PEDOMAN PENCACAHAN Modul sosial budaya dan pendidikan

advertisement
PELATIHAN PETUGAS
Buku II
SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL
[ SUSENAS SEPTEMBER 2015 ]
PEDOMAN PENCACAHAN
Modul sosial budaya
dan pendidikan
-----------------------------------------------------------------------------------
KATA PENGANTAR
Susenas merupakan salah satu sumber data sosial ekonomi rumah tangga yang penting
di Indonesia. Data yang dihasilkan oleh survei ini telah banyak digunakan oleh berbagai kalangan
baik di dalam maupun di luar negeri. Oleh karena itu kesinambungan, ketersediaan dan kualitas
data harus terus dijaga dan ditingkatkan. Pada tahun 2015, sistem pengumpulan data Susenas
diperbaharui. Kegiatan pengumpulan data Susenas yang sejak tahun 2011 dilaksanakan secara
triwulanan, pada tahun 2015 berubah menjadi 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu bulan Maret dan
September. Pada bulan Maret, pengumpulan data Susenas dicacah menggunakan kuesioner Kor
dan Konsumsi. Sementara pada bulan September dicacah menggunakan kuesioner Modul Sosial
Budaya dan Pendidikan (MSBP) dan Konsumsi. Susenas MSBP bertujuan untuk memperoleh
informasi terkait pendidikan, ketelantaran, kebudayaan, kepemudaan, keolahragaan, dan
perlindungan sosial.
Buku Pedoman Pencacahan Susenas MSBP 2015 disusun guna memberikan panduan
dan petunjuk bagi pencacah dalam melakukan pengumpulan data di lapangan. Buku ini
merupakan Buku 2: Pedoman Pencacahan Susenas MSBP 2015 yang disiapkan bagi para
pencacah, yang berisi tata cara, aturan dan mekanisme pelaksanaan lapangan maupun tata cara
pengisian daftar kuesionernya.
Mengingat peran pencacah yang sangat penting dalam pelaksanaan survei ini terutama
dalam pengumpulan data yang berkualitas, diharapkan buku ini dapat dipelajari dan dipedomani
secara utuh.
Selamat bekerja, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan memberikan bimbinganNya kepada kita semua.
Jakarta, Mei 2015
Kepala Badan Pusat Statistik,
Dr. Suryamin, M.Sc
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I.
PENDAHULUAN
1
1.1
Umum
1
1.2
Tujuan
2
1.3
Ruang Lingkup
2
1.4
Jenis Data yang Dikumpulkan
2
1.5
Jadwal Kegiatan Susenas MSBP 2015
5
1.6
Dokumen yang Digunakan
6
1.7
Arus Dokumen
7
1.8
Statistik yang Disusun
8
METODOLOGI SUSENAS 2015
9
2.1
Kerangka Sampel
9
2.2
Estimasi Kabupaten/Kota
9
2.3
Estimasi Provinsi
10
ORGANISASI LAPANGAN
11
3.1
Persyaratan Petugas Lapangan
11
3.2
Tugas dan Kewajiban Pencacah
12
3.3
Tugas dan Kewajiban Pengawas
12
3.4
Persiapan Lapangan
15
3.4.1
Penyiapan Dokumen, Bahan, dan Perlengkapan
15
3.4.2
Pencarian Informasi Situasi dan Kondisi Wilayah Tugas
15
BAB II.
BAB III.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
v
Halaman
3.4.3
3.4.4
BAB IV.
dan Pejabat Wilayah Tugas
15
Pengenalan Wilayah Tugas
16
TATA CARA PENCACAHAN
17
4.1
Menemukan Lokasi Rumah Tangga Terpilih
17
4.2
Wewenang Legal/Dasar Hukum
17
4.3
Kerahasiaan Informasi
18
4.4
Peranan Pewawancara
18
4.5
Netralitas
19
4.6
Cara Wawancara
19
TATA CARA PENGISIAN KUESIONER
23
Daftar Pemutakhiran Rumah Tangga (VSEN15.P)
23
5.1.1
Struktur Daftar VSEN15.P
24
5.1.2
Cara Pengisian Daftar VSEN15.P
39
5.1.3
Tata Cara Pemilihan Sampel Ruta
40
BAB V.
5.1
5.2
5.3
BAB VI.
vi
Koordinasi dan Komunikasi dengan BPS Kabupaten/Kota
Daftar Sampel Rumah Tangga (VSEN15.DSRT)
41
5.2.1
41
Struktur Daftar VSEN15.DSRT
Kuesioner Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (VSEN15.MSBP)
43
5.3.1
Format dan Desain Kuesioner MSBP (VSEN15.MSBP)
43
5.3.2
Tata Tertib Pengisian Daftar VSEN15.MSBP
44
5.3.3
Petunjuk dan Tata Cara Pengisian Daftar VSEN15.MSBP
45
KETERANGAN SOSIAL BUDAYA DAN PENDIDIKAN
(DAFTAR VSEN15.MSBP)
49
6.1
Blok I.
Keterangan Tempat
52
6.2
Blok II.
Keterangan Pencacahan
54
6.3
Blok III.
Ringkasan
55
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Halaman
6.4
Blok IV.
Keterangan Demografi
56
6.5
Blok V.
Keterangan Kepemilikan Sandang dan Frekuensi Makan
64
6.6
Blok VI.
Keterangan Fasilitas Tidur dan Kesehatan
68
6.7
Blok VII.
Keterangan Kebersamaan Anggota Rumah Tangga
74
6.8
Blok VIII.
Keterangan Untuk Balita
78
6.9
Blok IX.
Keterangan Olahraga
86
6.10
Blok X.
Keterangan Akses Media
92
6.11
Blok XI.
Keterangan Kebudayaan
98
6.12
Blok XII.
Keterangan Pendidikan
105
6.13
Blok XIII.
Keterangan ART 5 Tahun ke Atas yang Masih Bersekolah
129
6.14
Blok XIV.
Keterangan Hubungan Sosial Kemasyarakatan
145
6.15
Blok XV.
Keterangan Ketenagakerjaan
150
6.16
Blok XVI.
Keterangan Sosial Budaya Rumah Tangga
163
6.17
Blok XVII.
Keterangan Perumahan
177
6.18
Blok XVIII. Perlindungan Sosial
191
6.19
Blok XIX.
Akses Finansial
201
6.20
Blok XX.
Catatan
204
LAMPIRAN
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
205
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Sketsa Peta Blok Sensus SP2010-WB
207
Lampiran 2.
Daftar VSEN15.P
209
Lampiran 3
Daftar VSEN15. DSRT
215
Lampiran 4.
Daftar VSEN15.MSBP
217
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
ix
x
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
1.
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Salah satu survei yang diselenggarakan oleh BPS secara rutin setiap tahun adalah
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Susenas mengumpulkan data yang berkaitan dengan
kondisi sosial ekonomi masyarakat, yang meliputi kondisi kesehatan, pendidikan, fertilitas,
Keluarga Berencana, perumahan dan kondisi sosial ekonomi lainnya. Data dan indikator dari
Susenas telah dipergunakan secara luas dan dipandang sebagai salah satu bukti penting yang
dapat berguna untuk perencanaan, monitoring dan evaluasi dari program pembangunan
pemerintah.
Informasi statistik sebagai salah satu produk sistem informasi merupakan informasi yang
sangat dibutuhkan dalam penyelenggaraan pembangunan. Sejalan dengan tugas pokok BPS
dalam melaksanakan kegiatan statistik yang bertujuan untuk menyediakan data statistik yang
lengkap, akurat dan mutakhir dalam rangka mewujudkan Sistem Statistik Nasional yang handal,
efektif dan efisien, guna mendukung pembangunan nasional, BPS berkomitmen untuk melanjutkan
membangun citranya melalui pelayanan data yang berkualitas dan prima (cepat, baik, mudah dan
murah) kepada pengguna data.
BPS telah melakukan berbagai kegiatan pengembangan Susenas. Pada tahun 2013,
kegiatan yang telah dilakukan BPS dalam rangka pengembangan Susenas antara lain rapat, baik
rapat dengan internal BPS maupun dengan mengundang instansi dan lembaga luar BPS serta
workshop untuk menyusun indikator sosial ekonomi yang akan dikumpulkan melalui Susenas
yang baru. Kegiatan pengembangan Susenas dilanjutkan kembali pada tahun 2014, dengan
meneruskan kegiatan yang sudah dilakukan pada tahun 2013. Fokus kegiatan pengembangan
Susenas pada tahun 2014 adalah perbaikan kuesioner dan buku pedoman serta melihat sejauh
mana kuesioner Susenas yang baru dapat diterapkan pada pengumpulan data yang
sesungguhnya. Ujicoba kegiatan pengembangan Susenas yang pertama dilakukan di Provinsi
Jawa Barat pada Bulan Maret 2014. Ujicoba kedua dilakukan dengan lingkup yang lebih besar di
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
1
empat provinsi yaitu di Provinsi Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan
Maluku pada bulan April 2014.
Pada tahun 2015, sistem pengumpulan data Susenas diperbaharui. Mulai tahun 2011,
kegiatan pengumpulan data Susenas dilaksanakan secara triwulanan, sedangkan pada tahun
2015 kegiatan tersebut dilaksanakan 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu bulan Maret dan
September. Pada bulan Maret, pengumpulan data Susenas mencakup 300.000 rumah tangga
sampel yang tersebar di seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia yang dicacah
menggunakan kuesioner Kor dan Konsumsi Pengeluaran. Sementara itu, pengumpulan data
Susenas pada bulan September mencakup 75.000 rumah tangga sampel yang dicacah
menggunakan kuesioner Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (MSBP) dan Konsumsi
Pengeluaran (KP).
1.2 Tujuan
Secara umum, tujuan penyusunan buku pedoman ini adalah memberikan panduan bagi
pencacah dan pengawas dalam melaksanakan pencacahan rumah tangga Susenas pada periode
September 2015. Secara khusus, buku pedoman ini bertujuan untuk menyamakan persepsi
petugas dalam memahami tata cara pengisian daftar isian VSEN15.MSBP sesuai dengan kaidah
yang ditentukan serta pemahaman petugas terkait konsep definisi yang ditetapkan sehingga
dihasilkan data yang berkualitas.
1.3 Ruang Lingkup
Pendataan Susenas MSBP 2015 dilaksanakan bulan September 2015, mencakup 75.000
rumah tangga sampel dan tersebar di seluruh wilayah di Indonesia menghasilkan estimasi yang
dapat disajikan pada tingkat nasional dan provinsi.
Rumah tangga sampel Susenas adalah rumah tangga yang terdapat dalam blok sensus
biasa, tidak termasuk yang tinggal dalam blok sensus khusus seperti kompleks militer dan
sejenisnya serta rumah tangga khusus yang berada di blok sensus biasa.
1.4 Jenis Data yang Dikumpulkan
Setiap rumah tangga sampel Susenas akan dicacah menggunakan kuesioner Susenas
Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (VSEN15.MSBP) dan kuesioner Konsumsi Pengeluaran
(VSEN15.KP).
2
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Penjelasan keterangan sosial budaya dan pendidikan dalam VSEN15.MSBP disajikan
dalam buku pedoman ini. Sementara penjelasan konsumsi pengeluaran dalam VSEN15.KP akan
dijelaskan pada Buku III.
Data yang dikumpulkan dalam Susenas MSBP (Daftar VSEN15.MSBP) meliputi:
a. Keterangan demografi anggota rumah tangga (ART) yang mencakup nama ART, hubungan
dengan kepala rumah tangga, status perkawinan, jenis kelamin, bulan dan tahun kelahiran,
dan umur;
b. Keterangan ART untuk semua umur yang mencakup kepemilikan pakaian, frekuensi makan
makanan pokok, makan lauk pauk berprotein tinggi (nabati dan hewani), ketersediaan
lokasi/tempat tetap untuk tidur, dan kesehatan;
c. Keterangan kebersamaan, yang mencakup keberadaan pasangan dalam rumah tangga
untuk ART yang berstatus kawin, serta keberadaan bapak dan ibu kandung untuk ART
berumur 0-17 tahun dan belum kawin.
d. Keterangan aktivitas bersama dengan orang tua/wali untuk ART berumur 0-17 tahun dan
belum kawin yang mencakup kegiatan makan/belajar makan, menonton TV, belajar/membaca
buku,
dibacakan
bincang/ngobrol,
buku
cerita/diceritakan
dongeng,
beribadah/berdoa,
berbincang-
bermain/rekreasi/berolahraga, bermain games, mengakses internet,
mengurus rumah tangga dan membantu menambah penghasilan;
e. Keterangan ART berumur 0-4 tahun yang mencakup informasi pemberian ASI, imunisasi, ibu
atau yang bertanggung jawab terhadap anak tersebut bekerja, dan kepada siapa dititipkan bila
ibu atau yang bertanggung jawab terhadap anak tersebut bekerja di luar rumah;
f. Keterangan ART berumur 5 tahun ke atas yang mencakup kegiatan olahraga, menonton
televisi, mendengarkan radio, membaca surat kabar/koran, membaca buku cetak, membaca
artikel dari media elektronik, mengunjungi perpustakaan, memanfaatkan taman bacaan
masyarakat, mengunjungi museum/situs peninggalan sejarah, menonton pertunjukan/
pameran seni, penggunaan bahasa, dan keterangan pendidikan yang meliputi kemampuan
membaca dan menulis, partisipasi sekolah, jenjang pendidikan, tingkat/kelas tertinggi,
ijazah/STTB tertinggi, jurusan pendidikan dan alasan utama tidak pernah bersekolah atau
tidak bersekolah lagi;
g. Keterangan ART berumur 5 tahun ke atas yang masih sekolah yang mencakup apakah
bersekolah di sekolah negeri atau swasta, apakah naik kelas pada tahun ajaran sebelumnya,
sarana transportasi yang biasa digunakan ke sekolah, biaya transportasi ke sekolah, uang
saku, jarak terdekat yang ditempuh ke sekolah, lama perjalanan ke sekolah, perolehan
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
3
beasiswa/bantuan pendidikan, sumber beasiswa/bantuan pendidikan, kepemilikan Kartu
Indonesia Pintar (KIP), biaya pendaftaran, biaya pendidikan, kegiatan ekstrakurikuler/Unit
Kegiatan Mahasiwa (UKM) yang diikuti, kebiasaan belajar di luar jam sekolah dan akses
internet sebagai penunjang tugas sekolah;
h. Keterangan ART berumur 10 tahun ke atas yang mencakup keterangan hubungan sosial
kemasyarakatan
dan
keterangan
ketenagakerjaan.
Keterangan
hubungan
sosial
kemasyarakatan meliputi partisipasi dalam kegiatan pertemuan/rapat di lingkungan sekitar
(RT/RW/Dusun/Desa/Kelurahan), keikutsertaan dalam kegiatan sosial kemasyarakatan di
lingkungan desa/kelurahan, dan keikutsertaan dalam kegiatan organisasi. Keterangan
ketenagakerjaan meliputi kegiatan yang dilakukan seminggu terakhir, lapangan usaha, status
pekerjaan, pekerjaan tambahan, jam kerja, alasan utama tidak bekerja dan khusus ART 60
tahun ke atas yang tidak bekerja ditanyakan apakah mempunyai tunjangan pensiun, kiriman
dari anak, atau bantuan dari sanak/saudara;
i. Keterangan sosial budaya rumah tangga yang mencakup keterangan pendidikan lainnya,
keterangan kebudayaan dan keterangan kerukunan/toleransi. Keterangan pendidikan lainnya
meliputi keikutsertaan dalam kursus/bimbingan belajar, pembelian surat kabar/majalah/
tabloid, dan keberadaan mantan ART berumur 5-24 tahun yang tinggal di luar rumah tangga
(seperti di pondok pesantren, boarding school, kost/kontrak, tinggal di rumah famili dan
lainnya). Keterangan kebudayaan meliputi pengibaran bendera merah putih, penggunaan
busana daerah/tradisional, keterlibatan dalam pertunjukan/pameran seni sebagai
pelaku/pendukung, keterlibatan dalam upacara adat. Keterangan kerukunan/toleransi
meliputi persepsi terhadap kegiatan dari suku bangsa/agama lain, dan persepsi terhadap
berteman dengan orang dari suku bangsa/agama lain.
j. Keterangan perumahan mecakup status kepemilikan bangunan tempat tinggal, lantai,
dinding, atap terluas, ketersediaan fasilitas akses internet, sumber utama penerangan,
sumber air minum utama, sumber utama air untuk penggunaan lainnya, fasilitas tempat
buang air besar, jenis jamban dan tempat pembuangan akhir tinja.
k. Keterangan perlindungan sosial mencakup kepemilikan Kartu Perlindungan Sosial
(KPS)/Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Indonesia Sehat (KIS)/BPJS-PBI, dan Kartu
Indonesia Pintar (KIP), penerimaan manfaat dengan menggunakan KPS/KKS/KIS/KIP,
penerimaan bantuan tunai, pembelian beras miskin (raskin) dan penerimaan kredit usaha.
l. Keterangan akses finansial mencakup kepemilikan tabungan/simpanan berupa uang, tempat
menyimpan uang/menabung, bentuk layanan tabungan/simpanan dan keikutsertaan dalam
arisan uang.
4
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
1.5 Jadwal Kegiatan Susenas MSBP 2015
No.
Uraian Kegiatan
Jadwal
(1)
(2)
(3)
A. Persiapan
1
Penyempurnaan pedoman dan kuesioner
Januari - Mei 2015
2
Pengiriman DSBS ke daerah
3
Tanggapan dari daerah mengenai DSBS
4
Workshop/Pelatihan Intama
26 - 28 Mei 2015
5
Pelatihan Innas
15 - 17 Juni 2015
6
Pelatihan petugas
Minggu IV Februari 2015
Minggu II Maret 2015
Minggu V Juli 2015 s.d. Minggu II
Agustus 2015
B. Pelaksanaan
7
Updating blok sensus Susenas
20 - 26 Agustus 2015
8
23 - 28 Agustus 2015
9
Pengawasan dan pemeriksaan hasil updating blok
sensus
Pemilihan sampel rumah tangga
10
Pencacahan rumah tangga sampel
1 - 20 September 2015
11
Pengawasan/pemeriksaan
1 - 30 September 2015
12
Penyerahan hasil pencacahan ke BPS Kab/Kota
4 - 30 September 2015
13
Receiving, batching, editing, dan coding
4 - 30 September 2015
14
Monitoring pencacahan dengan menggunakan
internet
5 - 20 September 2015
25 - 29 Agustus 2015
C. Pengolahan
15
Pengolahan data (data entri dan validasi)
7 September 2015 s.d 5 Oktober 2015
16
Umpan balik hasil data entri yang bermasalah ke
Seksi Sosial untuk dicek ke lapangan
10 September 2015 s.d 4 Oktober 2015
17
Evaluasi kualitas data di tingkat BPS Kab/Kota
12 September 2015 s.d 2 Oktober 2015
18
Pengiriman data ke BPS provinsi
5 - 7 Oktober 2015
19
6-15 Oktober 2015
20
Pengecekan kualitas data dan kelengkapan data
oleh BPS Provinsi
Pengiriman raw data ke BPS Pusat
21
Cleaning data di BPS Pusat
22
Penyerahan clean data dari Direktorat Stat. Kesra
ke Direktorat SIS
12 - 20 Oktober 2015
20 Oktober 2015 s.d 31 Desember 2015
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
31 Desember 2015
5
1.6 Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam pelaksanaan lapangan Susenas September 2015
mencakup buku pedoman dan daftar. Buku pedoman terdiri atas lima buku, yaitu:
 Buku I : Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS
Kabupaten/Kota Susenas September 2015;
 Buku II : Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (MSBP) Susenas
September 2015;
 Buku III : Pedoman Pencacahan Konsumsi/Pengeluaran Susenas September 2015;
 Buku IV : Pedoman Pengawasan Susenas September 2015; dan
 Buku V : Pedoman Entri Data Susenas September 2015.
Daftar yang digunakan seperti tercantum pada tabel berikut:
No.
Jenis Daftar
Uraian
Disimpan di
Keterangan
1.
VSEN15.DSBS
Daftar Sampel
Blok Sensus
BPS Kab/Kota
Di-print di BPS
Kab/Kota
2.
VSEN15.P
BPS RI
(soft copy)
Di-print di BPS
Kab/Kota
3.
VSEN15.DSRT
Daftar
Pemutakhiran
Muatan Rumah
Tangga dalam
Blok Sensus
Daftar Sampel
Rumah Tangga
Terpilih
(2 rangkap)
BPS Kab/Kota
Di-print di BPS
Kab/Kota
4.
VSEN15.MHU
BPS RI
5.
Sketsa Peta BS
SP2010-WB
Daftar Monitoring
Hasil Updating
Alat bantu
pengenalan
wilayah
Di-print di BPS
Kab/Kota
Di-print di BPS
Kab/Kota
6.
VSEN15.KP
Daftar pertanyaan
Konsumsi
Pengeluaran
BPS Kab/Kota
Dicetak di
Daerah
7.
VSEN15.MSBP
Daftar pertanyaan
Modul Sosial
Budaya dan
Pendidikan
BPS Kab/Kota
Dicetak di
Daerah
BPS Kab/Kota
Contoh beberapa jenis daftar yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran.
6
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
1.7 Arus Dokumen
Arus Dokumen seperti yang terlihat pada Gambar 1. Arus Dokumen Susenas MSBP
2015 dari BPS Pusat sampai Petugas di Lapangan (Pencacah dan Pengawas) dan sebaliknya.
Tulisan dicetak tebal menandakan daftar sudah ada isiannya. Tulisan miring menandakan bahwa
semua file dokumen dapat diunduh melalui filelib Susenas.
Gambar 1. Arus Dokumen (Hard copy dan Soft file) Susenas 2015 dari Pusat sampai
petugas di Lapangan, dan sebaliknya
BPS RI
FILELIB
VSEN15.P
VSEN15.DSBS
VSEN15.MSBP
VSEN15.KP
Program data entri DSRT
Buku Pedoman I -V
Program data entri KP dan
MSBP
 VSEN15.MHU







 Softfile VSEN15.P
 Softfile data entri
VSEN15. MSBP,
VSEN15.KP
 VSEN15.MHU
BPS PROVINSI








VSEN15.P
VSEN15.DSBS
VSEN15.MSBP
VSEN15.KP
Program data entri
VSEN15.DSRT
Buku Pedoman I - V
Program data entri KP dan
MSBP
 VSEN15.MHU




Softfile VSEN15.P
VSEN15.MSBP
VSEN15.KP
Softfile data entri
VSEN15. MSBP,
VSEN15.KP
 VSEN15.MHU
BPS KAB/KOTA
Sketsa Peta BS SP20101)
VSEN15.P
VSEN15.DSBS
VSEN15.DSRT2)
VSEN15.MSBP
 VSEN15.KP
Buku Pedoman II - IV
 VSEN15.MHU







Sketsa Peta BS SP2010
VSEN15.P
VSEN15.DSBS
VSEN15.DSRT
VSEN15.MSBP
VSEN15.KP
VSEN15.MHU
Petugas Pencacah/Pengawas
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
7
1.8 Statistik yang Disusun
Statistik yang disusun dari data hasil Susenas MSBP 2015 dapat digolongkan menjadi 3
(tiga) kelompok indikator sebagai berikut:
1. Statistik/Indikator Pendidikan
Statistik/indikator pendidikan yang dapat disusun dari hasil pengumpulan data Kor dan Modul
adalah sarana dan prasarana pendidikan yang mencakup sarana pergi ke sekolah, biaya
pendidikan dan beasiswa/bantuan pendidikan; partisipasi pendidikan yang mencakup angka
partisipasi kasar (APK), angka partisipasi sekolah (APS), angka partisipasi murni (APM) dan
pendidikan kesetaraan paket A/B/C; hasil pembangunan pendidikan seperti angka buta huruf,
pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan alasan tidak sekolah; serta kegiatan di luar jam
sekolah seperti kegiatan belajar di luar jam sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan kursus,
kegiatan olahraga dan kegiatan mengakses internet dalam rangka menunjang tugas sekolah.
2. Statistik/Indikator Sosial Budaya
Statistik/indikator sosial budaya yang dapat disusun dari hasil pengumpulan data modul,
antara lain adalah akses media massa, kegiatan olahraga, kegiatan sosial kemasyarakatan,
dan kunjungan ke museum/situs peninggalan sejarah, serta keterangan sosial budaya
lainnya.
3. Statistik Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)/Ketelantaran
Statistik/indikator mengenai Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang dapat
disusun dari pengumpulan data modul antara lain anak balita telantar, anak telantar, lansia
telantar, perempuan rawan sosial ekonomi, dan lain-lain.
8
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
2.
METODOLOGI SUSENAS 2015
2.1 Kerangka Sampel
Kerangka sampel yang digunakan untuk kegiatan Supas, Susenas dan Sakernas 2015
terdiri dari:
1. Kerangka sampel tahap pertama adalah Blok Sensus Biasa hasil SP2010 (sekitar 720.000
BS) yang memuat keterangan jumlah rumah tangga dan penduduk.
2. Kerangka sampel tahap kedua adalah 25 persen Blok Sensus Biasa hasil SP2010 (sekitar
180.000 BS) yang telah distratifikasi berdasarkan indeks kesejahteraan rumah tangga (wealth
index) dan perkotaan/perdesaan per kabupaten/kota.
3. Kerangka sampel tahap ketiga adalah daftar rumah tangga hasil hasil pemutakhiran rumah
tangga pada blok sensus Susenas terpilih yang memuat informasi mengenai ijazah tertinggi
yang dimiliki oleh kepala rumah tangga.
Indeks Kesejahteraan dihitung menggunakan metode analisis komponen utama (PCA,
principal component analysis) polychoric menggunakan sembilan variabel hasil SP2010. Variabel
yang digunakan diantaranya adalah: jenis lantai, sumber penerangan, bahan bakar untuk
memasak, sumber air minum, fasilitas tempat buang air besar, tempat akhir pembuangan tinja,
penguasaan telepon, akses internet, dan tingkat pendidikan kepala rumah tangga. Sebanyak tiga
strata Blok Sensus yang dihasilkan per wilayah perkotaan/perdesaan yaitu tingkat kesejahteraan
rendah, menengah, dan tinggi.
2.2 Estimasi Kabupaten/Kota
Teknik pemilihan sampel yang digunakan untuk estimasi kabupaten/kota adalah metode
two stages one phase stratified sampling, dengan tahapan sebagai berikut:
Tahap 1: Memilih 25 persen Blok Sensus Biasa hasil SP2010 secara Probability Proportional to
Size (PPS), dengan size jumlah rumah tangga di setiap strata.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
9
Tahap 2: Memilih sejumlah 30.000 Blok Sensus hasil pemilihan tahap pertama sesuai alokasi
secara systematic di setiap strata kesejahteraan perkotaan/perdesaan pada masingmasing kabupaten/kota. Hasilnya berupa Daftar Sampel Blok Sensus Susenas Maret
2015 (VSEN15.DSBS).
Tahap 3: Memilih 10 rumah tangga hasil pemutakhiran pada Blok Sensus terpilih secara
systematic sampling dengan implicit stratification menurut tingkat pendidikan tertinggi
yang ditamatkan KRT. Hasilnya berupa Daftar Sampel Rumah Tangga Susenas Maret
2015 (VSEN15.DSRT).
2.3 Estimasi Provinsi
Pemilihan sampel Susenas MSBP 2015 untuk estimasi provinsi merupakan subsampel
dari Susenas estimasi kabupaten/kota yang dipilih menggunakan metode two stages stratified
sampling, dengan tahapan sebagai berikut:
Tahap 1: Memilih 7.500 Blok Sensus secara systematic sampling dari 30.000 blok sensus
estimasi
kabupaten/kota
sesuai
alokasi
di
setiap
strata
kesejahteraan
perkotaan/perdesaan pada masing-masing kabupaten/kota. Hasilnya berupa Daftar
Sampel Blok Sensus Susenas September 2015 (VSEN15.DSBS).
Tahap 2: Memilih 10 rumah tangga hasil pemutakhiran pada Blok Sensus terpilih secara
systematic sampling dengan implicit stratification menurut tingkat pendidikan tertinggi
yang ditamatkan KRT. Hasilnya berupa Daftar Sampel Rumah Tangga Susenas
September 2015 (VSEN15.DSRT)
10
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
3.
ORGANISASI LAPANGAN
Penanggung jawab kegiatan Susenas 2015 adalah Kepala BPS provinsi pada tingkat
provinsi dan Kepala BPS Kabupaten/Kota pada tingkat kabupaten/kota. Adapun penanggung
jawab teknis lapangan pada tingkat provinsi adalah Kepala Bidang Statistik Sosial di BPS Provinsi
dan pada tingkat kabupaten/kota adalah Kepala Seksi Statistik Sosial di BPS Kabupaten/Kota.
Kegiatan Susenas 2015 didukung oleh Kepala Bagian Tata Usaha di BPS Provinsi dan Kepala
Seksi Tata Usaha di BPS Kabupaten/Kota untuk teknis administrasi, serta Kepala Bidang IPDS di
BPS Provinsi dan Kepala Seksi IPDS di BPS Kabupaten/Kota untuk teknis pengolahan data.
Unsur fungsional teknis dalam kegiatan lapangan Susenas 2015 terdiri dari instruktur,
petugas lapangan dan petugas pengolahan. Instruktur terdiri atas Master Instruktur Utama (Master
Intama), Instruktur Utama (Intama) dan Instruktur Nasional (Innas). Petugas lapangan terdiri atas
Petugas Pencacah dan Petugas Pengawas.
Kegiatan pengumpulan data lapangan pada Susenas 2015 ini dilakukan oleh Petugas
Pencacah yang didampingi oleh Petugas Pengawas. Setiap pengawas mengkoordinir 2-3
pencacah, setiap pencacah bertanggungjawab terhadap 2-3 blok sensus yang menjadi wilayah
tugasnya. Pembagian wilayah tugas dan perekrutan petugas lapangan diatur oleh
penanggungjawab teknis lapangan tingkat kabupaten/kota.
3.1 Persyaratan Petugas Lapangan
Petugas lapangan Susenas terdiri dari atas Pencacah dan Pengawas. Pencacah adalah
staf organik BPS Kabupaten/Kota atau KSK/Mitra Statistik yang telah berpengalaman sebagai
petugas Susenas dalam 3 (tiga) tahun. Pengawas diutamakan staf di BPS Kabupaten/Kota
(termasuk KSK) yang telah berpengalaman dalam Susenas MSBP. Secara umum, seluruh
petugas lapangan hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Berpendidikan minimal SLTA (diutamakan lulusan D3 ke atas).
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
11

Berpengalaman sebagai petugas survei/penelitian, diutamakan yang berpengalaman
sebagai petugas Susenas MSBP.

Siap untuk bekerja dan mentaati peraturan/kesepakatan yang telah ditentukan.
3.2 Tugas dan Kewajiban Pencacah
Berikut adalah uraian tugas untuk pencacah :
1) Mengikuti pelatihan petugas lapangan Susenas MSBP 2015.
2) Mengenali wilayah tugas dan menelusuri rumah tangga sampel bersama-sama dengan
Pengawas.
3) Melaksanakan perbaikan muatan pada blok sensus sampel, melengkapi informasi
bangunan penting pada Sketsa Peta Blok Sensus, dan memberi catatan tentang perlu
adanya perbaikan peta serta menyerahkan hasilnya kepada Pengawas.
4) Menerima identitas rumah tangga sampel yang disiapkan oleh Pengawas pada setiap
blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya.
5) Melakukan wawancara terhadap responden pada semuarumah tangga sampel pada blok
sensus yang menjadi tanggung jawabnnya dengan kuesioner yang telah disediakan.
6) Menjalin kerja sama dengan Pengawas dan semua responden.
7) Melakukan wawancara hingga selesai seluruh pertanyaan.
8) Mengoreksi dan memastikan kewajaran serta kelengkapan isian untuk meyakinkan
bahwa semua pertanyaan telah diajukan ke responden dan semua jawaban responden
telah dicatat dengan benar.
9) Mencari penyelesaian terhadap masalah yang ditemui dalam pelaksanaan lapangan
dengan pengawas.
10) Menyerahkan dokumen hasil pencacahan berikut dokumen pendukung lainnya, termasuk
Sketsa Peta Desa/Kelurahan SP2010-WA dan SP2010-WB kepada Pengawas.
11) Bekerja sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Untuk memudahkan dan meningkatkan kualitas, disarankan pencacah bekerja
berpasangan dengan pencacah lain yang wilayah kerjanya berdekatan
3.3 Tugas dan Kewajiban Pengawas
Tugas pokok pengawas adalah melaksanakan pengawasan pencacahan dan
pemeriksaan hasil pencacahan sesuai jadwal. Bagi mereka yang ditunjuk sebagai Pengawas,
12
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
diperlukan pula tambahan kecakapan lain, yaitu: (a) Mampu menjalin pendekatan dengan kepala
desa atau ketua RT/RW setempat, serta membuka jalan/meminta izin agar pencacah dapat
melakukan wawancara, (b) Mampu menyusun rencana kerja dan memimpin petugas pencacah
untuk melaksanakan pencacahan, (c) Mampu memecahkan persoalan dan hambatan yang
ditemui dalam pelaksanaan lapangan, (d) Siap untuk menggantikan tugas pencacah yang karena
sesuatu hal tidak dapat melanjutkan pekerjaannya, dan (e) Bertanggung jawab terhadap
kelengkapan hasil pencacahan semua petugas pencacah yang berada di bawah
koordinasinya.Rincian tugas pengawas adalah sebagai berikut:
1) Menerima wilayah tugas yang telah ditetapkan oleh BPS Kabupaten/Kota.
2) Menerima daftar rumah tangga (VSEN15.P) untuk dimutakhirkan.
3) Membagi tugas pemutakhiran rumah tangga (menyerahkan daftar VSEN15.P) kepada setiap
pencacah.
4) Memeriksa hasil pemutakhiran rumah tangga.
5) Memilih sampel rumah tangga dan menuliskan hasilnya ke daftar VSEN15.DSRT.
6) Mendistribusikan dokumen pencacahan sesuai dengan beban masing-masing pencacah.
7) Menerima sketsa peta desa/kelurahan SP2010-WA dan print out peta SP2010-WB hasil
listing SP2010 dari Seksi IPDS.
8) Mendistribusikan print out Sketsa Peta SP2010-WA dan SP2010-WB yang diterima dari seksi
IPDS sesuai lokasi tugas pencacah.
9) Bersama pencacah mengenali batas blok sensus yang menjadi wilayah tugasnya.
10) Mengatur kegiatan perjalanan ke lokasi dan bahan-bahan yang dibutuhkan sebelum kegiatan
lapangan dimulai.
11) Mendampingi dan mengevaluasi kinerja pencacah sejak awal pelaksanaan lapangan,
sehingga kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi bisa dihindari sedini mungkin.
12) Membantu menyelesaikan masalah-masalah yang ditemui pencacah dalam pelaksanaan
lapangan. Khusus menyangkut konsep dan definisi, mengacu pada buku pedoman atau
penegasan-penegasan yang diberikan selama pelatihan.
13) Memantau kualitas VSEN15.MSBP dengan melakukan pengecekan langsung, dan
mengkonfirmasi kuesioner yang telah diisi pencacah ke responden.
14) Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan dokumen, memeriksa kewajaran dan
konsistensi isian, serta melakukan koreksi dan memberitahukan kesalahan yang dilakukan
pencacah.
15) Memberitahukan lokasi tugas dari waktu ke waktu kepada BPS Kabupaten/Kota agar mudah
dipantau.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
13
16) Menjaga semangat dan kerja sama yang tinggi sesama petugas.
17) Menyerahkan secara bertahap dokumen hasil pencacahan lapangan termasuk Sketsa Peta
Desa SP2010-WA dan Sketsa Peta Blok Sensus SP2010-WB ke BPS Kabupaten/Kota
Pengawas bertanggung jawab membangun motivasi di antara pencacah, sehingga
mereka bekerja dengan semangat yang tinggi. Untuk mencapai hal ini Pengawas harus berusaha
agar Pencacah:
1) Memahami sepenuhnya tentang hasil yang harus dicapai.
2) Menerima petunjuk Pengawas dalam menjalankan tugasnya.
3) Menerima penghargaan sesuai dengan hasil kerjanya.
4) Memberi dorongan untuk meningkatkan hasil dan mutu pekerjaannya.
5) Menciptakan suasana kerja yang tenang dan aman.
Dalam melakukan tugas bersama Pencacah, sepatutnya Pengawas mengikuti beberapa
petunjuk di bawah ini:
1) Sebaiknya Pencacah diajak berunding dalam pengambilan keputusan dalam segala hal yang
berkaitan dengan persiapan dan pelaksanaan lapangan. Dalam hal ini Pengawas harus
bersikap tegas dan keputusan yang diambil harus dihormati oleh Pencacah.
2) Jika pencacah melakukan kesalahan, usahakan agar pembinaan diberikan dalam suasana
bersahabat dan tidak ada orang lain. Dengarkan penjelasan Pencacah, tunjukkan keinginan
untuk membantunya, dan bahas masalah yang dihadapi.
3) Jika Pencacah mengeluh, dengarkan dengan sabar. Cobalah untuk mengatasi persoalan
tersebut.
4) Usahakan untuk menanamkan semangat bekerja.
5) Pengawas sama sekali tidak boleh memperlakukan salah seorang Pencacah berbeda dari
yang lain.
6) Usahakan untuk selalu berada dalam suasana kekeluargaan, bersahabat dan tidak kaku.
Gunakan kata-kata yang membangkitkan semangat.
7) Pengawas harus selalu tepat waktu, bersemangat dan berdedikasi agar Pencacah meniru
sikap tersebut. Pengawas tidak boleh memberi kesan bahwa seseorang bekerja lebih ringan
atau mendapat perlakuan yang lebih dari petugas lainnya, karena hal tersebut bisa
menimbulkan rasa tidak puas.
14
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
3.4 Persiapan Lapangan
Hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh tim sebelum pelaksanaan lapangan, yaitu:
3.4.1 Penyiapan Dokumen, Bahan, dan Perlengkapan
Dokumen, bahan dan perlengkapan yang perlu dipersiapkan adalah:
1. Peta Blok Sensus terpilih
2. Buku Pedoman Pencacahan MSBP
3. Daftar VSEN15.DSRT
4. Daftar VSEN15.MSBP
5. Pensil hitam, rautan, penghapus untuk Pencacah, dan lain-lain
6. Surat tugas atau surat pengantar.
Dokumen-dokumen, bahan dan perlengkapan tersebut harus diyakinkan tidak ada yang
kurang, baik dalam jumlah maupun kondisinya.
3.4.2 Pencarian Informasi Situasi dan Kondisi Wilayah Tugas
Hal ini penting dilakukan karena situasi dan kondisi lapangan dapat memengaruhi jadwal
dan kelancaran pelaksanaan lapangan. Beberapa informasi yang perlu dikumpulkan antara lain
terkait:
1. Letak geografis wilayah tugas.
2. Ketersediaan transportasi ke lokasi pencacahan. Untuk mengantisipasi apabila ada lokasi
pencacahan yang membutuhkan biaya dan waktu khusus.
3. Profil masyarakat pada wilayah yang akan dituju untuk menerapkan teknik wawancara yang
tepat digunakan.
3.4.3
Koordinasi dan Komunikasi dengan BPS Kabupaten/Kota dan Pejabat
Wilayah Tugas
Sebelum mulai bertugas, koordinasi dan komunikasi Pengawas dengan BPS
Kabupaten/Kota serta pejabat di wilayah tugas (termasuk Ketua RT/RW atau Lurah/ Kepala
Desa/Kepala Dusun) harus tetap dilakukan. Selain itu, koordinasi dan komunikasi dengan
Pencacah yang menjadi anggotanya harus dapat dilakukan secara intensif.
Setiap petugas (Pengawas dan Pencacah) mendapat surat pengantar atau surat tugas
yang diperlihatkan sebagai tanda bukti kepada pejabat setempat maupun responden bahwa
mereka adalah petugas Susenas 2015. Kemahiran dalam berkomunikasi dengan pejabat
setempat akan membantu tim untuk diterima masyarakat dengan baik.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
15
3.4.4 Pengenalan Wilayah Tugas
Salah satu langkah yang harus dilakukan oleh petugas pencacah sebelum melakukan
updating maupun pencacahan adalah mengenali lokasi wilayah tugas. Berbekal Peta Blok Sensus
yang diperoleh dari BPS Kabupaten/Kota, Pengawas dan Pencacah terlebih dulu harus
mengunjungi wilayah tugas dan mengenali batas-batas wilayah yang harus dikunjungi.
Adanya peta akan sangat membantu menentukan arah, jarak, dan letak suatu wilayah
tugas. Dalam beberapa kasus, beberapa peta tidak sesuai dengan fakta lapangan. Untuk itu,
Pengawas harus berkoordinasi dengan BPS Kabupaten/Kota untuk mendapatkan petunjuk lebih
lanjut.
16
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
4.
TATA CARA PENCACAHAN
Strategi pencacahan perlu dirancang dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
lapangan, antara lain bagaimana menemukan lokasi rumah tangga sampel, bagaimana mengatur
waktu dengan responden yang harus diwawancarai, bagaimana etika dan teknis berwawancara
yang sesuai dengan karakteristik masyarakat di wilayah tugas, dan lain-lain.
4.1 Menemukan Lokasi Rumah Tangga Terpilih
Pelaksanaan pencacahan rumah tangga dilakukan oleh pencacah berdasarkan identitas
rumah tangga sampel pada VSEN15.DSRT, VSEN15.P dan sketsa peta blok sensus, dengan
cara:
1.
Pencacah akan mendapat daftar blok sensus tempat tugas disertai dengan Daftar VSEN15.P
yang terisi nama kepala rumah tangga;
2.
Daftar tersebut harus diperbaharui di lapangan dengan tata cara yang dapat dilihat pada Bab
IV mengenai Tata Tertib dan Tata Cara Pengisian Daftar VSEN15.P dan VSEN15.DSRT;
3.
Berdasarkan Daftar VSEN15.P yang diperbaharui akan diambil 10 rumah tangga yang harus
dicacah;
4.
Daftar rumah tangga terpilih dan nama kepala rumah tangganya tercantum di Daftar
VSEN15.DSRT.
4.2 Wewenang Legal/Dasar Hukum
Dasar hukum pelaksanaan pencacahan adalah sebagai berikut:
1.
Undang-undang Statistik No. 16/1997 memberi wewenang kepada BPS untuk
mengumpulkan informasi dari penduduk sebagai perseorangan maupun dari lembagalembaga atau organisasi;
2.
Sebagai petugas survei, Undang-Undang mengijinkan Saudara untuk memasuki tempat,
bangunan atau rumah mana saja dengan tujuan untuk mencatat/mencacah penduduk.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
17
Meskipun begitu, undang-undang menuntut Saudara untuk menjalankan tugas Saudara
dengan benar. Lebih khusus lagi, undang-undang ini menuntut agar Saudara hanya
menanyakan pertanyaan yang diperlukan untuk mengisi kuesioner atau mengecek data
yang sudah masuk;
3.
Sanksi akan diberikan kepada anggota masyarakat yang tidak memberikan informasi yang
diminta atau bila Saudara gagal dalam menjalankan tugas Saudara. Undang-undang ini juga
menegaskan adanya kerahasiaan dari informasi yang Saudara dapatkan. Sanksi juga bisa
diberikan kepada petugas bila melanggar sumpah mereka untuk menjaga kerahasiaan data.
4.3 Kerahasiaan Informasi
Informasi yang Saudara kumpulkan bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk
perhitungan statistik. Saudara tidak diizinkan untuk membahasnya, memberitahu atau
menunjukkan catatan Saudara kepada orang lain yang bukan petugas resmi/BPS. Saudara sendiri
yang harus memasukkan data ke kuesioner. Saudara tidak diperbolehkan untuk mengizinkan
orang lain untuk mengisi salah satu bagian dari kuesioner. Jangan biarkan kuesioner Saudara
berada di sembarang tempat sehingga orang lain bisa mengambilnya, membacanya ataupun
memanfaatkannya.
4.4 Peranan Pewawancara
Peranan pewawancara menentukan sukses dari pelaksanaan survei, oleh karena itu maka
penting sekali agar semua pencacah mengikuti dengan hati-hati prosedur yang telah ditetapkan.
1.
Tugas Saudara adalah menemukan dan mendatangi setiap rumah tangga terpilih yang ada
di wilayah tugas Saudara;
2.
Catatlah semua hal yang diminta datanya sebagaimana tertera dalam kuesioner. Saudara
harus mengajukan pertanyaan dan mencatat jawaban yang benar saja yang diberikan
kepada Saudara. Saudara HARUS BERUSAHA untuk mendapatkan jawaban yang lengkap
dan akurat dan mencatatnya dengan benar;
3.
Karena suksesnya survei ini tergantung pada kerjasama Saudara dengan responden, maka
tugas Saudara untuk mencapainya dengan bersikap sopan, sabar, berpenampilan baik dan
bijaksana setiap waktu;
4.
Sebelum Saudara meninggalkan suatu rumah tangga, periksalah kuesioner yang telah diisi
untuk memastikan bahwa semua pertanyaan telah ditanyakan dan semua jawaban telah
18
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
dicatat dengan jelas dan baik;
5.
Berkunjung kembali untuk mewawancarai mereka yang tidak bisa diwawancarai pada saat
kunjungan pertama atau kedua karena alasan tertentu;
6.
Pastikan informasi yang diberikan itu benar dengan cara memfokuskan perhatian responden
ke pertanyaan yang diberikan;
7.
Siapkan catatan singkat untuk pengawas mengenai tantangan/masalah yang ditemukan;
8.
Sampaikan ke pengawas semua kuesioner yang telah diisi dan yang tidak terpakai serta
catatan lainnya yang relevan atau bahan lainnya.
4.5 Netralitas
Perlu diingat bahwa kebanyakan orang biasanya bersifat sopan khususnya kepada orang
asing/tamu. Mereka cenderung memberi jawaban yang mereka pikir bisa menyenangkan hati
tamu/pewawancara. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi Saudara untuk tetap bersikap netral
terhadap subyek wawancara. Janganlah menunjukkan rasa heran, persetujuan atau penolakan
atas jawaban dari responden melalui nada suara, ekpresi wajah atau gerak gerik Saudara.
4.6 Cara Wawancara
Pengumpulan data dari rumah tangga terpilih dilakukan melalui wawancara tatap muka
antara pencacah dengan responden.Untuk pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner Susenas
yang ditujukan kepada individu perlu diusahakan agar individu yang bersangkutan yang
diwawancarai. Keterangan dalam rumah tangga dapat dikumpulkan melalui wawancara dengan
kepala rumah tangga, suami/istri kepala rumah tangga atau anggota rumah tangga lain yang
mengetahui tentang karakteristik yang ditanyakan. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, harap
diperhatikan tata cara berwawancara berikut ini:
1.
Pencacah dan responden mungkin tidak saling mengenal, oleh karena itu salah satu tugas
penting dari pencacah adalah menjalin hubungan dengan responden. Kesan pertama
responden akan mempengaruhi kesediaannya untuk bekerja sama dalam survei ini. Pastikan
bahwa penampilan Saudara bersih dan juga bersahabat pada saat Saudara
memperkenalkan diri ke responden;
2.
Bersikaplah bersahabat dan berlaku baik karena Saudara mengharapkan kerjasama
responden untuk mendapatkan informasi. Mulailah wawancara hanya jika Saudara telah
melakukan hal-hal sebagai berikut:
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
19
a. Bersalaman;
b. Memperkenalkan diri Saudara;
c. Menjelaskan tujuan kunjungan Saudara;
d. Menjawab atau menjelaskan hal-hal lain mengenai survei ini yang ditanyakan oleh
responden;
e. Jangan terlalu menghabiskan waktu untuk bertanya dan/atau menjawab pertanyaan
yang tidak perlu. Saudara bisa menghindar dari pertanyaan demikian dengan baik
dengan mengatakan bahwa waktu Saudara sangat terbatas. Pencacah disarankan untuk
menghindari diskusi panjang mengenai isu yang tidak berhubungan dengan survei ini
yang bisa menghabiskan banyak waktu.
3.
Sesudah menjalin hubungan dengan responden, ajukan pertanyaan dengan pelan agar
responden mengerti apa yang ditanyakan. Sesudah mengajukan pertanyaan, berhenti
sejenak dan beri waktu kepada responden untuk berpikir. Jika responden merasa terburuburu atau merasa tidak diberi waktu untuk berpikir maka dia bisa menjawab dengan
mengatakan “saya tidak tahu” atau dia mungkin akan memberi jawaban yang tidak akurat.
Jika Saudara melihat bahwa responden menjawab tanpa berpikir, maka segeralah akhiri
wawancara dan mintalah waktu untuk bertemu lagi segera;
4.
Selalu menjaga kerahasiaan informasi yang Saudara peroleh dari responden. Jelaskan
kepada responden bahwa informasi yang Saudara kumpulkan akan dijaga kerahasiaannya
dan tak ada informasi perorangan yang akan dipakai untuk tujuan lain, serta semua informasi
akan dikelompokkan pada saat kompilasi laporan. Jangan menunjukkan kuesioner yang
telah diisi ke pewawancara lain atau pengawas di depan responden atau di depan orang lain.
Ini secara otomatis akan menurunkan kepercayaan responden terhadap Saudara;
5.
Secara khusus, petunjuk berikut ini akan mengarahkan Saudara dalam membuat
wawancara:
a. Pastikan bahwa Saudara mengerti benar tujuan survei dan setiap pertanyaan. Ini akan
membantu Saudara mengetahui apakah jawaban responden sesuai atau tidak;
b. Ajukan pertanyaan sesuai dengan apa yang tertulis. Perubahan kecil dalam
penyusunan kata dapat mengubah arti sebuah pertanyaan;
c. Ajukan pertanyaan sesuai dengan urutan yang ada pada kuesioner. Jangan merubah
urutan pertanyaan;
d. Bantulah responden untuk merasa nyaman, tetapi pastikan bahwa Saudara tidak
bersifat mengarahkan jawaban untuk mereka. Selama wawancara, berikan waktu
20
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
kepada responden untuk menjawab pertanyaan. Jangan mengajukan pertanyaan yang
menggurui;
e. Bekerja dengan mantap dan pastikan bahwa jawaban responden jelas sebelum
Saudara menuliskannya. Jangan menerima pernyataan yang Saudara percaya itu
keliru. Ajukan pertanyaan lanjutan secara bijaksana untuk mendapatkan jawaban
(misalnya dengan probing/pendalaman);
f.
Tetaplah netral selama wawancara. Perlu diingat bahwa kebanyakan orang bersikap
sopan terhadap khususnya orang asing. Mereka cenderung memberikan jawaban yang
menyenangkan hati pewawancara. Oleh karena itu, maka sangatlah penting bersikap
netral. Janganlah menunjukkan sikap terkejut, tetap bersikap netral selama wawancara
melalui nada suara dan ekspresi wajah Saudara;
g. Jangan terburu-buru dalam wawancara;
h. Jangan membiarkan pertanyaan yang tak terjawab kecuali Saudara diminta untuk
melewatkannya. Pertanyaan yang dibiarkan kosong akan mempersulit Saudara nanti;
i.
Catatlah jawaban dengan segera sesudah responden memberi jawabannya. Jangan
pernah tergantung untuk menulis jawaban tertulis pada buku catatan untuk kemudian
menyalinnya ke kuesioner;
j.
Periksalah semua kuesioner sebelum Saudara meninggalkan rumahtangga untuk
memastikan bahwa kuesioner tersebut diisi secara lengkap.
6.
Bisa terjadi bahwa orang menolak untuk memberi jawaban. Ini biasanya terjadi karena salah
pengertian. Tetaplah bersikap sopan. Tekankan bahwa survei ini penting dan bahwa
informasi yang diberikan bersifat rahasia; bahwa tak seorangpun diluar tim survei diizinkan
untuk mengetahui catatan yang ada; bahwa data mengenai individu yang ada tidak akan
pernah dipublikasikan untuk tujuan lain dan bahwa hasil sensus hanya akan dipublikasi
dalam bentuk angka dan tabel. Saudara harus mampu menjelaskan setiap kesalahpahaman,
tetapi jika Saudara tidak dapat membujuk orang untuk membantu, atau jika penolakannya
disengaja, maka beritahu orang tersebut bahwa ia bisa dituntut secara hukum. Laporkan
insiden itu ke pengawas Saudara pada kesempatan pertama;
7.
Sebelum meninggalkan rumah tangga, jangan lupa untuk menyampaikan terima kasih
kepada responden atas kerjasamanya.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
21
22
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
5.
TATA CARA PENGISIAN KUESIONER
Dalam pelaksanaan Susenas 2015, hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang petugas
Susenas adalah melakukan pengisian pada Daftar Pemutakhiran Rumah Tangga (VSEN15.P),
Daftar Sampel Rumah tangga (VSEN15.DSRT), dan Daftar pencacahan rumah tangga sampel
Modul Sosial Budaya Pendidikan (VSEN15.MSBP).
5.1 Daftar Pemutakhiran Rumah Tangga (VSEN15.P)
Kerangka sampel yang digunakan untuk pemilihan rumah tangga adalah daftar rumah
tangga biasa hasil SP2010-C1 yang dimutakhirkan dengan menggunakan Daftar VSEN15.P.
Pemilihan sampel rumah tangga secara sistematik sampling dilakukan oleh pengawas
menggunakan Daftar VSEN15.P. Ukuran sampel rumah tangga yang harus dipilih di setiap blok
sensus adalah 10 rumah tangga. Pemilihan sampel rumah tangga menggunakan program
komputer yang telah disiapkan dari BPS Pusat setelah hasil pemutakhiran dientri.
Seperti sudah diterangkan di atas, penentuan wilayah kerja atau blok sensus dilakukan di
BPS. Pengawas mengidentifikasi blok sensus terpilih dan mengunjungi sejumlah blok sensus
untuk melakukan sosialisasi kepada tokoh-tokoh masyarakat yang disegani dan dihormati
masyarakat setempat. Hal ini perlu agar pelaksanaan survei dapat dilaksanakan dengan baik dan
tepat waktu. Setelah identifikasi lokasi berdasarkan sketsa peta blok sensus, lalu petugas
melakukan kegiatan penelusuran lokasi, yaitu mengenali batas-batas wilayah dengan mengelilingi
wilayah tersebut. Selanjutnya melakukan pemutakhiran seluruh rumah tangga/bangunan yang ada
di blok sensus terpilih dengan Daftar VSEN15.P. Penelusuran wilayah dan pemutakhiran rumah
tangga ditujukan untuk mengetahui populasi rumah tangga pada blok sensus sekaligus melakukan
pemutakhiran keterangan dalam sketsa peta blok sensus.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
23
VSEN15.P adalah suatu daftar yang berbentuk form terdiri dari blok identitas yaitu identitas
blok sensus terpilih dan blok untuk identitas rumah tangga. Daftar ini juga memuat informasi
tingkat pendidikan kepala rumah tangga dan jumlah anggota rumah tangga hasil pendaftaran.
Tingkat pendidikan selanjutnya digunakan sebagai implicit stratification dalam pemilihan
responden secara sistematik.
