media pembelajaran flash untuk meningkatkan

advertisement
Prosiding Semirata 2015 bidang Teknologi Informasi dan Multi Disiplin
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 152 - 160
MEDIA PEMBELAJARAN FLASH UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PADA PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I
LEARNING MEDIA BASED-FLASH TO IMPROVE COGNITIVE ABILITY OF
STUDENTS ON PRACTICUM OF ANALYTICAL CHEMISTRY I
1)
Dedeh Kurniasih, 2)Tuti Kurniati
1)
Universitas Muhammadiyah Pontianak
Email: dedeh.kurnia9@gmail .com
Alamat kontak: Jl. Sekayam 2 No.12 Perum 4, Pontianak
ABSTRACT
This study aims to improve the quality of learning and cognitive abilities of Chemistry
Education students, University of Muhammadiyah Pontianak on Practicum of Analytical
Chemistry I used flash-based learning media. The method of this research was a Class
Action Research (CAR), which consists of planning, action, observation and reflection
stages. The techniques of data collecting were observation, documentation and
measurement while data collecting instruments includes observation sheet of lesson plans
enforceability and posttest questions for each cycle. The instrument has been validated by
three experts in chemistry and learning media. The results of the study has shown a
learning media based on flash can improve the cognitive ability students of Chemistry at
the University of Muhammadiyah Pontianak after two cycles. Cognitive ability of students
has increased from 8.82% in the first cycle into 82.35% in the second cycle.
Keywords: cognitive abilities, learning media based-flash class action research, practicum
of analytical chemistry I
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kemampuan
kognitif mahasiswa Pendidikan Kimia Universitas Muhammadiyah Pontianak pada mata
kuliah Praktikum Kimia Analitik I dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis
flash. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri atas tahap
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah teknik observasi, dokumentasi dan teknik pengukuran. Instrumen
dalam penelitian ini meliputi lembar observasi keterlaksanaan rencana pengajaran dan
soal posttest setiap siklus. Instrumen tersebut divalidasi oleh tiga orang pakar di bidang
kimia dan media pembelajaran. Hasil penelitian selama dua siklus menunjukkan media
pembelajaran flash dapat meningkatkan kemampuan kognitif mahasiswa Program Studi
Pendidikan Kimia di Universitas Muhammadiyah Pontianak. Kemampuan kognitif
mahasiswa mengalami peningkatan dari 8,82 % pada siklus pertama menjadi 82,35 %
pada siklus kedua.
Kata Kunci: kemampuan kognitif, media pembelajaran flash, penelitian tindakan kelas,
praktikum kimia analitik I
Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Dan Rapat Tahunan Bidang MIPA 2015 dengan Tema
“Peran Ilmu MIPA Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa” pada
tanggal 7 Mei 2015 di Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Pontianak.
D.Kurniasih, T.Kurniati
1.
PENDAHULUAN
Mata kuliah kimia analitik I merupakan salah satu matakuliah program studi
Pendidikan Kimia di Universitas Muhammadiyah Pontianak. Dalam penyampaiannya,
teori-teori yang telah dibahas pada mata kuliah ini akan diaplikasikan dalam mata kuliah
praktikum. Pelaksanaan praktikum kimia analitik I memerlukan ketelitian dan kecermatan
dalam setiap langkah-langkahnya. Hal ini disebabkan dalam praktikum kimia analitik I
memuat analisa kimia baik secara kualitatif (identifikasi anion dan kation) namun juga
berisi tentang analisa secara kuantitatif (penentuan kadar analit secara titrasi asam basa,
pengendapan, redoks, pengkompleksan dan secara gravimetri).
Hasil observasi peneliti pada kegiatan praktikum kimia analitik I tentang titrasi
asam basa yang dilaksanakan tanggal 27 November 2013 memberikan informasi bahwa
ketika pelaksanaannya sering terjadi ketidaksesuaian antara percobaan yang dilakukan
mahasiswa dengan penuntun praktikum kimia analitik I yang digunakan. Hal tersebut
menyebabkan mahasiswa mengalami kesulitan dalam melakukan prosedur kerja
percobaan yang tercantum dalam buku penuntun. Selain itu, keterampilan–keterampilan
dasar dalam melakukan percobaan kuantitatif juga dilihat kurang baik ditampilkan oleh
mahasiswa.
