BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan dasar bagi pihak-pihak yang berkepentingan
untuk menentukan dan menilai posisi keuangan perusahaan. Tujuan dari
pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi keuangan yang berguna bagi
investor, potensial investor, lender dan kreditor untuk membuat keputusan terkait
dengan kapasitas mereka sebagai penyedia modal (Kieso, 2011). Sebelum
digunakan, laporan keuangan diperiksa oleh auditor untuk memberi kepastian atau
jaminan bagi pemilik modal bahwa laporan keuangan yang digunakan sebagai
dasar pembuatan keputusan dapat diandalkan. Maka dapat kita simpulkan
bahwasanya laporan keuangan memegang peranan penting dalam usaha
perusahaan mempertahankan keunggulan kompetitif dan kesuksesan usahanya.
Laporan keuangan adalah media komunikasi antara peusahaan dengan
stakeholders-nya. Laporan keuangan memberikan informasi baik keuangan
maupun non-keuangan untuk memerikan keyakinan pada stakeholders mengenai
daya tahan perusahaan (Listyanti, 2011). Mengingat berbagai keputusan penting
yang mempengaruhi perusahaan ada di tangan stakeholders, maka perusahaan
harus mampu memenuhi ekspektasi stakeholders, tidak terkecuali dalam hal
pelaporan keuangan. Stakeholders yang sekaligus merupakan pengguna laporan
keuangan membutuhkan informasi yang bermacam-macam sehingga perubahan
pendekatan bisnis dengan penekanan lebih terhadap kebutuhan stakeholders
1 sangat penting. Stakeholders membutuhkan sistem pelaporan yang fleksibel,
dimana akan dapat memungkinkan mereka memperoleh informasi dengan cara
yang lebih mudah.
.
Literatur yang menjelaskan laporan keuangan selama ini memfokuskan
pada media tradisional seperti mencetak laporan tahunan perusahaan (Marston,
2003). Akan tetapi penggunaan media tradisional memiliki kelemahan dari segi
waktu, biaya produksi, dan biaya distribusi yang cukup banyak. Perkembangan
internet sebagai media global membantu perusahaan menutupi berbagai
kelemahan
pelaporan
keuangan
tradisional
tersebut.
Dengan
memiliki
konektivitas dan jangkauan luas, penggunaan internet dapat mengurangi biaya
komunikasi, biaya transaksi yang lebih rendah, dapat mengurangi biaya agency,
interaktif, fleksibel, mudah, serta memiliki kemampuan untuk mendistribusikan
pengetahuan secara tepat (Laudon, 2000).
Internet telah tumbuh menjadi alat komunikasi yang penting, tidak
terkecuali bagi perusahaan. Internet mulai digunakan sebagai media pelaporan
keuangan oleh banyak perusahaan di seluruh dunia. Penggunaan internet sebagai
media pelaporan keuangan ini disesbut dengan Internet Financial Reporting
(IFR). Adopsi IFR yang meluas menjadi perhatian banyak peneliti dan praktisi
akuntansi (Debrecency, 2001). Bagi para praktisi akuntasi, IFR merupakan
revolusi dari sistem informasi akuntansi karena internet memungkinkan
pengungkapan informasi dengan biaya yang lebih murah dan dapat diakses oleh
semua stakeholders tanpa kecuali (John dan Xiao, 2004). Dengan biaya yang
2 lebih rendah dan format presentasi yang beragam, IFR dapat menjangkau lebih
banyak pengguna dan mengungkapkan lebih banyak informasi dibandingkan
laporan keuangan berbasis kertas (Kaplan, 1996). Maka dari itulah perusahaan
mulai meninggalkan laporan berbasis kertas dan menggunakan IFR.
Oyelere et al (2003) memprediksikan bahwa IFR secara gradual akan
mengambil alih peran pelaporan keuangan berbasis kertas. Pengungkapan
informasi perusahaan melalui internet menarik perhatian institusi akuntansi dan
juga para peneliti. Institusi akuntansi seperti International Accounting Standard
Board (IASB), International Accounting Standard Commitee (IASC), dan
Financial Accounting Standard Board (FASB) telah meneliti akan status IFR dan
menetapkannya sebagai salah satu pengungkapan sukarela perusahaan (corporate
voluntary disclosure). IASC (1999) menerangkan bahwa penggunaan internet
sebagai saluran penyajian dan pendistribusian laporan keuangan memiliki tiga
tujuan, yaitu:
1. Perusahaan menggunakan internet hanya sebagai media untuk
mennyebarkan laporan keuangannya yang telah dicetak dalam format
digital seperti file dengan portable data file (PDF).
