BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan tempat diselenggarakannya
upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventive),
penyembuhan penyakit (kurative) dan pemulihan penderita (rehabilitative). Kegiatan
tersebut menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah
meningkatkanya derajat kesehatan masyarakat, sedangkan dampak negatifnya adalah
agen penyakit yang dibawa oleh penderita dari luar ke Rumah Sakit atau pengunjung
yang berstatus karier. Penyebab penyakit dapat berada di lantai, udara, peralatan
medis dan non medis.
( Hariadi, 2006 ).
Roper (1987) dalam Zuidah (2007) menyebutkan bahwa infeksi nosokomial
adalah infeksi yang timbul pada pasien yang sudah dirawat minimal selama 72 jam
dan tidak ada gejala infeksi tersebut pada saat pasien masuk rumah sakit. Beberapa
hasil penelitian menunjukkan bahwa infeksi nosokomial merupakan salah satu
penyebab : kenaikan angka kesakitan dan angka kematian di rumah sakit, bertambah
Universitas Sumatera Utara
18
lamanya hari rawatan, serta biaya yang dikeluarkan penderita dan rumah sakit
bertambah. Pokak, J.D. (2004) dalam Khai, Jong (2006) menyebutkan bahwa
berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) angka prevalens infeksi
nosokomial 11,8% pada daerah timur Meditterranean dan pada daerah Asia Tenggara
sebesar 10% . Sedangkan menurut laporan Center for Disease Control and
Prevention (CDC) angka prevalens infeksi nosokomial di rumah sakit Amerika
mengalami presentase kenaikan sebesar 37% sejak tahun 1975-1998. Hal ini
menghabiskan dana sebesar 4,5 miliar dolar Amerika dengan angka prevalen 5-10%.
Murniati, D. (2004) dalam Khai, Jong (2006) menyebutkan bahwa Point Prevalence
Survey Nosocomial Infection di sepuluh rumah sakit umum pendidikan di Indonesia
pada tahun 1987 yang dilaksanakan oleh Subdit Surveilans Direktorat Jenderal PPM
& PL, menunjukkan angka prevalens infeksi nosokomial cukup tinggi yaitu 9,8%
rentang (6-16%). Selanjutnya rumah sakit khusus penyakit infeksi Prof. Dr. Sulianti
Suroso bekerja sama dengan Perdalin Jaya telah melakukan Point Prevalence Survey
Nosocomial di sebelas rumah sakit di Jakarta diperoleh angka infeksi nosokomial
yang tidak jauh berbeda, dengan distribusi prevalens infeksinosokomial, yaitu luka
operasi (18,9%), infeksi saluran kemih (15,1%), infeksi aliran darah primer (26,4%),
pneumonia (24,5%), infeksi saluran nafas lain (15,1%).
Pasien yang daya tahan tubuhnya rendah seharusnya dihindarkan dari infeksi
kuman di ruangan rumah sakit. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah
menekan resiko terjadinya infeksi, yang dilakukan dengan kaidah sepsis dan
Universitas Sumatera Utara
antisepsis serta perubahan tindakan perawat dan dokter yang bekerja dirumah sakit.
Faktor yang paling penting disini adalah sanitasi lingkungan sekitar rumah sakit.
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam rangka menurunkan kasus infeksi
nosokomial ini adalah desinfeksi terhadap seluruh aspek yang terkait dalam
pelayanan pasien, termasuk lantai rumah sakit.
Menurut
Sanropie
(1989)
Desinfeksi
adalah
upaya
untuk
mengurangi/menghilangkan jumlah mikroorganisme patogen penyebab penyakit
(tidak termasuk spora) dengan cara kimiawi. Pengepelan menggunakan desinfektan
adalah usaha untuk membersihkan lantai dengan cara kimiawi untuk mengurangi dan
menghilangkan mikroorganisme patogen penyebab penyakit.
Desinfeksi
adalah membunuh kuman mikroorganisme patogen (kecuali
spora) dengan cara fisika atau kimiawi yang dilakukan terhadap benda mati. Zat
kimianya disebut desinfektan. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia
Nomor
1204/Menkes/SK/X/2004
tentang
Persyaratan
Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit, Persyaratan angka kuman untuk lantai yaitu 5 – 10
koloni/cm2
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah desinfektan yang efektif
sehingga dapat tercapai daya bunuh yang optimal pada kuman. Bahan kimia yang
digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik dan untuk
membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme disebut desinfektan. Tidak
Universitas Sumatera Utara
20
semua bahan desinfektan efektif untuk semua kondisi lingkungan. Efektivitas dari
desinfektan terhadap kuman pada lantai kadang – kadang tidak tercapai meskipun
sudah diuji dilaboratorium dengan baik. Efektifitas desinfektan dapat diuji langsung
dengan cara sebelum dan setelah lantai diberi bahan desinfektan kemudian dihitung
jumlah angka kuman yang ada di lantai tersebut. ( Kepmenkes RI, 2004 ).
