114 EKONOMI BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN Vol. V, No. 2 Agustus 2016 PENGARUH METODE REWARD DAN PUNISHMENT TERHADAP PERILAKU BULLYING SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN LAWEYAN SURAKARTA Fitri Apsari Prodi Psikologi Universitas Sahid Sur.akarta [email protected] ABSTRAK Tujuan pendidikan telah dirumuskan dengan sangat baik, tetapi hal itu tidak otomatis tidak terjadi permasalahan didunia pendidikan. Fenomena kekerasan disekolah yang dilakukan oleh teman sebaya di Indonesia semakin banyak bermun-culan. Kekerasan- kekerasan yang dilakukan siswa tersebut yang berlangsung se-cara sistematis disebut dengan istilah Bullying. Metode yang strategis dan penting bagi perkembangan psikologia anak, salah satunya dengan menggunakan reward (penghargaan) dan punishment (hukuman). Perilaku menyimpang yang terjadi pada anak baik dikelas maupun lingkungan sekolah adalah sebuah persoalan yang harus ditangani secara bijak oleh pendidik (guru) atau BK. Penanganan dengan meng-gunakan fisik akan lebih berdampak negatif bagi perkembangan psikologis mereka. Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui adanya pengaruh metode reward dan punishment terhadap perilaku bullying siswa SD di Surakarta. (2) untuk mengetahui metode reward dan punishment yang diterapkan pada siswa SD. (3) mengetahui bentuk perilaku bullying pada siswa SD. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan menyebarkan angket yang mengungkap metode reward dan punishment pada perilaku bullying 100 siswa SD 01 laweyan Surakarta. Data yang terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan regresi ganda dengan ban-tuan program SPSS. Keywords: Reward, Punishment, Perilaku bullying. 115 EKONOMI BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN Vol. V, No. 2 Agustus 2016 PENDAHULUAN Bullying memfitnah, mendiamkan (Mills et al, merupakan sebuah 2004). hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan ke dalam aksi, menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh Sekolah kedua setelah merupakan tempat keluarga. Sekolah merupakan sarana yang sangat strategis dalam pembentukan karakter seseorang atau kelompok yang lebih sehingga dalam penerapan proses kuat, tidak bertanggung jawab, bi- pembelajaran dapat menciptakan rasa asanya berulang, dan dilakukan den- kepercayaan gan perasaan senang (dikutip dalam Fenomena kekerasan disekolah yang jurnal psikiatri,2003). dilakukan oleh teman sebaya di Indo- Bullying dapat dilakukan se-cara langsung maupun yang tinggi. nesia semakin banyak bermunculan. langsung Kekerasan-kekerasan yang dilakukan (Veenstra et al., 2005). Bullying secara siswa tersebut yang berlangsung se- langsung seperti bullying fisik (misal- cara sistematis disebut dengan istilah nya memukul, mendorong, menen- Bullying. Alexander (dikutip dalam dang, memalak, mencubit, men-gambil Yayasan Semai Jiwani 2008) bullying barang milik orang lain) dan bullying adalah masalah kesehatan publik yang verbal (misalnya intimidasi, mengejek, patut mendapat perhatian. mengancam, tidak diri membentak, mempermalukan didepan umum, memanggil dengan nama julukan yang tidak disenangi). Sedangkan bullying secara tidak langsung seperti bullying rasional misalnya mengisolasi seseorang (mengucilkan, mengabaikan), Orang-orang yang menjadi korban bullying semasa kecil, kemungkinan besar akan menderita depresi atau kurang percaya diri dalam masa dewasa. Sementara pelaku bullying, kemungkinan besar akan terlibat dalam 116 EKONOMI BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN Vol. V, No. 2 Agustus 2016 tindak kriminal di kemudian hari. satunya dengan penertiban terhadap Berikut ini data dari berbagai sumber aturan sekolah. mengenai berita kasus bullying di In- Selain disiplin, reward dan donesia (dikutip dalam Yayasan Se- punishment sangat diperlukan dalam mai Jiwani 2008). membentuk karakter anak. Reward dan Penanganan perilaku bullying punishment dapat berasal dari orang membutuhkan banyak waktu dan pen- tua dan pendidik. Suntansinya dalam gawasan sehingga pada beberapa kasus pembelajaran perlu bentuk ditangani dengan cara respon merupakan seseorang se-buah karena multidisiplin (Balhaqi dan Sugiarmin, perbuatannya. 