ANALISIS PENGARUH BIAYA KEGAGALAN EKSTERNAL, INTERNAL, DAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP TINGKAT LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI (PERIODE 2010-2012) YENNI GRACE ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh biaya kegagalan eksternal, biaya kegagalan internal, dan biaya produksi terhadap laba perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2012 dan terdapat 45 perusahaan yang sesuai kriteria untuk digunakan dalam penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dan menggunakan data sekunder.Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan biaya kegagalan eksternal, internal, dan biaya produksi secara bersama-sama berpengaruh terhadap laba perusahaan dan setiap terjadi penambahan pada biaya kegagalan eksternal, internal dan biaya produksi mengurangi laba perusahaan. Kata kunci : laba perusahaan, biaya kegagalan eksternal, biaya kegagalan internal, biaya produksi Abstract The purpose of this study was to determine whether or not the influence of external failure costs, internal failure costs, and production costs on profit company on manufacture compancy listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) 2010-2012 and there according to the criteria used in this case 45 companies. The research method used is quantitative research methods and use data sekunder.Metode data analysis using descriptive analysis, the classical assumption test, multiple linear regression analysis, and hypothesis testing. The results showed the cost of external failure, internal, and production costs jointly affect the profit of the company and each of the addition to the cost of external failure, internal and production costs reduced profits. Keywords: corporate earnings, external failure costs, internal failure costs, production costs PENDAHULUAN Memperbaiki kualitas secara terus-menerus merupakan sesuatu yang penting dalam membangun masa depan bisnis yang berkelanjutan.Konsumen tidak akan tertarik terhadap produk yang kurang berkualitas untuk itu perusahaan akan mampu bertahan dengan pangsa pasar yang luas hanya dengan produk yang telah memiliki mutu yang sudah terjamin. Tetapi yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimana kualitas ini dapat diukur sehingga bisa digunakan sebagai alat perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan atas kualitas dari suatu produk yang dihasilkan. Jawaban dari pertanyaan tersebut yaitu fungsi akuntansi harus mengetahui berapa besarnya biaya kualitas ( cost of quality) yang dikeluarkan perusahaan untuk mencapai mutu produk yang diinginkan konsumen. Pengukuran biaya kualitas tidak hanya diliat dari gambaran visual dari bentuk fisik produk saja tetapi bisa dilihat dari biayabiaya yang dikeluarkan untuk memperoleh produk berkualitas tersebut. Biaya kualitas dapat diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan perusahaan untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas suatu produk. Biaya kualitas yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana fungsi system pengendalian kualitas yang di terapkan oleh perusahaan. Istilah biaya kualitas mengacu pada semua biaya yang terjadi untuk mencegah terjadinya barang cacat atau biaya yang harus dikeluarkan karena adanya barang cacat (Garrison et al., 2008: 82). Menurut James R.Evans dan William M,Lindsay dalam bukunya An Introduction to Six Sigma & Process Imporovement (2007:80) bahwa Biaya tinggi, banyaknya kecacatan, keluhan pelanggan yang kasar, atau rendahnya kepuasan pelanggan sering sekali mencirikan kualitas dan kinerja yang berantakan. Hasil penelitian Dwi Nugraha Pratiwi Bawon, Jullie J. Sondakh, Lidia Mawikere (2013)pada Jurnal Riset Akuntansi Going Concern Vol.8 No.3 yang berjudul Penerapan Biaya Kualitas untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi pada PT.Pertanian (Persero) Cabang Sulawesi Utara, dengan melakukan pencegahan terhadap timbulnya produk cacat dengan melakukan pengujian awal dan evaluasi pemasok, maka diharapkan biaya kegagalan internal dapat ditekan. Hal ini membuat Biaya Produksimenjadi lebih efisien karena perusahaan tidak perlu menurunkan harga jual produknya karena cacat dantidak perlu mengerjakan ulang produk cacat, sehingga bahan baku dan tenaga kerja yang ada dapat digunakan seefisien mungkin. Berdasarkan hasil penelitian Nilisye Debora Ratag, David Paul Elia Saerang,Lidia Mawikere (2013) pada Jurnal Riset Akuntansi Going Concern Vol.8 No.3 yang berjudul Penerapan Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Efisiensi Produksi pada PT.Tropica Cocoprima, maka dapat diambil kesimpulan PT. Tropica Cocoprima belum menetapkan dan mengukur biaya kualitasnya, sehingga perusahaan belum mengetahui biaya-biaya apa saja yang termasuk ke dalam biaya kualitas dalam proses produksi. Dengan menetapkan biaya kualitas perusahaan dapat mengetahui jenis dan proporsi biaya kualitas yang terjadi dalam kegiatan pengendalian kualitasnya, dan perusahaan dapat menentukan tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai biaya kualitas dan produksi lebih efisien. Vincent K. Omachonu, Sakesun Suthummanon, Norman G. Einspruch, (2004) "The relationship between quality and quality cost for a manufacturing company", International Journal of Quality & Reliability Management, Vol. 21 Iss: 3, pp.277 – 290.There are three major findings in this research. First, there is an inverse relationship between appraisal cost plus prevention cost and failure cost. Second, therelationship between appraisal cost plus prevention cost and quality is positive. Finally, failure cost is negatively correlated with quality. This analysis also revealed a strong relationship between appraisal costplus prevention cost and quality for material input, machine input, and the company. The results indicate that as the appraisal cost plus the prevention cost increases, quality improves and failure costdecreases. Penelitian ini menggunakan perusahaan yang sudah terdaftar di BEI dengan standar laporan keuangan IFRS atau dikatakan perusahaan yang sudah go public. perusahaan manufaktur yang disortir dari seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode (2010-2012). Hasil analisanya sesuai dengan teori yaitu biaya kegagalan eksternal, internal, dan biaya produksi berpengaruh terhadap laba perusahaan. tujuan akhir penelitian dapat dicapai dengan kerangka penyelesaian yang lebih sistematis. persoalan-persoalan tersebut dapat dituangkan sebagai berikut, Apakah biaya kegagalan eksternal berpengaruh terhadap laba perusahaan?, Apakah biaya kegagalan internal berpengaruh terhadap laba perusahaan?, Apakah biaya produksi berpengaruh terhadap laba perusahaan?. Tujuan penelitiannya adalah sebagai bahan pertimbangan bagi pihak–pihak yang terlibat untuk memperoleh gambaran ada atau tidaknya pengaruh dan pentingnya biaya kegagalan eksternal, nternal dan biaya produksi terhadap laba perusahaan dan sebagai bahan informasi bagi perusahaan-perusahaan manufaktur dalam hal pengambilan keputusan manajerial mengenai biaya kualitas khususnya dalam mengatasi biaya kegagalan internal, biaya kegagalan eksternal, dan biaya produksi. METODE PENELITIAN Metode pengambilan sampling menggunakan convenience sampling dengan kriteria Perusahaan yang dianalisis adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan yang mencantumkan data biaya kegagalan eksternal, biaya kegagalan internal, biaya produksi selama periode 2010-2012. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis data kuantitatif dengan statistik yang diolah menggunakan spss, dengan data yang yang terdapat dalam laporan keuangan tahunan yang dapat dikategorikan sebagai biaya kegagalan eksternal,biaya kegagalan internal, dan biaya produksi. Rincian metode analisa Analisis Deskriptif, Pengujian Asumsi Klasik, Analisis Regresi Linier Berganda. Rincian metode penyajian datanya dengan uji koefisien determinasi, uji global (uji F) dan uji parsial (uji T). HASIL DAN BAHASAN Tabel 4.9 Tabel Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa Model 1 Unstandardized Standardized t Coefficients Coefficients B Std. Error (Constant) -.490 .038 Kegagalan 1.660E- .000 eksternal 012 Kegagalan 3.877E- internal 011 Biaya 2.220E- produksi 013 Sig. Beta -12.846 .000 .188 5.822 .000 .000 .792 22.825 .000 .000 .256 7.649 .000 Berdasarkan tabel 4.9 di atas didapatkan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = -0,490 + 1,660E-012X1 + 3,877E-011X2 + 2,220E-013X3 Artinya bahwa setiap peningkatan biaya kegagalan eksternal, internal dan biaya produksi sebesar 1 maka Laba bersih perusahaan akan menurun sebesar 2.220E-013 dengan asumsi variabel independen lainnya nilainya tetap. Tabel 4.10 Tabel Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Mode R R Square Adjusted l 1 .980a .961 R Std. Error of Durbin- Square the Estimate Watson .958 .20564145 2.322 Dari table 4.10 dapat diketahui nilai R2 (R Square) sebesar 95,8%.Nilai adjusted R Square menggambarkan bahwa sumbangan pengaruh yang diberikan oleh variabel independen (biaya kegagalan eksternal, biaya kegagalan internal, dan beban produksi) terhadap variabel dependen (kinerja penjualan) cukup besar yaitu sebesar 95,8% sedangkan sisanya sebesar 4,2% dipengaruhi oleh variabel-variabel independen lainnya yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.11 Tabel Uji F ANOVAa Model Sum of Df Squares 1 Mean F Sig. Square Regression 42.266 3 14.089 Residual 1.734 41 .042 Total 44.000 44 333.158 .000b Tabel 4.11 Diperoleh hasil F tabel sebesar 2,8387 Karena F hitung > F tabel (333.158 >2,8387 ) yang artinya H0 ditolak dan nilai sig (0,00 < 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa biaya kegagalan eksternal, biaya kegagalan internal, biaya produksi secara bersama-sama berpengaruh terhadap laba perusahaan. Tabel 4.12 Tabel Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients t Sig. -12.846 .000 B Std. Error Beta (Constant) -.490 .038 Kegagalan 1.660E-012 .000 .188 5.822 .000 3.877E-011 .000 .792 22.825 .000 2.220E-013 .000 .256 7.649 .000 eksternal 1 Kegagalan internal Biaya Produksi Dari tabel 4.12, biaya kegagalan eksternal karena nilai t hitung > t tabel (5.822 >2,021) maka H0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa biaya kegagalan eksternal secara parsial berpengaruh terhadap laba perusahaan. Untuk biaya kegagalan internal karena nilai t hitung > t tabel (22,825 >2,021) maka H0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa biaya kegagalan internal secara parsial berpengaruh terhadap laba perusahaan. Untuk biaya produksi karena nilai t hitung > t tabel (7,649 > 2,021) maka H0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa biaya biaya produksi secara parsial berpengaruh terhadap laba perusahaan. Ketiga variabel independen tersebut memiliki nilai sig 0,00 < 0,05 yang artinya adalah berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. biaya kegagalan eksternal disebabkan karena produk yang sudah sampai di pelanggan mengalami masalah pemanfaatan yaitu adanya ketidakcocokan dari sebuah produk menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana diiklankan,sehingga tidak terjual yang akhirnya tidak menambah laba adapun perbaikan yang dilakukan untuk barang tersebut dan tetap dilakukan penjualan hanya akan mendapatkan laba sedikit atau bahkan tetap mendapatkan rugi. Dari semua biaya mutu, kategori biaya ini dapat menjadi yang paling merugikan.Kegagalan eksternal akan membuat pelanggan kecewa terhadap produk perusahaan yang berakibat mengurangi kepuasan pelanggan sehingga mempengaruhi penurunan laba.biaya