1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian
Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N) 2 Kayen
Kabupaten Pati Jawa Tengah merasa khawatir akan rencana kehadiran
pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara. Mereka merasa cemas debu
yang ditimbulkan dari pabrik semen dapat mengganggu proses belajar
mereka di sekolah. Mereka khawatir debu pabrik semen yang mereka hirup
dapat menyebabkan gangguan berbagai penyakit pernafasan. Penelitian
yang dilakukan Al Idrus (2014, hlm. 85-90) menyatakan penambangan batu
kapur menyebabkan pencemaran udara berupa pencemaran partikel debu
dan gas karbon monoksida (CO) dan meningkatnya penderita ISPA pada
masyarakat Dusun Open Desa Mangkung Prayabarat. Penelitian Khairiah,
dkk (2013, hlm. 1-7) menyebutkan debu pabrik semen menyebabkan
masyarakat Desa Kuala Indah Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara
Kuala mengalami penyakit iritasi kulit (kulit kering, bentol-bentol dan
gatal), iritasi mata dan gangguan pernafasan.
Polusi debu pabrik semen dapat mengotori sekolah dan mengurangi
keindahan lingkungan sekolah. Aktivitas siswa di lingkungan sekolah akan
terganggu. Selain itu pabrik semen dapat menimbulkan dampak fisik
terhadap ekosistem Pegunungan Kendeng Utara. Penambangan pabrik
semen dapat menghilangkan sumber-sumber air dan sungai-sungai bawah
permukaan yang ada di kawasan karst Pegunungan Kendeng Utara sehingga
mempengaruhi suplai air untuk keperluan sehari-hari dan irigasi pertanian.
Adanya potensi banjir yang sudah ada akan menjadi lebih besar dan lebih
lama karena hilangnya fungsi penyerap air yang memicu meningkatnya
aliran permukaan pada saat musim hujan. Hilangnya fungsi ekologis sebagai
pengontrol keanekaragaman hayati di kawasan karst Pegunungan Kendeng
Utara dan terjadinya perubahan bentuk lahan yang sangat cepat.
.
Udi Utomo, 2015
PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN
LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
Siswa SMP N 2 Kayen kabupaten Pati merasa khawatir dengan
kehadiran pabrik semen karena letak sekolah dan tempat tinggal mereka
berada di kaki bukit pegunungan Kendeng Utara. Barisan pegunungan
Kendeng Utara membujur dari barat ke timur mulai dari Kabupaten Kudus,
Kabupaten Pati, Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang dan Kabupaten
Tuban.
Tiga kecamatan di Kabupaten Pati yang dilalui pegunungan
Kendeng yaitu Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Kayen dan Kecamatan
Tambakromo. Wilayah tiga kecamatan ini berada di sebelah selatan
Kabupaten Pati. Tiga kecamatan ini sering disebut wilayah Pati Selatan.
Pegunungan Kendeng Utara berupa batuan kapur. Batuan kapur
merupakan bahan utama untuk membuat semen. Perusahaan semen banyak
yang
ingin
Pemerintah
mengeksploitasi batu
Kabupaten
kapur pegunungan Kendeng Utara.
Pati dengan
argumentasi untuk
meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) menawarkan kepada perusahaan semen
untuk menanamkan investasi. Maka pada tanggal 8 Desember 2014 melalui
SK Bupati Nomor 660.1/4767 Tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Pati
mengeluarkan
izin
lingkungan
kepada
PT.
Indocement
(http://www.patikab.go.id/). PT Indocement diberi izin untuk mendirikan
pabrik semen dan menambang batuan kapur Pegunungan Kendeng Utara.