2008). Disiplin merupakan aspek dari merupakan respon yang positif, se- hubungan orang tua dan anak, mau- dangkan pemberian hukuman adalah pun hubungan guru dan anak didik. respon negatif, dimana keduanya me- Harapan dengan adanya penanaman miliki tujuan untuk mengubah tingkah disiplin bagi anak didik agar mereka laku anak kea rah yang lebih baik dapat memahami bahwa disiplin itu sebagai motivasi belajar. Pemberian perlu agar dapat hidup serasi dengan penghargaan tidak selamanya bersifat lingkungannya. Lembaga sekolah ha- baik, namun tidak menutup kemung- rus menggunakan metode-metode di- kinan bahwa pemberian penghargaan siplin agar tidak mematuhi keinginan merupakan satu hal yang bernilai tuntutan pendidikan semata. Pendi-dik positif. Pemberian reward pada anak harus secara akan menimbulkan perbuatan baik. konsisten pada anak didik mengenai Dengan demikian, diharapkan anak tingkah laku mana yang dinilai baik dapat berperilaku positif. dapat menunjukkan dan mana yang tidak. Metode disip-lin yang bisa diterapkan sekolah salah Pemberian ganjaran 117 EKONOMI BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN Vol. V, No. 2 Agustus 2016 Rumusan Masalah 2. Mengetahui Rumusan masalah pada penelitian ini adalah ‘Adakah Pengaruh bentuk bully-ing yang dilakukan Siswa Sekolah Dasar di Surakarta Metode Reward dan Punishment TINJAUAN PUSTAKA terhadap Perilaku Bullying Siswa Pengertian Bullying Sekolah Dasar Di Surakarta, ada-pun pertanyaan yang muncul selama perilaku Bullying adalah sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini diperli- penelitian yaitu : hatkan ke dalam aksi, menyebabkan 1. Bagaimana Metode Reward dan seseorang menderita. Aksi ini dilaku- Punishment yang terapkan pada kan secara langsung oleh seseorang Siswa Sekolah Dasar di Surakarta? atau kelompok yang lebih kuat, tidak 2. Bagaimana bentuk perilaku bully- bertanggung jawab, biasanya beru- ing yang dilakukan Siswa Sekolah lang, dan dilakukan dengan perasaan Dasar di Surakarta? senang (dikutip dalam jurnal psiki- Tujuan Penelitian Tujuan Umum Mengetahui Pengaruh Metode Reward dan Punishment terhadap Perilaku Bullying Siswa Sekolah Dasar Di Surakarta Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian atri,2003). Tindakan penculikan, penganiayaan bahkan intimidasi atau ancaman halus bukanlah sekedar masalah kekerasan biasa. Tindakan ini disebut bullying, karena tindakan ini sudah bertahun-tahun dilakukan secara berulang, bersifat regeneratif, ini diharapkan mampu : menjadi kebiasaan atau tradisi yang 1. Mengetahui Metode Reward dan mengancam jiwa korban, bullying Punishment yang terapkan pada oleh Pearce (Astuti, 2008) diidentifi- Siswa Sekolah Dasar di Surakarta kasikan sebagai suatu perilaku yang 118 EKONOMI BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN Vol. V, No. 2 Agustus 2016 tidak dapat diterima dan kegagalan karena bisa tertangkap indra penden- untuk mengatasi tindakan bullying garan. Contoh-contoh bullying ver- akan menyebabkan tindakan agresi bal: mengolok-olok nama panggilan, yang lebih jauh. melecehkan penampilan, mengan- Bentuk-bentuk bullying cam, menakut-nakuti. Bentuk-bentuk bullying secara c. Bullying sosial umum. Ada beberapa bentuk bully- Bullying jenis ini adalah bully- ing, tapi secara umum praktik-prak- ing paling berbahaya karena tidak ter- tik bullying dapat dikelompokkan ke lihat kasat mata dan terdengar jika ko- dalam