BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Hasil Belajar

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil akhir yang diperoleh siswa dari proses
belajarnya yang di lihat dari tingkat kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.
Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk
pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek dalam belajar. Sedangkan
mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai
pengajar.
Menurut
Sudjana
(2006:22)
Hasil
belajar
merupakan
kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Menurut Horward Kingsley dalam ( Sudjana 2006:22) membagi tiga macam hasil
belajar, yakni (a) Keterampilan dan kebiasaan, (b) Pengetahuan dan pengertian, (c)
Sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang
telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil
belajar, yakni (a) Informasi verbal, (b) Keterampilan intelektual, (c) Strategi kognitif,
(d) Sikap, dan (e) Keterampilan motoris.
Menurut Bloom (dalam Suprijono, 2009:6), hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Secara umum, aspek kognitif
merupakan aspek pengetahuan, afektif adalah sikap dan psikomotorik adalah
keterampilan.
1. Ranah kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6
aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
a. Pengetahuan, yaitu kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya dalam bentuk ingatan berupa konsep, fakta dan rumus.
b. Pemahaman, yaitu kemampuan untuk mengerti materi yang dipelajari
c. Aplikasi atau penerapan, yaitu kemampuan untuk menerapkan apa yang telah
dipelajari dalam kehidupan nyata.
d. Analisis, yaitu kemampuan siswa untuk menguraikan komponen-komponen
dan hubungan antara komponen
e. Sintesis adaa kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses
berfikir analisis.
f. Evaluasi merupakan jenjang berfikir yang paling tinggi dalam ranah kognitif.
2. Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima
jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi
dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3. Ranah Psikomotoris Hasil belajar yaitu tampak dalam bentuk keterampilan atau
skill dan kemampuan bertindak individu.
Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:
a) Gerakan reflex (keterampilan pada gerak tidak sadar);
b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar;
c) Kemampuan
perceptual,
termasuk
di
membedakan auditif, motoris dan lain-lain;
dalamnya
memberikan
visual,
d) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan;
e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada
keterampilan yang kompleks;
f)
Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan
ekspresif dan interpretatif.
Dari tipe hasil belajar di atas, tipe hasil belajar kognitiflah yang lebih dominan
dipakai dalam mengukur hasil belajar siswa dari pada afektif dan psikomotor, namun
hasil belajar psikomotor dan afektifjuga harus menjadi bagian dari hasil penilaian
dalam proses pembelajaran di sekolah.
2.2 Tinjauan Media pembelajaran ( film animasi )
Menurut Bakri (2010) kata media adalah bentuk jamak dari medium yang
berasal dari bahasa latin medius, yang berarti ”tengah”. Dalam bahasa Indonesia, kata
”medium” dapat diartikan sebagai antara atau selang. Pengertian media mengarah
pada sesuatu yang mengantar meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi
pesan) dan penerima pesan.
Menurut Sumiati (2007: 163) Penggunaan media pembelajaran oleh guru
dalam pembelajaran tidak mutlak harus digunakan. Namun akan lebih baik jika
digunakan media pembelajaran karena media pembelajaran tentu mempunyai
kelebihan-kelebihan yang dapat dimanfaatkan untuk membentuk keberhasilan untuk
membantu keberhasilan pembelajaran. Manfaat atau kelebihan media pembelajaran
antara lain:
a. Menjelaskan materi pembelajaran atau obyek yang abstrak (tidak nyata)
menjadi kongkrit (nyata), seperti menjelaskan berbagai bentuk muka bumi
pada materi geografi. Kita seringkali melihat atau mengalami proses
perubahan pada permukaan bumi tapi kita tidak tahu bagaimana proses-proses
tersebut bisa terjadi.Dengan mengunakan media pembelajaran seperti film
animasi kita dengan mudah dapat menampilkan proses terjadinya perubahan
pada permukaan bumi.
b. Memberikan pengalaman nyata dan langsung
karena siswa dapat
berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya.