Pemutakhiran rumah tangga menggunakan VSEN15.P dengan bentuk form daftar rumah
tangga hasil Sensus Penduduk 2010 atau update terakhir dalam bentuk preprinted. Selanjutnya
petugas akan mengecek keberadaan rumah tangga yang ada dalam daftar preprinted sesuai
kondisi lapangan dan menambahkan rumah tangga yang belum ada dalam daftar preprinted.
Secara garis besar, pemutakhiran rumah tangga berdasarkan hasil suatu pendataan pada suatu
wilayah (blok sensus) akan terdapat tiga kejadian, yaitu:
1. Rumah tangga yang tetap (nonmover),
2. Rumah tangga pindah ke dalam atau keluar blok sensus (in mover dan out mover),
3. Rumah tangga mekar (spread up).
Dalam operasionalisasi lapangan, konsep tersebut dikembangkan menjadi: ditemukan,
ganti kepala rumah tangga, pindah dalam blok sensus, rumah tangga baru, pindah ke luar blok
sensus, bergabung dengan rumah tangga lain, dan tidak ditemukan.
Instrumen yang digunakan dalam pemutakhiran rumah tangga adalah:
1.
Daftar Pemutakhiran Rumah Tangga (Daftar VSEN15.P)
Daftar VSEN15.P adalah daftar yang memuat nama-nama kepala rumah tangga beserta
alamat (SLS, nama jalan, dsb) dalam suatu blok sensus yang digunakan sebagai dasar
pemutakhiran. Contoh Daftar VSEN5.P terdapat pada Lampiran.
2.
Sketsa Peta SP2010-WB
Sketsa Peta SP2010-WB adalah yang dibuat pada persiapan SP2010. Sketsa peta ini dalam
Susenas 2015 digunakan sebagai dasar untuk mengenali wilayah kerja petugas Susenas
2015. Dalam peta tersebut sudah tercantum legenda, landmark, dan posisi bangunan
fisik/sensus yang dapat digunakan oleh petugas untuk menelusuri/mengidentifikasi lokasi
rumah tangga terpilih.
5.1.1 Struktur Daftar VSEN15.P
Blok I. Keterangan Tempat, berisi kode dan nama wilayah administrasi (provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan, dan desa/kelurahan), klasifikasi desa/kelurahan (perdesaan dan
perkotaan), nomor blok sensus, nama SLS, dan nomor kode sampel (NKS);
24
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Blok II. Rekapitulasi Rumah Tangga, berisi banyaknya rumah tangga hasil pemutakhiran;
Blok III. Keterangan Pencacahan, berisi identitas petugas pelaksana updating (pencacah dan
pengawas), tanggal pelaksanaan pemutakhiran pada blok sensus yang bersangkutan, dan tanda
tangan petugas;
Blok IV. Catatan, digunakan untuk mengisi segala informasi terkait pemutakhiran rumah tangga
yang dirasa perlu untuk dicantumkan;
Blok V. Keterangan Rumah Tangga, terdiri atas 13 kolom, dengan uraian pada masing-masing
kolom adalah sebagai berikut:
 Kolom (1). Nomor Urut Satuan Lingkungan Setempat (SLS). Nomor yang tercantum pada
kolom ini adalah nomor Satuan Lingkungan Setempat (SLS) hasil pencacahan lengkap
SP2010/update terakhir.
 Kolom (2). Nomor Urut Bangunan Fisik. Nomor bangungan fisik (BF) yang tercantum pada
kolom ini adalah nomor bangunan fisik hasil pencacahan lengkap SP2010/update terakhir.
Nomor-nomor yang tercantum pada kolom ini kemungkinan tidak berurutan.
Bangunan Fisik adalah tempat berlindung tetap maupun sementara, yang mempunyai
dinding, lantai dan atap, baik digunakan untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal.
Bangunan yang tidak digunakan untuk tempat tinggal atau usaha, dianggap sebagai satu
bangunan fisik jika luas lantainya lebih dari atau sama dengan 10 m2. Sedangkan bangunan
yang digunakan untuk tempat tinggal atau usaha, walaupun luas lantainya kurang dari 10 m 2,
tetap dianggap satu.
Menurut jenisnya, bangunan fisik dapat dibedakan atas bangunan tunggal tidak
bertingkat, bangunan tunggal bertingkat, bangunan gandeng dua tidak bertingkat, dan
bangunan tunggal bertingkat banyak.
Bangunan tunggal tidak bertingkat
Bangunan tunggal bertingkat
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
25
Bangunan gandeng dua
tidak bertingkat
Bangunan tunggal
bertingkat banyak
 Kolom (3). Nomor Urut Bangunan Sensus. Nomor bangunan sensus yang tercantum pada
kolom ini adalah nomor bangunan sensus hasil pencacahan lengkap SP2010/update terakhir.
Nomor-nomor yang tercantum pada kolom ini kemungkinan tidak berurutan.
Bangunan sensus adalah sebagian atau seluruh bangunan fisik yang mempunyai pintu
keluar/masuk sendiri dalam satu kesatuan fungsi/penggunaan.
Menurut penggunaannya bangunan sensus dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu:
1. Bangunan sensus tempat tinggal (BSTT), yaitu bangunan sensus yang seluruhnya
digunakan untuk tempat tinggal, termasuk bangunan yang diperuntukkan sebagai tempat
tinggal tetapi belum dihuni (BSTT kosong). Misalnya di suatu perumahan beberapa rumah
telah selesai dibangun dan belum ada penghuninya, maka rumah-rumah itu disebut sebagai
BSTT kosong.
2. Bangunan sensus bukan tempat tinggal (BSBTT), yaitu bangunan sensus yang seluruhnya
digunakan bukan untuk tempat tinggal, misalnya toko, restoran, salon, tempat ibadah,
rumah sakit, pabrik, sekolah, gedung kantor, balai pertemuan, dan sebagainya. Untuk
tempat usaha seperti pasar dan mall, tiap kios dihitung sebagai satu BSBTT. Informasi ini
didapat dari pengelola mall/pasar/gedung.
3. Bangunan sensus campuran, yaitu bangunan sensus yang sebagian digunakan untuk
tempat tinggal dan sebagian lainnya digunakan untuk keperluan lain, misalnya rumah-toko
(ruko), rumah-kantor (rukan).
Penjelasan:
1. Untuk bangunan fisik bukan tempat tinggal seperti kantor, pabrik, dan sekolah, maka tidak
setiap ruangan yang mempunyai pintu keluar masuk tersendiri dihitung sebagai satu
bangunan sensus, melainkan melihat pada kegunaan dari masing-masing ruangan.
26
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Sebagai contoh, di kompleks sekolah SDN Singawinata I terdapat 12 ruang kelas, 1 ruang
perpustakaan,1 ruang baca, 1 rumah penjaga, dan 1 musholah, denahnya dapat dilihat pada
gambar di bawah. Ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang baca, dan musholah yang terletak
dalam kompleks sekolah dianggap mempunyai satu kesatuan fungsi/ penggunaan, yaitu
sarana pendidikan. Sedangkan rumah penjaga mempunyai fungsi yang berbeda, yaitu tempat
tinggal. Dengan demikian, kompleks sekolah SDN Singawinata I dianggap memiliki satu
bangunan fisik dan dua bangunan sensus.
Denah kompleks sekolah yang dianggap terdiri dari
1 bangunan fisik dan 2 bangunan sensus
2. Bangunan dapur, kamar mandi, garasi dan lainnya yang terpisah dari bangunan induknya
tetapi merupakan satu kesatuan penggunaan, pada Pemetaan SP2010 dianggap sebagai
bagian dari bangunan induknya (tidak merupakan bangunan fisik/sensus tersendiri).
Contohnya seperti denah rumah di Bali pada gambar di bawah ini:
Denah rumah di Bali yang dianggap terdiri dari
1 bangunan fisik dan 1 bangunan sensus
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
27
 Kolom (4). Nomor Urut Rumah Tangga. Nomor urut rumah tangga yang tercantum pada kolom
ini adalah nomor urut rumah tangga hasil pencacahan lengkap SP2010/update terakhir. Nomornomor yang tercantum pada kolom ini berurutan.
 Kolom (5). Nama Kepala Rumah Tangga. Nama-nama yang tercantum pada kolom ini adalah
nama kepala rumah tangga pada saat pencacahan lengkap SP2010/update terakhir.
 Kolom (6). Alamat. Alamat yang tercantum pada kolom ini adalah alamat tempat tinggal kepala
rumah tangga beserta anggotanya pada saat pencacahan lengkap SP2010/update terakhir.
 Kolom (7). Keberadaan Rumah Tangga. Rumah tangga yang dicatat hanya rumah tangga
biasa. Rumah tangga (rumah tangga) dibedakan menjadi rumah tangga biasa dan rumah tangga
khusus.
a. Rumah tangga biasa adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian
atau seluruh bangunan fisik atau sensus, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari
satu dapur. Rumah tangga biasa umumnya terdiri dari ibu, bapak, dan anak.
Termasuk rumah tangga biasa adalah:
1. Seseorang yang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus tetapi makannya
diurus sendiri;
2. Keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus tetapi makannya dari satu
dapur, asal kedua bangunan sensus tersebut masih dalam blok sensus yang sama
dianggap sebagai satu rumah tangga;
3. Rumah tangga yang menerima anak kos kurang dari 10 orangdengan makan. Anak
yang kos dicatat sebagai anggota rumah tangga;
4. Beberapa orang yang bersama-sama mendiami satu kamar dalam satu bangunan sensus
walaupun mengurus makannya sendiri-sendiri dianggap satu rumah tangga biasa.
b. Rumah tangga khusus, mencakup:
1. Orang-orang yang tinggal di asrama, yaitu suatu tempat tinggal yang pengurusan
kebutuhan sehari-harinya diatur oleh suatu yayasan atau badan,misalnya asrama
perawat, asrama mahasiswa, asrama TNI (tangsi). Anggota TNI yang tinggal di asrama
bersama keluarganya dan mengurus sendiri kebutuhan sehari-harinya bukan rumah
tangga khusus;
2. Orang-orang yang tinggal di lembaga pemasyarakatan, panti asuhan, rumah tahanan
dan sejenisnya;
3. Sekelompok orang yang mondok dengan makan (indekos) yang berjumlah lebih besar
atau sama dengan 10 orang;
28
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Penjelasan:
1. Rumah tangga yang menerima pondokan dengan makan (indekos) kurang dari 10
orang dianggap sebagai satu rumah tangga biasa dengan yang indekos. Jika yang mondok
dengan makan 10 orang atau lebih, maka rumah tangga yang menerima pondokan dengan
makan merupakan rumah tangga biasa, sedang yang mondok dengan makan dianggap
sebagai rumah tangga khusus;
2. Pengurus asrama, pengurus panti asuhan, pengurus lembaga pemasyarakatan, dan
sejenisnya yang tinggal sendiri maupun bersama anak isteri serta anggota rumah tangga
lainnya dianggap rumah tangga biasa.
Kepala rumah tangga/KRT adalah seorang dari sekelompok anggota rumah tangga
yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga.
Penjelasan Identifikasi Keberadaan Rumah Tangga
 Kode 1: Ditemukan, adalah kondisi dimana nama kepala rumah tangga dan alamat pada saat
pemutakhiran sama dengan nama kepala rumah tangga dan alamat pada saat pencacahan
SP2010/ST2013. Termasuk dalam kategori ini bila nama kepala rumah tangga berbeda karena
nama yang tercantum adalah nama panggilan atau alias dan kesalahan dalam penulisan nama
atau alamat dalam pencacahan SP2010/ST2013 (Tuliskan nama yang sebenarnya). Contoh:
nama alias Ijon, nama sebenarnya Iskak Joni maka ditulis IJON (ISKAK JONI).
Contoh kasus:
1. Rumah tangga Leni Fitri Yanti terdapat pada daftar VSEN15.P. Pada saat pemutakhiran
rumah tangga Leni Fitri Yanti ditemukan, ia tinggal bersama mertua laki-laki dan kedua anak
perempuannya. Maka rumah tangga Leni Fitri Yanti dikatakan sebagai rumah tangga
ditemukan (kode 1).
2. Rumah tangga Sunardi terdapat pada daftar VSEN15.P. Pada saat pemutakhiran pada
alamat tersebut, ternyata terdapat kesalahan penulisan nama kepala rumah tangga yang
seharusnya Suhardi bukan Sunardi. Maka nama kepala rumah tangga dicoret dan dituliskan
nama yang benar, selanjutnya rumah tangga Suhardi tetap dikategorikan rumah tangga
ditemukan (kode 1).
 Kode 2: Ganti Kepala Rumah Tangga, adalah kondisi dimana alamat pada saat
pemutakhiran rumah tangga sama dengan alamat pada saat pencacahan SP2010/ST2013,
tetapi terjadi pergantian kepala rumah tangga karena kepala rumah tangga yang tercantum
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
29
pada daftar ini telah pindah, meninggal, bercerai, atau sebab lain. Termasuk dalam kondisi ini
adalah terjadinya kesalahan pengklasifikasian yang dilakukan oleh petugas SP2010/ST2013.
Coret isian Kolom (5) yaitu nama kepala rumah tangga dan tuliskan nama kepala rumah
tangga yang baru. Selanjutnya petugas menuliskan kode “2” pada Kolom (7).
Contoh kasus:
1. Hendrik Jamil meninggal dunia 2 bulan yang lalu. Pada saat pemutakhiran yang tinggal di
rumah (alm) Hendrik Jamil adalah isterinya, Intan Itsnaini dan kedua anak laki-lakinya yang
masih bersekolah di jenjang SMP dan SD. Maka rumah tangga Hendrik Jamil dikatakan
sebagai rumah tangga ganti kepala rumah tangga (kode 2).
2. Yulianti tinggal bersama kedua anak laki-lakinya. Setahun yang lalu ia berpisah/ bercerai
dengan suaminya yang bernama Mustofa, kemudian Mustofa pindah ke luar kota. Maka
pada saat pemutakhiran nama kepala rumah tangga “Mustofa” di daftar VSEN15.P dicoret
dan dituliskan nama kepala rumah tangga sekarang “Yulianti”, selanjutnya rumah tangga
Yulianti dikatakan sebagai rumah tangga ganti kepala rumah tangga (kode 2).
 Kode 3: Pindah Dalam Blok Sensus, adalah kondisi dimana alamat pada saat pemutakhiran
rumah tangga berbeda dengan alamat rumah tangga pada saat pencacahan SP2010/ST2013
sedangkan nama kepala rumah tangga tetap sama. Tidak termasuk perbedaan alamat rumah
tangga karena terjadi kesalahan penulisan alamat pada saat pencacahan SP2010/ST2013.
Kesalahan penulisan alamat ini maksudnya keberadaan posisi rumah tangga sudah benar.
Contoh kasus:
1. Rumah tangga Budi Akbar pindah rumah (hal ini ditandai dengan keberadaan tetangga pak
Budi Akbar berbeda antara di pre-printed dengan kondisi lapangan) tetapi masih berada di
blok sensus yang sama. Dia sehari-hari tinggal bersama isteri, seorang anak laki-laki, dan
seorang anak perempuannya. Maka rumah tangga Budi Akbar dikatakan sebagai rumah
tangga pindah dalam blok sensus (kode 3) dan tuliskan alamat baru pada kolom (6).
2. Blok sensus 001B terdiri dari 2 SLS, yaitu RT001/RW001 dan RT002/RW001. Setelah
SP2010 Rumah tangga Supriadi pindah menempati rumah barunya dari RT001/RW001 ke
RT002/RW001. Maka rumah tangga Supriadi dikatakan sebagai rumah tangga pindah
dalam blok sensus (kode 3) dan tuliskan alamat baru pada kolom (6).
3. Jika alamat di pre-printed tidak sesuai dengan kondisi lapangan, sedangkan setelah dicek
keberadaan rumah tangga tersebut pada posisi yang sudah benar maka hal ini bukan
kasus pindah dalam blok sensus, contoh pada saat pemutakhiran ditemukan benar
30
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
bahwa Pak Anwar tinggal diantara Pak Adi & Budi, tetapi penulisan alamat Pak Anwar tidak
benar.
4. Dianggap pindah dalam blok sensus jika rumah tangga yang lama SP2010 sudah
meninggalkan bangunan tempat tinggal dimaksud (pindah masih di dalam blok sensus) dan
rumah tersebut dalam keadaan kosong atau tidak ditempati. Namun jika ada rumah tangga
baru yang menempati bangunan kosong tersebut dan belum tercatat di pre printed, maka
segera tambahkan nama kepala rumah tangga tersebut dengan cara menuliskan nama
kepala rumah tangga tersebut pada baris baru (kasus ruta baru).
5. Selanjutnya, apabila yang menempati adalah rumah tangga baru yang dulunya pada saat
SP 2010 menempati di BS yang sama namun di rumah yang berbeda pada saat
pengecekan lapangan, maka rumah tangga tersebut dikategorikan sebagai pindah dalam
blok sensus (kode 3) sehingga tidak perlu ditambahkan pada baris baru, cukup perbaiki
alamatnya saja. Pada kolom (6) baris yang bersesuaian dengan nama kepala rumah tangga
yang tercetak.
 Kode 4: Rumah Tangga Baru adalah kondisi dimana rumah tangga ditemukan pada saat
pemutakhiran tetapi tidak tercantum dalam Daftar VSEN15.P, pada umumnya adalah pada
saat pencacahan SP2010/ST2013 rumah tangga tersebut dicacah oleh petugas
SP2010/ST2013 di blok sensus lain tetapi pada saat pemutakhiran rumah tangga tersebut
telah pindah ke blok sensus tersebut. Termasuk dalam kondisi ini adalah rumah tangga yang
terlewat cacah pada saat pencacahan SP2010/ST2013 dan juga rumah tangga baru yang
ditemukan di blok sensus tersebut yang merupakan pecahan rumah tangga yang tercatat
dalam SP2010/ST2013. Tuliskan keterangan untuk rumah tangga yang bersangkutan pada
baris setelah baris terakhir yang terisi. Pengisian nomor bangunan fisik (Kolom (2)) dan
bangunan sensus (Kolom (3)) mengikuti bangunan fisik dan bangunan sensus terdekat
sebelumnya dengan pemberian indeks berupa abjad A, B, C, dst.
Termasuk juga kategori rumah tangga baru, apabila dalam suatu bangunan sensus terdapat
rumah tangga berganti. Proses pencatatan dalam VSEN15.P adalah sebagai berikut:
Pertama, rumah tangga lama tidak perlu dicoret, isikan kode 5 (untuk yang pindah luar blok
sensus) atau isikan kode 7 (untuk rumah tangga yang tidak ditemukan) pada Kolom (7).
Selanjutnya, tuliskan nama kepala rumah tangga pengganti (KRT baru) tersebut pada baris
yang kosong dan isikan kode 4 pada Kolom (7).
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
31
Contoh kasus:
1. Rumah tangga Sosro pada SP2010 terdiri dari Sosro (suami), Suswati (isteri), serta anak
kandung: Sudadi, Sutari, dan Sutardi. Pada waktu pemutakhiran Sudadi sudah menikah
dengan Rosa Angraini. Sudadi dan istrinya menempati salah satu kamar rumah Sosro dan
mengurus makan sendiri. Maka rumah tangga Sudadi dikatakan sebagai rumah tangga
baru (kode 4).
2. Pada saat pemutakhiran rumah tangga Saleh ternyata semenjak tahun 2008 tinggal di blok
sensus tersebut, tetapi rumah tangga tersebut tidak terdaftar pada daftar VSEN15.P. Maka
rumah tangga Saleh dikatakan sebagai rumah tangga baru (kode 4).
3. Salman tinggal bersama Yuanita (istri) dan Nayla (anak), rumah tangga ini baru pindah di
blok sensus tersebut sejak Juli 2015 menempati rumah kontrakan yang dulunya ditempati
rumah tangga lain yang sudah pindah ke luar BS tersebut. Maka pada saat pemutakhiran
rumah tangga Salman dikatakan sebagai rumah tangga baru (kode 4).
 Kode 5: Pindah Keluar Blok Sensus adalah kondisi dimana rumah tangga yang tercatat
pada Daftar VSEN15.P tidak ditemukan pada saat pemutakhiran, dan setelah dikonfirmasikan
dengan tetangga disekitarnya diperoleh informasi bahwa rumah tangga tersebut telah pindah
tempat tinggal di luar blok sensus, termasuk pula rumah tangga yang bukan merupakan
cakupan dari BS tersebut, ataupun rumah tangga tunggal yang telah meninggal dunia pada
saat pemutakhiran.
Contoh kasus:
1. Suatu desa yang terdiri dari 8 Blok Sensus yaitu: Blok Sensus 001B (RT 001/ RW 001 & RT
002/ RW 001); 002B (RT 003/RW 001); 003B (RT004 / RW 001); 004B (RT 001/ RW 02);
005B (RT 002/ RW 002); 006B (RT 003/RW 002); dan 007B (RT004 / RW 002). Lima bulan
sebelum pemutakhiran rumah tangga Zulkifli pindah dari RT 001 / RW 001 ke RT 003 / RW
001 karena masa kontrak rumahnya sudah berakhir. Pada saat pemutakhiran Blok Sensus
001B maka rumah tangga Zulkifli dikatakan sebagai rumah tangga pindah keluar blok
sensus (kode 5) dan rumah tangga yang menempati rumah kontrakan bekas rumah
yang ditempati Zulkifli dicatatkan pada baris terakhir sebagai rumah tangga baru di
blok sensus (Kode 4).
2. Rumah Tangga Andi Lukman sesuai dengan yang tertera pada VSEN15.P didatangi petugas
Susenas 2015. Ternyata rumah tangga Andi Lukman sudah tidak menempati rumah tinggal
tersebut, dan yang menempati rumah tinggal sekarang adalah keluarga Budi Gumelar. Andi
32
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Lukman meninggal dunia 2 tahun yang lalu dan istrinya Aminah telah menikah lagi serta ikut
suaminya di blok sensus lain. Maka rumah tangga Andi Lukman dikatakan sebagai rumah
tangga pindah keluar blok sensus (kode 5), dan rumah tangga Budi Gumelar
dicatatkan pada baris terakhir sebagai rumah tangga baru di blok sensus (Kode 4).
3. Rumah tangga Afrizal tinggal di blok sensus tersebut sejak tahun 2005 bersama mertua
perempuan, isteri, dan 2 orang anak laki-lakinya. Pada bulan April 2014 Afrizal, isteri dan
kedua anak laki-lakinya pindah ke Jakarta. Rumahnya dibeli Effendi dan ditempati bersama
istrinya sejak Mei 2014. Maka pada saat pemutakhiran rumah tangga Afrizal dikatakan
sebagai rumah tangga pindah keluar blok sensus (kode 5), dan rumah tangga Efendi
dicatatkan pada baris terakhir sebagai rumah tangga baru di blok sensus (Kode 4).
4. Busnir meninggal dunia sebulan yang lalu. Sebelum meninggal, dia tinggal seorang diri di
rumahnya. Maka rumah tangga Busnir dikatakan sebagai rumah tangga pindah keluar
blok sensus (kode 5), dan rumah tangga yang menempati rumah bekas rumah yang
ditempati Busnir dicatatkan pada baris terakhir sebagai rumah tangga baru di blok
sensus (Kode 4).
5. Pada saat pemutakhiran rumah tangga Widodo didatangi oleh petugas Susenas 2015 sesuai
dengan daftar VSEN15.P. Ternyata rumah tangga tersebut berada di luar wilayah blok
sensus. Maka rumah tangga Widodo dikatakan sebagai rumah tangga pindah keluar blok
sensus (kode 5).
 Kode 6: Bergabung dengan Rumah Tangga Lain adalah kondisi dimana rumah tangga
bergabung dengan rumah tangga lain, baik dalam blok sensus maupun di luar blok sensus.
Khusus untuk kondisi rumah tangga yang diketahui berada di luar BS, namun tidak ada
informasi bahwa rumah tangga tersebut bergabung dengan rumah tangga lain di luar blok
sensus, maka rumah tangga tersebut dikategorikan sebagai pindah keluar blok sensus (kode 5).
Contoh kasus:
1. Rohadi dan Rohana menikah pada bulan Januari 2014, mereka tinggal bersama orang tua
Rohadi dan anak dari Rohana hasil perkawinannya yang pertama. Sebelum menikah
dengan Rohadi, Rohana tinggal bersama anaknya tidak jauh dari rumah yang sekarang ia
tinggali (satu blok sensus). Maka pada saat pemutakhiran rumah tangga Rohana dikatakan
sebagai rumah tangga bergabung dengan rumah tangga lain (kode 6). Apabila rumah
yang dulunya Rohana tempati bersama anaknya ditempati rumah tangga lain yang baru
menetap di BS tersebut, maka rumah tangga tersebut dicatat pada baris terakhir sebagai
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
33
rumah tangga baru (kode 4).
2. Pada SP2010 Suwardi tinggal bersama istrinya Maemunah. Anak laki-lakinya pak Suwardi
yaitu Rahmad Basuki tinggal bersama istri dan anaknya di sebelah rumah pak Suwardi
(satu blok sensus). Setahun yang lalu pak Suwardi meninggal dunia, kemudian Maemunah
memilih untuk tinggal bersama anaknya Rahmad Basuki. Pada saat pemutakhiran rumah
tangga Suwardi dikatakan sebagai rumah tangga bergabung dengan rumah tangga lain
(kode 6). Apabila rumah yang dulunya Pak Suwardi tempati bersama istrinya ditempati
rumah tangga lain yang baru menetap di BS tersebut, maka rumah tangga tersebut dicatat
pada baris terakhir sebagai rumah tangga baru (kode 4).
 Kode 7: Tidak Ditemukan adalah kondisi dimana kepala rumah tangga pada saat
pemutakhiran tidak dapat ditemukan (setelah dikonfirmasikan dengan tetangga disekitarnya
memang tidak dikenal).
Kasus tidak ditemukan di jumpai apabila rumah tangga tersebut pada umumnya
mengontrak/sewa pada tahun 2010 dan setelah sekian tahun rumah yang ditempati
sudah berganti-ganti penghuninya, maka besar kemungkinan tercatat sebagai rumah
tangga yang tidak ditemukan.
Contoh kasus:
1. Rumah tangga Bukhari terdaftar pada daftar VSEN15.P. Pada saat pemutakhiran tidak
seorang pun tetangga sekitar yang mengenal/mengetahui keberadaan rumah tangga
Bukhari. Maka rumah tangga Bukhari dikatakan sebagai rumah tangga tidak ditemukan
(kode 7).
Contoh Pengisian Daftar VSEN15.P Blok V Kolom (5) – (7).
Nama Kepala Rumah Tangga
(KRT)
Alamat
Keberadaan Ruta
1- Ditemukan
2- Ganti KRT
3- Pindah dlm BS
4- Ruta Baru
5- Pindah keluar BS
6- Bergabung dg ruta lain
7- Tidak ditemukan
(7)
1
(5)
LENI FITRI YANTI
(6)
RT 001 RW 001
SUNARDI SUHARDI
RT 001 RW 001
1
HENDRIK JAMIL INTAN ITSNAINI
RT 001 RW 001
2
34
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Nama Kepala Rumah Tangga
(KRT)
Alamat
Keberadaan Ruta
1- Ditemukan
2- Ganti KRT
3- Pindah dlm BS
4- Ruta Baru
5- Pindah keluar BS
6- Bergabung dg ruta lain
7- Tidak ditemukan
(7)
2
(5)
MUSTOFA YULIANTI
(6)
RT 001 RW 001
BUDI AKBAR
3
ZULKIFLI
RT 001 RW 001
RT 001 RW 001
RT 002
RT 001 RW 001
ANDI LUKMAN
RT 001 RW 001
5
AFRIZAL
RT 001 RW 001
5
BUSNIR
RT 001 RW 001
5
WIDODO
RT 001 RW 001
5
ROHANA
RT 001 RW 001
6
SUWARDI
RT 001 RW 001
6
BUKHARI
SUDADI
RT 001 RW 001
RT 001 RW 001
7
4
SALEH
RT 001 RW 001
4
SALMAN
RT 001 RW 001
4
SUPRIADI
3
5
Ilustrasi dari ketujuh keberadaan rumah tangga pada saat pemutakhiran dibandingkan
dengan keadaan pada saat pencacahan lengkap SP2010/ST2013 disajikan pada Gambar berikut:
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
35
Gambar Keadaan rumah tangga hasil SP2010/ST2013 dibandingkan
dengan saat pemutakhiran rumah tangga Susenas 2015
Kondisi SP2010/ST2013
Kondisi Susenas 2015
Keterangan gambar:
Nomor 1. Rumah tangga ditemukan
Nomor 2. Rumah tangga ganti kepala rumah tangga
Nomor 3. Rumah tangga pindah dalam blok sensus
Nomor 4. Rumah tangga baru
Nomor 5. Rumah tangga pindah ke luar blok sensus
Nomor 6. Rumah tangga bergabung dengan rumah tangga lain
Nomor 7. Rumah tangga tidak ditemukan
Kolom (8) – (13) diisi jika kolom (7) berkode 1-4
 Kolom (8): Nomor Urut Rumah Tangga Hasil Pemutakhiran, adalah nomor urut rumah
tangga yang ditemukan, rumah tangga yang berganti KRT, rumah tangga yang pindah dalam
Blok Sensus, dan rumah tangga baru, sesuai dengan kondisi setelah dilakukan pemutakhiran
yang diurutkan dari nomor 001 sampai dengan terbesar.
36
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Contoh:
 Kolom (9)-(12): Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Kepala Rumah Tangga dibedakan
menurut 4 (empat) jenjang pendidikan, yaitu <SMP, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi (PT).
 Kolom (13): Jumlah Anggota Rumah Tangga
Anggota rumah tangga/ART adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu
rumah tangga (kepala rumah tangga, suami/istri, anak, menantu, cucu, orang tua/ mertua, famili
lain, pembantu rumah tangga atau anggota rumah tangga lainnya).
Termasuk anggota rumah tangga:
1. Bayi yang baru lahir.
2. Tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau lebih, meskipun belum berniat untuk menetap (pindah
datang). Termasuk tamu menginap yang belum tinggal 6 bulan tetapi sudah meninggalkan
rumahnya 6 bulan atau lebih.
3. Orang yang tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk menetap (pindah datang).
4. Pembantu rumah tangga, tukang kebun atau sopir yang tinggal dan makannya bergabung
dengan rumah tangga majikan.
5. Orang yang mondok dengan makan (indekos) jumlahnya kurang dari 10 orang.
6. Kepala rumah tangga yang bekerja di tempat lain (luar BS), tidak pulang setiap hari tapi
pulang secara periodik (kurang dari 6 bulan) seperti pelaut, pilot, pedagang antar pulau, atau
pekerja tambang.
Seseorang yang tinggal kurang dari 6 bulan dan tidak berniat menetap, tetapi telah
meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih, maka orang tersebut dicatat dimana dia
tinggal pada saat pencacahan, ia tidak dicatat lagi di rumah asalnya.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
37
Tidak termasuk anggota rumah tangga:
1. Anak yang tinggal di tempat lain (di luar BS) misalnya untuk sekolah atau bekerja, meskipun
kembali ke orang tuanya seminggu sekali atau ketika libur, dianggap telah membentuk rumah
tangga sendiri atau bergabung dengan rumah tangga lain di tempat tinggalnya sehari-hari.
2. Seseorang yang sudah bepergian 6 bulan atau lebih, meskipun belum jelas akan pindah.
3. Orang yang sudah pergi kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk pindah.
4. Pembantu rumah tangga yang tidak tinggal di rumah tangga majikan.
5. Orang yang mondok tidak dengan makan
6. Orang yang mondok dengan makan (indekos) lebih dari 10 orang.
Catatan:
Jika diketahui seorang suami mempunyai istri lebih dari satu, maka ia harus dicatat di salah satu
rumah tangga istri yang lebih lama ditinggali. Bila diketahui lamanya tinggal bersama istri-istrinya
sama, maka ia dicatat di rumah istri yang paling lama dinikahi.
Tahapan pemutakhiran bangunan dan rumah tangga adalah sebagai berikut:
1. Berbekal Peta SP2010-WB yang menjadi wilayah kerjanya, petugas didampingi penunjuk jalan
dari BPS Kabupaten/Kota mengelilingi batas luar blok sensus dan batas SLS dalam blok
sensus serta mengenali legenda dan land mark yang ada dalam blok sensus. Bila ada legenda
dan land mark yang belum tercantum dalam peta petugas harus menambahkan. Perhatikan
dengan seksama batas terluar blok sensus tersebut, karena hal ini berkaitan dengan rumah
tangga yang menjadi cakupan dalam blok sensus tersebut. petugas memastikan batas terluar
Blok sensus tersebut, sehingga dilakukan perbaikan dan tidak akan terjadi salah cakup pada
tahapan pencacahan selanjutnya.
2. Dimulai dari nomor urut rumah tangga terkecil, petugas mengunjungi secara door to door
seluruh rumah tangga yang tercantum dalam Daftar Pemutakhiran untuk mengetahui
keberadaan rumah tangga pada saat pemutakhiran dengan berbagai kondisi (ditemukan, ganti
kepala rumah tangga, dsb). Kunjungan door to door harus dilakukan per SLS, berpindah ke
SLS lain bila telah selesai memutakhirkan rumah tangga pada SLS tersebut.
3. Pada saat petugas mengunjungi rumah tangga, Petugas mencatat keberadaan rumah tangga,
mencantumkan/menggambar posisi/lokasi rumah tangga pada Peta SP2010-WB, dan
membubuhkan nomor urut. Setiap rumah tangga dalam peta digambarkan/dilambangkan
dengan “titik besar” (  ).
4. Apabila pada saat pemutakhiran ditemukan rumah tangga baru maka tuliskan keterangan
untuk rumah tangga yang bersangkutan pada baris setelah baris terakhir yang terisi. Jika tidak
38
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
ada stiker SP2010 di tempat tinggalnya, pengisian nomor bangunan fisik dan bangunan
sensus mengikuti bangunan fisik dan sensus terdekat sebelumnya dengan pemberian indeks
berupa abjad A, B, C, dst.
5. Jika ada stiker, gunakan nomor BF dan BS dari striker SP2010 tersebut untuk mengisi nomor
BF dan BS pada Daftar VSEN15.P. Jika ruta baru menempati BF/BS baru, gambarkan pada
peta SP2010-WB dan tuliskan nomor BF-nya mengikuti nomor BF terdekat sebelumnya,
dengan pemberian indeks berupa abjad A, B, C, dst.
6. Setelah menanyakan keberadaan rumah tangga, petugas menuliskan nomor urut rumah
tangga yang baru sesuai dari hasil pemutakhiran pada Kolom (8), kemudian menanyakan
pendidikan kepala rumah tangga dan memberi tanda cek pada salah satu Kolom (9)-(12) serta
menanyakan jumlah anggota rumah tangga dari rumah tangga yang didatangi dan
mengisikannya pada Kolom (13).
5.1.2 Cara Pengisian Daftar VSEN15.P
1. Blok I. Keterangan Tempat. Keterangan tempat sudah ada isian.
2. Blok II. Rekapitulasi Rumah Tangga, jumlah rumah tangga yang eligible hasil pemutakhiran.
Isikan banyaknya rumah tangga hasil pemutakhiran yang disalin sesuai dengan Poin C pada
halaman terakhir Blok V.
3. Blok III mengenai siapa yang bertanggung jawab melakukan pemutakhiran rumah tangga dan
nama pencacah, serta keterangan waktu pelaksanaan dan pemeriksaannya.
 Nama Petugas, tuliskan nama pencacah dan pengawas pada kolom yang tersedia.
 Tanggal Pencacahan/Pemeriksaan, tuliskan tanggal pelaksanaan pencacahan dan
pemeriksaan pada kolom yang tersedia.
 Tanda Tangan, sebelum membubuhkan tanda tangannya, petugas pencacah dan
pemeriksa diharuskan memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian daftar preprinted.
Bubuhkan tanda tangan pada tempat yang disediakan sebagai bentuk tanggung jawab
pencacahan dan pemeriksaan/pengawasan. Penandatangan adalah orang yang benarbenar telah melakukan tugasnya
4. Blok IV isikan catatan penting berkaitan dengan pemutakhiran rumah tangga, atau menuliskan
penghitungan sampel rumah tangga jika dilakukan penarikan sampel rumah tangga manual.
5. Blok V pemutakhiran rumah tangga, untuk Kolom (1) s.d (6) sudah terisi; untuk Kolom (7)
diisikan sesuai keberadaan rumah tangga saat pemutakhiran, Kolom (8)-(13) diisi
berdasarkan hasil pemutakhiran rumah tangga. Kolom (9)-(12) diberi tanda cek “√” pada
kolom yang bersesuaian dengan tingkat pendidikan KRT.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
39
6. Pastikan bahwa Kolom (8) s.d (13) sudah merupakan hasil yang sesuai dengan kondisi di
lapangan, artinya apabila rumah tangga di kolom (7) berkode 5 (pindah keluar blok sensus),
atau kode 6 (bergabung dengan rumah tangga lain) serta kode 7 (tidak ditemukan), maka
kolom (8) s.d kolom (13) kosong. Sedangkan jika kolom (7) berkode 1, 2, 3, dan 4, maka isian
kolom (8) s.d. (13) harus disesuaikan dengan kondisi yang dilakukan pemutakhiran.
7. Apabila ada rumah tangga baru, maka Kolom (7) terisi kode 4 dan untuk rumah tangga baru
diisikan pada baris setelah rumah tangga terakhir dan isikan isian Kolom (1) s.d Kolom (13).

Apabila pada rumah tangga lama berganti rumah tangga baru maka tidak perlu mencoret
rumah tangga lama tersebut tetapi cukup mengisi kode 5 (untuk yang pindah keluar blok
sensus) pada Kolom (7), kemudian rumah tangga baru ditulis di baris setelah rumah
tangga terakhir dan mengisi kode 4 pada Kolom (7).

Untuk rumah tangga yang berhasil ditemukan, atau kolom 7 berkode 1, 2, 3, 4 berikan
tanda “√” pada kolom pendidikan yang sesuai (yaitu salah satu dari kolom 9 s.d 12) dan
tanyakan jumlah anggota rumah tangganya.
8. Setelah pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus terpilih semuanya telah selesai, beri
nomor urut rumah tangga pada kolom (9) s.d (12) yang bertanda “√”, dengan ketentuan:
dimulai dari kolom (9) bertanda “√” halaman pertama sampai dengan terakhir, dilanjutkan
dengan kolom (10) bertanda “√” dari halaman pertama sampai dengan terakhir, kolom (11)
halaman pertama sampai terakhir, dankolom (12) halaman pertama sampai dengan terakhir.
9. Setelah pemberian nomor urut selesai maka dilakukan penarikan sampel rumah tangga.
10.Setelah dilakukan penarikan sampel rumah tangga, daftar 10 rumah tangga sampel terpilih
dicantumkan terlebih dahulu pada Blok IV catatan, setelah itu dipindahkan ke Daftar
VSEN15.DSRT (bila pengambilan sampel dilakukan secara manual).
11.Bila dilakukan dengan komputer maka daftar 10 rumah tangga terpilih akan dituliskan
langsung ke dalam Daftar VSEN15.DSRT.
12.Pemutakhiran harus dilakukan secara menyeluruh (lengkap) pada wilayah blok sensus
terpilih.VSEN15.P harus di-entri di BPS Kabupaten/Kota, hasilnya dalam bentuk softcopy (file)
dikirimkan melalui e-mail ke: [email protected]
5.1.3 Tata Cara Pemilihan Sampel Rumah tangga
Pemilihan sampel rumah tangga dilakukan dengan cara program aplikasi komputer. Untuk
mempermudah pemilihan sampel, BPS-RI membuat program aplikasi pemilihan sampel dengan
syarat pemutakhiran rumah tangga dengan Daftar VSEN15.P sudah selesai dientri dengan
40
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
program aplikasi yang sama.
Program dirancang secara sederhana sehingga pengawas (staf organik BPS
Kabupaten/Kota) dengan mudah bisa mengoperasikan program ini. Hasil updating rumah tangga
pada blok sensus terpilih Susenas yang dicatat pada VSEN15.P selanjutnya direkam melalui
mekanisme entri data dengan menggunakan aplikasi program tertentu. Perekaman data hasil
updating ini sangat penting untuk memperoleh informasi jumlah rumah tangga hasil lapangan
pada blok sensus terpilih. Informasi ini sangat berguna untuk kepentingan estimasi dengan
mekanisme langsung (estimate).
5.2 Daftar Sampel Rumah Tangga (VSEN15.DSRT)
Daftar VSEN15.DSRT adalah daftar 10 rumah tangga terpilih hasil pemilihan sampel dari
Daftar VSEN15.P yang harus didatangi untuk diwawancarai dengan daftar VSEN15.MSBP oleh
petugas. Proses pemilihan sampel dilakukan dengan paket program aplikasi sehingga secara
otomatis DSRT terbentuk. Untuk penarikan sampel secara manual, maka setelah penarikan
sampel selesai dilakukan, maka proses selanjutnya adalah melakukan pengisian Daftar
VSEN15.DSRT dengan tahapan sebagai berikut:
1) Menyalin Keterangan Tempat (Blok I) dan rekapitulasi rumah tangga (Blok II) dari Daftar
VSEN15.P Blok I dan II, Keterangan Pencacahan (Blok III) serta Keterangan Rumah Tangga
Terpilih (Blok V).
2) Menyalin identitas rumah tangga terpilih, yakni rumah tangga yang dilingkari pada salah satu
kolom 8 s.d. 11 Blok V Daftar VSEN15.Pke Blok V Daftar VSEN15.DSRT.
3) VSEN15.DSRT disalin atau dicetak dua rangkap. Rangkap pertama disimpan di BPS
Kabupaten/Kota, sedangkan rangkap kedua dikirim ke Direktorat Pengembangan Metodologi
Sensus dan Survei BPS-RI c.q Subdirektorat Pengembangan Kerangka Sampel.
5.2.1 Struktur Daftar VSEN15.DSRT:
1. Blok I. Keterangan Tempat, (Rincian 1 s/d 7) mencakup nama provinsi, kabupaten/kota,
kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi desa/kelurahan, nomor blok sensus, dan nomor kode
sampel (NKS).
2. Blok II. Rekapitulasi Rumah Tangga, memuat jumlah rumah tangga yang eligible hasil
pemutakhiran yang disalin dari Daftar VSEN15.P Blok II.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
41
3. Blok III. Keterangan Pencacahan, Rincian 1 s.d 3, memuat nama pencacah dan pengawas,
tanggal pencacahan dan pengawasan rumah tangga, dan tanda tangan pencacah dan
pengawas.
4. Blok IV. Catatan, digunakan untuk mengisi segala informasi yang perlu untuk disampaikan
terkait sampel rumah tangga.
5. Blok V. Keterangan Rumah Tangga Terpilih
Terdapat dua jenis bagian pokok Blok V, yaitu:
1. Kolom (1) s.d (9) diambil dari hasil pemutakhiran rumah tangga, yaitu nomor urut sampel
rumah tangga, SLS, nomor urut bangunan fisik, nomor urut bangunan sensus, nomor urut
rumah tangga, nama kepala rumah tangga, alamat, tingkat pendidikan tertinggi yang
ditamatkan kepala rumah tangga dan jumlah anggota rumah tangga hasil pemutakhiran.
2. Kolom (10) dan (11) disesuaikan dengan hasil pencacahan.
Keterangan:
Kolom 1:
Nomor urut sampel rumah tangga sudah dicetak mulai dari nomor 1 sampai
dengan 10 untuk setiap blok sensus terpilih.
Kolom 2:
Nomor SLS sama dengan nomor urut yang dilingkari pada Daftar VSEN15.P
Blok V Kolom 1.
Kolom 3:
Nomor bangunan fisik sama dengan nomor urut yang dilingkari pada VSEN15.P
Blok V Kolom 2.
Kolom 4:
Nomor bangunan sensus sama dengan nomor urut yang dilingkari pada
VSEN15.P Blok V Kolom 3.
Kolom 5:
Nomor rumah tangga terpilih sama dengan nomor urut yang dilingkari pada
Daftar VSEN15.P Blok V Kolom 4.
Kolom 6:
Nama kepala rumah tangga sama dengan nama kepala rumah tangga pada
Daftar VSEN15.P Blok V Kolom 5, yang Kolom (1) s.d (5) dilingkari.
Kolom 7:
Alamat (RT/RW, lingkungan, jorong/lorong) sama dengan Daftar VSEN15.P Blok
V Kolom 6, yang Kolom (1) s.d (5) dilingkari.
Kolom 8:
Tuliskan pendidikan tertinggi yang ditamatkan kepala rumah tangga yang dikutip
dari pendidikan kepala rumah tangga pada Daftar VSEN15.P Blok V Kolom (9) –
(12) yang tanda ceknya dilingkari.
Kolom 9:
Tuliskan jumlah anggota rumah tangga hasil pemutakhiran yang dikutip dari
jumlah anggota rumah tangga pada Daftar VSEN15.P Blok V (13) yang
dilingkari.
42
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Kolom 10: Status pencacahan.
Kolom 11: Diisi berdasarkan hasil pencacahan, disalin dari Blok II dan Blok III Daftar
VSEN15.MSBP.
5.3 Kuesioner Modul Sosial Budaya Pendidikan (VSEN15.MSBP)
5.3.1 Format dan Desain Kuesioner MSBP (VSEN15.MSBP)
Format dan desain kuesioner Susenas MSBP 2015 mengalami perubahan dengan tujuan
efisiensi waktu dan realitas lapangan karena berdasarkan pengalaman, meskipun dalam SOP
pencacahan yang tercantum dalam buku pedoman pencacahan selalu dianjurkan kepada petugas
pencacahan bahwa dalam berwawancara untuk pertanyaan yang sifatnya individu harus
ditanyakan langsung kepada responden yang bersangkutan, namun dalam prakteknya petugas
pencacah seringkali hanya bisa mewawancarai satu atau dua anggota rumah tangga, karena
pada saat petugas mendatangi rumah tangga terpilih jarang terjadi semua anggota rumah tangga
sedang berada di rumah dalam waktu bersamaan. Dengan keterbatasan waktu pencacahan,
maka jawaban untuk lembar pertanyaan individu anggota rumah tangga yang sedang tidak di
rumah diwakili oleh anggota rumah tangga yang ada di rumah (umumnya ibu rumah tangga) yang
mengetahui kondisi anggota rumah tangganya. Petugas tetap diwajibkan melakukan kunjungan
ulang untuk jawaban pertanyaan bagi responden yang tidak diketahui oleh pemberi informasi.
Mempertimbangkan realitas pelaksanaan pencacahan sebagaimana tersebut di atas, dan
dalam rangka efektifitas pelaksanaan wawancara dan sekaligus efisiensi penggunaan kertas
untuk kuesioner maka rancangan kuesioner MSBP (VSEN15.MSBP) relatif berbeda dengan
kuesioner Susenas yang dulu digunakan, khususnya untuk lembar pertanyaan individu. Secara
umum terdapat 3 (tiga) jenis perbedaan berarti antara rancangan kuesioner baru dibandingkan
kuesioner lama, yaitu:
1. Setting Kuesioner
Pertanyaan individu dalam kuesioner lama tercantum secara lengkap pada semua lembaran
kuesioner dan ditanyakan secara lengkap satu per satu untuk semua anggota rumah tangga
secara berurutan. Pada rancangan kuesioner baru pertanyaan individu umumnya bersifat rooster
yang bertema, sedang untuk ART yang masih bersekolah pertanyaan dibuat dalam format
individu, yaitu 1 blok diselesaikan untuk 1 anggota rumah tangga terlebih dahulu, kemudian
dilanjutkan ke anggota rumah tangga berikutnya (disediakan untuk 5 ART). Model format
pertanyaan Susenas baru dinilai lebih efektif untuk pelaksanaan wawancara yang hanya diwakili
oleh satu atau dua responden.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
43
2. Kalimat Pertanyaan
Kalimat pertanyaan dalam kuesioner lama cenderung singkat/ringkas, beberapa diantaranya
tidak mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang baku. Pada rancangan kuesioner baru sejumlah
pertanyaan mengikuti pola yang diterapkan di survei lain, seperti Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) dan Multiple Indicator Cluster Survei (MICS). Pertanyaanpertanyaan pada SDKI dan MICS umumnya merupakan pertanyaan ”standar” yang digunakan
secara internasional.
3. Sistem Pengkodean
a. Kode untuk pertanyaan dengan jawaban ”ya” dan ”tidak” pada kuesioner lama adalah kode 1
dan 2. Pada kuesioner baru menjadi kode 1 untuk jawaban “ya” dan kode 5 untuk jawaban
“tidak”.
b. Kode untuk pertanyaan dengan jawaban ”pilihan ganda” pada kuesioner lama diisi dengan
angka tidak berurutan (1, 2, 4, 8, dst). Sedangkan pada kuesioner baru dengan huruf abjad
(A, B, C, dst).
c. Pada kuesioner lama teks dan kode jawaban langsung diletakkan setelah pertanyaan. Pada
kuesioner baru teks dan kode jawaban ada yang diletakkan setelah pertanyaan, ada pula
yang ditempatkan pada ”kolom” (ruang masing-masing anggota rumah tangga).
5.3.2 Tata Tertib Pengisian Daftar VSEN15.MSBP
Dalam pengisian Daftar VSEN15.MSBP, perlu diperhatikan tata tertib sebagai berikut:
1. Kuasai konsep, definisi, maksud, dan tujuan survei;
2. Tulis semua isian dengan pensil hitam sejelas-jelasnya agar mudah dibaca dan pada tempat
yang telah disediakan;
3. Gunakan bagian-bagian kosong dari kuesioner untuk mencatat hal-hal yang perlu diketahui
oleh pengawas dan pengolah;
4. Pencacah harus meneliti/memeriksa seluruh isian daftar dan memperbaiki setiap kesalahan
sebelum daftar diserahkan ke pengawas;
5. Perhatikan tanda-tanda atau alur pertanyaan yang tertera pada daftar isian.
6. Pertanyaan dengan huruf kapital harus di bacakan.
7. Pertanyaan dalam format roster dalam satu halaman diselesaikan sampai selesai sebelum
masuk ke roster berikutnya.
8. Blok I tentang pengenalan tempat (kecuali nama kepala rumah tangga dan alamat rumah)
diisi sebelum petugas ke lapangan.
44
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
5.3.3 Petunjuk dan Tata Cara Pengisian Daftar VSEN15.MSBP
Dalam pengisian Daftar VSEN15.MSBP, perlu diperhatikan aturan pengisian sbb:
1. Untuk mengurangi waktu wawancara dan memudahkan pencacah di lapangan, dilakukan
penataan nama seluruh ART berikut karakteristik utama sedemikian rupa sebagai lidah kertas
yang posisinya dapat disesuaikan untuk semua blok pada pertanyaan individu sehingga
petugas tidak perlu menuliskan ulang nama seluruh ART di setiap Blok pertanyaan.
Tata cara penggunaan VSEN15.MSBP:
Lipat bagian kertas yang ada tanda “garis putus-putus dan tulisan lipat disini” pada Blok
IV halaman 2 untuk panduan mengisi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada
halaman genap (lihat gambar 1). Kuesionernya tidak perlu dilipat agar memudahkan petugas
dalam proses wawancara.
Gambar 1. Format untuk halaman genap:
Sedangkan untuk mengisi Blok pada halaman ganjil, lidah kertas pada halaman 2 tidak
perlu dilipat (dilebarkan saja), dan kuesioner juga tidak dilipat agar dapat diketahui responden
yang bersesuaian menurut barisnya sebagai anggota rumah tangga (lihat gambar 2).
Gambar 2. Format untuk halaman ganjil:
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
45
2. Tanda garis dua pada pertanyaan roster menunjukkan perbedaan tema pertanyaan di tiap blok.
Contoh: Daftar VSEN15.MSBP, Blok V. Keterangan Kepemilikan Sandang dan Frekuensi
Makan. Pertanyaan 502 menunjukkan tema kepemilikan sandang, sedangkan pertanyaan 503508 menunjukkan tema frekuensi makan.
3. Khusus pada Blok XIII. Keterangan ART 5 Tahun ke Atas yang Masih Bersekolah, pertanyaan
dibuat dalam format individu, yaitu 1 blok diselesaikan untuk 1 anggota rumah tangga terlebih
dahulu, kemudian dilanjutkan ke anggota rumah tangga berikutnya.
4. Menuliskan nama/keterangan di tempat yang tersedia kemudian membubuhkan kode nama/
keterangan yang dimaksud pada kotak yang tersedia.
Contoh: Daftar VSEN15.MSBP, Pertanyaan 101 dan 102
5. Melingkari kode jawaban, kemudian menuliskan ke kotak yang tersedia;
Contoh:
46
Daftar VSEN15.MSBP, Pertanyaan 105
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
6. Mengisikan jawaban responden pada tempat yang disediakan;
Contoh:
Daftar VSEN15.MSBP, Pertanyaan 602-604
7. Membiarkan jawaban tidak terisi apabila suatu pertanyaan tidak perlu diisi karena aturan,
misalnya harus dilewati.
Contoh: Daftar VSEN15.MSBP, Pertanyaan 608
8. Jika pemberi informasi terlihat tidak memahami pertanyaan atau tidak dapat menjawab secara
spontan, maka petugas boleh melakukan probing tanpa menghilangkan maksud dan tujuan
rincian pertanyaan.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
47
48
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
6.
KETERANGAN SOSIAL BUDAYA DAN PENDIDIKAN
(DAFTAR VSEN15.MSBP)
Tujuan pembangunan di bidang sosial dan budaya adalah terwujudnya kesejahteraan rakyat
yang ditandai dengan meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat serta memberi
perhatian utama pada tercukupinya kebutuhan dasar. Sasaran umum yang akan dicapai antara lain
meningkatnya ketahanan sosial dan budaya, meningkatnya kedudukan dan peranan perempuan,
meningkatnya partisipasi aktif pemuda, serta meningkatnya pembudayaan dan prestasi olahraga.
Tujuan pembangunan pendidikan seperti tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan pendidikan dilakukan melalui jalur pendidikan
formal, nonformal dan informal.
Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015 mengumpulkan data rinci mengenai
sosial budaya di antaranya ketelantaran, akses media massa, hubungan sosial, olahraga,
kesenian, kebudayaan, dan perlindungan sosial. Sedangkan mengenai pendidikan mencakup
pendidikan formal (dasar, menengah, tinggi), dan pendidikan nonformal (kesetaraan dan kursus).
Daftar yang digunakan untuk pengumpulan data modul adalah VSEN15.MSBP, yang terdiri dari
20 blok yaitu :
1.
Blok I:
Keterangan Tempat, berisi nama provinsi, kabupaten/kota, kecamatan,
desa/kelurahan, klasifikasi desa/kelurahan, nomor blok sensus, nomor kode
sampel, nomor urut sampel rumah tangga, nama kepala rumah tangga, dan
alamat (Jalan/Gang/RT/RW/Dusun), salam pembuka, dan status kesediaan
responden untuk diwawancarai;
2.
Blok II:
Keterangan Pencacahan, berisi nama, kode, dan jabatan pencacah dan
pengawas, waktu pencacahan dan pengawasan, tanda tangan pencacah dan
pengawas, serta hasil pencacahan rumah tangga;
3.
