1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kehamilan merupakan fase penting dalam kehidupan manusia. Banyak
faktor yang mempengaruhi kehamilan, salah satunya adalah kepercayaan
terhadap mitos kehamilan. Meski saat ini beberapa dari mitos kehamilan yang
sebelumnya tidak dapat dijawab secara rasional sudah dapat dijelaskan secara
ilmiah, namun banyak masyarakat yang masih memegang teguh keyakinan
terhadap mitos kehamilan padahal beberapa dari mitos kehamilan justru dapat
merugikan bagi kesehatan ibu hamil dan janin yang di kandungnya (Tino, 2010).
Proses internalisasi mitos kehamilan terjadi dari orang tua terhadap anak
dapat di jelaskan dengan teori kognitif piaget dan teori pemerosesan informasi.
sehingga keyakinan terhadap mitos kehamilan menimbulkan gejala kecemasan
berupa ketakutan apabila belum sepenuhnya melaksanakan anjuran dari orang tua
dan mempengaruhi prilaku ibu hamil terutama dalam memilih makanan. Banyak
ibu hamil yang meyakini kebenaran mitos kehamilan dan melaksanakannya akan
tetapi mereka tidak mengetahui sebab dari suatu mitos dan hanya melakukan agar
tidak kualat (Alawiyah, 2009).
Tak dapat dipungkiri, mitos-mitos semacam itu masih berlaku pada
zaman modern sekarang ini, bahkan beberapa tenaga kesehatan sendiri masih
mempraktikkannya. Hal itu membuktikan mitos-mitos yang terdapat di
masyarakat masih memiliki peran yang berarti untuk kelancaran proses
kehamilan dan persalinan (Khuzaiyah, 2010).
1
2
Mitos kehamilan yang terjadi pada ibu hamil dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang melingkupi setiap ibu hamil diantaranya adalah faktor pengetahuan.
Faktor pengetahuan memegang peranan penting bagi ibu hamil dalam
membentuk pola fikir dalam hal kepercayaan terhadap mitos. Semakin tinggi
pengetahuan yang diperoleh oleh seseorang maka kepercayaan terhadap mitos
makin diabaikan. Faktor keluarga juga berperan dalam kepercayaan terhadap
mitos. Artinya bila pasangan suami istri tinggal bersama dengan orang tuanya
maka banyak pantangan yang mesti mereka taati. Sebaliknya bila suami istri
tinggal terpisah dengan orang tuanya mereka cenderung tidak mengikuti mitos
tersebut. Alasannya karena tidak ada yang melarang dan mengingatkan. Selain
itu faktor lingkungan hidup juga berpengaruh terhadap kepercayaan terhadap
mitos. Maknanya, bagi masyarakat yang hidup didaerah yang dekat dengan pusat
pelayanan kesehatan, mereka relatif lebih mudah melakukan interaksi dengan
berbagai pengetahuan yang bersumber dari kesehatan modern (Barthes, 2007).
Jelas terlihat bahwa faktor sosial budaya merupakan salah satu faktor
dalam kaitannya dengan angka kematian ibu (AKI). Karena faktor ini
berpengaruh terhadap prilaku ibu hamil dan perlakuan lingkungan terhadap
perempuan. Sehingga kepercayaan terhadap aspek tradisional (sosialbudaya) bila
tidak disaring dan diikuti dengan penuh kesadaran akan berdampak pada
kesehatan perempuan. Sehingga dikhawatirkan tidak lagi berorientasi pada upaya
perlindungan kesehatan jiwa ibu hamil (Saifuddin, 2002).
Selain itu, dibeberapa negara juga percaya terhadap mitos seputar
kehamilan. Jamaika mengatakan wanita hamil tidak boleh menahan kemauan
3
cabang bayi yang lebih dikenal dengan kata ngidam. Jika wanita hamil ngidam
makan buah jeruk maka dia harus makan buah jeruk karena jika tidak maka
bayinya akan lahir dengan tanda lahir berbentuk seperti jeruk disalah satu bagian
badannya (Budi, 2012).
Jepang mengatakan ibu hamil tidak boleh makan makanan yang terlalu
pedas dan asin. Makan ikan mentah juga dilarang. Orang Jepang juga percaya
untuk menghindari bekas kelahiran pada tubuh bayi maka ibu hamil sama sekali
tidak
boleh
melihat
api.(Http//www.com.id/Mitos-dan-tradisi-unik-seputar-
kehamilan-di-Berbagai-Negara).
Sementara itu di Meksiko wanita hamil dilarang Melihat Bulan Sabit,
Kepercayaan orang Meksiko berasal dari kepercayaan bangsa kuno Aztec.
Menurut kepercayaan tersebut, bagi wanita hamil bulan sabit sangat berbahaya
bagi bayinya kelak karena akan mengakibatkan bibir bayi tersebut sumbing. Hal
ini dikarenakan bulan sabit terjadi disebabkan bulan tergigit sehingga hanya
menyisakan sedikit bulan, jika wanita hamil melihat bulan sabit ini maka bibir
cabang bayinya akan ikut tergigit dan menyebabkan bibirnya sumbing
(Http//www.com.id/Mitos-dan-tradisi-unik-seputar-kehamilan-diberbagai-diNegara).
Di Indonesia ibu hamil tidak boleh makan nanas, durian, mentimun
karena bisa mengakibatkan keputihan. Bahkan mereka percaya bahwa nanas
bisa menyebabkan keguguran. Faktanya mengkonsumsi nanas, dan mentimun
justru disarankan karena kaya akan vitamin C dan serat yang penting untuk
menjaga kesehatan tubuh dan melancarkan proses pembuangan sisa-sisa
4
pencernaan. Adapun keputihan tidak selalu membahayakan. Saat hamil maupun
melahirkan adalah normal jika ibu mengalami keputihan. Kecuali jika keputihan
tersebut terinfeksi oleh bakteri, jamur, dan virus yang biasanya ditandai dengan
keluhan gatal, bau tidak sedap dan warnanya kekuningan, kehijauan, atau
kecoklatan (Lis sinsin, 2008).
Di daerah Aceh ada anjuran untuk menyelenggarakan acara empat sampai
dengan tujuh bulanan, suami ditepung tawari oleh ibu mertuanya. Ketan dan kuekue disediakan, kemudian dikirim kerumah orang tua suami dan dibagikan
kepada keluarga terdekat. Ada juga pantangan perbuatan contohnya ibu hamil
dilarang keluar rumah pada waktu magrib karena akan menyebabkan beranak
hantu, pandangan budaya dan kepercayaan ini akan berlangsung sampai proses
persalinan (Mulyadi, 2009).
Ada beberapa nilai kepercayaan masyarakat Aceh atau cara pandang ibu
hamil suku Aceh terhadap kehamilan. Maka pengetahuan tentang aspek budaya
merupakan hal penting diketahui oleh pelayanan kesehatan untuk memudahkan
dalam melakukan pendekatan dan pelayanan kesehatan. Sebab tidak semua
perawatan yang dilakukan dengan berpedoman pada warisan leluhur tersebut bisa
diterima sepenuhnya, bisa saja perawatan yang dilakukan tersebut memberikan
dampak kesehatan yang kurang menguntungkan bagi ibu dan bayinya (Ratna,
2010).
Mitos tentang kehamilan yang berkembang di Kabupaten Aceh Barat
Daya Kecamatan Lembah Sabil dipengaruhi oleh pendidikan, sosial budaya , dan
lingkungan. Misalnya mitos yang masih dipercayai oleh masyarakat Lembah
5
Sabil seperti, larangan memakan makanan yang dianggap tajam, seperti nanas,
dikhawatirkan akan mengalami keguguran, tidak boleh meminum es bagi ibu
hamil, agar bayinya tidak besar sehingga dikhawatirkan akan kesulitan saat
melahirkan, tidak boleh makan makanan laut karena akan menyebabkan air susu
berbau amis, ada juga pantangan perbuatan seperti ibu hamil tidak boleh
melakukan aktifitas jahit-menjahit, karena ini dapat mengakibatkan janin terlilit
tali pusat atau bibirnya menjadi sumbing.
Anjuran yang harus dipatuhi oleh ibu hamil adalah Pada usia kandungan
4-7 bulan diselenggarakannya acara selamatan, mereka berharap dengan acara ini
janin akan selamat dan sang ibu diberikan kelancaran saat melahirkan. Berbagai
mitos kehamilan yang dikemukakan diatas berasal dari narasumber ibu hamil dan
hampir semua dari mereka yang memberikan jawaban yang sama mengenai
mitos yang berkembang dimasyrakat.
Kepercayaan ini harus ditaati dan kecenderungan dari narasumber
mematuhi apapun yang dikatakan oleh orang tuanya, bila tidak dikhawatirkan
terkena kualat atau ada dampak akibat melanggar suatu pantangan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari wilayah kerja puskesmas
kecamatan Lembah Sabil kabupaten Aceh Barat Daya dari bulan Januari sampai
dengan Juni 2013 jumlah ibu hamil 68 orang dari surve pendahuluan yang di
lakukan pada ibu hamil yang berkunjung ke wilayah kerja Puskesmas kecamatan
Lembah Sabil kabupaten Aceh Barat Daya, ditemukan bahwa 6 dari 10 orang
(60%) yang masih tidak mengetahui mitos yang positif dan mitos yang negatif
6
selama kehamilan dan sikap ibu hamil yang kurang baik karena masih
mempercayai mitos negatif tersebut.
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan bahwa setelah
peneliti mewawancari beberapa dari ibu hamil di Kecamatan Lembah Sabi,
bahwa mereka masih sangat banyak yang mempercayai mitos-mitos selama
kehamilan cotoh nya : ibu hamil dilarang melilitkan jelbab nya di leher karna
mereka percaya akan terjadi lilitan tali pusat pada saat proses persalinan,
berdasarkan pengalaman mereka itu memang sudah terjadi, ibu hamil juga
dilarang duduk di depan pintu ketika senja, karna mereka percaya akan di ikuti
oleh mahluk halus dan hal itu dapat menyebabkan ibu hamil demam, itu sudah
pernah terjadi pada ibu-ibu hamil sebelum nya. Ibu hamil juga dilarang makan
makana yang tajam seperti Nenas dan Durian karena mereka percaya dapat
menyebabkan kuguguran pada ibu hamil, ini sudah pernah terjadi sebelumnya,
Dan suami ibu hamil dilarang membunuh binatang seperti Ular, karna mereka
percaya dapat menyebabkan leher bayinya lembek seperti takada tulang, ini
sudah pernah terjadi pada ibu hamil sebelum nya.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
di kecamatan Lembah Sabil ingin mengetahui Faktor-Faktor yang berhubungan
ibu hamil dengan mitos-mitos selama kehamilan di wilayah kerja Pukesmas
kecamatan Lembah Sabil, Kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2013.
