yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu atas doa dan semangat yang telah diberikan kepada penulis. Medan, September 2013 Penulis, Nadia Natascha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berdampak pada persaingan dunia usaha yang semakin meningkat, baik perusahaan yang bergerak dalam bidang industri, perdagangan maupun jasa. Berbagai upaya dilakukan perusahaan agar bisa memiliki daya tarik yang kuat tertancap di pikiran konsumen dan pada akhirnya dapat meraih pangsa pasar yang luas, sehingga mampu bersaing dengan kompetitor lain. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang akan memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar (market share) (Darmadi, 2001 :1). Salah satu upaya dan asset yang dilakukan perusahaan adalah dengan membentuk identitas produk yang kuat melalui sebuah simbol yaitu merek (Brand). Kemunculan berbagai produk dan jasa dengan berbagai merek di pasar dalam maupun luar negeri semakin meramaikan persaingan pasar di Indonesia. Universitas Sumatera Utara Maka dari itu, merek menjadi sangat penting saat ini, karena beberapa faktor, seperti : 1. Emosi konsumen terkadang naik turun, sehingga merek mampu membuat janji emosi menjadi konsisten dan stabil. 2. Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar. Bisa dilihat bahwa suatu merek yang kuat mampu diterima diseluruh dunia dan budaya. Contoh yang paling fenomenal adalah Coca Cola yang berhasil menjadi “Global Brand” diterima dimana saja dan kapan saja. 3. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen. Semakin kuat suatu merek, semakin kuat pula interaksinya dengan konsumen dan semakin banyak brand association (asosiasi merek) yang terbentuk dalam merek tersebut. 4. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen. Merek yang kuat akan sanggup merubah perilaku konsumen. 5. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen. Dengan adanya merek, konsumen dapat dengan mudah membedakan produk yang akan dibelinya dengan produk lain sehubungan dengan kualitas, kepuasan, kebanggaan, ataupun atribut lain yang melekat pada merek tersebut. 6. Merek berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi perusahaan. Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa Coca Cola yang memiliki Stock Market Value (SMV) yang besar, ternyata 97% dari SMV tersebut merupakan nilai merek. (Darmadi, 2001 :2). Universitas Sumatera Utara Perkembangan merek di Indonesia saat ini sangat dinamis dan ketat, khususnya untuk merek lokal yang bersaing dengan merek asing. Produk seperti minuman ringan menjadi ajang persaingan produsen lokal dan asing yang ingin menawarkan produk andalannya. Persaingan minuman ringan didunia juga sangat dinamis dan ketat. Dikarenakan minuman ringan saat ini banyak dikonsumsi karena bukan hanya dapat menghentikan rasa haus tetapi dapat juga menghentikan rasa lapar. Minuman ringan adalah minuman yang sangat favorit untuk diminum saat makan siang bahkan makan malam. Dan saat ini, kebiasaan mengkonsumsi minuman ringan, bukan hanya yang tinggal di Amerika tetapi di Asia dan bagian lain dunia. Dibawah ini dapat dilihat 10 minuman ringan yang sangat populer dan terfavorit saat ini di dunia : 1. Coca-Cola Telah di bisnis sejak 1886 namun masih berhasil berada di puncak, meskipun soda terbaru dan termurah, yang sekarang mengisi di pasar. Pepsi pesaing terbesar pada tahun 1980 telah meraih tempat ke-11 untuk polling minuman yang paling populer ringan. Mereka sekarang melayani 200 negara secara global, yang merupakan tanda jelas bahwa itu benarbenar memegang nomor satu titik di antara semua soda lain yang tersedia di pasar. Mereka memiliki sembilan rasa dari dasar ke Cola-Cola Raspberry. Desain asli dari konsep soda pertama adalah ciptaan terinspirasi dari Earl R. Dean pada tahun 1915, dan kemudian didesain Universitas Sumatera Utara ulang, dan telah menambahkan beberapa tikungan karena tingkat persaingan di pasar. 