PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs GOAL 5 DI

advertisement
persen antara tahun 1990 – 2015 yaitu 102 per 100.000 kelahiran
PERCEPATAN PENCAPAIAN
MDGs GOAL 5
DI PROVINSI BENGKULU
hidup.
Upaya menurunkan Angka Kematian Ibu menghadapi berbagai
tantangan
yang
cukup
berat
termasuk
di
Provinsi
Bengkulu,disebabkan : a) Transisi demografi yang membentuk masa
encegahan terhadap kehamilan yang tidak diinginkan
dan pemenuhan kebutuhan melalui KB adalah
langkah besar menuju perbaikan kesehatan ibu dan
pengurangan angka kematian bayi sebelum lahir”
Thoraya Ahmed Obaid, Direktur UNFPA
Angka kematian ibu merupakan peristiwa kematian ibu karena
kehamilan dan persalinan serta masa nifas yang dijadikan indikator
keberhasilan
pembangunan kesehatan karena menggambarkan
status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat
pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, ibu melahirkan pada
masa nifas, status kesehatan reproduksi perempuan merupakan
isyarat kuat dari kemajuan suatu negara secara keseluruhan ekonomi
dan
social
dan
merupakan
komponen
fundamental
dari
pembangunan.
Indonesia
sebagai
salah
satu
negara
yang
hadir
dan
menyepakati pertemuan International Conference on Population dan
Development (ICPD) pada tahun 1994 telah melakukan berbagai
upaya agar pelaksanaan program kesehatan reproduksi dapat
berjalan secara optimal, termasuk dalam mewujudkan tujuan MDGs 5
yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu pada tahun 2015 sebesar 75
mendatang dengan proporsi Wanita Usia Subur yang lebih tinggi
menyebabkan kebutuhan akan pelayanan kesehatan meningkat;
Desentralisasi dibidang kesehatan belum secara jelas mendefiniskan
peran dan tanggung jawab pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah. Daerah
dengan kemampuan keuangan
rendah akan
mengalami kesulitan untuk mengalokasikan anggaran kesehatan; c)
Keterbatasan pelayanan publik dan pendanaan dimana kelompok
rentan terutama yang tinggal wilayah tertinggal, terpencil. perbatasan
akan semakin sulit mendapatkan pertolongan kesehatan termasuk
pelayanan Kontrasepsi.
Penduduk Provinsi
Bengkulu
pada
tahun
2010
sebesar
1.715.518 jiwa dari sumber Sensus Penduduk tahun 2010
diproyeksi pada tahun 2015 sebesar 1.854.560 jiwa berdasarkan
proyeksi penduduk yang dilakukan Perwakilan Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu
menggunakan program spectrum dengan skenario TFR tahun 2035
sebesar 1,90 per wanita. Sehingga pengendalian penduduk harus
mencakup juga pemenuhan kebutuhan kesehatan reproduksi bagi
laki-laki dan perempuan sepanjang siklus hidup, termasuk hakreproduksinya, kesetaraan dan keadilan gender, pemberdayaan
perempuan dan penanggulangan kekerasan berbasis gender, serta
tanggung
jawab
laki-laki
dalam
kaitannya
dengan
kesehatan
reproduksi.
Pada goal kelima MDGs indikator yang digunakan untuk target
pertama adalah angka kematian ibu (AKI) dan proporsi kelahiran yang
Dari hasil proyeksi yang dilakukan oleh Perwakilan BKKBN
ditolong oleh tenaga kesehatan. Sedangkan indikator yang digunakan
Provinsi Bengkulu juga dapat diproyeksi pada tahun 2015 ada
untuk target kedua adalah universal access untuk kesehatan
510.260 jiwa atau 27,51 persen dari total penduduk hasil proyeksi
reproduksi yang terdiri dari:
merupakan penduduk Wanita Usia Subur (15-49 tahun), dan sebesar
a) Cakupan penggunaan alat kontrasepsi;
71,50 persen dari WUS merupakan Pasangan Usia Subur (PUS).
b) Cakupan
pelayanan
antenatal,
termasuk
didalamnya
Sebesar 51.732 jiwa ibu sedang hamil atau 14,78 persen dari
memperhatikan angka kelahiran remaja dan angka unmet need
PUS, dengan kondisi 82,51 persen kehamilan dikehendaki dan 17,49
untuk Keluarga Berencana. Untuk Indonesia dan Provinsi
persen kehamilan tidak dikehendaki. Dampak dari kehamilan tidak
Bengkulu indikator dari sasaran Goal kelima MDGs yang harus
dikehendaki akan mengakibatkan kelahiran yang beresiko, dimana
dicapai pada tahun 2015 sebagai berikut :
pada tahun 2015 sebesar 29,71 persen.
