Prosiding Semirata 2015 bidang Teknologi Informasi dan Multi Disiplin Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 152 - 160 MEDIA PEMBELAJARAN FLASH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PADA PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I LEARNING MEDIA BASED-FLASH TO IMPROVE COGNITIVE ABILITY OF STUDENTS ON PRACTICUM OF ANALYTICAL CHEMISTRY I 1) Dedeh Kurniasih, 2)Tuti Kurniati 1) Universitas Muhammadiyah Pontianak Email: dedeh.kurnia9@gmail .com Alamat kontak: Jl. Sekayam 2 No.12 Perum 4, Pontianak ABSTRACT This study aims to improve the quality of learning and cognitive abilities of Chemistry Education students, University of Muhammadiyah Pontianak on Practicum of Analytical Chemistry I used flash-based learning media. The method of this research was a Class Action Research (CAR), which consists of planning, action, observation and reflection stages. The techniques of data collecting were observation, documentation and measurement while data collecting instruments includes observation sheet of lesson plans enforceability and posttest questions for each cycle. The instrument has been validated by three experts in chemistry and learning media. The results of the study has shown a learning media based on flash can improve the cognitive ability students of Chemistry at the University of Muhammadiyah Pontianak after two cycles. Cognitive ability of students has increased from 8.82% in the first cycle into 82.35% in the second cycle. Keywords: cognitive abilities, learning media based-flash class action research, practicum of analytical chemistry I ABSTRAK Penelitian ini bertujuan meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kemampuan kognitif mahasiswa Pendidikan Kimia Universitas Muhammadiyah Pontianak pada mata kuliah Praktikum Kimia Analitik I dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis flash. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, dokumentasi dan teknik pengukuran. Instrumen dalam penelitian ini meliputi lembar observasi keterlaksanaan rencana pengajaran dan soal posttest setiap siklus. Instrumen tersebut divalidasi oleh tiga orang pakar di bidang kimia dan media pembelajaran. Hasil penelitian selama dua siklus menunjukkan media pembelajaran flash dapat meningkatkan kemampuan kognitif mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia di Universitas Muhammadiyah Pontianak. Kemampuan kognitif mahasiswa mengalami peningkatan dari 8,82 % pada siklus pertama menjadi 82,35 % pada siklus kedua. Kata Kunci: kemampuan kognitif, media pembelajaran flash, penelitian tindakan kelas, praktikum kimia analitik I Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Dan Rapat Tahunan Bidang MIPA 2015 dengan Tema “Peran Ilmu MIPA Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa” pada tanggal 7 Mei 2015 di Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Pontianak. D.Kurniasih, T.Kurniati 1. PENDAHULUAN Mata kuliah kimia analitik I merupakan salah satu matakuliah program studi Pendidikan Kimia di Universitas Muhammadiyah Pontianak. Dalam penyampaiannya, teori-teori yang telah dibahas pada mata kuliah ini akan diaplikasikan dalam mata kuliah praktikum. Pelaksanaan praktikum kimia analitik I memerlukan ketelitian dan kecermatan dalam setiap langkah-langkahnya. Hal ini disebabkan dalam praktikum kimia analitik I memuat analisa kimia baik secara kualitatif (identifikasi anion dan kation) namun juga berisi tentang analisa secara kuantitatif (penentuan kadar analit secara titrasi asam basa, pengendapan, redoks, pengkompleksan dan secara gravimetri). Hasil observasi peneliti pada kegiatan praktikum kimia analitik I tentang titrasi asam basa yang dilaksanakan tanggal 27 November 2013 memberikan informasi bahwa ketika pelaksanaannya sering terjadi ketidaksesuaian antara percobaan yang dilakukan mahasiswa dengan penuntun praktikum kimia analitik I yang digunakan. Hal tersebut menyebabkan mahasiswa mengalami kesulitan dalam melakukan prosedur kerja percobaan yang tercantum dalam buku penuntun. Selain itu, keterampilan–keterampilan dasar dalam melakukan percobaan kuantitatif juga dilihat kurang baik ditampilkan oleh mahasiswa. Wawancara terhadap enam mahasiswa (terdiri atas kemampuan atas, sedang, dan bawah) semester III program studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak menunjukkan bahwa percobaan titrasi adalah percobaan yang sering dirasakan cukup sulit oleh mahasiswa karena membutuhkan ketelitian, kecermatan, serta keterampilan dalam menggunakan alat dan melakukan titrasi. Padahal