BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan investor menanamkan modalnya pada suatu perusahaan di pasar modal adalah untuk memperoleh pendapatan atau tingkat pengembalian (return). Sudana (2011: 91) menjelaskan bahwa tingkat keuntungan yang dipersyaratkan (r) investor terdiri dari dua komponen, yakni dividend yield yang merupakan arus dividen kas yang diharapkan dibagi dengan harga saham sekarang (D1/Po); serta capital gain yield yang juga merupakan tingkat pertumbuhan nilai investasi (g). Keputusan investor untuk membeli, menjual, ataun menahan saham, sangat tergantung pada banyak pertimbangan yang salah satunya adalah mengenai fluktuasi harga saham (stock price volatility). Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham bisa bersifat makroekonomi maupun mikroekonomi. Secara mikroekonomi yang mempengaruhi naik turunnya harga saham antara lain kebijakan tentang dividend (dividend policy), apakah keuntungan (profit) perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividend, atau profit tersebut dijadikan laba ditahan (retained earnings). Masih banyak faktor mikroekonomi lain, antara lain PER dan DER. Rasio Harga Pasar dan Laba Bersih per Lembar Saham (Price Earnings Ratio/PER), dan Rasio Utang terhadap Ekuiti (Debt to Equity Ratio/ DER) adalah dua variabel yang sejauh ini digunakan sebagai prediktor dalam berbagai penelitian untuk melihat pengaruhnya terhadap berbagai masalah saham termasuk masalah harga saham. 1 Mengenai faktor makroekonomi yang mempengaruhi harga saham, antara lain dapat dilihat dari hasil penelitian Naik dan Padhi (2012: 25) di bursa saham India (BSE Sensex). Studi tersebut menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara indek pasar saham (BSE Sensex) dengan lima variabel makroekonomi, yakni indeks produksi industri (industrial production incdex), indeks harga saham gabungan (wholesale price index), suplai keuangan (money suplly), bunga obligasi (treasury bill rate), dan kurs/nilai tukar (exchange rate). Solomon (2012: 600) menghubungkan pengaruh publikasi oleh media massa (publicity) terhadap naik-turunnya harga saham. Solomon melihat keterhubungan secara khusus antara pemilik saham, investor dengan liputan media (media coverage) terkait posisi suatu saham. Solomon meneliti pengaruh investor relations (IR), sehingga terdapat 27.7% press-release di Amerika pada periode 2002-2006 yang sama sekali tidak menggunakan kata yang negatif ketika memberitakan suatu saham atau emiten. Dalam penelitian ini penulis tertarik untuk menguji pengaruh faktor-faktor ekonomi makro (macro economic factors) terhadap harga saham (stock price) pada LQ45 di Bursa Efek Indenesia (BEI). Madura (2012) dalam Karim, et al. (2014) mendefinisikan “volatility” sebagai “the degree of uncertainty surrounding the stock future’s return. Volatility berarti tingkat ketidakpastian yang mengitari return saham di masa depan. Mengapa penulis tertarik untuk membahas harga saham ini dengan melihat faktor-faktor makroekonomi sebagai variabel bebasnya, karena berdasarkan pemantauan penulis, rata-rata penelitian sebelumnya lebih memilih faktor-faktor mikroekonomi sebagai variabel bebas dari volatilitas harga saham. Penelitian yang memilih faktor-faktor ekonomi makro dikaitkan dengan harga saham, masih relatif sedikit. 2 Faktor-faktor ekonomi makro memang tidak hanya empat, namun berdasarkan sejumlah penelitian terdahulu di berbagai negara termasuk Indonesia, 4 (empat) variabel tersebut menjadi pilihan banyak peneliti. Keempat variabel bebas yang dinilai mempengaruhi volatilitas harga saham adalah nilai tukar (exchange rate), suku bunga (interest rate), inflasi, hingga Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestict Product (GDP). Dalam Tabel 1.1 berikut tampak penggunaan keempat variabel makro tersebut oleh sejumlah peneliti. Berdasarkan pemilihan variabel yang sudah diuji dalam penelitian sebelumnya ini, maka penulis memilih keempat variabel ekonomi makro tersebut sebagai variabel bebas. Tabel 1.1 Empat Variabel Bebas Makro Ekonomi dalam Penelitian Sebelumnya dengan Variabel Terikat Volatilitas Harga Saham No Peneliti Nilai Tukar Suku Bunga GDP Inflasi 1. Naik & Padhi (2012) (India) 2. Karim, et al. (2014) (Indonesia) 3. Attari & Safdar (2013) (Pakistan) 4. Baroian (2014) (Rumania. Polandia, Hungaria, Kroasia, Cekoslowakia) 5. Maysami & Koh (2000) (Singapura) 6 Omorokunwa, et al. (2014) (Nigeria) 7 Oseni & Nwosa (2011) (Nigeria) Sumber: Naik & Padhi (2012), Karim, et al. (2014), Attari & Safdar (2013), Baroian (2014), Omorokunwa, et al. (2014), dan Oseni & Nwosa (2011) Sejumlah penelitian telah membuktikan hubungan variabel-variabel faktor-faktor makro ekonomi. Penelitian Attari & Safdar (2013) menggunakan Exponential Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedasticity (EGARCH) menemukan bahwa suku bunga 3 (interest rate), inflation, Gross Domestic Product (GDP) mempengaruhi volatilitas harga saham pada Karachi Stock Exchange (KSE-100 Index), Pakistan, periode Desember 1991-Agustus 2012 dengan menggunakan data bulanan (monthly). Sementara penelitian Baroian (2014) terhadap harga saham pada 5 negara Eropa yang sedang bangkit, dengan menggunakan modifikasi ARCH/GARCH, menunjukkan bahwa pengaruhnya berbeda-beda antara satu negara dengan negara lainnya. Sedangkan ketika data diestimasikan, hanya exchange rate volatility yang dapat memberikan penjelasan sebagai variabel bebas. Kemudian penelitian Karim,et al. (2014) terhadap harga saham pada BEI antara 1 Januari 1986-31 Desember 2013 menggunakan Data Stream Thomson Reuters, dengan menggunakan empat variabel makro, yakni GDP (dengan proxy Industrial Production Index), exchange rate, inflation rate, dan money supply dengan menggunakan analisis GARCH, menunjukkan bahwa faktor-faktor ekonomi tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap stock market volatility. Penelitian yang dilakukan Bollerslev tahun 1986 (Attari & Safdar, 2013:311) untuk pertama kalinya menggunakan metodologi ARCH dan GARCH untuk mengukur kondisi inflation rate di Negeri Belanda utara. Penelitian Maysami dan Koh tahun 2000 (Attari & safdar, 2013: 311) menganalisis pasar saham Singapura. Hasilnya, pasar saham di Singapura sensitive terhadap interest rate dan exchange rate. Sementara itu Morelli tahun 2002 (Attari & safdar, 2013: 311) menjelaskan bahwa pasar saham dan volatilitas makroekonomi di negara Inggris menggunakan data bulanan dari bulan Januari 1967 sampai dengan Desember 1995 menggunakan permodelan Garch, didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa kondisi variabel makroekonomi tidak dapat menjelaskan volatilitas harga saham. 4 Berdasarkan latar belakang tersebut bahwa terdapat gap penelitian (research gap) antara penelitian Attari & Safdar(2013) dengan dengan Karim,et al. (2014), maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan variabel-variabel ekonomi makro yang sejenis, namun dengan objek penelitian yang berbeda dan periode penelitian yang berbeda. 1.2 Rumusan Masalah Sejauh mana faktor-faktor ekonomi makro mempengaruhi harga saham LQ45 (periode Januari 2005- Desember 2015) pada Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan fokus penelitian ini. Adapun pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut. 1. Apakah Interest Rate mempengaruhi Stock Price Index? 2. Apakah Inflation Rate mempengaruhi Stock Price Index? 3. Apakah Gross Domestic Product mempengaruhi Stock Price Index? 4. Apakah Exchange Rate mempengaruhi Stock Price Index? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, didapat tujuan penelitian sebagai berikut. 1. Menganalisis pengaruh Interest Rate terhadap Stock Price Index. 2. Menganalisis pengaruh Inflation Rate terhadap Stock Price Index. 3. Menganalisis pengaruh Gross Domestic Product terhadap Stock Price Index. 4. Menganalisis pengaruh Exchange Rate terhadap Stock Price Index. 5 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Bagi investor, memberikan informasi lebih dalam kepada para investor mengenai efek tingkat suku bunga (JIBOR), Inflasi, GDP dan kurs terhadap pergerakan saham perusahaan LQ45. 2. Bagi Akademisi/Peneliti berikutnya, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh dari tingkat suku bunga (JIBOR), Inflasi, GDP dan kurs terhadap pergerakan saham perusahaan LQ45. 1.5 Batasan Penelitian Adapun batasan dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Objek penelitian dalam thesis ini adalah Saham perusahaan LQ45. Variabel kurs harian (USD/IDR), tingkat suku bunga (JIBOR), Inflasi dan GDP akan digunakan sebagai faktor independen dari pergerakan saham perusahaan LQ45. 2. Rentang waktu yang akan digunakan adalah awal januari 2005 hingga akhir desember 2015. 6