7
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah pada penelitian ini adalah “ Apakah faktor-faktor yang berhubungan
dengan mitos-mitos selama kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Lembah Sabil
Aceh Barat Daya ?”.
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan mitos-mitos
selama kehamilan di wilayah kerja Puskesmas kecamatan Lembah Sabil,
Kabupaten Aceh Barat Daya.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil dengan mitos-mitos
selama kehamilan di wilayah kerja Puskemas Kecamatan Lembah Sabil.
b. Untuk mengetahui hubungan sikap ibu hamil dengan mitos-mitos selama
kehamilan di wilayah kerja Puskesmas kecamatan Lembah Sabil.
c. Untuk mengetahui hubungan lingkungan ibu hamil dengan mitos-mitos
selama kehamilan di wilayah kerja Pukesmas kecamatan Lembah sabil.
d. Untuk mengetahui hubungan pendidikan ibu hamil dengan mitos-mitos
selama kehamilan di wilayah kerja Pukesmas kecamatan Lembah sabil.
8
D.Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi pendidikan
Sebagai masukan dan informasi bagi mahasiswi tentang informasi dan sikap
ibu hamil tentang mitos-mitos selama kehamilan.
2. Bagi tempat penelitian
Dapat menjadi masukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman tentang mitos-mitos selama kehamilan .
3. Bagi petugas kesehatan
Sebagai bahan masukan dan informasi dalam melaksanakan pelayanan dan
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil tentang mitos-mitos selama
kehamilan.
4. Bagi peneliti
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan, wawasan dan pengalaman tentang
mitos-mitos selama kehamilan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Konsep Kehamilan
Hamil adalah anugerah Pasangan Suami Istri (Pasutri). Pola dan gaya
hidup yang tepat membantu kehamilan aman atau berkualitas. Juga dapat
mencegah komplikasi yang dapat menyebabkan kematian. Kehamilan berkualitas
diindikasikan dari kesehatan fisik dan mental siibu beserta janinnya. Hamil yang
aman berkualitas juga ditandai dengan tidak adanya komplikasi yang membuat
tidak nyaman atau bahkan mengancam jiwa siibu hamil (Bumil). Kualitas ini
diupayakan seoptimal mungkin, ibu dan bayi sehat secara fisik dan mental, juga
saat bayi dilahirkan dan kehidupannya kelak (Budi, 2009).
Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari haid
teakhir. Kehamilan di bagi dalam 3 trimester yaitu trimester pertama di mulai
dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu), trimester kedua dari bulan keempat
sampai 6 bulan ( 13-28 minggu), trimester ketiga dari bulan ke tujuh sampai 9
bulan (29-42 minggu) (saifuddin, 2002).
Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel
telur (0vum) dan
sel
mani (spermatozoa). Perubahan
pada wanita hamil
meliputi perubahan fisiologis dan perubahan psikologis (Saminem, 2009).
Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah. Hal ini perlu di
yakini oleh tenaga kesehatan khususnya bidan, sehingga ketika memberika
9
10
asuhan kepada pasien,
pendekatan yang lebih cenderung kepada bentuk
pelayanan promotif (Sulistyawati, 2009).
Kehamilan adalah saat ketika seorang wanita mengalami berbagai jenis
emosi, dan salah satu yang paling menonjol adalah kecemasan (Nolan, 2004).
2. Pengkajian Awal
Pada awal pertemuan , penting bagi bidan untuk menjalin hubungan
trapetik sehingga tercapai komunikasi epektif dan saling percaya kedua pihak di
perlukan dalam asuhan kebidanan selanjutnya.
a. Keadaan Umum
Bidan dapat memulai pengkajiannya dengan pertama kali melakukan
observasi terhadap ibu ketika pertama kali bertemu. Keadaan umum awal
yang dapat di amati oleh bidan meliputi adanya kecemasan, keramahan atau
kepekaan ibu kemungkinan juga mengalami distress karena kegagalan
kotrasepsi, kemarahan yang tidak dapat terselesaikan dapat menimul prilaku
yang tidak resposif.
Pengkajian harus di
lakukan secara sensitf,
memungkinkan ibu untuk mengkspresikan kekhawatiran tentang hal ini atau
pengalaman
sebelumnya tentang kehamilan atau kelahiran. Observasi
karaktristik fisik juga penting perhatikan oleh bidan. Postur dan cara berjalan
dapat menunjukkan masalah punggung atau trauma peivis sebelumnya. Ibu
mungkin mengalami latergik, yang dapat menunjukkan kelelahan ekstren
anemia, malnutrisi atau depresi (salmah, 2006).
11
b. Riwayat sosial
Bidan juga perlu mengkaji respon keluarga terhadap kehamilan .
kadang ibu ragu dengan kemampuannya
merawat anak selama hamil,
Kelahiran atau setelahnya. Anak remaja kadang sulit menerima kedatangan
bayi baru dalam keluarga. Atau ibu hamil remaja yang masih di bawah
pengasuhan orang tuanhya dan mungkin ada masalah seberapa besar
dukungan yang di berikan oleh orang tua kepadanya selama hamil, dan
setelah kelahiran. Bidan dalam hubungan kemitraan engan ibu hamil,
melakukan rujukan kepetugas kesehatan lain yang memiliki peran dalam
membantu beberapa kesehatan lain yang memiliki peran dalam membantu be
berapa kesulitan tersebut atau kelembaga multi professional lain tempat
bantuan dapat di berikan (salmah), 2006).
c. Riwayat mentruasi
Riwayat mentuasi yang akurat dapat di ketahui untuk menetapkan
tanggal perkiraan kelahiran,. Dengan demikian memungkinkan bidan untuk
memprediksi tanggal lahir dan selanjutnya menghitung usia gestasi
darimanapun mulainya. Pengkajian abdomen terhadap ukuran, uterus dapat
dilakukan dalam kaitannya dengan usia gestasi selama pemeriksaan
anternatal. Bidan memiliki peran dalam membantu ibu memahami bahwa
tanggal perkiraan kehamilan adalah satu hari dalam lima minggu kerangka
waktu selama bayinya aterm, dan
mungkin lahir. Tanggal perkiraan
kelahiran di hitung dengan menambahkan Sembilan bulan kalender dan tujuh
hari pada anggal hari pertama menstruasi terakir ibu (salmah, 2006).
12
d. Riwayat Obstetrik
Pengalaman
melahirkan
merupakan
bagian
penting
dalam
memperkirakan kemungkinan hasil kehamilan saat ini. dalam penulisan
riwayat obstetrik ibu, istilah deskriptif yang di pakai adalah gravid dan para.
Gravid bearti hamil, gravida bearti wanita hamil, dan angka yang menyertai
menunjukkan frekuensi ia pernah hamil tanpa memperhatikan hasilnya. Para
bearti “ pernah melahirkan “, paritas ibu merupakan frekuensi ibu pernah
melahirkan anak, hidup atau mati, tetapi bukan aborsi. Grande multigravida
adalah ibu yang pernah hamil lima kali atau lebih secara berturut-turut.
Terminasi kehamilan sebelumnya biasanya didiskusikan mekipun ini dapat
menyebabkan rasa malu atau distress pada ibu. Pendekatan yang empati dan
tidak menghakimi di perlukan dalam upaya mendaptkan informasi dan
mendorong ibu untuk membicarakan secara bebas tentang perasaannya.
Dilatasi atau kuretase dapat menyebabkan inkompetensi serviks. Untuk
melengkapi riwayat, tinjauan ulang pada catatan kasus lama harus di lakukan
untuk kasus ibu hamil yang tidak mengingat informasi relevan. Pengkajian
resiko harus di lakukan berdasarkan riwayat obstetric dan medis ibu dan
kehamilan sekarang. Hal ini memungkinkan bidan dan ibu membahas
kemajuan kehamilan dan mengidentifikasikan professional kesehatan lain
yang mungkin perlu di rujuk (salmah, 2006).
13
e. Riwayat medis
Selama hamil baik ibu dan janin di pengaruhi oleh kondisi medis, atau
kondisi medis dapat di pengaruhi oleh kehamilan, bila tidak di atasi dapat
terjadi akibat serius bagi kesehatan ibu.
1) Statis dan refluks urin dapat terjadi selama kehamilan. Infeksi saluran
kemih dapat dengan mudah terjadi pada pielonefritis, yang bila tidak
diobati akan menimbulkan
kerusakan ginjal dan
menyebabkan
persalinan premature.
2) Kehamilan
mempredisposisikan pada thrombosis vena profunda dan
selanjutnya embolisme paru. Ibu dengan paritas banyak, usia lanjut dan
gemuk riwayat gangguan tromboembolik paling beresiko.
3) Hipertensi mepredisposisikan ibu pada hipertensi akibat kehamilan, yang
dapat
mengakibatkan
penurunan
fungsi
plasenta
keterbatasan
pertumbuhan intra uterin, abrupsio plasenta, gangguan janin atau
kematian. Efek pada ibu adalah gagal jantung kongesif, hemoragie
intraserebral, gagal ginjal akut, koagulasi intravastular diseminata atau
kematian akibat semua kejadian yang terjadi di atas.
4) Kondisi lain seperti asma, epilepsy, infeksi dan gangguan psikiatrik
memerlukan pengobatan, yang dapat menimbulkan efek samping pada
perkembangan janin. Komplikasi medis utama seperti diabetes dan
kondisi jantung memerlukan keterlibatan dan dukungan spesialis medis
(salmah, 2006).