Berdasarkan penelitian Ernawati ( 2005 ) yang dilakukan di Rumah Sakit
Sufina Azis diketahui bahwa jumlah angka kuman dapat diturunkan dengan
menggunakan jeruk nipis. Penggunaan jeruk nipis dengan konsentrasi 30% dapat
menurunkan jumlah angka kuman menjadi 8,89 CFU/cm2 yang telah memenuhi
syarat kesehatan lingkungan lantai Rumah Sakit. Berdasarkan hasil penelitian Yalina
( 2013 ) bahwa penggunaan desinfektan Pine Oil 1,5% + Creasylic Acid dapat
menurunkan angka kuman lantai menajdi 7 CFU/cm2 . Telah terbukti bahwa dengan
membunuh kuman-kuman yang terdapat di lantai dan semua permukaan, dapat
menurunkan kemungkinan infeksi melalui luka terbuka yang ada di permukaan tubuh.
( Sanropie, 1989 ). Selain itu Pengunjung atau penunggu pasien merupakan pihak
yang akan sering berada di lingkungan rumah sakit dan kontak dengan pasien yang
merupakan keluarganya. Berdasarkan pengamatan Memon (2007) disebutkan bahwa
seorang pasien yang sedang mendapatkan perawatan di rumah sakit akan mendapat
banyak kunjungan dari keluarga maupun kerabat. Beberapa perilaku keluarga pasien
ketika berkunjung juga merupakan sumber maupun penyebab terjadinya infeksi
nosokomial.
Universitas Sumatera Utara
Rumah Sakit Umum Daerah Padangsidimpuan adalah rumah sakit milik
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang dikelola oleh Pemerintah Kota
Padangsidimpuan, yang berstatus Kelas B. Rumah Sakit Umum Padangsidimpuan ini
memiliki kapasitas tempat tidur 136. Kamar tidur yang banyak pengunjung dapat
menimbulkan lingkungan rumah sakit menjadi tidak sehat, seperti lantai ruangan
menjadi kotor, banyak sampah dan permasalahan lain. Lantai mempunyai
kemungkinan lebih besar dalam kondisi kotor bila dibandingkan dengan permukaan
bangunan lain seperti langit-langit dan dinding. Sejak berdirinya RSUD
Padangsidimpuan,
pemeriksaan mikroorganisme dalam ruangan belum pernah
dilakukan.
Berdasarkan survei pendahuluan bahwa tempat tidur ruang Kelas III hampir
setiap hari digunakan oleh pasien, penunggu dan dikunjungi oleh keluarga pasien.
Baik pasien maupun keluarga pasien juga berkunjung diluar jam besuk dan tidak
melepas sendal saat masuk ke ruangan rawat inap. Selain itu keluarga pasien juga
tidur dibawah tempat tidur pasien dengan menggunakan tikar sebagai alas.
Berdasarkan uaraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian tentang :
”Kondisi Sanitasi Ruang Rawat Inap Kelas III
Dan Penggunaan Desinfektan
Terhadap Jumlah Angka Kuman Lantai Diruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kota
Padangsidimpuan Tahun 2015”.
Universitas Sumatera Utara
22
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis merumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Kondisi Sanitasi Ruang Rawat
Inap Kelas III Dan Penggunaan Desinfektan Terhadap Jumlah Angka Kuman Lantai
Diruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun 2015.
1.3.
Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Kondisi Sanitasi Ruang Rawat Inap Kelas III Dan
Penggunaan Desinfektan Terhadap Jumlah Angka Kuman Lantai Diruang Rawat
Inap Kelas III RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun 2015.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kondisi Sanitasi Ruang Rawat Inap (
ventilasi, lantai,
dinding, pencahayaan, air bersih, kamar mandi, tempat sampah ) di ruang Kelas
III RSUD Kota Padangsidimpuan.
2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya kuman pada lantai ruang Kelas III RSUD
Kota Padangsidimpuan.
3. Untuk mengetahui angka kuman pada lantai di ruang Kelas III RSUD Kota
Padangsidimpuan sebelum dan sesudah pemberian desinfektan.
Universitas Sumatera Utara
1.4.
Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi pihak rumah sakit.
2. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga
kebersihan lantai .
3. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan di bidang kesehatan lingkungan
khususnya masalah sanitasi rumah sakit.
4. Sebagai bahan masukan bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara pada umumnya, dan khususnya bagi peminatan Kesehatan
Lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
Download