konsep dan keterampilan–keterampilan pada percobaan titrasi menjadi suatu hal yang penting dikuasai oleh mahasiswa dan menjadi prasyarat dalam percobaan kuantitatif lainnya. Metode penyampaian prosedur kerja dan materi yang biasa dilakukan pada praktikum kimia analitik I yaitu metode ceramah tanpa adanya simulasi secara visual. Hal ini dapat menjadi salah satu penyebab mahasiswa mengalami kesulitan dalam melakukan praktikum. Pembelajaran yang baik harus dapat berfungsi sebagai alat komunikasi dalam penyampaian materi kuliah. Sejalan dengan perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat saat ini, banyak inovasi pembelajararan yang sudah dipergunakan dalam pembelajaran kimia. Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam inovasi seperti rasional teoritis, landasan pemikiran pembelajaran dan lingkungan belajar, serta dapat dipergunakan secara luas dalam pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. 153 Seminar 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Pontianak, 7 Mei 2015 D.Kurniasih, T.Kurniati Inovasi pembelajaran ini dapat dibuat oleh dosen atau diadopsi dari mata kuliah lain yang sudah berhasil. Inovasi juga dapat diterapkan dalam pembelajaran kimia khususnya dalam kegiatan praktikum. Akan tetapi, inovasi pembelajaran ini harus dilakukan secara efektif agar dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Salah satu mata kuliah yang perlu mendapat perhatian adalah praktikum kimia analitik I, karena memuat penguasaan konsep dasar dan pengetahuan analitik yang diperlukan oleh seorang mahasiswa Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak. Namun, prosedur kerja yang terdapat dalam penuntun praktikum kimia analitik I kurang dapat menunjukkan cara yang benar dalam menintrasi agar diperoleh hasil percobaan yang memuaskan pula. Oleh karena itu, inovasi yang diperlukan untuk memperbaiki proses pembelajaran agar dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa pada praktikum kimia analitik I adalah dengan memanfaatkan suatu media yang sesuai. Media dapat dipergunakan untuk membangun pemahaman dan penguasaan objek pendidikan. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan [1]. Dalam hal ini adalah proses merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sehingga proses belajar dapat terjalin. Klasifikasi media atas empat kelompok, yaitu : 1) media hasil teknologi cetak, 2) media hasil teknologi audio-visual, 3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan 4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer [2]. Media cetak adalah media yang sering digunakan dan berfungsi sebagai pendukung buku ajar untuk menjelaskan materi kuliah yang kompleks. Pembelajaran dengan media ini menjadi lebih efektif jika bahan ajar sudah dipersiapkan dengan baik yang dapat memberikan kemudahan dalam menjelaskan konsep yang diinginkan kepada mahasiswa. Dalam pembelajaran kimia, media flash sangat baik dipergunakan untuk memberikan penekanan tentang pentingnya materi kuliah yang perlu diketahui oleh mahasiswa. Dibanding media visual lainnya, media flash memiliki beberapa kelebihan [3] diantaranya adalah : 1) multiplatform, 2) dapat digunakan untuk membuat aplikasi desktop atau aplikasi yang berjalan pada jaringan internet, 3) tampilan yang konsisten untuk menampilkan aplikasi flash dari jaringan internet dibutuhkan web browser seperti internet explorer, 4) dapat menggunakan animasi dengan format file AVI sehinggga dapat digunakan pada pengembangan multimedia interaktif untuk produksi CD, jaringan maupun penggunaan pada web, 5) teks, gambar dan digital video dapat dilihat secara bersama-sama pada saat yang sama dan penggunaan button sebagai alat interaktif, dan 6) mudah digunakan. Namun pembelajaran dengan menggunakan media ini menuntut keterampilan seperti pada kegiatan praktikum. Oleh karena itu sangatlah penting mempersiapkan media ini agar menjadi sarana yang efektif dalam praktikum kimia analitik 154 Seminar 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Pontianak, 7 Mei 2015 D.Kurniasih, T.Kurniati I. Media pembelajaran berbasis flash dapat membantu mahasiswa dan memberikan arahan terhadap apa yang harus diamati dan dilakukan selama percobaan. Terdapat tiga aspek yang perlu ditekankan oleh dosen kepada mahasiswa dalam mata kuliah praktikum kimia analitik I, yaitu aspek makroskopik, mikroskopik, dan simbolik. Aspek yang biasanya sulit dipahami mahasiswa adalah aspek mikroskopik, karena dalam belajar kimia, pada umumnya mereka berfikir secara common sense. Media flash yang