Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 13 Edisi 1 Mei 2012 ANALISIS SOLUSI PERTURBATIF PERSAMAAN GROSS PITAEVSKII UNTUK BEBERAPA MODE (Review) S. Latifah*, T.B. Prayitno, M. A. Marpaung Kelompok Fisika Teoritik, Departemen Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Jakarta Jl. Pemuda No. 10 Rawamangun Jakarta 13220 Telp : (62-21) 4894909, Fax : (62-21) 4894909 E-mail : *)[email protected] ABSTRAK Di makalah ini diturunkan ulang solusi Perturbatif Persamaan Gross-Pitaevskii untuk beberapa mode yang telah dibahas pada makalah (Physics Letters A, 278(2001):252-230). Teori perturbatif membahas prosedur sistematis untuk mendapatkan solusi terdekat terhadap masalah perturbatif dengan membangun pengetahuan solusi eksak dari kasus tidak terperturbatif. Pada kasus kuantum, perturbatif merupakan gangguan terhadap suatu Hamiltonian energi. Dari sudut pandang yang luas, dinamika gas-gas yang terjebak dalam perangkap magnetik pada suhu yang sangat rendah dapat dijelaskan oleh persamaan fungsi gelombang untuk kondensasi yang dikenal dengan Persamaan Gross-Pitaevskii. Persamaan Gross-Pitaevskii adalah persamaan nonlinear klasik yang mempertimbangkan efek-efek dari interaksi partikel, dan oleh karena itu persamaan ini dapat diperlakukan sebagai sebuah generalisasi nonlinear, yaitu sebagai osilator kuantum makroskopik. Persamaan GrossPitaevskii memiliki dua aspek penting, yaitu aspek nonlinear yang menunjukkan persamaan nonlinear Schrödinger, sedangkan aspek linear menunjukkan persamaan Schrödinger dengan potensial osilator harmonik apabila suku nonlinear dihilangkan. Dalam makalah ini aspek nonlinear dalam persamaan Gross-Pitaevskii dianggap kecil. Osilator harmonik telah banyak dibahas dalam bidang kuantum dan model-model dari osilator harmonik telah banyak menjelaskan fenomenafenomena mikroskopik. Kata kunci: Persamaan Gross-Pitaevskii; Solusi Persamaan Schrödinger osilator harmonik; Teori Perturbatif. 1. Pendahuluan Ide dasar mengenai kondensasi BoseEinstein dimulai pada 1925 saat Albert Einstein memprediksi kejadian dari sebuah perpindahan fase di dalam sebuah gas pada atom-atom yang tidak saling berinteraksi. Ide tersebut muncul berdasarkan sebuah tulisan seorang fisikawan India yaitu S.N. Bose pada tahun1924 yang menjelaskan tentang kuanta cahaya dengan menggunakan penjelasan statistik. Perpindahan fase yang terjadi dihubungkan dengan kondensasi atom-atom pada saat keadaan energi terendah dan merupakan akibat yang ditimbulkan dari efek statistika kuantum. Untuk waktu yang lama prediksi-prediksi tersebut tidak juga memberikan dampak praktis yang berguna bagi kehidupan. Pada 1938, setelah penemuan superfluiditas pada helium liquid oleh Allen dan Misener serta Kapitza, F. London secara tiba-tiba memiliki intuisi bahwa superfluiditas dapat menjadi manifestasi dari kondensasi Bose-Einstein. Teori Superfluida sendiri pertama kali dikembangkan oleh Landau pada 1941 pada bagian spektrum dari eksitasi dasar di fluida. Di tahun 1947 didasari dari konsep kondensasi Bose-Einstein, Bogoliubov mengembangkan teori