86 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan paradigma naturalistik. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Iskandar, 2008: 186; Moleong, 2007: 6). Seperti yang dikemukakan oleh Mulyana (2004:150) bahwa penelitian naturalistik adalah suatu metode empiris dalam arti ia menemukan bukti pada apa yang dialami. Jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fenomenologi. Penelitian fenomenologi berorientasi untuk memahami, menggali, dan menafsirkan arti dan peristiwa-peristiwa, dan hubungan dengan orang-orang yang biasa dalam situasi tertentu. Ini biasa disebut dengan penelitian kualitatif dengan menggunakan pengamatan terhadap fenomena-fenomena atau gejala-gejala sosial yang alamiah yang berdasarkan kenyataan lapangan (empiris) (Iskandar, 2008:204; Moleong, 2007:17). Pendekatan fenomenologi berusaha memahami makna dari suatu peristiwa atau fenomena yang saling berpengaruh dengan manusia dalam situasi tertentu. 87 Menurut Asmadi Alsa (dalam Iskandar, 2008:205) karakteristik pendekatan fenomenologi adalah sebagai berikut. 1. Tidak berasumsi mengetahui hal-hal apa yang berarti bagi manusia yang diteliti. 2. Memulai penelitian dengan keheningan untuk menangkap apa yang akan diteliti. 3. Menekankan pada aspek subjektif perilaku manusia, berusaha masuk di dalam dunia konseptual subjek, agar dapat memahami bagaimana dan makna apa yang mereka konstruksi di sekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari. 4. Mempercayai bahwa dalam kehidupan manusia banyak cara yang dipakai untuk menafsirkan pengalaman-pengalaman melalui interaksi seseorang dengan orang lain, dan ini merupakan makna dari pengalaman realita. 5. Semua cabang kualitatif berpendirian bahwa untuk memahami subjek adalah dengan melihatnya dari sudut pandangan subjek sendiri, artinya dalam melakukan penelitian kualitatif peneliti menggunakan pendekatan mengkonstruksikan penelitiannya berdasarkan pandangan subjek yang diteliti. Dalam penelitian ini fenomena yang diteliti adalah pengelolaan pembelajaran kimia pada SMAN 1 Singaraja dan SMAN 1 Gianyar. Fenomena pengelolaan pembelajaran kimia didekonstruksi berdasarkan kesesuaian implementasi standar proses yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini membedah pengelolaan pembelajaran kimia di SMAN 1 Singaraja dan SMAN 1 Gianyar. Lokasi penelitian ditetapkan berdasarkan tujuan, yaitu untuk menganalisis pengelolaan pembelajaran kimia pada sekolah yang tergolong dalam sekolah unggulan di Provinsi Bali. Ada beberapa pertimbangan yang mendasari dipilihnya SMAN 1 Singaraja dan SMAN 1 Gianyar sebagai tempat penelitian di antaranya adalah sebagai berikut. 88 1. SMAN 1 Singaraja dan SMA N 1 Gianyar dianggap sebagai model atau sebagai panutan oleh SMA yang lain yang berada di wilayahnya. 2. SMAN 1 Singaraja dan SMAN 1 Gianyar dipandang oleh masyarakat/orang tua siswa sebagai sekolah yang menjanjikan keunggulan dan kepandaian bagi anak-anaknya. 3. SMAN 1 Singaraja dan SMAN 1 Gianyar berada dalam status RSBI yang keberadaaanya di mata masyarakat sebagai sekolah yang berkualitas, baik itu guru, sarana pendidikan, sumber belajar, maupun proses pembelajaran semua dianggap berkualitas. 4. SMAN 1 Singaraja adalah sekolah menengah atas yang pertama di provinsi Bali, dengan prestasi dalam bidang akademik dan nonakademik yang sangat bagus, baik pada tingkat nasional maupun internasional. SMAN 1 Gianyar tergolong sekolah yang relatif muda, tetapi memiliki prestasi akademik dan nonakademik yang cukup bagus di tingkat regional maupun nasional. Siswa dari kedua sekolah ini pernah meraih juara dalam olimpiade kimia di tingkat nasional. Siswa SMAN 1 Singaraja pernah meraih medali dalam olimpiade kimia internasional. Waktu penelitian dilakukan pada September 2011 sampai dengan Februari 2012. Pada saat dilakukan penelitian SMAN 1 Singaraja dan SMAN 1 Gianyar dengan status RSBI masih eksis diakui oleh pemerintah. Pada saat itu SMA RSBI sedang semangat berjuang untuk meningkatkan statusnya menuju SBI. 89 3.3 Jenis dan Sumber Data Data merupakan salah satu unsur penelitian yang sangat penting. Data adalah hasil penelitian, baik yang diperoleh melalui pengamatan, wawancara, dan proses pemahaman lain, melalui datalah ditarik inferensi (Ratna, 2010:140--141). Data merupakan bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif, yang menunjukkan fakta (Riduwan, 2004:106). Jadi, dalam hal ini data merupakan informasi penting yang dipakai sumber utama untuk menjawab masalah yang dirumuskan. Jenis data yang dicari berupa data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pernyataan atau berupa kata-kata (Riduwan, 2004:106). Data kualitatif dalam penelitian ini berupa pernyataan, uraian, pendapat, dan deskripsi hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran kimia yang dilakukan. Pernyataan atau uraian dapat diperoleh dari teks, bisa didapat dari pernyataan orang-orang yang memberikan pendapat atau diwawancarai kemudian deskripsi diperoleh dengan cara mendeskripsikan apa adanya segala sesuatu atau gejala yang diamati. Objek penelitian diarahkan pada pendapat, persepsi, motivasi, tanggapan, rencana pembelajaran, dan lain-lain yang terkait dengan pengelolaan pembelajaran kimia di sekolah, yang dilandasi delapan standar nasional pendidikan terutama pada standar proses. Secara teoretis sumber data primer dalam penelitian kualitatif ialah pernyataan dan tindakan atau sumber aktual pada saat terjadinya proses pengumpulan data. Selebihnya adalah sumber data sekunder yang berasal dari tangan kedua atau sumber lain yang telah ada 90 sebelum penelitian dilakukan, seperti dokumen, hasil publikasi, dan lain-lain (Moleong, 2007:157; Ratna, 2010:43). Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer, yaitu informan yang terpilih yang terdiri atas guru kimia, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan siswa. Sebagai sumber data sekunder, yaitu dokumen, buku, jurnal, hasil penelitian, dan referensi lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 3.4 Teknik Penentuan Informan Dalam kegiatan penelitian yang menjadi sumber informasi adalah para informan yang berkompeten dan mempunyai relevansi dengan penelitian. Informan penelitian merupakan subjek yang memberikan informasi tentang fenomena-fenomena situasi sosial yang berlaku di lapangan. Teknik pemilihan informan menggunakan teknik purposif. Teknik ini dilakukan dengan cara peneliti sudah menentukan sejumlah informan secara purposif, sesuai dengan tujuan yang ingin diperoleh (Iskandar, 2008:214--220; Ratna, 2010:215). Penelitian ini pada dasarnya adalah upaya memeroleh informasi yang detail dan mendalam dari orang-orang yang berkaitan langsung dengan pengelolaan pembelajaran kimia di SMAN 1 Singaraja dan SMAN 1 Gianyar. Oleh karena itu, teknik penentuan informan yang digunakan adalah teknik purposif, yaitu informan yang dipilih atau yang dituju diyakini berkompeten dan mau memberikan informasi yang terkait dengan masalah yang diteliti. Karena masalah yang diteliti 91 berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran kimia di SMA, maka informan yang terkait adalah kepala sekolah, guru kimia, pengawas sekolah, dan siswa yang mendapat pelajaran kimia. Daftar informan disajikan pada Lampiran 6. 3.5 Instrumen Penelitian Instrumen utama dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti yang dibantu dengan alat bantu pengumpul data berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, dan buku catatan (Riduwan, 2004:98; Moleong, 2007:168; Basrowi, 2008:173). Selain instrumen tersebut juga digunakan alat bantu berupa tape recorder. Untuk keperluan dokumentasi peneliti juga mengabadikan beberapa gambar yang dianggap relevan untuk menguatkan hasil penelitian. Hubungan antara masalah, sumber data, metode, dan instrumen digambarkan seperti tabel berikut. Tabel 3.1 Hubungan antara Masalah penelitian, Sumber data, Teknik dan Instrumen Masalah Bagaimana pengelolaan pembelajaran kimia Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengelolaan pembelajaran kimia Sumber data · · · · · · · · Kepala sekolah Guru Pengawas sekolah Siswa Kepala sekolah Guru Pengawas sekolah Siswa Teknik · · · · · · Wawancara Observasi Studi pustaka Wawancara Observasi Studi pustaka Instrumen · · · · · · Pedoman wawancara Pedoman observasi Buku catatan Pedoman wawancara Pedoman observasi Buku catatan 92 Dampak dan makna pengelolaan pembelajaran kimia · · · · Kepala sekolah Guru Pengawas sekolah Siswa · · · Wawancara Observasi Studi pustaka · · · Pedoman wawancara Pedoman observasi Buku catatan 3.6 Teknik Pengumpulan Data Data atau informasi yang menjadi bahan baku penelitian untuk diolah merupakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui serangkaian kegiatan, yaitu observasi, wawancara mendalam, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pengumpulan atau pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi (Iskandar 2008:252--254). Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi (Riduwan, 2004:97--105; Usman, 2008:52--60; Iskandar 2008:213--219). Untuk mendapat data yang akurat dilakukan teknik triangulasi metode pengumpulan data, yaitu pengumpulan informasi yang sama dengan metode yang berbeda, dan pengumpulan data dengan metode yang sama pada informan atau sumber data yang berbeda. 3.6.1 Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti dan kegiatan yang dilakukan. Peristiwa atau sesuatu yang dianggap penting dicatat dengan singkat tanpa harus menuruti aturan tertentu. Observasi merupakan proses yang kompleks, yang tersusun dari proses biologis 93 dan psikologis. Dalam menggunakan teknik observasi yang terpenting adalah mengandalkan pengamatan dan ingatan peneliti (Usman, 2008:52; Riduwan, 2004:104). Observasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk melihat secara langsung proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kimia pada SMAN 1 Singaraja dan SMAN 1 Gianyar, baik di dalam kelas maupun di laboratorium. Instrumen yang digunakan dalam observasi adalah pedoman observasi atau pedoman penilaian pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Pedoman observasi proses pembelajaran di kelas disusun berdasarkan standar proses pembelajaran. Pada saat pelaksanaan observasi dilakukan pencatatan terhadap hal-hal yang dianggap menarik atau yang mendukung masalah yang sedang diteliti. 3.6.2 Wawancara Mendalam Wawancara adalah cara-cara memeroleh data dengan berhadapan langsung, bercakap-cakap, baik antara individu dengan individu maupun individu dengan kelompok. Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan instrumen berupa pedoman wawancara (Iskandar 2008: 217; Ratna, 2010:221--222). Dalam penelitian ini wawancara dilakukan untuk mendalami implementasi standar proses khususnya pada pengelolaan pembelajaran kimia. Instrumen yang digunakan dalam wawancara adalah pedoman wawancara yang isinya menyangkut tentang standar nasional pendidikan terutama pada pelaksanaan standar proses 94 yang mendukung pengelolaan proses pembelajaran kimia pada SMAN 1 Singaraja dan SMAN 1 Gianyar. Pendalaman wawancara dibedah melalui standar proses dan difokuskan untuk mendalami kualitas pengelolaan proses pembelajaran kimia, faktor-faktor yang memengaruhi kualitas pengelolaan pembelajaran kimia, serta menelusuri dampak dan makna pengelolaan pembelajaran kimia kaitannya dengan mutu sekolah. Data yang dapat dikumpulkan dari hasil wawancara ini berupa pernyataan, pendapat, dan saran serta harapan, yang selanjutnya dilakukan analisis dan interpretasi. 