1 berat badan bayi baru lahir pada ibu hamil yang

advertisement
BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR PADA IBU HAMIL YANG BERPANTANG
MAKANAN DI DESA PRAJEKAN KECAMATAN PRAJEKAN
BONDOWOSO
ITA NURGADISHA
11002253
Subject :
Berat Badan Bayi Baru Lahir, Pantang Makanan
Description :
Pantangan terhadap beberapa hal seperti makanan yang sebenarnya sangat
dibutuhkan oleh wanita hamil akan menyebabkan kurangnya asupan energi dan tentunya
akan berdampak negatif pada ibu dan bayi, salah satunya adalah resiko BBLR. Tujuan
penelitian ini mengetahui berat badan bayi baru lahir pada ibu hamil yang berpantang
makanan.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan rancang bangun penelitian survei.
Variabel dalam penelitian ini adalah berat badan bayi baru lahir pada ibu hamil dengan
pantang makanan. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 13 bayi baru lahir dan sampel
sebanyak 13 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling
tipe consecutive sampling. Penelitian ini dilakukan di Desa Prajekan Kecamatan Prajekan
Kabupaten Bondowoso pada tanggal 24 Mei – 1 Juni 2014. Pengumpulan data dengan
menggunakan lembar observasi. Pengolahan data dengan cara editing, coding, scoring,
tabulating.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bayi lahir dengan BBLN yaitu
sebanyak 9 responden (69,2%) dan sebagian kecil bayi lahir dengan BBLR yaitu sebanyak
4 responden (30,8%)
Masih adanya bayi dengan berat badan lahir rendah dikarenakan ibu yang masih
meyakini tarak atau adat istiadat tentang pantang makanan, padahal makanan tersebut
mengandung gizi yang tinggi untuk kesehatan ibu dan janin. Hasil penelitian tentang berat
badan bayi baru lahir pada ibu hamil yang berpantang makanan menunjukkan bahwa
sebagian besar bayi lahir dengan BBLN dan dan sebagian kecil bayi lahir dengan BBLR.
Diharapkan bidan dapat lebih aktif dalam memberikan penyuluhan kesehatan khususnya
pada ibu tentang pantang makanan yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan sehingga
dapat mengurangi resiko BBLR pada bayi.
ABSTRACT
The abstinences from some things are like the most necessary food to pregnant
women will cause a lack of energies intake and will certainly have a negative impacts on
the mothers and their babies, one of them is the risk of LBW (The Low birth Wight). The
purpose of this study is to know the newborn weight to pregnant women who abstain from
food.
Design of this study is a descriptive with survey. The variables in this study are
newborn weight to pregnant women with abstinence from food. The population in this
study is 13 newborns and the sampling is 13 respondents. The sampling technique used is
consecutive sampling with non-probability sampling. This study had been conducted in
1
Prajekan Bondowoso on May 24-June 1, 2014. Collecting data uses the observation sheet.
The data are processed by editing, coding, scoring, tabulating.
The results showed that the majority of babies born with the normal babies weight
amount nine respondents (69.2%) and a small portion of babies born with the low birth
weight amount four respondents (30.8%)
There are still babies with the law weight due to their mothers have still believed in
abstinence or customs of abstinence from food, although the food contains high nutrition
for the health of the mothers and their fetus. The results of this study on the newborn
weight to pregnant women who abstain from food shows that the majority of babies born
with the normal birth weight and a small baby born with the low birth weight. The
midwives are expected to be more active in providing health education especially
abstinence, to mothers about recommended and unrecommended foods so as that can
reduce the risk of low birth weight in infants.
Keywords: weight newborns, abstinence from food
Contributor
: 1. Ferilia Adiesti, S.ST,MM
2. Erfiani Mail, S.ST
Date
: 19 Juni 2014
Type Material : Laporan Penelitian
Permanen link : Right
: Open document
Summary
:
LATAR BELAKANG
Masyarakat pada umumnya masih percaya pada mitos, yang berkaitan dengan ibu
hamil dan perawatan pada masa kehamilan. Bagi masyarakat, mitos sudah diyakini
kebenarannya karena beberapa bukti yang terjadi. Kadang kala kepercayaan tersebut
bertentangan dengan nilai-nilai kesehatan medis modern, sehingga mengakibatkan
permasalahan kesehatan pada ibu hamil pada masa kehamilan (Shrimarti, 2012). Kegiatan
ibu hamil sehari-hari tidak berkurang ditambah lagi dengan pantangan terhadap beberapa
hal, seperti makanan yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh wanita hamil. Kurangnya
asupan energi dari makanan, tentunya akan berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan
janin. Fakta yang terjadi pada masyarakat Jawa, ada beberapa nilai kepercayaaan
masyarakat Jawa atau cara pandang ibu hamil suku Jawa terhadap kehamilan yang masih
berpedoman pada warisan leluhur (Oktavia, 2009). Di masyarakat Jawa berlaku pantangan
makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi
asin. Hal ini membuat ibunya kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah.
Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi (Wibiasti, 2012).
Berdasarkan klasifikasi Angka Kematian Ibu dari WHO tahum 2013 adalah sebagai
berikut; <15 per 100.000 kelahiran hidup; 15-199 per 100.000 kelahiran hidup; 200-499
per 100.000 kelahiran hidup; 500-999 per 100.000
kelahiran hidup; dan ≥1.000 per kelahiran hidup. AKI di Indonesia mencapai
228/100.000 kelahiran hidup. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan Vietnam
(59/100.000), dan Cina (37/100.000) (Kemenkes RI, 2012). Capaian AKI Jawa Timur
tahun 2012 keadaanya berada 5 point di bawah dari target MDGs tahun 2015 sebesar 102
per 100.000 kh. Keadaan ini memacu untuk terus menelaah penyebab kematian ibu agar
target MDGs dapat tercapai. Di Kabupaten Situbondo capaian AKI tahun 2012 sebesar
2
142,87 per 100.000 kelahiran hidup. Tingginya AKI tidak hanya karena sebab kesehatan
tetapi lebih terkait sosial ekonomi masyarakat (Dinkes Jatim 2012). Menurut Departemen
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2012, ibu hamil dengan kurang energi kronik yaitu
24,6%. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur tahun 2012 terdapat 13,91% ibu hamil
dengan kurang energi kronik, data dari Dinas Kesehatan kab. Situbondo pada tahun 2012
terdapat 30% ibu hamil dengan kurang energi kronik (Susanti, 2013).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siti Khairunnisa Batubara pada tahun
2011 tentang perspektif suku jawa terhadap kehamilan di Sumatra Utara. Hasil yang
diperoleh dari penelitian ini adalah didapatkannya filosofi kesehatan suku Jawa tentang
kehamilan menyatakan bahwa tradisi maupun pantangan perilaku yang dilakukan pada
saat hamil berhubungan dengan kesehatan bagi ibu dan bayinya sampai proses persalinan.
Nilai-nilai yang mendasari praktik budaya dan dalam merawat kehamilan yaitu terdiri atas
: (a) pantangan perilaku, (b). adat tiga dan tujuh bulanan, (c). minum jamu saat hamil, (d).
kusuk saat hamil (Khairunnisa, 2011).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Prajekan Kecamatan
Prajekan Kabupaten Bondowoso pada tanggal 2 Mei 2014 kepada 5 ibu hamil dengan cara
wawancara, didapatkan bahwa 3 ibu hamil masih percaya tentang pantang makanan
kehamilan, sedangkan 2 ibu hamil tidak mempunyai tidak percaya tentang pantang
makanan kehamilan.
Di daerah Jawa ada istilah “di kotoni panas dingin” atau pantangan makanan dalam
keadaan panas untuk ibu hamil di mana si ibu hamil dilarang
mengkonsumsi
makanan yang bersifat panas dan harus memakan makanan yang dingin. Selain ada
pantangan makanan ada juga pantangan perbuatan contohnya ibu hamil dilarang keluar
rumah pada waktu magrib karena akan menyebabkan akan beranak hantu, pandangan
budaya dan kepercayaan ini akan berlangsung sampai proses persalinan (Syafrudin,2009).
Masyarakat Jawa banyak wejangan yang diberikan kepada calon orang tua baru ini
mengenai kehamilan tersebut agar sang ibu dan jabang bayi tetap sehat dan memiliki
kondisi prima, seperti makan makanan asam supaya mualnya hilang, jangan makan ikan,
nanti bayi berbau amis, jangan makan daging, nanti perut panas, jangan minum air es,
nanti jadi gemuk (Juliana, 2013). Disadari atau tidak, faktor kepercayaan dan pengetahuan
budaya seperti berbagai pantangan, hubungan sebab akibat, antara makanan dan kondisi
sehat sakit, kebiasaan, dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak positif maupun
negatif terhadap kesehatan ibu dan anak. Salah satu dampak negatifnya adalah anemia
pada kehamilan, kurang energi kronis (KEK) dan resiko BBLR (Prasetyo, 2004.).
