SEXUAL SELF CONCEPT MENURUNKAN DISPAREUNIA WANITA MENOPAUSE DI DESA MENOREH KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG Nur Aeni 1 , Heni Setyowati Er, S.Kp. M.Kes 2, Priyo, M.Kep 3 e-mail : [email protected] 1 2 Alumni Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang Keperawatan Maternitas, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang 3 Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang ABSTRAK Latar belakang : Angka Harapan Hidup penduduk Indonesia naik dari 67,8 menjadi 73,6 pada periode 20202025 (BPS, 2013). Dengan demikian akan dijumpai banyak wanita yang mengalami menopause, sehingga akan berdampak terhadap kesehatan perempuan. Salah satu masalah yang muncul pada wanita menopause yaitu dispareunia, sexual self concept mempengaruhi dispareunia sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara sexual self concept dengan dispareunia. Tujuan : Menganalisa hubungan sexual self concept dengan dispareunia pada wanita menopause. Metode : Jenis penelitian adalah observasional dengan desain studi cross-sectional. Sampel terdiri dari 98 responden. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji statistic Gamma dan Somers’d Correlation. Hasil : Terdapat hubungan antara sexual self concept dengan dispareunia (p = 0,009 ; r = -0,443). Rekomendasi : Hendaknya wanita menopause meningkatkan sexual self concept sehingga tidak terjadi dispareunia. Kata kunci : wanita menopause, sexual self concept, dyspareunia ABSTRACT Background: Life Expectancy of Indonesia's population rose from 67.8 to 73.6 in the period 2020-2025 (BPS, 2013). Thus we will see a lot of women who experience menopause, so it will have an impact on women's health. One of the problems that arise in menopause is dyspareunia, sexual self-concept affects dyspareunia so it is necessary to investigate the relationship between sexual self concept with dyspareunia. Objective: To analyze the relationship of sexual self-concept with dyspareunia in menopause women. Methods: The study was an observational cross-sectional study design. The sample consisted of 98 respondents. Data analysis was performed using univariate and bivariate statistical tests Gamma and Somers'd Correlation. Results: There is a relationship between sexual self concept with dyspareunia (p = 0.009; r = -0.443). Recommendation: Should postmenopausal women increases sexual self concept so there is no dyspareunia. Keywords: menopause, sexual self-concept, dyspareunia PENDAHULUAN Menopause merupakan proses berhentinya estrogen yang dihasilkan ovarium (indung haid. Masa ini merupakan suatu akhir telur). Menopause biasanya terjadi sekitar proses biologis dari siklus menstruasi yang umur 50 tahun, tetapi terdapat juga wanita terjadi karena penurunan produksi hormon menopause pada umur 30-an. 1 Berkurangnya kadar estrogen secara waktu yang dibutuhkan untuk mencapai secara orgasme bertahap menyebabkan tubuh perlahan menyesuaikan diri bahkan terjadi anorgasme, terhadap dispareunia, dan berbagai keluhan lainnya perubahan hormon. Menurunnya kadar (Gregersen, 2006). Penelitian longitudinal estrogen ini terjadi secara tiba-tiba dan yang menyebabkan gejala-gejala yang hebat melaporkan (Proverawati, 2010). menopause sudah dilakukan bahwa di Inggris perempuan post mengalami masalah seksual yang signifikan yaitu gangguan dalam Seksualitas merupakan bagian penting respon dalam seksual, meningkatya dispareunia dan kesehatan dan kualitas hidup perempuan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seksual, frekuensi hubungan menurunya libido (Pitkins, 2008). dalam seksual perempuan antara lain : faktor