PENDAHULUAN Saat ini banyak perusahaan menggunakan website perusahaan untuk mengungkapkan informasi keuangan dan bisnis mereka. Meskipun banyak perusahaan yang sudah menggunakan website sebagai sarana komunikasi, tetapi tidak berarti bahwa keberadaan website perusahaan ini memiliki kuantitas dan kualitas yang terstandarisasi antar perusahaan. Pengembangan pelaporan keuangan berbasis internet dewasa ini dianggap sebagai perkembangan praktik akuntansi pengungkapan yang ada meskipun perkembangan praktik ini tidak didasari dengan standarisasi pengungkapan informasi keuangan dengan media internet (Almilia, 2008). Penggunaan website perusahaan untuk menyampaikan informasi terkini perusahaan akan sangat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Selain karena lebih mudah dan cepat, perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya cetak, cukup tersambung dengan internet kemudian mengunggah informasi tersebut ke websitenya. Dan informasi tersebut akan sampai pada pihak-pihak yang membutuhkan, tepat pada saat informasi tersebut dibutuhkan. Perusahaan yang telah memiliki website, seharusnya dapat menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu. Namun, fakta di Indonesia menunjukkan bahwa keterlambatan penyampaian laporan keuangan setiap tahunnya masih terus terjadi meskipun BAPEPAM telah memberikan sanksi nyata kepada perusahaanperusahaan yang melanggar peraturan. 44 perusahaan atau sekitar 11% terlambat menyampaikan laporan keuangan per 31 Desember 2009. Periode 31 Desember 2010, keterlambatan masih berkisar di 10%. Berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan BEI, jumlah perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangannya pada periode 31 Desember 2011 yaitu sekitar 13% (Fauzia, 2012). Beberapa perusahaan yang telah memanfaatkan situs website untuk menginformasikan kondisi perusahaan misalnya Astra International Tbk (ASII). Melalui website ASII ini, pembaca dapat mengetahui informasi apa saja mengenai ASII dengan mudah hanya dengan mengakses websitenya, mulai dari profil perusahaan, produk, harga saham terkini perusahaan, hingga informasi untuk investor. Investor juga dapat mengetahui penghargaan-penghargaan yang pernah 1 diterima suatu perusahaan. PT. Agung Podomoro Land misalnya. Melalui website perusahaannya, investor dapat mengetahui penghargaan-penghargaan yang pernah diraih oleh perusahaan yang bergerak di bidang properti, real estate dan building construction ini. Informasi mengenai tata kelola perusahaan juga dapat investor ketahui, seperti yang diungkapkan Bank Negara Indonesia Tbk dalam website perusahaannya. Selain itu, informasi mengenai laporan keuangan perusahaan, yaitu meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan dapat investor ketahui melalui website masing-masing perusahaan. Sebagian besar perusahaan yang sudah go public telah memiliki website perusahaan yang didalamnya berisi informasi-informasi penting perusahaan. Hal tersebut tidak terlepas dari ketersediaan dan kemudahan dalam mengakses internet. Ketersediaan internet dapat mempermudah perusahaan dalam menyajikan informasi terkini perusahaan. Internet juga dapat digunakan oleh para pemakai informasi perusahaan untuk mengetahui kondisi keuangan terkini perusahaan. Penggunaan internet sebagai media penyampaian laporan keuangan perusahan inilah yang disebut dengan Internet financial reporting (IFR). Laporan keuangan memberikan informasi penting mengenai perusahaan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Adapun pihak-pihak yang membutuhkan informasi keuangan perusahaan yaitu kreditur, pemegang saham, dan manajemen. Mengingat pentingnya informasi perusahaan dalam pengambilan keputusan maka ketepatan waktu pelaporan memegang peranan tinggi dan berharga bagi pihakpihak yang membutuhkan (Srimindarti, 2008). Menurut PSAK No.01 Tahun 2009, Laporan Keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen laporan posisi keuangan pada akhir periode, laporan laba rugi komprehensif selama periode, laporan perubahan ekuitas selama periode, laporan arus kas selama periode, catatan atas laporan keuangan, laporan posisi keuangan pada awal periode. Ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan perusahaan sangat penting bagi tingkat kemanfaatan dan nilai laporan tersebut. Ketepatan waktu berarti memiliki informasi yang tersedia bagi pengambilan keputusan sebelum 2 informasi tersebut kehilangan kemampuannya untuk mempengaruhi keputusan. Jika informasi tidak tersedia ketika diperlukan atau tersedia lama setelah peristiwa dilaporkan, maka laporan tersebut tidak memiliki nilai untuk tindakan di masa depan, tidak memiliki relevansi dan tidak bermanfaat (FASB, 2000 dalam Kusrinanti 2012). Semakin singkat jarak waktu antara akhir periode akuntansi dengan tanggal penyampaian laporan keuangan, maka semakin banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan tersebut. Ketepatan waktu tersebut mendorong tercapainya kebutuhan informasi yang dibutuhkan semua pihak (Kusrinanti, 2012). Ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan perusahaan sesuai dengan salinan keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Nomor : KEP-346/BL/2011 tanggal 5 Juli 2011 yang menyatakan bahwa Laporan keuangan tahunan wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK dan diumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Regulasi ini menuntut perusahaan agar menyampaikan laporan keuangan perusahaannya tepat waktu. Perusahaan dapat menyampaikan laporan keuangannya lebih cepat melalui internet, sehingga laporan keuangan tersebut tepat waktu. Karakteristik perusahaan adalah ciri khas atau sifat yang melekat pada suatu entitas usaha yang dapat dilihat dari beberapa segi di antaranya ukuran perusahaan, jenis perusahaan, profitabilitas, leverage, likuiditas, penerbitan saham baru (Sari, 2011). Perusahaan yang memiliki karakteristik yang baik akan mengungkapkan dan menyampaikan laporan keuangan perusahaannya secara tepat waktu melalui websitenya. Penelitian mengenai pengungkapan