PROGRAM KREA KONSEP PEMETAAN MI EKSPLORASI IKAN

advertisement
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
KONSEP PEMETAAN MIGRASI UNTUK PENINGKATAN
EKSPLORASI IKAN TUNA DALAM MENOPANG
KETAHANAN PANGAN NASIONAL
Bidang kegiatan:
PKM-Gagasan Tertulis
Diusulkan oleh:
Lucky Dwi Nanda
Hanifah Fitriasari
Ikrar Ulul Azmii
12908038
12908030
12909033
2008
2008
2009
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2011
ii
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan
: Konsep Pemetaan Migrasi Untuk
Peningkatan Eksplorasi Ikan Tuna
Dalam Menopang Ketahanan Pangan
Nasional
2. Bidang Kegiatan
: PKM-GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
: Lucky Dwi Nanda
b. NIM
: 12908038
c. Jurusan
: Oseanografi
d. Perguruan Tinggi
: Institut Teknologi Bandung
e. Alamat Rumah
: Jl. Tubagus Ismail 2 No 10, Bandung
f. No. Tel./HP
: 085711063835
g. Alamat e-mail
: [email protected]
4. Anggota Pelaksanan Penulis
: 1 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
: Ivonne M. Radjawane, M.Si, Ph.D
b. NIP
: 19660806 199202 2 001
c. Alamat Rumah
: Jln. Margawangi VII/Kav.9 Margacinta
Bandung
iii
Bandung, 28 Februari 2011
Menyetujui,
Ketua Program Studi Oseanografi
Institut Teknologi Bandung
Mengetahui,
Ketua Pelaksana Kegiatan
Dr. rer. nat. Mutiara R.P, S.Si, M.Si
NIP. 19700915 199703 2 002
Lucky Dwi Nanda
NIM. 12908038
Menyetujui,
Deputi WRM Bidang Pengembangan
Kegiatan Non-Kurikuler
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dr. Brian Yuliarto
NIP.132320061
Ivonne M. Radjawane, M.Si, Ph. D
NIP. 19660806 199202 2 001
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala pertolonganNya, kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul Konsep
Pemetaan Migrasi Untuk Peningkatan Eksplorasi Ikan Tuna Dalam
Menopang Ketahanan Pangan Nasional.
Karya tulis ilmiah ini disusun agar pembaca memiliki sudut pandang berbeda
mengenai ketahanan pangan nasional. Karya tulis ilmiah ini mengarahkan
pencapaian ketahanan pangan nasional dengan memaksimalkan potensi sumber
daya hayati laut.
Terimakasih sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing kami, Ibu Ivonne M.
Radjawane, M. Si, Ph.D., yang telah banyak membantu kami dalam penyelesaian
karya tulis ini. Tak lupa juga untuk keluarga, kerabat, dan teman-teman yang telah
mendukung baik secara moral maupun materiil melalui saran, kritik, bantuan, dan
fasilitas.
Kami menyadari gagasan yang kami tulis masih banyak mengandung kekurangan
dan perlu peninjauan lebih lanjut. Mohon maaf jika terdapat kesalahan yang
tertulis baik secara sengaja maupun tidak dalam tulisan ini. Semoga dengan
adanya gagasan ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas dan semoga
juga tidak berhenti hingga disini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritikan
dan saran yang membangun, juga penelitian lebih lanjut dari pihak yang
berwenang mengenai bidang ini sehingga manfaat yang didapat bisa lebih.