14
f. Riwayat keluarga
Kondisi tertentu dapat karena genetik, sedangkan yang lainnya
bersifat famililial atau berkaitan dengan etnisitas, dan beberapa berkaitan
dengan lingkungan fisik atau social tempat keluarga tersebut bertempat
tinggal. Diabetes meskipun bukan di turunkan secara genetik, menimbulkan
predisposisi pada anggota keluarga lain, terutama bila mereka hamil atau
gemuk. Hipertensi juga memiliki komponen familial dan kehamilan kembar
memiliki insiden lebih tinggi dalam keluarga tertentu. Beberapa kondisi
seperti anemia, selsabit dan talasemia lebih umum terjadi pada ras tertentu
(salmah, 2006).
3. Pelayanan atau Asuhan Standar Minimal 14 T
a. Timbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
Menurut Kusmiyati (2008), pertambahan berat badan yang normal
pada ibu hamil yaitu berdasarkan masa tubuh (BMI: Body Mass Index)
dimana metode ini untuk menentukan pertambahan berat badan yang
optimal selama masa kehamilan, karena merupakan hal yang penting
mengetahui BMI wanita hamil. Total pertambahan berat badan pada
kehamilan yang normal 11,5-16 kg. adapun tinggi badan menentukan
ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu
hamil antara lain >145 cm.
Menurut Prawirohardjo (2002), berat badan di ukur dalam kg
tanpa sepatu dan memakai pakaian yang seringan-ringannya. Berat
badan yang bertambah terlalu besar atau kurang perlu mendapatkan
15
perhatian khusus karena memungkinkan terjadinya penyulit kehamilan.
Kenaikan berat badan tidak boleh lebih dari 1/2 kg/minggu segera rujuk.
Menurut DepKes RI (2010), mengukur tinggi badan adalah salah
satu deteksi dini kehamilan dengan faktor resiko, dimana bila tinggi
badan ibu hamil kurang dari 145 cm atau dengan kelainan bentuk
panggul dan tulang belakang.
b. Ukur Tekanan Darah
Prawirohardjo (2002) menjelaskan bahwa, mengukur tekanan
darah dengan posisi ibu hamil duduk atau berbaring, posisi tetap sama
pada pemeriksaan pertama maupun berikutnya. Letakkan tensimeter
dipermukaan yang datar setinggi jantungnya. Gunakan ukuran manset
yang sesuai. Tekanan darah diatas 140/90 mmHg atau peningkatan
distol 15 mmHg/lebih sebelum kehamilan 20 minggu atau paling sedikit
pada pengukurann dua kali berturut-turut pada selisih waktu 1 jam
berarti ada kenaikan nyata dan ibu perlu di rujuk.
c. Ukur Tinggi Fundus Uteri
Pemeriksaan kehamilan untuk menentukan tuanya kehamilan dan
berat badan janin dilakukan dengan pengukuran tinggi fundus uteri yang
dapat dihitung dari tanggal haid terakhir dan menggunakan rumus
(Mochtar, 2002). Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu
pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan diatas 24
minggu memakai pengukuran Mc Donald yaitu dengan cara mengukur
16
tinggi fundus memakai cm dari atas simfisis ke fundus uteri kemudian
ditentukan sesuai rumusnya (Kusmiyati, 2008).
d. Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) Lengkap
Menurut Prawirohardjo (2002), pemberian imunisasi tetanus
toxoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja, imunisasi
pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua
diberikan 4 minggu kemudian, akan tetapi untuk memaksimalkan
perlindungan maka dibentuk program jadwal pemberian imunisasi pada
ibu hamil.
Tabel 2.1. Imunisasi TT 0,5 cc
Antigen
Interval (Selang
Waktu Minimal)
Lama
Perlindungan
%
Perlindungan
TT 1
Pada kunjungan
antenatal pertama
-
-
TT2
4 minggu setelah
TT1
3 tahun*
80
TT3
6 bulan setelah TT2
5 tahun
95
TT4
1 tahun setelah TT3
10 tahun
99
TT5
1 tahun setelah TT4
25 tahun
99
Keterangan : * artinya dalam waktu 3 tahunWUS tersebut melahirkan,
maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari TN (Tetanus
Neonatorum) (Prawirohardjo, 2002).
Vaksin TT diberikan sedini mungkin dengan dosis pemberian 0,5
cc IM (intra muskular) di lengan atas/paha/bokong. Khusus untuk calon
17
pengantin diberikan imuniasasi TT 2x dengan interval 4 minggu.
Usahakan TT1 dan TT2 diberikan sebelum menikah (Salmah,2006).
e. Pemberian Tablet Besi minimal 90 tablet selama kehamilan
Menurut Lubis (2009), pada masa kehamilan volume darah
menigkat seiring kebutuhan zat besi. Suplement zat besi selama hamil
terbukti membantu mencegah defisiensi zat besi. Kekurangan zat besi
bisa mempertinggi resiko komplikasi disaat persalinan dan resiko
melahirkan berat badan rendah dan premature. Para ahli menganjurkan
wanita hamil mengkonsumsi zat 27 mg hari, yaitu
50% diatas
kebutuhan normal.
Depkes (2004), mengemukakan bahwa WHO juga menganjurkan
pemberian ferro sulfat 320 mg (setara dengan 60 mg zat besi) 2 kali
sehari bagi semua ibu hamil. Jika Hb 9% atau kurang dari pada salah
satu kunjungan tingkatkan tablet zat besi menjadi 3 kali 1 tablet/hari
sampai akhir masa kehamilannya.
Kebijakan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di indonesia
saat ini menetapkan :
1) Pemberian tablet Fe ( 320 mg Fe sulfat dan 0,5 mg asam folat) unttuk
semua ibu hamil sebanyak 1 kali tablet selama 90 hari. Jumlah
tersebut mencukupi kebutuhan tambahan zat besi selama
kehamilan, yaitu 100 mg.
2) Bila ditemukan anemia pada ibu hamil, diberikan tablet zat besi 2-3
kali 1 tablet/hari selama 2-3 bulan dan dilakukan :
18
1) Pemantauan Hb (bila masih anemia)
2) Pemeriksa sampel tinja untuk melihat kemungkinan adanya
cacing tambang dan parasit lainnya.
3) Pemeriksa darah tepi terhadap parasit malaria (di daerah
endemik).
Pada setiap kali kunjungan mintalah ibu untuk meminum tablet
zat besi yang cukup, hindari meminum teh/kopi 1 jam sebelum/sesudah
makan karena dapat mengganggu penyerapan zat besi. Tablet zat besi
lebih dapat diserap jika disertai dengan mengkonsumsi vitamin C yang
cukup. Jika vitamin C dikonsumsi ibu dalam makanannya tidak
tercukupi berikan tablet vitamin C 250 mg perhari (DepKes RI, 2004).
f. Tes Laboratorium
Depkes RI (2004) mengemukakan bahwa pelayanan kebidanan
kebidanan berkaitan erat dengan penyakit melalui hubungan seksual.
Penyakit ini tidak hanya berpengaruh terhadap ibu akan tetapi juga
terhadap bayi yang dikandung atau dilahirkan. Beberapa contoh
penyakit melalui hubungan seksual :
1)
Infeksi monilial penyebab adalah jamur candida albicans
2)
Infeksi trichomnial disebabkan oleh trichomonas vaginalis
3)
Sifilis disebabkan oleh infeksi treponema pallidum
4)
Gonorrea penyebabnya adalah neisseria gonorea
5)
Herpes genitalis disebabkan olehh virus simpleks
6)
Hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis
19
7)
HIV/AIDS, HIV adalah penyebab AIDS
Jika pemeriksaan penyakit hubungan seksual dilakukan sejak dini
pada ibu hamil kemungkinan masih dapat diobati untuk mencegah
terjadinya komplikasi terhadap ibu dan bayi yang di kandungnya.
g. Temu wicara (konseling dan pemecahan masalah)
Setiawan (2011), menyatakan bahwa temu wicara pasti dilakukan
dalam setiap klien melakukan kunjungan. Bisa berupa anamnesa,
konsultasi, dan persiapan rujukan. Anamnesa meliputi biodata, riwayat
menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas,
biopsikososial, dan pengetahuan klien. Memberikan konsultasi atau
melakukan kerjasama penanganan. Tindakan yang harus dilakukan bidan
dalam temu wicara antara lain:
1) Merujuk ke dokter untuk konsultasi dan menolong ibu menentukan
pilihan
yang tepat.
2) Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan
3) Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat
hasil rujukan
4) Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan
5) Memberikan asuhan antenatal
6) Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah
7) Menyepakati diantara pengambilan keputusan dalam keluarga tentang
rencana proses kelahiran.
8) Persiapan dan biaya persalinan (Setiawan,2011).
20
h. Tentukan persentasi janin dan hitung DJJ
Menurut Setiawan (2011), tujuan pemantauan janin itu adalah
untuk mendeteksi dari dini ada atau tidaknya faktor-faktor resiko
kematian prenatal tersebut (hipoksia/asfiksia, gangguan pertumbuhan,
cacat bawaan, dan infeksi). Pemeriksaan denyut jantung janin adalah
salah satu cara untuk memantau janin.
Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu
hamil. Denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16
minggu / 4 bulan. Gambaran DJJ:
1) Takikardi berat; detak jantung diatas 180x/menit
2) Takikardi ringan: antara 160-180x/menit
3) Normal: antara 120-160x/menit
4) Bradikardia ringan: antara 100-119x/menit
5) Bradikardia sedang: antara 80-100x/menit
6) Bradikardia berat: kurang dari 80x/menit
i. Tetapkan status gizi
Menurut Kusmiyati (2008), pada ibu hamil (bumil) pengukuran
LiLA merupakan suatu cara untuk mendeteksi dini adanya Kurang
Energi Kronis (KEK) atau kekurangan gizi. Malnutrisi pada ibu hamil
mengakibatkan
transfer
nutrient
ke
janin
berkurang,
sehingga
pertumbuhan janin terhambat dan berpotensi melahikan bayi dengan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR berkaitan dengan volume
otak dan IQ seorang anak. Kurang Energi Kronis (KEK) (ukuran LILA <
21
23,5 cm), yang menggambarkan kekurangan pangan dalam jangka
panjang baik dalam jumlah maupun kualitasnya.