mikroskopik pertama pada gas-gas Bose yang saling berinteraksi. Setelah Landau dan Lifshitz (1951), Penrose (1951), serta Penrose dan Onsager (1956) memperkenalkan konsep orde nondiagonalitas jangka panjang dan mendiskusikan hubungannya dengan kondensasi Bose-Einstein. Di tahun-tahun yang sama, studi eksperimen mengenai superfluida helium semakin diperbaiki, memeriksa prediksi-prediksi yang dikemukakan oleh Landau mengenai eksitasi spektrum dan melengkapi pengukuran-pengukuran pertama dari fraksi kondensasi pada seluruh penetuan dari distribusi momentum. Sebuah perkembangan penting berlangsung dengan prediksi dari vortisitas yang terkuantisasi oleh Onsoger (1949) dan Feynman (1955) serta dari penentuan secara eksperimen yang dilakukan oleh Hall dan Vinen (1956) [1]. Studi-studi eksperimental pada gas-gas atom cair semakin banyak dikembangkan, dimulai pada tahun 1970-an, keuntungan dari teknik-teknik baru mulai dikembangkan di fisika atom berdasarkan pada perangkap magnetik dan optik serta tahapan mekanisme pendinginan. Penelitian pertama kali difokuskan pada spin hidrogen yang terpolarisasi, 3 Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 13 Edisi 1 Mei 2012 dikarenakan massanya yang ringan merupakan hal yang paling mungkin agar kondensasi Bose-Einstein terjadi. Dalam perkembangan penelitian atom-atom hidrogen, pertama kali hidrogen didiginkan dengan pendingin cair, setelah itu meggunakan perangkap sebuah medan magnetik dan lebih lanjut didinginkan dengan proses evaporasi, maka semakin dekat menuju kondensasi Bose-Einstein. Di tahun 1980 teknik-teknik dasar laser, seperti pendinginan laser dan perangkap optikal magnet telah dikembangkan menjadi atom-atom netral yang dingin dan terjebak. Dengan menggabungkan berbagai macam teknik pendinginan, kelompok peneliti Cornell dan Wieman dari Boulder dan Ketterle dari MIT pada akhirnya berhasil di tahun 1995 meraih temperatur dan densitas yang dibutuhkan untuk mengamati kondensasi Bose-Einstein [1]. Setelah keberhasilan tersebut, kondensasi Bose-Einstein semakin berhasil dilakukan pada berbagai macam atom. Satu dari banyak hal yang berkaitan berkaitan dari gas-gas Bose yang terperangkap adalah tidak homogen. Hal tersebut memungkinkan untuk penelitian-penelitian selanjutnya mengenai sifat-sifat fisika yang sebelumnya tidak dapat ditemukan di penelitian superfluida Helium, pada situasi tertentu di sistem kondensasi Bose-Einstein tidak hanya muncul pada ruang momentum tetapi juga pada ruang koordinat, hal tersebut membuat penelitian-penelitian selanjutnya semakin berkembang. Di makalah ini dicari solusi perturbatif Persamaan Gross-Pitaevskii untuk beberapa mode. Persamaan ini memilik dua aspek, yaitu aspek nonlinear yang menunjukan persamaan nonlinear Schrödinger, sedangkan aspek linear menunjukkan persamaan Schrödinger dengan potensial osilator harmonik. Makalah ini mengacu pada jurnal karya Yuri S. Kivshar, Tristram J. Alexander, Sergey K. Turitsyn yang berjudul Nonlinear Modes of Macroscopic Quantum Oscillator [2]. Dalam hal ini aspek nonlinear dalam persamaan Gross-Pitaevskii dianggap kecil. Kajian lainnya yang terkait dengan kondensasi Bose-Einstein dapat dilihat pada [3-7]. 