Blok III:
Ringkasan, berisi ringkasan mengenai banyaknya anggota rumah tangga
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
49
berdasarkan kriteria tertentu;
4.
Blok IV:
Keterangan Demografi, ditanyakan kepada semua anggota rumah tangga,
berisi keterangan mengenai nama, hubungan dengan kepala rumah tangga,
status perkawinan, jenis kelamin, bulan dan tahun kelahiran, serta umur.
5.
Blok V:
Keterangan Kepemilikan Sandang dan Frekuensi Makan, ditanyakan kepada
semua anggota rumah tangga, berisi keterangan mengenai pakaian layak pakai
yang dimiliki, frekuensi makan makanan pokok, alasan makan makanan pokok ≤
13 kali dalam seminggu terakhir, dan frekuensi makan lauk-pauk nabati serta
hewani berprotein tinggi.
6.
Blok VI:
Keterangan Fasilitas Tidur, Kesehatan dan Bepergian, ditanyakan kepada
semua anggota rumah tangga. Berisi keterangan mengenai ketersediaan lokasi
khusus/tempat tetap untuk tidur, ketersediaan tempat tidur/kasur, keluhan
kesehatan, berobat jalan/rawat inap, alasan tidak berobat jalan/rawat inap, dan
bepergian.
7.
Blok VII:
Keterangan Kebersamaan Anggota Rumah Tangga, berisi keterangan
mengenai keberadaan pasangan (suami/istri) yang ditanyakan kepada anggota
rumah tangga berumur 10 tahun ke atas dan berstatus kawin. Keberadaan ibu
dan ayah kandung yang ditanyakan kepada anggota rumah tangga yang
berumur 0-17 tahun dan belum kawin. Aktivitas anggota rumah tangga berumur
0-17 tahun belum kawin bersama dengan orang tua/wali.
8.
Blok VIII: Keterangan untuk Balita, ditanyakan kepada anggota rumah tangga berumur
0-4 tahun (balita), berisi keterangan mengenai pemberian ASI, imunisasi dan
pola pengasuhan terhadap balita.
9.
Blok IX:
Keterangan Olahraga, ditanyakan kepada anggota rumah tangga berumur 5
tahun ke atas yang berisi keterangan mengenai aktivitas berolahraga, seperti
lama waktu berolahraga, jenis olahraga yang dilakukan, tujuan berolahraga,
jalur/wadah dalam berolahraga dan olahraga tradisional.
10. Blok X:
Keterangan Akses Media, ditanyakan kepada anggota rumah tangga berumur 5
tahun ke atas yang berisi keterangan mengenai aktivitas menonton siaran televisi,
mendengar radio, membaca surat kabar/koran atau majalah, dan membaca buku
cetak, membaca artikel/berita yang bersumber dari media elektronik, kunjungan ke
perpustakaan, dan pemanfaatan taman bacaan masyarakat.
50
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
11. Blok XI:
Keterangan Kebudayaan, ditanyakan kepada anggota rumah tangga berumur
5 tahun ke atas mengenai mengunjungi peninggalan sejarah/warisan budaya,
aktivitas menonton pertunjukan/pameran seni secara langsung, dan bahasa
yang sering digunakan baik di rumah dan dalam pergaulan.
12. Blok XII:
Keterangan Pendidikan, ditanyakan kepada anggota rumah tangga berumur 5
tahun ke atas mengenai kemampuan baca-tulis, partisipasi sekolah, jenjang
pendidikan tertinggi yang sedang/pernah diikuti, tingkat/kelas tertinggi yang
sedang/pernah diduduki, ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki, jurusan yang
pernah/sedang diduduki, dan alasan utama tidak pernah bersekolah atau tidak
bersekolah lagi bagi art berumur 7-24 tahun.
13. Blok XIII: Keterangan ART 5 Tahun Ke Atas yang Masih Bersekolah, ditanyakan
kepada anggota rumah tangga berumur 5 tahun ke atas yang masih bersekolah,
berisi keterangan mengenai status sekolah, naik kelas, sarana transportasi yang
biasa digunakan ke sekolah, rata-rata biaya transport dan uang saku ke sekolah,
jarak dan lama perjalanan dari tempat tinggal ke sekolah, beasiswa/bantuan
pendidikan, Bantuan Siswa Miskin/Program Indonesia Pintar, biaya pendaftaran,
biaya pendidikan, ekstrakurikuler, kebiasaan belajar di luar jam sekolah, dan
akses internet untuk menunjang tugas sekolah;
14. Blok XIV: Keterangan Hubungan Sosial Kemasyarakatan, ditanyakan kepada anggota
rumah tangga berumur 10 tahun ke atas mengenai partisipasi dalam
pertemuan(rapat) di lingkungan RT/RW, partisipasi dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan, dan partisipasi dalam kegiatan organisasi.
15. Blok XV:
Keterangan Ketenagakerjaan, ditanyakan kepada anggota rumah tangga
berumur 10 tahun ke atas mengenai kegiatan yang dilakukan seminggu terakhir,
lapangan usaha atau bidang pekerjaan utama, status kedudukan dalam
pekerjaan utama, pekerjaan tambahan, jumlah hari dan jam kerja dari seluruh
pekerjaan, dan alasan tidak bekerja. Selain itu juga ditanyakan mengenai
finansial dari penduduk umur 60 tahun ke atas yang tidak bekerja.
16. Blok XVI: Keterangan Sosial Budaya Rumah Tangga, ditanyakan kepada kepala rumah
tangga atau pasangannya (istri/suami). Blok ini berisi 3 (tiga) sub blok yaitu:
A. Keterangan pendidikan lainnya, berisi keterangan mengenai partisipasi
anggota rumah tangga dalam kursus, pembelian surat kabar dan majalah serta
keberadaan mantan art umur 5-24 tahun yang tinggal di luar rumah tangga;
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
51
B. Keterangan kebudayaan, berisi keterangan mengenai pengibaran bendera
merah putih saat hari kemerdekaan, penggunaan busana daerah/tradisional,
partisipasi dalam pertunjukan/pameran seni, upacara adat, dan penggunaan
hak pilih dalam pemilu/pilkada;
C. Keterangan kerukunan/toleransi berisi keterangan mengenai tanggapan
terhadap kegiatan, teman dan saudara dari suku bangsa dan agama lain.
17. Blok XVII:
Keterangan Perumahan, berisi keterangan mengenai status kepemilikan
bangunan tempat tinggal, luas lantai, bahan bangunan utama atap, lantai dan
dinding rumah terluas, sumber penerangan utama, sumber air minum utama,
sumber air utama untuk memasak/mandi/cuci, jarak pompa/sumur/mata air ke
tempat penampungan limbah/kotoran/tinja terdekat, dan fasilitas tempat buang
air besar;
18. Blok XVIII:
Perlindungan Sosial, berisi keterangan mengenai kepemilikan Kartu
Perlindungan Sosial (KPS)/Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), penerimaan
bantuan tunai pengalihan subsidi BBM, kepemilikan Kartu Indonesia Sehat
(KIS) termasuk BPJS-PBI, kepemilikan Kartu Indonesia Pintar (KIP)
penerimaan manfaat program pemerintah sehubungan dengan kartu yang
dimiliki, penerimaan beras miskin, dan penerimaan kredit usaha;
19. Blok XIX:
Akses Finansial, berisi keterangan mengenai kepemilikan tabungan/
simpanan, bentuk tabungan/simpanan, dan keikutsertaan dalam arisan uang.
20. Blok XX:
Catatan, digunakan untuk mencatat hal-hal yang perlu untuk disampaikan
terkait pencacahan.
6.1 Blok I. Keterangan Tempat
Pertanyaan 101 s.d. 107:
Keterangan Tempat
Tuliskan nama dan kode provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi
desa/ kelurahan, nomor blok sensus, dan nomor kode sampel (NKS). Isian pertanyaan ini disalin
dari Pertanyaan 1 s.d. 7 Blok I (Keterangan Tempat) Daftar VSEN15.DSRT.
Setiap blok sensus terpilih dalam DSBS Susenas 2015 diberi Nomor Kode Sampel (NKS).
NKS Susenas MSBP September 2015 terdiri dari 5 digit yaitu:
Digit 1
:
Kode 1 = blok sensus terpilih dicacah menggunakan kuesioner MSBP dan KP
Digit 2 – 5
:
Nomor urut sampel: 0001 – 4999 (rural) dan > 5000 (urban)
52
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pertanyaan 108: Nomor Urut Sampel Rumah Tangga
Nomor urut sampel rumah tangga disalin dari Kolom (1) Blok V Daftar VSEN15.DSRT
yaitu mulai dari nomor 1 s.d. 10 untuk setiap blok sensus terpilih.
Pertanyaan 109: Nama Kepala Rumah Tangga
Tanya dan tuliskan nama kepala rumah tangga dari rumah tangga terpilih. Nama kepala
rumah tangga ini harus sama dengan yang tercantum di Kolom (6) Blok V Daftar VSEN15.DSRT.
Apabila berbeda, beri penjelasan di Blok IV Daftar VSEN15.DSRT (Catatan).
Pertanyaan 110: Alamat (Nama Jalan/Gang, RT/RW/Dusun)
Tuliskan alamat rumah tangga terpilih secara jelas, salin dari VSEN15.DSRT Blok V
(Keterangan Rumah Tangga Terpilih) Kolom (7), dan lengkapi bila yang tercantum di VSEN15.DSRT
masih kurang lengkap.
Pengisian pertanyaan 101 s.d. 109 Blok I VSEN15.MSBP hendaknya dilakukan sebelum
berkunjung ke rumah responden. Pertanyaan 101 s.d. 107 VSEN15.MSBP harus sama dengan
Pertanyaan 1 s.d. 7 Blok I Daftar VSEN15.DSRT untuk rumah tangga yang sama.
Sebelum memulai wawancara, bacakan kalimat di bawah ini (jika perlu dihafal) dan catat
waktu mulai wawancara (dalam jam dan menit):
SELAMAT PAGI/SIANG/SORE/MALAM. KAMI/SAYA DARI BPS SEDANG MENGUMPULKAN DATA/
INFORMASI KEADAAN SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA SEPERTI PENDIDIKAN, KESEHATAN,
PEKERJAAN DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA. UNTUK ITU KAMI/SAYA AKAN
MEWAWANCARAI BAPAK/IBU BESERTA ANGGOTA RUMAH TANGGA LAINNYA. SELURUH DATA
YANG BAPAK/IBU BERIKAN KEPADA KAMI AKAN DIRAHASIAKAN DAN HANYA AKAN DIGUNAKAN
UNTUK KEPERLUAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN. BOLEH SAYA MULAI WAWANCARA
SEKARANG?
Ya bersedia  Mulai wawancara.
Bersedia dengan perjanjian di lain waktu  Blok XX. Catatan
Tidak bersedia  Lengkapi isian Blok I dan II. Selesai dan segera laporkan ke pengawas.
Catat waktu mulai pencacahan: jam dan menit :
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
:
53
6.2
Blok II. Keterangan Pencacahan
Pertanyaan 201 dan 202:
Keterangan Pencacah dan Pengawas
Keterangan pencacah dan pengawas meliputi nama, kode, jabatan, beserta tanggal saat
melakukan pencacahan dan pengawasan, serta tanda tangan petugas dan pengawas. Sebelum
membubuhkan tanda tangan, pencacah dan pengawas diharuskan memeriksa kebenaran dan
kelengkapan isian Daftar VSEN15.MSBP.
Kode jabatan pencacah dan pengawas untuk pegawai BPS adalah 5 digit terakhir NIP
lama, sedangkan untuk mitra BPS disesuaikan dengan nomor mitra yang ada di kabupaten/kota.
Pertanyaan 203: Hasil Pencacahan Rumah Tangga
Lingkari salah satu kode hasil pencacahan rumah tangga, yaitu:
 Kode 1 : Terisi lengkap, yaitu jika petugas berhasil menemui rumah tangga terpilih dan
memperoleh informasi lengkap mengenai rumah tangga tersebut.
 Kode 2 : Terisi tidak lengkap, yaitu jika petugas berhasil menemui rumah tangga terpilih, tetapi
sampai batas waktu pencacahan informasi mengenai rumah tangga tersebut tidak diperoleh
secara lengkap, misalnya kuesioner hanya terisi sebagian karena responden pergi ke luar kota.
 Kode 3 : Tidak ada ART/responden yang dapat memberi jawaban sampai akhir masa
pencacahan, yaitu jika tidak ada anggota rumah tangga/responden yang dapat memberi
jawaban di rumah tangga terpilih sampai akhir pencacahan karena anggota rumah tangga tidak
dapat ditemui, sedang bepergian, sakit dll.
 Kode 4 : Responden menolak, yaitu jika responden menolak untuk diwawancarai.
 Kode 5 : Rumah tangga pindah/bangunan sensus sudah tidak ada yaitu rumah tangga
pindah keluar blok sensus, bangunan digusur, dan bangunan terbakar/runtuh karena
gempa/banjir/bencana lain.
Jika kode 3 atau 4 yang dilingkari, maka tuliskan dalam Blok XX.Catatan
Seluruh pertanyaan harus diusahakan dijawab oleh individu yang bersangkutan,
jika sudah datang 2 kali tapi tidak dapat ditemui maka wawancara boleh diwakili
oleh anggota rumah tangga yang lain
54
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
6.3 Blok III. Ringkasan
Blok ini merupakan ringkasan dari Isian Daftar VSEN15.MSBP. Blok ini bertujuan untuk
pengecekan jumlah art yang harus diisi oleh pencacah, sesuai pertanyaan yang ditanyakan.
Pengisian pertanyaan pada Blok III ini dilakukan setelah Blok IV s.d XX VSEN15.MSBP
selesai diisi seluruhnya (perhatikan jika ada lembar/kuesioner tambahan).
Pertanyaan 301: Banyaknya Anggota Rumah Tangga
Isikan banyaknya anggota rumah tangga dari rumah tangga sampel bersangkutan.
Isiannya merupakan banyaknya baris yang terisi pada Blok IV pertanyaan 402.
Pertanyaan 302: Banyaknya Anggota Rumah Tangga Berumur 0–4 Tahun
Isikan banyaknya anggota rumah tangga yang berumur 0-4 tahun. Isiannya merupakan
banyaknya baris pada Blok IV pertanyaan 407 yang berisi angka 00 s.d 04. Isiannya juga harus
sama dengan jumlah baris yang terisi pada Blok VIII pertanyaan 803-812.
Pertanyaan 303: Banyaknya Anggota Rumah Tangga Berumur 0–17 Tahun dan
Belum Kawin
Isikan banyaknya anggota rumah tangga yang berumur 0-17 tahun dan belum kawin.
Isiannya merupakan banyaknya baris pada Blok IV pertanyaan 404 yang berkode 1 dan 407 yang
berisi angka 00 s.d 17. Isiannya juga harus sama dengan jumlah baris yang terisi pada Blok VII
pertanyaan 704 - 709.
Pertanyaan 304: Banyaknya Anggota Rumah Tangga Berumur 5 Tahun ke Atas
Isikan banyaknya anggota rumah tangga yang berumur 5 tahun ke atas. Isiannya
merupakan banyaknya baris pada Blok IV pertanyaan 407 yang berisi angka 05 atau lebih.
Isiannya juga harus sama dengan jumlah baris yang terisi pada Blok IX ‒ Blok XII.
Pertanyaan 305: Banyaknya Anggota Rumah Tangga Berumur 5 Tahun ke Atas yang
Masih Bersekolah
Isikan banyaknya ART berumur 5 tahun ke atas yang masih sekolah. Banyaknya sama
dengan format individu yang terisi pada Blok XIII.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
55
Pertanyaan 306: Banyaknya Anggota Rumah Tangga Berumur 10 Tahun ke Atas
Isikan banyaknya ART berumur 10 tahun ke atas, yaitu jumlah baris pada Blok IV
pertanyaan 407 yang berisi angka 10 atau lebih. Isiannya juga harus sama dengan jumlah baris
yang terisi pada Blok XIV-Blok XV.
6.4
Blok IV. Keterangan Demografi
Blok IV dimaksudkan untuk mencatat informasi pokok dari masing-masing anggota rumah
tangga (ART) termasuk kepala rumah tangga (KRT) mengenai nama, hubungan ART dengan
KRT, status perkawinan, jenis kelamin, bulan/tahun kelahiran, dan umur.
Anggota rumah tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di
suatu rumah tangga (kepala rumah tangga, suami/ istri, anak, menantu, cucu, orang tua/mertua,
famili lain, pembantu rumah tangga atau anggota rumah tangga lainnya.
Termasuk anggota rumah tangga:
a. Bayi yang baru lahir.
b. Tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau lebih, meskipun belum berniat untuk menetap (pindah
datang). Termasuk tamu menginap yang belum tinggal 6 bulan tetapi sudah meninggalkan
rumah nya 6 bulan atau lebih.
c. Orang yang tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk menetap (pindah datang).
d. Pembantu rumah tangga, tukang kebun atau sopir yang tinggal dan makannya bergabung
dengan rumah majikan.
e. Orang yang mondok dengan makan (indekos) jumlahnya kurang dari 10 orang.
f.
Kepala rumah tangga yang bekerja di tempat lain (luar BS), tidak pulang setiap hari tapi
pulang secara periodik (kurang dari 6 bulan) seperti pelaut, pilot, pedagang antar pulau, atau
pekerja tambang.
Tidak termasuk anggota rumah tangga:
a.
Anak yang tinggal di tempat lain (luar BS) misalnya untuk sekolah atau bekerja, meskipun
pulang ke rumah seminggu sekali atau ketika libur, dianggap telah membentuk rumah tangga
sendiri atau bergabung dengan rumah tangga lain di tempat tinggalnya sehari-hari.
b. Seseorang yang sudah bepergian 6 bulan atau lebih, meskipun belum jelas akan pindah.
c. Orang yang sudah pergi kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk pindah.
d. Pembantu rumah tangga yang tidak tinggal di rumah tangga majikan.
e. Orang yang mondok tidak dengan makan.
56
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
f.
Orang yang mondok dengan makan (indekos) lebih dari 10 orang.
Contoh kasus:
 Jika diketahui seorang suami mempunyai istri lebih dari satu, maka ia harus dicatat di salah
satu rumah tangga istri dimana dia lebih lama menetap. Bila diketahui lamanya tinggal
bersama istri-istrinya sama, maka ia dicatat di rumah istri yang paling lama dinikahi.
 Seseorang yang tinggal kurang dari 6 bulan dan tidak berniat menetap, tetapi telah
meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih, maka orang tersebut dicatat dimana dia tinggal
pada saat pencacahan. Ia tidak dicatat lagi di rumah asalnya.
Pertanyaan 401: Nomor Urut
Nomor urut ART diurutkan mengikuti aturan baku SP2010. Nomor urut ART sudah tertulis
dari nomor 1 sampai dengan 10. Jika banyaknya anggota rumah tangga lebih dari 10 orang,
gunakan lembar atau kuesioner tambahan dengan memberikan keterangan "bersambung" di
sudut kanan atas pada kuesioner pertama dan keterangan "sambungan" pada sudut kanan atas
kuesioner tambahan. Salin Blok I Keterangan Tempat dan Blok II Keterangan Pencacahan pada
kuesioner tambahan dan ganti nomor urut pada Blok IV pertanyaan 401, menjadi 11, 12 dan
seterusnya.
Catatan:
Ada kemungkinan petugas harus menggunakan kuesioner tambahan meskipun jumlah
anggota rumah tangga 10 atau kurang, yaitu jika dalam rumah tangga terpilih terdapat lebih dari 6
orang anggota rumah tangga berumur 5 tahun ke atas yang masih bersekolah.
Pertanyaan 402: Nama Anggota Rumah Tangga
Tuliskan nama semua anggota rumah tangga yang tinggal dan diurutkan mengikuti
aturan baku SP2010, sebagai berikut:
1. Nomor urut pertama adalah nama kepala rumah tangga dan diikuti oleh nama istri/suami
(pasangannya).
Kepala rumah tangga (KRT) adalah salah seorang dari anggota rumah tangga yang
bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga, atau yang dianggap/ditunjuk
sebagai kepala.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
57
Catatan: Pada kasus tertentu, misalnya beberapa anak sekolah mengontrak/menyewa rumah
bersama-sama maka kepala rumah tangga adalah yang ditunjuk diantara anak sekolah
tersebut.
2. Nomor urut berikutnya adalah nama anak-anaknya yang belum menikah. Susunan nama
anak-anak yang belum menikah diurutkan mulai dari yang tertua.
3. Nomor urut berikutnya adalah nama anak yang telah menikah yang diikuti oleh pasangannya
dan anak-anaknya yang belum menikah. Susunan nama anak-anak dari pasangan ini yang
belum menikah diurutkan mulai dari yang tertua. Demikian seterusnya, untuk para anak dari
kepala rumah tangga yang telah menikah disusun berurutan dengan pasangannya dan anakanaknya.
4. Nomor urut berikutnya adalah anggota rumah tangga selain anak, yang sudah menikah diikuti
oleh pasangannya dan anak-anaknya yang belum menikah.
5. Nomor urut berikutnya adalah anggota rumah tangga lainnya yang tanpa pasangan dan tanpa
anak mulai dari orang tua/mertua, famili lain, pembantu/sopir/tukang kebun, dan lainnya.
Penjelasan:
 Nama tidak boleh disingkat dan tanpa menggunakan kata sebutan atau gelar, misalnya: Ir,
Drs, Tuan, Nyonya, Bapak, Ibu, dan lain-lain.
 Setelah semua selesai dicatat, bacakan kembali nama-nama tersebut kemudian ajukan lagi
pertanyaan untuk memastikan adanya:
a. Orang yang namanya belum tercatat karena lupa atau dianggap bukan anggota rumah
tangga seperti bayi atau anak kecil, pembantu, teman/tamu yang sudah tinggal 6 bulan
atau lebih, keponakan, anak indekos dan sebagainya yang biasa tinggal di rumah tangga
tersebut; dan orang yang sedang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi biasanya tinggal di
rumah tangga tersebut. Tambahkan nama-nama yang tertinggal tersebut pada baris-baris
sesuai dengan urutan kode hubungan dengan kepala rumah tangga.
b. Orang yang dianggap anggota rumah tangga karena biasanya tinggal di rumah tangga
tersebut tetapi sedang bepergian selama 6 bulan atau lebih. Hapus nama dari daftar, bila
sudah terlanjur ditulis pada Blok IV. Urutkan kembali nama-nama anggota rumah tangga
sesuai dengan urutan kode hubungan dengan kepala rumah tangga.
58
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pertanyaan 403: Apakah Hubungan (Nama) dengan Kepala Rumah Tangga ?
Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan setiap anggota rumah tangga
dengan kepala rumah tangga. Pertanyaan ini diisi dengan cara menuliskan kode hubungan
dengan kepala rumah tangga untuk masing-masing anggota rumah tangga pada kotak yang
tersedia. Anggota rumah tangga pertama harus kepala rumah tangga.
Kode jawaban pertanyaan ini ada 9 (sembilan), yaitu:
 Kode 1: Kepala rumah tangga
 Kode 2: Istri/suami/pasangan hidup adalah istri/suami/pasangan hidup dari kepala rumah
tangga.
 Kode 3: Anak kandung/tiri, yaitu:
 Anak kandung adalah anak yg lahir dari kandungan sendiri; anak sendiri (bukan anak tiri
atau anak angkat).
 Anak tiri adalah anak yang sudah dimiliki oleh suami/istri dari pernikahan sebelumnya, anak
yang bukan hasil perkawinan dengan istri/suami sekarang.
 Kode 4: Anak angkat adalah anak orang lain yang diambil (dipelihara) serta disahkan secara
hukum sebagai anak sendiri.
 Kode 5: Menantu adalah suami/istri dari anak kandung, anak tiri, atau anak angkat.
 Kode 6: Cucu adalah anak dari anak kandung, anak tiri, atau anak angkat.
 Kode 7: Orang tua/mertua adalah bapak/ibu dari kepala rumah tangga atau bapak/ibu dari
istri/suami KRT.
 Kode 8: Pembantu/Sopir, yaitu:
 Pembantu adalah orang yang bekerja sebagai pembantu yang menginap di rumah tangga
tersebut dan menerima upah/gaji baik berupa uang ataupun barang.
 Sopir adalah orang yang bekerja untuk mengemudikan kendaraan bermotor yang menginap
di rumah tangga tersebut dan menerima upah/gaji baik berupa uang ataupun barang.
 Kode 9: Lainnya, yaitu:
 Famili lain adalah orang yang ada hubungan famili dengan kepala rumah tangga atau dengan
istri/suami kepala rumah tangga, seperti adik, kakak, bibi, paman, kakek, atau nenek.
 Orang yang tidak ada hubungan famili dengan KRT adalah orang yang tidak ada
hubungan famili dengan kepala rumah tangga atau istri/suami kepala rumah tangga yang
berada di rumah tangga tersebut lebih dari 6 bulan, seperti tamu, teman dan orang yang
mondok dengan makan (indekos), termasuk anak pembantu yang juga tinggal dan makan di
rumah tangga majikannya.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
59
Penjelasan:
1. Mantan menantu yang tidak ada hubungan famili dengan kepala rumah tangga dicatat
sebagai lainnya. Jika ada hubungan famili dicatat sebagaimana status hubungan dengan
kepala rumah tangga sebelum menikah.
2. Famili yang dipekerjakan sebagai pembantu (menerima upah/gaji) dianggap sebagai
pembantu rumah tangga.
3. Tukang kebun yang menjadi anggota rumah tangga majikan (makan dan menginap di rumah
majikan), maka dicatat sebagai pembantu.
4. Anak pembantu yang ikut tinggal di dalam rumah tangga, apabila diperlakukan sebagai
pembantu, status hubungan dengan kepala rumah tangga dicatat sebagai pembantu. Apabila
anak tersebut tidak diperlakukan sebagai pembantu, maka dicatat sebagai lainnya.
5. Anggota rumah tangga pertama harus kepala rumah tangga, sehingga kode di 403 sudah
tertulis berkode 1.
6. Jika responden terlihat tidak memahami pertanyaan atau tidak dapat menjawab secara
spontan maka petugas boleh melakukan probing namun tanpa menghilangkan maksud dan
tujuan rincian pertanyaan. Jika responden masih kesulitan menjawab maka sebutkan seluruh
pilihan jawaban pertanyaan.
7. Konsep anak angkat adalah harus memiliki surat sah (legal secara hukum), jadi jika hanya
diakui sebagai anak angkat tanpa ada pengangkatan anak secara legal formal (di catatan sipil
atau pengadilan agama) maka dicatat bukan sebagai anak angkat.
Pertanyaan 404: Apakah Status Perkawinan (Nama) ?
Pertanyaan ini diisi dengan cara menuliskan kode status perkawinan untuk masingmasing anggota rumah tangga pada kotak yang tersedia. Kode jawaban pertanyaan ini ada 4
(empat), yaitu:
 Kode 1: Belum kawin.
 Kode 2: Kawin adalah seseorang yang pada saat pencacahan hidup sebagai suami atau istri
berdasarkan peraturan hukum/adat/ajaran agama. Baik yang mendapatkan surat nikah ataupun
tidak, namun sah menurut hukum/adat/ajaran agama. Termasuk kategori kawin adalah mereka
yang mempunyai pasangan perempuan (bagi laki-laki) atau pasangan laki-laki (bagi
perempuan) tanpa terikat dalam perkawinan yang sah secara hukum (adat, agama, negara)
namun memiliki hubungan layaknya pasangan suami istri, baik tinggal bersama dalam satu
rumah maupun tidak.
60
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
 Kode 3: Cerai hidup adalah seseorang yang pada saat pencacahan telah berpisah sebagai
suami-istri karena bercerai dan belum kawin lagi.
Penjelasan:
1. Termasuk kategori cerai hidup adalah mereka yang mengaku cerai walaupun belum
resmi secara hukum.
2. Termasuk kategori cerai hidup adalah mereka yang pernah hidup bersama tetapi pada
saat pencacahan sudah berpisah (tidak hidup bersama lagi).
3. Termasuk kategori cerai hidup jika ada perempuan yang mengaku belum pernah
menikah/ kawin/hidup bersama tetapi mempunyai anak termasuk yang sudah meninggal.
4. Tidak termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin,
misalnya suami/istri ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat lain karena sekolah, bekerja,
mencari pekerjaan, atau untuk keperluan lain.
 Kode 4 : Cerai mati adalah seseorang ditinggal mati oleh suami atau istrinya dan belum kawin
lagi.
Pertanyaan 405:
Apakah (Nama) Laki-Laki atau Perempuan?
Pertanyaan ini diisi dengan cara menuliskan kode jenis kelamin untuk masing-masing
anggota rumah tangga pada kotak yang tersedia. Kode untuk pertanyaan ini ada 2, yaitu:
 Kode 1 : Laki-laki, jika jenis kelamin anggota rumah tangga adalah laki-laki
 Kode 2 : Perempuan, jika jenis kelamin anggota rumah tangga adalah perempuan.
Penegasan:
1. Jangan menduga jenis kelamin seseorang berdasarkan namanya. Untuk meyakinkannya
tanyakan apakah ART tersebut laki-laki atau perempuan.
2. Isikan Pertanyaan 402, 403, 404, dan 405 secara berturut-turut dengan menanyakan dan
menulis nama anggota rumah tangga sesuai dengan aturan baku SP2010. Kemudian tanyakan
satu-persatu keterangan yang dibutuhkan mulai pertanyaan 406 dan 407 untuk setiap anggota
rumah tangga.
Pertanyaan 406: Kapan (Nama) Dilahirkan?
Pertanyaan ini diisi dengan cara menuliskan bulan dan tahun lahir anggota rumah tangga
pada kotak yang tersedia, termasuk bayi baru lahir atau pembantu atau orang yang sudah tinggal
selama 6 bulan atau kurang dari 6 bulan namun berniat menetap.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
61
Penegasan:
1. Bagi ART yang masih bersekolah, untuk isian bulan dan tahun lahir wajib terisi.
2. Bulan dan tahun lahir anggota rumah tangga harus dikonversikan dalam angka numerik.
Misalnya jika lahir pada bulan Januari, maka tuliskan 01, jika lahir pada bulan Februari maka
tuliskan 02, jika lahir pada bulan Desember maka tuliskan 12. Untuk konversi tahun ke dalam
angka numerik, dituliskan 2 digit terakhir saja. Misalnya jika lahir di tahun 1987 maka tuliskan
87, jika lahir tahun 2001 maka tuliskan 01, jika lahir tahun 2014, maka tuliskan 14.
3. Pencacah dapat mengetahui informasi bulan dan tahun lahir dari dokumen penting anggota
rumah tangga seperti kartu keluarga (KK), kartu tanda penduduk (KTP), kartu lahir/akte
kelahiran dan lain-lain. Perlu diperhatikan bagi pencacah yang menuliskan bulan dan tahun
lahir dengan menyalin dari dokumen KK agar mengecek kembali kebenarannya ke
responden.
4. Jika responden benar-benar tidak mengetahui bulan atau tahun lahir dan tidak ada dokumen
yang bisa dilihat untuk mengetahui informasi bulan dan tahun lahir anggota rumah tangga,
maka isian untuk pertanyaan ini pada baris anggota rumah tangga yang bersangkutan
dibiarkan kosong.
5. Contoh penulisan bulan/tahun lahir, misalnya: Ananta lahir pada tanggal 4 Februari 2012,
maka tuliskan pada kotak yang tersedia
0
2
/
1
2
Pertanyaan 407: Berapakah Umur (Nama)?
Pertanyaan ini diisi dengan cara menuliskan umur anggota rumah tangga pada kotak
yang tersedia. Umur dihitung dalam tahun dengan pembulatan ke bawah atau umur pada waktu
ulang tahun yang terakhir. Perhitungan umur didasarkan pada kalender Masehi.
Penjelasan:
1. Karena untuk umur disediakan dua kotak, bagi yang umurnya kurang dari 10 tahun ditambah
angka 0 di kotak pertama dan jika umurnya 97 tahun atau lebih diisikan angka 97.
Contoh:
62
110 tahun, ditulis
9
7
9 tahun 9 bulan, ditulis
0
9
11 bulan 20 hari, ditulis
0
0
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
2. Jika responden lahir pada bulan pencacahan, maka untuk ketepatan penghitungan umur,
petugas harus menghitung umur dari tanggal kelahiran dan tanggal pencacahan.
Contoh:
1. Ibrahim lahir menurut kalender masehi tanggal 30 Oktober 1987. Jika pencacahan tanggal 5
September 2015, maka umur Ibrahim adalah 27 tahun.
2. Maria lahir menurut kalender hijriah tanggal 10 Ramadhan 1407 H. Jika dikonversikan ke
kalender masehi menjadi 9 Mei 1987. Jika pencacahan tanggal 11 September 2015, maka
umur Maria adalah 28 tahun.
3. Wina lahir tanggal 20 September 1986, pencacahan dilakukan tanggal 1 September 2015.
Umur Wina adalah 28 tahun.
Apabila responden tidak mengetahui umurnya dengan pasti, usahakan untuk
memperoleh keterangan mengenai umurnya dengan cara sebagai berikut:
1.
Keterangan mengenai tanggal/bulan/tahun lahir dapat diperoleh dari akta kelahiran, surat
kenal lahir, kartu dokter, kartu imunisasi, dan Kartu Menuju Sehat (KMS) atau catatan lain
yang dibuat oleh orang tuanya. Perhatikan tanggal dikeluarkannya surat tersebut (misalnya
KTP atau kartu keluarga) bila yang tercatat di surat-surat tersebut adalah umur (bukan
tanggal lahir).
2.
Menghubungkan waktu kelahiran responden dengan tanggal, bulan dan tahun kejadian atau
peristiwa penting yang terjadi di Indonesia atau di daerah yang dikenal secara nasional
maupun regional.
Contoh:
Pemilu, gunung meletus, banjir, kebakaran, pemilihan kepala desa/lurah, dan sebagainya.
Beberapa peristiwa penting yang dapat digunakan dalam memperkirakan umur antara lain:
a. Pendaratan Jepang di Indonesia (1942);
b. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (1945);
c. Pemilu I (1955);
d. Pemberontakan G30S/PKI (1965).
3. Membandingkan umur anggota rumah tangga dengan saudara-saudara kandungnya.
Mulailah dengan memperkirakan umur anak yang terkecil, kemudian bandingkan dengan
anak kedua terkecil dengan menanyakan kira-kira berapa umur atau sudah bisa berbuat apa
saja {duduk (6 bulan), merangkak (8 bulan), berdiri (9 bulan), berjalan (12 bulan)} si kakak
waktu adiknya lahir atau mulai ada dalam kandungan. Lakukan cara-cara di atas ini untuk
mencari keterangan mengenai anak-anak yang lebih besar.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
63
4. Membandingkan dengan anak tetangga/saudara yang diketahui umurnya dengan pasti.
Perkirakan berapa bulan anak yang bersangkutan lebih tua atau lebih muda dari anak-anak
tersebut.
Tidak jarang responden mengatakan tidak mengetahui sama sekali umurnya, ketika
ditanya terus dijawab "terserah bapak/ibu saja". Dalam kasus seperti ini pencacah diminta
menanyakan kembali dengan lebih sabar, mengulangi kembali cara-cara yang dianjurkan.
Pada umumnya, jika ditanyakan mengenai umur ada kecenderungan responden
memberikan jawaban umur yang berakhiran 5 atau 0. Apabila pencacah
menemukan hal tersebut, maka pencacah diharapkan untuk melakukan
pertanyaan lebih mendalam.
6.5
Blok V. Keterangan Kepemilikan Sandang dan Frekuensi Makan
Pertanyaan pada Blok V digunakan untuk memperoleh informasi mengenai kepemilikan
sandang/pakaian layak pakai dan frekuensi makan makanan pokok, lauk pauk berprotein tinggi
nabati dan hewani dari semua anggota rumah tangga.
A. KEPEMILIKAN SANDANG
Kepemilikan pakaian layak pakai dari anggota rumah tangga merupakan salah satu
variabel penentu ketelantaran dari Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Keterangan mengenai kepemilikan pakaian layak pakai dicakup dalam pertanyaan 502.
Pertanyaan 502: Berapa Stel Pakaian Layak Pakai yang (Nama) Miliki?
Pakaian layak pakai adalah pakaian luar yang utuh (tidak compang-camping atau tidak
ada tambalannya) dan dapat/lazim/pantas dipakai dalam pergaulan sehari-hari. Sebagai contoh,
pakaian tersebut pantas digunakan di tempat umum seperti di tempat pengajian, tempat rekreasi,
sekolah, atau tempat pesta.
Satu stel pakaian adalah satu pasang pakaian atas dan satu pakaian bawah atau satu
pakaian terusan (termasuk pakaian seragam sekolah). Jika ART memiliki lebih dari satu pakaian
atas atau satu pakaian bawah maka penghitungan satu stel bukanlah kombinasi.
Contoh: ART mempunyai 4 pakaian atas dan 2 pakaian bawah, maka ART tersebut memiliki
pakaian sebanyak 2 stel pakaian.
Pakaian atas, misalnya kemeja, t-shirt, baju koko, dan sebagainya.
64
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pakaian bawah, misalnya rok, celana, sarung, dan sebagainya.
Pakaian terusan, misalnya baju kodok, jumpsuit, gaun dan gaun panjang (long dress).
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1 : ≤ 3 stel, jika pakaian layak pakai yang dimiliki sebanyak tiga atau kurang dari tiga stel.
 Kode 2 : 4-7 stel, jika pakaian layak pakai yang dimiliki antara empat sampai dengan tujuh stel.
 Kode 3 : ≥ 8 stel, jika pakaian layak pakai yang dimiliki delapan stel atau lebih dari delapan stel.
Tuliskan kode jawaban yang sesuai dengan pernyataan responden.
B. FREKUENSI MAKAN
Frekuensi makan dari anggota rumah tangga merupakan salah satu dari variabel
penentu ketelantaran dari Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Keterangan
mengenai frekuensi makan dicakup dalam pertanyaan 503-508.
Frekuensi makan tidak mutlak dilihat dari porsi makannya tetapi tetap dilihat dari segi
kewajarannya sesuai usia dan kebutuhan. Misalnya, anggota rumah tangga dewasa yang hanya
makan satu atau dua suap/sendok tidak masuk dalam hitungan frekuensi.
Pertanyaan 503: Dalam Seminggu Terakhir, Berapa Kali (Nama) Makan Makanan
Pokok yang Mengandung Karbohidrat (Nasi, Sagu, Ubi, dll) Baik
di Dalam Maupun di Luar Rumah?
Makanan pokok adalah makanan lembek atau padat yang dapat memberi energi pada
anggota rumah tangga. Makanan pokok ada beberapa jenis, tergantung pada daerah/wilayah
tempat tinggal, misalnya: nasi/bubur nasi, roti, sagu, singkong, jagung, kentang dan ubi jalar.
Makan makanan pokok adalah makan makanan dalam rangka makan pagi/sarapan,
makan siang, makan malam.
Tambahkan penjelasan kepada responden bahwa kegiatan konsumsi makanan dapat
dilakukan baik di dalam rumah maupun di luar rumah.
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: ≤ 7 kali, jika dalam seminggu terakhir responden makan makanan pokok tujuh kali atau
kurang dari tujuh kali (0-7 kali). Balita yang belum diberikan makanan pokok selain ASI, maka
frekuensi makan makanan pokok adalah 0 kali.
 Kode 2: 8–13 kali, jika dalam seminggu terakhir responden makan makanan pokok antara
delapan sampai dengan tiga belas kali.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
65
 Kode 3: ≥ 14 kali, jika dalam seminggu terakhir responden makan makanan pokok sebanyak
empat belas kali atau lebih.
Tuliskan kode yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Jika
jawaban berkode 3 maka lanjutkan ke pertanyaan 505.
Pertanyaan 504: Alasan (Nama) Makan Makanan Pokok ≤ 13 kali?
Pertanyaan ini ditanyakan jika frekuensi makan makanan pokok responden dalam
seminggu kurang dari 14 kali (pertanyaan 503 berkode 1 atau 2).
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: Tidak mampu membeli, jika dalam seminggu terakhir responden makan makanan
pokok kurang dari empat belas kali karena tidak mempunyai kemampuan finansial atau uang
untuk membeli makanan pokok.
 Kode 2: Tidak tersedia di pasar, jika dalam seminggu terakhir responden makan makanan
pokok kurang dari empat belas kali karena tidak ada pedagang yang menjual bahan makanan
pokok.
 Kode 3: Alasan kesehatan, jika dalam seminggu terakhir responden makan makanan pokok
kurang dari empat belas kali dikarenakan alasan kesehatan (misal: sakit, alergi, diabetes)
 Kode 4: Perilaku individu, jika dalam seminggu terakhir responden makan makanan pokok
kurang dari empat belas kali dikarenakan perilaku dari responden (misal: puasa, diet, tidak suka);
 Kode 5: Lainnya, misalnya bayi yang hanya mendapatkan ASI tanpa diberikan makanan pokok.
Tuliskan kode yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia.
Pertanyaan 505: Dalam Seminggu Terakhir, Apakah (Nama) Makan Lauk Pauk
Nabati Yang Berprotein Tinggi (Tahu, Tempe, Kacang-Kacangan)
Baik di Dalam Maupun di Luar Rumah?
Protein adalah kelompok senyawa organik bernitrogen yang rumit dengan bobot molekul
tinggi yang sangat penting bagi kehidupan; bahan organik yang susunannya sangat majemuk,
yang terdiri atas beratus-ratus atau beribu-ribu asam amino, dan merupakan bahan utama
pembentukan sel dan inti sel; zat putih telur.
Yang termasuk lauk pauk protein nabati adalah tahu, tempe, kacang-kacangan dan hasil
olahannya.
66
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Tuliskan kode 1 jika “Ya” atau kode 5 jika “Tidak” sesuai dengan jawaban responden.
Jika isiannya berkode 5 maka lanjutkan ke pertanyaan 507.
Pertanyaan 506: Berapa Kali (Nama) Makan Lauk Pauk Nabati?
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: ≤ 3 kali, jika dalam seminggu terakhir responden makan lauk pauk nabati berprotein
tinggi tiga kali atau kurang dari tiga kali (0-3 kali).
 Kode 2: 4–7 kali, jika dalam seminggu terakhir responden makan lauk pauk nabati berprotein
tinggi antara empat sampai dengan tujuh kali.
 Kode 3: 8–13 kali, jika dalam seminggu terakhir responden makan lauk pauk nabati berprotein
tinggi antara delapan sampai dengan tiga belas kali.
 Kode 4: ≥ 14 kali, jika dalam seminggu terakhir responden makan lauk pauk nabati berprotein
tinggi sebanyak empat belas kali atau lebih.
Tuliskan kode yang sesuai dengan jawaban responden pada tempat yang tersedia.
Pertanyaan 507: Dalam Seminggu Terakhir, Apakah (Nama) Makan Lauk Pauk
Hewani Yang Berprotein Tinggi (Daging, Ayam, Ikan, Telur, Dll)
Baik di Dalam Maupun di Luar Rumah?
Protein hewani adalah protein yang dihasilkan dari hewan seperti daging, ayam, ikan,
telur, dan hasil olahannya.
Tuliskan kode 1 jika “Ya” atau kode 5 jika “Tidak” sesuai dengan jawaban responden.
Jika isiannya berkode 5 “Tidak” maka lanjutkan ke anggota rumah tangga berikutnya.
Pertanyaan 508: Berapa Kali (Nama) Makan Lauk Pauk Hewani?
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: ≤ 2 kali, jika responden makan lauk pauk hewani berprotein tinggi selama seminggu
terakhir dua kali atau kurang dari dua kali (0-2 kali).
 Kode 2: 3–7 kali, jika responden makan lauk pauk hewani berprotein tinggi selama seminggu
terakhir antara tiga sampai dengan enam kali.
 Kode 3: 8–13 kali, jika responden makan lauk pauk hewani berprotein tinggi selama
seminggu terakhir antara delapan sampai dengan tiga belas kali.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
67
 Kode 4: ≥ 14 kali, jika responden makan lauk pauk hewani berprotein tinggi selama seminggu
terakhir empat belas kali atau lebih.
Tuliskan kode yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia.
 Perhatikan jika terdapat anggota rumah tangga yang umurnya 0-4 tahun (balita).
Frekuensi makan balita tersebut adalah frekuensi balita mengkonsumsi makanan
pendamping ASI (MP-ASI).
 Untuk balita yang mengkonsumsi ASI saja (ASI Ekslusif), maka pengisiannya adalah
sbb: 503=1, 504=5, 505=5, dan 507=5.
6.6
Blok VI. Keterangan Fasilitas Tidur, Kesehatan, dan Bepergian
Blok VI dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai fasilitas tidur, kesehatan,
dan bepergian dari anggota rumah tangga (ART).
A. FASILITAS TIDUR
Fasilitas tidur merupakan salah satu dari variabel penentu ketelantaran dari Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Informasi tersebut dicakup dalam pertanyaan 602‒604.
Pertanyaan 602: Apakah Mempunyai Lokasi Khusus/Tempat Tetap untuk Tidur
(Nama) Di rumah?
Lokasi khusus/tempat tetap untuk tidur adalah sebagian tertentu dari kamar/ruang
atau keseluruhan kamar/ruang yang selalu digunakan responden secara tetap untuk tidur
kapanpun responden mau.
Lokasi yang dimaksud disini tidak harus berupa kamar/ruang tidur tetapi bisa
kamar/ruang dengan fungsi lain.
Penjelasan :
Orang yang memiliki tempat tetap untuk tidur (kamar tidur) namun memilih untuk tidur di
tempat lain, misalnya di ruang keluarga, dikategorikan mempunyai tempat tidur tetap.
Contoh kasus:
Rumah tangga Pak Badu bertetangga dengan rumah tangga Pak Bejo. Keduanya sama-sama
menyewa sepetak rumah yang terdiri dari satu ruang. Dibagian sudut ruangan kedua rumah tangga
tersebut terdapat kasur untuk tidur. Hanya saja di rumah Pak Badu disekat lemari sehingga jika tamu
68
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
datang tidak mengganggu ART yang sedang tidur. Sementara itu di rumah Pak Bejo tidak diberi
sekat sehingga ketika ada tamu yang datang ART Pak Bejo tidak bisa tidur di tempat tersebut.
Untuk kasus tersebut, ART Pak Badu yang biasa tidur di tempat tersebut dikatakan memiliki lokasi
khusus/tempat tetap untuk tidur (jawaban 602 berkode 1). Sedangkan ART di rumah tangga Pak
Bejo dikategorikan tidak memiliki lokasi khusus/tempat tetap untuk tidur (jawaban 602 berkode 5).
Tuliskan kode 1 bila "Ya" atau kode 5 bila "Tidak". Bila jawaban berkode 5, lanjutkan ke
pertanyaan 605.
Pertanyaan 603: Jika “Ya” (602=1), Apakah Ada Tempat Tidur/Kasur?
Tempat tidur/kasur dapat berupa dipan, lincak, kasur, dan sejenisnya, tidak termasuk
yang hanya menggunakan tikar saja, karpet atau Kasur Palembang.
Contoh yang termasuk kategori tempat tidur/kasur:
Dipan
Lincak
Kasur Busa
Contoh yang termasuk kategori bukan tempat tidur/kasur:
karpet
Kasur palembang
Tikar
Tuliskan kode 1 bila "Ya" atau kode 5 bila "Tidak". Bila jawaban berkode 5 lanjutkan ke
pertanyaan 605.
Pertanyaan 604: Apakah Biasa Digunakan Bersama Oleh Lebih Dari 3 Orang?
Digunakan bersama oleh lebih dari 3 orang adalah tempat tidur/kasur tersebut
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
69
digunakan untuk tidur secara bersama-sama oleh lebih dari 3 orang dalam waktu yang sama.
Penggunaan tempat tidur tidak terbatas pada anggota rumah tangga saja. Contoh: Satu
rumah yang ditinggali oleh lebih dari satu rumah tangga, tetapi pada waktu tidur menggunakan
tempat tidur/kasur yang sama.
Tuliskan kode 1 bila "Ya" atau kode 5 bila "Tidak" sesuai jawaban responden.
B. KESEHATAN
Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan mengenai kesehatan anggota rumah
tangga yaitu, keluhan kesehatan dan berobat jalan/rawat inap.
Pertanyaan 605: Dalam 3 Bulan Terakhir, Apakah (Nama) Mempunyai Keluhan
Kesehatan (Panas, Batuk, Pilek, Diare, Pusing, Penyakit Kronis,
dsb)?
Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan
atau kejiwaan, baik karena gangguan/penyakit yang sering dialami penduduk seperti panas, pilek,
diare, pusing, sakit kepala, maupun penyakit akut, penyakit kronis (meskipun selama 3 bulan
terakhir tidak mempunyai keluhan), akibat kecelakaan, korban kriminalitas atau keluhan lainnya.
Penyakit kronis adalah suatu penyakit yang diderita dalam waktu yang sudah cukup
lama, menahun dan belum juga sembuh-sembuh.
Contoh penyakit kronis: AIDS, kanker, tulang keropos (osteoporosis), stroke, diabetes, asam urat,
pikun seperti sakit alzheimer, maag kronis, bronkitis kronis, anemia kronis, penyakit hati kronis,
dan lain-lain.
Penyakit akut digunakan untuk sakit yang datangnya secara tiba-tiba namun cukup
parah dan perlu penanganan medis dengan segera. Penderita penyakit akut dicatat mempunyai
keluhan (sesuai dengan jenis penyakit yang diderita) meskipun selama tiga bulan terakhir tidak
mempunyai keluhan. Contoh: patah tulang akibat kecelakaan, sinusitis, serangan jantung, dll.
Keluhan lainnya seperti campak, telinga berair/congek, sakit kuning/liver, kejang-kejang,
lumpuh, pikun, termasuk juga gangguan kesehatan akibat hal lainnya seperti kecelakaan/musibah,
bencana alam, tidak nafsu makan, sulit buang air besar, sakit kepala karena demam, gangguan
sendi, gangguan pendengaran (sebelumnya normal), katarak, sakit maag, perut mules, masuk
angin, tidak bisa kencing, bisul, sakit mata, asma, nafas sesak/ cepat, sakit gigi, sakit kepala
berulang dan keluhan fisik karena menstruasi atau hamil, seperti nyeri, mual, atau pusing.
70
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Penjelasan:
 Penderita penyakit kronis dicatat mempunyai keluhan (sesuai dengan jenis penyakit yang
diderita) meskipun dalam 3 bulan terakhir tidak mempunyai keluhan
 Pertanyaan 605 tidak merujuk pada keluhan kesehatan yang terberat saja, melainkan meliputi
semua keluhan kesehatan yang dialami dalam 3 bulan terakhir
Tuliskan kode 1 bila "Ya" atau kode 5 bila "Tidak" sesuai jawaban responden. Jika
jawaban berkode 5, lanjutkan ke art berikutnya.
Pertanyaan 606: Apakah Mengakibatkan Terganggunya Pekerjaan, Sekolah, atau
Kegiatan Sehari-hari?
Terganggunya pekerjaan, sekolah, atau kegiatan sehari-hari adalah tidak dapat
melakukan kegiatan (bekerja, sekolah, atau kegiatan sehari-hari misalnya bermain) secara normal
sebagaimana biasanya.
Contoh kasus:
a. Krt/art yang tidak masuk bekerja karena sakit; atau yang masih tetap bekerja tetapi tidak
dapat bekerja dengan baik; atau tidak dapat bekerja dengan kapasitas penuh seperti biasa.
b. Art yang tidak dapat mengikuti pelajaran/tidak masuk sekolah karena sakit gigi.
c. Ibu rumah tangga yang tidak dapat melakukan pekerjaan seperti yang biasa dilakukan seharihari karena batuk dan pilek.
d. Art yang tidak dapat bermain seperti biasanya karena diare
e. Bayi yang menangis terus dan terganggu tidurnya akibat badannya panas.
Tuliskan kode 1 bila "Ya" atau kode 5 bila "Tidak" sesuai jawaban responden.
Pertanyaan 607: Dalam 3 Bulan Terakhir, Apakah (Nama) Pernah Berobat Jalan/
Rawat Inap?
Berobat jalan adalah kegiatan atau upaya ART yang mempunyai keluhan kesehatan untuk
memeriksakan diri dan mendapatkan pengobatan dengan mendatangi tempat-tempat pelayanan
kesehatan modern atau tradisional tanpa menginap, termasuk mendatangkan petugas kesehatan ke
rumah tangga.
Rawat inap adalah proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat
penyakit, di mana pasien diinapkan di fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas, atau klinik).
Tidak termasuk dalam berobat jalan adalah konsultasi, pemeriksaan kesehatan (checkPedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
71
up), kir kesehatan (misal untuk SIM, penerimaan pegawai, kenaikan pangkat), skrining (pemeriksaan
kesehatan untuk menemukan penyakit sedini mungkin, misal: Pap Smear Test untuk kanker mulut
rahim, mantoux test untuk skrining TBC), dan pemeriksaan kehamilan normal, karena hal ini
merupakan upaya pencegahan.
Isikan kode 1 jika “Ya” atau kode 5 jika “Tidak” sesuai jawaban responden. Jika isian
jawaban berkode 1 “Ya” maka lanjutkan ke art berikutnya.
Pertanyaan 608: Apa Alasan Utama (Nama) Tidak Berobat Jalan/Rawat Inap?
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: Akses ke fasilitas kesehatan sulit, apabila responden memiliki kesulitan untuk pergi
ke fasilitas kesehatan, dikarenakan tidak ada/terbatasnya sarana transportasi menuju ke
fasilitas kesehatan, tempat tinggal jauh dari fasilitas kesehatan, jalan yang sulit dilewati, dll.
 Kode 2: Waktu tunggu pelayanan lama, waktu tunggu untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan lama. Standar Pelayanan Minimal (SPM) berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor: 129/Menkes/SK/II/2008 adalah sebagai berikut:
a. Waktu tunggu di rawat jalan ≤ 60 menit
b. Waktu tunggu operasi efektif ≤ 2 hari
c. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto ≤ 3 jam
d. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium kimia darah dan darah putih ≤ 140 menit
e. Waktu tunggu pelayanan obat jadi ≤ 30 menit
f. Waktu tunggu pelayanan obat racikan ≤ 60 menit
 Kode 3: Tidak punya biaya berobat/transport, apabila responden atau keluarga tidak
memiliki biaya untuk berobat seperti membayar dokter, obat, biaya administrasi, dll atau biaya
transport untuk menuju ke tempat berobat/fasilitas kesehatan.
 Kode 4: Tidak ada yang mendampingi adalah tidak ada anggota ruta atau orang lain yang
menemani responden ke fasilitas kesehatan.
 Kode 5: Mengobati sendiri adalah upaya anggota ruta untuk melakukan pengobatan dengan
menentukan jenis obat sendiri tanpa saran/resep dari tenaga kesehatan/batra.
Contoh: Minum obat yang dibeli dari warung atau apotek tanpa resep dokter, minum jamu,
kerokan, kompres.
 Kode 6: Merasa Tidak Perlu Berobat adalah responden merasa bahwa sakit yang
dideritanya tidak perlu diobati karena dapat sembuh sendiri tanpa berobat.