Wawancara terhadap enam mahasiswa (terdiri atas kemampuan atas, sedang,
dan
bawah)
semester
III
program
studi
Pendidikan
Kimia
FKIP
Universitas
Muhammadiyah Pontianak menunjukkan bahwa percobaan titrasi adalah percobaan yang
sering dirasakan cukup sulit oleh mahasiswa karena membutuhkan ketelitian,
kecermatan, serta keterampilan dalam menggunakan alat dan melakukan titrasi. Padahal
konsep dan keterampilan–keterampilan pada percobaan titrasi menjadi suatu hal yang
penting dikuasai oleh mahasiswa dan menjadi prasyarat dalam percobaan kuantitatif
lainnya. Metode penyampaian prosedur kerja dan materi yang biasa dilakukan pada
praktikum kimia analitik I yaitu metode ceramah tanpa adanya simulasi secara visual. Hal
ini dapat menjadi salah satu penyebab mahasiswa mengalami kesulitan dalam melakukan
praktikum.
Pembelajaran yang baik harus dapat berfungsi sebagai alat komunikasi dalam
penyampaian materi kuliah. Sejalan dengan perkembangan teknologi dan informasi yang
sangat pesat saat ini, banyak inovasi pembelajararan yang sudah dipergunakan dalam
pembelajaran kimia. Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
inovasi seperti rasional teoritis, landasan pemikiran pembelajaran dan lingkungan belajar,
serta dapat dipergunakan secara luas dalam pembelajaran guna meningkatkan prestasi
belajar mahasiswa.
153
Seminar 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Pontianak, 7 Mei 2015
D.Kurniasih, T.Kurniati
Inovasi pembelajaran ini dapat dibuat oleh dosen atau diadopsi dari mata kuliah
lain yang sudah berhasil. Inovasi juga dapat diterapkan dalam pembelajaran kimia
khususnya dalam kegiatan praktikum. Akan tetapi, inovasi pembelajaran ini harus
dilakukan secara efektif agar dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Salah satu
mata kuliah yang perlu mendapat perhatian adalah praktikum kimia analitik I, karena
memuat penguasaan konsep dasar dan pengetahuan analitik yang diperlukan oleh
seorang mahasiswa Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak.
Namun, prosedur kerja yang terdapat dalam penuntun praktikum kimia analitik I kurang
dapat menunjukkan cara yang benar dalam menintrasi agar diperoleh hasil percobaan
yang memuaskan pula. Oleh karena itu, inovasi yang diperlukan untuk memperbaiki
proses pembelajaran agar dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa pada
praktikum kimia analitik I adalah dengan memanfaatkan suatu media yang sesuai.
Media dapat dipergunakan untuk membangun pemahaman dan penguasaan objek
pendidikan. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan [1]. Dalam hal ini adalah proses
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sehingga
proses belajar dapat terjalin. Klasifikasi media atas empat kelompok, yaitu : 1) media hasil
teknologi cetak, 2) media hasil teknologi audio-visual, 3) media hasil teknologi yang
berdasarkan komputer, dan 4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer [2].
Media cetak adalah media yang sering digunakan dan berfungsi sebagai pendukung buku
ajar untuk menjelaskan materi kuliah yang kompleks. Pembelajaran dengan media ini
menjadi lebih efektif jika bahan ajar sudah dipersiapkan dengan baik yang dapat
memberikan kemudahan dalam menjelaskan konsep yang diinginkan kepada mahasiswa.
