BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen SDM (Sumber Daya Manusia) sebagai cabang dari Manajemen, adalah merupakan seni dan ilmu. Hanya perbedaannya, jika manajemen menitikberatkan perhatiannya kepada soal-soal manusia dalam hubungan kerja dengan tidak melupakan faktor-faktor produksi lainnya, maka manajemen sumber daya manusia (MSDM) ini khusus menitikberatkan perhatiannya kepada faktor produksi tenaga kerja. Marwansyah (2010) mengemukakan bahwa manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatankerja, dan hubungan industrial. Menurut Rivai (2010) ”Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segisegi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian”. Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Hal ini akan menjadi batu sandungan dalam era globalisasi yang akan menuntut era persaingan mutu. Jika bangsa Indonesia ingin berkiprah dalam percaturan global, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menata 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2 sumber daya manusia (SDM), baik dari aspek intelektual, spiritual, kreativitas, maupun tanggung jawab.Keberhasilan pendidikan ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) perangkat keras (hardware), terdiri dari: ruang belajar, peralatan praktek, laboraturium, dan perpustakaan, (2) perangkat lunak (software),terdiri dari: kurikulum, program pengajaran, manajemen sekolah, dan sistem pembelajaran, (3) perangkat pikir (brainware), terdiri dari: guru (pengajar), kepala sekolah, anak didik dan orang-orang yang terkait di dalam proses pendidikan itu sendiri. Dari tiga kelompok faktor di atas, maka yang menjadi penentu suksesnya belajar dan berhasilnya suatu pendidikan sangat ditentukan oleh tenaga pendidik, dalam hal ini adalah guru (pengajar). Guru sebagai seorang pendidik sangat berpengaruh pada mutu pendidikan karena perannya adalah mengajarkan berbagai pengetahuan kepada siswa. Selain itu, seorang guru juga harus mampu mengembangkan segala potensi dan kepribadian siswanya. Guru adalah garda terdepan yang berhadapan langsung dan berinteraksi dengan siswa dalam proses belajar. Guru yang professional sangat dibutuhkan dengan segala kompetensinya agar dapat memajukan mutu pendidikan menjadi lebih baik. Menurut Hidayat (2012), kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang guru professional, yaitu: (1) merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, (2) meningkatkan serta mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, (3) bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3 kelamin, agama, suku, ras, kondisi fisik tertentu, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran, (4) menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, kode etik guru, dan nilai-nilai agama, (5) memelihara serta memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. Dari kewajibankewajiban di atas tujuan akhirnya otomatis adalah peningkatan mutu di Indonesia, yakni (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, (2) meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan, (3) meningkatkan martabat guru, dan (4) meningkatkan profesionalitas guru. Menurut Marwansyah (2010), kompensasi merupakan imbalan secara langsung, imbalan tidak langsung dalam bentuk manfaat tambahan (benefit) dan bentuk pemberian layanan tambahan serta insentif yang ditujukan untuk memotivasi pekerja agar mencapai produktivitas yang lebih tinggi. Konsep mengenai kompensasi juga dikembangkan oleh Gomez-Mejia, et al., (2012) yang menyatakan bahwa kompensasi merupakan bentuk penghargaan dari perusahaan kepada karyawan karena kontribusi mereka. Selanjutnya, Gomez-Mejia membagi kompensasi ke dalam tiga komponen; kompensasi dasar, insentif, dan benefit (kompensasi tidak langsung). Selain itu, menurut Mangkunegara (2009), bahwa kompensasi yang diberikan kepada pegawai berpengaruh terhadap tingkat kepuasan dan motivasi kerja serta hasil kerja. Pendapat tersebut sesusai pula dengan pendapat Veitzhal (2010) jika kompensasi dikelola dengan baik, kompensasi akan membantu perusahaan untuk mencapai tujuan, memelihara dan menjaga pegawai dengan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4 baik atau pegawai akan termotivasi untuk berkerja. Sebaliknya, Maslow (Veithzal, 2010), tanpa kompensasi yang cukup pegawai yang ada sangat mungkin tidak menggunakan effortnya untuk tujuan organisasi karena terjadi kesenjangan atau pertentangan antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Alwisol (2010) mengungkapkan efikasi adalah penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Efikasi ini berbeda dengan aspirasi atau cita-cita, karena cita-cita menggambarkan sesuatu yang ideal yang seharusnya (dapat dicapai), sedang efikasi menggambarkan penilaian kemampuan diri. Madox menjelaskan bahwa seorang yang mempunyai efikasi diri tinggi akan mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri lebih baik, dapat mempengaruhi situasi, dan dapat menunjukan kemampuan yang dimiliki dengan lebih baik (Ulfah, 2010). Efikasi diri mempengaruhi motivasi, baik ketika atasan memberikan imbalan maupun ketika bawahan sendiri yang memberikan kemampuannya. Makin tinggi efikasi diri maka makin besar motivasi dan kinerja yang dimiliki individu. Bandura (1997) menjelaskan efikasi diri memberikan pengaruh dan kontribusi motivasi yang kuat pada diri seseorang. Efikasi diri yang tinggi mengerahkan usaha yang lebih besar dari pada efikasi diri rendah. Motivasi merupakan proses pemberian motif (penggerak bekerja) kepada individual sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja sama dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi secara efesien dan efektif. Untuk lebih jelasnya, Robbin (2006) mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan untuk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5 melakukan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual. Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia (Handoko, 2009). Menurut Yamin dan Maisah (2010), kinerja guru adalah perilaku atau respon yang memberi hasil yang mengacu kepada apa yang mereka kerjakan dalam menghadapi tugas. Selain itu, kinerja juga dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai guru dalam melaksanakan tugas yang didasarkan kecakapan, pengalaman, waktu, output yang dihasilkan yang dihasilkan yang tercermin baik dari kuantitas maupun kualitasnya. Penelitian ini dilakukan di SMK Bina Insan Cendekia Tangerang yang merupakan sekolah kejuruan kesehatan dengan bidang keahlian Keperawatan dan Farmasi, dan jurusan Broadcasting. SMK Bina Insan Cendekia merupakan sekolah kejuruan kesehatan swasta pertama yang ada di Kota Tangerang. Sekolah ini berdiri pada tahun 2009 dengan awal total guru berjumlah 76 orang dan staf sekolah berjumlah 12 orang. Fenomena yang terjadi di sekolah ini adalah semakin berkurangnya jumlah siswa tiap tahunnya. Berikut merupakan data jumlah siswa yang mendaftar dari tahun pertama sekolah ini berdiri hingga sekarang : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 6 TABEL 1.1 DATA JUMLAH SISWA BARU TIAP TAHUN Jurusan Keperawatan Farmasi Broadcasting Jumlah Siswa 2009 184 151 - 335 II 2010 302 167 - 469 III 2011 275 170 - 445 IV 2012 254 135 - 389 V 2013 203 112 30 345 VI 2014 191 87 28 306 VII 2015 175 78 35 288 VIII 2016 153 56 25 234 Angkatan Tahun I Dapat dilihat pada Tabel 1.1 jumlah siswa pada awal sekolah ini berdiri berjumlah 335 siswa. Pada tahun kedua jumlah siswa meningkat menjadi 469 siswa. Namun pada tahun ketiga dan keempat terjadi penurunan jumlah siswa yang cukup signifikan. Hal ini di akui oleh pihak sekolah karena banyaknya bermunculan sekolah kejuruan kesehatan swasta baru di Kota Tangerang pada tahun-tahun tersebut. Sehingga pihak sekolah tidak mampu menjangkau siswa baru yang berada jauh dari lokasi sekolah, dan berdekatan dengan sekolah-sekolah kejuruan kesehatan swasta baru yang baru berdiri. Faktor lain dari pengamatan penulis ialah kurangnya persiapan pihak sekolah dalam meningkatkan kompetensi dan kinerja guru untuk menghadapi persaingan dan ancaman yang akan terjadi. Melihat SMK Bina Insan Cendekia http://digilib.mercubuana.ac.id/ 7 sudah terlebih dahulu ada, seharusnya pihak sekolah dapat lebih mengoptimalkan kualitas pendidik dan kualitas pembelajaran yang ada di sekolah tersebut. Sehingga ketika sekolah-sekolah kejuruan kesehatan swasta yang baru bermunculan tidak dapat disamakan dengan kualitas pembelajaran yang ada di SMK Bina Insan Cendekia Tangerang. Selanjutnya pada angkatan kelima terjadi kembali penurunan jumlah siswa yang cukup sginifikan. Pada tahun 2013 terjadi dua perubahan besar yang terjadi di sekolah ini. Yang pertama terjadi perubahan pergantian struktur organisasi dari yang lama ke yang baru. Dan yang kedua pihak sekolah mencoba membuka jurusan kejuruan baru, yaitu jurusan broadcasting. Hal ini sepertinya sedikit melenceng dari tujuan awal berdirinya sekolah ini, yaitu untuk menciptakan dan menghasilkan tenaga kerja siap pakai di bidang