2. Dr. Pepper Ini pertama kali diperkenalkan di pasar membawa rasa yang unik dan berbeda di antara semua soda lainnya yang dapat ditemukan di pasar. Ini dimulai pada 1885 dan itu diciptakan oleh Charles Aldenton, dari Waco, Texas. Ia kemudian di, dijual di Amerika Serikat oleh tahun 1904. Sekarang impor di Amerika Selatan, Asia, Australia, dan Eropa. 3. Canada Dry Ginger Ale Ini juga bagian dari Kelompok Lada Dr Snapple, yang diperkenalkan pada tahun 2008. Hal ini didasarkan di Texas tetapi melayani berbagai pasar di Kanada, Jepang, Timur Tengah, dan Amerika Serikat. Hal ini dimiliki oleh Kanada Kering Jahe dan John J. McLaughlin keluarga. Hal ini kering karena memiliki rasa tidak terlalu manis anggur, sesuatu yang memandang ke depan untuk, oleh orang-orang yang ingin mengalami sesuatu yang berbeda. 4. Barq’s Famous Olde Tyme Root Beer Ini adalah salah satu minuman ringan tertua dan primmest dalam sejarah, yang dikenal sebagai Soda Amerika, juga bagian dari minuman Coca-Cola Produk. Ini memiliki vanili Perancis dan krim rasa soda merah. Ini adalah pesaing besar A & W karena rasa dan bau yang berbeda berbuih bagus. 5. IBC Root Beer Hal ini dikenal sebagai Perusahaan Breweries Independen, yang ditemukan dan mulai beroperasi pada tahun 1919. Oleh karena itu, karena Universitas Sumatera Utara overhead yang tinggi dan biaya karena jumlah eksekutif dan pejabat tinggi di perusahaan, itu runtuh dan pergi ke kebangkrutan sampai dijual ke perusahaan yang berbeda sampai akhirnya dibeli oleh Grup Snapple Dr Lada tahun 2008. 6. Sprite Ini tidak berwarna seperti air tetapi dibuat lemon dan jeruk nipis, yang merupakan minuman ringan kafein bebas yang diproduksi oleh Coca-Cola Company. Awalnya diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1961 sebelum mencapai ke negara-negara lain di seluruh dunia. Sementara 7-UP yang pada puncaknya selama waktu itu, itu menjadi pesaing besar untuk soda tembus, yang masih pada kompetisi hari ini. 7. Sunkist Sebelum tahun 1980-an datang, itu produk diluncurkan pada tahun 1979, yang merupakan kombinasi dari minuman ringan lemon dan rasa jeruk. Ini adalah ide cemerlang dari Mark Stevens, yang telah menjadi terbesar ketiga terbaik menjual minuman ringan dalam sejarah, selain dari kenyataan bahwa itu adalah terkait dengan Coca-Cola Company. 8. A&W Root Beer A&W sebenarnya adalah gabungan kemitraan Roy Allen dan Frank Wright, yang kita bisa melihat bahwa nama terakhir mereka mewakili akronim A&W. Meskipun demikian, awalnya diciptakan oleh Mr Allen sendiri pada tahun 1919 sebelum mereka penggabungan pada tahun 1920, yang mewakili inisial mereka. Ini tersedia dalam dan di luar Kanada. Di Universitas Sumatera Utara Indonesia sendiri, sudah banyak sekali cabang-cabang dari A&W yang terdapat di beberapa kota besar yang ada di Indonesia. 9. Squirt Ini berisi air berkarbonasi, jus jeruk terkonsentrasi, minyak nabati brominasi, asam sitrat, rasa alami, bahan pengawet, sirup jagung fruktosa tinggi, dan ester gliserol dari kayu damar. Ini diperkenalkan di pasar pada tahun 1938 oleh Herb Uskup yang merumuskan dan menciptakan soda ini. Dia mulai dengan melakukan beberapa percobaan di beberapa minuman jeruk. Kemudian, seperti minuman ringan lain, menjalani reformulasi sampai bahan saat ini. 10. 