Orientasi
pada
pertumbuhan
ekonomi
menyebabkan
banyak
Pemerintah Daerah berlomba-lomba menawarkan izin pada perusahaan
pertambangan untuk beroperasi di wilayahnya. Ardianto (2015, hlm. 36)
menyatakan hampir semua Pemerintah Daerah berargumen bahwa dengan
hadirnya perusahaan tambang skala besar akan mendatangkan PAD
(Pendapatan Asli Daerah) yang besar. Pendapatan ini akan digunakan untuk
membiayai proyek-proyek pembangunan infrastruktur maupun sumber daya
manusia. Selain itu, kehadiran perusahaan besar akan memberikan dampak
kesejahteraan bagi kawasan di sekitar pertambangan melalui serapan tenaga
kerja maupun “kesejahteraan yang menetes” berupa kebangkitan ekonomi
sekitar tambang. Namun, sayangnya pertumbuhan ekonomi yang dianggap
satu-satunya cara untuk meyakinkan bahwa kekayaan materi akan menetes
Udi Utomo, 2015
PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN
LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
ke bawah kepada si miskin melalui model pertumbuhan "tricle down"
(menetes ke bawah) terbukti tidak realistik (Capra, 1998, hal. 291). Hal ini
tidak aneh, karena pertambangan merupakan usaha padat modal, bukan
padat karya (Ardianto, 2015, hlm. 112).
Pandangan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, akan
mendorong manusia sebagai pribadi atau kelompok dalam sebuah negara
untuk mengejar kesejahteraan material dengan selalu menaikkan produk
nasional bruto ke tingkat yang lebih tinggi, tanpa melihat bahaya yang
ditimbulkannya (Komarudin, 1985, hlm. 2). Orientasi pada pertumbuhkan
ekonomi akan
meningkatkan
perilaku
memanfaatkan
lingkungan yang
tanpa terkendali.
Pertumbuhan ekonomi dengan sikap hidup yang mencari kepuasan
dalam mengejar harta kekayaan (materialisme) tidak sesuai dengan dunia
ini, karena sikap ini tidak mengandung pembatas diri, sedangkan lingkungan
(sumber daya alam) yang melandasinya sangat terbatas (Schumacher, 1987,
hlm. 28). Pandangan pertumbuhan ekonomi terhadap sumber daya alam
menekankan pada pemanfaatan jangka pendek. Mereka kurang banyak
mempertimbangkan kebutuhan sosial dan keseimbangan alam dalam jangka
panjang.
Pandangan jangka pendek
inilah yang acapkali mendorong
semakin menjadi-jadinya eksploitasi sumberdaya alam (Komarudin, 1985,
hlm. 46). Akibat paling parah dari pandangan pertumbuhan ekonomi yang
terus-menerus ini adalah menipisnya berbagai sumber daya alam di bumi
(Capra, 1998, hlm. 292).
Penambangan
pabrik
semen
dapat
menyebabkan
kerusakan
lingkungan Pegunungan Kendeng Utara. Penambangan dan peledakan batu
kapur dapat merusak sumber mata air dan mengancam kehidupan ekosistem
Pegunungan Kendeng Utara. Wilayah Pati Selatan didominasi hamparan
persawahan dan tanaman padi yang hijau. Air irigasinya dapat mengairi
persawahan sepanjang tahun. Petani wilayah Pati Selatan dapat memanen
tanaman padinya dalam dua sampai tiga kali dalam satu tahun. Air irigasi
yang melimpah di wilayah Pati Selatan berasal dari sumber mata air dari
Udi Utomo, 2015
PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN
LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
kaki Pegunungan Kendeng Utara. Pegunungan Kendeng Utara memiliki
puluhan sumber mata air yang perennial atau airnya mengalir sepanjang
tahun. Sumber mata air berasal dari sungai bawah tanah yang mengalir
melalui rongga-rongga batuan kapur.
Aliran sungai bawah tanah ini
kemudian muncul ke permukaan di kaki perbukitan Pegunungan Kendeng
Utara melalui mulut goa. Sumber mata air Pegunungan Kendeng Utara
dapat mengairi ribuan hektar persawahan. Pegunungan Kendeng Utara dapat
diibaratkan sebagai urat nadi kehidupan petani.