Gambar 1. Kehamilan dikehendaki dan tidak dikehendaki serta
Indikator
Acuan Dasar
Saat Ini
kelahiran beresiko.
Target
2015
Target 5A. Menurunkan Angka Kematan Ibu hingga 75 persen waktu
1990 – 2015
Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
Indonesia
390(1991)
Bengkulu
228(2007)
102
115(2010)
Proporsi kelahiran yag ditolong tenaga kesehatan terlatih(Persen)
Indonesia
40,70(1992)
Bengkulu
77,34(2009)
100%
77,84(2010)
Target 5 B Akses Kesehatan Reproduksi bagi semua tahun 2015
CPR Peserta KB semua cara
Indonesia
49,70%(1991)
61,40%(2007)
68 %
badan dan tinggi badan, pemeriksaan tekanan darah, tinggi fundus,
CPR Peserta KB cara modern
Indonesia
47,10%(1991)
Bengkulu
57,50%(2007)
65 %
pemberian tablet Fe, imunisasi TT, serta pemeriksaan darah, sedang
87,76%(2010)
89
program 5 T P;us yaitu 5 T plus pemeriksaan darah.
Angka kelahiran remaja (15-19 tahun) per 1.000 perempuan usia 15-19
67(1991)
Bengkulu
35(2007)
30
51(2010)
kunjungan)
diperkirakan dan terjadi secara mendadak. Sebagian besar kasus
atonia uteri. Eklampsia merupakan penyebab utama kedua kematian
ibu, yaitu 13 persen kematian ibu di Indonesia (rata-rata dunia adalah
12 persen). Pemantauan kehamilan secara teratur sebenarnya dapat
- 1 Kali kunjungan
75,00 %
Bengkulu
93,30 %
Naik
menjamin akses terhadap perawatan yang sederhana dan murah
yang dapat mencegah kematian ibu karena eklampsia. Aborsi yang
92 %
tidak aman bertanggungjawab terhadap 11 persen kematian ibu di
- 4 kali kunjungan
Indonesia
komplikasi aborsi, dan infeksi. Perdarahan, yang biasanya tidak bisa
perdarahan dalam masa nifas terjadi karena retensio plasenta dan
Cakupan pelayanan antenatal(sedikit 1 kali kunjungan dan empat kali
Indonesia
Penyebab kematian ibu yaitu perdarahan, eklampsia atau
gangguan akibat tekanan darah tinggi saat kehamilan, partus lama,
tahun
Indonesia
Komponen pelayanan antenatal terdiri dari : pengukuran berat
56,00%
Bengkulu
Indonesia (rata-rata dunia 13 persen). Kematian ini sebenarnya dapat
81,50 %
dicegah jika perempuan mempunyai akses terhadap informasi dan
85,14 %
pelayanan kontrasepsi serta perawatan terhadap komplikasi aborsi.
Unmet need tidak terpenuhi
Indonesia
Bengkulu
12,70 %
Pemeriksaan kehamilan berdasarkan hasil Riset Kesehatan
9,10 %
6,1
Ibu hamil yang mendapat Tablet Fe Lengkap (90 + hari)
Turun
Dasar tahun 2010 rata-rata sudah bagus hanya saja untuk
pemeriksaan tinggi badan sebesar 32,3 persen, pemeriksaan
kehamilan tinggi fudus 12,8 dan pemeriksaan secara lengkap 9,3
persen.
Fe1
Indonesia
18 % (2010)
Bengkulu
9,8 % (2010)
kehamilan yang direncanakan yang meningkatkan kesempatan para
ibu untuk melahirkan bayi secara selamat.
Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar tahun 2010
73.2
82.5
68.7
80.7
86.8
Pemeriksaan Kehamilan Provinsi
Bengkulu
Sumber Riskesdas 2010
Pasangan
Usia
Kawin
yang
sedang
menggunakan
alat/cara
konstrasepsi sebesar 60,5 persen, pernah atau tidak menggunakan
lagi alat/cara kontrasepsi 26,3 persen serta tidak pernah sama sekali
32.3
sebesar 13,3 persen, alasan yang tidak menggunakan dengan alasan
9.3
12.8
tidak terpenuhi alat/cara kontrasepsi atau Unmet Need sebesar 9,1
persen, belum atau ingin punya anak 13 persen, tidak perlu lagi 12,6
persen dan alasan lainnya 4,8 persen.
Berat
Badan
Tinggi
Badan
Tekanan Imunisasi Tablet FE
Darah
TT
Tingg
Fundus
5T
Periksa
Darah
Ke depannya dalam rangka menurunkan kematian ibu karena
kehamilan dan persalinan serta masa
nifas sesuai dengan tujuan
Gambaran pemeriksaan ibu hamil di Provinsi Bengkulu menurut
MDGs 5 tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup,
tenaga yang melakukan pemeriksaan yang dilaporkan menunjukkan
menurut UNFPA ada lima aspek prioritas dari Kesehatan Reproduksi
bahwa 78,80 persen melakukan ANC ke tenaga kesehatan, dan 13,3
dan Seksual :
persen memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan dan dukun,
a) Meningkatkan antenatal, persalinan, postpartum dan Keselamatan
bayi lahir
masih ada 2,8 persen memeriksakan kehamilan oleh dukun dan 5,1
b) Memberikan layanan berkualitas terhadap perencanaan keluarga
tidak melakukan pemeriksaan.
(KB) termasuk pelayanan infertilitas(ketidak suburan)
Untuk mengantisipasi masalah ini maka diperlukan terobosan dengan
mengurangi
peran
dukun
dan
meningkatkan
peran
Bidan,
Harapannya agar bidan di desa benar-benar sebagai ujung tombak
c) Menurunkan aborsi
d) Memerangi IMS, termasuk HIV, infeksi saluran reproduksi, kanker
serviks dan morbiditas ginekologi lainnya
dalam upaya penurunan Angka Kematian Bayi (IMR) dan Angka
Kematinan Ibu (MMR).
KB sangat dirasakan penting dalam mengurangi kehamilan
tidak diinginkan, aborsi tidak aman, menyelamatkan jiwa perempuan
dan anak-anak. KB memungkinkan perempuan untuk menikmati
e)
Mempromosikan kesehatan seksual.
Selain itu ada empat strategi utama bagi upaya penurunan
kesakitan dan kematian ibu yaitu :
a) Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan
bayi baru lahir yang berkualitas dan cost effective;
Tujuan Pembangunan dari Milenium MDGs yang harus dicapai
sampai dengan tahun 2015 dikaitkan dengan kebijakan pembangunan
b) Membangun kemitraan yang efektif melalui kerja sama lintas
sebagai berikut :
program, lintas sektor, dan mitra lainnya;
c) Mendorong
pemberdayaan
wanita
dan
keluarga
melalui
peningkatan pengetahuan dan perilaku sehat;
d) Mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjamin penyediaan
dan pemanfaatan pelayanan ibu dan bayi
Kebijakan WHO melalu Program Aksi ICPD mendesak semua
Negara untuk :
a. Membuat kesehatan reproduksi dan seksual merupakan bagian
integral dari perencanaan dan penganggaran
b. Memperkuat kapasitas sistem kesehatan untuk menyediakan
akses universal ke perawatan kesehatan reproduksi dan seksual,
khususnya
kesehatan
ibu
dan
bayi,
dengan
partisipasi
masyarakat dan organisasi non-pemerintah (LSM)
c. Memastikan bahwa
pelaksanaan
menguntungkan kelompok
miskin yang terpinggirkan dan lainnya, termasuk remaja dan lakilaki
d. Sertakan semua aspek kesehatan reproduksi dan seksual dalam
pemantauan nasional dan pelaporan tentang perkembangan
menuju MDGs.
Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu melakukan proyeksi
masalah penduduk dan dampaknya dengan menggunakan program
spectrum melakukan scenario TFR pada tahun 2035 sebesar 1,90 per
wanita. Penduduk Provinsi Bengkulu sampai dengan tahun 2015
sebagai berikut :
Catatan :
proyeksi yang dilakukan oleh Perwakilan BKKBN Provinsi
a. Penduduk tahun 2010 sebesar 1.715.518 berdasarkan hasil
sementara dari Sensus Penduduk 2010 sumber BPS
b. Penduduk pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015
Bengkulu
b. Presentase dari hamil diperoleh dari jumlah hamil dibagi
dengan Pasangan Usia Subur, sedangkan hamil dikehendaki,
merupakan hasil proyeksi dari Perwakilan BKKBN Provinsi
tidak dikehendaki
Bengkulu menggunakan program Spectrum.
dkehendaki dibagi dengan total haml demikian juga yang hamil
c. Wanita Usia Subur dan Pasangan Usia Subur merupakan hasl
proyeksi yang dilakukan oleh BKKBN Provnsi Bengkulu.
Kondisi Ibu yang sedang hamil pada tahun 2010 sampai dengan
tahun 2015
merupakan pembagi
dari total hamil
tidak dikehendaki.
c. Presentase proyeksi dari kelahiran diperoleh dari total kelahiran
dibagi dengan total ibu hamil
Program untuk mengendalikan kelahiran dilakukan melalui pelayanan
Keluarga Berencana :
Catatan :
a. Kesertaan ber-KB di Provinsi Bengkulu pada tahun 2010
Catatan :
a. Hamil,
sebesar 75 persen akan terus naik sebesar 76,07 persen dan
hamil
dikehendaki
dan
hamil
tidak dikehendaki
Kelahiran, Kelahiran dengan resiko, aborsi merupakan hasil
akan menjadi 80,60 persen bilamana pada tahun 2035 TFR
dapat diturunkan menjadi 1,90 per wanita
b. Kesertaan ber-KB tahun 2015 sebesar 76,07 persen maka aka
Catatan :
nada peserta KB yang terus menerus tanpa diselingi oleh
Tenaga
medis
dan
tempat
pelayanan
kehamlan kegagalan sebesar 277.541 peserta KB aktif dan
kesehatan secara umum bukan saja menangani masalah ibu hamil
untuk tahun 2035 sebesar 332.561 peserta KB aktif.
atau melahirkan.
c. Sedangkan peserta KB yang diselingi dengan kehamilan atau
kegagalan atau peserta KB Baru dengan scenario TFR tahun
2035 sebesar 1,90 per wanita aka nada peserta KB Baru
sebesar 135.322 dan tahun 2035 sebesar 144.379 peserta KB
Bidang Pengendalian Penduduk
Baru.
Perwakilan BKKBN Bengkulu
Untuk menyelamatkan ibu dari kematan semesa kehamilan, kelahiran
dan masa nifas, diperlukan kemudahaan akses yang menyangkut
tenaga medis dan tempat pelayanan
kehamilan dan kelahian dan
masa nifas, hasil proyeksi yang dilakukan oleh Perwakilan BKKBN
Provinsi Bengkulu sebesar :
merupakan
pelayanan
PESAN MORAL DALAM PENURUNAN KEMATIAN IBU
KARENA KEHAMILAN DAN PERSALINAN SERTA
MASA NIFAS :
1. SETIAP KEHAMILAN MERUPAKAN DIINGINKAN
2. SETIAP MELAHIRKAN DITOLONG TENAGA MEDIS
DAN DITEMPAT PELAYANAN KESEHATAN
RENCANA AKSI PERCEPATAN
PENURUNAN KEMATIAN IBU MDGs 5
SETIAP KEBIJAKAN KESEHATAN
REPRODUKSI, HAK-HAK PEREMPUAN DAN
KAUM MUDA TETAP BERADA DIJANTUNG
PEMBANGUNAN
3. SETIAP ANAK MUDA TERPENUHI AKAN KESEHATAN
REPRODUKSINYA
4. SETIAP
BANGSA
MELINDUNGI
PEREMPUAN
DAN
ANAK MUDA MENJALANI KEHIDUPAN SEKSUAL DAN
REPRODUKSI YANG SEHAT
5. SETIAP KEBIJAKAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN
HAK-HAK PEREMPUAN DAN KAUM MUDA TETAP
BERADA DI JANTUNG PEMBANGUNAN
Download