3.6.4 Studi Dokumen Studi dokumentasi ditujukan untuk memeroleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, jurnal, foto-foto, film dokumenter, dan data yang relevan. Data ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan jawaban dari fokus permasalahan penelitian (Riduwan, 2004:105; Iskandar, 2008: 219). Dalam penelitian ini studi dokumen dilakukan untuk mendukung, melengkapi, mengonfirmasi, dan mendalami data hasil observasi, dan wawancara agar hasil penelitian menjadi jelas dan lengkap. Dokumen yang diperoleh untuk didalami adalah silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, laporan kegiatan, dan foto. 95 3.7 Peningkatan Keabsahan Data Keabsahan data merupakan hal penting yang diperbarui dari konsep kesahihan (validitas) dan keterandalan (reliabilitas). Penelitian mengharapkan objektivitas, validitas dan reliabilitas (Moleong, 2007:324--327); Iskandar, 2008: 228). Meningkatkan keabsahan data dapat dilakukan, baik selama proses pengambilan data maupun setelah analisis data. Untuk menjamin keabsahan data dalam penelitian ini maka dilakukan dengan triangulasi dan melakukan member chek, yaitu pengecekan data yang diperoleh peneliti dari informan. Triangulasi adalah upaya untuk mengadakan pengecekan kebenaran data melalui cara lain. Dalam penelitian ini, triangulasi dilakukan dengan melakukan pengumpulan data yang sama dengan sumber informasi yang berbeda dan melakukan pengumpulan data yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan standar proses dalam pengelolaan pembelajaran kimia, dengan cara mewawancarai beberapa guru kimia, kepala sekolah, pengawas, dan siswa. Selain itu, juga dilakukan studi dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran dan observasi kelas untuk mengamati guru kimia mengajar. 3.8 Teknik Analisis Data Berdasarkan elaborasi yang dikemukakan oleh Moleong (2007:248) analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema atau sebuah 96 kecenderungan. Data atau informasi yang dikumpulkan yang berhubungan dengan pertanyaan penelitian dianalisis berupa pengelompokan dan pengategorian data dalam aspek-aspek yang telah ditentukan. Hasil pengelompokan tersebut dihubungkan dengan data yang lainnya untuk mendapatkan suatu kebenaran. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif menurut versi Miles dan Huberman (1992:15--21) dengan langkah, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan/verifikasi. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data. Penyajian data yang paling sering digunakan pada data kualitatif adalah bentuk teks naratif. Penyajian data dapat juga dibuat dalam bentuk matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Penarikan simpulan adalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Simpulan-simpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan/verifikasi sebagai sesuatu yang jalin menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Dalam penelitian ini analisis dilakukan mengikuti pola yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman, yakni reduksi data, penyajian data dengan model teks naratif, meyusun secara sistematis data yang diperoleh dengan cara mengorganisasikan data ke sintesis, menyusun ke dalam pola, melakukan interpretasi kemudian menyimpulkan berdasarkan pendekatan induktif. Teknik 97 masalah, kemudian direduksi, di interpretasi dan ditarik simpulan. Data hasil observasi, dianalisis dengan mengkomparasikan menggunakan pedoman standar pelaksanaan pembelajaran yang diturunkan dari standar proses. Kemudian, untuk data hasil dari dokumentasi, dalam hal ini silabus dan RPP, dianalisis dengan chek list berdasarkan pedoman penyusunan silabus dan RPP yang diturunkan dari standar proses. 3.9 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Teknik penyajian hasil analisis data dimaksudkan untuk menuliskan secara sistematis mengenai hasil penelitian. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk deskripsi sesuai dengan kelompok data. Data yang berupa pernyataan atau pendapat dari hasil wawancara disajikan dalam bentuk narasi atau secara informal dengan bahasa ragam ilmiah. Bentuk narasi dari hasil wawancara dikelompokan, baik sesuai dengan jenis pernyataan maupun pendapat informan. Berdasarkan hasil pengelompokan tersebut selanjutnya dilakukan interpretasi. Keseluruhan sajian hasil analisis dikemukakan secara sistematis dalam delapan bab. Setiap bab terdiri atas sejumlah subbab atau pasal yang relevan dengan judul bab yang bersangkutan.