RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) KEGIATAN PENGERUKAN SUNGAI DAN WADUK DI DKI JAKARTA FASE 1 DALAM RANGKA JAKARTA URGENT FLOOD MITIGATION PROJECT / JAKARTA EMERGENCY DREDGING INITIATIVE PROJECT (JUFMP / JEDIP) JAKARTA 2010 KATA PENGANTAR Project Management Unit (PMU), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum yang akan melaksanakan Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk di DKI Jakarta Fase 1 Dalam Rangka Jakarta Urgent Flood Mitigation Project/Jakarta Emergency Dredging Initiative Project (JUFMP/JEDIP) merasa berkewajiban untuk ikut berperan serta dalam melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Berdasarkan hasil kajian ANDAL telah diidentifikasi adanya dampakdampak penting akibat kegiatan tersebut baik pada tahap pra pengerukan, tahap pengerukan maupun tahap pasca pengerukan yang perlu dikelola agar kelestarian lingkungan dapat tercapai. Usaha-usaha pengelolaan terhadap dampak penting tersebut secara rinci diuraikan dalam dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) ini. Dengan adanya dokumen RKL dan RPL ini diharapkan dampak negatif yang akan muncul dapat dikurangi atau dihindari, dan dampak positif yang akan muncul dapat ditingkatkan atau dikembangkan. Atas kerjasama, perhatian serta bantuan dari semua pihak khususnya tim teknis dan komisi Amdal Daerah Provinsi DKI Jakarta sehingga dokumen RKL dan RPL ini dapat tersusun, kami ucapkan terima kasih. Jakarta, Februari 2010 Project Management Unit (PMU) Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ i ] DAFTAR ISI KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………… DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………… DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………………. DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………….………. DAFTAR PETA …………………………………………………………………….…………. i ii iv v vi BAB I I-1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG ..................................................................................................................I-1 1.2 KEBIJAKAN TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP ......................I-3 1.3 TUJUAN DAN KEGUNAAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP ..........................I-4 1.3.1 Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup ......................................................I-4 1.3.2 Kegunaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup..................................................I-4 BAB II 1.3.2.1 Kegunaan Bagi Pemrakarsa ........................................................................I-4 1.3.2.2 Kegunaan Bagi Pemerintah Daerah ............................................................I-5 1.3.2.3 Kegunaan Bagi Masyarakat ........................................................................I-5 PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II-1 2.1 PENDEKATAN TEKNOLOGI .................................................................................................... II-1 2.2 PENDEKATAN SOSIAL EKONOMI ........................................................................................... II-1 2.3 PENDEKATAN INSTITUSI........................................................................................................ II-1 BAB III RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) III-1 3.1 DAMPAK PADA TAHAP PRA PENGERUKAN .......................................................................... III-1 3.1.1 Persepsi Masyarakat ................................................................................................ III-1 3.2 DAMPAK PADA TAHAP PENGERUKAN ................................................................................. III-2 3.2.1 Kualitas Udara dan Kebauan ................................................................................... III-3 3.2.2 Kebisingan ............................................................................................................... III-4 3.2.3 Kuantitas Air Permukaan......................................................................................... III-6 3.2.4 Kualitas Air Permukaan........................................................................................... III-7 3.2.5 Limbah/Sampah Padat ............................................................................................. III-8 3.2.6 Kesempatan Kerja dan Berusaha ........................................................................... III-10 3.2.7 Persepsi Masyarakat .............................................................................................. III-11 3.2.8 Gangguan Kamtibmas ........................................................................................... III-13 3.2.9 Sarana dan Prasaran Kota ...................................................................................... III-14 3.2.10 Transportasi/lalu lintas .......................................................................................... III-15 3.3 DAMPAK PADA TAHAP PASCA PENGERUKAN.................................................................... III-17 3.3.1 Kuantitas Air Permukaan/Banjir............................................................................ III-17 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ ii ] 3.3.2 Persepsi Masyarakat .............................................................................................. III-19 3.3.3 Transportasi/Lalu lintas ......................................................................................... III-20 3.4 STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP ......................................... III-24 3.5 SISTEMATIKA LAPORAN IMPLEMENTASI RKL DAN RPL .................................................... III-26 DAFTAR PUSTAKA Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ iii ] DAFTAR TABEL Tabel III-1 Ringkasan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Jedi Fase 1 ....... III-27 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ iv ] DAFTAR GAMBAR Gambar III-1 Struktur Organisasi Pengelolaan Lingkungan Tahap Pra Pengerukan, Pengerukan dan Pasca Pengerukan Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk dalam Rangka Jedi Fase 1................................................................... III-25 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ v ] DAFTAR PETA Peta III-1 Lokasi Pengelolaan Lingkungan Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk JEDI Fase 1 ......................................................................................... III-23 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ vi ] BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Wilayah DKI Jakarta merupakan pusat politik dan ekonomi Indonesia, dengan populasi melebihi 24 juta. Wilayah Kota Jakarta sendiri berpenduduk sekitar 9 juta merupakan “Daerah Khusus Ibukota (DKI)”. DKI terletak di delta Sungai Ciliwung dan sekitar 40% dari wilayahnya berada di bawah permukaan laut. Setiap tahun, sebagian besar bagian kota mengalami banjir di musim hujan, umumnya dari bulan November hingga bulan April. Besarnya dampak yang diakibatkan oleh banjir di Ibu Kota telah menjadi isu Nasional akibat kerugian keuangan yang besar dan berdampak pada masyarakat di wilayah Jakarta. Dalam rangka mengurangi besarnya kerugian dan kerusakan akibat banjir, Pemerintah Indonesia telah mengidentifikasi serangkaian saluran pengendali banjir, saluran pembuangan dan waduk yang memerlukan perbaikan dalam waktu yang mendesak. Rehabilitasi bangunan ini akan mengurangi risiko banjir dan membawa manfaat langsung tehadap lebih dari satu juta orang yang tinggal dan bekerja di daerah-daerah rawan banjir. Pemerintah Indonesia telah mengajukan pinjaman kepada Bank Dunia untuk membiayai pekerjaan pengerukan dan perbaikan sebagian besar bagian dari sistem drainase yang ada di Jakarta. Salah satu proyek yang diusulkan adalah Jakarta Emergency Dredging Initiative-JEDI yang termasuk dalam Proyek Mitigasi Banjir Jakarta (Jakarta Urgent Flood Mitigation Project-JUFMP) yang bertujuan untuk mengurangi timbunan endapan di saluran pengendali banjir. Endapan tersebut dapat mengurangi kapasitas tampung menjadi setengah kali dari kapasitas desain. Salah satu kegiatan di dalam proyek JEDI adalah pekerjaan pengerukan ke 16 struktur drainase. Pemrakarsa proyek ini adalah Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Cipta Karya dan serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta, dengan tanggung jawab untuk: 1) Tiga saluran drainase nasional di bawah kewenangan Ditjen Cipta Karya: (i) Tanjungan, (ii) Angke Hilir, dan (iii) Cideng-Thamrin. 2) Tiga banjir kanal di bawah kewenanganan Ditjen SDA: (i) Cengkareng Drain, (ii) Banjir Kanal Barat; dan (iii) Sunter. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ I‐1 ] 3) Lima saluran drainase (DPU DKI): (i) Ciliwung-Gunung Sahari, (ii) Sentiong-Sunter, (iii) Grogol-Sekretaris, (iv) Pakin-Kali Besar-Jelakeng, dan (v) Krukut-Cideng. 4) Lima waduk (DPU DKI): (i) Waduk Pluit, (ii) Waduk Sunter Utara, (iii) Waduk Sunter Selatan, (iv) Waduk Sunter Timur III, dan (v) Waduk Melati. Pada Fase 1 dari proyek JEDI, empat saluran drainase/sungai dan satu waduk, telah dipilih sebagi lokasi uji perencanaan dan teknik desain serta metode-metode pengelolaan lingkungan hidup terhadap keseluruhan lokasi proyek. Lokasi-lokasi tersebut dipilih karena diperkirakan memiliki dampak lingkungan dan sosial yang relatif kecil, meskipun pekerjaan pengerukan tersebut harus memenuhi salah satu tujuan utama dari kegiatan proyek, dan memberikan manfaat yang signifikan terhadap upaya pencegahan banjir. Lokasi-lokasi yang termasuk ke dalam Proyek JEDI Fase 1 adalah: 1) Banjir Kanal Cengkareng Drain; 2) Saluran Drainase Ciliwung - Gunung Sahari; 3) Saluran Drainase Sentiong – Sunter; 4) Banjir Kanal Sunter; dan 5) Waduk Melati. Berdasarkan kajian Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk JEDI Fase 1 telah dievaluasi dan diprakirakan berbagai dampak besar dan penting yang akan muncul terhadap komponen lingkungan fisik kimia, hayati dan sosial ekonomi, sehingga perlu disusun dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) sebagai pedoman utama dalam upaya pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan selanjutnya. Hal ini dilakukan oleh pemrakarsa kegiatan dalam upaya pelestarian lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Undangundang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) ini merupakan dokumen yang memuat pokok-pokok arahan, prinsip-prinsip kerja, kriteria pedoman ataupun persyaratan untuk mencegah, menanggulangi dan mengendalikan dampak lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk JEDI Fase 1. Dampak penting yang akan dikelola merupakan hasil evaluasi dampak yang terjadi akibat kegiatan pra pengerukan, pengerukan dan pasca pengerukan Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk JEDI Fase 1. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ I‐2 ] 1.2 KEBIJAKAN TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Sesungguhnya daya dukung lingkungan hidup bukan tidak terbatas. Karena keterbatasan itu, sangat diperlukan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup, meliputi kebijakan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa kesepahaman tentang kebersamaan ini sangat menentukan keberhasilan pengelolaan lingkungan bagian-bagian kota Jakarta. Berbagai laporan penelitian melaporkan semakin menurunnya kualitas lingkungan fisik kota Jakarta akibat perusakan dan pencemaran lingkungan. Sejak penetapan Undang-undang tentang Pokok-pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pemerintah sudah bertekad untuk memasyarakatkan kebijakan pembangunan berkelanjutan. Dapat dijelaskan bahwa pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Dengan demikian, penting sekali untuk memahami dan mementingkan penggolongan fungsi sumberdaya alam yang harus dipertahankan fungsinya terutama kualitas udara, kualitas air dan keanekaragaman hayati. Disamping itu, kegiatan pembangunan seyogyanya akan menjadi motor penggerak penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan hidup masyarakat. Sehubungan dengan itu, beberapa kebijakan pengelolaan lingkungan hidup yang relevan dengan kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk JEDI Fase 1, antara lain : a) Memelihara keseimbangan lingkungan alam dengan lingkungan binaan; b) Mencegah dan/atau menanggulangi kemacetan lalu lintas untuk mencegah pencemaran kualitas udara akibat emisi gas buang kendaraan bermotor; c) Memperkecil berbagai pencemaran lingkungan, seperti polusi udara, air dan tanah; d) Menyeimbangkan interaksi kegiatan proyek dengan sekitarnya terutama interaksi sosial kemasyarakatan. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) lingkungan [ I‐3 ] 1.3 TUJUAN DAN KEGUNAAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP 1.3.1 Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan disusunnya Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) ini adalah untuk: a) Menyusun alternatif penanganan dampak negatif, merencanakan dan melaksanakan tindakan-tindakan untuk mencegah, mengurangi atau menanggulangi dampak negatif yang akan terjadi serta meningkatkan dampak positif yang akan terjadi, sehingga kegiatan yang akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat yang optimal; b) Menetapkan kemampuan institusional; langkah-langkah operasional yang terjangkau oleh teknologi berdasarkan pertimbangan ekonomi dan c) Sebagai umpan balik dalam rangka menyempurnakan sistem pengendalian lingkungan ke dalam maupun ke luar dari batas kegiatan/tapak proyek, sehingga tercipta mekanisme pengelolaan, termasuk batasan hak dan kewajiban serta lingkup tanggung jawab masing-masing pengelolaan. 1.3.2 Kegunaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup 1.3.2.1 Kegunaan Bagi Pemrakarsa a) Sebagai dasar upaya pencegahan kerusakan lingkungan baik di dalam areal lokasi proyek maupun di luar area proyek yang mungkin disebabkan oleh kegiatan ini; b) Sebagai pedoman bagi Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Jenderal Sumber Air (SDA) Departemen Pekerjaan Umum dan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta sebagai pemrakarsa kegiatan di dalam membuat keputusan-keputusan mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan; c) Sebagai pedoman bagi Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Jenderal Sumber Air (SDA) Departemen Pekerjaan Umum dan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta untuk melaksanakan kerjasama pengelolaan lingkungan di dalam areal Proyek JEDI Fase 1 dan daerah sekitarnya dengan Instansi Terkait lainnya terutama untuk memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif; d) Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan hukum yang berlaku. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ I‐4 ] 1.3.2.2 Kegunaan Bagi Pemerintah Daerah a) Untuk membantu kebijaksanaan Pemda DKI Jakarta di dalam usaha pelestarian lingkungan dan sumberdaya alam; b) Untuk membantu Pemda DKI Jakarta dan Penanggung jawab Kamtibmas dalam mengantisipasi berbagai dampak yang akan timbul agar lebih mudah mengadakan tindakan-tindakan preventif (pencegahan) serta pengawasan pengelolaan lingkungan; c) Untuk membantu Pemda DKI Jakarta di dalam pembinaan pengelolaan lingkungan. 1.3.2.3 Kegunaan Bagi Masyarakat a) Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam usaha menjaga keamanan, kebersihan, kesehatan dan kelestarian lingkungan; b) Untuk dipergunakan masyarakat sebagai kontrol sosial guna memaksimalisasi dampak positif dan meminimalisasi dampak negatif; c) Untuk menjamin kepastian hukum akan hak dan kewajiban masyarakat, baik terhadap kegiatan proyek maupun dalam menjamin hubungan sumberdaya masyarakat dengan hak-hak yang dimilikinya. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ I‐5 ] BAB II PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Pengelolaan lingkungan hidup disusun untuk menangani dampak penting yang telah diprediksi dari kajian ANDAL dengan menggunakan pendekatanpendekatan rasional yang akan diterapkan melalui pendekatan teknologi, sosial ekonomi dan institusi. 2.1 PENDEKATAN TEKNOLOGI Pendekatan teknologi adalah cara-cara pengelolaan lingkungan yang berorientasi pada teknologi yang dapat digunakan untuk mengelola dampak penting lingkungan hidup dari suatu kegiatan. Pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan melalui aplikasi teknologi yang dapat diterapkan oleh pemrakarsa dengan mempertimbangkan biaya dan kemampuan. 2.2 PENDEKATAN SOSIAL EKONOMI Pendekatan sosial ekonomi dilakukan dalam rangka menanggulangi dampak besar dan penting melalui tindakan-tindakan yang bermotifkan sosial ekonomi, misalnya melakukan sosialisasi rencana proyek kepada masyarakat sekitar, penanganan masalah kamtibmas dan persepsi negatif masyarakat, memprioritaskan penyerapan tenaga kerja setempat (Kelurahan/Kecamatan masing-masing lokasi kegiatan) sesuai dengan keahlian dan ketrampilan yang dimiliki sepanjang dibutuhkan. 2.3 PENDEKATAN INSTITUSI Pendekatan institusi adalah mekanisme kelembagaan yang akan ditempuh pemrakarsa dalam rangka menanggulangi dampak besar dan penting lingkungan hidup. Pendekatan ini mencakup pengelolaan lingkungan melalui koordinasi dengan instansi yang berwenang dalam pengawasan dampak lingkungan dan kerjasama dengan instansi terkait dalam pengendalian dampak lingkungan. Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan secara berkala kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Instansi yang berwenang dalam pengawasan dan instansi yang terkait dalam koordinasi pengelolaan lingkungan, antara lain : a) Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi DKI Jakarta; b) Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta; Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ II‐1 ] c) Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta; d) WaliKota Administrasi Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat; e) Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat; f) Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat; g) Suku Dinas Kebersihan Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat; h) Suku Dinas Perhubungan Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat; i) Suku Dinas Tenaga Kerja Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat; j) Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat; k) Polsek terkait di masing-masing lokasi kegiatan; l) Kantor Kecamatan terkait di masing-masing lokasi kegiatan; m) Kantor Kelurahan terkait di masing-masing lokasi kegiatan. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ II‐2 ] BAB III RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) Uraian Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) ini merupakan penjabaran dan aplikasi dari studi ANDAL yang telah disusun. Dalam uraian ini akan dijelaskan mengenai pedoman pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang berkaitan dengan dampak penting akibat kegiatan. Uraian RKL ini ditujukan untuk menekan dampak negatif penting sehingga dampak tersebut dapat diantisipasi dan dikelola, serta meningkatkan dampak positif. Dengan demikian, Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk JEDI Fase 1 dapat berjalan dengan lancar tanpa mengganggu lingkungan di sekitarnya. 3.1 DAMPAK PADA TAHAP PRA PENGERUKAN Komponen lingkungan yang akan terkena dampak penting pada Tahap Pra Pengerukan Sungai dan Waduk JEDI Fase 1 sesuai dengan prioritas dampak penting adalah persepsi masyarakat. 3.1.1 Persepsi Masyarakat a) Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah persepsi masyarakat di sekitar lokasi pengerukan rutin sungai dan waduk JEDI Fase 1. b) Sumber Dampak Sosialiasi publik kegiatan pengerukan Sungai dan Waduk JEDI Fase 1. c) Tolok Ukur Dampak Persepsi positif masyarakat terhadap pelaksanaan sosialisasi kegiatan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. d) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Mengupayakan agar persepsi masyarakat di sekitar lokasi pengerukan rutin sungai dan waduk JEDI Fase 1 positif. e) Pengelolaan Dampak Upaya pengelolaan dampak kegiatan pengerukan rutin Sungai dan Waduk JEDI Fase 1 terhadap persepsi masyarakat akan dilakukan melalui: Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ III‐1 ] • Memasang papan pengumuman dalam rangka akan melakukan kegiatan pengerukan sungai dan waduk Jedi Fase 1 sebelum dimulai kegiatan pengerukan; • Melakukan kegiatan sosialisasi secara rutin kepada masyarakat sekitar lokasi kegiatan pada saat akan memulai kegiatan pengerukan; • Koordinasi dengan tokoh masyarakat dan aparat/instansi terkait sebelum dan selama pengerukan rutin sungai dan waduk JEDI Fase 1 berlangsung. f) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Lokasi pengelolaan dampak persepsi negatif masyarakat adalah di sekitar lokasi pengerukan rutin sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung-Gn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati. g) Periode Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan dampak persepsi negatif mesyarakat akan dilakukan di sekitar lokasi pengerukan rutin sungai dan waduk JEDI Fase 1 dilakukan sejak tahap pra pengerukan. h) Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Pelaksana pengelolaan dampak persepsi negatif masyarakat adalah Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). i) Pengawas Pengelolaan Lingkungan Instansi pengawas pengelolaan dampak persepsi masyarakat adalah KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Kelurahan sekitar. j) Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hasil pengelolaan dampak persepsi masyarakat secara periodik akan dilaporkan kepada KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta. 3.2 DAMPAK PADA TAHAP PENGERUKAN Komponen lingkungan yang akan terkena dampak penting pada Tahap Pengerukan Sungai dan Waduk JEDI Fase 1 sesuai dengan prioritas dampak penting adalah kuantitas air permukaan/banjir, lalu lintas, kualitas air permukaan, kualitas udara, kebisingan, kebauan, limbah padat, sarana dan prasaran kota, kesempatan kerja dan berusaha, persepsi masyarakat dan kamtibmas. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ III‐2 ] 3.2.1 Kualitas Udara dan Kebauan a) Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah kualitas udara ambien dan tingkat kebauan di dalam dan sekitar lokasi proyek. b) Sumber Dampak Kegiatan pengerukan dan pengangkutan material keruk (sampah dan lumpur keruk) sebanyak + 2.080.000 m3. c) Tolok Ukur Dampak Kualitas udara ambien sesuai SK. Gub. KDKI Jakarta No. 551 Tahun 2001 tentang Penetapan Baku Mutu Kualitas Udara Ambien dan Tingkat Kebauan sesuai KepMen LH No. Kep-50/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan. d) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Mencegah terjadinya penurunan kualitas udara dan peningkatan kebauan selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. e) Pengelolaan Dampak Untuk mencegah penurunan kualitas udara dan peningkatan kebauan di sekitar lokasi kegiatan selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 akan diupayakan melalui : • Mempercepat pengangkutan material keruk (sampah dan lumpur keruk) ke tempat pembuangan akhir/disposal area setiap hari; • Pengangkutan material keruk (sampah dan lumpur keruk) oleh kendaraan truk pengangkut dilakukan tidak melebihi kapasitas angkut dan ditutup dengan plastik/terpal untuk menghindari ceceran sampah dan lumpur pada badan jalan, dan dilakukan di luar jam sibuk pada malam hari (jam 21.00 s/d 05.00 WIB); • Mobilisasi kendaraan pengangkut tersebut dilakukan dengan kecepatan yang terbatas ± 40 Km/jam untuk menghindari ceceran sampah dan lumpur keruk; • Menggunakan kendaraaan yang kondisi baik dan telah lolos uji emisi dengan diberi stiker lolos uji emisi untuk memperkecil emisi gas buang dan mencegah tercecernya sampah dan lumpur keruk selama pengangkutan ke disposal area; • Kontainer penampung material keruk sementara akan dilengkapi dengan penutup; • Truk pengangkut dilengkapi dengan lapisan kedap air (watertight) untuk mencegah ceceran lumpur tumpah ke jalan; Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ III‐3 ] • Melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap kondisi lapisan kedap air (watertight) untuk mencegah adanya kebocoran. f) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Lokasi pengelolaan dampak penurunan kualitas udara dan peningkatan kebauan adalah di lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 dan lokasi disposal area. g) Periode Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan dampak penurunan kualitas udara dan peningkatan kebauan akan dilakukan selama kegiatan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 berlangsung. h) Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Pelaksana pengelolaan dampak penurunan kualitas udara dan peningkatan kebauan adalah Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). i) Pengawas Pengelolaan Lingkungan Instansi pengawas pengelolaan dampak penurunan kualitas udara dan peningkatqan kebauan adalah KLH dan Walikota Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. j) Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hasil pengelolaan dampak terhadap kualitas udara dan peningkatan kebauan secara periodik akan dilaporkan kepada KLH dan Walikota Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat serta BPLHD Provinsi DKI Jakarta. 3.2.2 Kebisingan a) Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah kebisingan di dalam dan sekitar lokasi proyek serta lokasi disposal area. b) Sumber Dampak Kegiatan pengerukan dan pengangkutan material keruk (sampah dan lumpur keruk) sebanyak + 2.080.000 m3. c) Tolok Ukur Dampak Kualitas udara ambien sesuai SK. Gub. KDKI Jakarta No. 551 Tahun 2001 tentang Penetapan Baku Mutu Kualitas Udara Ambien dan Tingkat Kebisingan Dalam Wilayah DKI Jakarta. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ III‐4 ] d) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Mencegah terjadinya peningkatan kebisingan selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. e) Pengelolaan Dampak Untuk mencegah peningkatan kebisingan di sekitar lokasi kegiatan selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 akan diupayakan melalui : • Melaksanakan pengerukan dalam cara meminimalkan dampak terhadap kebisingan; • Mengikuti prosedur pengerukan standar untuk operasi pengerukan dan pemeliharaan peralatan dan kendaraan; • Menetapkan batas kecepatan maksimum untuk kendaraan yang beroperasi di lokasi pengerukan dan untuk dump truck pengangkutan material keruk. yang efisien untuk f) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Lokasi pengelolaan dampak kebisingan adalah di lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran CiliwungGn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati serta lokasi disposal area. g) Periode Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan dampak kebisingan akan dilakukan selama kegiatan operasional pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 berlangsung. h) Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Pelaksana pengelolaan dampak kebisingan adalah Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). i) Pengawas Pengelolaan Lingkungan Instansi pengawas pengelolaan dampak kebisingan adalah KLH Walikota Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. j) dan Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hasil pengelolaan dampak terhadap kebisingan secara periodik akan dilaporkan kepada KLH dan Walikota Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat serta BPLHD Provinsi DKI Jakarta. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ III‐5 ] 3.2.3 Kuantitas Air Permukaan a) Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak Kuantitas air permukaan/banjir di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. b) Sumber Dampak Kegiatan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 dengan volume ± 2.080.000 m3. c) Tolok Ukur Dampak Berkurangnya genangan air/banjir setelah dilakukan pengerukan. d) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Mengurangi genangan air/banjir di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 setelah pengerukan dilakukan. e) Pengelolaan Dampak Untuk mengurangi terjadinya genangan air/banjir akibat kegiatan pengerukan Sungai dan waduk JEDI Fase 1, akan diupayakan melalui : • Menyediakan informasi dan pendidikan kepada masyarakat sekitar lokasi proyek masing-masing tentang menjaga sungai/ drainase kanal dan waduks menjadi bersih; • Pemasangan papan pengumuman tentang dilaksanakannya kegiatan pengerukasn pada lokasi-lokasi yang akan dikeruk, sebelum kegiatan pengerukan dilaksanakan; • Melaksanakan pengerukan dengan menggunakan peralatan keruk yang memenuhi standar dan sesuai dengan SOP. f) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Lokasi pengelolaan dampak pengerukan terhadap kuantitas air permukaan/banjir adalah di lokasi sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung-Gn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati. g) Periode Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan dampak pengerukan terhadap kuantitas air permukaan/banjir akan dilakukan sejak tahap pengerukan hingga pasca pengerukan. h) Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Pelaksana pengelolaan dampak terhadap kuantitas air permukaan/banjir adalah Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ III‐6 ] Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta).’ i) Pengawas Pengelolaan Lingkungan Instansi pengawas pengelolaan dampak pengerukan terhadap kuantitas air permukaan/banjir adalah Suku Dinas PU Tata Air dan KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. j) Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hasil pengelolaan dampak pengerukan terhadap kuantitas air permukaan/banjir secara periodik akan dilaporkan kepada Suku Dinas PU Tata Air, KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta. 3.2.4 Kualitas Air Permukaan a) Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah Kualitas air permukaan (dengan parameter TSS) di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. b) Sumber Dampak Kegiatan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 dengan volume ± 2.080.000 m3. c) Tolok Ukur Dampak Tolok ukur dampak adalah tidak terjadi pencemaran/penurunan kualitas air permukaan akibat peningkatan konsentrasi TSS. d) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Mencegah/menghindari terjadinya pencemaran/penurunan kualitas air permukaan (meningkatnya TSS) di sekitar lokasi proyek pengerukan. e) Pengelolaan Dampak Untuk mencegah/menghindari terjadinya pencemaran/penurunan kualitas air permukaan akibat kegiatan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 akan diupayakan melalui : • Timbulnya dampak ini tidak dapat dihindari karena sifat kegiatan yang alami dapat memperbaiki sendiri, dan karena itu hanya dapat dipantau. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ III‐7 ] f) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Lokasi pengelolaan dampak limbah cair adalah di masing-masing lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung-Gn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati. g) Periode Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan dampak kualitas air akan dilakukan selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. h) Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Pelaksana pengelolaan dampak kualitas air adalah Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). i) Pengawas Pengelolaan Lingkungan Instansi pengawas pengelolaan dampak kualitas air adalah Suku Dinas PU Tata Air dan KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. j) Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hasil pengelolaan dampak kualitas air secara periodik akan dilaporkan kepada Suku Dinas PU Tata Air, KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta. 3.2.5 Limbah/Sampah Padat a) Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah kebersihan lingkungan akibat sampah kegiatan pengerukan/pemisahan material keruk. b) Sumber Dampak Kegiatan pengerukan/pemisahan material keruk. c) Tolok Ukur Dampak Tolok ukur dampak adalah kebersihan lingkungan/tidak tercecernya sampah di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. d) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Mencegah/menghindari pengotoran lingkungan akibat pengerukan/ emisahan material keruk (sampah). Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ III‐8 ] e) Pengelolaan Dampak Untuk mencegah/menghindari pengotoran lingkungan akibat sampah selama pengerukan/pemisahan material keruk (sampah) Sungai dan Waduk JEDI Fase 1 akan diupayakan melalui : • Mengumpulkan sampah hasil pengerukan dan pemisahan material keruk (sampah dan lumpur keruk) agar tidak tercecer ke lingkungan sekitarnya; • Mempercepat pengangkutan sampah hasil pengerukan dan pemisahan material keruk sungai dan waduk JEDI Fase 1 ke lokasi pembuangan (TPA) bekerjasama dengan Sudin Kebersihan atau pihak swasta yang mempunyai ijin dari Pemda DKI Jakarta (Dinas Kebersihan); • Melakukan pengawasan kebersihan lingkungan di lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 dan badan jalan sekitar secara kontinyu setiap hari selama kegiatan pengerukan berlangsung dengan menempatkan petugas pemantau khusus. f) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Lokasi pengelolaan sampah adalah di dalam dan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. g) Periode Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan sampah akan dilakukan selama tahap operasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. h) Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Pelaksana pengelolaan dampak kualitas air adalah Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). i) Pengawas Pengelolaan Lingkungan Instansi pengawas pengelolaan dampak sampah adalah Suku Dinas Kebersihan, KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta. j) Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hasil pengelolaan sampah secara periodik akan dilaporkan kepada Suku Dinas Kebersihan, KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ III‐9 ] 3.2.6 Kesempatan Kerja dan Berusaha a) Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah kesempatan kerja dan berusaha di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. b) Sumber Dampak Kegiatan mobilisasi tenaga kerja. c) Tolok Ukur Dampak Jumlah tenaga kerja bagi masyarakat di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. d) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Mengupayakan agar masyarakat di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 dapat mendapatkan kesempatan kerja dan berusaha di sekitar lokasi pengerukan. e) Pengelolaan Dampak Upaya pengelolaan dampak kegiatan mobilisasi tenaga kerja terhadap kesempatan kerja dan berusaha akan dilakukan melalui : • Menginformasikan lowongan kerja yang dibutuhkan di Proyek Pengerukan sungai dan waduk JEDI fase 1 kepada masyarakat sekitar melalui Kantor Kecamatan/Kelurahan dan Suku Dinas Tenaga Kerja; • Mengutamakan/memprioritaskan bagi penduduk sekitar proyek untuk mengisi lowongan pekerjaan yang dibutuhkan selama tahap operasional pengerukan sungai dan waduk JEDI fase 1 sepanjang persyaratan dan kualifikasi/ketrampilan yang dibutuhkan proyek terpenuhi. f) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Lokasi pengelolaan dampak terbukanya kesempatan kerja dan berusaha adalah di masing-masing lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung-Gn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati. g) Periode Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan dampak kesempatan kerja dan berusaha akan dilakukan selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung-Gn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ III‐10 ] h) Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Pelaksana pengelolaan dampak kesempatan kerja dan