kesehatan. Namun, karena alasan jumlah minat pendaftar siswa baru yang terus menurun tiap tahunnya pada jurusan keperawatan dan farmasi, membuat pihak sekolah membuka jurusan baru dan menomor duakan tujuan awal. Pada tahun-tahun berikutnya, yaitu angkatan keenam, ketujuh, dan kedelapan, terjadi juga penurunan jumlah siswa baru pada tiap tahunnya. Terbukti peminatan jurusan baru yang baru di buka oleh pihak sekolah, yaitu jurusan broadcasting, masih terbilang sedikit peminatnya di banding peminat jurusan yang sudah ada sebelumnya, yaitu jurusan keperawatan dan farmasi. Bila di telaah lebih didalam, berkurangnya keminatan terhadap jurusan keperawatan dan farmasi bukan merupakan faktor utama dan satu-satunya penyebab terjadinya masalah. Penyebab lainnya adalah rendahnya tingkat kinerja guru yang disebabkan dari http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8 berbagai faktor. Penulis melakukan survei kecil-kecilan dengan membuat beberapa pertanyaan kemudian di jawab oleh beberapa guru yang ada di sekolah tersebut. Jumlah guru yang penulis ikut sertakan dalam pra survei penelitian ini berjumlah 10 orang. Berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dari usia 28 – 56 tahun. TABEL 1.2 SURVEI PENDAHULUAN No. Pertanyaan 1. 2. Saya merasa nyaman bekerja di sekolah ini. Saya selalu bersemangat untuk melakukan tugas sebagai guru. 3. Saya merasa memiliki kemampuan yang memadai untuk melakukan pekerjaan yang diberikan dengan baik. 4. Porsi tugas yang di berikan sesuai dengan keinginan dan kemampuan saya. 5. Kepala sekolah selalu memberikan dorongan untuk berkinerja baik. 6. Fasilitas pendukung dalam sistem pembelajaraan yang memadai. 7. Gaji yang saya terima sebagai guru memadai. 8. Terdapat insentif yang memadai bagi guru yang berkinerja baik. 9. Kebijakan sekolah berpihak pada guru untuk berkinerja baik. 10. Saya merasa yakin memiliki jenjang karir bagus bekerja di sekolah ini. Sumber : Pra Survei Penelitian Jumlah Guru Menjawab Ya Tidak 9 1 10 - 10 - 6 4 10 - 7 3 6 4 - 10 1 9 - 10 Pertanyaan-pertanyaan pra survei ini diajukan berdasarkan dari berbagai faktor, antara lain kompensasi, efikasi diri, motivasi, dan kondisi lingkungan. Penulis melakukan survei dan wawancara langsung ke beberapa guru yang bermaksud untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kinerja guru menjadi rendah di sekolah ini. Dari hasil survei kecil-kecilan yang dilakukan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 kepada beberapa guru, hampir semua menjawab nyaman bekerja di sekolah ini. Adanya ketidaknyamanan hanya dikarenakan faktor lingkungan sekolah yang berada di tengah-tengah pemukiman warga. Semua guru menjawab selalu bersemangat dalam melakukan tugas sebagai seorang guru, dan merasa memiliki kemampuan yang memadai untuk melakukan pekerjaan yang diberikan dengan baik. Namun 4 dari 10 orang guru menjawab porsi tugas yang diberikan tidak sesuai keinginan atau kemampuan yang dimiliki oleh guru tersebut. Hal ini dikarenakan jumlah mengajar yang di dapat guru tersebut terlalu sedikit yang disebabkan sedikitnya jumlah siswa yang ada. Sehingga kelas yang diajarkan pun sedikit. Semua guru menjawab Kepala sekolah selalu memberikan dorongan untuk berkinerja baik. Namun 3 dari 10 orang guru menjawab fasilitas pendukung dalam proses belajar kurang memadai. Terdapat beberapa fasilitas yang perlu diperbaiki dan diperbarui karena faktor usia pemakaian yang sudah lama. Enam dari 10 orang guru menjawab gaji yang di terima dari mengajar sebagai guru sudah memadai. Sisanya, 4 orang guru menjawab kurang memadai gaji di terima dari mengajar yang dikarenakan sedikitnya porsi mengajar yang di terima oleh guru tersebut. Sehingga berdampak pada gaji yang di terima. Semua guru menjawab bahwa tidak adanya insentif yang memadai bagi guru yang berkinerja baik, dan 9 dari 10 orang guru menjawab kebijakan sekolah kurang berpihak pada guru untuk berkinerja baik. Hal ini mungkin yang menjadi penyebab utama rendahnya kinerja guru, karena faktor rendahnya motivasi guru untuk berkinerja baik. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 Semua guru menjawab bahwa mereka merasa tidak yakin memiliki jenjang karir yang bagus bekerja di sekolah tersebut. Terbukti banyak dari guruguru yang mengajar di sekolah tersebut mengajar lebih dari satu sekolah dan bukan hanya mengajar di SMK Bina Insan Cendekia Tangerang saja. Alasan para guru mengajar atau bekerja ke tempat lain ialah untuk mendapatkan jenjang karir yang lebih baik dan menambahkan pendapatan yang di rasa belum cukup memadai. Dapat disimpulkan dari hasil pra survei penelitian bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru di SMK Bina Insan Cendekia Tangerang menjadi rendah ialah porsi tugas yang diberikan tidak sesuai dengan keinginan atau kemampuan yang guru tersebut miliki, kurangnya pembaharuan fasilitas pendukung proses belajar mengajar, gaji yang di terima kurang memadai, tidak adanya insentif yang memadai bagi guru berkinerja baik, kebijakan sekolah yang kurang berpihak pada guru untuk berkinerja baik, dan tidaknya jenjang karir yang bagus bekerja di sekolah tersebut. Faktor-faktor ini yang membuat rendahnya motivasi para guru untuk berkinerja baik di sekolah tersebut. Hasil penelitian terdahulu mengenai topik penelitian sudah dilakukan oleh beberapa peneliti, antara lain : Menurut Wulansari, et al., (2014) dalam hasil penelitiannya menyatakan terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara kompensasi terhadap motivasi. Sedangkan Komara dan Nelliwati (2014) dalam hasil penelitiannya, bahwa kompensasi yang tidak sesuai, dan motivasi kerja yang rendah berpengaruh pada kinerja pegawai kurang baik. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 Ferridiyanto (2012) dalam hasil penelitiannya, bahwa efikasi diri mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap motivasi. Sedangkan dalam hasil penelitian yang dilakukan Junari, et al., (2013) menunjukan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan efikasi diri terhadap kinerja guru. Berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan Astuti (2012) bahwa self efficacy guru tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru. Dalam hasil penelitiannya, Senne (2011), menyatakan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru. Sebanding dengan hasil penelitian Pare (2010), bahwa motivasi kerja memberikan kontribusi yang positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Namun berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan Dhermawan, et al., (2012), bahwa motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, nampak betapa pentingnya kompensasi dan efikasi diri dalam mengembangkan motivasi kerja serta dalam meningkatkan kinerja guru. Hal ini membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH KOMPENSASI DAN EFIKASI DIRI TERHADAP MOTIVASI KERJA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA GURU”. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka masalah-masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Apakah kompensasi berpengaruh terhadap motivasi kerja? 2) Apakah kompensasi berpengaruh terhadap kinerja guru? 3) Apakah efikasi diri berpengaruh terhadap motivasi kerja? 4) Apakah efikasi diri berpengaruh terhadap kinerja guru? 5) Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru? C. Batasan Masalah Dalam uraian latar belakang di atas, penulis memberikan batasan pada penulisan skripsi ini dengan tujuan untuk mempersempit batasan dalam skripsi. Untuk itu, peneliti hanya melakukan penelitian pada guru yang berstatus guru tetap. D. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini antara lain : 1) Untuk menganalisis pengaruh kompensasi terhadap motivasi kerja. 2) Untuk menganalisis pengaruh kompensasi terhadap kinerja guru. 3) Untuk menganalisis pengaruh efikasi diri terhadap motivasi kerja. 4) Untuk menganalisis pengaruh efikasi diri terhadap kinerja guru. 5) Untuk menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 2. Kontribusi Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian yang dilakukan ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis. 1) Kegunaan Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan penulis dan menambah ilmu, baik dalam teori maupun praktek. b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar studi perbandingan dan referensi bagi penelitian yang sejenis. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini berguna sebagai bahan pertimbangan bagi tempat dan objek penelitian dalam membuat dan menentukan kebijakan yang akan diambil, guna melihat apakah kompensasi dan efikasi diri, terhadap motivasi kerja guru mempengaruhi kinerja guru di sekolah tersebut. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi penelitian sebelumnya yang akan mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Kompensasi dan Efikasi Diri terhadap Motivasi Kerja serta dampaknya terhadap Kinerja Guru (Studi Kasus pada Guru SMK Bina Insan Cendekia Tangerang). http://digilib.mercubuana.ac.id/