ABSTRAK GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG EFEK SAMPING PENGGUNAAN SULFAT FERROSUS PADA MASA KEHAMILAN DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN Nurul Maulida Asfia1; Ratih Pratiwi Sari2; Maria Ulfah,3 Wanita hamil membutuhkan asupan vitamin yang lebih banyak daripada wanita yang sedang tidak hamil, bagi wanita hamil harus diatur dengan baik. Sulfat ferrosus dibutuhkan untuk membuat hemoglobin, sebuah pigmen yang ditemukan di dalam sel darah merah kita. Efek samping penggunaan Sulfat ferrosus yang sering ditimbulkan yaitu mual dan nyeri lambung, konstipasi, diare, kolik dan adanya perubahan warna pada feses. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang efek samping penggunaan Sulfat ferrosus pada masa kehamilan di Puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Accidental Sampling yakni sampel yang diambil hanya ibu hamil yang mendapatkan resep Sulfat ferrossus pada saat penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang mendapatkan resep Sulfat ferrosus yaitu sebanyak 101 responden. Alat ukur yang digunakan yaitu berupa kuesioner tertutup berisi butir-butir pernyataan tentang efek samping Sulfat ferrosus. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Alalak Selatan, diperoleh bahwa sebanyak 53 responden (52,48%) memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang efek samping penggunaan Sulfat ferrosus pada masa kehamilan. Sebanyak 33 responden (32,67%) memiliki tingkat pengetahuan yang cukup. Sebanyak 15 responden (14,85%) yang memiliki pengetahuan yang baik. Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu Hamil, Efek Samping, Sulfat ferrosus ABSTRACT OVERVIEW OF KNOWLEDGE OF PREGNANT WOMEN FERROSUS SULFATE SIDE EFFECTS TO THE USE IN PREGNANCY HEALTH CENTER ALALAK SELATAN BANJARMASIN Nurul Maulida Asfia1; Ratih Pratiwi Sari2; Maria Ulfah,3 Pregnant women need more vitamin intake than women who are not pregnant, women should be well regulated. Sulfate ferrosus is need to make hemoglobin, a pigment found in red blood cells. Side effects that often use Sulfate ferrosus caused the nausea and stomach pain, constipation, diarrhea, colic and a change in stool color. This study aims to describe the level of knowledge of pregnant women about the side effects of the use of Sulfate ferrosus health center during pregnancy in Alalak Selatan Banjarmasin. The sampling method used in this study is accidental sampling method that samples taken only pregnant women get a prescription during the study Sulfate ferrosus. The sample in this research is all the population of pregnant women who received a prescription Sulfate ferrosus totaling as much as 101 respondents. Measuring instruments used in the form enclosed questionnaire contains items about the side effects statement Sulfate ferrosus. In the study conducted in Alalak Selatan Health Center, it was found that as many as 53 respondents (52.48%) had levels less knowledge about side effects of ferrosus Sulfate during pregnancy. A total of 33 respondents (32.67%) have a sufficient level of knowledge. A total of 15 respondents (14.85%) who had a good knowledge. Keyword : Knowledge, Pregnant Women, Side Effects,Sulfate Ferrosus BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakikatnya diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, menyangkut fisik, mental maupun sosial budaya dan ekonomi. Untuk mencapai derajat yang optimal dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan yang menyeluruh, terarah dan berkesinambungan. Tujuan jangka panjang kesehatan adalah meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga negara Indonesia agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai bagian dari indikasi kesejahteraan rakyat. Dalam visi Indonesia Sehat 2010, dinyatakan bahwa gambaran masyarakat Indonesia yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, dan