SELAMAT PAGI KELOMPOK 2 1. Artha Vindy Febryan Pramesthi [04] 2. Awang Zaki R. [05] 3. Gati Argo W. [07] 4. Ngesty Finesatiti [19] 5. Nisa Nur 'Aini A. [20] RAS / ETNIS 1. Diferensiasi Sosial berdasarkan Perbedaan Ras Konsep ras melahirkan jejak asal usul dalam diskursus biologis Darwinisme sosial yang menitikberatkan adanya garis keturunan dan jenisjenis manusia. Ras biasanya mengacu kepada karakteristik biologis dan fisik yang diyakini dimana yang paling menonjol adalah warna kulit. Menurut Paul Horton dan Charles Hunt (1999), ras adalah suatu kelompok manusia yang agak berbeda dengan kelompok-kelompok lainnya dalam segi ciri-ciri fisik bawaan, disamping itu banyak juga ditentukan oleh pengertian yang digunakan oleh masyarakat. Menurut Koentjaraningrat, ras adalah suatu golongan manusia yang menunjukkan berbagai ciri tubuh yang tertentu dengan suatu frekuensi yang besar. Dari pengertian tersebut, nampak jelas bahwa ras merupakan penggolongan yang bersifat jasmaniah. Tetapi dalam perkembangannya, konsepsi tentang aneka warna ciri tubuh manusia telah banyak menimbulkan kesedihan dan kesengsaraan yang disebabkan oleh adanya kesalahpahaman yang besar mengenai ras. Al Kroeber (dalam Horton dan Cooly, 1999) membuat klasifikasi ras di dunia atas lima ras yaitu Australoid, Mongoloid, Kaukasoid, Negroid, dan ras-ras khusus. Austroloid yaitu penduduk asli Australia (Aborigin). Mongoloid yaitu penduduk asli wilayah Asia dan Amerika, antara lain: 1. Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah dan Asia Timur). 2. Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan penduduk asli Taiwan). 3. American Mongoloid (Penduduk asli Amerika). Kaukasoid yaitu penduduk asli wilayah Eropa, sebagian Afrika, dan Asia antara lain: 1. Nordic (Eropa Utara sekitar Laut Baltik). 2. Alpine (Eropa Tengah dan Eropa Timur). 3. Mediteranian (sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab dan Iran). 4. Indic (Pakistan, India, Bangladesh, dan Sri Lanka). Negroid adalah penduduk asli wilayah Afrika dan sebagian Asia antara lain: 1. African Negroid (Benua Afrika). 2. Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Malaya yang dikenal dengan orang Semang, Filipina). 3. Melanesian (Irian, Melanesia). Ras-ras khusus adalah ras yang tidak dapat diklasifikasikan dalam keempat ras pokok, antara lain: 1. Bushman (Gurun Kalahari - Afrika Selatan). 2. Veddoid (Pedalaman Sri Lanka dan Sulawesi Selatan). 3. Polynesian (Kepulauan Mikronesia dan Polynesia). 4. Ainu (Pulau Karafuto dan Hokaido Jepang). Dari berbagai macam ras yang ada di dunia, nenek moyang bangsa Indonesia merupakan campuran penduduk asli dengan bangsa pendatang yaitu Austronesia yang menetap di Indonesia di kepulauan bagian barat, bangsa Papua Melanesoid yang menetap di kepulauan bagian timur dan bangsa Wedoid yang berasal dari Sri Lanka. Adapun ciri-ciri bangsa Melayu Mongoloid atau Austronesia adalah rambut ikal atau lurus, muka agak bulat, kulit sawo matang atau kekuning-kuningan. Ciri-ciri bangsa Melanesoid adalah rambut keriting kecil-kecil, bibir tebal, dan kulit hitam. Ciriciri bangsa wedoid adalah perawakan kecil, kulit sawo matang, dan rambut berombak. Pada perkembangannya, para ahli sosiologi menggunakan