengan kepala rumah tangga dicatat sebagai pembantu. Apabila anak tersebut tidak diperlakukan sebagai pembantu, maka dicatat sebagai lainnya. 5. Anggota rumah tangga pertama harus kepala rumah tangga, sehingga kode di 403 sudah tertulis berkode 1. 6. Jika responden terlihat tidak memahami pertanyaan atau tidak dapat menjawab secara spontan maka petugas boleh melakukan probing namun tanpa menghilangkan maksud dan tujuan rincian pertanyaan. Jika responden masih kesulitan menjawab maka sebutkan seluruh pilihan jawaban pertanyaan. 7. Konsep anak angkat adalah harus memiliki surat sah (legal secara hukum), jadi jika hanya diakui sebagai anak angkat tanpa ada pengangkatan anak secara legal formal (di catatan sipil atau pengadilan agama) maka dicatat bukan sebagai anak angkat. Pertanyaan 404: Apakah Status Perkawinan (Nama) ? Pertanyaan ini diisi dengan cara menuliskan kode status perkawinan untuk masingmasing anggota rumah tangga pada kotak yang tersedia. Kode jawaban pertanyaan ini ada 4 (empat), yaitu: Kode 1: Belum kawin. Kode 2: Kawin adalah seseorang yang pada saat pencacahan hidup sebagai suami atau istri berdasarkan peraturan hukum/adat/ajaran agama. Baik yang mendapatkan surat nikah ataupun tidak, namun sah menurut hukum/adat/ajaran agama. Termasuk kategori kawin adalah mereka yang mempunyai pasangan perempuan (bagi laki-laki) atau pasangan laki-laki (bagi perempuan) tanpa terikat dalam perkawinan yang sah secara hukum (adat, agama, negara) namun memiliki hubungan layaknya pasangan suami istri, baik tinggal bersama dalam satu rumah maupun tidak. 60 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Kode 3: Cerai hidup adalah seseorang yang pada saat pencacahan telah berpisah sebagai suami-istri karena bercerai dan belum kawin lagi. Penjelasan: 1. Termasuk kategori cerai hidup adalah mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi secara hukum. 2. Termasuk kategori cerai hidup adalah mereka yang pernah hidup bersama tetapi pada saat pencacahan sudah berpisah (tidak hidup bersama lagi). 3. Termasuk kategori cerai hidup jika ada perempuan yang mengaku belum pernah menikah/ kawin/hidup bersama tetapi mempunyai anak termasuk yang sudah meninggal. 4. Tidak termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin, misalnya suami/istri ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat lain karena sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Kode 4 : Cerai mati adalah seseorang ditinggal mati oleh suami atau istrinya dan belum kawin lagi. Pertanyaan 405: Apakah (Nama) Laki-Laki atau Perempuan? Pertanyaan ini diisi dengan cara menuliskan kode jenis kelamin untuk masing-masing anggota rumah tangga pada kotak yang tersedia. Kode untuk pertanyaan ini ada 2, yaitu: Kode 1 : Laki-laki, jika jenis kelamin anggota rumah tangga adalah laki-laki Kode 2 : Perempuan, jika jenis kelamin anggota rumah tangga adalah perempuan. Penegasan: 1. Jangan menduga jenis kelamin seseorang berdasarkan namanya. Untuk meyakinkannya tanyakan apakah ART tersebut laki-laki atau perempuan. 2. Isikan Pertanyaan 402, 403, 404, dan 405 secara berturut-turut dengan menanyakan dan menulis nama anggota rumah tangga sesuai dengan aturan baku SP2010. Kemudian tanyakan satu-persatu keterangan yang dibutuhkan mulai pertanyaan 406 dan 407 untuk setiap anggota rumah tangga. Pertanyaan 406: Kapan (Nama) Dilahirkan? Pertanyaan ini diisi dengan cara menuliskan bulan dan tahun lahir anggota rumah tangga pada kotak yang tersedia, termasuk bayi baru lahir atau pembantu atau orang yang sudah tinggal selama 6 bulan atau kurang dari 6 bulan namun berniat menetap. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 61 Penegasan: 1. Bagi ART yang masih bersekolah, untuk isian bulan dan tahun lahir wajib terisi. 2. Bulan dan tahun lahir anggota rumah tangga harus dikonversikan dalam angka numerik. Misalnya jika lahir pada bulan Januari, maka tuliskan 01, jika lahir pada bulan Februari maka tuliskan 02, jika lahir pada bulan Desember maka tuliskan 12. Untuk konversi tahun ke dalam angka numerik, dituliskan 2 digit terakhir saja. Misalnya jika lahir di tahun 1987 maka tuliskan 87, jika lahir tahun 2001 maka tuliskan 01, jika lahir tahun 2014, maka tuliskan 14. 3. Pencacah dapat mengetahui informasi bulan dan tahun lahir dari dokumen penting anggota rumah tangga seperti kartu keluarga (KK), kartu tanda penduduk (KTP), kartu lahir/akte kelahiran dan lain-lain. Perlu diperhatikan bagi pencacah yang menuliskan bulan dan tahun lahir dengan menyalin dari dokumen KK agar mengecek kembali kebenarannya ke responden. 4. Jika responden benar-benar tidak mengetahui bulan atau tahun lahir dan tidak ada dokumen yang bisa dilihat untuk mengetahui informasi bulan dan tahun lahir anggota rumah tangga, maka isian untuk pertanyaan ini pada baris anggota rumah tangga yang bersangkutan dibiarkan kosong. 5. Contoh penulisan bulan/tahun lahir, misalnya: Ananta lahir pada tanggal 4 Februari 2012, maka tuliskan pada kotak yang tersedia 0 2 / 1 2 Pertanyaan 407: Berapakah Umur (Nama)? Pertanyaan ini diisi dengan cara menuliskan umur anggota rumah tangga pada kotak yang tersedia. Umur dihitung dalam tahun dengan pembulatan ke bawah atau umur pada waktu ulang tahun yang terakhir. Perhitungan umur didasarkan pada kalender Masehi. Penjelasan: 1. Karena untuk umur disediakan dua kotak, bagi yang umurnya kurang dari 10 tahun ditambah angka 0 di kotak pertama dan jika umurnya 97 tahun atau lebih diisikan angka 97. Contoh: 62 110 tahun, ditulis 9 7 9 tahun 9 bulan, ditulis 0 9 11 bulan 20 hari, ditulis 0 0 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 2. Jika responden lahir pada bulan pencacahan, maka untuk ketepatan penghitungan umur, petugas harus menghitung umur dari tanggal kelahiran dan tanggal pencacahan. Contoh: 1. Ibrahim lahir menurut kalender masehi tanggal 30 Oktober 1987. Jika pencacahan tanggal 5 September 2015, maka umur Ibrahim adalah 27 tahun. 2. Maria lahir menurut kalender hijriah tanggal 10 Ramadhan 1407 H. Jika dikonversikan ke kalender masehi menjadi 9 Mei 1987. Jika pencacahan tanggal 11 September 2015, maka umur Maria adalah 28 tahun. 3. Wina lahir tanggal 20 September 1986, pencacahan dilakukan tanggal 1 September 2015. Umur Wina adalah 28 tahun. Apabila responden tidak mengetahui umurnya dengan pasti, usahakan untuk memperoleh keterangan mengenai umurnya dengan cara sebagai berikut: 1. Keterangan mengenai tanggal/bulan/tahun lahir dapat diperoleh dari akta kelahiran, surat kenal lahir, kartu dokter, kartu imunisasi, dan Kartu Menuju Sehat (KMS) atau catatan lain yang dibuat oleh orang tuanya. Perhatikan tanggal dikeluarkannya surat tersebut (misalnya KTP atau kartu keluarga) bila yang tercatat di surat-surat tersebut adalah umur (bukan tanggal lahir). 2. Menghubungkan waktu kelahiran responden dengan tanggal, bulan dan tahun kejadian atau peristiwa penting yang terjadi di Indonesia atau di daerah yang dikenal secara nasional maupun regional. Contoh: Pemilu, gunung meletus, banjir, kebakaran, pemilihan kepala desa/lurah, dan sebagainya. Beberapa peristiwa penting yang dapat digunakan dalam memperkirakan umur antara lain: a. Pendaratan Jepang di Indonesia (1942); b. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (1945); c. Pemilu I (1955); d. Pemberontakan G30S/PKI (1965). 3. Membandingkan umur anggota rumah tangga dengan saudara-saudara kandungnya. Mulailah dengan memperkirakan umur anak yang terkecil, kemudian bandingkan dengan anak kedua terkecil dengan menanyakan kira-kira berapa umur atau sudah bisa berbuat apa saja {duduk (6 bulan), merangkak (8 bulan), berdiri (9 bulan), berjalan (12 bulan)} si kakak waktu adiknya lahir atau mulai ada dalam kandungan. Lakukan cara-cara di atas ini untuk mencari keterangan mengenai anak-anak yang lebih besar. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 63 4. Membandingkan dengan anak tetangga/saudara yang diketahui umurnya dengan pasti. Perkirakan berapa bulan anak yang bersangkutan lebih tua atau lebih muda dari anak-anak tersebut. Tidak jarang responden mengatakan tidak mengetahui sama sekali umurnya, ketika ditanya terus dijawab "terserah bapak/ibu saja". Dalam kasus seperti ini pencacah diminta menanyakan kembali dengan lebih sabar, mengulangi kembali cara-cara yang dianjurkan. Pada umumnya, jika ditanyakan mengenai umur ada kecenderungan responden memberikan jawaban umur yang berakhiran 5 atau 0. Apabila pencacah menemukan hal tersebut, maka pencacah diharapkan untuk melakukan pertanyaan lebih mendalam. 6.5 Blok V. Keterangan Kepemilikan Sandang dan Frekuensi Makan Pertanyaan pada Blok V digunakan untuk memperoleh informasi mengenai kepemilikan sandang/pakaian layak pakai dan frekuensi makan makanan pokok, lauk pauk berprotein tinggi nabati dan hewani dari semua anggota rumah tangga. A. KEPEMILIKAN SANDANG Kepemilikan pakaian layak pakai dari anggota rumah tangga merupakan salah satu variabel penentu ketelantaran dari Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Keterangan mengenai kepemilikan pakaian layak pakai dicakup dalam pertanyaan 502. Pertanyaan 502: Berapa Stel Pakaian Layak Pakai yang (Nama) Miliki? Pakaian layak pakai adalah pakaian luar yang utuh (tidak compang-camping atau tidak ada tambalannya) dan dapat/lazim/pantas dipakai dalam pergaulan sehari-hari. Sebagai contoh, pakaian tersebut pantas digunakan di tempat umum seperti di tempat pengajian, tempat rekreasi, sekolah, atau tempat pesta. Satu stel pakaian adalah satu pasang pakaian atas dan satu pakaian bawah atau satu pakaian terusan (termasuk pakaian seragam sekolah). Jika ART memiliki lebih dari satu pakaian atas atau satu pakaian bawah maka penghitungan satu stel bukanlah kombinasi. Contoh: ART mempunyai 4 pakaian atas dan 2 pakaian bawah, maka ART tersebut memiliki pakaian sebanyak 2 stel pakaian. Pakaian atas, misalnya kemeja, t-shirt, baju koko, dan sebagainya. 64 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pakaian bawah, misalnya rok, celana, sarung, dan sebagainya. Pakaian terusan, misalnya baju kodok, jumpsuit, gaun dan gaun panjang (long dress). Kode pilihan jawaban: Kode 1 : ≤ 3 stel, jika pakaian layak pakai yang dimiliki sebanyak tiga atau kurang dari tiga stel. Kode 2 : 4-7 stel, jika pakaian layak pakai yang dimiliki antara empat sampai dengan tujuh stel. Kode 3 : ≥ 8 stel, jika pakaian layak pakai yang dimiliki delapan stel atau lebih dari delapan stel. Tuliskan kode jawaban yang sesuai dengan pernyataan responden. B. FREKUENSI MAKAN Frekuensi makan dari anggota rumah tangga merupakan salah satu dari variabel penentu ketelantaran dari Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Keterangan mengenai frekuensi makan dicakup dalam pertanyaan 503-508. Frekuensi makan tidak mutlak dilihat dari porsi makannya tetapi tetap dilihat dari segi kewajarannya sesuai usia dan kebutuhan. Misalnya, anggota rumah tangga dewasa yang hanya makan satu atau dua suap/sendok tidak masuk dalam hitungan frekuensi. Pertanyaan 503: Dalam Seminggu Terakhir, Berapa Kali (Nama) Makan Makanan Pokok yang Mengandung Karbohidrat (Nasi, Sagu, Ubi, dll) Baik di Dalam Maupun di Luar Rumah? Makanan pokok adalah makanan lembek atau padat yang dapat memberi energi pada anggota rumah tangga. Makanan pokok ada beberapa jenis, tergantung pada daerah/wilayah tempat tinggal, misalnya: nasi/bubur nasi, roti, sagu, singkong, jagung, kentang dan ubi jalar. Makan makanan pokok adalah makan makanan dalam rangka makan pagi/sarapan, makan siang, makan malam. Tambahkan penjelasan kepada responden bahwa kegiatan konsumsi makanan dapat dilakukan baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Kode pilihan jawaban: Kode 1: ≤ 7 kali, jika dalam seminggu terakhir responden makan makanan pokok tujuh kali atau kurang dari tujuh kali (0-7 kali). Balita yang belum diberikan makanan pokok selain ASI, maka frekuensi makan makanan pokok adalah 0 kali. Kode 2: 8–13 kali, jika dalam seminggu terakhir responden makan makanan pokok antara delapan sampai dengan tiga belas kali. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 65 Kode 3: ≥ 14 kali, jika dalam seminggu terakhir responden makan makanan pokok sebanyak empat belas kali atau lebih. Tuliskan kode yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Jika jawaban berkode 3 maka lanjutkan ke pertanyaan 505. Pertanyaan 504: Alasan (Nama) Makan Makanan Pokok ≤ 13 kali? Pertanyaan ini ditanyakan jika frekuensi makan makanan pokok responden dalam seminggu kurang dari 14 kali (pertanyaan 503 berkode 1 atau 2). Kode pilihan jawaban: Kode 1: Tidak mampu membeli, jika dalam seminggu terakhir responden makan makanan pokok kurang dari empat belas kali karena tidak mempunyai kemampuan finansial atau uang untuk membeli makanan pokok. Kode 2: Tidak tersedia di pasar, jika dalam seminggu terakhir responden makan makanan pokok kurang dari empat belas kali karena tidak ada pedagang yang menjual bahan makanan pokok. Kode 3: Alasan kesehatan, jika dalam seminggu terakhir responden makan makanan pokok kurang dari empat belas kali dikarenakan alasan kesehatan (misal: sakit, alergi, diabetes) Kode 4: Perilaku individu, jika dalam seminggu terakhir responden makan makanan pokok kurang dari empat belas kali dikarenakan perilaku dari responden (misal: puasa, diet, tidak suka); Kode 5: Lainnya, misalnya bayi yang hanya mendapatkan ASI tanpa diberikan makanan pokok. Tuliskan kode yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Pertanyaan 505: Dalam Seminggu Terakhir, Apakah (Nama) Makan Lauk Pauk Nabati Yang Berprotein Tinggi (Tahu, Tempe, Kacang-Kacangan) Baik di Dalam Maupun di Luar Rumah? Protein adalah kelompok senyawa organik bernitrogen yang rumit dengan bobot molekul tinggi yang sangat penting bagi kehidupan; bahan organik yang susunannya sangat majemuk, yang terdiri atas beratus-ratus atau beribu-ribu asam amino, dan merupakan bahan utama pembentukan sel dan inti sel; zat putih telur. Yang termasuk lauk pauk protein nabati adalah tahu, tempe, kacang-kacangan dan hasil olahannya. 66 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Tuliskan kode 1 jika “Ya” atau kode 5 jika “Tidak” sesuai dengan jawaban responden. Jika isiannya berkode 5 maka lanjutkan ke pertanyaan 507. Pertanyaan 506: Berapa Kali (Nama) Makan Lauk Pauk Nabati? Kode pilihan jawaban: Kode 1: ≤ 3 kali, jika dalam seminggu terakhir responden makan lauk pauk nabati berprotein tinggi tiga kali atau kurang dari tiga kali (0-3 kali). Kode 2: 4–7 kali, jika dalam seminggu terakhir responden makan lauk pauk nabati berprotein tinggi antara empat sampai dengan tujuh kali. Kode 3: 8–13 kali, jika dalam seminggu terakhir responden makan lauk pauk nabati berprotein tinggi antara delapan sampai dengan tiga belas kali. Kode 4: ≥ 14 kali, jika dalam seminggu terakhir responden makan lauk pauk nabati berprotein tinggi sebanyak empat belas kali atau lebih. Tuliskan kode yang sesuai dengan jawaban responden pada tempat yang tersedia. Pertanyaan 507: Dalam Seminggu Terakhir, Apakah (Nama) Makan Lauk Pauk Hewani Yang Berprotein Tinggi (Daging, Ayam, Ikan, Telur, Dll) Baik di Dalam Maupun di Luar Rumah? Protein hewani adalah protein yang dihasilkan dari hewan seperti daging, ayam, ikan, telur, dan hasil olahannya. Tuliskan kode 1 jika “Ya” atau kode 5 jika “Tidak” sesuai dengan jawaban responden. Jika isiannya berkode 5 “Tidak” maka lanjutkan ke anggota rumah tangga berikutnya. Pertanyaan 508: Berapa Kali (Nama) Makan Lauk Pauk Hewani? Kode pilihan jawaban: Kode 1: ≤ 2 kali, jika responden makan lauk pauk hewani berprotein tinggi selama seminggu terakhir dua kali atau kurang dari dua kali (0-2 kali). Kode 2: 3–7 kali, jika responden makan lauk pauk hewani berprotein tinggi selama seminggu terakhir antara tiga sampai dengan enam kali. Kode 3: 8–13 kali, jika responden makan lauk pauk hewani berprotein tinggi selama seminggu terakhir antara delapan sampai dengan tiga belas kali. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 67 Kode 4: ≥ 14 kali, jika responden makan lauk pauk hewani berprotein tinggi selama seminggu terakhir empat belas kali atau lebih. Tuliskan kode yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Perhatikan jika terdapat anggota rumah tangga yang umurnya 0-4 tahun (balita). Frekuensi makan balita tersebut adalah frekuensi balita mengkonsumsi makanan pendamping ASI (MP-ASI). Untuk balita yang mengkonsumsi ASI saja (ASI Ekslusif), maka pengisiannya adalah sbb: 503=1, 504=5, 505=5, dan 507=5. 6.6 Blok VI. Keterangan Fasilitas Tidur, Kesehatan, dan Bepergian Blok VI dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai fasilitas tidur, kesehatan, dan bepergian dari anggota rumah tangga (ART). A. FASILITAS TIDUR Fasilitas tidur merupakan salah satu dari variabel penentu ketelantaran dari Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Informasi tersebut dicakup dalam pertanyaan 602‒604. Pertanyaan 602: Apakah Mempunyai Lokasi Khusus/Tempat Tetap untuk Tidur (Nama) Di rumah? Lokasi khusus/tempat tetap untuk tidur adalah sebagian tertentu dari kamar/ruang atau keseluruhan kamar/ruang yang selalu digunakan responden secara tetap untuk tidur kapanpun responden mau. Lokasi yang dimaksud disini tidak harus berupa kamar/ruang tidur tetapi bisa kamar/ruang dengan fungsi lain. Penjelasan : Orang yang memiliki tempat tetap untuk tidur (kamar tidur) namun memilih untuk tidur di tempat lain, misalnya di ruang keluarga, dikategorikan mempunyai tempat tidur tetap. Contoh kasus: Rumah tangga Pak Badu bertetangga dengan rumah tangga Pak Bejo. Keduanya sama-sama menyewa sepetak rumah yang terdiri dari satu ruang. Dibagian sudut ruangan kedua rumah tangga tersebut terdapat kasur untuk tidur. Hanya saja di rumah Pak Badu disekat lemari sehingga jika tamu 68 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 datang tidak mengganggu ART yang sedang tidur. Sementara itu di rumah Pak Bejo tidak diberi sekat sehingga ketika ada tamu yang datang ART Pak Bejo tidak bisa tidur di tempat tersebut. Untuk kasus tersebut, ART Pak Badu yang biasa tidur di tempat tersebut dikatakan memiliki lokasi khusus/tempat tetap untuk tidur (jawaban 602 berkode 1). Sedangkan ART di rumah tangga Pak Bejo dikategorikan tidak memiliki lokasi khusus/tempat tetap untuk tidur (jawaban 602 berkode 5). Tuliskan kode 1 bila "Ya" atau kode 5 bila "Tidak". Bila jawaban berkode 5, lanjutkan ke pertanyaan 605. Pertanyaan 603: Jika “Ya” (602=1), Apakah Ada Tempat Tidur/Kasur? Tempat tidur/kasur dapat berupa dipan, lincak, kasur, dan sejenisnya, tidak termasuk yang hanya menggunakan tikar saja, karpet atau Kasur Palembang. Contoh yang termasuk kategori tempat tidur/kasur: Dipan Lincak Kasur Busa Contoh yang termasuk kategori bukan tempat tidur/kasur: karpet Kasur palembang Tikar Tuliskan kode 1 bila "Ya" atau kode 5 bila "Tidak". Bila jawaban berkode 5 lanjutkan ke pertanyaan 605. Pertanyaan 604: Apakah Biasa Digunakan Bersama Oleh Lebih Dari 3 Orang? Digunakan bersama oleh lebih dari 3 orang adalah tempat tidur/kasur tersebut Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 69 digunakan untuk tidur secara bersama-sama oleh lebih dari 3 orang dalam waktu yang sama. Penggunaan tempat tidur tidak terbatas pada anggota rumah tangga saja. Contoh: Satu rumah yang ditinggali oleh lebih dari satu rumah tangga, tetapi pada waktu tidur menggunakan tempat tidur/kasur yang sama. Tuliskan kode 1 bila "Ya" atau kode 5 bila "Tidak" sesuai jawaban responden. B. KESEHATAN Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan mengenai kesehatan anggota rumah tangga yaitu, keluhan kesehatan dan berobat jalan/rawat inap. Pertanyaan 605: Dalam 3 Bulan Terakhir, Apakah (Nama) Mempunyai Keluhan Kesehatan (Panas, Batuk, Pilek, Diare, Pusing, Penyakit Kronis, dsb)? Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena gangguan/penyakit yang sering dialami penduduk seperti panas, pilek, diare, pusing, sakit kepala, maupun penyakit akut, penyakit kronis (meskipun selama 3 bulan terakhir tidak mempunyai keluhan), akibat kecelakaan, korban kriminalitas atau keluhan lainnya. Penyakit kronis adalah suatu penyakit yang diderita dalam waktu yang sudah cukup lama, menahun dan belum juga sembuh-sembuh. Contoh penyakit kronis: AIDS, kanker, tulang keropos (osteoporosis), stroke, diabetes, asam urat, pikun seperti sakit alzheimer, maag kronis, bronkitis kronis, anemia kronis, penyakit hati kronis, dan lain-lain. Penyakit akut digunakan untuk sakit yang datangnya secara tiba-tiba namun cukup parah dan perlu penanganan medis dengan segera. Penderita penyakit akut dicatat mempunyai keluhan (sesuai dengan jenis penyakit yang diderita) meskipun selama tiga bulan terakhir tidak mempunyai keluhan. Contoh: patah tulang akibat kecelakaan, sinusitis, serangan jantung, dll. Keluhan lainnya seperti campak, telinga berair/congek, sakit kuning/liver, kejang-kejang, lumpuh, pikun, termasuk juga gangguan kesehatan akibat hal lainnya seperti kecelakaan/musibah, bencana alam, tidak nafsu makan, sulit buang air besar, sakit kepala karena demam, gangguan sendi, gangguan pendengaran (sebelumnya normal), katarak, sakit maag, perut mules, masuk angin, tidak bisa kencing, bisul, sakit mata, asma, nafas sesak/ cepat, sakit gigi, sakit kepala berulang dan keluhan fisik karena menstruasi atau hamil, seperti nyeri, mual, atau pusing. 70 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Penjelasan: Penderita penyakit kronis dicatat mempunyai keluhan (sesuai dengan jenis penyakit yang diderita) meskipun dalam 3 bulan terakhir tidak mempunyai keluhan Pertanyaan 605 tidak merujuk pada keluhan kesehatan yang terberat saja, melainkan meliputi semua keluhan kesehatan yang dialami dalam 3 bulan terakhir Tuliskan kode 1 bila "Ya" atau kode 5 bila "Tidak" sesuai jawaban responden. Jika jawaban berkode 5, lanjutkan ke art berikutnya. Pertanyaan 606: Apakah Mengakibatkan Terganggunya Pekerjaan, Sekolah, atau Kegiatan Sehari-hari? Terganggunya pekerjaan, sekolah, atau kegiatan sehari-hari adalah tidak dapat melakukan kegiatan (bekerja, sekolah, atau kegiatan sehari-hari misalnya bermain) secara normal sebagaimana biasanya. Contoh kasus: a. Krt/art yang tidak masuk bekerja karena sakit; atau yang masih tetap bekerja tetapi tidak dapat bekerja dengan baik; atau tidak dapat bekerja dengan kapasitas penuh seperti biasa. b. Art yang tidak dapat mengikuti pelajaran/tidak masuk sekolah karena sakit gigi. c. Ibu rumah tangga yang tidak dapat melakukan pekerjaan seperti yang biasa dilakukan seharihari karena batuk dan pilek. d. Art yang tidak dapat bermain seperti biasanya karena diare e. Bayi yang menangis terus dan terganggu tidurnya akibat badannya panas. Tuliskan kode 1 bila "Ya" atau kode 5 bila "Tidak" sesuai jawaban responden. Pertanyaan 607: Dalam 3 Bulan Terakhir, Apakah (Nama) Pernah Berobat Jalan/ Rawat Inap? Berobat jalan adalah kegiatan atau upaya ART yang mempunyai keluhan kesehatan untuk memeriksakan diri dan mendapatkan pengobatan dengan mendatangi tempat-tempat pelayanan kesehatan modern atau tradisional tanpa menginap, termasuk mendatangkan petugas kesehatan ke rumah tangga. Rawat inap adalah proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit, di mana pasien diinapkan di fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas, atau klinik). Tidak termasuk dalam berobat jalan adalah konsultasi, pemeriksaan kesehatan (checkPedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 71 up), kir kesehatan (misal untuk SIM, penerimaan pegawai, kenaikan pangkat), skrining (pemeriksaan kesehatan untuk menemukan penyakit sedini mungkin, misal: Pap Smear Test untuk kanker mulut rahim, mantoux test untuk skrining TBC), dan pemeriksaan kehamilan normal, karena hal ini merupakan upaya pencegahan. Isikan kode 1 jika “Ya” atau kode 5 jika “Tidak” sesuai jawaban responden. Jika isian jawaban berkode 1 “Ya” maka lanjutkan ke art berikutnya. Pertanyaan 608: Apa Alasan Utama (Nama) Tidak Berobat Jalan/Rawat Inap? Kode pilihan jawaban: Kode 1: Akses ke fasilitas kesehatan sulit, apabila responden memiliki kesulitan untuk pergi ke fasilitas kesehatan, dikarenakan tidak ada/terbatasnya sarana transportasi menuju ke fasilitas kesehatan, tempat tinggal jauh dari fasilitas kesehatan, jalan yang sulit dilewati, dll. Kode 2: Waktu tunggu pelayanan lama, waktu tunggu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan lama. Standar Pelayanan Minimal (SPM) berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 129/Menkes/SK/II/2008 adalah sebagai berikut: a. Waktu tunggu di rawat jalan ≤ 60 menit b. Waktu tunggu operasi efektif ≤ 2 hari c. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto ≤ 3 jam d. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium kimia darah dan darah putih ≤ 140 menit e. Waktu tunggu pelayanan obat jadi ≤ 30 menit f. Waktu tunggu pelayanan obat racikan ≤ 60 menit Kode 3: Tidak punya biaya berobat/transport, apabila responden atau keluarga tidak memiliki biaya untuk berobat seperti membayar dokter, obat, biaya administrasi, dll atau biaya transport untuk menuju ke tempat berobat/fasilitas kesehatan. Kode 4: Tidak ada yang mendampingi adalah tidak ada anggota ruta atau orang lain yang menemani responden ke fasilitas kesehatan. Kode 5: Mengobati sendiri adalah upaya anggota ruta untuk melakukan pengobatan dengan menentukan jenis obat sendiri tanpa saran/resep dari tenaga kesehatan/batra. Contoh: Minum obat yang dibeli dari warung atau apotek tanpa resep dokter, minum jamu, kerokan, kompres. Kode 6: Merasa Tidak Perlu Berobat adalah responden merasa bahwa sakit yang dideritanya tidak perlu diobati karena dapat sembuh sendiri tanpa berobat. 72 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Kode 7: Lainnya, misal: takut disuntik, takut ketahuan penyakitnya, atau takut bertemu dokter. Isikan kode sesuai jawaban responden pada kotak yang tersedia. C. BEPERGIAN Pertanyaan 609: Pada 1 Maret S.D 31 Agustus 2015 (6 Bulan Terakhir), Apakah (Nama) Pernah Bepergian (ke Obyek Wisata Komersial, atau Menginap di Akomodasi Komersial, atau Menempuh Jarak ≥ 100 Km PP) yang Tidak untuk Sekolah atau Bekerja Secara Rutin? Bepergian adalah bepergian dari tempat tinggal dalam wilayah geografis Indonesia secara sukarela kurang dari 6 bulan, baik dilakukan secara perorangan (sendiri) ataupun berkelompok (rombongan) serta bukan bertujuan untuk sekolah dan bekerja secara rutin. Kegiatan rutin yang dimaksud adalah kegiatan sekolah dan atau bekerja (memperoleh upah/gaji sesuai tugas pokoknya di tempat yang dituju), yang dilakukan secara rutin (reguler), baik frekuensinya, lokasinya, maupun kegiatannya. Bepergian yang dimaksud dalam cakupan ini adalah bepergian yang mengunjungi objek wisata komersial, atau menginap di usaha jasa akomodasi komersial atau jarak perjalanan pulang pergi (PP) sama atau lebih besar dari 100 km. Penjelasan: 1. Tempat tinggal yang dimaksud adalah tempat tinggal responden pada saat pencacahan. 2. Sukarela yang dimaksud adalah bukan pengungsi atau tahanan. 3. Bepergian dalam rangka melakukan tugas (bekerja) yang dicakup dalam kegiatan ini adalah bepergian yang dilakukan secara tidak rutin. 4. Khusus untuk anggota rumah tangga yang profesinya mengharuskan mobile (bergerak) seperti sopir, pilot, dan sejenisnya yang melakukan bepergian dalam rangka profesi pekerjaannya (sebagai sopir atau pilot), meskipun jarak perjalanan lebih dari 100 KM PP, tidak dikategorikan melakukan bepergian. Isikan kode 1 jika “Ya” atau kode 5 jika “Tidak” sesuai jawaban responden. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 73 Konsep bepergian dapat dilihat dalam diagram di bawah: Contoh: Raska adalah pegawai BPS yang mengikuti pelatihan petugas dan menginap di akomodasi komersial dan sudah kembali pada referensi waktu, maka Raska dikategorikan bepergian. 6.7 Blok VII. Keterangan Kebersamaan Anggota Rumah Tangga Pertanyaan pada Blok VII digunakan untuk memperoleh informasi mengenai kebersamaan dari anggota rumah tangga yang berumur 10 tahun ke atas dan berstatus kawin dengan suami/istri, keberadaan orang tua kandung dan kebersamaan dengan orang tua/wali dari anggota rumah tangga yang berumur 0-17 tahun yang belum kawin. Pertanyaan 702: Isikan kode 1, jika nama berstatus kawin (lihat 404=2), atau kode 0 jika tidak. Cek isian Blok IV Pertanyaan 404. Isikan kode “1” pada kotak yang tersedia apabila isian jawaban pada Blok IV Pertanyaan 404 berkode 2, jika tidak maka isikan kode “0”. Jika isian pertanyaan 702 berkode 1 maka lanjutkan ke pertanyaan 703. Jika isian pertanyaan 702 berkode 0 maka lanjutkan ke pertanyaan 704. 74 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pertanyaan 703: Apakah Suami/Istri (nama) Biasanya Tinggal di Rumah Tangga Ini? Suami/istri biasanya tinggal di rumah tangga jika dalam 6 bulan terakhir, suami/istri tinggal di rumah lebih dari 3 bulan, meskipun tidak berturut-turut. Isikan kode 1 jika “Ya” atau kode 5 jika “Tidak” sesuai jawaban responden. Penegasan: Meskipun pada saat kunjungan, responden dan pasangannya berada di rumah, petugas perlu konfirmasi kembali untuk mendapatkan jawaban yang pasti. Pertanyaan 704: Isikan Kode 1 Jika Nama Berumur 0-17 Tahun dan Belum Kawin (Lihat 407 <18 Tahun dan 404=1), atau Kode 0 Jika Tidak. Cek isian Blok IV Pertanyaan 407 dan 404. Isikan kode ”1” pada kotak yang tersedia apabila isian jawaban pada Blok IV Pertanyaan 407 berkode < 18 dan Pertanyaan 404 berkode 1, dan kode “0” jika tidak. Jika isian pertanyaan 704 berkode 1 maka lanjutkan ke pertanyaan 705. Jika isian pertanyaan 704 berkode 0 maka lanjutkan ke anggota rumah tangga berikutnya. Pertanyaan 705 : Apakah Ibu Kandung (Nama) Masih Hidup? Ibu kandung adalah ibu yang melahirkan responden. Kode pilihan jawaban: Kode 1 : Ya, art jika ibu kandung masih hidup dan tinggal di rumah tangga tersebut. Kode 2 : Ya, bukan art tinggal di dalam negeri jika ibu kandung masih hidup dan tidak tinggal di rumah tangga tersebut tetapi tinggal di dalam negeri. Kode 3 : Ya, bukan art tinggal di luar negeri jika ibu kandung masih hidup dan tidak tinggal di rumah tangga tersebut tetapi tinggal di luar negeri. Kode 4 : Meninggal, jika ibu kandung sudah meninggal. Kode 8 : Tidak Tahu, jika tidak tahu apakah ibu kandung masih hidup atau sudah meninggal. Isikan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Jika jawaban responden berkode 2, 3, 4 atau 8 maka lanjutkan ke pertanyaan 707. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 75 Pertanyaan 706: Tuliskan No Urut Ibu Kandung Jika Pertanyaan 705 berkode 1 (ibu kandung merupakan anggota rumah tangga) maka tuliskan nomor urut ibu kandung responden pada kotak yang tersedia. Pertanyaan 707: Apakah Ayah Kandung (Nama) Masih Hidup? Ayah kandung adalah ayah biologis menurut pengakuan ibu kandung. Kode pilihan jawaban: Kode 1 : Ya, art jika ayah kandung masih hidup dan tinggal di rumah tangga tersebut. Kode 2 : Ya, bukan art tinggal di dalam negeri jika ayah kandung masih hidup dan tidak tinggal di rumah tangga tersebut tetapi tinggal di dalam negeri. Kode 3 : Ya, bukan art tinggal di luar negeri jika ayah kandung masih hidup dan tidak tinggal di rumah tangga tersebut tetapi tinggal di luar negeri. Kode 4 : Meninggal, jika ayah kandung sudah meninggal. Kode 8 : Tidak Tahu, jika tidak tahu apakah ayah kandung masih hidup atau sudah meninggal. Isikan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Jika jawaban responden berkode 2, 3, 4 atau 8 maka lanjutkan ke pertanyaan 709. Pertanyaan 708: Tuliskan No Urut Ayah Kandung Jika Pertanyaan 707 berkode 1 (ayah kandung merupakan anggota rumah tangga) maka tuliskan nomor urut ayah kandung responden pada kotak yang tersedia. Pertanyaan 709: Dalam Seminggu Terakhir, Aktivitas Apa Saja Yang (Nama) Lakukan Bersama Orang Tua/Wali? Melakukan aktivitas bersama orang tua/wali adalah melakukan suatu aktivitas/ kegiatan bersama orang tua/wali pada aktivitas/kegiatan yang sama dan dengan waktu yang sama. Orang tua/wali adalah bapak/ibu atau orang yang bertanggung jawab terhadap anak tersebut. Penjelasan: 1. Untuk anggota rumah tangga balita (umur 0-4 tahun), yang dimaksud dengan melakukan aktivitas bersama adalah didampingi atau diajarkan beraktivitas. Contoh: aktivitas makan 76 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 untuk balita berarti belajar makan atau disuapi, berbincang-bincang/ngobrol berarti belajar bicara. 2. Jika art berumur 0-4 tahun, maka yang ditanyakan adalah aktivitas A-I dan X-Z. 3. Jika art berumur 5-17 tahun, maka yang ditanyakan adalah aktivitas A-K dan X-Z. Kode aktivitas bersama: Kode A: Makan/Belajar Makan, yaitu makan bersama dalam satu meja atau ruangan antara anak dan orang tua, diselingi dengan obrolan ringan. Kode B: Menonton TV, misalnya: saat menonton siaran TV anak ditemani atau didampingi orang tua. Kode C: Belajar/Membaca Buku, misalnya: belajar dengan dibimbing oleh orang tua. Kode D: Dibacakan Buku Cerita/Diceritakan Dongeng, misalnya: sebelum tidur dibacakan atau diceritakan dongeng oleh orang tua. Kode E: Beribadah/berdoa, misalnya: pergi ke tempat ibadah bersama, memimpin doa sebelum makan bersama, dll. Kode F: Berbincang-bincang/ngobrol, misalnya: berbincang-bincang/ngobrol bersama orang tua/wali mengenai sekolah, film yang ditonton, dsb di ruangan/ tempat tertentu. Kode G: Bermain/rekreasi/berolahraga, misalnya: bermain ditemani orangtua/wali, berekreasi ke objek wisata/tempat tertentu bersama orang tua/wali, atau joging/melakukan olahraga tertentu bersama orang tua/wali. Kode H: Bermain games, misalnya: saat bermain games ditemani atau didampingi oleh orang tua/wali. Kode I: Mengakses internet adalah meluangkan waktu untuk memanfaatkan atau menikmati fasilitas internet, seperti mencari literatur/referensi, mencari/mengirim informasi/berita, komunikasi, e-mail, chatting, social media, games online, dll. Termasuk mengakses internet walaupun tidak memiliki kemampuan untuk membuka dan menutup (log in dan log out) internet. Siapa saja dimasukkan mengakses meskipun hanya tinggal melanjutkan. Contoh: seorang anak yang bermain games online tetapi log in (membuka internet) dibukakan oleh orang tuanya/orang lain. Kode J: Mengurus rumah tangga adalah kegiatan mengurus atau membantu mengurus rumah tangga seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah, dsb. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 77 Kode K: Membantu menambah penghasilan adalah melakukan suatu kegiatan/aktivitas bersama orang tua dengan tujuan membantu kegiatan orang tua untuk mendapatkan upah/gaji/ penghasilan. Contoh kasus: Orang tua Eko bekerja sebagai penjual kue. Sebelum berangkat sekolah, Eko bersama dengan orang tuanya menata kue-kue yang akan dijual. Maka Eko dikategorikan melakukan aktivitas bersama orang tua membantu menambah penghasilan. Kode X: Tidak ada kebersamaan, jika dalam seminggu terakhir sama sekali tidak pernah melakukan aktivitas bersama orang tua/wali. Kode Z: Tidak relevan, jika tidak tinggal bersama orangtua/wali, seperti pembantu, anak kost, dan lain-lain. Penjelasan: Contoh kebersamaan dengan orang tua/wali dalam mengurus rumah tangga, antara lain pada suatu waktu tertentu antara anak dengan orang tua/wali mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Misalnya membersihkan rumah secara bersama-sama, anak bertugas menyapu dan orang tua/wali mengepel (secara fisik harus bersama). Begitu juga untuk membantu menambah penghasilan, secara fisik harus bersamaan. Misalnya membantu menjaga warung bersama orang tua. Bacakan seluruh aktivitas dari poin A s.d K, kemudian lingkari kode aktivitas yang dilakukan bersama orang tua/wali sesuai dengan jawaban responden. 6.8 Blok VIII. Keterangan Untuk Balita (Umur 0-4 Tahun) Pertanyaan pada Blok VIII digunakan untuk memperoleh informasi mengenai anggota rumah tangga yang berumur 0-4 tahun (balita). Keterangan yang dihimpun antara lain mengenai pemberian ASI, imunisasi, pernah ditinggalkan ibu/wali untuk bekerja atau melakukan aktivitas di luar rumah, kepada siapa paling sering dititipkan atau diasuh ketika ditinggalkan, pernah diasuh oleh anak dibawah usia 10 tahun tanpa pengawasan dan pernah ditinggalkan sendiri. Pertanyaan 802: Isikan Kode 1 Jika Nama Berumur 0-4 Tahun (Lihat 407=0-4 Tahun), Atau Kode 0 Jika Tidak. Cek isian Blok IV Pertanyaan 407. Isikan kode “1” pada kotak yang tersedia apabila isian jawaban pada Blok IV Pertanyaan 407 berkode 0-4, atau kode “0” jika tidak. Jika isian pertanyaan 802 berkode 1 maka lanjutkan ke pertanyaan 803. Jika isian pertanyaan 802 berkode 0 maka lanjutkan ke art berikutnya. 78 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 A. AIR SUSU IBU (ASI) Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal, ASI perlu diberikan secara eksklusif sampai umur 6 bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2 tahun. Selain mengandung zat kekebalan yang memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit, ASI juga mengandung enzim yang akan membantu pencernaan. Memberikan ASI atau menyusui dengan rasa kasih sayang juga dapat mempererat ikatan batin ibu dan bayi. Melihat pentingnya ASI tersebut, Kementerian Kesehatan mengeluarkan keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 450/MENKES/SK/IV/2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Secara Eksklusif Pada Bayi di Indonesia. Dalam Kepmenkes tersebut dinyatakan bahwa pemberian Air Susu lbu (ASI) secara eksklusif bagi bayi di Indonesia sejak bayi lahir sampai dengan bayi berumur 6 (enam) bulan dan dianjurkan dilanjutkan sampai anak berusia 2 (dua) tahun dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai. Kebutuhan fisik dan biologis yang harus dipenuhi orang tua terhadap bayi, adalah: 1. Memberikan ASI kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir. 2. Pemberian ASI eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan. Pemberian ASI dapat secara langsung (menyusui) atau melalui alat bantu seperti botol, gelas, sendok, dan lain-lain. 3. Memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI). MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi yang berusia 6 bulan sampai 24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. MP-ASI hendaknya dibuat dari bahan pangan yang murah dan mudah diperoleh di daerah setempat. Diberikan dalam bentuk lumat mulai dari bubur nasi sampai nasi tim 3 kali sehari, terdiri dari protein/zat pembangun (seperti ikan, tahu, tempe, telur, daging, ayam, kacang-kacangan), karbohidrat/zat tenaga (seperti beras, terigu, kentang, ubi, jagung) dan zat pengatur (seperti sayur-sayuran dan buah). Pertanyaan 803: Apakah (nama balita) Pernah Diberi ASI? Penjelasan: 1. Menyusui tidak hanya oleh ibu kandung tetapi juga selain ibu kandungnya. 2. Pemberian ASI dapat secara langsung (menyusui) atau melalui alat bantu seperti botol, gelas, sendok, dan lain-lain. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 79 Kode pilihan jawaban: Kode 1 : Ya, masih, jika balita masih diberi ASI. Kode 2 : Ya, pernah, jika balita pernah diberi ASI tetapi saat ini sudah tidak diberi ASI lagi. Kode 5 : Tidak, jika balita sama sekali tidak pernah diberi ASI. Kode 8 : Tidak tahu, jika tidak tahu apakah balita pernah diberi ASI atau tidak. Isikan kode sesuai dengan jawaban responden pada tempat yang tersedia. B. IMUNISASI BALITA Berdasarkan Permenkes No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, imunisasi didefinisikan sebagai suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid, protein rekombinan yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit infeksi tertentu. Berdasarkan sifat penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi wajib dan imunisasi pilihan. Imunisasi wajib merupakan imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah untuk seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit menular tertentu. Sedangkan imunisasi pilihan merupakan imunisasi yang dapat diberikan kepada seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dari penyakit menular tertentu. Imunisasi wajib terdiri atas imunisasi rutin, imunisasi tambahan, dan imunisasi khusus. Imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara terus menerus sesuai jadwal. Imunisasi rutin terdiri atas imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. Imunisasi dasar diberikan pada bayi sebelum berusia 1 (satu) tahun, terdiri atas: 1. Bacillus Calmette Guerin (BCG); 2. Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis TetanusHepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib); 3. Hepatitis B pada bayi baru lahir; 4. Polio; dan 5. Campak. 80 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia bawah tiga tahun (Batita) terdiri atas Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis TetanusHepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib) dan Campak. Imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah dasar diberikan pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Pemerintah memprogramkan lima imunisasi dasar lengkap sebelum anak berusia 1 tahun, yaitu Hepatitis B sebanyak 4 kali, BCG sebanyak 1 kali, Polio sebanyak 4 kali, DPT sebanyak 3 kali dan campak sebanyak 1 kali. Perlu diperhatikan bagi petugas jika menjumpai catatan tentang vaksin combo di kartu imunisasi, maka tanyakan kepada responden tentang vaksin combonya terdiri dari vaksin apa saja, karena vaksin combo adalah imunisasi yang terdiri dari lebih dari satu vaksin yang disatukan. Contoh vaksin combo adalah imunisasi DPT dan Hepatitis, DPT dan HB. Tabel Jadwal pemberian imunisasi dasar Umur 0 bulan 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan 9 bulan Jenis Imunisasi Hepatitis B0 BCG, Polio 1 DPT - HB 1, Polio 2 DPT - HB 2, Polio 3 DPT - HB 3, Polio 4 Campak Pertanyaan 804-808: Berapa Kali (Nama Balita) Pernah Mendapat Imunisasi Untuk Melindunginya Dari Berbagai Penyakit: Pertanyaan 804: BCG? BCG (Bacillus Calmette Guerin) merupakan vaksinasi untuk mencegah penyakit TBC, diberikan pada bayi usia 1 bulan, dengan suntikan pada kulit pangkal lengan atas. Bekas suntikan kemudian akan membentuk tonjolan kecil jaringan parut pada kulit lengan atas. Suntikan BCG diberikan kepada anak sebanyak 1 kali. Vaksin BCG diberikan untuk mencegah kuman tuberkulosis menyerang paru, kelenjar, tulang dan radang otak yang bisa menimbulkan kematian atau kecacatan. Pertanyaan 805: DPT? DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) merupakan vaksin untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, dan Tetanus yang diberikan 3 kali pada usia 2, 3, dan 4 bulan sebagai imunisasi dasar dan dilanjutkan dengan booster 1 kali dengan jarak 1 tahun setelah DPT3, dengan suntikan pada Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 81 paha, diulang 1 bulan dan 2 bulan kemudian, sehingga suntikan imunisasi DPT lengkap pada balita berjumlah 3 kali (kadang-kadang selang waktu antar suntikan bisa lebih dari 1 bulan). Pertanyaan 806: Polio? Polio merupakan vaksin untuk mencegah penyakit polio yang diberikan 4 kali pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan guna mencegah lumpuh layu. Vaksin polio diberikan 3 tetes cairan vaksin berwarna merah muda atau putih ke dalam mulut anak. Imunisasi polio lengkap pada balita berjumlah 4 kali. Dalam PIN (Pekan Imunisasi Nasional), imunisasi polio diberikan tersendiri pada semua balita di seluruh Indonesia serentak pada pekan/minggu yang sama (di beberapa daerah bulan atau hari) sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Pertanyaan 807: Campak/MMR? Campak/morbilli merupakan vaksin untuk mencegah penyakit campak/ morbilli, (sebutkan pula nama daerah penyakit campak dan tanda-tandanya bila ibu kurang mengerti), diberikan dua kali pada usia 9 bulan dan 24 bulan untuk mencegah penyakit campak berat yang dapat mengakibatkan radang paru berat (pneumonia), diare atau menyerang otak. Bayi berumur 9 sampai 12 bulan, dengan suntikan di bawah kulit pada paha sebanyak 1 kali. Imunisasi MMR diberikan pada saat anak berusia 15-18 bulan dengan jarak minimal dengan imunisasi campak 6 bulan. Untuk anak yang terlambat/belum mendapat imunisasi campak, bila saat itu anak berusia 9-12 bulan, dapat diberikan kapan pun. Bila anak berusia > 1 tahun, berikan MMR. Jika sudah diberi MMR usia 15 bulan, tidak perlu campak di usia 24 bulan. Pertanyaan 808: Hepatitis B? Hepatitis B adalah suntikan secara intramuskular (suntikan ke dalam otot) biasanya di paha yang diberikan pada bayi untuk mencegah penyakit Hepatitis B, yang menyebabkan pengerasan hati yang berujung pada kegagalan fungsi hati dan kanker hati. Suntikan ini diberikan 4 kali pada bayi baru lahir untuk mencegah penularan Hepatitis B dari ibu ke anak pada proses kelahiran, karena tidak semua ibu tahu apakah dirinya terinfeksi Hepatitis B atau tidak. Suntikan kedua sampai keempat yang biasanya digabungkan dengan pemberian DPT (dikenal dengan sebutan kombo), diberikan saat usia 2, 3, dan 4 bulan. Tuliskan berapa kali balita mendapatkan imunisasi-imunisasi tersebut pada tempat yang disediakan sesuai dengan jenis imunisasi. Jika balita belum pernah diimunisasi maka isikan ”0”. Jika responden tidak tahu maka isikan kode “8”. 82 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 C. PENGASUHAN BALITA Pertanyaan 809: Dalam Seminggu Terakhir, Apakah (Nama Balita) Pernah Ditinggalkan Ibu/Wali untuk Bekerja atau Melakukan Aktivitas di Luar Rumah (Seperti Arisan, Ke Warung, Ke Pasar, Dsb)? Wali adalah seseorang yang diberikan kewenangan sebagai orang tua untuk menjalankan pengasuhan terhadap anak. Peran Ibu dapat digantikan oleh ayah jika Ibu tidak bersama balita tersebut. Misalnya karena perceraian, Ibu sudah meninggal. Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud untuk memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam seminggu terakhir. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak terputus (termasuk pekerja keluarga tanpa upah yang membantu dalam kegiatan usaha/ekonomi). Melakukan aktivitas di luar rumah adalah melakukan kegiatan dengan meninggalkan rumah seperti ke pasar, ke warung, arisan, melayat, dll. Isikan kode 1 bila "Ya" atau kode 5 bila "Tidak". Bila jawaban berkode 5 maka lanjutkan ke ART berikutnya. Pertanyaan 810 : Kepada Siapa (Nama Balita) Paling Sering Dititipkan atau Diasuh Ketika Ditinggalkan? Diasuh adalah anak dijaga, dirawat, dan dibimbing sehingga anak merasa aman/ terlindungi dan tidak telantar. Kode pilihan jawaban: Kode 1: Ayah, baik ayah kandung maupun ayah tiri. Kode 2: Kakak, baik kakak kandung maupun kakak tiri. Kode 3: Kakek/nenek adalah bapak/ibu dari kepala rumah tangga atau bapak/ibu dari istri/ suami kepala rumah tangga. Kode 4: Famili adalah mereka yang ada hubungan keluarga dengan orang tua, seperti paman, bibi, sepupu atau keponakan Kode 5: Perawat/Baby sitter adalah orang yang pekerjaannya merawat balita dengan mendapat imbalan berupa uang/gaji. Kode 6: Pembantu/Asisten Rumah Tangga adalah orang yang bekerja membantu pekerjaan rumah tangga sehari-hari baik menginap maupun tidak. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 83 Kode 7: Tempat Penitipan Anak adalah suatu tempat untuk menitipkan anak selama orang tua anak tersebut bekerja di luar rumah atau bepergian. Kode 8: Tetangga adalah rumah tangga lain yang letak tempat tinggalnya dekat/di sekitar tempat tinggal responden. Kode 9: Lainnya, misalnya dititipkan ke teman. Kode 0: Ditinggal Sendiri, apabila balita tidak dititipkan kepada siapapun; ditinggal sendirian di rumah tanpa penjagaan orang lain. Isikan kode sesuai dengan jawaban responden pada tempat yang tersedia. Penjelasan: Orang tua yang telah bercerai dan wali menjadi hak ayah. Ketika ayah bekerja, balita dititipkan ke ibu kandung (yang tidak tinggal serumah), maka pengisian untuk Pertanyaan 809 diberi kode 1 “Ya” dan Pertanyaan 810 diberi kode 4 “Famili”. Pertanyaan 811 dan 812 digunakan untuk menghitung indikator “pola pengasuhan tidak layak” yang biasa dikumpulkan oleh UNICEF. Pola pengasuhan dikatakan tidak layak apabila dalam seminggu terakhir balita pernah dititipkan atau diasuh oleh anak usia di bawah 10 tahun selama 1 jam atau lebih, atau dalam seminggu terakhir pernah ditinggalkan sendiri selama 1 jam atau lebih. Pertanyaan 811: Dalam Seminggu Terakhir, Apakah (Nama) Pernah Dititipkan atau Diasuh oleh Anak Usia Dibawah 10 Tahun Tanpa Pengawasan Orang Dewasa? Anak usia dibawah 10 tahun adalah saudara kandung, kerabat, tetangga, teman dari saudara atau kerabat ataupun anak dari orang yang dipekerjakan di rumah tangga tersebut (anak pembantu) yang usianya dibawah 10 tahun. Pilihan jawaban pada pertanyaan 811 juga mencantumkan lamanya waktu balita dititipkan atau diasuh oleh anak usia dibawah 10 tahun tanpa pengawasan orang dewasa. Lamanya waktu dititipkan atau diasuh adalah waktu yang dihabiskan saat balita tersebut dititipkan atau diasuh oleh anak usia di bawah 10 tahun tanpa pengawasan orang dewasa. Lamanya waktu disini bukan merupakan waktu kumulatif dalam seminggu terakhir, tetapi merupakan waktu terlama per hari ketika balita dititipkan atau diasuh oleh anak usia di bawah 10 tahun tanpa pengawasan orang dewasa. 84 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Kode pilihan jawaban: Kode 1: Ya, < 1 Jam, bila dalam seminggu terakhir balita pernah dititipkan atau diasuh oleh anak usia dibawah 10 tahun tanpa pengawasan orang dewasa selama < 1 jam. Kode 2: Ya, ≥ 1 Jam, bila dalam seminggu terakhir balita pernah dititipkan atau diasuh oleh anak usia dibawah 10 tahun tanpa pengawasan orang dewasa selama 1 jam atau lebih. Kode 5: Tidak, bila dalam seminggu terakhir balita tidak pernah dititipkan atau diasuh oleh anak usia dibawah 10 tahun tanpa pengawasan orang dewasa. Isikan kode sesuai dengan jawaban responden pada tempat yang tersedia. Pertanyaan 812 : Dalam Seminggu Terakhir, Apakah (Nama) Pernah Ditinggalkan Sendiri? Ditinggalkan sendiri adalah ketika balita ditinggalkan sendiri di rumah tanpa pengawasan atau pengasuhan orang lain selama ibu/walinya melakukan kegiatan dengan meninggalkan rumah. Pilihan jawaban untuk pertanyaan 812 juga mencantumkan lamanya waktu balita pernah ditinggalkan sendiri. Lamanya waktu ditinggalkan sendiri adalah waktu yang dihabiskan saat balita tersebut ditinggalkan sendiri di rumah tanpa pengawasan orang lain. Lamanya waktu disini bukan merupakan waktu kumulatif dalam seminggu terakhir, tetapi merupakan waktu terlama per hari ketika balita ditinggalkan sendiri di rumah tanpa pengawasan orang lain. Penjelasan: Balita yang tidur, kemudian oleh ibunya ditinggal keluar rumah untuk pergi ke warung meskipun hanya sebentar maka dikategorikan sebagai ditinggalkan sendiri. Kode pilihan jawaban: Kode 1: Ya, < 1 Jam, bila dalam seminggu terakhir balita pernah ditinggalkan sendiri di rumah tanpa pengawasan orang lain selama < 1 jam. Kode 2: Ya, ≥ 1 Jam, bila dalam seminggu terakhir balita pernah ditinggalkan sendiri di rumah tanpa pengawasan orang lain selama 1 jam atau lebih. Kode 5: Tidak, bila dalam seminggu terakhir balita tidak pernah ditinggalkan sendiri di rumah tanpa pengawasan orang lain. Isikan salah satu pilihan jawaban sesuai jawaban dari responden. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 85 6.9 Blok IX. Keterangan Olahraga Blok IX dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan olahraga untuk art berumur 5 tahun ke atas. Aktivitas tersebut meliputi waktu melakukan olahraga, jenis olahraga yang sering dilakukan, tujuan utama berolahraga dan jalur/wadah utama dalam melakukan olahraga, serta olahraga tradisional. Pertanyaan 902: Isikan Kode “1”, jika nama berumur 5 tahun ke atas (lihat 407 ≥ 5 tahun), atau Kode 0 Jika Tidak Cek isian Blok IV Pertanyaan 407. Isikan kode “1” pada kotak yang tersedia apabila isian jawaban pada Blok IV Pertanyaan 407 berkode ≥ 5 (responden berumur 5 tahun atau lebih) dan kode “0” jika tidak. Jika isian pertanyaan 902 berkode “1” maka lanjutkan ke pertanyaan 903. Jika isian pertanyaan 902 berkode “0” maka lanjutkan ke art berikutnya. Pertanyaan 903: Dalam Seminggu Terakhir, Berapa Hari (Nama) Melakukan Olahraga? Olahraga adalah kegiatan seseorang dengan sengaja meluangkan waktunya untuk melakukan satu atau lebih kegiatan fisik (gerak badan dengan gerakan-gerakan tertentu seperti atletik, voli, sepak bola, dsb). Hari melakukan olahraga adalah banyaknya hari dalam seminggu terakhir yang digunakan oleh seseorang untuk melakukan olahraga. Penjelasan: Melakukan kegiatan seperti berjalan kaki ke tempat bekerja, mengayuh sepeda ke pasar dan kegiatan lain yang tidak ditujukan untuk olahraga tidak dikategorikan sebagai melakukan olahraga. Jenis olahraga yang mengandalkan otak, seperti catur dan bridge, dalam pertanyaan ini tidak dikategorikan sebagai olahraga. Tuliskan dalam satuan hari, banyaknya responden melakukan olahraga dalam seminggu terakhir. Bila isiannya bernilai “0”, maka lanjutkan ke pertanyaan 908. Pertanyaan 904: Berapa Lama (Nama) Melakukan Olahraga Dalam Seminggu? Lama melakukan olahraga dalam seminggu adalah banyaknya waktu dalam menit yang digunakan oleh seseorang untuk melakukan olahraga dalam satu minggu. 86 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Tuliskan dalam satuan menit, lamanya responden melakukan olahraga dalam seminggu. Contoh kasus: Pak Bonar berolahraga secara rutin dua kali seminggu, yaitu pada hari sabtu dan minggu masingmasing selama 30 menit dan 60 menit. Sehingga lamanya waktu Pak Bonar melakukan olahraga dalam seminggu yaitu 30 menit + 60 menit = 90 menit. Pertanyaan 905: Jenis Olahraga Apa yang Paling Sering (Nama) Lakukan? Kode jawaban: Kode 01: Senam adalah suatu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur. Contoh: Senam Kesegaran Jasmani (SKJ), senam lantai, senam aerobik, senam wanita hamil, senam pernafasan, senam body language (BL), senam jantung sehat, dll. Kode 02: Atletik adalah cabang olahraga (terutama yang dilakukan di luar dan memerlukan kekuatan, ketangkasan, dan kecepatan), terdiri atas nomor-nomor lari, jalan, lompat, dan lempar. Kode 03: Jogging/gerak jalan Jogging adalah olahraga yang berlari-lari di tempat atau berlari-lari ringan yang dilakukan untuk sekedar menjaga kesehatan/hobi. Gerak jalan, olahraga jalan kaki, baik jalan biasa, maupun jalan cepat yang dilakukan untuk menjaga kesehatan/hobi/rekreasi. Kode 04: Tenis meja adalah permainan olahraga yang menggunakan bola pingpong dan bet (berlapis karet) sebagai pemukulnya dan meja yang dirancang khusus sebagai lapangannya; permainan olahraga dengan memukul bola pingpong di atas meja. Kode 05: Bulutangkis adalah cabang olahraga yang berupa permainan yang dimainkan dengan memakai raket dan kok yang dipukul melampaui jaring yang direntangkan di tengah lapangan. Kode 06: Bola Voli adalah permainan olahraga bola, terdiri atas dua regu yang masing-masing beranggotakan enam orang, bola dipukul dengan (kedua) tangan ke arah lawan (dibatasi jaring tinggi) dengan tidak membiarkan bola jatuh ke tanah. Kode 07: Bola Basket adalah permainan bola yang dilakukan oleh dua regu, masing-masing terdiri atas lima orang, yang berusaha mengumpulkan angka dengan memasukkan bola ke dalam basket. Kode 08: Sepak Bola/Futsal Sepak bola adalah permainan antara dua regu yang masing-masing terdiri dari 11 orang Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 87 dan dimainkan dengan kaki, kecuali penjaga gawang, boleh menggunakan tangan dan lengan. Setiap tim berusaha untuk memasukkan bola ke gawang lawan sebanyakbanyaknya dan menjaga gawangnya dari kemasukan bola. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan. Kode 09: Renang Kode 10: Bela diri, misalnya: karate, tinju, pencak silat, taekwondo, dsb. Kode 11: Bersepeda, jenis olahraga dengan cara mengendarai sepeda. Kode 12: Lainnya, bila jenis olahraga yang paling sering dilakukan selain kode 1 s.d 11, termasuk olahraga fitness yang menggunakan alat statis seperti treadmill, sepeda statis. Tuliskan salah satu kode jenis olahraga sesuai jawaban responden pada kotak yang tersedia. Pertanyaan 906: Apa Tujuan Utama (Nama) Berolahraga? Kode pilihan jawaban tujuan berolahraga: Kode 1: Menjaga kesehatan adalah bagi mereka yang melakukan olahraga untuk meningkatkan/menjaga stamina tubuh agar tetap sehat. Kode 2: Prestasi adalah bagi mereka yang melakukan olahraga secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. (UU No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional). Termasuk yang menjadi anggota klub perkumpulan olahraga bersertifikasi dan khusus bagi yang sekolah di sekolah khusus bagi para olahragawan. Kode 3: Hobi/Rekreasi adalah bagi mereka yang melakukan olahraga dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran, dan kegembiraan (UU No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional). Contoh: berenang di Waterboom, Water park. Kode 4: Kurikulum Sekolah adalah bagi mereka yang melakukan olahraga sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani yang dilakukan saat pelajaran di sekolah. (UU No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional). Kode 5: Profesi adalah olahraga yang dilakukan untuk memperoleh pendapatan/penghasilan dalam bentuk uang atau bentuk lain yang didasarkan atas kemahiran berolahraga, biasanya atlet profesional. 88 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Kode 6: Lainnya adalah tujuan berolahraga selain dari yang disebutkan di atas, misalnya: sosialisasi, menurunkan berat badan, mencegah penuaan dini, dll. Penjelasan: Bila seseorang melakukan dua atau lebih jenis olahraga dengan tujuan berbeda, yang dimaksud dengan tujuan utama melakukan olahraga adalah tujuan utama dari olahraga yang frekuensinya paling banyak dilakukan selama seminggu terakhir. Contoh: Amir bermain tenis hari Rabu dan Sabtu untuk menjaga kesehatan. Pada hari minggu ia sekeluarga berenang di Waterboom untuk rekreasi. Dalam hal ini, tujuan melakukan olahraga yang dilakukan Amir adalah menjaga kesehatan (906=1). Bila seseorang melakukan satu jenis olahraga dengan dua atau lebih tujuan berolahraga, maka tujuan utama melakukan olahraga adalah sesuai dengan jawaban responden. Contoh: Setiap hari Minggu, Dadang pergi bermain badminton. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan prestasi di bidang olahraga tersebut. Dalam hal ini, karena ada dua tujuan, maka isian tujuan utama melakukan olahraga adalah sesuai dengan jawaban Dadang. Tuliskan salah satu kode sesuai jawaban responden pada kotak yang tersedia. Pertanyaan 907: Apa Jalur/Wadah yang Utama (Nama) Melakukan Olahraga? Jalur/wadah olahraga adalah tempat/perkumpulan yang memfasilitasi seseorang melakukan olahraga. Kode pilihan jawaban: Kode 1: Sendiri apabila seseorang melakukan kegiatan olahraga dengan inisiatif sendiri, tanpa ada yang mengoordinasikan atau mengikuti perkumpulan olahraga. Kode 2: Sekolah apabila seseorang melakukan kegiatan olahraga yang dikoordinasikan oleh sekolah termasuk pada saat jam pelajaran sekolah. Kode 3: Perkumpulan Olahraga apabila seseorang melakukan kegiatan olahraga yang dikoordinasikan oleh perkumpulan, seperti klub olahraga termasuk perkumpulan tanpa nama, tetapi ada kepengurusannya (ada yang mengkoordinasikan/mengatur jadwal, iuran, dsb). Kode 4: Tempat Kerja apabila seseorang melakukan kegiatan olahraga yang dikoordinasikan (kepengurusan maupun anggaran) oleh instansi tempat responden bekerja, misal pembelian net, raket, mendapat subsidi dari tempat bekerja. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 89 Kode 5: Lainnya, apabila seseorang melakukan kegiatan olahraga yang dikoordinasikan oleh jalur selain dari yang telah disebutkan di atas. Tuliskan kode sesuai jawaban responden pada kotak yang tersedia. Pertanyaan 908: Dalam Setahun Terakhir, Apakah (Nama) Pernah Melakukan Kegiatan Olahraga Tradisional? Olahraga tradisional adalah olahraga asli dari berbagai daerah di Indonesia. Contoh olahraga tradisional adalah pencak silat, karapan sapi, sepak takraw, olahraga dayung, dll. Jenis-jenis olahraga tradisional: Kode A: Pencak Silat/sejenisnya adalah olahraga seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia. Silat - Betawi Silek - Sumatera Barat Silat - Cimande Kode B: Sepak Takraw/sepak raga/sejenisnya adalah jenis olahraga campuran dari sepak bola dan bola voli, dimainkan di lapangan ganda bulu tangkis, dan pemain tidak boleh menyentuh bola dengan tangan. Sepak Raga- Gowa Tallo Sepak Takraw Pa’raga - Makassar Kode C: Dayung/sejenisnya adalah sebuah olahraga yang menggunakan perahu dan dayung dan berlangsung di atas sungai, danau, dan laut. 90 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pacu Jalur - Riau Dayung Dayung Kode D: Karapan Sapi/sejenisnya adalah perlombaan pacuan sapi yang berasal dari Pulau Madura, Jawa Timur. Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain. Rekeng - Pamekasan Mekepung - Bali Brujul - Probolinggo Kode E: Lainnya, seperti gulat pathol, kasti, dan lompat batu. Gulat Pathol – Jawa Tengah Kasti Lompat Batu - Nias Kode X: Tidak pernah, jika responden sama sekali tidak pernah melakukan kegiatan olahraga tradisional. Bacakan pilihan jenis-jenis olahraga tradisional, kemudian lingkari kode huruf jenis olahraga tradisional yang sesuai dengan jawaban responden. Pilihan boleh lebih dari satu jawaban. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 91 Untuk memudahkan dalam memperoleh informasi terkait olahraga tradisional, pencacah dapat memberikan contoh jenis olahraga tradisional yang sesuai dengan daerah masingmasing supaya responden lebih mengerti dan memahami maksud dari pertanyaan ini. 6.10 Blok X. Keterangan Akses Media Pertanyaan di Blok X dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai art berumur 5 tahun ke atas yang mengakses media massa baik cetak maupun elektronik, membaca buku cetak, menonton pertunjukan seni-budaya, serta kunjungan ke peninggalan sejarah/warisan budaya untuk penelitian, pendidikan, atau rekreasi. Pertanyaan 1002: Isikan Kode “1”, jika nama berumur 5 tahun ke atas (lihat 407 ≥ 5 tahun), atau Kode 0 Jika Tidak Cek isian Blok IV Pertanyaan 407. Isikan kode “1” pada kotak yang tersedia apabila isian jawaban pada Blok IV Pertanyaan 407 berkode ≥ 5 (responden berumur 5 tahun atau lebih) dan kode “0” jika tidak. Jika isian pertanyaan 1002 berkode “1” maka lanjutkan ke pertanyaan 1003. Jika isian pertanyaan 1002 berkode “0”) maka lanjutkan ke art berikutnya. Pertanyaan 1003: Dalam Seminggu Terakhir, Berapa Hari (Nama) Menonton Siaran Televisi? Menonton siaran televisi apabila seseorang mengarahkan perhatian pada tayangan televisi, atau meluangkan waktu untuk menonton tayangan televisi, sehingga ia dapat mengerti atau menikmati acara yang ditayangkan. Televisi adalah sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar; pesawat penerima gambar siaran televisi; Penegasan: Tuna rungu yang dapat menikmati/mengerti acara TV yang ditonton, dikategorikan sebagai menonton siaran TV. Tuliskan dalam satuan hari, berapa banyak responden menonton siaran televisi dalam seminggu terakhir. Bila isiannya “0”, maka lanjutkan ke pertanyaan 1005. 92 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pertanyaan 1004: Berapa Lama (Nama) Menonton Siaran Televisi Per Hari? Lama menonton siaran televisi per hari adalah waktu yang dihabiskan (dalam satuan jam) oleh seseorang guna meluangkan waktu untuk menonton siaran televisi dalam sehari. Tuliskan dalam satuan jam, lamanya responden menonton siaran televisi per hari. Penegasan: Waktu yang dimaksud adalah jumlah kumulatif yang dihabiskan untuk menonton TV per hari. Jika dalam seminggu seseorang hanya menonton TV selama 3 hari saja, maka lama menonton siaran TV per hari adalah jumlah dari waktu yang dihabiskan untuk menonton TV selama 3 hari dibagi 3. Penghitungan lama waktu menonton TV per hari dilakukan dengan pembulatan sebagai berikut: 1. Jika angka di belakang koma lebih dari 5, maka dilakukan pembulatan ke atas. Contoh: Lama menonton TV per hari = 3,7 jam, maka tuliskan “4” 2. Jika angka di belakang koma kurang dari 5, maka dilakukan pembulatan ke bawah. Contoh: Lama menonton TV per hari = 2,4 jam, maka tuliskan “2” 3. Jika angka di belakang koma sama dengan 5, maka dibulatkan ke bawah jika angka yang mendahului angka 5 adalah angka genap. Dan dibulatkan ke atas jika angka yang mendahului angka 5 adalah angka ganjil. Contoh: Lama menonton TV per hari = 2,5 jam, maka tuliskan “2”. Lama menonton TV per hari = 3,5 jam, maka tuliskan “4”. Contoh kasus: Karena kesibukannya dalam bekerja, dalam seminggu terakhir Galang hanya menonton siaran TV selama 3 hari saja, yaitu hari rabu, kamis, dan minggu. Pada hari rabu, Galang menonton siaran TV selama 3,5 jam; hari kamis selama 2 jam; dan hari minggu selama 4,5 jam. Maka penghitungan isian Pertanyaan 1004 untuk Galang adalah sbb: 3,5 + 2 + 4,5 10 = = 3,3 dibulatkan menjadi 3 3 3 Sehingga lamanya Galang menonton siaran TV perhari adalah 3 jam. Pertanyaan 1005: Dalam Seminggu Terakhir, Berapa Hari (Nama) Mendengarkan Siaran Radio? Mendengarkan siaran radio, apabila seseorang mengarahkan pendengarannya pada materi yang disiarkan radio atau meluangkan waktu untuk mendengarkan siaran radio, sehingga ia dapat mengikuti, mengerti, atau menikmatinya. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 93 Siaran radio adalah penyampaian informasi kepada khalayak umum dalam bentuk suara dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai media. Penjelasan: 1. Mendengarkan musik, lagu-lagu, cerita dan lainnya dari tape recorder, tidak dikategorikan mendengarkan siaran radio. 2. Siaran radio yang di rekam, kemudian rekaman tersebut didengarkan melalui media lain tidak dikategorikan mendengarkan radio. 3. Mendengarkan siaran radio dapat dari pesawat radio milik sendiri atau milik orang lain. 4. Mendengarkan siaran radio tidak terbatas dari pesawat radio saja, namun dapat pula didengar melalui internet (streaming) dan handphone. Tuliskan dalam satuan hari, lamanya responden mendengarkan siaran radio dalam seminggu terakhir. Bila isiannya angka “0”, maka lanjutkan ke pertanyaan 1007. Pertanyaan 1006: Berapa Lama (Nama) Mendengarkan Siaran Radio Per Hari? Lama mendengarkan siaran radio adalah berapa jam dalam sehari, seseorang meluangkan waktu untuk mendengarkan siaran radio. Penegasan: Penghitungan lama waktu mendengarkan siaran radio per hari dilakukan dengan pembulatan matematis. Tuliskan dalam satuan jam pada kotak yang tersedia, lamanya responden mendengarkan siaran radio per hari. Pertanyaan 1007: Dalam Seminggu Terakhir, Seberapa Sering (Nama) Membaca Surat Kabar/Koran atau Majalah Cetak? Membaca apabila seseorang selama seminggu terakhir setidak-tidaknya pernah membaca satu topik, dan mengetahui/mengerti isi dari topik tersebut. Seseorang dikatakan membaca apabila membaca minimal satu artikel. Surat kabar/koran adalah surat kabar yang dicetak mencakup surat kabar harian dan mingguan. Surat kabar/koran harian adalah surat kabar yang terbit setiap hari, misalnya Kompas, Media Indonesia, Merdeka, Suara Karya, Suara Pembaruan, Terbit, dll. Surat kabar/koran mingguan adalah surat kabar yang terbit seminggu sekali (tidak 94 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 termasuk tabloid), misalnya Suara Pembaharuan Minggu (SPM). Majalah/tabloid adalah majalah/tabloid yang dicetak misalnya: Kartini, Femina, Ayah Bunda, Matra, Tempo, Gadis, Mode, Hai, Kawanku, Intisari, Nova, Citra, Bintang, Bola, dll. Penjelasan: 1. Membaca surat kabar/koran atau majalah, tidak hanya membaca surat kabar/koran atau majalah baru, tetapi termasuk juga membaca surat kabar/koran atau majalah lama baik utuh maupun dalam bentuk sobekan. 