merupakan media visual yang tidak hanya dapat menunjukkan cara kerja alat– alat yang canggih dan penggunaan zat–zat yang berbahaya, tapi juga dapat memberikan gambaran aspek submikroskopik dan simbolik kimia, yang menjelaskan berlangsungnya suatu proses kimia. Telah dilakukan pula penelitian tentang penggunaan media berbasis flash dan memberikan hasil yang baik, diantaranya penelitian tentang penerapan media pembelajaran berbasis macromedia flash untuk meningkatkan hasil belajar teknik pelapisan dan korosi [6]. Hasil penelitian tersebut menunjukkan besar peningkatannya dihitung dengan membandingkan selisih rata - rata hasil pretest dan posttest antar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu didapat peningkatan sebesar 28,75 (62,5%). Peneltian serupa tentang macromedia flash dalam pembelajaran fisika teknik [7]. hasil penelitian tersebut menunjukkan peningkatan penguasaan konsep fisika mahasiswa kelas eksperimen yang termasuk kategori sedang, (2) rata-rata skor penguasaan konsep fisika mahasiswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol, (3) sebagian besar mahasiswa kelas eksperimen menganggap bahwa pelaksanaan pembelajaran fisika dengan media interaktif termasuk kategori baik. Berdasarkan uraian latar belakang dan penelitian-penelitian relevan tentang media pembelajaran flash, maka inovasi dalam penyajian konsep kimia juga sangat diperlukan. Media pembelajaran berbasis flash ini diharapkan dapat memperjelas tahapan dan prosedur percobaan titrasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif mahasiswa dalam matakuliah praktikum kimia analitik I. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan data dan analisisnya melalui kajian–kajian reflektif, partisisipatif dan kolaboratif. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang berfokus pada upaya untuk mengubah kondisi riil sekarang ke arah kondisi yang diharapkan (improvement oriented). Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kognitif mahasiswa program studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak pada praktikum kimia analitik I dengan memanfaatkan media 155 Seminar 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Pontianak, 7 Mei 2015 D.Kurniasih, T.Kurniati pembelajaran berbasis flash. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester III program studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak TA. 2014/2015 yang berjumlah 34 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam siklus-siklus dengan langkah-langkah pokok pada tiap siklus sesuai yang meliputi perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observating) dan refleksi (reflecting) [4]. Suatu penelitian termasuk PTK yang baik dan terpercaya adalah penelitian yang dilakukan dengan mengikuti kaidah – kaidah ilmiah dan metodologi yang sesuai dengan standar ilmiah [5]. Dalam PTK, validasi perlu dilakukan seorang peneliti agar dapat menunjukkan keterpercayaan terhadap proses dan hasil penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik, observasi, dokumentasi dan pengukuran. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan tes hasil belajar. Lembar observasi adalah instrumen pengumpul data yang digunakan peneliti untuk mengamati keterlaksanaan satuan administrasi perkuliahan (SAP) pada saat praktikum kimia analitik I berlangsung. Lembar observasi ini diisi oleh observer yang dianggap kompeten dalam melakukan observasi. Data nilai mahasiswa adalah instrumen pengumpul data yang digunakan sebelum penelitian. Data ini berfungsi agar peneliti dapat mengelompokkan mahasiswa ke dalam kelompok–kelompok heterogen pada saat praktikum kimia analitik I serta memberikan gambaran karakteristik mahasiswa agar tindakan yang perlu dilakukan tepat pada saat penelitian. Catatan lapangan memuat kejadian–kejadian penting yang diamati peneliti pada saat pembelajaran. Tes hasil belajar adalah instrumen penilaian hasil belajar siswa yang berisi pertanyaan–pertanyaan tentang pemahaman konsep untuk mengukur pencapaian indikator yang telah dirumuskan dalam bentuk uraian. Tes dalam penelitian ini dinamakan posttest dan diberikan setiap akhir siklus. Penelitian dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan kualitas pembelajaran yang ditandai adanya peningkatan kemampuan kognitif mahasiswa yaitu sebanyak 50 % jumlah mahasiswa telah mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu 75). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan melewati beberapa tahapan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observating), dan refleksi (reflecting). Tahap perencanaan (planning) dilakukan sebelum penelitian dan merupakan tahapan penting pendukung penelitian yang akan dilakukan. Pada tahapan ini dilakukan persiapan perangkat pembelajaran dan instrument penelitian. Perangkat pembelajaran yang disiapkan adalah SAP dan media pembelajaran berbasis flash pada 156 Seminar 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Pontianak, 7 Mei 2015 D.Kurniasih, T.Kurniati materi titrasi asam basa dan iodometri. Instrument yang disiapkan adalah lembar observasi lembar keterlaksanaan SAP dan soal tes hasil belajar. Semua perangkat dan instrumen penelitian pada setiap siklus yang disiapkan tersebut divalidasi oleh validator sebelum digunakan dalam penelitian. Tahapan selanjutnya adalah pelaksanaan (acting) yang memuat kegiatan pelaksanaan tindakan di dalam pembelajaran praktikum kimia analitik I dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Rangkaian tindakan dalam pembelajaran kemudian diamati (tahap pengamatan / observating) dan hasilnya direfleksikan peneliti bersama pengamat agar dapat diketahui kekurangan pada saat pelaksanaan. Tahapan ini dinamakan tahap refleksi (reflecting). Keempat tahapan ini akan terus dilakukan pada setiap siklusnya hingga indikator keberhasilan pembelajaran tercapai. Hasil dari penelitian ini berbentuk media pembelajaran berbasis flash pada materi titrasi asam basa dan titrasi redoks. Produk ini bertujuan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah praktikum kimia analitik I menggunakan pendekatan PTK. Penelitian ini bersifat deskriptif dan naratif yang artinya adalah tidak hanya hasil saja yang digambarkan, tetapi proses dan langkah–langkah dalam penelitian yang menjadi kejadian penting dalam PTK harus digambarkan dan diceritakan secara lengkap dan jelas. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dari aspek kognitif. 3.1 Keterlaksanaan Tahapan Pembelajaran Keterlaksanaan SAP dapat dilihat dari persentase keterlaksanaan yang diberikan dua orang observer yang dinyatakan dengan kriteria terlaksana dan tidak terlaksana. Hasil observasinya ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Observasi Keterlaksanaan Tahapan Pembelajaran Siklus I O1 O2 Rt Aspek Siklus II O1 O2 Rt Menyampaikan apersepsi 0 0 0 1 1 1 Menyampaikan tujuan pembelajaran 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Memberikan masalah 1 1 1 1 1 1 Membimbing merumuskan masalah 1 1 1 1 1 1 Membimbing perumusan hipotesis 1 1 1 1 1 1 Membimbing pengumpulan data 1 1 1 1 1 1 Menyampaikan konsep dasar titrasi dan prosedur menggunakan media pembelajaran 157 Seminar 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Pontianak, 7 Mei 2015 D.Kurniasih, T.Kurniati Membimbing penyimpulan hasil 0 Keterlaksanaan (%) 0 0 1 75 % 1 1 100 % Keterangan : O1 dan O2 = observer 1 dan 2, Rt = rata-rata Berdasarkan Tabel 1, keterlaksanaan rencana satuan pelaksanaan pembelajaran (SAP) pada siklus I hanya terlaksana sebesar 75 %. Keterlaksanaan SAP pada siklus I ini berada dalam kategori terlaksana sangat baik. Walaupun begitu, terdapat beberapa tahapan seperti memberikan apersepsi dan membimbing penyimpulan hasil pada siklus I tidak terlaksana karena masalah teknis dalam praktikum. Oleh karena itu, hasil refleksi menunjukkan perlu adanya perbaikan dengan cara mengkondisikan dan mengorganisasi mahasiswa terlebih dahulu agar memudahkan penyampaian apersepsi dan pengambilan kesimpulan. Berbeda dengan siklus I, pada siklus II, terjadi peningkatan menjadi 100 % dimana seluruh tahapan terlaksana namun ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran selanjutnya yaitu pemanfaatan waktu agar lebih efektif. Tahapan pembelajaran inquiri terbimbing metode praktikum menuntut mahasiswa agar lebih aktif dalam pembelajaran dan menyebabkan waktu yang lebih lama dibandingkan aplikasi model pembelajaran yang lain. Terdapat tahapan yang membutuhkan waktu yang lama yaitu membimbing mahasiswa merumuskan masalah, hipotesis dan mengumpulkan data. Media pembelajaran flash menjadi langkah tepat untuk dapat menggambarkan proses titrasi mengingat mahasiswa belum memiliki pengetahuan awal dan pengalaman praktikum titrasi. 