Misalnya siswa mempelajari tentang ekosistem darat bertempat di halaman
sekolah. Meraka dapat langsung melihat dan merasakan apa yang ada di
lingkungan yang dijadikan sebagai media pembelajaran seperti pohon,
rumput, batu atau tanah dan sebagainya.
c. Mempelajari materi pembelajaran secara berulang-ulang. Misalnya belajar
melalui rekaman kaset, video atau televise. Materi pembelajaran terlebih
dahulu oleh guru direkam dalam bentuk media pembelajaran audio seperti
pada televisi atau rekaman video dalam media pembelajaran visual seperti
pada kaset atau VCD. Ketika guru menjelaskan materi pembelajaran pada
suatu waktu, maka dapat diulang lagi pada waktu lainya tanpa harus
membuatnya lagi.
d. Memungkinkan adanya persamaan pendapat dan persepsi yang benar terhadap
suatu materi pembelajaran atau obyek. Misalnya ketika guru menyampaikan
materi
pembelajaran
secara
lisan
melalui
ceramah,
maka
akanada
kemungkinan terjadi perbedaan pendapat atau persepsi yang diterima oleh
siswa. Namun jika penyampaian materi pembelajaran itu disertai dengan
media pembelajaran yang ditunjukan secara langsung dan nyata, maka akan
terjadi persamaan pendapat dan persepsi.
e. Menarik perhatian siswa, sehingga membangkitkan minat, motivasi, aktivitas
dan kreativitas belajar siswa. Pada saat memberikan pelajaran guru tidak
hanya bercerama, melainkan juga sambil menujukkan media pembelajaran,
maka akan menarik perhatian siswa
Dari penjelasan diatas, disimpulkan bahwa fungsi dari media pembelajaran
yaitu media yang mampu menampilkan serangkaian peristiwa secara nyata terjadi
dalam waktu lama dan dapat disajikan dalam waktu singkat dan suatu peristiwa yang
digambarkan harus mampu mentransfer keadaan sebenarnya, sehingga tidak
menimbulkan adanya verbalisme.
Proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik jika siswa berinteraksi
dengan semua alat inderanya. Guru berupaya menampilkan rangsangan (stimulus)
yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang
digunakan untuk menerima dan mengolah informasi, semakin besar pula
kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan
siswa. Siswa diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik
pesan-pesan dalam materi yang disajikan.
Menurut Sumiati (2002:160) Aneka ragam media pembelajaran dapat
diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri tertentu, antara lain :

Media audio, yaitu jenis media pembelajaran yang mengunakan kemampuan
indera telinga atau pendengaran (audio). Jenis media pembelajaran ini pesan
berupa bunyi atau suara. Contoh : Radio, tape recorder, telepon.

Media visual, yaitu jenis media pembelajaran yang mengunakan kemampuan
indera mata atau penglihatan (visual). Jenis media pembelajaran ini
menghasilkan pesan berupa bentuk atau rupa yang dilihat. Contoh: gambar,
poster grafik.

Media audio visual, yaitu jenis media pembelajaran yang mengunakan
kemampuan indera telinga atau pendengaran dan indera mata atau penglihatan
(audio visual). Jenis media pembelajaran ini menghasilkan pesan berupa suara
dan bentuk atau rupa. Contoh televise, film, video.
Animasi merupakan gerakan objek maupun teks yang diatur sedemikian rupa
sehingga kelihatan menarik dan kelihatan lebih hidup. Menurut Dikse dan I Putu
Sundika (2011) menyatakan bahwa animasi sebenarnya bentuk dari sederetan
gambar-gambar yang ditampilkan secara bergantian.
Menurut Utami (2007), animasi adalah rangkaian gambar yang membentuk
sebuah gerakan. Salah satu keunggulan animasi adalah kemampuannya untuk
menjelaskan suatu kejadian secara sistematis dalam tiap waktu perubahan.Hal ini
sangat membantu dalam menjelaskan prosedur dan urutan kejadian.