2. Mereka yang hanya membaca iklan saja atau melihat-lihat gambar saja dianggap tidak membaca surat kabar/koran atau majalah. 3. Mereka yang membaca kliping dari surat kabar/koran atau majalah, dianggap membaca surat kabar/koran atau majalah. Kode pilihan jawaban: Kode 1: 6-7 hari, jika dalam seminggu terakhir responden membaca surat kabar/koran atau majalah setidaknya 6 sampai 7 hari. Kode 2: 3-5 hari, jika dalam seminggu terakhir responden membaca surat kabar/koran atau majalah setidaknya 3 sampai 5 hari. Kode 3: 1-2 hari, jika dalam seminggu terakhir responden membaca surat kabar/koran atau majalah setidaknya 1 sampai dengan 2 hari. Kode 5: Tidak Pernah, jika dalam seminggu terakhir responden sama sekali tidak pernah membaca surat kabar/koran atau majalah. Isikan kode sesuai jawaban responden pada kotak yang telah tersedia. Pertanyaan 1008: Dalam Seminggu Terakhir, Apakah (Nama) Membaca Buku Cetak Selain Kitab Suci? Membaca buku cetak adalah apabila seseorang membaca buku tersebut minimal satu halaman. Penegasan: Khusus untuk buku pelajaran sekolah, anak sekolah dianggap membaca apabila membaca di luar jam belajar sekolah. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 95 Penjelasan: Orang tua yang membacakan buku cerita kepada anaknya, dikategorikan membaca buku cerita (buku lainnya), sedangkan anak yang hanya mendengarkan dikategorikan sebagai tidak membaca. Orang tua yang membacakan buku pelajaran untuk anaknya, dianggap tidak membaca buku pelajaran tetapi dianggap membaca buku lainnya karena yang sekolah adalah anaknya. Sedangkan anaknya yang hanya mendengarkan dikategorikan tidak membaca. Jenis buku: a. Buku pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. (Permendiknas No 11 Tahun 2005). Misalnya buku pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Termasuk buku pelajaran tentang sejarah dan buku pelajaran yang terkait budaya daerah, contoh: PLBJ (Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta). b. Buku lainnya adalah semua buku selain buku pelajaran seperti buku cerita, buku pengetahuan, biografi dan lainnya. Kode pilihan jawaban: Kode 1: Ya, buku pelajaran, jika responden dalam seminggu terakhir hanya membaca buku pelajaran saja. Kode 2: Ya, buku lainnya, jika responden dalam seminggu terakhir hanya membaca buku lain saja selain buku pelajaran. Kode 3: Ya, buku pelajaran dan lainnya, jika responden dalam seminggu terakhir selain membaca buku pelajaran juga membaca buku lainnya. Kode 5: Tidak, jika responden dalam seminggu terakhir sama sekali tidak pernah membaca baik buku pelajaran maupun buku lainnya. Pertanyaan 1009: Dalam Seminggu Terakhir, Apakah (Nama) Pernah Membaca Artikel/Berita yang Bersumber dari Media Elektronik, Seperti: Internet, Softcopy, Dll? Artikel/berita yang bersumber dari media elektronik adalah artikel/berita dalam bentuk digital yang mana memerlukan media/alat elektronik (PC, Laptop, Handphone, Tablet, dll) untuk dapat mengakses/membaca artikel/berita tersebut. Kegiatan membaca artikel/berita tersebut 96 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 dapat dilakukan secara online di internet maupun offline dalam bentuk softcopy. Contoh: ebook, surat kabar/majalah online, e-journal, blog, dll. Kode pilihan jawaban: Kode 1: 6-7 hari, jika dalam seminggu terakhir responden membaca artikel/berita yang bersumber dari media elektronik setidaknya 6 sampai 7 hari. Kode 2: 3-5 hari, jika dalam seminggu terakhir responden membaca artikel/berita yang bersumber dari media elektronik setidaknya 3 sampai 5 hari. Kode 3: 1-2 hari, jika dalam seminggu terakhir responden membaca artikel/berita yang bersumber dari media elektronik setidaknya 1 sampai dengan 2 hari. Kode 5: Tidak Pernah, jika dalam seminggu terakhir responden sama sekali tidak pernah membaca artikel/berita yang bersumber dari media elektronik. Isikan kode sesuai jawaban responden pada kotak yang telah tersedia. Pertanyaan 1010: Dalam 3 Bulan Terakhir, Apakah (Nama) Pernah Mengunjungi Perpustakaan? Perpustakaan adalah sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan bahan pustaka (buku dan terbitan lainnya) yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang diatur secara sistematis dan dapat digunakan oleh pemakainya sebagai sumber informasi. Contoh: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan Daerah, Perpustakaan Sekolah, dll. Mengunjungi perpustakaan adalah apabila seseorang berkunjung ke perpustakaan dengan tujuan untuk memperoleh informasi atau mencari literatur/bahan pustaka dari koleksi (buku dan bahan terbitan lainnya) yang dimiliki oleh perpustakaan. Isikan kode 1 “Ya”, atau kode 5 “Tidak” sesuai jawaban responden. Pertanyaan 1011: Dalam 3 Bulan Terakhir, Apakah (Nama) Pernah Memanfaatkan Taman Bacaan Masyarakat? Taman Bacaan Masyarakat adalah tempat atau ruang yang disediakan untuk menyimpan, memelihara, menggunakan koleksi buku, majalah, koran, dan bahan multi media lain untuk dibaca, dipelajari, dibicarakan, dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara perseorangan, kelompok atau kelembagaan. (Direktorat Pendidikan Masyarakat, Direktorat PNFI Depdiknas, Jakarta 2009) Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 97 Penjelasan: Lokasi Taman Bacaan berada di sekitar pusat kegiatan sehari-hari masyarakat umum, misalnya berdekatan dengan tempat ibadah, pasar, rumah sakit, dan tempat usaha. TBM Penguatan Minat Baca memberikan layanan peningkatan minat baca bagi peserta didik pendidikan nonformal dan informal serta masyarakat umum melalui penyediaan koleksi buku bacaan dan kegiatan-kegiatan untuk mendemonstrasikan kemampuan membaca, menulis dan berkomunikasi. Koleksi TBM sekurang-kurangnya mempunyai bahan informasi praktis, buku-buku peningkatan pengetahuan terapan tentang sains dan teknologi, kewirausahaan, pendidikan kebangsaan, moral dan budi pekerti, sejarah dan oto biografi , dan minimal 15 judul buku karya sastra serta bahan multi media elektronik. Isikan kode 1 jika responden menjawab “Ya”, atau kode 5 jika menjawab “Tidak” pada kotak yang tersedia. 6.11 Blok XI. Keterangan Kebudayaan Pertanyaan pada Blok XI digunakan untuk memperoleh informasi mengenai keterangan kebudayaan dari anggota rumah tangga yang berumur 5 tahun ke atas. Pertanyaan 1102: Isikan Kode “1”, jika nama berumur 5 tahun ke atas (lihat 407 ≥ 5 tahun), atau Kode 0 Jika Tidak. Cek isian Blok IV Pertanyaan 407. Isikan kode “1” pada kotak yang tersedia apabila isian jawaban pada Blok IV Pertanyaan 407 berkode ≥ 5 (responden berumur 5 tahun atau lebih) atau kode “0” jika tidak. Jika isian pertanyaan 1102 berkode “1” maka lanjutkan ke pertanyaan 1103. Jika isian pertanyaan 1102 berkode “0”) maka lanjutkan ke art berikutnya. A. PARTISIPASI SENI DAN BUDAYA Pertanyaan 1103: Dalam Setahun Terakhir, Apakah (Nama) Pernah Mengunjungi Peninggalan Sejarah/Warisan Budaya (Seperti: Candi, Museum, Benteng, Goa Bersejarah, Rumah Adat, dsb) di Indonesia untuk Kebutuhan Penelitian, Pendidikan, atau Rekreasi? Mengunjungi museum/situs peninggalan sejarah adalah seseorang yang datang/berkunjung ke situs peninggalan sejarah/warisan budaya dalam rangka penelitian, pendidikan atau rekreasi. Peninggalan sejarah/warisan budaya yang dimaksud adalah yang terdapat di Indonesia. 98 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Penegasan: Seseorang yang pergi ke museum/situs peninggalan sejarah karena bekerja, tidak di kategorikan sebagai mengunjungi museum/situs peninggalan sejarah. Situs peninggalan sejarah adalah bukti-bukti baik tertulis maupun tidak tertulis yang menunjukkan peristiwa-peristiwa sejarah dari masyarakat masa lampau. Contoh: candi, istana, kerajaan, prasasti, benteng, dsb. Warisan budaya tangible (bendawi) diantaranya yaitu: cagar budaya, museum, dan tempat bersejarah lainnya. Contoh peninggalan sejarah/warisan budaya: Candi adalah bangunan kuno yang dibuat dari batu (sebagai tempat pemujaan, penyimpanan abu jenazah raja-raja, pendeta-pendeta Hindu atau Buddha pada zaman dulu) Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah Candi Muara Takus di Kampar, Riau Museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi berupa benda, bangunan, dan/atau struktur yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya atau yang bukan cagar budaya, dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat (UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya). Contoh: Museum Radya Pustaka di Surakarta Jawa Tengah Museum Mulawarman di Tenggarong Kaltim Cagar Budaya adalah warisan budaya yang usianya lebih dari 50 tahun dan bersifat kebendaan berupa benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, situs cagar budaya, dan kawasan cagar budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 99 keberadaannya karena memiliki nilaii penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan (UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya). Contoh: Goa Maria di Karmel Palangkaraya, KalTeng Komplek Masjid Mataram Kotagede, DIY Isikan kode 1 “Ya” atau kode 5 “Tidak” pada kotak yang tersedia sesuai dengan jawaban dari responden. Pertanyaan 1104: Dalam 3 Bulan Terakhir, Apakah (Nama) Pernah Menonton Pertunjukan/Pameran Seni Secara Langsung di Indonesia? Pertunjukan/Pameran seni adalah karya seni yang dipertontonkan maupun dipamerkan sehingga dapat dinikmati atau diapresiasi oleh masyarakat luas. Menonton Pertunjukan/Pameran Seni Secara Langsung adalah apabila seseorang meluangkan waktu (baik berniat maupun tidak) untuk menonton pertunjukan/pameran seni secara langsung, baik dengan membayar ataupun tidak, baik di tempat khusus pertunjukan ataupun tidak, seperti menonton pertunjukan seni di pusat perbelanjaan atau di tempat resepsi pernikahan. Tidak termasuk menonton jika menontonnya hanya sambil lewat atau atraksi yang berkeliling dari rumah ke rumah, seperti pertunjukan topeng monyet keliling. Kode pilihan jawaban: Kode A: Tari Tradisional Indonesia adalah seni gerak tubuh secara berirama untuk menghasilkan gerak yang indah yang dilakukan pada waktu dan tempat tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan sebuah perasaan, maksud, serta pikiran, biasanya diiringi dengan bunyi-bunyian (musik pengiring), yang diwariskan secara turun temurun dan mengandung unsur budaya Indonesia. Contoh: tari niti mahligai, lego-lego, orlapei, ngremo, dll. 100 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Tari Niti Mahligai dari Jambi Tari Lego-Lego dari NTT Tari Orlapei dari Maluku Tari Ngremo dari Jawa Timur Kode B: Seni musik/suara adalah seni olah suara atau bunyi yang menghasilkan bunyi atau suara yang indah dan menarik. Seni Musik di Sumatera Selatan Musik Panting dari Banjarmasin Kalsel Sinden dari Jawa Tengah Konser Penyanyi Lagu Daerah di Ambon Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 101 Kode C: Seni Teater/Pedalangan Seni teater adalah seni mengenai pelakonan di pentas (sandiwara). Theater Pewayangan Teater Seni pedalangan adalah seni memainkan wayang dari kulit (wayang kulit), kayu (wayang golek) termasuk wayang orang. Wayang kulit Wayang golek Kode D: Seni lukis adalah seni mengenai menggambar di atas kertas, kanvas, kaca, dsb. Pameran Seni Lukis Kanvas Pameran Seni Lukis Kaca Kode E: Seni patung adalah seni yang hasil akhirnya berbentuk tiruan orang, binatang, dsb. (tiga dimensi) yang terbuat dari batu, tembaga, kayu, perunggu, kaca, dsb. Relief tidak termasuk seni patung. 102 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pameran Patung Kontemporer Pameran Patung dari Batok Kelapa Kode F: Seni kerajinan/kriya seni yang berkaitan dengan menghasilkan barang melalui keterampilan tangan. Misalnya batik, tenun, sulam, anyaman, lampit, lampu hias, tas, dll. Pameran Batik Anyaman tempat alat tulis Kode G: Lainnya, seperti barongsai, kuda lumping, reog, fotografi dan pertunjukan/pameran lainnya. Kode X: Tidak pernah menonton, jika responden sama sekali tidak pernah menonton pertunjukan/pameran seni secara langsung. Penjelasan: 1. Orang yang menonton latihan kesenian, dianggap tidak menonton pertunjukan kesenian. 2. Orang yang menonton tukang jual obat yang melakukan atraksi sulap, dianggap tidak menonton pertunjukan kesenian. 3. Orang yang menonton orang melakukan/mengadakan atraksi seni di dalam bis, seperti memetik gitar sambil menyanyi, dianggap tidak menonton pertunjukan kesenian. 4. Orang yang melihat-lihat lukisan di toko yang tidak ada pelukisnya, dianggap tidak menonton pameran kesenian. 5. Orang yang menonton lomba lukis, lomba menyanyi, dsb dianggap tidak menonton pameran/pertunjukan seni. 6. Orang yang menonton hasil lukisan anak sekolah yang di pamerkan, dianggap menonton pameran lukisan. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 103 7. Orang yang melihat-lihat lukisan dan terdapat pelukis yang melukis di tempat tersebut, dianggap menonton pameran seni lukis. Contoh: Bacakan pilihan jenis-jenis pertunjukan/pameran seni, kemudian lingkari kode huruf pertunjukan/pameran seni apa saja yang pernah ditonton sesuai dengan jawaban responden (isian jawaban bisa lebih dari satu). B. PENGGUNAAN BAHASA Pertanyaan 1105-1106: Pertanyaan 1105: Apa Bahasa yang Paling Sering (Nama) Gunakan: Di Rumah? Di rumah yaitu interaksi responden dengan keluarga atau family pada saat berada di rumah, baik secara langsung maupun tidak langsung (lewat telpon, sms, chatting, video call, dsb). Pertanyaan 1106: Dalam Pergaulan (Tempat Bekerja/Sekolah/Lingkungan)? Dalam Pergaulan adalah interaksi responden dengan orang lain yang dilakukan di luar rumah, yaitu di kantor, sekolah, maupun lingkungan masyarakat sekitar, baik secara langsung maupun tidak langsung (lewat telpon, sms, chatting, video call, dsb). Penegasan: Jika responden menggunakan dua bahasa atau lebih, maka bahasa yang dicatat adalah bahasa yang paling banyak digunakan oleh responden. Kode pilihan jawaban: Kode 1: Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. 104 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Kode 2: Bahasa daerah adalah suatu bahasa yang bersumber dari suatu wilayah/suku/etnis tertentu atau yang dituturkan oleh penduduk wilayah/suku/etnis tertentu. Misal bahasa sunda, jawa, madura, minangkabau, bugis, banjar, bali, betawi, dll. Bahasa daerah yang digunakan tidak harus sesuai dengan suku/etnis/daerah asal responden. Kode 3: Bahasa asing adalah bahasa selain bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang ada di Indonesia. Contoh: Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, Bahasa Arab, dsb. Isikan salah satu kode sesuai jawaban responden pada tempat yang tersedia untuk masing-masing pertanyaan. 6.12 Blok XII. Keterangan Pendidikan Blok XII bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai pendidikan dari anggota rumah tangga berumur 5 tahun ke atas yang meliputi kemampuan membaca dan menulis, partisipasi sekolah, jenjang pendidikan tertinggi yang diduduki, tingkat/kelas tertinggi yang pernah/sedang diduduki, ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki, dan jurusan saat SMA atau perguruan tinggi. Pertanyaan 1202: Isikan Kode “1”, jika nama berumur 5 tahun ke atas (lihat 407 ≥ 5 tahun), atau Kode 0 Jika Tidak. Cek isian Blok IV Pertanyaan 407. Isikan kode “1” pada kotak yang tersedia apabila isian jawaban pada Blok IV Pertanyaan 407 berkode ≥ 5 (responden berumur 5 tahun atau lebih) atau kode “0” jika tidak. Jika isian pertanyaan 1202 berkode “1” maka lanjutkan ke pertanyaan 1203. Jika isian pertanyaan 1202 berkode “0” maka lanjutkan ke art berikutnya. A. KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS Dapat membaca dan menulis artinya dapat membaca dan menulis kata-kata/kalimat sederhana dalam huruf latin, huruf arab, atau huruf lainnya. Kalimat sederhana adalah kalimat yang mengandung kata-kata yang umum dipakai dalam kehidupan sehari-hari dan setidaknya mengandung subjek dan predikat, misalnya ”saya membaca”. Penjelasan: 1. Orang yang hanya dapat membaca saja tetapi tidak dapat menulis atau sebaliknya, Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 105 digolongkan tidak dapat membaca dan menulis. 2. Orang yang dahulu bisa membaca dan menulis, tetapi karena jarang digunakan sehingga lupa, digolongkan tidak dapat membaca dan menulis. 3. Anak-anak atau orang yang baru berlatih menulis (baik latin maupun arab) dengan cara menyalin (menulis dengan meniru/mencontek) tulisan meskipun dia dapat membacanya., digolongkan tidak dapat membaca dan menulis. 4. Tuna netra yang dapat membaca dan menulis huruf braille, digolongkan dapat membaca dan menulis. 5. Orang disabel/cacat yang sebelumnya dapat membaca dan menulis, kemudian karena kedisabilitasnya/kecacatannya tidak dapat membaca dan menulis, digolongkan dapat membaca dan menulis. Pertanyaan 1203-1205: Apakah (Nama) Dapat Membaca dan Menulis Kalimat Sederhana Dalam Bahasa Sehari-hari dengan Menggunakan: Pertanyaan 1203: Huruf Latin/Alfabet? Huruf Latin adalah huruf menurut abjad latin (dari a-z). Kemampuan membaca dan menulis huruf Latin tidak harus dalam bahasa Indonesia, tetapi bisa dalam bahasa lainnya, misalnya bahasa Inggris, bahasa Belanda, dll. Contoh kalimat sederhana dalam huruf latin: ANTO MEMBACA BUKU SETIAP HARI ANTO READS BOOK EVERYDAY Pertanyaan 1204: Huruf Arab/Hijaiyah? Huruf Arab adalah huruf hijaiyah (dari alif sampai ya’). Kemampuan membaca dan menulis huruf Arab tidak harus dalam bahasa Arab, tetapi bisa dalam bahasa Indonesia maupun bahasa lainnya, misalnya bahasa Persia (Iran), bahasa Pashto (Afghanistan), bahasa Urdu (India dan Pakistan), bahasa Turki Utsmani (Turki), bahkan bahasa Melayu (Malaysia dan Indonesia). Contoh kalimat sederhana dalam huruf Arab: 106 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Orang yang hanya dapat membaca Al Quran tetapi tidak dapat menulis kalimat sederhana dengan huruf arab baik dalam bahasa arab maupun lainnya digolongkan tidak dapat membaca dan menulis huruf arab. Anak-anak atau orang yang baru berlatih menulis (baik latin maupun arab) dengan cara menyalin (menulis dengan meniru/mencontek) tulisan, digolongkan tidak dapat membaca dan menulis. Meskipun dia dapat membacanya. Pertanyaan 1205: Huruf Lainnya Huruf Lainnya adalah huruf selain huruf latin dan arab. Misalnya : aksara/huruf Jawa (Ha Na Ca Ra Ka), huruf Kanji/Hiragana/Katakana (Jepang), huruf Sunda, huruf Cina, dll. Aksara Jawa/Hanacaraka Huruf Kanji/Jepang Isikan kode 1 jika “Ya” atau kode 5 jika “Tidak” pada masing-masing jenis huruf sesuai jawaban responden. B. PARTISIPASI SEKOLAH DAN JENJANG PENDIDIKAN Seseorang dikatakan bersekolah apabila ia terdaftar dan aktif mengikuti proses belajar baik di suatu jenjang pendidikan formal maupun non formal khususnya program kesetaraan (Paket A/B/C) yang berada di bawah pengawasan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) maupun kementerian lainnya. Dikatakan aktif mengikuti paket A, paket B atau paket C apabila dalam sebulan terakhir pernah mengikuti proses belajar di kegiatan paket. Berikut penjelasan jenjang pendidikan formal dan non formal: I. Jenjang pendidikan formal Jenjang pendidikan formal terdiri dari jenjang pendidikan dasar, menengah dan tinggi. 1. Jenjang pendidikan dasar meliputi Sekolah Dasar (SD) termasuk SD kecil/pamong (pendidikan anak oleh masyarakat, orang tua, dan guru), Sekolah Luar Biasa (SLB) tingkat Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 107 dasar, Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) umum/kejuruan (termasuk SMP terbuka, SMEP, ST, SKKP), dan Madrasah Tsanawiyah (MTs). 2. Jenjang pendidikan menengah meliputi Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (antara lain SMEA, STM, SMIP, SPG, SGA, termasuk sekolah kejuruan yang dikelola oleh kementrian selain Kemdikbud), dan MAK (Madrasah Aliyah Kejuruan). 3. Jenjang pendidikan tinggi meliputi: a. Pendidikan Akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan/atau program pascasarjana yang diarahkan pada penguasaan dan pengembangan cabang ilmu pengetahuan dan teknologi. Yang termasuk program pendidikan akademik antara lain program sarjana (S1), magister (S2), dan doktor (S3). Lulusan program-program tersebut berhak menggunakan gelar sarjana, magister, atau doktor. b. Pendidikan Vokasi merupakan pendidikan tinggi program diploma yang menyiapkan mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai program sarjana terapan. Program pendidikan vokasi antara lain program diploma (diploma satu (D1), diploma dua (D2), diploma tiga (D3), dan diploma empat (D4) atau sarjana terapan), magister terapan, dan doktor terapan. Lulusan program-program pendidikan vokasi berhak menggunakan gelar ahli pratama, ahli muda, ahli madya, sarjana terapan, magister terapan, dan doktor terapan. c. Pendidikan Profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang menyiapkan mahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan persyaratan keahlian khusus. Program pendidikan profesi (keahlian lanjutan) antara lain program profesi dan program spesialis. Program profesi dapat menggunakan nama lain yang sederajat seperti program profesi dokter, insinyur, apoteker, akuntan, notaris, psikolog, guru/pendidik, dan wartawan. Sedangkan program spesialis dapat menggunakan nama lain yang sederajat dan memiliki tingkatan, antara lain program dokter spesialis dan subspesialis, program insinyur profesional pratama, madya, dan utama, sesuai ketentuan yang berlaku. Lulusan program pendidikan profesi berhak menggunakan gelar profesi atau spesialis. II. Jenjang pendidikan non formal (pendidikan kesetaraan): Jenjang pendidikan nonformal yang dicakup dalam SUSENAS hanya pendidikan kesetaraan. Pendidikan kesetaraan adalah pendidikan non formal yang mencakup program Paket A Setara SD/MI, Paket B Setara SMP/MTs, dan Paket C Setara SMA/MA (UU No.20 tahun 2003 108 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 pasal 26). Paket A/B/C merupakan pendidikan kesetaraan dengan tujuan memperluas akses pendidikan dasar sembilan tahun melalui program Paket A dan Paket B serta pendidikan menengah melalui program Paket C. Penyelenggara menerapkan prinsip belajar oleh/dari untuk masyarakat dengan memberdayakan peran masyarakat. Peserta Pendidikan Kesetaraan: Program diselenggarakan untuk memberi kesempatan masyarakat pada masyarakat yang tidak mengikuti pendidikan formal. Penyelenggara menerapkan prinsip belajar oleh/dari untuk masyarakat dengan memberdayakan peran masyarakat. 1. Program Paket A setara SD/MI disediakan untuk: Penduduk yang belum selesai menempuh pendidikan (putus sekolah) di SD/Sederajat. Penduduk yang belum pernah menempuh pendidikan SD/Sederajat atau tidak dapat bersekolah karena berbagai faktor seperti faktor ekonomi, kendala waktu, geografi, dan masalah sosial/hukum seperti anak jalanan, korban napza, dan anak lapas. 2. Program Paket B setara SMP/MTs disediakan untuk: Penduduk yang belum selesai menempuh pendidikan (putus sekolah) di SMP/sederajat dari kelompok usia 15-44 tahun dengan prioritas usia 16-18 tahun. Penduduk yang lulus SD/sederajat yang tidak melanjutkan pada SMP/sederajatkarena berbagai faktor seperti faktor ekonomi, kendala waktu, geografi, dan masalah sosial/hukum seperti anak jalanan, korban napza, dan anak lapas. 3. Program Paket C Setara SMA/MA disediakan untuk: Penduduk yang lulus (putus lanjut) SMP/Sederajat; atau penduduk yang putus SMA/Sederajat. Penduduk yang lulus SMP/Sederajat tidak melanjutkan pada SMA/Sederajatkarena berbagai faktor seperti faktor ekonomi, kendala waktu, geografi, dan masalah sosial/hukum seperti anak jalanan, korban Napza, dan anak lapas. Pondok pesantren tidak termasuk dalam pendidikan formal maupun non formal, kecuali pondok pesantren yang mengadopsi kurikulum nasional, dan terdapat Surat Keputusan resmi baik dari Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar, dan Menengah maupun Kementerian Agama Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 109 Pertanyaan 1206: Apakah (Nama) Bersekolah? (termasuk Mengikuti Program Paket A/B/C) Kode pilihan jawaban: Kode 1: Tidak/belum pernah bersekolah adalah tidak/belum pernah terdaftar dan tidak/belum pernah aktif mengikuti pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan formal maupun non formal (Paket A/B/C), termasuk juga yang tamat/belum tamat taman kanak-kanak tetapi tidak melanjutkan ke sekolah dasar. Kode 2: Masih bersekolah adalah terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan formal maupun non formal (Paket A/B/C), yang berada di bawah pengawasan Kemdiknas, Kementrian Agama (Kemenag), Instansi Negeri lain maupun Instansi Swasta. Termasuk bagi mahasiswa yang sedang cuti dianggap masih bersekolah. Kode 3: Tidak bersekolah lagi adalah pernah terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan formal maupun non formal (Paket A/ B/C), tetapi pada saat pencacahan tidak terdaftar atau tidak aktif mengikuti pendidikan lagi. Isikan salah satu kode 1, 2 atau 3 sesuai dengan jawaban responden. Jika jawaban berkode 1 maka lanjutkan ke pertanyaan 1211. Pertanyaan 1207: Apa Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Sedang/Pernah Diikuti (Nama)? Jenjang pendidikan tertinggi yang sedang/pernah diikuti adalah jenjang pendidikan tertinggi yang sedang diikuti oleh seseorang yang masih bersekolah atau yang pernah dikuti oleh seseorang yang sudah tidak bersekolah lagi, baik jenjang pendidikan formal maupun non formal kesetaraan (Paket A/B/C). Kode jawaban untuk pertanyaan ini ada 20 (dua puluh), yaitu: Kode 01: SD adalah Sekolah Dasar atau yang sederajat (sekolah dasar kecil, sekolah dasar pamong). Kode 02: Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama islam yang terdiri dari 6 (enam) tingkat pada jenjang pendidikan dasar (sederajat dengan SD). Kode 03: Paket A adalah satuan pendidikan non formal yang setara atau sederajat dengan jenjang pendidikan dasar (SD). Kode 04: SDLB adalah satuan pendidikan/sekolah pada tingkat dasar yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). 110 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Kode 05: Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah Sekolah Menengah Pertama atau yang sederajat (MULO, HBS 3 tahun). Kode 06: Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama islam yang terdiri dari 3 (tiga) tingkat pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari Sekolah Dasar (SD), MI, atau bentuk lain yang sederajat. Kode 07: Paket B adalah satuan pendidikan non formal yang setara atau sederajat dengan jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kode 08: SMPLB adalah Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa. Kode 09: Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah Sekolah Menengah Atas (SMA), atauyang sederajat (Sekolah Menengah Luar Biasa, HBS 5 tahun, AMS, dan KursusPegawai Administrasi Atas (KPAA). Kode 10: Madrasah Aliyah (MA) adalah satuan pendidikan formal yangmenyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama islam yangterdiri dari 3 (tiga) tingkat pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat. Kode 11: Paket C adalah satuan pendidikan non formal yang setara atau sederajat dengan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Kode 12: SMLB adalah Sekolah Menengah Luar Biasa Kode 13: Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakanpendidikan kejuruan pada jenjang Pendidikan Menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajaryang diakui sama atau setara SMP atau MTs. Kode 14: Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. Kode 15: D1/D2 adalah Program Diploma 1/2 yang diselenggarakan/dikelola oleh Perguruan Tinggi. Kode 16: D3 adalah program Diploma 3 yang diselenggarakan/dikelola oleh akademi/perguruan tinggi. Kode 17: D4 adalah program pendidikan diploma 4 pada suatu perguruan tinggi. Kode 18: S1 adalah program pendidikan strata 1 (sarjana) pada suatu perguruan tinggi. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 111 Kode 19: S2 adalah program pendidikan pasca sarjana (master), strata 2 pada suatu perguruan tinggi. Pendidikan spesialis 1 disetarakan dengan S2 Kode 20: S3 adalah program pendidikan pasca sarjana (doktor), strata 3 pada suatu perguruan tinggi. Pendidikan spesialis 2 disetarakan dengan S3. Isikan kode pilihan jawaban 1 s.d 20 sesuai dengan jawaban dari responden. Seseorang yang sedang bersekolah (terdaftar dan aktif) di dua sekolah pada jenjang pendidikan yang sama, maka dicatat pada salah satu sekolah saja tergantung jawaban responden mana yang lebih diutamakan. Seseorang sedang bersekolah (terdaftar dan aktif) di dua (atau lebih) jenjang pendidikan yang berbeda, maka pilih kode yang lebih besar. Pertanyaan 1208: Apa Tingkat/Kelas Tertinggi Yang Sedang/Pernah Diduduki (Nama)? Tingkat/kelas tertinggi adalah tingkatan/kelas terakhir atau paling tinggi yang dilalui seseorang pada suatu jenjang pendidikan baik formal maupun non formal (Paket A/B/C) di sekolah negeri maupun swasta. Tamat sekolah/satuan pendidikan adalah menyelesaikan pelajaran yang ditandai dengan lulus ujian akhir pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang pendidikan formal dan non formal (Paket A/B/C) di sekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan tanda tamat belajar/ijazah. Seseorang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi sudah mengikuti ujian akhir dan lulus, dianggap tamat sekolah/satuan pendidikan. Pada jenjang SMP/sederajat dan SMA/sederajat, kode isian kelas/tingkat yang pernah atau sedang diduduki adalah seperti berikut: Jenjang SMP/sederajat SMA/sederajat 112 Kelas yang pernah/ sedang diduduki Kode isian jawaban dalam kuesioner Kelas 7 Kelas 8 Kelas 9 Kelas 10 Kelas 11 Kelas 12 1 2 3 1 2 3 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pada perguruan tinggi yang memakai sistem SKS (satuan kredit semester), keterangan tentang tingkat/kelas yang diduduki dapat diperoleh dengan mengajukan pertanyaan tambahan sebagai berikut: "Berapa jumlah SKS yang sudah diselesaikan?". Jawaban responden tersebut dikonversikan dengan ketentuan sebagai berikut: Jumlah SKS Tingkatan 0 - 30 SKS 31 - 60 SKS 61 - 90 SKS 91 - 120 SKS ≥ 121 SKS Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Tingkat 4 Tingkat 5 Kasus: 1.Tingkat yang pernah atau sedang diduduki oleh seseorang mengikuti pendidikan di perguruan tinggi dan telah menyelesaikan 30 dan 65 SKS adalah seperti berikut: Jumlah SKS yang selesai Tingkat yang pernah diduduki Tingkat yang sedang diduduki 30 SKS 65 SKS 1 2 2 3 2. Seseorang yang mengikuti alih program dari akademi/program diploma III ke perguruan tinggi dengan jumlah SKS yang dikonversikan, maka tingkatnya ditentukan berdasarkan SKS hasil konversi tersebut ditambah dengan SKS yang telah diselesaikannya di perguruan tinggi. Paket A/B/C disetarakan dengan sekolah formal (Permen Diknas RI No.3 Tahun 2008) dengan ketentuan sebagai berikut: Jenis Paket Jumlah SKK Kelas Paket A 0-34 SKK Kelas 1 35-68 SKK Kelas 2 69-102 SKK Kelas 3 103-136 SKK Kelas 4 137-170 SKK 171-204 SKK Kelas 5 Kelas 6 0-34 SKK Kelas 1 35-68 SKK Kelas 2 69-102 SKK Kelas 3 Paket B Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 113 Jenis Paket Jumlah SKK Kelas Paket C 0-40 SKK Kelas 1 41-81 SKK Kelas 2 82-102 SKK Kelas 3 Beban belajar Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C dinyatakan dalam Satuan Kredit Kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran. SKK merupakan ukuran kegiatan pembelajaran yang pelaksanaannya fleksibel. SKK dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh dari jalur pendidikan formal, informal, kursus, keahlian, dan pengalaman yang relevan. Penjelasan: 1. Seseorang yang telah tamat sekolah, maka tingkat/kelas tertinggi yang pernah/sedang diduduki diberi kode 8. 2. Seseorang yang pernah/sedang mengikuti tingkat/kelas tertinggi pada program S1 diberi kode 5. 3. Sarjana yang pernah/sedang kuliah pada program master/S2 diberi kode 6. 4. Seseorang yang pernah/sedang kuliah program doktor/S3 diberi kode 7. 5. Tingkat/kelas pada Paket A adalah 1 s.d 6. 6. Tingkat/kelas pada Paket B dan Paket C adalah 1 s.d 3. Isikan salah satu kode sesuai jawaban responden. Pertanyaan 1209: Apa Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki (Nama) ? Ijazah/STTB adalah lembaran atau tanda bukti kelulusan yang diberikan kepada seseorang yang sudah menyelesaikan semua persyaratan akademik pada suatu jenjang pendidikan tertentu. Kode pilihan jawaban: Kode 1: Tidak punya ijazah SD adalah seseorang yang tidak memiliki ijazah suatu jenjang pendidikan atau pernah bersekolah di Sekolah Dasar atau yang sederajat (antara lain Sekolah Luar Biasa tingkat dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Pamong, Sekolah Dasar Kecil, paket A1-A100, Paket A Setara SD) tetapi tidak/belum tamat. Termasuk juga kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang tamat sekolah dasar 3 tahun atau yang sederajat bukan karena akselerasi. 