Guru IPS dapat menggunakan isu-isu yang ada di sekitar lingkungan
siswa menjadi
sumber belajar IPS. Pembelajaran IPS memerlukan inovasi
untuk mencapai tujuan tersebut diatas. Pembelajaran IPS yang menurut
pandangan Scubert (dalam Supriatna, 2010, hal. 116) tidak hanya sebagai
body of knowledge to be transmitted saja melainkan pengalaman subjektif
guru
dan
siswa
(file.upi.edu/Direktori)
di
lingkungan
lingkungan
setempat.
sebagai sumber
Menurut
belajar
Pasya
menunjukkan
bahwa pengajaran tidak hanya bukti-bukti yang ada di dalam buku atau
berupa alat peraga saja, melainkan bukti langsung yang ada di sekitar siswa
atau siswa dibawa keluar kelas dengan kunjungan lapangan (fieldtrip).
Peneliti
akan
mendesain
pembelajaran
untuk
meningkatkan
kecerdasan ekologis siswa SMP N 2 Kayen melalui outdoor education.
Kecerdasan ekologis yang siswa miliki digunakan untuk mengantisipasi
dampak
dari
Pembelajaran
perubahan
lingkungan
lokal
hadirnya
pabrik
semen.
untuk meningkatkan kecerdasan ekologis siswa menekankan
pada aspek pengetahuan, kesadaran dan keterampilan. Siswa memiliki
pengetahuan tentang pegunungan Kendeng Utara. Siswa memiliki kesadaran
akan dampak buruk dari pabrik semen dan siswa memiliki keterampilan
untuk melakukan langkah antisipasi. Indikator untuk mengukur kecerdasan
ekologis siswa,
dengan memodifikasi lima praktek
ekoliterasi dari center
of ecoliteracy (Goleman, Bennett & Barlow, 2010, hlm. 4).
Tempat tinggal siswa SMP N 2 Kayen berasal dari kecamatan
Kayen, kecamatan Tambakromo dan kecamatan Sukolilo. Tiga kecamatan
Udi Utomo, 2015
PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN
LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
ini lokasinya ada di kaki perbukitan pegunungan Kendeng Utara. Siswa
SMP N 2 Kayen merupakan kelompok yang akan terkena langsung dampak
hadirnya pabrik semen. Siswa SMP Negeri 2 Kayen sebagai warga
masyarakat yang berada di sekitar kawasan Pegunungan Kendeng Utara
belum
memiliki
pengetahuan,
kesadaran
dan
keterampilan
antisipasi
dampak buruk dari kehadiran pabrik semen. Siswa SMP Negeri 2 Kayen
yang akan terkena langsung dampak buruk dari pabrik semen harus
memiliki pengetahuan,
menyadari dan
mampu mengantisipasi dampak
buruk kehadiran pabrik semen tersebut. Untuk dapat bertindak antisipatif
terhadap perubahan lingkungan kehadiran pabrik semen, siswa memerlukan
kecerdasan ekologis.
Kecerdasan
hubungan
manusia
ekologis
dengan
berupa
seluruh
pemahaman
unsur
dan
dan
penerjemahan
mahluk
hidup
lain.
Kecerdasan ekologis sebagai empati yang mendalam dan kepedulian
terhadap lingkungan sekitar, serta cara berpikir kritis terhadap apa yang
terjadi
di
lingkungan
sekitar
(http://jungianwork.worpress.com/
ecological-intelligence).
Goleman
akibat
perlakuan
manusia
20110/02/10on-alchemy-c-g-jung-andmaupun
Jung
memaknai
kecerdasan
ekologis sebagai suatu kemampuan berempati dengan alam dan mahluk
hidup lainnya.