Dispareunia merupakan nyeri alat kelamin biologis, psikologis, dan faktor sosial yang budaya. dapat berkaitan dengan hubungan seksual atau mempengaruhi aspek seksualitas pada upaya memasukkan objek ke vagina (baik perempuan menopause, aspek seksualitas sebagian tersebut merupakan salah satu bagian dari menyulitkan diri sendiri atau menimbulkan kebutuhan dasar manusia yang memiliki ketidaknyamanan (Johnson et al, 2004). porsi yang Faktor sama tersebut dengan penurunan kebutuhan dasar lainnya. Seiring dengan adanya berbagai perubahan pada masa menopause menyebabkan berbagai masalah yang salah satunya terkait dengan pemenuhan kebutuhan seksualnya (Rossella & Esme, 2008). menetap atau atau berulang, keseluruhan), yang yang Salah satu penyebab dispareunia adalah sexual self concept , sexual self concept yang menurun seseorang dapat memiliki menyebabkan pendapat negatif tentang interaksi seksual. Bila berlangsung lama pada wanita bisa menyebabkan dispareunia. Terdapat wanita dispareunia Masalah pada seksualitas dapat berupa disertai depresi dan gangguan cemas. penurunan Gangguan hasrat untuk berhubungan seksual, masalah lubrikasi vagina, lamanya cemas tersebut dapat disebabkan karena terjadi perubahan pada 2 tubuh yang sering membuat perempuan dengan merasa tidak nyaman dengan dirinya, menopause. Penelitian ini dilakukan di sehingga Desa Menoreh dari tanggal 23 Juni sampai ia keintiman menjadi fisik (Danielsson et malas dengan al, berbagi pasangan 2003). Populasi pada penelitian ini adalah wanita menopause di Desa Menoreh berjumlah 409 orang dan dibutuhkan subjek sampel pasti, sehingga perlu dilakukan penelitian sebanyak lebih lanjut. Penelitian dilakukan untuk 98 responden. Cara pengumpulan data dalam penelitian ini mengetahui hubungan sexual self concept pada wanita Namun dengan dispareunia belum diketahui secara dispareunia pada dengan 6 Juli 2014. sejauhmana hubungan sesual self concept dengan dispareunia dilakukan dengan pengisian kuesioner wanita pada sexual self concept dan dispareunia. menopause di Desa Menoreh, Kecamatan Alat pengumpulan data Salaman, Kabupaten Magelang. pada penelitian menggunakan Multidimensional Sexual METODE Self-Concept Questionnaire (MSSCQ) dan Jenis penelitian ini adalah observasional kuesioner Female Sexual Function Index dengan rancangan cross sectional dengan (FSFI.) Analisis yang digunakan adalah proporsional analisis univariat dan analiss bivariat. random sampling untuk mengetahui hubungan sexual self concept HASIL 1. Analisis Univariat Tabel 1. Karakteristik responden No 1. 2. 21,4 2. 3. Karakteristik Responden Umur 45-50 tahun 51-55 tahun 56-60 tahun Pendidikan Terakhir Pendidikan Tinggi Pendidikan Rendah Pekerjaan Bekerja Tidak bekerja Jumlah N % 22 55 21 22,4 56,1 58 40 59,2 40,8 64 34 98 65,3 34,2 100 3 Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa umur 58 responden (59,2%) dengan kriteria wanita menopause sebagian besar berumur wajib belajar lebih dari 9 tahun. Sebagian 51-55 tahun yang berjumlah 55 responden besar wanita menopause bekerja sebagai (56,1%). Tingkat pendidikan formal pada pegawai swasta dan berwirausaha dengan sebagian besar wanita menopause adalah jumlah 64 responden (65,3%). tingkat pendidikan tinggi yang berjumlah Tabel 2. distribusi frekuensi sexual self concept No 1 2 3 Sexual Self Concept Sexual self concept rendah Sexual self concept sedang Sexual self concept tinggi Jumlah N 0 63 35 98 % 0 64,3 35,7 100 Tabel 2 dapat diketahui dari 98 responden sexual self concept tinggi terdapat pada 35 diperoleh responden (35,7%).Ttidak ada responden 63 responden yang memiliki sexual self concept sedang (64,3%). Nilai dengan Sexual self concept rendah Tabel 3. distribusi frekuensi dyspareunia No 1 2 3 Dispareunia Dispareunia ringan Dispareunia sedang Dispareunia berat Jumlah N 19 36 43 98 % 19,4 36,7 43,9 100 Dari tabel 3 dapat diperoleh data dari 98 dispareunia sedang terdapat pada 36 responden yaitu score dispareunia ringan responden (36,7%), nilai score dispareunia terdapat pada 19 responden (19,4%). Score berat terdapat pada 43 responden (43,9%). 