Bedasarkan penjelasan di atas bahwa Media pembelajaran Film Animasi
tergolong pada jenis media, sehingga dapat digunkan dalam pembelajaran dan dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
Sadiman (2008:68-69) dalam Rahmatullah (2011) yang menyebutkan
film animasi sebagai faktor pemikat dan mampu meningkatkan motivasi dan
menyebutkan bahwa film animasi dapat meningkatkan keterampilan dan
kemampuan siswa pada sejumlah aspek.Beberapa kendala yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran dengan media film animasi selama kegiatan penelitian
berlangsung tidak lepas dari pengamatan dan perlu pula untuk dipaparkan. Dari
faktor guru terdapat beberapa kendala yang menyebabkan tidak maksimalnya
pemanfaatan media film animasi dalam proses pembelajaran di kelas yakni
keterampilan dalam merancang dan menggunakannya selama proses
pembelajaran. Selain itu, dari hasil pengamatan di lapangan terlihat bahwa
materi-materi yang disajikan secara umum sudah memenuhi tujuan-tujuan
pembelajaran yang diharapkan.Muhammad Rahmattullah dalam (Jurnal
Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film Animasi Terhadap
Hasil Belajar).
Menurut Utami (2007) Selama
pembelajaran
untuk
dua alasan.
ini
animasi
digunakan
Pertama, menarik
perhatian
dalam
siswa
media
dan
memperkuat motivasi. Animasi jenis ini biasanya berupa tulisan atau gambar yang
bergerak-gerak, animasi yang lucu, aneh yang sekiranya akan menarik perhatian
siswa. Animasi ini biasanya tidak ada hubungan dengan materi yang akan
diberikan
kepada murid.
Fungsi yang kedua adalah sebagai sarana untuk
memberikan pemahaman kepada murid atas materi yang akan diberikan. Animasi
teks (tulisan) merupakan salah satu bagian animasi yang dapat diimplementasikan
untuk menambahkan efek animasi dan mempercantik tampilan paket bahan ajar
multimedia yang akan dikembangkan. Untuk menjalankan animasi diperlukan
program khusus (Software) salah satunya adalah program macromedia flash.
2.3 Media Power Point
Menurut LPKBM MADCOMS dalam ( Yuliana 2007:12) program aplikasi
power point
merupakan suatu program dalam computer yang digunakan untuk
membuat slide atau presentase yang sangat professional.
Menurut Yuliana (2007:13) Kegunaan aplikasi power point yaitu:
a. Untuk membuat aplikasi panduan pendidikan
b. Memperkenalkan salah satu produk yang akan dipasarkan dimasyarakat untuk
acara wisudah, seminar dan lain-lain.
c. Untuk presentase iklan dan ide bisnis dalam perusahaan maupun dalam
pendidikan.
Dari kegunaan-kegunaan diatas power point juga memilki kelebihan yaitu
dapat digunakan dalam merancang animasi dalam pembuatan slide karena aplikasi
power point lebih mudah mengoperasikannya bila dibandingkan dengan software
sejenis, seperti storyboard.
2.4 Tinjauan Materi Litosfer
2.4.1
Struktur lapisan kulit bumi
Lapisan kulit bumi sering disebut litosfer. Litosfer berasal dari kata litos =
batu, sfeer = sphaira = bulatan. Litosfer merupakan lapisan batuan/kulit bumi yang
mengikuti bentuk bumi yang bulat dengan ketebalan kurang lebih 1.200 km.
Tebal kulit bumi tidak merata. Kulit bumi di bagian benua/daratan lebih tebal
dari pada di bawah samudera. Bumi tersusun atas beberapa lapisan:
a. Inti bumi merupakan bahan padat yang tersusun dari lapisan nife(niccolum=
nikel dan ferrum = besi). Jari-jari 3.470 km dan batas luarnya ada kurang
lebih 2.900 km di bawah permukaan bumi.
b. Mantel bumi merupakan lapisan yang terdapat di atas lapisan nife, setebal
1.700 km. Berat jenisnya rata-rata 5 gr/cm. Lapisan pengantara, disebut juga
asthenosfer(mantle), merupakan bahan cair bersuhu tinggi dan berpijar.
c. Litosfer, yaitu lapisan yang terletak di atas lapisan pengantara, dengan
ketebalan 1.200 km. Berat jenisnya rata-rata 2,8 gr/cm. Litosfer (kulit bumi
terdiri atas dua bagian:
1)
Lapisan Sial, yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silsium
dan aluminium.
2)
Lapisan Sima, yaitu lapisan kulit bumi yang disusun oleh logam-logam
silsium dan magnesium.