Cara melakukan pengukuran LiLA :
1) Menentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan
meteran
2) Lingkarkan dan masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita
LiLA. Baca menurut tanda panah
3) Menentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan
pita LiLA (Setiawan, 2011).
j. Tatalaksana kasus
Menurut
Joesrhan
(2012),
bila
dari
hasil
pemeriksaan
laboratorium ditemukan penyakit, ibu hamil perlu dilakukan perawatan
khusus.
k. Pemeriksaan Protein Urine atas Indikasi
l. Pemeriksaan Reduksi Urine atas Indikasi
m. Pemberian Terapi Kapsul Yudium untuk daerah Endemis Gondok
n. Pemberian Terapi anti Malaria untuk daerah Endemis Malaria.
B. Mitos
Mitos kehamilan adalah Satu cerita, pendapat atau anggapan dalam sebuah
kebudayaan yang dianggap mempunyai kebenaran mengenai suatu perkara yang
pernah berlaku pada suatu masa dahulu, yang kebenarannya belum tentu benar
adanya (Hari Lubis 2009).
22
Mitos di anggap sebagai satu kepercayaan dan kebenaran mutlak yang
dijadikan sebagai rujukan (Carolina 2010).
Mitos adalah cerita tentang asal mula terjadainya dunia seperti sekarang
ini, cerita tentang alam peristiwa-peristiwanya sebelum atau di belakang alam
duniawi yang kita hadapi ini. Cerita-cerita itu menurut kaparcayaan sungguhsungguh terjadi dalam arti tertentu keramat (Soekadijo, 2011).
1. Pandangan umum masyarakat terhadap mitos seputar kehamilan
Masyarakat umum dalam memandang mitos-mitos seputar dunia kehamilan
terbagi kedalam kategori diantaranya :
a.
Meyakini sepenuhnya : pada masyarakat tradisionalis dengan tingkat
pendidikan rendah, kecenderengan untuk menerima secara total atas
berlakunya mitos itu sangat kental. Sehingga setiap aspek kehidupan
mereka, khususnya dalam masalah kehamilan, selalu didasarkan pada
mitos.
b.
Menolak secara mutlak : pada masyarakat terdidik modern mereka
sering menafikan adanya mitos-mitos seputar kehamilan karena secara
nalar dan rasio, hal tersebut bertentangan dengan kaidah-kaidah ilmiah
kesehatan dan nilai-nilai agama.
c.
Menerima dengan syarat : yang dimaksud adalah sebagian masyarakat
menerima mitos tersebut dengan syarat sesuai dengan rasio dan diterima
secara ilmiah, sehingga mereka mengadakan pembuktian dengan
meneliti atau menanyakan kepada para ahli di bidangnya. Karena bisa
23
jadi adanya mitos tersebut didasarkan pada fakta ilmiah yang samar bagi
masyarakat awam (Syifa, 2011).
2. Mitos dan fakta seputar kehamilan
a. Mitos Positif
1) Empat
bulanan
dan
tujuh
bulanan
ada
kepercayaan
yang
mengharuskan diselenggarakannya acara selamatan.
Fakta :
a) Secara Psikologis
Selamatan adalah ritual yang mengingatkan sang ibu atau
membesarkan hati sang ibu untuk bersemangat dan tetap berhatihati dalam menjaga janinnya serta tegar menghadapi saat-saat
kritis menjelang persalinan.
b) Secara medis Biologis
Tradisi empat atau tujuh bulanan
ini memberikan dampak
positif bagi ibu dan janinnya, karena banyak makanan bergizi
yang di berikan kepada ibu hamil seperti buah, sayur, ikan, dan
lain-lain.
2) Membaca surat Yusuf akan membuat janin tampan jika terlahir lakilaki, Sedangkan surat Maryam akan membuat janin cantik jika
perempuan
Fakta :
24
a) Secara Psikologis
Membaca surat Maryam dan surat Yusuf dapat menenangkan hati
sang ibu dan membawa sugesti bahwa bayinya kelak akan
rupawan. Hal ini membuat
ibu bersemangat dan tegar
menghadapi persalinan.
b) Secara medis Biologis
Mendengar
ayat
suci
Al-Qur’an
sama
halnya
dengan
mendengarkan musik klasik ,berfungsi untuk perkembangan otak
janin. Bukan membuat janin akan rupawan, karena janin
terbentuk
mengikuti
komando
kromosom
dalam
selnya.
Kromosom ini tentu saja diturunkan dari ayah dan ibunya.
Sehingga sifat dasar rupa, dan wujud janin pun akan mengikuti
keadaan ayah dan ibunya.
c) Secara Agama
Tidak ada perintah mutawatir dari hadist, apalagi ayat AlQur’an. Dengan demikian ini bukan sunnah, apalagi wajib. Yang
disyariatkan adalah sering-sering membaca Al-Qur’an baik saat
hamil ataupun tidak tanpa pilih-pilih surat tertentu (Yazid, 2007).
3) Ibu Hamil dilarang makan makanan pedas, asam, dan asin.
a) Secara medis Biologis
Makanan pedas akan merangsang rasa mulas dan sebaiknya dipantang
oleh ibu hamil dengan riwayat keguguran. Perasaan mulas ini
selanjutnya akan menimbulkan kontraksi dalam rahim, sehingga
25
risiko keguguran akan kian meningkat. Begitu juga makanan asam
yang tidak disarankan karena bisa memicu penyakit maag. Apalagi kadar
asam lambung saat hamil umumnya meningkat. Tentu saja ibu hamil yang
tidak memiliki riwayat penyakit maag atau penyakit lain yang
dapat diperberat oleh asam, Asupan makanan asin pun sebaiknya
dibatasi, terlebih bagi ibu yang memiliki riwayat penyakit darah
tinggi karena makanan yang banyak mengandung garam ini
amat berpotensi lebih meningkatkan gangguan darah tinggi.
Selain itu, garam bersifat menyerap air sehingga kadang
menimbulkan pembengkakan di sekujur tubuh (Emilia, 2010).
4) Minum air kelapa agar kulit janin halus dan putih
Fakta :
a) Secara medis Biologis
Memang ada penelitian laboratorium mengenai kandungan air
kelapa. Hasilnya menunjukkan bahwa air kelapa mengandung
banyak senyawa yang bermanfaat bagi tubuh, terutama
antitoksin (penawar racun). Air kelapa juga memiliki sifat
deuretik alami, sehingga dapat membantu meningkatkan aliran
dan ferkuensi urin. Hal ini tentu menguntungkan bagi ibu hamil
yang
rentan
menderita
infeksi
saluran
kecing
(ISK).
Mengkonsumsi air kelapa dapat meningkatkan produksi
kencing, sehingga meningkatkan pembuangan racun dan bakteri
26
dalam tubuh namun tidak mengandung pemutih kulit bayi
(Melinda, 2011).
b.
Mitos Negative
1) Makan nanas menyebabkan janin keguguran
Fakta :
a) Secara medis Biologis
Buah nanas mempunyai kandungan serat dan vitamin C yang
sangat tinggi. Vitamin tentunya sangat dibutuhkan oleh ibu hamil
untuk menjaga daya tahan tubuh. Adapun, serat dibutuhkan oleh
ibu hamil untuk menjaga kesehatan pencernaan. Namun bagi
yang tidak tahan rasa asam, nanas menimbulkan masalah
pencernaan dan terkadang rasa mual. Hanya seseorang yang
alergi nanas sehingga merasa gatal dibibir perlu menghindari
makan nanas (Yazid, 2007).
2) Minum air es saat hamil membuat bayi besar didalam kandungan
sehingga sulit lahir.
Fakta :
a) Secara medis Biologis
Ukuran bayi besar kecilnya biasanya karena faktor makanan
yang bergizi baik, keturunan, dan diabetes. Bayi besar banyak
dialami mereka yang mempunyai indikasi kasus diabetes. Bagi
ibu hamil yang mempunyai riwayat kencing manis tidak
disarankan untuk terlalu banyak mengonsumsi gula (dalam es)
27
karena akan meningkatkan kadar gula yang berlebihan sehingga
memunculkan penyakit diabetes. Es tidak berbahaya untuk
dikonsumsi ibu hamil karena es akan keluar dari tubuh dalam
bentuk keringat ataupun air seni. (Siswosuharjo, 2011).
3) Makan daging dan ikan laut akan menyebabkan air susu berbau
amis sehingga bayi kelak tidak mau menyusu pada ibunya.
a) Secara medis Biologis
Ibu yang hamil mengalami pertumbuhan rahim, payudara dan
lain-lainnya. Juga janin dalam kandungannya bertambah besar.
Hal ini tentunya membutuhkan energi, kalori dan gizi yang lebih
banyak dibanding ketika tidak hamil. Kebutuhan energi ini
dapat dipenuhi bila ibu banyak makan nasi, daging, ikan, telur,
sayuran, buah-buahan dan susu karena itu menjauhi makanan
bergizi tentu merupakan tindakan yang kurang tepat. Karena
akan menganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
kandungannya, makan makanan laut, daging dan sayuran tidak
menyebabkan bau amis. Sebab makanan yang masuk ke tubuh
akan diolah oleh tubuh sehingga bau amisnya akan hilang.
Justru makanan laut dan daging dapat meningkatkan jumlah air
susu yang dikeluarkan (Agustina, 2011).
4) Ngidam adalah perilaku khas perempuan hamil yang menginginkan
makanan atau sifat tertentu terutama diawal kehamilannya.
Fakta :
28
a) Secara Psikologis
Diduga kuat ngidam hanyalah faktor psikologis. Kehamilan
adalah kesempatan ibu untuk bermanja kepada suami,
perubahan psikis yang diakibatkan oleh perubahan hormon. Saat
hamil suami ingin menunjukkan jiwa perjuangannya kepada istri
sehingga apapun permintaan istri akan dipenuhi. Kondisi ibu
hamil pertama jika asupan gizi sebelum hingga awal kehamilan
kerang bagus memang menyebabkan ia “kalah” dengan
perubahan sistem hormon dalam tubuhnya. Kekalahan ini
menjadikan ibu kepayahan, nafsu makan menurun drastis dan
ketergantungan. Hal ini diperparah dengan sering muntah
sehingga tak satupun makanan masuk perut. Maka untuk
sekedar mengisi lambung ia akan membayangkan makanan aneh
yang menurutnya paling nikmat. Tetapai begitu makanan
diberikan, ibu takakan menghabiskannya karena secara biologis
memang tidak butuh (kedondong, mangga muda, dll). Yang
dibutuhkan adalah makanan tinggi kalori dan protein. Meskipun
ngidam dianggap sebagai peristiwa psikologis, hal inipun tidak
serta merta boleh dibiarkan. Sebisa mungkin dihindari karena
saat awal kehamilan adalah saat dimana istri maupun suami
harus sama-sama berjuang, sama-sama berfikir rasional dan
terencana.