empat kategori: bullying fisik, rban tidak cukup awas mendeteksinya. bullying verbal, bullying sosial dan Praktik bullying ini terjadi diam-diam cyber bullying (Priyatna, 2010). dan diluar pemantauan. Contohnya: a. Bullying fisik menyebar gossip, rumor, memperma- Bullying fisik adalah jenis bul- lukan didepan umum, dikucilkan dari lying yang kasat mata, siapapun pergaulan, atau menjebak seseorang dapat hingga dituduh melakukan tindakan melihatnya karena terjadi sentuhan fisik antara pelaku bullying tersebut. dan d. Cyber bullying atau elektronik kor-bannya. Contoh-contoh bullying fisik antara lain: memukul, menendang, mendorong, Cyber bullying adalah jenis bul- merusak lying yang terjadi di dunia maya atau benda-benda milik korban (termasuk melalui fasilitas eletronik. Misalnya: tindakan pen-curian). mempermalukan orang dengan me- b. Bullying verbal atau tertulis nyebar gossip di jejaring sosial in- Bullying verbal ini adalah jenis bullying yang juga bisa terdeteksi ternet (missal: Facebook, Friendster, Twiter, dll), menyebar foto pribadi 119 EKONOMI BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN Vol. V, No. 2 Agustus 2016 tanpa izin pemiliknya diinternet atau diberikan atau ditimbulkan dengan membongkar rahasia orang lain lewat sengaja oleh pendidik (guru) sesudah internet dan sms. terjadi suatu pelanggaran, kejahatan Metode Reward dan Punishment atau kesalahan (Purwanto, 1955). Hu- Pengertian Reward kuman juga dapat diartikan pemberi- Dalam kamus bahasa Inggris, an sesuatu yang tidak menyenangkan, reward diartikan sebagai ganjaran karena seseorang tidak melakukan apa atau penghargaan . Pengertian re- yang diharapkan. Pemberian hukuman ward secara umum biasa diartikan akan membuat seseorang menjadi sebagai hadiah yang diberikan atau kapok dan tidak akan men-gulangi didapatkan dengan mudah. Pem- yang berian reward yang diberikan anak merupakan siksaan atas perilaku yang dapat berupa motivasi positif. Dalam telah diperbuat (sumanto,1990). dunia pendidikan, reward digunakan sebagai bentuk motivasi atau sebuah jian, pandangan senyuman, pemberian tepukan tangan serta sesuatu yang menyenangkan anak didik, misalnya pemberian beasiswa bagi yang telah mendapat nilai bagus (arikunto,2010). Punishment Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif observasional, yaitu penelitian yang memapar-kan peristiwa- peristiwa dan lebih menekankan pada data faktual den-gan metode observasi, data bersum-ber dari responden secara langsung. Kuisioner yang akan digunakan seb- Pengertian Punishment Menurut lagi. METODE PENELITIAN penghargaan untuk hasil atau prestasi yang baik, dapat berupa kata-kata pu- serupa Ngalim agai alat penelitian ini terdiri dari em- Purwanto, punishment adalah penderitaan yang pat bagian pertanyaan yang meliputi : bagian I yaitu data pribadi respon- 120 EKONOMI BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN Vol. V, No. 2 Agustus 2016 den yang meliputi: pendidikan, umur, 2. Penyebaran kuisioner pekerjaan orang tua, dll, bagian II dan interview : setelah menemukan metode reward dan punishment, ba- responden yang sesuai dengan ba- gian III data yang berkaitan dengan tasan penelitian maka langkah selan- perilaku bullying. jutnya adalah penyebaran kuisioner Dalam hal ini responden adalah pada responden yang diimbangi den- siswa sekolah dasar di Surakarta khu- gan interview secara langsung, untuk susnya di kecamatan laweyan. Dari meminimalkan kesalahan data. keseluruhan jumlah Sekolah Dasar 3. Pengumpulan kuisioner : kuisioner diambil 3 atau 5 SD secara random akan dikumpulkan secara langsung masing-masing SD diambil respon- pada hari yang sama ketika kui- den dengan pemilihan secara pur- sioner diberikan dengan meneliti posive sampling (memenuhi batasan kelengkapan data dan jawaban re- penelitian), yaitu anak sekolah dasar sponden pada kuisioner. kelas 4-5. Teknik Analisis Data Teknik Pengumpulan Data Data dari kuisioner akan diaUntuk memudahkan pengam- nalisis dengan cara : bilan data, maka disusunlah tahapan 1. Mengkaji dan menelaah kuisioner atau langkah pengumpulan data: yang disesuaikan dengan data dan 1. Observasi : peneliti secara langsung mengadakan pengamatan terhadap calon responden dengan cara siswa di sekolah dasar di kecamatan laweyan. hasil interview secara langsung. 