Dalam pembelajaran kimia, media flash sangat baik dipergunakan untuk
memberikan penekanan tentang pentingnya materi kuliah yang perlu diketahui oleh
mahasiswa. Dibanding media visual lainnya, media flash memiliki beberapa kelebihan [3]
diantaranya adalah : 1) multiplatform, 2) dapat digunakan untuk membuat aplikasi desktop
atau aplikasi yang berjalan pada jaringan internet, 3) tampilan yang konsisten untuk
menampilkan aplikasi flash dari jaringan internet dibutuhkan web browser seperti internet
explorer, 4) dapat menggunakan animasi dengan format file AVI sehinggga dapat
digunakan pada pengembangan multimedia interaktif untuk produksi CD, jaringan
maupun penggunaan pada web, 5) teks, gambar dan digital video dapat dilihat secara
bersama-sama pada saat yang sama dan penggunaan button sebagai alat interaktif, dan
6) mudah digunakan. Namun pembelajaran dengan menggunakan media ini menuntut
keterampilan seperti pada kegiatan praktikum. Oleh karena itu sangatlah penting
mempersiapkan media ini agar menjadi sarana yang efektif dalam praktikum kimia analitik
154
Seminar 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Pontianak, 7 Mei 2015
D.Kurniasih, T.Kurniati
I. Media pembelajaran berbasis flash dapat membantu mahasiswa dan memberikan
arahan terhadap apa yang harus diamati dan dilakukan selama percobaan.
Terdapat tiga aspek yang perlu ditekankan oleh dosen kepada mahasiswa dalam
mata kuliah praktikum kimia analitik I, yaitu aspek makroskopik, mikroskopik, dan
simbolik. Aspek yang biasanya sulit dipahami mahasiswa adalah aspek mikroskopik,
karena dalam belajar kimia, pada umumnya mereka berfikir secara common sense. Media
flash yang merupakan media visual yang tidak hanya dapat menunjukkan cara kerja alat–
alat yang canggih dan penggunaan zat–zat yang berbahaya, tapi juga dapat memberikan
gambaran aspek submikroskopik dan simbolik kimia, yang menjelaskan berlangsungnya
suatu proses kimia.
Telah dilakukan pula penelitian tentang penggunaan media berbasis flash dan
memberikan hasil yang baik, diantaranya penelitian tentang penerapan media
pembelajaran berbasis macromedia flash untuk meningkatkan hasil belajar teknik
pelapisan
dan
korosi
[6].
Hasil
penelitian
tersebut
menunjukkan
besar
peningkatannya dihitung dengan membandingkan selisih rata - rata hasil pretest dan
posttest antar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu didapat peningkatan
sebesar 28,75 (62,5%). Peneltian serupa tentang macromedia flash dalam pembelajaran
fisika teknik [7]. hasil penelitian tersebut menunjukkan peningkatan penguasaan konsep
fisika mahasiswa kelas eksperimen yang termasuk kategori sedang, (2) rata-rata skor
penguasaan konsep fisika mahasiswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas
kontrol, (3) sebagian besar mahasiswa kelas eksperimen menganggap bahwa
pelaksanaan pembelajaran fisika dengan media interaktif termasuk kategori baik.
Berdasarkan uraian latar belakang dan penelitian-penelitian relevan tentang media
pembelajaran flash, maka inovasi dalam penyajian konsep kimia juga sangat diperlukan.
Media pembelajaran berbasis flash ini diharapkan dapat memperjelas tahapan dan
prosedur percobaan titrasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif mahasiswa
dalam matakuliah praktikum kimia analitik I.
2.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan data dan
analisisnya melalui kajian–kajian reflektif, partisisipatif dan kolaboratif. Bentuk penelitian
ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang berfokus pada
upaya untuk mengubah kondisi riil sekarang ke arah kondisi yang diharapkan
(improvement oriented). Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan kognitif mahasiswa program studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas
Muhammadiyah Pontianak pada praktikum kimia analitik I dengan memanfaatkan media
155
Seminar 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Pontianak, 7 Mei 2015
D.Kurniasih, T.Kurniati
pembelajaran berbasis flash. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester III
program studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak TA.