Batu-batuan kulit bumi dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu batuan
beku, batuan sedimen, dan metamorf.
a. Batuan beku
Batuan jenis ini ialah batuan yang terbentuk karena magma pijar yang
mendingin menjadi padat.
b. Batuan sedimen (batuan endapan)
Bila batuan lapuk, maka bagian-bagiannya yang lepas mudah diangkut oleh
air, angin, atau es, dan diendapkan di tempat lain. Batuan yag mengendap ini
disebut batuan sedimen. Batuan ini mula-mula lunak tetapi lama-kelamaan
menjadi keras karena proses pembatuan.
c. Batuan metamorf
Batuan ini merupakan batuan yang mengalami perubahan yang dahsyat.
Asalnya dapat dari batuan beku atau batuan sedimen.
Perubahan itu dapat terjadi karena bermacam-macam sebab, antara lain
sebagai berikut.
1. Suhu dengan tinggi
Suhu tinggi berasal dari magma, sebab batuan itu berdekatan dengan magma,
sehingga metamorfosa ini disebut kontak. Contohnya: marmer dari batu
kapur, dan antrasit dari batu bara.
2. Tekanan tinggi
Tekanan tinggi dapat berasal dari adanya endapan-endapan yang tebal sekali
di atasnya. Contohnya: batu pasir dari pasir.
3. Tekanan dan suhu tinggi
Tekanan dan suhu tinggi terjadi kalau ada pelipatan dan geseran waktu terjadi
pembentukan pegunungan, metamorfosa ini disebut metamorfosa dinamo.
Contohnya: batu asbak, schist, dan shale.
2.4.2
Macam-Macam Bentuk Muka Bumi Sebagai Akibat Proses Vulkanisme,
Seisme Dan Tektonik
1. Tenaga yang mengubah bentuk permukaan bumi
Tenaga yang mengubah bentuk permukaan bumi terdiri dari tenaga endogen
dan eksogen.
a. Tenaga endogen, merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga ini
dapat memberi bentuk relief di permukaan bumi. Adapun yang termasuk
tenaga endogen meliputi tektonik dan vulkanik.
b. Tenaga eksogen, merupakan tenaga yang berasal dari luar bumi. Tenaga ini
banyak merusak bentuk-bentuk permukaan bumi. Adapun tenaga eksogen
meliputi pelapukan (weathering) dan erosi(pengikisan).
Jenis-jenis tenaga tersebut, baik tenaga endogen maupun tenaga eksogen akan
mempengaruhi bentuk muka bumi.
2.
Gejala Vulkanisme
Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan dengan naiknya magma dari
dalam perut bumi. Magma adalah campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat,
serta sangat panas. Aktivitas magma disebabkan oleh oleh tingginya suhu magma dan
banyaknya yang terkandung didalamnya. Magma dapat berbentuk gas, padat, dan
cair.
a. Bahan-bahan yang di dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme
1) Benda padat (efflata)
Menurut asalnya, efflata dibagi dua, yakni efflata allogen: berasal dari batubatuan sekitar pipa kawah yang ikut terlempar, dan efflata antogen: berasal
dari magma sendiri atau disebut juga pyroclastic. Menurut ukuran, efflata
dibedakan atas: bom (batu besar-besar), lapili (batu sebesar kacang/kerikil),
pasir, debu, dan batu apung ( batu yang penuh pori udara).
2) Benda cair terdiri atas:
a) Lava, yaitu magma yang telah sampai di luar.
b) Lahar panas, berupa lumpur panas mengalir yang terjadi dari magma
bercampur air.
c) Lahar dingin, yaitu batu, pasir, dan debu di puncak gunung. Jika hujan
lebat, maka air hujan itu akan bercampur dengan debu dan pasir yang
merupakan bubur kental. Cairan ini mengalir dengan deras ke bawah
melalui lereng dan jurang-jurang dan menyapu bersih semua yang
dilaliunya. Lahar dingin ini menutup sawah-sawah, membendung sungaisungai dan saluran-saluran sehingga dapat menimbulkan banjir.