2. Teori Pada bagian ini akan ditulis ulang persamaan-persamaan yang terkait mengenai cara mendapatkan solusi perturbasi yang telah dibahas sebelumnya pada [2]. Kondensasi Bose-Einstein dapat di gambarkan melalui persamaan GrossPitaevskii berikut ini [2]: ∂Ψ h2 2 2 ih =− ∇ Ψ + V (R )Ψ + U 0 Ψ Ψ (1) ∂t 2m dengan Ψ (R, t ) adalah fungsi gelombang makroskopik pada sebuah kondensasi, V (R ) adalah potensial perangkap parabola, dan parameter U 0 = 4πh 2 (a / m) yang mencirikan interaksi dua partikel yang proporsional dengan hamburan gelombang-s dan dengan panjang a . Saat a > 0 interaksi yang terjadi antara partikel-partikel pada kondensasi adalah repulsive atau tolak menolak, sebaliknya saat a < 0 interaksi yang terjadi adalah attractive atau tarik menarik. Pertama-tama dtemukan dari persamaan (1) sebuah model satu dimensi, asumsikan kasus dari perangkap anisotropic berbentuk tabung pada simetri 1 aksial V (R ) = mϖ ⊥2 ( R ⊥2 + λX 2 ) , dimana 2 R⊥ = Y 2 + Z 2 . Didefinisikan pula pengukuran variabel ruang di dalam unit panjang osilator ( )1 2 harmonik longitudinal a h0 = h / mω λ , dan amplitudo pada fungsi gelombang dalam unit (hϖ ⊥ / 2U 0 λ )1 2 [2]. i [ ] ∂Ψ 2 + ∇ 2 Ψ − λ −1 ( y 2 + z 2 ) + x 2 Ψ + σ Ψ Ψ = 0 ∂t ′ (2) ( ) dimana waktu t ′ = t / 2 /ϖ ⊥ λ , ( x, y , z ) = ( X , Y , Z ) / a h 0 , dan simbol σ = sgn(a) = ±1 . Dapat dicari solusi pada persamaan (2) melalui bentuk [2] Ψ (r , x, t ) = Φ (r )ϕ ( x, t )e −2iγt dengan r = (3) y 2 + z 2 , dan didapat ∂ 2 Φ 1 ∂Φ + + 2γΦ − (r 2 / λ )Φ = CΦ 2 r ∂r ∂r (4) Persamaan (4) adalah persamaan eigen osilator harmonik untuk koordinat polar. Dianggap konstanta C bernilai nol dan solusi pada keadaan ground state Φ 0 ( r ) = A exp( −γr 2 / 2) , dengan γ = 1 / λ dan konstanta normalisasi A = γ / π . Setelah mensubstitusi solusi-solusi dan membagi Φ pada persamaan (2), diperoleh persamaan nonstasioner Gross-Pitaevskii (1+1)D [2]: 2 ∂ϕ ∂ 2ϕ 2 + − x 2ϕ + σ ϕ ϕ = 0 (5) ∂t ∂x 2 saat σ → 0 persamaan (5) menjadi persamaan osilator kuantum harmonik dengan solusi [2] 1: i ϕ ( x, t ) = φ ( x)e −iEt (6) persamaan (6) ada hanya jika E bernilai diskrit, seperti : E n = 1+ 2n , n=0, 1, 2, … (7) 1 Semua variabel tanpa satuan atau tak berdimensi 4 Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 13 Edisi 1 Mei 2012 dan persamaan (7) didefinisikan menjadi persamaan polynomial Hermite-Gauss, φ n ( x) = c n e dengan c n = (2 n! π ) n H n ( x) = (−1) n e x 2 2 −1 2 n d (e − x2 H n ( x) 4. Kesimpulan , dan − x2 2 ) (8) n dx maka H 0 = 1 , H 1 = 2 x , dan seterusnya. 