Untuk
dapat
mengajarkan
kecerdasan ekologis kepada siswa
diperlukan metode pembelajaran yang tepat. Smaldino, dkk dalam (Pribadi,
2009, hlm. 42) mengatakan pemilihan metode pembelajaran yang tepat
dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran atau melakukan
internalisasi terhadap isi atau materi pembelajaran. Pembelajaran dengan
menggunakan pengalaman langsung (outdoor education) adalah metode
tepat untuk meningkatkan kecerdasan ekologis. Dalam pembelajaran dengan
metode outdoor education siswa langsung mengamati tempat-tempat yang
akan terkena dampak buruk dari pembangunan pabrik semen. Dengan
pembelajaran
outdoor
education
siswa
belajar
dengan
menghadapi
kenyataan apa yang sedang dipelajari. Siswa langsung berinteraksi dengan
Udi Utomo, 2015
PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN
LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
apa yang dipelajari. Siswa bersentuhan dan merasakan langsung dengan
tempat-tempat yang akan rusak terkena dampak buruk pabrik semen.
Pembelajaran dengan pengalaman langsung akan lebih menimbulkan kesan
yang mendalam pada siswa.
Outdoor education didefinisikan sebagai proses pengalaman belajar
dengan melakukan (langsung), yang mengambil tempat terutama melalui
paparan di luar ruangan dengan menekankan subjek pembelajaran pada
hubungan
antara orang dan sumber daya alam (Friest, 1986, hlm. 13).
Definisi Friest tersebut, mengandung dua hal utama yang saling berkaitan
dalam pembelajaran outdoor education yaitu
pembelajaran pengalaman
langsung (experiential learning) dan pendidikan lingkungan (environmental
education). Association on Experiential Education (AEE) mendefinisikan
experiential learning sebagai “proses di mana peserta didik membangun
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai melalui pengalaman langsung.”
(Bunting, 2006, hlm. 4). Sedang UNESCO-UNEP (dalam Adkins &
Simmons,
2002,
hlm.
3)
dengan
mengadopsi
Deklarasi
Tbilisi
mendefinisikan pendidikan lingkungan adalah untuk membantu individu
dan masyarakat memahami sifat kompleks dari alam dan bangun lingkungan
yang dihasilkan dari interaksi antara
dan
budaya,
dan
memperoleh
aspek biologi, fisik, sosial, ekonomi,
pengetahuan,
nilai-nilai,
sikap,
dan
keterampilan praktis untuk berpartisipasi secara bertanggung jawab dan
efektif dalam mengantisipasi dan memecahkan masalah lingkungan dan
dalam pengelolaan kualitas lingkungan.
Beberapa
penelitian
menunjukan
bahwa
pembelajaran
dengan
outdoor education terbukti efektif. Penelitian Cengelci (2013, hlm. 36-41)
dengan partisipan lima belas guru IPS SD di Turki hasilnya menyatakan
guru IPS percaya bahwa pembelajaran di luar ruangan cocok untuk materi
pelajaran IPS. Penelitian dari Martin (2003, hlm. 51-63) dengan sampel
siswa SD juga hasilnya menyatakan bahwa pembelajaran outdoor education
dengan menggunakan halaman sekolah berpengaruh signifikan terhadap
pengetahuan, sikap dan perilaku lingkungan siswa.
Udi Utomo, 2015
PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN
LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
Berdasar pada latar belakang tersebut, maka penelitian tindakan
kelas ini mengambil judul “Peningkatan Kecerdasan Ekologis Siswa
dalam Mengantisipasi Dampak Perubahan Lingkungan Lokal Melalui
Outdoor Education”.
B.
Identifikasi dan Rumusan Masalah
1. Indetifikasi Masalah
Pembelajaran IPS di SMP N 2 Kayen belum menggunakan media
dan sumber belajar dengan isu lingkungan sekitar. Satu sisi siswa SMP
N 2 Kayen belum mampu untuk mengantisipasi dampak kehadiran
pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara. Peneliti mendesain
pembelajaran
IPS
dengan
menggunakan
isu
lingkungan tersebut
sebagai sumber dan media belajar. Desain pembelajaran dengan tujuan
meningkatkan kecerdasan ekologis siswa sebagai upaya membekali
siswa menghadapi dampak kehadiran pabrik semen di Pegunungan
Kendeng
Utara.