3) Bahan gas (ekshlasi) terdiri atas:
a) Solfatar, yaitu gas (H2S) yang keluar dari lubang.
b) Fumarol, yatu tempat yang mengeluarkan uap air
c) Mofet, yaitu tempat yang mengeluarkan CO2 seperti pegunungan dieng
dan gunung tangkuban perahu.
3. Gempa bumi
Gempa bumi ialah getaran permukaan bumi yang disebabkan oleh oleh
kekuatan-kekuatan dari dalam. Dilihat dari intesitasnya, ada dua macam gempa:
a. Macroseisme, yaitu gempa yang intesitasnya besar dan dapat diketahui tanpa
menggunakan alat.
b. Microseisme, yaitu gempa yang intesitasnya kecil sekali dan hanya dapat
diketahui dengan menggunakan alat perekam.
Hal ikhwal mengenai gempa bumi ini perlu diselidiki agar akibat yang
ditimbulkannya dapat diramalkan dan upaya penanggulannya dapat dilakukan . ilmu
yang mempelajari gempa bumi, gelombang-gelombang seismik serta perambatannya
disebut Seismologi.
Dalam kajian seismologi ini diperlukan berbagai alat. Salah satu alat yang
terpenting ialah seismograf atau alat untuk mencatat getaran bumi. Ada dua macam
seismograf:
a. Seismograf horizontal, yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah
horizontal.
b. Seismograf vertikal, yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi arah
vertikal.
4. Tektonisme
Tektonisme adalah perubahan letak lapisan bumi secara mendatar atau vertikal.
Pada umumnya bentuk hasil tenaga tektonisme berupa lipatan dan patahan. Yang
dimaksud dengan gerak tektonik ialah semua gerak naik turun yang menyebabkan
perubahan bentuk kulit bumi. Gerak ini dibedakan lagi antar gerak epirogenetik
dan gerak orogenetik.
a. Gerak epirogenetik adlah gerak atau pergeseran lapisan kulit bumi yang
relatif lambat, berlangsung dalam waktu yang lama, dan meliputi daerah
yang luas.
b. Gerak orogenetik adalah gerakan yang relatif lebih cepat dari pada gerak
epirogenetik. Gerak ini disebut gerakan pembentuk pegunungan. Gerakan
ini menyebabkan tekanan horizontal dan vertikal di kulit bumi, yang
menyebabkan peristiwa dislokasi. Atau berpindah-pindahnya letak lapisan
kulit bumi. Peristiwa ini dapat menimbulkan lipatan dan patahan.
2.4.3
Ciri Bentang Alam Sebagai Akibat Proses Pengikisan Dan Pengendapan
Pelapukan adalah perusakan karena pengaruh cuaca (temperatur), air atau
organisme. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi dan rendah, sangat besar
pengaruhnya terhadap batua-batuan. Batu-batuan akan menjadi lapuk. Kulit bumi
yang mengalami pelapukan itu hanya lapisan luar saja. Tebalnya ditentukan oleh
besarnya pengaruh peristiwa-peristiwa penyebabnya. Di daerah tropis , tebalnya bisa
sampai 100 m, tetapi di daerah sedang hanya beberapa meter saja. Ada tiga macam
pelapukan yaitu:
a. Pelapukan fisis atau mekanis
Pada pelapukan ini batu-batuan akan mengalami perusakan fisik. Yang besar
menjadi kecil dan yang kecil menjadi halus. Pelapukan ini disebut juga
pelapukan mekanis sebab peristiwa proses penyebabnya berlangsung secara
mekanis.
b. Pelapukan organis
Pelapukan ini disebabkan oleh organisme, yaitu binatang-binatang atau
tumbuh-tumbuhan. Binatang yang dapat menimbulkan pelapukan antara lain
cacing tanah, serangga, tikus dn lain-lain.
c. Pelapukan kimiawi
Pada pelapukan ini batu-batuan mengalami perubahan kimiawi. Pelapukan ini
berlangsung dengan pertolongan air dan didorong oleh temperatur yang
tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 ( zat asam arang) dapat dengan
mudah melarutkan batu kapur (CaCO3) peristiwa ini merupakan pelarutan dan
dapat menimbulkan gejala-gejala karst.