2014/2015 yang berjumlah 34 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam siklus-siklus
dengan langkah-langkah pokok pada tiap siklus sesuai yang meliputi perencanaan
(planning), tindakan (action), pengamatan (observating) dan refleksi (reflecting) [4]. Suatu
penelitian termasuk PTK yang baik dan terpercaya adalah penelitian yang dilakukan
dengan mengikuti kaidah – kaidah ilmiah dan metodologi yang sesuai dengan standar
ilmiah [5]. Dalam PTK, validasi perlu dilakukan seorang peneliti agar dapat menunjukkan
keterpercayaan terhadap proses dan hasil penelitian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik,
observasi, dokumentasi dan pengukuran. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan tes hasil belajar. Lembar observasi
adalah
instrumen
pengumpul
data
yang
digunakan
peneliti
untuk
mengamati
keterlaksanaan satuan administrasi perkuliahan (SAP) pada saat praktikum kimia analitik I
berlangsung. Lembar observasi ini diisi oleh observer yang dianggap kompeten dalam
melakukan observasi.
Data nilai mahasiswa adalah instrumen pengumpul data yang digunakan sebelum
penelitian. Data ini berfungsi agar peneliti dapat mengelompokkan mahasiswa ke dalam
kelompok–kelompok heterogen pada saat praktikum kimia analitik I serta memberikan
gambaran karakteristik mahasiswa agar tindakan yang perlu dilakukan tepat pada saat
penelitian. Catatan lapangan memuat kejadian–kejadian penting yang diamati peneliti
pada saat pembelajaran. Tes hasil belajar adalah instrumen penilaian hasil belajar siswa
yang berisi pertanyaan–pertanyaan tentang pemahaman konsep untuk mengukur
pencapaian indikator yang telah dirumuskan dalam bentuk uraian. Tes dalam penelitian
ini dinamakan posttest dan diberikan setiap akhir siklus. Penelitian dikatakan berhasil
apabila terjadi peningkatan kualitas pembelajaran yang ditandai adanya peningkatan
kemampuan kognitif mahasiswa yaitu sebanyak 50 % jumlah mahasiswa telah mencapai
KKM (kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu 75).
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan melewati beberapa tahapan
yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observating), dan
refleksi (reflecting). Tahap perencanaan (planning) dilakukan sebelum penelitian dan
merupakan tahapan penting pendukung penelitian yang akan dilakukan. Pada tahapan ini
dilakukan persiapan perangkat pembelajaran dan instrument penelitian. Perangkat
pembelajaran yang disiapkan adalah SAP dan media pembelajaran berbasis flash pada
156
Seminar 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Pontianak, 7 Mei 2015
D.Kurniasih, T.Kurniati
materi titrasi asam basa dan iodometri. Instrument yang disiapkan adalah lembar
observasi lembar keterlaksanaan SAP dan soal tes hasil belajar. Semua perangkat dan
instrumen penelitian pada setiap siklus yang disiapkan tersebut divalidasi oleh validator
sebelum digunakan dalam penelitian. Tahapan selanjutnya adalah pelaksanaan (acting)
yang memuat kegiatan pelaksanaan tindakan di dalam pembelajaran praktikum kimia
analitik I dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Rangkaian
tindakan dalam pembelajaran kemudian diamati (tahap pengamatan / observating) dan
hasilnya direfleksikan peneliti bersama pengamat agar dapat diketahui kekurangan pada
saat pelaksanaan. Tahapan ini dinamakan tahap refleksi (reflecting). Keempat tahapan ini
akan terus dilakukan pada setiap siklusnya hingga indikator keberhasilan pembelajaran
tercapai.
Hasil dari penelitian ini berbentuk media pembelajaran berbasis flash pada materi
titrasi asam basa dan titrasi redoks. Produk ini bertujuan meningkatkan prestasi belajar
mahasiswa pada mata kuliah praktikum kimia analitik I menggunakan pendekatan PTK.
Penelitian ini bersifat deskriptif dan naratif yang artinya adalah tidak hanya hasil saja yang
digambarkan, tetapi proses dan langkah–langkah dalam penelitian yang menjadi kejadian
penting dalam PTK harus digambarkan dan diceritakan secara lengkap dan jelas. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dari aspek kognitif.