kegagalan eksternal tidak terjadi apabila tidak terdapat produk cacat. Biaya kegagalan internal juga tidak menambah laba perusahaan karena biayabiaya kegagalan internal yang ada dalam perusahaan, seperti adanya sisa bahan, pengerjaan ulang, penghentiaan mesin, pemeriksaan ulang, pengujian ulang, dan perubahan desainterhadap produk yang belum sampai ke tangan pelanggan dapat dijadikan untuk produksi barang lain agar menambah laba perusahaan.biaya kegagalan internal masih menguntungkan dibanding kegagalan eksternal karena kegagalan internal barang belum sampai ke tangan pelanggan sehingga citra perusahaan tidak menjadi jelek dimata pelanggan dan kepercayaan pelanggan tidak dirusak.biaya kegagalan internal sama seperti biaya kegagalan eksternal tidak akan terjadi apabila tidak terdapat produk cacat. Biaya produksi yang terlalu boros juga dapat mengurangi biaya laba perusahaan.biaya produksi mempunyai pengaruh terhadap laba dimana untuk memperoleh laba, setiap perusahaan harus meningkatkan nilai keluarannya atau nilai keluaran lebih besar dari pada nilai masukan (biaya) yang dikorbankan, sehingga diperoleh laba yang maksimum. Dengan kata lain, laba yang diperoleh akan semakin besar, jika biaya produksi yang dikeluarkan semakin kecil. Produksi yang dihasilkan harus tetap berkualitas untuk tetap dapat menambah penjualan dan menaikkan laba perusahaan. Strategi untuk menekan biaya kualitas cukup mudah, yaitu pertama melakukan serangan langsung terhadap biaya produk gagal untuk memaksanya menuju titik nol, kedua yaitu melakukan investasi pada kegiatan pencegahan yang tepat untuk memperbaiki mutu, ketiga yaitu mengurangi biaya penilaian menurut hasil yang dicapai, dan terakhir yaitu melakukan evaluasi secara kontinu dan arahkan kembali usaha pencegahan untuk mendapatkan perbaikan lebih lanjut SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian dapat di tarik kesimpulan yaitu biaya kegagalan eksternal, internal, dan biaya produksi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba perusahaan sebesar 95,8%. Semakin besar biaya kegagalan eksternal, internal dan biaya produksi maka semakin besar pengaruh untuk mengecilkan laba perusahaan. Untuk memperbesar laba diperlukan kualitas barang yang terkendali sehingga kegagalan barang yang di produksi berkurang dan menjaga biaya kualitas tetap efisien, untuk menekan tetap efisien dengan cara meningkatkan pencegahan dan menyusaikan penilaian yang memberikan hasil yang baik dalam mengurangi biaya kegagalan. Pengendalian biaya produksi juga perlu karena terkadang perusahaan kurang memperhatikan keadaan bahan baku dan mesin sebelum proses produksi dimulai, dan lingkungan kerja juga berpengaruh terhadap biaya produksi. Keadaan pekerja yang sedang tidak stabil akan mengakibatkan kelalaian dalam proses produksi. Saran yang dapat diberikan kepada perusahaan yaitu ada baiknya manajemen setiap perusahaan secara berkala, baik perbulan, pertriwulan atau pertahun untuk secara khusus membuat dan melaporkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas, yaitu laporan biaya kualitas, karena informasi biaya kualitas akan memberikan berbagai macam manfaat , antara lain memberikan arahan untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang substansial mengidentifikasikan pemborosan dalam aktivitas yang tidak menambah nilai serta ukuran penilaian kerja dan lain sebagainya, dan Perusahaan harus menjaga kinerja produksi dan melakukan inovasi terhadap mutu produk untuk mengurangi terjadinya kegagalan eksternal dan internal. perusahan melakukan review secara berskala atas kinerja divisi produksi untuk dapat meningkatkan kinerja. Saran yang dapat diberikan kepada peneliti selanjutnya yaitu Untuk penelitian berikutnya akan lebih baik lagi jika jumlah sampel diperbanyak sehingga hasil penelitian akan lebih representatif, karena semakin banyak sampel