2. Analisis Bivariat Tabel 4. Analisis hubungan sexual self concept dengan dispareuni Sexual self concept Rendah Sedang Tinggi Total Ringan f (%) 0 (0,0) 8 (8,2) 11(11,2) 19(19,4) Dispareunia Sedang f (%) 0 (0,0) 22(22,4) 14(14,3) 36(36,7) r Berat f (%) 0 (0,0) 33 (33,7) 10 (10,2) 43 (43,9) f 0 63 35 98 Total (%) (0,0) (64,3) (35,7) (100) -0,443 p value 0,007 4 Uji Korelasi Gamma Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui -0,443 menunjukkan korelasi yang negatif bahwa nilai Significancy (p = 0,007) yang dengan kekuatan korelasi yang sedang menunjukkan bahwa hubungan antara antara sexual self concept dengan dispareunia dispareunia. Artinya semakin tinggi sexual adalah bermakna dan terdapat hubungan self concept maka semakin ringan tingkat yang signifikan. Nilai korelasi sebesar r = dispareunianya. sexual self concept dengan PEMBAHASAN Karakteristik Responden dengan jumlah 58 responden (59,2%), Responden dalam penelitian ini yaitu Jenjang pendidikan SD sampai SMP wanita yang sudah mengalami menopause, dengan jumlah 40 responden (40,8%). hal ini sesuai dengan jumlah wanita Status pekerjaan reponden pada penelitian menopause di Kecamatan Salaman yang ini dikategorikan menjadi bekerja dan mencapai angka 3.619 jiwa (10,43%) dan tidak bekerja. Status pekerjaan responden di Desa Menoreh merupakan desa yang sebagian besar yaitu bekerja dengan memiliki angka tertinggi di Kecamatan jumlah Salaman responden yang tidak bekerja yaitu 34 yang mencapai 409 jiwa 64 responden (65,3%), dan (11,30%) (Dinkes Magelang, 2012). responden (34,7%). Tingkat umur responden dalam penelitian Pekerjaan adalah simbol status seseorang ini sebagian besar berumur 51-55 tahun dimasyarakat. dengan 55 jembatan untuk memperoleh uang dalam wanita rangka memenuhi kebutuhan hidup dan menopause yang berumur 45-50 tahun untuk mendapatkan tempat pelayanan sebanyak 22 responden (22,4%), dan kesehatan wanita menopause yang berumur 56-60 wanita tahun sebanyak 21 responden (21,4%). menjadi dua, yaitu wanita menopause yang Status pada tidak bekerja (IRT) dan wanita menopause SMA yang jumlah responden responden (56,1%), pendidikan penelitian ini yaitu pada responden rata-rata adalah Pekerjaan merupakan yang diinginkan. Pekerjaan menopause bekerja. dikelompokkan Demikian pula pada 5 penelitian ini sebagian besar ibu bekerja. berkualitas Wanita yang bekerja pada umumnya semakin matang intelektualnya. Mereka mempunyai cenderung lebih memperhatikan kesehatan sempit, cara berfikir yang tidak merasa lebih aman dan pengetahuannya sehingga dirinya dan keluarganya. mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan kemampuannya (Irmawati, Faktor umur, pendidikan terakhir, dan pekerjaan dapat mempengaruhi 2003). kondisi kesehatan seseorang. Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bertambahnya usia manusia yang sangat dibutuhkan untuk fungsi tubuh secara sistemik. Kondisi ini pengembangan yang penurunan dan peningkatan intelektual seseorang. seseorang terpapar suatu penyakit. Pada Kematangan intelektual ini berpengaruh usia menopause terjadi perubahan baik pada wawasan dan berpikir seseorang, secara hormonal maupun secara fisik baik dalam tindakan yang dapat dilihat terhadap maupun seksual. kematangan diri terjadi Semakin dalam cara keputusan. Tingkat merupakan salah pengambilan pendidikan satu faktor yang lebih mudah menerima ide teknologi baru oleh reproduksi Selain usia, pendidikan terakhir dapat mempengaruhi kesehatan wanita. Informasi yang benar dan akurat tentang yang diberikan kesehatan tubuh dispareunia sangat penting bagi wanita (Notoatmodjo, 2003). berarti sitem mempengaruhi juga mempengaruhi persepsi seseorang untuk Pendidikan dapat bimbingan seseorang yang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah sudah sehingga dapat mengalami mengurangi menopause keluhan- keluhan yang dapat mengganggu derajat kesehatan pada wanita menopause. suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah dalam memperoleh menerima informasi, sehingga kemampuan ibu dalam berpikir lebih rasional dan Hubungan sexual self concept dengan dyspareunia semakin Hasil penelitian dari 98 responden yang dilakukan di Desa Menoreh Kecamatan Salaman menunjukkan bahwa score sexual 6 terdapat peristiwa atau pengalaman seksual yang responden. Nilai score sexual self concept berarti, pengalaman seksual tersebut akan sedang terdapat 63 responden (64,3%), dan membentuk sexual self concept pada nilai untuk score sexual self concept tinggi individu sehingga sexual self concept terdapat 35 responden (35,7%), sedangkan tersebut dapat mempengaruhi masa depan untuk dan membantu individu untuk mengatur self concept rendah tingkat tidak dispareunia wanita menopause pada penelitian ini dengan dan jumlah (19,4%) mereka (Hensel et al, 2011). Sexual self dikategorikan dispareunia ringan. Untuk concept didefinisikan sebagai evaluasi nilai score (36,7 % ) dengan jumlah sendiri pada individu tersebut terhadap responden perasaan seksual dispareunia sedang, dan nilai score 43 Penelitian telah responden (43,9%) dikategorikan pada masalah seksual berkaitan dengan konsep- dispareunia berat. diri seksual yang dirasakan pada wanita 19 responden 36 jiwa dikategorikan memahami pengalaman dan seksual tindakannya. menunjukkan bahwa menopause sehingga terjadi perubahan Hasil analisis bivariat antara hubungan sexual self concept dengan dispareunia hal dalam perilaku seksualnya (Piscon et al ,2011). ini ditunjukkan dengan nilai Korelasi Gamma and Somerd’s diperoleh nilai p = Orang yang memiliki sexual self concept 0,007 yang berarti terdapat hubungan yang yang tinggi memiliki perasaan yang kuat signifikan antara sexual self concept terhadap perilaku seksual yang positif dengan dispareunia. dengan menjaga Sexual self concept merupakan kekuatan (Piscon, et al, 2011). Lima langkah dalam yang membangun dan mengacu pada meningkatkan perilaku sexual self concept individu, dimana setiap individu tersebut adalah memiliki persepsi dan perasaan yang berbeda dan unik sehingga pasangan selalu positif maupun negatif terhadap dirinya memiliki kesehatan seksualnya gaya seksual yang tertarik, mampu menegaskan keinginan dalam hal seksualnya (Rostosky et al, seksual mereka walaupun sudah 2008). Sexual self concept merupakan menopause dan mengalami dispareunia, 7 melakukan tindakan agar pasangan tertarik sendiri yang dibina melalui interpretasi dan berpenampilan subjektif menarik, memiliki dari pengalaman pribadi, sexual self concept yang positif dan penilaian dari orang lain, dan penilaian diri meyakinkan sexual self concept bahwa langsung (Hensel et al, 2011). dirinya siap untuk melakukan hubungan Penyesuaian diri paling sulit baik bagi para seks (Buzwell & Rosenthal, 1996). ibu yang telah menopause maupun bagi Sexual self concept dipengaruhi oleh suami beberapa