72
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
 Kode 7: Lainnya, misal: takut disuntik, takut ketahuan penyakitnya, atau takut bertemu dokter.
Isikan kode sesuai jawaban responden pada kotak yang tersedia.
C. BEPERGIAN
Pertanyaan 609:
Pada 1 Maret S.D 31 Agustus 2015 (6 Bulan Terakhir), Apakah
(Nama) Pernah Bepergian (ke Obyek Wisata Komersial, atau
Menginap di Akomodasi Komersial, atau Menempuh Jarak ≥
100 Km PP) yang Tidak untuk Sekolah atau Bekerja Secara
Rutin?
Bepergian adalah bepergian dari tempat tinggal dalam wilayah geografis Indonesia
secara sukarela kurang dari 6 bulan, baik dilakukan secara perorangan (sendiri) ataupun
berkelompok (rombongan) serta bukan bertujuan untuk sekolah dan bekerja secara rutin.
Kegiatan rutin yang dimaksud adalah kegiatan sekolah dan atau bekerja (memperoleh
upah/gaji sesuai tugas pokoknya di tempat yang dituju), yang dilakukan secara rutin (reguler), baik
frekuensinya, lokasinya, maupun kegiatannya.
Bepergian yang dimaksud dalam cakupan ini adalah bepergian yang mengunjungi objek
wisata komersial, atau menginap di usaha jasa akomodasi komersial atau jarak perjalanan pulang
pergi (PP) sama atau lebih besar dari 100 km.
Penjelasan:
1. Tempat tinggal yang dimaksud adalah tempat tinggal responden pada saat pencacahan.
2. Sukarela yang dimaksud adalah bukan pengungsi atau tahanan.
3. Bepergian dalam rangka melakukan tugas (bekerja) yang dicakup dalam kegiatan ini adalah
bepergian yang dilakukan secara tidak rutin.
4. Khusus untuk anggota rumah tangga yang profesinya mengharuskan mobile (bergerak) seperti
sopir, pilot, dan sejenisnya yang melakukan bepergian dalam rangka profesi pekerjaannya
(sebagai sopir atau pilot), meskipun jarak perjalanan lebih dari 100 KM PP, tidak dikategorikan
melakukan bepergian.
Isikan kode 1 jika “Ya” atau kode 5 jika “Tidak” sesuai jawaban responden.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
73
Konsep bepergian dapat dilihat dalam diagram di bawah:
Contoh:
Raska adalah pegawai BPS yang mengikuti pelatihan petugas dan menginap di akomodasi
komersial dan sudah kembali pada referensi waktu, maka Raska dikategorikan bepergian.
6.7
Blok VII. Keterangan Kebersamaan Anggota Rumah Tangga
Pertanyaan pada Blok VII digunakan untuk memperoleh informasi mengenai
kebersamaan dari anggota rumah tangga yang berumur 10 tahun ke atas dan berstatus kawin
dengan suami/istri, keberadaan orang tua kandung dan kebersamaan dengan orang tua/wali dari
anggota rumah tangga yang berumur 0-17 tahun yang belum kawin.
Pertanyaan 702: Isikan kode 1, jika nama berstatus kawin (lihat 404=2), atau kode
0 jika tidak.
Cek isian Blok IV Pertanyaan 404. Isikan kode “1” pada kotak yang tersedia apabila isian
jawaban pada Blok IV Pertanyaan 404 berkode 2, jika tidak maka isikan kode “0”. Jika isian
pertanyaan 702 berkode 1 maka lanjutkan ke pertanyaan 703. Jika isian pertanyaan 702 berkode
0 maka lanjutkan ke pertanyaan 704.
74
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pertanyaan 703: Apakah Suami/Istri (nama) Biasanya Tinggal di Rumah Tangga
Ini?
Suami/istri biasanya tinggal di rumah tangga jika dalam 6 bulan terakhir, suami/istri
tinggal di rumah lebih dari 3 bulan, meskipun tidak berturut-turut.
Isikan kode 1 jika “Ya” atau kode 5 jika “Tidak” sesuai jawaban responden.
Penegasan:
Meskipun pada saat kunjungan, responden dan pasangannya berada di rumah, petugas
perlu konfirmasi kembali untuk mendapatkan jawaban yang pasti.
Pertanyaan 704: Isikan Kode 1 Jika Nama Berumur 0-17 Tahun dan Belum Kawin
(Lihat 407 <18 Tahun dan 404=1), atau Kode 0 Jika Tidak.
Cek isian Blok IV Pertanyaan 407 dan 404. Isikan kode ”1” pada kotak yang tersedia
apabila isian jawaban pada Blok IV Pertanyaan 407 berkode < 18 dan Pertanyaan 404 berkode 1,
dan kode “0” jika tidak. Jika isian pertanyaan 704 berkode 1 maka lanjutkan ke pertanyaan 705.
Jika isian pertanyaan 704 berkode 0 maka lanjutkan ke anggota rumah tangga berikutnya.
Pertanyaan 705 : Apakah Ibu Kandung (Nama) Masih Hidup?
Ibu kandung adalah ibu yang melahirkan responden.
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1 : Ya, art jika ibu kandung masih hidup dan tinggal di rumah tangga tersebut.
 Kode 2 : Ya, bukan art tinggal di dalam negeri jika ibu kandung masih hidup dan tidak
tinggal di rumah tangga tersebut tetapi tinggal di dalam negeri.
 Kode 3 : Ya, bukan art tinggal di luar negeri jika ibu kandung masih hidup dan tidak tinggal
di rumah tangga tersebut tetapi tinggal di luar negeri.
 Kode 4 : Meninggal, jika ibu kandung sudah meninggal.
 Kode 8 : Tidak Tahu, jika tidak tahu apakah ibu kandung masih hidup atau sudah meninggal.
Isikan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Jika jawaban responden berkode 2,
3, 4 atau 8 maka lanjutkan ke pertanyaan 707.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
75
Pertanyaan 706: Tuliskan No Urut Ibu Kandung
Jika Pertanyaan 705 berkode 1 (ibu kandung merupakan anggota rumah tangga) maka
tuliskan nomor urut ibu kandung responden pada kotak yang tersedia.
Pertanyaan 707: Apakah Ayah Kandung (Nama) Masih Hidup?
Ayah kandung adalah ayah biologis menurut pengakuan ibu kandung.
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1 : Ya, art jika ayah kandung masih hidup dan tinggal di rumah tangga tersebut.
 Kode 2 : Ya, bukan art tinggal di dalam negeri jika ayah kandung masih hidup dan tidak
tinggal di rumah tangga tersebut tetapi tinggal di dalam negeri.
 Kode 3 : Ya, bukan art tinggal di luar negeri jika ayah kandung masih hidup dan tidak tinggal
di rumah tangga tersebut tetapi tinggal di luar negeri.
 Kode 4 : Meninggal, jika ayah kandung sudah meninggal.
 Kode 8 : Tidak Tahu, jika tidak tahu apakah ayah kandung masih hidup atau sudah meninggal.
Isikan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Jika jawaban responden berkode 2,
3, 4 atau 8 maka lanjutkan ke pertanyaan 709.
Pertanyaan 708: Tuliskan No Urut Ayah Kandung
Jika Pertanyaan 707 berkode 1 (ayah kandung merupakan anggota rumah tangga) maka
tuliskan nomor urut ayah kandung responden pada kotak yang tersedia.
Pertanyaan 709:
Dalam Seminggu Terakhir, Aktivitas Apa Saja Yang (Nama)
Lakukan Bersama Orang Tua/Wali?
Melakukan aktivitas bersama orang tua/wali adalah melakukan suatu aktivitas/
kegiatan bersama orang tua/wali pada aktivitas/kegiatan yang sama dan dengan waktu yang
sama.
Orang tua/wali adalah bapak/ibu atau orang yang bertanggung jawab terhadap anak
tersebut.
Penjelasan:
1. Untuk anggota rumah tangga balita (umur 0-4 tahun), yang dimaksud dengan melakukan
aktivitas bersama adalah didampingi atau diajarkan beraktivitas. Contoh: aktivitas makan
76
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
untuk balita berarti belajar makan atau disuapi, berbincang-bincang/ngobrol berarti belajar
bicara.
2. Jika art berumur 0-4 tahun, maka yang ditanyakan adalah aktivitas A-I dan X-Z.
3. Jika art berumur 5-17 tahun, maka yang ditanyakan adalah aktivitas A-K dan X-Z.
Kode aktivitas bersama:
 Kode A: Makan/Belajar Makan, yaitu makan bersama dalam satu meja atau ruangan antara
anak dan orang tua, diselingi dengan obrolan ringan.
 Kode B: Menonton TV, misalnya: saat menonton siaran TV anak ditemani atau didampingi
orang tua.
 Kode C: Belajar/Membaca Buku, misalnya: belajar dengan dibimbing oleh orang tua.
 Kode D: Dibacakan Buku Cerita/Diceritakan Dongeng, misalnya: sebelum tidur dibacakan
atau diceritakan dongeng oleh orang tua.
 Kode E: Beribadah/berdoa, misalnya: pergi ke tempat ibadah bersama, memimpin doa
sebelum makan bersama, dll.
 Kode F: Berbincang-bincang/ngobrol, misalnya: berbincang-bincang/ngobrol bersama orang
tua/wali mengenai sekolah, film yang ditonton, dsb di ruangan/ tempat tertentu.
 Kode G: Bermain/rekreasi/berolahraga, misalnya: bermain ditemani orangtua/wali, berekreasi
ke objek wisata/tempat tertentu bersama orang tua/wali, atau joging/melakukan olahraga
tertentu bersama orang tua/wali.
 Kode H: Bermain games, misalnya: saat bermain games ditemani atau didampingi oleh orang
tua/wali.
 Kode I: Mengakses internet adalah meluangkan waktu untuk memanfaatkan atau menikmati
fasilitas internet, seperti mencari literatur/referensi, mencari/mengirim informasi/berita,
komunikasi, e-mail, chatting, social media, games online, dll.
Termasuk mengakses internet walaupun tidak memiliki kemampuan untuk membuka dan
menutup (log in dan log out) internet. Siapa saja dimasukkan mengakses meskipun hanya
tinggal melanjutkan. Contoh: seorang anak yang bermain games online tetapi log in (membuka
internet) dibukakan oleh orang tuanya/orang lain.
 Kode J: Mengurus rumah tangga adalah kegiatan mengurus atau membantu mengurus rumah
tangga seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah, dsb.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
77
 Kode K: Membantu menambah penghasilan adalah melakukan suatu kegiatan/aktivitas
bersama orang tua dengan tujuan membantu kegiatan orang tua untuk mendapatkan upah/gaji/
penghasilan.
Contoh kasus: Orang tua Eko bekerja sebagai penjual kue. Sebelum berangkat sekolah, Eko
bersama dengan orang tuanya menata kue-kue yang akan dijual. Maka Eko dikategorikan
melakukan aktivitas bersama orang tua membantu menambah penghasilan.
 Kode X: Tidak ada kebersamaan, jika dalam seminggu terakhir sama sekali tidak pernah
melakukan aktivitas bersama orang tua/wali.
 Kode Z: Tidak relevan, jika tidak tinggal bersama orangtua/wali, seperti pembantu, anak kost,
dan lain-lain.
Penjelasan:
 Contoh kebersamaan dengan orang tua/wali dalam mengurus rumah tangga, antara lain pada
suatu waktu tertentu antara anak dengan orang tua/wali mengerjakan pekerjaan rumah
tangga. Misalnya membersihkan rumah secara bersama-sama, anak bertugas menyapu dan
orang tua/wali mengepel (secara fisik harus bersama).
 Begitu juga untuk membantu menambah penghasilan, secara fisik harus bersamaan. Misalnya
membantu menjaga warung bersama orang tua.
Bacakan seluruh aktivitas dari poin A s.d K, kemudian lingkari kode aktivitas yang
dilakukan bersama orang tua/wali sesuai dengan jawaban responden.
6.8
Blok VIII. Keterangan Untuk Balita (Umur 0-4 Tahun)
Pertanyaan pada Blok VIII digunakan untuk memperoleh informasi mengenai anggota
rumah tangga yang berumur 0-4 tahun (balita). Keterangan yang dihimpun antara lain mengenai
pemberian ASI, imunisasi, pernah ditinggalkan ibu/wali untuk bekerja atau melakukan aktivitas di
luar rumah, kepada siapa paling sering dititipkan atau diasuh ketika ditinggalkan, pernah diasuh
oleh anak dibawah usia 10 tahun tanpa pengawasan dan pernah ditinggalkan sendiri.
Pertanyaan 802: Isikan Kode 1 Jika Nama Berumur 0-4 Tahun (Lihat 407=0-4
Tahun), Atau Kode 0 Jika Tidak.
Cek isian Blok IV Pertanyaan 407. Isikan kode “1” pada kotak yang tersedia apabila isian
jawaban pada Blok IV Pertanyaan 407 berkode 0-4, atau kode “0” jika tidak. Jika isian pertanyaan
802 berkode 1 maka lanjutkan ke pertanyaan 803. Jika isian pertanyaan 802 berkode 0 maka
lanjutkan ke art berikutnya.
78
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
A. AIR SUSU IBU (ASI)
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi paling
sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Untuk mencapai pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang optimal, ASI perlu diberikan secara eksklusif sampai umur 6 bulan dan
dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2 tahun. Selain mengandung zat kekebalan yang
memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit, ASI juga mengandung enzim yang akan
membantu pencernaan. Memberikan ASI atau menyusui dengan rasa kasih sayang juga dapat
mempererat ikatan batin ibu dan bayi.
Melihat pentingnya ASI tersebut, Kementerian Kesehatan mengeluarkan keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 450/MENKES/SK/IV/2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
Secara Eksklusif Pada Bayi di Indonesia. Dalam Kepmenkes tersebut dinyatakan bahwa
pemberian Air Susu lbu (ASI) secara eksklusif bagi bayi di Indonesia sejak bayi lahir sampai
dengan bayi berumur 6 (enam) bulan dan dianjurkan dilanjutkan sampai anak berusia 2 (dua)
tahun dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai.
Kebutuhan fisik dan biologis yang harus dipenuhi orang tua terhadap bayi, adalah:
1. Memberikan ASI kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir.
2. Pemberian ASI eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan. Pemberian ASI dapat secara
langsung (menyusui) atau melalui alat bantu seperti botol, gelas, sendok, dan lain-lain.
3. Memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI). MP-ASI adalah makanan atau minuman
yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi yang berusia 6 bulan sampai 24 bulan guna
memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. MP-ASI hendaknya dibuat dari bahan pangan yang
murah dan mudah diperoleh di daerah setempat. Diberikan dalam bentuk lumat mulai dari
bubur nasi sampai nasi tim 3 kali sehari, terdiri dari protein/zat pembangun (seperti ikan, tahu,
tempe, telur, daging, ayam, kacang-kacangan), karbohidrat/zat tenaga (seperti beras, terigu,
kentang, ubi, jagung) dan zat pengatur (seperti sayur-sayuran dan buah).
Pertanyaan 803: Apakah (nama balita) Pernah Diberi ASI?
Penjelasan:
1. Menyusui tidak hanya oleh ibu kandung tetapi juga selain ibu kandungnya.
2. Pemberian ASI dapat secara langsung (menyusui) atau melalui alat bantu seperti botol, gelas,
sendok, dan lain-lain.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
79
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1 : Ya, masih, jika balita masih diberi ASI.
 Kode 2 : Ya, pernah, jika balita pernah diberi ASI tetapi saat ini sudah tidak diberi ASI lagi.
 Kode 5 : Tidak, jika balita sama sekali tidak pernah diberi ASI.
 Kode 8 : Tidak tahu, jika tidak tahu apakah balita pernah diberi ASI atau tidak.
Isikan kode sesuai dengan jawaban responden pada tempat yang tersedia.
B. IMUNISASI BALITA
Berdasarkan Permenkes No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi,
imunisasi didefinisikan sebagai suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Vaksin adalah antigen
berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau
bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid,
protein rekombinan yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik
secara aktif terhadap penyakit infeksi tertentu.
Berdasarkan sifat penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi wajib
dan imunisasi pilihan. Imunisasi wajib merupakan imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah
untuk seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan
masyarakat sekitarnya dari penyakit menular tertentu. Sedangkan imunisasi pilihan merupakan
imunisasi yang dapat diberikan kepada seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka
melindungi yang bersangkutan dari penyakit menular tertentu.
Imunisasi wajib terdiri atas imunisasi rutin, imunisasi tambahan, dan imunisasi khusus.
Imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara terus menerus sesuai
jadwal. Imunisasi rutin terdiri atas imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan.
Imunisasi dasar diberikan pada bayi sebelum berusia 1 (satu) tahun, terdiri atas:
1. Bacillus Calmette Guerin (BCG);
2. Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis TetanusHepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib);
3. Hepatitis B pada bayi baru lahir;
4. Polio; dan
5. Campak.
80
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia bawah tiga tahun (Batita)
terdiri atas Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis TetanusHepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib) dan Campak. Imunisasi lanjutan pada
anak usia sekolah dasar diberikan pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Pemerintah memprogramkan lima imunisasi dasar lengkap sebelum anak berusia 1 tahun,
yaitu Hepatitis B sebanyak 4 kali, BCG sebanyak 1 kali, Polio sebanyak 4 kali, DPT sebanyak 3
kali dan campak sebanyak 1 kali.
Perlu diperhatikan bagi petugas jika menjumpai catatan tentang vaksin combo di kartu
imunisasi, maka tanyakan kepada responden tentang vaksin combonya terdiri dari vaksin apa
saja, karena vaksin combo adalah imunisasi yang terdiri dari lebih dari satu vaksin yang disatukan.
Contoh vaksin combo adalah imunisasi DPT dan Hepatitis, DPT dan HB.
Tabel Jadwal pemberian imunisasi dasar
Umur
0 bulan
1 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
9 bulan
Jenis Imunisasi
Hepatitis B0
BCG, Polio 1
DPT - HB 1, Polio 2
DPT - HB 2, Polio 3
DPT - HB 3, Polio 4
Campak
Pertanyaan 804-808: Berapa Kali (Nama Balita) Pernah Mendapat Imunisasi Untuk
Melindunginya Dari Berbagai Penyakit:
Pertanyaan 804:
BCG?
BCG (Bacillus Calmette Guerin) merupakan vaksinasi untuk mencegah penyakit TBC,
diberikan pada bayi usia 1 bulan, dengan suntikan pada kulit pangkal lengan atas. Bekas suntikan
kemudian akan membentuk tonjolan kecil jaringan parut pada kulit lengan atas. Suntikan BCG
diberikan kepada anak sebanyak 1 kali. Vaksin BCG diberikan untuk mencegah kuman
tuberkulosis menyerang paru, kelenjar, tulang dan radang otak yang bisa menimbulkan kematian
atau kecacatan.
Pertanyaan 805:
DPT?
DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) merupakan vaksin untuk mencegah penyakit Difteri,
Pertusis, dan Tetanus yang diberikan 3 kali pada usia 2, 3, dan 4 bulan sebagai imunisasi dasar
dan dilanjutkan dengan booster 1 kali dengan jarak 1 tahun setelah DPT3, dengan suntikan pada
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
81
paha, diulang 1 bulan dan 2 bulan kemudian, sehingga suntikan imunisasi DPT lengkap pada
balita berjumlah 3 kali (kadang-kadang selang waktu antar suntikan bisa lebih dari 1 bulan).
Pertanyaan 806:
Polio?
Polio merupakan vaksin untuk mencegah penyakit polio yang diberikan 4 kali pada usia
1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan guna mencegah lumpuh layu. Vaksin polio diberikan 3 tetes
cairan vaksin berwarna merah muda atau putih ke dalam mulut anak. Imunisasi polio lengkap
pada balita berjumlah 4 kali. Dalam PIN (Pekan Imunisasi Nasional), imunisasi polio diberikan
tersendiri pada semua balita di seluruh Indonesia serentak pada pekan/minggu yang sama (di
beberapa daerah bulan atau hari) sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Pertanyaan 807:
Campak/MMR?
Campak/morbilli merupakan vaksin untuk mencegah penyakit campak/ morbilli,
(sebutkan pula nama daerah penyakit campak dan tanda-tandanya bila ibu kurang mengerti),
diberikan dua kali pada usia 9 bulan dan 24 bulan untuk mencegah penyakit campak berat yang
dapat mengakibatkan radang paru berat (pneumonia), diare atau menyerang otak. Bayi berumur 9
sampai 12 bulan, dengan suntikan di bawah kulit pada paha sebanyak 1 kali.
Imunisasi MMR diberikan pada saat anak berusia 15-18 bulan dengan jarak minimal
dengan imunisasi campak 6 bulan. Untuk anak yang terlambat/belum mendapat imunisasi
campak, bila saat itu anak berusia 9-12 bulan, dapat diberikan kapan pun. Bila anak berusia > 1
tahun, berikan MMR. Jika sudah diberi MMR usia 15 bulan, tidak perlu campak di usia 24 bulan.
Pertanyaan 808:
Hepatitis B?
Hepatitis B adalah suntikan secara intramuskular (suntikan ke dalam otot) biasanya di
paha yang diberikan pada bayi untuk mencegah penyakit Hepatitis B, yang menyebabkan
pengerasan hati yang berujung pada kegagalan fungsi hati dan kanker hati. Suntikan ini diberikan
4 kali pada bayi baru lahir untuk mencegah penularan Hepatitis B dari ibu ke anak pada proses
kelahiran, karena tidak semua ibu tahu apakah dirinya terinfeksi Hepatitis B atau tidak. Suntikan
kedua sampai keempat yang biasanya digabungkan dengan pemberian DPT (dikenal dengan
sebutan kombo), diberikan saat usia 2, 3, dan 4 bulan.
Tuliskan berapa kali balita mendapatkan imunisasi-imunisasi tersebut pada tempat yang
disediakan sesuai dengan jenis imunisasi. Jika balita belum pernah diimunisasi maka isikan ”0”.
Jika responden tidak tahu maka isikan kode “8”.
82
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
C. PENGASUHAN BALITA
Pertanyaan 809: Dalam Seminggu Terakhir, Apakah (Nama Balita) Pernah
Ditinggalkan Ibu/Wali untuk Bekerja atau Melakukan Aktivitas di
Luar Rumah (Seperti Arisan, Ke Warung, Ke Pasar, Dsb)?
Wali adalah seseorang yang diberikan kewenangan sebagai orang tua untuk menjalankan
pengasuhan terhadap anak.
Peran Ibu dapat digantikan oleh ayah jika Ibu tidak bersama balita tersebut. Misalnya
karena perceraian, Ibu sudah meninggal.
Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud untuk memperoleh atau
membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam
seminggu terakhir. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak
terputus (termasuk pekerja keluarga tanpa upah yang membantu dalam kegiatan usaha/ekonomi).
Melakukan aktivitas di luar rumah adalah melakukan kegiatan dengan meninggalkan
rumah seperti ke pasar, ke warung, arisan, melayat, dll.
Isikan kode 1 bila "Ya" atau kode 5 bila "Tidak". Bila jawaban berkode 5 maka lanjutkan
ke ART berikutnya.
Pertanyaan 810 : Kepada Siapa (Nama Balita) Paling Sering Dititipkan atau Diasuh
Ketika Ditinggalkan?
Diasuh adalah anak dijaga, dirawat, dan dibimbing sehingga anak merasa aman/
terlindungi dan tidak telantar.
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: Ayah, baik ayah kandung maupun ayah tiri.
 Kode 2: Kakak, baik kakak kandung maupun kakak tiri.
 Kode 3: Kakek/nenek adalah bapak/ibu dari kepala rumah tangga atau bapak/ibu dari istri/
suami kepala rumah tangga.
 Kode 4: Famili adalah mereka yang ada hubungan keluarga dengan orang tua, seperti paman,
bibi, sepupu atau keponakan
 Kode 5: Perawat/Baby sitter adalah orang yang pekerjaannya merawat balita dengan
mendapat imbalan berupa uang/gaji.
 Kode 6: Pembantu/Asisten Rumah Tangga adalah orang yang bekerja membantu pekerjaan
rumah tangga sehari-hari baik menginap maupun tidak.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
83
 Kode 7: Tempat Penitipan Anak adalah suatu tempat untuk menitipkan anak selama orang tua
anak tersebut bekerja di luar rumah atau bepergian.
 Kode 8: Tetangga adalah rumah tangga lain yang letak tempat tinggalnya dekat/di sekitar
tempat tinggal responden.
 Kode 9: Lainnya, misalnya dititipkan ke teman.
 Kode 0: Ditinggal Sendiri, apabila balita tidak dititipkan kepada siapapun; ditinggal sendirian di
rumah tanpa penjagaan orang lain.
Isikan kode sesuai dengan jawaban responden pada tempat yang tersedia.
Penjelasan:
Orang tua yang telah bercerai dan wali menjadi hak ayah. Ketika ayah bekerja, balita dititipkan ke
ibu kandung (yang tidak tinggal serumah), maka pengisian untuk Pertanyaan 809 diberi kode 1
“Ya” dan Pertanyaan 810 diberi kode 4 “Famili”.
Pertanyaan 811 dan 812 digunakan untuk menghitung indikator “pola pengasuhan tidak
layak” yang biasa dikumpulkan oleh UNICEF. Pola pengasuhan dikatakan tidak layak apabila
dalam seminggu terakhir balita pernah dititipkan atau diasuh oleh anak usia di bawah 10 tahun
selama 1 jam atau lebih, atau dalam seminggu terakhir pernah ditinggalkan sendiri selama 1 jam
atau lebih.
Pertanyaan 811: Dalam Seminggu Terakhir, Apakah (Nama) Pernah Dititipkan atau
Diasuh oleh Anak Usia Dibawah 10 Tahun Tanpa Pengawasan
Orang Dewasa?
Anak usia dibawah 10 tahun adalah saudara kandung, kerabat, tetangga, teman dari
saudara atau kerabat ataupun anak dari orang yang dipekerjakan di rumah tangga tersebut (anak
pembantu) yang usianya dibawah 10 tahun.
Pilihan jawaban pada pertanyaan 811 juga mencantumkan lamanya waktu balita
dititipkan atau diasuh oleh anak usia dibawah 10 tahun tanpa pengawasan orang dewasa.
Lamanya waktu dititipkan atau diasuh adalah waktu yang dihabiskan saat balita
tersebut dititipkan atau diasuh oleh anak usia di bawah 10 tahun tanpa pengawasan orang
dewasa. Lamanya waktu disini bukan merupakan waktu kumulatif dalam seminggu terakhir,
tetapi merupakan waktu terlama per hari ketika balita dititipkan atau diasuh oleh anak usia di
bawah 10 tahun tanpa pengawasan orang dewasa.
84
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: Ya, < 1 Jam, bila dalam seminggu terakhir balita pernah dititipkan atau diasuh oleh
anak usia dibawah 10 tahun tanpa pengawasan orang dewasa selama < 1 jam.
 Kode 2: Ya, ≥ 1 Jam, bila dalam seminggu terakhir balita pernah dititipkan atau diasuh oleh
anak usia dibawah 10 tahun tanpa pengawasan orang dewasa selama 1 jam atau lebih.
 Kode 5: Tidak, bila dalam seminggu terakhir balita tidak pernah dititipkan atau diasuh oleh anak
usia dibawah 10 tahun tanpa pengawasan orang dewasa.
Isikan kode sesuai dengan jawaban responden pada tempat yang tersedia.
Pertanyaan 812 : Dalam Seminggu Terakhir, Apakah (Nama) Pernah Ditinggalkan
Sendiri?
Ditinggalkan sendiri adalah ketika balita ditinggalkan sendiri di rumah tanpa
pengawasan atau pengasuhan orang lain selama ibu/walinya melakukan kegiatan dengan
meninggalkan rumah. Pilihan jawaban untuk pertanyaan 812 juga mencantumkan lamanya waktu
balita pernah ditinggalkan sendiri.
Lamanya waktu ditinggalkan sendiri adalah waktu yang dihabiskan saat balita tersebut
ditinggalkan sendiri di rumah tanpa pengawasan orang lain. Lamanya waktu disini bukan
merupakan waktu kumulatif dalam seminggu terakhir, tetapi merupakan waktu terlama per
hari ketika balita ditinggalkan sendiri di rumah tanpa pengawasan orang lain.
Penjelasan:
Balita yang tidur, kemudian oleh ibunya ditinggal keluar rumah untuk pergi ke warung meskipun
hanya sebentar maka dikategorikan sebagai ditinggalkan sendiri.
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: Ya, < 1 Jam, bila dalam seminggu terakhir balita pernah ditinggalkan sendiri di rumah
tanpa pengawasan orang lain selama < 1 jam.
 Kode 2: Ya, ≥ 1 Jam, bila dalam seminggu terakhir balita pernah ditinggalkan sendiri di rumah
tanpa pengawasan orang lain selama 1 jam atau lebih.
 Kode 5: Tidak, bila dalam seminggu terakhir balita tidak pernah ditinggalkan sendiri di rumah
tanpa pengawasan orang lain.
Isikan salah satu pilihan jawaban sesuai jawaban dari responden.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
85
6.9
Blok IX. Keterangan Olahraga
Blok IX dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan olahraga untuk art
berumur 5 tahun ke atas. Aktivitas tersebut meliputi waktu melakukan olahraga, jenis olahraga
yang sering dilakukan, tujuan utama berolahraga dan jalur/wadah utama dalam melakukan
olahraga, serta olahraga tradisional.
Pertanyaan 902: Isikan Kode “1”, jika nama berumur 5 tahun ke atas (lihat 407 ≥ 5
tahun), atau Kode 0 Jika Tidak
Cek isian Blok IV Pertanyaan 407. Isikan kode “1” pada kotak yang tersedia apabila isian
jawaban pada Blok IV Pertanyaan 407 berkode ≥ 5 (responden berumur 5 tahun atau lebih) dan
kode “0” jika tidak. Jika isian pertanyaan 902 berkode “1” maka lanjutkan ke pertanyaan 903. Jika
isian pertanyaan 902 berkode “0” maka lanjutkan ke art berikutnya.
Pertanyaan 903: Dalam Seminggu Terakhir, Berapa Hari (Nama) Melakukan
Olahraga?
Olahraga adalah kegiatan seseorang dengan sengaja meluangkan waktunya untuk
melakukan satu atau lebih kegiatan fisik (gerak badan dengan gerakan-gerakan tertentu seperti
atletik, voli, sepak bola, dsb).
Hari melakukan olahraga adalah banyaknya hari dalam seminggu terakhir yang
digunakan oleh seseorang untuk melakukan olahraga.
Penjelasan:
 Melakukan kegiatan seperti berjalan kaki ke tempat bekerja, mengayuh sepeda ke pasar dan
kegiatan lain yang tidak ditujukan untuk olahraga tidak dikategorikan sebagai melakukan
olahraga.
 Jenis olahraga yang mengandalkan otak, seperti catur dan bridge, dalam pertanyaan ini tidak
dikategorikan sebagai olahraga.
Tuliskan dalam satuan hari, banyaknya responden melakukan olahraga dalam seminggu
terakhir. Bila isiannya bernilai “0”, maka lanjutkan ke pertanyaan 908.
Pertanyaan 904: Berapa Lama (Nama) Melakukan Olahraga Dalam Seminggu?
Lama melakukan olahraga dalam seminggu adalah banyaknya waktu dalam menit
yang digunakan oleh seseorang untuk melakukan olahraga dalam satu minggu.
86
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Tuliskan dalam satuan menit, lamanya responden melakukan olahraga dalam seminggu.
Contoh kasus:
Pak Bonar berolahraga secara rutin dua kali seminggu, yaitu pada hari sabtu dan minggu masingmasing selama 30 menit dan 60 menit. Sehingga lamanya waktu Pak Bonar melakukan olahraga
dalam seminggu yaitu 30 menit + 60 menit = 90 menit.
Pertanyaan 905: Jenis Olahraga Apa yang Paling Sering (Nama) Lakukan?
Kode jawaban:
 Kode 01: Senam adalah suatu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang
membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur.
Contoh: Senam Kesegaran Jasmani (SKJ), senam lantai, senam aerobik, senam wanita
hamil, senam pernafasan, senam body language (BL), senam jantung sehat, dll.
 Kode 02: Atletik adalah cabang olahraga (terutama yang dilakukan di luar dan memerlukan
kekuatan, ketangkasan, dan kecepatan), terdiri atas nomor-nomor lari, jalan, lompat, dan
lempar.
 Kode 03: Jogging/gerak jalan
 Jogging adalah olahraga yang berlari-lari di tempat atau berlari-lari ringan yang dilakukan
untuk sekedar menjaga kesehatan/hobi.
 Gerak jalan, olahraga jalan kaki, baik jalan biasa, maupun jalan cepat yang dilakukan
untuk menjaga kesehatan/hobi/rekreasi.
 Kode 04: Tenis meja adalah permainan olahraga yang menggunakan bola pingpong dan bet
(berlapis karet) sebagai pemukulnya dan meja yang dirancang khusus sebagai lapangannya;
permainan olahraga dengan memukul bola pingpong di atas meja.
 Kode 05: Bulutangkis adalah cabang olahraga yang berupa permainan yang dimainkan dengan
memakai raket dan kok yang dipukul melampaui jaring yang direntangkan di tengah lapangan.
 Kode 06: Bola Voli adalah permainan olahraga bola, terdiri atas dua regu yang masing-masing
beranggotakan enam orang, bola dipukul dengan (kedua) tangan ke arah lawan (dibatasi jaring
tinggi) dengan tidak membiarkan bola jatuh ke tanah.
 Kode 07: Bola Basket adalah permainan bola yang dilakukan oleh dua regu, masing-masing
terdiri atas lima orang, yang berusaha mengumpulkan angka dengan memasukkan bola ke
dalam basket.
 Kode 08: Sepak Bola/Futsal
 Sepak bola adalah permainan antara dua regu yang masing-masing terdiri dari 11 orang
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
87
dan dimainkan dengan kaki, kecuali penjaga gawang, boleh menggunakan tangan dan
lengan. Setiap tim berusaha untuk memasukkan bola ke gawang lawan sebanyakbanyaknya dan menjaga gawangnya dari kemasukan bola.
 Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing
beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan.
 Kode 09: Renang
 Kode 10: Bela diri, misalnya: karate, tinju, pencak silat, taekwondo, dsb.
 Kode 11: Bersepeda, jenis olahraga dengan cara mengendarai sepeda.
 Kode 12: Lainnya, bila jenis olahraga yang paling sering dilakukan selain kode 1 s.d 11,
termasuk olahraga fitness yang menggunakan alat statis seperti treadmill, sepeda statis.
Tuliskan salah satu kode jenis olahraga sesuai jawaban responden pada kotak yang
tersedia.
Pertanyaan 906: Apa Tujuan Utama (Nama) Berolahraga?
Kode pilihan jawaban tujuan berolahraga:
 Kode 1:
Menjaga kesehatan adalah bagi mereka yang melakukan olahraga untuk
meningkatkan/menjaga stamina tubuh agar tetap sehat.
 Kode 2:
Prestasi adalah bagi mereka yang melakukan olahraga secara terencana,
berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan
ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. (UU No.3 tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional). Termasuk yang menjadi anggota klub perkumpulan olahraga
bersertifikasi dan khusus bagi yang sekolah di sekolah khusus bagi para olahragawan.
 Kode 3:
Hobi/Rekreasi adalah bagi mereka yang melakukan olahraga dengan kegemaran
dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya
masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran, dan kegembiraan (UU No.3 tahun 2005
tentang Sistem Keolahragaan Nasional). Contoh: berenang di Waterboom, Water park.
 Kode 4:
Kurikulum Sekolah adalah bagi mereka yang melakukan olahraga sebagai bagian
proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan,
kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani yang dilakukan saat pelajaran
di sekolah. (UU No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional).
 Kode 5:
Profesi
adalah
olahraga
yang
dilakukan
untuk
memperoleh
pendapatan/penghasilan dalam bentuk uang atau bentuk lain yang didasarkan atas kemahiran
berolahraga, biasanya atlet profesional.
88
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
 Kode 6:
Lainnya adalah tujuan berolahraga selain dari yang disebutkan di atas, misalnya:
sosialisasi, menurunkan berat badan, mencegah penuaan dini, dll.
Penjelasan:

Bila seseorang melakukan dua atau lebih jenis olahraga dengan tujuan berbeda, yang
dimaksud dengan tujuan utama melakukan olahraga adalah tujuan utama dari olahraga
yang frekuensinya paling banyak dilakukan selama seminggu terakhir.
Contoh: Amir bermain tenis hari Rabu dan Sabtu untuk menjaga kesehatan. Pada hari
minggu ia sekeluarga berenang di Waterboom untuk rekreasi. Dalam hal ini, tujuan
melakukan olahraga yang dilakukan Amir adalah menjaga kesehatan (906=1).

Bila seseorang melakukan satu jenis olahraga dengan dua atau lebih tujuan berolahraga,
maka tujuan utama melakukan olahraga adalah sesuai dengan jawaban responden.
Contoh: Setiap hari Minggu, Dadang pergi bermain badminton. Hal ini dilakukan dengan
maksud untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan prestasi di bidang olahraga
tersebut. Dalam hal ini, karena ada dua tujuan, maka isian tujuan utama melakukan
olahraga adalah sesuai dengan jawaban Dadang.
Tuliskan salah satu kode sesuai jawaban responden pada kotak yang tersedia.
Pertanyaan 907: Apa Jalur/Wadah yang Utama (Nama) Melakukan Olahraga?
Jalur/wadah olahraga adalah tempat/perkumpulan yang memfasilitasi seseorang
melakukan olahraga.
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: Sendiri apabila seseorang melakukan kegiatan olahraga dengan inisiatif sendiri,
tanpa ada yang mengoordinasikan atau mengikuti perkumpulan olahraga.
 Kode 2: Sekolah apabila seseorang melakukan kegiatan olahraga yang dikoordinasikan oleh
sekolah termasuk pada saat jam pelajaran sekolah.
 Kode 3: Perkumpulan Olahraga apabila seseorang melakukan kegiatan olahraga yang
dikoordinasikan oleh perkumpulan, seperti klub olahraga termasuk perkumpulan tanpa nama,
tetapi ada kepengurusannya (ada yang mengkoordinasikan/mengatur jadwal, iuran, dsb).
 Kode 4: Tempat Kerja apabila seseorang melakukan kegiatan olahraga yang dikoordinasikan
(kepengurusan maupun anggaran) oleh instansi tempat responden bekerja, misal pembelian
net, raket, mendapat subsidi dari tempat bekerja.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
89
 Kode 5: Lainnya, apabila seseorang melakukan kegiatan olahraga yang dikoordinasikan oleh
jalur selain dari yang telah disebutkan di atas.
Tuliskan kode sesuai jawaban responden pada kotak yang tersedia.
Pertanyaan 908: Dalam Setahun Terakhir, Apakah (Nama) Pernah Melakukan
Kegiatan Olahraga Tradisional?
Olahraga tradisional adalah olahraga asli dari berbagai daerah di Indonesia. Contoh
olahraga tradisional adalah pencak silat, karapan sapi, sepak takraw, olahraga dayung, dll.
Jenis-jenis olahraga tradisional:
 Kode A: Pencak Silat/sejenisnya adalah olahraga seni bela diri tradisional yang berasal dari
Indonesia.
Silat - Betawi
Silek - Sumatera Barat
Silat - Cimande
 Kode B: Sepak Takraw/sepak raga/sejenisnya adalah jenis olahraga campuran dari sepak
bola dan bola voli, dimainkan di lapangan ganda bulu tangkis, dan pemain tidak boleh menyentuh
bola dengan tangan.
Sepak Raga- Gowa Tallo
Sepak Takraw
Pa’raga - Makassar
 Kode C: Dayung/sejenisnya adalah sebuah olahraga yang menggunakan perahu dan
dayung dan berlangsung di atas sungai, danau, dan laut.
90
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pacu Jalur - Riau
Dayung
Dayung
 Kode D: Karapan Sapi/sejenisnya adalah perlombaan pacuan sapi yang berasal dari Pulau
Madura, Jawa Timur. Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari
kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu
cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain.
Rekeng - Pamekasan
Mekepung - Bali
Brujul - Probolinggo
 Kode E: Lainnya, seperti gulat pathol, kasti, dan lompat batu.
Gulat Pathol – Jawa Tengah
Kasti
Lompat Batu - Nias
 Kode X: Tidak pernah, jika responden sama sekali tidak pernah melakukan kegiatan olahraga
tradisional.
Bacakan pilihan jenis-jenis olahraga tradisional, kemudian lingkari kode huruf jenis
olahraga tradisional yang sesuai dengan jawaban responden. Pilihan boleh lebih dari satu
jawaban.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
91
Untuk memudahkan dalam memperoleh informasi terkait olahraga tradisional, pencacah
dapat memberikan contoh jenis olahraga tradisional yang sesuai dengan daerah masingmasing supaya responden lebih mengerti dan memahami maksud dari pertanyaan ini.
6.10 Blok X. Keterangan Akses Media
Pertanyaan di Blok X dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai art berumur 5
tahun ke atas yang mengakses media massa baik cetak maupun elektronik, membaca buku
cetak, menonton pertunjukan seni-budaya, serta kunjungan ke peninggalan sejarah/warisan
budaya untuk penelitian, pendidikan, atau rekreasi.
Pertanyaan 1002: Isikan Kode “1”, jika nama berumur 5 tahun ke atas (lihat 407 ≥
5 tahun), atau Kode 0 Jika Tidak
Cek isian Blok IV Pertanyaan 407. Isikan kode “1” pada kotak yang tersedia apabila isian
jawaban pada Blok IV Pertanyaan 407 berkode ≥ 5 (responden berumur 5 tahun atau lebih) dan
kode “0” jika tidak. Jika isian pertanyaan 1002 berkode “1” maka lanjutkan ke pertanyaan 1003.
Jika isian pertanyaan 1002 berkode “0”) maka lanjutkan ke art berikutnya.
Pertanyaan 1003: Dalam Seminggu Terakhir, Berapa Hari (Nama) Menonton Siaran
Televisi?
Menonton siaran televisi apabila seseorang mengarahkan perhatian pada tayangan
televisi, atau meluangkan waktu untuk menonton tayangan televisi, sehingga ia dapat mengerti
atau menikmati acara yang ditayangkan.
Televisi adalah sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui
kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan
bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang
dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar; pesawat penerima gambar siaran televisi;
Penegasan:
Tuna rungu yang dapat menikmati/mengerti acara TV yang ditonton, dikategorikan sebagai
menonton siaran TV.
Tuliskan dalam satuan hari, berapa banyak responden menonton siaran televisi dalam
seminggu terakhir. Bila isiannya “0”, maka lanjutkan ke pertanyaan 1005.
92
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pertanyaan 1004: Berapa Lama (Nama) Menonton Siaran Televisi Per Hari?
Lama menonton siaran televisi per hari adalah waktu yang dihabiskan (dalam satuan
jam) oleh seseorang guna meluangkan waktu untuk menonton siaran televisi dalam sehari.
Tuliskan dalam satuan jam, lamanya responden menonton siaran televisi per hari.
Penegasan:
 Waktu yang dimaksud adalah jumlah kumulatif yang dihabiskan untuk menonton TV per hari.
 Jika dalam seminggu seseorang hanya menonton TV selama 3 hari saja, maka lama menonton
siaran TV per hari adalah jumlah dari waktu yang dihabiskan untuk menonton TV selama 3 hari
dibagi 3.
 Penghitungan lama waktu menonton TV per hari dilakukan dengan pembulatan sebagai berikut:
1. Jika angka di belakang koma lebih dari 5, maka dilakukan pembulatan ke atas.
Contoh: Lama menonton TV per hari = 3,7 jam, maka tuliskan “4”
2. Jika angka di belakang koma kurang dari 5, maka dilakukan pembulatan ke bawah.
Contoh: Lama menonton TV per hari = 2,4 jam, maka tuliskan “2”
3. Jika angka di belakang koma sama dengan 5, maka dibulatkan ke bawah jika angka yang
mendahului angka 5 adalah angka genap. Dan dibulatkan ke atas jika angka yang
mendahului angka 5 adalah angka ganjil.
Contoh: Lama menonton TV per hari = 2,5 jam, maka tuliskan “2”.
Lama menonton TV per hari = 3,5 jam, maka tuliskan “4”.
Contoh kasus:
Karena kesibukannya dalam bekerja, dalam seminggu terakhir Galang hanya menonton siaran TV
selama 3 hari saja, yaitu hari rabu, kamis, dan minggu. Pada hari rabu, Galang menonton siaran
TV selama 3,5 jam; hari kamis selama 2 jam; dan hari minggu selama 4,5 jam. Maka
penghitungan isian Pertanyaan 1004 untuk Galang adalah sbb:
3,5 + 2 + 4,5
10
=
= 3,3 dibulatkan menjadi 3
3
3
Sehingga lamanya Galang menonton siaran TV perhari adalah 3 jam.
Pertanyaan 1005: Dalam Seminggu Terakhir, Berapa Hari (Nama) Mendengarkan
Siaran Radio?
Mendengarkan siaran radio, apabila seseorang mengarahkan pendengarannya pada
materi yang disiarkan radio atau meluangkan waktu untuk mendengarkan siaran radio, sehingga
ia dapat mengikuti, mengerti, atau menikmatinya.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
93
Siaran radio adalah penyampaian informasi kepada khalayak umum dalam bentuk suara
dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai media.
Penjelasan:
1. Mendengarkan musik, lagu-lagu, cerita dan lainnya dari tape recorder, tidak dikategorikan
mendengarkan siaran radio.
2. Siaran radio yang di rekam, kemudian rekaman tersebut didengarkan melalui media lain tidak
dikategorikan mendengarkan radio.
3. Mendengarkan siaran radio dapat dari pesawat radio milik sendiri atau milik orang lain.
4. Mendengarkan siaran radio tidak terbatas dari pesawat radio saja, namun dapat pula didengar
melalui internet (streaming) dan handphone.
Tuliskan dalam satuan hari, lamanya responden mendengarkan siaran radio dalam
seminggu terakhir. Bila isiannya angka “0”, maka lanjutkan ke pertanyaan 1007.
Pertanyaan 1006: Berapa Lama (Nama) Mendengarkan Siaran Radio Per Hari?
Lama mendengarkan siaran radio adalah berapa jam dalam sehari, seseorang
meluangkan waktu untuk mendengarkan siaran radio.
Penegasan:
Penghitungan lama waktu mendengarkan siaran radio per hari dilakukan dengan pembulatan
matematis.
Tuliskan dalam satuan jam pada kotak yang tersedia, lamanya responden
mendengarkan siaran radio per hari.
Pertanyaan 1007: Dalam Seminggu Terakhir, Seberapa Sering (Nama) Membaca
Surat Kabar/Koran atau Majalah Cetak?
Membaca apabila seseorang selama seminggu terakhir setidak-tidaknya pernah
membaca satu topik, dan mengetahui/mengerti isi dari topik tersebut. Seseorang dikatakan
membaca apabila membaca minimal satu artikel.
Surat kabar/koran adalah surat kabar yang dicetak mencakup surat kabar harian dan
mingguan.
Surat kabar/koran harian adalah surat kabar yang terbit setiap hari, misalnya Kompas,
Media Indonesia, Merdeka, Suara Karya, Suara Pembaruan, Terbit, dll.
Surat kabar/koran mingguan adalah surat kabar yang terbit seminggu sekali (tidak
94
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
termasuk tabloid), misalnya Suara Pembaharuan Minggu (SPM).
Majalah/tabloid adalah majalah/tabloid yang dicetak misalnya: Kartini, Femina, Ayah
Bunda, Matra, Tempo, Gadis, Mode, Hai, Kawanku, Intisari, Nova, Citra, Bintang, Bola, dll.
Penjelasan:
1. Membaca surat kabar/koran atau majalah, tidak hanya membaca surat kabar/koran atau
majalah baru, tetapi termasuk juga membaca surat kabar/koran atau majalah lama baik utuh
maupun dalam bentuk sobekan.
2. Mereka yang hanya membaca iklan saja atau melihat-lihat gambar saja dianggap tidak
membaca surat kabar/koran atau majalah.
3. Mereka yang membaca kliping dari surat kabar/koran atau majalah, dianggap membaca surat
kabar/koran atau majalah.
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: 6-7 hari, jika dalam seminggu terakhir responden membaca surat kabar/koran atau
majalah setidaknya 6 sampai 7 hari.
 Kode 2: 3-5 hari, jika dalam seminggu terakhir responden membaca surat kabar/koran atau
majalah setidaknya 3 sampai 5 hari.
 Kode 3: 1-2 hari, jika dalam seminggu terakhir responden membaca surat kabar/koran atau
majalah setidaknya 1 sampai dengan 2 hari.
 Kode 5: Tidak Pernah, jika dalam seminggu terakhir responden sama sekali tidak pernah
membaca surat kabar/koran atau majalah.
Isikan kode sesuai jawaban responden pada kotak yang telah tersedia.
Pertanyaan 1008: Dalam Seminggu Terakhir, Apakah (Nama) Membaca Buku
Cetak Selain Kitab Suci?
Membaca buku cetak adalah apabila seseorang membaca buku tersebut minimal satu
halaman.
Penegasan:
Khusus untuk buku pelajaran sekolah, anak sekolah dianggap membaca apabila membaca di
luar jam belajar sekolah.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
95
Penjelasan:
 Orang tua yang membacakan buku cerita kepada anaknya, dikategorikan membaca buku cerita
(buku lainnya), sedangkan anak yang hanya mendengarkan dikategorikan sebagai tidak
membaca.
 Orang tua yang membacakan buku pelajaran untuk anaknya, dianggap tidak membaca buku
pelajaran tetapi dianggap membaca buku lainnya karena yang sekolah adalah anaknya.
Sedangkan anaknya yang hanya mendengarkan dikategorikan tidak membaca.
Jenis buku:
a. Buku pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi
pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan
kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan
kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional
pendidikan. (Permendiknas No 11 Tahun 2005). Misalnya buku pelajaran Matematika, Bahasa
Indonesia, dan Bahasa Inggris. Termasuk buku pelajaran tentang sejarah dan buku pelajaran
yang terkait budaya daerah, contoh: PLBJ (Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta).
b. Buku lainnya adalah semua buku selain buku pelajaran seperti buku cerita, buku pengetahuan,
biografi dan lainnya.
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: Ya, buku pelajaran, jika responden dalam seminggu terakhir hanya membaca buku
pelajaran saja.
 Kode 2: Ya, buku lainnya, jika responden dalam seminggu terakhir hanya membaca buku lain
saja selain buku pelajaran.
 Kode 3: Ya, buku pelajaran dan lainnya, jika responden dalam seminggu terakhir selain
membaca buku pelajaran juga membaca buku lainnya.
 Kode 5: Tidak, jika responden dalam seminggu terakhir sama sekali tidak pernah membaca
baik buku pelajaran maupun buku lainnya.
Pertanyaan 1009: Dalam Seminggu Terakhir, Apakah (Nama) Pernah Membaca
Artikel/Berita yang Bersumber dari Media Elektronik, Seperti:
Internet, Softcopy, Dll?
Artikel/berita yang bersumber dari media elektronik adalah artikel/berita dalam bentuk
digital yang mana memerlukan media/alat elektronik (PC, Laptop, Handphone, Tablet, dll) untuk
dapat mengakses/membaca artikel/berita tersebut. Kegiatan membaca artikel/berita tersebut
96
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
dapat dilakukan secara online di internet maupun offline dalam bentuk softcopy. Contoh: ebook,
surat kabar/majalah online, e-journal, blog, dll.
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: 6-7 hari,
jika dalam seminggu terakhir responden membaca artikel/berita yang
bersumber dari media elektronik setidaknya 6 sampai 7 hari.
 Kode 2: 3-5 hari, jika dalam seminggu terakhir responden membaca artikel/berita yang
bersumber dari media elektronik setidaknya 3 sampai 5 hari.
 Kode 3: 1-2 hari, jika dalam seminggu terakhir responden membaca artikel/berita yang
bersumber dari media elektronik setidaknya 1 sampai dengan 2 hari.
 Kode 5: Tidak Pernah, jika dalam seminggu terakhir responden sama sekali tidak pernah
membaca artikel/berita yang bersumber dari media elektronik.
Isikan kode sesuai jawaban responden pada kotak yang telah tersedia.
Pertanyaan 1010: Dalam 3 Bulan Terakhir, Apakah (Nama) Pernah Mengunjungi
Perpustakaan?
Perpustakaan adalah sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan
bahan pustaka (buku dan terbitan lainnya) yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu
yang diatur secara sistematis dan dapat digunakan oleh pemakainya sebagai sumber informasi.
Contoh: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan Daerah, Perpustakaan
Sekolah, dll.
Mengunjungi perpustakaan adalah apabila seseorang berkunjung ke perpustakaan
dengan tujuan untuk memperoleh informasi atau mencari literatur/bahan pustaka dari koleksi
(buku dan bahan terbitan lainnya) yang dimiliki oleh perpustakaan.
Isikan kode 1 “Ya”, atau kode 5 “Tidak” sesuai jawaban responden.
Pertanyaan 1011: Dalam 3 Bulan Terakhir, Apakah (Nama) Pernah Memanfaatkan
Taman Bacaan Masyarakat?
Taman Bacaan Masyarakat adalah tempat atau ruang yang disediakan untuk
menyimpan, memelihara, menggunakan koleksi buku, majalah, koran, dan bahan multi media lain
untuk dibaca, dipelajari, dibicarakan, dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara perseorangan,
kelompok atau kelembagaan. (Direktorat Pendidikan Masyarakat, Direktorat PNFI Depdiknas,
Jakarta 2009)
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
97
Penjelasan:
Lokasi Taman Bacaan berada di sekitar pusat kegiatan sehari-hari masyarakat umum,
misalnya berdekatan dengan tempat ibadah, pasar, rumah sakit, dan tempat usaha. TBM
Penguatan Minat Baca memberikan layanan peningkatan minat baca bagi peserta didik
pendidikan nonformal dan informal serta masyarakat umum melalui penyediaan koleksi buku
bacaan dan kegiatan-kegiatan untuk mendemonstrasikan kemampuan membaca, menulis dan
berkomunikasi. Koleksi TBM sekurang-kurangnya mempunyai bahan informasi praktis, buku-buku
peningkatan pengetahuan terapan tentang sains dan teknologi, kewirausahaan, pendidikan
kebangsaan, moral dan budi pekerti, sejarah dan oto biografi , dan minimal 15 judul buku karya
sastra serta bahan multi media elektronik.
Isikan kode 1 jika responden menjawab “Ya”, atau kode 5 jika menjawab “Tidak” pada
kotak yang tersedia.
6.11 Blok XI. Keterangan Kebudayaan
Pertanyaan pada Blok XI digunakan untuk memperoleh informasi mengenai keterangan
kebudayaan dari anggota rumah tangga yang berumur 5 tahun ke atas.
Pertanyaan 1102: Isikan Kode “1”, jika nama berumur 5 tahun ke atas (lihat 407 ≥
5 tahun), atau Kode 0 Jika Tidak.