laporan keuangan melalui internet dalam corporate website telah banyak dilakukan. Masing – masing peneliti menggunakan variabel karakteristik perusahaan yang berbeda, hasil penelitiannya pun berbeda. Oyelere et al., (2000) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap IFR pada perusahaan-perusahaan di Selandia Baru dan menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penyampaian laporan keuangan perusahaan di internet, hasil tersebut sejalan 3 dengan penelitian Widaryanti (2011) dan Kusrinanti (2012) mengenai faktorfaktor apa sajakah yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan di internet dan menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penyampaian laporan keuangan perusahaan di internet. Namun, hasil penelitian Sari (2011) dan Kadir (2011) mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu. Lestari dan Chariri (2007) menggunakan variabel umur listing untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi IFR dalam website perusahaan, dan menemukan bahwa umur listing berpengaruh terhadap IFR dalam website perusahaan. Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian Kusumawardani (2011) dan Sari (2011) yang menemukan bahwa umur listing tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan melalui internet. Mensah (2011) melakukan penelitian serupa pada 35 perusahaan yang terdaftar di bursa saham Ghana (GSE) dan menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan di internet, hasil tersebut sejalan dengan penelititan Kusrinanti (2012). Mensah (2011) juga menggunakan variabel leverage dan menemukan bahwa leverage berpengaruh terhadap pelaporan keuangan perusahaan di internet, hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Lestari dan Chariri (2007). Hasil penelitian tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian Widaryanti (2011) dan Sari (2011) yang menemukan bahwa profitabilitas serta leverage tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan di internet. Sari (2011) menggunakan variabel likuiditas untuk menguji pengaruh antara faktor-faktor karakteristik perusahaan dan corporate governance terhadap ketepatan waktu penyampaian pelaporan keuangan perusahaan di internet dan menemukan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan di internet, hasil tersebut sejalan dengan penelitian Lestari dan Chariri (2007). Hasil tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian Widaryanti (2011) dan Kusrinanti (2012) yang menemukan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan di internet. 4 Menurut Boediono (2005) dalam Adi (2008), mekanisme corporate governance adalah suatu sistem yang mengendalikan dan mengarahkan operasional perusahaan. Mekanisme corporate governance terdiri dari struktur kepemilikan, dewan komisaris dan komite audit. Mekanisme corporate governance yang baik ditandai dengan pengawasan yang optimal, dan diharapkan dapat memastikan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik. Perusahaan yang memiliki kinerja yang baik akan menyampaian laporan keuangan perusahaannya secara tepat waktu, salah satu cara yaitu melalui websitenya. Mekanisme corporate governance yang akan dipakai untuk mengetahui pengaruhnya terhadap ketepatan waktu Internet financial reporting dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan dewan komisaris. Beberapa penelitian yang menggunakan variabel mekanisme corporate governance telah sering dilakukan. Kadir (2011) menggunakan variabel kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional untuk mengetahui faktorfaktor apa saja yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur di BEJ, dan menemukan bahwa kepemilikan manajerial serta kepemilikan institusional berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Namun, Kusrinanti (2012) menemukan bahwa struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan di internet. Widaryanti (2011), Sari (2011), Kusrinanti (2012) juga menggunakan variabel jumlah dewan komisaris, dan menemukan bahwa jumlah dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan di internet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara ketepatan waktu Internet financial reporting (IFR) yang dilihat dari karakteristik perusahaan dan mekanisme corporate governance. Dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan analisis yang menguji pengaruh karakteristik perusahaan dan mekanisme corporate governance terhadap ketepatan waktu IFR seperti penelitian sebelumnya. Namun peneliti ingin mengetahui ketepatan waktu IFR yang dilihat dari karakteristik perusahaan dan 5 mekanisme corporate governance. Karena ketidak-konsistenan hasil penelitian yang meneliti pengaruh karakteristik perusahaan dan mekanisme corporate governance terhadap ketepatan waktu IFR, namun juga karena terdapat variabel karakteristik perusahaan dan mekanisme corporate governance yang tidak bisa ter-cover oleh uji pengaruh, karena untuk mengetahui pengaruh karakteristik perusahaan dan mekanisme corporate governance terhadap ketepatan waktu IFR tidak dapat jika hanya diproksi dengan beberapa variabel saja. Untuk menguji pengaruh banyak variabel yang harus digunakan, agar model yang dihasilkan benar-benar mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Padahal karakteristik perusahaan dan mekanisme corporate governance itu jumlahnya banyak dan bermacam-macam. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tiga variabel mekanisme corporate governance, yaitu jumlah dewan komisaris, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional serta menggunakan tahun yang belum diteliti. Manfaat penelitian ini, 1) Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memotivasi perusahaan untuk melaporkan informasi perusahaan melalui internet tepat pada saat informasi tersebut dibutuhkan. 2) Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai perbedaan antara ketepatan waktu IFR yang dilihat dari karakteristik perusahaan dan mekanisme corporate governance, dan dapat digunakan sebagai referensi investor dalam berinvestasi di perusahaan. 6