3.2 Hasil Posttest Data hasil posttest mahasiswa dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan kognitif mahasiswa setelah diberikan tindakan berupa pengajaran dengan model pembelajaran inquri terbimbing metode praktikum menggunakan media pembelajaran flash. Posttest ini diberikan setiap akhir siklus I dan II dengan waktu 50 menit pengerjaan. Bentuk soal yang diberikan adalah essay berjumlah 4 butir dengan aspek berpikir C2 (pemahaman) hingga C3 (analisis). Proses pembelajaran yang baik akan memberi dampak pada hasil belajar mahasiswa. Data kemampuan kognitif mahasiswa siklus I dan II ditampilkan seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Data Kemampuan Kognitif pada Siklus I dan II No. Parameter Siklus I Siklus II 1. Nilai Tertinggi 96 98 2. Nilai terendah 17 66 158 Seminar 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Pontianak, 7 Mei 2015 D.Kurniasih, T.Kurniati 3. Nilai rata-rata kelas 51,24 81,38 4. Jumlah mahasiswa tuntas 3 28 5. Jumlah mahasiswa tidak tuntas 31 6 6. Ketuntasan 8,82 % 82,35 % Berdasarkan data kemampuan kognitif pada Tabel 2, diketahui bahwa kemampuan kognitif mahasiswa mengalami peningkatan baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Pada siklus I, kemampuan yang paling rendah adalah kemampuan kognitif karena dari 34 orang mahasiswa hanya 8,82 % (3 orang) saja yang mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 75. Berdasarkan analisis jawaban posttest siklus I, diketahui kesalahan dalam menjawab dikarenakan keliru dalam perhitungan massa zat, mengitung pengenceran larutan dan keliru dalam memprediksi tindakan dalam percobaan titrasi. Kekeliruan tersebut mengindikasikan keterampilan berfikir mahasiswa masih berada pada tahapan pemahaman (C2) padahal dalam model pembelajaran inquiri, mahasiswa diharuskan dapat membangun pengetahuannya dari tahapan mengumpulkan data. Hasil refleksi dari proses pembelajaran tersebut adalah kurang maksimalnya penyampaian konsep titrasi dengan menggunakan media pembelajaran flash. Ketidaktuntasan hasil posttest sebanyak 91,18 % menjadi bahan refleksi untuk dapat memperbaiki proses pembelajaran pada siklus selanjutnya. Pada siklus II, terjadi peningkatan yang signifikan sebesar 30,14 % dengan skor 81,38 pada kemampuan kognitif. Terdapat 3 indikator yang memberikan hasil yang memuaskan dimana sebanyak 82,35 % mahasiswa dapat menjelaskan konsep titrasi iodometri dan iodimetri berdasarkan percobaan, menghitung bobot ekivalen zat pereduksi dan pengoksidasi dalam suatu reaksi, menentukan konsentrasi zat dalam suatu sampel dan menentukan jenis titrasi yang dilakukan serta menjelaskan alasan penambahan indikator dalam suatu titrasi. Setelah pelaksanaan siklus II, diketahui >50 % mahasiswa telah mencapai KKM, sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran ini telah berhasil dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya. 4. KESIMPULAN DAN PROSPEK Berdasarkan hasil tindakan dengan menggunakan model pembelajaran inquiri terbimbing berbantuan media pembelajaran flash dapat diambil kesimpulan yaitu : media pembelajaran berbasis flash pada praktikum Kimia Analitik I dapat meningkatkan kemampuan kognitif mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia di Universitas Muhammadiyah Pontianak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata–rata kemampuan 159 Seminar 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Pontianak, 7 Mei 2015 D.Kurniasih, T.Kurniati kognitif mahasiswa mengalami peningkatan yaitu 51,24 dengan ketuntasan 8,82 % pada siklus I dan 81,38 dengan ketuntasan 82,35 % pada siklus II. Prospek dari penelitian ini adalah media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran mata kuliah praktikum Kimia Analitik I dan dapat meningkatkan hasil belajar baik secara kognitif, afektif serta psikomotorik. 5. UCAPAN TERIMAKASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Ditjen Dikti atas dana DIPA Ditlitabmas sehingga penelitian ini dapat terlaksana, serta kepada para validator perangkat dan instrumen penelitian 6. PUSTAKA [1] Sadiman, A. S. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada; 2005. [2] Arsyad, A. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada; 2009. [3] Yudhiantoro, D. Membuat Animasi WEB dengan Macromedia FLASH Professional 8. Yogyakarta: C.V Andi Offset; 2006. [4] Lewin, K. Action Research and Minority Problems. Journal of Social Issues. 1958, 2: 34-46. [5] Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada; 2012. [6] Nursofi, FM, Budiyono, A. Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Macromedia Flash Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Teknik Pelapisan Teknik Pelapisan dan korosi. JPTM. 2011;11(1):25-30. [7] Usmeldi. Efektivitas Macromedia Flash Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Teknik. Prosiding Seminar Nasional. 2012:111-115. 160 Seminar 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Pontianak, 7 Mei 2015