7-UP Ini diluncurkan dan dibuat di St Louis Perusahaan oleh Charles Leiper Grigg pada tahun 1929. Ini adalah rasa lemon soda kapur, yang sekarang sedang diproduksi oleh Dr Grup Snapple Lada, dan Pepsi Co, yang populer dalam setiap bagian dari dunia. Awal, itu disebut sebagai BibLabel Soda Lemon-Lime Lithiated tetapi karena penggabungan bisnis, telah dirumuskan juga, dengan cara yang sama bahwa nama itu diubah menjadi 7-UP. Dari kesepuluh minuman terfavorit didunia ini, dapat dilihat bahwa beberapa produk dari Coca-Cola Company masuk dalam daftar, seperti CocaCola, Sunkist, Sprite, dan Barq’s Famous Olde Tyme Root Beer. Tercatat pasar minuman ringan di Indonesia senilai Rp. 56,6 Triliun dengan total penjualan mencapai 17,5 Miliar Liter. Secara volume, minuman dalam botol menguasai 83% Universitas Sumatera Utara dari total penjualan sekitar 7,5 Miliar Liter. Minuman botol memegang porsi sekitar 32% dari total nilai penjualan Menurut Managing Director of Food and Agribussiness Research and Advisory Asia Rabobank International John Baker, meski perusahaan domestik atau lokal menjadi penopang pertumbuhan, pangsa pasar terbesar masih dipegang Coca-Cola. Minuman dalam botol tumbuh sekitar 16% per tahun untuk periode 2000-2010 dengan volume penjualan sekitar 14,5 Miliar Liter. Rendahnya kualitas air dan mahalnya biaya memasak air, membuat masyarakat beralih pada konsumsi air minuman dalam botol. Selain minuman dalam botol, the siap minum memegang pangsa pasar kedua dengan volume penjualan sekitar 1,5 Miliar Liter. Produk itu memegang kontribusi 28% dari total industri soft drink. Selama kurun waktu 10 tahun terakhir, segmen the siap tumbuh sekitar 8% per tahun. Produk itu diperkirakan dapat tumbuh sekitar 7% per tahun untuk periode lima tahun mendatang. Lalu penyuplai pertumbuhan industri soft drink selanjutnya disumbang minuman berenergi. Meski pasang pasarnya sangat kecil, mampu tumbuh 21% selama satu decade terakhir. Namun secara total, industri soft drink kira-kira tumbuh 4,5% per tahun secara volume untuk lima tahun mendatang. Untuk kalangan remaja, soft drink adalah minuman yang sangat digemari saat ini. Dikarenakan minuman ringan ini memiliki banyak rasa, dan menyegarkan saat dikonsumsi. Selain itu, harga dan kemasan pada minuman ringan saat ini mengikuti perkembangan jaman. Seperti kemasan dari produk Coca-Cola yang pernah dimunculkan adalah kemasan yang mudah untuk digenggam dan dibawa kemana saja hanya dengan satu genggaman. Dan dari segi harga, saat ini produk- Universitas Sumatera Utara produk minuman ringan juga sangat bersaing untuk memunculkan produk minuman ringan yang memiliki rasa yang baik dan dengan harga yang terjangkau. Untuk produk Coca-Cola Company di Indonesia, diproduksi oleh CocaCola Bottling. Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan salah satu produsen dan distributor minuman ringan terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini memproduksi dan mendistribusikan produk-produk berlisensi dari The Coca-Cola Company. Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan nama dagang yang terdiri dari perusahaan-perusahaan patungan antara perusahaan-perusahaan lokal yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha independen dan Coca-Cola Amatil Limited, yang merupakan salah satu produsen dan distributor terbesar produk-produk Coca-Cola di dunia. Semua produk yang dijual dan didistribusikan oleh Coca-Cola Bottling Indonesia diproduksi di Indonesia. Saat ini terdapat 10 pabrik pembotolan yang tersebar di seluruh Indonesia. Walaupun kebijakan dan pengembangan produksi diarahkan oleh National Office yang berkedudukan di Cibitung, Bekasi, setiap pabrik memiliki manajemen yang memiliki pengalaman luas dan kualifikasi yang tinggi dalam memproduksi dan mengelola berbagai aspek teknis dan pengawasan mutu. Semua pabrik diwajibkan mematuhi dan bahkan kerap kali melampaui berbagai ketentuan internasional dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan secara teratur melaksanakan audit di bidang pengawasan mutu, lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. Selama ini pabrik-pabrik di Indonesia telah menerima berbagai penghargaan dari The Coca-Cola Company atas pencapaian standar yang melampaui standar yang ditetapkan untuk pabrik- Universitas Sumatera Utara pabrik sejenis di berbagai lokasi lain di dunia. Saat ini, Indonesia