berusaha adalah Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). i) Pengawas Pengelolaan Lingkungan Instansi pengawas pengelolaan dampak kesempatan kerja dan berusaha adalah KLH dan Walikota Administrasi Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. j) Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hasil pengelolaan dampak kesempatan kerja dan berusaha secara periodik akan dilaporkan kepada KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta. 3.2.7 Persepsi Masyarakat a) Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak Persepsi masyarakat di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. b) Sumber Dampak Kegiatan mobilisasi tenaga kerja, mobilisasi peralatan dan kendaraan pengangkut material keruk (sampah dan lumpur keruk), dan kegiatan pengerukan. c) Tolok Ukur Dampak Persepsi masyarakat terhadap kegiatan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. d) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Mengupayakan agar persepsi masyarakat di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 positif. e) Pengelolaan Dampak Upaya pengelolaan dampak kegiatan mobilisasi peralatan dan kendaraan pengangkut material keruk (sampah dan lumpur keruk), kegiatan pengerukan dan pengangkutan material keruk terhadap persepsi masyarakat akan dilakukan melalui : • Membuat papan pengumuman tentang pelaksanaan kegiatan pengerukan sebelum kegiatan pengerukan dimulai dan memasang pada jarak 1 km dari papan pengumuan; Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ III‐11 ] • Persyaratan bagi kontraktor pengerukan: penggunaan alat keruk yang memenuhi standar dan pergerakan/manuver alat keruk sesuai dengan SOP pengerukan; • Mengelola untuk mengantisipasi dampak penting fisik-kimia, biologi, dan sosial-ekonomi, budaya serta dari masing-masing komponen proyek kegiatan; • Melanjutkan kegiatan informal dengan para pemimpin masyarakat sebagai kemajuan kegiatan pengerukan untuk mempertahankan dukungan dari masyarakat; • Melanjutkan untuk memberikan informasi kepada stakeholder yang relevan dan masyarakat yang berpotensi terkena dampak selama kegiatan pengerukan; • Memberikan informasi kesempatan kerja dalam proyek pengerukan kepada masyarakat sekitar lokasi pengerukan melalui kantor kelurahan dan Kantor Kecamatan dan Kantor Tenaga Kerja; • Memprioritaskan tenaga kerja dari masyarakat setempat selama bekerja dalam kegiatan pengerukan sepanjang mereka memenuhi persyaratan dan kualifikasi; • Menyediakan pelatihan yang memadai untuk staf di lokasi pengerukan untuk mengoperasikan peralatan berat, melakukan pengerukan, dan mengangkut material keruk; • Mendidik staf untuk melakukan perilaku yang sesuai di lokasi pengerukan setiap saat. f) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Lokasi pengelolaan dampak persepsi negatif masyarakat adalah di masing-masing lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung-Gn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati. g) Periode Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan dampak persepsi masyarakat akan dilakukan selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. h) Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Pelaksana pengelolaan dampak persepsi masyarakat adalah Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ III‐12 ] i) Pengawas Pengelolaan Lingkungan Instansi pengawas pengelolaan dampak persepsi masyarakat adalah KLH dan Walikota Administrasi Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. j) Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hasil pengelolaan dampak persepsi masyarakat secara periodik akan dilaporkan kepada KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta. 3.2.8 Gangguan Kamtibmas a) Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah kamtibmas di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. b) Sumber Dampak Kegiatan mobilisasi peralatan dan kendaraan pengangkut material keruk (sampah dan lumpur keruk). c) Tolok Ukur Dampak Angka kriminalitas di dalam dan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 dan tidak terjadinya komplain masyarakat terhadap pelaksanaan pengerukan dan aktivitas tenaga kerja operasional pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. d) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Mengupayakan agar angka kriminalitas di dalam dan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 dapat ditekan serendah mungkin. e) Pengelolaan Dampak Upaya pengelolaan dampak kegiatan mobilisasi peralatan terhadap kamtibmas akan dilakukan melalui: • Menyediakan pelatihan yang memadai untuk staf di lokasi pengerukan untuk mengoperasikan peralatan berat dan untuk melakukan pengerukan; • Menyediakan petugas keamanan yang memadai di setiap lokasi pengerukan. f) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Lokasi pengelolaan dampak gangguan kamtibmas adalah di dalam dan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ III‐13 ] Drain, Saluran Ciliwung-Gn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati. g) Periode Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan dampak gangguan kamtibmas akan dilakukan selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. h) Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Pelaksana pengelolaan dampak gangguan kamtibmas adalah Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). i) Pengawas Pengelolaan Lingkungan Instansi pengawas pengelolaan dampak gangguan kamtibmas adalah KLH dan Walikota Administrasi Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. j) Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hasil pengelolaan dampak gangguan kamtibmas secara periodik akan dilaporkan kepada KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta. 3.2.9 Sarana dan Prasaran Kota a) Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah sarana dan prasarana di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. b) Sumber Dampak Kegiatan mobilisasi peralatan pengerukan dan kegiatan pengerukan. c) Tolok Ukur Dampak Kondisi sarana dan prasarana kota dan jumlah komplain yang diterima terhadap kegiatan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. d) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Mengupayakan agar sarana dan prasaran kota tidak terganggu oleh kegiatan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 positif. e) Pengelolaan Dampak Upaya pengelolaan dampak kegiatan mobilisasi peralatan terhadap sarana dan prasarana kota akan dilakukan melalui : Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ III‐14 ] • Penempatan alat-alat berat yang sesuai dengan tempatnya; • Menyediakan pelatihan yang memadai untuk staf di lokasi pengerukan untuk mengoperasikan peralatan berat; • Koordinasi dan kerjasama teknis dengan stakeholder yang relevan (seperti keberadaan pipa air minum milik PAM Jaya/Aerta/Palyja), termasuk di tingkat kotamadya dan tingkat kecamatan, yang bertanggung jawab atas infrastruktur dan fasilitas perkotaan sepanjang kegiatan pengerukan. f) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Lokasi pengelolaan dampak sarana dan prasarana kota adalah di masingmasing lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung-Gn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati. g) Periode Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan dampak sarana dan prasarana kota akan dilakukan selama tahap operasional pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. h) Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Pelaksana pengelolaan dampak sarana dan prasarana kota adalah Kontraktor Pelaksana Pengerukan dan Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). i) Pengawas Pengelolaan Lingkungan Instansi pengawas pengelolaan dampak sarana dan prasarana kota adalah KLH dan Walikota Administrasi Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. j) Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hasil pengelolaan dampak sarana dan prasarana kota secara periodik akan dilaporkan kepada KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta. 3.2.10 Transportasi/lalu lintas a) Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah lalu lintas di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ III‐15 ] b) Sumber Dampak Kegiatan mobilisasi peralatan, operasional pengerukan (peralatan berat) dan pengangkutan material keruk (sampah dan lumpur keruk) sungai dan waduk JEDI Fase 1. c) Tolok Ukur Dampak Tidak terjadi kemacetan lalu lintas di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 terutama pada saat jam-jam sibuk. d) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Mengendalikan agar tidak terjadi gangguan kelancaran lalu lintas di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. e) Pengelolaan Dampak Pengelolaan dampak gangguan kelancaran lalu lintas akan diupayakan melalui : • Memberikan pemberitahuan tentang kegiatan pengerukan di jalanjalan yang akan dan saat ini dipengaruhi oleh kegiatan; • Memberikan rambu-rambu pemberitahuan di lokasi yang tepat di masing-masing lokasi pengerukan untuk meminimalkan resiko keselamatan; • Menempatkan petugas pengatur lalu lintas di setiap pengerukan untuk mengatur antrian truk-truk pengangkut; • Pengangkutan material keruk (sampah dan lumpur keruk) oleh kendaraan truk pengangkut dilakukan tidak melebihi kapasitas angkut dan ditutup dengan plastik/terpal untuk menghindari ceceran sampah dan lumpur pada badan jalan, dan dilakukan di luar jam sibuk pada malam hari (jam 21.00 s/d 05.00 WIB); • Mobilisasi kendaraan pengangkut tersebut dilakukan dengan kecepatan yang terbatas ± 40 Km/jam untuk menghindari ceceran sampah dan lumpur keruk; • Truk pengangkut dilengkapi dengan lapisan kedap air (watertight) untuk mencegah ceceran lumpur tumpah ke jalan; • Melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap kondisi lapisan kedap air (watertight) untuk mencegah adanya kebocoran. • Penempatan alat-alat berat yang sesuai dengan tempatnya; • Menjaga kebersihan truk untuk mengangkut bahan dikeruk; • Menyediakan pelatihan yang memadai untuk staf di lokasi pengerukan untuk mengoperasikan peralatan berat; Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) lokasi [ III‐16 ] • Koordinasi dengan stakeholder yang relevan, termasuk di tingkat kotamadya dan tingkat kecamatan, sepanjang periode pengerukan. f) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Lokasi pengelolaan dampak gangguan kelancaran lalu lintas adalah pada badan-badan jalan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung-Gn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati. g) Periode Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan dampak terhadap kelancaran lalu lintas akan dilakukan selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. h) Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Pelaksana pengelolaan dampak gangguan kelancaran lalu lintas adalah Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). i) Pengawas Pengelolaan Lingkungan Instansi pengawas pengelolaan dampak gangguan kelancaran lalu lintas adalah Suku Dinas Perhubungan dan KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. j) Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hasil pengelolaan dampak gangguan kelancaran lalu lintas secara periodik akan dilaporkan kepada Suku Dinas Perhubungan, KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta. 3.3 DAMPAK PADA TAHAP PASCA PENGERUKAN Komponen lingkungan yang akan terkena dampak penting pada tahap pasca pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 sesuai dengan prioritas dampak penting adalah: Kuantitas Air Permukaan/Banjir, Persepsi Masyarakat dan transportasi/lalu lintas. 3.3.1 Kuantitas Air Permukaan/Banjir a) Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah Kuantitas air permukaan/banjir di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ III‐17 ] b) Sumber Dampak Kegiatan pengerukan rutin (maintenance dredging) sungai dan waduk JEDI Fase 1. c) Tolok Ukur Dampak Berkurangnya genangan air/banjir setelah pengerukan rutin (maintenance dredging) sungai dan waduk JEDI Fase 1. d) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Mengurangi genangan air/banjir di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 setelah dilakukan pengerukan rutin (maintenance dredging). e) Pengelolaan Dampak Untuk meningkatkan dampak positif pengerukan rutin (maintenance dredging) sungai dan waduk JEDI Fase 1 terhadap penurunan kuantitas air permukaan/genangan air/banjir, akan diupayakan melalui : • Sosialisasi kepada masyarakat sekitar masing-masing lokasi kegiatan untuk menjaga kebersihan sungai dan waduk di sekitar lokasi tempat tinggal mereka; • Secara rutin membersihkan sampah yang ada di masing-masing sungai dan waduk dan melakukan pengerukan/maintenance dredging secara rutin setiap 2 (dua) tahun sekali. f) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Lokasi pengelolaan dampak pengerukan rutin (maintenance dredging) terhadap kuantitas air permukaan/banjir adalah di lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran CiliwungGn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati. g) Periode Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan dampak pengerukan rutin (maintenance dredging) sungai dan waduk JEDI Fase 1 terhadap kuantitas air permukaan/banjir akan dilakukan selama sungai dan waduk JEDI Fase 1 beroperasi. h) Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Pelaksana pengelolaan dampak pengerukan rutin (maintenance dredging) Waduk dan Sungai JEDI Fase 1 terhadap kuantitas air permukaan/banjir adalah Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ III‐18 ] i) Pengawas Pengelolaan Lingkungan Instansi pengawas pengelolaan dampak pengerukan rutin (maintenance dredging) sungai dan waduk JEDI Fase 1 terhadap kuantitas air permukaan/banjir adalah Suku Dinas PU Tata Air dan KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. j) Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hasil pengelolaan dampak pengerukan rutin (maintenance dredging) Sungai dan Waduk JEDI Fase 1 terhadap kuantitas air permukaan/banjir secara periodik akan dilaporkan kepada Suku Dinas PU Tata Air, KLH Jakarta Utara,Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta. 3.3.2 Persepsi Masyarakat a) Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah persepsi masyarakat di sekitar lokasi pengerukan rutin (maintenance dredging) sungai dan waduk JEDI Fase 1. b) Sumber Dampak Kegiatan pengerukan rutin (maintenance dredging) sungai dan waduk JEDI Fase 1. c) Tolok Ukur Dampak Persepsi masyarakat sekitar terhadap pelaksanaan pengerukan rutin (maintenance dredging) sungai dan waduk JEDI Fase 1. d) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Mengupayakan agar persepsi masyarakat di sekitar lokasi pengerukan rutin (maintenance dredging) sungai dan waduk JEDI Fase 1 positif. e) Pengelolaan Dampak Upaya pengelolaan dampak kegiatan pengerukan rutin (maintenance dredging) sungai dan waduk JEDI Fase 1 terhadap persepsi masyarakat akan dilakukan melalui : • Mengelola berbagai dampak negatif yang akan muncul akibat kegiatan pengerukan/maintenance dredging seperti kebisingan, kebauan, gangguan lalu lintas seperti telah diuraikan sebelumnya; • Menginformasikan tentang pelepasan tenaga kerja setelah kegiatan pengerukan telah selesai; Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ III‐19 ] • Koordinasi dengan tokoh masyarakat dalam penerimaan tenaga kerja pengerukan/maintenance dredging dan ikut membantu berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan warga sekitar. f) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Lokasi pengelolaan dampak persepsi negatif masyarakat adalah di sekitar lokasi pengerukan rutin sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung-Gn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati. g) Periode Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan dampak persepsi negatif mesyarakat akan dilakukan di sekitar lokasi pengerukan rutin sungai dan waduk JEDI Fase 1. h) Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Pelaksana pengelolaan dampak persepsi negatif masyarakat adalah Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). i) Pengawas Pengelolaan Lingkungan Instansi pengawas pengelolaan dampak persepsi masyarakat adalah KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Kelurahan sekitar. j) Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hasil pengelolaan dampak persepsi masyarakat secara periodik akan dilaporkan kepada KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta. 3.3.3 Transportasi/Lalu lintas a) Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah lalu lintas di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. b) Sumber Dampak Kegiatan demobilisasi peralatan pengerukan JEDI Fase 1. c) Tolok Ukur Dampak Tidak terjadi kemacetan lalu lintas di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 terutama pada saat jam-jam sibuk. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ III‐20 ] d) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Mengendalikan agar tidak terjadi gangguan kelancaran lalu lintas di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 selama tahap pasca pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. e) Pengelolaan Dampak Pengelolaan dampak gangguan kelancaran lalu lintas akan diupayakan melalui : • Menempatkan petugas pengatur lalu lintas di setiap lokasi pengerukan untuk memperlancar kegiatan demobilisasi peralatan pengerukan; • Menjaga kebersihan truk untuk mengangkut peralatan pengerukan; • Koordinasi dengan stakeholder yang relevan, termasuk di tingkat kotamadya dan tingkat kecamatan, sepanjang periode pasca pengerukan. f) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Lokasi pengelolaan dampak gangguan kelancaran lalu lintas adalah pada badan-badan jalan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung-Gn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati. g) Periode Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan dampak terhadap kelancaran lalu lintas akan dilakukan selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. h) Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Pelaksana pengelolaan dampak gangguan kelancaran lalu lintas adalah Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). i) Pengawas Pengelolaan Lingkungan Instansi pengawas pengelolaan dampak gangguan kelancaran lalu lintas adalah Suku Dinas Perhubungan dan KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. j) Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hasil pengelolaan dampak gangguan kelancaran lalu lintas secara periodik akan dilaporkan kepada Suku Dinas Perhubungan, KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ III‐21 ] Ringkasan pengelolaan lingkungan dapat dilihat pada Tabel III-1, sedangkan lokasi pengelolaan lingkungan tahap pra pengerukan, pengerukan dan pasca pengerukan dapat lihat pada Gambar III-1. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ III‐22 ] Peta III‐1. LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN Keterangan: Kuantitas dan Kualitas air permukaan Kualitas udara, Kebisingan &kebauan Persepsi masyarakat Transportasi/lalu lintas 3.4 STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Pelaksanaan pengelolaan lingkungan tahap pengerukan dan tahap pasca pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 dilakukan oleh pemrakarsa kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum dan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). Dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan, pemrakarsa kegiatan sebagai penanggung jawab akan berkoordinasai dengan Instansi Pembina, yaitu BPLHD Provinsi DKI Jakarta, KLH Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Jakarta Utara. Selain itu, juga akan berkoordinasi dengan masyarakat pemerhati/peduli lingkungan (Formapel) yang terdapat d wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Jakarta Utara serta dengan tokohtokoh masyarakat (RT/RW/Kelurahan dan Dewan Kelurahan setempat). Selama pekerjaan pengerukan berlangsung, pemrakarsa kegiatan akan menempatkan Bagian Humas, Sosial Kemasyarakatan yang akan berkoordinasi dengan instansi pembina dan tokoh-tokoh masyarakat. Di lokasi proyek akan ditempatkan Posko Pengaduan. Hasil implementasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan (RKL dan RPL) akan dilaporkan setiap 6 bulan sekali pada tahap pengerukan dan tahap pasca pengerukan ke BPLHD Provinsi DKI Jakarta dengan tembusan ke KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan instatansi terkait lainnya. Struktur organisasi yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan tahap Pra pengerukan, pengerukan dan pasca pengerukan dapat dilihat pada Gambar III-1. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ III‐24 ] INSTANSI TERKAIT DI LINGKUNGAN PEMDA DKI JAKARTA (BPLHD, DAN KLH JAKARTA BARAT, JAKARTA PUSAT DAN JAKARTA TIMUR DITJEN SUMBER DAYA AIR (PIU: Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane, DITJEN CIPTA KARYA (PIU: Direktorat Pengembangan Penyehatan LIngkungan Pemukiman) PROVINSI DKI JAKARTA (PIU: DInas PU PROV. DKI Jakarta MASYARAKAT PEMERHATI Forum Masyarakat Peduli Lingkungan (FORMAPEL), RT/RW, Dekel, Kelurahan) PEMBINA PELAKSANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARNA Keterangan: SEKSI K3 Gambar III-1 CHIEF ENGINEERING PETUGAS KEAMANAN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA HUMAS SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN : Garis Komando : Garis Koordinasi : Bertanggung jawab atas pengelolaan dan pemantauan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja selama kegiatan pengerukan berlangsung Struktur Organisasi Pengelolaan Lingkungan Tahap Pra Pengerukan, Pengerukan dan Pasca Pengerukan Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk dalam Rangka Jedi Fase 1 Catatan: Tugas pokok Bagian Humas, Sosial dan Kemasyarakatan adalah: 1. Memantau pelaksanaan pekerjaan pengerukan di lapangan setiap hari; 2. Berkoordinasi dengan Instansi Pembina/Instansi terkait dan masyarakat pemerhati lingkungan (Formapel) maupun masyarakat umum di sekitar lokasi pengerukan; 3. Menerima masukan-masukan dari Instansi Pembina/Instansi terkait dan masyarakat terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan proyek dan pengelolaan lingkungan hidup untuk disampaikan kepada pimpinan dan ditindak lanjuti. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ III‐25 ] 3.5 SISTEMATIKA LAPORAN IMPLEMENTASI RKL DAN RPL Sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 45 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan RKL dan RPL, sistematika laporan implementasi RKL dan RPL adalah sebagai berikut: Bab I. Pendahuluan 1.1. Identitas Perusahaan 1.2. Lokasi Kegiatan 1.3. Deskripsi Kegiatan 1.4. Perkembangan Lingkungan Sekitar Bab II. Pelaksanaan 2.1. RKL 2.1.1. Jenis Dampak dan Sumber Dampak 2.1.2. Upaya Pengelolaan 2.1.3. Lampiran Visualisasi Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan 2.2. RPL 2.2.1. Jenis Dampak dan Sumber Dampak 2.2.2. Uraian Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan 2.2.3. Lampiran Hasil Pelaksanaan Pengukuran Bab III. Evaluasi 3.1. Tujuan Evaluasi 3.2. Evaluasi Kecenderungan (trend evaluation) 3.3. Evaluasi Tingkat Kritis (critical level evaluation) 3.4. Evaluasi Pentaatan (compliance evaluation) Bab IV. Kesimpulan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ III‐26 ] Tabel III-1 Ringkasan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Jedi Fase 1 Jenis Dampak Sumber Lingkungan Dampak TAHAP PRA PENGERUKAN 1. Persepsi Sosialiasi publik masyarakat kegiatan pengerukan Sungai dan Waduk JEDI Fase 1 Tujuan Pengelolaan Tolok Ukur Dampak Upaya Pengelolaan Dampak Mengupayakan agar persepsi masyarakat di sekitar lokasi pengerukan rutin sungai dan waduk JEDI Fase 1 positif Persepsi positif masyarakat terhadap pelaksanaan sosialisasi kegiatan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Upaya pengelolaan dampak kegiatan pengerukan rutin Sungai dan Waduk JEDI Fase 1 terhadap persepsi masyarakat akan dilakukan melalui: • Memasang papan pengumuman dalam rangka akan melakukan kegiatan pengerukan sungai dan waduk Jedi Fase 1 sebelum dimulai kegiatan pengerukan; • Melakukan kegiatan sosialisasi secara rutin kepada masyarakat sekitar lokasi kegiatan pada saat akan memulai kegiatan pengerukan; • Koordinasi dengan tokoh masyarakat dan aparat/instansi terkait sebelum dan selama pengerukan rutin sungai dan waduk JEDI Fase 1 berlangsung. TAHAP PENGERUKAN 1. Kualitas udara Kegiatan dan Kebauan pengerukan dan pengangkutan material keruk (sampah dan lumpur keruk) sebanyak + 3 2.080.000 m . Mencegah terjadinya penurunan kualitas udara ambien dan peningkatan kebauan selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Kualitas udara ambient sesuai SK. Gub. KDKI Jakarta No. 551 Tahun 2001 tentang Penetapan Baku Mutu Kualitas Udara Ambien dan Tingkat Kebisingan Dalam Wilayah DKI Jakarta dan tingkat kebauan sesuai KepMen LH No. Kep‐ 50/MENLH/11/19 96 tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) Untuk mencegah penurunan kualitas udara dan peningkatan kebauan di sekitar lokasi kegiatan selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 akan diupayakan melalui : • Mempercepat pengangkutan material keruk (sampah dan lumpur keruk) ke tempat pembuangan akhir/disposal area setiap hari; • Pengangkutan material keruk (sampah dan lumpur keruk) oleh kendaraan truk pengangkut dilakukan tidak melebihi kapasitas angkut dan ditutup dengan plastik/terpal untuk menghindari ceceran sampah dan lumpur pada badan jalan, dan dilakukan di luar jam sibuk pada malam hari (jam 21.00 s/d 05.00 WIB); • Mobilisasi kendaraan pengangkut tersebut dilakukan dengan kecepatan yang terbatas ± 40 Km/jam untuk menghindari ceceran sampah dan lumpur keruk; Lokasi Pengelolaan Lokasi pengelolaan dampak persepsi negatif masyarakat adalah di sekitar lokasi pengerukan rutin sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung‐Gn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati Lokasi pengelolaan dampak kualitas udara dan kebauan adalah di lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung‐Gn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati serta lokasi disposal area Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana Pengawas Pelaporan Pengelolaan dampak persepsi negatif mesyarakat akan dilakukan di sekitar lokasi pengerukan rutin sungai dan waduk JEDI Fase 1 dilakukan sejak tahap pra pengerukan Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Kelurahan sekitar. Pengelolaan dampak penurunan kualitas udara dan peningkatan kebauan akan dilakukan selama kegiatan operasional pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 berlangsung Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). KLH dan Walikota Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta KLH dan Walikota Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat serta BPLHD Provinsi DKI Jakarta [ III‐27 ] Jenis Dampak Lingkungan Sumber Dampak Tujuan Pengelolaan Tolok Ukur Dampak Upaya Pengelolaan Dampak • Menggunakan kendaraaan yang kondisi baik dan telah lolos uji emisi dengan diberi stiker lolos uji emisi untuk memperkecil emisi gas buang dan mencegah tercecernya sampah dan lumpur keruk selama pengangkutan ke disposal area; Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Lokasi pengelolaan dampak kebisingan adalah di lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung‐Gn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati serta lokasi disposal area Pengelolaan dampak kebisingan akan dilakukan selama kegiatan operasional pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 berlangsung Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana Pengawas Pelaporan • Kontainer penampung material keruk sementara akan dilengkapi dengan penutup; • Truk pengangkut dilengkapi dengan lapisan kedap air (watertight) untuk mencegah ceceran lumpur tumpah ke jalan; • Melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap kondisi lapisan kedap air (watertight) untuk mencegah adanya kebocoran. 2. Kebisingan Kegiatan pengerukan dan pengangkutan material keruk (sampah dan lumpur keruk) sebanyak + 3 2.080.000 m . Mencegah terjadinya peningkatan kebisingan selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Kebisingan sesuai SK. Gub. KDKI Jakarta No. 551 Tahun 2001 tentang Penetapan Baku Mutu Kualitas Udara Ambien dan Tingkat Kebisingan Dalam Wilayah DKI Jakarta Untuk mencegah peningkatan kebisingan di sekitar lokasi kegiatan selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 akan diupayakan melalui : • Melaksanakan pengerukan dalam cara yang efisien untuk meminimalkan dampak terhadap kebisingan; • Mengikuti prosedur operasi standar untuk operasi pengerukan dan pemeliharaan peralatan dan kendaraan; • Menetapkan batas kecepatan maksimum untuk kendaraan yang beroperasi di lokasi pengerukan dan untuk dump truck pengangkutan material keruk. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). KLH dan Walikota Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. KLH dan Walikota Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat serta BPLHD Provinsi DKI Jakarta [ III‐28 ] Jenis Dampak Lingkungan 3. Kuantitas Air Permukaan Sumber Dampak Kegiatan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 dengan volume ± 3 2.080.000 m Tujuan Pengelolaan Mengurangi genangan air/banjir di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 setelah pengerukan dilakukan Tolok Ukur Dampak Berkurangnya genangan air/banjir setelah dilakukan pengerukan Upaya Pengelolaan Dampak Untuk mengurangi terjadinya genangan air/banjir akibat kegiatan pengerukan Sungai dan waduk JEDI Fase 1, akan diupayakan melalui : • Menyediakan informasi dan pendidikan kepada masyarakat sekitar lokasi proyek masing‐masing tentang menjaga sungai/ drainase kanal dan waduk menjadi bersih; • Pemasangan papan pengumuman tentang dilaksanakannya kegiatan pengerukasn pada lokasi‐lokasi yang akan dikeruk, sebelum kegiatan pengerukan dilaksanakan; Lokasi Pengelolaan di lokasi sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung‐Gn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati Periode Pengelolaan Sejak tahap pengerukan hingga pasca pengerukan. Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana Pengawas Pelaporan Pemrakarsa Suku Dinas PU Suku Dinas PU Kegiatan Tata Air, KLH Tata Air dan (Direktorat Jakarta Utara, KLH Jakarta Utara, Jakarta Jakarta Barat, Jenderal Barat dan Sumber Daya Jakarta Pusat Jakarta Pusat Air dan dan BPLHD Direktorat Provinsi DKI Jenderal Cipta Jakarta. Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta) Di masing‐ masing lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung‐Gn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati. Selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta • Melaksanakan pengerukan dengan menggunakan peralatan keruk yang memenuhi standar dan sesuai dengan SOP. 4. Kualitas Air Permukaan Kegiatan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 dengan volume ± 3 2.080.000 m . Mencegah/mengh indari terjadinya pencemaran/penu runan kualitas air permukaan (meningkatnya TSS) di sekitar lokasi proyek pengerukan Tidak terjadi pencemaran/penu runan kualitas air permukaan akibat peningkatan konsentrasi TSS Untuk mencegah/menghindari terjadinya pencemaran/penurunan kualitas air permukaan akibat kegiatan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 akan diupayakan melalui : • Timbulnya dampak ini tidak dapat dihindari karena sifat kegiatan yang alami dapat memperbaiki sendiri, dan karena itu hanya dapat dipantau. 5. Limbah Padat Kegiatan pengerukan dan pengangkutan material keruk (sampah dan lumpur keruk) sebanyak + 3 2.080.000 m . Mencegah/meng hindari pengotoran lingkungan akibat pengerukan/ emisahan material keruk (sampah). Kebersihan lingkungan/tidak tercecernya sampah di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Untuk mencegah/menghindari pengotoran lingkungan akibat sampah selama pengerukan/pemisahan material keruk (sampah) Sungai dan Waduk JEDI Fase 1 akan diupayakan melalui : • Mengumpulkan sampah hasil pengerukan dan pemisahan material keruk (sampah dan lumpur keruk) agar tidak tercecer ke lingkungan sekitarnya; • Mempercepat pengangkutan sampah hasil pengerukan dan pemisahan material keruk Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) Di masing‐ masing lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung‐Gn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Suku Dinas PU Tata Air dan KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat Suku Dinas Kebersihan dan KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat Secara periodik akan dilaporkan ke Suku Dinas Perhubungan, KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta Secara periodik akan dilaporkan ke Suku Dinas Kebersihan, KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta [ III‐29 ] Jenis Dampak Lingkungan Sumber Dampak Tujuan Pengelolaan Tolok Ukur Dampak Upaya Pengelolaan Dampak sungai dan waduk JEDI Fase 1 ke lokasi pembuangan (TPA) bekerjasama dengan Sudin Kebersihan atau pihak swasta yang mempunyai ijin dari Pemda DKI Jakarta (Dinas Kebersihan); Lokasi Pengelolaan Drain bagian hilir dan Waduk Melati. Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana Pengawas Pelaporan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). Di masing‐ masing lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung‐Gn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati Selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung‐Gn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). KLH dan Walikota Administrasi Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat Secara periodik akan dilaporkan kepada KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta. Di masing‐ masing lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung‐Gn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati. Pengelolaan dampak persepsi masyarakat akan dilakukan selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). KLH dan Walikota Administrasi Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta • Melakukan pengawasan kebersihan lingkungan di lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 dan badan jalan sekitar secara kontinyu setiap hari selama kegiatan pengerukan berlangsung dengan menempatkan petugas pemantau khusus. 