Bandung, 8 Februari 2011
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan…………………………………………………………….. .ii
Kata Pengantar ...………………………………………………………………… iv
Daftar Isi…………………………………………………………………………...v
Daftar Gambar………………………………………………………………….. vi
BAB 1 Pendahuluan..…………………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………….. 1
B. Perumusan Masalah………………………………………………………. 4
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………… 4
BAB II Tinjauan Pustaka………………………………………………………… 4
BAB III Analisis Sintetis……………………………………………………….. 6
BAB IV Penutup………………………………………………………………. 10
Kesimpulan………………………………………………………………….. 10
Saran………………………………………………………………………….10
Daftar Pustaka…………………………………………………………………… 11
Daftar Riwayat Hidup……………………........ …………………………………11
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Penderita Busung Lapar di Sragen……... ……... ……... ……... 2
Gambar 2. Pengaruh Cahaya Terhadap Fisiologi dan Perilaku Ikan. ……... 6
Gambar 3. Pengaruh Oksigen Terhadap Aktivitas dengan Kelimpahannya..6
Gambar 4. Konsep Pemetaan Migrasi Ikan Tuna….............. ……... ……... 8
Gambar 5. Skema Instansi-Instansi yang Terkait….. ……... ……... ……... 9
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini seiring perkembangan zaman yang pesat ternyata diiringi oleh
tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Biro Sensus Amerika Serikat
(International Data Base) mencatat jumlah penduduk dunia di tahun 2010
kurang lebih mencapai 6,8 milyar penduduk. Dimana Indonesia menempati
posisi keempat dengan jumlah penduduk mencapai sekitar 240 juta. Peringkat
Indonesia dibawah dari China (1,3 milyar), India (1,1 milyar) dan Amerika
Serikat (310 juta).
Peningkatan jumlah penduduk yang tinggi menimbulkan permasalahan baru
yang cukup penting yaitu krisis pangan dan krisis energi. Sektor pangan
merupakan poin khusus yang harus mendapat perhatian. Karena makanan
merupakan kebutuhan primer manusia, selain sandang dan papan, dalam
mempertahankan keberlangsungan hidup. Masalah ini tentunya mendapat
perhatian dari setiap negara termasuk Indonesia. Oleh karenanya, setiap
negara berlomba untuk swasembada pangan guna memenuhi kebutuhan dalam
negerinya.
Untuk mengatasi krisis pangan, Indonesia telah menjadikan ketahanan pangan
nasional sebagai program prioritas pembangunan nasional 2010-2014
(Antarnews, 2010). Untuk mewujudkan program ini, Kementrian Pertanian
telah menetapkan empat target utama seperti pencapaian swasembada dan
swasembada berkelanjutan, peningkatan diversifikasi pangan, peningkatan
nilai tambah, daya saing dan ekspor serta peningkatan kesejahteraan petani.
Peningkatan diversifikasi pangan ternyata masih harus menjadi fokus utama.
Mengingat tingkat kelaparan Indonesia di tahun 2010 mencapai 13% dari total
jumlah penduduk atau sekitar 30 juta orang (Kaiser Family Foundation, 2010).
Selain kelaparan, banyaknya kasus gizi buruk juga mengindikasikan bahwa
2
diversifikasi pangan yang kurang. Kedua hal ini berimbas kepada banyaknya
anak yang terkena busung lapar terutama di daerah-daerah terpencil. Bahkan
efek lanjutannya adalah berujung kepada kematian.
Gambar 1. Penderita Busung Lapar di Sragen
Salah satu penyebab kurangnya diversifikasi pangan adalah terpusatnya
konsentrasi pengembangan pangan di daratan. Padahal, saat ini banyak yang
menjadi hambatan dalam pengembangan di darat. Antara lain, mulai
berkurangnya lahan pertanian, perkebunan, dan peternakan akibat pengalihan
fungsi guna lahan untuk keperluan pemukiman, industri, dan lain sebagainya.
Juga faktor perubahan iklim yang sedang terjadi saat ini turut menganggu
produktivitas. Tentunya hambatan-hambatan ini mengakibatkan menurunnya
tingkat produksi.