3. Hasil dan Pembahasan Pada umunya, solusi untuk persamaan (5) saat σ ≠ 0 dapat ditemukan secara numerik. Namun, pada batasan khusus dapat digunakan metode-metode pendekatan yang berbeda-beda untuk menemukan solusi analitiknya. Menganggap aspek nonlinear pada persamaan ini kecil, digunakan teori perturbatif untuk mengekspansi solusi umum dari persamaan (5). Untuk menggunakan teori perturbatif tersebut, dicari terlebih dahulu solusi persamaan (5) dengan bentuk [2]: ∝ ϕ ( x, t ) = e −iEt ∑ Bnφ n ( x) , (9) n =0 dengan φ n (x) adalah fungsi eigen dari persamaan linear dari osilator harmonik yang ditunjukan dengan persamaan [2]: d 2φ n dx 2 Untuk tingkat-tingkat eksitasi selanjutnya dapat dicari dengan cara yang sama. − x 2φ n + E nφ n = 0 (8) Pada persamaan Gross Pitaevskii (1+1)D, jika tidak ada potensial harmonik maka persamaannya menjadi persamaan Nonlinear Schrödinger dengan potensial osilator harmonik. Pada σ → 0 persamaan tersebut menjadi persamaan Schrödinger untuk osilator harmonik. Untuk σ ≠ 0 , dengan menganggap aspek nonlinear dari persamaan ini kecil solusinya dapat dicari dengan menggunakan teori perturbatif. Telah dicari solusi perturbatif pada persamaan Gross Pitaevskii untuk tiga mode, yaitu pada keadaan ground state, eksitasi pertama dan eksitasi kedua. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis ucapkan terimakasih kepada para dosen Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Jakarta yang(9)telah membimbing serta dukungan dari teman-teman sehingga penulisan makalah ini dapat terwujud. Makalah ini telah dipresentasikan dan diprosidingkan pada Seminar Nasional Fisika 2011 di LIPI, serpong Juli 2011. (10) DAFTAR PUSTAKA Substitusikan persamaan (9) ke dalam persamaan (5), lalu dikalikan dengan φ n* dan diintegralkan terhadap seluruh ruang, diperoleh [2]: ( E − E k ) Bk + σ ∑V k ,l , m , n Bl* Bm B n = 0 (11) l ,m,n Dengan ∝ V k ,l , m , n = ∫ φ l ( x)φ m ( x)φ n* ( x)φ k ( x) dx (12) −∝ Maka didapat solusi pada keadaan ground state dengan koreksi E ≈ E 0 − σV 0, 0 , 0 , 0 B 0 σV 2 r , 0, 0,0 B0 B0 2 [2] 2 B2 r = − (E − E 2r ) r≠0 , (13) Untuk keadaan eksitasi pertama, didapat pula solusi dengan koreksi E ≈ E1 − σV1,1,1,1 B1 yaitu: 2 σV( 2 r +1),1,1,1 B1 B1 2 B( 2 r +1) = − ( E − E ( 2 r +1) ) , r ≠1 (14) Solusi pada keadaan eksitasi kedua dengan koreksi E ≈ E 2 − σV 2 r , 2, 2, 2 B 2 adalah: 2 σV 2 r , 2, 2, 2 B 2 B 2 2 B2r = − ( E − E 2r ) , r≠2 [1] Pitaevskii, Lev, Sandro Stringari. Bose-Einstein Condensation. Oxford Press, 2003. [2] Kivshar, Yuri. S., Tristram j. Alexander, Sergey K. Turitsyn.”Nonlinear Modes of Macroscopic Quantum Oscillator.” Elsevier Physics Letters A, 278(2001):252-230. [3] S. Stingari, “Collective Excitations of a Trapped Bose-Condensed Gas.” Physical Review Lettes. (18 March 1996). [4] Pérez-Garcia, Victor M., Humberto Michinel, Henar Herrero. “Bose-Einstein Soliton in Highly Asymmetric Traps.” Physical Review A, vol 57, No. 5 (May 1998). [5] Yukalov, V.I., E.P. Yukalova, dan V.S Bagnato. “Non-Ground-State Bose-Einstein Condensates of Trapped Atoms.” Physical Review A, vol 56, No. 6 (December 1997). [6] Ostrovskaya, Elena A., Yuri S. Kivshar, Mietek Lisdak, Bjorn Hall dan Federica Cattani. “Coupled-Mode Theory for Bose-Einstein Condensates.”Physical Review A, vol 61. [7] Khawaja, U. Al., H.T.C. Stoof, R.G. Hullet, K.E. Strecker. Dan G.B. Partridge.”Bright Soliton Trains of Trapped Bose-Einstein Condensates.”Physical Review Letters, vol 89. No. 20 (11 November 2011). (15) 5