Cek isian Blok IV Pertanyaan 407. Isikan kode “1” pada kotak yang tersedia apabila isian
jawaban pada Blok IV Pertanyaan 407 berkode ≥ 5 (responden berumur 5 tahun atau lebih) atau
kode “0” jika tidak. Jika isian pertanyaan 1102 berkode “1” maka lanjutkan ke pertanyaan 1103.
Jika isian pertanyaan 1102 berkode “0”) maka lanjutkan ke art berikutnya.
A. PARTISIPASI SENI DAN BUDAYA
Pertanyaan 1103: Dalam Setahun Terakhir, Apakah (Nama) Pernah Mengunjungi
Peninggalan Sejarah/Warisan Budaya (Seperti: Candi, Museum,
Benteng, Goa Bersejarah, Rumah Adat, dsb) di Indonesia untuk
Kebutuhan Penelitian, Pendidikan, atau Rekreasi?
Mengunjungi
museum/situs
peninggalan
sejarah
adalah
seseorang
yang
datang/berkunjung ke situs peninggalan sejarah/warisan budaya dalam rangka penelitian,
pendidikan atau rekreasi. Peninggalan sejarah/warisan budaya yang dimaksud adalah yang
terdapat di Indonesia.
98
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Penegasan:
Seseorang yang pergi ke museum/situs peninggalan sejarah karena bekerja, tidak di kategorikan
sebagai mengunjungi museum/situs peninggalan sejarah.
Situs peninggalan sejarah adalah bukti-bukti baik tertulis maupun tidak tertulis yang
menunjukkan peristiwa-peristiwa sejarah dari masyarakat masa lampau. Contoh: candi, istana,
kerajaan, prasasti, benteng, dsb.
Warisan budaya tangible (bendawi) diantaranya yaitu: cagar budaya, museum, dan
tempat bersejarah lainnya.
Contoh peninggalan sejarah/warisan budaya:
 Candi adalah bangunan kuno yang dibuat dari batu (sebagai tempat pemujaan, penyimpanan
abu jenazah raja-raja, pendeta-pendeta Hindu atau Buddha pada zaman dulu)
Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah
Candi Muara Takus di Kampar, Riau
 Museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi
berupa benda, bangunan, dan/atau struktur yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya atau
yang bukan cagar budaya, dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat (UU No. 11 Tahun
2010 tentang Cagar Budaya).
Contoh:
Museum Radya Pustaka di Surakarta Jawa Tengah
Museum Mulawarman di Tenggarong Kaltim
 Cagar Budaya adalah warisan budaya yang usianya lebih dari 50 tahun dan bersifat
kebendaan berupa benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, situs
cagar budaya, dan kawasan cagar budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
99
keberadaannya karena memiliki nilaii penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan,
agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan (UU No. 11 Tahun 2010 tentang
Cagar Budaya).
Contoh:
Goa Maria di Karmel Palangkaraya, KalTeng
Komplek Masjid Mataram Kotagede, DIY
Isikan kode 1 “Ya” atau kode 5 “Tidak” pada kotak yang tersedia sesuai dengan jawaban
dari responden.
Pertanyaan 1104: Dalam 3 Bulan Terakhir, Apakah (Nama) Pernah Menonton
Pertunjukan/Pameran Seni Secara Langsung di Indonesia?
Pertunjukan/Pameran seni adalah karya seni yang dipertontonkan maupun dipamerkan
sehingga dapat dinikmati atau diapresiasi oleh masyarakat luas.
Menonton Pertunjukan/Pameran Seni Secara Langsung adalah apabila seseorang
meluangkan waktu (baik berniat maupun tidak) untuk menonton pertunjukan/pameran seni secara
langsung, baik dengan membayar ataupun tidak, baik di tempat khusus pertunjukan ataupun tidak,
seperti menonton pertunjukan seni di pusat perbelanjaan atau di tempat resepsi pernikahan.
Tidak termasuk menonton jika menontonnya hanya sambil lewat atau atraksi yang
berkeliling dari rumah ke rumah, seperti pertunjukan topeng monyet keliling.
Kode pilihan jawaban:
 Kode A: Tari Tradisional Indonesia adalah seni gerak tubuh secara berirama untuk
menghasilkan gerak yang indah yang dilakukan pada waktu dan tempat tertentu untuk keperluan
pergaulan, mengungkapkan sebuah perasaan, maksud, serta pikiran, biasanya diiringi dengan
bunyi-bunyian (musik pengiring), yang diwariskan secara turun temurun dan mengandung unsur
budaya Indonesia. Contoh: tari niti mahligai, lego-lego, orlapei, ngremo, dll.
100
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Tari Niti Mahligai dari Jambi
Tari Lego-Lego dari NTT
Tari Orlapei dari Maluku
Tari Ngremo dari Jawa Timur
 Kode B: Seni musik/suara adalah seni olah suara atau bunyi yang menghasilkan bunyi atau
suara yang indah dan menarik.
Seni Musik di Sumatera Selatan
Musik Panting dari Banjarmasin Kalsel
Sinden dari Jawa Tengah
Konser Penyanyi Lagu Daerah di Ambon
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
101
 Kode C: Seni Teater/Pedalangan
 Seni teater adalah seni mengenai pelakonan di pentas (sandiwara).
Theater Pewayangan
Teater
 Seni pedalangan adalah seni memainkan wayang dari kulit (wayang kulit), kayu (wayang
golek) termasuk wayang orang.
Wayang kulit
Wayang golek
 Kode D: Seni lukis adalah seni mengenai menggambar di atas kertas, kanvas, kaca, dsb.
Pameran Seni Lukis Kanvas
Pameran Seni Lukis Kaca
 Kode E: Seni patung adalah seni yang hasil akhirnya berbentuk tiruan orang, binatang, dsb.
(tiga dimensi) yang terbuat dari batu, tembaga, kayu, perunggu, kaca, dsb. Relief tidak termasuk
seni patung.
102
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pameran Patung Kontemporer
Pameran Patung dari Batok Kelapa
 Kode F: Seni kerajinan/kriya seni yang berkaitan dengan menghasilkan barang melalui
keterampilan tangan. Misalnya batik, tenun, sulam, anyaman, lampit, lampu hias, tas, dll.
Pameran Batik
Anyaman tempat alat tulis
 Kode G: Lainnya, seperti barongsai, kuda lumping, reog, fotografi dan pertunjukan/pameran lainnya.
 Kode X: Tidak pernah menonton, jika responden sama sekali tidak pernah menonton
pertunjukan/pameran seni secara langsung.
Penjelasan:
1. Orang yang menonton latihan kesenian, dianggap tidak menonton pertunjukan kesenian.
2. Orang yang menonton tukang jual obat yang melakukan atraksi sulap, dianggap tidak
menonton pertunjukan kesenian.
3. Orang yang menonton orang melakukan/mengadakan atraksi seni di dalam bis, seperti
memetik gitar sambil menyanyi, dianggap tidak menonton pertunjukan kesenian.
4. Orang yang melihat-lihat lukisan di toko yang tidak ada pelukisnya, dianggap tidak
menonton pameran kesenian.
5. Orang yang menonton lomba lukis, lomba menyanyi, dsb dianggap tidak menonton
pameran/pertunjukan seni.
6. Orang yang menonton hasil lukisan anak sekolah yang di pamerkan, dianggap menonton
pameran lukisan.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
103
7. Orang yang melihat-lihat lukisan dan terdapat pelukis yang melukis di tempat tersebut,
dianggap menonton pameran seni lukis.
Contoh:
Bacakan pilihan jenis-jenis pertunjukan/pameran seni, kemudian lingkari kode huruf
pertunjukan/pameran seni apa saja yang pernah ditonton sesuai dengan jawaban responden
(isian jawaban bisa lebih dari satu).
B. PENGGUNAAN BAHASA
Pertanyaan 1105-1106:
Pertanyaan 1105:
Apa Bahasa yang Paling Sering (Nama) Gunakan:
Di Rumah?
Di rumah yaitu interaksi responden dengan keluarga atau family pada saat berada di
rumah, baik secara langsung maupun tidak langsung (lewat telpon, sms, chatting, video call, dsb).
Pertanyaan 1106:
Dalam Pergaulan (Tempat Bekerja/Sekolah/Lingkungan)?
Dalam Pergaulan adalah interaksi responden dengan orang lain yang dilakukan di luar
rumah, yaitu di kantor, sekolah, maupun lingkungan masyarakat sekitar, baik secara langsung
maupun tidak langsung (lewat telpon, sms, chatting, video call, dsb).
Penegasan:
Jika responden menggunakan dua bahasa atau lebih, maka bahasa yang dicatat adalah bahasa
yang paling banyak digunakan oleh responden.
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Republik Indonesia dan bahasa
persatuan bangsa Indonesia.
104
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
 Kode 2: Bahasa daerah adalah suatu bahasa yang bersumber dari suatu wilayah/suku/etnis
tertentu atau yang dituturkan oleh penduduk wilayah/suku/etnis tertentu. Misal bahasa sunda,
jawa, madura, minangkabau, bugis, banjar, bali, betawi, dll. Bahasa daerah yang digunakan
tidak harus sesuai dengan suku/etnis/daerah asal responden.
 Kode 3: Bahasa asing adalah bahasa selain bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang ada di
Indonesia. Contoh: Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, Bahasa Arab, dsb.
Isikan salah satu kode sesuai jawaban responden pada tempat yang tersedia untuk
masing-masing pertanyaan.
6.12 Blok XII. Keterangan Pendidikan
Blok XII bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai pendidikan dari anggota
rumah tangga berumur 5 tahun ke atas yang meliputi kemampuan membaca dan menulis,
partisipasi sekolah, jenjang pendidikan tertinggi yang diduduki, tingkat/kelas tertinggi yang
pernah/sedang diduduki, ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki, dan jurusan saat SMA atau
perguruan tinggi.
Pertanyaan 1202: Isikan Kode “1”, jika nama berumur 5 tahun ke atas (lihat 407 ≥
5 tahun), atau Kode 0 Jika Tidak.
Cek isian Blok IV Pertanyaan 407. Isikan kode “1” pada kotak yang tersedia apabila isian
jawaban pada Blok IV Pertanyaan 407 berkode ≥ 5 (responden berumur 5 tahun atau lebih) atau
kode “0” jika tidak. Jika isian pertanyaan 1202 berkode “1” maka lanjutkan ke pertanyaan 1203.
Jika isian pertanyaan 1202 berkode “0” maka lanjutkan ke art berikutnya.
A. KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS
Dapat membaca dan menulis artinya dapat membaca dan menulis kata-kata/kalimat
sederhana dalam huruf latin, huruf arab, atau huruf lainnya.
Kalimat sederhana adalah kalimat yang mengandung kata-kata yang umum dipakai
dalam kehidupan sehari-hari dan setidaknya mengandung subjek dan predikat, misalnya ”saya
membaca”.
Penjelasan:
1. Orang yang hanya dapat membaca saja tetapi tidak dapat menulis atau sebaliknya,
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
105
digolongkan tidak dapat membaca dan menulis.
2. Orang yang dahulu bisa membaca dan menulis, tetapi karena jarang digunakan sehingga
lupa, digolongkan tidak dapat membaca dan menulis.
3. Anak-anak atau orang yang baru berlatih menulis (baik latin maupun arab) dengan cara
menyalin (menulis dengan meniru/mencontek) tulisan meskipun dia dapat membacanya.,
digolongkan tidak dapat membaca dan menulis.
4. Tuna netra yang dapat membaca dan menulis huruf braille, digolongkan dapat membaca dan
menulis.
5. Orang disabel/cacat yang sebelumnya dapat membaca dan menulis, kemudian karena
kedisabilitasnya/kecacatannya tidak dapat membaca dan menulis, digolongkan dapat
membaca dan menulis.
Pertanyaan 1203-1205: Apakah (Nama) Dapat Membaca dan Menulis Kalimat
Sederhana
Dalam
Bahasa
Sehari-hari
dengan
Menggunakan:
Pertanyaan 1203: Huruf Latin/Alfabet?
Huruf Latin adalah huruf menurut abjad latin (dari a-z). Kemampuan membaca dan
menulis huruf Latin tidak harus dalam bahasa Indonesia, tetapi bisa dalam bahasa lainnya,
misalnya bahasa Inggris, bahasa Belanda, dll.
Contoh kalimat sederhana dalam huruf latin:
ANTO MEMBACA BUKU SETIAP HARI
ANTO READS BOOK EVERYDAY
Pertanyaan 1204: Huruf Arab/Hijaiyah?
Huruf Arab adalah huruf hijaiyah (dari alif sampai ya’). Kemampuan membaca dan
menulis huruf Arab tidak harus dalam bahasa Arab, tetapi bisa dalam bahasa Indonesia maupun
bahasa lainnya, misalnya bahasa Persia (Iran), bahasa Pashto (Afghanistan), bahasa Urdu (India
dan Pakistan), bahasa Turki Utsmani (Turki), bahkan bahasa Melayu (Malaysia dan Indonesia).
Contoh kalimat sederhana dalam huruf Arab:
106
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Orang yang hanya dapat membaca Al Quran tetapi tidak dapat menulis
kalimat sederhana dengan huruf arab baik dalam bahasa arab maupun
lainnya digolongkan tidak dapat membaca dan menulis huruf arab.
Anak-anak atau orang yang baru berlatih menulis (baik latin maupun arab)
dengan cara menyalin (menulis dengan meniru/mencontek) tulisan,
digolongkan tidak dapat membaca dan menulis. Meskipun dia dapat
membacanya.
Pertanyaan 1205: Huruf Lainnya
Huruf Lainnya adalah huruf selain huruf latin dan arab. Misalnya : aksara/huruf Jawa (Ha
Na Ca Ra Ka), huruf Kanji/Hiragana/Katakana (Jepang), huruf Sunda, huruf Cina, dll.
Aksara Jawa/Hanacaraka
Huruf Kanji/Jepang
Isikan kode 1 jika “Ya” atau kode 5 jika “Tidak” pada masing-masing jenis huruf sesuai
jawaban responden.
B. PARTISIPASI SEKOLAH DAN JENJANG PENDIDIKAN
Seseorang dikatakan bersekolah apabila ia terdaftar dan aktif mengikuti proses belajar
baik di suatu jenjang pendidikan formal maupun non formal khususnya program kesetaraan (Paket
A/B/C) yang berada di bawah pengawasan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas)
maupun kementerian lainnya. Dikatakan aktif mengikuti paket A, paket B atau paket C apabila
dalam sebulan terakhir pernah mengikuti proses belajar di kegiatan paket. Berikut penjelasan
jenjang pendidikan formal dan non formal:
I. Jenjang pendidikan formal
Jenjang pendidikan formal terdiri dari jenjang pendidikan dasar, menengah dan tinggi.
1. Jenjang pendidikan dasar meliputi Sekolah Dasar (SD) termasuk SD kecil/pamong
(pendidikan anak oleh masyarakat, orang tua, dan guru), Sekolah Luar Biasa (SLB) tingkat
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
107
dasar, Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) umum/kejuruan
(termasuk SMP terbuka, SMEP, ST, SKKP), dan Madrasah Tsanawiyah (MTs).
2. Jenjang pendidikan menengah meliputi Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah
(MA), Sekolah Menengah Kejuruan (antara lain SMEA, STM, SMIP, SPG, SGA, termasuk
sekolah kejuruan yang dikelola oleh kementrian selain Kemdikbud), dan MAK (Madrasah
Aliyah Kejuruan).
3. Jenjang pendidikan tinggi meliputi:
a. Pendidikan Akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan/atau program
pascasarjana yang diarahkan pada penguasaan dan pengembangan cabang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Yang termasuk program pendidikan akademik antara lain
program sarjana (S1), magister (S2), dan doktor (S3). Lulusan program-program tersebut
berhak menggunakan gelar sarjana, magister, atau doktor.
b. Pendidikan Vokasi merupakan pendidikan tinggi program diploma yang menyiapkan
mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai program sarjana
terapan. Program pendidikan vokasi antara lain program diploma (diploma satu (D1),
diploma dua (D2), diploma tiga (D3), dan diploma empat (D4) atau sarjana terapan),
magister terapan, dan doktor terapan. Lulusan program-program pendidikan vokasi berhak
menggunakan gelar ahli pratama, ahli muda, ahli madya, sarjana terapan, magister
terapan, dan doktor terapan.
c. Pendidikan Profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang
menyiapkan mahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan persyaratan keahlian khusus.
Program pendidikan profesi (keahlian lanjutan) antara lain program profesi dan program
spesialis. Program profesi dapat menggunakan nama lain yang sederajat seperti program
profesi dokter, insinyur, apoteker, akuntan, notaris, psikolog, guru/pendidik, dan wartawan.
Sedangkan program spesialis dapat menggunakan nama lain yang sederajat dan memiliki
tingkatan, antara lain program dokter spesialis dan subspesialis, program insinyur
profesional pratama, madya, dan utama, sesuai ketentuan yang berlaku. Lulusan program
pendidikan profesi berhak menggunakan gelar profesi atau spesialis.
II. Jenjang pendidikan non formal (pendidikan kesetaraan):
Jenjang pendidikan nonformal yang dicakup dalam SUSENAS hanya pendidikan kesetaraan.
Pendidikan kesetaraan adalah pendidikan non formal yang mencakup program Paket A
Setara SD/MI, Paket B Setara SMP/MTs, dan Paket C Setara SMA/MA (UU No.20 tahun 2003
108
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
pasal 26). Paket A/B/C merupakan pendidikan kesetaraan dengan tujuan memperluas akses
pendidikan dasar sembilan tahun melalui program Paket A dan Paket B serta pendidikan
menengah melalui program Paket C. Penyelenggara menerapkan prinsip belajar oleh/dari untuk
masyarakat dengan memberdayakan peran masyarakat.
Peserta Pendidikan Kesetaraan:
Program diselenggarakan untuk memberi kesempatan masyarakat pada masyarakat
yang tidak mengikuti pendidikan formal. Penyelenggara menerapkan prinsip belajar oleh/dari
untuk masyarakat dengan memberdayakan peran masyarakat.
1.
Program Paket A setara SD/MI disediakan untuk:
 Penduduk yang belum selesai menempuh pendidikan (putus sekolah) di SD/Sederajat.
 Penduduk yang belum pernah menempuh pendidikan SD/Sederajat atau tidak dapat
bersekolah karena berbagai faktor seperti faktor ekonomi, kendala waktu, geografi, dan
masalah sosial/hukum seperti anak jalanan, korban napza, dan anak lapas.
2.
Program Paket B setara SMP/MTs disediakan untuk:
 Penduduk yang belum selesai menempuh pendidikan (putus sekolah) di SMP/sederajat
dari kelompok usia 15-44 tahun dengan prioritas usia 16-18 tahun.
 Penduduk yang lulus SD/sederajat yang tidak melanjutkan pada SMP/sederajatkarena
berbagai faktor seperti faktor ekonomi, kendala waktu, geografi, dan masalah
sosial/hukum seperti anak jalanan, korban napza, dan anak lapas.
3.
Program Paket C Setara SMA/MA disediakan untuk:
 Penduduk yang lulus (putus lanjut) SMP/Sederajat; atau penduduk yang putus
SMA/Sederajat.
 Penduduk yang lulus SMP/Sederajat tidak melanjutkan pada SMA/Sederajatkarena
berbagai faktor seperti faktor ekonomi, kendala waktu, geografi, dan masalah
sosial/hukum seperti anak jalanan, korban Napza, dan anak lapas.
Pondok pesantren tidak termasuk dalam pendidikan formal maupun non formal,
kecuali pondok pesantren yang mengadopsi kurikulum nasional, dan terdapat Surat
Keputusan resmi baik dari Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar, dan
Menengah maupun Kementerian Agama
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
109
Pertanyaan 1206: Apakah (Nama) Bersekolah? (termasuk Mengikuti Program
Paket A/B/C)
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: Tidak/belum pernah bersekolah adalah tidak/belum pernah terdaftar dan
tidak/belum pernah aktif mengikuti pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan formal maupun
non formal (Paket A/B/C), termasuk juga yang tamat/belum tamat taman kanak-kanak tetapi
tidak melanjutkan ke sekolah dasar.
 Kode 2: Masih bersekolah adalah terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan baik di suatu
jenjang pendidikan formal maupun non formal (Paket A/B/C), yang berada di bawah
pengawasan Kemdiknas, Kementrian Agama (Kemenag), Instansi Negeri lain maupun Instansi
Swasta. Termasuk bagi mahasiswa yang sedang cuti dianggap masih bersekolah.
 Kode 3: Tidak bersekolah lagi adalah pernah terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan baik di
suatu jenjang pendidikan formal maupun non formal (Paket A/ B/C), tetapi pada saat
pencacahan tidak terdaftar atau tidak aktif mengikuti pendidikan lagi.
Isikan salah satu kode 1, 2 atau 3 sesuai dengan jawaban responden. Jika jawaban
berkode 1 maka lanjutkan ke pertanyaan 1211.
Pertanyaan 1207: Apa Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Sedang/Pernah Diikuti
(Nama)?
Jenjang pendidikan tertinggi yang sedang/pernah diikuti adalah jenjang pendidikan
tertinggi yang sedang diikuti oleh seseorang yang masih bersekolah atau yang pernah dikuti oleh
seseorang yang sudah tidak bersekolah lagi, baik jenjang pendidikan formal maupun non formal
kesetaraan (Paket A/B/C).
Kode jawaban untuk pertanyaan ini ada 20 (dua puluh), yaitu:
 Kode 01: SD adalah Sekolah Dasar atau yang sederajat (sekolah dasar kecil, sekolah dasar
pamong).
 Kode 02: Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan
pendidikan umum dengan kekhasan agama islam yang terdiri dari 6 (enam) tingkat pada jenjang
pendidikan dasar (sederajat dengan SD).
 Kode 03: Paket A adalah satuan pendidikan non formal yang setara atau sederajat dengan
jenjang pendidikan dasar (SD).
 Kode 04: SDLB adalah satuan pendidikan/sekolah pada tingkat dasar yang menyelenggarakan
pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK).
110
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
 Kode 05: Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah Sekolah Menengah Pertama atau yang
sederajat (MULO, HBS 3 tahun).
 Kode 06: Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama islam yang terdiri dari 3 (tiga)
tingkat pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari Sekolah Dasar (SD), MI, atau bentuk
lain yang sederajat.
 Kode 07: Paket B adalah satuan pendidikan non formal yang setara atau sederajat dengan
jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).
 Kode 08: SMPLB adalah Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa.
 Kode 09: Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah Sekolah Menengah Atas (SMA), atauyang
sederajat (Sekolah Menengah Luar Biasa, HBS 5 tahun, AMS, dan KursusPegawai Administrasi
Atas (KPAA).
 Kode 10: Madrasah Aliyah (MA) adalah satuan pendidikan formal yangmenyelenggarakan
pendidikan umum dengan kekhasan agama islam yangterdiri dari 3 (tiga) tingkat pada jenjang
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat.
 Kode 11: Paket C adalah satuan pendidikan non formal yang setara atau sederajat dengan
jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA).
 Kode 12: SMLB adalah Sekolah Menengah Luar Biasa
 Kode 13: Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan
formal yang menyelenggarakanpendidikan kejuruan pada jenjang Pendidikan Menengah sebagai
lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajaryang
diakui sama atau setara SMP atau MTs.
 Kode 14: Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan
formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan dengan
kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs,
atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara
SMP/MTs.
 Kode 15: D1/D2 adalah Program Diploma 1/2 yang diselenggarakan/dikelola oleh Perguruan
Tinggi.
 Kode 16: D3 adalah program Diploma 3 yang diselenggarakan/dikelola oleh akademi/perguruan
tinggi.
 Kode 17: D4 adalah program pendidikan diploma 4 pada suatu perguruan tinggi.
 Kode 18: S1 adalah program pendidikan strata 1 (sarjana) pada suatu perguruan tinggi.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
111
 Kode 19: S2 adalah program pendidikan pasca sarjana (master), strata 2 pada suatu perguruan
tinggi. Pendidikan spesialis 1 disetarakan dengan S2
 Kode 20: S3 adalah program pendidikan pasca sarjana (doktor), strata 3 pada suatu perguruan
tinggi. Pendidikan spesialis 2 disetarakan dengan S3.
Isikan kode pilihan jawaban 1 s.d 20 sesuai dengan jawaban dari responden.
 Seseorang yang sedang bersekolah (terdaftar dan aktif) di dua sekolah pada jenjang
pendidikan yang sama, maka dicatat pada salah satu sekolah saja tergantung
jawaban responden mana yang lebih diutamakan.
 Seseorang sedang bersekolah (terdaftar dan aktif) di dua (atau lebih) jenjang
pendidikan yang berbeda, maka pilih kode yang lebih besar.
Pertanyaan 1208: Apa Tingkat/Kelas Tertinggi Yang Sedang/Pernah Diduduki
(Nama)?
Tingkat/kelas tertinggi adalah tingkatan/kelas terakhir atau paling tinggi yang dilalui
seseorang pada suatu jenjang pendidikan baik formal maupun non formal (Paket A/B/C) di
sekolah negeri maupun swasta.
Tamat sekolah/satuan pendidikan adalah menyelesaikan pelajaran yang ditandai
dengan lulus ujian akhir pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang pendidikan formal dan non
formal (Paket A/B/C) di sekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan tanda tamat
belajar/ijazah. Seseorang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi sudah
mengikuti ujian akhir dan lulus, dianggap tamat sekolah/satuan pendidikan.
Pada jenjang SMP/sederajat dan SMA/sederajat, kode isian kelas/tingkat yang pernah
atau sedang diduduki adalah seperti berikut:
Jenjang
SMP/sederajat
SMA/sederajat
112
Kelas yang pernah/
sedang diduduki
Kode isian jawaban
dalam kuesioner
Kelas 7
Kelas 8
Kelas 9
Kelas 10
Kelas 11
Kelas 12
1
2
3
1
2
3
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pada perguruan tinggi yang memakai sistem SKS (satuan kredit semester), keterangan
tentang tingkat/kelas yang diduduki dapat diperoleh dengan mengajukan pertanyaan tambahan
sebagai berikut:
"Berapa jumlah SKS yang sudah diselesaikan?".
Jawaban responden tersebut dikonversikan dengan ketentuan sebagai berikut:
Jumlah SKS
Tingkatan
0 - 30 SKS
31 - 60 SKS
61 - 90 SKS
91 - 120 SKS
≥ 121 SKS
Tingkat 1
Tingkat 2
Tingkat 3
Tingkat 4
Tingkat 5
Kasus:
1.Tingkat yang pernah atau sedang diduduki oleh seseorang mengikuti pendidikan di perguruan
tinggi dan telah menyelesaikan 30 dan 65 SKS adalah seperti berikut:
Jumlah SKS
yang selesai
Tingkat yang
pernah diduduki
Tingkat yang
sedang diduduki
30 SKS
65 SKS
1
2
2
3
2. Seseorang yang mengikuti alih program dari akademi/program diploma III ke perguruan tinggi
dengan jumlah SKS yang dikonversikan, maka tingkatnya ditentukan berdasarkan SKS hasil
konversi tersebut ditambah dengan SKS yang telah diselesaikannya di perguruan tinggi.
Paket A/B/C disetarakan dengan sekolah formal (Permen Diknas RI No.3 Tahun 2008)
dengan ketentuan sebagai berikut:
Jenis Paket
Jumlah SKK
Kelas
Paket A
0-34 SKK
Kelas 1
35-68 SKK
Kelas 2
69-102 SKK
Kelas 3
103-136 SKK
Kelas 4
137-170 SKK
171-204 SKK
Kelas 5
Kelas 6
0-34 SKK
Kelas 1
35-68 SKK
Kelas 2
69-102 SKK
Kelas 3
Paket B
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
113
Jenis Paket
Jumlah SKK
Kelas
Paket C
0-40 SKK
Kelas 1
41-81 SKK
Kelas 2
82-102 SKK
Kelas 3
Beban belajar Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C dinyatakan
dalam Satuan Kredit Kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai
oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran. SKK merupakan ukuran kegiatan
pembelajaran yang pelaksanaannya fleksibel. SKK dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi
yang diperoleh dari jalur pendidikan formal, informal, kursus, keahlian, dan pengalaman yang
relevan.
Penjelasan:
1. Seseorang yang telah tamat sekolah, maka tingkat/kelas tertinggi yang pernah/sedang
diduduki diberi kode 8.
2. Seseorang yang pernah/sedang mengikuti tingkat/kelas tertinggi pada program S1 diberi kode 5.
3. Sarjana yang pernah/sedang kuliah pada program master/S2 diberi kode 6.
4. Seseorang yang pernah/sedang kuliah program doktor/S3 diberi kode 7.
5. Tingkat/kelas pada Paket A adalah 1 s.d 6.
6. Tingkat/kelas pada Paket B dan Paket C adalah 1 s.d 3.
Isikan salah satu kode sesuai jawaban responden.
Pertanyaan 1209:
Apa Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki (Nama) ?
Ijazah/STTB adalah lembaran atau tanda bukti kelulusan yang diberikan kepada
seseorang yang sudah menyelesaikan semua persyaratan akademik pada suatu jenjang
pendidikan tertentu.
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: Tidak punya ijazah SD adalah seseorang yang tidak memiliki ijazah suatu jenjang
pendidikan atau pernah bersekolah di Sekolah Dasar atau yang sederajat (antara lain Sekolah
Luar Biasa tingkat dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Pamong, Sekolah Dasar Kecil,
paket A1-A100, Paket A Setara SD) tetapi tidak/belum tamat. Termasuk juga kepala rumah
tangga/anggota rumah tangga yang tamat sekolah dasar 3 tahun atau yang sederajat bukan
karena akselerasi.
114
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
 Kode 2 s.d. kode 13 sama dengan penjelasan pada pertanyaan 1207.
Isikan kode pilihan jawaban 1 s.d 13 sesuai dengan jawaban dari responden.
Kasus:
1.
Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang duduk di kelas 5 SD, atau kelas 2 SMP
(kelas VIII), atau kelas 2 SMA (kelas XI) tetapi telah mengikuti ujian SD, atau SMP, atau SMA
dan lulus, maka pendidikan yang ditamatkan adalah SD atau SMP atau SMA, sesuai dengan
jenjang yang dinyatakan lulus ujiannya.
2.
Ada kemungkinan kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang telah menamatkan
jenjang pendidikan tertentu ternyata pada saat wawancara sedang menjalani jenjang
pendidikan yang lebih rendah dari yang telah ditamatkan. Pastikanlah hal tersebut dengan
mengajukan pertanyaan sekali lagi. Bila keadaan ini terjadi, beri penjelasan di Blok Catatan.
3. Jika ijazah yang dimiliki hilang/terbakar/tidak diambil maka dianggap punya.
4. Jika seseorang pernah/sedang bersekolah di jenjang formal, karena gagal UAN kemudian ikut
ujian paket maka jenjang dan jenis pendidikan tertinggi yang pernah/sedang yang diduduki
adalah jenjang formalnya dan ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki adalah ijazah paket.
Contoh kasus:
1. Pada saat pencacahan Sahira tidak bersekolah, sedang mencari pekerjaan dengan
menggunakan ijazah Paket C. Sahira mengikuti ujian Paket C karena gagal dalam ujian akhir
nasional SMA tahun 2013. Maka pengisian pada Blok XII untuk Sahira adalah sebagai
berikut:
1206 = 3 ; 1207 = 09 ; 1208 = 8 ; 1209 = 06
2. Amira tahun 2013 lulus SD negeri 4 Banjarbaru. Karena harus membantu orang tua membuat
anyaman tikar, Amira memutuskan ikut paket B dengan alasan waktu dan biaya. Saat
pencacahan Amira duduk di tingkat 2/derajat terampil dan telah menyelesaikan 59 SKK.
Maka pengisian pada blok XII adalah sebagai berikut:
1206 = 2 ; 1207 = 07 ; 1208 = 2 ; 1209 = 03
Pertanyaan 1210 ditanyakan jika anggota rumah tangga sedang/pernah mengikuti
pendidikan pada jenjang SMLB, Paket C, SMA/MA, SMK/MAK, D1/D2, D3, D4/S1, S2
atau S3 (Pertanyaan 1209 berkode 09-20)
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
115
Pertanyaan 1210: Apa Jurusan/Program Studi yang Pernah/Sedang Diduduki Oleh
(Nama)?
Penjurusan pada tingkat SMA berdasarkan kelompok mata pelajaran dengan tujuan
untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya terhadap suatu
disiplin ilmu atau keterampilan tertentu serta sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan
tinggi. (Permendikbud No.69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SMA).
Penjurusan pada MA berbentuk program studi yang memfasilitasi kebutuhan
pembelajaran serta kompetensi yang diperlukan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada
jenjang pendidikan tinggi (Permen No.90 Tahun 2013 tentang Pendidikan Keagamaan).
Pengisian Jurusan/Program Studi pada tingkat SMA/MA/Paket C/SMLB adalah:
No
Jurusan/Program Studi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
Ilmu Bahasa dan Budaya
Ilmu Sosial (IPS)
Keagamaan
Matematika dan Ilmu Alam (IPA) termasuk: Fisika dan Biologi
Lainnya
Belum Penjurusan
Penjurusan pada tingkat pendidikan SMK/MAK dilakukan sesuai dengan bidang/
program/paket keahlian yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan Spektrum Pendidikan
Menengah Kejuruan (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 70 Tahun 2013 tentang
kerangka dasar dan struktur kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan).
Pengisian Jurusan/Program Studi pada tingkat SMK/MAK adalah:
No
116
Bidang Keahlian
Jurusan/Program Studi
(1)
(2)
(3)
1
Teknologi dan Rekayasa
Geologi Pertambangan
Geomatika
Teknik Bangunan
Teknik Elektronika
Teknik Energi Terbarukan
Teknik Furnitur
Teknik Grafika
Teknik Industri
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
No
Bidang Keahlian
Jurusan/Program Studi
(1)
(2)
(3)
2
Teknologi Informasi dan
Komunikasi
3
Kesehatan
4
Agrobisnis dan
Agroteknologi
5
Perikanan dan Kelautan
6
Bisnis dan Manajemen
7
Pariwisata
8
Seni Rupa dan Kriya
9
Seni Pertunjukan
Teknik Instrumentasi Industri
Teknik Ketenagalistrikan
Teknik Kimia
Teknik Mesin
Teknik Otomotif
Teknik Perkapalan
Teknik Perminyakan
Teknik Plambing dan Sanitasi
Teknologi Pesawat Udara
Teknologi Tekstil
Teknik Broadcasting
Teknik Komputer dan Informatika
Teknik Telekomunikasi
Kefarmasian
Keperawatan
Pekerjaan Sosial
Agribisnis Produksi Tanaman
Agribisnis Produksi Ternak
Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan
Kehutanan
Kesehatan Hewan
Mekanisasi Pertanian
Pelayaran
Teknologi Penangkapan Ikan
Teknologi dan Produksi Perikanan Budidaya
Administrasi
Keuangan
Tata Niaga
Tata Boga
Tata Busana
Tata Kecantikan
Desain dan Produksi Kriya
Seni Rupa
Seni Karawitan
Seni Musik
Seni Pedalangan
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
117
No
Bidang Keahlian
Jurusan/Program Studi
(1)
(2)
(3)
Seni Tari
Seni Karawitan
10
11
Lainnya
Belum Penjurusan
Penjurusan pada tingkat Pendidikan Tinggi merupakan hasil transformasi,
pengembangan, dan/atau penyebarluasan dari rumpun ilmu pengetahuan dan teknologi oleh
Sivitas Akademika melalui Tridharma. Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakan
kumpulan sejumlah pohon, cabang, dan ranting ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis
(UU Republik Indonesia No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi).
Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi tersebut terdiri dari:
a. Ilmu agama, merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan yang mengkaji keyakinan tentang
ketuhanan atau ketauhidan serta teks-teks suci agama antara lain ilmu ushuluddin, ilmu
syariah, ilmu adab, ilmu dakwah, ilmu tarbiyah, filsafat dan pemikiran Islam, ekonomi Islam,
ilmu pendidikan agama Hindu, ilmu penerangan agama Hindu, filsafat agama Hindu, ilmu
pendidikan agama Budha, ilmu penerangan agama Budha, filsafat agama Budha, ilmu
pendidikan agama Kristen, ilmu pendidikan agama Katholik, teologi, misiologi, konseling
pastoral, dan ilmu pendidikan agama Khong Hu Cu.
b. Ilmu humaniora, merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan yang mengkaji dan mendalami nilai
kemanusiaan dan pemikiran manusia, antara lain filsafat, ilmu sejarah, ilmu bahasa, ilmu
sastra, ilmu seni panggung, dan ilmu seni rupa.
c. Ilmu sosial, merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan yang mengkaji dan mendalami hubungan
antar manusia dan berbagai fenomena Masyarakat, antara lain sosiologi, psikologi,
antropologi, ilmu politik, arkeologi, ilmu wilayah, ilmu budaya, ilmu ekonomi, dan geografi.
d. Ilmu alam, merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan yang mengkaji dan mendalami alam semesta
selain manusia, antara lain ilmu angkasa, ilmu kebumian, biologi, ilmu kimia, dan fisika.
e. Ilmu formal, merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan yang mengkaji dan mendalami sistem
formal teoritis, antara lain ilmu komputer, logika, matematika, statistika, dan sistema.
f. Ilmu terapan, merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang mengkaji dan
mendalami aplikasi ilmu bagi kehidupan manusia antara lain pertanian, arsitektur dan
perencanaan, bisnis, pendidikan, teknik, kehutanan dan lingkungan, keluarga dan konsumen,
kesehatan, olahraga, jurnalistik, media massa dan komunikasi, hukum, perpustakaan dan
permuseuman, militer, administrasi publik, pekerja sosial, dan transportasi.
118
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pengisian Jurusan/Program Studi pada tingkat Perguruan Tinggi adalah sbb:
No
(1)
1
Rumpun Ilmu
(2)
Ilmu Agama
Bidang
(3)
Adab
Brahma Widya
Dakwah
Dharmacarya/
Darma Acarya
Dharmaduta
Dirasat
Islamiyah
Ekonomi Islam
Ilmu Religi
Ilmu Teologi
Musik Gerejawi
Pastoral
Konseling
Syariah
Jurusan/Program Studi
(4)
Antropologi Agama
Bahasa dan Sastra Arab
Bahasa dan Sastra Inggris
Tarjamah
Ilmu Perpustakaan
Kajian Wilayah Timur Tengah Islam
Politik Islam
Sejarah dan Kebudayaan Islam
Sosiologi Agama
Brahma Widya
Bimbingan dan Konseling/Penyuluhan
Islam
Komunikasi dan Penyiaran Islam
Manajemen Dakwah
Pengembangan Masyarakat Islam
Dharmacarya/ Darma Acarya
Dharmaduta
Dirasah Islamiyah
Hukum Islam
Pengkajian Islam/Studi Islam
Ilmu Agama Islam
Akuntansi Syari’ah
Akuntansi Bank Syari’ah
Akuntansi Lembaga Keuangan Syari’ah
Profesi Akuntan
Asuransi Syari’ah
Ekonomi Syari’ah/Islam
Keuangan Syari’ah
Manajemen Syari’ah
Manajemen Keuangan Syari’ah
Manajemen Bisnis Syari’ah
Perbankan Syari’ah
Ilmu Religi
Ilmu Teologi
Musik Gerejawi
Pastoral Konseling
Hukum Bisnis Syari’ah
Hukum Ekonomi Syari’ah (Mu’amalah)
Hukum Keluarga (Akhwal Syaksiyah)
Hukum Pidana Islam (Jinayah)
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
119
No
(1)
Rumpun Ilmu
(2)
Bidang
(3)
Tarbiyah
Ushuluddin
2
120
Ilmu
Humaniora
Ilmu Filsafat
Filsafat Buddish
Sastra
Jurusan/Program Studi
(4)
Hukum Tatanegara (Siyasah)
Ilmu Falak
Perbandingan Madzhab
Zakat dan Waqaf
Bimbingan dan Konseling Islam
Ilmu Pendidikan Anak Usia Dini Islam
Pendidikan Guru Raudhatul Athfal
Ilmu Pendidikan Dasar Islam
Pendidikan Guru Madrasah Islamiyah
DMS Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Kependidikan Islam
Manajemen Pendidikan Islam
Pendidikan Agama Islam
DMS Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Bahasa Arab
Pendidikan Islam:
Tadris/Pendidikan Bahasa Indonesia,
Fisika, Kimia, Biologi, IPS, Bahasa Inggris
Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Ilmu Aqidah
Ilmu Hadis
Ilmu Tasawuf
Akhlaq dan Tasawuf
Tasawuf Psikoterapi
Pemikiran Politik Islam
Perbandingan Agama
Psikologi Islam
Ilmu Filsafat Islam/Filsafat Agama
Filsafat Agama
Aqidah Filsafat
Ilmu Filsafat
Filsafat Buddish
Ilmu Susatra
Bahasa/Sastra Daerah:
Bahasa/Sastra Daerah Jawa
Bahasa/Sastra Daerah Sunda
Bahasa/Sastra Daerah Bali
Bahasa/Sastra Indonesia
Bahasa/Sastra Inggris
Bahasa/Sastra Mancanegara Lainnya:
Bahasa/Sastra Arab
Bahasa/Sastra Jepang
Bahasa/Sastra Perancis
Bahasa/Sastra Jerman
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
No
(1)
Rumpun Ilmu
(2)
Bidang
(3)
Seni
Seni Media
Rekam
3
Ilmu
Sosial
Ekonomi
Jurusan/Program Studi
(4)
Bahasa/Sastra Rusia
Bahasa/Sastra Belanda
Bahasa/Sastra Cina
Bahasa/Sastra Korea
Kriya Seni:
Kriya Kain
Kriya Kayu
Kriya Keramik
Kriya Logam
Kriya Kulit
Kriya Perhiasan
Antropologi Tari
Desain:
Desain Interior
Desain Produk
Desain Komunikasi Visual
Desain Grafis
Etnomusikologi
Penciptaan dan pengkajian seni
Seni Karawitan
Seni Musik
Seni Pedalangan
Seni Rupa Murni
Seni Tari
Seni Teater
Fotografi
Radio
Televisi dan Film
Ilmu Ekonomi
Ekonomi Pembangunan
Ilmu manajemen
Manajemen:
Manajemen Administrasi
Manajemen Perdagangan
Manajemen Perpajakan
Manajemen Pemasaran
Manajemen Perusahaan
Ilmu akuntansi
Akuntansi
Ilmu administrasi:
Ilmu administrasi Niaga
Ilmu administrasi Negara
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
121
No
(1)
Rumpun Ilmu
(2)
Bidang
(3)
Ilmu Sosial &
Ilmu Politik
4
Ilmu Alam
IPA
5
Ilmu Formal
Matematika
Ilmu Komputer
122
Jurusan/Program Studi
(4)
Administrasi:
Administrasi perkantoran
Keuangan dan Perbankan
Perpajakan
Profesi Akuntan
Sekretari
Ilmu Hubungan Internasional
Ilmu Pemerintahan:
Administrasi Pemerintahan
Ilmu Politik
Ilmu Sosial:
Ilmu Sosiatri
Ilmu Sosiologi:
Sosiologi
Ilmu Komunikasi
Hubungan Masyarakat
Jurnalistik
Komunikasi Massa
Ilmu Perpustakaan:
Perpustakaan
Kearsipan
Ilmu Kesejahteraan Sosial:
Pekerja Sosial
Ilmu Psikologi:
Psikologi
Ilmu Hukum:
Kenotariaan
Administrasi Peradilan
Ilmu Antropologi:
Antropologi sosial
Ilmu Sejarah
Ilmu Arkeologi
Geografi
Kriminologi
Fisika
Biologi
Farmasi, Analis Farmasi
Kimia, Kimia Analis, Kimia Industri
Meteorologi, Geofisika, Oseanografi
Matematika
Instrumentasi & Komputasi
Manajemen Informatika
Statistika
Ilmu Komputer
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
No
(1)
6
Rumpun Ilmu
(2)
Ilmu
Terapan
Bidang
(3)
Pertanian/
Teknologi
Pertanian
Peternakan
Perikanan &
Kelautan
Kehutanan
Teknik/
Teknologi
Industri/Ilmu
Kebumian &
Teknologi
Mineral
Jurusan/Program Studi
(4)
Agronomi, Hortikultura, Pemuliaan
Tanaman
Agrobisnis
Budidaya Pertanian, Ilmu Hama & Penyakit
Tumbuhan
Gizi Masyarakat & Sumberdaya Keluarga
Ilmu Tanah, Arsitektur Lansekap
Penyuluhan & Komunikasi Pertanian,
Ekonomi Pertanian & sumberdaya
Kedokteran Hewan, Kesehatan Hewan
Nutrisi & Makanan Ternak
Produksi Ternak, Kesehatan Ternak
Sosial Ekonomi Peternakan
Teknologi Hasil Ternak
Agrobisnis/Sosial Ekonomi Perikanan
Budidaya Perairan
Ilmu Kelautan
Manajemen Sumberdaya Perairan
Pemanfaatan sumber daya perairan
Teknologi Hasil Perikanan
Ilmu Kehutanan:
Budidaya Hutan
Kehutanan
Konservasi Sumberdaya Hutan
Manajemen Hutan
Teknologi Hasil Hutan
Ilmu Arsitektur:
Arsitektur
Perencanaan Wilayah & Kota
Survey dan Pemetaan
Ilmu Teknik Elektro:
Teknik Elektro
Teknik Elektronika
Opto Elektronika Laser
Teknik Listrik
Teknik Telekomunikasi
Ilmu Teknik Fisika:
Teknik Fisika
Desain Produk Industri
Ilmu Teknik Geodesi:
Teknik Geodesi
IlmuTeknik Geofisika:
Teknik Geofisika
Meteorologi
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
123
No
(1)
124
Rumpun Ilmu
(2)
Bidang
(3)
Jurusan/Program Studi
(4)
Ilmu Teknik Geologi:
Teknik Geologi
Geologi Terapan
Teknik Industri:
Teknik Pabrik
Teknologi Instrumentasi Pabrik
Manajemen Industri
Manajemen Pabrik
Ilmu Komputer:
Komputerisasi Akutansi
Manajemen Informatika
Sistem Informasi
Sistem Komputer
Teknik Informatika
Teknik Komputer
Ilmu Teknik Kimia:
Analis Kimia
Petro dan Oleo Kimia
Teknik Industri Tekstil
Teknik Kimia
Teknologi Kimia Industri
Ilmu Teknik Lingkungan:
Ilmu Lingkungan
Teknik Lingkungan
Ilmu Teknik :
Teknik Material Material
Ilmu Teknik Mesin:
Teknik Mesin
Mesin Industri
Mesin Otomotif
Mesin Perkakas
Perawatan dan Perbaikan Mesin
Perancangan Mekanik
Pengecoran Logam
Teknik Konversi Energi
Teknik Manufaktur
Teknik Mekatronika
Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
Teknik Pendingin dan Tata Udara
Teknik Perancangan Manufaktur
Teknologi Mekanik Industri
Teknik Metalurgi
Ilmu dan Rekayasa Nuklir:
Teknik Nuklir
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
No
(1)
Rumpun Ilmu
(2)
Bidang
(3)
Jurusan/Program Studi
(4)
Ilmu Teknik Penerbangan:
Teknik Penerbangan
Aeronautika
Avionika
Listrik Pesawat
Motor Pesawat
Rangka Pesawat
Ilmu Teknik Perkapalan:
Teknik Perkapalan
Teknik Bangunan Kapal
Teknik Kelistrikan Kapal
Teknik Perencanaan dan Konstruksi
Kapal
Teknik Permesinan Kapal
Teknik Sistem Perkapalan
Ilmu Teknik Perminyakan:
Teknik Perminyakan
Eksplorasi Minyak dan Gas
Laboratorium Minyak dan Gas
Keselamatan Kerja dan Pencegahan
Kebakaran
Pengolahan Minyak dan Gas
Ilmu Teknik Pertambangan:
Teknik Pertambangan
Ilmu Teknik Sipil:
Teknik Sipil
Sistem dan Teknik Jalan Raya
Perancangan Jalan dan Jembatan
Teknik Jalan Raya
Teknik Konstruksi Gedung
Teknik Konstruksi Sipil
Teknik Sipil Bangunan Air
Teknik Sipil Bangunan Transportasi
Ilmu Transportasi:
Transportasi
Ilmu Keteknikan Pertanian:
Keteknikan Pertanian
Teknologi Industri Pertanian
Ilmu dan Teknologi Pangan:
Teknologi Pangan
Teknologi Hasil Pertanian
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
125
No
(1)
126
Rumpun Ilmu
(2)
Bidang
(3)
Kedokteran/
kedokteran
gigi/spesialis
Jurusan/Program Studi
(4)
Ilmu Kedokteran:
Ilmu Kedokteran Dasar
Ilmu Kedokteran Keluarga
Ilmu Kedokteran Klinis
Ilmu Kedokteran Tropis
Imunologi
Biomedik
Ilmu Penyakit Mata
Ilmu Penyakit Dalam
Ilmu Penyakit Syaraf
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Ilmu Penyakit THT
Ilmu Anestesi
Ilmu Bedah
Ilmu Kebidanan dan Penyakit
Kandungan
Ilmu Penyakit Paru
Ilmu Kedokteran Forensik
Ilmu Kesehatan Anak
Ilmu Bedah Ortopaedi
Ilmu Bedah Urologi
Ilmu Bedah Plastik
Ilmu Penyakit Jantung
Ilmu Bedah Anak
Ilmu Patologi Anatomi
Ilmu Patologi Klinik
Ilmu Kedokteran Nuklir
Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Ilmu Kedokteran Olahraga
Radiologi
Psikiatri
Mikrobiologi Klinik
Farmakologi Klinik
Profesi Dokter
Pendidikan Dokter:
Fisioterapi
Radiodiagnostik dan Radioterapi
Teknik Elektro Medik
Refraksi Optisi
Perekam dan Informasi Kesehatan
Pengobatan Tradisional
Akupunktur
Ilmu Kedokteran Gigi:
Ilmu Kedokteran Gigi
Ilmu Kedokteran Gigi Dasar
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
No
(1)
Rumpun Ilmu
(2)
Bidang
(3)
Kesehatan
Masyarakat
Hukum
Keguruan &
Ilmu Pendidikan
Jurusan/Program Studi
(4)
Ilmu Kedokteran Gigi Komunitas
Ilmu Bedah Mulut
Ilmu Penyakit Mulut
Ilmu Konservasi Gigi
Ilmu Kesehatan Gigi Anak
Periodonsia
Ortodonsia
Prostodonsia
Profesi Dokter Gigi
Pendidikan Dokter Gigi :
Teknik Gigi
Ilmu Keperawatan:
Perawat Pendidik
Keperawatan
Bidan Pendidik:
Kebidanan
Ilmu Kesehatan Masyarakat:
Analis Kesehatan
Analis Lingkungan
Epidemiologi
Gizi
Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Kesehatan Ibu dan Anak
Kesehatan Lingkungan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Promosi dan Perilaku Kesehatan
Ilmu Hukum:
Kenotariatan
Administrasi Peradilan
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan:
Pendidikan Teknik Elektro
Pendidikan Teknik Elektronika
Pendidikan Teknik Mesin
Pendidikan Teknik Otomotif
Pendidikan Teknik Bangunan
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Pendidikan MIPA:
Pendidikan IPA
Pendidikan Matematika
Pendidikan Fisika
Pendidikan Kimia
Pendidikan Biologi
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
127
No
(1)
Rumpun Ilmu
(2)
Bidang
(3)
Jurusan/Program Studi
(4)
Pendidikan Olahraga:
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan
Rekreasi
Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Ilmu Pendidikan:
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Pengembangan Kurikulum
Bimbingan Konseling
Pendidikan Luar Biasa
Teknologi Pendidikan
Administrasi Pendidikan
Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia
Dini
Pendidikan Guru Agama
Pendidikan IPS:
Pendidikan Sejarah
Pendidikan Geografi
Pendidikan Ekonomi
Pendidikan Sosiologi
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
Ilmu Pendidikan Bahasa:
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia
Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah
Pendidikan Bahasa Inggris
Pendidikan Bahasa Arab
Pendidikan Bahasa Jepang
Pendidikan Bahasa Perancis
Pendidikan Bahasa Jerman
Pendidikan Bahasa Mandarin
Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Pendidikan Seni Rupa
Ilmu Keolahragaan
Tuliskan nama jurusan yang pernah/sedang diduduki oleh responden sesuai dengan penjurusan
yang ada pada tingkat SMA/sederajat atau Perguruan Tinggi. Kode jurusan diisi pengawas.
Pencacah diharuskan untuk menulis nama jurusan yang pernah/sedang diduduki oleh
responden selengkap-lengkapnya agar memudahkan dalam pengolahan, khususnya
pada waktu pemberian kode jurusan pada kotak oleh pengawas.
128
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pertanyaan 1211 ditanyakan pada anggota rumah tangga yang berumur 7-24 tahun
dan tidak pernah bersekolah atau tidak bersekolah lagi
(407 = 7-24 dan 1206 berkode 1 atau 3)
Pertanyaan 1211: Apa Alasan Utama (Nama) Tidak Pernah Bersekolah Atau Tidak
Bersekolah Lagi?
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: Tidak ada biaya sekolah, apabila responden atau keluarganya tidak mampu
menyediakan biaya untuk pendidikan.
 Kode 2: Bekerja/mencari nafkah, apabila responden tidak bersekolah karena bekerja/mencari
nafkah untuk memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan.
 Kode 3: Menikah, apabila responden tidak bersekolah karena menikah/berkeluarga
 Kode 4: Mengurus rumah tangga, apabila responden merasa sangat sibuk dalam mengurus
atau membantu mengurus rumah tangga sehingga tidak sempat untuk bersekolah. Termasuk
mengurus anggota rumah tangga yang sakit atau disabel/cacat.
 Kode 5: Merasa pendidikan cukup, apabila responden menganggap bekal pendidikan yang
dikuasai sudah cukup, dan tidak perlu lagi bersekolah ke kelas/tingkat/jenjang yang lebih tinggi.
 Kode 6: Malu karena ekonomi, apabila responden merasa malu karena keadaan ekonomi
keluarga lebih rendah dibandingkan teman-temannya.
 Kode 7: Sekolah jauh, apabila responden menganggap jarak sekolah dengan tempat tinggal
terlalu jauh, termasuk sekolah yang sulit/sukar untuk dicapai.
 Kode 8: Cacat/disabilitas
 Kode 9: Lainnya, misal: dipaksa berhenti, tidak suka, takut sama guru, dikeluarkan dari sekolah.
6.13 Blok XIII. Keterangan Art 5 Tahun Ke Atas yang Masih
Bersekolah
Blok XIII bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai pendidikan dari anggota
rumah tangga berumur 5 tahun ke atas yang masih bersekolah meliputi penyelenggara
pendidikan, sarana transportasi dan biaya transportasi ke sekolah, lama perjalanan yang rutin
ditempuh, beasiswa, biaya pendidikan, kebiasaan belajar di luar jam sekolah, dan akses internet
untuk mencari literatur dalam rangka tugas sekolah.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
129
Pertanyaan pada blok ini hanya ditanyakan untuk anggota ruta berumur 5 tahun ke atas
yang masih bersekolah (isian pada Blok IV Pertanyaan 407 berkode ≥ 5 dan isian pada Blok
XII Pertanyaan 1206 berkode 2). Sebelum memulai wawancara, pencacah menuliskan terlebih
dahulu nama dan nomor urut responden, yang disalin dari Blok IV Pertanyaan 402 dan 401, serta
menuliskan umur responden yang disalin dari Blok IV Pertanyaan 407 .