Untuk mengatasi permasalah ini, diperlukan perhatian pemerintah terhadap
potensi pangan yang tersedia di laut. Ini didukung oleh wilayah Indonesia
yang dua pertiganya merupakan lautan. Indonesia juga diapit oleh dua
samudra besar yaitu samudra Pasifik dan Hindia. Massa air kedua samudra ini
dihubungkan oleh arus lintas Indonesia (ARLINDO). Pertemuan dua massa air
merupakan sumber hayati laut yang cukup besar dalam hal jumlah. Beberapa
fakta di atas, telah mengungkapkan mengapa Indonesia berpotensi mencukupi
diversifikasi pangan dengan sumber hayati laut terutama ikan.
3
Data FAO 2009 menunjukkan bahwa produksi ikan tuna nasional dalam kurun
waktu 1989-2006 mengalami pertumbuhan sebesar 4,74 persen per tahun.
Dimana total produksi ikan tuna di tahun 2006 mencapai 575.087,85 ton
(Suhana 2009). Jumlah penangkapan ini cukup besar. Selain karena jumlahnya
yang tinggi, ikan tuna berpotensi sebagai penunjang diversifikasi pangan guna
mencapai ketahanan pangan nasional karena kandungan gizinya yang baik.
Ikan tuna mengandung protein, vitamin A, vitamin B, dan Lemak. Dapat
dikatakan, ikan tuna dari perairan Indonesia merupakan ikan tuna dengan
kualitas yang telah diakui dunia.
Sayangnya, potensi ikan tuna sebagai penopang ketahanan pangan nasional
belum mampu diwujudkan. Ini terkait karena manajemen pengelolaan ikan
tuna yang belum optimal. Manajemen pengelolaan meliputi pra produksi,
produksi,dan pasca produksi. Tahap pra produksi seperti penentuan daerah
tangkapan. Seringkali tahapan ini hanya bergantung kepada intuisi nelayan,
sehingga biaya produksi menjadi tidak efisien karena adanya kemungkinan
kesalahan daerah tangkapan. Permasalahan tahap produksi yang sering
ditemukan adalah illegal fishing dan overfishing. Illegal fishing akan
menyebabkan
berkurangnya
jumlah
tangkapan
saat
itu.
Overfishing
menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem sehingga akan mempengaruhi
jumlah tangkapan di masa depan. Permasalahan pada tahap pasca produksi
adalah ketidakmerataan distribusi. Mengakibatkan harga ikan tuna menjadi
tidak ekonomis.
Atas dasar potensi yang dimiliki ikan tuna sebagai penopang ketahanan
pangan nasional maka perlu dikembangkannya metode untuk mengatasi
permasalahan di atas. Terutama untuk mengatasi permasalahan nilai
ekonomisnya. Konsep Pemetaan migrasi ikan tuna bisa menjadi solusinya.
Pemetaan migrasi ini dapat membantu meng-efisiensikan perburuan,
mencegah terjadinya overfishing, dan illegal fishing.
4
B. Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan
yang harus dipecahkan adalah sebagai berikut :
1. Perhatian terhadap peran laut dalam menopang ketahanan pangan
nasional.
2. Pemetaan migrasi ikan tuna.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
• Mendukung
program
ketahanan
pangan
yang
stabil
dan
berkesinambungan.
• Mengenalkan potensi laut sebagai sumber pangan.
Tujuan Khusus
• Menjadikan ikan tuna sebagai penopang ketahanan pangan nasional
dengan memperhatikan pola migrasinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perairan Indonesia merupakan penghubung antara Samudra Pasifik dengan
Samudra Hindia melalui arus lintas Indonesia. Baik dari segi geografis maupun
fungsi, perairan Indonesia memiliki potensi yang besar akan keberadaan ikan
tuna. Sisi geografis, Indonesia berbatasan langsung dengan dua samudra besar
yang kaya akan ikan tuna. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah jawaban untuk
Indonesia agar dapat memanfaatkannya. Sisi fungsi, sebagai penghubung
Samudra Pasifik dengan Samudra Hindia, memungkinkan adanya pergerakan
migrasi yang dilakukan ikan. Sehingga memungkinkan penangkapan ikan tuna di
perairan Indonesia secara langsung.