memiliki derajat kesehatan yang optimal (Depkes, 2007). Badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75% serta semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Menurut WHO 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut (Ojofeitimi dkk., 2008). Prevalensi anemia di Indonesia pada kehamilan masih tinggi yaitu sekitar 40,1%. Survei Kesehatan Rumah Tangga 2001, melaporkan dari 31 orang wanita pada trimester II didapati 23 (74%) menderita anemia dan 13 orang (42%) menderita kekurangan besi. Mengingat besarnya dampak buruk dari anemia defisiensi zat besi pada wanita hamil dan janin, oleh karena itu perlu kiranya perhatian yang cukup terhadap masalah ini (Amiruddin, 2007). Terdapat hubungan yang erat antara anemia pada saat kehamilan dengan kematian janin, abortus, cacat bawaan, cadangan zat besi yang berkurang pada anak atau anak lahir dalam keadaan anemia gizi, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, bayi mudah terinfeksi dan mudah menderita gizi buruk. Kondisi ini menyebabkan angka kematian perinatal masih tinggi, demikian pula dengan mortalitas dan morbiditas pada ibu. Selain itu, dapat mengakibatkan perdarahan pada saat persalinan yang merupakan penyebab utama kematian ibu hamil/bersalin di Indonesia. Kebutuhan zat besi ibu hamil lebih meningkat pada trisemester II dan III (Anonim, 2011). Kehamilan didefinisikan sebagai persatuan antara sebuah telur dan sebuah sperma, yang menandai awal suatu peristiwa yang terpisah, tetapi ada suatu rangkaian kejadian yang mengelilinginya. Kejadian-kejadian itu ialah pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur) penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam uterus. Jika peristiwa ini berlangsung baik, maka proses perkembangan embrio dan janin dapat dimulai (Bobak, 2005). Anemia atau kekurangan darah adalah suatu keadaan kronis, dimana kadar hemoglobin dan/atau jumlah eritrosit berkurang. Seseorang dianggap menderita anemia bila kadar Hb < 8 mmol/l pada pria atau < 7 mmol pada wanita. (Tjay dan Kirana, 2002). Defiensi (kekurangan) besi disebabkan karena kebutuhan akan besi meningkat seperti pada saat kehamilan. Kebutuhan besi pada masa kehamilan yaitu 5-6 mg/hari yang disebabkan karena besi digunakan dalam pembentukan janin dan cadangan dalam plasenta serta untuk sintesis Hb ibu hamil (Davey, 2005). Wanita hamil membutuhkan asupan vitamin yang lebih banyak daripada wanita yang sedang tidak bagi wanita hamil harus diatur dengan baik. Tapi tampaknya jarang ada ada wanita yang dapat mengkonsumsi makanan yang mengandung Sulfat ferrosus. Sulfat ferrosus dianjurkan untuk semua wanita hamil pada trimester kedua dan ketiga. Sulfat ferrosus dibutuhkan untuk membuat hemoglobin, sebuah pigmen yang ditemukan di dalam sel darah merah kita. Sulfat ferrosus lebih baik dikonsumsi diantara waktu makan atau pada jam tidur pada saat lambung kosong untuk memaksimalkan absorbsi (Hoffbrand, 2005). Efek samping penggunaan Sulfat ferrosus yang sering ditimbulkan yaitu mual dan nyeri lambung, konstipasi, diare dan kolik. Gangguan ini biasanya ringan dan dapat dikurangi dengan mengurangi dosis atau dengan pemberian sesudah makan, walaupun dengan cara ini absorbsi dapat berkurang. Perlu diterangkan kemungkinan timbulnya feses yang berwarna hitam kepada pasien (Anonim, 2007b). Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di Puskesmas Alalak Selatan masih banyak pasien yang tidak mengetahui efek samping Sulfat ferrosus bagi kehamilannya. Hal ini dikarenakan kurangnya pemberian informasi kepada pasien, yang diakibatkan oleh banyaknya pasien dan minimnya petugas. Sehingga pasien tidak mendapatkan informasi manfaat obat secara maksimal. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Efek Samping Penggunaan Sulfat Ferrosus Pada Masa Kehamilan di Puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin.