Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN SISTEM SUPLAI

advertisement
Makalah Seminar Kerja Praktek
PEMELIHARAAN SISTEM SUPLAI AC & DC
Paul Henry Ginting1, Ir. Tejo Sumakdi. M. T. 2
1
Mahasiswa dan 2Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, tembalang, Semarang, Indonesia
Email : paulhg90@gmail. com
Abstrak - Dalam suatu sistem tenaga listrik, peralatan –peralatan yang digunakan disuplai oleh
tegangan AC maupun DC. Pusat-pusat pembangkit dan Gardu induk juga membutukan suplai sendiri untuk
mensuplai peralatan-peralatan yang ada. Didalam suatu gardu induk biasanya terdapat suplai DC berupa
beberapa sel Batere yang dirangkai secara seri. Batere ini digunakan untuk mensuplai peralatan –peralatan
proteksi di Gardu induk , seperti Peralatan proteksi, dan peralatan SCADA. Untuk menjaga kontinyunitas
suplai DC di Gardu induk maka dilakukan pemeliharaan secara rutin sesuai SOP (Standing Operating
Procedure) yang ditetapkan oleh PT. PLN.
Pemeliharaan Suplai AC & DC merupakan serangkaian kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan
meyakinkan bahwa peralatan-peralatan suplai AC dan DC dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini
bertujuan untuk menjamin kontinyunitas penyaluran tenaga listrik dan menjamin keandalan sistem tenaga
listrik.
Di dalam laporan ini akan dibahas praktek pemeliharaan terhadap Batere yang dlakukan di PT
PLN (persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Semarang. Dimana praktek yang dilakukan Uji
kapasitas,Uji Elektrolit dan rekondisi.
Keywords:Pemeliharaan, suplai DC, Boosting charge, Equalizing charge, uji kapasitas, rekondisi
1.2.
Maksud dan Tujuan
Hal hal yang menjadi tujuan penulisan
laporan kerja praktek ini adalah:
1. Mengetahui secara umum Sistem
pemeliharaan Sumber AC & DC
berdasarkan pada standard yang telah
ditetapkan oleh PT. PLN
2. Mengetahui metode pemeliharaan
pada Batere, meliputi ,Uji kapasitas,
Uji elektrolit dan Rekondisi.
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Selain sumber AC, di Gardu
Induk juga diperlukan sumber arus searah
(DC).
Sumber tenaga untuk kontrol
selalu harus mempunyai keandalan dan
stabilitas yang tinggi. Karena persyaratan
inilah dipakai Batere sebagai sumber arus
searah. Catu daya DC bersumber dari
Rectifier dan Batere terpasang pada
instalasi secara paralel dengan beban,
sehingga dalam operasionalnya disebut
Sistem DC. Tujuan Pemeliharaan Sistem
DC adalah : untuk mengusahakan agar
Rectifier dan Batere berikut rangkaiannya
selalu bekerja sesuai karakteristiknya,
sehingga
diharapkan
Sistem
DC
mempunyai keandalan yang tinggi.
1.3.
1
Pembatasan masalah
Dalam makalah ini pembahasan akan
dibatasi pada pembahasan tentang
pemeliharaan sumber AC & DC
secara
umum
dan
praktek
pemeliharaan Batere di PT PLN
(persero) Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Semarang, uji kapasitas,Uji
elektrolit dan rekondisi (penggantian
sel Batere)
Untuk kebutuhan operasi relai
dan kontrol di PLN terdapat dua sistem
catu daya pasokan arus searah yaitu
DC 110V dan DC 220V, sedangkan
untuk
kebutuhan
scadatel
menggunakan sistem Catu Daya DC
48V. Diagram instalasi Sistem DC
dapat dilihat pada Gambar 2. 1.
II.
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Gambaran Umum
Pengoperasian suatu Gardu
Induk
memerlukan
fasilitas
pendukung yaitu sumber tegangan
rendah AC 380 Volt yang diperlukan
untuk sistem Kontrol,
Proteksi,
maupun untuk sistem mekanik
penggerak peralatan di Gardu Induk.
Pada gardu Induk 150 kV sumber AC
dipasok dari Trafo pemakaian sendiri
(PS) sedangkan pada GITET 500 KV,
selain Trafo PS dilengkapi juga
dengan
Generator
Set
yang
diperlukan untuk keadaan darurat atau
pada saat Trafo pemakaian sendiri
(PS) mengalami gangguan atau
sedang dipelihara.
REL 20KV
TRAFO PS
RECTIFIER
FUSE
REL DC
Pemakaian sendiri di Gardu
Induk berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan Tenaga Listrik peralatan
bantu, pada umumnya dibutuhkan
untuk memasok daya listrik ke
peralatan di Gardu Induk antara lain :
MCB
BEBAN DC
Gambar 2. 1. Diagram Instalasi Sistem DC
2.2
• Pengisi Batere
( Charger )
• Motor Kipas Pendingin
• Motor Sirkulasi minyak
• Motor Mekanik PMS
• Penerangan Gedung
• Penerangan
kontrol
BATERE
Panel
• Pemanas (Heater)
• Dll
Selain sumber AC, di Gardu Induk
juga diperlukan sumber arus searah
(DC). Sumber tenaga untuk kontrol
selalu harus mempunyai keandalan dan
stabilitas yang tinggi.
Karena
persyaratan inilah dipakai Batere
sebagai sumber arus searah.
2
Sistem AC
2.2.1
Trafo pemakaian sendiri
Pengoperasian suatu Gardu
Induk
memerlukan
fasilitas
pendukung yaitu sumber tegangan
rendah AC 380 Volt yang diperlukan
untuk sistem Kontrol,
Proteksi,
maupun untuk sistem mekanik
penggerak peralatan di Gardu Induk.
Umumnya peralatan instalasi Suplai
AC yang terpasang di Gardu Induk
adalah sebagai berikut :
§ Load Breaker Switch ( LBS)
§ Trafo Pemakaian sendiri
§ NPB
§ Panel Distribusi AC
satu sumber tenaga bagi instalasi di dalam
sistem kelistrikan Gardu Induk, baik
untuk sistem kontrol maupun sistemsistem penggerak peralatan Gardu Induk.
Genset diperlukan sekali untuk keadaan
darurat, apabila penyediaan listrik utama
terganggu, misalnya suplai dari Trafo PS
(pemakaian
sendiri)
mengalami
gangguan, pemeliharaan atau kondisi
sistem Black-Out.
Sehingga kondisi
demikian
Generator
set
dapat
menggantikan dan dapat menyediakan
sumber daya listrik untuk keperluan
mensuplai Charger, penerangan ruangan
operator,
penggerak kipas pendingin
Transformer,
penggerak
motor
kompressor PMT dan keperluan lainnya
sesuai kemampuan gensetnya.
Peralatan suplai AC dapat dilihat pada
gambar berikut.
REL 20KV
LBS
TRAFO PS
NFB
REL AC
MCB
PANEL DISTRIBUSI AC
Gambar 2. 2 Bagian Peralatan utama
SuplaiAC
Pada gardu Induk 150 kV
sumber AC dipasok dari Trafo
pemakaian sendiri (PS) sedangkan
pada GITET 500 KV, selain Trafo
PS dilengkapi juga dengan Generator
Set yang diperlukan untuk keadaan
darurat atau pada saat Trafo
pemakaian sendiri (PS) mengalami
gangguan atau sedang dipelihara.
Gambar 2. 4. Genset
Prinsip kerja dari Genset adalah gabungan
antara mesin penggerak dan Generator
pembangkit
listrik.
Penggerak
mula
menggunakan prinsip Motor bakar untuk
merubah energi kimia dalam bahan bakar
menjadi energi mekanis.
Gambar 2. 3
2. 2. 2.
Trafo. PS
2.2.3
Generator
Prinsip kerja dari Generator adalah
mesin listrik yang mengkonversi energi
mekanis menjadi energi listrik. Prinsip
Genset
Genset merupakan bagian dari AC
suplai yang sangat penting sebagai salah
3
dasar generator
hukum Faraday.
adalah
Tegangan yang terinduksi ke kumparan stator
akan membentuk sinusoida setiap satu putaran
penuh (untuk generator 2 kutub).
Sedangkan besarnya frekuensi yang timbul
tergantung dari banyaknya kutub, putaran
dan waktu, seperti rumus di bawah ini :
menggunakan
e = d φ / d t,
menjelaskan secara kuantitatif induksi
tegangan oleh medan magnet berubah
waktu.
Generator terdiri dari lilitan stator dan
lilitan rotor. Lilitan rotor dialiri arus
searah melalui sikat arang pada cincin slip.
Lilitan stator terdiri dari beberapa buah
lilitan (N),
‘f =
P
n
2
60
Hz
Keterangan :
f : frekuensi pada kumparan stator
P : jumlah kutub kumparan stator
n : jumlah putaran rotor
2.3 Sistem DC
2.3.1
Rectifier / Charger
Umum
Rectifier atau Charger sering disebut
juga Konverter adalah suatu rangkaian alat
listrik untuk mengubah arus listrik bolak-balik
(AC) menjadi arus searah (DC) yang
berfungsi untuk suplai DC dan mengisi Batere
agar kapasitasnya tetap terjaga penuh, oleh
karena itu Batere tersebut harus selalu
tersambung ke Rectifier sehingga keandalan
sumber DC pada Gardu Induk terjamin.
Gambar 2. 5. Generator Serempak Dasar.
Rotor yang terdiri dari lilitan rotor yang
telah dialiri arus searah diputar dengan
kecepatan tetap oleh penggerak mula.
Dengan adanya putaran rotor maka pada
kumparan stator akan teinduksi fluks magnet
dengan bentuk gelombang sinusoidal seperti
rumus dibawah ini :
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
maka kapasitas Rectifier harus disesuaikan
dengan kapasitas Batere terpasang, paling
tidak kapasitas arusnya harus mencukupi
untuk pengisian Batere : Jenis alkali sebesar
0, 2 C ( 0, 2 X Kapasitas) dan 0, 1 C untuk
Batere asam, ditambah beban statis Gardu
Induk, misalkan kapasitas Batere terpasang
sebesar 200 Ah maka minimum Kapasitas
arus Rectifier terpasang dengan kapasitas arus
sebesar : 0, 2 x 200 A = 40 A + I statis misal
10 A maka minimum kapasitas Rectifier 50 A.
e = d φ / d t,
Keterangan :
e
:
tegangan induksi
kumparan stator
pada
dφ : fluksi yang timbul pada
periode waktu
stator
dt : periode waktu
kumparan
4
Oleh karena sumber AC Rectifier tidak
boleh padam maka pengecekan tegangan
tegangan input AC maupun tegangan output
DC harus diperiksa secara rutin / periodik.
2.3.2.1
2.3.2.1.1
1.
2.
Prinsip Kerja
Sumber AC baik 1 fasa maupun 3 fasa
masuk melalui terminal input Rectifier itu ke
Trafo step-down dari tegangan 220 V / 380 V
menjadi tegangan 110 V atau 48 V kemudian
oleh Diode penyearah / Thyristor arus bolak
balik (AC) tersebut dirubah menjadi arus
searah dengan ripple / gelombang DC
tertentu.
Kemudian untuk memperbaiki ripple /
gelombang DC yang terjadi diperlukan suatu
rangkaian penyaring (filter) yang dipasang
sebelum ke terminal Output.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
5.
6.
Gambar 2. 6
Pastikan
semua
switch/NFB/MCB dalam kondisi
OFF
Posisikan VR “V-Ajust” dan VR
“A-Ajust” pada posisi minimum
Sambungkan
kabel
input
tegangan AC 3 phasa ke terminal
Rectifier
Sambungkan kabel Batere ke
terminal DC Rectifier sesuai
polaritasnya
Masukkan kabel tegangan AC ke
sumber tegangan AC (Stop
contact)
2. 3. 2. 1. 2
1.
Diagram Sistem Kerja Rectifier
Pengoperasian Rectifier
Persiapan
Pengoperasian
Hidupkan
Rectifier
dengan
memasukkan NFB Input
Posisikan VR “A-Ajust” pada
posisi maximum
Atur VR “V-Ajust” sampai
Voltmeter
pada
Rectifier
menunjuk harga tegangan sesuai
yang diminta (selanjutnya jangan
diputar-putar lagi), setting ini
adalah setting tegangan akhir
(maximum)
Posisikan VR “A-Ajust” pada
posisi minimum
Masukkan
switch/NFB/MCB
Output
(tersambung
ke
Batere/beban)
Atur VR “A-Ajust” sampai
menunjuk besarnya arus yang
dibutuhkan.
(Pengaturan ini adalah setting
arus yang dibutuhkan dalam
2.3.2
Mode operasi pengisian pada
Charger
Umumnya jenis pengisian pada Rectifier
yang diperlukan oleh Batere adalah :
Floating, Equalizing dan Boosting.
pengisian)
7.
5
Khusus
untuk
Pengisian
Boosting :
a)
Atur “Timer” keposisi
waktu yang dibutuhkan
b)
Tekan tombol “BA”
(Pengoperasian timer ini adalah
untuk setting waktu pengisian)
2. 3. 2. 1. 3
Proses Pengisian
• Tegangan Equalizing
Standard : 1, 5 V – 1, 6 V tiap sel (alkali)
Standard : 2, 25 V – 2, 3 V tiap sel
(asam)
Setelah
langkahlangkah
pengoperasian dilakukan,
berarti
Rectifier sudah operasi (mengisi) ke
Batere,
selanjutnya diamati proses
pengisian dan lakukan sesuai dengan
kektentuan dalam pengisian Batere.
2.3.2.1.4
• Arus Equalizing
Standard : Max. 0, 2 x C (Alkali)
Selesai Pengoperasian
Standard : Max. 0, 1 x C (Asam)
1. Posisikan semua VR ke posisi
minimum
2. Lepas switch/MCB/NFB output dan
input
Selesai
2. 3. 2. 4 Boosting charge
Adalah jenis pengisian cara cepat
yang digunakan untuk initial charge atau
pengisian kembali pada Batere setelah
Batere mengalami pengosongan yang
2.3.2.2
Floating charge
Adalah jenis pengisian ke Batere
untuk menjaga Batere dalam keadaan full
charge dan Batere tidak mengeluarkan
maupun menerima arus listrik saat
mencapai tegangan floating dan Batere
tetap tersambung ke Charger dan beban.
Di Gardu Induk umumnya menggunakan
sistem floating. Bila sumber AC hilang
atau pengisi Batere terganggu, maka
beban langsung di suplai dari Batere.
besar atau setelah di test kapasitas.
• Tegangan Boosting
Standard : 1, 65 V – 1, 7 V tiap sel
(Batere alkali)
Standard : 2, 35V – 2, 4 V tiap sel
(Batere asam)
• Arus Boosting
Standard : 0, 1 ~ 0, 2 x C (Alkali)
Standard : 0, 05 ~ 0, 1 x C (Asam)
2.4
Batere
2.4.2
Umum
Batere atau akumulator adalah
sebuah sel listrik dimana didalamnya
berlangsung proses elektrokimia yang
reversibel (dapat berbalikan) dengan
efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud
dengan proses elektrokimia reversibel,
adalah didalam Batere dapat berlangsung
proses pengubahan kimia menjadi tenaga
listrik (proses pengosongan),
dan
sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga
kimia ( pengisian kembali dengan cara
regenerasi dari elektroda-elektroda yang
dipakai, yaitu dengan melewatkan arus
listrik dalam arah (polaritas) yang
berlawanan didalam sel.
• Tegangan Floating
Standard : 1, 40 V – 1, 44 V tiap sel
(Batere alkali)
Standard: 2, 10 V – 2, 2 V tiap sel (Batere
asam).
Arus Floating
Standard : ± 0, 01 x C (Alkali /
Asam)
2.3.2.3
Equalizing charge
Adalah jenis pengisian Batere untuk
menyamakan / meratakan
tegangan
karena terjadi perbedaan tegangan tiap
sel.
6
Jenis sel Batere ini disebut juga “ Storage
Battery “ , adalah suatu Batere yang mana
dapat digunakan
berulangkali pada
keadaan sumber listrik arus bolak balik
(AC) terganggu.
Tiap sel Batere ini terdiri dari dua
macam elektroda yang berlainan, yaitu
elektroda positif dan elektroda negatif yang
dicelupkan dalam suatu larutan kimia.
Menurut pemakaian Batere dapat :
−
Stationary (tetap)
−
Portable (dapat dipindah-pindah)
2.4.3
a)
(a)
(b)
i)Gambar 2. 7(a). Reaksi elektrokimia
Pada sel Batere ( discharge)
ii) Gambar 2. 7(b )Reaksi elektrokimia
pada sel Batere ( charge )
Prinsip kerja
Proses discharge pada sel berlangsung
menurut skema Gambar 1. 1 Bila sel
dihubungkan dengan beban maka,
elektron mengalir dari anoda melalui
beban ke katoda, kemudian ion-ion
negatif mengalir ke anoda dan ion-ion
positif mengalir ke katoda.
2. 5
Uji kadar potassium karbonat
elektrolit Batere ( K2CO3 )
2.5.1
Tujuan
Adapun Tujuan pengujian kandungan
potassium carbonate (K2CO3) adalah untuk
memperoleh infomasi apakah elektrolit Batere
masih efektif untuk direkondisi atau sudah
tidak efektif lagi untuk direkondisi.
b)
Pada proses pengisian menurut skema
Gambar 3. 10. Bila sel dihubungkan dengan
power suplai maka, Elektroda positif menjadi
anoda dan elektroda negatif menjadi katoda
dan proses kimia yang terjadi adalah sbb :
1. Aliran elektron menjadi terbalik,
mengalir dari anoda melalui power
suplly ke katoda.
2. Ion-ion negatif mengalir dari katoda ke
anoda
3. Ion-ion positif mengalir dari anoda ke
katoda.
jadi reaksi kimia pada saat
pengisian
(charge) berlangsung sebaliknya.
2.5.2
Prosedur pelaksanaan uji kadar
potassium karbonat elektrolit
Batere
a. Pengambilan sampel pengujian
Satu unit Batere,
sampel diambil
beberapa tetes larutan elektrolit tiap sel Batere
sehingga untuk satu unit Batere terkumpul +
200 ml elektrolit
b. Pembuatan 50 ml larutan HCL 10 %
- Masukkan 50 ml air murni ke gelas
erlenmeyer
- Memakai pipet 5 ml, masukkan 5 ml
HCL pekat ke gelas erlenmeyer lalu aduk
secukupnya Larutan tersebut cukup untuk satu
kali pengujian. Untuk pembuatan larutan
7
10. Dari langkah - langkah tersebut
kandungan K2CO3 dari sampel dapat
diketahui dengan rumus :
yang lebih banyak dapat dilakukan seperti
langkah tersebut diatas.
c. Prosedur pengukuran dilaksanakan
sebagai berikut :
1. Isilah gelas burette dengan HCL 10 %
sampai penuh (larutan sampai pada
batas titik nol)
2. Dengan menggunakan pipet, teteskan
5 ml larutan sampel (Potassium
hydroxide) ke gelas erlenmayer
3. Masukkan 50 ml air murni (H2O) ke
dalam gelas Erlenmeyer
4. Tambahkan
sedikit
bubuk
phenolphtalein ke dalam larutan
tersebut hingga berubah warna
menjadi ungu Sambil mengocok
perlahan gelas Erlenmeyer,
5. perlahan teteskan HCL 10 % dari
gelas burette sampai larutan dalam
gelas Erlenmeyer berubah warna
menjadi bening (tanpa warna
( m - p ) x 2 x 69. 1/5 = . . . Gr/liter
Standard kadar maksimum K2CO3 untuk
Batere yang diproduksi Nife adalah 100
Gr/liter.
2.6 Rekondisi
2.6.1 Prinsip
Batere :
1.
2.
3.
4.
5.
2.6.2
melakukan
rekondisi
Pengosongan/discharge
Pembersihan sel Batere
Penggantian elektrolit
Pengisian arus/charging
Pengosongan/discharge
Tujuan
Untuk meningkatkan kembali kapasitas
Batere atau memperbaiki dan mengembalikan
proses kimiawi didalam sel Batere dengan
cara melakukan penggantian elektrolit.
6. Bacalah jumlah HCL 10 % yang
telah dipakai pada gelas burette
dan catatlah batas permukaannya
dengan tanda “ p “
2.6.3
Tahapan rekondisi
1. Batere bebas dari beban sistem
7. Tambahkan
sedikit
bubuk
methylorange ke dalam larutan
bening pada Gelas Erlenmeyer
hingga berubah warna menjadi
kuning jernih
2. Discharge/kosongkan Batere
3. Lepas conector dan sel Batere
4. Bersihkan sel Batere :
8. Sambil mengocok perlahan-lahan
gelas Erlenmeyer, perlahan-lahan
teteskan HCL 10 % dari gelas
burette sampai larutan dalam gelas
Erlenmeyer
berubah
warna
menjadi orange
9. Bacalah jumlah HCL 10 % yang
telah dipakai pada gelas burette
dan catatlah batas permukaannya
dengan tanda “ m “
•
Buang elektrolit lama
•
Bersihkan dalam sel Batere dengan
mengisi air murni dan di keluarkan
lagi sampai cairan yang keluar bersih
5. Isi lkembali sel Batere
elektrolite yang masih baik
8
dengan
•
Jarak waktu diisi setelah selesai
dibersihkan tidak boleh melebihi 1
jam
•
Karena bila terlalu lama, elektroda
akan bersenyawa dengan udara bisa
menyebabkan panas ( Batere rusak)
6. Pasang sel Batere kembali dirak dan
disambung / dirangkai seperti semula
7. Setelah selang waktu 5 - 24 jam dari
pengisian elektrolite,
lakukan
pengisian arus (charging) dengan
mode Boosting.
9
3.
Analisa dan Pembahasan Data
3. 1. Data Hasil pengukuran
3.1.1 Data Hasil Pengukuran Equalizing Charge
Merek/type
Jumlah sel
:SAFT/L406
: 40
Kapasitas
Kap. Pengis
: 258 AH
: 361, 2
I Pengisian
V Akhir
Tabel 3. 1 Dokumen pengukuran pada saat Equalizing charge charge
TEG.
TEG.
SUHU
BERAT
NO
AWAL
EQUAL
ELEKTROLIT
JENIS
CEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
1. 33
1. 35
1. 33
1. 34
1. 33
1. 44
1. 32
1. 31
1. 33
1. 34
1. 33
1. 34
1. 32
1. 32
1. 34
1. 34
1. 33
1. 34
1. 34
1. 30
1. 33
1. 32
1. 32
1. 30
1. 31
1. 31
1. 33
1. 33
1. 33
1. 31
1. 34
1. 33
1. 33
1. 33
1. 31
1. 34
1. 35
1. 35
1. 34
1. 31
1. 59
1. 59
1. 60
1. 57
1. 58
1. 58
1. 58
1. 58
1. 58
1. 59
1. 57
1. 55
1. 58
1. 58
1. 60
1. 60
1. 59
1. 57
1. 60
1. 60
1. 59
1. 59
1. 57
1. 58
1. 57
1. 57
1. 59
1. 58
1. 59
1. 61
1. 61
1. 61
1. 60
1. 60
1. 59
1. 59
1. 57
1. 57
1. 57
1. 57
1. 225
280C
260C
1. 210
280C
1. 225
1. 230
0
26 C
10
280C
1. 230
280C
1. 200
:51.6A
: 68 volt
3.1.2
Data Hasil Pengukuran Boosting Charge
Merek/type
:SAFT/L406 Kapasitas
AJumlah sel
: 40
Kap. Pengis
: 258 AH
: 361, 2
I Pengisian
V Akhir
Tabel 5. 2 dokumen pengukuran pada saat boost charge
JAM
0
1
2
KE.
TEG.
66, 0
68, 1
TOT
0
ARUS
/
31/29, 0
32/28
SUHU
E/R
TEG/CEL TEG/CEL TEG/CEL
No.
CEL
1
1, 27
1, 48
1, 7
2
1, 27
1, 60
1, 69
3
0, 98
1, 48
1, 69
4
1, 27
1. 50
1, 68
5
1, 27
1, 47
1, 7
6
1, 27
1, 45
1, 66
7
1, 27
1, 46
1, 7
8
1, 27
1, 42
1, 7
9
1, 27
1, 53
1, 71
10
1, 27
1, 55
1, 67
11
1, 27
1, 46
1, 69
12
1, 27
1, 51
1, 61
13
1, 27
1, 50
1, 69
14
1, 27
1, 52
1, 68
15
1, 27
1, 56
1, 67
16
1, 27
1, 63
1, 68
17
1, 26
1, 60
1, 66
18
1, 26
1, 50
1, 69
19
1, 27
1, 64
1, 70
20
1, 27
1, 64
1, 69
21
1, 27
1, 53
1, 71
22
1, 27
1, 63
1, 70
23
1, 27
1, 56
1, 68
24
1, 27
1, 56
1, 69
25
1, 27
1, 47
1, 7
26
1, 26
1, 58
1, 68
27
1, 27
1, 64
1, 69
28
1, 26
1, 64
1, 69
29
1, 27
1, 64
1, 70
30
1, 27
1, 56
1, 71
31
1, 27
1, 64
1, 7
32
1, 27
1, 64
1, 7
33
1, 27
1, 64
1, 7
34
1, 27
1, 63
1, 7
35
1, 27
1, 50
1, 7
36
1, 27
1, 63
1, 67
37
1, 27
1, 62
1, 67
38
1, 27
1, 62
1, 68
11
:51.6
: 68 volt
39
40
1, 27
1, 27
1, 62
1, 57
1, 68
1, 68
3. 1. 3. Data Hasil Uji Kadar Pottasium Karbonat Elektrolit Batere
Dari pengujian kadar potasium karbonat elektrolit Batere didapatkan data sebagai berikut:
M=5. 3
P=2. 2
Dimana:
P =jumlah HCL 10 % yang terpakai untuk membuat larutan dalam gelas erlenmeyer
(H2O+potassium hydroxide+phenolphtalein+HCL 10%) menjadi bening.
M = jumlah HCL 10 % yangf terpakai untuk membuat larutan dalam gelas erlenmeyer
(H2O+potassium hydroxide+phenolphtalein+HCL 10%+methylorange)) menjadi orange.
3.2.2
3.2
3.2.1
Analisa data
Equalizing charge
Boosting charge
Dari data dokumen pengukuran pada
saat Boosting charge dapat kita lihat bahwa
tegangan awal yaitu tegangan sebelum
dilakukan Boosting charge memiliki range
sebesar 0. 98-1. 27 V tiap sel. Setelah satu
jam pertama dilakukan Boosting charge range
tegangan tiap sel meningkat menjadi 1. 42-1.
64 V. Setelah dua jam dilakukan Boosting
charge range tegangan tiap sel meningkat lagi
menjadi 1. 66-1. 74 V . Dapat kita lihat bahwa
tegangan persel terus mengalami peningkatan.
Standard tegangan akhir Boosting charge
untuk Batere alkali ialah 1. 65-1. 7 V tiap sel.
Dari data yang diperoleh setelah dua jam
dilakukan Boosting charge tegangan yang
diperoleh secara keseluruhan sudah berada
dalam range 1. 65-1. 7 V tiap sel. Namun ada
beberapa sel yang memiliki tegangan yang
diatas 1. 7 V. Dari data teknis Batere yaitu:
Dari data dokumen pengukuran pada
saat Equalizing charge dapat kita lihat bahwa
tegangan per-sel sebelum diEqualizing
memiliki range antara 1. 31-1. 35 V. Setelah
diEqualizing
maka
tegangan
per-sel
mengalami peningkatan menjadi 1. 55-1. 61
V. Berdasarkan teori yang ada bahwa
tegangan standard per-sel setelah diEqualizing
memiliki range 1. 5-1. 6 V per-sel. Dan
apabila terdapat salah satu sel yang memiliki
tegangan di bawah 1. 5 V maka perlu
dilakukan rekondisi Batere. Dan dari data
diatas tegangan tiap-tiap sel setelah dilakukan
Equalizing memiliki nilai diatas 1. 5 V.
Namun terdapat beberapa sel yang memiliki
tegangan diatas 1. 60 V, yaitu sel 30-32. Sel
30-32 memiliki tegangan tiap sel sebesar 1. 61
V. Nilai ini melampaui nilai standard
tegangan Equalizing. Namun hal ini tidak
terlalu dipermasalahkan.
C(kapasitas)=258 AH
KP(kapasitas pengisian)=361, 2 AH
Jumlah sel=40
Ich 1=0. 1X258=25.8 A
12
Ich 2=0. 2X258=51.6 A
4.