Ekologi dalam penelitian ini diartikan sebagai
lingkungan secara umum.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, untuk
mengarahkan pembahasan maka perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah: ”Apakah outdoor education sebagai metode dalam
pembelajaran IPS, dapat meningkatkan kecerdasan ekologis siswa
SMP N 2 Kayen dalam mengantisipasi dampak perubahan lingkungan
lokal kehadiran pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara?” Untuk
membatasi
permasalahan
dalam penelitian
ini,
maka
perumusan
masalah di atas diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana guru mendesain pembelajaran IPS dengan metode
outdoor education untuk meningkatkan kecerdasan ekologis siswa
dalam
mengantisipasi
perubahan
lingkungan
lokal
dampak
kehadiran pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara?
Udi Utomo, 2015
PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN
LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
2. Bagaimana penerapan outdoor education untuk meningkatkan
kecerdasan ekologis siswa SMP N 2 Kayen dalam mengantisipasi
perubahan lingkungan lokal dampak kehadiran pabrik semen di
Pegunungan Kendeng Utara?
3. Bagaimana upaya mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi
siswa dan guru, ketika menerapkan metode outdoor education
untuk meningkatkan kecerdasan ekologis siswa SMP N 2 Kayen
dalam
mengantisipasi
perubahan
lingkungan
lokal
dampak
kehadiran pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara?
4. Bagaimana peningkatan kompetensi kecerdasan ekologis siswa
SMP N 2 Kayen, setelah penerapan model outdoor education
dalam
mengantisipasi
perubahan
lingkungan
lokal
dampak
kehadiran pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara?
C.
Tujuan Penelitian
Secara umum peneliti mengharapkan melalui Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini ada upaya nyata untuk terus-menerus menjaga kelestarian
lingkungan. Sumber pembelajaran IPS dengan mengambil isu-isu nyata
yang ada dalam kehidupan sehari-hari siswa dapat lebih bermakna bagi
siswa dalam menghadapi realita kehidupan. Pembelajaran IPS dapat sebagai
sarana untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan ekologis siswa dalam
menghadapi dan mengantisipasi perubahan lingkungan lokal kehadiran
pabrik semen. Sedangkan untuk tujuan khusus dari penelitian ini lebih
diarahkan pada:
1. Mengetahui bagaimana guru mendesain pembelajaran IPS
dengan
metode outdoor education untuk meningkatkan kecerdasan ekologis
siswa
dalam
mengantisipasi
perubahan
lingkungan
lokal
dampak
kehadiran pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara?
2. Mengetahui bagaimana penerapan metode outdoor education untuk
meningkatkan kecerdasan ekologis siswa SMP N 2 Kayen dalam
Udi Utomo, 2015
PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN
LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
mengantisipasi perubahan lingkungan lokal dampak kehadiran pabrik
semen di Pegunungan Kendeng Utara?
3. Mengetahui
bagaimana
upaya
mengatasi hambatan-hambatan
yang
dihadapi siswa dan guru, ketika menerapkan metode outdoor education
untuk meningkatkan kecerdasan ekologis siswa SMP N 2 Kayen dalam
mengantisipasi perubahan lingkungan lokal dampak kehadiran pabrik
semen di Pegunungan Kendeng Utara?
4. Apakah ada peningkatan kompetensi kecerdasan ekologis siswa SMP N
2 Kayen pada aspek pengetahuan (head), kesadaran (heart) dan
keterampilan (hands) setelah penerapan model outdoor education dalam
mengantisipasi perubahan lingkungan lokal dampak kehadiran pabrik
semen di Pegunungan Kendeng Utara?