faktor diantaranya yaitu persepsi perubahan fungsi seksual. Banyak wanita seseorang tentang gairah, respon, dan yang tertekan jiwanya dan mengalami energi untuk melakukan hubungan seksual. masa genting dalam mencoba untuk Seseorang yang mengalami masalah dalam menyesuaikan dengan perubahan pola melakukan hubungan seksual sehingga hidup yang datang bersamaan dengan menyebabkan frustasi dalam melakukan masa menopause. Dukungan, perhatian, hubungan seksual serta kasih sayang dari suami sangat sexual concepnya pada masalah berarti bagi wanita yang telah menopause menurun (Aubrey, 2007). Wanita yang sehingga mereka dapat lebih mudah sudah memasuki usia menopause akan menyesuaikan diri terhadap perubahan mengalami penurunan sexual self concept. fisik, emosi dan fungsi seksual. menopause negatif adalah atau Wanita self yang menyebabkan mereka merasa depresi terhadap dirinya yang disebabkan karena penurunan kadar estrogen dan penurunan elastisitas vagina yang menyebabkan nyeri saat melakukan Keterbukaan hubungan seksual dan seksual. penurunan kecemasan seksual dari waktu ke waktu dapat mempengaruhi perilaku seksual yang mungkin akan rentan terhadap perubahan dalam melakukan hubungan seksual. Sexual self concept dievaluasi diri Dispareunia atau nyeri yang dirasakan wanita hubungan menopause seksual saat melakukan menunjukkan hasil mayoritas wanita menopause berada pada tingkat nyeri yang berat (43,9%), sebagian merasakan nyeri sedang (36,7%), dan hanya beberapa yang mengalami nyeri ringan (19,4%).Dispareunia merupakan nyeri yang dapat terjadi di introintus, vagina, atau jauh di dalam pelvis yang 8 menetap atau berulang, pada saat seseorang memiliki pendapat negatif melakukan hubungan seksual. Dispareunia tentang interaksi seksual. Bila berlangsung merupakan rasa nyeri /sakit atau perasaan lama pada wanita bisa menyebabkan tidak nyaman selama melakukan hubungan dispareunia. Terdapat wanita dispareunia seksual. Beberapa lokasi paling nyeri disertai depresi dan gangguan cemas. seperti: di daerah introitus vagina, vagina, Gangguan uretra, atau disebabkan karena terjadi perubahan pada tersebar dan tak dapat ditentukan pasti tubuh yang sering membuat perempuan lokasinya. merasa tidak nyaman dengan dirinya, kandung kemih, pelvis, sehingga Penderita dispareunia bisa memiliki pendapat negatif tentang interaksi seksual. cemas ia keintiman tersebut menjadi fisik dapat malas dengan berbagi pasangan (Danielsson et al, 2003). Bila berlangsung lama pada wanita bisa menyebabkan vaginismus (Pangkahila, Dispareunia merupakan salah satu 2007). Nyeri saat berhubungan seksual disfungsi seksual yang paling sering dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan dikeluhkan terganggunya pemenuhan kebutuhan dasar namun wanita menopause tersebut masih perempuan, yaitu seksual sedikit yang mengetahui mengenai sexual (kebutuhan biologis). wanita self image. Sexual self image merupakan menopause terjadi frekuensi penurunan salah satu komponen dari sexual self intercouse mengalami concept. Pada wanita menopause banyak kekeringan vagina yang menyebabkan sexual self image yang menurun, sehingga dispareunia Dispareunia merupakan nyeri terjadi yang timbul dalam melakukan hubungan dispareunia. seksual dispareunia karena yang kebutuhan Pada sering dapat menimbulkan gangguan atau disfungsi seksual. pada wanita peningkatan Wanita menopause, untuk keluhan dengan keluhan sexual self image nya juga menurun atau negatif. Salah satu penyebab dispareunia adalah sexual self concept , sexual self concept yang menurun dapat menyebabkan 9 KESIMPULAN wanita bagi profesi perawat maternitas dalam menopause