2. Reduksi data : pada tahap ini kuisioner dipilih dan disederhanakan, data kuisioner yang sekiranya tidak sesuai dengan batasan penelitian akan disortir, hal ini akan 121 EKONOMI BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN Vol. V, No. 2 Agustus 2016 memudahkan peneliti dalam men- iplinan siswa selama proses bela- ganalisis. jar. 3. Pengolahan : data dari kuisioner 2. Penerapan metode reward and akan diolah dengan cara penge- punishment lompokan tiap-tiap bagian pada siswa karena hasilnya siswa lebih kuisioner. dapat berfikir tentang sebab dan 4. Penyajian data : data kuisioner yang sudah diolah akan disajikan bermanfaat bagi akibat dari perilaku bullying yang dilaku-kan dengan temannya. dalam bentuk tabel dan grafik ser- 3. Adanya penghargaan yang di- ta memberikan kesimpulan pada berikan kepada siswa yang dapat tiap- tiap bagian kuisioner. menerapkan metode reward dan HASIL YANG DICAPAI punishment tersebut dengan lebih A. Hasil Observasi disiplin sehingga siswa termotiva- Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dan bersama guru ketika si untuk menjadi lebih baik dalam perilakunya. proses kegiatan pembelajaran dan 4. Metode reward and punisment kedisiplinan dengan menggunakan membuat siswa mengetahui kes- metode reward and punishment ter- alahan dalam perilaku yang me- hadap perilaku bullying terdapat be- nyimpang dari tata tertib yang berapa kelebihan dan kekurangan, berlaku karena guru langsung diantaranya: menegur siswa yang melakukan Kelebihan kesalahan tersebut, dan menyakan punishment apa yang pantas atas 1. Penerapan metode reward and perilaku tersebut. Sehingga siswa punisment terhadap perilaku buldiajak berfikir tentang tanggung lying di SD menjadi acuan kedis- jawab. 122 EKONOMI BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN Vol. V, No. 2 Agustus 2016 5. Metode reward and punishment minat belajar serta menjadikan anak dinilai siswa lebih menarik dari untuk tetap berada dalam perilaku pada hanya ada punishment tapi yang disepakati secara sosial. Ada tidak didampingi reward. beberapa prinsip dalam pemberian 6. Siswa lebih bisa untuk bertanggung jawab sehingga perilaku bullying tidak terjadi antar siswa. Kekurangan 1. Masih terlihat beberapa siswa yang belum terbiasa dengan peraturan tersebut dikarenakan siswa meras peraturan hanya berlaku sesaat. 2. Siswa ketika ditawarkan punishment apa yang pantas atasperilakunya sering merasa meremehkan tentang punishment tersebut. 3. Beberapa siswa belum terbiasa batasan reward dan punishment tersebut. B. Hasil Quisioner Terbuka Berdasarkan dari hasil quision- re-ward dan punishment, antara lain: 1. Reward diberikan berkaitan dengan responsibility anak didik. 2. Pemberian reward dilakukan tidak dalam bentuk pujian yang mulukmuluk. 3. Reward diberikan secara langsung setelah anak sukses atau berhasil dalam tugas dan berperilaku sesuai kesepakatan sosial karena reward merupakan bentuk reaksi setelah adanya aksi yang dilakukan mer-eka. 4. Reward diberikan secara wajar dan realistis, sehingga dapat dihayati anak. Artinya reward hanya menyangkut usaha anak untuk er yang telah dibagikan ke guru-guru melakukan sesuatu serta selaku pendidik dapat disimpulkan menyang-kut hasil-hasil yang Adapun dalam pemberian reward dicapai anak, bukan menyangkut yang mengarah pada motivasi diri, watak dan ke-pribadiannya. 