114 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Kode 2 s.d. kode 13 sama dengan penjelasan pada pertanyaan 1207. Isikan kode pilihan jawaban 1 s.d 13 sesuai dengan jawaban dari responden. Kasus: 1. Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang duduk di kelas 5 SD, atau kelas 2 SMP (kelas VIII), atau kelas 2 SMA (kelas XI) tetapi telah mengikuti ujian SD, atau SMP, atau SMA dan lulus, maka pendidikan yang ditamatkan adalah SD atau SMP atau SMA, sesuai dengan jenjang yang dinyatakan lulus ujiannya. 2. Ada kemungkinan kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang telah menamatkan jenjang pendidikan tertentu ternyata pada saat wawancara sedang menjalani jenjang pendidikan yang lebih rendah dari yang telah ditamatkan. Pastikanlah hal tersebut dengan mengajukan pertanyaan sekali lagi. Bila keadaan ini terjadi, beri penjelasan di Blok Catatan. 3. Jika ijazah yang dimiliki hilang/terbakar/tidak diambil maka dianggap punya. 4. Jika seseorang pernah/sedang bersekolah di jenjang formal, karena gagal UAN kemudian ikut ujian paket maka jenjang dan jenis pendidikan tertinggi yang pernah/sedang yang diduduki adalah jenjang formalnya dan ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki adalah ijazah paket. Contoh kasus: 1. Pada saat pencacahan Sahira tidak bersekolah, sedang mencari pekerjaan dengan menggunakan ijazah Paket C. Sahira mengikuti ujian Paket C karena gagal dalam ujian akhir nasional SMA tahun 2013. Maka pengisian pada Blok XII untuk Sahira adalah sebagai berikut: 1206 = 3 ; 1207 = 09 ; 1208 = 8 ; 1209 = 06 2. Amira tahun 2013 lulus SD negeri 4 Banjarbaru. Karena harus membantu orang tua membuat anyaman tikar, Amira memutuskan ikut paket B dengan alasan waktu dan biaya. Saat pencacahan Amira duduk di tingkat 2/derajat terampil dan telah menyelesaikan 59 SKK. Maka pengisian pada blok XII adalah sebagai berikut: 1206 = 2 ; 1207 = 07 ; 1208 = 2 ; 1209 = 03 Pertanyaan 1210 ditanyakan jika anggota rumah tangga sedang/pernah mengikuti pendidikan pada jenjang SMLB, Paket C, SMA/MA, SMK/MAK, D1/D2, D3, D4/S1, S2 atau S3 (Pertanyaan 1209 berkode 09-20) Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 115 Pertanyaan 1210: Apa Jurusan/Program Studi yang Pernah/Sedang Diduduki Oleh (Nama)? Penjurusan pada tingkat SMA berdasarkan kelompok mata pelajaran dengan tujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau keterampilan tertentu serta sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi. (Permendikbud No.69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SMA). Penjurusan pada MA berbentuk program studi yang memfasilitasi kebutuhan pembelajaran serta kompetensi yang diperlukan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi (Permen No.90 Tahun 2013 tentang Pendidikan Keagamaan). Pengisian Jurusan/Program Studi pada tingkat SMA/MA/Paket C/SMLB adalah: No Jurusan/Program Studi (1) (2) 1 2 3 4 5 6 Ilmu Bahasa dan Budaya Ilmu Sosial (IPS) Keagamaan Matematika dan Ilmu Alam (IPA) termasuk: Fisika dan Biologi Lainnya Belum Penjurusan Penjurusan pada tingkat pendidikan SMK/MAK dilakukan sesuai dengan bidang/ program/paket keahlian yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 70 Tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan). Pengisian Jurusan/Program Studi pada tingkat SMK/MAK adalah: No 116 Bidang Keahlian Jurusan/Program Studi (1) (2) (3) 1 Teknologi dan Rekayasa Geologi Pertambangan Geomatika Teknik Bangunan Teknik Elektronika Teknik Energi Terbarukan Teknik Furnitur Teknik Grafika Teknik Industri Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 No Bidang Keahlian Jurusan/Program Studi (1) (2) (3) 2 Teknologi Informasi dan Komunikasi 3 Kesehatan 4 Agrobisnis dan Agroteknologi 5 Perikanan dan Kelautan 6 Bisnis dan Manajemen 7 Pariwisata 8 Seni Rupa dan Kriya 9 Seni Pertunjukan Teknik Instrumentasi Industri Teknik Ketenagalistrikan Teknik Kimia Teknik Mesin Teknik Otomotif Teknik Perkapalan Teknik Perminyakan Teknik Plambing dan Sanitasi Teknologi Pesawat Udara Teknologi Tekstil Teknik Broadcasting Teknik Komputer dan Informatika Teknik Telekomunikasi Kefarmasian Keperawatan Pekerjaan Sosial Agribisnis Produksi Tanaman Agribisnis Produksi Ternak Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Kehutanan Kesehatan Hewan Mekanisasi Pertanian Pelayaran Teknologi Penangkapan Ikan Teknologi dan Produksi Perikanan Budidaya Administrasi Keuangan Tata Niaga Tata Boga Tata Busana Tata Kecantikan Desain dan Produksi Kriya Seni Rupa Seni Karawitan Seni Musik Seni Pedalangan Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 117 No Bidang Keahlian Jurusan/Program Studi (1) (2) (3) Seni Tari Seni Karawitan 10 11 Lainnya Belum Penjurusan Penjurusan pada tingkat Pendidikan Tinggi merupakan hasil transformasi, pengembangan, dan/atau penyebarluasan dari rumpun ilmu pengetahuan dan teknologi oleh Sivitas Akademika melalui Tridharma. Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakan kumpulan sejumlah pohon, cabang, dan ranting ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis (UU Republik Indonesia No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi). Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi tersebut terdiri dari: a. Ilmu agama, merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan yang mengkaji keyakinan tentang ketuhanan atau ketauhidan serta teks-teks suci agama antara lain ilmu ushuluddin, ilmu syariah, ilmu adab, ilmu dakwah, ilmu tarbiyah, filsafat dan pemikiran Islam, ekonomi Islam, ilmu pendidikan agama Hindu, ilmu penerangan agama Hindu, filsafat agama Hindu, ilmu pendidikan agama Budha, ilmu penerangan agama Budha, filsafat agama Budha, ilmu pendidikan agama Kristen, ilmu pendidikan agama Katholik, teologi, misiologi, konseling pastoral, dan ilmu pendidikan agama Khong Hu Cu. b. Ilmu humaniora, merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan yang mengkaji dan mendalami nilai kemanusiaan dan pemikiran manusia, antara lain filsafat, ilmu sejarah, ilmu bahasa, ilmu sastra, ilmu seni panggung, dan ilmu seni rupa. c. Ilmu sosial, merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan yang mengkaji dan mendalami hubungan antar manusia dan berbagai fenomena Masyarakat, antara lain sosiologi, psikologi, antropologi, ilmu politik, arkeologi, ilmu wilayah, ilmu budaya, ilmu ekonomi, dan geografi. d. Ilmu alam, merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan yang mengkaji dan mendalami alam semesta selain manusia, antara lain ilmu angkasa, ilmu kebumian, biologi, ilmu kimia, dan fisika. e. Ilmu formal, merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan yang mengkaji dan mendalami sistem formal teoritis, antara lain ilmu komputer, logika, matematika, statistika, dan sistema. f. Ilmu terapan, merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang mengkaji dan mendalami aplikasi ilmu bagi kehidupan manusia antara lain pertanian, arsitektur dan perencanaan, bisnis, pendidikan, teknik, kehutanan dan lingkungan, keluarga dan konsumen, kesehatan, olahraga, jurnalistik, media massa dan komunikasi, hukum, perpustakaan dan permuseuman, militer, administrasi publik, pekerja sosial, dan transportasi. 118 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pengisian Jurusan/Program Studi pada tingkat Perguruan Tinggi adalah sbb: No (1) 1 Rumpun Ilmu (2) Ilmu Agama Bidang (3) Adab Brahma Widya Dakwah Dharmacarya/ Darma Acarya Dharmaduta Dirasat Islamiyah Ekonomi Islam Ilmu Religi Ilmu Teologi Musik Gerejawi Pastoral Konseling Syariah Jurusan/Program Studi (4) Antropologi Agama Bahasa dan Sastra Arab Bahasa dan Sastra Inggris Tarjamah Ilmu Perpustakaan Kajian Wilayah Timur Tengah Islam Politik Islam Sejarah dan Kebudayaan Islam Sosiologi Agama Brahma Widya Bimbingan dan Konseling/Penyuluhan Islam Komunikasi dan Penyiaran Islam Manajemen Dakwah Pengembangan Masyarakat Islam Dharmacarya/ Darma Acarya Dharmaduta Dirasah Islamiyah Hukum Islam Pengkajian Islam/Studi Islam Ilmu Agama Islam Akuntansi Syari’ah Akuntansi Bank Syari’ah Akuntansi Lembaga Keuangan Syari’ah Profesi Akuntan Asuransi Syari’ah Ekonomi Syari’ah/Islam Keuangan Syari’ah Manajemen Syari’ah Manajemen Keuangan Syari’ah Manajemen Bisnis Syari’ah Perbankan Syari’ah Ilmu Religi Ilmu Teologi Musik Gerejawi Pastoral Konseling Hukum Bisnis Syari’ah Hukum Ekonomi Syari’ah (Mu’amalah) Hukum Keluarga (Akhwal Syaksiyah) Hukum Pidana Islam (Jinayah) Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 119 No (1) Rumpun Ilmu (2) Bidang (3) Tarbiyah Ushuluddin 2 120 Ilmu Humaniora Ilmu Filsafat Filsafat Buddish Sastra Jurusan/Program Studi (4) Hukum Tatanegara (Siyasah) Ilmu Falak Perbandingan Madzhab Zakat dan Waqaf Bimbingan dan Konseling Islam Ilmu Pendidikan Anak Usia Dini Islam Pendidikan Guru Raudhatul Athfal Ilmu Pendidikan Dasar Islam Pendidikan Guru Madrasah Islamiyah DMS Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Kependidikan Islam Manajemen Pendidikan Islam Pendidikan Agama Islam DMS Pendidikan Agama Islam Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Islam: Tadris/Pendidikan Bahasa Indonesia, Fisika, Kimia, Biologi, IPS, Bahasa Inggris Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Ilmu Aqidah Ilmu Hadis Ilmu Tasawuf Akhlaq dan Tasawuf Tasawuf Psikoterapi Pemikiran Politik Islam Perbandingan Agama Psikologi Islam Ilmu Filsafat Islam/Filsafat Agama Filsafat Agama Aqidah Filsafat Ilmu Filsafat Filsafat Buddish Ilmu Susatra Bahasa/Sastra Daerah: Bahasa/Sastra Daerah Jawa Bahasa/Sastra Daerah Sunda Bahasa/Sastra Daerah Bali Bahasa/Sastra Indonesia Bahasa/Sastra Inggris Bahasa/Sastra Mancanegara Lainnya: Bahasa/Sastra Arab Bahasa/Sastra Jepang Bahasa/Sastra Perancis Bahasa/Sastra Jerman Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 No (1) Rumpun Ilmu (2) Bidang (3) Seni Seni Media Rekam 3 Ilmu Sosial Ekonomi Jurusan/Program Studi (4) Bahasa/Sastra Rusia Bahasa/Sastra Belanda Bahasa/Sastra Cina Bahasa/Sastra Korea Kriya Seni: Kriya Kain Kriya Kayu Kriya Keramik Kriya Logam Kriya Kulit Kriya Perhiasan Antropologi Tari Desain: Desain Interior Desain Produk Desain Komunikasi Visual Desain Grafis Etnomusikologi Penciptaan dan pengkajian seni Seni Karawitan Seni Musik Seni Pedalangan Seni Rupa Murni Seni Tari Seni Teater Fotografi Radio Televisi dan Film Ilmu Ekonomi Ekonomi Pembangunan Ilmu manajemen Manajemen: Manajemen Administrasi Manajemen Perdagangan Manajemen Perpajakan Manajemen Pemasaran Manajemen Perusahaan Ilmu akuntansi Akuntansi Ilmu administrasi: Ilmu administrasi Niaga Ilmu administrasi Negara Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 121 No (1) Rumpun Ilmu (2) Bidang (3) Ilmu Sosial & Ilmu Politik 4 Ilmu Alam IPA 5 Ilmu Formal Matematika Ilmu Komputer 122 Jurusan/Program Studi (4) Administrasi: Administrasi perkantoran Keuangan dan Perbankan Perpajakan Profesi Akuntan Sekretari Ilmu Hubungan Internasional Ilmu Pemerintahan: Administrasi Pemerintahan Ilmu Politik Ilmu Sosial: Ilmu Sosiatri Ilmu Sosiologi: Sosiologi Ilmu Komunikasi Hubungan Masyarakat Jurnalistik Komunikasi Massa Ilmu Perpustakaan: Perpustakaan Kearsipan Ilmu Kesejahteraan Sosial: Pekerja Sosial Ilmu Psikologi: Psikologi Ilmu Hukum: Kenotariaan Administrasi Peradilan Ilmu Antropologi: Antropologi sosial Ilmu Sejarah Ilmu Arkeologi Geografi Kriminologi Fisika Biologi Farmasi, Analis Farmasi Kimia, Kimia Analis, Kimia Industri Meteorologi, Geofisika, Oseanografi Matematika Instrumentasi & Komputasi Manajemen Informatika Statistika Ilmu Komputer Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 No (1) 6 Rumpun Ilmu (2) Ilmu Terapan Bidang (3) Pertanian/ Teknologi Pertanian Peternakan Perikanan & Kelautan Kehutanan Teknik/ Teknologi Industri/Ilmu Kebumian & Teknologi Mineral Jurusan/Program Studi (4) Agronomi, Hortikultura, Pemuliaan Tanaman Agrobisnis Budidaya Pertanian, Ilmu Hama & Penyakit Tumbuhan Gizi Masyarakat & Sumberdaya Keluarga Ilmu Tanah, Arsitektur Lansekap Penyuluhan & Komunikasi Pertanian, Ekonomi Pertanian & sumberdaya Kedokteran Hewan, Kesehatan Hewan Nutrisi & Makanan Ternak Produksi Ternak, Kesehatan Ternak Sosial Ekonomi Peternakan Teknologi Hasil Ternak Agrobisnis/Sosial Ekonomi Perikanan Budidaya Perairan Ilmu Kelautan Manajemen Sumberdaya Perairan Pemanfaatan sumber daya perairan Teknologi Hasil Perikanan Ilmu Kehutanan: Budidaya Hutan Kehutanan Konservasi Sumberdaya Hutan Manajemen Hutan Teknologi Hasil Hutan Ilmu Arsitektur: Arsitektur Perencanaan Wilayah & Kota Survey dan Pemetaan Ilmu Teknik Elektro: Teknik Elektro Teknik Elektronika Opto Elektronika Laser Teknik Listrik Teknik Telekomunikasi Ilmu Teknik Fisika: Teknik Fisika Desain Produk Industri Ilmu Teknik Geodesi: Teknik Geodesi IlmuTeknik Geofisika: Teknik Geofisika Meteorologi Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 123 No (1) 124 Rumpun Ilmu (2) Bidang (3) Jurusan/Program Studi (4) Ilmu Teknik Geologi: Teknik Geologi Geologi Terapan Teknik Industri: Teknik Pabrik Teknologi Instrumentasi Pabrik Manajemen Industri Manajemen Pabrik Ilmu Komputer: Komputerisasi Akutansi Manajemen Informatika Sistem Informasi Sistem Komputer Teknik Informatika Teknik Komputer Ilmu Teknik Kimia: Analis Kimia Petro dan Oleo Kimia Teknik Industri Tekstil Teknik Kimia Teknologi Kimia Industri Ilmu Teknik Lingkungan: Ilmu Lingkungan Teknik Lingkungan Ilmu Teknik : Teknik Material Material Ilmu Teknik Mesin: Teknik Mesin Mesin Industri Mesin Otomotif Mesin Perkakas Perawatan dan Perbaikan Mesin Perancangan Mekanik Pengecoran Logam Teknik Konversi Energi Teknik Manufaktur Teknik Mekatronika Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Teknik Pendingin dan Tata Udara Teknik Perancangan Manufaktur Teknologi Mekanik Industri Teknik Metalurgi Ilmu dan Rekayasa Nuklir: Teknik Nuklir Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 No (1) Rumpun Ilmu (2) Bidang (3) Jurusan/Program Studi (4) Ilmu Teknik Penerbangan: Teknik Penerbangan Aeronautika Avionika Listrik Pesawat Motor Pesawat Rangka Pesawat Ilmu Teknik Perkapalan: Teknik Perkapalan Teknik Bangunan Kapal Teknik Kelistrikan Kapal Teknik Perencanaan dan Konstruksi Kapal Teknik Permesinan Kapal Teknik Sistem Perkapalan Ilmu Teknik Perminyakan: Teknik Perminyakan Eksplorasi Minyak dan Gas Laboratorium Minyak dan Gas Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kebakaran Pengolahan Minyak dan Gas Ilmu Teknik Pertambangan: Teknik Pertambangan Ilmu Teknik Sipil: Teknik Sipil Sistem dan Teknik Jalan Raya Perancangan Jalan dan Jembatan Teknik Jalan Raya Teknik Konstruksi Gedung Teknik Konstruksi Sipil Teknik Sipil Bangunan Air Teknik Sipil Bangunan Transportasi Ilmu Transportasi: Transportasi Ilmu Keteknikan Pertanian: Keteknikan Pertanian Teknologi Industri Pertanian Ilmu dan Teknologi Pangan: Teknologi Pangan Teknologi Hasil Pertanian Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 125 No (1) 126 Rumpun Ilmu (2) Bidang (3) Kedokteran/ kedokteran gigi/spesialis Jurusan/Program Studi (4) Ilmu Kedokteran: Ilmu Kedokteran Dasar Ilmu Kedokteran Keluarga Ilmu Kedokteran Klinis Ilmu Kedokteran Tropis Imunologi Biomedik Ilmu Penyakit Mata Ilmu Penyakit Dalam Ilmu Penyakit Syaraf Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ilmu Penyakit THT Ilmu Anestesi Ilmu Bedah Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan Ilmu Penyakit Paru Ilmu Kedokteran Forensik Ilmu Kesehatan Anak Ilmu Bedah Ortopaedi Ilmu Bedah Urologi Ilmu Bedah Plastik Ilmu Penyakit Jantung Ilmu Bedah Anak Ilmu Patologi Anatomi Ilmu Patologi Klinik Ilmu Kedokteran Nuklir Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Ilmu Kedokteran Olahraga Radiologi Psikiatri Mikrobiologi Klinik Farmakologi Klinik Profesi Dokter Pendidikan Dokter: Fisioterapi Radiodiagnostik dan Radioterapi Teknik Elektro Medik Refraksi Optisi Perekam dan Informasi Kesehatan Pengobatan Tradisional Akupunktur Ilmu Kedokteran Gigi: Ilmu Kedokteran Gigi Ilmu Kedokteran Gigi Dasar Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 No (1) Rumpun Ilmu (2) Bidang (3) Kesehatan Masyarakat Hukum Keguruan & Ilmu Pendidikan Jurusan/Program Studi (4) Ilmu Kedokteran Gigi Komunitas Ilmu Bedah Mulut Ilmu Penyakit Mulut Ilmu Konservasi Gigi Ilmu Kesehatan Gigi Anak Periodonsia Ortodonsia Prostodonsia Profesi Dokter Gigi Pendidikan Dokter Gigi : Teknik Gigi Ilmu Keperawatan: Perawat Pendidik Keperawatan Bidan Pendidik: Kebidanan Ilmu Kesehatan Masyarakat: Analis Kesehatan Analis Lingkungan Epidemiologi Gizi Hiperkes dan Keselamatan Kerja Kesehatan Ibu dan Anak Kesehatan Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Promosi dan Perilaku Kesehatan Ilmu Hukum: Kenotariatan Administrasi Peradilan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan: Pendidikan Teknik Elektro Pendidikan Teknik Elektronika Pendidikan Teknik Mesin Pendidikan Teknik Otomotif Pendidikan Teknik Bangunan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Pendidikan MIPA: Pendidikan IPA Pendidikan Matematika Pendidikan Fisika Pendidikan Kimia Pendidikan Biologi Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 127 No (1) Rumpun Ilmu (2) Bidang (3) Jurusan/Program Studi (4) Pendidikan Olahraga: Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Ilmu Pendidikan: Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Pengembangan Kurikulum Bimbingan Konseling Pendidikan Luar Biasa Teknologi Pendidikan Administrasi Pendidikan Pendidikan Luar Sekolah Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Guru Agama Pendidikan IPS: Pendidikan Sejarah Pendidikan Geografi Pendidikan Ekonomi Pendidikan Sosiologi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Ilmu Pendidikan Bahasa: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah Pendidikan Bahasa Inggris Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Jepang Pendidikan Bahasa Perancis Pendidikan Bahasa Jerman Pendidikan Bahasa Mandarin Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik Pendidikan Seni Rupa Ilmu Keolahragaan Tuliskan nama jurusan yang pernah/sedang diduduki oleh responden sesuai dengan penjurusan yang ada pada tingkat SMA/sederajat atau Perguruan Tinggi. Kode jurusan diisi pengawas. Pencacah diharuskan untuk menulis nama jurusan yang pernah/sedang diduduki oleh responden selengkap-lengkapnya agar memudahkan dalam pengolahan, khususnya pada waktu pemberian kode jurusan pada kotak oleh pengawas. 128 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pertanyaan 1211 ditanyakan pada anggota rumah tangga yang berumur 7-24 tahun dan tidak pernah bersekolah atau tidak bersekolah lagi (407 = 7-24 dan 1206 berkode 1 atau 3) Pertanyaan 1211: Apa Alasan Utama (Nama) Tidak Pernah Bersekolah Atau Tidak Bersekolah Lagi? Kode pilihan jawaban: Kode 1: Tidak ada biaya sekolah, apabila responden atau keluarganya tidak mampu menyediakan biaya untuk pendidikan. Kode 2: Bekerja/mencari nafkah, apabila responden tidak bersekolah karena bekerja/mencari nafkah untuk memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan. Kode 3: Menikah, apabila responden tidak bersekolah karena menikah/berkeluarga Kode 4: Mengurus rumah tangga, apabila responden merasa sangat sibuk dalam mengurus atau membantu mengurus rumah tangga sehingga tidak sempat untuk bersekolah. Termasuk mengurus anggota rumah tangga yang sakit atau disabel/cacat. Kode 5: Merasa pendidikan cukup, apabila responden menganggap bekal pendidikan yang dikuasai sudah cukup, dan tidak perlu lagi bersekolah ke kelas/tingkat/jenjang yang lebih tinggi. Kode 6: Malu karena ekonomi, apabila responden merasa malu karena keadaan ekonomi keluarga lebih rendah dibandingkan teman-temannya. Kode 7: Sekolah jauh, apabila responden menganggap jarak sekolah dengan tempat tinggal terlalu jauh, termasuk sekolah yang sulit/sukar untuk dicapai. Kode 8: Cacat/disabilitas Kode 9: Lainnya, misal: dipaksa berhenti, tidak suka, takut sama guru, dikeluarkan dari sekolah. 6.13 Blok XIII. Keterangan Art 5 Tahun Ke Atas yang Masih Bersekolah Blok XIII bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai pendidikan dari anggota rumah tangga berumur 5 tahun ke atas yang masih bersekolah meliputi penyelenggara pendidikan, sarana transportasi dan biaya transportasi ke sekolah, lama perjalanan yang rutin ditempuh, beasiswa, biaya pendidikan, kebiasaan belajar di luar jam sekolah, dan akses internet untuk mencari literatur dalam rangka tugas sekolah. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 129 Pertanyaan pada blok ini hanya ditanyakan untuk anggota ruta berumur 5 tahun ke atas yang masih bersekolah (isian pada Blok IV Pertanyaan 407 berkode ≥ 5 dan isian pada Blok XII Pertanyaan 1206 berkode 2). Sebelum memulai wawancara, pencacah menuliskan terlebih dahulu nama dan nomor urut responden, yang disalin dari Blok IV Pertanyaan 402 dan 401, serta menuliskan umur responden yang disalin dari Blok IV Pertanyaan 407 . Pertanyaan 1301: Apakah (Nama) Bersekolah Di Sekolah Negeri atau Swasta? Sekolah negeri adalah suatu sekolah dimana penyelenggaraannya/pengelolaannya berada di bawah naungan pemerintah seperti Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah/Dinas Pendidikan; Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi; Kementerian Agama; atau Instansi Pemerintah lainnya (misalnya: Kementerian Keuangan, Kementerian Sosial, Badan Pusat Statistik, dsb). Sekolah swasta adalah sekolah yang diselenggarakan oleh non-pemerintah/swasta, penyelenggara berupa perseorangan, badan atau yayasan pendidikan. Lingkari kode 1 jika “bersekolah di sekolah negeri” dan kode 2 jika “bersekolah di sekolah swasta” sesuai jawaban responden. Pertanyaan 1302: Apakah (Nama) Pada Tahun Ajaran Sebelumnya (2014/2015) Naik Kelas? Naik kelas adalah berganti kelas/tingkat dari kelas/tingkat yang rendah ke kelas/tingkat yang lebih tinggi (sesuai dengan urutan angka) karena memenuhi persyaratan nilai/akademis yang telah ditentukan pada saat seseorang bersekolah di jenjang pendidikan tertentu. Pilihan kode jawaban: Kode 0: Belum Pernah Sekolah, jika responden pada tahun ajaran sebelumnya (2014/2015) belum bersekolah di SD sederajat atau sedang mengikuti pendidikan pra sekolah (TK, PAUD, RA, BA). Kode 1: Ya, jika responden pada tahun ajaran sebelumnya (2014/2015) naik kelas. Kode 5: Tidak, jika responden pada tahun ajaran sebelumnya (2014/2015) tidak naik kelas. 130 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Kode 7: Tidak Relevan (Mahasiswa), jika jenjang pendidikan responden di Perguruan Tinggi. Penjelasan: Seseorang yang berhenti sekolah kemudian bersekolah lagi pada tingkat/jenjang yang lebih tinggi (ada jeda antar jenjang pendidikan), dianggap sebagai naik kelas. Contoh: Karena tidak mempunyai biaya, pada tahun 2013 setelah lulus SMP Anto berhenti bersekolah satu tahun. Pada tahun ajaran 2015/2016, Anto bersekolah lagi dan sedang duduk di kelas 1 SMA. Maka Anto dianggap naik kelas karena berganti tingkat dari SMP ke SMA. Pertanyaan 1303: Apakah Sarana Transportasi yang Biasa Digunakan (Nama) Ke Sekolah? Sarana transportasi yang biasa digunakan ke sekolah adalah sarana transportasi yang biasa digunakan untuk pergi/berangkat dari rumah ke sekolah. Kode jawaban untuk pertanyaan ini ada 8 (delapan), yaitu: Kode 1: Tanpa Kendaraan, adalah jika responden berjalan kaki. Kode 2: Sepeda. Kode 3 : Sepeda motor/perahu motor pribadi/dinas adalah sepeda motor/perahu motor yang dimiliki/dikuasai secara perorangan atau sepeda motor/perahu motor dinas. Kode 4: Mobil pribadi/dinas adalah mobil yang dimiliki/dikuasai secara perorangan atau mobil dinas. Kode 5: Mobil jemputan sekolah adalah mobil yang digunakan khusus untuk antar jemput siswa ke sekolah baik yang resmi dikelola oleh sekolah maupun perorangan/kelompok, termasuk bis sekolah. Kode 6: Kendaraan umum bermotor termasuk perahu motor dengan rute tertentu, kendaraan umum yang melayani trayek tertentu, contoh: bis, angkot, bemo, dll. Kode 7: Kendaraan umum bermotor termasuk perahu motor tanpa rute tertentu, contoh: ojek motor, becak motor, bajaj, taksi, taksi gelap (omprengan), dll. Kode 8 : Kendaraan umum tidak bermotor, contoh: becak, dokar, sampan, rakit, ojek sepeda. Penjelasan: Jika responden menggunakan dua atau lebih jenis transportasi, pemilihan sarana transportasi yang biasanya digunakan ke sekolah adalah pilih yang paling sering digunakan, jika sama pilih yang Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 131 terjauh jaraknya, jika masih sama pilih yang membutuhkan waktu terbanyak, jika masih sama pilih yang membutuhkan biaya terbesar. Lingkari salah satu pilihan kode jawaban sesuai pengakuan responden. Pertanyaan 1304.A: Berapa Rata-Rata Biaya Transport (Nama) Per Hari untuk Pulang Pergi ke Sekolah? Tuliskan besarnya rata-rata biaya transportasi pulang-pergi dari rumah ke sekolah per hari sesuai dengan pernyataan responden di tempat yang telah disediakan. Penjelasan: Bagi siswa yang pergi dan pulang sekolah menggunakan kendaraan sendiri atau diantar orang tuanya (khusus untuk mengantar sekolah, bukan yang menumpang orang tuanya berangkat kerja) harus diperkirakan sesuai dengan biaya bahan bakar yang dikeluarkan. Rata-rata biaya transportasi bisa nol jika yang bersangkutan pulang pergi ke sekolah tanpa menggunakan kendaraan (hanya berjalan kaki saja), mendapat tumpangan (termasuk siswa yang berangkat ke sekolah menumpang orang tuanya yang berangkat kerja), naik bus sekolah gratis. Siswa yang pergi pulang ke sekolah dengan berjalan kaki dan menggunakan moda transportasi yang berbayar, maka rata-rata biaya transportasinya harus tetap diisi meskipun jarak yang ditempuh dengan moda transportasi berbayar tersebut lebih pendek daripada jarak yang ditempuh dengan berjalan kaki. Contoh kasus: Perjalanan Anton pergi pulang ke sekolah ditempuh dengan dua sarana transportasi yaitu berjalan kaki dan naik sampan. Anton naik sampan dengan membayar Rp 4000,- pulang pergi. Dengan memperkirakan jarak yang ditempuh dari rumah ke sekolah, ternyata jarak Anton berjalan kaki lebih jauh dibanding jarak Anton naik sampan. Sehingga isian pertanyaan 1303 untuk Anton berkode 1 “Tanpa kendaraan” dan pertanyaan 1304.A terisi sebesar Rp 4000,-. Pertanyaan 1304.B : Berapa Rata-Rata Uang Saku (Nama) Per Hari ke Sekolah? Uang saku adalah uang yang secara rutin diberikan oleh orang tua/wali kepada anak yang dapat digunakan untuk tabungan atau membeli jajanan berupa makanan dan minuman selama berada di sekolah; uang jajan. 132 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Penjelasan: Apabila uang saku diberikan secara bulanan maka rata-rata uang saku per hari adalah uang saku per bulan dibagi dengan jumlah hari masuk sekolah selama sebulan. Apabila uang saku yang diberikan sudah termasuk uang untuk transportasi, maka penghitungan rata-rata uang saku adalah jumlah uang saku yang diberikan dikurangi biaya transport (1304.A). Tuliskan besarnya uang saku ke sekolah per hari sesuai dengan pernyataan responden. Pertanyaan 1305.A : Berapa Jarak yang Rutin Ditempuh (Nama) dari Tempat Tinggal ke Sekolah? Jarak yang rutin ditempuh adalah jarak yang rutin/biasa dilalui responden dari tempat tinggal ke sekolah dan dapat digunakan oleh umum. Jarak yang dimaksud adalah jarak satu kali perjalanan pada saat pergi ke sekolah. Tuliskan jarak yang rutin/biasa ditempuh dari tempat tinggal ke sekolah sesuai dengan pernyataan responden dalam satuan kilometer. Pertanyaan 1305.B : Berapa Lama Perjalanan yang Rutin Ditempuh (Nama) dari Tempat Tinggal ke Sekolah? Lama perjalanan adalah lamanya waktu yang digunakan untuk menempuh perjalanan secara rutin dari tempat tinggal ke sekolah. Perjalanan yang dimaksud adalah satu kali perjalanan yaitu perjalanan pergi saja (bukan perjalanan pulang pergi) dari tempat tinggal ke sekolah. Tuliskan lamanya perjalanan yang rutin ditempuh oleh responden dari tempat tinggal ke sekolah dalam satuan menit pada tempat yang telah disediakan. Contoh kasus: Aliando pergi ke sekolah secara rutin naik mobil jemputan dengan waktu tempuh 45 menit, namun terkadang Aliando juga diantar orangtuanya naik motor lewat rute terdekat yang ditempuh dengan waktu 25 menit. Maka isian pertanyaan 1305.B untuk Aliando yaitu 45 menit. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 133 Pertanyaan 1306: Kegiatan Ekstrakurikuler/Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Apa Saja yang Pernah/Sedang Diikuti Oleh (Nama) Pada Jenjang Pendidikan yang Diduduki Saat Ini? Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan (Permendikbud RI nomor 62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah). Kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) adalah kegiatan ekstrakurikuler atau aktivitas non akademik yang ada di dalam perguruan tinggi untuk mengembangkan minat, bakat dan keahlian bagi mahasiswa. Jenjang pendidikan saat ini adalah jenjang pendidikan, baik jenjang pendidikan formal maupun non formal, yang sedang diikuti/dijalani oleh art pada saat pencacahan. Penjelasan: Siswa dianggap pernah mengikuti kegiatan jika telah mengikuti kegiatan tersebut minimal selama 3 bulan. Siswa kelas 1 (SD/SMP/SMA) yang baru mengikuti ekskul kurang dari 3 bulan, dikategorikan sedang mengikuti ekskul. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kurang dari 3 bulan tetapi berniat untuk terus mengikuti ekstrakurikuler, dikategorikan sedang mengikuti ekstrakurikuler. Contoh kasus: Laila duduk di kelas 2 SMA. Pada awal tahun ajaran, Laila mengikuti ekstrakurikuler pecinta alam. Namun setelah 1 bulan, Laila akhirnya mengundurkan diri dikarenakan kondisi fisik yang tidak memungkinkan untuk terus ikut ekstrakurikuler pecinta alam. Oleh karena itu Laila dianggap tidak pernah mengikuti ekstrakurikuler pecinta alam. Jenis kegiatan ekstrakurikuler: Kode A: Pramuka adalah organisasi yang dibentuk untuk menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, yaitu proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan bagi siswa di sekolah. 134 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Kode B: Seni, Musik, dan Budaya adalah kegiatan ekstrakurikuler yang berhubungan dengan seni, musik, dan budaya, misalnya tari, karawitan, drumband, teater, cheerleader, dll. Kode C: Olahraga adalah kegiatan ekstrakurikuler yang berhubungan dengan olahraga, misalnya sepak bola, basket, futsal, bela diri, dll. Kode D: Kerohanian adalah adalah kegiatan ekstrakurikuler yang berhubungan dengan lingkup suatu agama tertentu, misalnya: Rohis, Kerohanian Kristen, dll Kode E: Paskibra singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera dengan tugas utamanya yaitu mengibarkan bendera merah putih dalam upacara bendera yang dilaksanakan oleh sekolah. Kode F: Palang Merah Remaja (PMR) adalah wadah bagi siswa yang tertarik di bidang kePalang Merahan. Materi yang diberikan mengenai P3K, dapur umum pengungsian, dan lain lain. Kegiatan yang dilakukan antara lain donor darah, pengumpulan dana PMI dan membantu korban bencana alam. Kode G: Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) adalah kelompok siswa yang berminat pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Kode H : Pecinta Alam adalah wadah bagi siswa yang tertarik pada bidang yang berhubungan dengan lingkungan atau alam. Kode I: Lainnya, misalnya bahasa, komputer, koperasi siswa, robotik, dll. Kode X: Tidak mengikuti kegiatan, jika responden sama sekali tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Penjelasan: Pilihan jawaban yang diarsir (kode E, F, G, dan H) tidak diperuntukkan bagi siswa SD/sederajat. Lingkari kode pilihan jenis kegiatan ekstrakurikuler apa saja yang diikuti oleh responden. Pilihan boleh lebih dari satu jawaban. Pertanyaan 1307.A: Apakah (Nama) Menerima Beasiswa/Bantuan Pendidikan Pada Tahun Ajaran 2014/2015? Beasiswa adalah bantuan dana pendidikan yang diberikan kepada siswa yang berprestasi. Beasiswa yang ada di perguruan tinggi diantaranya Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM), Peningkatan Prestasi Akademik (PPA), Peningkatan Prestasi Ekstrakurikuler (PPE), Bantuan Khusus Mahasiswa (BKM). Bantuan Pendidikan adalah bantuan dana baik berupa uang atau barang yang diberikan kepada siswa yang bukan karena prestasi, seperti: Bantuan Siswa Miskin (BSM), Program Indonesia Pintar (PIP), Bantuan Pendidikan dari PNPM (buku, sepatu, uang transportasi). Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 135 Bantuan Pendidikan yang dimaksud pada Pertanyaan 1307.A tidak termasuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Lingkari kode 1 jika “Ya” atau kode 5 jika “Tidak” sesuai dengan jawaban dari responden. Jika jawaban responden berkode 5 maka lanjutkan ke pertanyaan 1309. Pertanyaan 1307.B: Jika “Ya”, Sumber Beasiswa/Bantuan Pendidikan Berasal Dari? Sumber beasiswa/Bantuan pendidikan: Kode A: Bantuan Siswa Miskin (BSM)/Program Indonesia Pintar (PIP) Bantuan Siswa Miskin (BSM) adalah bantuan dari pemerintah yang sumber dana berasal dari dana APBN berupa sejumlah uang tunai yang diberikan langsung kepada siswa SD, SMP, dan SMA/SMK dari keluarga miskin. Program Bantuan Siswa Miskin merupakan Program Nasional yang bertujuan untuk menghilangkan halangan siswa miskin untuk bersekolah dengan membantu siswa miskin memperoleh akses pelayanan pendidikan yang layak, mencegah putus sekolah, menarik siswa miskin untuk kembali bersekolah, membantu siswa memenuhi kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran, mendukung program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (bahkan hingga tingkat menengah atas), serta membantu kelancaran program sekolah. Program Indonesia Pintar (PIP) adalah bantuan dari pemerintah berupa sejumlah uang tunai yang diberikan langsung kepada siswa SD, SMP, dan SMA/SMK yang berasal dari keluarga miskin, rentan miskin, serta penyandang masalah kesejahteraan sosial. Program Indonesia Pintar (PIP) merupakan Program Nasional yang menjamin anak usia 7-18 tahun untuk mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat satuan pendidikan menengah untuk mendukung program Pendidikan Universal/Wajib Belajar 12 Tahun; mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan akibat kesulitan ekonomi; dan untuk menarik siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan agar kembali mendapatkan layanan pendidikan di sekolah/madrasah/pesantren/Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)/Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)/lembaga kursus dan pelatihan. Penjelasan: PIP merupakan konversi dari Bantuan Siswa Miskin (BSM). PIP mulai dilaksanakan pada tahun 2015 dengan tambahan target sasaran yaitu anak usia sekolah yang (1) tidak melanjutkan sekolah, (2) putus sekolah, dan (3) anak penyandang masalah kesejahteraan sosial. PIP tidak hanya berlaku di sekolah formal atau madrasah tapi juga berlaku di pesantren, pusat kegiatan 136 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 belajar masyarakat, sanggar kegiatan belajar, dan lembaga kursus dan pelatihan (termasuk balai latihan kerja). PIP juga menghimbau sekolah untuk menerima kembali anak yang tidak bersekolah. Perbedaan Bantuan Siswa Miskin (BSM) dengan Program Indonesia Pintar (PIP): Bantuan Siswa Miskin (BSM) Menjangkau rakyat miskin Hanya mencakup peserta didik yang sekarang di sekolah Berlaku di sekolah formal/madrasah Tidak menghimbau anak yang tidak bersekolah untuk bersekolah Program Indonesia Pintar (PIP) Menjangkau rakyat miskin dan rentan miskin Juga mencakup anak usia sekolah yang (1) tidak melanjutkan sekolah, (2) putus sekolah, dan (3) anak penyandang masalah kesehatan sosial Berlaku juga di pesantren, pusat kegiatan belajar masyarakat, sanggar kegiatan belajar, dan lembaga kursus dan pelatihan (termasuk balai latihan kerja) Menghimbau sekolah untuk menerima kembali anak yang tidak bersekolah Kode B: Bantuan dari pemerintah daerah adalah bantuan dana dimana sumber dana bantuan berasal APBD bukan APBN. Besarnya bantuan tergantung dari kemampuan masingmasing Pemda. Kode C: Beasiswa dari pemerintah adalah bantuan dana pendidikan yang diberikan kepada peserta didik yang berprestasi dimana sumber dana beasiswa berasal dari pemerintah tetapi tidak melalui program BSM/PIP, termasuk beasiswa yang diperoleh karena tugas belajar dan sekolah ikatan dinas. Contoh: 1. BIDIK MISI adalah beasiswa/bantuan biaya pendidikan yang hanya ditujukan untuk calon mahasiswa yang berprestasi dan tidak mampu (miskin). 2. Beasiswa Bakat dan Prestasi adalah beasiswa yang ditujukan untuk siswa yang berprestasi. Kode D: Beasiswa/bantuan dari lembaga non pemerintah apabila sumber dana beasiswa/bantuan pendidikan berasal dari lembaga swasta, misalnya GN-OTA (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh), Koperasi, perusahaan-perusahaan swasta seperti Sampoerna Foundation, Djarum, dll. Termasuk pegawai yang memperoleh tugas belajar dari perusahaan tempatnya bekerja. Kode E: Lainnya, misalnya bantuan pendidikan dari sekolah atau perorangan. Lingkari kode darimana saja responden mendapat beasiswa/bantuan pendidikan. Jawaban boleh lebih dari satu. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 137 Pertanyaan 1308.A: Cek 1307.B, Apakah kode A dilingkari? Cek isian pada Pertanyaan 1307.B, apakah kode A dilingkari (responden memperoleh bantuan pendidikan yang bersumber dari BSM/PIP). Lingkari kode 1 jika “Ya” atau kode 5 jika “Tidak” sesuai dengan jawaban dari responden. Jika jawaban responden berkode 5 maka lanjutkan ke pertanyaan 1309 Pertanyaan 1308.B: Berapa Jumlah Bulan BSM/PIP yang Diterima Tahun Ajaran 2014/2015? Jumlah bulan adalah banyaknya bulan dimana responden mendapat BSM/PIP pada tahun ajaran 2014/2015 (Juli 2014-Juni 2015). Perlu diketahui bahwa untuk siswa yang akan lulus (kelas 6, 9 dan kelas 12) seharusnya hanya menerima manfaat untuk 1 semester (6 bulan) saja. Tuliskan jumlah bulan responden menerima BSM/PIP yang diterima selama tahun ajaran 2014/2015 pada tempat yang tersedia. Pertanyaan 1308.C: Berapa Total Uang BSM/PIP yang Diterima Tahun Ajaran 2014/2015? Tuliskan total uang BSM/PIP yang benar-benar diterima oleh responden selama tahun ajaran 2014/2015 pada tempat yang tersedia. Sebagai pengetahuan, nominal bantuan BSM/PIP pada tahun 2014/2015 yang ditentukan oleh pemerintah dan seharusnya diterima responden adalah sebagai berikut: (1) Jenjang SD sebesar Rp 225.000/siswa/semester (Rp 450.000/tahun) (2) Jenjang SMP sebesar Rp 375.000/siswa/semester (Rp 750.000/tahun) (3) Jenjang Sekolah Menengah sebesar Rp 500.000/siswa/semester (Rp 1.000.000/tahun) Pertanyaan 1309: Apakah (Nama) Memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP)? Kartu Indonesia Pintar (KIP) merupakan mekanisme pemberian dana tunai bagi anak sekolah dari keluarga kurang mampu menggunakan Kartu Indonesia Pintar. Kartu Indonesia Pintar (KIP) menjamin dan memastikan seluruh anak usia sekolah dari keluarga kurang mampu terdaftar sebagai penerima bantuan tunai pendidikan sampai lulus SMA/SMK/MA. KIP mencakup pula anak usia sekolah yang tidak berada di sekolah seperti anak jalanan, pekerja anak, di panti 138 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 asuhan, dan difabel. KIP berlaku juga di pesantren, pusat kegiatan belajar masyarakat dan Balai Latihan Kerja (BLK). Lingkari kode 1 jika “Ya” atau kode 5 jika “Tidak” sesuai dengan jawaban responden pada tempat yang tersedia. Pertanyaan 1310: Berapa Biaya Pendaftaran (Formulir Pendaftaran/Uang Pangkal/Gedung, Daftar Ulang) Tahun Ajaran 2015/2016 (Juli 2015 – Juni 2016) Biaya pendaftaran adalah biaya yang harus dibayarkan calon siswa, agar ia dapat masuk/menjadi siswa di suatu sekolah/kelas yang ia daftar. Misalnya: formulir pendaftaran (pada sekolah dimana responden diterima), uang pangkal, uang pendaftaran ulang, uang sumbangan pembangunan gedung/sarana sekolah, dll. Tuliskan besarnya biaya pendaftaran yang dikeluarkan responden baik berupa formulir pendaftaran, uang pangkal/ gedung atau daftar ulang dalam satuan rupiah di tempat yang telah disediakan. Jika responden tidak membayar biaya pendaftaran, maka tuliskan “0”. Contoh cara pengisian pertanyaan 1310: Nabila murid baru kelas VII SMP Teladan. Ketika mendaftar Nabila membeli formulir pendaftaran sekolah tersebut Rp 300.000. Ketika telah diterima, orang tuanya dikenakan uang pendaftaran sebesar Rp 28.000.000 termasuk SPP bulan Juli sebesar Rp 1.000.000 dan seragam sekolah 8 stel @ Rp 250.000. Jadi besarnya biaya pendaftaran Nabila adalah sebesar: Rp 300.000 + Rp 28.000.000 – Rp 1.000.000 – (8 x Rp 250.000) = Rp 25.300.000. Sehingga pengisian untuk pertanyaan 1310 yaitu Rp 25.300.000,- Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 139 Pertanyaan 1311: Biaya Pendidikan Juli - September 2015 : Biaya pendidikan adalah biaya yang dikeluarkan oleh siswa untuk melaksanakan pendidikan di sekolah. Macam-macam biaya pendidikan: a. SPP/Uang Kuliah Tunggal SPP adalah uang bayaran sekolah yang harus dibayar siswa setiap bulan. Uang Kuliah Tunggal adalah besaran biaya yang harus dibayarkan oleh mahasiswa pada setiap semester. Uang Kuliah Tunggal (UKT) merupakan sebagian biaya kuliah yang ditanggung oleh setiap mahasiswa berdasarkan kemampuan ekonominya. Kategori kelompok Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi tiap mahasiswa ditentukan berdasarkan jumlah total penghasilan kotor ayah dan ibu ditambah penghasilan tambahan ayah dan ibu (jika ada), dengan kriteria sebagai berikut: Kelompok UKT 0 UKT 1 UKT 2 UKT 3 UKT 4 UKT 5 UKT 6 Kriteria penghasilan (penghasilan kotor+penghasilan tambahan) Peserta Bidik misi Penghasilan ≤ 500.000 500.000 < Penghasilan ≤ 2.000.000 2.000.000 < Penghasilan ≤ 3.500.000 3.500.000 < Penghasilan ≤ 5.000.000 5.000.000 < Penghasilan ≤ 10.000.000 Penghasilan > 10.000.000 b. Komite Sekolah adalah uang yang harus dibayar siswa untuk menunjang kegiatan persatuan orang tua murid dan guru atau pembinaan penyuluhan bagi pelajar. c. Ekstrakurikuler adalah biaya yang dikeluarkan siswa untuk kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh para siswa sekolah, di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan ini dapat berbentuk kegiatan pada seni, olah raga, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa. d. Baju Sekolah dan Perlengkapannya (Misal: Seragam Sekolah/Batik/Olahraga/Pramuka, Dasi, Ikat Pinggang dan Lain-lain adalah biaya yang dikeluarkan siswa untuk membeli pakaian seragam (pakaian yang harus dipakai selama berada dalam lingkungan sekolah), baik seragam sekolah, seragam pramuka maupun pakaian olahraga. e. Tutup Kepala dan alas kaki (misal: topi, kerudung, sepatu, kaos kaki, dan lain-lain) f. Buku pelajaran/panduan/diktat adalah biaya yang dikeluarkan siswa untuk membeli buku pelajaran/panduan/diktat dan biaya foto copy bahan pelajaran yang digunakan selama 140 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 belajar pada bulan Juli – September 2015. g. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembar kerja bagi siswa baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun kokurikuler untuk mempermudah pemahaman terhadap materi pelajaran yang didapat. h. Alat tulis dan perlengkapan lainnya adalah biaya yang dikeluarkan siswa untuk membeli alat tulis dan perlengkapan sekolah lainnya seperti tas sekolah, tempat pensil, buku tulis, dll. i. Praktikum/keterampilan dan bahan penunjangnya adalah biaya yang harus dibayar siswa untuk keperluan praktik suatu mata pelajaran. Misalnya: praktikum IPA, praktikum elektro, keterampilan/prakarya, dll. Termasuk biaya pembelian bahan-bahan praktikum yang dibeli sendiri oleh siswa. j. Kursus yang diselenggarakan sekolah (termasuk pengayaan materi) adalah biaya yang dikeluarkan siswa untuk mengikuti kursus yang diselenggarakan sekolah seperti kursus komputer dan pengayaan materi. k. Evaluasi/ujian adalah biaya yang harus dibayar siswa sehubungan dengan diadakannya evaluasi/ujian. Misalnya: EHB, EBTA, ujian mid-semester, ujian praktik, ujian lisan, ujian tertulis, ujian negara, skripsi, KKN, dan lain sebagainya. l. Kunjungan edukatif (study tour) adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan study tour. m. Lainnya, misalnya uang perpisahan, biaya wisuda, biaya OSIS, dll. n. Total (a s.d. m) adalah total biaya pendidikan yang merupakan penjumlahan dari rincian 1311.a s.d. 1311.m. Penjelasan: 1. Biaya pendidikan pada 1311.a s.d. 1311.m adalah biaya yang seharusnya dibayar/ dibebankan kepada siswa. Apabila siswa belum membayar (menunda) maka 1311.a s.d. 1311.m harus tetap diisi sebesar nilai yang dibayar siswa lain di kelas/tingkat/sekolah yang sama. 2. Jika biaya pendidikan diberikan gratis karena program/kebijakan dari sekolah/negara/pemda maka tidak perlu diimputasi, tuliskan ”0” pada biaya pendidikan yang dimaksud. 3. Jika biaya pembelian buku pelajaran sudah termasuk biaya pembelian LKS, isikan untuk masing-masing rincian bila dapat dipisahkan/dirinci. Jika tidak maka proporsikan besarnya biaya buku pelajaran dan LKS sebesar 60:40. 4. Pada saat masuk sekolah pertama kali siswa membeli perlengkapan sekolah 1 set, jika sulit dipisahkan biayanya maka masukkan biaya yang dikeluarkan ke 1311.d. 5. Jika biaya pendidikan yang bisa dibayar perbulan, namun oleh rumah tangga dibayar langsung untuk satu semester, maka biaya dihitung dengan cara membagi dua biaya yang dibayar untuk satu semester. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 141 Isikan biaya yang dikeluarkan selama Juli-September 2015 (dalam rupiah) sesuai dengan jenis biaya pendidikan 1311.a s.d. 1311.m pada tempat yang tersedia. Total biaya pendidikan merupakan penjumlahan pertanyaan 1311.a s.d. 1311.m yang dituliskan pada 1311.n Contoh pengisian pertanyaan 1311.a s.d. 1311.m: Pada saat pencacahan, Andrea duduk di kelas VIII. Uang SPP tahun ajaran 2015/2016 gratis, komite sekolah Rp 25.000/bulan, uang evaluasi Rp 50.000/semester, uang OSIS Rp 20.000/bulan, foto copy bahan pelajaran (ringkasan) Rp 20.000, pembelian pakaian 1 stel pakaian seragam Rp 150.000 dan 1 pakaian olahraga Rp 125.000. Andrea ikut ekstrakurikuler futsal dengan membayar iuran sebesar Rp 20.000 per bulan. Pembelian buku tulis selama JuliSeptember 2015 Rp 350.000, buku bacaan yang dibeli 3 buku dengan harga Rp 225.000 dan sisanya dipinjamkan oleh sekolah dan boleh di bawa pulang, membeli LKS dengan harga Rp 200.000. Pengisian pertanyaan 1310.a s.d. 1310.m untuk Andrea sbb: Pertanyaan 1312.A: Pada Bulan Juli-September 2015, Apakah (Nama) Biasa Belajar di Luar Jam Sekolah? Belajar di luar jam sekolah adalah kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa di luar jam pelajaran sekolah. Termasuk mengikuti bimbingan belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah. Les privat termasuk dalam belajar di luar jam sekolah. 142 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Bimbingan belajar adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan . Les privat adalah suatu kegiatan bimbingan belajar yang dilakukan secara personal antara siswa dan guru pembimbing. Kegiatan ini biasanya berlangsung di rumah siswa dengan mendatangkan guru pembimbing. Penjelasan: 1. Beberapa siswa yang mengundang guru sekolahnya ke rumah untuk memberi bimbingan pelajaran termasuk dalam belajar di luar jam sekolah. 2. Pendalaman/pengayaan materi yang dilaksanakan oleh pihak sekolah (penambahan jam belajar oleh sekolah) meskipun pada saat pulang sekolah, tidak termasuk belajar di luar jam sekolah. Lingkari kode 1 jika responden menjawab “Ya”, kode 5 jika menjawab “Tidak”. Jika jawaban responden berkode 5 maka lanjutkan ke pertanyaan 1313. Pertanyaan 1312.B: Dimana (Nama) Biasanya Belajar di Luar Jam Sekolah? Kode pilihan jawaban: Kode 1: Rumah Sendiri, jika responden biasa belajar di luar jam sekolah bertempat di rumah responden. Kode 2: Bukan Rumah Sendiri, jika responden biasa belajar di luar jam sekolah bertempat di rumah orang lain, seperti rumah teman, rumah tetangga, rumah famili, atau rumah lainnya. Kode 3: Sekolah, jika responden biasa belajar di luar jam sekolah bertempat di lingkungan sekolah atau kampus. Kode 4: Tempat umum, jika responden biasa belajar di luar jam sekolah bertempat di tempat umum, misal: perpustakaan umum, taman, kafe, rumah makan, lembaga bimbingan belajar, dll. Lingkari kode pilihan sesuai jawaban dimana responden biasanya belajar. Pertanyaan 1312.C: Apakah (Nama) Biasa Belajar Secara Berkelompok? Belajar berkelompok adalah suatu kegiatan belajar yang dilakukan bersama–sama (minimal 2 orang), baik dengan teman satu sekolah atau tidak, dengan bantuan pembimbing atau tidak, guna menyelesaikan persoalan–persoalan yang berkaitan dengan pelajaran. Lingkari kode 1 jika responden menjawab “Ya”, kode 5 jika menjawab “Tidak”. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 143 Pertanyaan 1312.D: Apakah Ketika Belajar di Luar Jam Sekolah (Nama) Dibantu Oleh Pembimbing? Pembimbing adalah orang yang membimbing, menuntun, mengajari atau memberikan bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami suatu persoalan sehingga ia sanggup mengatasi persoalan tersebut. Lingkari kode 1 jika responden menjawab “Ya”, kode 5 jika menjawab “Tidak”. Jika jawaban responden berkode 5 maka lanjutkan ke pertanyaan 1312.F. Pertanyaan 1312.E: Jika “Ya”, Siapa Yang Biasanya Membimbing (Nama)? Kode pilihan jawaban: Kode 1: Orang tua/wali, jika yang membimbing belajar adalah orang tua/wali. Kode 2: Guru privat adalah orang yg memberi pelajaran privat (membimbing) kepada seseorang atau sejumlah kecil siswa (di rumah, bukan di sekolah) dengan dibayar. Kode 3: Famili, jika yang membimbing belajar adalah keluarga, kerabat, atau sanak saudara tanpa dibayar. Kode 4: Lainnya, jika yang membimbing belajar adalah selain yang disebutkan diatas, misalnya teman sekolah. Penjelasan: Jika yang membimbing belajar lebih dari 1 orang maka yang dicatat adalah orang yang paling sering membimbing. Lingkari salah satu pilihan kode sesuai jawaban dari responden. Pertanyaan 1312. F: Dalam 3 Bulan Terakhir, Berapa Hari Rata-Rata Per Minggu (Nama) Belajar Di Luar Jam Sekolah? Rata-rata per minggu belajar adalah banyaknya hari dalam seminggu yang biasa dihabiskan oleh responden untuk belajar di luar jam sekolah. Kode pilihan jawaban: Kode 1: 6-7 hari, jika responden rata-rata belajar dalam seminggu setidaknya 6 sampai 7 hari. Kode 2: 3-5 hari, jika responden rata-rata belajar dalam seminggu setidaknya 3 sampai 5 hari. Kode 3: 1-2 hari, jika responden responden rata-rata belajar dalam seminggu setidaknya 1 sampai dengan 2 hari. 144 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Isikan kode sesuai jawaban responden pada kotak yang telah tersedia. Pertanyaan 1312. G: Biasanya Berapa Lama (Nama) Belajar Dalam Sehari? Lama belajar adalah lamanya waktu dalam sehari yang biasa digunakan oleh siswa untuk belajar di luar jam sekolah. Tuliskan lamanya responden belajar di luar jam sekolah dalam satuan menit. Pertanyaan 1313.A: Dalam 3 Bulan Terakhir, Apakah (Nama) Pernah Mengakses Internet (Termasuk Browsing, Facebook, Twitter, BBM, Whats App dan sejenisnya)? Internet (Interconnected Network) adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Mengakses Internet apabila seseorang meluangkan waktu untuk mengakses internet baik dengan menggunakan komputer/PC, laptop, ataupun handphone, sehingga ia dapat memanfaatkan atau menikmati fasilitas internet seperti: mencari literatur/referensi, mencari informasi/berita, komunikasi, browsing, e-mail/chatting, game online, dll. Lingkari pilihan kode jawaban 1 atau 5 sesuai dengan jawaban dari responden. Jika jawaban berkode 5 maka lanjutkan ke art berikutnya. Jika tidak ada anggota rumah tangga yang bersekolah lagi maka lanjutkan ke blok XIV. Pertanyaan 1313.B: Apakah (Nama) Pernah Mencari Informasi/ Literatur Sebagai Penunjang Tugas Sekolah? Informasi/literatur sebagai penunjang tugas sekolah seperti buletin, artikel, hasil penelitian, ringkasan buku, undang-undang, peraturan pemerintah yang dapat digunakan sebagai acuan atau referensi untuk mengerjakan tugas. Lingkari pilihan kode jawaban 1 atau 5 sesuai dengan jawaban dari responden. 6.14 Blok XIV. Keterangan Hubungan Sosial Kemasyarakatan Blok XIV bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai hubungan sosial kemasyarakatan dari anggota rumah tangga berumur 10 tahun ke atas meliputi keikutsertaan dalam kegiatan pertemuan RT, kegiatan sosial kemasyarakatan di lingkungan sekitar, dan kegiatan organisasi selain di tempat kerja/sekolah. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 145 Pertanyaan 1402: Isikan Kode “1”, jika nama berumur 10 tahun ke atas (lihat 407 ≥ 10 tahun), atau Kode 0 Jika Tidak Cek isian Blok IV Pertanyaan 407. Isikan kode “1” pada kotak yang tersedia apabila isian jawaban pada Blok IV Pertanyaan 407 berkode ≥ 10 (responden berumur 10 tahun atau lebih), atau kode “0” jika tidak. Jika isian pertanyaan 1402 berkode “1” maka lanjutkan ke pertanyaan 1403. Jika isian pertanyaan 1402 berkode “0” maka lanjutkan ke art berikutnya. Pertanyaan 1403-1404 bertujuan untuk mengidentifikasi keikutsertaan/keterlibatan ART dalam proses pengambilan keputusan rapat/pertemuan untuk menentukan kesejahteraan masyarakat di lingkungan tempat tinggal ART. Pertanyaan 1403 : Dalam Setahun Terakhir, Apakah (Nama) Pernah Mengikuti Kegiatan Pertemuan (Rapat) di Lingkungan Sekitar (RT/RW/ Dusun/Desa)? Pertemuan (rapat) di lingkungan sekitar (RT/RW/Dusun/Desa) yang dimaksud adalah berkumpulnya sekelompok orang yang tinggal di lingkungan RT/RW/Dusun/Desa atau berkumpulnya warga di lingkungan RT/RW/Dusun/Desa untuk membahas atau menyelesaikan permasalahan kesejahteraan masyarakat di lingkungan RT/RW/Dusun/Desa. Rapat dapat diselenggarakanpada saat pertemuan rutin bulanan warga atau pada saat diselenggarakan kegiatan sosial kemasyarakatan di lingkungan ART tersebut. Lingkari kode 1 jika “ya” atau kode 5 jika “tidak” sesuai jawaban responden. Apabila jawaban berkode 5, maka lanjutkan ke pertanyaan 1405. Pertanyaan 1404: Apakah (Nama) Memberikan Saran/Pendapat Dalam Kegiatan Pertemuan (Rapat) Tersebut? Memberikan saran/pendapat yaitu menyampaikan sudut pandang/gagasan/ide mengenai suatu topik yang sedang dibahas di dalam pertemuan/rapat. Lingkari kode 1 jika “ya” atau kode 5 jika “tidak” sesuai jawaban responden. 146 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pertanyaan 1405-1411: Dalam 3 Bulan Terakhir, Apakah (Nama) Pernah Mengikuti Kegiatan Sosial Kemasyarakatan di Lingkungan Sekitar (RT/RW/Dusun/Desa) Yang Berkaitan Dengan: Kegiatan sosial kemasyarakatan adalah kegiatan bersama anggota masyarakat yang bersifat sosial (tidak mencari keuntungan ekonomi) di lingkungan tempat tinggal. Mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan adalah partisipasi/keikutsertaan (terlibat aktif) seseorang dalam kegiatan sosial kemasyarakatan yang ada di lingkungan tempat tinggal yang masih dalam lingkup RT/RW/Dusun/Desa/Kelurahan. Penjelasan: Kegiatan sosial kemasyarakatan yang dimaksud adalah kegiatan sosial kemasyarakatan yang sesuai dengan peruntukannya, apakah kegiatan tersebut ditujukan untuk segmen tertentu atau tidak. Contoh: Kegiatan kursus memasak yang diselenggarakan khusus untuk ibu-ibu (perempuan), maka yang dianggap mengikuti kegiatan (kode=1) atau tidak mengikuti (kode=5) hanya untuk art perempuan saja. Sedangkan untuk art laki-laki dianggap tidak ada kegiatan keterampilan (kode=7) Pertanyaan 1405: Keagamaan seperti pengajian, persekutuan doa, perayaan hari besar keagamaan, ceramah agama, kajian kitab suci. Pertanyaan 1406: Keterampilan seperti keterampilan memasak, menyulam, kecantikan, dan merangkai bunga. Pertanyaan 1407: Olahraga/Permainan, seperti bola voli, badminton, sepak bola, jalan sehat. Termasuk bermain gaple, catur, remi, dll. Pertanyaan 1408: Gotong royong, seperti kerja bakti, bakti sosial Pertanyaan 1409: Arisan Pertanyaan 1410: Kematian, seperti penyelenggaraan jenazah, dari memandikan sampai dengan menguburkan jenazah. Termasuk melayat. Pertanyaan 1411: Sosial lainnya, seperti kegiatan posyandu, penyuluhan kesehatan dan penyuluhan untuk mencegah terjadinya/meluasnya penggunaan narkoba dan minuman keras. Kode pilihan jawaban: Kode 1: Ya, jika responden mengikuti kegiatan tersebut. Kode 5: Tidak, jika responden tidak mengikuti kegiatan tersebut. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 147 Kode 7: Tidak ada kegiatan, jika di lingkungan tempat tinggal responden tidak ada kegiatan sosial kemasyarakatan. Isikan kode jawaban pada masing-masing jenis kegiatan sosial kemasyarakatan sesuai dengan jawaban responden. Jika salah satu dari 1405-1411 ada yang berkode 5, maka lanjutkan ke Pertanyaan 1412. Jika tidak maka lanjutkan ke Pertanyaan 1413. Pertanyaan 1412: Alasan Utama (Nama) Tidak Mengikuti Kegiatan Sosial Kemasyarakatan? Kode pilihan jawaban: Kode 1: Malas, apabila responden merasa malas untuk mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan. Kode 2: Tidak suka/Tidak bermanfaat, apabila responden tidak suka atau merasa tidak ada manfaat/keuntungan mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan. Kode 3: Tidak ada waktu, apabila responden karena kesibukannya merasa tidak mempunyai waktu untuk mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan. Kode 4: Malu/rendah diri, seperti malu yang disebabkan karena latar belakang ekonomi, malu karena latar belakang keluarga, malu karena keterbatasan fisik, dll. Kode 5: Sakit Kode 6: Lainnya, alasan selain yang telah disebutkan di atas, misalnya belum cukup umur, sudah lanjut usia, dll. Isikan salah satu kode yang sesuai dengan alasan utama responden tidak mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan pada kotak yang tersedia. Pertanyaan 1413: Apakah (Nama) Ikut Serta Dalam Kegiatan Organisasi Selain di Tempat Kerja/Sekolah? Organisasi adalah suatu sistem perserikatan antara dua orang atau lebih yang bekerjasama secara terencana, terpadu dan terarah untuk mencapai tujuan tertentu, baik formal (berbadan hukum) maupun tidak. Organisasi biasanya dibingkai dalam suatu keanggotaan dan kepengurusan (memiliki ketua, sekretaris dan bendahara) dan memiliki aturan-aturan tertentu. Contoh organisasi: Karang taruna, FBR (Forum Betawi Rempug), Muhammadiyah, Fatayat NU, PKK, DKM (Dewan Kemakmuran Masjid), komunitas/klub sepeda motor, dll. 148 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Organisasi selain di tempat kerja/sekolah adalah organisasi di masyarakat yang tidak berkaitan dengan pekerjaan atau sekolah dari seseorang. Dalam survei ini, seseorang dicatat sebagai anggota organisasi bila yang bersangkutan harus mendaftar untuk menjadi anggota. Keanggotaan di dalam organisasi seperti KORPRI, OSIS, BEM, dan PGRI tidak dianggap sebagai anggota organisasi karena keanggotaannya otomatis atau tidak mendaftar. Kode jawaban: Kode 1: Ya, Aktif, apabila responden sering mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh organisasi baik sebagai anggota maupun pengurus. Kode 2: Ya, Tidak Aktif, apabila responden jarang atau tidak pernah mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh organisasi. Kode 5: Tidak, apabila responden tidak menjadi anggota organisasi. Isikan kode sesuai jawaban responden pada kotak yang tersedia. Pertanyaan 1414: Jika Ya, Apa Bidang Kegiatan Organisasi Utama Yang Diikuti Oleh (Nama)? Bidang kegiatan organisasi: Kode 1: Keagamaan adalah organisasi yang dibentuk sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam lingkup suatu agama tertentu. Contoh: Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), NU, Muhammadiyah, (KWI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), dll. Kode 2: Politik adalah organisasi atau kelompok yang bergerak atau berkepentingan atau terlibat dalam proses politik. Contoh: Partai Golkar, Partai Demokrat, PAN, PDI Perjuangan, dll. Kode 3: Pendidikan adalah organisasi yang bergerak di bidang pendidikan. Contoh: PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Gerakan Seribu Guru, Indonesia Mengajar Kode 4: Lingkungan hidup adalah organisasi yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan. Contoh: Walhi, Kelompok pecinta alam Kode 5: Ekonomi adalah organisasi yang bergerak di bidang ekonomi. Contoh: Koperasi, IPMI (Ikatan Pengusaha Muda Indonesia), IWAPI (Ikata Pengusaha Wanita Indonesia) Kode 6: Sosial adalah organisasi yang bergerak di bidang sosial. Contoh: Palang Merah Indonesia, MER-C, Dharma Wanita, PKK, Karang Taruna, dll. Kode 7: Olahraga adalah organisasi yang bergerak di bidang olahraga. Contoh: SSB Jaya Raya, Komunitas Bola Voli Bekasi, Sepeda mania, dll. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 149 Kode 8: Lainnya adalah organisasi yang bergerak dalam bidang selain yang telah disebutkan, misalnya di bidang kesehatan, budaya, hobi, dll. Isikan kode bidang kegiatan organisasi yang diikuti sesuai jawaban responden pada kotak yang tersedia. Pertanyaan 1415: Apa Alasan (Nama) Mengikuti Organisasi? Pertanyaan ini ditujukan baik kepada responden yang aktif dalam organisasi maupun yang tidak aktif Alasan mengikuti organisasi: Kode 1: Belajar kepemimpinan, jika responden mengikuti organisasi dengan tujuan untuk belajar mengenai kepemimpinan. Kode 2: Menambah pengetahuan, jika responden mengikuti organisasi untuk menambah pengetahuan atau wawasan. Kode 3: Mengisi waktu luang, jika responden mengikuti organisasi untuk mengisi waktu luang. Kode 4: Mencari teman, jika responden mengikuti organisasi untuk mencari teman. Kode 5: Melayani masyarakat, jika responden mengikuti organisasi agar dapat melayani masyarakat. Kode 6: Lainnya, jika responden mengikuti organisasi karena alasan selain yang telah disebutkan. Contoh: menjadi anggota dewan, memperluas jaringan bisnis, mengembangkan hobi. Isikan kode alasan mengikuti organisasi sesuai jawaban responden pada kotak yang tersedia. 6.15 Blok XV. Keterangan Ketenagakerjaan Pertanyaan dalam Blok XV bertujuan untuk menggali informasi ketenagakerjaan dari anggota rumah tangga yang berumur 10 tahun ke atas. Keterangan mengenai ketenagakerjaan yang dihimpun antara lain kegiatan yang dilakukan seminggu terakhir, lapangan usaha/bidang pekerjaan, status/kedudukan, pekerjaan tambahan, jumlah hari dan jam kerja. Pertanyaan 1502: Isikan Kode 1 Jika Nama Berumur 10 Tahun ke Atas (lihat 407 ≥ 10 Tahun), atau Kode 0 Jika Tidak. Cek isian Blok IV Pertanyaan 407. Isikan kode “1” pada kotak yang tersedia apabila isian 150 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 jawaban pada Blok IV Pertanyaan 407 adalah 10 atau lebih (responden berumur 10 tahun atau lebih), atau kode “0” jika tidak. Jika isian pertanyaan 1502 berkode “1” maka lanjutkan ke pertanyaan 1503. Jika isian pertanyaan 1502 berkode “0” maka lanjutkan ke art berikutnya. Pertanyaan 1503: Selama Seminggu Terakhir, Kegiatan Apakah yang Dilakukan (Nama)? Seminggu terakhir adalah jangka waktu 7 hari berturut-turut yang berakhir sehari sebelum tanggal pencacahan. Contoh, jika pencacahan dilakukan tanggal 9 September 2015, maka yang dimaksud seminggu terakhir adalah dari tanggal 2 - 8 September 2015. Kegiatan yang dicakup di sini meliputi bekerja, sekolah, mengurus rumah tangga, dan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi. Kode pilihan jawaban: Kode A: Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam seminggu terakhir. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak terputus. Penghasilan atau keuntungan mencakup upah/ gaji/pendapatan termasuk semua tunjangan dan bonus bagi pekerja/ karyawan/pegawai dan hasil usaha berupa sewa, bunga atau keuntungan, baik berupa uang atau barang termasuk bagi pengusaha. Jika seseorang melakukan pekerjaan tetapi tidak bermaksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan maka tidak dianggap bekerja. Kode B: Sekolah adalah kegiatan bersekolah di sekolah formal maupun sekolah non formal (Paket A/B/C), baik pada pendidikan dasar, pendidikan menengah atau pendidikan tinggi. Tidak termasuk yang sedang libur/cuti. Kode C: Mengurus rumah tangga adalah kegiatan mengurus rumah tangga/membantu mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji. Ibu rumah tangga atau anak-anaknya yang melakukan kegiatan kerumahtanggaan, seperti memasak, mencuci dsb digolongkan sebagai mengurus rumah tangga. Bagi pembantu rumah tangga yang mengerjakan hal yang sama tetapi mendapat upah/gaji, tidak digolongkan sebagai mengurus rumah tangga, melainkan digolongkan sebagai bekerja. Kode D: Lainnya selain kegiatan pribadi adalah kegiatan selain bekerja, sekolah dan mengurus rumah tangga. Kegiatan lainnya yang dicakup disini adalah kegiatan yang bersifat aktif seperti olahraga, kursus, piknik, kegiatan sosial (misalnya berorganisasi dan kerja bakti) dan kegiatan ibadah keagamaan (misalnya majelis ta’lim/pengajian). Kegiatan pribadi seperti Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 151 tidur, santai, bermain dan tidak melakukan kegiatan apapun tidak dianggap sebagai melakukan kegiatan. Kode X: Tidak Mengikuti Kegiatan, jika responden selama seminggu terakhir tidak melakukan kegiatan bekerja, sekolah, mengurus rumah tangga, dan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi. Penjelasan: 1. Melakukan pekerjaan dalam konsep bekerja adalah melakukan kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang atau jasa. 2. Orang yang melakukan kegiatan budidaya tanaman yang hasilnya hanya untuk dikonsumsi sendiri dianggap tidak bekerja, kecuali budidaya tanaman bahan makanan pokok, yaitu padi, jagung, sagu, dan atau palawija (ubi kayu, ubi jalar, kentang). 3. Anggota rumah tangga yang membantu melaksanakan pekerjaan kepala rumah tangga atau anggota rumah tangga yang lain, misal di sawah, ladang, warung/toko dan sebagainya, dianggap bekerja walaupun tidak menerima upah/gaji (pekerja tak dibayar). 4. Orang yang memanfaatkan profesinya untuk keperluan rumah tangga sendiri dianggap bekerja. 5. Anggota rumah tangga yang sedang magang tetapi masih bersekolah dikategorikan bersekolah. Contoh kasus: 1. Dokter yang mengobati anggota rumah tangga sendiri, tukang bangunan yang memperbaiki rumah sendiri, dan tukang jahit yang menjahit pakaian sendiri termasuk dalam kategori bekerja. 2. Seseorang yang mengusahakan persewaan mesin/alat pertanian, mesin industri, peralatan pesta, alat pengangkutan dan sebagainya dikategorikan bekerja. 3. Pembantu rumah tangga termasuk kategori bekerja, baik sebagai anggota rumah tangga majikannya maupun bukan anggota rumah tangga majikannya. 4. Jika seseorang menyewakan tanah pertanian kepada orang lain secara bagi hasil, maka mereka dikategorikan bekerja bila ia menanggung risiko (ada keterlibatan biaya produksi) atau turut mengelola atas usaha pertanian itu. 5. Pekerja serabutan/bebas baik yang bekerja di sektor pertanian maupun nonpertanian yang sedang menunggu pekerjaan, dianggap tidak bekerja. 6. Seorang petinju atau penyanyi profesional yang sedang latihan dalam rangka profesinya dianggap sebagai bekerja. 