Umumnya ikan melakukan migrasi karena didorong dua hal. Pertama untuk
mencari makanan. Kedua untuk melakukan reproduksi. Untuk mencapai dua hal
tersebut, ikan mencari tempat yang ideal. Tempat ideal ini berkaitan erat dengan
5
karakter fisisnya. Karakter fisis yang biasanya memengaruhi pergerakan migrasi
ikan, termasuk ikan tuna antara lain: suhu, cahaya, dan kadar oksigen
Suhu
Suhu mempengaruhi distribusi ikan tuna dewasa dan anak ikan. Ikan tuna dewasa
dan anak ikan memiliki preferensi suhu untuk pertumbuhan yang berbeda,
sehingga akan mempengaruhi berbagai aktivitas ikan seperti : migrasi ikan, proses
makan dan metabolisme.
Ikan tuna dewasa akan melakukan migrasi dengan tujuan untuk mencari makan.
Oleh karena itu, ikan tuna dewasa akan memilih tempat-tempat yang memiliki
suhu yang relatif lebih rendah. Ini berkaitan dengan laju matabolisme dimana
pada suhu yang rendah, laju metabolisme melambat. Hal tersebut memungkinkan
ikan tuna memiliki kesempatan mencapai bobot yang berat karena pertumbuhan
yang baik.
Selain untuk mencari makan, ikan tuna dewasa juga melakukan migrasi untuk
bertelur. Untuk tujuan ini, ikan tuna mencari tempat yang bersuhu relatif tinggi.
Ini disebabkan telur-telur ikan tuna dapat berkembang optimum selain didukung
faktor ketersediaan makanan.
Cahaya
Cahaya merupakan faktor lingkungan yang penting dalam kehidupan ikan tuna.
Secara langsung cahaya mempengaruhi ikan tuna dalam menangkap mangsanya,
mencari tempat berlindung, menerima sinyal untuk kawin dan tentunya untuk
orientasi. Secara tidak langsung cahaya mempengaruhi pewarnaan di dalam laut.
Cahaya juga dapat memicu dan mengarahkan migrasi ikan tuna. Ini disebabkan
cahaya terutama cahaya matahari menjadi komponen utama dalam proses
fotosintensis. Aktivitas fotosintesis merupakan pusat rantai makanan makhluk
hidup di laut. Inilah mengapa ikan tuna mencari tempat yang memiliki
pencahayaan cukup untuk fotosintesis.
6
Gambar 2. Pengaruh cahaya terhadap fisiologi dan perilaku ikan
Kadar Oksigen
Seperti makhluk hidup lainnya, ikan juga sangat membutuhkan oksigen untuk
membantu proses metabolismenya. Berkurangnya kandungan oksigen akan
mengurangi laju aktivitasnya. Yang meliputi aktivitas antara lain perkembangan,
pertumbuhan, dan pergerakan.
Gambar 3. Pengaruh oksigen terhadap aktivitas dengan kelimpahannya
BAB III
ANALISIS SINTESIS
Seperti yang menjadi latar belakang, tujuan karya tulis adalah sebagai berikut :
1. Mendukung program ketahanan pangan nasional yang stabil dan
berkesinambungan.
7
2. Menjadikan Ikan tuna sebagai penopang ketahanan pengan nasional.
Untuk mencapai tujuan yang telah disebutkan di atas, penulis mengajukan ide
ekplorasi ikan tuna sebagai solusinya. Eksplorasi dalam hal ini adalah dengan
mengembangkan konsep pemetaan migrasi dengan memperhatikan sifat fisis
habitat idealnya. Pemetaan migrasi dibedakan menjadi dua, berdasarkan pada
tujuan ikan tuna bermigrasi. Pertama, pemetaan migrasi ikan tuna dewasa dan
kedua adalah pemetaan migrasi untuk bertelur. Tujuannya yaitu agar kegiatan
ekplorasi ikan tuna dapat berkesinambungan sehingga dapat menopang ketahanan
pangan nasional yang stabil dalam jangka waktu panjang.