Upaya pencegahan angka kematian ibu yang cenderung tinggi sebenarnya bisa
dilakukan dengan Health Education berupa kegiatan penyuluhan yang berkesinambungan
dalam kelompok dasa wisma (Shrimarti, 2012). Bidan sebagai tenaga kesehatan yang
langsung berada di tengah-tengah masyarakat harus memberikan penyuluhan dan
membuka konseling serta melakukan kunjungan rumah sesuai standart pelayanan pada
ibu-ibu hamil dalam mempersiapkan kelahirannya dan diperlukan suatu peran serta dari
masyarakat terutama ibu hamil untuk memiliki pengetahuan tentang kebutuhan pada masa
kehamilan. Dari upaya tersebut diharapkan dapat mengetahui dan mengenal secara dini
tanda-tanda bahaya kehamilan, sehingga bila ada kelainan dan komplikasi dapat segera
terdeteksi (Afrianingsih, 2013).
Berdasarkan fakta yang terjadi pada masyarakat Jawa, banyaknya cara pandang
masyarakat mengenai pantang makanan masa kehamilan, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang berat badan bayi baru lahir pada ibu hamil yang berpantang
makanan di Desa Prajekan Kecamatan Prajekan Kabupaten Bondowoso.
3
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan survei.
Variabel dalam penelitian ini adalah berat badan bayi baru lahir pada ibu hamil dengan
pantang makanan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi baru lahir di Desa
Prajekan Kecamatan Prajekan Kabupaten Bondowoso pada bulan Mei 2014 sebanyak 13
bayi baru lahir dengan sampel sebanyak 13 responden. Teknik sampling yang digunakan
adalah non probability sampling tipe consecutive sampling. Penelitian ini dilaksanakan di
Desa Prajekan Kecamatan Prajekan Kabupaten Bondowoso pada tanggal 24 Mei – 1 Juni
2014. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah dengan penimbangan
dengan menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung diambil dari
objek penelitian oleh peneliti yang dilakukan dengan angket untuk memperoleh data
persepsi ibu hamil tentang pantangan makanan pada ibu hamil di Desa Prajekan
Kecamatan Prajekan Kabupaten Bondowoso. Alat ukur atau instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah lembar observasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bayi lahir dengan
BBLN yaitu sebanyak 9 responden (69,2%) dan sebagian kecil bayi lahir dengan BBLR
yaitu sebanyak 4 responden (30,8%).
Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang di timbang dalam waktu 1 jam pertama
setelah lahir. Hubungan antara berat lahir dengan umur kehamilan, berat bayi lahir dapat
dikelompokan : bayi kurang bulan (BKB), yaitu bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi
< 37 minggu (259 hari). Bayi cukup bulan (BCB), bayi yang dilahirkan dengan masa
gestasi antara 37-42 minggu (259 - 293 hari), dan Bayi lebih bulan (BLB), bayi yang
dilahirkan dengan masa gestasi > 42 minggu (294 hari) (Kosim, 2009: 12-13). Status gizi
ibu selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Selain
itu gizi ibu hamil menentukan berat bayi yang dilahirkan, maka pemantauan gizi ibu hamil
sangatlah penting dilakukan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui
status gizi ibu hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama hamil,
mengukur lingkar lengan atas (LILA) dan mengukur kadar hemoglobin, pertambahan berat
badan selama hamil sekitar 10 -12 kg, dimana trimester I pertambahan kurang dari 1 kg,
trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg.pertambahan berat badan ini juga
sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin. Adanya beberapa makanan pantangan
dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil, hal ini disebabkan karena pada adat istiadat
jawa banyak dijumpai adanya makanan pantangan. Makanan pantangan sebenarnya tidak
secara langsung berhubungan dengan BBLR tetapi biasanya ibu hamil yang banyak
memiliki makanan pantangan asupan gizi sesuai dengan kebutuhan selama hamil tidak
tercukupi maka akan menyebabkan ibu anemia dalam kehamilan dan salah satu akibatnya
bla ibu anemia bayi yang akan dilahirkan BBLR (Setianingrum, 2005)
Berdasarkan penelitian kebanyakan responden lahir dengan BBLN atau normal,
dikarenakan ibu yang tetap menjaga kesehatannya selama hamil dan usia ibu yang rata-rata
antara 20-35 tahun karena masa tersebut merupakan masa yang aman untuk hamil.