D.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun secara praktis sebagai berikut:
1.
Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan
untuk memperkaya kajian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) terkait
dengan
kelestarian
lingkungan.
menumbuhkan
dan
meningkatkan
keterampilan
kompetensi
Penelitian
ini
pengetahuan,
kecerdasan
ekologis
sebagai
usaha
kesadaran
siswa
dan
dengan
menggunakan sumber belajar dari isu-isu yang terjadi di sekitar
kehidupan nyata peserta didik. Desain pembelajaran IPS dalam
penelitian ini diharapkan adanya peningkatan pengetahuan, kesadaran
dan keterampilan siswa untuk
mengantisipasi dampak perubahan
lingkungan lokal kehadiran pabrik semen di Pegunungan Kendeng
Utara.
2.
Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat
bagi pihak-pihak yang berkepentingan yang diuraikan sebagai berikut:
Udi Utomo, 2015
PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN
LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
a. Bagi siswa
Bagi siswa hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan kecerdasan ekologis yang
dapat
digunakan
untuk
mengantisipasi
dampak
perubahan
lingkungan lokal hadirnya pabrik semen di Pegunungan Kendeng
Utara.
Setelah
keterampilan
siswa dengan pengetahuan,
yang
dimilikinya
dapat
kesadaran dan
menjadi bekal dalam
kehidupan nyata menghadapi dampak pendirian pabrik semen di
Pegunungan Kendeng Utara.
b. Bagi guru
Sebagai referensi dan alternatif dalam menggunakan isu-isu
yang terjadi di sekitar kehidupan nyata peserta didik sebagai
sumber belajar IPS. Tujuannya agar pembelajaran IPS dapat
meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan siswa
terkait
kelestarian
lingkungan
yang
diperoleh
melalui
pengalaman dan refleksi pengalaman sehingga siswa diharapkan
mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan
bagi sekolah untuk memberikan dorongan kepada guru untuk
mengembangkan
kegiatan
pembelajarannya.
Sekolah
mempunyai peran penting dalam mengembangkan guru menjadi
kreatif dalam pembelajarannya. Sekolah dalam hal ini kepala
sekolah dapat memfasilitasi bagi guru-guru yang berkeinginan
dalam mengembangkan
proses
pembelajarannya.
Permasalah
lingkungan yang terjadi di sekitar kehidupan nyata peserta didik
dapat
menjadi
pembelajarannya
sumber
belajar.
mempunyai
Sekolah
peran
penting
melalui
dalam
kegiatan
upaya
pelestarian lingkungan lokal.
d. Bagi peneliti selanjutnya
Udi Utomo, 2015
PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN
LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11
Hasil penelitian ini bagi peneliti selanjutnya diharapkan
dapat memberikan manfaat dan wawasan untuk lebih mengkaji
pembelajaran
IPS
yang
berorientasi
pada
lingkungan.
pembelajaran IPS dapat memanfaatkan sumber belajar dengan
menggunakan isu-isu yang terjadi di sekitar kehidupan nyata
peserta
didik.
Pembelajaran
IPS
dengan
memafaatkan
lingkungan sekitar siswa dapat dikolaborasikan dengan model,
metode dan strategi pembelajaran yang inovatif dan dapat
diterapkan dalam pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan
kondisi masing- masing sekolah.
E.
Definisi Operasional
1. Kecerdasan ekologis
Danile
Goleman
mendefinisikan
kecerdasan
ekologis
sebagai
kemampuan individu dalam memahami sistem alam sebagai tempat
mahluk
hidup
kognitif dan
berada serta kemampuan menggunakan kemampuan
emosionalnya
dalam berempati pada semua bentuk
kehidupan (Goleman, 1998, hlm. 37-38; Goleman, Bennett & Barlow,
2010, hlm. 4). Sedang Carl G. Jung (2010) mendefinsikan kecerdasan
ekologis berupa pemahaman dan penerjemahan hubungan manusia
dengan seluruh unsur dan mahluk hidup lain. Kecerdasan ekologis
sebagai empati yang mendalam dan kepedulian terhadap lingkungan
sekitar, serta cara berpikir kritis terhadap apa yang terjadi di lingkungan
sekitar
akibat
perlakuan
manusia
(http://jungianwork.worpress.com/
20110/02/10on-alchemy-c-g-jung-and-ecological-intelligence).