Konsep pemetaan migrasi ikan tuna belum pernah ada hingga saat ini. Mungkin
disebabkan luasnya wilayah perairan Indonesia yang mengakibatkan kurangnya
data-data fisis untuk memenuhi kebutuhan peta migrasi. Selain itu, koordinasi dan
kerjasama instansi-instansi terkait belum terwujud.
Pemetaan ikan tuna yang ada saat ini umumnya dikeluarkan oleh pihak-pihak
yang melakukan ekplorasi. Pemetaan ini berdasarkan keberadaan ikan tuna saat
eksplorasi berlangsung. Sehingga belum mampu menjadi patokan dalam tahap pra
produksi yaitu mencari daerah tangkapan. Ini disebabkan pemetaan ini lebih
cenderung sebagai laporan kegiatan ekplorasi yang telah dilakukan. Sedangkan
konsep pemetaan migrasi ikan tuna dalam karya tulis ini adalah hasil analisa
kaitan perilaku ikan terhadap habitat idealnya. Dengan begitu, diharapkan mampu
menjadi patokan dalam kegiatan eksplorasi ikan tuna.
Sistematika konsep pemetaan migrasi dimulai dengan mencari tahu parameterparameter fisis yang mempengaruhi habitat. Dalam karya tulis ini, sifat fisis ini
seperti suhu, cahaya, dan kadar oksigen. Selanjutnya, perlu dilakukannya
observasi terhadap ketiga parameter tersebut di beberapa wilayah perairan
Indonesia yang cukup mampu mewakili. Sehingga diharapkan tidak perlu
mengobservasi seluruh wilayah perairan Indonesia. Data hasil observasi kemudian
diklasifikasikan berdasarkan habitat ideal ikan tuna. Selanjutnya, data ini mampu
8
dijadikan landasan pemodelan pergerakan migrasi ikan tuna. Pemodelan yang
dilakukan mampu menggambarkan pergerakan setiap bulan.
Gambar 4. Konsep Pemetaan Migrasi Ikan Tuna
Ide mengenai pemetaan migrasi ikan tuna berdasarkan sifat fisis habitat idealnya
untuk menopang ketahanan pangan nasional cukup terbuka untuk direalisasikan.
Beberapa hal yang mendukung ini antara lain : keberadaan ikan tuna dilindungi
dengan adanya Wilayah Pengelolaan Perikanan RI (WPPRI). WPPRI ini,
termasuk kedalamnya adalah wilayah pengelolaan perikanan untuk penangkapan
ikan, pembudidayaan ikan, konservasi, penelitian, dan pengembangan perikanan
yang meliputi perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut territorial, zona
tambahan, dan ZEE. Dengan adanya WPP ini, kita akan lebih mudah untuk
memudahkan pemetaan, karena WPP sendiri berbeda tiap daerahnya (tergantung
karakteristik perairan tersebut).
Selain faktor teknis langsung pengembangan metode ini, juga diperlukan peran
serta instansi-instansi pemerintah terkait. Ini supaya semua metode berjalan sesuai
harapan sehingga nantinya mampu mewujudkan tujuan semula. Beberapa instansi
pemerintah terkait antara lain seperti pada skema di bawah ini
9
Gambar 5. Skema Instansi-Instansi yang Terkait
Badan Observasi dan Riset Kelautan (BROK) berperan sebagai penyedia data fisis
habitat ideal ikan tuna sehingga dapat menghasilkan peta migrasi ikan tuna.