6. Kesempatan Kerja dan Berusaha 7. Persepsi Masyarakat Kegiatan mobilisasi tenaga kerja Kegiatan tenaga kerja, mobilisasi peralatan dan kendaraan pengangkut material keruk (sampah dan lumpur keruk), dan kegiatan pengerukan Mengupayakan agar masyarakat di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 dapat mendapatkan kesempatan kerja dan berusaha di sekitar lokasi pengerukan Jumlah tenaga kerja bagi masyarakat di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Mengupayakan agar persepsi masyarakat di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 positif Persepsi masyarakat terhadap kegiatan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Upaya pengelolaan dampak kegiatan mobilisasi tenaga kerja terhadap kesempatan kerja dan berusaha akan dilakukan melalui : • Menginformasikan lowongan kerja yang dibutuhkan di Proyek Pengerukan sungai dan waduk JEDI fase 1 kepada masyarakat sekitar melalui Kantor Kecamatan/Kelurahan dan Suku Dinas Tenaga Kerja; • Mengutamakan/memprioritaskan bagi penduduk sekitar proyek untuk mengisi lowongan pekerjaan yang dibutuhkan selama tahap operasional pengerukan sungai dan waduk JEDI fase 1 sepanjang persyaratan dan kualifikasi/ketrampilan yang dibutuhkan proyek terpenuhi. Upaya pengelolaan dampak kegiatan mobilisasi peralatan dan kendaraan pengangkut material keruk (sampah dan lumpur keruk), kegiatan pengerukan dan pengangkutan material keruk (sampah dan lumpur keruk) terhadap persepsi masyarakat akan dilakukan melalui : • Membuat papan pengumuman tentang pelaksanaan kegiatan pengerukan sebelum kegiatan pengerukan dimulai dan memasang pada jarak 1 km dari papan pengumuan; • Persyaratan bagi kontraktor pengerukan: penggunaan alat keruk yang memenuhi standar dan pergerakan/manuver alat keruk sesuai dengan SOP pengerukan; • Mengelola untuk mengantisipasi dampak Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ III‐30 ] Jenis Dampak Lingkungan Sumber Dampak Tujuan Pengelolaan Tolok Ukur Dampak Upaya Pengelolaan Dampak penting fisik‐kimia, biologi, dan sosial‐ ekonomi, budaya serta dari masing‐masing komponen proyek kegiatan; Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Lokasi pengelolaan dampak gangguan kamtibmas adalah di dalam dan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung‐Gn. selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana Pengawas Pelaporan • Melanjutkan kegiatan informal dengan para pemimpin masyarakat sebagai kemajuan kegiatan pengerukan untuk mempertahankan dukungan dari masyarakat; • Melanjutkan untuk memberikan informasi kepada stakeholder yang relevan dan masyarakat yang berpotensi terkena dampak selama kegiatan pengerukan; • Memberikan informasi kesempatan kerja dalam proyek pengerukan kepada masyarakat sekitar lokasi pengerukan melalui kantor kelurahan dan Kantor Kecamatan dan Kantor Tenaga Kerja; • Memprioritaskan tenaga kerja dari masyarakat setempat selama bekerja dalam kegiatan pengerukan sepanjang mereka memenuhi persyaratan dan kualifikasi; • Menyediakan pelatihan yang memadai untuk staf di lokasi pengerukan untuk mengoperasikan peralatan berat, melakukan pengerukan, dan mengangkut material keruk. • Mendidik staf untuk melakukan perilaku yang sesuai di lokasi pengerukan setiap saat. 8. Gangguan Kamtibmas Kegiatan mobilisasi peralatan dan kendaraan pengangkut material keruk (sampah dan lumpur keruk) Mengupayakan agar angka kriminalitas di dalam dan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 dapat ditekan serendah mungkin Angka kriminalitas di dalam dan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 dan tidak terjadinya komplain masyarakat terhadap pelaksanaan pengerukan dan aktivitas tenaga kerja operasional Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) Upaya pengelolaan dampak kegiatan mobilisasi peralatan terhadap kamtibmas akan dilakukan melalui : • Menyediakan pelatihan yang memadai untuk staf di lokasi pengerukan untuk mengoperasikan peralatan berat dan untuk melakukan pengerukan; • Menyediakan petugas keamanan yang memadai di setiap lokasi pengerukan. Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan KLH dan Walikota Administrasi Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat secara periodik akan dilaporkan kepada KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta [ III‐31 ] Jenis Dampak Lingkungan 9. Sarana dan Prasaran Kota Sumber Dampak Kegiatan mobilisasi peralatan pengerukan dan kegiatan pengerukan Tujuan Pengelolaan Mengupayakan agar sarana dan prasaran kota tidak terganggu oleh kegiatan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 positif Tolok Ukur Dampak pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Upaya Pengelolaan Dampak Kondisi sarana dan Upaya pengelolaan dampak kegiatan mobilisasi peralatan terhadap sarana dan prasarana kota prasarana kota akan dilakukan melalui : dan jumlah komplain yang diterima terhadap • Penempatan alat‐alat berat yang sesuai dengan tempatnya; kegiatan pengerukan • Menyediakan pelatihan yang memadai untuk sungai dan waduk staf di lokasi pengerukan untuk JEDI Fase 1 mengoperasikan peralatan berat; • Koordinasi dan kerjasama teknis dengan stakeholder yang relevan (seperti keberadaan pipa air minum milik PAM Jaya/Aerta/Palyja), termasuk di tingkat kotamadya dan tingkat kecamatan, yang bertanggung jawab atas infrastruktur dan fasilitas perkotaan sepanjang kegiatan pengerukan. 10. Transportasi/ lalu lintas Kegiatan mobilisasi peralatan, operasional pengerukan (peralatan berat) dan pengangkutan material keruk (sampah dan lumpur keruk) sungai dan waduk JEDI Fase 1 Mengendalikan agar tidak terjadi gangguan kelancaran lalu lintas di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Pengelolaan dampak gangguan kelancaran lalu Tidak terjadi kemacetan lalu lintas akan diupayakan melalui : lintas di sekitar lokasi pengerukan • Memberikan pemberitahuan tentang kegiatan pengerukan di jalan‐jalan yang akan sungai dan waduk dan saat ini dipengaruhi oleh kegiatan; JEDI Fase 1 terutama pada • Memberikan rambu‐rambu pemberitahuan saat jam‐jam sibuk di lokasi yang tepat di masing‐masing lokasi pengerukan untuk meminimalkan resiko keselamatan; • Menempatkan petugas pengatur lalu lintas di setiap lokasi pengerukan untuk mengatur antrian truk‐truk pengangkut; • Pengangkutan material keruk (sampah dan lumpur keruk) oleh kendaraan truk pengangkut dilakukan tidak melebihi kapasitas angkut dan ditutup dengan plastik/terpal untuk menghindari ceceran sampah dan lumpur pada badan jalan, dan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) Lokasi Pengelolaan Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati Lokasi pengelolaan dampak sarana dan prasarana kota adalah di masing‐masing lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung‐Gn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati Lokasi pengelolaan dampak gangguan kelancaran lalu lintas adalah pada badan‐ badan jalan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung‐Gn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati Periode Pengelolaan selama tahap operasional pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana Pengawas Pelaporan Umum Provinsi DKI Jakarta) Kontraktor Pelaksana Pengerukan dan Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta) Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta) KLH dan Walikota Administrasi Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat Secara periodik akan dilaporkan kepada KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta. Suku Dinas Perhubungan dan KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat Secara periodik akan dilaporkan kepada Suku Dinas Perhubungan, KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta [ III‐32 ] Jenis Dampak Lingkungan Sumber Dampak Tujuan Pengelolaan Tolok Ukur Dampak Upaya Pengelolaan Dampak dilakukan di luar jam sibuk pada malam hari (jam 21.00 s/d 05.00 WIB); Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana Pengawas Pelaporan • Mobilisasi kendaraan pengangkut tersebut dilakukan dengan kecepatan yang terbatas ± 40 Km/jam untuk menghindari ceceran sampah dan lumpur keruk; • Truk pengangkut dilengkapi dengan lapisan kedap air (watertight) untuk mencegah ceceran lumpur tumpah ke jalan; • Melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap kondisi lapisan kedap air (watertight) untuk mencegah adanya kebocoran; • Penempatan alat‐alat berat yang sesuai dengan tempatnya; • Menjaga kebersihan truk untuk mengangkut bahan dikeruk; • Menyediakan pelatihan yang memadai untuk staf di lokasi pengerukan untuk mengoperasikan peralatan berat; • Melaksanakan pengerukan dan pengangkutan bahan‐bahan yang dikeruk selama periode off‐peak; • Koordinasi dengan stakeholder yang relevan, termasuk di tingkat kotamadya dan tingkat kecamatan, sepanjang periode pengerukan. C. TAHAP PASCA PENGERUKAN 1. Kuantitas Air Permukaan/Banjir Kegiatan pengerukan rutin (maintenance dredging) sungai dan waduk JEDI Fase 1. Mengurangi genangan air/banjir di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 setelah dilakukan pengerukan rutin (maintenance dredging) Berkurangnya genangan air/banjir setelah pengerukan rutin (maintenance dredging) sungai dan waduk JEDI Fase 1. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) Untuk meningkatkan dampak positif pengerukan rutin (maintenance dredging) sungai dan waduk JEDI Fase 1 terhadap penurunan kuantitas air permukaan/genangan air/banjir, akan diupayakan melalui : • Sosialisasi kepada masyarakat sekitar masing‐masing lokasi kegiatan untuk menjaga kebersihan sungai dan waduk di sekitar lokasi tempat tinggal mereka; • Secara rutin membersihkan sampah yang ada di masing‐masing sungai dan waduk dan melakukan pengerukan/maintenance dredging secara rutin setiap 2 (dua) tahun Lokasi pengelolaan dampak pengerukan rutin (maintenance dredging) terhadap kuantitas air permukaan/ban jir adalah di lokasi pengerukan sungai dan Selama sungai dan waduk JEDI Fase 1 beroperasi. Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Suku Dinas PU Tata Air dan KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. secara periodik akan dilaporkan kepada Suku Dinas PU Tata Air, KLH Jakarta Utara,Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta [ III‐33 ] Jenis Dampak Lingkungan Sumber Dampak Tujuan Pengelolaan Tolok Ukur Dampak Upaya Pengelolaan Dampak sekali.. 2. Persepsi Masyarakat Kegiatan pengerukan rutin (maintenance dredging) sungai dan waduk JEDI Fase 1. Mengupayakan agar persepsi masyarakat di sekitar lokasi pengerukan rutin sungai dan waduk JEDI Fase 1 positif. Persepsi masyarakat sekitar terhadap pelaksanaan pengerukan rutin sungai dan waduk JEDI Fase 1 Upaya pengelolaan dampak kegiatan pengerukan rutin (maintenance dredging) sungai dan waduk JEDI Fase 1 terhadap persepsi masyarakat akan dilakukan melalui : • Mengelola berbagai dampak negatif yang akan muncul akibat kegiatan pengerukan/maintenance dredging seperti kebisingan, kebauan, gangguan lalu lintas seperti telah diuraikan sebelumnya; • Menginformasikan tentang pelepasan tenaga kerja setelah kegiatan pengerukan telah selesai; Lokasi Pengelolaan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung‐Gn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati. Di sekitar lokasi pengerukan rutin sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung‐Gn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati Periode Pengelolaan Pengelolaan dampak persepsi negatif mesyarakat akan dilakukan di sekitar lokasi pengerukan rutin sungai dan waduk JEDI Fase 1 Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta) KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Kelurahan sekitar. selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). Suku Dinas Perhubungan dan KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. • Koordinasi dengan tokoh masyarakat dalam penerimaan tenaga kerja pengerukan/ maintenance dredging dan ikut membantu berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan warga sekitar. 3. Transportasi/Lalu lintas Kegiatan demobilisasi peralatan pengerukan JEDI Fase 1 Mengendalikan agar tidak terjadi gangguan kelancaran lalu lintas di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 selama tahap pasca pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Tidak terjadi kemacetan lalu lintas di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 terutama pada saat jam‐jam sibuk. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) Pengelolaan dampak gangguan kelancaran lalu lintas akan diupayakan melalui : • Menempatkan petugas pengatur lalu lintas di setiap lokasi pengerukan untuk memperlancar kegiatan demobilisasi peralatan pengerukan; • Menjaga kebersihan truk untuk mengangkut peralatan pengerukan; • Koordinasi dengan stakeholder yang relevan, termasuk di tingkat kotamadya dan tingkat kecamatan, sepanjang periode pasca pengerukan. Lokasi pengelolaan dampak gangguan kelancaran lalu lintas adalah pada badan‐ badan jalan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 di Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung‐Gn. Sahari, Saluran Sentiong Sunter, Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana Pengawas Pelaporan Umum Provinsi DKI Jakarta). secara periodik akan dilaporkan kepada KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta. secara periodik akan dilaporkan kepada Suku Dinas Perhubungan , KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta [ III‐34 ] Jenis Dampak Lingkungan Sumber Dampak Tujuan Pengelolaan Tolok Ukur Dampak Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) Upaya Pengelolaan Dampak Lokasi Pengelolaan Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana Pengawas Pelaporan [ III‐35 ] DAFTAR PUSTAKA APHA, 1992. Standard Methods, APHA, AWWA, WPCF, Washington DC BPLHD., 2008. Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Biro Pusat Statistik, Kecamatan Penjaringan dalam Angka, Tahun 2008 Biro Pusat Statistik, Kecamatan Cengkareng dalam Angka, Tahun 2008 Biro Pusat Statistik, Kecamatan Kembangan dalam Angka, Tahun 2008 Biro Pusat Statistik, Kecamatan Kebun Jeruk dalam Angka, Tahun 2008 Biro Pusat Statistik, Kecamatan Sawah Besar dalam Angka, Tahun 2008 BPS, Kecamatan Pademangan dalam Angka, Tahun 2008 Biro Pusat Statistik, Kecamatan Kemayoran dalam Angka, Tahun 2008 Biro Pusat Statistik, Kecamatan Tanjung Priok dalam Angka, Tahun 2008 Biro Pusat Statistik, Kecamatan Koja dalam Angka, Tahun 2008 BPS, Kecamatan Kelapa Gading dalam Angka, Tahun 2008 Biro Pusat Statistik, Kecamatan Tanah Abang dalam Angka, Tahun 2008 Louis Berger Inc. and PT. Indah Karya (Persero). Drainage Management for Jakarta: Priority Assistance, WJEMP DKI 3-8,), April 2004. Nippon Koei and Kwarsa Hexagon (2005) Outline Plan for Major Drainage and Small Lakes Management in Jabodetabek-Bopunjur Area, WJEMP Pusat 3-10, , June 2005. Soemarwoto, O. 1991. Analisis Dampak Lingkungan (Environmental Dampak Analysis) . Gajah Mada Universitas Press, Yokyakarta. World Bank (2008). Preliminary Assessment of Sediment Quality, Final Report 28 October 2008 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) LAMPIRAN SOP Pengerukan: 1. Pengerukan di masing-masing areal/lokasi sungai dan waduk Jedi Fase 1 dilakukan dengan menggunakan peralatan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan; 2. Pada lokasi sungai/waduk yang memungkinkan ditempatkan disposal area temporer, material keruk akan ditempatkan/ditampung sementara di lokasi disposal area temporer. Sedangkan yang tidak memungkinkan ditempatkan disposal area temporer, material keruk akan langsung diangkut ke lokasi disposal area akhir, yaitu di lahan areal Ancol Barat Bagian Timur; 3. Sebelum ditempatkan di disposal area temporer maupun akhir, material keruk terlebih dahulu ditiriskan menggunakan kontainer; 4. Di setiap lokasi pengerukan akan ditempatkan petugas lapangan yang memantau kebersihan lingkungan terutama ceceran-ceceran lumpur dan sedimen; 5. Kontainer penampung material keruk sementara akan dilengkapi dengan penutup; 6. Pengangkutan material keruk dilakukan dengan menggunakan dump truck kapasitas + 20 m3; 7. Truk pengangkut dilengkapi dengan lapisan kedap air (watertight) untuk mencegah ceceran lumpur tumpah ke jalan; 8. Melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap kondisi lapisan kedap air (watertight) untuk mencegah adanya kebocoran; 9. Persyaratan bagi kontraktor pengerukan: penggunaan alat keruk yang memenuhi standar dan pergerakan/manuver alat keruk sesuai dengan SOP pengerukan; 10. Di setiap lokasi pengerukan akan ditempatkan Posko dan petugas lapangan yang akan memantau kebersihan lingkungan, berkoordinasi dengan Instansi terkait dan masyarakat serta menerima pegaduan/usul masyarakat untuk disampaikan ke pimpinan dan ditindak lanjuti. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL) KEGIATAN PENGERUKAN SUNGAI DAN WADUK DI DKI JAKARTA FASE 1 DALAM RANGKA JAKARTA URGENT FLOOD MITIGATION PROJECT / JAKARTA EMERGENCY DREDGING INITIATIVE PROJECT (JUFMP / JEDIP) JAKARTA 2010 KATA PENGANTAR Project Management Unit (PMU), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum yang akan melaksanakan Kegiatan pengerukan sungai dan waduk di DKI Jakarta Fase 1 Dalam Rangka Jakarta Urgent Flood Mitigation Project/Jakarta Emergency Dredging Initiative Project (JUFMP/JEDIP) merasa berkewajiban untuk ikut berperan serta dalam melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Berdasarkan hasil kajian ANDAL telah diidentifikasi adanya dampakdampak penting akibat kegiatan tersebut baik pada tahap pra pengerukan, tahap pengerukan maupun tahap pasca pengerukan yang perlu dikelola agar kelestarian lingkungan dapat tercapai. Usaha-usaha pengelolaan terhadap dampak penting tersebut secara rinci diuraikan dalam dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Hidup (RKL). Untuk mengetahui keberhasilan/efektivitas pengelolaan lingkungan yang dilakukan, perlu dilakukan pemantauan lingkungan yang dituangkan dalam dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Dengan adanya dokumen RKL dan RPL ini diharapkan dampak negatif yang akan muncul dapat dikurangi atau dihindari, dan dampak positif yang akan muncul dapat ditingkatkan atau dikembangkan. Atas kerjasama, perhatian serta bantuan dari semua pihak khususnya tim teknis dan komisi Amdal Daerah Provinsi DKI Jakarta sehingga dokumen RKL dan RPL ini dapat tersusun, kami ucapkan terima kasih. Jakarta, Fabruari 2010 Project Management Unit (PMU) Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ i ] DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………...... i DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………... ii DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………………... iii DAFTAR PETA …………………………………………………………………………......... iv BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................I-1 1.1 LATAR BELAKANG ...............................................................................................................I-1 1.2 TUJUAN DAN KEGUNAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP .........................................I-3 1.2.1 Tujuan Pemantauan Lingkungan .............................................................................I-3 1.2.2 Kegunaan Pemantauan Lingkungan ........................................................................I-3 BAB II LINGKUP RENCANA PEMANTUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL) DAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN ............................... II-1 2.1 LINGKUP PEMANTAUAN..................................................................................................... II-1 2.2 PELAKSANAAN PEMANTAUAN ........................................................................................... II-1 2.2.1 Tahap Pra Pengerukan ........................................................................................... II-1 2.2.1.1 2.2.2 Persepsi Masyarakat............................................................................... II-1 Tahap Pengerukan ................................................................................................. II-2 2.2.2.1 Kualitas Udara dan Kebauan.................................................................. II-2 2.2.2.2 Kebisingan ............................................................................................. II-3 2.2.2.3 Kuantitas Air Permukaan/Banjir ............................................................ II-4 2.2.2.4 Kualitas Air Permukaan ......................................................................... II-6 2.2.2.5 Limbah Padat/ Sampah .......................................................................... II-7 2.2.2.6 Kesempatan Kerja dan Berusaha............................................................ II-8 2.2.2.7 Persepsi Masyarakat............................................................................... II-9 2.2.2.8 Kamtibmas ........................................................................................... II-10 2.2.2.9 Sarana dan Prasarana Kota................................................................... II-11 2.2.2.10 Transportasi/Lalu Lintas ...................................................................... II-12 2.2.3 Tahap Pasca Pengerukan ..................................................................................... II-13 2.2.3.1 Kuantitas Air Permukaan/Banjir .......................................................... II-13 2.2.3.2 Persepsi Masyarakat............................................................................. II-14 2.2.3.3 Transportasi/Lalu Lintas ...................................................................... II-15 DAFTAR PUSTAKA Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ ii ] DAFTAR TABEL Tabel II-1 Ringkasan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Pengerukan Sungai dan Waduk di DKI Jakarta (JEDI Fase 1) .............................................II-17 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ iii ] DAFTAR PETA Peta II-1 Lokasi Pemantauan Lingkungan Tahap Pra pengerukan dan Pengerukan ........II-24 Peta II-2 Lokasi Pemantauan Lingkungan Tahap Pasca Pengerukan...............................II-25 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ iv ] BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Wilayah DKI Jakarta merupakan pusat politik dan ekonomi Indonesia, dengan populasi melebihi 24 juta. Wilayah Kota Jakarta sendiri berpenduduk sekitar 9 juta merupakan “Daerah Khusus Ibukota (DKI)”. DKI terletak di delta Sungai Ciliwung dan sekitar 40% dari wilayahnya berada di bawah permukaan laut. Setiap tahun, sebagian besar bagian kota mengalami banjir di musim hujan, umumnya dari bulan November hingga bulan April. Besarnya dampak yang diakibatkan oleh banjir di Ibu Kota telah menjadi isu Nasional akibat kerugian keuangan yang besar dan berdampak pada masyarakat di wilayah Jakarta. Dalam rangka mengurangi besarnya kerugian dan kerusakan akibat banjir, Pemerintah Indonesia telah mengidentifikasi serangkaian saluran pengendali banjir, saluran pembuangan dan waduk yang memerlukan perbaikan dalam waktu yang mendesak. Rehabilitasi bangunan ini akan mengurangi risiko banjir dan membawa manfaat langsung tehadap lebih dari satu juta orang yang tinggal dan bekerja di daerah-daerah rawan banjir. Pemerintah Indonesia telah mengajukan pinjaman kepada Bank Dunia untuk membiayai pekerjaan pengerukan dan perbaikan sebagian besar bagian dari sistem drainase yang ada di Jakarta. Salah satu proyek yang diusulkan adalah Jakarta Emergency Dredging Initiative-JEDI yang termasuk dalam Proyek Mitigasi Banjir Jakarta (Jakarta Urgent Flood Mitigation Project-JUFMP) yang bertujuan untuk mengurangi timbunan endapan di saluran pengendali banjir. Endapan tersebut dapat mengurangi kapasitas tampung menjadi setengah kali dari kapasitas desain. Salah satu kegiatan di dalam proyek JEDI adalah pekerjaan pengerukan ke 16 struktur drainase. Pemrakarsa proyek ini adalah Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Departemen Pekerjaan Umum serta Pemerintah Jakarta (DKI), dengan tanggung jawab untuk: 1) Tiga saluran drainase nasional di bawah kewenangan Ditjen Cipta Karya: (i) Tanjungan, (ii) Angke Hilir, dan (iii) Cideng-Thamrin; 2) Tiga banjir kanal di bawah kewenanganan Ditjen SDA: (i) Cengkareng Drain, (ii) Banjir Kanal Barat; dan (iii) Sunter; Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ I‐1 ] 3) Lima saluran drainase (DPU DKI): (i) Ciliwung-Gunung Sahari, (ii) Sentiong-Sunter, (iii) Grogol-Sekretaris, (iv) Pakin-Kali Besar-Jelakeng, dan (v) Krukut-Cideng; 4) Lima waduk (DPU DKI): (i) Waduk Pluit, (ii) Waduk Sunter Utara, (iii) Waduk Sunter Selatan, (iv) Waduk Sunter Timur III, dan (v) Waduk Melati. Pada Fase 1 dari proyek JEDI, empat saluran drainase/sungai dan satu waduk, telah dipilih sebagi lokasi uji perencanaan dan teknik desain serta metode-metode pengelolaan lingkungan hidup terhadap keseluruhan lokasi proyek. Lokasi-lokasi tersebut dipilih karena diperkirakan memiliki dampak lingkungan dan sosial yang relatif kecil, meskipun pekerjaan pengerukan tersebut harus memenuhi salah satu tujuan utama dari kegiatan proyek, dan memberikan manfaat yang signifikan terhadap upaya pencegahan banjir. Lokasi-lokasi yang termasuk ke dalam Proyek JEDI Fase 1 adalah: 1) Banjir Kanal Cengkareng Drain; 2) Saluran Drainase Ciliwung - Gunung Sahari; 3) Saluran Drainase Sentiong – Sunter; 4) Banjir Kanal Sunter; dan 5) Waduk Melati. Berdasarkan kajian Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk JEDI Fase 1 telah dievaluasi dan diprakirakan berbagai dampak besar dan penting yang akan muncul terhadap komponen lingkungan fisik kimia, hayati dan sosial ekonomi, sehingga perlu disusun dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) sebagai pedoman utama dalam upaya pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan selanjutnya. Hal ini dilakukan oleh pemrakarsa kegiatan dalam upaya pelestarian lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Undangundang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) ini disusun sejalan dengan kegiatan pengelolaan yang terdapat pada dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup(RKL) sebagai upaya untuk mengetahui sejauhmana efektivitas langkah-langkah pengelolaan yang telah dilakukan. Selain itu, juga dapat digunakan sebagai umpan balik bagi pemrakarsa maupun instansi/lembaga/pihak-pihak yang berkepentingan untuk menyusun suatu pedoman dalam menentukan kebijaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ I‐2 ] 1.2 TUJUAN DAN KEGUNAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 1.2.1 Tujuan Pemantauan Lingkungan Tujuan pemantauan lingkungan dari kegiatan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 adalah: 1. Untuk mengetahui efektivitas usaha pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan, termasuk penekanan dampak negatif dan pengembangan dampak positif dari kegiatan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1; 2. Mengembangkan kemampuan dalam pendugaan perubahan lingkungan di masa yang akan datang. 1.2.2 Kegunaan Pemantauan Lingkungan Kegunaan Pemantauan Lingkungan bagi Pemrakarsa Kegiatan adalah: 1. Sebagai sarana untuk mengevaluasi efektivitas kegiatan atau teknologi yang digunakan dalam pengelolaan/pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif yang tertuang di dalam Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL); 2. Sebagai indikator dini perihal adanya perubahan lingkungan yang tidak dikehendaki, sehingga langkah-langkah penanggulangan dampak dapat secara efektif dilaksanakan; 3. Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan hukum yang berlaku; 4. Sebagai sarana untuk mengumpulkan bukti-bukti yang relevan pada kasus-kasus penuntutan dan pembelaan diri; 5. Sebagai sarana untuk mengambil kebijaksanaan lebih lanjut bagi kegiatan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Kegunaan Pemantauan Lingkungan bagi Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah: 1. Sebagai sarana umpan balik bagi Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dalam menentukan langkah-langkah kebijaksanaan yang telah dan akan diambil guna memperbaiki kualitas lingkungan/melakukan upaya pelestarian lingkungan dan sumberdaya alam; 2. Sebagai sarana umpan balik bagi Pemerintah Daerah dan Instansi terkait (Dinas dan Suku Dinas terkait) dalam mengantisipasi dan mengevaluasi berbagai dampak kegiatan yang telah dan akan timbul agar lebih mudah mengadakan tindakan-tindakan prefentif (pencegahan) serta pengawasan pengelolaan lingkungan; Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ I‐3 ] 3. Untuk membantu Pemerintah Daerah di dalam pembinaan pemantauan lingkungan. Sedangkan bagi masyarakat, pemantauan lingkungan berguna untuk: 1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam usaha membantu keamanan, kebersihan, ketertiban, dan kelestarian lingkungan; 2. Dipergunakan masyarakat sebagai kontrol sosial, guna memaksimalisasi dampak positif dan meminimalisasi dampak negatif. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ I‐4 ] BAB II LINGKUP RENCANA PEMANTUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL) DAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN 2.1 LINGKUP PEMANTAUAN LINGKUNGAN Lingkup pemantauan lingkungan kegiatan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 difokuskan pada komponen lingkungan yang berdasarkan hasil Studi ANDAL pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 dinilai terkena dampak penting baik pada tahap pra pengerukan, pengerukan maupun tahap pasca pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Urutan pemantauan lingkungan disesuaikan dengan prioritas dampak penting. 2.2 PELAKSANAAN PEMANTAUAN 2.2.1 Tahap Pra Pengerukan 2.2.1.1 Persepsi Masyarakat a) Dampak Penting Yang Dipantau – Komponen lingkungan yang dipantau: Persepsi masyarakat di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. – Indikator: ada tidaknya komplain warga masyarakat sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. b) Sumber Dampak Kegiatan sosialisasi publik c) Parameter Yang Dipantau Persepsi masyarakat sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. d) Tujuan Pemantauan Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan persepsi masyarakat selama tahap pra pengerukan dan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. e) Metode Pemantauan – Metode pengumpulan dan analisis data: Pengamatan dan pencatatan lapangan dan wawancara dengan warga masyarakat sekitar lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan sungai dan waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ II‐1 ] pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif. – Lokasi Pemantauan: Di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1, yaitu Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung-Gn. Sahari, Saluran Sentiong-Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati. – Jangka Waktu/frekuensi: Sebulan sekali selama tahap pra pengerukan dan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. f) Institusi Pemantauan – Pelaksana: Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). – Pengawas: KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Aparat Kelurahan di lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. – Pelaporan: Ke KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Setiap tiga bulan sekali selama tahap pengerukan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. 2.2.2 Tahap Pengerukan 2.2.2.1 Kualitas Udara dan Kebauan a) Dampak Penting Yang Dipantau – Komponen lingkungan yang dipantau: Kualitas udara ambien dan kebauan di lokasi proyek. – Indikator: Kualitas udara ambien sesuai SK. Gubernur KDKI Jakarta No. 551 Tahun 2001 dan Tingkat Kebauan sesuai dengan KepMen LH No Kep-50/MENLH/11 Tahun 1996. b) Sumber Dampak Kegiatan pengerukan dan pengangkutan material keruk (sampah dan lumpur keruk) dari lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 hingga ke lokasi disposal area. c) Parameter Yang Dipantau – Kualitas udara ambien sesuai SK. Gubernur KDKI Jakarta No. 551 Tahun 2001; Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan sungai dan waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ II‐2 ] – Tingkat Kebauan sesuai KepMen LH No Kep-50/MENLH/11 Tahun 1996 d) Tujuan Pemantauan Untuk mengetahui penurunan kualitas udara ambien dan peningkatan kebauan pada tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. e) Metode Pemantauan – Metode pengumpulan dan analisis data: Pengambilan sampel udara dengan gas sampler dan kertas saring untuk dianalisis di laboratorium sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Data yang diperoleh dibandingkan dengan baku mutu udara ambien SK. Gubernur KDKI Jakarta No. 551 Tahun 2001 dan Tingkat Kebauan sesuai KepMen LH No Kep-50/MENLH/11 Tahun 1996 – Lokasi Pemantauan: Di masing-masing lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 dan lokasi disposal area . – Jangka Waktu/frekuensi: Tiga bulan sekali selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. f) Institusi Pemantauan 2.2.2.2 – Pelaksana: Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). – Pengawas: Sudin Kesehatan Masyarakat dan KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. – Pelaporan: Ke Sudin Kesehatan Masyarakat, KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta, tiga bulan sekali selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Kebisingan a) Dampak Penting Yang Dipantau – Komponen lingkungan yang dipantau: Kebisingan di sekitar lokasi proyek dan lokasi disposal area. – Indikator: Tingkat kebisingan sesuai SK. Gubernur KDKI Jakarta No. 551 Tahun 2001. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan sungai dan waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ II‐3 ] b) Sumber Dampak Kegiatan pengerukan dan pengangkutan material keruk (sampah dan lumpur keruk) dari lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 hingga ke lokasi disposal area. c) Parameter Yang Dipantau – Tingkat kebisingan sesuai SK. Gubernur KDKI Jakarta No. 551 Tahun 2001. d) Tujuan Pemantauan Untuk mengetahui tingkat kebisingan pada tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 dibandingkan dengan rona awal. e) Metode Pemantauan – Metode pengumpulan dan analisis data: Pengukuran kebisingan dengan menggunakan sound level meter. Data yang diperoleh dibandingkan dengan baku mutu kebisingan SK. Gubernur KDKI Jakarta No. 551 Tahun 2001. – Lokasi Pemantauan: Di masing-masing lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 dan dilokasi disposal area. – Jangka Waktu/frekuensi: Satu bulan untuk pengukuran kebisingan selama tahap pengerukan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. f) Institusi Pemantauan 2.2.2.3 – Pelaksana: Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). – Pengawas: Sudin Kesehatan dan KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. – Pelaporan: Ke Sudin Kesehatan Masyarakat, KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta, tiga bulan sekali selama tahap pengerukan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Kuantitas Air Permukaan/Banjir a) Dampak Penting Yang Dipantau – Komponen lingkungan yang dipantau: Kuantitas air permukaan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan sungai dan waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ II‐4 ] – Indikator: Berkurangnya genangan air/banjir di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 akibat pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. b) Sumber Dampak Kegiatan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 dengan volume ± 2.080.000 m3. c) Parameter Yang Dipantau Kuantitas air permukaan/genangan/banjir di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. d) Tujuan Pemantauan Untuk mengetahui keberhasilan pengerukan/pengelolaan kuantitas air permukaan/genangan/banjir di lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. e) Metode Pemantauan – Metode pengumpulan dan analisis data: a) Pengamatan sebelum dan setelah kegiatan pengerukan, dan b) Dengan menggunakan flow meter untuk menentukan laju aliran di setiap lokasi dan menggunakan persamaan sederhana untuk menentukan tingkat laju aliran air. – Lokasi Pemantauan: Di masing-masing sungai dan waduk JEDI Fase 1. – Jangka Waktu/frekuensi: Sebelum dan setelah pengerukan pada setiap lokasi (Cengkareng Drain, Ciliwung-Gn.Sahari, SentiongSunter, Sunter Drain bagian hulu, dan Waduk Melati). f) Institusi Pemantauan – Pelaksana: Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). – Pengawas: Sudin PU Tata Air dan KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. – Pelaporan: Ke Sudin PU Tata Air, KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta, enam bulan sekali selama tahap pengerukan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan sungai dan waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ II‐5 ] 2.2.2.4 Kualitas Air Permukaan a) Dampak Penting Yang Dipantau – Komponen lingkungan yang dipantau: Kualitas air permukaan (dengan parameter TSS) dan logam berat dalam sedimen di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. – Indikator: Konsentrasi TSS dalam air dan konsentrasi logam berat dalam sedimen. b) Sumber Dampak Kegiatan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 dengan volume ± 2.080.000 m3. c) Parameter Yang Dipantau Konsentrasi TSS dalam air dan logam berat dalam sediment. d) Tujuan Pemantauan Untuk mengetahui penurunan konsentrasi TSS selama kegiatan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 dan konsentrasi logam berat dalam sedimen setelah dilakukan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. e) Metode Pemantauan – Metode pengumpulan dan analisis data: Pengambilan sampel dan dianalisis di laboratorium sesuai dengan standar Indonesia/SNI untuk parameter TSS dalam air dan logam berat dalam sedimen. – Lokasi Pemantauan: Di masing-masing lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 (bagian hulu, tengah dan hilir). – Jangka Waktu/frekuensi: Sebelum dan setelah pengerukan pada setiap lokasi (Cengkareng Drain, Ciliwung-Gn.Sahari, SentiongSunter, Sunter Drain bagian hulu, dan Waduk Melati) untuk parameter TSS dalam air dan setelah pengerukan untuk parameter logam berat dalam sedimen. f) Institusi Pemantauan – Pelaksana: Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). – Pengawas: KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan sungai dan waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ II‐6 ] – 2.2.2.5 Pelaporan: Ke KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta, enam bulan sekali selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Limbah Padat/ Sampah a) Dampak Penting Yang Dipantau – Komponen lingkungan yang dipantau: Sampah di lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. – Indikator: Kebersihan lingkungan/tidak terjadi ceceran sampah di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. b) Sumber Dampak Kegiatan pengerukan dan pemisahan material keruk (sampah dan lumpur keruk) sungai dan waduk JEDI Fase 1. c) Parameter Yang Dipantau Kebersihan lingkungan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. d) Tujuan Pemantauan Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan sampah dan lumpur keruk pada tahap pengerukan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. e) Metode Pemantauan – Metode pengumpulan dan analisis data: Pengamatan lapangan. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. – Lokasi Pemantauan: Di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. – Jangka Waktu/frekuensi: Setiap hari selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. f) Institusi Pemantauan – Pelaksana: Kontraktor Pelaksana pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. – Pengawas: Sudin Kebersihan dan KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan sungai dan waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ II‐7 ] – 2.2.2.6 Pelaporan: Ke Sudin Kebersihan, KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta, setiap tiga bulan sekali selama tahap operasi sungai dan waduk JEDI Fase 1. Kesempatan Kerja dan Berusaha a) Dampak Penting Yang Dipantau – Komponen lingkungan yang dipantau: Terbukanya kesempatan kerja dan berusaha di lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. – Indikator: Jumlah penduduk sekitar lokasi pengerukan yang bekerja dan berusaha di lokasi kegiatan pengerukan JEDI Fase 1. b) Sumber Dampak Kegiatan mobilisasi tenaga kerja. c) Parameter Yang Dipantau Jumlah penduduk sekitar lokasi pengerukan Jedi Fase 1 yang bekerja dan berusaha di sekita lokasi kegiatan. d) Tujuan Pemantauan Untuk mengetahui sejauh mana penduduk sekitar dapat terserap sebagai tenaga kerja pada tahap pengerukan. e) Metode Pemantauan – Metode pengumpulan dan analisis data: Mengkaji data yang terdapat di bagian personalia. Data yang ada dianalisis secara deskriptif berdasarkan persentase tenaga kerja yang berasal dari penduduk sekitar lokasi kegiatan pengerukan. – Lokasi Pemantauan: Di dalam dan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. – Jangka Waktu/frekuensi: tiga bulan sekali selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. f) Institusi Pemantauan – Pelaksana: Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan sungai dan waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ II‐8 ] 2.2.2.7 – Pengawas: Suku Dinas Tenaga Kerja Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Aparat Kelurahan di lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. – Pelaporan: Ke KLH dan Suku Dinas Tenaga Kerja Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Setiap enam bulan sekali selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Persepsi Masyarakat a) Dampak Penting Yang Dipantau – Komponen lingkungan yang dipantau: Persepsi masyarakat di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. – Indikator: ada tidaknya komplain warga masyarakat sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. b) Sumber Dampak Kegiatan mobilisasi tenaga kerja, mobilisasi peralatan, pengerukan, dan pengangkutan material keruk. c) Parameter Yang Dipantau Persepsi masyarakat sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. d) Tujuan Pemantauan Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan persepsi masyarakat selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. e) Metode Pemantauan – Metode pengumpulan dan analisis data: Pengamatan dan pencatatan lapangan dan wawancara dengan warga masyarakat sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif. – Lokasi Pemantauan: Di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. – Jangka Waktu/frekuensi: Sebulan sekali selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan sungai dan waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ II‐9 ] f) Institusi Pemantauan 2.2.2.8 – Pelaksana: Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). – Pengawas: KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Aparat Kelurahan di lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. – Pelaporan: Ke KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Setiap enam bulan sekali selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Kamtibmas a) Dampak Penting Yang Dipantau – Komponen lingkungan yang dipantau: Kamtibmas di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. – Indikator: Angka kriminalitas dan gangguan kamtibmas di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. b) Sumber Dampak Kegiatan mobilisasi peralatan dan pengerukan sungai dan waduk. c) Parameter Yang Dipantau Kondisi kamtibmas (angka kriminalitas) di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. d) Tujuan Pemantauan Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan kamtibmas pada tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. e) Metode Pemantauan – Metode pengumpulan dan analisis data: Pengamatan dan pencatatan lapangan, mengkaji data yang tersedia di bagian keamanan. Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif. – Lokasi Pemantauan: Di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. – Jangka Waktu/frekuensi: Setiap bulan selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan sungai dan waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ II‐10 ] f) Institusi Pemantauan 2.2.2.9 – Pelaksana: Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). – Pengawas: Polsek dan Kelurahan di Lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1, KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. – Pelaporan: Ke KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Setiap enam bulan sekali selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Sarana dan Prasarana Kota a. Dampak Penting Yang Dipantau – Komponen lingkungan yang dipantau: sarana dan prasarana di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. – Indikator: ada tidaknya kerusakan sarana dan prasaran kota sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. b. Sumber Dampak Kegiatan mobilisasi peralatan. c. Parameter Yang Dipantau Kerusakan sarana dan prasarana kota akibat kegiatan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. d. Tujuan Pemantauan Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan kegiatan pengerukan terhadap keberadaan sarana dan prasarana kota selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. e. Metode Pemantauan – Metode pengumpulan dan analisis data: Pengamatan dan pencatatan lapangan. Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif. – Lokasi Pemantauan: Di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. – Jangka Waktu/frekuensi: Sebulan sekali selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan sungai dan waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ II‐11 ] f. 2.2.2.10 Institusi Pemantauan – Pelaksana: Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). – Pengawas: KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Aparat Kelurahan di lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. – Pelaporan: Ke KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Setiap enam bulan sekali selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Transportasi/Lalu Lintas a) Dampak Penting Yang Dipantau – Komponen lingkungan yang dipantau: Kelancaran lalu lintas pada badan-badan jalan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. – Indikator: Tidak terjadi kemacetan lalu lintas pada badan-badan jalan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. b) Sumber Dampak Kegiatan mobilisasi peralatan, pengerukan dan pengangkutan material keruk (sampah dan lumpur keruk) sungai dan waduk JEDI Fase 1. c) Parameter Yang Dipantau Kelancaran lalu lintas pada badan-badan jalan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. d) Tujuan Pemantauan Untuk mengetahui apakah upaya pengelolaan lalu lintas di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 berjalan dengan baik. e) Metode Pemantauan – Metode pengumpulan dan analisis data: Pengamatan/pencatatan lapangan. Data yang ada dianalisis secara deskriptif. – Lokasi Pemantauan: Pada badan-badan jalan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. – Jangka Waktu/frekuensi: Setiap bulan selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan sungai dan waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ II‐12 ] f) Institusi Pemantauan – Pelaksana: Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). – Pengawas: Sudin Perhubungan dan KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. – Pelaporan: Ke Sudin Perhubungan, KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta, enam bulan sekali salama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. 2.2.3 Tahap Pasca Pengerukan 2.2.3.1 Kuantitas Air Permukaan/Banjir a) Dampak Penting Yang Dipantau – Komponen lingkungan permukaan/banjir. – Indikator: Berkurangnya banjir/genangan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. yang dipantau: Kuantitas di sekitar air lokasi b) Sumber Dampak Kegiatan pengerukan rutin sungai dan waduk JEDI Fase 1 (Maintenance Dredging). c) Parameter Yang Dipantau Kuantitas air permukaan/banjir. d) Tujuan Pemantauan Untuk mengetahui apakah pengerukan rutin (maintenance dredging) sungai dan waduk JEDI Fase 1 berjalan dengan baik sehingga mengurangi banjir/genangan di sekitarnya. e) Metode Pemantauan – Metode pengumpulan dan analisis data: a) Pengamatan sebelum dan setelah kegiatan pengerukan, dan b) Dengan menggunakan flow meter untuk menentukan laju aliran di setiap lokasi dan menggunakan persamaan sederhana untuk menentukan tingkat laju aliran air. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan sungai dan waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ II‐13 ] – Lokasi Pemantauan: Di masing-masing sungai dan waduk JEDI Fase 1. – Jangka Waktu/frekuensi: Sebelum dan setelah pengerukan pada setiap lokasi (Cengkareng Drain, Ciliwung-Gn.Sahari, SentiongSunter, Sunter Drain bagian hulu, dan Waduk Melati). f) Institusi Pemantauan 2.2.3.2 – Pelaksana: Pemrakarsa kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Air (SDA) Departemen Pekerjaan Umum dan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). – Pengawas: Sudin PU Tata Air dan KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. – Pelaporan: Ke Sudin PU Tata Air, KLH Jakarta Utara,Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta, enam bulan sekali selama Pasca Pengerukan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Persepsi Masyarakat a) Dampak Penting Yang Dipantau – Komponen lingkungan yang dipantau: Persepsi masyarakat. – Indikator: Ada tidaknya komplain dari warga masyarakat sekitar selama tahap pasca pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. b) Sumber Dampak Kegiatan pengerukan rutin (maintenance dredging) sungai dan waduk JEDI Fase 1. c) Parameter Yang Dipantau Persepsi masyarakat warga sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. d) Tujuan Pemantauan Untuk mengetahui apakah upaya pengelolaan persepsi masyarakat yang dilakukan berjalan dengan baik sehingga tidak terjadi komplain warga masyarakat sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. e) Metode Pemantauan – Metode pengumpulan dan analisis data: Pengamatan dan pencatatan lapangan, wawancara dengan warga masyarakat sekitar lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan sungai dan waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ II‐14 ] pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 menggunakan kuesioner. Data yang ada dianalisis secara deskriptif. – Lokasi Pemantauan: Warga masyarakat sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. – Jangka Waktu/frekue nsi: Setiap tiga bulan selama tahap pasca pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. f) Institusi Pemantauan 2.2.3.3 – Pelaksana: Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). – Pengawas: KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan aparat Kelurahan sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. – Pelaporan: Ke KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta, enam bulan sekali selama pasca pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Transportasi/Lalu Lintas a) Dampak Penting Yang Dipantau – Komponen lingkungan yang dipantau: Kelancaran lalu lintas pada badan-badan jalan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. – Indikator: Tidak terjadi kemacetan lalu lintas pada badan-badan jalan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. b) Sumber Dampak Kegiatan demobilisasi peralatan. c) Parameter Yang Dipantau Kelancaran lalu lintas pada badan-badan jalan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. d) Tujuan Pemantauan Untuk mengetahui apakah upaya pengelolaan lalu lintas di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 berjalan dengan baik selama kegiatan demobilisasi peralatan. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan sungai dan waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ II‐15 ] e) Metode Pemantauan – Metode pengumpulan dan analisis data: Pengamatan/pencatatan lapangan. Data yang ada dianalisis secara deskriptif. – Lokasi Pemantauan: Pada badan-badan jalan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. – Jangka Waktu/frekuensi: Setiap tiga bulan selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. f) Institusi Pemantauan – Pelaksana: Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). – Pengawas: Sudin Perhubungan dan KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. – Pelaporan: Ke Sudin Perhubungan, KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta, enam bulan sekali selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Ringkasan Rencana Pemantauan Lingkungan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 dapat dilihat pada Tabel II-1, sedangkan lokasi pemantauan lingkungan tahap pengerukan dan pasca pengerukan dapat dilihat pada Peta II-1 dan Peta II-2. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan sungai dan waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ II‐16 ] Tabel II-1 Ringkasan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Pengerukan Sungai dan Waduk di DKI Jakarta (JEDI Fase 1) Dampak Penting Yang Dipantau Komponen Indikator Lingkungan I. TAHAP PRA PENGERUKAN 1. Persepsi Ada tidaknya Masyarakat komplain warga masyarakat sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 II. TAHAP PENGERUKAN 1. Kualitas Udara Kualitas udara dan kebauan ambien sesuai SK. Gubernur KDKI Jakarta No. 551 Tahun 2001 dan Tingkat Kebauan sesuai KepMen LH No Kep‐ 50/MENLH/1 1 Tahun 1996 Sumber Dampak Parameter Yang Dipantau Tujuan Pemantauan Lingkungan Metode Pemantauan Pengumpulan dan Jangka Waktu/ Lokasi Analisis Data Frekuensi Institusi Pemantauan Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana Pengawas Pelaporan Kegiatan sosialisasi publik Persepsi masyarakat sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan persepsi masyarakat selama tahap pra pengerukan dan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Pengamatan dan pencatatan lapangan dan wawancara dengan warga masyarakat sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif. Di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1, yaitu Cengkareng Drain, Saluran Ciliwung‐Gn. Sahari, Saluran Sentiong‐ Sunter, Sunter Drain bagian hilir dan Waduk Melati Sebulan sekali selama tahap pra pengerukan dan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Aparat Kelurahan di lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Ke KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Setiap tiga bulan sekali selama tahap pengerukan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Kegiatan pengerukan dan pengangkutan material keruk (sampah dan lumpur keruk) dari lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 hingga ke lokasi disposal area. • Kualitas udara ambien sesuai SK. Gubernur KDKI Jakarta No. 551 Tahun 2001; Untuk mengetahui penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan pada tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Pengambilan sampel udara dengan gas sampler dan kertas saring untuk dianalisis di laboratorium sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Data yang diperoleh dibandingkan dengan baku mutu udara ambien SK. Di masing‐ masing lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 dan lokasi disposal area Tiga bulan sekali selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sudin Kesehatan Masyarakat dan KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat Ke Sudin Kesehatan Masyarakat, KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta, enam bulan sekali selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 • Tingkat kebauan sesuai KepMen LH No Kep‐ 50/MENLH/11 Tahun 1996 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan sungai dan waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ II‐17] Dampak Penting Yang Dipantau Komponen Indikator Lingkungan 2. Kebisingan 3. Kuantitas Air Permukaan/ Banjir Kebisingan sesuai SK. Gubernur KDKI Jakarta No. 551 Tahun 2001 Berkurangnya genangan air/banjir di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 akibat pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Sumber Dampak Parameter Yang Dipantau Kegiatan pengerukan dan pengangkutan material keruk (sampah dan lumpur keruk) dari lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 hingga ke lokasi disposal area. • Tingkat Kebisingan ambien sesuai SK. Gubernur KDKI Jakarta No. 551 Tahun 2001; Kegiatan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 dengan volume ± 2.080.000 m3 Kuantitas air permukaan/ genangan/banjir di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Tujuan Pemantauan Lingkungan Metode Pemantauan Pengumpulan dan Jangka Waktu/ Lokasi Analisis Data Frekuensi Gubernur KDKI Jakarta No. 551 Tahun 2001 dan Tingkat Kebauan sesuai KepMen LH No Kep‐ 50/MENLH/11 Tahun 1996 Untuk Pengukuran Di masing‐ Satu bulan sekali mengetahui kebisingan dengan masing selama tahap tingkat kebisingan sound level meter. lokasi pengerukan tahap pengerukan Data yang pengerukan pengerukan sungai dan waduk diperoleh sungai dan sungai dan JEDI Fase 1 dibandingkan waduk JEDI Fase waduk JEDI dibandingkan dengan baku mutu Fase 1 dan 1 dengan rona awal kebisingan lokasi menurut SK. disposal Gubernur KDKI area Jakarta No. 551 Tahun 2001 Untuk mengetahui keberhasilan pengerukan/peng elolaan kuantitas air permukaan/ genangan/banjir di lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 a) Pengamatan sebelum dan setelah kegiatan pengerukan, dan b) Dengan menggunakan flow meter untuk menentukan laju aliran di setiap lokasi dan menggunakan persamaan sederhana untuk menentukan Di masing‐ masing sungai dan waduk JEDI Fase 1. Institusi Pemantauan Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana Pengawas Pelaporan DKI Jakarta). Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). Sebelum dan Pemrakarsa setelah Kegiatan pengerukan (Direktorat pada setiap Jenderal lokasi Sumber Daya (Cengkareng Air dan Drain, Ciliwung‐ Direktorat Gn.Sahari, Jenderal Cipta Sentiong‐Sunter, Karya Sunter Drain Departemen bagian hulu, dan Pekerjaan Waduk Melati) Umum serta Dinas Pekerjaan Sudin Kesehatan Masyarakat dan KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat Ke Sudin Kesehatan Masyarakat, KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta, enam bulan sekali selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Sudin PU Tata Air dan KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat Ke Sudin PU Tata Air, KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta, enam bulan sekali selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan sungai dan waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ II‐18] Dampak Penting Yang Dipantau Komponen Indikator Lingkungan Sumber Dampak Parameter Yang Dipantau 4. Kualitas air permukaan Konsentrasi TSS di air dan logam berat di sedimen Kegiatan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 dengan volume ± 2.080.000 m3 Konsentrasi TSS dalam air dan logam berat dalam sedimen 5. Limbah Padat/ Sampah Kebersihan lingkungan/ti dak terjadi ceceran sampah di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Kegiatan pengerukan dan pemisahan material keruk (sampah dan lumpur keruk) sungai dan waduk JEDI Fase 1 Kebersihan lingkungan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. Tujuan Pemantauan Lingkungan Metode Pemantauan Pengumpulan dan Jangka Waktu/ Lokasi Analisis Data Frekuensi tingkat laju aliran air. Sebelum dan Di masing‐ Pengambilan Untuk sampel dan masing setelah mengetahui pengerukan dianalisis di lokasi penurunan laboratorium pengerukan pada setiap konsentrasi TSS sesuai dengan sungai dan lokasi selama kegiatan waduk JEDI (Cengkareng standar pengerukan Fase 1 Drain, Ciliwung‐ sungai dan waduk Indonesia/SNI (bagian untuk parameter Gn.Sahari, JEDI Fase 1 dan konsentrasi logam TSS dalam air dan hulu, tengah Sentiong‐Sunter, logam berat dalam dan hilir) berat dalam Sunter Drain bagian hulu, dan sediment setelah sedimen dilakukan Waduk Melati) pengerukan untuk parameter TSS dalam air dan setelah pengerukan untuk parameter logam berat dalam sedimen Pengamatan Di masing‐ Setiap hari Untuk lapangan. Data masing selama tahap mengetahui yang diperoleh lokasi pengerukan keberhasilan dianalisis secara pengerukan sungai dan pengelolaan deskriptif. sungai dan waduk JEDI Fase sampah dan waduk JEDI 1. lumpur keruk Fase 1 pada tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Institusi Pemantauan Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana Pengawas Pelaporan Umum Provinsi DKI Jakarta). Ke KLH Jakarta Pemrakarsa KLH Jakarta Kegiatan Utara, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta (Direktorat Barat, dan Jenderal Jakarta Pusat Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Sumber Daya Jakarta, enam Air dan bulan sekali Direktorat selama tahap Jenderal Cipta pengerukan Karya sungai dan waduk Departemen JEDI Fase 1 Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sudin Kebersihan, KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Pusat Ke Sudin Kebersihan, KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta, enam bulan sekali selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan sungai dan waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ II‐19] Dampak Penting Yang Dipantau Komponen Indikator Lingkungan Sumber Dampak Parameter Yang Dipantau Tujuan Pemantauan Lingkungan Metode Pemantauan Pengumpulan dan Jangka Waktu/ Lokasi Analisis Data Frekuensi 6. Kesempatan kerja dan berusaha Jumlah penduduk sekitar lokasi pengerukan yang bekerja dan berusaha di lokasi kegiatan pengerukan JEDI Fase 1 Kegiatan mobilisasi tenaga kerja. Jumlah penduduk sekitar lokasi pengerukan Jedi Fase 1 yang bekerja dan berusaha di sekita lokasi kegiatan. Untuk mengetahui sejauh mana penduduk sekitar dapat terserap sebagai tenaga kerja pada tahap pengerukan. Mengkaji data yang terdapat di bagian personalia. Data yang ada dianalisis secara deskriptif berdasarkan persentase tenaga kerja yang berasal dari penduduk sekitar lokasi kegiatan pengerukan. Di dalam dan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Tiga bulan sekali selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 7. Persepsi Masyarakat Ada tidaknya komplain warga masyarakat sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Kegiatan pengerukan, pemisahan sampah, dan pengangkutan sampah/ lumpur keruk ke disposal area Persepsi masyarakat sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan persepsi masyarakat selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Pengamatan dan pencatatan lapangan dan wawancara dengan warga masyarakat sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif Di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Sebulan sekali selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Institusi Pemantauan Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana Pengawas Pelaporan DKI Jakarta). Pemrakarsa Sudin Tenaga Ke Sudin Kegiatan Kerja dan KLH tenagaKerja, KLH (Direktorat Jakarta Utara, Jakarta Utara, Jenderal Jakarta Barat Jakarta Barat, Sumber Daya dan Jakarta Jakarta Pusat dan Air dan Pusat BPLHD Provinsi Direktorat DKI Jakarta, enam Jenderal Cipta bulan sekali Karya selama tahap Departemen pengerukan Pekerjaan sungai dan waduk Umum serta JEDI Fase 1 Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). Pemrakarsa Ke KLH Jakarta KLH Jakarta Kegiatan Utara, Jakarta Utara, Jakarta (Direktorat Barat, dan Barat, Jakarta Jenderal Pusat Pusat dan BPLHD Sumber Daya Provinsi DKI Air dan Jakarta, Setiap Direktorat enam bulan sekali Jenderal Cipta selama tahap Karya pengerukan Departemen sungai dan waduk Pekerjaan JEDI Fase 1 Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan sungai dan waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ II‐20] Dampak Penting Yang Dipantau Komponen Indikator Lingkungan 8. Gangguan Angka Kamtibmas kriminalitas dan gangguan kamtibmas di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Sumber Dampak Parameter Yang Dipantau Kegiatan mobilisasi peralatan dan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Kondisi kamtibmas (angka kriminalitas) di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Tujuan Pemantauan Lingkungan Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan kamtibmas pada tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Metode Pemantauan Pengumpulan dan Jangka Waktu/ Lokasi Analisis Data Frekuensi Di sekitar Setiap bulan Pengamatan dan lokasi selama tahap pencatatan pengerukan pengerukan lapangan, sungai dan sungai dan mengkaji data waduk JEDI waduk JEDI Fase yang tersedia di 1 bagian keamanan. Fase 1 Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif 9. Sarana dan Prasarana Kota Ada tidaknya kerusakan sarana dan prasaran kota sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Kegiatan mobilisasi peralatan Kerusakan sarana dan prasarana kota akibat kegiatan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan kegiatan pengerukan terhadap keberadaan sarana dan prasarana kota selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Pengamatan dan pencatatan lapangan. Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif. Di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Sebulan sekali selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1. 10.Transportasi/ Lalu Lintas Tidak terjadi kemacetan lalu lintas pada badan‐ badan jalan di sekitar lokasi Kegiatan mobilisasi peralatan, pengerukan dan pengangkut Kelancaran lalu lintas pada badan‐ badan jalan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk Untuk mengetahui apakah upaya pengelolaan lalu lintas di sekitar lokasi pengerukan Pengamatan/ pencatatan lapangan. Data yang ada dianalisis secara deskriptif Pada badan‐ badan jalan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan Setiap bulan selama tahap pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Institusi Pemantauan Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana Pengawas Pelaporan Pemrakarsa Polsek dan Ke KLH Jakarta Kegiatan Kelurahan di Utara, Jakarta (Direktorat Lokasi Barat, Jakarta Jenderal pengerukan Pusat dan BPLHD Sumber Daya sungai dan Provinsi DKI Air dan waduk JEDI Jakarta, Setiap Direktorat Fase 1, KLH enam bulan sekali Jenderal Cipta Jakarta Utara, selama tahap Karya pengerukan Jakarta Barat Departemen sungai dan waduk dan Jakarta Pekerjaan JEDI Fase 1 Pusat. Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). Pemrakarsa KLH Jakarta Ke KLH Jakarta Kegiatan Utara, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Barat, Jakarta (Direktorat Pusat Pusat dan BPLHD Jenderal Provinsi DKI Sumber Daya Jakarta, Setiap Air dan enam bulan sekali Direktorat selama tahap Jenderal Cipta pengerukan Karya sungai dan waduk Departemen JEDI Fase 1 Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). Pemrakarsa Sudin Ke Sudin Kegiatan Perhubungan Perhubungan, KLH (Direktorat dan KLH Jakarta Utara, Jenderal Jakarta Utara, Jakarta Barat, Sumber Daya Jakarta Barat Jakarta Pusat dan Air dan dan Jakarta BPLHD Provinsi Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan sungai dan waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ II‐21] Dampak Penting Yang Dipantau Komponen Indikator Lingkungan pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 III. TAHAP PASCA PENGERUKAN 1. Kuantitas Air Berkurangnya Permukaan/ banjir/ Banjir genangan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 2. Persepsi Masyarakat Ada tidaknya komplain dari warga masyarakat sekitar selama tahap pasca pengerukan sungai dan waduk JEDI Sumber Dampak Parameter Yang Dipantau material keruk (sampah dan lumpur keruk) sungai dan waduk JEDI Fase 1 JEDI Fase 1 Kegiatan pengerukan rutin (maintenance dredging) sungai dan waduk JEDI Fase 1 Kuantitas air permukaan/banjir Kegiatan pengerukan rutin (maintenance dredging) sungai dan waduk JEDI Fase 1 Persepsi masyarakat warga sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Tujuan Pemantauan Lingkungan sungai dan waduk JEDI Fase 1 berjalan dengan baik Metode Pemantauan Pengumpulan dan Jangka Waktu/ Lokasi Analisis Data Frekuensi waduk JEDI Fase 1 Untuk mengetahui apakah pengerukan rutin (maintenance dredging) sungai dan waduk JEDI Fase 1 berjalan dengan baik sehingga mengurangi banjir/genangan di sekitarnya Di masing‐ masing sungai dan waduk JEDI Fase 1. Sebelum dan setelah pengerukan pada setiap lokasi (Cengkareng Drain, Ciliwung‐ Gn.Sahari, Sentiong‐Sunter, Sunter Drain bagian hulu, dan Waduk Melati) Warga masyarakat sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Setiap bulan selama tahap pasca pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 a) Pengamatan sebelum dan setelah kegiatan pengerukan, dan b) Dengan menggunakan flow meter untuk menentukan laju aliran di setiap lokasi dan menggunakan persamaan sederhana untuk menentukan tingkat laju aliran air. Pengamatan dan Untuk pencatatan mengetahui lapangan, apakah upaya wawancara pengelolaan dengan warga persepsi masyarakat yang masyarakat dilakukan berjalan sekitar lokasi pengerukan dengan baik sehingga tidak sungai dan waduk terjadi komplain JEDI Fase 1 Institusi Pemantauan Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana Pengawas Pelaporan Direktorat Pusat DKI Jakarta, enam Jenderal Cipta bulan sekali Karya salama tahap Departemen pengerukan Pekerjaan sungai dan waduk Umum serta JEDI Fase 1 Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). Pemrakarsa Kegiatan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Sudin PU Tata Air dan KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat Ke Sudin PU Tata Air, KLH Jakarta Utara,Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta, enam bulan sekali selama Pasca pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan aparat Kelurahan sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Ke KLH Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta, enam bulan sekali selama pasca pengerukan sungai dan waduk Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan sungai dan waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ II‐22] Dampak Penting Yang Dipantau Komponen Indikator Lingkungan Fase 1 3. Transportasi/ Lalu Lintas Tidak terjadi kemacetan lalu lintas pada badan‐ badan jalan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Sumber Dampak Kegiatan demobilisasi peralatan Parameter Yang Dipantau Kelancaran lalu lintas pada badan‐ badan jalan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Tujuan Pemantauan Lingkungan warga masyarakat sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Metode Pemantauan Pengumpulan dan Jangka Waktu/ Lokasi Analisis Data Frekuensi menggunakan keusioner. Data yang ada dianalisis secara deskriptif Untuk mengetahui apakah upaya pengelolaan lalu lintas di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 berjalan dengan baik Pengamatan/ pencatatan lapangan. Data yang ada dianalisis secara deskriptif Pada badan‐ badan jalan di sekitar lokasi pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Setiap bulan selama tahap pasca pengerukan sungai dan waduk JEDI Fase 1 Institusi Pemantauan Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana Pengawas Pelaporan Fase 1 JEDI Fase 1 Pekerjaan Umum serta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). Pemrakarsa Sudin Ke Sudin Kegiatan Perhubungan Perhubungan, KLH (Direktorat dan KLH Jakarta Utara, Jenderal Jakarta Utara, Jakarta Barat, Sumber Daya Jakarta Barat Jakarta Pusat dan Air dan dan Jakarta BPLHD Provinsi Direktorat Pusat DKI Jakarta, enam Jenderal Cipta bulan sekali Karya salama tahap Departemen pengerukan Pekerjaan sungai dan waduk Umum serta JEDI Fase 1 Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta). Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan sungai dan waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI) [ II‐23] Peta II‐1. LOKASI PEMANTAUAN LINGKUNGAN TAHAP PRA OPERASI DAN OPERASI Keterangan: Kualitas air permukaan Persepsi masyarakat Kualitas udara, Kebisingan & kebauan Transportasi/lalu lintas Peta II‐2. LOKASI PEMANTAUAN LINGKUNGAN TAHAP PASCA OPERASI Keterangan: Kuantitas air permukaan Persepsi masyarakat Transportasi/lalu lintas DAFTAR PUSTAKA APHA, 1992. Standard Methods, APHA, AWWA, WPCF, Washington DC BPLHD., 2008. Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Biro Pusat Statistik, Kecamatan Penjaringan dalam Angka, Tahun 2008 Biro Pusat Statistik, Kecamatan Cengkareng dalam Angka, Tahun 2008 Biro Pusat Statistik, Kecamatan Kembangan dalam Angka, Tahun 2008 Biro Pusat Statistik, Kecamatan Kebun Jeruk dalam Angka, Tahun 2008 Biro Pusat Statistik, Kecamatan Sawah Besar dalam Angka, Tahun 2008 BPS, Kecamatan Pademangan dalam Angka, Tahun 2008 Biro Pusat Statistik, Kecamatan Kemayoran dalam Angka, Tahun 2008 Biro Pusat Statistik, Kecamatan Tanjung Priok dalam Angka, Tahun 2008 Biro Pusat Statistik, Kecamatan Koja dalam Angka, Tahun 2008 BPS, Kecamatan Kelapa Gading dalam Angka, Tahun 2008 Biro Pusat Statistik, Kecamatan Tanah Abang dalam Angka, Tahun 2008 Louis Berger Inc. and PT. Indah Karya (Persero). Drainage Management for Jakarta: Priority Assistance, WJEMP DKI 3-8,), April 2004. Nippon Koei and Kwarsa Hexagon (2005) Outline Plan for Major Drainage and Small Lakes Management in Jabodetabek-Bopunjur Area, WJEMP Pusat 3-10, , June 2005. Soemarwoto, O. 1991. Analisis Dampak Lingkungan (Environmental Dampak Analysis) . Gajah Mada Universitas Press, Yokyakarta. World Bank (2008). Preliminary Assessment of Sediment Quality, Final Report 28 October 2008 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pengerukan sungai dan waduk Fase 1 (JUFMP/JEDI)