152 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Untuk menghindari kesalahan informasi yang diperoleh dari Pertanyaan 1503, pencacah harus menanyakan keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh anggota rumah tangga selama seminggu terakhir. Kesalahan yang sering dilakukan adalah ketika responden menyatakan bekerja selama seminggu terakhir, pencacah pada umumnya tidak menanyakan lagi kegiatan-kegiatan yang lain. Pada pertanyaan 1503 ini responden boleh menjawab lebih dari 1 jawaban. Lingkari kode sesuai jawaban responden. Jika pertanyaan 1503 kode A (bekerja) dilingkari, maka lanjutkan ke pertanyaan 1505. Pertanyaan 1504: Selama Seminggu Terakhir, Apakah (Nama) Mempunyai Pekerjaan/Usaha, Tetapi Sementara Tidak Bekerja? Mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan/ usaha tetapi selama seminggu terakhir tidak bekerja karena sesuatu sebab seperti sakit, cuti, menunggu panen, tugas belajar atau mogok kerja. Penjelasan: Mereka yang digolongkan mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah: 1. Pekerja profesional yang sedang tidak bekerja karena sakit atau menunggu pekerjaan berikutnya. Contoh: dalang, tukang pijat, dukun dan penyanyi. 2. Pekerja tetap, pegawai pemerintah atau swasta yang sedang tidak bekerja karena cuti, sakit, mangkir, mogok kerja, atau diistirahatkan sementara karena perusahaan menghentikan kegiatannya sementara, misalnya karena kerusakan mesin, bahan baku tidak tersedia dan sebagainya. 3. Petani yang mengusahakan tanah pertaniannya sedang tidak bekerja karena alasan sakit atau menunggu pekerjaan berikutnya seperti menunggu panen atau musim hujan untuk menggarap sawah. Catatan: 1. Orang yang sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja pada saat pencacahan tidak dikategorikan sementara tidak bekerja. Lingkari kegiatannya sesuai yang dilakukannya selama seminggu terakhir sebelum pencacahan. 2. Pekerja bukan profesional, seperti pekerja serabutan/bebas, tukang cangkul keliling, buruh tani dan buruh lepas lainnya yang sementara tidak ada pekerjaan atau tidak melakukan Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 153 kegiatan "bekerja" selama seminggu terakhir, tidak dikategorikan sebagai sementara tidak bekerja. Isikan kode 1 jika “ya” atau kode 5 jika “tidak” pada kotak yang tersedia sesuai dengan jawaban responden. Jika jawaban berkode 5 maka lanjutkan ke pertanyan 1510. Pertanyaan 1505 s.d 1509 ditanyakan hanya untuk anggota rumah tangga yang bekerja (1503 kode A dilingkari atau 1504 berkode 1) Pertanyaan 1505: Selama Seminggu Terakhir, Apa Lapangan Usaha atau Bidang Pekerjaan Utama dari Tempat Pekerjaan (Nama)? Lapangan usaha atau bidang pekerjaan adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/ perusahaan/kantor tempat kepala rumah tangga/anggota rumah tangga bekerja. Cara menentukan pekerjaan utama: 1. Jika kepala rumah tangga/anggota rumah tangga pada seminggu terakhir hanya mempunyai satu pekerjaan, maka pekerjaan tersebut dicatat sebagai pekerjaan utama. 2. Jika kepala rumah tangga/anggota rumah tangga pada seminggu terakhir mempunyai lebih dari satu pekerjaan, maka pekerjaan yang menggunakan waktu terbanyak dicatat sebagai pekerjaan utama. Jika waktu yang digunakan sama, maka pekerjaan yang memberikan penghasilan terbesar dianggap sebagai pekerjaan utama. Jika waktu yang digunakan sama dan penghasilannya juga sama besar, maka terserah pada responden pekerjaan mana yang dianggapnya merupakan pekerjaan utama. Kode jawaban pertanyaan: Kode 01: Pertanian tanaman padi dan palawija, kegiatan pertanian yang menghasilkan produk tanaman pangan padi dan palawija (jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, dll) Kode 02: Hortikultura, meliputi tanaman buah-buahan, tanaman sayuran, tanaman obat, dan tanaman hias. Kode 03: Perkebunan, kegiatan perkebunan yang menghasilkan produk tanaman perkebunan misalnya cengkeh, karet, kelapa, kelapa sawit, kina, kopi, lada, vanili, sagu, teh, pala, kapas, rosella, tebu, tembakau, dan lain-lain. Kode 04: Perikanan Tangkap, mencakup kegiatan “penangkapan ikan”, yaitu perburuan, 154 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 penangkapan organisme air liar yang masih hidup (terutama ikan-ikanan, mollusca dan crustacea) termasuk tumbuhan laut, tumbuhan pesisir atau tumbuhan perairan dalam untuk konsumsi atau tujuan lain yang ditangkap baik menggunakan tangan atau berbagai jenis alat tangkap seperti jaring, dan peralatan pancing lainnya. Kode 05: Perikanan Budidaya, mencakup kegiatan perikanan budidaya pembudidayaan ikan untuk menghasilkan produk ikan atau biota air seperti ikan bersirip, mollusca, crustacea, tumbuhan air, buaya, aligator dan binatang ampibi lainnya, termasuk budidaya berbagai biota air laut, payau, dan air tawar, serta tempat penetasan telur ikan dan peternakan cacing laut. Kode 06: Peternakan, mencakup budidaya dan pembibitan hewan ternak, unggas, serangga, binatang melata/reptil, cacing, hewan peliharaan. Termasuk budidaya hewan untuk diambil hasilnya seperti bulu, telur, masu dan lilin lebah, dan kepompong ulat sutera. Kode 07: Kehutanan dan Pertanian lainnya Kode 08: Pertambangan/penggalian, Pertambangan, misalnya pertambangan minyak bumi, gas alam, panas bumi, batu bara, dan sejenisnya. Penggalian, misalnya penggalian batu (batu hias, batu bangunan, batu kapur/gamping), pasir, tanah liat, dan gips Kode 09: Industri pengolahan adalah pengubahan bahan dasar (bahan mentah) menjadi barang jadi/setengah jadi dan atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, baik secara mekanis, kimiawi, dengan mesin atau tangan. Kode 10: Listrik, gas dan air, mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha pengadaan tenaga listrik, gas alam, uap panas, uap panas, air panas, dan sejenisnya melalui jaringan, saluran, atau pipa infrastruktur permanen. Kode 11: Konstruksi/bangunan, mencakup kegiatan konstruksi umum dan konstruksi khusus pekerjaan bangunan gedung dan bangunan sipil. Kegiatan konstruksi mencakup pekerjaan baru, perbaikan, penambahan dan perubahan, pendirian prafabrikasi bangunan atau struktur di lokasi proyek, dan konstruksi yang bersifat sementara. Kode 12: Perdagangan, meliputi kegiatan ekonomi/lapangan usaha dibidang perdagangan dari berbagai jenis barang. Kode 13: Hotel dan rumah makan, mencakup penyediaan akomodasi penginapan jangka pendek (hotel, pondok wisata, vila, losmen, hostel, dll) untuk pengunjung dan pelancong lainnya serta penyediaan makanan dan minuman untuk konsumsi segera (restoran, kafe, warung makan, kedai makan, dll). Keghiatan ini termasuk usaha jasa boga/katering. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 155 Kode 14: Transportasi dan pergudangan, mencakup penyediaan angkutan penumpang atau barang, baik yang berjadwal maupun tidak, dengan menggunakan rel, saluran pipa, jalan darat, air atau udara dan kegiatan yang berhubungan, seperti fasilitas terminal dan parkir, bongkar muat, penggudangan, jasa penunjang transportasi, dan lain-lain. Termasuk dalam kategori ini penyewaan alat angkutan dengan pengemudi atau operator, juga kegiatan pos dan kurir. Kode 15: Informasi dan komunikasi, meliputi kegiatan/usaha penerbitan buku, majalah dan sejenisnya; produksi program film, video, dan televisi, perekaman suara dan penerbitan musik; kegiatan penyiaran dan pemrograman; kegiatan/usaha telekomunikasi baik dengan kabel maupun tanpa kabel; penyedia jasa informasi, agen berita dan sejenisnya. Kode 16: Keuangan dan asuransi, mencakup jasa keuangan, termasuk asuransi, reasuransi dan kegiatan dana pensiun dan jasa penunjang keuangan. Kegiatan ini juga mencakup kegiatan dari pemegang aset, seperti kegaiatan perusahaan holding dan kegiatan dari lembaga kegiatan perbankan (konvensional maupun syariah), usit usaha syariah, koperasi/unit simpan pinjam, baitul maal wantamil (BMT), pegadaian, asuransi (konvensional maupun syariah), dana pensiun, bursa efek, money changer, dan lain-lain. Kode 17: Jasa pendidikan, mencakup kegiatan pendidikan pada berbagai tingkatan dan untuk berbagai pekerjaan, baik secara lisan atau tertulis. Pendidikan dapat disediakan dalam ruangan, melalui penyiaran radio dan televisi, internet dan surat menyurat. Kode 18: Jasa kesehatan, mencakup pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga profesional terlatih di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain. Misalnya jasa rumah sakit, puskesmas, poliklinik, praktik dokter, dokter gigi, pelayanan kesehatan oleh paramedis, pengangkutan orang sakit, termasuk juga unit-unit yang berkaitan dengan pelayanan pengobatan tradisional/alternatif (oleh tabib, dukun, shinse, dll). Kode 19: Jasa kemasyarakatan, pemerintahan, dan perorangan Kode 20: Lainnya. Penjelasan: 1. Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang sedang cuti dan pada masa cuti tersebut ia tidak melakukan pekerjaan lain, maka pekerjaan utamanya adalah pekerjaan yang dia cutikan. 2. Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang sedang cuti dan pada masa cuti tersebut melakukan pekerjaan lain, maka salah satu dari pekerjaan lainnya itu merupakan pekerjaan utamanya. 156 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Contoh kasus: 1. Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga memiliki pekerjaan sebagai seorang manajer pemasaran di perusahaan real estate yang sedang cuti selama seminggu terakhir dan selama cuti tidak melakukan pekerjaan apapun, maka pekerjaan utama kepala rumah tangga/anggota rumah tangga tersebut selama seminggu terakhir adalah sebagai manajer pemasaran di perusahaan real estate. 2. Selama seminggu terakhir, kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang bekerja sebagai seorang dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sedang cuti, dan selama cuti membantu istrinya berdagang alat-alat olah raga, maka pekerjaan utama kepala rumah tangga/anggota rumah tangga tersebut selama seminggu terakhir adalah berdagang alat-alat olah raga. 3. Selama seminggu terakhir, seorang petani selain bertanam padi di lahan sendiri, juga menanam padi di lahan orang lain dengan menerima upah. Petani tersebut digolongkan mempunyai dua pekerjaan yaitu bertanam padi di lahan milik sendiri dan buruh tanaman pangan walaupun lapangan usahanya sama yaitu pertanian. 4. Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang pada pagi hari menjadi buruh menanam padi dan pada sore hari menjadi buruh menanam sayur-sayuran pada orang yang berbeda, maka kepala rumah tangga/anggota rumah tangga tersebut digolongkan memiliki dua pekerjaan di bidang pertanian. Salah satu dari pekerjaan-pekerjaan tersebut yang menggunakan waktu terbanyak dianggap sebagai pekerjaan utama. Jika waktunya sama, maka yang memberikan penghasilan terbesar dianggap sebagai pekerjaan utama. Pertanyaan 1506: Selama Seminggu Terakhir, Apa Status/Kedudukan (Nama) dalam Pekerjaan Utama? Status/kedudukan dalam pekerjaan adalah jenis kedudukan kepala rumah tangga/anggota rumah tangga dalam pekerjaan utama. Pertanyaan ini diisi dengan cara menuliskan salah satu kode status/kedudukan dalam pekerjaan utama, yaitu sebagai berikut: Kode 1: Berusaha sendiri adalah kepala rumah tangga/anggota rumah tangga bekerja atau berusaha dengan menanggung risiko secara ekonomis, yang ditandai dengan tidak kembalinya ongkos produksi yang telah dikeluarkan dalam rangka usahanya tersebut, serta tidak menggunakan pekerja dibayar maupun pekerja tak dibayar. Termasuk yang sifatnya memerlukan teknologi atau keahlian khusus. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 157 Contoh: Sopir lepas (tidak mendapat gaji) dengan sistem setoran, tukang becak, tukang kayu, tukang batu, tukang listrik, tukang pijat, tukang gali sumur, agen koran, tukang ojek, pedagang yang berusaha sendiri, dokter/bidan/dukun bersalin yang buka praktek sendiri, calo tiket, calo tanah/rumah dan sebagainya. Kode 2: Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar adalah kepala rumah tangga/anggota rumah tangga bekerja atau berusaha atas risiko sendiri, dan menggunakan buruh/karyawan/pegawai tak dibayar dan/atau buruh/karyawan/ pegawai tidak tetap. Buruh/karyawan/pegawai tidak tetap adalah kepala rumah tangga/anggota rumah tangga sebagai buruh/karyawan/pegawai yang bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/ perusahaan dan hanya menerima upah berdasarkan pada banyaknya waktu kerja atau volume pekerjaan yang dikerjakan. Contoh: 1. Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga pemilik warung/toko yang dibantu oleh anggota rumah tangga lain/pekerja tak dibayar dan/atau dibantu orang lain yang diberi upah berdasarkan hari masuk kerja. 2. Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga sebagai pedagang keliling yang dibantu pekerja tak dibayar atau orang lain yang diberi upah pada saat membantu saja. 3. Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang mengusahakan lahan pertaniannya dengan dibantu pekerja tak dibayar. Walaupun pada waktu panen kepala rumah tangga/anggota rumah tangga tersebut memberikan hasil bagi panen (bawon), pemanen tidak dianggap sebagai buruh tetap. Kode 3: Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar adalah kepala rumah tangga/anggota rumah tangga berusaha atas risiko sendiri dan mempekerjakan paling sedikit satu orang buruh/ karyawan/pegawai tetap yang dibayar. Buruh/karyawan/pegawai tetap dibayar adalah kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/perusahaan dengan menerima gaji secara tetap, baik ada kegiatan maupun tidak ada kegiatan. Contoh: 1. Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga sebagai pemilik toko yang mempekerjakan satu atau lebih buruh tetap. 2. Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga sebagai pengusaha pabrik rokok yang memakai buruh tetap. 158 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Kode 4: Buruh/karyawan/pegawai adalah kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/perusahaan secara tetap dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang. Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga dianggap memiliki majikan tetap jika memiliki satu majikan (orang/rumah tangga) yang sama dalam sebulan terakhir, khusus pada sektor bangunan batasannya tiga bulan. Jika majikannya adalah instansi/lembaga, boleh lebih dari satu. Contoh: Seorang responden yang mengaku bernama Nuning pada pagi hari bekerja sebagai pegawai BPS dan sore hari bekerja sebagai dosen tetap di sebuah perguruan tinggi, maka Nuning dikategorikan sebagai buruh/karyawan/pegawai. Kode 5: Pekerja bebas adalah kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang bekerja pada orang lain/majikan/ institusi yang tidak tetap, yaitu lebih dari satu majikan dalam sebulan terakhir di usaha rumah tangga maupun bukan usaha rumah tangga atas dasar balas jasa dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang, dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan. Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga sebagai buruh yang tidak mempunyai majikan tetap, tidak digolongkan sebagai buruh/karyawan/pegawai tetapi sebagai pekerja bebas. Contoh: a. Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang bekerja sebagai buruh panen padi, buruh cangkul sawah/ladang, buruh penyadap karet, buruh panen udang dari tambak, buruh pemetik kopi, kelapa, cengkeh, dan sebagainya. b. Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang bekerja sebagai kuli angkut di pasar, stasiun atau tempat-tempat lainnya yang tidak mempunyai majikan tetap, calo penumpang angkutan umum, tukang cuci keliling, pemulung, kuli bangunan, tukang parkir bebas, dan sebagainya. Majikan adalah orang atau pihak yang memberikan pekerjaan dengan pembayaran yang disepakati. Contoh: 1. Seorang petani padi, yang mempekerjakan buruh tani untuk mengolah sawah dengan upah harian. 2. Seorang pengusaha perkebunan, yang mempekerjakan beberapa orang untuk memetik buah kelapa dengan memberikan upah. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 159 Kode 6: Pekerja keluarga atau tidak dibayar adalah anggota rumah tangga yang bekerja membantu kepala rumah tangga/anggota rumah tangga lain/orang lain yang berusaha dengan tidak mendapat upah/gaji, baik berupa uang maupun barang; Pekerja tidak dibayar adalah: 1. Anggota rumah tangga dari orang yang dibantunya, seperti istri yang membantu suaminya bekerja di sawah. 2. Bukan anggota rumah tangga tetapi keluarga dari orang yang dibantunya, seperti saudara/famili yang membantu melayani penjualan di warung. 3. Bukan anggota rumah tangga dan bukan keluarga dari orang yang dibantunya, seperti orang yang membantu menganyam topi pada industri rumah tangga tetangganya. Pertanyaan 1507: Selama Seminggu Terakhir, Apakah (Nama) Mempunyai Pekerjaan Tambahan? Pekerjaan tambahan adalah pekerjaan lain di samping pekerjaan utama untuk memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan tambahan. Jika seseorang sedang cuti dan melakukan satu pekerjaan lain, maka pekerjaan tersebut menjadi pekerjaan utama. Pekerjaan yang sedang dicutikan menjadi pekerjaan tambahan. Lingkari kode 1 jika “Ya” dan kode 2 jika “Tidak” sesuai jawaban responden. Pertanyaan 1508: Selama Seminggu Terakhir, Berapa Jumlah Hari Kerja dari Seluruh Pekerjaan? Hari kerja adalah hari pada waktu seseorang melakukan kegiatan bekerja paling sedikit 1 (satu) jam terus menerus dalam seminggu terakhir. Tuliskan jumlah hari kerja dari seluruh pekerjaan responden dalam seminggu pada tempat yang tersedia. Pertanyaan 1509: Selama Seminggu Terakhir, Berapa Jumlah Jam Kerja dari Seluruh Pekerjaan? Jumlah jam kerja adalah lama waktu (dalam jam) yang digunakan untuk bekerja dari seluruh pekerjaan yang dilakukan selama seminggu terakhir. 160 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Penjelasan: 1. Bagi para buruh/karyawan/pegawai yang biasanya mempunyai jam kerja tetap, penghitungan jam kerja resmi dikurangi dengan jam istirahat resmi maupun jam meninggalkan kantor/bolos. Bila melakukan lembur, jam kerja harus dihitung. 2. Jam kerja pedagang keliling dihitung mulai berangkat dari rumah sampai tiba kembali di rumah dikurangi jam yang tidak merupakan jam kerja seperti mampir ke rumah famili/kawan dan sebagainya. Penghitungan jam kerja untuk pedagang keliling meliputi kegiatan belanja bahan baku ke pasar, memasak, menyiapkan makanan dagangan, berjualan keliling dan merapikan peralatan dagangan. Penghitungan jumlah jam kerja dimulai dari satu hari terakhir (hari ke-7), dua hari terakhir (hari ke-6) dan seterusnya sampai dengan tujuh hari terakhir (hari ke-1), kemudian jumlahkan jam kerja tersebut. Jika anggota rumah tangga sementara tidak bekerja isikan 00. Maksimum jumlah jam kerja yang dapat diisikan adalah 97 jam. Jika jam kerja lebih dari 97 jam, cukup isikan 97. Tuliskan jumlah jam kerja dari seluruh pekerjaan responden dalam seminggu pada tempat yang tersedia. Setelah pertanyaan 1509 terisi maka lanjutkan ke anggota rumah tangga berikutnya. Pertanyaan 1510 ditanyakan hanya untuk anggota rumah tangga yang tidak bekerja (1503 kode A tidak dilingkari atau 1504 berkode 5) Pertanyaan 1510: Apakah Alasan Utama (Nama) Tidak Bekerja? Kode pilihan jawaban: Kode 1: Putus asa: merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan adalah alasan bagi mereka yang berkali-kali mencari pekerjaan tetapi tidak berhasil mendapatkan pekerjaan sehingga ia merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan yang diinginkan. Atau mereka yang merasa karena keadaan situasi/kondisi/iklim/musim menyebabkan tidak mungkin mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Kode 2: Sudah diterima bekerja, tapi belum mulai bekerja adalah alasan bagi mereka yang tidak bekerja karena sudah diterima bekerja, tapi pada saat pencacahan belum mulai bekerja. Kode 3: Sedang bersekolah, adalah alasan bagi mereka yang tidak bekerja karena sedang bersekolah baik pada pendidikan dasar, pendidikan menengah atau pendidikan tinggi. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 161 Kode 4: Mengurus rumah tangga, adalah alasan bagi mereka yang tidak bekerja karena mengurus rumah tangga atau membantu mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji. Termasuk mengurus anak, mengurus lansia, mengurus ART yang sakit. Kode 5: Merasa sudah cukup, alasan bagi mereka yang tidak mencari pekerjaan/ mempersiapkan usaha karena merasa sudah cukup baik dari segi pendapatan maupun waktu. Mungkin juga seseorang yang merasa tidak perlu mencari pekerjaan/mempersiapkan usaha karena mempunyai tabungan atau rumah kontrakan yang mendatangkan pendapatan berupa bunga atau uang kontrak. Dengan demikian ia sudah merasa cukup dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kode 6: PHK/usaha terhenti PHK adalah alasan bagi buruh/karyawan/pegawai yang berhenti bekerja bukan atas kehendak sendiri, tetapi karena sesuatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara buruh/pekerja/karyawan dan pengusaha. Usaha terhenti adalah alasan berhenti bekerja karena tidak ada order atau permintaan, termasuk alasan berhenti bekerja karena usahanya bangkrut atau terhenti. Kode 7: Lainnya, alasan berhenti bekerja karena alasan selain yang telah disebutkan di atas, misalnya lanjut usia, cacat fisik, dsb. Isikan salah satu kode pada kotak yang tersedia sesuai jawaban responden. Pertanyaan 1511 ditanyakan untuk anggota rumah tangga berumur 60 tahun ke atas yang tidak bekerja (407 ≥60 dan 1503 kode A tidak dilingkari atau 1504 berkode 5) Pertanyaan 1511: Apakah (Nama) Mempunyai Tunjangan Pensiun, Kiriman/ Pemberian Dari Anak, Bantuan Dari Sanak/Saudara? Tunjangan pensiun adalah penghasilan yang diperoleh setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun. Penghasilan ini biasanya berupa uang yang dapat diambil setiap bulannya atau diambil sekaligus pada saat seseorang memasuki masa pensiun, hal ini tergantung dari kebijakan yang terdapat dalam suatu perusahaan. Kiriman/pemberian dari anak adalah pemberian baik berupa uang tunai maupun barang yang rutin diberikan guna memenuhi kebutuhan dasar atau menunjang kehidupan yang diperoleh dari anak yang bersangkutan. 162 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Bantuan dari sanak/saudara adalah pemberian baik berupa uang tunai maupun barang yang rutin diberikan guna memenuhi kebutuhan dasar atau menunjang kehidupan yang diperoleh dari sanak/saudara, seperti kakak, adik, keponakan, dsb. Isikan kode 1 jika “Ya” atau kode 5 jika “Tidak” sesuai jawaban responden pada kotak yang tersedia. 6.16 Blok XVI. Keterangan Sosial Budaya Rumah Tangga Pertanyaan 1601 hingga 1614 pada Blok XVI merupakan pertanyaan yang ditujukan untuk mengetahui keadaan sosial budaya rumah tangga seperti anggota rumah tangga yang mengikuti kursus, membeli surat kabar/koran/majalah/tabloid, menggunakan busana daerah/ tradisional, berpatisipasi dalam pertunjukan/pameran seni, mengibarkan bendera merah putih pada peringatan kemerdekaan Republik Indonesia, menyelenggarakan/menghadiri upacara adat, dsb. Pertanyaan pada Blok ini ditanyakan kepada Kepala Rumah Tangga atau pasangannya (suami/istri). Pertanyaan 1601.A: Dalam 2 Tahun Terakhir, Apakah Ada Anggota Rumah Tangga yang Pernah/Sedang Mengikuti Kursus/Bimbingan Belajar di Luar Sekolah/Pelatihan/Keterampilan? Kursus adalah penyelenggaraan pendidikan non formal yang mempunyai kurikulum tertentu pada jangka waktu tertentu dan tempat tertentu yang dikelola oleh suatu lembaga atau yayasan. Lama belajar kursus biasanya kurang dari 1 tahun. Termasuk kursus disini adalah latihan ketrampilan di Balai Latihan Keterampilan (BLK) dan mereka yang mengikuti kursus online. Tidak termasuk kursus kedinasan (penjenjangan), misalnya Diklatpim. Kode pilihan jawaban: Kode 1 “Ya”, jika dalam 2 tahun terakhir responden pernah atau sedang mengikuti dan menamatkan/menyelesaikan kursus yang diikutinya tersebut baik mendapatkan sertifikat atau tidak. Termasuk jika responden pernah mengikuti kursus dan saat ini sedang mengikuti jenis kursus yang sama maka responden tersebut dikategorikan sedang mengikuti kursus. Kode 5 “Tidak”, jika dalam 2 tahun terakhir responden tidak pernah atau tidak sedang mengikuti kursus sama sekali. Termasuk jika responden pernah mengikuti kursus, namun tidak sampai selesai maka responden tersebut dikategorikan tidak mengikuti kursus. Lingkari kode 1 jika “Ya” atau 5 jika “Tidak” sesuai jawaban responden. Jika jawaban responden berkode 5 lanjutkan ke pertanyaan 1602. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 163 Pertanyaan 1601.B: Jika “ya”, Berapa Jumlah Anggota Rumah Tangga yang Pernah/Sedang Mengikuti Kursus/Bimbingan Belajar di Luar Sekolah/Pelatihan/Keterampilan? Tuliskan banyaknya anggota rumah tangga yang pernah/sedang mengikuti kursus/ bimbingan belajar di luar sekolah/pelatihan/keterampilan pada tempat yang tersedia. Pertanyaan 1601.C: Siapa Saja yang Pernah/Sedang Mengikuti Kursus/ Bimbingan Belajar di Luar Sekolah/Pelatihan/Keterampilan dan Jenis Kursus yang Pernah/Sedang ART Ikuti? Petunjuk pengisian jawaban: a. Tuliskan nama dan nomor urut ART yang pernah/sedang mengikuti kursus dalam 2 tahun terakhir di tempat yang telah disediakan pada kolom (1) dan (2). Jika responden mengikuti beberapa jenis kursus, maka tuliskan ulang nama responden sebanyak kursus yang diikuti. b. Isikan kode jawaban partisipasi kursus sesuai dengan jawaban responden pada kolom (3). Kode 1: Pernah dan mendapat sertifikat, jika responden dalam 2 tahun terakhir pernah mengikuti dan menamatkan/menyelesaikan kursus/bimbingan belajar di luar sekolah/ pelatihan/keterampilan dan mendapat sertifikat. Kode 2: Pernah dan tidak bersertifikat, jika responden dalam 2 tahun terakhir pernah mengikuti dan menamatkan/menyelesaikan kursus/bimbingan belajar di luar sekolah/ pelatihan/keterampilan yang diikuti dan tidak mendapatkan sertifikat. Kode 3: Sedang mengikuti di tempat kursus, jika responden pada saat pencacahan sedang mengikuti kursus/bimbingan belajar di luar sekolah/pelatihan/keterampilan di tempat kursus. Kode 4: Sedang mengikuti di kursus online, jika responden pada saat pencacahan sedang mengikuti kursus/bimbingan belajar di luar sekolah/pelatihan/keterampilan secara online. c. Tulis kode jenis kursus yang pernah/sedang ART ikuti pada kolom (4). Kode pilihan jenis-jenis kursus: Kode 1: Bahasa asing, seperti Bahasa Inggris, Belanda, Perancis, Jepang, Arab, Mandarin, dll. Kode 2: Komputer/TI Komunikasi adalah kursus yang berhubungan dengan pengoperasian komputer dan pembuatan program (software) seperti MS.Word, Data base, dll. 164 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Kode 3: Bimbingan belajar adalah kursus yang diselenggarakan oleh lembaga dalam rangka meningkatkan pembelajaran di sekolah, persiapan masuk ke sekolah yang lebih tinggi. Kode 4: Tata busana/menjahit, seperti kursus menjahit, membuat pola, dll. Kode 5: Tata boga/memasak, seperti kursus memasak makanan basah dan makanan kering. Kode 6: Teknik (contoh: otomotif, elektronik) yaitu kursus yang berkaitan dengan reparasi/ perbaikan kendaraan bermotor (mobil/motor) atau alat-alat elektronik, termasuk handphone, komputer (hardware), dll. Kode 7: Kecantikan (contoh: tata rias), seperti cara perawatan wajah, pemeliharaan dan mempercantik diri maupun untuk orang lain/ rias pengantin. Kode 8: Tata buku/akuntansi/keuangan/bank yaitu kursus yang berkaitan dengan neraca rugi laba. Kode 9: Seni dan budaya (contoh: tari, vokal), seperti seni tari, drama, suara, lukis, patung, pahat. Kode 10: Pertanian, seperti pembibitan cabe, pembibitan ikan lele, pembuatan pupuk organik, pelatihan sekolah di bidang pertanian seperti penyuluhan, dll. Kode 11: Kerajinan dan Industri, seperti kerajinan membuat gerabah, produk dari kain flanel, hasil limbah yang di daur ulang, kerajinan tangan, dll. Kode 12: Olahraga, seperti kursus kepelatihan, kursus perwasitan, kursus berenang, dll. Kode 13: Lainnya, seperti pelatihan satpam, kursus menyetir, dsb. Pertanyaan 1602.A: Apakah Ada Anak/Cucu/Famili Dari KRT, Yang Berumur 5-24 Tahun Dan Pernah Tinggal Di Dalam Rumah Tangga ini Tetapi Sekarang Tinggal di Luar Rumah Tangga? Pernah Tinggal Di Dalam Rumah Tangga ini Tetapi Sekarang Tinggal di Luar Rumah Tangga adalah seseorang yang pada waktu yang lalu pernah tinggal di dalam rumah tangga KRT (menjadi art) tetapi pada saat pencacahan yang bersangkutan tinggal di luar rumah (tidak menjadi art lagi). Lingkari kode 1 jika “Ya” atau 5 jika “Tidak” sesuai jawaban responden. Jika jawaban responden berkode 5 lanjutkan ke pertanyaan 1603. Pertanyaan 1602.B: Jika “Ya” Petunjuk pengisian jawaban: 1. Tuliskan nama, jenis kelamin dan umur dari anak/cucu/famili dari KRT yang tinggal di luar Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 165 rumah tangga pada tempat yang telah disediakan pada kolom (2), (3) dan (4). 2. Isikan kode partisipasi sekolahnya pada kolom (5). Penjelasan mengenai partisipasi sekolah sama dengan penjelasan pada Pertanyaan 1206. Jika isian berkode 1 “Tidak/belum pernah bersekolah” maka lanjutkan ke kolom (7). 3. Isikan kode jenjang pendidikan tertinggi pada kolom (6). Jenjang pendidikan tertinggi adalah jenjang/tingkat pendidikan tertinggi yang pernah atau sedang dijalani, bukan berdasarkan ijasah tertinggi yang dimiliki. Kode jawaban: Kode 1: SD/sederajat, meliputi jenjang SD, MI, Paket A, SDLB dan yang sederajat. Kode 2: SMP/sederajat, meliputi jenjang SMP, MTs, Paket B, SMPLB dan yang sederajat. Kode 3: SM/sederajat, meliputi jenjang SMA, MA, Paket C, SMK, MAK, SMLB dan yang sederajat. Kode 4: Perguruan Tinggi, meliputi jenjang D1/D2, D3, D4/S1, S2, S3 4. Isikan kode tempat tinggal pada kolom (7). Kode jawaban: Kode 1: Pondok Pesantren adalah pendidikan dan pengajaran Islam di mana di dalamnya terjadi interaksi antara kiai dan ustadz sebagai guru dan para santri sebagai murid dengan mengambil tempat di masjid atau di asrama (pondok) untuk mengkaji dan membahas mengenai kitab suci dan buku-buku keagamaan. Contoh: Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan, Pondok Pesantren Langitan Tuban, Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Kode 2: Boarding school/sekolah berasrama adalah sistem sekolah berasrama, dimana peserta didik dan juga para guru dan pengelola sekolah tinggal di asrama yang berada dalam lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu. Karena itu segala jenis kebutuhan hidup dan kebutuhan belajar disediakan oleh sekolah. Contoh: SD/SLTP Pangudi Luhur (Ambarawa), SMU Sedes Sapientiae (Semarang), SMU Taruna Nusantara (Magelang), SMU van Lith (Muntilan), SMU St Mikael (Sleman), dll. Kode 3: Kost/kontrak; Kost adalah tinggal di rumah orang lain dengan atau tanpa makan (dengan membayar setiap bulan); memondok. Kontrak adalah menyewa (rumah dsb) untuk batas waktu tertentu. Kode 4: Rumah famili, yaitu di rumah saudara/keluarga lain dari ART, misal: kakek, nenek, paman, bibi, dll. 166 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Kode 5: Lainnya, misal: rumah singgah, penjara, barak militer, tempat rehabilitasi. Pertanyaan 1603 : Dalam Sebulan Terakhir, Apakah Ada Anggota Rumah Tangga yang Membeli: A. Surat Kabar/Koran? B. Majalah/Tabloid? Suatu rumah tangga dikatakan berlangganan surat kabar/koran, apabila ada anggota rumah tangga tersebut yang selalu memperoleh surat kabar/koran dengan cara membeli dari penyalur/agen. Biasanya surat kabar/koran tersebut diterima langsung oleh rumah tangga di alamat responden, serta pembayarannya sekaligus, baik dibayar dimuka maupun di akhir bulan. Contoh surat kabar/koran: Kompas, Jawa pos, Republika, dll Suatu rumah tangga dikatakan berlangganan majalah/tabloid bila ada anggota rumah tangga tersebut yang selalu memperoleh majalah/tabloid dengan cara membeli dari penyalur/agen. Biasanya majalah/tabloid tersebut diterima langsung oleh rumah tangga di alamat responden, serta pembayarannya sekaligus, baik dibayar dimuka maupun di akhir bulan. Contoh majalah/tabloid misalnya: Kartini, Femina, Ayah Bunda, Aura, Citra, Nakita, Nova, dll. Kode jawaban: Kode 1: “Ya, berlangganan/eceran rutin” bila ada anggota rumah tangga yang membeli surat kabar/ koran atau majalah/tabloid eceran secara rutin. Kode 2: “Ya, eceran tidak rutin” bila ada anggota rumah tangga yang kadang-kadang membeli surat kabar/koran atau majalah/tabloid. Kode 5: “Tidak”, bila tidak ada anggota rumah tangga yang membeli surat kabar/koranatau majalah/tabloid. Lingkari salah satu kode sesuai jawaban responden. Penjelasan: Surat kabar yang dimaksudkan dalam survei ini tidak hanya yang terbit setiap hari tetapi juga yang terbit tiga hari sekali atau mingguan. Jika responden berlangganan surat kabar/koran baik yang terbit harian, tiga hari sekali, atau pun mingguan termasuk dalam membeli eceran rutin. Majalah/Tabloid yang dibeli tidak harus yang baru, tetapi boleh bekas. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 167 B. KETERANGAN KEBUDAYAAN Pertanyaan 1604: Dalam Setahun Terakhir, Apakah Rumah Tangga Ini Mengibarkan/ Memasang Bendera Merah Putih Pada Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia? Bendera merah putih adalah bendera lambang negara Republik Indonesia berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama. Tidak termasuk yang berbentuk umbul-umbul atau bendera merah putih kecil dari plastik yang berderet. Rumah tangga mengibarkan bendera merah putih jika rumah tangga memasang bendera merah putih pada tiang di rumah. Bendera berukuran setidaknya 90 cm x 60 cm yang terbuat dari bahan kain (UU No.24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan). Lingkari kode 1 jika “Ya” atau 5 jika “Tidak” sesuai jawaban responden. Pertanyaan 1605.A: Dalam 3 Bulan Terakhir, Apakah Ada Anggota Rumah Tangga yang Pernah Menggunakan Busana Daerah/Tradisional? Busana daerah/tradisional adalah suatu busana daerah yang telah dipakai secara turun-temurun, yang merupakan salah satu identitas oleh sebagian besar pendukung kebudayaan tertentu. Penegasan: Busana daerah/tradisional yang digunakan harus lengkap (atasan dan bawahan), kecuali untuk busana tradisional daerah tertentu yang hanya memiliki bawahan saja. Penggunaan aksesoris busana daerah tidak harus lengkap. Batik tidak termasuk pakaian tradisional karena merupakan pakaian nasional 168 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Gambar busana daerah/tradisional Lingkari kode 1 atau 5 sesuai jawaban responden. Jika jawaban responden kode 5 maka lanjutkan ke pertanyaan 1606. Pertanyaan 1605.B : Dalam Rangka Tradisional ? Apa Menggunakan Busana Daerah/ Kode pilihan jawaban: Kode A: Memperingati hari besar nasional adalah jika responden menggunakan busana daerah/tradisional untuk memperingati hari besar nasional. Contoh: hari kartini, pawai kemerdekaan. Kode B: Pakaian sehari-hari adalah jika responden menggunakan busana daerah/tradisional sebagai pakaian sehari-hari. Kode C: Menghadiri acara/upacara adat adalah jika responden menggunakan busana daerah/tradisional untuk menghadiri acara atau upacara adat. Kode D: Lainnya adalah jika responden menggunakan busana daerah/tradisional untuk tujuan lainnya, misal pakaian kantor. Pilihan jawaban boleh dibacakan oleh pencacah untuk memudahkan responden dalam menjawab, kemudian lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden. Pilihan boleh lebih dari satu jawaban. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 169 Pertanyaan 1606.A: Dalam 3 Bulan Terakhir, Apakah Ada Anggota Rumah Tangga yang Pernah Terlibat Dalam Pertunjukan/Pameran Seni Sebagai Pelaku/Pendukung Dalam Kegiatan Sebagai Berikut? Terlibat dalam pertunjukan/pameran seni apabila seseorang dengan sengaja meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan pertunjukan/pameran kesenian atau untuk memberikan hiburan langsung kepada penonton (berperan dalam pertunjukan/pameran seni). Peran dalam pertunjukan/pameran seni: a. Pelaku, termasuk diantaranya adalah pemain, penari, dan penulis naskah/pencipta karya seni. b. Pendukung, termasuk diantaranya adalah jasa penyelenggaraan pertunjukan/pameran (menyusun panggung, dekorasi, tata lampu, tata suara, tata rias), tim kreatif (penyutradaraan dan broadcasting) yang terkait dengan pertunjukan/pameran seni. Contoh: Pendukung dalam seni tari, antara lain pelatih, penata rias, penata panggung/pentas, penata busana, pemain musik, dan lain-lain. Pendukung dalam seni musik/suara, antara lain penata rias, penata busana, penata lampu, penata suara, penata pentas/panggung, backing vocal (penyanyi latar), penari latar dan lain-lain. Pendukung dalam seni teater, antara lain sutradara, penata rias, penata busana, penata lampu, pengisi suara, tata pentas/ panggung, penata musik, dan lain-lain. Pendukung dalam seni wayang yaitu penabuh gamelan, sinden dan lain-lain. Pertunjukan/pameran kesenian dapat berupa pertunjukan, baik komersil maupun non komersil di atas panggung, pagelaran seni maupun pameran yang dapat ditonton oleh umum (di tempat khusus yang dipersiapkan untuk pertunjukan). Pelaku pertunjukkan musik/suara adalah yang dilakukan oleh ahli. Grup/rombongan pengamen jalanan (paling sedikit 3 orang) juga dapat disebut pelaku pertunjukan seni. Jenis pertunjukan/pameran seni: 1. Tari Tradisional Indonesia adalah seni gerak tubuh secara berirama untuk menghasilkan gerak yang indah yang dilakukan pada waktu dan tempat tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan sebuah perasaan, maksud, serta pikiran, dan biasanya diiringi dengan bunyibunyian (musik pengiring) yang diwariskan secara turun temurun dan mengandung unsur budaya Indonesia. Contoh: tari niti mahligai, lego-lego, orlapei, ngremo, dll. 170 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 2. Seni musik/suara adalah seni olah suara atau bunyi yang menghasilkan bunyi atau suara yang indah dan menarik. 3. Seni teater/pedalangan Seni teater adalah seni mengenai pelakonan di pentas (sandiwara). Seni pedalangan adalah seni memainkan wayang dari kulit (wayang kulit), kayu (wayang golek) termasuk wayang orang. 4. Seni lukis adalah seni mengenai gambar menggambar di atas kertas, kanvas, kaca, dsb. 5. Seni patung adalah seni yang hasil akhirnya berbentuk tiruan orang, binatang, dsb. (tiga dimensi) yang dapat dibuat dari batu, tembaga, kayu, perunggu, kaca, dsb. Relief tidak termasuk seni patung. 6. Seni kerajinan/kriya adalah seni yang berkaitan dengan menghasilkan barang melalui keterampilan tangan. Misalnya batik, tenun, sulam, anyaman, lampit, lampu hias, tas, dll. 7. Lainnya, misalnya barongsai, kuda lumping, reog, dan lainnya Lingkari kode 1 jika “ya” atau 5 jika “tidak” sesuai jawaban responden pada masingmasing pertunjukan/pameran seni. Jika pertanyaan 1606.A 1 s.d 7 semua berkode 5 maka lanjutkan ke pertanyaan 1607. Pertanyaan 1606.B : Apakah Keterlibatan Dalam Pertunjukan/Pameran Seni Tersebut Sebagai Sumber Penghasilan? Sumber penghasilan yang dimaksud disini adalah bahwa upah/imbalan dari keterlibatan dalam pertunjukan/pameran seni oleh responden dianggap sebagai salah satu sumber penghasilan rumah tangga. Lingkari kode 1 jika “Ya” atau 5 jika “Tidak” sesuai jawaban responden. Pertanyaan 1607 : Dalam Setahun Terakhir, Apakah Ada Anggota Rumah Tangga yang Pernah Menyelenggarakan/Menghadiri Upacara Adat Sebagai Berikut? Upacara adat adalah suatu upacara yang bersifat tradisional (ritus)/turun-temurun yang berhubungan dengan adat/kebiasaan/tradisi/budaya suatu masyarakat setempat, seperti upacara perkawinan, upacara labuhan (D.I. Yogyakarta, seperti sedekah laut), upacara ngaben (Bali) dan sebagainya. Upacara adat yang dilakukan di daerah, sebenarnya juga tidak lepas dari unsur sejarah yang ada unsur adatnya. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 171 Menyelenggarakan upacara adat jika responden menyelenggarakan/mengadakan suatu upacara/acara (perkawinan, kematian, dll) yang di dalamnya terdapat unsur adat baik sebagian maupun keseluruhan dari prosesi upacara adat dan dihadiri setidaknya oleh tetangga sekitarnya. Menghadiri upacara adat jika responden datang ke suatu upacara/acara (perkawinan, kematian, dll) yang di dalamnya terdapat unsur adatnya dan melihat upacara adat tersebut baik sebagian ataupun keseluruhan dari prosesi upacara adat. Jenis-jenis upacara adat: A. Kelahiran, yaitu upacara tradisional yang berkaitan dengan peristiwa kelahiran atau menjelang kelahiran seseorang. Misalnya: Tradisi Masyarakat Jawa diantaranya: 4 bulanan (usia saat ruh ditiupkan pada jabang bayi), 7 bulanan (saat usia kehamilan ibu 7 bulan), Sepasaran/pupak puser (saat usia bayi 5 hari), Selapanan (peringatan setelah 35 hari), Brokohan (mengubur plasenta bayi), dan Aqiqahan (penyembelihan kambing, mencukur rambut bayi dan memberi nama). Sumber: http://dewimelfina.wordpress.com/prosesi-kelahiran-adat/. Tradisi Orang Sasak NTB seperti: upacara beretes (menghormati ari-ari), molang mali’ (memberi nama bayi), dan ngurisang (potong rambut). Sumber: http://melayuonline.com /ind/culture/dig/2630/kelahiran-dalam-pengetahuan-orang-sasak-nusa-tenggara-barat. Tradisi Masyarakat Aceh seperti: upacara bahu (saat usia kehamilan ibu 4-5 bulan dan atau 7-8 bulan), menyangke rambut budak (cukur rambut), peucicap (pengolesan madu lebah pada bibir bayi dengan cincin suasa oleh mablien/bidan), du dapu/masa madeung (beberapa pantangan yang harus dilakukan ibu bayi hingga bayi berumur 44 hari), dan manao peut ploh peut (saat mablien/bidan memandikan ibu dan bayi dengan air yang dicampur irisan limau parut). Sumber: http://melayuonline.com/ind/culture/dig/1774/upacara-kelahiran-pada- masyarakat-aceh. Tradisi Masyarakat Banjar (Kalimantan Selatan) seperti: Upacara Mandi Tian Mandaring (memperingati usia kandungan 7 bulan), dan batasmiah (persiapan kelahiran saat kehamilan ibu mencapai 9 bulan). Sumber: http://upacaratradisi.blogspot.com/2013/04/ upacara-adatdikalimantan-selatan.html. B. Sunatan, yaitu upacara tradisional atau adat yang berkaitan dengan peristiwa khitan seseorang sebagai proses menuju kedewasaan. Misalnya: Sisingaan (Jawa Barat), Pengantin sunat (Betawi), Sonattan (Madura), dsb. 172 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 C. Perkawinan, yaitu upacara tradisional yang berkaitan dengan peristiwa perkawinan seseorang atau menjelang perkawinan. Misalnya: Prosesi pernikahan adat Sunda: nendeun omong (pembicaraan orang tua kedua calon pengantin), pameungkeut/lamareun (lamaran), patuker beubeur tameuh (tunangan), seserahan (penyerahan keperluan calon pengantin wanita oleh calon pengantin pria), ngeuyeuk seureuh (nasehat untuk kedua calon pengantin), membuat lungkun (jika rejeki berlebihan agar dapat dibagikan kepada saudara dan handai taulan), penjemputan calon pengantin pria, ngabageaken (penyambutan calon pengantin pria oleh ibu calon pengantin wanita), akad nikah, sungkeman (memohon doa restu kepada kedua orang tua dan mertua), wejangan (nasehat dari ayah pengantin wanita atau keluarganya), saweran (kedua pengantin duduk di kursi di bawah payung dan dilempari beras kuning atau kunyit), meleum harupat (pengantin wanita menyalakan harupat dengan lilin lalu disiram air, kemudian harupat dipatahkan pengantin pria), nincak endog (menginjak telur), dan muka panto (buka pintu). Sumber: http://rt6cbr.blogspot.com/2013/06/tahap-tahap-dan-rangkaian-acara.html. Prosesi pernikahan adat Minang yaitu:maresek (pengenalan kedua calon mempelai), maminang/batimbang tando (bertukar tanda untuk meminang), mahanta siriah (izin kepada orangtua kedua mempelai), babako-babaki (pihak perempuan menunjukkan kasih sayangnya dengan ikut memikul biaya pernikahan sesuai dengan kemampuan mereka), malam bainai (malam saat kuku dan jari mempelai wanita dihias dengan tumbukan halus daun pacar merah atau inai), dan manjapuik marapulai (akad nikah dan pemberian gelar pada pengantin pria). Sumber: http://bachremifananda.wordpress.com/2013/10/15/adatperkawinan-minangkabau/. Pernikahan adat Maluku Utara yaitu: upacara ijab kabul, seserahan, gere se doniru (mempelai pria sampai di rumah mempelai wanita), upacara doa selamat dan makan saro (makan bersama antara kedua mempelai, tetua keluarga, dan tamu-tamu kehormatan), joko kaha (penyiraman ibu jari kaki kanan kedua mempelai dengan air murni), dan suba kiye se kolano (penghormatan kedua mempelai kepada kolano negeri dan sumber angin). Sumber: http://gema-budaya.blogspot.com/2012/09/upacara-pernikahan-adat-maluku- utara. html. D. Kematian, yaitu upacara tradisional yang berkaitan dengan peristiwa kematian seseorang. Misalnya: ngaben (Bali), saur matua (Batak, Sumatera Utara), rambu solo (Toraja, Sulawesi Selatan), brobosan (Jawa), tiwah (Kalimantan Tengah), tanam sasi (Merauke, Papua Barat), dan tahlilan (3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1 tahun, 2 tahun, dan 1000 hari). Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 173 E. Keagamaan, yaitu upacara tradisional yang berkaitan dengan peristiwa keagamaan seperti acara mauludan untuk perayaan kelahiran nabi Muhammad yang tepat pada hari kelahiran nabi, atau beberapa waktu kemudian. Perayaan keagamaan ini jika terdapat upacara khusus untuk perayaan tidak hanya mengunjungi tempat ibadah saja. Contoh: tabuik (suatu upacara untuk memperingati meninggalnya Husein bin Ali di Pariaman, Sumatera Barat), sekaten (D.I. Yogyakarta), melasti (sembahyangan di tepi pantai dengan tujuan untuk mensucikan diri dari segala perbuatan buruk di masa lalu dan membuangnya ke laut di Bali), dan yadnya kasada (Bromo, Jawa Timur). F. Panen yaitu upacara tradisional yang berkaitan dengan peristiwa pemungutan hasil panen, termasuk menjelang panen. Misalnya: seren taun (Jawa Barat), sedekah bumi (Jawa Tengah), aruh ganal (Kalimantan Selatan), reka wuu (NTT), dan sedekah laut (Jawa Timur). G. Lainnya yaitu upacara tradisional selain yang disebutkan di atas. Misalnya: turun tanah (Jawa), jamasan pusaka mangkunegara (Wonogiri, Jawa Tengah), ruwahan (upacara menjelang puasa), potong gigi (Bali), manulangi (Batak, Sumatera Utara) dan membangun rumah. Lingkari satu kode 1 jika “ya” atau 5 jika “tidak” pada masing-masing jenis upacara adat yang pernah diselenggarakan/dihadiri oleh anggota rumah tangga. Untuk memudahkan dalam memperoleh informasi terkait upacara adat, pencacah dapat memberikan contoh jenis upacara adat yang sesuai dengan daerah masing-masing supaya responden lebih mengerti dan memahami maksud dari pertanyaan ini. Pertanyaan 1608.A: Dalam Pemilu/Pilkada Terakhir, Apakah Ada Anggota Rumah Tangga (nama) Yang Mempunyai Hak Memilih? Hak memilih adalah keputusan untuk memilih secara aktif yang dilakukan setiap warga negara yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu dalam menentukan seorang pemimpin (bupati, gubernur dan presiden) atau anggota-anggota yang akan duduk dalam suatu badan perwakilan (Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah). Pemilih yang berhak mengikuti pemungutan suara di TPS (memiliki hak memilih) meliputi: a. Pemilih yang terdaftar pada Daftar Pemilih Tetap pada TPS yang bersangkutan; dan b. Pemilih yang terdaftar pada Daftar Pemilih Tambahan Lingkari kode 1 jika “ya” atau kode 5 jika “tidak” sesuai jawaban responden. Apabila jawaban berkode 5, maka lanjutkan ke pertanyaan 1609. 174 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pertanyaan 1608.B: Apakah Anggota Rumah Tangga Yang Mempunyai Hak Memilih Menggunakan Hak Memilihnya? Menggunakan hak memilih adalah mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) dan melakukan pencoblosan surat suara pada saat hari pemungutan suara untuk memilih pemimpin (bupati, gubernur dan presiden) atau anggota-anggota yang akan duduk dalam suatu badan perwakilan/legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah). Pilihan jawaban: Kode 1: “Ya, Semua”, apabila dalam pemilu/pilkada terakhir anggota rumah tangga yang mempunyai hak memilih, semua menggunakan hak memilihnya. Kode 2: “Ya, Sebagian”, apabila dalam pemilu/pilkada terakhir anggota rumah tangga yang mempunyai hak memilih, hanya sebagian yang menggunakan hak memilihnya. Kode 5: “Tidak”, apabila dalam pemilu/pilkada terakhir anggota rumah tangga yang mempunyai hak memilih, tidak ada yang menggunakan hak memilihnya. Lingkari salah satu kode sesuai jawaban responden. C. KETERANGAN KERUKUNAN/TOLERANSI Pertanyaan 1609: Bagaimana Tanggapan (Nama) Bila Ada Kegiatan Di Lingkungan Sekitar Rumah Yang Dilakukan Oleh Sekelompok Orang Dari : A. Suku Bangsa Lain B. Agama Lain Suku bangsa adalah kelompok etnis dan budaya masyarakat yang terbentuk secara turun temurun. Pada umumnya suku mengikuti garis paternalistik (ayah/laki-laki), tetapi ada beberapa suku yang mengikuti garis maternalistik (ibu/perempuan) seperti Suku Minangkabau. Dalam situasi tertentu seseorang bisa saja sulit menentukan apa suku bangsanya. Misalnya dalam perkawinan campuran antar suku, apalagi sudah campur baur dari sejak beberapa keturunan di atasnya. Dalam hal ini, suku responden yang bersangkutan adalah menurut pendapatnya. Seseorang tentunya selalu mempunyai kecenderungan kepada kelompok suku mana ia merasa lebih pas. Salah satu ukurannya adalah tradisi adat istiadat mana yang paling sering diikutinya. Jika responden “bingung”, maka pencacah bisa mengarahkan pilihan (meminta Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 175 persetujuan responden) untuk mengikuti garis turunan hirarkis ayah/laki-laki, ayahnya ayah (kakek), ayahnya kakek, dan seterusnya, Suku Bangsa Lain adalah sekelompok orang yang mempunyai suku berbeda dengan responden. Misalnya responden adalah Suku Sasak (Suku di Lombok), maka suku bangsa lainnya adalah Suku Jawa, Suku Batak, Suku Dayak, Suku Badui, dll. Agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan manusia yang terkandung dalam kitab suci yang turun temurun diwariskan oleh suatu generasi ke generasi dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Agama dibedakan menjadi Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, Khong Hu Chu, dan lainnya (Agama Baha’i, Shinto, Sikhisme, dan Marapu). Agama Lain adalah sekelompok orang yang berbeda agama dengan responden. Misalnya: responden beragama Islam, maka agama lainnya yaitu Kristen, Hindu, Budha, dll. Kode pilihan jawaban: Kode 1: Sangat Setuju, apabila responden sangat setuju dengan kegiatan di lingkungan sekitar rumah yang dilakukan oleh sekelompok orang dari suku bangsa lain/ agama lain. Kode 2: Setuju, apabila responden setuju dengan kegiatan di lingkungan sekitar rumah yang dilakukan oleh sekelompok orang dari suku bangsa lain/ agama lain. Kode 3: Kurang Setuju, apabila responden kurang setuju dengan kegiatan di lingkungan sekitar rumah yang dilakukan oleh sekelompok orang dari suku bangsa lain/ agama lain. Kode 4: Tidak Setuju, apabila responden tidak setuju dengan kegiatan di lingkungan sekitar rumah yang dilakukan oleh sekelompok orang dari suku bangsa lain/ agama lain. Lingkari kode jawaban pada masing-masing pertanyaan sesuai dengan jawaban responden. Pertanyaan 1610: Bagaimana Tanggapan (Nama) Seandainya Ada Anggota Rumah Tangga Yang Berteman Dengan Orang Dari : A. Suku Bangsa Lain B. Agama Lain Penjelasan sama dengan penjelasan pada pertanyaan 1609. Kode pilihan jawaban: Kode 1: Sangat Setuju, apabila responden sangat setuju seandainya ada anggota rumah tangga yang berteman dengan orang dari suku bangsa lain/agama lain. 176 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Kode 2: Setuju, apabila responden setuju seandainya ada anggota rumah tangga yang berteman dengan orang dari suku bangsa lain/agama lain. Kode 3: Kurang Setuju, apabila responden kurang setuju seandainya ada anggota rumah tangga yang berteman dengan orang dari suku bangsa lain/agama lain. Kode 4: Tidak Setuju, apabila responden tidak setuju seandainya ada anggota rumah tangga yang berteman dengan orang dari suku bangsa lain/agama lain. Lingkari kode jawaban pada masing-masing pertanyaan sesuai dengan jawaban responden. 6.17 Blok XVII. Keterangan Perumahan Blok XVII terdiri dari 9 pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui kesejahteraan rumah tangga yang ditinjau dari kondisi bangunan tempat tinggal atau rumah, seperti status penguasaan bangunan tempat tinggal, kualitas, dan fasilitas rumah tempat tinggal. Pertanyaan 1701: Apa Status Kepemilikan Bangunan Tempat Tinggal yang Ditempati? Status kepemilikan bangunan tempat tinggal atau rumah yang ditempati harus dilihat dari sisi anggota rumah tangga yang mendiaminya. Kode pilihan jawaban untuk pertanyaan ini ada 5 (lima), yaitu Kode 1: Milik sendiri, jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betul-betul sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga. Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan status sewa beli dianggap rumah milik sendiri. Kode 2: Kontrak/sewa, Kontrak jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tangga/anggota rumah tangga dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kontrak antara pemilik dan pemakai, misalnya 1 atau 2 tahun. Cara pembayaran biasanya sekaligus di muka atau dapat diangsur menurut persetujuan kedua belah pihak. Pada akhir masa perjanjian pihak pengontrak harus meninggalkan tempat tinggal yang didiami dan bila kedua belah pihak setuju bisa diperpanjang kembali dengan mengadakan perjanjian kontrak baru. Sewa, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga dengan pembayaran sewanya secara teratur dan terus menerus tanpa batasan waktu tertentu. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 177 Kode 3: Bebas sewa, jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain (baik famili/bukan famili/orang tua yang tinggal di tempat lain) dan ditempati/didiami oleh rumah tangga tanpa mengeluarkan suatu pembayaran apapun. Kode 4: Dinas, jika tempat tinggal tersebut dimiliki dan disediakan oleh suatu instansi tempat bekerja salah satu anggota rumah tangga baik dengan membayar sewa maupun tidak. Kode 5: Lainnya, jika tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu kategori di atas, misalnya tempat tinggal milik bersama, rumah adat. Contoh: seseorang yang menempati rumah adat karena statusnya di lingkungan adat misalnya keturunan bangsawan. Pertanyaan ini diisi dengan cara melingkari kode status kepemilikan bangunan tempat tinggal yang ditempati. Pilihan jawaban boleh dibacakan oleh pencacah untuk memudahkan responden dalam menjawab. Pertanyaan 1702 : Berapa Luas Lantai Rumah? Luas lantai yang dimaksud adalah luas lantai yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari-hari (sebatas atap rumah). Pertanyaan ini diisi dengan cara menuliskan luas lantai rumah pada kotak yang tersedia. Luas lantai dari bangunan tempat tinggal yang dihuni oleh rumah tangga responden dibulatkan dalam m2. Jika luas lantai rumah lebih dari 997 m2 , maka tuliskan 997. Penjelasan: Bagian-bagian yang digunakan bukan untuk keperluan sehari-hari tidak dimasukkan dalam perhitungan luas lantai seperti lumbung padi, kandang ternak, lantai jemur (hamparan semen) dan ruangan khusus untuk usaha (misalnya warung). Luas lantai bangunan bertingkat adalah jumlah luas dari semua tingkat yang ditempati. Bila suatu tempat tinggal dihuni oleh lebih dari satu rumah tangga, maka luas lantai hunian setiap rumah tangga adalah luas lantai dari ruangan yang dipakai bersama dibagi banyaknya rumah tangga ditambah dengan luas lantai pribadi rumah tangga yang bersangkutan. Taman yang diberi atap (berada di dalam rumah) maupun taman yang berada di samping rumah, namun berada di bawah atap tetap dihitung luas lantainya. 178 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pertanyaan 1703: Apakah Bahan Bangunan Utama Atap Rumah Terluas? Atap adalah penutup bagian atas suatu bangunan sehingga kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang mendiami di bawahnya terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya. Untuk bangunan bertingkat, atap yang dimaksud adalah bagian teratas dari bangunan tersebut. Lakukan pengamatan langsung. Bila petugas tidak dapat melihat/mengamati langsung, maka petugas dapat bertanya kepada responden. Kode jawaban untuk pertanyaan ini ada 10 (sepuluh), yaitu: Kode 1: Beton adalah atap yang terbuat dari campuran semen, kerikil, dan pasir yang dicampur dengan air. Kode 2: Genteng, Genteng keramik adalah genteng yang terbuat dari tanah liat, pasir, padas dan samot. Sebagai bahan pelapis genteng dapat diberi lapisan glazur atau di cat dengan cat acrylic. Genteng metal adalah bahan atap yang dibuat dari logam. Bentuknya berupa lembaran, menyerupai bahan seng. Genteng tersebut ditanam di balok gording dari rangka atap (kuda-kuda), menggunakan baut. Ukuran yang tersedia bervariasi, 60-120 cm (lebar), dengan ketebalan 0,3 mm dan panjang antara 1,2-12 m. Genteng tanah liat tradisional adalah genteng tanah yang dicetak. Seperti genteng kodok, plentong, dan murando. Kode 3: Asbes adalah atap yang terbuat dari campuran serat asbes dan semen. Pada umumnya atap asbes berbentuk gelombang. Kode 4: Seng adalah atap yang terbuat dari bahan seng. Atap seng berbentuk rata/gelombang, termasuk genteng seng yang lazim disebut decrabond (seng yang dilapisi epoxy dan acrylic). Kode 5: Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Kode 6: Kayu/Sirap adalah atap yang terbuat dari kayu/kepingan kayu yang tipis dan biasanya terbuat dari kayu ulin atau kayu besi. Kode 7: Jerami/ijuk/daun-daunan/rumbia adalah atap yang terbuat dari serat pohon aren/enau atau sejenisnya yang umumnya berwarna hitam. Kode 8: Lainnya adalah jenis atap selain yang tersebut di atas, misalnya kardus, plastik. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 179 Gambar Macam-Macam Atap Rumah Beton Seng Genteng Keramik Genteng Metal Bambu Genteng Tanah Liat Tradisional Sirap Ijuk Asbes Daun Lingkari salah satu kode bahan bangunan utama atap rumah terluas dari bangunan fisik dimana rumah tangga responden berada. Pertanyaan 1704 : Apakah Jenis Lantai Rumah Terluas? Lantai adalah bagian bawah/dasar/alas suatu ruangan, baik yang terbuat dari marmer/ keramik/granit, tegel/traso, semen, kayu, tanah, dan lainnya. Lakukan pengamatan langsung. Bila petugas tidak dapat melihat/mengamati langsung, maka petugas dapat bertanya kepada responden. Kode pilihan jawaban: Kode 1: Tanah adalah lantai langsung ke permukaan bumi tanpa ada alas lain diatasnya seperti pasir, tanah atau batu. Kode 2: Bukan tanah adalah jenis lantai selain tanah, misalnya marmer/granit, keramik, ubin/tegel/teraso, dll. Lingkari salah satu kode jenis lantai terluas bangunan fisik dimana rumah tangga responden berada. Pertanyaan 1705: Apakah Bahan Bangunan Utama Dinding Rumah Terluas? Dinding adalah sisi luar/batas dari suatu bangunan atau penyekat dengan bangunan fisik lain. Bila bangunan tersebut menggunakan lebih dari satu jenis dinding yang luasnya sama, maka yang dianggap sebagai dinding terluas adalah dinding yang bernilai lebih tinggi (kode terkecil). 180 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Lakukan pengamatan langsung. Bila tidak dapat melihat/mengamati langsung, maka petugas dapat bertanya kepada responden. Kode jawaban untuk pertanyaan ini yaitu: Kode 1: Tembok adalah dinding yang terbuat dari susunan bata merah atau batako biasanya dilapisi plesteran semen. Termasuk dalam kategori ini adalah dinding yang terbuat dari pasangan batu merah dan diplester namun dengan tiang kolom berupa kayu balok, biasanya berjarak 1 – 1,5 m; Kode 2: Plesteran anyaman bambu/kawat adalah dinding yang terbuat dari anyaman bambu atau kawat dengan luas kurang lebih 1 m x 1 m yang dibingkai dengan balok, kemudian diplester dengan campuran semen dan pasir. Kode 3: Kayu/papan adalah bagian dari pohon yang sudah berumur tua, biasanya berumur di atas 5 tahun. Bagian ini bisa berupa batang utama, cabang atau ranting yang merupakan batang pokok yang keras, yang biasa dipakai untuk bahan bangunan. Kode 4: Anyaman bambu merupakan bambu yang di iris tipis-tipis kemudian di rajut seperti kain dan berbentuk lebar. Kode 5: Batang kayu adalah batang dari pohon langsung (masih bulat), tanpa dibelah dahulu. Kode 6: Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Kode 7: Lainnya adalah jenis dinding selain yang tersebut di atas seperti dari seng, kardus. Gambar Macam-Macam Dinding Rumah Tembok Batang Kayu Kayu Bambu Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Anyaman Bambu Plesteran bambu 181 Lingkari salah satu kode bahan bangunan utama dari dinding terluas dari bangunan fisik dimana rumah tangga responden berada. Pertanyaan 1706 : Apa Sumber Utama Penerangan Rumah Ini? Kode jawaban untuk pertanyaan ini ada 3 (tiga), yaitu: Kode 1: Listrik PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh PLN. Rumah tangga responden dikatakan menggunakan listrik PLN baik menggunakan maupun tidak menggunakan meteran (volumetrik). Kode 2: Listrik non PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh instansi/pihak lain selain PLN, termasuk yang menggunakan sumber penerangan dari accu (aki), generator, dan pembangkit listrik tenaga surya (yang tidak dikelola oleh PLN). Kode 3: Bukan Listrik seperti petromak, aladin, pelita, sentir, obor, lilin, karbit, biji jarak, kemiri. Penjelasan: Apabila responden menggunakan lebih dari satu sumber penerangan, maka pilih sumber penerangan yang paling banyak digunakan selama sebulan terakhir. Lingkari kode sumber penerangan yang digunakan oleh rumah tangga responden. Pertanyaan 1707.A: Apa Sumber Air Minum Utama Anggota Rumah Tangga? Kode jawaban untuk pertanyaan ini, yaitu: Kode 1: Air kemasan bermerk adalah air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu perusahaan dalam kemasan botol (600 ml, 1,5 liter, 1 liter, atau 19 liter) dan kemasan gelas; antara lain air kemasan merk Aqua, 2Tang, dan VIT. Contoh Air Kemasan Bermerk 182 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Kode 2: Air isi ulang adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan tidak bermerek. Contoh Air Isi Ulang Kode 3: Leding meteran adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air. Sumber air ini diusahakan oleh PAM (Perusahaan Air Minum), PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum), atau BPAM (Badan Pengelola Air Minum), baik dikelola pemerintah maupun swasta. Kode 4: Leding eceran adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan (air PAM) namun disalurkan ke konsumen melalui pedagang air keliling/pikulan. Contoh Leding Meteran Contoh Leding Eceran Kode 5: Sumur bor/pompa adalah air tanah yang cara pengambilannya dengan pompa tangan, pompa listrik, atau kincir angin, termasuk sumur artesis (sumur pantek). Contoh Sumur Bor/Pompa Kode 6: Sumur terlindung adalah sumur galian bila lingkar sumur/perigi tersebut dilindungi oleh tembok paling sedikit 0,8 meter di atas tanah dan 3 meter ke bawah tanah, serta Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 183 ada lantai semen sejauh 1 meter dari lingkar sumur/perigi. Kode 7: Sumur tak terlindung adalah sumur yang tidak memenuhi syarat sebagai sumur terlindung. Contoh Sumur Terlindung Contoh Sumur Tak Terlindung Kode 8: Mata air terlindung adalah sumber air permukaan tanah di mana air timbul dengan sendirinya. Dikategorikan sebagai terlindung bila mata air tersebut terlindung dari air bekas pakai, bekas mandi, mencuci, atau lainnya. Kode 9: Mata air tak terlindung adalah sumber air permukaan tanah di mana air timbul dengan sendirinya. Dikategorikan sebagai tidak terlindung bila mata air tersebut tidak terlindung atau tercemar dari air bekas pakai, bekas mandi, mencuci, atau lainnya. Contoh Mata Air Terlindung Contoh Mata Air Tak Terlindung Kode 10: Air permukaan adalah apabila rumah tangga menggunakan air dari sungai, danau, waduk, kolam, irigasi sebagai sumber utama air minum. Contoh Air Permukaan Kode 11: Air hujan adalah apabila rumah tangga menggunakan air hujan sebagai sumber utama air minum. 184 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Kode 12: Lainnya adalah sumber air selain yang tersebut di atas, misal: air laut yang disuling. Penjelasan: 1. Rumah tangga yang minum air yang berasal dari mata air atau air hujan yang ditampung dan dialirkan ke rumah dengan menggunakan pipa paralon/pipa leding maka sumber air minumnya tetap mata air atau air hujan. 2. Rumah tangga yang menggunakan air hujan pada musim penghujan, dan membeli air pada musim kemarau, maka sumber air minumnya tergantung pada apa yang banyak dimanfaatkan selama sebulan yang lalu. 3. Rumah tangga yang menggunakan air sungai, danau, sumur, dan air hujan melalui proses penjernihan dengan mesin penjernih yang diawasi dan dikelola oleh pihak berwenang dianggap menggunakan sumber air minum leding. 4. Bila suatu rumah tangga menggunakan sumur terlindung sebagai sumber air minum, namun dalam mengambil (menaikkan) airnya, rumah tangga itu menggunakan pompa (pompa tangan atau pompa listrik), maka sumber air rumah tangga tersebut dikategorikan sumur terlindung jika mulut sumur terbuka, tetapi jika mulut sumur tersebut tertutup maka dikategorikan pompa. Perlu berhati-hati dalam menentukan sumber air minum ruta, karena di beberapa daerah ada yang menyalurkan air sungai atau mata air dari gunung ke rumahnya dengan bambu atau pipa pralon/ plastik. Dalam hal ini sumber air minumnya adalah air sungai atau mata air, bukan leding. Lingkari salah satu kode sumber utama air yang digunakan oleh rumah tangga responden. Jika jawaban responden berkode 1 s.d 4, atau 10 s.d 12, maka lanjutkan ke Pertanyaan 1708. Pertanyaan 1707.B : Berapa Jauh Jarak Sumber Air Minum Tersebut ke Tempat Penampungan Limbah/ Kotoran/Tinja Terdekat? Tanyakan jarak pompa/sumur/mata air ke tempat penampungan limbah, kotoran ternak, dan tinja air yang terdekat, baik yang ada di lingkungan rumah tangga itu sendiri maupun tetangganya. Kode pilihan jawaban: Kode 1: < 10 m, jika jarak pompa/sumur/mata air ke tempat penampungan limbah, kotoran ternak, dan tinja air yang terdekat, baik yang ada di lingkungan rumah tangga itu sendiri maupun tetangga berjarak kurang dari 10 meter. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 185 Kode 2: ≥ 10 m, jika jarak pompa/sumur/mata air ke tempat penampungan limbah, kotoran ternak, dan tinja air yang terdekat, baik yang ada di lingkungan rumah tangga itu sendiri maupun tetangga berjarak lebih dari 10 meter. Kode 3: Tidak tahu, jika responden tidak mengetahui jarak tersebut. Lingkari salah satu kode sesuai jawaban responden. Pertanyaan 1708: Apa Sumber Utama Air Yang digunakan Oleh Rumah Tangga Ini Untuk Penggunaan Lainnya (Seperti Memasak, Mandi/Cuci) ? Konsep dan penjelasan sama dengan penjelasan pada pertanyaan 1707.A Lingkari salah satu kode sumber utama air yang digunakan oleh rumah tangga responden untuk penggunaan lainnya seperti memasak, mandi/cuci. Pertanyaan 1709: Apakah ada akses ke fasilitas tempat buang air besar? Dikatakan ada akses ke fasilitas tempat buang air besar jika rumah tangga mempunyai lokasi atau tempat tetap yang digunakan untuk BAB. Kode pilihan jawaban: Kode 1: Ada, memenuhi standar jika fasilitas BAB berada di suatu lokasi tertentu dan ruangannya minimal memiliki ukuran panjang 150 cm, lebar 80 cm, dan tinggi 220 cm, baik menggunakan atap atau tidak. Kode 2: Ada, tidak memenuhi standar jika fasilitas BAB berada di suatu lokasi tertentu, tetapi ukuran ruangan panjang, lebar, dan tingginya tidak memenuhi standar. Kode 5: Tidak ada jika rumah tangga tidak mempunyai lokasi/tempat tetap untuk BAB. Lingkari salah satu kode sesuai jawaban responden. Jika jawaban berkode 5 maka lanjutkan ke pertanyaan 1710.C Pertanyaan 1710.A: Bagaimana Penggunaan Fasilitas Tempat Buang Air Besar? Fasilitas tempat buang air besar adalah ketersediaan jamban/kakus yang dapat digunakan oleh rumah tangga responden. Kode pilihan jawaban: Kode 1: Sendiri, bila fasilitas tempat buang air besar hanya digunakan oleh rumah tangga responden saja. 186 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Kode 2: Bersama, bila fasilitas tempat buang air besar digunakan oleh rumah tangga responden bersama dengan beberapa rumah tangga tertentu. Kode 3: Umum/Komunal, Umum bila fasilitas tempat buang air besar dapat digunakan oleh setiap rumah tangga, termasuk rumah tangga responden. Komunal adalah salah satu sarana fasilitas umum yang digunakan bersama oleh beberapa keluarga untuk keperluan mandi, mencuci, dan buang air di lokasi permukiman tertentu yang dinilai berpenduduk cukup padat dan tingkat kemampuan ekonomi rendah. Gambar Fasilitas Tempat Buang Air Besar (TBAB) TBAB Sendiri TBAB Bersama TBAB Umum Komunal Lingkari salah satu kode 1, 2, 3, atau 4 sesuai jawaban responden. Pertanyaan 1710.B: Apakah Jenis Jamban yang Digunakan Rumah Tangga? Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk tempat membuang dan mengumpulkan kotoran/najis manusia yang lazim disebut kakus atau WC, sehingga kotoran tersebut disimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman Kode untuk pertanyaan ini ada 2 (dua), yaitu: Kode 1: Leher angsa adalah kloset yang di bawah dudukannya terdapat saluran berbentuk huruf "U" (seperti leher angsa) dengan maksud menampung air untuk menahan agar bau tinja tidak keluar. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 187 Contoh Kloset Leher Angsa Kode 2 : Plengsengan dengan tutup adalah kloset plengsengan yang ditutup bila tidak digunakan dan dibuka bila digunakan. Kloset plengsengan adalah jamban/kakus yang dibawah dudukannya terdapat saluran rata yang yang dimiringkan ke pembuangan kotoran. Kode 3: Plengsengan tanpa tutup adalah kloset plensengan yang tidak menggunakan tutup. Kode 4: Cemplung/cubluk adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya tidak ada saluran, sehingga tinja langsung ke tempat pembuangan/penampungan akhirnya. Lingkari salah satu kode yang sesuai dengan jawaban responden. 188 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pertanyaan 1710.C: Dimanakah Tempat Pembuangan Akhir Tinja? Kode untuk pertanyaan ini ada 6 (enam), yaitu: Kode 1: Tangki adalah tempat pembuangan akhir yang berupa bak penampungan, biasanya terbuat dari pasangan bata/batu atau beton di semua sisinya baik mempunyai bak resapan maupun tidak. Pada beberapa jenis jamban/kakus yang disediakan di tempat umum/keramaian, seperti di taman kota, tempat penampungannya dapat berupa tong yang terbuat dari logam atau kayu. Tempat penampungan ini bisa dilepas untuk diangkut ke tempat pembuangan. Dalam hal demikian tempat pembuangan akhir dari jamban/kakus ini dianggap sebagai tangki. Penegasan: Lubang penampungan yang dindingnya di semen tetapi dasarnya tidak disemen tetap dianggap sebagai Tangki Septik. Kode 2: IPAL adalah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terpadu. Dalam sistem pembuangan limbah cair seperti ini, air limbah ruta tidak ditampung di dalam tangki atau wadah semacamnya, tetapi langsung dialirkan ke suatu tempat pengolahan limbah cair. Di tempat pengolahan tersebut, limbah cair diolah sedemikian rupa (dengan teknologi tertentu) sehingga terpilah menjadi 2 bagian yaitu lumpur dan air. Air hasil pengolahan ini dianggap aman untuk dibuang ke tanah atau badan air (sungai, danau, laut). Termasuk disini daerah permukiman yang mempunyai IPAL terpadu yang dikelola oleh pemerintah kota. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 189 Kode 3: Kolam/sawah/sungai/danau/laut, bila limbahnya dibuang ke kolam/ sawah atau sungai/danau/laut. Gambar TPAT Sawah, Kolam,Sungai,Laut Kode 4: Lubang tanah, bila limbahnya dibuang ke dalam lubang tanah yang tidak diberi pembatas/tembok (tidak kedap air). TPAT Lubang Tanah Kode 5: Pantai/tanah lapang/kebun, bila limbahnya dibuang ke daerah pantai atau tanah lapang, termasuk dibuang ke kebun. TPAT Pantai dan Tanah Lapang 190 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Kode 6: Lainnya, bila limbahnya dibuang ke tempat selain yang telah disebutkan di atas. Lingkari salah satu kode yang sesuai dengan jawaban responden. 6.18 Blok XVIII. Perlindungan Sosial Blok ini bertujuan untuk melihat program-program perlindungan sosial yang dilakukan oleh pemerintah untuk masyarakat miskin seperti Kartu Perlindungan Sosial (KPS)/Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), bantuan tunai terkait pengalihan subsidi BBM, Beras Miskin (Raskin), dan kredit usaha yang diterima oleh rumah tangga. Pertanyaan 1801.A: Apakah Rumah Tangga Ini Memiliki Kartu Perlindungan Sosial (KPS)/ Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)? Kartu Perlindungan Sosial (KPS) adalah kartu yang diterbitkan oleh pemerintah dalam rangka pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial (P4S) dan BLSM di tahun 2013. KPS memuat informasi nama kepala rumah tangga, nama pasangan kepala rumah tangga, nama anggota rumah tangga lain, alamat rumah tangga, nomor kartu keluarga, dilengkapi dengan kode batang (barcode) beserta nomor identitas KPS yang unik. Bagian depan bertuliskan Kartu Perlindungan Sosial dengan logo Garuda, dan masa berlaku kartu. Cakupan rumah tangga penerima KPS adalah 15,5 juta rumah tangga miskin dan rentan yang merupakan 25 persen rumah tangga dengan status sosial ekonomi terendah. Data ini bersumber dari Basis Data Terpadu (BDT). Gambar Kartu Perlindungan Sosial (KPS) Data Rumah Tangga Sasaran (RTS) bersumber dari Basis Data Terpadu (BDT) yang dikelola oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Pendataan RTS telah dilakukan sebanyak tiga kali oleh Badan Pusat Statistik (BPS), yaitu: Pendataan Sosial Ekonomi (PSE) pada tahun 2005, Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) pada tahun 2008, dan yang terakhir PPLS pada tahun 2011. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 191 Dalam rangka meningkatkan keakuratan data RTS, metodologi pendataan RTS disempurnakan, yang mana penyempurnaan metodologi tersebut dikoordinasikan oleh TNP2K. Pendataan di lapangan untuk mencacah seluruh karakteristik rumah tangga sasaran dilakukan oleh BPS. Hasil pencacahan tersebut disampaikan kepada TNP2K untuk diolah sehingga menghasilkan 40 persen data rumah tangga dengan status sosial ekonomi terendah. Data tersebut kemudian dikelola sebagai Basis Data Terpadu (BDT). Berdasarkan Basis Data Terpadu (BDT), diputuskan bahwa KPS diberikan kepada 25 persen rumah tangga dengan status sosial ekonomi terendah. Tahun 2015 Kartu KPS akan secara gradual berubah menjadi Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), gelombang pertama KKS akan didistribusikan ke 1 juta rumah tangga di bulan November/Desember 2014, KKS akan memiliki fungsi yang kurang lebih sama dengan KPS akan tetapi dengan berbagai perubahan format dan tambahan informasi di dalam kartu tersebut untuk memudahkan pemerintah yang baru terbentuk untuk menyalurkan bantuan sosial. 1 juta rumah tangga tersebut adalah penerima KPS di tahun 2013 di kabupaten/kota berikut ini: Sebanyak 14,5 juta penerima KPS di daerah lainnya akan menerima KKS di gelombang berikutnya di tahun 2015/2016. Gelombang berikutnya ini akan menggunakan informasi dari PPLS yang baru sehngga data akan lebih mutakhir dibanding PPLS 2011. KKS akan berlaku dari tahun 2015 – 2019. Kemungkinan rumah tangga menerima KPS dan KKS secara bersamaan hampir tidak mungkin karena 1 juta rumah tangga sasaran akan menerima KKS dengan cara menukarkan Kartu KPS di Kantor Pos. Gambar Kartu Keluarga Sejahtera 192 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Kode jawaban: Kode 1: Ya, dapat menunjukkan kartu, jika rumah tangga memiliki KPS/KKS dan dapat menunjukkan kartu yang dimiliki. Kode 2: Ya, tidak dapat menunjukkan kartu, jika rumah tangga memiliki KPS/KKS tetapi tidak dapat menunjukkan kartu yang dimiliki. Kode 5: Tidak, jika rumah tangga tidak memiliki KPS/KKS. Lingkari kode pilihan sesuai jawaban responden. Jika jawaban berkode 5, lanjutkan ke pertanyaan 1803. Pertanyaan 1801.B: Dalam Setahun Terakhir, Apakah Pernah Menggunakan Kartu Perlindungan Sosial (KPS)/Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) Untuk Menerima Manfaat Dari Program Pemerintah Sebagai Berikut: 1. Bantuan Tunai 2. Beras Miskin 3. Pembiayaan Kesehatan 4. Bantuan Siswa Miskin Pertanyaan ini diisi dengan cara melingkari kode sesuai jawaban responden pada masing-masing program pemerintah. Kode jawaban untuk pertanyaan ini ada 2 (dua), yaitu: Kode 1: Ya, jika rumah tangga pernah menggunakan KPS/KKS untuk menerima manfaat dari program pemerintah. Kode 5: Tidak, jika rumah tangga tidak pernah menggunakan KPS/KKS untuk menerima manfaat dari program pemerintah. Pertanyaan 1802. Dalam Enam Bulan Terakhir, Apakah Rumah Tangga Menerima Bantuan Tunai Pengalihan Subsidi BBM pada Bulan: Program bantuan pengalihan subsidi BBM merupakan bantuan yang diberikan kepada rumah tangga sasaran untuk membantu mempertahankan daya beli rumah tangga miskin dan rentan agar terlindungi dari dampak kenaikan harga akibat penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Program ini bertujuan untuk membantu rumah tangga miskin dan rentan miskin dalam memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga, pembelian obat-obatan kesehatan, biaya pendidikan dan keperluan-keperluan lainnya. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 193 Sasaran program ini adalah 15,5 juta rumah tangga dengan tingkat sosial ekonomi terendah yang terdapat dalam Basis Data Terpadu (BDT) hasil PPLS 2011. Bantuan mulai diberikan pada bulan November dan Desember 2014, dengan besaran bantuan setiap bulannya Rp 200.000. Bantuan pengalihan subsidi BBM tersebut disalurkan melalui pembukaan rekening simpanan bagi rumah tangga penerima manfaat sehingga diharapkan bantuan ini dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam aktivitas keuangan inklusif. Dari 15,5 juta rumah tangga penerima manfaat, 1 juta rumah tangga diantaranya akan menerima bantuan tersebut melalui “rekening ponsel” Bank Mandiri. Rekening ponsel adalah uang tunai yang dikirimkan ke telepon seluler penerima. Nomor telepon seluler penerima yang terdaftar di bank kemudian akan menjadi nomor rekening ponsel. Rekening ponsel memungkinkan penggunanya untuk melakukan transaksi perbankan tanpa melakukan pembukaan rekening ke cabang Bank Mandiri. PT Pos Indonesia akan membagikan simcard (kartu telepon seluler) yang sudah terisi rekeningnya kepada Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat. Dengan menggunakan rekening ponsel, penerima manfaat dapat mencairkan dana bantuan di Kantor PT. Pos Indonesia, gerai Indomaret, maupun di ATM Bank Mandiri terdekat. Sebanyak 14,5 juta rumah tangga lainnya akan menerima bantuan melalui rekening giro PT Pos Indonesia yaitu berupa rekening individual yang disediakan oleh PT. Pos Indonesia, penerima manfaat dapat mencairkan bantuan tersebut dengan membawa kartu KPS (kartu perlindungan sosial dan/atau KKS (Kartu Keluarga Sejahtera) ke Kantor Pos Indonesia terdekat. Tanyakan penerimaan bantuan tunai pengalihan subsidi BBM yang diterima oleh rumah tangga pada periode enam bulan terakhir, yaitu untuk periode bulan Maret 2015 s.d. Agustus 2015. Pertanyaan ini diisi dengan cara melingkari kode sesuai jawaban responden pada masingmasing bulan. Kode jawaban untuk pertanyaan ini ada 2 (dua), yaitu: Kode 1: Ya, jika rumah tangga menerima bantuan tunai pengalihan subsidi BBM. Kode 5: Tidak, jika rumah tangga tidak menerima bantuan tunai pengalihan subsidi BBM. Jika jawaban berkode 1 “Ya”, tanyakan berapa rupiah jumlah uang yang diterima pada bulan tersebut. Penjelasan: Jika responden menerima bantuan tunai dengan dirapel (misalnya diterima 3 bulan sekali), maka tuliskan besarnya uang yang diterima tersebut pada bulan dimana responden menerima bantuan. 194 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Contoh: Rumah tangga Pak Bronto menerima bantuan tunai pengalihan subsidi BBM. Besarnya Rp 200.000,- per bulan. Bantuan tersebut dibagikan per tiga bulan yaitu pada bulan Mei 2015 sebesar Rp 600.000,-. Sehingga isian pertanyaan 1804 untuk rumah tangga Pak Bronto adalah sbb: Pertanyaan 1803.A: Apakah Rumah Tangga Ini Memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) Atau BPJS-PBI? Kartu Indonesia Sehat (KIS) merupakan pemberian jaminan kesehatan melalui BPJS Kesehatan bagi masyarakat kurang mampu. Kartu Indonesia Sehat (KIS) menjamin dan memastikan masyarakat kurang mampu untuk mendapat manfaat pelayanan kesehatan seperti yang dilaksanakan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Gambar Kartu indonesia Sehat BPJS-PBI (BPJS-Penerima Bantuan Iuran) adalah peserta Jaminan Kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu sebagaimana diamanatkan UU SJSN yang iurannya dibayari pemerintah sebagai peserta program Jaminan Kesehatan. Peserta PBI adalah fakir miskin yang ditetapkan oleh pemerintah dan diatur melalui peraturan pemerintah. Kode jawaban: Kode 1: Ya, BPJS-PBI, jika rumah tangga memiliki Kartu BPJS-PBI. Kode 2: Ya, KIS, jika rumah tangga memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS). Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 195 Kode 3: Ya, BPJS-PBI dan KIS, jika rumah tangga memiliki Kartu BPJS-PBI dan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Kode 5: Tidak, jika rumah tangga tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) maupun BPJS-PBI. Lingkari kode yang sesuai jawaban responden. Jika jawaban berkode 5, lanjutkan ke pertanyaan 1804. Pertanyaan 1803.B: Jika “Ya”, Berapa Jumlah Anggota Rumah Tangga Yang Memiliki KIS Dan Atau BPJS-PBI? Tuliskan jumlah anggota rumah tangga yang memiliki KIS dan atau BPJS-PBI pada tempat yang tersedia. Pertanyaan 1803.C: Dalam Setahun Terakhir, Apakah Pernah Menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) Untuk Menerima Manfaat Dari Program Pemerintah Mengenai Pembiayaan Kesehatan? Pertanyaan ini diisi dengan cara melingkari kode sesuai jawaban responden. Kode jawaban untuk pertanyaan ini ada 2 (dua), yaitu: Kode 1: Ya, jika rumah tangga pernah menggunakan KIS untuk mendapatkan program manfaat pembiayaan kesehatan. Kode 5: Tidak, jika rumah tangga tidak pernah menggunakan KIS untuk mendapatkan program manfaat pembiayaan kesehatan. Pertanyaan 1804.A: Apakah Rumah Tangga Ini Memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP)? Penjelasan mengenai Kartu Indonesia Pintar (KIP) sama dengan penjelasan pada Pertanyaan 1309. Pertanyaan ini diisi dengan cara melingkari kode sesuai jawaban responden. Kode jawaban untuk pertanyaan ini ada 2 (dua), yaitu: Kode 1: Ya, jika rumah tangga memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP). Kode 5: Tidak, jika rumah tangga tidak memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP). Jika jawaban berkode 5 maka lanjutkan ke Pertanyaan 1805. 196 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pertanyaan 1804.B: Dalam Setahun Terakhir, Apakah Pernah Menggunakan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Untuk menerima Manfaat dari Program Indonesia Pintar? Pertanyaan ini diisi dengan cara melingkari kode sesuai jawaban responden. Kode jawaban untuk pertanyaan ini ada 2 (dua), yaitu: Kode 1: Ya, jika rumah tangga pernah menggunakan KIP untuk menerima manfaat dari Program Indonesia Pintar. Kode 5: Tidak, jika rumah tangga tidak pernah menggunakan KIP untuk menerima manfaat dari Program Indonesia Pintar. Pertanyaan 1805.A. Dalam Enam Bulan Terakhir, Apakah Rumah Tangga Pernah Membeli/ Menerima Beras Miskin (Raskin)? Raskin adalah program bantuan dari pemerintah untuk keluarga miskin berupa pendistribusian beras khusus kepada keluarga miskin yang harganya telah disubsidi oleh pemerintah. Program Raskin bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran (RTS) melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras dan mencegah penurunan konsumsi energi. Selain berfungsi sebagai mekanisme perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan. Program Raskin juga berguna untuk mengendalikan inflasi melalui intervensi pemerintah, dengan menetapkan harga beras bersubsidi sebesar Rp.1.600/kg, dan menjaga stok pangan nasional, karena pengeluaran rumah tangga miskin dan rentan miskin sebagian besar (65%) digunakan untuk membeli bahan makanan. Beras sebagai salah satu bahan makanan, merupakan komoditi utama dalam konsumsi rumah tangga miskin dan rentan miskin, dengan proporsi sekitar 29% dari total pengeluaran. Kenaikan harga beras dapat meningkatkan jumlah penduduk miskin di Indonesia. Untuk itu, sangatlah penting menjaga daya beli rumah tangga miskin dan rentan miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan pangan terumah tanggama beras.Jumlah beras Raskin yang dapat diperoleh RTS-PM untuk tahun 2015 sebanyak 15 kg per RTS-PM per bulan. Sementara itu, pembayaran Harga Tebus Beras Raskin (HTR) dari RTS-PM kepada Pelaksana Distribusi Raskin dilakukan secara tunai sebesar Rp. 1.600/kg netto di Titik Distribusi (TD). Pertanyaan ini diisi dengan cara melingkari kode sesuai jawaban responden. Kode jawaban untuk pertanyaan ini ada 2 (dua), yaitu: Kode 1: Ya, jika rumah tangga dalam enam bulan terakhir pernah membeli/menerima beras miskin (raskin). Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 197 Kode 5: Tidak, jika rumah tangga dalam enam bulan terakhir pernah membeli/menerima beras miskin (raskin). Jika jawaban berkode 5 “Tidak” maka lanjutkan ke Pertanyaan 1806. Pertanyaan 1805.B. Dalam Enam Bulan Terakhir, Sebutkan Pembelian/Penerimaan Raskin Pada Bulan: Informasi Tanyakan penerimaan/pembelian beras miskin (raskin) yang diterima/dibeli dan jumlah uang yang dibayarkan oleh rumah tangga pada periode enam bulan terakhir, yaitu periode bulan Maret 2015 s.d. Agustus 2015. Pertanyaan ini diisi dengan cara menuliskan jumlah raskin yang dibeli/diterima dalam kilogram (kg) dan jumlah rupiah total yang dibayar sesuai jawaban responden. Penjelasan: 1. Jumlah rupiah total dimaksudkan untuk mengetahui jumlah uang yang harus dibayarkan untuk membeli raskin dalam enam bulan terakhir (Maret 2015 s.d. Agustus 2015). Jika rumah tangga tidak membayar/gratis, maka isikan “0” (nol). 2. Jika responden membeli dalam bentuk liter, maka perlu dikonversikan ke dalam satuan kg (1 liter = 0,89 kg). Jawaban diisi dengan pembulatan 1 desimal di belakang koma. 3. Jika dalam bulan tertentu rumah tangga tidak membeli raskin, maka isikan tanda strip (-) pada kolom jumlah raskin dan total yang dibayar. Contoh: Pak Bahroin pada bulan Maret 2015 membeli raskin sebanyak 4 liter, maka jawaban responden dikonversikan dulu menjadi 4 x 0,89 = 3,56 kg. Sehingga pada tempat yang disediakan, jawaban ditulis 3,6 kg atau 03,6. Pertanyaan 1806: Dalam Setahun Terakhir, Apakah Ada Anggota Rumah Tangga yang Menerima Kredit Usaha? Tanyakan adakah anggota rumah tangga yang menerima kredit usaha sebagai berikut dalam setahun terakhir: A. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) adalah program nasional dalam rangka menanggulangi kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri mulai dilaksanakan sejak tahun 2007. Namun sebagian program-program penanggulangan kemiskinan yang termasuk di dalam PNPM Mandiri sudah dilaksanakan sebelum tahun 2007. Untuk kepentingan pendataan, yang dimaksudkan kredit usaha yang diterima oleh masyarakat dari 198 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 PNPM Mandiri adalah kredit usaha yang diterima dari program-program yang termasuk di dalam PNPM Mandiri, setelah tahun 2007 maupun sebelum tahun 2007. Ciri kredit usaha dari PNPM Mandiri adalah penyalurannya tidak mengikuti prosedur perbankan. Dana kredit usaha atau lebih dikenal dengan dana modal bergulir (revolving fund) dikelola dan diusulkan pemanfaatannya langsung oleh masyarakat. Program-program yang termasuk di dalam PNPM Mandiri pada tahun 2008, yaitu: 1. PNPM Mandiri Perdesaan atau yang dahulunya dinamakan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) 2. PNPM Mandiri Perkotaan atau yang dahulu dinamakan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP), PNPM Infrastruktur Perdesaan atau yang dahulunya bernama Program Pengembangan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), 3. PNPM Daerah Tertinggal dan Khusus (DTK) atau yang dahulunya bernama Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK)/Support for Poor and Disadvantaged Areas (SPADA) 4. PNPM Agribisnis Perdesaan atau Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). B. Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan salah satu skim kredit yang diberikan perbankan kepada UMKM dan Koperasi dengan pola penjaminan yang bekerja sama dengan Lembaga Penjamin yang ditetapkan oleh pemerintah. Fasilitas kredit modal kerja atau investasi ini diberikan kepada usaha mikro, kecil, menengah dan Koperasi yang memiliki usaha produktif yang feasible tapi belum bankable. Maksudnya adalah usaha tersebut memiliki prospek bisnis yang baik dan memiliki kemampuan untuk mengembalikan. UMKM dan Koperasi yang diharapkan dapat mengakses KUR adalah yang bergerak di sektor usaha produktif antara lain: pertanian, perikanan dan kelautan, perindustrian, kehutanan dan jasa keuangan simpan pinjam. Penyaluran KUR dapat dilakukan langsung, maksudnya UMKM dan Koperasi dapat langsung mengakses KUR di Kantor Cabang atau Kantor Cabang Pembantu Bank Pelaksana. Untuk lebih mendekatkan pelayanan kepada usaha mikro, maka penyaluran KUR dapat juga dilakukan secara tidak langsung, maksudnya usaha mikro dapat mengakses KUR melalui Lembaga Keuangan Mikro dan KSP/USP Koperasi, atau melalui kegiatan linkage program lainnya yang bekerjasama dengan Bank Pelaksana. C. Program bank selain KUR: bila ada anggota rumah tangga yang lain yang mendapat kredit usaha dari bank dengan cara mengajukan sendiri dan bukan merupakan program pemerintah, misalnya kredit perumahan seperti KPR. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 199 D. Kelompok Usaha Bersama (KUBE) adalah program pemerintah yang mendorong pembentukan kelompok usaha untuk menjalankan kegiatan produktif. Kelompok ini dibentuk dari orang-orang/keluarga-keluarga kurang mampu/penerima manfaat program perlindungan sosial/keluarga PKH yang mengajukan proposal pembiayaan usaha secara berkelompok. Kementrian terkait kemudian akan menyeleksi proposal usaha kelompok tersebut dan kemudian menyalurkan bantuan usaha sebesar 20 juta rupiah untuk setiap kelompok yang terpilih sebagai penerima bantuan. E. Program Koperasi adalah kredit yang diperoleh dari Koperasi (Koperasi dan Koperasi Simpan Pinjam) F. Perorangan (dengan bunga): Kredit yang diterima dari perseorangan, bisa dari saudara/ famili bukan anggota rumah tangga maupun dari orang lain (bukan saudara/famili) G. Lainnya, misal: 1. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP); 2. Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (PPFMBLPS); 3. Program Pembentukan Kelompok Usaha Produktif (KUP) dan Pemberdayaan dan Perlindungan Masyarakat Rentan Lainnya (PPMR); 4. Program Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Areal Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK); 5. Program Pembangunan Hutan Rakyat; 6. Program Pengembangan Wilayah Perbatasan (PWP) dan Program Pengembangan Wilayah Tertinggal (PWT); 7. Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH) Perkotaan; 8. Program Fasilitasi Pengembangan Destinasi Pariwisata Unggulan; 9. Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan (P3MP); 10. Program Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga; 11. Program Model Desa Prima (Perempuan Indonesia Maju Mandiri); 12. Program Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil; 13. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (PKP); 14. Program Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Sekitar Kawasan Konservasi; 15. Program Peningkatan Usaha Masyarakat di Sekitar Hutan Produksi (PUMSHP); 16. Program Hutan Kemasyarakatan (HKM); 17. Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja (PKPTK); 200 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 18. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja (PPLTK); 19. Program Penciptaan Iklim Usaha bagi UKM; 20. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi UKM; 21. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetetif UKM; 22. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi; 23. Program Perempuan Keluarga Sehat dan Sejahtera (PERKASA); 24. Program Pembiayaan Produktif Koperasi dan Usaha Mikro (P3KUM); 25. Program Pelatihan Pengarusutamaan Gender; 26. Program Terpadu Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS); 27. Program Stimulasi Perumahan Swadaya bagi MBR melalui LKM/LKnB; 28. Program Pinjaman Lunak Lingkungan; 29. Program Pengembangan Ekonomi Lokal (PPEL); 30. Pembangunan Infrastruktur Telekomunikasi Perdesaan; 31. Program Pengembangan Industri Kecil danMenengah; 32. Program Pengembangan Sumberdaya Perikanan; 33. Rencana Bisnis Perbankan untuk UMKM; 34. Pengembangan Usaha dan Investasi Pemerintahan; Pertanyaan ini diisi dengan cara melingkari kode 1 jika ada anggota rumah tangga yang menerima kredit usaha atau kode 5 jika anggota rumah tangga tidak menerima kredit usaha di masing-masing pilihan kredit usaha. 6.19 Blok XIX. Akses Finansial Pertanyaan dalam Blok XIX bertujuan untuk menggali informasi mengenai keadaan finansial dari rumah tangga. Keterangan mengenai finansial rumah tangga yang dihimpun antara lain kepemilikan tabungan/simpanan berupa uang, bentuk tabungan/simpanan, dan keikutsertaan dalam arisan. Pertanyaan 1901: Apakah Ada Anggota Rumah Tangga Yang Mempunyai Tabungan/Simpanan Berupa Uang? Tabungan/simpanan yaitu bagian dari pendapatan anggota rumah tangga yang tidak dibelanjakan tetapi disimpan di tempat-tempat tertentu, misalnya bank, koperasi, lembaga keuangan, rumah, dsb untuk dipergunakan bagi keperluan masa yang akan datang. Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 201 Tabungan/simpanan berupa uang adalah simpanan/tabungan yang dimiliki oleh anggota rumah tangga dalam bentuk uang yang bisa digunakan membeli barang. Kode jawaban pertanyaan: Kode 1: Ya, jika ada anggota rumah tangga yang mempunyai tabungan/simpanan berupa uang. Kode 5: Tidak, jika tidak ada anggota rumah tangga yang mempunyai tabungan/simpanan berupa uang. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden. Jika jawaban berkode 5 maka lanjutkan ke Pertanyaan 1903. Pertanyaan 1902: Dalam Bentuk Apa Tabungan/Simpanan Anggota Rumah Tangga? Pertanyaan ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai bentuk tabungan/ simpanan dari anggota rumah tangga dengan merinci bentuk tabungan/simpanan dalam 4 (empat) kategori: A. Produk Bank (Tabungan/Asuransi/Deposito/Giro) 1. Tabungan/Deposito/Giro Tabungan adalah simpanan yang pada penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang telah disepakati, namun tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Giro adalah simpanan/dana pihak ketiga, dimana penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan media yaitu cek (cheque), bilyet giro dan sarana perintah pembayaran lainnya. Deposito adalah produk simpanan di Bank yang penyetoran maupun penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu saja atau sesuai dengan jatuh temponya sehingga deposito dikenal juga sebagai tabungan berjangka. 2. Tabungan Asuransi adalah adalah bentuk tabungan/simpanan yang penarikannya baru dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu tersebut Nasabah diwajibkan untuk melakukan penyetoran angsuran sebesar nilai yang telah diperjanjikan. Contoh: tabungan pendidikan, tabungan hari tua 3. Tabungan Investasi (Saham, Obligasi, Dll) 4. Uang Elektronik/E-Money (E-Toll, Flazz, Brizzi, Rekening Ponsel, Dll) adalah alat pembayaran yang diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetorkan terlebih dahulu. Nilai 202 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 uang disimpan secara elektronik dalam suatu media server atau chip, serta dapat dipindahkan untuk kepentingan transaksi pembayaran dan atau transfer dana. Contoh uang elektronik produk bank: E-Toll, Flazz, Brizzi, TapCash, Rekening Ponsel, Jakcard, dll. Gambar uang elektronik/e-money produk bank B. Produk Non Bank (Koperasi, Kantor Pos, Sekolah) 1. Tabungan/Deposito 2. Tabungan Asuransi 3. Tabungan Investasi (Saham, Obligasi, Dll) 4. Uang Elektronik/E-Money (Telco, Indomaret Card, Dll) Contoh uang elektronik produk non bank: Dompetku, T-Cash, XL Tunai, DokuPay, Indomaret Card, COMMET (Commuter Electronic Ticketing), dll. Gambar uang elektronik/e-money produk non bank C. Uang Tunai (Lemari, Dompet, Celengan, Dll) adalah uang kontan (uang kertas dan uang logam yang tersedia dan langsung dapat digunakan). D. Lainnya, bentuk tabungan selain yang telah disebutkan di atas. Lingkari kode 1 jika responden menjawab “Ya”, kode 5 jika menjawab “Tidak” pada masing-masing bentuk tabungan/simpanan uang. Jika isian D. Lainnya berkode 1, maka tuliskan bentuk tabungan/simpanan uang responden pada tempat yang tersedia. Pertanyaan 1903: Apakah Mengikuti Arisan Berupa Uang? Arisan berupa uang adalah kegiatan mengumpulkan uang yang bernilai sama oleh beberapa orang kemudian diundi untuk menentukan siapa yang memperolehnya, undian Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 203 dilaksanakan dalam sebuah pertemuan secara berkala sampai semua orang yang ikut arisan memperolehnya. Lingkari kode 1 jika ada anggota rumah tangga yang mengikuti arisan berupa uang. Lingkari kode 5 jika tidak ada anggota rumah tangga yang mengikuti arisan berupa uang. 6.20. Blok XX. Catatan Isikan di blok catatan apabila ada hal yang perlu disampaikan berkaitan dengan isian kuesioner maupun kejadian penting atau kondisi khusus yang ditemui di lapangan. Selain itu, di dalam blok catatan juga disediakan pula catatan khusus riwayat kunjungan rumah tangga. Pastikan tidak ada pertanyaan yang terlewat ditanyakan dan dokumen terisi lengkap Setelah wawancara selesai, catat waktu selesainya wawancara (dalam jam dan menit) pada tempat yang telah disediakan, yaitu di bawah Blok XX.Catatan Contoh: Rumah tangga Pak Anton menjadi responden Susenas September 2015. Petugas berkunjung ke rumah tangga Pak Anton pada tanggal 10 September 2015. Petugas mulai melakukan wawancara dengan Bu Widya, istri Pak Anton pada pukul 09:45. Pada pukul 11:00, Bu Widya harus menjemput anaknya yang pulang sekolah padahal wawancara belum selesai. Oleh karena itu petugas membuat janji dengan Bu Widya bahwa besok akan berkunjung kembali untuk melanjutkan wawancara. Petugas kembali lagi keesokan harinya dan memulai wawancara pada pukul 13:30. Akhirnya petugas dapat menyelesaikan wawancara dengan Bu Widya pada pukul 14:15. Maka riwayat pengisian waktu kunjungan rumah tangga Pak Anton adalah sebagai berikut: Berdasarkan riwayat kunjungan ke rumah tangga Pak Anton dapat diketahui bahwa lama wawancara yaitu 120 menit (kunjungan 1 = 75 menit + kunjungan 2 = 45 menit). Maka pengisian waktu selesai wawancara untuk rumah tangga Pak Anton adalah: 09:45 + 120 menit = 11:45 204 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 LAMPIRAN Lampiran 1. Skesta Peta Blok Sensus SP2010-WB Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 207 208 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Lampiran 2. Daftar VSEN15.P Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 209 210 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 211 212 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 213 214 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Lampiran 3. Daftar VSEN15.DSRT Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 215 216 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Lampiran 4. Daftar VSEN15.MSBP Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 217 218 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 219 220 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 221 222 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 223 224 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 225 226 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 227 228 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 229 230 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 231 232 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 233 234 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 235 236 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 237 238 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 239 240 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 241 242 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 243 244 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 245 246 Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015