Kementrian Kelautan dan Perikanan berperan sebagai pihak yang menerbitkan
peta migrasi yang kemudian menjadi acuan untuk nelayan dan pengawas
Nelayan sebagai pihak yang menggunakan peta migrasi untuk melakukan
penangkapan
Pengawas sebagai pihak yang menggunakan peta migrasi untuk melakukan
pengontrolan di daerah tangkapan ikan, juga mengawasi distribusi hasil
tangkapan. Hal ini dibutuhkan dalam upaya pengawasan terhadap pihak-pihak
10
yang melakukan eksploitasi secara berlebih dalam penangkapan ikan (over
fishing).
Distributor merupakah pihak yang berperan untuk menentukan harga ikan tuna
agar ekonomis. Distributor perusahaan yang bergerak di bidang pengalengan
makanan, exporter, maupun untuk distribusi langsung ke masyarakat atau hotel
atau rumah makan.
Masyarakat sebagai objek utama dalam ketahanan pangan. Diharapkan
masyarakat dapat menikmati makanan bergizi dengan harga terjangkau.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
1. Dengan memperhatikan sifat fisis ideal habitat ikan tuna, kita dapat membuat
pemetaan persebaran ikan tuna tiap musimnya.
2. Dengan pemetaan tersebut, kita bisa menghemat biaya operasional
penangkapan ikan tuna.
3. Dengan biaya yang bisa ditekan, tuna menjadi bahan makanan yang bergizi
dan mudah didapat. Sehingga mampu menjadi penopang ketahanan pangan
nasional.
Saran
Pemetaaan pola migrasi ikan tuna dapat menjadi pemecah masalah ketersediaan
pangan untuk menyokong program ketahanan pangan. Dengan adanya pemetaan
ini, kita bisa mengalihkan ketergantungan kita terhadap daratan sebagai pemasok
utama bahan makanan saat ini. Ini disebabkan pemetaan pola migrasi ikan tuna
secara tidak langsung bisa menurunkan biaya operasional penangkapan sehingga
harganya menjadi terjangkau bagi banyak kalangan.
Untuk mewujudkan ide di atas perlu adanya peran serta berbagai pihak baik
pemerintah maupun swasta.
11
DAFTAR PUSTAKA
Guss. 2009. Jumlah Penduduk Dunia. http://gusschool.wordpress.com/2009
/06/30/jumlah-penduduk-dunia/
(diakses tanggal 12 Februari 2011).
Hadi, Safwan. 2004. KAPITA SELEKTA (OSEANOGRAFI PERIKANAN) OS
4117.
Kaiser Family Foundation. 2010. Population Undernourished (Percent Of Total
Population0
2005-2007.
http://www.globalhealthfacts.org/topic.jsp?i=46
(diakses tanggal 12 Februari 2011)
Lubis, Saut Maruli. 2005. OS-4611 OSEANOGRAFI INDONESIA. Bandung:
Penerbit ITB.
Ruslan. 2010. Ketahanan Pangan Nasional Menjadi Prioritas Pembangunan
Nasional. http://www.antaranews.com/berita/1267545241/ketahanan-pangan-jadiprogram-prioritas-pembangunan-nasional (diakses tanggal 12 Februari 2011)
Suhana.
2009.
Ke
Mana
Larinya
Ikan
Tuna
Kita?.
http://kiara.or.id.4244.masterweb.net/index.php?option=com_content&task=view
&id=202&Itemid=9 (diakses tanggal 12 Februari 2011)
Susanto, Hendy. 2009. Ikan Tuna – Kandungan Gizi Ikan Tuna. http://indonesiamania.blogspot.com/2009/07/ikan-tuna.html (diakses tanggal 12 Februari 2011)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Ketua Pelaksana
Nama Lengkap
: Lucky Dwi Nanda
Nama Panggilan
: Lucky
NIM
Fak/Program Studi
: 12908038
: FITB / Oseanografi
Perguruan Tinggi
: Institut Teknologi Bandung
12
Tempat, Tanggal Lahir
: Bekasi, 25 September 1991
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Status
: Single
Agama
: Islam
Alamat di Bandung
: Jl. Tubagus Ismail II No 10
Contact
: 085711063835
e-mail address
: [email protected]
Riwayat Pendidikan
• 2008 – ...