istilah kelompok etnik untuk menyebutkan setiap bentuk kelompok baik kelompok ras maupun yang bukan kelompok ras yang secara social dianggap berada dan telah mengem-bangkan subkulturnya sendiri. Atau bisa dikatakan kelompok etnik adalah kelompok yang diakui oleh masyarakat dan oleh kelompok etnik itu sendiri sebagai suatu kelompok yang tersendiri. Walaupun perbe-daan kelompok dikaitkan dengan nenek moyang tertentu namun ciri-ciri pengenalnya dapat berupa bahasa, agama, wilayah kediaman, kebangsaan, bentuk fisik, atau gabungan dari beberapa ciri tersebut. Pengelompokkan manusia berdasarkan ras merupakan pengelompokkan yang bersifat jasmaniah, berdasarkan pada ciri-ciri fisik, seperti warna kulit, rambut, serta bentuk-bentuk bagian wajah. Koentjaraningrat mendefinisikan ras sebagai suatu golongan manusia yang menunjukkan berbagai ciri tubuh tertentu dengan suatu frekuensi yang besar. Dengan adanya pengelompokkan berdasarkan ras, maka memunculkan politik diskriminasi ras yang dampaknya sampai sekarang. Dasar-dasar diskriminasi itu adalah bahwa ras kulit putih mempnyai keunggulan jasmani serta rohani dibandingkan ras-ras lain. 2. Diferensiasi Sosial berdasarkan Perbedaan Etnis/Suku Bangsa Diferensiasi sosial berdasarkan etnis atau suku bangsa menunjukkan bahwa masyarakat terdiri atas berbagai suku bangsa dengan bahasa dan kebudayaan masing-masing. Menurut E. Von Eickstedt, ras dibedakan menjadi : a.Leukoderm Leuko berarti putih. Masyarakat yang termasuk di dalam ras Leukoderm contohnya orang Polinesia dan Eropa. b.Melanoderm Melano berarti hitam. Masyarakat yang termasuk dalam ras ini adalah Negroid, Melanesoid, dan Austroloid. Contoh ras Melanoderm adalah orang Afrika, Aborigin dan Melanesiac. c.Xantoderm Xanto berarti kuning. Masyarakat yang termasuk di dalam ras Xantoderm adalah Mongoloid dan Indian. Contoh ras Xantoderm adalah orang Asia, Indian dan Eskimo. Suku bangsa yang beraneka ragam di Indonesia juga berkaitan dengan kenekaragaman budayanya, yang meliputi perbedaan adat istiadat, religi, bahasa, dan kesenian. Namun, dengan banyaknya suku bangsa di Indonesia, terdapat persamaan-persamaan yang mendasar antara lain : a) Kehidupan sosial yang berdasarkan kekeluargaan. b) Hukum adat. c) Sistem hak milik tanah. d) Kekerabatan, adat perkawinan, serta persekutuan bermasyarakat. Koentjanaringrat berpendapat bahwa jumlah suku bangsa yang ada di Indonesia adalah : a) Sumatra : 42 suku bangsa b) Jawa dan Madura : 8 suku bangsa c) Bali dan Lombok : 3 suku bangsa d) Kalimantan : 25 suku bangsa e) Sulawesi : 37 suku bangsa f) Timor : 24 suku bangsa g) Kepulauan Barat Daya : 5 suku bangsa h) Maluku : 9 suku bangsa i) Ternate : 15 suku bangsa j) Irian Jaya/Papua : 27 suku bangsa Jadi, jumlah suku bangsa yang ada di Indonesia adalah 195 suku bangsa. Lima ciri pengelompokan suku bangsa 1. Bahasa/dialek yang memelihara keakraban dan kebersamaan di antara warga suku bangsa. 2. Pola-pola sosial kebudayaan (adat istiadat, cita-cita, dan ideologi). 3. Ikatan sebagai satu kelompok. 4. Kecenderungan menggolongkan diri ke dalam kelompok asli. 5. Perasaan keterikatan kelompok karena kekerabatan/genealogis dan kesadaran teritorial di antara warga suku bangsa. THE END MATUR NUWUN