di Desa Menoreh sebagian memberikan asuhan keperawatan dengan besar berumur 51-55 tahun. Karakteristik benar dan baik untuk memperhatikan responden pada status pendidikan yaitu kondisi psikologis sexual self concept pada pendidikan tinggi yang sebagian besar wanita berpendidikan masalah Karakteristik respoden SMA. umur Karakteristik menopause dalam yang mengalami melakukan hubungan responden status pekerjaannya sebagian seksualnya yang disebabkan dyspareunia, besar adalah bekerja. Wanita menopause sehingga di mengontrol dirinya selama melakukan Desa Menoreh sebagian besar wanita menopause mampu mempunyai sexual self concept sedang dan hubungan seksual dan mengalami dispareunia berat. Terdapat pengalaman yang positif untuk melakukan Hubungan yang signifikan antara sexual hubungan seksual. Perawat maupun tenaga self concept dengan dispareunia pada kesehatan wanita menopause dengan p = 0,007 dan r meningkatkan caring dan empati pada = -0,443. wanita menopause, misalnya memberikan lainnya dapat memiliki disarankan untuk penjelasan dan informasi lebih mengenai Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dispareunia dan sexual self concept. salah satu sumber informasi mengenai hubungan sexual self concept dengan Bagi dispareunia. Responden dapat berupaya menindaklanjuti program terapi dalam untuk menurunkan dispareunia dengan meningkatkan sexual self concept untuk mempersiapkan diri baik fisik maupun mengurangi nyeri dispareunia. Penting psikologis pada masa menopause dan menjalin hubungan saling percaya dan mampu saling memahami untuk lebih intens meningkatkan sexual self conceptnya. penelitian sehingga selanjutnya responden terbuka dapat untuk mengungkapkan masalah seksual yang Bagi Tenaga Kesehatan hasil penelitian ini dialami. dapat dijadikan sebagai acuan khususnya 10 REFERENSI Buzwell, S. & Rosenthal, D. (1996). Constructing a sexual self: Adolescents’ sexual selfperceptions and sexual risk-taking. Journal of Research on Adolescence, 6, 489 – 513. Danielsson et al. (2003). Prevalence and incidence of prolonged and severe dyspareunia in women: results from a population study. Scand. J. Public Health, 31(2):113-8. Dinkes Magelang (2012) Profil Kesehatan Kabupaten Magelang. Gregersen, N. et al. (2006). Sexual Dysfunctionin the Peri-and Postmenopause, Status of incidence, pharmacological treatment and possible risks A secondary publication, Danish Medical Bulletin Vol. 53 no 3. Hensel, D. J., Fortenberry, J. D., O’Sullivan, L. F., & Orr, D. P. (2011). The developmental association of sexual self-concept with sexual behavior among adolescent women. Journal of Adolescence, 34, 675 – 684. doi: 10.1016/j.adolescence.2010.09.005. Irmawati. (2003). Tinjauan psikologis masalah menopause dan andropause. Diunduh tanggal 10 Juli 2014 dari http//www.usu.ac.id/id/files/artikel/menopause_andro_irma.pdf. Johnson SD, et al . (2004). The association of sexual dysfunction and substance use among a community epidemiological sample. Archives of Sexual Behavior, 33:55-63. Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Pangkahila, W. 2007. Memperlamat Penuaan, Meningkatkan Kualitas Hidup. Pischon, Boeing, Hoffmann, et al. General and abdominal adiposity and risk of death in Europe. N Engl J Med 2008;359:2105-20. Pitkin, J. (2009). Sexuality and the menopause. Elsevier, 23, 33-52. Proverawati, A. (2010). Menopause dan Sindrome Menopause. Yogyakarta: Nuha Medika. Rossella, E & Esme, A .(2008). Women’s perception of sexuality around the menopause : Outcomes of European thelephone survey. European Journal of Obstetric & Gynecology and Reproductive Biology, 137, 10-16. 11