123 EKONOMI BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN Vol. V, No. 2 Agustus 2016 Hukuman atau punishment dari norma sosial atau perbaikan dipakai sebagai upaya peningkatan tingkah laku dari tindakan amoral kedisiplinan diri, memotivasi belajar yang dilakukan di masyarakat se- dan perbaikan perilaku. Dari penger- bagai proses interaksi antara anak tian tersebut, nampak dengan jelas dengan lingkungan masyarakat, bahwa punishment tidak sebatas pada maka menjatuhkan hukuman pada anak secara langsung oleh pendidik karena suatu kesalahan, perlawanan (guru), BK dan pihak sekolah. atau pelanggaran, melainkan juga un- 2. Berkaitan dengan kegiatan bela- tuk peningkatan kedisiplinan anak, jar mengajar (KBM) merupakan memotivasi belajar dan perbaikan wilayah jaringan paedagogis pen- perilaku (moralitas). didik (guru), yang didalamnya ia Maksud metode punishment dalam pembelajaran sebenarnya sebagai bentuk penguatan negatif yang punishment diberikan bertindak mendidik atau mengajar anak. Dalam pencapaian tujuan untuk diberikan kepada anak untuk perbai- membentuk anak yang berakhlakul kan dan penghindaran perilaku meny- karimah dan diimbangi dengan kuali- impang secara sosial atau peningkatan tas intelektual yang mumpuni, maka kedisiplinan serta sebagai stimulus semua pendidik (guru) dalam meng- pembangkit semangat motivasi be- gunakan metode ini dalam rangka lajar. Dalam praktiknya, pemberian mengarahkan perubahan perilaku ke punishment setidaknya memperhati- arah yang lebih baik serta peningka- kan dua hal berikut: tan kedisilpinan anak serta sebagai 1. Berkaitan dengan pelanggaran atas tindakan yang menyimpang motivator yang menjadikan anak 124 EKONOMI BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN Vol. V, No. 2 Agustus 2016 C. Kategorisasi Perilaku Bullying penelitian tergolong rendah, nilai mean Tujuan dari kategorisasi adalah empirik sebesar 28,26 dan mean mengetahui kondisi subyek den-gan hipotetik sebesar 37,5. Aspek Bully- membuat interval ing yang Paling Dominan dari Hasil pengkategorian. Maksud penguku-ran penelitian untuk mengetahui perbe- adalah daan perilaku bullying yang antara la- kelas-kelas semata-mata menduduk-kan menurut ki-laki dan perempuan, maka dihasil- kontinum atribut yang diukur (Azwar, kan F= 16, 199, Sig = 0,000 (p<0,01). 2002). Cara pembuatan kelas interval Mean laki-laki 30,30 dan perempuan adalah dengan membuat terlebih da- 24,97. Artinya ada perbedaan yang hulu rerata hipotetiknya dan standar signifikan laki-laki lebih tinggi. subyek pada posisinya deviasi. Nilai rerata hipotetik yang Aspek bullying yang paling diperoleh dari uji normalitas sebaran dominan dari hasil kateorisasi di- kemudian dimasukkan ke dalam kelas dapatkan perilaku yang paling domi- interval untuk mengetahui kategori nan yaitu bullying verbal, bullying yang dimiliki subyek. cyber, bullying sosial dan bullying Berdasarkan hasil analisis dik- fisik. etahui perilaku bullying pada subjek Kategori Perilaku Bullying 125 EKONOMI BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN Vol. V, No. 2 Agustus 2016 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar– Dasar Evaluasi Pendidikan Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi, Cetakan kesebelas, Jakarta : Bumi Aksara. Astuti, P, R. 2008. Meredam Bullying : Tiga Cara Efektif. Jakarta: PT Grasindo. Hurlock B Elizabet. 1978. Perkembangan Anak, Alih Bahasa Med, Maitasari Priyatna, A. 2010. Lets End Bullying: Memahami, Mencegah dan Mengatasi Bullying. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Purwanto Ngalim,.1997. Psikologi Pendidikan. Bandung:PT Remaja Rosda Karya. Sumanto, Wasty. 1990. Psikologi Pendidikan ; Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet 3. Tjandra, Dalam Child Development. Jakarta:PT Erlangga