mencatat tingkat konsumsi produk-produk Coca-Cola terendah (hanya 13 porsi saji seukuran 236 ml per orang per tahun), dibandingkan dengan Malaysia (33), Filipina (122) dan Singapura (141). Karena minuman ringan merupakan barang yang permintaannya elastis terhadap harga, berbagai upaya dilakukan agar harga produk-produk minuman ringan tetap terjangkau. Elastisitas harga minuman ringan terhadap permintaan adalah -1.19 yang berarti bahwa saat terjadi kenaikan harga, volume penjualan akan berkurang dengan prosentase yang lebih besar daripada prosentase kenaikan harga tersebut. Ditinjau dari segi penciptaan kesempatan kerja, industri minuman ringan memiliki efek multiplier yang besar pada tenaga kerja. Dengan rasio sebesar 4,025, industri minuman ringan menduduki peringkat ke - 14 dari 66 sektor industri lainya di seluruh Indonesia. Ini berarti bahwa untuk setiap peluang pekerjaan yang tercipta, atau hilang, di industri minuman ringan, empat kesempatan kerja akan tercipta, atau hilang, di tingkat nasional. Delapan puluh persen penjualan minuman ringan dilakukan oleh pengecer dan pedagang grosir dimana 90% diantaranya termasuk dalam kategori pengusaha kecil. Bagi para pengusaha kecil tersebut, produk minuman ringan merupakan barang dagangan terpenting mereka dengan kontribusi sebesar 35% dari total penjualan dan nilai keuntungan sebesar 34%. Industri-industri penunjang lainnya yang terkena dampak kegiatan industri minuman ringan meliputi gelas, tutup botol, transportasi dan media. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian ini berjudul “Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Universitas Sumatera Utara Pembelian Pada Produk Minuman Ringan Coca-Cola pada Siswa/Siswi SMU Kecamatan Tanjung Rejo Medan”. 1.2 Perumusan Masalah. Berdasarkan permasalahan tersebut maka munculah pertanyaan penelitian sebagai berikut :“Apakah Ekuitas Merek Coca-Cola Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Minuman Ringan Coca-Cola pada Siswa/Siswi SMU Kecamatan Tanjung Rejo Medan”. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh Ekuitas Merek Coca-Cola Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Minuman Ringan Coca-Cola pada Siswa/Siswi SMU Kecamatan Tanjung Rejo Medan. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Produsen Sebagai bahan masukan bagi produsen Coca-Cola di dalam kegiatan pemasaran produknya, sehingga dapat memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli di masyarakat. 1.4.2. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh selama di bangku kuliah serta memperluas wawasan penulis mengenai manajemen pemasaran dan juga tentang keputusan pembelian. Universitas Sumatera Utara 1.4.3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini kiranya dapat memberikan masukan atau sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian pada masa yang akan datang, yang berkenaan dengan masalah ekuitas merek terhadap keputusan pembelian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merek 2.1. 1 Pengertian Merek Merek merupakan bisnis yang menarik untuk dikerjakan. Merek memiliki keberadaan tersendiri dan hampir selalu merefleksikan sikap, kekuatan, dan keahlian manajernya. Ini berarti merek menyerap yang terbaik, dan yang terburuk dari apa yang kita tawarkan, dan itu cukup untuk memberikan seorang manajer merek yang bagus. Merek adalah entitas yang mudah dikenali dan menjanjikan nilai-nilai tertentu. Entitas adalah sesuatu yang memiliki eksistensi yang khas dan berbeda, (Patricia, 2004 : 4). Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol disain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Identifikasi tersebut juga berfungsi untuk membedakannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Lebih jauh sebenarnya merek merupakan nilai tangible dan intangible yang terwakili dalam sebuah Universitas Sumatera Utara