Pertanyaan 1301: Apakah (Nama) Bersekolah Di Sekolah Negeri atau Swasta?
Sekolah negeri adalah suatu sekolah dimana penyelenggaraannya/pengelolaannya
berada di bawah naungan pemerintah seperti Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan
Menengah/Dinas Pendidikan; Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi; Kementerian
Agama; atau Instansi Pemerintah lainnya (misalnya: Kementerian Keuangan, Kementerian Sosial,
Badan Pusat Statistik, dsb).
Sekolah swasta adalah sekolah yang diselenggarakan oleh non-pemerintah/swasta,
penyelenggara berupa perseorangan, badan atau yayasan pendidikan.
Lingkari kode 1 jika “bersekolah di sekolah negeri” dan kode 2 jika “bersekolah di sekolah
swasta” sesuai jawaban responden.
Pertanyaan 1302: Apakah (Nama) Pada Tahun Ajaran Sebelumnya (2014/2015)
Naik Kelas?
Naik kelas adalah berganti kelas/tingkat dari kelas/tingkat yang rendah ke kelas/tingkat
yang lebih tinggi (sesuai dengan urutan angka) karena memenuhi persyaratan nilai/akademis
yang telah ditentukan pada saat seseorang bersekolah di jenjang pendidikan tertentu.
Pilihan kode jawaban:
 Kode 0: Belum Pernah Sekolah, jika responden pada tahun ajaran sebelumnya (2014/2015)
belum bersekolah di SD sederajat atau sedang mengikuti pendidikan pra sekolah (TK, PAUD,
RA, BA).
 Kode 1: Ya, jika responden pada tahun ajaran sebelumnya (2014/2015) naik kelas.
 Kode 5: Tidak, jika responden pada tahun ajaran sebelumnya (2014/2015) tidak naik kelas.
130
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
 Kode 7: Tidak Relevan (Mahasiswa), jika jenjang pendidikan responden di Perguruan Tinggi.
Penjelasan:
Seseorang yang berhenti sekolah kemudian bersekolah lagi pada tingkat/jenjang yang lebih tinggi
(ada jeda antar jenjang pendidikan), dianggap sebagai naik kelas.
Contoh:
Karena tidak mempunyai biaya, pada tahun 2013 setelah lulus SMP Anto berhenti bersekolah satu
tahun. Pada tahun ajaran 2015/2016, Anto bersekolah lagi dan sedang duduk di kelas 1 SMA.
Maka Anto dianggap naik kelas karena berganti tingkat dari SMP ke SMA.
Pertanyaan 1303: Apakah Sarana Transportasi yang Biasa Digunakan (Nama) Ke
Sekolah?
Sarana transportasi yang biasa digunakan ke sekolah adalah sarana transportasi yang
biasa digunakan untuk pergi/berangkat dari rumah ke sekolah.
Kode jawaban untuk pertanyaan ini ada 8 (delapan), yaitu:
 Kode 1: Tanpa Kendaraan, adalah jika responden berjalan kaki.
 Kode 2: Sepeda.
 Kode 3 : Sepeda motor/perahu motor pribadi/dinas adalah sepeda motor/perahu motor yang
dimiliki/dikuasai secara perorangan atau sepeda motor/perahu motor dinas.
 Kode 4: Mobil pribadi/dinas adalah mobil yang dimiliki/dikuasai secara perorangan atau mobil
dinas.
 Kode 5: Mobil jemputan sekolah adalah mobil yang digunakan khusus untuk antar jemput
siswa ke sekolah baik yang resmi dikelola oleh sekolah maupun perorangan/kelompok,
termasuk bis sekolah.
 Kode 6: Kendaraan umum bermotor termasuk perahu motor dengan rute tertentu,
kendaraan umum yang melayani trayek tertentu, contoh: bis, angkot, bemo, dll.
 Kode 7: Kendaraan umum bermotor termasuk perahu motor tanpa rute tertentu, contoh:
ojek motor, becak motor, bajaj, taksi, taksi gelap (omprengan), dll.
 Kode 8 : Kendaraan umum tidak bermotor, contoh: becak, dokar, sampan, rakit, ojek sepeda.
Penjelasan:
Jika responden menggunakan dua atau lebih jenis transportasi, pemilihan sarana transportasi yang
biasanya digunakan ke sekolah adalah pilih yang paling sering digunakan, jika sama pilih yang
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
131
terjauh jaraknya, jika masih sama pilih yang membutuhkan waktu terbanyak, jika masih sama pilih
yang membutuhkan biaya terbesar.
Lingkari salah satu pilihan kode jawaban sesuai pengakuan responden.
Pertanyaan 1304.A:
Berapa Rata-Rata Biaya Transport (Nama) Per Hari untuk
Pulang Pergi ke Sekolah?
Tuliskan besarnya rata-rata biaya transportasi pulang-pergi dari rumah ke sekolah per
hari sesuai dengan pernyataan responden di tempat yang telah disediakan.
Penjelasan:
 Bagi siswa yang pergi dan pulang sekolah menggunakan kendaraan sendiri atau diantar orang
tuanya (khusus untuk mengantar sekolah, bukan yang menumpang orang tuanya berangkat
kerja) harus diperkirakan sesuai dengan biaya bahan bakar yang dikeluarkan.
 Rata-rata biaya transportasi bisa nol jika yang bersangkutan pulang pergi ke sekolah tanpa
menggunakan kendaraan (hanya berjalan kaki saja), mendapat tumpangan (termasuk siswa
yang berangkat ke sekolah menumpang orang tuanya yang berangkat kerja), naik bus sekolah
gratis.
 Siswa yang pergi pulang ke sekolah dengan berjalan kaki dan menggunakan moda
transportasi yang berbayar, maka rata-rata biaya transportasinya harus tetap diisi
meskipun jarak yang ditempuh dengan moda transportasi berbayar tersebut lebih pendek
daripada jarak yang ditempuh dengan berjalan kaki.
Contoh kasus:
Perjalanan Anton pergi pulang ke sekolah ditempuh dengan dua sarana transportasi yaitu
berjalan kaki dan naik sampan. Anton naik sampan dengan membayar Rp 4000,- pulang pergi.
Dengan memperkirakan jarak yang ditempuh dari rumah ke sekolah, ternyata jarak Anton
berjalan kaki lebih jauh dibanding jarak Anton naik sampan. Sehingga isian pertanyaan 1303
untuk Anton berkode 1 “Tanpa kendaraan” dan pertanyaan 1304.A terisi sebesar Rp 4000,-.
Pertanyaan 1304.B :
Berapa Rata-Rata Uang Saku (Nama) Per Hari ke Sekolah?
Uang saku adalah uang yang secara rutin diberikan oleh orang tua/wali kepada anak
yang dapat digunakan untuk tabungan atau membeli jajanan berupa makanan dan minuman
selama berada di sekolah; uang jajan.
132
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Penjelasan:
 Apabila uang saku diberikan secara bulanan maka rata-rata uang saku per hari adalah uang
saku per bulan dibagi dengan jumlah hari masuk sekolah selama sebulan.
 Apabila uang saku yang diberikan sudah termasuk uang untuk transportasi, maka
penghitungan rata-rata uang saku adalah jumlah uang saku yang diberikan dikurangi biaya
transport (1304.A).
Tuliskan besarnya uang saku ke sekolah per hari sesuai dengan pernyataan responden.
Pertanyaan 1305.A :
Berapa Jarak yang Rutin Ditempuh (Nama) dari Tempat
Tinggal ke Sekolah?
Jarak yang rutin ditempuh adalah jarak yang rutin/biasa dilalui responden dari tempat
tinggal ke sekolah dan dapat digunakan oleh umum.
Jarak yang dimaksud adalah jarak satu kali perjalanan pada saat pergi ke sekolah.
Tuliskan jarak yang rutin/biasa ditempuh dari tempat tinggal ke sekolah sesuai dengan
pernyataan responden dalam satuan kilometer.
Pertanyaan 1305.B :
Berapa Lama Perjalanan yang Rutin Ditempuh (Nama) dari
Tempat Tinggal ke Sekolah?
Lama perjalanan adalah lamanya waktu yang digunakan untuk menempuh perjalanan
secara rutin dari tempat tinggal ke sekolah.
Perjalanan yang dimaksud adalah satu kali perjalanan yaitu perjalanan pergi saja
(bukan perjalanan pulang pergi) dari tempat tinggal ke sekolah.
Tuliskan lamanya perjalanan yang rutin ditempuh oleh responden dari tempat tinggal ke
sekolah dalam satuan menit pada tempat yang telah disediakan.
Contoh kasus:
Aliando pergi ke sekolah secara rutin naik mobil jemputan dengan waktu tempuh 45 menit, namun
terkadang Aliando juga diantar orangtuanya naik motor lewat rute terdekat yang ditempuh dengan
waktu 25 menit. Maka isian pertanyaan 1305.B untuk Aliando yaitu 45 menit.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
133
Pertanyaan 1306:
Kegiatan Ekstrakurikuler/Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Apa
Saja yang Pernah/Sedang Diikuti Oleh (Nama) Pada Jenjang
Pendidikan yang Diduduki Saat Ini?
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di
luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan
pengawasan satuan pendidikan (Permendikbud RI nomor 62 tahun 2014 tentang Kegiatan
Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah). Kegiatan ekstrakurikuler
diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan,
kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung
pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) adalah kegiatan ekstrakurikuler atau aktivitas non
akademik yang ada di dalam perguruan tinggi untuk mengembangkan minat, bakat dan keahlian
bagi mahasiswa.
Jenjang pendidikan saat ini adalah jenjang pendidikan, baik jenjang pendidikan formal
maupun non formal, yang sedang diikuti/dijalani oleh art pada saat pencacahan.
Penjelasan:
 Siswa dianggap pernah mengikuti kegiatan jika telah mengikuti kegiatan tersebut minimal selama
3 bulan.
 Siswa kelas 1 (SD/SMP/SMA) yang baru mengikuti ekskul kurang dari 3 bulan, dikategorikan
sedang mengikuti ekskul.
 Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kurang dari 3 bulan tetapi berniat untuk terus
mengikuti ekstrakurikuler, dikategorikan sedang mengikuti ekstrakurikuler.
Contoh kasus:
Laila duduk di kelas 2 SMA. Pada awal tahun ajaran, Laila mengikuti ekstrakurikuler pecinta alam.
Namun setelah 1 bulan, Laila akhirnya mengundurkan diri dikarenakan kondisi fisik yang tidak
memungkinkan untuk terus ikut ekstrakurikuler pecinta alam. Oleh karena itu Laila dianggap tidak
pernah mengikuti ekstrakurikuler pecinta alam.
Jenis kegiatan ekstrakurikuler:
 Kode A: Pramuka adalah organisasi yang dibentuk untuk menyelenggarakan pendidikan
kepramukaan, yaitu proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia
pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan bagi siswa di sekolah.
134
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
 Kode B: Seni, Musik, dan Budaya adalah kegiatan ekstrakurikuler yang berhubungan dengan
seni, musik, dan budaya, misalnya tari, karawitan, drumband, teater, cheerleader, dll.
 Kode C: Olahraga adalah kegiatan ekstrakurikuler yang berhubungan dengan olahraga,
misalnya sepak bola, basket, futsal, bela diri, dll.
 Kode D: Kerohanian adalah adalah kegiatan ekstrakurikuler yang berhubungan dengan lingkup
suatu agama tertentu, misalnya: Rohis, Kerohanian Kristen, dll
 Kode E: Paskibra singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera dengan tugas utamanya yaitu
mengibarkan bendera merah putih dalam upacara bendera yang dilaksanakan oleh sekolah.
 Kode F: Palang Merah Remaja (PMR) adalah wadah bagi siswa yang tertarik di bidang kePalang Merahan. Materi yang diberikan mengenai P3K, dapur umum pengungsian, dan lain lain.
Kegiatan yang dilakukan antara lain donor darah, pengumpulan dana PMI dan membantu korban
bencana alam.
 Kode G: Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) adalah kelompok siswa yang berminat pada ilmu
pengetahuan dan teknologi.
 Kode H : Pecinta Alam adalah wadah bagi siswa yang tertarik pada bidang yang berhubungan
dengan lingkungan atau alam.
 Kode I: Lainnya, misalnya bahasa, komputer, koperasi siswa, robotik, dll.
 Kode X: Tidak mengikuti kegiatan, jika responden sama sekali tidak mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler.
Penjelasan:
Pilihan jawaban yang diarsir (kode E, F, G, dan H) tidak diperuntukkan bagi siswa SD/sederajat.
Lingkari kode pilihan jenis kegiatan ekstrakurikuler apa saja yang diikuti oleh responden.
Pilihan boleh lebih dari satu jawaban.
Pertanyaan 1307.A:
Apakah (Nama) Menerima Beasiswa/Bantuan Pendidikan
Pada Tahun Ajaran 2014/2015?
Beasiswa adalah bantuan dana pendidikan yang diberikan kepada siswa yang
berprestasi. Beasiswa yang ada di perguruan tinggi diantaranya Bantuan Belajar Mahasiswa
(BBM), Peningkatan Prestasi Akademik (PPA), Peningkatan Prestasi Ekstrakurikuler (PPE),
Bantuan Khusus Mahasiswa (BKM).
Bantuan Pendidikan adalah bantuan dana baik berupa uang atau barang yang diberikan
kepada siswa yang bukan karena prestasi, seperti: Bantuan Siswa Miskin (BSM), Program Indonesia
Pintar (PIP), Bantuan Pendidikan dari PNPM (buku, sepatu, uang transportasi).
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
135
Bantuan Pendidikan yang dimaksud pada Pertanyaan 1307.A
tidak termasuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Lingkari kode 1 jika “Ya” atau kode 5 jika “Tidak” sesuai
dengan jawaban dari
responden. Jika jawaban responden berkode 5 maka lanjutkan ke pertanyaan 1309.
Pertanyaan 1307.B:
Jika “Ya”, Sumber Beasiswa/Bantuan Pendidikan Berasal
Dari?
Sumber beasiswa/Bantuan pendidikan:
 Kode A: Bantuan Siswa Miskin (BSM)/Program Indonesia Pintar (PIP)
Bantuan Siswa Miskin (BSM) adalah bantuan dari pemerintah yang sumber dana
berasal dari dana APBN berupa sejumlah uang tunai yang diberikan langsung kepada siswa
SD, SMP, dan SMA/SMK dari keluarga miskin. Program Bantuan Siswa Miskin merupakan Program
Nasional yang bertujuan untuk menghilangkan halangan siswa miskin untuk bersekolah dengan
membantu siswa miskin memperoleh akses pelayanan pendidikan yang layak, mencegah putus
sekolah, menarik siswa miskin untuk kembali bersekolah, membantu siswa memenuhi kebutuhan
dalam kegiatan pembelajaran, mendukung program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun (bahkan hingga tingkat menengah atas), serta membantu kelancaran program sekolah.
Program Indonesia Pintar (PIP) adalah bantuan dari pemerintah berupa sejumlah
uang tunai yang diberikan langsung kepada siswa SD, SMP, dan SMA/SMK yang berasal dari
keluarga miskin, rentan miskin, serta penyandang masalah kesejahteraan sosial. Program
Indonesia Pintar (PIP) merupakan Program Nasional yang menjamin anak usia 7-18 tahun untuk
mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat satuan pendidikan menengah untuk mendukung
program Pendidikan Universal/Wajib Belajar 12 Tahun; mencegah peserta didik dari kemungkinan
putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan akibat kesulitan ekonomi; dan untuk menarik
siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan agar kembali mendapatkan layanan pendidikan di
sekolah/madrasah/pesantren/Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)/Sanggar Kegiatan
Belajar (SKB)/lembaga kursus dan pelatihan.
Penjelasan:
PIP merupakan konversi dari Bantuan Siswa Miskin (BSM). PIP mulai dilaksanakan pada tahun
2015 dengan tambahan target sasaran yaitu anak usia sekolah yang (1) tidak melanjutkan
sekolah, (2) putus sekolah, dan (3) anak penyandang masalah kesejahteraan sosial. PIP tidak
hanya berlaku di sekolah formal atau madrasah tapi juga berlaku di pesantren, pusat kegiatan
136
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
belajar masyarakat, sanggar kegiatan belajar, dan lembaga kursus dan pelatihan (termasuk balai
latihan kerja). PIP juga menghimbau sekolah untuk menerima kembali anak yang tidak
bersekolah.
Perbedaan Bantuan Siswa Miskin (BSM) dengan Program Indonesia Pintar (PIP):
Bantuan Siswa Miskin (BSM)
Menjangkau rakyat miskin
Hanya mencakup peserta didik yang
sekarang di sekolah
Berlaku di sekolah formal/madrasah
Tidak menghimbau anak yang tidak
bersekolah untuk bersekolah
Program Indonesia Pintar (PIP)
Menjangkau rakyat miskin dan rentan miskin
Juga mencakup anak usia sekolah yang (1) tidak
melanjutkan sekolah, (2) putus sekolah, dan (3) anak
penyandang masalah kesehatan sosial
Berlaku juga di pesantren, pusat kegiatan belajar
masyarakat, sanggar kegiatan belajar, dan lembaga
kursus dan pelatihan (termasuk balai latihan kerja)
Menghimbau sekolah untuk menerima kembali anak
yang tidak bersekolah
 Kode B: Bantuan dari pemerintah daerah adalah bantuan dana dimana sumber dana
bantuan berasal APBD bukan APBN. Besarnya bantuan tergantung dari kemampuan masingmasing Pemda.
 Kode C: Beasiswa dari pemerintah adalah bantuan dana pendidikan yang diberikan kepada
peserta didik yang berprestasi dimana sumber dana beasiswa berasal dari pemerintah tetapi
tidak melalui program BSM/PIP, termasuk beasiswa yang diperoleh karena tugas belajar dan
sekolah ikatan dinas.
Contoh:
1. BIDIK MISI adalah beasiswa/bantuan biaya pendidikan yang hanya ditujukan untuk calon
mahasiswa yang berprestasi dan tidak mampu (miskin).
2. Beasiswa Bakat dan Prestasi adalah beasiswa yang ditujukan untuk siswa yang
berprestasi.
 Kode D: Beasiswa/bantuan dari lembaga non pemerintah apabila sumber dana
beasiswa/bantuan pendidikan berasal dari lembaga swasta, misalnya GN-OTA (Gerakan
Nasional Orang Tua Asuh), Koperasi, perusahaan-perusahaan swasta seperti Sampoerna
Foundation, Djarum, dll. Termasuk pegawai yang memperoleh tugas belajar dari perusahaan
tempatnya bekerja.
 Kode E: Lainnya, misalnya bantuan pendidikan dari sekolah atau perorangan.
Lingkari kode darimana saja responden mendapat beasiswa/bantuan pendidikan.
Jawaban boleh lebih dari satu.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
137
Pertanyaan 1308.A: Cek 1307.B, Apakah kode A dilingkari?
Cek isian pada Pertanyaan 1307.B, apakah kode A dilingkari (responden memperoleh
bantuan pendidikan yang bersumber dari BSM/PIP).
Lingkari kode 1 jika “Ya” atau kode 5 jika “Tidak” sesuai dengan jawaban dari responden.
Jika jawaban responden berkode 5 maka lanjutkan ke pertanyaan 1309
Pertanyaan 1308.B: Berapa Jumlah Bulan BSM/PIP yang Diterima Tahun Ajaran
2014/2015?
Jumlah bulan adalah banyaknya bulan dimana responden mendapat BSM/PIP pada
tahun ajaran 2014/2015 (Juli 2014-Juni 2015).
Perlu diketahui bahwa untuk siswa yang akan lulus (kelas 6, 9 dan kelas 12) seharusnya
hanya menerima manfaat untuk 1 semester (6 bulan) saja.
Tuliskan jumlah bulan responden menerima BSM/PIP yang diterima selama tahun ajaran
2014/2015 pada tempat yang tersedia.
Pertanyaan 1308.C: Berapa Total Uang BSM/PIP yang Diterima Tahun Ajaran
2014/2015?
Tuliskan total uang BSM/PIP yang benar-benar diterima oleh responden selama tahun
ajaran 2014/2015 pada tempat yang tersedia.
Sebagai pengetahuan, nominal bantuan BSM/PIP pada tahun 2014/2015 yang
ditentukan oleh pemerintah dan seharusnya diterima responden adalah sebagai berikut:
(1) Jenjang SD sebesar Rp 225.000/siswa/semester (Rp 450.000/tahun)
(2) Jenjang SMP sebesar Rp 375.000/siswa/semester (Rp 750.000/tahun)
(3) Jenjang Sekolah Menengah sebesar Rp 500.000/siswa/semester (Rp 1.000.000/tahun)
Pertanyaan 1309:
Apakah (Nama) Memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP)?
Kartu Indonesia Pintar (KIP) merupakan mekanisme pemberian dana tunai bagi anak
sekolah dari keluarga kurang mampu menggunakan Kartu Indonesia Pintar. Kartu Indonesia
Pintar (KIP) menjamin dan memastikan seluruh anak usia sekolah dari keluarga kurang mampu
terdaftar sebagai penerima bantuan tunai pendidikan sampai lulus SMA/SMK/MA. KIP mencakup
pula anak usia sekolah yang tidak berada di sekolah seperti anak jalanan, pekerja anak, di panti
138
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
asuhan, dan difabel. KIP berlaku juga di pesantren, pusat kegiatan belajar masyarakat dan Balai
Latihan Kerja (BLK).
Lingkari kode 1 jika “Ya” atau kode 5 jika “Tidak” sesuai dengan jawaban responden pada
tempat yang tersedia.
Pertanyaan 1310:
Berapa Biaya Pendaftaran (Formulir Pendaftaran/Uang
Pangkal/Gedung, Daftar Ulang) Tahun Ajaran 2015/2016 (Juli
2015 – Juni 2016)
Biaya pendaftaran adalah biaya yang harus dibayarkan calon siswa, agar ia dapat
masuk/menjadi siswa di suatu sekolah/kelas yang ia daftar. Misalnya: formulir pendaftaran (pada
sekolah dimana responden diterima), uang pangkal, uang pendaftaran ulang, uang sumbangan
pembangunan gedung/sarana sekolah, dll.
Tuliskan besarnya biaya pendaftaran yang dikeluarkan responden baik berupa formulir
pendaftaran, uang pangkal/ gedung atau daftar ulang dalam satuan rupiah di tempat yang telah
disediakan. Jika responden tidak membayar biaya pendaftaran, maka tuliskan “0”.
Contoh cara pengisian pertanyaan 1310:
Nabila murid baru kelas VII SMP Teladan. Ketika mendaftar Nabila membeli formulir
pendaftaran sekolah tersebut Rp 300.000. Ketika telah diterima, orang tuanya dikenakan uang
pendaftaran sebesar Rp 28.000.000 termasuk SPP bulan Juli sebesar Rp 1.000.000 dan seragam
sekolah 8 stel @ Rp 250.000. Jadi besarnya biaya pendaftaran Nabila adalah sebesar: Rp
300.000 + Rp 28.000.000 – Rp 1.000.000 – (8 x Rp 250.000) = Rp 25.300.000. Sehingga
pengisian untuk pertanyaan 1310 yaitu Rp 25.300.000,-
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
139
Pertanyaan 1311: Biaya Pendidikan Juli - September 2015 :
Biaya pendidikan adalah biaya yang dikeluarkan oleh siswa untuk melaksanakan
pendidikan di sekolah.
Macam-macam biaya pendidikan:
a. SPP/Uang Kuliah Tunggal
 SPP adalah uang bayaran sekolah yang harus dibayar siswa setiap bulan.
 Uang Kuliah Tunggal adalah besaran biaya yang harus dibayarkan oleh mahasiswa pada
setiap semester. Uang Kuliah Tunggal (UKT) merupakan sebagian biaya kuliah yang
ditanggung oleh setiap mahasiswa berdasarkan kemampuan ekonominya.
Kategori kelompok Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi tiap mahasiswa ditentukan
berdasarkan jumlah total penghasilan kotor ayah dan ibu ditambah penghasilan tambahan
ayah dan ibu (jika ada), dengan kriteria sebagai berikut:
Kelompok
UKT 0
UKT 1
UKT 2
UKT 3
UKT 4
UKT 5
UKT 6
Kriteria penghasilan
(penghasilan kotor+penghasilan tambahan)
Peserta Bidik misi
Penghasilan ≤ 500.000
500.000 < Penghasilan ≤ 2.000.000
2.000.000 < Penghasilan ≤ 3.500.000
3.500.000 < Penghasilan ≤ 5.000.000
5.000.000 < Penghasilan ≤ 10.000.000
Penghasilan > 10.000.000
b. Komite Sekolah adalah uang yang harus dibayar siswa untuk menunjang kegiatan persatuan
orang tua murid dan guru atau pembinaan penyuluhan bagi pelajar.
c. Ekstrakurikuler adalah biaya yang dikeluarkan siswa untuk kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler,
yaitu kegiatan yang dilakukan oleh para siswa sekolah, di luar jam belajar kurikulum standar.
Kegiatan ini dapat berbentuk kegiatan pada seni, olah raga, pengembangan kepribadian, dan
kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa.
d. Baju Sekolah dan Perlengkapannya (Misal: Seragam Sekolah/Batik/Olahraga/Pramuka,
Dasi, Ikat Pinggang dan Lain-lain adalah biaya yang dikeluarkan siswa untuk membeli
pakaian seragam (pakaian yang harus dipakai selama berada dalam lingkungan sekolah), baik
seragam sekolah, seragam pramuka maupun pakaian olahraga.
e. Tutup Kepala dan alas kaki (misal: topi, kerudung, sepatu, kaos kaki, dan lain-lain)
f. Buku pelajaran/panduan/diktat adalah biaya yang dikeluarkan siswa untuk membeli buku
pelajaran/panduan/diktat dan biaya foto copy bahan pelajaran yang digunakan selama
140
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
belajar pada bulan Juli – September 2015.
g. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembar kerja bagi siswa baik dalam kegiatan intrakurikuler
maupun kokurikuler untuk mempermudah pemahaman terhadap materi pelajaran yang didapat.
h. Alat tulis dan perlengkapan lainnya adalah biaya yang dikeluarkan siswa untuk membeli alat
tulis dan perlengkapan sekolah lainnya seperti tas sekolah, tempat pensil, buku tulis, dll.
i. Praktikum/keterampilan dan bahan penunjangnya adalah biaya yang harus dibayar siswa
untuk keperluan praktik suatu mata pelajaran. Misalnya: praktikum IPA, praktikum elektro,
keterampilan/prakarya, dll. Termasuk biaya pembelian bahan-bahan praktikum yang dibeli
sendiri oleh siswa.
j. Kursus yang diselenggarakan sekolah (termasuk pengayaan materi) adalah biaya yang
dikeluarkan siswa untuk mengikuti kursus yang diselenggarakan sekolah seperti kursus
komputer dan pengayaan materi.
k. Evaluasi/ujian adalah biaya yang harus dibayar siswa sehubungan dengan diadakannya
evaluasi/ujian. Misalnya: EHB, EBTA, ujian mid-semester, ujian praktik, ujian lisan, ujian
tertulis, ujian negara, skripsi, KKN, dan lain sebagainya.
l. Kunjungan edukatif (study tour) adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan study tour.
m. Lainnya, misalnya uang perpisahan, biaya wisuda, biaya OSIS, dll.
n. Total (a s.d. m) adalah total biaya pendidikan yang merupakan penjumlahan dari rincian 1311.a
s.d. 1311.m.
Penjelasan:
1. Biaya pendidikan pada 1311.a s.d. 1311.m adalah biaya yang seharusnya dibayar/
dibebankan kepada siswa. Apabila siswa belum membayar (menunda) maka 1311.a s.d.
1311.m harus tetap diisi sebesar nilai yang dibayar siswa lain di kelas/tingkat/sekolah yang
sama.
2. Jika biaya pendidikan diberikan gratis karena program/kebijakan dari sekolah/negara/pemda
maka tidak perlu diimputasi, tuliskan ”0” pada biaya pendidikan yang dimaksud.
3. Jika biaya pembelian buku pelajaran sudah termasuk biaya pembelian LKS, isikan untuk
masing-masing rincian bila dapat dipisahkan/dirinci. Jika tidak maka proporsikan besarnya
biaya buku pelajaran dan LKS sebesar 60:40.
4. Pada saat masuk sekolah pertama kali siswa membeli perlengkapan sekolah 1 set, jika sulit
dipisahkan biayanya maka masukkan biaya yang dikeluarkan ke 1311.d.
5. Jika biaya pendidikan yang bisa dibayar perbulan, namun oleh rumah tangga dibayar langsung
untuk satu semester, maka biaya dihitung dengan cara membagi dua biaya yang dibayar untuk
satu semester.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
141
Isikan biaya yang dikeluarkan selama Juli-September 2015 (dalam rupiah) sesuai
dengan jenis biaya pendidikan 1311.a s.d. 1311.m pada tempat yang tersedia. Total biaya
pendidikan merupakan penjumlahan pertanyaan 1311.a s.d. 1311.m yang dituliskan pada 1311.n
Contoh pengisian pertanyaan 1311.a s.d. 1311.m:
Pada saat pencacahan, Andrea duduk di kelas VIII. Uang SPP tahun ajaran 2015/2016
gratis, komite sekolah Rp 25.000/bulan, uang evaluasi Rp 50.000/semester, uang OSIS Rp
20.000/bulan, foto copy bahan pelajaran (ringkasan) Rp 20.000, pembelian pakaian 1 stel pakaian
seragam Rp 150.000 dan 1 pakaian olahraga Rp 125.000. Andrea ikut ekstrakurikuler futsal
dengan membayar iuran sebesar Rp 20.000 per bulan. Pembelian buku tulis selama JuliSeptember 2015 Rp 350.000, buku bacaan yang dibeli 3 buku dengan harga Rp 225.000 dan
sisanya dipinjamkan oleh sekolah dan boleh di bawa pulang, membeli LKS dengan harga Rp
200.000. Pengisian pertanyaan 1310.a s.d. 1310.m untuk Andrea sbb:
Pertanyaan 1312.A:
Pada Bulan Juli-September 2015, Apakah (Nama) Biasa
Belajar di Luar Jam Sekolah?
Belajar di luar jam sekolah adalah kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa di luar
jam pelajaran sekolah. Termasuk mengikuti bimbingan belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah
dari sekolah. Les privat termasuk dalam belajar di luar jam sekolah.
142
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Bimbingan belajar adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat,
dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang
timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan .
Les privat adalah suatu kegiatan bimbingan belajar yang dilakukan secara personal
antara siswa dan guru pembimbing. Kegiatan ini biasanya berlangsung di rumah siswa dengan
mendatangkan guru pembimbing.
Penjelasan:
1. Beberapa siswa yang mengundang guru sekolahnya ke rumah untuk memberi bimbingan
pelajaran termasuk dalam belajar di luar jam sekolah.
2. Pendalaman/pengayaan materi yang dilaksanakan oleh pihak sekolah (penambahan jam belajar
oleh sekolah) meskipun pada saat pulang sekolah, tidak termasuk belajar di luar jam sekolah.
Lingkari kode 1 jika responden menjawab “Ya”, kode 5 jika menjawab “Tidak”. Jika
jawaban responden berkode 5 maka lanjutkan ke pertanyaan 1313.
Pertanyaan 1312.B:
Dimana (Nama) Biasanya Belajar di Luar Jam Sekolah?
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: Rumah Sendiri, jika responden biasa belajar di luar jam sekolah bertempat di rumah
responden.
 Kode 2: Bukan Rumah Sendiri, jika responden biasa belajar di luar jam sekolah bertempat di
rumah orang lain, seperti rumah teman, rumah tetangga, rumah famili, atau rumah lainnya.
 Kode 3: Sekolah, jika responden biasa belajar di luar jam sekolah bertempat di lingkungan
sekolah atau kampus.
 Kode 4: Tempat umum, jika responden biasa belajar di luar jam sekolah bertempat di tempat
umum, misal: perpustakaan umum, taman, kafe, rumah makan, lembaga bimbingan belajar, dll.
Lingkari kode pilihan sesuai jawaban dimana responden biasanya belajar.
Pertanyaan 1312.C:
Apakah (Nama) Biasa Belajar Secara Berkelompok?
Belajar berkelompok adalah suatu kegiatan belajar yang dilakukan bersama–sama
(minimal 2 orang), baik dengan teman satu sekolah atau tidak, dengan bantuan pembimbing atau
tidak, guna menyelesaikan persoalan–persoalan yang berkaitan dengan pelajaran.
Lingkari kode 1 jika responden menjawab “Ya”, kode 5 jika menjawab “Tidak”.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
143
Pertanyaan 1312.D:
Apakah Ketika Belajar di Luar Jam Sekolah (Nama) Dibantu
Oleh Pembimbing?
Pembimbing adalah orang yang membimbing, menuntun, mengajari atau memberikan
bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang yang dilakukan secara berkesinambungan,
supaya individu tersebut dapat memahami suatu persoalan sehingga ia sanggup mengatasi
persoalan tersebut.
Lingkari kode 1 jika responden menjawab “Ya”, kode 5 jika menjawab “Tidak”. Jika
jawaban responden berkode 5 maka lanjutkan ke pertanyaan 1312.F.
Pertanyaan 1312.E:
Jika “Ya”, Siapa Yang Biasanya Membimbing (Nama)?
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: Orang tua/wali, jika yang membimbing belajar adalah orang tua/wali.
 Kode 2: Guru privat adalah orang yg memberi pelajaran privat (membimbing) kepada
seseorang atau sejumlah kecil siswa (di rumah, bukan di sekolah) dengan dibayar.
 Kode 3: Famili, jika yang membimbing belajar adalah keluarga, kerabat, atau sanak saudara
tanpa dibayar.
 Kode 4: Lainnya, jika yang membimbing belajar adalah selain yang disebutkan diatas,
misalnya teman sekolah.
Penjelasan:
Jika yang membimbing belajar lebih dari 1 orang maka yang dicatat adalah orang yang paling
sering membimbing.
Lingkari salah satu pilihan kode sesuai jawaban dari responden.
Pertanyaan 1312. F:
Dalam 3 Bulan Terakhir, Berapa Hari Rata-Rata Per Minggu
(Nama) Belajar Di Luar Jam Sekolah?
Rata-rata per minggu belajar adalah banyaknya hari dalam seminggu yang biasa
dihabiskan oleh responden untuk belajar di luar jam sekolah.
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: 6-7 hari, jika responden rata-rata belajar dalam seminggu setidaknya 6 sampai 7 hari.
 Kode 2: 3-5 hari, jika responden rata-rata belajar dalam seminggu setidaknya 3 sampai 5 hari.
 Kode 3: 1-2 hari, jika responden responden rata-rata belajar dalam seminggu setidaknya 1
sampai dengan 2 hari.
144
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Isikan kode sesuai jawaban responden pada kotak yang telah tersedia.
Pertanyaan 1312. G:
Biasanya Berapa Lama (Nama) Belajar Dalam Sehari?
Lama belajar adalah lamanya waktu dalam sehari yang biasa digunakan oleh siswa
untuk belajar di luar jam sekolah.
Tuliskan lamanya responden belajar di luar jam sekolah dalam satuan menit.
Pertanyaan 1313.A:
Dalam 3 Bulan Terakhir, Apakah (Nama) Pernah Mengakses
Internet (Termasuk Browsing, Facebook, Twitter, BBM,
Whats App dan sejenisnya)?
Internet (Interconnected Network) adalah sebuah sistem komunikasi global yang
menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia.
Mengakses Internet apabila seseorang meluangkan waktu untuk mengakses internet
baik dengan menggunakan komputer/PC, laptop, ataupun handphone, sehingga ia dapat
memanfaatkan atau menikmati fasilitas internet seperti: mencari literatur/referensi, mencari
informasi/berita, komunikasi, browsing, e-mail/chatting, game online, dll.
Lingkari pilihan kode jawaban 1 atau 5 sesuai dengan jawaban dari responden. Jika
jawaban berkode 5 maka lanjutkan ke art berikutnya. Jika tidak ada anggota rumah tangga yang
bersekolah lagi maka lanjutkan ke blok XIV.
Pertanyaan 1313.B:
Apakah (Nama) Pernah Mencari Informasi/ Literatur Sebagai
Penunjang Tugas Sekolah?
Informasi/literatur sebagai penunjang tugas sekolah seperti buletin, artikel, hasil
penelitian, ringkasan buku, undang-undang, peraturan pemerintah yang dapat digunakan sebagai
acuan atau referensi untuk mengerjakan tugas.
Lingkari pilihan kode jawaban 1 atau 5 sesuai dengan jawaban dari responden.
6.14 Blok XIV. Keterangan Hubungan Sosial Kemasyarakatan
Blok XIV bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai hubungan sosial
kemasyarakatan dari anggota rumah tangga berumur 10 tahun ke atas meliputi keikutsertaan
dalam kegiatan pertemuan RT, kegiatan sosial kemasyarakatan di lingkungan sekitar, dan
kegiatan organisasi selain di tempat kerja/sekolah.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
145
Pertanyaan 1402:
Isikan Kode “1”, jika nama berumur 10 tahun ke atas (lihat 407
≥ 10 tahun), atau Kode 0 Jika Tidak
Cek isian Blok IV Pertanyaan 407. Isikan kode “1” pada kotak yang tersedia apabila isian
jawaban pada Blok IV Pertanyaan 407 berkode ≥ 10 (responden berumur 10 tahun atau lebih),
atau kode “0” jika tidak. Jika isian pertanyaan 1402 berkode “1” maka lanjutkan ke pertanyaan
1403. Jika isian pertanyaan 1402 berkode “0” maka lanjutkan ke art berikutnya.
Pertanyaan 1403-1404 bertujuan untuk mengidentifikasi keikutsertaan/keterlibatan ART
dalam proses pengambilan keputusan rapat/pertemuan untuk menentukan kesejahteraan
masyarakat di lingkungan tempat tinggal ART.
Pertanyaan 1403 :
Dalam Setahun Terakhir, Apakah (Nama) Pernah Mengikuti
Kegiatan Pertemuan (Rapat) di Lingkungan Sekitar (RT/RW/
Dusun/Desa)?
Pertemuan (rapat) di lingkungan sekitar (RT/RW/Dusun/Desa) yang dimaksud adalah
berkumpulnya sekelompok orang yang tinggal di lingkungan RT/RW/Dusun/Desa atau
berkumpulnya warga di lingkungan RT/RW/Dusun/Desa untuk membahas atau menyelesaikan
permasalahan kesejahteraan masyarakat di lingkungan RT/RW/Dusun/Desa.
Rapat dapat diselenggarakanpada saat pertemuan rutin bulanan warga atau pada saat
diselenggarakan kegiatan sosial kemasyarakatan di lingkungan ART tersebut.
Lingkari kode 1 jika “ya” atau kode 5 jika “tidak” sesuai jawaban responden. Apabila
jawaban berkode 5, maka lanjutkan ke pertanyaan 1405.
Pertanyaan 1404:
Apakah (Nama) Memberikan Saran/Pendapat Dalam Kegiatan
Pertemuan (Rapat) Tersebut?
Memberikan saran/pendapat yaitu menyampaikan sudut pandang/gagasan/ide
mengenai suatu topik yang sedang dibahas di dalam pertemuan/rapat.
Lingkari kode 1 jika “ya” atau kode 5 jika “tidak” sesuai jawaban responden.
146
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pertanyaan 1405-1411:
Dalam 3 Bulan Terakhir, Apakah (Nama) Pernah Mengikuti
Kegiatan Sosial Kemasyarakatan di Lingkungan Sekitar
(RT/RW/Dusun/Desa) Yang Berkaitan Dengan:
Kegiatan sosial kemasyarakatan adalah kegiatan bersama anggota masyarakat yang
bersifat sosial (tidak mencari keuntungan ekonomi) di lingkungan tempat tinggal.
Mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan adalah partisipasi/keikutsertaan (terlibat
aktif) seseorang dalam kegiatan sosial kemasyarakatan yang ada di lingkungan tempat tinggal
yang masih dalam lingkup RT/RW/Dusun/Desa/Kelurahan.
Penjelasan:
Kegiatan sosial kemasyarakatan yang dimaksud adalah kegiatan sosial kemasyarakatan yang
sesuai dengan peruntukannya, apakah kegiatan tersebut ditujukan untuk segmen tertentu atau tidak.
Contoh:
Kegiatan kursus memasak yang diselenggarakan khusus untuk ibu-ibu (perempuan), maka
yang dianggap mengikuti kegiatan (kode=1) atau tidak mengikuti (kode=5) hanya untuk art
perempuan saja. Sedangkan untuk art laki-laki dianggap tidak ada kegiatan keterampilan (kode=7)
Pertanyaan 1405: Keagamaan seperti pengajian, persekutuan doa, perayaan hari besar
keagamaan, ceramah agama, kajian kitab suci.
Pertanyaan 1406: Keterampilan seperti keterampilan memasak, menyulam, kecantikan, dan
merangkai bunga.
Pertanyaan 1407: Olahraga/Permainan, seperti bola voli, badminton, sepak bola, jalan
sehat. Termasuk bermain gaple, catur, remi, dll.
Pertanyaan 1408: Gotong royong, seperti kerja bakti, bakti sosial
Pertanyaan 1409: Arisan
Pertanyaan 1410: Kematian, seperti penyelenggaraan jenazah, dari memandikan sampai
dengan menguburkan jenazah. Termasuk melayat.
Pertanyaan 1411: Sosial lainnya, seperti kegiatan posyandu, penyuluhan kesehatan dan
penyuluhan untuk mencegah terjadinya/meluasnya penggunaan narkoba dan minuman keras.
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: Ya, jika responden mengikuti kegiatan tersebut.
 Kode 5: Tidak, jika responden tidak mengikuti kegiatan tersebut.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
147
 Kode 7: Tidak ada kegiatan, jika di lingkungan tempat tinggal responden tidak ada kegiatan
sosial kemasyarakatan.
Isikan kode jawaban pada masing-masing jenis kegiatan sosial kemasyarakatan sesuai
dengan jawaban responden. Jika salah satu dari 1405-1411 ada yang berkode 5, maka lanjutkan
ke Pertanyaan 1412. Jika tidak maka lanjutkan ke Pertanyaan 1413.
Pertanyaan 1412: Alasan Utama (Nama) Tidak Mengikuti Kegiatan Sosial
Kemasyarakatan?
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: Malas, apabila responden merasa malas untuk mengikuti kegiatan sosial
kemasyarakatan.
 Kode 2: Tidak suka/Tidak bermanfaat, apabila responden tidak suka atau merasa tidak ada
manfaat/keuntungan mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan.
 Kode 3: Tidak ada waktu, apabila responden karena kesibukannya merasa tidak mempunyai
waktu untuk mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan.
 Kode 4: Malu/rendah diri, seperti malu yang disebabkan karena latar belakang ekonomi,
malu karena latar belakang keluarga, malu karena keterbatasan fisik, dll.
 Kode 5: Sakit
 Kode 6: Lainnya, alasan selain yang telah disebutkan di atas, misalnya belum cukup umur,
sudah lanjut usia, dll.
Isikan salah satu kode yang sesuai dengan alasan utama responden tidak mengikuti
kegiatan sosial kemasyarakatan pada kotak yang tersedia.
Pertanyaan 1413:
Apakah (Nama) Ikut Serta Dalam Kegiatan Organisasi Selain
di Tempat Kerja/Sekolah?
Organisasi adalah suatu sistem perserikatan antara dua orang atau lebih yang
bekerjasama secara terencana, terpadu dan terarah untuk mencapai tujuan tertentu, baik formal
(berbadan hukum) maupun tidak. Organisasi biasanya dibingkai dalam suatu keanggotaan dan
kepengurusan (memiliki ketua, sekretaris dan bendahara) dan memiliki aturan-aturan tertentu.
Contoh organisasi: Karang taruna, FBR (Forum Betawi Rempug), Muhammadiyah, Fatayat NU,
PKK, DKM (Dewan Kemakmuran Masjid), komunitas/klub sepeda motor, dll.
148
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Organisasi selain di tempat kerja/sekolah adalah organisasi di masyarakat yang tidak
berkaitan dengan pekerjaan atau sekolah dari seseorang.
Dalam survei ini, seseorang dicatat sebagai anggota organisasi bila yang bersangkutan
harus mendaftar untuk menjadi anggota. Keanggotaan di dalam organisasi seperti KORPRI,
OSIS, BEM, dan PGRI tidak dianggap sebagai anggota organisasi karena keanggotaannya
otomatis atau tidak mendaftar.
Kode jawaban:
Kode 1: Ya, Aktif, apabila responden sering mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh organisasi
baik sebagai anggota maupun pengurus.
Kode 2: Ya, Tidak Aktif, apabila responden jarang atau tidak pernah mengikuti kegiatan yang
dilakukan oleh organisasi.
Kode 5: Tidak, apabila responden tidak menjadi anggota organisasi.
Isikan kode sesuai jawaban responden pada kotak yang tersedia.
Pertanyaan 1414:
Jika Ya, Apa Bidang Kegiatan Organisasi Utama Yang Diikuti
Oleh (Nama)?
Bidang kegiatan organisasi:
 Kode 1: Keagamaan adalah organisasi yang dibentuk sebagai sarana partisipasi masyarakat
dalam lingkup suatu agama tertentu. Contoh: Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), NU,
Muhammadiyah, (KWI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Perwakilan Umat Buddha
Indonesia (Walubi), Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), dll.
 Kode 2: Politik adalah organisasi atau kelompok yang bergerak atau berkepentingan atau
terlibat dalam proses politik. Contoh: Partai Golkar, Partai Demokrat, PAN, PDI Perjuangan, dll.
 Kode 3: Pendidikan adalah organisasi yang bergerak di bidang pendidikan. Contoh: PKBM
(Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Gerakan Seribu Guru, Indonesia Mengajar
 Kode 4: Lingkungan hidup adalah organisasi yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan.
Contoh: Walhi, Kelompok pecinta alam
 Kode 5: Ekonomi adalah organisasi yang bergerak di bidang ekonomi. Contoh: Koperasi, IPMI
(Ikatan Pengusaha Muda Indonesia), IWAPI (Ikata Pengusaha Wanita Indonesia)
 Kode 6: Sosial adalah organisasi yang bergerak di bidang sosial. Contoh: Palang Merah
Indonesia, MER-C, Dharma Wanita, PKK, Karang Taruna, dll.
 Kode 7: Olahraga adalah organisasi yang bergerak di bidang olahraga. Contoh: SSB Jaya Raya,
Komunitas Bola Voli Bekasi, Sepeda mania, dll.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
149
 Kode 8: Lainnya adalah organisasi yang bergerak dalam bidang selain yang telah disebutkan,
misalnya di bidang kesehatan, budaya, hobi, dll.
Isikan kode bidang kegiatan organisasi yang diikuti sesuai jawaban responden pada
kotak yang tersedia.
Pertanyaan 1415:
Apa Alasan (Nama) Mengikuti Organisasi?
Pertanyaan ini ditujukan baik kepada responden yang aktif dalam organisasi maupun
yang tidak aktif
Alasan mengikuti organisasi:
 Kode 1: Belajar kepemimpinan, jika responden mengikuti organisasi dengan tujuan untuk belajar
mengenai kepemimpinan.
 Kode 2: Menambah pengetahuan, jika responden mengikuti organisasi untuk menambah
pengetahuan atau wawasan.
 Kode 3: Mengisi waktu luang, jika responden mengikuti organisasi untuk mengisi waktu luang.
 Kode 4: Mencari teman, jika responden mengikuti organisasi untuk mencari teman.
 Kode 5: Melayani masyarakat, jika responden mengikuti organisasi agar dapat melayani
masyarakat.
 Kode 6: Lainnya, jika responden mengikuti organisasi karena alasan selain yang telah disebutkan.
Contoh: menjadi anggota dewan, memperluas jaringan bisnis, mengembangkan hobi.
Isikan kode alasan mengikuti organisasi sesuai jawaban responden pada kotak yang
tersedia.
6.15 Blok XV. Keterangan Ketenagakerjaan
Pertanyaan dalam Blok XV bertujuan untuk menggali informasi ketenagakerjaan dari
anggota rumah tangga yang berumur 10 tahun ke atas. Keterangan mengenai ketenagakerjaan
yang dihimpun antara lain kegiatan yang dilakukan seminggu terakhir, lapangan usaha/bidang
pekerjaan, status/kedudukan, pekerjaan tambahan, jumlah hari dan jam kerja.
Pertanyaan 1502:
Isikan Kode 1 Jika Nama Berumur 10 Tahun ke Atas (lihat 407
≥ 10 Tahun), atau Kode 0 Jika Tidak.
Cek isian Blok IV Pertanyaan 407. Isikan kode “1” pada kotak yang tersedia apabila isian
150
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
jawaban pada Blok IV Pertanyaan 407 adalah 10 atau lebih (responden berumur 10 tahun atau
lebih), atau kode “0” jika tidak. Jika isian pertanyaan 1502 berkode “1” maka lanjutkan ke
pertanyaan 1503. Jika isian pertanyaan 1502 berkode “0” maka lanjutkan ke art berikutnya.
Pertanyaan 1503:
Selama Seminggu Terakhir, Kegiatan Apakah yang Dilakukan
(Nama)?
Seminggu terakhir adalah jangka waktu 7 hari berturut-turut yang berakhir sehari
sebelum tanggal pencacahan. Contoh, jika pencacahan dilakukan tanggal 9 September 2015,
maka yang dimaksud seminggu terakhir adalah dari tanggal 2 - 8 September 2015.
Kegiatan yang dicakup di sini meliputi bekerja, sekolah, mengurus rumah tangga, dan
kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.
Kode pilihan jawaban:
 Kode A: Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau
membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam
seminggu terakhir. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak
terputus. Penghasilan atau keuntungan mencakup upah/ gaji/pendapatan termasuk semua
tunjangan dan bonus bagi pekerja/ karyawan/pegawai dan hasil usaha berupa sewa, bunga
atau keuntungan, baik berupa uang atau barang termasuk bagi pengusaha.
Jika seseorang melakukan pekerjaan tetapi tidak bermaksud memperoleh atau membantu
memperoleh penghasilan atau keuntungan maka tidak dianggap bekerja.
 Kode B: Sekolah adalah kegiatan bersekolah di sekolah formal maupun sekolah non formal
(Paket A/B/C), baik pada pendidikan dasar, pendidikan menengah atau pendidikan tinggi. Tidak
termasuk yang sedang libur/cuti.
 Kode C: Mengurus rumah tangga adalah kegiatan mengurus rumah tangga/membantu
mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji. Ibu rumah tangga atau anak-anaknya
yang melakukan kegiatan kerumahtanggaan, seperti memasak, mencuci dsb digolongkan
sebagai mengurus rumah tangga. Bagi pembantu rumah tangga yang mengerjakan hal yang
sama tetapi mendapat upah/gaji, tidak digolongkan sebagai mengurus rumah tangga,
melainkan digolongkan sebagai bekerja.
 Kode D: Lainnya selain kegiatan pribadi adalah kegiatan selain bekerja, sekolah dan
mengurus rumah tangga. Kegiatan lainnya yang dicakup disini adalah kegiatan yang bersifat
aktif seperti olahraga, kursus, piknik, kegiatan sosial (misalnya berorganisasi dan kerja bakti)
dan kegiatan ibadah keagamaan (misalnya majelis ta’lim/pengajian). Kegiatan pribadi seperti
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
151
tidur, santai, bermain dan tidak melakukan kegiatan apapun tidak dianggap sebagai melakukan
kegiatan.
 Kode X: Tidak Mengikuti Kegiatan, jika responden selama seminggu terakhir tidak
melakukan kegiatan bekerja, sekolah, mengurus rumah tangga, dan kegiatan lainnya selain
kegiatan pribadi.
Penjelasan:
1. Melakukan pekerjaan dalam konsep bekerja adalah melakukan kegiatan ekonomi yang
menghasilkan barang atau jasa.
2. Orang yang melakukan kegiatan budidaya tanaman yang hasilnya hanya untuk dikonsumsi
sendiri dianggap tidak bekerja, kecuali budidaya tanaman bahan makanan pokok, yaitu padi,
jagung, sagu, dan atau palawija (ubi kayu, ubi jalar, kentang).
3. Anggota rumah tangga yang membantu melaksanakan pekerjaan kepala rumah tangga atau
anggota rumah tangga yang lain, misal di sawah, ladang, warung/toko dan sebagainya,
dianggap bekerja walaupun tidak menerima upah/gaji (pekerja tak dibayar).
4. Orang yang memanfaatkan profesinya untuk keperluan rumah tangga sendiri dianggap
bekerja.
5. Anggota rumah tangga yang sedang magang tetapi masih bersekolah dikategorikan
bersekolah.
Contoh kasus:
1. Dokter yang mengobati anggota rumah tangga sendiri, tukang bangunan yang memperbaiki
rumah sendiri, dan tukang jahit yang menjahit pakaian sendiri termasuk dalam kategori
bekerja.
2. Seseorang yang mengusahakan persewaan mesin/alat pertanian, mesin industri, peralatan
pesta, alat pengangkutan dan sebagainya dikategorikan bekerja.
3. Pembantu rumah tangga termasuk kategori bekerja, baik sebagai anggota rumah tangga
majikannya maupun bukan anggota rumah tangga majikannya.
4. Jika seseorang menyewakan tanah pertanian kepada orang lain secara bagi hasil, maka
mereka dikategorikan bekerja bila ia menanggung risiko (ada keterlibatan biaya produksi) atau
turut mengelola atas usaha pertanian itu.
5. Pekerja serabutan/bebas baik yang bekerja di sektor pertanian maupun nonpertanian yang
sedang menunggu pekerjaan, dianggap tidak bekerja.
6. Seorang petinju atau penyanyi profesional yang sedang latihan dalam rangka profesinya
dianggap sebagai bekerja.
152
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Untuk menghindari kesalahan informasi yang diperoleh dari Pertanyaan 1503,
pencacah harus menanyakan keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh anggota
rumah tangga selama seminggu terakhir. Kesalahan yang sering dilakukan adalah
ketika responden menyatakan bekerja selama seminggu terakhir, pencacah pada
umumnya tidak menanyakan lagi kegiatan-kegiatan yang lain.
Pada pertanyaan 1503 ini responden boleh menjawab lebih dari 1 jawaban. Lingkari kode
sesuai jawaban responden. Jika pertanyaan 1503 kode A (bekerja) dilingkari, maka lanjutkan ke
pertanyaan 1505.
Pertanyaan 1504:
Selama Seminggu Terakhir, Apakah (Nama) Mempunyai
Pekerjaan/Usaha, Tetapi Sementara Tidak Bekerja?
Mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah mereka yang mempunyai
pekerjaan/ usaha tetapi selama seminggu terakhir tidak bekerja karena sesuatu sebab seperti
sakit, cuti, menunggu panen, tugas belajar atau mogok kerja.
Penjelasan:
Mereka yang digolongkan mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah:
1. Pekerja profesional yang sedang tidak bekerja karena sakit atau menunggu pekerjaan
berikutnya. Contoh: dalang, tukang pijat, dukun dan penyanyi.