Mahasiswa Oseanografi ITB
• 2006 – 2008
SMA Negeri 1 Kota Bekasi
• 2003 – 2006
SMP Negeri 2 Kota Bekasi
• 1997 – 2003
SDI Al-Azhar Kemang Pratama
Pengalaman organisasi/perkerjaan
•
•
•
•
•
Ketua Divisi Tutorial Himpunan Mahasiswa Oseanografi 2011
Staff Divisi Tutorial Himpunan Mahasiswa Oseanografi 2010
Staf Internal POSEIDON TRITON 2010
Divisi Konsumsi Dies Natalis HMGM 2010
Divisi Keamanan Pendidikan Dasar HMO 2010
Anggota Pelaksana 1
Nama Lengkap
: Hanifah Fitriasari
Nama Panggilan
: Hanifah
NIM
Fak/Program Studi
: 12908030
: FITB/Oseanografi
Perguruan Tinggi
: Institut Teknologi Bandung
Tempat, Tanggal Lahir
: Majenang, 7 Desember
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status
: Single
Agama
: Islam
Alamat di Bandung
40286
: Jl. Margaluyu No. 123 Kec. Buahbatu Bandung
Contact
: 081572606157
e-mail address
: [email protected]
Riwayat Pendidikan
Mahasiswa Oseanografi Institut Teknologi Bandung
SMA Negeri 8 Bandung
SMP Negeri 5 Bandung
13
SDN Cijagra I Bandung
Pengalaman organisasi/perkerjaan
•
•
•
•
•
•
•
•
Staff Sekretaris Umum Liga Film Mahasiswa ITB 2009/2010
Staff Dana Usaha Liga Film Mahasiswa ITB 2010/2011
Staff Senator Himpunan Mahasiswa Oseanografi ITB 2010
Divisi Keamanan Diksar HMO 2010
KIR SMP Negeri 5 Bandung
LO Ganesha Harmonic 2009
LO POSEIDON 2010
Pra Event POSEIDON 2010
Anggota Pelaksana 2
Nama Lengkap
: Ikrar Ulul Azmi
Nama Panggilan
: Azmi
NIM
Fak/Program Studi
: 12909033
: Oseanografi
Perguruan Tinggi
: Institut Teknologi Bandung
Tempat, Tanggal Lahir
: Jayapura, 29 Agustus 1991
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Status
:Belum menikah
Agama
: Islam
Alamat
No. 9
: Komp. Lembah Permai Hanjuang, Jl. Bukit Indah
Cihanjuang, Kab. Bandung Barat 40559
Contact
:085722556070
e-mail address
: [email protected]
Riwayat Pendidikan
Formal:
1997 - 1999
SD YBBSU Balikpapan
1999 - 2003
SDN Sukarasa 4 Bandung
2003 - 2006
SMPN 2 Bandung
2006 - 2009
SMAN 2 Bandung
2009 - sekarang
Bandung
Program sarjana (S-1) Oseanografi Institut Teknologi
Non Formal:
1999 - 2002 kursus Bahasa Inggris di Princess Cimahi
2003 - 2005 kursus Bahasa Inggris di EEP Bandung
14
2004 - 2006 bimbingan belajar di Ganesha Operation Bandung
2006 - 2007 bimbingan belajar di Sony Sugema College Bandung
2007 - 2008 bimningan belajar di Ganesha Operation Bandung
2008 - 2009 bimbingan belajar di Sony Sugema College Bandung
2009
bimbingan belajar di Prosus Inten Bandung
Pengalaman organisasi/perkerjaan
2007 - 2008 Calender Event DKM Al-Ikhlas SMAN 2 Bandung
2009
Dokumentasi Pensi SMAN 2 Bandung
Download