Sedangkan terdapat bayi yang lahir dengan berat badan rendah (BBLR) disebabkan ibu
yang kurang menjaga asupan nutrisi pada waktu hamil serta usia ibu yang < 20 tahun,
karena kehamilan dibawah umur 20 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi pada
kehamilan dan persalinan serta resiko BBLR. Selain itu ibu masih yakin dengan adat
istiadat dengan pantangan-pantangan makanan pada hal makanan tersebut mengandung
gizi yang tinggi untuk kesehatan janin seperti ikan, daging, telur dan nanas. Derajat
keyakinan responden kepada budaya yang ada dalam kehidupan keluarga dikaitkan dengan
lama waktu keluarga tersebut ada di dalam satu komunitas, komposisi komunitas, dan
4
jarak geografik, serta bersifat sementara dari keluarga besar dan komunitaas asal.
Lingkungan sangat mempengaruhi, khususnya di pedesaan yang mana masih melekatnya
budaya tarak dari nenek moyang. Dan sangat berpengaruh besar terhadap prilaku ibu pada
masa nifas. Adapun keadaan keluarga yang mempengaruhi perilaku seseorang yaitu orang
tua yang masih percaya dengan budaya tarak yang memang sudah turun temurun dari
nenek moyang. Kebanyakan responden mengungkapkan memiliki pantangan pada
makanan ikan dan telur dikarenakan nanti membuat janin di dalam perut terus gelisah dan
terus bergerak sehingga membuat ibu tidak bisa tidur. Serta responden memiliki pantangan
memakan nanas dikarenakan mereka menganggap nanas dapat menyebabkan panas pada
kandungannya sehingga dapat menyebabkan keguguran. Diharapkan ibu dapat
berkonsultasi kepada tenaga kesehatan atau bidan dan melakukan pendekatan terhadap
tokoh-tokoh masyarakat mengenai pantang makanan yang sebaiknya dilakukan dan tidak
dilakukan.
Berdasarkan tabulasi silang antara usia ibu dengan BBL didapatkan bahwa ibu yang
berusia < 20 tahun melahirkan bayi BBLR yaitu sebanyak 3 responden (23,1%) dan ibu
yang berusia 20-35 tahun melahirkan bayi BBLN yaitu sebanyak 8 responden (61,5%).
Menurut Setianingrum (2005) menyatakan bahwa faktor umur memegang peranan
penting terhadap derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu hamil serta bayi, maka sebaiknya
merencanakan kehamilan pada usia antara 20-35 tahun. Ibu sebaiknya ibu hamil pada
umur 20 – 35 tahun, karena masa tersebut merupakan masa yang aman untuk hamil
alasanya, mulai umur 20 tahun rahim dan bagian-bagian lainya sudah benar – benar siap
untuk untuk menerima kehamilan. Pada umur tersebut biasanya wanita sudah merasa siap
untuk menjadi ibu. Dan sebaiknya tidak hamil pada usia >35 tahun, karena kesehatan
tubuh ibu sudah tidak sebaik pada umur 20 – 35 tahun, biasanya ibu sudah mempunyai dua
anak atau lebih, kemungkinan memperoleh anak cacat lebih besar. Selain itu semakin
muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil, akan berpengaruh terhadap
kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur yang muda perlu tambahan gizi yang banyak
karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus
berbagi dengan janin yang dikandungnya. Sedangkan umur yang tua perlu energy yang
besar juga karena fungsi organ yang semakin melemah dan diharuskan untuk bekerja
maksimal maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan
yang sedang berlangsung (Kristyanasari, 2010: 51).
Berdasarkan penelitian diatas didapatkan sebagian besar responden berusia 20-35
tahun melahirkan bayi dengan berat badan normal dikarenakan di usia ini merupakan usia
yang aman untuk melahirkan, kondisi psikologis dan rahim yang sudah matang, sehingga
resiko terjadi BBLR sangat kecil.