3.1 Keterlaksanaan Tahapan Pembelajaran
Keterlaksanaan SAP dapat dilihat dari persentase keterlaksanaan yang diberikan
dua orang observer yang dinyatakan dengan kriteria terlaksana dan tidak terlaksana.
Hasil observasinya ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Observasi Keterlaksanaan Tahapan Pembelajaran
Siklus I
O1
O2
Rt
Aspek
Siklus II
O1 O2
Rt
Menyampaikan apersepsi
0
0
0
1
1
1
Menyampaikan tujuan pembelajaran
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Memberikan masalah
1
1
1
1
1
1
Membimbing merumuskan masalah
1
1
1
1
1
1
Membimbing perumusan hipotesis
1
1
1
1
1
1
Membimbing pengumpulan data
1
1
1
1
1
1
Menyampaikan
konsep
dasar
titrasi
dan
prosedur menggunakan media pembelajaran
157
Seminar 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Pontianak, 7 Mei 2015
D.Kurniasih, T.Kurniati
Membimbing penyimpulan hasil
0
Keterlaksanaan (%)
0
0
1
75 %
1
1
100 %
Keterangan : O1 dan O2 = observer 1 dan 2, Rt = rata-rata
Berdasarkan Tabel 1, keterlaksanaan rencana satuan pelaksanaan pembelajaran
(SAP) pada siklus I hanya terlaksana sebesar 75 %. Keterlaksanaan SAP pada siklus I ini
berada dalam kategori terlaksana sangat baik. Walaupun begitu, terdapat beberapa
tahapan seperti memberikan apersepsi dan membimbing penyimpulan hasil pada siklus I
tidak terlaksana karena masalah teknis dalam praktikum. Oleh karena itu, hasil refleksi
menunjukkan perlu adanya perbaikan dengan cara mengkondisikan dan mengorganisasi
mahasiswa terlebih dahulu agar memudahkan penyampaian apersepsi dan pengambilan
kesimpulan. Berbeda dengan siklus I, pada siklus II, terjadi peningkatan menjadi 100 %
dimana seluruh tahapan terlaksana namun ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan
dalam pembelajaran selanjutnya yaitu pemanfaatan waktu agar lebih efektif. Tahapan
pembelajaran inquiri terbimbing metode praktikum menuntut mahasiswa agar lebih aktif
dalam pembelajaran dan menyebabkan waktu yang lebih lama dibandingkan aplikasi
model pembelajaran yang lain. Terdapat tahapan yang membutuhkan waktu yang lama
yaitu membimbing mahasiswa merumuskan masalah, hipotesis dan mengumpulkan data.
Media pembelajaran flash menjadi langkah tepat untuk dapat menggambarkan proses
titrasi mengingat mahasiswa belum memiliki pengetahuan awal dan pengalaman
praktikum titrasi.
3.2 Hasil Posttest
Data hasil posttest mahasiswa dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh
data tentang kemampuan kognitif mahasiswa setelah diberikan tindakan berupa
pengajaran
dengan
model
pembelajaran
inquri
terbimbing
metode
praktikum
menggunakan media pembelajaran flash. Posttest ini diberikan setiap akhir siklus I dan II
dengan waktu 50 menit pengerjaan. Bentuk soal yang diberikan adalah essay berjumlah
4 butir dengan aspek berpikir C2 (pemahaman) hingga C3 (analisis). Proses
pembelajaran yang baik akan memberi dampak pada hasil belajar mahasiswa. Data
kemampuan kognitif mahasiswa siklus I dan II ditampilkan seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Data Kemampuan Kognitif pada Siklus I dan II
No.
Parameter
Siklus I
Siklus II
1.
Nilai Tertinggi
96
98
2.
Nilai terendah
17
66
158
Seminar 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Pontianak, 7 Mei 2015
D.Kurniasih, T.Kurniati
3.
Nilai rata-rata kelas
51,24
81,38
4.
Jumlah mahasiswa tuntas
3
28
5.
Jumlah mahasiswa tidak tuntas
31
6
6.