29
b) Secara medis Biologis
Beberapa dietesien (ahli gizi) dan literatur tidak membenarkan
secara ilmiah adanya ngidam sebagai peristiwa medis biologis.
Diawal kehamilan, memang ibu butuh asupan makanan lebih
banyak, terutama kehamilan dengan gejala emesis (muntahmuntah). Yang dibutuhkan adalah makanan dengan gizi tinggi
dan terukur. Tetapi, ketika ngidam, makanan yang diinginkan
justru yang kurang bergizi (mangga mentah, kedondong, kulit
melinjo, bau-bauan dan sebagainya). Itupun tidak dihabiskan
jika disodorkan. Ngidam bukannya menambah gizi, justru dapat
mengacaukan
asupan
makan
ibu
yang
berujung
pada
menurunnya kualitas pertumbuhan janin.
c) Secara Agama
Perilaku ini tidak banyak manfaatnya, bahkan bernilai mudharat.
Rasulullah menyuruh kita bersifat wajar dan meninggalkan
perilaku yang mudharat. Kriteria halal dan thoyyib (bergizi)
tetap menjadi ketentuan dalam konsumsi sehat seorang muslim
(Yazid, 2007).
5) Ibu hamil dilarang melakukan aktifitas jahit-menjahit karena ini
dapat mengakibatkan janin terlilit tali pusar atau bibir bayinya
menjadi sumbing.
Fakta :
30
a) Secara medis Biologis
Cacat janin berhubungan dengan faktor gizi, penyakit,
keturunan, dan radiasi. Lilitan tali pusat dan posisi janin
berhubungan dengan terapi fisik (senam kehamilan). Jika
aktifitas menjahit dilakukan terus menerus dengan duduk, ini
tidak baik karena dapat mengganggu perputaran janin. Tapi,
bukan hanya menjahit, semua aktifitas yang dilakukan dengan
berdiam tidak baik bagi ibu hamil.
b) Secara Agama
Ini merupakan tahayul yang tidak dapat dipercaya yang
menyebabkan manusia kurang yakin sepenuhnya akan kekuasan
Allah (Yazid, 2007).
C. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Mitos-Mitos Selama Kehamilan
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan Pengindaran terhadap objek tertentu. Penginderaan terhadap
objek terjadi melalui panca indra manusia, yakni; penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan segala yang diketahui mengenai sesuatu hal dari
pengetahuan dapat mempengaruhi prilaku seseorang, bermula dari pengetahuan
akan sesuatu dan mengetahui manfaatnya maka akan timbul sikap positif
(Muhammad Ali, 2005).
31
Ahmadi (2003) mengatakan pengetahuan adalah kesan dalam pemikiran
manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya yang berbeda sekali dengan
kepercayaan, takhayul dan penerangan-penerangan yang keliru.
Pengetahuan
dikumpulkan
dengan
tujuan
untuk
menjawab
semua
permasalahan kehidupan sehari-hari yang dialami oleh dan untuk digunakan
dalam menawarkan berbagai kemudahan padanya.Pengetahuan itu sendiri
banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah pendidikan formal.
Jadi pengetahuan sangat erat hubunganya dengan pendidikan, dimana
diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi, maka orang tersebut akan
semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti
seseorang yang berpendidikan rendah, mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal
ini mengingat bahwa, peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari
pendidikan formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua
aspek yaitu positif dan negative. Kedua aspek ilmiah yang pada akhirnya akan
menentukan sikap seseorang tentang suatu objek tertentu. Semakin banyak aspek
positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif
terhadap objek tertentu.
1. Domain Kognitif Pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
a.
Tahu (know)
Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (Recal) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
32
dipelajari atau ransangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini
adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Jadi tahu
disini diartikan sebagai segala sesuatu yang diketahui ibu hamil tentang
mitos selama kehamilan.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang di ketahui dan menginterprestasikan
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Contohnya
seperti ibu hamil harus dapat menjelaskan kenapa bisa terjadi mitos
kehamilan.
c.
Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada suatu situasi atau kondisi sebenarnya (Real).
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukumhukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau
situasi
yang
lain.
Sehingga
ibu
hamil
dapat
menggunakan
pengetahuannya untuk dapat mencegah terjadinya
mitos selama
kehamilan.
d.
Analisis (Analysis)
Analysis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu metode kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam
struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
33
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti
dapat menggambarkan, memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya.
Misalnya ibu hamil dapat menggambarkan mitos kehamilan tersebut
termasuk mitos kehamilan yang berbahaya dan tidak berbahaya.
e.
Sintesis (Syntesis)
Sintesis
menunjukan
kepada
sesuatu
kemampuan
untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi
yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, menyesuaikan, dan
sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. Contohnya
ibu hamil dapat menyusun atau merencanakan apabila terjadi mitos
kehamilan mereka dapat menetapkan apa yang harus dilakukan.
f.
Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi
berkaitan
dengan
kemampuan
untuk
melakukan
justification atau penilaian tersebut didasarkan pada suatu kriteria-kriteria
yang telah ada. Jadi evaluasi yang dimaksudkan adalah ibu hamil dapat
menilai kejadian mitos kehamilan.
Pengetahuan ibu hamil tentang mitos-mitos selama kehamilan
merupakan kepercayaan yang di peroleh dari warisan nenek moyang
bangsa Indonesia. Mitos-mitos kuno ini di ketahui secara luas oleh
masyarakat. mereka yakin dan percaya akan hal mitos karna budaya dari
nenek monyang pada masa terdahulu telah mempercainya. Artinya
34
pengetahuan mengenai mitos mitos selama kehamilan di terima dari
angkatan berikut nya sesuai dengan pengalaman sebelumnya (redaksi
agromedia, 2003).
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan ada 6 yaitu:
a. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur
hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.
Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terdiri atas
pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar dan madrasah ibtidayah atau
bentuk lain yang sederajat, serta sekolah menengah pertama dan madrasah
sanawiyah atau bentuk lain sederajat, pendidikan menengah terdiri dari
pendidikan menengah umum dan pendidikan tinggi terdiri dari diploma,
sarjana, magister, spesialis dan dokter yang di selengarakan perguruan
tinggi (Sisdiknas, 2003).
b. Media / informasi.
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non
formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact)
sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.
Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang
dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.
35
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti televisi,
radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.
Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media
massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat
mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu
hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan
terhadap hal tersebut (Hidayat, 2007).
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang.
Meskipun seseorang memiliki pendidikan rendah, tetapi jika ia
mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang (Hidayat, 2007).
Pengetahuan seseorang tidak secara mutlak dipengaruhi oleh
pendidikan karena pengetahuan dapat juga diperoleh dari pengalaman
masa lalu, namun tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah
tidaknya seseorang menyerap dan memahami informasi yang diterima
yang kemudian menjadi dipahami.
c. Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian
seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.
Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu
fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial
ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
36
d. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,
baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh
terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada
dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal
balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap
individu.
e. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan
masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang
dikembangkan memberikan pengetahuan dan ketrampilan profesional serta
pengalaman
belajar
selama
bekerja akan dapat
mengembangkan
kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari
keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah
nyata dalam bidang kerja.
Semua pengalaman pribadi dapat merupakan sumber kebenaran
pengetahuan, namun perlu diperhatikan disini bahwa tidak semua
pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan
dengan benar, diperlukan berpikir kritis dan logis (Notoadmodjo, 2007).
Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan
pengetahuan
diantaranya adalah pengalaman, semakin banyak seseorang mendengar,
37
melihat dan melakukan tindakan maka semakin bertambah pengetahuan
tentang subjek tersebut (Taufik, 2007).
f. Usia
Mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola pikirnya.
Menurut teori Notoadmodjo (2007), mengemukakan bahwa makin
tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah
baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan
mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Selain itu
memang daya ingat seseorang dipengaruhi oleh umur. Bertambahnya umur
seseorang
dapat
berpengaruh pada
pertambahan pengetahuan
yang
diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut
kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
2. Sikap (Attitude)
1. Pengertian sikap
Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau
objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat emosi yang
bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan
sebagainya). Campbell (1950) mendefinisikan sangat sederhana, yakni: “An
individual’s attitude is syndrome of response consistency with regard to
object”. Jadi jelas disini dikatakan bahwa sikap itu suatu sindrom atau
38
kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek. Sehingga sikap itu
melibatkan fikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain.
Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa
sikap adalah merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain fungsi sikap belum
merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktifitas, akan tetapi merupakan
predisposisi perilaku (tindakan), atau reaksi tertutup (Notoatmodjo, 2010).
2. Komponen pokok sikap
Menurut Allport (1954) yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010)
sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu :
a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, artinya
bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran ibu hamil terhadap mitos
selama kehamilan.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya
bagaimana penilaian
(terkandung didalam faktor emosi) ibu hamil
terhadap mitos selama kehamilan.
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah
merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.
Misalnya sikap ibu hamil untuk bertindak atau berperilaku terhadap mitos
selama kehamilan.
Ketiga komponen tersebut diatas secara bersama-sama membentuk
sikap yang utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini,
pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.
39
Menurut
Azwar
(2007),
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pembentukan sikap antara lain :
a.
Pengalaman pribadi
Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Middlebrook
(1974) mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman sama sekali dengan
suatu objek psikologis cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap
objek tersebut.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis
atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Keinginan ini
antara lain dimotifasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan
untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
Diantara orang yang biasanya dianggap penting oleh individu adalah
orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman
dekat, guru, teman kerja, istri, suami, dan lain-lain.
c. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap
berbagai masalah karena kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.
d. Media Masa
Dalam menyampaikan informasi sebagai tugas pokoknya, media masa
membawa pesa-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini
40
seseorang. Pesan-pesan sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut,
apabila cukup kuat akan memberi dasar efektif dalam menilai sesuatu.
e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Kedua lembaga ini meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam
individu sehingga kedua lembaga ini merupakan suatu sistem yang
mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap.
f. Pengaruh faktor emosional
Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang
berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk
mekanisme pertahanan ego. Peran gender sangat mempengaruhi keadaan
emosional, perempuan menekankan pada tanggung jawab sosial dalam
emosinya.