2.
Perusahaan menggunakan internet untuk menyajikan laporan
keuangan mereka dalam format web, yang memungkinkan mesin pencari
membuat indeks atas data-data tersebut, sehingga mesin pencari (search
engine) dan pengguna dapat dengan mudah menemukan informasi
tersebut.
3 3.
Perusahaan menggunakan internet tidak hanya sebagai media
distribusi laporan keuangan, tetapi juga menyediakan cara yang lebih
interaktif kepada pengguna. Sehingga pengguna tidak hanya dapat melihat
laporan keuangan baku yang dikeluarkan oleh perusahaan, tetapi mereka
juga dapat melakukan kustomisasi atas informasi-informasi yang ada
dalam laporan keuangan tersebut.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwasanya IFR diaplikasikan
untuk memudahkan pengguna dalam menilai posisi keuangan perusahaan. Praktik
IFR dapat dikatakan berhasil apabila pengguna dapat merasakan kemudahan dan
kegunaan teknologi IFR. Maka dari itu penelitian mengenai persepsi pengguna
terhadap kemudahan dan kegunaan IFR diperlukan untuk mengevaluasi
keberhasilan IFR sebagai salah satu media komunikasi dalam mencapai
tujuannya. Untuk mengetahui persepsi pengguna, Pinsker (2007) menyarankan
penggunaan Technology Acceptance Model (TAM) guna melihat persepsi dan
perilaku pengguna IFR. Model ini telah banyak dipakai dalam penelitian
teknologi informasi dan akan memberikan perspektif yang yang berguna
mengenai persepsi kegunaan, kemudahan dan instensitas penggunaan terkait
dengan praktik IFR (Debreceny, 2007).
Di Indonesia keberterimaan IFR sebagai sebuah media komunikasi pernah
diteliti oleh Anindya (2006) dengan mahasiswa sebagai proxy dari nonprofessional investor. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif
antara persepsi kemudahan (Perceived Ease of Use) dan persepsi kegunaan
4 (Perceived of Usefulness) terhadap sikap dan niat investor dalam menggunakan
IFR. Kekurangan dari penelitian ini adalah keberterimaan IFR tidak dievaluasi
secara kolektif. Yang dimaksud kolektif disini adalah menilai homogenitas dari
persepsi pengguna IFR, sehingga dapat diketahui apakah IFR diterima oleh
berbagai kelompok pengguna.
Kekurangan kedua dari penelitian di atas adalah respondennya tidak
merepresentasikan pengguna IFR yang bervariasi. Penelitian Anindya (2006)
hanya melibatkan satu kelompok pengguna IFR, yaitu akademisi. Maka dari itu
penulis menyusun penelitian ini untuk menutup kekurangan dari penelitian
sebelumnya.
Berbeda
dengan
penelitian
Anindya
(2006)
yang
hanya
mengevaluasi keberterimaan IFR dengan menggunakan metode TAM, penelitian
ini berfokus pada perbandingan persepsi antara pengguna IFR. Persepsi terbagi
menjadi dua yaitu, kemudahan persepsian (Perceived Ease of Use) dan kegunaan
persepsian (Perceived Usefulness). Penulis akan melakukan uji beda atas rata–rata
persepsian dari keempat kelompok pengguna eksternal IFR, yaitu credit
officer/analis kredit, analis keuangan, akademisi dan auditor.
Perbandingan persepsian akan dilakukan dengan uji beda ANOVA satu
arah apabila distribusi data ditemukan normal. Apabila data penelitian tidak
memiliki distribusi normal maka data akan diuji dengan metode Kruskal Wallis.
Perbandingan akan dilakukan dengan melibatkan empat kelompok responden,
antara lain, analis keuangan, analis kredit, auditor dan akademisi. Empat
kelompok tersebut dianggap sebagai pengguna utama laporan keuangan selain
pihak managemen internal perusahaan.