Setelah permukaan batuan terlapuk dan jika ada aliran tenaga yang kuat akan
membawa material hasil pelapukan ini. Proses ini disebut erosi. Erosi merupakan
pengikisan permukaan kulit bumi karena aliran air, es, atau angin. Dilihat dari
penyebabnya ada empat macam erosi, yaitu:
a) Erosi air sungairnya besar.
Air yang mengalir menimbulkan gesekan terhadap tanah yang dilaluinya.
Gesekan itu besar kalau kecepatan dan jumlah airnya besar. Gesekan air ini
menimbulkan pengikisan, sebab air itu banyak mengangkut benda-benda
padat
b) Erosi air laut (Abrasi)
Abrasi merupakan perusakan/pengikisan pantai oleh pukulan gelombang laut
yang terus-menerus terhadap dinding pantai.
c) Erosi Es (Gletser)
Gletser merupakan pengikisan yang dilakukan oleh gerakan lapisan es atau
karena pencairnya menuruni pegunungan. Hasil pengikisan batuan terseret
kebawah dan ketika tenaga pengangkut melemah, maka material-material
akan terendapkan.
d) Erosi angin (Korasi)
Pengikisan oleh angin banyak terjadi di daerah gurun pasir. Pasir-pasir
tersebut diendapkan di tempat lain dan membentuk bukit pasir dan
gelombang-gelombang pasir.
Material yang terbawa karena erosi setelah menempuh jarak tertentu akan
diendapkan, karena tenaga erosi semakin berkurang. Semua hasil pelapukan batubatuan yang diendapkan lama kelamaan menjadi batuan sedimen. Pengendapan
adalah Suatu proses pengendapan material yang di transport oleh media air, angin,
dan juga es.
2.5
Kajian Yang Relevan
Adapun kajian yang relevan dengan penelitian yang sama dilakukan oleh
Muhamad Rahmatulah. 2011. dengan judul “ Pengaruh Pemanfaatan Media
Pembelajaran Film Animasi Terhadap Hasil Belajar” studi eksperimen pada mata
pelajaran IPS siswa kelas VII SMP 6 Banjar Masin.
Adapun kesimpulan dari kajian relavan ini yaitu :
1. Tidak terdapat perbedaan signifikan hasil belajar siswa antara kelas yang
menggunakan (kelas eksperimen) dan tidak menggunakan (kelas kontrol) media
pembelajaran film animasi sebelum perlakuan (pre test), rata-rata hasil belajar
siswa pada kelas eksperimen hampir sama dengan kelas kontrol,
2. Terdapat perbedaan signifikan hasil belajar siswa di kelas yang tidak
menggunakan media pembelajaran film animasi (kelas kontrol) sebelum dan
sesudah perlakuan (free test – post test), hasil belajar siswa sesudah perlakuan
(post test) lebih baik dari sebelum perlakuan (pre test),
3. Terdapat perbedaan signifikan hasil belajar siswa antara
kelas yang
menggunakan (kelas eksperimen) dan tidak menggunakan (kelas kontrol) media
pembelajaran film animasi setelah perlakuan (post test), rata-rata hasil belajar
siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari kelas control,
4. Terdapat perbedaan signifikan peningkatan (gain) hasil belajar siswa antara kelas
yang menggunakan (kelas eksperimen) dan tidak menggunakan (kelas kontrol)
media pembelajaran film animasi setelah perlakuan (post test), peningkatan (gain)
hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol, dan
5. Beberapa
kendala yang
ditemui
terkait
dengan pemanfaatan media
pembelajaran film animasi dalam proses pembelajaran yakni: a) kurangnya
kompetensi guru dalam merancang dan mengelola penggunaan media tersebut
dalam kegiatan pembelajaran, serta b) keterbatasan muatan materi yang ada di
dalam
film animasi itu sendiri tidak
sepenuhnya mampu mengakomodir
kebutuhan pembelajaran untuk siswa.
2.6
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah peneliti telah menyatakan dalam bentuk
pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris dengan
data.
Berdasarkan latar belakang dan kajian teoritisnya, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah : Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa
yang menggunakan media Pembelajaran film animasi dengan siswa yang
menggunakan Media Pembelajaran power point.
Download