Berdasarkan tabulasi silang antara pendidikan ibu dengan BBL menunjukkan bahwa
responden berpendidikan dasar (SD-SMP) melahirkan bayi BBLR yaitu sebanyak 3
responden (23,1%) dan ibu yang berpendidikan menengah (SMA) melahirkan bayi BBLN
yaitu sebanyak 3 responden (23,1%).
Pendidikan merupakan jalur yang ditempuh untuk mendapatkan informasi. Informasi
memberikan pengaruh besar terhadap perilaku ibu nifas. Apabila ibu diberikan informasi
tentang bahaya pantang makanan dengan jelas, benar dan komprehensif termasuk
akibatnya maka ibu tidak akan mudah terpengaruh atau mencoba melakukan pantanng
makanan (Paath, 2005).
Berdasarkan penelitian pendidikan berpengaruh secara langsung maupun tidak
langsung terhadap kepercayaaan ibu terhadap buidaya pantangan saat kehamilan,
dikarenakan responden yang berpendidikan dasar dan menengah masih sulit menerima
informasi tentang kesehatan ibu hamil sehingga mereka kurang menghiraukan sehingga
5
mereka masih mempercayai dengan pantangan makan yang menyebabkan kelahiran bayi
mereka dengan BBLR.
Berdasarkan tabulasi silang antara pekerjaan dengan BBL menunjukkan bahwa
responden yang bekerja melahirkan bayi BBLN yaitu sebanyak 5 responden (38,5%) dan
ibu yang tidak bekerja melahirkan bayi BBLR yaitu sebanyak 4 responden (30,8%).
Pekerjaan merupakan suatu usaha dalam memporelh imbalan yaitu uang. Suami
yang bekerja akan mendukung ibu dalam memenuhi kebutuhan masa kehamlian yang
mengandung banyak zat gizi, sedangkan ibu yang bekerja menyebabkan ibu mempunyai
kesempatan untuk bertukar informasi dengan rekan kerja tentang pantang makanan (Path,
2005).
Berdasarkan hasil penelitian kebanyakan responden yang tidak bekerja melahirkan
bayi BBLR dikarenakan asupan gizi mereka kurang sebab mereka yang tidak bekerja ratarata mempunyai status ekonomi yang rendah, sehingga ibu tidak dapat memenuhi
sepenuhnya asupan nutrisi yang sesuai selama hamil.
Berdasarkan hasil penelitian semua responden yang masih mempercayai pantangan
makanan tertentu dalam kehamilan mengalami BBLR pada bayinya, diharapkan tenaga
kesehatan untuk lebih sering lagi untuk memberikan penyuluhan tentang makanan dan gizi
yang dibutuhkan saat kehamilan dan ketidak benaran mitos-mitos pantangan makanan
dalam kehamilan.
SIMPULAN
Hasil penelitian tentang berat badan bayi baru lahir pada ibu hamil yang berpantang
makanan di Desa Prajekan Kecamatan Prajekan Kabupaten Bondowoso menunjukkan
bahwa sebagian besar bayi lahir dengan BBLN yaitu sebanyak 9 responden (69,2%) dan
sebagian kecil bayi lahir dengan BBLR yaitu sebanyak 4 responden (30,8%).
REKOMENDASI
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dihaarapkan pada peneliti selanjutnya dapat mengembangkan konsep atau
melakukan penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi BBLR, sehingga didapatkan
hasil penelitian yang lebih baik.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Instutusi dapat menjadikan data penelitian ini sebagai data dasar dalam sumber
kepustakaan dan bacaan khususnya tentang pantang makanan sebagai penyebab bayi
BBLR.
3. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat dapat lebih aktif dalam mencari informasi tentang
penyebab kejadian BBLR, sehingga ibu dapat mengerti sebab kejadian BBLR dan
menurunkan angka kejadian BBLR.
4. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan dapat lebih aktif dalam memberikan penyuluhan kesehatan
khususnya pada ibu tentang pantang makanan yang dianjurkan dan yang tidak
dianjurkan sehingga dapat mengurangi resiko BBLR pada bayi.
Alamat Korespondensi :
- Alamat rumah
: Jl. Pancur RT.02/RW.16 Prajekan Bondowoso
- Email
: [email protected]
- No. HP
: 085233745008
6
Download