2. Pekerja tetap, pegawai pemerintah atau swasta yang sedang tidak bekerja karena cuti, sakit,
mangkir, mogok kerja, atau diistirahatkan sementara karena perusahaan menghentikan
kegiatannya sementara, misalnya karena kerusakan mesin, bahan baku tidak tersedia dan
sebagainya.
3. Petani yang mengusahakan tanah pertaniannya sedang tidak bekerja karena alasan sakit
atau menunggu pekerjaan berikutnya seperti menunggu panen atau musim hujan untuk
menggarap sawah.
Catatan:
1. Orang yang sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja pada saat pencacahan tidak
dikategorikan sementara tidak bekerja. Lingkari kegiatannya sesuai yang dilakukannya
selama seminggu terakhir sebelum pencacahan.
2. Pekerja bukan profesional, seperti pekerja serabutan/bebas, tukang cangkul keliling, buruh
tani dan buruh lepas lainnya yang sementara tidak ada pekerjaan atau tidak melakukan
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
153
kegiatan "bekerja" selama seminggu terakhir, tidak dikategorikan sebagai sementara tidak
bekerja.
Isikan kode 1 jika “ya” atau kode 5 jika “tidak” pada kotak yang tersedia sesuai dengan
jawaban responden. Jika jawaban berkode 5 maka lanjutkan ke pertanyan 1510.
Pertanyaan 1505 s.d 1509 ditanyakan hanya untuk anggota rumah tangga yang
bekerja (1503 kode A dilingkari atau 1504 berkode 1)
Pertanyaan 1505:
Selama Seminggu Terakhir, Apa Lapangan Usaha atau Bidang
Pekerjaan Utama dari Tempat Pekerjaan (Nama)?
Lapangan usaha atau bidang pekerjaan adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/
perusahaan/kantor tempat kepala rumah tangga/anggota rumah tangga bekerja.
Cara menentukan pekerjaan utama:
1. Jika kepala rumah tangga/anggota rumah tangga pada seminggu terakhir hanya mempunyai
satu pekerjaan, maka pekerjaan tersebut dicatat sebagai pekerjaan utama.
2. Jika kepala rumah tangga/anggota rumah tangga pada seminggu terakhir mempunyai lebih
dari satu pekerjaan, maka pekerjaan yang menggunakan waktu terbanyak dicatat sebagai
pekerjaan utama. Jika waktu yang digunakan sama, maka pekerjaan yang memberikan
penghasilan terbesar dianggap sebagai pekerjaan utama. Jika waktu yang digunakan sama
dan penghasilannya juga sama besar, maka terserah pada responden pekerjaan mana yang
dianggapnya merupakan pekerjaan utama.
Kode jawaban pertanyaan:
 Kode 01: Pertanian tanaman padi dan palawija, kegiatan pertanian yang menghasilkan
produk tanaman pangan padi dan palawija (jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi
kayu, ubi jalar, dll)
 Kode 02: Hortikultura, meliputi tanaman buah-buahan, tanaman sayuran, tanaman obat, dan
tanaman hias.
 Kode 03: Perkebunan, kegiatan perkebunan yang menghasilkan produk tanaman perkebunan
misalnya cengkeh, karet, kelapa, kelapa sawit, kina, kopi, lada, vanili, sagu, teh, pala, kapas,
rosella, tebu, tembakau, dan lain-lain.
 Kode 04: Perikanan Tangkap, mencakup kegiatan “penangkapan ikan”, yaitu perburuan,
154
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
penangkapan organisme air liar yang masih hidup (terutama ikan-ikanan, mollusca dan
crustacea) termasuk tumbuhan laut, tumbuhan pesisir atau tumbuhan perairan dalam untuk
konsumsi atau tujuan lain yang ditangkap baik menggunakan tangan atau berbagai jenis alat
tangkap seperti jaring, dan peralatan pancing lainnya.
 Kode 05: Perikanan Budidaya, mencakup kegiatan perikanan budidaya pembudidayaan ikan
untuk menghasilkan produk ikan atau biota air seperti ikan bersirip, mollusca, crustacea,
tumbuhan air, buaya, aligator dan binatang ampibi lainnya, termasuk budidaya berbagai biota air
laut, payau, dan air tawar, serta tempat penetasan telur ikan dan peternakan cacing laut.
 Kode 06: Peternakan, mencakup budidaya dan pembibitan hewan ternak, unggas, serangga,
binatang melata/reptil, cacing, hewan peliharaan. Termasuk budidaya hewan untuk diambil
hasilnya seperti bulu, telur, masu dan lilin lebah, dan kepompong ulat sutera.
 Kode 07: Kehutanan dan Pertanian lainnya
 Kode 08: Pertambangan/penggalian,
 Pertambangan, misalnya pertambangan minyak bumi, gas alam, panas bumi, batu bara, dan
sejenisnya.
 Penggalian, misalnya penggalian batu (batu hias, batu bangunan, batu kapur/gamping), pasir,
tanah liat, dan gips
 Kode 09: Industri pengolahan adalah pengubahan bahan dasar (bahan mentah) menjadi
barang jadi/setengah jadi dan atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih
tinggi nilainya, baik secara mekanis, kimiawi, dengan mesin atau tangan.
 Kode 10: Listrik, gas dan air, mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha pengadaan tenaga
listrik, gas alam, uap panas, uap panas, air panas, dan sejenisnya melalui jaringan, saluran, atau
pipa infrastruktur permanen.
 Kode 11: Konstruksi/bangunan, mencakup kegiatan konstruksi umum dan konstruksi khusus
pekerjaan bangunan gedung dan bangunan sipil. Kegiatan konstruksi mencakup pekerjaan baru,
perbaikan, penambahan dan perubahan, pendirian prafabrikasi bangunan atau struktur di lokasi
proyek, dan konstruksi yang bersifat sementara.
 Kode 12: Perdagangan, meliputi kegiatan ekonomi/lapangan usaha dibidang perdagangan dari
berbagai jenis barang.
 Kode 13: Hotel dan rumah makan, mencakup penyediaan akomodasi penginapan jangka
pendek (hotel, pondok wisata, vila, losmen, hostel, dll) untuk pengunjung dan pelancong lainnya
serta penyediaan makanan dan minuman untuk konsumsi segera (restoran, kafe, warung
makan, kedai makan, dll). Keghiatan ini termasuk usaha jasa boga/katering.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
155
 Kode 14: Transportasi dan pergudangan, mencakup penyediaan angkutan penumpang atau
barang, baik yang berjadwal maupun tidak, dengan menggunakan rel, saluran pipa, jalan darat,
air atau udara dan kegiatan yang berhubungan, seperti fasilitas terminal dan parkir, bongkar
muat, penggudangan, jasa penunjang transportasi, dan lain-lain. Termasuk dalam kategori ini
penyewaan alat angkutan dengan pengemudi atau operator, juga kegiatan pos dan kurir.
 Kode 15: Informasi dan komunikasi, meliputi kegiatan/usaha penerbitan buku, majalah dan
sejenisnya; produksi program film, video, dan televisi, perekaman suara dan penerbitan musik;
kegiatan penyiaran dan pemrograman; kegiatan/usaha telekomunikasi baik dengan kabel
maupun tanpa kabel; penyedia jasa informasi, agen berita dan sejenisnya.
 Kode 16: Keuangan dan asuransi, mencakup jasa keuangan, termasuk asuransi, reasuransi
dan kegiatan dana pensiun dan jasa penunjang keuangan. Kegiatan ini juga mencakup kegiatan
dari pemegang aset, seperti kegaiatan perusahaan holding dan kegiatan dari lembaga kegiatan
perbankan (konvensional maupun syariah), usit usaha syariah, koperasi/unit simpan pinjam,
baitul maal wantamil (BMT), pegadaian, asuransi (konvensional maupun syariah), dana pensiun,
bursa efek, money changer, dan lain-lain.
 Kode 17: Jasa pendidikan, mencakup kegiatan pendidikan pada berbagai tingkatan dan untuk
berbagai pekerjaan, baik secara lisan atau tertulis. Pendidikan dapat disediakan dalam ruangan,
melalui penyiaran radio dan televisi, internet dan surat menyurat.
 Kode 18: Jasa kesehatan, mencakup pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
profesional terlatih di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain. Misalnya jasa rumah sakit,
puskesmas, poliklinik, praktik dokter, dokter gigi, pelayanan kesehatan oleh paramedis,
pengangkutan orang sakit, termasuk juga unit-unit yang berkaitan dengan pelayanan
pengobatan tradisional/alternatif (oleh tabib, dukun, shinse, dll).
 Kode 19: Jasa kemasyarakatan, pemerintahan, dan perorangan
 Kode 20: Lainnya.
Penjelasan:
1. Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang sedang cuti dan pada masa cuti tersebut
ia tidak melakukan pekerjaan lain, maka pekerjaan utamanya adalah pekerjaan yang dia
cutikan.
2. Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang sedang cuti dan pada masa cuti tersebut
melakukan pekerjaan lain, maka salah satu dari pekerjaan lainnya itu merupakan pekerjaan
utamanya.
156
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Contoh kasus:
1. Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga memiliki pekerjaan sebagai seorang manajer
pemasaran di perusahaan real estate yang sedang cuti selama seminggu terakhir dan selama
cuti tidak melakukan pekerjaan apapun, maka pekerjaan utama kepala rumah tangga/anggota
rumah tangga tersebut selama seminggu terakhir adalah sebagai manajer pemasaran di
perusahaan real estate.
2. Selama seminggu terakhir, kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang bekerja
sebagai seorang dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sedang cuti, dan selama cuti
membantu istrinya berdagang alat-alat olah raga, maka pekerjaan utama kepala rumah
tangga/anggota rumah tangga tersebut selama seminggu terakhir adalah berdagang alat-alat
olah raga.
3. Selama seminggu terakhir, seorang petani selain bertanam padi di lahan sendiri, juga
menanam padi di lahan orang lain dengan menerima upah. Petani tersebut digolongkan
mempunyai dua pekerjaan yaitu bertanam padi di lahan milik sendiri dan buruh tanaman
pangan walaupun lapangan usahanya sama yaitu pertanian.
4. Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang pada pagi hari menjadi buruh menanam
padi dan pada sore hari menjadi buruh menanam sayur-sayuran pada orang yang berbeda,
maka kepala rumah tangga/anggota rumah tangga tersebut digolongkan memiliki dua
pekerjaan di bidang pertanian. Salah satu dari pekerjaan-pekerjaan tersebut yang
menggunakan waktu terbanyak dianggap sebagai pekerjaan utama. Jika waktunya sama,
maka yang memberikan penghasilan terbesar dianggap sebagai pekerjaan utama.
Pertanyaan 1506:
Selama Seminggu Terakhir, Apa Status/Kedudukan (Nama)
dalam Pekerjaan Utama?
Status/kedudukan dalam pekerjaan adalah jenis kedudukan kepala rumah
tangga/anggota rumah tangga dalam pekerjaan utama.
Pertanyaan ini diisi dengan cara menuliskan salah satu kode status/kedudukan dalam
pekerjaan utama, yaitu sebagai berikut:
 Kode 1: Berusaha sendiri adalah kepala rumah tangga/anggota rumah tangga bekerja atau
berusaha dengan menanggung risiko secara ekonomis, yang ditandai dengan tidak kembalinya
ongkos produksi yang telah dikeluarkan dalam rangka usahanya tersebut, serta tidak
menggunakan pekerja dibayar maupun pekerja tak dibayar. Termasuk yang sifatnya
memerlukan teknologi atau keahlian khusus.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
157
Contoh:
Sopir lepas (tidak mendapat gaji) dengan sistem setoran, tukang becak, tukang kayu, tukang
batu, tukang listrik, tukang pijat, tukang gali sumur, agen koran, tukang ojek, pedagang yang
berusaha sendiri, dokter/bidan/dukun bersalin yang buka praktek sendiri, calo tiket, calo
tanah/rumah dan sebagainya.
 Kode 2: Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar adalah kepala rumah
tangga/anggota rumah tangga bekerja atau berusaha atas risiko sendiri, dan menggunakan
buruh/karyawan/pegawai tak dibayar dan/atau buruh/karyawan/ pegawai tidak tetap.
Buruh/karyawan/pegawai tidak tetap adalah kepala rumah tangga/anggota rumah
tangga sebagai buruh/karyawan/pegawai yang bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/
perusahaan dan hanya menerima upah berdasarkan pada banyaknya waktu kerja atau volume
pekerjaan yang dikerjakan.
Contoh:
1. Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga pemilik warung/toko yang dibantu oleh
anggota rumah tangga lain/pekerja tak dibayar dan/atau dibantu orang lain yang diberi
upah berdasarkan hari masuk kerja.
2. Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga sebagai pedagang keliling yang dibantu
pekerja tak dibayar atau orang lain yang diberi upah pada saat membantu saja.
3. Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang mengusahakan lahan pertaniannya
dengan dibantu pekerja tak dibayar. Walaupun pada waktu panen kepala rumah
tangga/anggota rumah tangga tersebut memberikan hasil bagi panen (bawon), pemanen
tidak dianggap sebagai buruh tetap.
 Kode 3: Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar adalah kepala rumah tangga/anggota
rumah tangga berusaha atas risiko sendiri dan mempekerjakan paling sedikit satu orang buruh/
karyawan/pegawai tetap yang dibayar.
Buruh/karyawan/pegawai tetap dibayar adalah kepala rumah tangga/anggota rumah
tangga yang bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/perusahaan dengan menerima gaji
secara tetap, baik ada kegiatan maupun tidak ada kegiatan.
Contoh:
1. Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga sebagai pemilik toko yang mempekerjakan satu
atau lebih buruh tetap.
2. Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga sebagai pengusaha pabrik rokok yang memakai
buruh tetap.
158
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
 Kode 4: Buruh/karyawan/pegawai adalah kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang
bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/perusahaan secara tetap dengan menerima
upah/gaji baik berupa uang maupun barang.
Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga dianggap memiliki majikan tetap jika memiliki
satu majikan (orang/rumah tangga) yang sama dalam sebulan terakhir, khusus pada sektor
bangunan batasannya tiga bulan. Jika majikannya adalah instansi/lembaga, boleh lebih dari satu.
Contoh:
Seorang responden yang mengaku bernama Nuning pada pagi hari bekerja sebagai pegawai
BPS dan sore hari bekerja sebagai dosen tetap di sebuah perguruan tinggi, maka Nuning
dikategorikan sebagai buruh/karyawan/pegawai.
 Kode 5: Pekerja bebas adalah kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang bekerja pada
orang lain/majikan/ institusi yang tidak tetap, yaitu lebih dari satu majikan dalam sebulan terakhir
di usaha rumah tangga maupun bukan usaha rumah tangga atas dasar balas jasa dengan
menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang, dan baik dengan sistem
pembayaran harian maupun borongan.
Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga sebagai buruh yang tidak mempunyai
majikan tetap, tidak digolongkan sebagai buruh/karyawan/pegawai tetapi sebagai pekerja bebas.
Contoh:
a. Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang bekerja sebagai buruh panen padi, buruh
cangkul sawah/ladang, buruh penyadap karet, buruh panen udang dari tambak, buruh
pemetik kopi, kelapa, cengkeh, dan sebagainya.
b. Kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang bekerja sebagai kuli angkut di pasar, stasiun
atau tempat-tempat lainnya yang tidak mempunyai majikan tetap, calo penumpang angkutan
umum, tukang cuci keliling, pemulung, kuli bangunan, tukang parkir bebas, dan sebagainya.
Majikan adalah orang atau pihak yang memberikan pekerjaan dengan pembayaran yang
disepakati.
Contoh:
1. Seorang petani padi, yang mempekerjakan buruh tani untuk mengolah sawah dengan upah
harian.
2. Seorang pengusaha perkebunan, yang mempekerjakan beberapa orang untuk memetik buah
kelapa dengan memberikan upah.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
159
 Kode 6: Pekerja keluarga atau tidak dibayar adalah anggota rumah tangga yang bekerja
membantu kepala rumah tangga/anggota rumah tangga lain/orang lain yang berusaha dengan
tidak mendapat upah/gaji, baik berupa uang maupun barang;
Pekerja tidak dibayar adalah:
1. Anggota rumah tangga dari orang yang dibantunya, seperti istri yang membantu suaminya
bekerja di sawah.
2. Bukan anggota rumah tangga tetapi keluarga dari orang yang dibantunya, seperti
saudara/famili yang membantu melayani penjualan di warung.
3. Bukan anggota rumah tangga dan bukan keluarga dari orang yang dibantunya, seperti orang
yang membantu menganyam topi pada industri rumah tangga tetangganya.
Pertanyaan 1507:
Selama Seminggu Terakhir, Apakah (Nama) Mempunyai
Pekerjaan Tambahan?
Pekerjaan tambahan adalah pekerjaan lain di samping pekerjaan utama untuk
memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan tambahan. Jika seseorang sedang cuti
dan melakukan satu pekerjaan lain, maka pekerjaan tersebut menjadi pekerjaan utama. Pekerjaan
yang sedang dicutikan menjadi pekerjaan tambahan.
Lingkari kode 1 jika “Ya” dan kode 2 jika “Tidak” sesuai jawaban responden.
Pertanyaan 1508:
Selama Seminggu Terakhir, Berapa Jumlah Hari Kerja dari
Seluruh Pekerjaan?
Hari kerja adalah hari pada waktu seseorang melakukan kegiatan bekerja paling sedikit
1 (satu) jam terus menerus dalam seminggu terakhir.
Tuliskan jumlah hari kerja dari seluruh pekerjaan responden dalam seminggu pada
tempat yang tersedia.
Pertanyaan 1509:
Selama Seminggu Terakhir, Berapa Jumlah Jam Kerja dari
Seluruh Pekerjaan?
Jumlah jam kerja adalah lama waktu (dalam jam) yang digunakan untuk bekerja dari
seluruh pekerjaan yang dilakukan selama seminggu terakhir.
160
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Penjelasan:
1. Bagi para buruh/karyawan/pegawai yang biasanya mempunyai jam kerja tetap, penghitungan
jam kerja resmi dikurangi dengan jam istirahat resmi maupun jam meninggalkan kantor/bolos.
Bila melakukan lembur, jam kerja harus dihitung.
2. Jam kerja pedagang keliling dihitung mulai berangkat dari rumah sampai tiba kembali di
rumah dikurangi jam yang tidak merupakan jam kerja seperti mampir ke rumah famili/kawan
dan sebagainya. Penghitungan jam kerja untuk pedagang keliling meliputi kegiatan belanja
bahan baku ke pasar, memasak, menyiapkan makanan dagangan, berjualan keliling dan
merapikan peralatan dagangan.
Penghitungan jumlah jam kerja dimulai dari satu hari terakhir (hari ke-7), dua hari terakhir
(hari ke-6) dan seterusnya sampai dengan tujuh hari terakhir (hari ke-1), kemudian jumlahkan jam
kerja tersebut. Jika anggota rumah tangga sementara tidak bekerja isikan 00. Maksimum jumlah
jam kerja yang dapat diisikan adalah 97 jam. Jika jam kerja lebih dari 97 jam, cukup isikan 97.
Tuliskan jumlah jam kerja dari seluruh pekerjaan responden dalam seminggu pada
tempat yang tersedia.
Setelah pertanyaan 1509 terisi maka lanjutkan ke anggota rumah tangga berikutnya.
Pertanyaan 1510 ditanyakan hanya untuk anggota rumah tangga yang tidak
bekerja (1503 kode A tidak dilingkari atau 1504 berkode 5)
Pertanyaan 1510:
Apakah Alasan Utama (Nama) Tidak Bekerja?
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: Putus asa: merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan adalah alasan bagi
mereka yang berkali-kali mencari pekerjaan tetapi tidak berhasil mendapatkan pekerjaan
sehingga ia merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan yang diinginkan. Atau mereka yang
merasa karena keadaan situasi/kondisi/iklim/musim menyebabkan tidak mungkin mendapatkan
pekerjaan yang diinginkan.
 Kode 2: Sudah diterima bekerja, tapi belum mulai bekerja adalah alasan bagi mereka yang
tidak bekerja karena sudah diterima bekerja, tapi pada saat pencacahan belum mulai bekerja.
 Kode 3: Sedang bersekolah, adalah alasan bagi mereka yang tidak bekerja karena sedang
bersekolah baik pada pendidikan dasar, pendidikan menengah atau pendidikan tinggi.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
161
 Kode 4: Mengurus rumah tangga, adalah alasan bagi mereka yang tidak bekerja karena
mengurus rumah tangga atau membantu mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji.
Termasuk mengurus anak, mengurus lansia, mengurus ART yang sakit.
 Kode 5: Merasa sudah cukup, alasan bagi mereka yang tidak mencari pekerjaan/
mempersiapkan usaha karena merasa sudah cukup baik dari segi pendapatan maupun waktu.
Mungkin juga seseorang yang merasa tidak perlu mencari pekerjaan/mempersiapkan usaha
karena mempunyai tabungan atau rumah kontrakan yang mendatangkan pendapatan berupa
bunga atau uang kontrak. Dengan demikian ia sudah merasa cukup dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
 Kode 6: PHK/usaha terhenti
 PHK adalah alasan bagi buruh/karyawan/pegawai yang berhenti bekerja bukan atas
kehendak sendiri, tetapi karena sesuatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak
dan kewajiban antara buruh/pekerja/karyawan dan pengusaha.
 Usaha terhenti adalah alasan berhenti bekerja karena tidak ada order atau permintaan,
termasuk alasan berhenti bekerja karena usahanya bangkrut atau terhenti.
 Kode 7: Lainnya, alasan berhenti bekerja karena alasan selain yang telah disebutkan di atas,
misalnya lanjut usia, cacat fisik, dsb.
Isikan salah satu kode pada kotak yang tersedia sesuai jawaban responden.
Pertanyaan 1511 ditanyakan untuk anggota rumah tangga berumur 60 tahun ke atas
yang tidak bekerja (407 ≥60 dan 1503 kode A tidak dilingkari atau 1504 berkode 5)
Pertanyaan 1511:
Apakah (Nama) Mempunyai Tunjangan Pensiun, Kiriman/
Pemberian Dari Anak, Bantuan Dari Sanak/Saudara?
Tunjangan pensiun adalah penghasilan yang diperoleh setelah bekerja sekian tahun
dan sudah memasuki usia pensiun. Penghasilan ini biasanya berupa uang yang dapat diambil
setiap bulannya atau diambil sekaligus pada saat seseorang memasuki masa pensiun, hal ini
tergantung dari kebijakan yang terdapat dalam suatu perusahaan.
Kiriman/pemberian dari anak adalah pemberian baik berupa uang tunai maupun barang
yang rutin diberikan guna memenuhi kebutuhan dasar atau menunjang kehidupan yang diperoleh
dari anak yang bersangkutan.
162
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Bantuan dari sanak/saudara adalah pemberian baik berupa uang tunai maupun barang
yang rutin diberikan guna memenuhi kebutuhan dasar atau menunjang kehidupan yang diperoleh
dari sanak/saudara, seperti kakak, adik, keponakan, dsb.
Isikan kode 1 jika “Ya” atau kode 5 jika “Tidak” sesuai jawaban responden pada kotak
yang tersedia.
6.16 Blok XVI. Keterangan Sosial Budaya Rumah Tangga
Pertanyaan 1601 hingga 1614 pada Blok XVI merupakan pertanyaan yang ditujukan untuk
mengetahui keadaan sosial budaya rumah tangga seperti anggota rumah tangga yang mengikuti
kursus, membeli surat kabar/koran/majalah/tabloid, menggunakan busana daerah/ tradisional,
berpatisipasi dalam pertunjukan/pameran seni, mengibarkan bendera merah putih pada peringatan
kemerdekaan Republik Indonesia, menyelenggarakan/menghadiri upacara adat, dsb. Pertanyaan
pada Blok ini ditanyakan kepada Kepala Rumah Tangga atau pasangannya (suami/istri).
Pertanyaan 1601.A:
Dalam 2 Tahun Terakhir, Apakah Ada Anggota Rumah
Tangga yang Pernah/Sedang Mengikuti Kursus/Bimbingan
Belajar di Luar Sekolah/Pelatihan/Keterampilan?
Kursus adalah penyelenggaraan pendidikan non formal yang mempunyai kurikulum
tertentu pada jangka waktu tertentu dan tempat tertentu yang dikelola oleh suatu lembaga atau
yayasan. Lama belajar kursus biasanya kurang dari 1 tahun. Termasuk kursus disini adalah
latihan ketrampilan di Balai Latihan Keterampilan (BLK) dan mereka yang mengikuti kursus
online. Tidak termasuk kursus kedinasan (penjenjangan), misalnya Diklatpim.
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1 “Ya”, jika dalam 2 tahun terakhir responden pernah atau sedang mengikuti dan
menamatkan/menyelesaikan kursus yang diikutinya tersebut baik mendapatkan sertifikat atau
tidak. Termasuk jika responden pernah mengikuti kursus dan saat ini sedang mengikuti
jenis kursus yang sama maka responden tersebut dikategorikan sedang mengikuti kursus.
 Kode 5 “Tidak”, jika dalam 2 tahun terakhir responden tidak pernah atau tidak sedang
mengikuti kursus sama sekali. Termasuk jika responden pernah mengikuti kursus, namun
tidak sampai selesai maka responden tersebut dikategorikan tidak mengikuti kursus.
Lingkari kode 1 jika “Ya” atau 5 jika “Tidak” sesuai jawaban responden. Jika jawaban
responden berkode 5 lanjutkan ke pertanyaan 1602.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
163
Pertanyaan 1601.B:
Jika “ya”, Berapa Jumlah Anggota Rumah Tangga yang
Pernah/Sedang Mengikuti Kursus/Bimbingan Belajar di Luar
Sekolah/Pelatihan/Keterampilan?
Tuliskan banyaknya anggota rumah tangga yang pernah/sedang mengikuti kursus/
bimbingan belajar di luar sekolah/pelatihan/keterampilan pada tempat yang tersedia.
Pertanyaan 1601.C:
Siapa Saja yang Pernah/Sedang Mengikuti Kursus/
Bimbingan Belajar di Luar Sekolah/Pelatihan/Keterampilan
dan Jenis Kursus yang Pernah/Sedang ART Ikuti?
Petunjuk pengisian jawaban:
a. Tuliskan nama dan nomor urut ART yang pernah/sedang mengikuti kursus dalam 2 tahun
terakhir di tempat yang telah disediakan pada kolom (1) dan (2).
Jika responden mengikuti beberapa jenis kursus, maka tuliskan ulang nama responden
sebanyak kursus yang diikuti.
b. Isikan kode jawaban partisipasi kursus sesuai dengan jawaban responden pada kolom (3).
 Kode 1: Pernah dan mendapat sertifikat, jika responden dalam 2 tahun terakhir pernah
mengikuti dan menamatkan/menyelesaikan kursus/bimbingan belajar di luar sekolah/
pelatihan/keterampilan dan mendapat sertifikat.
 Kode 2: Pernah dan tidak bersertifikat, jika responden dalam 2 tahun terakhir pernah
mengikuti dan menamatkan/menyelesaikan kursus/bimbingan belajar di luar sekolah/
pelatihan/keterampilan yang diikuti dan tidak mendapatkan sertifikat.
 Kode 3: Sedang mengikuti di tempat kursus, jika responden pada saat pencacahan
sedang mengikuti kursus/bimbingan belajar di luar sekolah/pelatihan/keterampilan di tempat
kursus.
 Kode 4: Sedang mengikuti di kursus online, jika responden pada saat pencacahan
sedang mengikuti kursus/bimbingan belajar di luar sekolah/pelatihan/keterampilan secara
online.
c. Tulis kode jenis kursus yang pernah/sedang ART ikuti pada kolom (4).
Kode pilihan jenis-jenis kursus:
 Kode 1: Bahasa asing, seperti Bahasa Inggris, Belanda, Perancis, Jepang, Arab, Mandarin, dll.
 Kode 2: Komputer/TI Komunikasi adalah kursus yang berhubungan dengan pengoperasian
komputer dan pembuatan program (software) seperti MS.Word, Data base, dll.
164
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
 Kode 3: Bimbingan belajar adalah kursus yang diselenggarakan oleh lembaga dalam
rangka meningkatkan pembelajaran di sekolah, persiapan masuk ke sekolah yang lebih tinggi.
 Kode 4: Tata busana/menjahit, seperti kursus menjahit, membuat pola, dll.
 Kode 5: Tata boga/memasak, seperti kursus memasak makanan basah dan makanan kering.
 Kode 6: Teknik (contoh: otomotif, elektronik) yaitu kursus yang berkaitan dengan reparasi/
perbaikan kendaraan bermotor (mobil/motor) atau alat-alat elektronik, termasuk handphone,
komputer (hardware), dll.
 Kode 7: Kecantikan (contoh: tata rias), seperti cara perawatan wajah, pemeliharaan dan
mempercantik diri maupun untuk orang lain/ rias pengantin.
 Kode 8: Tata buku/akuntansi/keuangan/bank yaitu kursus yang berkaitan dengan neraca rugi
laba.
 Kode 9: Seni dan budaya (contoh: tari, vokal), seperti seni tari, drama, suara, lukis, patung,
pahat.
 Kode 10: Pertanian, seperti pembibitan cabe, pembibitan ikan lele, pembuatan pupuk organik,
pelatihan sekolah di bidang pertanian seperti penyuluhan, dll.
 Kode 11: Kerajinan dan Industri, seperti kerajinan membuat gerabah, produk dari kain flanel,
hasil limbah yang di daur ulang, kerajinan tangan, dll.
 Kode 12: Olahraga, seperti kursus kepelatihan, kursus perwasitan, kursus berenang, dll.
 Kode 13: Lainnya, seperti pelatihan satpam, kursus menyetir, dsb.
Pertanyaan 1602.A: Apakah Ada Anak/Cucu/Famili Dari KRT, Yang Berumur 5-24
Tahun Dan Pernah Tinggal Di Dalam Rumah Tangga ini Tetapi
Sekarang Tinggal di Luar Rumah Tangga?
Pernah Tinggal Di Dalam Rumah Tangga ini Tetapi Sekarang Tinggal di Luar
Rumah Tangga adalah seseorang yang pada waktu yang lalu pernah tinggal di dalam rumah
tangga KRT (menjadi art) tetapi pada saat pencacahan yang bersangkutan tinggal di luar rumah
(tidak menjadi art lagi).
Lingkari kode 1 jika “Ya” atau 5 jika “Tidak” sesuai jawaban responden. Jika jawaban
responden berkode 5 lanjutkan ke pertanyaan 1603.
Pertanyaan 1602.B:
Jika “Ya”
Petunjuk pengisian jawaban:
1. Tuliskan nama, jenis kelamin dan umur dari anak/cucu/famili dari KRT yang tinggal di luar
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
165
rumah tangga pada tempat yang telah disediakan pada kolom (2), (3) dan (4).
2. Isikan kode partisipasi sekolahnya pada kolom (5).
Penjelasan mengenai partisipasi sekolah sama dengan penjelasan pada Pertanyaan 1206.
Jika isian berkode 1 “Tidak/belum pernah bersekolah” maka lanjutkan ke kolom (7).
3. Isikan kode jenjang pendidikan tertinggi pada kolom (6).
Jenjang pendidikan tertinggi adalah jenjang/tingkat pendidikan tertinggi yang pernah atau
sedang dijalani, bukan berdasarkan ijasah tertinggi yang dimiliki.
Kode jawaban:
 Kode 1: SD/sederajat, meliputi jenjang SD, MI, Paket A, SDLB dan yang sederajat.
 Kode 2: SMP/sederajat, meliputi jenjang SMP, MTs, Paket B, SMPLB dan yang sederajat.
 Kode 3: SM/sederajat, meliputi jenjang SMA, MA, Paket C, SMK, MAK, SMLB dan yang
sederajat.
 Kode 4: Perguruan Tinggi, meliputi jenjang D1/D2, D3, D4/S1, S2, S3
4. Isikan kode tempat tinggal pada kolom (7).
Kode jawaban:
 Kode 1: Pondok Pesantren adalah pendidikan dan pengajaran Islam di mana di dalamnya
terjadi interaksi antara kiai dan ustadz sebagai guru dan para santri sebagai murid dengan
mengambil tempat di masjid atau di asrama (pondok) untuk mengkaji dan membahas
mengenai kitab suci dan buku-buku keagamaan.
Contoh: Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan, Pondok Pesantren Langitan Tuban, Pondok
Pesantren Lirboyo Kediri
 Kode 2: Boarding school/sekolah berasrama adalah sistem sekolah berasrama, dimana
peserta didik dan juga para guru dan pengelola sekolah tinggal di asrama yang berada dalam
lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu. Karena itu segala jenis kebutuhan hidup dan
kebutuhan belajar disediakan oleh sekolah.
Contoh: SD/SLTP Pangudi Luhur (Ambarawa), SMU Sedes Sapientiae (Semarang), SMU
Taruna Nusantara (Magelang), SMU van Lith (Muntilan), SMU St Mikael (Sleman), dll.
 Kode 3: Kost/kontrak;
 Kost adalah tinggal di rumah orang lain dengan atau tanpa makan (dengan membayar
setiap bulan); memondok.
 Kontrak adalah menyewa (rumah dsb) untuk batas waktu tertentu.
 Kode 4: Rumah famili, yaitu di rumah saudara/keluarga lain dari ART, misal: kakek, nenek,
paman, bibi, dll.
166
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
 Kode 5: Lainnya, misal: rumah singgah, penjara, barak militer, tempat rehabilitasi.
Pertanyaan 1603 : Dalam Sebulan Terakhir, Apakah Ada Anggota Rumah Tangga
yang Membeli:
A. Surat Kabar/Koran?
B. Majalah/Tabloid?
Suatu rumah tangga dikatakan berlangganan surat kabar/koran, apabila ada anggota
rumah tangga tersebut yang selalu memperoleh surat kabar/koran dengan cara membeli dari
penyalur/agen. Biasanya surat kabar/koran tersebut diterima langsung oleh rumah tangga di
alamat responden, serta pembayarannya sekaligus, baik dibayar dimuka maupun di akhir bulan.
Contoh surat kabar/koran: Kompas, Jawa pos, Republika, dll
Suatu rumah tangga dikatakan berlangganan majalah/tabloid bila ada anggota rumah
tangga tersebut yang selalu memperoleh majalah/tabloid dengan cara membeli dari
penyalur/agen. Biasanya majalah/tabloid tersebut diterima langsung oleh rumah tangga di alamat
responden, serta pembayarannya sekaligus, baik dibayar dimuka maupun di akhir bulan. Contoh
majalah/tabloid misalnya: Kartini, Femina, Ayah Bunda, Aura, Citra, Nakita, Nova, dll.
Kode jawaban:
 Kode 1: “Ya, berlangganan/eceran rutin” bila ada anggota rumah tangga yang membeli surat
kabar/ koran atau majalah/tabloid eceran secara rutin.
 Kode 2: “Ya, eceran tidak rutin” bila ada anggota rumah tangga yang kadang-kadang membeli
surat kabar/koran atau majalah/tabloid.
 Kode 5: “Tidak”, bila tidak ada anggota rumah tangga yang membeli surat kabar/koranatau
majalah/tabloid.
Lingkari salah satu kode sesuai jawaban responden.
Penjelasan:
 Surat kabar yang dimaksudkan dalam survei ini tidak hanya yang terbit setiap hari tetapi juga
yang terbit tiga hari sekali atau mingguan.
 Jika responden berlangganan surat kabar/koran baik yang terbit harian, tiga hari sekali, atau
pun mingguan termasuk dalam membeli eceran rutin.
 Majalah/Tabloid yang dibeli tidak harus yang baru, tetapi boleh bekas.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
167
B. KETERANGAN KEBUDAYAAN
Pertanyaan 1604: Dalam Setahun Terakhir, Apakah Rumah Tangga Ini
Mengibarkan/ Memasang Bendera Merah Putih Pada Peringatan
Kemerdekaan Republik Indonesia?
Bendera merah putih adalah bendera lambang negara Republik Indonesia berbentuk
empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas
berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama. Tidak
termasuk yang berbentuk umbul-umbul atau bendera merah putih kecil dari plastik yang berderet.
Rumah tangga mengibarkan bendera merah putih jika rumah tangga memasang
bendera merah putih pada tiang di rumah. Bendera berukuran setidaknya 90 cm x 60 cm yang
terbuat dari bahan kain (UU No.24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara
serta Lagu Kebangsaan).
Lingkari kode 1 jika “Ya” atau 5 jika “Tidak” sesuai jawaban responden.
Pertanyaan 1605.A:
Dalam 3 Bulan Terakhir, Apakah Ada Anggota Rumah Tangga
yang Pernah Menggunakan Busana Daerah/Tradisional?
Busana daerah/tradisional adalah suatu busana daerah yang telah dipakai secara
turun-temurun, yang merupakan salah satu identitas oleh sebagian besar pendukung kebudayaan
tertentu.
Penegasan:
Busana daerah/tradisional yang digunakan harus lengkap (atasan dan bawahan), kecuali
untuk busana tradisional daerah tertentu yang hanya memiliki bawahan saja. Penggunaan
aksesoris busana daerah tidak harus lengkap.
Batik tidak termasuk pakaian tradisional karena merupakan pakaian nasional
168
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Gambar busana daerah/tradisional
Lingkari kode 1 atau 5 sesuai jawaban responden. Jika jawaban responden kode 5 maka
lanjutkan ke pertanyaan 1606.
Pertanyaan 1605.B :
Dalam Rangka
Tradisional ?
Apa
Menggunakan
Busana
Daerah/
Kode pilihan jawaban:
 Kode A: Memperingati hari besar nasional adalah jika responden menggunakan busana
daerah/tradisional untuk memperingati hari besar nasional. Contoh: hari kartini, pawai
kemerdekaan.
 Kode B: Pakaian sehari-hari adalah jika responden menggunakan busana daerah/tradisional
sebagai pakaian sehari-hari.
 Kode C: Menghadiri acara/upacara adat adalah jika responden menggunakan busana
daerah/tradisional untuk menghadiri acara atau upacara adat.
 Kode D: Lainnya adalah jika responden menggunakan busana daerah/tradisional untuk tujuan
lainnya, misal pakaian kantor.
Pilihan jawaban boleh dibacakan oleh pencacah untuk memudahkan responden dalam
menjawab, kemudian lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden. Pilihan boleh lebih
dari satu jawaban.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
169
Pertanyaan 1606.A:
Dalam 3 Bulan Terakhir, Apakah Ada Anggota Rumah
Tangga yang Pernah Terlibat Dalam Pertunjukan/Pameran
Seni Sebagai Pelaku/Pendukung Dalam Kegiatan Sebagai
Berikut?
Terlibat dalam pertunjukan/pameran seni apabila seseorang dengan sengaja
meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan pertunjukan/pameran kesenian atau untuk
memberikan hiburan langsung kepada penonton (berperan dalam pertunjukan/pameran seni).
Peran dalam pertunjukan/pameran seni:
a. Pelaku, termasuk diantaranya adalah pemain, penari, dan penulis naskah/pencipta karya seni.
b. Pendukung, termasuk diantaranya adalah jasa penyelenggaraan pertunjukan/pameran
(menyusun panggung, dekorasi, tata lampu, tata suara, tata rias), tim kreatif (penyutradaraan
dan broadcasting) yang terkait dengan pertunjukan/pameran seni.
Contoh:
 Pendukung dalam seni tari, antara lain pelatih, penata rias, penata panggung/pentas,
penata busana, pemain musik, dan lain-lain.
 Pendukung dalam seni musik/suara, antara lain penata rias, penata busana, penata lampu,
penata suara, penata pentas/panggung, backing vocal (penyanyi latar), penari latar dan
lain-lain.
 Pendukung dalam seni teater, antara lain sutradara, penata rias, penata busana, penata
lampu, pengisi suara, tata pentas/ panggung, penata musik, dan lain-lain.
 Pendukung dalam seni wayang yaitu penabuh gamelan, sinden dan lain-lain.
Pertunjukan/pameran kesenian dapat berupa pertunjukan, baik komersil maupun non
komersil di atas panggung, pagelaran seni maupun pameran yang dapat ditonton oleh umum (di
tempat khusus yang dipersiapkan untuk pertunjukan). Pelaku pertunjukkan musik/suara adalah
yang dilakukan oleh ahli. Grup/rombongan pengamen jalanan (paling sedikit 3 orang) juga dapat
disebut pelaku pertunjukan seni.
Jenis pertunjukan/pameran seni:
1. Tari Tradisional Indonesia adalah seni gerak tubuh secara berirama untuk menghasilkan
gerak yang indah yang dilakukan pada waktu dan tempat tertentu untuk keperluan pergaulan,
mengungkapkan sebuah perasaan, maksud, serta pikiran, dan biasanya diiringi dengan bunyibunyian (musik pengiring) yang diwariskan secara turun temurun dan mengandung unsur
budaya Indonesia. Contoh: tari niti mahligai, lego-lego, orlapei, ngremo, dll.
170
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
2. Seni musik/suara adalah seni olah suara atau bunyi yang menghasilkan bunyi atau suara yang
indah dan menarik.
3. Seni teater/pedalangan
 Seni teater adalah seni mengenai pelakonan di pentas (sandiwara).
 Seni pedalangan adalah seni memainkan wayang dari kulit (wayang kulit), kayu (wayang
golek) termasuk wayang orang.
4. Seni lukis adalah seni mengenai gambar menggambar di atas kertas, kanvas, kaca, dsb.
5. Seni patung adalah seni yang hasil akhirnya berbentuk tiruan orang, binatang, dsb. (tiga
dimensi) yang dapat dibuat dari batu, tembaga, kayu, perunggu, kaca, dsb. Relief tidak
termasuk seni patung.
6. Seni kerajinan/kriya adalah seni yang berkaitan dengan menghasilkan barang melalui
keterampilan tangan. Misalnya batik, tenun, sulam, anyaman, lampit, lampu hias, tas, dll.
7. Lainnya, misalnya barongsai, kuda lumping, reog, dan lainnya
Lingkari kode 1 jika “ya” atau 5 jika “tidak” sesuai jawaban responden pada masingmasing pertunjukan/pameran seni. Jika pertanyaan 1606.A 1 s.d 7 semua berkode 5 maka
lanjutkan ke pertanyaan 1607.
Pertanyaan 1606.B :
Apakah Keterlibatan Dalam Pertunjukan/Pameran Seni
Tersebut Sebagai Sumber Penghasilan?
Sumber penghasilan yang dimaksud disini adalah bahwa upah/imbalan dari keterlibatan
dalam pertunjukan/pameran seni oleh responden dianggap sebagai salah satu sumber
penghasilan rumah tangga.
Lingkari kode 1 jika “Ya” atau 5 jika “Tidak” sesuai jawaban responden.
Pertanyaan 1607 :
Dalam Setahun Terakhir, Apakah Ada Anggota Rumah
Tangga yang Pernah Menyelenggarakan/Menghadiri Upacara
Adat Sebagai Berikut?
Upacara adat adalah suatu upacara yang bersifat tradisional (ritus)/turun-temurun yang
berhubungan dengan adat/kebiasaan/tradisi/budaya suatu masyarakat setempat, seperti upacara
perkawinan, upacara labuhan (D.I. Yogyakarta, seperti sedekah laut), upacara ngaben (Bali) dan
sebagainya. Upacara adat yang dilakukan di daerah, sebenarnya juga tidak lepas dari unsur
sejarah yang ada unsur adatnya.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
171
Menyelenggarakan upacara adat jika responden menyelenggarakan/mengadakan suatu
upacara/acara (perkawinan, kematian, dll) yang di dalamnya terdapat unsur adat baik sebagian
maupun keseluruhan dari prosesi upacara adat dan dihadiri setidaknya oleh tetangga sekitarnya.
Menghadiri upacara adat jika responden datang ke suatu upacara/acara (perkawinan,
kematian, dll) yang di dalamnya terdapat unsur adatnya dan melihat upacara adat tersebut baik
sebagian ataupun keseluruhan dari prosesi upacara adat.
Jenis-jenis upacara adat:
A. Kelahiran, yaitu upacara tradisional yang berkaitan dengan peristiwa kelahiran atau menjelang
kelahiran seseorang. Misalnya:
 Tradisi Masyarakat Jawa diantaranya: 4 bulanan (usia saat ruh ditiupkan pada jabang bayi),
7 bulanan (saat usia kehamilan ibu 7 bulan), Sepasaran/pupak puser (saat usia bayi 5 hari),
Selapanan (peringatan setelah 35 hari), Brokohan (mengubur plasenta bayi), dan Aqiqahan
(penyembelihan kambing, mencukur rambut bayi dan memberi nama). Sumber:
http://dewimelfina.wordpress.com/prosesi-kelahiran-adat/.
 Tradisi Orang Sasak NTB seperti: upacara beretes (menghormati ari-ari), molang mali’
(memberi nama bayi), dan ngurisang (potong rambut). Sumber: http://melayuonline.com
/ind/culture/dig/2630/kelahiran-dalam-pengetahuan-orang-sasak-nusa-tenggara-barat.
 Tradisi Masyarakat Aceh seperti: upacara bahu (saat usia kehamilan ibu 4-5 bulan dan atau
7-8 bulan), menyangke rambut budak (cukur rambut), peucicap (pengolesan madu lebah pada
bibir bayi dengan cincin suasa oleh mablien/bidan), du dapu/masa madeung (beberapa
pantangan yang harus dilakukan ibu bayi hingga bayi berumur 44 hari), dan manao peut ploh
peut (saat mablien/bidan memandikan ibu dan bayi dengan air yang dicampur irisan limau
parut).
Sumber:
http://melayuonline.com/ind/culture/dig/1774/upacara-kelahiran-pada-
masyarakat-aceh.
 Tradisi Masyarakat Banjar (Kalimantan Selatan) seperti: Upacara Mandi Tian Mandaring
(memperingati usia kandungan 7 bulan), dan batasmiah (persiapan kelahiran saat kehamilan
ibu mencapai 9 bulan). Sumber: http://upacaratradisi.blogspot.com/2013/04/ upacara-adatdikalimantan-selatan.html.
B. Sunatan, yaitu upacara tradisional atau adat yang berkaitan dengan peristiwa khitan seseorang
sebagai proses menuju kedewasaan. Misalnya: Sisingaan (Jawa Barat), Pengantin sunat
(Betawi), Sonattan (Madura), dsb.
172
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
C. Perkawinan, yaitu upacara tradisional yang berkaitan dengan peristiwa perkawinan seseorang
atau menjelang perkawinan. Misalnya:
 Prosesi pernikahan adat Sunda: nendeun omong (pembicaraan orang tua kedua calon
pengantin), pameungkeut/lamareun (lamaran), patuker beubeur tameuh (tunangan),
seserahan (penyerahan keperluan calon pengantin wanita oleh calon pengantin pria),
ngeuyeuk seureuh (nasehat untuk kedua calon pengantin), membuat lungkun (jika rejeki
berlebihan agar dapat dibagikan kepada saudara dan handai taulan), penjemputan calon
pengantin pria, ngabageaken (penyambutan calon pengantin pria oleh ibu calon pengantin
wanita), akad nikah, sungkeman (memohon doa restu kepada kedua orang tua dan mertua),
wejangan (nasehat dari ayah pengantin wanita atau keluarganya), saweran (kedua pengantin
duduk di kursi di bawah payung dan dilempari beras kuning atau kunyit), meleum harupat
(pengantin wanita menyalakan harupat dengan lilin lalu disiram air, kemudian harupat
dipatahkan pengantin pria), nincak endog (menginjak telur), dan muka panto (buka pintu).
Sumber: http://rt6cbr.blogspot.com/2013/06/tahap-tahap-dan-rangkaian-acara.html.
 Prosesi pernikahan adat Minang yaitu:maresek (pengenalan kedua calon mempelai),
maminang/batimbang tando (bertukar tanda untuk meminang), mahanta siriah (izin kepada
orangtua kedua mempelai), babako-babaki (pihak perempuan menunjukkan kasih
sayangnya dengan ikut memikul biaya pernikahan sesuai dengan kemampuan mereka),
malam bainai (malam saat kuku dan jari mempelai wanita dihias dengan tumbukan halus
daun pacar merah atau inai), dan manjapuik marapulai (akad nikah dan pemberian gelar
pada pengantin pria). Sumber: http://bachremifananda.wordpress.com/2013/10/15/adatperkawinan-minangkabau/.
 Pernikahan adat Maluku Utara yaitu: upacara ijab kabul, seserahan, gere se doniru
(mempelai pria sampai di rumah mempelai wanita), upacara doa selamat dan makan saro
(makan bersama antara kedua mempelai, tetua keluarga, dan tamu-tamu kehormatan), joko
kaha (penyiraman ibu jari kaki kanan kedua mempelai dengan air murni), dan suba kiye se
kolano (penghormatan kedua mempelai kepada kolano negeri dan sumber angin). Sumber:
http://gema-budaya.blogspot.com/2012/09/upacara-pernikahan-adat-maluku- utara. html.
D. Kematian, yaitu upacara tradisional yang berkaitan dengan peristiwa kematian seseorang.
Misalnya: ngaben (Bali), saur matua (Batak, Sumatera Utara), rambu solo (Toraja, Sulawesi
Selatan), brobosan (Jawa), tiwah (Kalimantan Tengah), tanam sasi (Merauke, Papua Barat),
dan tahlilan (3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1 tahun, 2 tahun, dan 1000 hari).
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
173
E. Keagamaan, yaitu upacara tradisional yang berkaitan dengan peristiwa keagamaan seperti
acara mauludan untuk perayaan kelahiran nabi Muhammad yang tepat pada hari kelahiran
nabi, atau beberapa waktu kemudian. Perayaan keagamaan ini jika terdapat upacara khusus
untuk perayaan tidak hanya mengunjungi tempat ibadah saja. Contoh: tabuik (suatu upacara
untuk memperingati meninggalnya Husein bin Ali di Pariaman, Sumatera Barat), sekaten (D.I.
Yogyakarta), melasti (sembahyangan di tepi pantai dengan tujuan untuk mensucikan diri dari
segala perbuatan buruk di masa lalu dan membuangnya ke laut di Bali), dan yadnya kasada
(Bromo, Jawa Timur).
F. Panen yaitu upacara tradisional yang berkaitan dengan peristiwa pemungutan hasil panen,
termasuk menjelang panen. Misalnya: seren taun (Jawa Barat), sedekah bumi (Jawa Tengah),
aruh ganal (Kalimantan Selatan), reka wuu (NTT), dan sedekah laut (Jawa Timur).
G. Lainnya yaitu upacara tradisional selain yang disebutkan di atas. Misalnya: turun tanah (Jawa),
jamasan pusaka mangkunegara (Wonogiri, Jawa Tengah), ruwahan (upacara menjelang puasa),
potong gigi (Bali), manulangi (Batak, Sumatera Utara) dan membangun rumah.
Lingkari satu kode 1 jika “ya” atau 5 jika “tidak” pada masing-masing jenis upacara adat
yang pernah diselenggarakan/dihadiri oleh anggota rumah tangga.
Untuk memudahkan dalam memperoleh informasi terkait upacara adat, pencacah dapat
memberikan contoh jenis upacara adat yang sesuai dengan daerah masing-masing
supaya responden lebih mengerti dan memahami maksud dari pertanyaan ini.
Pertanyaan 1608.A:
Dalam Pemilu/Pilkada Terakhir, Apakah Ada Anggota Rumah
Tangga (nama) Yang Mempunyai Hak Memilih?
Hak memilih adalah keputusan untuk memilih secara aktif yang dilakukan setiap warga
negara yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu dalam menentukan seorang pemimpin (bupati,
gubernur dan presiden) atau anggota-anggota yang akan duduk dalam suatu badan perwakilan
(Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah).
Pemilih yang berhak mengikuti pemungutan suara di TPS (memiliki hak memilih) meliputi:
a. Pemilih yang terdaftar pada Daftar Pemilih Tetap pada TPS yang bersangkutan; dan
b. Pemilih yang terdaftar pada Daftar Pemilih Tambahan
Lingkari kode 1 jika “ya” atau kode 5 jika “tidak” sesuai jawaban responden. Apabila
jawaban berkode 5, maka lanjutkan ke pertanyaan 1609.
174
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pertanyaan 1608.B:
Apakah Anggota Rumah Tangga Yang Mempunyai Hak
Memilih Menggunakan Hak Memilihnya?
Menggunakan hak memilih adalah mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) dan
melakukan pencoblosan surat suara pada saat hari pemungutan suara untuk memilih pemimpin
(bupati, gubernur dan presiden) atau anggota-anggota yang akan duduk dalam suatu badan
perwakilan/legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah).
Pilihan jawaban:
 Kode 1: “Ya, Semua”, apabila dalam pemilu/pilkada terakhir anggota rumah tangga yang
mempunyai hak memilih, semua menggunakan hak memilihnya.
 Kode 2: “Ya, Sebagian”, apabila dalam pemilu/pilkada terakhir anggota rumah tangga yang
mempunyai hak memilih, hanya sebagian yang menggunakan hak memilihnya.
 Kode 5: “Tidak”, apabila dalam pemilu/pilkada terakhir anggota rumah tangga yang
mempunyai hak memilih, tidak ada yang menggunakan hak memilihnya.
Lingkari salah satu kode sesuai jawaban responden.
C. KETERANGAN KERUKUNAN/TOLERANSI
Pertanyaan 1609:
Bagaimana Tanggapan (Nama) Bila Ada Kegiatan Di
Lingkungan Sekitar Rumah Yang Dilakukan Oleh
Sekelompok Orang Dari :
A. Suku Bangsa Lain
B. Agama Lain
Suku bangsa adalah kelompok etnis dan budaya masyarakat yang terbentuk secara
turun temurun. Pada umumnya suku mengikuti garis paternalistik (ayah/laki-laki), tetapi ada
beberapa suku yang mengikuti garis maternalistik (ibu/perempuan) seperti Suku Minangkabau.
Dalam situasi tertentu seseorang bisa saja sulit menentukan apa suku bangsanya. Misalnya
dalam perkawinan campuran antar suku, apalagi sudah campur baur dari sejak beberapa
keturunan di atasnya. Dalam hal ini, suku responden yang bersangkutan adalah menurut
pendapatnya. Seseorang tentunya selalu mempunyai kecenderungan kepada kelompok suku
mana ia merasa lebih pas. Salah satu ukurannya adalah tradisi adat istiadat mana yang paling
sering diikutinya. Jika responden “bingung”, maka pencacah bisa mengarahkan pilihan (meminta
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
175
persetujuan responden) untuk mengikuti garis turunan hirarkis ayah/laki-laki, ayahnya ayah
(kakek), ayahnya kakek, dan seterusnya,
Suku Bangsa Lain adalah sekelompok orang yang mempunyai suku berbeda dengan
responden. Misalnya responden adalah Suku Sasak (Suku di Lombok), maka suku bangsa lainnya
adalah Suku Jawa, Suku Batak, Suku Dayak, Suku Badui, dll.
Agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan manusia yang
terkandung dalam kitab suci yang turun temurun diwariskan oleh suatu generasi ke generasi
dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia agar mencapai
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Agama dibedakan menjadi Islam, Kristen, Katholik, Hindu,
Budha, Khong Hu Chu, dan lainnya (Agama Baha’i, Shinto, Sikhisme, dan Marapu).