Ketuntasan
8,82 %
82,35 %
Berdasarkan data kemampuan kognitif
pada Tabel 2, diketahui bahwa
kemampuan kognitif mahasiswa mengalami peningkatan baik dari aspek kognitif, afektif
maupun psikomotorik. Pada siklus I, kemampuan yang paling rendah adalah kemampuan
kognitif karena dari 34 orang mahasiswa hanya 8,82 % (3 orang) saja yang mencapai
KKM yang ditetapkan yaitu 75. Berdasarkan analisis jawaban posttest siklus I, diketahui
kesalahan dalam menjawab dikarenakan keliru dalam perhitungan massa zat, mengitung
pengenceran larutan dan keliru dalam memprediksi tindakan dalam percobaan titrasi.
Kekeliruan tersebut mengindikasikan keterampilan berfikir mahasiswa masih berada pada
tahapan pemahaman (C2) padahal dalam model pembelajaran inquiri, mahasiswa
diharuskan dapat membangun pengetahuannya dari tahapan mengumpulkan data. Hasil
refleksi dari proses pembelajaran tersebut adalah kurang maksimalnya penyampaian
konsep titrasi dengan menggunakan media pembelajaran flash. Ketidaktuntasan hasil
posttest sebanyak 91,18 % menjadi bahan refleksi untuk dapat memperbaiki proses
pembelajaran pada siklus selanjutnya.
Pada siklus II, terjadi peningkatan yang signifikan sebesar 30,14 % dengan skor
81,38 pada kemampuan kognitif. Terdapat 3 indikator yang memberikan hasil yang
memuaskan dimana sebanyak 82,35 % mahasiswa dapat menjelaskan konsep titrasi
iodometri dan iodimetri berdasarkan percobaan, menghitung bobot ekivalen zat pereduksi
dan pengoksidasi dalam suatu reaksi, menentukan konsentrasi zat dalam suatu sampel
dan menentukan jenis titrasi yang dilakukan serta menjelaskan alasan penambahan
indikator dalam suatu titrasi. Setelah pelaksanaan siklus II, diketahui >50 % mahasiswa
telah mencapai KKM, sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran ini telah berhasil
dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
4.
KESIMPULAN DAN PROSPEK
Berdasarkan hasil tindakan dengan menggunakan model pembelajaran inquiri
terbimbing berbantuan media pembelajaran flash dapat diambil kesimpulan yaitu : media
pembelajaran berbasis flash pada praktikum Kimia Analitik I dapat meningkatkan
kemampuan kognitif mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia di Universitas
Muhammadiyah Pontianak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata–rata kemampuan
159
Seminar 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Pontianak, 7 Mei 2015
D.Kurniasih, T.Kurniati
kognitif mahasiswa mengalami peningkatan yaitu 51,24 dengan ketuntasan 8,82 % pada
siklus I dan 81,38 dengan ketuntasan 82,35 % pada siklus II.
Prospek dari penelitian ini adalah media pembelajaran yang dapat digunakan
dalam pembelajaran mata kuliah praktikum Kimia Analitik I dan dapat meningkatkan hasil
belajar baik secara kognitif, afektif serta psikomotorik.
5.
UCAPAN TERIMAKASIH
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Ditjen Dikti atas dana DIPA Ditlitabmas
sehingga penelitian ini dapat terlaksana, serta kepada para validator perangkat dan
instrumen penelitian
6.
PUSTAKA
[1] Sadiman, A. S. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada; 2005.
[2] Arsyad, A. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada; 2009.
[3] Yudhiantoro, D. Membuat Animasi WEB dengan Macromedia FLASH Professional 8.
Yogyakarta: C.V Andi Offset; 2006.
[4] Lewin, K. Action Research and Minority Problems. Journal of Social Issues. 1958, 2:
34-46.
[5] Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada; 2012.
[6] Nursofi, FM, Budiyono, A. Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Macromedia
Flash Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Teknik Pelapisan Teknik Pelapisan dan
korosi. JPTM. 2011;11(1):25-30.
[7] Usmeldi. Efektivitas Macromedia Flash Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Teknik.
Prosiding Seminar Nasional. 2012:111-115.
160
Seminar 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Pontianak, 7 Mei 2015
Download