Perempuan lebih merasa bertanggung jawab terhadap emosi orang lain.
Mereka sangat memperhatikan keadaan emosi orang lain sehingga lebih
mampu memahami perubahan emosional. Oleh sebab itu kaum
perempuan biasanya jauh lebih memiliki empati terhadap penderitaan
orang lain ketimbang lelaki. Masyarakat memiliki stereotip bahwa lakilaki kurang mampu menghayati perasaan emosionalnya. Adapun
perempuan
sangat
menghayati
emosinya.
Laki-laki
mudah
menyembunyikan emosi yang dialaminya, sedangkan perempuan sulit
menyembunyikan. Oleh sebab itu maka perempuan cenderung dilihat
lebih emosional ketimbang laki-laki. Masyarakat cenderung menganggap
bahwa perempuan lebih mudah merasakan takut, cemas, dan sedih,
daripada laki-laki. Sedangkan laki-laki dianggap lebih mudah untuk
marah (Smartpsikologi, 2007).
41
3. Tingkatan-tingkatan Sikap
Tingkatan sikap menurut Notoatmodjo (2010) adalah sebagai berikut:
a. Menerima (receiving) :
Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus
yang diberikan (objek).
b. Menanggapi (responding) :
Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan
terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.
c. Menghargai (valuing) :
Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang
positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan
orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan
orang lain merespons.
d. Bertanggung jawab (responsible) :
Sikap yang paling tinggi tingkatnya adalah bertanggung jawab terhadap
apa yang telah diyakininya.
Sikap ibu hamil dalam mempercayai mitos-mitos selama kehamilan dapat
mempengaruhi proses kehamilan nya, karna sikap mereka
kurang
mengetahui mana mitos positif dan mitos negatif .
3. Lingkungan
Lingkungan adalah komponen dalam paradikma keperawatan yang
mempunyai implakasi sangat luas bagi keangsungan hidup manusia,
khususnya menyangkut status kesehatan seseorang dan. Lingkungan yang di
maksud dapat berupa lingkungan internal dan eksterna yang berpengaruh,
42
baik secara langsung mapun tidak langsung pad individu; atau masyarakat;
seperti ingkungan yang bersifat biologis, psikologis, sosil, kultural,spiritual,
iklim, system perekonomian, politik dan lain-lain (Mubarak, 2009).
1.
Pengertian lingkungan Masyarakat
Lingkungan Masyarakat adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
manusia atau makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan
kompleks serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan
komponen lainnya (Sujarwohart,2010).
Pada
suatu
lingkungan
terdapat
dua
komponen
penting
pembentukannya sehingga menciptakan suatu ekosistem yakni komponen
biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pada lingkungan hidup
mencakup seluruh makluk hidup di dalamnya, yakni hewan, manusia,
tumbuhan, jamur dan benda hidup lainnya. sedangkan komponen abiotik
adalah benda-benda mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup
makhluk hidup di sebuah lingkungan yakni mencakup tanah, air, api, batu,
udara, dan lain sebaiganya (Sujarwohart, 2010).
2.
Pengertian Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga adalah lingkungan terkecil dalam kesatuan
masyarakat. Keluarga dibangun dari sebuah perkawinan antara seorang lakilaki dengan seorang wanita, kemudian hidup bersama dan menghasilkan
keturunan berupa anak. Maka yang bertanggung jawab dalam sebuah
keluarga adalah orang tua. Dengan demikian dapat dipahami bahwa orang
tua adalah ayah ibu yang melahirkan anak-anaknya serta memelihara
43
mereka dengan penuh kasih sayang agar kelak mereka dapat tumbuh
menjadi besar dan dewasa serta menjadi penerus perjuangan dan citacita orang tuanya. (Sujarwohart,2010).
Lingkungan bagi ibu hamil sangat berpengaruh dengan mitos-mitos
selama
kehamilan,
apabila
lingkungan tempat
tinggal
ibu
hamil
masyarakatnya modern maka mereka tidak akan lagi mempercayai mitosmitos selama kehamilan dan mengabaikan segala sesuatu yang belum tentu
benar adanya terhadap mitos dalam kehamilan.
4. Pendidikan
Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan
untuk mempengaruhi orang lain individu, kelompok atau masyarakat.
Segingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pendidikan,
pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, karena semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat
pengetahuannya, pendidikan meliputi SD,SMP,SMA, dan perguruan Tinggi (
Notoatmodjo,2005).
Adapun tujuan pendidikan menurut Notoatmodjo (2005) adalah suatu
upaya untuk menanamkan pengetahuan atau pengertian pendapat dan konsepkonsep, dan persepsi serta menanamkan tingkah laku, kebiasaan yang baru
semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidikan yang dimiliki
seseorang semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang dilakukan
seperti halnya dalam memilih tempat pemeriksaan kehamilan untuk
mendapatkan pelayanan pada ibu hamil.
44
Jangka pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai
dan kemampuan yang dikembangkan adalah jenjang pendidikan terdiri dari
pendidikan ini merupakan pendidikan awal selama 9 tahun pertama maka
sekolah anak-anak yaitu di sekolah menengah. Pendidikan menengah
merupakan lanjutan pendidikan dasar, diakhiri masa pendidikan SMP, para
siswa harus mengikuti dan lulus ujian nasioanal untuk dapat melanjutkan
pendidikan ke SMA. Pendidikan menengah ke atas merupakan lanjutan dari
pendidikan menengah pertama. Pendidikan perguruan tinggi merupakan
lanjutan dari pendidikan menengah atas dengan pengetahuan dan perubahan
sifat yang semakin bertambah dewasa.(Wordpress.com/2008).
Pendidikan ibu hamil sangat mempengaruhi terhadap kepercayaan
dalam sebuah mitos-mitos kehamilan, semakin tinggi penddikan seorang ibu
hamil maka semakin di abaikan kepercayaan terhadap mitos-mitos selama
kehamilan, namun semakin rendah pendidikan seorang ibu hamil maka
kepercayaannya semakin tinggi terhadap mitos-mitos selama kehamilan.
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka konsep penelitian
Kepercayaan terhadap mitos-mitos pada masa kehamilan sendiri
merupakan suatu perilaku kesehatan. Menurut Notoatmodjo juga mengatakan
mengikut teori Lawrence Green (1980) perilaku ini dipengaruhi oleh 3 faktor
utama yaitu : (1) Faktor predisposisi (predisposing factors). (2) Faktor
pemungkin (enabling factors). (3) Faktor penguat (reinforcing factors).Penulis
hanya meneliti tentang pengetahuan, sikap, lingkunghan dan pendidikan
terhadap mitos- mitos selama kehamilan. Kerangka konsep yang akan diteliti
dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Variabel Independen
Variabel Dependen
Pengetahuan
Mitos-mitos
Sikap
selama kehamilan
Lingkungan
Pendidikan
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
45
46
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
NO
1.
Variable
Dependen
Mitos-mitos
selama
kehamilan
NO
Variabel
Independen
1.
Pengetahuan
2.
3
4
Sikap
Lingkungan
Pendidikan
Definisi
Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Menyebarkan
angket
Kuesioner
dalam bentuk
multiple
choise dengan
jumlah
pertanyaan
sebanyak
5
soal
Cara Ukur
Alat Ukur
Segala sesuatu yang
diketahui ibu hamil
tentang mitos-mitos
selama kehamilan
Menyebarkan
angket
Tinggi bila
X ≥ 10,7
Rendah bila
X < 10,7
Tanggapan
responden terhadap
mitos-mitos selama
kehamilan
Menyebar
angket
Kuesioner
dalam bentuk
dichotomi
choise dengan
jumlah
pertanyaan
sebanyak 8
soal
Kuesioner
dalam bentuk
skala likert
dengan jumlah
pertanyaan
sebanyak 8
soal
Lingkungan adalah
segala sesuatu yang
ada di sekitar
individu, baik
lingkungan fisik,
biologis, maupun
sosial.
Menyebarkan
angket
Kuesioner
Dalam
Bentuk
Multiple
Choise
Denga jumlah
pertanyaan
Sebanyak
5
soal.
Baik bila
X ≥7
Tingkat pendidkan
formal yang di
tempuh oleh ibu
Menyebarkan
angket
Segala
sesuatu
yang dianggap oleh
ibu hamil namun
belum mempunyai
kebenaran
yang
belum tentu benar
adanya
Definisi
Operasional
Kuesioner
dalam
bentuk
multiple
choise
dengan
jumlah
pertanyaan
sebanyak
soal
Hasl Ukur
Positif bila
X ≥ 8,3
Negatif bila
X < 8,3
Skala
Ukur
1
Positif bila
X ≥ 22,6
Skala Ukur
Ordinal
Hasil
Ukur
Ordinal
Ordinal
Negatif bila
X < 22,6
Ordinal
Kurang Baik
bila
X <7
Tinggi, tamat
PT/ diploma
s1,sederajat:
Menengah,
tamat
SMA/sederajat:
Dasar, tamat
SD/SMP/
sederajat
Ordinal
C. Hipotesa Penelitian
Ha: Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil terhadap mitos-mitos
selama kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Lembah Sabil
Kabupaten Aceh Barat Daya.
Ha : Ada hubungan antara sikap ibu hamil terhadap mitos-mitos selama
kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Lembah Sabil Kabupaten Aceh
Barat Daya.
Ha : Ada hubungan antara lingkungan ibu hamil terhadap mitos-mitos selama
kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Lembah Sabil Kabupaten Aceh
Barat Daya.
Ha : Ada hubungan pendidikan ibu hamil terhadap mitos-mitos selama
kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Lembah Sabil Kabupaten Aceh
Barat Daya.
47
48
BAB IV
METODE PENELITIAN
D. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifaf deskriptif yaitu suatu metode penelitian
yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran tentang suatu
keadaan dengan pendekatan cross sectional (Notoatmodjo, 2005). Dalam hal
ini peneliti ingin mengetahui
fakfor-faktor yang berhubungan ibu hamil
dengan mitos-mitos selama kehamilan.
E. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang
berkunjung ke wilayah Kerja puskesmas Lembah Sabil.
b.
Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Accidental
sampling, dimana sampel diambil dari seluruh ibu hamil yang berkunjung ke
Puskesmas Lembah Sabil selama dua minggu. Adapun kriteria sampel yang
akan diteliti adalah sebagai berikut :
a. Ibu hamil
b. Bersedia menjadi responden
c. Dapat membaca dan menulis
49
F. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini di lakukan di wilayah Kerja Puskesmas Lembah sabil
Kabupaten Aceh Barat Daya.
2. waktu
Penelitian ini di laksanakan pada 10 - 24 2013.
D. Pengumpulan Data
1. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan cara pengisian kuisioner yang berisi 27 pertanyaan yang terdiri dari 5
pertanyaan tentang mitos-mitos selam kehamilan, dan untuk mengukur
pengetahuan digunakan soal dalam bentuk dichotomy choice yang terdiri dari
8 pertanyaan dengan memberikan alternatif jawaban sebanyak 2 buah
(BENAR/SALAH) memberikan jawabannya dengan cara memberikan tanda
ceklis (√) pada salah satu pilihan jawaban yang dianggap benar. Pertanyaan
positif dapat dilihat pada nomor 3, 5, 7 dan 8. Sedangkan pertanyaan negative
dapat dilihat pada nomor 1, 2, 4, dan 6. Skor untuk jawaban yang benar = 1,
dan jawaban salah = 0 (Arikunto, 2006).
Untuk pengukuran sikap yang berisikan 8 soal, menggunakan skala
likert, untuk pertanyaan positif /baik dapat dilihat pada nomer 1, 3, 5, 6, 7,
dan 8 dengan alternatif jawaban adalah : Sangat Setuju (SS) = 4, Setuju (S) =
3, Tidak Setuju (TS) = 2, Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 sedangkan untuk
pertanyaan negative dapat dilihat pada nomor 2, dan 4 dengan skor nilai
50
adalah : Sangat Setuju (SS) = 1, Setuju (S) = 2, Tidak Setuju (TS) = 3, Sangat
Tidak Setuju (STS) = 4.
Untuk pengukuran tingkat lingkungan yang berisikan 5 soal dan untuk
mengetahui pendidikan ibu berisikan 1 soal, dalam bentuk choice.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang di kumpulkan langsung dengan
menyebarkan kuesioner pada responden tentang faktor-faktor yang
berhubungan ibu hamil dengan mitos-mitos selam kehamilan.
b. Data Skunder
Data Skunder berupa data terkaitan penelitian yang di dapatkan di
Wilayah kerja puskesmas Kecamatan Lembah Sabil Kabupaten Aceh
Barat Daya dan literature lainnya.
E. Pengolahan data dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Setelah data dikumpulkan dari kuesioner yang memenuhi syarat maka
dilanjutkan pengolahan data dengan langkah-langkah menurut (Arikunto,
2006) :
a. Editing yaitu memeriksa kembali kekeliruan-kekeliruan dalam pengisian
data.
b. Coding yaitu pemberian symbol, kode bagi data-data yang termasuk
dalam kategori yang sama.
c. Transfering yaitu proses pemindahan data dari kuesioner ke master tabel.
51
d. Tabulating yaitu pengelompokan jawaban-jawaban yang serupa dengan
teliti dan teratur, kemudian dihitung beberapa item yang termasuk dalam
satu kategori.
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik
sederhana dalam bentuk bivariat, yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi ibu hamil terhadap mitos-mitos selama kehamilan. Penilaian
hasil ukur yang digunakan adalah sebagai berikut :
Menurut Budiarto, 2002 untuk menentukan nilai mean ( x ) dengan
menggunakan rumus :
Mean x  
n
x
Keterangan :
x

n
= rata-rata (mean)
x = Jumlah data
= Jumlah responden
Sehingga untuk pengetahuan dapat di kategorikan (Notoatmodjo,
2003) :
Tinggi bila
:×≥
Rendah bila
: ×<
Sedangkan
(Notoatmodjo, 2003) :
untuk
variabel
sikap
dikelompokkan
menjadi
52
Positif bila
:×≥
Negatif bila
: ×<
Sedangkan analisa data dalam penelitian ini akan ditampilkan dalam
bentuk distribusi frekuensi dengan rumus (Budiarto, 2002) :
P =f/n x 100 %
Keterangan :
P = Persentase
f = Frekuensi jawaban sampel
N= Jumlah responden
b. Analisa Bivariat
Analisa Bivariat merupakan analisa hasil dari variabel bebas diduga
mempunyai hubungan dengan variabel terikat. Analisa yang digunakan
adalah hasil tabulasi silang. Untuk menguji hipotesa dilakukan analisa
statistic dengan uji Chi - Square Tes (x) pada tingkat kemaknaan 95% (p.
Value < 0,05). Sehingga dapat diketahui perbedaan tidaknya yang bermakna
secara statistic, dengan menggunakan program khusus SPSS for windows.
Melalui perhitungan Chis – Square selanjutnya ditarik suatu kesimpulan, bila
nilai P lebih kecil dari nilai
(0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang
menunjukkan ada hubungan bermakna antara variabel terikat dengan variabel
bebas.
Perhitungan yang digunakan pada uji Chi – Square untuk program
komputerisasi seperti program SPSS adalah sebagai berikut (Hartono,2005):
53
1. Bila pada tabel contingency 2x2 dijumpai nilai e (harapan) kurang dari 5,
maka uji yang digunakan adalah Fisher Axact Tes.
2. Bila pada tabel contingency 2x2 dan tidak dijumpai nilai e (harapan)
kurang dari 5, maka hasil uji yang digunakan adalah Contiuty Correction.
3. Bila pada tabel 2x2 masih juga terdapat frekuensi (harapan e kurang dari
5, maka dilakukan koreksi dengan menggunakan rumus Yate’s
Correction Continu.
4. Bila chi-square Tes (
) tabel terdiri lebih dari 2 x 2, contoh tabel 3x2, x
3 x 3 dan sebagainya, maka p-value yang di gunakan adalah nilai yang
terdapat pada nilai pearson chi-quare 9 hastono, (2001).
Dengan ketentuan:
- Jika p Volue ≥ 0,05 maka Ha di tolak.
- Jika p Volue < 0,05 maka Ha di terima.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Umum Penelitian
Wilayah kerja Puskesmas Lembah Sabil berada di Kecamatan
Lembah Sabil kabupaten Aceh Barat Daya memiliki cakupan 14 desa binaan.
Luas kecamatan 49,40 km2 dengan jumlah pemukiman 1 mukim, dengan
ketinggian tempat rata-rata ± 15 m.
Ditinjau dari segi geografisnya Puskesmas Kecamatan Lembah Sabil
dibatasi oleh :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Manggeng
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Selatan
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Lembah Sabil
yang beralamat di Jln. Meunasah Tengah pada tanggal 10 Juli sampai dengan
24, Tahun 2013, dengan jumlah responden 30 orang. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara membagikan kuesioner yang berisi 27 pertanyaan
tentang pengetahuan, sikap, lingkungan dan pendidikan, diperoleh hasil
sebagai berikut :
54
55
1. Analisa Univariat
a. Mitos
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Mitos Pada Responden di Wilayah Kerja
Puskesmas Lembah Sabil di Tahun 2013
No.
Mitos
Frekuensi
Persentase (%)
1
Positif
11
36,7
2
Negatif
19
63,3
30
100
Total
Sumber : Data Primer ( 10 juni sampai dengan 24 Tahun 2013)
Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 30 responden
mayoritas berada pada kategori negatif terhadap mitos yaitu sebanyak 19
responden (63,3%).
b. Pengetahuan
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pada Responden di Wilayah
Kerja Puskesmas Lembah Sabil di Tahun 2013
No.
Pengetahuan
Frekuensi
Persentase (%)
1
Tinggi
18
60,0
2
Rendah
12
40,0
30
100
Total
Sumber : Data Primer ( 10 juli sampai dengan 24 Tahun 2013)
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dari 30 responden
mayoritas berada pada kategori memiliki pengetahuan tinggi yaitu sebanyak
18 responden (60,0 %).
56
c. Sikap
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Sikap Pada Responden di Wilayah Kerja
Puskesmas Lembah Sabil di Tahun 2013
No.
Sikap
Frekuensi
Persentase (%)
1
Positif
20
66,7
2
Negatif
10
33,3
30
100
Total
Sumber : Data Primer ( 10 juli sampai dengan 24 Tahun 2013)
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 30 responden
mayoritas berada pada kategori memiliki sikap positif yaitu sebanyak 20
responden (66,7 %).
d. Lingkungan
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Lingkungan Pada Responden di Wilayah Kerja
Puskesmas Lembah Sabil di Tahun 2013
No.
Lingkungan
Frekuensi
Persentase (%)
1
Baik
18
60
2
Kurang Baik
12
40
30
100
Total
Sumber : Data Primer ( 10 juli sampai dengan 24 Tahun 2013)
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dari 30 responden
mayoritas berada pada kategori lingkungan baik yaitu sebanyak 18
responden (60 %).
57
e. Pendidikan
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Pendidikan Pada Responden di Wilayah Kerja
Puskesmas Lembah Sabil di Tahun 2013
No.
Pendidikan
Frekuensi
Persentase (%)
1
Tinggi
14
46,7
2
Menengah
9
30,0
3
Dasar
7
23,3
30
100
Total
Sumber : Data Primer ( 10 juli sampai dengan 24 Tahun 2013)
Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa dari 30 responden
mayoritas berada pada kategori pendidikan tinggi yaitu sebanyak 14
responden (46,7 %).
2. Analisa Bivariat
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi tersebut, dilakukan analisa
data bivariat dengan menggunakan program komputer SPSS for windows
untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan ibu hamil dengan mitosmitos selama kehamilan yang meliputi pengetahuan, sikap, lingkungan dan
pendidikan. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel berikut :
58
a. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Mitos-mitos Selama
Kehamilan.
Tabel 5.6
Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Mitos-mitos Selama
Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Lembah Sabil
Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013
No.