yang diteliti akan semakin baik pula hasil penetapan parameternya. Peneliti selanjutnya,diharapkan juga menambah variabel-variabel (faktor-faktor) lain yang secarateoritis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba perusahaan seperti biaya pencegahan, biaya penilaian, dan beban distribusi. Penelitian dengan menggunakan satu perusahaan yang mempunyai menejemen kualitas akan lebih bagus karena mempunyai lebih detail rincian biaya kualitas sehingga mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat. Serta disarankan untuk peneliti berikutnya, untuk mencoba meneliti tentang biaya kualitas khususnya untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang non manufaktur, misalnya untuk perusahaan jasa dan perusahaan dagang. REFERENSI Arikunto, Suharimi.(2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta Betalia (2013) mengenai Analisis Pengaruh Biaya Kegagalan Internal, Kegagalan Eksternal, dan Beban Promosi terhadap kinerja penjualan pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011. Universitas Bina Nusantara. Jakarta. Charles T.Horngren, George Foster,Srikant M.Datar.(2008). Akuntansi biaya edisi ke12. Jakarta: Erlangga. Don R. Hansen, Maryanne M. Mowen.(2009). Management Accounting, Terjemahan Dewi Fitriasari dan Deny Arnor Kwary, 7th ed. Jakarta: Salemba Empat Dwi Nugraha Pratiwi Bawon, Jullie J. Sondakh, Lidia Mawikere.(2013). Penerapan Biaya Kualitas untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi pada PT.Pertanian (Persero) Cabang Sulawesi Utara. Jurnal Riset Akuntansi Going Concern Vol.8 No.3, 48-57 Edward J Blocher, Kung H Chen, Gary Cokins, Thomas W.Lin, (2000). Manajemen Biaya. Jakarta: Salemba Empat Herman, Edi.(2013). Akuntansi Manajerial Suatu Orientasi Praktis. Jakarta: Mitra Wacana Media. J.M. Juran.(2007).Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21. Jakarta: Bumi Aksara James R.Evans,William M.Lindsay. (2007). An Introduction to Six Sigma & Process Improvement, Jakarta: Salemba Empat Nilisye Debora Ratag, David Paul Elia Saerang, Lidia Mawikere.(2013).Penerapan Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Efisiensi Produksi pada PT.Tropica Cocoprima. Jurnal Riset Akuntansi Going Concern Vol.8 No.3, 58-68 M.N.Nasution.(2010). Managemen Mutu Terpadu. Jakarta : Ghalia Indonesia Mulyadi.(2009). Akuntansi Biaya edisi ke-5. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Prawironegoro, Darsono, dan Ari Purwanti.(2009).Akuntansi Manajemen, edisi Ketiga. Jakarta : Mitra Wacana Media Prawirosentono Suyadi.(2007). Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21, Kiat Membangun Bisnis Kompetitif. Jakarta : Bumi Aksara Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono.(2006). Metode Penelitian Bisnis, cetakan kesembilan.Bandung: CVAlvabeta Syafri Harahap, Sofyan,(2008). Analisa Kritis atas Laporan Keuangan.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Tunggal,Amin Widjaja.(2009).Akuntansi Manajemen. Jakarta:Harvindo Umar, Husein (2008). Cara mudah menyusun skripsi dan tesis. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Vincent K. Omachonu, Sakesun Suthummanon, Norman G. Einspruch.(2004). The relationship between quality and quality cost for a manufacturing company. International Journal of Quality & Reliability Management, Vol. 21 Iss: 3, pp.277 – 290. Yana, Karyana.(2008).Simulasi SPMB IPS.Jakarta: Erlangga. Yuli Chomsatu Samrotun.(2006).Antecedents dan Consequences atas Kinerja Kualitas (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur Indonesia).Universitas Diponegoro.Semarang. Bersertifikasi ISO 9000 di RIWAYAT PENULIS Yenni Grace lahir di kota Jakarta pada tanggal 03 Juni 1992. Penulis akan menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada 2014. Saat ini bekerja sebagai Account Executive di PT.Retower Asia. Penulis aktif di Gereja sebagai Guru Sekolah Minggu.