Agama Lain adalah sekelompok orang yang berbeda agama dengan responden.
Misalnya: responden beragama Islam, maka agama lainnya yaitu Kristen, Hindu, Budha, dll.
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: Sangat Setuju, apabila responden sangat setuju dengan kegiatan di lingkungan sekitar
rumah yang dilakukan oleh sekelompok orang dari suku bangsa lain/ agama lain.
 Kode 2: Setuju, apabila responden setuju dengan kegiatan di lingkungan sekitar rumah yang
dilakukan oleh sekelompok orang dari suku bangsa lain/ agama lain.
 Kode 3: Kurang Setuju, apabila responden kurang setuju dengan kegiatan di lingkungan sekitar
rumah yang dilakukan oleh sekelompok orang dari suku bangsa lain/ agama lain.
 Kode 4: Tidak Setuju, apabila responden tidak setuju dengan kegiatan di lingkungan sekitar
rumah yang dilakukan oleh sekelompok orang dari suku bangsa lain/ agama lain.
Lingkari kode jawaban pada masing-masing pertanyaan sesuai dengan jawaban
responden.
Pertanyaan 1610:
Bagaimana Tanggapan (Nama) Seandainya Ada Anggota
Rumah Tangga Yang Berteman Dengan Orang Dari :
A. Suku Bangsa Lain
B. Agama Lain
Penjelasan sama dengan penjelasan pada pertanyaan 1609.
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: Sangat Setuju, apabila responden sangat setuju seandainya ada anggota rumah
tangga yang berteman dengan orang dari suku bangsa lain/agama lain.
176
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
 Kode 2: Setuju, apabila responden setuju seandainya ada anggota rumah tangga yang
berteman dengan orang dari suku bangsa lain/agama lain.
 Kode 3: Kurang Setuju, apabila responden kurang setuju seandainya ada anggota rumah
tangga yang berteman dengan orang dari suku bangsa lain/agama lain.
 Kode 4: Tidak Setuju, apabila responden tidak setuju seandainya ada anggota rumah tangga
yang berteman dengan orang dari suku bangsa lain/agama lain.
Lingkari kode jawaban pada masing-masing pertanyaan sesuai dengan jawaban
responden.
6.17 Blok XVII. Keterangan Perumahan
Blok XVII terdiri dari 9 pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui kesejahteraan
rumah tangga yang ditinjau dari kondisi bangunan tempat tinggal atau rumah, seperti status
penguasaan bangunan tempat tinggal, kualitas, dan fasilitas rumah tempat tinggal.
Pertanyaan 1701:
Apa Status Kepemilikan Bangunan Tempat Tinggal yang
Ditempati?
Status kepemilikan bangunan tempat tinggal atau rumah yang ditempati harus dilihat dari
sisi anggota rumah tangga yang mendiaminya.
Kode pilihan jawaban untuk pertanyaan ini ada 5 (lima), yaitu
 Kode 1: Milik sendiri, jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betul-betul sudah
milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga. Rumah yang dibeli
secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan status sewa beli dianggap rumah milik
sendiri.
 Kode 2: Kontrak/sewa,
 Kontrak jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tangga/anggota rumah
tangga dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kontrak antara pemilik dan
pemakai, misalnya 1 atau 2 tahun. Cara pembayaran biasanya sekaligus di muka atau
dapat diangsur menurut persetujuan kedua belah pihak. Pada akhir masa perjanjian pihak
pengontrak harus meninggalkan tempat tinggal yang didiami dan bila kedua belah pihak
setuju bisa diperpanjang kembali dengan mengadakan perjanjian kontrak baru.
 Sewa, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tangga atau salah seorang
anggota rumah tangga dengan pembayaran sewanya secara teratur dan terus menerus
tanpa batasan waktu tertentu.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
177
 Kode 3: Bebas sewa, jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain (baik famili/bukan
famili/orang tua yang tinggal di tempat lain) dan ditempati/didiami oleh rumah tangga tanpa
mengeluarkan suatu pembayaran apapun.
 Kode 4: Dinas, jika tempat tinggal tersebut dimiliki dan disediakan oleh suatu instansi tempat
bekerja salah satu anggota rumah tangga baik dengan membayar sewa maupun tidak.
 Kode 5: Lainnya, jika tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu
kategori di atas, misalnya tempat tinggal milik bersama, rumah adat. Contoh: seseorang yang
menempati rumah adat karena statusnya di lingkungan adat misalnya keturunan bangsawan.
Pertanyaan ini diisi dengan cara melingkari kode status kepemilikan bangunan tempat
tinggal yang ditempati. Pilihan jawaban boleh dibacakan oleh pencacah untuk memudahkan
responden dalam menjawab.
Pertanyaan 1702 :
Berapa Luas Lantai Rumah?
Luas lantai yang dimaksud adalah luas lantai yang ditempati dan digunakan untuk
keperluan sehari-hari (sebatas atap rumah).
Pertanyaan ini diisi dengan cara menuliskan luas lantai rumah pada kotak yang tersedia.
Luas lantai dari bangunan tempat tinggal yang dihuni oleh rumah tangga responden dibulatkan
dalam m2. Jika luas lantai rumah lebih dari 997 m2 , maka tuliskan 997.
Penjelasan:
 Bagian-bagian yang digunakan bukan untuk keperluan sehari-hari tidak dimasukkan
dalam perhitungan luas lantai seperti lumbung padi, kandang ternak, lantai jemur (hamparan
semen) dan ruangan khusus untuk usaha (misalnya warung).
 Luas lantai bangunan bertingkat adalah jumlah luas dari semua tingkat yang ditempati.
 Bila suatu tempat tinggal dihuni oleh lebih dari satu rumah tangga, maka luas lantai hunian
setiap rumah tangga adalah luas lantai dari ruangan yang dipakai bersama dibagi banyaknya
rumah tangga ditambah dengan luas lantai pribadi rumah tangga yang bersangkutan.
Taman yang diberi atap (berada di dalam rumah) maupun taman yang berada di samping
rumah, namun berada di bawah atap tetap dihitung luas lantainya.
178
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pertanyaan 1703:
Apakah Bahan Bangunan Utama Atap Rumah Terluas?
Atap adalah penutup bagian atas suatu bangunan sehingga kepala rumah tangga/anggota
rumah tangga yang mendiami di bawahnya terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya.
Untuk bangunan bertingkat, atap yang dimaksud adalah bagian teratas dari bangunan tersebut.
Lakukan pengamatan langsung. Bila petugas tidak dapat melihat/mengamati langsung,
maka petugas dapat bertanya kepada responden. Kode jawaban untuk pertanyaan ini ada 10
(sepuluh), yaitu:
 Kode 1: Beton adalah atap yang terbuat dari campuran semen, kerikil, dan pasir yang
dicampur dengan air.
 Kode 2: Genteng,
 Genteng keramik adalah genteng yang terbuat dari tanah liat, pasir, padas dan samot.
Sebagai bahan pelapis genteng dapat diberi lapisan glazur atau di cat dengan cat acrylic.
 Genteng metal adalah bahan atap yang dibuat dari logam. Bentuknya berupa lembaran,
menyerupai bahan seng. Genteng tersebut ditanam di balok gording dari rangka atap
(kuda-kuda), menggunakan baut. Ukuran yang tersedia bervariasi, 60-120 cm (lebar),
dengan ketebalan 0,3 mm dan panjang antara 1,2-12 m.
 Genteng tanah liat tradisional adalah genteng tanah yang dicetak. Seperti genteng kodok,
plentong, dan murando.
 Kode 3: Asbes adalah atap yang terbuat dari campuran serat asbes dan semen. Pada
umumnya atap asbes berbentuk gelombang.
 Kode 4: Seng adalah atap yang terbuat dari bahan seng. Atap seng berbentuk rata/gelombang,
termasuk genteng seng yang lazim disebut decrabond (seng yang dilapisi epoxy dan acrylic).
 Kode 5: Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di
batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru.
 Kode 6: Kayu/Sirap adalah atap yang terbuat dari kayu/kepingan kayu yang tipis dan
biasanya terbuat dari kayu ulin atau kayu besi.
 Kode 7: Jerami/ijuk/daun-daunan/rumbia adalah atap yang terbuat dari serat pohon
aren/enau atau sejenisnya yang umumnya berwarna hitam.
 Kode 8: Lainnya adalah jenis atap selain yang tersebut di atas, misalnya kardus, plastik.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
179
Gambar Macam-Macam Atap Rumah
Beton
Seng
Genteng
Keramik
Genteng Metal
Bambu
Genteng Tanah
Liat Tradisional
Sirap
Ijuk
Asbes
Daun
Lingkari salah satu kode bahan bangunan utama atap rumah terluas dari bangunan fisik
dimana rumah tangga responden berada.
Pertanyaan 1704 :
Apakah Jenis Lantai Rumah Terluas?
Lantai adalah bagian bawah/dasar/alas suatu ruangan, baik yang terbuat dari marmer/
keramik/granit, tegel/traso, semen, kayu, tanah, dan lainnya.
Lakukan pengamatan langsung. Bila petugas tidak dapat melihat/mengamati langsung,
maka petugas dapat bertanya kepada responden.
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: Tanah adalah lantai langsung ke permukaan bumi tanpa ada alas lain diatasnya seperti
pasir, tanah atau batu.
 Kode 2: Bukan tanah adalah jenis lantai selain tanah, misalnya marmer/granit, keramik,
ubin/tegel/teraso, dll.
Lingkari salah satu kode jenis lantai terluas bangunan fisik dimana rumah tangga
responden berada.
Pertanyaan 1705:
Apakah Bahan Bangunan Utama Dinding Rumah Terluas?
Dinding adalah sisi luar/batas dari suatu bangunan atau penyekat dengan bangunan fisik
lain. Bila bangunan tersebut menggunakan lebih dari satu jenis dinding yang luasnya sama, maka
yang dianggap sebagai dinding terluas adalah dinding yang bernilai lebih tinggi (kode terkecil).
180
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Lakukan pengamatan langsung. Bila tidak dapat melihat/mengamati langsung, maka
petugas dapat bertanya kepada responden. Kode jawaban untuk pertanyaan ini yaitu:
 Kode 1:
Tembok adalah dinding yang terbuat dari susunan bata merah atau batako
biasanya dilapisi plesteran semen. Termasuk dalam kategori ini adalah dinding yang terbuat
dari pasangan batu merah dan diplester namun dengan tiang kolom berupa kayu balok,
biasanya berjarak 1 – 1,5 m;
 Kode 2:
Plesteran anyaman bambu/kawat adalah dinding yang terbuat dari anyaman
bambu atau kawat dengan luas kurang lebih 1 m x 1 m yang dibingkai dengan balok,
kemudian diplester dengan campuran semen dan pasir.
 Kode 3:
Kayu/papan adalah bagian dari pohon yang sudah berumur tua, biasanya berumur
di atas 5 tahun. Bagian ini bisa berupa batang utama, cabang atau ranting yang merupakan
batang pokok yang keras, yang biasa dipakai untuk bahan bangunan.
 Kode 4:
Anyaman bambu merupakan bambu yang di iris tipis-tipis kemudian di rajut seperti
kain dan berbentuk lebar.
 Kode 5:
Batang kayu adalah batang dari pohon langsung (masih bulat), tanpa dibelah dahulu.
 Kode 6:
Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di
batangnya. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru.
 Kode 7:
Lainnya adalah jenis dinding selain yang tersebut di atas seperti dari seng, kardus.
Gambar Macam-Macam Dinding Rumah
Tembok
Batang Kayu
Kayu
Bambu
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Anyaman Bambu
Plesteran bambu
181
Lingkari salah satu kode bahan bangunan utama dari dinding terluas dari bangunan fisik
dimana rumah tangga responden berada.
Pertanyaan 1706 :
Apa Sumber Utama Penerangan Rumah Ini?
Kode jawaban untuk pertanyaan ini ada 3 (tiga), yaitu:
 Kode 1: Listrik PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh PLN. Rumah tangga
responden dikatakan menggunakan listrik PLN baik menggunakan maupun tidak
menggunakan meteran (volumetrik).
 Kode 2: Listrik non PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh instansi/pihak
lain selain PLN, termasuk yang menggunakan sumber penerangan dari accu (aki), generator,
dan pembangkit listrik tenaga surya (yang tidak dikelola oleh PLN).
 Kode 3: Bukan Listrik seperti petromak, aladin, pelita, sentir, obor, lilin, karbit, biji jarak, kemiri.
Penjelasan:
Apabila responden menggunakan lebih dari satu sumber penerangan, maka pilih sumber
penerangan yang paling banyak digunakan selama sebulan terakhir.
Lingkari kode sumber penerangan yang digunakan oleh rumah tangga responden.
Pertanyaan 1707.A: Apa Sumber Air Minum Utama Anggota Rumah Tangga?
Kode jawaban untuk pertanyaan ini, yaitu:
 Kode 1: Air kemasan bermerk adalah air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu
perusahaan dalam kemasan botol (600 ml, 1,5 liter, 1 liter, atau 19 liter) dan kemasan gelas;
antara lain air kemasan merk Aqua, 2Tang, dan VIT.
Contoh Air Kemasan Bermerk
182
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
 Kode 2: Air isi ulang adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan tidak bermerek.
Contoh Air Isi Ulang
 Kode 3: Leding meteran adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan
penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air.
Sumber air ini diusahakan oleh PAM (Perusahaan Air Minum), PDAM (Perusahaan Daerah Air
Minum), atau BPAM (Badan Pengelola Air Minum), baik dikelola pemerintah maupun swasta.
 Kode 4: Leding eceran adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan
penyehatan (air PAM) namun disalurkan ke konsumen melalui pedagang air keliling/pikulan.
Contoh Leding Meteran
Contoh Leding Eceran
 Kode 5: Sumur bor/pompa adalah air tanah yang cara pengambilannya dengan pompa
tangan, pompa listrik, atau kincir angin, termasuk sumur artesis (sumur pantek).
Contoh Sumur Bor/Pompa
 Kode 6:
Sumur terlindung adalah sumur galian bila lingkar sumur/perigi tersebut
dilindungi oleh tembok paling sedikit 0,8 meter di atas tanah dan 3 meter ke bawah tanah, serta
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
183
ada lantai semen sejauh 1 meter dari lingkar sumur/perigi.
 Kode 7: Sumur tak terlindung adalah sumur yang tidak memenuhi syarat sebagai sumur
terlindung.
Contoh Sumur Terlindung
Contoh Sumur Tak Terlindung
 Kode 8: Mata air terlindung adalah sumber air permukaan tanah di mana air timbul dengan
sendirinya. Dikategorikan sebagai terlindung bila mata air tersebut terlindung dari air bekas
pakai, bekas mandi, mencuci, atau lainnya.
 Kode 9: Mata air tak terlindung adalah sumber air permukaan tanah di mana air timbul
dengan sendirinya. Dikategorikan sebagai tidak terlindung bila mata air tersebut tidak
terlindung atau tercemar dari air bekas pakai, bekas mandi, mencuci, atau lainnya.
Contoh Mata Air Terlindung
Contoh Mata Air Tak Terlindung
 Kode 10: Air permukaan adalah apabila rumah tangga menggunakan air dari sungai, danau,
waduk, kolam, irigasi sebagai sumber utama air minum.
Contoh Air Permukaan
 Kode 11: Air hujan adalah apabila rumah tangga menggunakan air hujan sebagai sumber
utama air minum.
184
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
 Kode 12: Lainnya adalah sumber air selain yang tersebut di atas, misal: air laut yang disuling.
Penjelasan:
1. Rumah tangga yang minum air yang berasal dari mata air atau air hujan yang ditampung
dan dialirkan ke rumah dengan menggunakan pipa paralon/pipa leding maka sumber air
minumnya tetap mata air atau air hujan.
2. Rumah tangga yang menggunakan air hujan pada musim penghujan, dan membeli air
pada musim kemarau, maka sumber air minumnya tergantung pada apa yang banyak
dimanfaatkan selama sebulan yang lalu.
3. Rumah tangga yang menggunakan air sungai, danau, sumur, dan air hujan melalui proses
penjernihan dengan mesin penjernih yang diawasi dan dikelola oleh pihak berwenang
dianggap menggunakan sumber air minum leding.
4. Bila suatu rumah tangga menggunakan sumur terlindung sebagai sumber air minum, namun
dalam mengambil (menaikkan) airnya, rumah tangga itu menggunakan pompa (pompa
tangan atau pompa listrik), maka sumber air rumah tangga tersebut dikategorikan sumur
terlindung jika mulut sumur terbuka, tetapi jika mulut sumur tersebut tertutup maka
dikategorikan pompa.
Perlu berhati-hati dalam menentukan sumber air minum ruta, karena di beberapa
daerah ada yang menyalurkan air sungai atau mata air dari gunung ke rumahnya
dengan bambu atau pipa pralon/ plastik. Dalam hal ini sumber air minumnya adalah
air sungai atau mata air, bukan leding.
Lingkari salah satu kode sumber utama air yang digunakan oleh rumah tangga responden.
Jika jawaban responden berkode 1 s.d 4, atau 10 s.d 12, maka lanjutkan ke Pertanyaan 1708.
Pertanyaan 1707.B :
Berapa Jauh Jarak Sumber Air Minum Tersebut ke Tempat
Penampungan Limbah/ Kotoran/Tinja Terdekat?
Tanyakan jarak pompa/sumur/mata air ke tempat penampungan limbah, kotoran ternak,
dan tinja air yang terdekat, baik yang ada di lingkungan rumah tangga itu sendiri maupun
tetangganya.
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: < 10 m, jika jarak pompa/sumur/mata air ke tempat penampungan limbah, kotoran
ternak, dan tinja air yang terdekat, baik yang ada di lingkungan rumah tangga itu sendiri
maupun tetangga berjarak kurang dari 10 meter.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
185
 Kode 2: ≥ 10 m, jika jarak pompa/sumur/mata air ke tempat penampungan limbah, kotoran
ternak, dan tinja air yang terdekat, baik yang ada di lingkungan rumah tangga itu sendiri
maupun tetangga berjarak lebih dari 10 meter.
 Kode 3: Tidak tahu, jika responden tidak mengetahui jarak tersebut.
Lingkari salah satu kode sesuai jawaban responden.
Pertanyaan 1708:
Apa Sumber Utama Air Yang digunakan Oleh Rumah Tangga Ini
Untuk Penggunaan Lainnya (Seperti Memasak, Mandi/Cuci) ?
Konsep dan penjelasan sama dengan penjelasan pada pertanyaan 1707.A
Lingkari salah satu kode sumber utama air yang digunakan oleh rumah tangga
responden untuk penggunaan lainnya seperti memasak, mandi/cuci.
Pertanyaan 1709:
Apakah ada akses ke fasilitas tempat buang air besar?
Dikatakan ada akses ke fasilitas tempat buang air besar jika rumah tangga
mempunyai lokasi atau tempat tetap yang digunakan untuk BAB.
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: Ada, memenuhi standar jika fasilitas BAB berada di suatu lokasi tertentu dan
ruangannya minimal memiliki ukuran panjang 150 cm, lebar 80 cm, dan tinggi 220 cm, baik
menggunakan atap atau tidak.
 Kode 2: Ada, tidak memenuhi standar jika fasilitas BAB berada di suatu lokasi tertentu, tetapi
ukuran ruangan panjang, lebar, dan tingginya tidak memenuhi standar.
 Kode 5: Tidak ada jika rumah tangga tidak mempunyai lokasi/tempat tetap untuk BAB.
Lingkari salah satu kode sesuai jawaban responden. Jika jawaban berkode 5 maka
lanjutkan ke pertanyaan 1710.C
Pertanyaan 1710.A:
Bagaimana Penggunaan Fasilitas Tempat Buang Air Besar?
Fasilitas tempat buang air besar adalah ketersediaan jamban/kakus yang dapat
digunakan oleh rumah tangga responden.
Kode pilihan jawaban:
 Kode 1: Sendiri, bila fasilitas tempat buang air besar hanya digunakan oleh rumah tangga
responden saja.
186
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
 Kode 2: Bersama, bila fasilitas tempat buang air besar digunakan oleh rumah tangga
responden bersama dengan beberapa rumah tangga tertentu.
 Kode 3: Umum/Komunal,
Umum bila fasilitas tempat buang air besar dapat digunakan oleh setiap rumah tangga,
termasuk rumah tangga responden.
Komunal adalah salah satu sarana fasilitas umum yang digunakan bersama oleh beberapa
keluarga untuk keperluan mandi, mencuci, dan buang air di lokasi permukiman tertentu yang
dinilai berpenduduk cukup padat dan tingkat kemampuan ekonomi rendah.
Gambar Fasilitas Tempat Buang Air Besar (TBAB)
TBAB Sendiri
TBAB Bersama
TBAB Umum
Komunal
Lingkari salah satu kode 1, 2, 3, atau 4 sesuai jawaban responden.
Pertanyaan 1710.B:
Apakah Jenis Jamban yang Digunakan Rumah Tangga?
Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk tempat membuang dan
mengumpulkan kotoran/najis manusia yang lazim disebut kakus atau WC, sehingga kotoran
tersebut disimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab atau penyebar
penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman
Kode untuk pertanyaan ini ada 2 (dua), yaitu:
 Kode 1: Leher angsa adalah kloset yang di bawah dudukannya terdapat saluran berbentuk
huruf "U" (seperti leher angsa) dengan maksud menampung air untuk menahan agar bau tinja
tidak keluar.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
187
Contoh Kloset Leher Angsa
 Kode 2 : Plengsengan dengan tutup adalah kloset plengsengan yang ditutup bila tidak
digunakan dan dibuka bila digunakan.
Kloset plengsengan adalah jamban/kakus yang dibawah dudukannya terdapat saluran rata
yang yang dimiringkan ke pembuangan kotoran.
 Kode 3: Plengsengan tanpa tutup adalah kloset plensengan yang tidak menggunakan tutup.
 Kode 4: Cemplung/cubluk adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya tidak ada saluran,
sehingga tinja langsung ke tempat pembuangan/penampungan akhirnya.
Lingkari salah satu kode yang sesuai dengan jawaban responden.
188
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pertanyaan 1710.C:
Dimanakah Tempat Pembuangan Akhir Tinja?
Kode untuk pertanyaan ini ada 6 (enam), yaitu:
 Kode 1: Tangki adalah tempat pembuangan akhir yang berupa bak penampungan, biasanya
terbuat dari pasangan bata/batu atau beton di semua sisinya baik mempunyai bak resapan
maupun tidak. Pada beberapa jenis jamban/kakus yang disediakan di tempat umum/keramaian,
seperti di taman kota, tempat penampungannya dapat berupa tong yang terbuat dari logam atau
kayu. Tempat penampungan ini bisa dilepas untuk diangkut ke tempat pembuangan. Dalam hal
demikian tempat pembuangan akhir dari jamban/kakus ini dianggap sebagai tangki.
Penegasan: Lubang penampungan yang dindingnya di semen tetapi dasarnya tidak disemen
tetap dianggap sebagai Tangki Septik.
 Kode 2: IPAL adalah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terpadu. Dalam sistem
pembuangan limbah cair seperti ini, air limbah ruta tidak ditampung di dalam tangki atau wadah
semacamnya, tetapi langsung dialirkan ke suatu tempat pengolahan limbah cair. Di tempat
pengolahan tersebut, limbah cair diolah sedemikian rupa (dengan teknologi tertentu) sehingga
terpilah menjadi 2 bagian yaitu lumpur dan air. Air hasil pengolahan ini dianggap aman untuk
dibuang ke tanah atau badan air (sungai, danau, laut). Termasuk disini daerah permukiman
yang mempunyai IPAL terpadu yang dikelola oleh pemerintah kota.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
189
 Kode 3: Kolam/sawah/sungai/danau/laut, bila limbahnya dibuang ke kolam/ sawah atau
sungai/danau/laut.
Gambar TPAT Sawah, Kolam,Sungai,Laut
 Kode 4: Lubang tanah, bila limbahnya dibuang ke dalam lubang tanah yang tidak diberi
pembatas/tembok (tidak kedap air).
TPAT Lubang Tanah
 Kode 5: Pantai/tanah lapang/kebun, bila limbahnya dibuang ke daerah pantai atau tanah
lapang, termasuk dibuang ke kebun.
TPAT Pantai dan Tanah Lapang
190
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
 Kode 6: Lainnya, bila limbahnya dibuang ke tempat selain yang telah disebutkan di atas.
Lingkari salah satu kode yang sesuai dengan jawaban responden.
6.18 Blok XVIII. Perlindungan Sosial
Blok ini bertujuan untuk melihat program-program perlindungan sosial yang dilakukan
oleh pemerintah untuk masyarakat miskin seperti Kartu Perlindungan Sosial (KPS)/Kartu Keluarga
Sejahtera (KKS), bantuan tunai terkait pengalihan subsidi BBM, Beras Miskin (Raskin), dan kredit
usaha yang diterima oleh rumah tangga.
Pertanyaan 1801.A:
Apakah Rumah Tangga Ini Memiliki Kartu Perlindungan
Sosial (KPS)/ Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)?
Kartu Perlindungan Sosial (KPS) adalah kartu yang diterbitkan oleh pemerintah dalam
rangka pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial (P4S) dan BLSM di
tahun 2013. KPS memuat informasi nama kepala rumah tangga, nama pasangan kepala rumah
tangga, nama anggota rumah tangga lain, alamat rumah tangga, nomor kartu keluarga, dilengkapi
dengan kode batang (barcode) beserta nomor identitas KPS yang unik.
Bagian depan bertuliskan Kartu Perlindungan Sosial dengan logo Garuda, dan masa
berlaku kartu. Cakupan rumah tangga penerima KPS adalah 15,5 juta rumah tangga miskin dan
rentan yang merupakan 25 persen rumah tangga dengan status sosial ekonomi terendah. Data ini
bersumber dari Basis Data Terpadu (BDT).
Gambar Kartu Perlindungan Sosial (KPS)
Data Rumah Tangga Sasaran (RTS) bersumber dari Basis Data Terpadu (BDT) yang
dikelola oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Pendataan RTS
telah dilakukan sebanyak tiga kali oleh Badan Pusat Statistik (BPS), yaitu: Pendataan Sosial
Ekonomi (PSE) pada tahun 2005, Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) pada tahun
2008, dan yang terakhir PPLS pada tahun 2011.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
191
Dalam rangka meningkatkan keakuratan data RTS, metodologi pendataan RTS
disempurnakan, yang mana penyempurnaan metodologi tersebut dikoordinasikan oleh TNP2K.
Pendataan di lapangan untuk mencacah seluruh karakteristik rumah tangga sasaran dilakukan oleh
BPS. Hasil pencacahan tersebut disampaikan kepada TNP2K untuk diolah sehingga menghasilkan
40 persen data rumah tangga dengan status sosial ekonomi terendah. Data tersebut kemudian
dikelola sebagai Basis Data Terpadu (BDT). Berdasarkan Basis Data Terpadu (BDT), diputuskan
bahwa KPS diberikan kepada 25 persen rumah tangga dengan status sosial ekonomi terendah.
Tahun 2015 Kartu KPS akan secara gradual berubah menjadi Kartu Keluarga Sejahtera
(KKS), gelombang pertama KKS akan didistribusikan ke 1 juta rumah tangga di bulan
November/Desember 2014, KKS akan memiliki fungsi yang kurang lebih sama dengan KPS akan
tetapi dengan berbagai perubahan format dan tambahan informasi di dalam kartu tersebut untuk
memudahkan pemerintah yang baru terbentuk untuk menyalurkan bantuan sosial. 1 juta rumah
tangga tersebut adalah penerima KPS di tahun 2013 di kabupaten/kota berikut ini:
Sebanyak 14,5 juta penerima KPS di daerah lainnya akan menerima KKS di gelombang
berikutnya di tahun 2015/2016. Gelombang berikutnya ini akan menggunakan informasi dari PPLS
yang baru sehngga data akan lebih mutakhir dibanding PPLS 2011. KKS akan berlaku dari tahun
2015 – 2019. Kemungkinan rumah tangga menerima KPS dan KKS secara bersamaan hampir tidak
mungkin karena 1 juta rumah tangga sasaran akan menerima KKS dengan cara menukarkan Kartu
KPS di Kantor Pos.
Gambar Kartu Keluarga Sejahtera
192
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Kode jawaban:
 Kode 1: Ya, dapat menunjukkan kartu, jika rumah tangga memiliki KPS/KKS dan dapat
menunjukkan kartu yang dimiliki.
 Kode 2: Ya, tidak dapat menunjukkan kartu, jika rumah tangga memiliki KPS/KKS tetapi
tidak dapat menunjukkan kartu yang dimiliki.
 Kode 5: Tidak, jika rumah tangga tidak memiliki KPS/KKS.
Lingkari kode pilihan sesuai jawaban responden. Jika jawaban berkode 5, lanjutkan ke
pertanyaan 1803.
Pertanyaan 1801.B:
Dalam Setahun Terakhir, Apakah Pernah Menggunakan
Kartu Perlindungan Sosial (KPS)/Kartu Keluarga Sejahtera
(KKS) Untuk Menerima Manfaat Dari Program Pemerintah
Sebagai Berikut:
1. Bantuan Tunai
2. Beras Miskin
3. Pembiayaan Kesehatan
4. Bantuan Siswa Miskin
Pertanyaan ini diisi dengan cara melingkari kode sesuai jawaban responden pada
masing-masing program pemerintah. Kode jawaban untuk pertanyaan ini ada 2 (dua), yaitu:
 Kode 1: Ya, jika rumah tangga pernah menggunakan KPS/KKS untuk menerima manfaat dari
program pemerintah.
 Kode 5: Tidak, jika rumah tangga tidak pernah menggunakan KPS/KKS untuk menerima
manfaat dari program pemerintah.
Pertanyaan 1802.
Dalam Enam Bulan Terakhir, Apakah Rumah Tangga
Menerima Bantuan Tunai Pengalihan Subsidi BBM pada
Bulan:
Program bantuan pengalihan subsidi BBM merupakan bantuan yang diberikan kepada
rumah tangga sasaran untuk membantu mempertahankan daya beli rumah tangga miskin dan
rentan agar terlindungi dari dampak kenaikan harga akibat penyesuaian harga Bahan Bakar
Minyak (BBM). Program ini bertujuan untuk membantu rumah tangga miskin dan rentan miskin
dalam memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga, pembelian obat-obatan kesehatan, biaya
pendidikan dan keperluan-keperluan lainnya.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
193
Sasaran program ini adalah 15,5 juta rumah tangga dengan tingkat sosial ekonomi
terendah yang terdapat dalam Basis Data Terpadu (BDT) hasil PPLS 2011. Bantuan mulai
diberikan pada bulan November dan Desember 2014, dengan besaran bantuan setiap bulannya
Rp 200.000. Bantuan pengalihan subsidi BBM tersebut disalurkan melalui pembukaan rekening
simpanan bagi rumah tangga penerima manfaat sehingga diharapkan bantuan ini dapat
mendorong partisipasi masyarakat dalam aktivitas keuangan inklusif.
Dari 15,5 juta rumah tangga penerima manfaat, 1 juta rumah tangga diantaranya akan
menerima bantuan tersebut melalui “rekening ponsel” Bank Mandiri. Rekening ponsel adalah uang
tunai yang dikirimkan ke telepon seluler penerima. Nomor telepon seluler penerima yang terdaftar
di bank kemudian
akan menjadi nomor rekening ponsel. Rekening ponsel memungkinkan
penggunanya untuk melakukan transaksi perbankan tanpa melakukan pembukaan rekening ke
cabang Bank Mandiri. PT Pos Indonesia akan membagikan simcard (kartu telepon seluler) yang
sudah terisi rekeningnya kepada Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat. Dengan
menggunakan rekening ponsel, penerima manfaat dapat mencairkan dana bantuan di Kantor PT.
Pos Indonesia, gerai Indomaret, maupun di ATM Bank Mandiri terdekat.
Sebanyak 14,5 juta rumah tangga lainnya akan menerima bantuan melalui rekening giro
PT Pos Indonesia yaitu berupa rekening individual yang disediakan oleh PT. Pos Indonesia,
penerima manfaat dapat mencairkan bantuan tersebut dengan membawa kartu KPS (kartu
perlindungan sosial dan/atau KKS (Kartu Keluarga Sejahtera) ke Kantor Pos Indonesia terdekat.
Tanyakan penerimaan bantuan tunai pengalihan subsidi BBM yang diterima oleh rumah
tangga pada periode enam bulan terakhir, yaitu untuk periode bulan Maret 2015 s.d. Agustus
2015. Pertanyaan ini diisi dengan cara melingkari kode sesuai jawaban responden pada masingmasing bulan.
Kode jawaban untuk pertanyaan ini ada 2 (dua), yaitu:
 Kode 1: Ya, jika rumah tangga menerima bantuan tunai pengalihan subsidi BBM.
 Kode 5: Tidak, jika rumah tangga tidak menerima bantuan tunai pengalihan subsidi BBM.
Jika jawaban berkode 1 “Ya”, tanyakan berapa rupiah jumlah uang yang diterima pada
bulan tersebut.
Penjelasan:
Jika responden menerima bantuan tunai dengan dirapel (misalnya diterima 3 bulan sekali), maka
tuliskan besarnya uang yang diterima tersebut pada bulan dimana responden menerima bantuan.
194
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Contoh:
Rumah tangga Pak Bronto menerima bantuan tunai pengalihan subsidi BBM. Besarnya Rp
200.000,- per bulan. Bantuan tersebut dibagikan per tiga bulan yaitu pada bulan Mei 2015 sebesar
Rp 600.000,-. Sehingga isian pertanyaan 1804 untuk rumah tangga Pak Bronto adalah sbb:
Pertanyaan 1803.A:
Apakah Rumah Tangga Ini Memiliki Kartu Indonesia Sehat
(KIS) Atau BPJS-PBI?
Kartu Indonesia Sehat (KIS) merupakan pemberian jaminan kesehatan melalui BPJS
Kesehatan bagi masyarakat kurang mampu. Kartu Indonesia Sehat (KIS) menjamin dan
memastikan masyarakat kurang mampu untuk mendapat manfaat pelayanan kesehatan seperti
yang dilaksanakan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS
Kesehatan.
Gambar Kartu indonesia Sehat
BPJS-PBI (BPJS-Penerima Bantuan Iuran) adalah peserta Jaminan Kesehatan bagi
fakir miskin dan orang tidak mampu sebagaimana diamanatkan UU SJSN yang iurannya dibayari
pemerintah sebagai peserta program Jaminan Kesehatan. Peserta PBI adalah fakir miskin yang
ditetapkan oleh pemerintah dan diatur melalui peraturan pemerintah.
Kode jawaban:
 Kode 1: Ya, BPJS-PBI, jika rumah tangga memiliki Kartu BPJS-PBI.
 Kode 2: Ya, KIS, jika rumah tangga memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
195
 Kode 3: Ya, BPJS-PBI dan KIS, jika rumah tangga memiliki Kartu BPJS-PBI dan Kartu
Indonesia Sehat (KIS).
 Kode 5: Tidak, jika rumah tangga tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) maupun BPJS-PBI.
Lingkari kode yang sesuai jawaban responden. Jika jawaban berkode 5, lanjutkan ke
pertanyaan 1804.
Pertanyaan 1803.B:
Jika “Ya”, Berapa Jumlah Anggota Rumah Tangga Yang
Memiliki KIS Dan Atau BPJS-PBI?
Tuliskan jumlah anggota rumah tangga yang memiliki KIS dan atau BPJS-PBI pada
tempat yang tersedia.
Pertanyaan 1803.C:
Dalam Setahun Terakhir, Apakah Pernah Menggunakan
Kartu Indonesia Sehat (KIS) Untuk Menerima Manfaat Dari
Program Pemerintah Mengenai Pembiayaan Kesehatan?
Pertanyaan ini diisi dengan cara melingkari kode sesuai jawaban responden. Kode
jawaban untuk pertanyaan ini ada 2 (dua), yaitu:
 Kode 1: Ya, jika rumah tangga pernah menggunakan KIS untuk mendapatkan program
manfaat pembiayaan kesehatan.
 Kode 5: Tidak, jika rumah tangga tidak pernah menggunakan KIS untuk mendapatkan
program manfaat pembiayaan kesehatan.
Pertanyaan 1804.A:
Apakah Rumah Tangga Ini Memiliki Kartu Indonesia Pintar
(KIP)?
Penjelasan mengenai Kartu Indonesia Pintar (KIP) sama dengan penjelasan pada
Pertanyaan 1309.
Pertanyaan ini diisi dengan cara melingkari kode sesuai jawaban responden. Kode
jawaban untuk pertanyaan ini ada 2 (dua), yaitu:
 Kode 1: Ya, jika rumah tangga memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP).
 Kode 5: Tidak, jika rumah tangga tidak memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Jika jawaban berkode 5 maka lanjutkan ke Pertanyaan 1805.
196
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pertanyaan 1804.B:
Dalam Setahun Terakhir, Apakah Pernah Menggunakan
Kartu Indonesia Pintar (KIP) Untuk menerima Manfaat dari
Program Indonesia Pintar?
Pertanyaan ini diisi dengan cara melingkari kode sesuai jawaban responden. Kode
jawaban untuk pertanyaan ini ada 2 (dua), yaitu:
 Kode 1: Ya, jika rumah tangga pernah menggunakan KIP untuk menerima manfaat dari
Program Indonesia Pintar.
 Kode 5: Tidak, jika rumah tangga tidak pernah menggunakan KIP untuk menerima manfaat
dari Program Indonesia Pintar.
Pertanyaan 1805.A.
Dalam Enam Bulan Terakhir, Apakah Rumah Tangga
Pernah Membeli/ Menerima Beras Miskin (Raskin)?
Raskin adalah program bantuan dari pemerintah untuk keluarga miskin berupa
pendistribusian beras khusus kepada keluarga miskin yang harganya telah disubsidi oleh
pemerintah.
Program Raskin bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga
Sasaran (RTS) melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras dan
mencegah penurunan konsumsi energi. Selain berfungsi sebagai mekanisme perlindungan sosial
dan penanggulangan kemiskinan. Program Raskin juga berguna untuk mengendalikan inflasi
melalui intervensi pemerintah, dengan menetapkan harga beras bersubsidi sebesar Rp.1.600/kg,
dan menjaga stok pangan nasional, karena pengeluaran rumah tangga miskin dan rentan miskin
sebagian besar (65%) digunakan untuk membeli bahan makanan. Beras sebagai salah satu
bahan makanan, merupakan komoditi utama dalam konsumsi rumah tangga miskin dan rentan
miskin, dengan proporsi sekitar 29% dari total pengeluaran. Kenaikan harga beras dapat
meningkatkan jumlah penduduk miskin di Indonesia. Untuk itu, sangatlah penting menjaga daya
beli rumah tangga miskin dan rentan miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan pangan
terumah tanggama beras.Jumlah beras Raskin yang dapat diperoleh RTS-PM untuk tahun 2015
sebanyak 15 kg per RTS-PM per bulan. Sementara itu, pembayaran Harga Tebus Beras Raskin
(HTR) dari RTS-PM kepada Pelaksana Distribusi Raskin dilakukan secara tunai sebesar Rp.
1.600/kg netto di Titik Distribusi (TD).
Pertanyaan ini diisi dengan cara melingkari kode sesuai jawaban responden. Kode
jawaban untuk pertanyaan ini ada 2 (dua), yaitu:
 Kode 1: Ya, jika rumah tangga dalam enam bulan terakhir pernah membeli/menerima beras
miskin (raskin).
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
197
 Kode 5: Tidak, jika rumah tangga dalam enam bulan terakhir pernah membeli/menerima
beras miskin (raskin).
Jika jawaban berkode 5 “Tidak” maka lanjutkan ke Pertanyaan 1806.
Pertanyaan 1805.B.
Dalam Enam Bulan Terakhir, Sebutkan
Pembelian/Penerimaan Raskin Pada Bulan:
Informasi
Tanyakan penerimaan/pembelian beras miskin (raskin) yang diterima/dibeli dan jumlah
uang yang dibayarkan oleh rumah tangga pada periode enam bulan terakhir, yaitu periode bulan
Maret 2015 s.d. Agustus 2015. Pertanyaan ini diisi dengan cara menuliskan jumlah raskin yang
dibeli/diterima dalam kilogram (kg) dan jumlah rupiah total yang dibayar sesuai jawaban
responden.
Penjelasan:
1. Jumlah rupiah total dimaksudkan untuk mengetahui jumlah uang yang harus dibayarkan untuk
membeli raskin dalam enam bulan terakhir (Maret 2015 s.d. Agustus 2015). Jika rumah tangga
tidak membayar/gratis, maka isikan “0” (nol).
2. Jika responden membeli dalam bentuk liter, maka perlu dikonversikan ke dalam satuan kg (1
liter = 0,89 kg). Jawaban diisi dengan pembulatan 1 desimal di belakang koma.
3. Jika dalam bulan tertentu rumah tangga tidak membeli raskin, maka isikan tanda strip (-) pada
kolom jumlah raskin dan total yang dibayar.
Contoh:
Pak Bahroin pada bulan Maret 2015 membeli raskin sebanyak 4 liter, maka jawaban responden
dikonversikan dulu menjadi 4 x 0,89 = 3,56 kg. Sehingga pada tempat yang disediakan, jawaban
ditulis 3,6 kg atau 03,6.
Pertanyaan 1806:
Dalam Setahun Terakhir, Apakah Ada Anggota Rumah
Tangga yang Menerima Kredit Usaha?
Tanyakan adakah anggota rumah tangga yang menerima kredit usaha sebagai berikut
dalam setahun terakhir:
A. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) adalah program nasional dalam rangka
menanggulangi kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri mulai
dilaksanakan sejak tahun 2007. Namun sebagian program-program penanggulangan kemiskinan
yang termasuk di dalam PNPM Mandiri sudah dilaksanakan sebelum tahun 2007. Untuk
kepentingan pendataan, yang dimaksudkan kredit usaha yang diterima oleh masyarakat dari
198
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
PNPM Mandiri adalah kredit usaha yang diterima dari program-program yang termasuk di dalam
PNPM Mandiri, setelah tahun 2007 maupun sebelum tahun 2007. Ciri kredit usaha dari PNPM
Mandiri adalah penyalurannya tidak mengikuti prosedur perbankan. Dana kredit usaha atau lebih
dikenal dengan dana modal bergulir (revolving fund) dikelola dan diusulkan pemanfaatannya
langsung oleh masyarakat. Program-program yang termasuk di dalam PNPM Mandiri pada tahun
2008, yaitu:
1. PNPM Mandiri Perdesaan atau yang dahulunya dinamakan Program Pengembangan
Kecamatan (PPK)
2. PNPM Mandiri Perkotaan atau yang dahulu dinamakan Program Penanggulangan
Kemiskinan di Perkotaan (P2KP), PNPM Infrastruktur Perdesaan atau yang dahulunya
bernama Program Pengembangan Infrastruktur Perdesaan (PPIP),
3. PNPM Daerah Tertinggal dan Khusus (DTK) atau yang dahulunya bernama Program
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK)/Support for Poor and
Disadvantaged Areas (SPADA)
4. PNPM Agribisnis Perdesaan atau Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
(PUAP).
B. Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan salah satu skim kredit yang diberikan perbankan
kepada UMKM dan Koperasi dengan pola penjaminan yang bekerja sama dengan Lembaga
Penjamin yang ditetapkan oleh pemerintah. Fasilitas kredit modal kerja atau investasi ini
diberikan kepada usaha mikro, kecil, menengah dan Koperasi yang memiliki usaha produktif
yang feasible tapi belum bankable. Maksudnya adalah usaha tersebut memiliki prospek bisnis
yang baik dan memiliki kemampuan untuk mengembalikan. UMKM dan Koperasi yang
diharapkan dapat mengakses KUR adalah yang bergerak di sektor usaha produktif antara lain:
pertanian, perikanan dan kelautan, perindustrian, kehutanan dan jasa keuangan simpan
pinjam. Penyaluran KUR dapat dilakukan langsung, maksudnya UMKM dan Koperasi dapat
langsung mengakses KUR di Kantor Cabang atau Kantor Cabang Pembantu Bank Pelaksana.
Untuk lebih mendekatkan pelayanan kepada usaha mikro, maka penyaluran KUR dapat juga
dilakukan secara tidak langsung, maksudnya usaha mikro dapat mengakses KUR melalui
Lembaga Keuangan Mikro dan KSP/USP Koperasi, atau melalui kegiatan linkage program
lainnya yang bekerjasama dengan Bank Pelaksana.
C. Program bank selain KUR: bila ada anggota rumah tangga yang lain yang mendapat kredit
usaha dari bank dengan cara mengajukan sendiri dan bukan merupakan program pemerintah,
misalnya kredit perumahan seperti KPR.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
199
D. Kelompok Usaha Bersama (KUBE) adalah program pemerintah yang mendorong
pembentukan kelompok usaha untuk menjalankan kegiatan produktif. Kelompok ini dibentuk
dari orang-orang/keluarga-keluarga kurang mampu/penerima manfaat program perlindungan
sosial/keluarga PKH yang mengajukan proposal pembiayaan usaha secara berkelompok.
Kementrian terkait kemudian akan menyeleksi proposal usaha kelompok tersebut dan
kemudian menyalurkan bantuan usaha sebesar 20 juta rupiah untuk setiap kelompok yang
terpilih sebagai penerima bantuan.
E. Program Koperasi adalah kredit yang diperoleh dari Koperasi (Koperasi dan Koperasi Simpan
Pinjam)
F. Perorangan (dengan bunga): Kredit yang diterima dari perseorangan, bisa dari saudara/ famili
bukan anggota rumah tangga maupun dari orang lain (bukan saudara/famili)
G. Lainnya, misal:
1. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP);
2. Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial
(PPFMBLPS);
3. Program Pembentukan Kelompok Usaha Produktif (KUP) dan Pemberdayaan dan
Perlindungan Masyarakat Rentan Lainnya (PPMR);
4. Program Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Areal Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu (IUPHHK);
5. Program Pembangunan Hutan Rakyat;
6. Program Pengembangan Wilayah Perbatasan (PWP) dan Program Pengembangan
Wilayah Tertinggal (PWT);
7. Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH)
Perkotaan;
8. Program Fasilitasi Pengembangan Destinasi Pariwisata Unggulan;
9. Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan (P3MP);
10. Program Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga;
11. Program Model Desa Prima (Perempuan Indonesia Maju Mandiri);
12. Program Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil;
13. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (PKP);
14. Program Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Sekitar Kawasan Konservasi;
15. Program Peningkatan Usaha Masyarakat di Sekitar Hutan Produksi (PUMSHP);
16. Program Hutan Kemasyarakatan (HKM);
17. Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja (PKPTK);
200
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
18. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja (PPLTK);
19. Program Penciptaan Iklim Usaha bagi UKM;
20. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi UKM;
21. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetetif UKM;
22. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi;
23. Program Perempuan Keluarga Sehat dan Sejahtera (PERKASA);
24. Program Pembiayaan Produktif Koperasi dan Usaha Mikro (P3KUM);
25. Program Pelatihan Pengarusutamaan Gender;
26. Program Terpadu Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera
(P2WKSS);
27. Program Stimulasi Perumahan Swadaya bagi MBR melalui LKM/LKnB;
28. Program Pinjaman Lunak Lingkungan;
29. Program Pengembangan Ekonomi Lokal (PPEL);
30. Pembangunan Infrastruktur Telekomunikasi Perdesaan;
31. Program Pengembangan Industri Kecil danMenengah;
32. Program Pengembangan Sumberdaya Perikanan;
33. Rencana Bisnis Perbankan untuk UMKM;
34. Pengembangan Usaha dan Investasi Pemerintahan;
Pertanyaan ini diisi dengan cara melingkari kode 1 jika ada anggota rumah tangga
yang menerima kredit usaha atau kode 5 jika anggota rumah tangga tidak menerima kredit usaha
di masing-masing pilihan kredit usaha.
6.19 Blok XIX. Akses Finansial
Pertanyaan dalam Blok XIX bertujuan untuk menggali informasi mengenai keadaan
finansial dari rumah tangga. Keterangan mengenai finansial rumah tangga yang dihimpun antara
lain kepemilikan tabungan/simpanan berupa uang, bentuk tabungan/simpanan, dan keikutsertaan
dalam arisan.
Pertanyaan 1901:
Apakah Ada Anggota Rumah Tangga Yang Mempunyai
Tabungan/Simpanan Berupa Uang?
Tabungan/simpanan yaitu bagian dari pendapatan anggota rumah tangga yang tidak
dibelanjakan tetapi disimpan di tempat-tempat tertentu, misalnya bank, koperasi, lembaga
keuangan, rumah, dsb untuk dipergunakan bagi keperluan masa yang akan datang.
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
201
Tabungan/simpanan berupa uang adalah simpanan/tabungan yang dimiliki oleh
anggota rumah tangga dalam bentuk uang yang bisa digunakan membeli barang.
Kode jawaban pertanyaan:
 Kode 1: Ya, jika ada anggota rumah tangga yang mempunyai tabungan/simpanan berupa uang.
 Kode 5: Tidak, jika tidak ada anggota rumah tangga yang mempunyai tabungan/simpanan
berupa uang.
Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden. Jika jawaban berkode 5 maka
lanjutkan ke Pertanyaan 1903.
Pertanyaan 1902:
Dalam Bentuk Apa Tabungan/Simpanan Anggota Rumah
Tangga?
Pertanyaan ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai bentuk tabungan/
simpanan dari anggota rumah tangga dengan merinci bentuk tabungan/simpanan dalam 4 (empat)
kategori:
A. Produk Bank (Tabungan/Asuransi/Deposito/Giro)
1. Tabungan/Deposito/Giro
 Tabungan adalah simpanan yang pada penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat tertentu yang telah disepakati, namun tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau
alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
 Giro adalah simpanan/dana pihak ketiga, dimana penarikannya dapat dilakukan setiap
saat dengan menggunakan media yaitu cek (cheque), bilyet giro dan sarana perintah
pembayaran lainnya.
 Deposito adalah produk simpanan di Bank yang penyetoran maupun penarikannya hanya
dapat dilakukan pada waktu tertentu saja atau sesuai dengan jatuh temponya sehingga
deposito dikenal juga sebagai tabungan berjangka.
2. Tabungan Asuransi adalah adalah bentuk tabungan/simpanan yang penarikannya baru
dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu tersebut Nasabah
diwajibkan untuk melakukan penyetoran angsuran sebesar nilai yang telah diperjanjikan.
Contoh: tabungan pendidikan, tabungan hari tua
3. Tabungan Investasi (Saham, Obligasi, Dll)
4. Uang Elektronik/E-Money (E-Toll, Flazz, Brizzi, Rekening Ponsel, Dll) adalah alat
pembayaran yang diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetorkan terlebih dahulu. Nilai
202
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
uang disimpan secara elektronik dalam suatu media server atau chip, serta dapat
dipindahkan untuk kepentingan transaksi pembayaran dan atau transfer dana. Contoh uang
elektronik produk bank: E-Toll, Flazz, Brizzi, TapCash, Rekening Ponsel, Jakcard, dll.
Gambar uang elektronik/e-money produk bank
B. Produk Non Bank (Koperasi, Kantor Pos, Sekolah)
1. Tabungan/Deposito
2. Tabungan Asuransi
3. Tabungan Investasi (Saham, Obligasi, Dll)
4. Uang Elektronik/E-Money (Telco, Indomaret Card, Dll)
Contoh uang elektronik produk non bank: Dompetku, T-Cash, XL Tunai, DokuPay, Indomaret
Card, COMMET (Commuter Electronic Ticketing), dll.
Gambar uang elektronik/e-money produk non bank
C. Uang Tunai (Lemari, Dompet, Celengan, Dll) adalah uang kontan (uang kertas dan uang
logam yang tersedia dan langsung dapat digunakan).
D. Lainnya, bentuk tabungan selain yang telah disebutkan di atas.
Lingkari kode 1 jika responden menjawab “Ya”, kode 5 jika menjawab “Tidak” pada
masing-masing bentuk tabungan/simpanan uang. Jika isian D. Lainnya berkode 1, maka tuliskan
bentuk tabungan/simpanan uang responden pada tempat yang tersedia.
Pertanyaan 1903:
Apakah Mengikuti Arisan Berupa Uang?
Arisan berupa uang adalah kegiatan mengumpulkan uang yang bernilai sama oleh
beberapa orang kemudian diundi untuk menentukan siapa yang memperolehnya, undian
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
203
dilaksanakan dalam sebuah pertemuan secara berkala sampai semua orang yang ikut arisan
memperolehnya.
Lingkari kode 1 jika ada anggota rumah tangga yang mengikuti arisan berupa uang.
Lingkari kode 5 jika tidak ada anggota rumah tangga yang mengikuti arisan berupa uang.
6.20. Blok XX. Catatan
Isikan di blok catatan apabila ada hal yang perlu disampaikan berkaitan dengan isian
kuesioner maupun kejadian penting atau kondisi khusus yang ditemui di lapangan. Selain itu, di
dalam blok catatan juga disediakan pula catatan khusus riwayat kunjungan rumah tangga.
Pastikan tidak ada pertanyaan yang terlewat ditanyakan dan dokumen terisi lengkap
Setelah wawancara selesai, catat waktu selesainya wawancara (dalam jam dan menit)
pada tempat yang telah disediakan, yaitu di bawah Blok XX.Catatan
Contoh:
Rumah tangga Pak Anton menjadi responden Susenas September 2015. Petugas berkunjung ke
rumah tangga Pak Anton pada tanggal 10 September 2015. Petugas mulai melakukan wawancara
dengan Bu Widya, istri Pak Anton pada pukul 09:45. Pada pukul 11:00, Bu Widya harus
menjemput anaknya yang pulang sekolah padahal wawancara belum selesai. Oleh karena itu
petugas membuat janji dengan Bu Widya bahwa besok akan berkunjung kembali untuk
melanjutkan wawancara. Petugas kembali lagi keesokan harinya dan memulai wawancara pada
pukul 13:30. Akhirnya petugas dapat menyelesaikan wawancara dengan Bu Widya pada pukul
14:15. Maka riwayat pengisian waktu kunjungan rumah tangga Pak Anton adalah sebagai berikut:
Berdasarkan riwayat kunjungan ke rumah tangga Pak Anton dapat diketahui bahwa lama
wawancara yaitu 120 menit (kunjungan 1 = 75 menit + kunjungan 2 = 45 menit). Maka pengisian
waktu selesai wawancara untuk rumah tangga Pak Anton adalah:
09:45 + 120 menit = 11:45
204
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
LAMPIRAN
Lampiran 1. Skesta Peta Blok Sensus SP2010-WB
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
207
208
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Lampiran 2. Daftar VSEN15.P
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
209
210
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
211
212
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
213
214
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Lampiran 3. Daftar VSEN15.DSRT
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
215
216
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Lampiran 4. Daftar VSEN15.MSBP
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
217
218
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
219
220
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
221
222
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
223
224
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
225
226
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
227
228
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
229
230
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
231
232
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
233
234
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
235
236
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
237
238
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
239
240
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
241
242
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
243
244
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
245
246
Pedoman Pencacahan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2015
Download