5 Kegunaan persepsian akan mengukur nilai informasi yang terdapat di IFR
dalam membantu pembuatan keputusan. Sedangkan kemudahan persepsian akan
berfokus pada akses, kejelasan dan kemudahan pencarian informasi berbasis
internet. Perbandingan tersebut diperlukan untuk mengevaluasi praktik IFR dalam
memenuhi kebutuhan informasi dari empat kelompok pengguna eksternal laporan
keuangan. Apabila ditemukan perbedaan, uji lanjut dengan menggunakan LSD
akan dilakukan untuk melihat kelompok yang tidak berasal dari populasi yang
sama. Dengan uji lanjut tersebut maka dapat dilihat kelompok pengguna mana
yang memiliki perbedaan persepsi terkait kemudahan dan kegunaan IFR sebagai
media komunikasi perusahaan. Berangkat dari latar belakang tersebut penulis
mengangkat judul penelitian “ Perbedaan Persepsi Empat Kelompok Pengguna
Internet Financial Reporting di Indonesia”.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melakukan investigasi
empiris mengenai persepsi pengguna IFR dari empat kelompok yang berbeda
yaitu analis keuangan, analis kredit, akademisi dan auditor terkait dengan
penggunaan IFR di Indonesia sebagai sumber informasi untuk membuat
keputusan. Penelitian ini mengikuti model Al-Htyabat (2011) yang membagi
persepsi pengguna IFR menjadi dua bagian, yaitu persepsi kegunaan (Perceived
Usefulness) dan persepsi kemudahan (Perceived Ease of Use). Meneliti perbedaan
persepsi dari berbagai kelompok pengguna IFR diperlukan guna mengevaluasi
6 kinerja IFR sebagai sebuah media komunikasi yang bertujuan mengakomodasi
beragam kebutuhan informasi dari para pemegang kepentingan/stakeholders.
1.3 Rumusan Masalah
Sebagai sebuah media komunikasi modern, Internet Financial Reporting
diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan eksternal
perusahaan yang beragam. Dalam rangka mengetahui keberhasilan Internet
Financial Reporting dalam memenuhi variasi kebutuhan informasi tersebut maka
diperlukan bukti empiris mengenai keseragaman persepsi atas kemudahan dan
kegunaan Internet Financial Reporting sebagai sebuah media komunikasi
perusahaan. Untuk mencapai tujuan penelitian yang tertulis diatas, pertanyaan
yang harus dijawab sebagai indikasi persepsi pengguna laporan keuangan
mengenai kemudahan dan kegunaan IFR adalah sebagai berikut.
1. Apakah ada perbedaan persepsi terkait kegunaan IFR dari empat
kelompok pengguna IFR di Indonesia ?
2. Apakah ada perbedaan persepsi terkait kemudahan IFR dari empat
kelompok pengguna IFR di Indonesia ?
1.4 Manfaat Penelitian
Penulis berharap penelitian ini akan memberikan manfaat dan kontribusi
untuk berbagai pihak, antara lain:
7 1. Akademisi
Bukti empiris mengenai ada tidaknya perbedaan persepsi kemudahan dan
kegunaan dari empat kelompok pengguna IFR diharapkan dapat menjadi tolak
ukur keberhasilan IFR sebagai sebuah sistem pelaporan kontemporer. Dengan
meneliti perbedaan persepsi pengguna dari waktu ke waktu maka peneliti
dapat memantau perkembangan IFR dalam menyediakan informasi yang
mudah dan berguna bagi semua kelompok pengguna. Hasil penelitian akan
melengkapi bukti empiris atas keberterimaan IFR dan dapat menjadi dasar
atau pembanding penelitian-peneltian selanjutnya.
2. Untuk Perusahaan
Penelitian ini dapat memberi informasi bagi perusahaaan mengenai kinerja
IFR dalam memenuhi kebutuhan informasi berbagai kelompok pengguna
laporan keuangan. Mengingat perusahaan memiliki tujuan untuk memberi
cukup informasi bagi semua pemegang kepentingan, penelitian ini dapat
membantu perusahaan untuk mengidentifikasi perbaikan atau pengembangan
yang tepat sasaran.
1.5
Sistematika Penulisan
Bab I berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II berisi landasan teori dan
pengembangan hipotesa. Bab III berisi populasi dan sampel penelitian,
pengumpulan data model analisis, dan metode statistik. Bab IV berisi uji validitas,
8 reliabilitas, hasil pengumpulan data, demografi responden, uji ANOVA, dan uji
hipotesis. Bab V membahas kesimpulan penelitian.
9 
Download