T1=KP/ Ich 1=140/10=14 jam
PENUTUP
4. 1
Kesimpulan
1. Untuk
T2= KP/ Ich 2=140/20=7 jam
mengetahui
kapasitas
Batere yang sesungguhnya ,dapat
V akhir=1. 7x40=68 V
dilakukan Uji kapasitas.
Pada praktek ini dipakai arus Ich 1
sehingga waktu pengisian =7 jam. Namun
dalam praktek pengisian hanya dilakukan
selama dua jam. Hal ini disebabkan praktek
pengisian yang dilakukan hanya untuk tujuan
pembelajaran.
2. Terdapat tiga metode pengisian,
yaitu:Equalizing charge, Boosting
charge,
dan
Floating
charge.
Dimana metode pengisian dapat
dipilih sesuai dengan kebutuhan.
Setelah pengisian berlangsung selama
dua jam dari data dilihat bahwa tegangan total
sudah melebihi tegangan akhir sesuai
perhitungan. Namun pengisian harus tetap
dilakukan sampai tujuh jam agar kapasitas
pengisian dapat tercapai.
3.2.3
3. Masing–masing metode pengisian
memiliki Arus, Tegangan, dan
lama
4. Penggantian
Elektrolit
meningkatkan
yang
kapasitas
dapat
dari
Batere.
Kadar potasium karbonat (K2CO3)
dapat diperoleh dengan memasukan nilai M
dan P ke dalam persamaan :
pengisian
berbeda-beda.
Uji Kadar Kottasium Karbonat
Batere
(m-p)x2x
waktu
5. Rekondisi /Penggantian elektrolit
dilakukan setelah didapatkan data
[ dalam Gr/liter ]
dari hasil Uji Elektrolit (kadar
pottasium karbonat) yang melebihi
Dimana didapatkan:
standard.
M=5. 3
6. Berdasarkan hasil
P=2. 2
uji elektrolit
yang dilakukan pada praktek ini
Dengan memasukkannya kedalam
persamaan diatas maka didapatkan kadar
K2CO3 sebesar 85. 684 gram/liter. Dengan
mengacu pada standar kadar maksimum yang
dibuat oleh Nife yaitu 100 gr/liter, maka
berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa
kandungan K2CO3 masih berada dalam batas
maksimum, sehingga tidak perlu dilakukan
penggantian Elektrolit. Dengan kata lain
Batere masih dapat digunakan.
terhadap Batere produksi nife,
didapatkan
kadar
karbonat
sebesar
gram/liter.Jika
pottasium
85.684
dibandingkan
dengan standard kadar maksimum
pottasium
karbonat
yang
ditetapkan oleh nife , yaitu sebesar
100
gram/liter
maka
dapat
dikatakan elektrolit Batere tersebut
masih baik.
13
4.2
Saran
BIO DATA PENULIS
Paul
Henry
Ginting
( L2F
009 006) lahir di
Kabanjahe , 19 April 1990.
Setelah lulus dari SMU N 1
Kabanjahe
melanjutkan
pendidikan S1 Teknik Elektro
Universitas Diponegoro.Dan
saat ini dalam
Saat ini dalam proses menyelesaikan
masa studi dengan konsentrasi Teknik
Tenaga Listrik (Power).
1. Untuk
melihat
pelaksanaan
Pemeliharaan Sistem Suplai AC &
DC yang sesungguhnya, sebaiknya
mahasiswa melakukan Kerja Praktek
di unit-unit operasional PLN, seperti
di Gardu Induk.
DAFTAR PUSTAKA
[1]Anonim. 2009. Pemeliharaan Sistem
Suplay AC & DC B.1.1.2.14.3. Jakarta: PT
PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan
Pelatihan
Semarang , Juni 2012
Mengetahui,
[2]http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit
.x=22&submit.y=15&page=2&qual=high&su
bmitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2
Felkt%2F1995%2Fjiunkpe-ns-s1-199523489065-14928-baterai-chapter2.pdf
[3] Theodore Wildi, Electrical Machines,
Drives, And Power System third edition,
Prentice Hall International Inc, 1997.
Ir. Tejo Sumakdi, M. T.
196111171988031001
[4] B.L. Theraja, Electrical Technology,
Nirja Construction & Dev. Co. Ltd, 1980.
14
Download