Goleman
maupun Jung memaknai kecerdasan ekologis sebagai suatu kemampuan
berempati dengan alam dan mahluk hidup lainnya.
2. Pembelajaran IPS
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan nama mata
pelajaran di tingkat sekolah atau nama program studi di perguruan tinggi
yang
identik
dengan
istilah
“social
studies”
dalam
kurikulum
Udi Utomo, 2015
PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN
LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12
persekolahan di beberapa negara termasuk di Indonesia. Pada konteks
penelitian ini, pembelajaran IPS lebih diartikan kepada suatu proses
interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu
lingkungan
belajar,
mengenai dinamika
aktivitas
manusia
berserta
interaksinya sebagai subjek sekaligus objek PIPS, dengan bahan pilihan
yang diseleksi dan diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora
seperti geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi, hukum dan ilmu sosial
lainnya dengan tujuan adanya perubahan pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan sikap yang diperoleh melalui pengalaman dan refleksi
pengalaman
sehingga
siswa
diharapkan
mampu
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Outdoor Educatios
Pembelajaran luar ruangan (outdoor education), pembelajaran yang
dapat mengkaitan pengalaman langsung (experiential learning) dan
pendidikan
lingkungan
(environmental
education).
Proses
belajar
mengajar yang mengandung pola pemikiran dan dituangkan ke dalam
enam
point
yaitu
pembelajaran
adalah
pengalaman
langsung,
berlangsung di luar ruangan, menggunakan seluruh indera (penglihatan,
suara, rasa, sentuhan, bau dan intuisi), melibatkan tiga aspek belajar
(kognitif,
afektif
dan
psikomotorik),
materi
interdisipliner
dan
melibatkan hubungan dengan alam (Priest, 1986, hal. 13-14)..
F.
Struktur Organisasi Tesis
Sesuai
Pedoman
Penulisan
Karya
Ilmiah
yang
diterbitkan
Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2014, penulisan karya ilmiah
terdiri dari lima bab.
BAB I merupakan pendahuluan yang memuat tentang latar belakang
penelitian, perumusan dan pemecahan masalah penelitian, tujuan penelitian
dan manfaat penelitian.
Udi Utomo, 2015
PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN
LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
13
BAB
II
merupakan
kajian
pustaka
yang
meliputi konsep
kecerdasan ekologis, ruang lingkup pembelajaran IPS, pengertian outdoor
education, penelitian yang relevan dan kerangka penelitian.
BAB III merupakan metodologi penelitian yang berisi desain
penelitian
dan
metode
penelitian,
subjek
dan
tempat
penelitian,
pengumpulan data (jenis data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan
data) serta analisis data.
BAB
IV
merupakan
temuan
dan
pembahasan.
Bab
ini
menyampaikan dua hal utama, yakni (1) temuan penelitian berdasarkan
hasil
pengolahan
dan
analisis
data
dengan
berbagai kemungkinan
bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan (2)
pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian
yang telah dirumuskan sebelumnya.
Sedangkan
BAB
V
merupakan
simpulan,
implikasi
dan
rekomendasi yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap
hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting
yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut. Implikasi dan
rekomendasi dapat ditujukan kepada para pembuat kebijakan, kepada para
pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, kepada peneliti berikutnya
yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya, kepada pemecah
masalah di lapangan atau follow up dari hasil penelitian.
Udi Utomo, 2015
PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN
LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Download