Mitos
Positif
Negatif
Pengetahuan
f
%
f
1
Tinggi
2
11,1
16
2
Rendah
9
75
3
Total
11
19
%
Total
f
88,9 18
25
12
p_
Value
%
100
100
0,001
30
Sumber : Data Primer (10 juli sampai dengan 24 Tahun 2013)
Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa dari 18 responden yang
memiliki tingkat pengetahuan tinggi ternyata negatif terhadap mitos-mitos
selama kehamilan yaitu 16 responden (88,9%), sedangkan dari 12 responden
yang memiliki tingkat pengetahuan rendah ternyata positif terhdapmitosmitos selama kehamilan yaitu 9 responden (75%).
Hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square didapatkan nilai p
value = 0,001. Sehingga dapat disimpulkan bahwa P < 0,05 yang artinya Ha
diterima atau terdapat hubungan pengetahuan ibu hamil dengan mitos-mitos
selama kehamilan.
59
b. Hubungan Sikap Ibu Hamil dengan Mitos-mitos Selama Kehamilan.
Tabel 5.7
Hubungan Sikap Ibu Hamil dengan Mitos-mitos Selama Kehamilan
di Wilayah Kerja Puskesmas Lembah Sabil
Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013
No.
Mitos
Positif
Negatif
Sikap
Total
f
%
F
%
f
%
1
Positif
3
15
17
85
20
100
2
Negatif
8
80
2
20
10
100
Total
11
19
p_
Value
0,001
30
Sumber : Data Primer (10 juli sampai dengan 24 Tahn 2013)
Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa dari 20 responden yang
memiliki sikap positif ternyata negatif terhadap mitos-mitos selama
kehamilan, yaitu 17 responden (85%) sedangkan dari 10 responden yang
memiliki sikap negatif
ternyata positif terhadap mitos-mitos selama
kehamilan, yaitu 8 responden (80%) .
Hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square didapatkan nilai p
value = 0,001. Sehingga dapat disimpulkan bahwa p < 0,05 yang artinya Ha
diterima atau terdapat hubungan sikap ibu hamil dengan mitos-mitos selama
kehamilan.
60
c. Hubungan Lingkungan Ibu Hamil dengan Mitos-mitos Selama
Kehamilan.
Tabel 5.8
Hubungan Lingkungan Ibu Hamil dengan Mitos-mitos Selama
Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Lembah Sabil
Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013
No.
Mitos
Positif
Negatif
PLingkungan
f
%
f
1
Baik
5
27,8
13
2
Kurang Baik
6
50
6
Total
11
19
%
Total
f
72,2 18
50
12
p_
Value
%
100
100
0,266
30
Sumber : Data Primer (10 juni sampai dengan 24 tahun 2013)
Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat bahwa dari 18 responden yang
memiliki lingkungan kategori baik ternyata negatif terhadap mitos-mitos
selama kehamilan yaitu 13 responden (72,2%) , dan dari 12 responden yang
memiliki lingkungan kategori kurang baik ternyata positif terhadap mitosmitos selama kehamilan yaitu 6 responden (50%).
Hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square didapatkan nilai p
value = 0,266. Sehingga dapat disimpulkan bahwa p > 0,05 yang artinya Ho
ditolak atau tidak terdapat hubungan lingkungan ibu hamil dengan mitosmitos selama kehamilan.
61
d. Hubungan
Pendidikan
Ibu
Hamil
dengan
Mitos-mitos
Selama
Kehamilan.
Tabel 5.9
Hubungan Pendidikan Ibu Hamil dengan Mitos-mitos Selama
Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Lembah Sabil
Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013
No.
Mitos
Positif
Negatif
Pendidikan
Total
f
%
F
%
f
%
p_
Value
1
Tinggi
0
0
14
100
14
100
2
Menengah
5
55,6
4
44,4
9
3
Dasar
6
85,7
1
14,3
7
100 0,000
100
Total
11
19
30
Sumber : Data Primer (10 juni sampai dengan 24 Tahun 2013)
Berdasarkan tabel 5.9 dapat dilihat bahwa dari 14 responden yang
memiliki tingkat pendidikan tinggi ternyata negatif terhadap mitos-mitos
selama kehamilan yaitu 14 responden (100%), dari
9 responden yang
memiliki tingkat pendidikan menengah ternyata positif terhadap mitos-mitos
selama kehamilan yaitu 5 responden (55,6%), dari 7 responden yang
memiliki tingkat pendidikan dasar ternyata positif terhadap mitos-mitos
selama kehamilan yaitu 6 responden (85,7%).
Hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square didapatkan nilai p
value = 0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa p < 0,05 yang artinya Ha
diterima atau terdapat hubungan pendidikan ibu hamil dengan mitos-mitos
selama kehamilan.
62
C. Pembahasan
a. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Mitos-mitos Selama
Kehamilan.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 18 responden
yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi ternyata negative terhadap mitosmitos selama kehamilan yaitu 16 responden (88,9%), sedangkan dari 12
responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah ternyata positif
terhadap mitos-mitos selama kehamilan yaitu 9 responden (75%).
Hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square didapatkan nilai p
value = 0,001. Sehingga dapat disimpulkan bahwa p < 0,05 yang artinya Ha
diterima atau terdapat hubungan pengetahuan ibu hamil dengan mitos-mitos
selama kehamilan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Citra (2012) yang
berjudul hubungan sikap, pendidikan, dan pengetahuan dengan kepercayaan
ibu hamil terhadap mitos-mitos di wilayah kerja Puskesmas Simpang Tiga
Aceh Besar menunjukkah bahwa ada hubungan pengetahuan dengan
kepercayaan ibu hamil terhadap mitos-mitos dengan p value 0,036.
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan Pengindaran terhadap objek tertentu. Penginderaan
terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia, yakni; penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2007).
Teori yang disampaikan oleh Ahmadi (2003), bahwa pengetahuan
adalah kesan dalam pemikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca
63
inderanya yang berbeda sekali dengan kepercayaan, takhayul dan
penerangan-penerangan yang keliru. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang maka akan
semakin negatif terhadap mitos yang merupakan pendapat atau anggapan
dalam sebuah kebudayaan yang dianggap mempunyai kebenaran mengenai
suatu perkara yang pernah berlaku pada suatu masa dahulu, yang
kebenarannya belum tentu benar adanya.
Menurut peneliti, pengetahuan akan sangat berhubungan terhadap
kepercayaan seseorang. Seseorang yang memiliki pengetahuan tinggi akan
semakin positif tentang hal-hal yang kebenarannya nyata serta akan semakin
negatif terhadap hal-hal seperti mitos-mitos selama masa kehamilan yang
kebenarannya belum tentu benar adanya, seperti seorang ibu hamil yang
memiliki tingkat pengetahuan rendah mereka mempercayai
mitos-mitos
selama kehamilan, salah satunya ibu hamil di larang melakukan aktifitas
jahit menjahit, karena di takutkan dapat terjadinya lilitan tali pusat pada saat
proses persalinan, namun bagi seorang ibu hamil yang memiliki tingkat
pengetahuan tinggi mereka akan mengabaikan mitos-mitos selama
kehamilan dan tidak mempercayai dengan tahayul tersebut.
b. Hubungan Sikap Ibu Hamil dengan Mitos-mitos Selama Kehamilan.
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa dari 20
responden yang memiliki sikap positif ternyata negative terhadap mitos-mitos
selama kehamilan yaitu 17 responden (85%), sedangkan dari 10 responden
yang memiliki sikap negatif ternyata positif terhadap mitos-mitos selama
kehamilan yaitu 8 responden (80%).
64
Hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square didapatkan nilai p
value = 0,001. Sehingga dapat disimpulkan bahwa p < 0,05 yang artinya Ha
diterima atau terdapat hubungan sikap ibu hamil dengan mitos-mitos selama
kehamilan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Azura (2011) yang
berjudul hubungan sikap, pendidikan, dan pengetahuan dengan kepercayaan
ibu hamil terhadap mitos-mitos di wilayah kerja Puskesmas Antapani
Bandung Jawa Barat menunjukkah bahwa ada hubungan sikap dengan
kepercayaan ibu hamil terhadap mitos-mitos dengan p value 0,017.
Menurut Campbell (1950) dalam Notoatmodjo (2007), sikap adalah
juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang
sudah melibatkan faktor pendapat emosi yang bersangkutan (senang-tidak
senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya).
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang disampaikan Allport (1954)
yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010) bahwa komponen pokok sikap
salah satunya terdiri dari kecenderungan untuk bertindak (tend to behave),
artinya sikap adalah merupakan komponen yang mendahului tindakan atau
perilaku terbuka. Misalnya sikap ibu hamil untuk bertindak atau berperilaku
terhadap mitos selama kehamilan.
Menurut peneliti, sikap merupakan kesiapan seseorang dalam bertindak
sehingga akan sangat berpengaruh terhadap tindakan yang dilakukan oleh
seseorang. Semakin positif sikap seseorang maka akan semakin positif pula
pandangan seseorang tentang mitos-mitos selama masa kehamilan, apabila
65
sikap seorang ibu hamil memiliki sikap dan tingkahlaku positif dalam
menyikapi mitos-mitos selama kehamilan maka mereka akan cenderung tidak
mempercayai mitos-mitos selama kehamilan, salah satunya seorang ibu hamil
dilarang makan ikan dan daging di takutkan akan membuat air Asi amis,
namun apabila sikap ibu hamil terlalu negatif dalam menyikapi mitos-mitos
selama kehamilan maka tingkat kepercayaannya semakin tinggi.
c. Hubungan
Lingkungan
Ibu
Hamil
dengan
Mitos-mitos
Selama
Kehamilan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 18 responden yang
memiliki lingkungan kategori baik ternyata negatif terhadap mitos-mitos
selama kehamilan yaitu 13 responden (72,2%), dan dari 12 responden yang
memiliki lingkungan kategori kurang baik ternyata positif terhadap mitos-mitos
selama kehamilan yaitu 6 responden (50%).
Hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square didapatkan nilai p
value = 0,266. Sehingga dapat disimpulkan bahwa p > 0,05 yang artinya Ho
ditolak atau tidak terdapat hubungan lingkungan ibu hamil dengan mitos-mitos
selama kehamilan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Listiana (2012) yang
berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan ibu nifas terhadap
mitos-mitos di wilayah kerja Puskesmas Manggeng Aceh Barat Daya
menunjukkah bahwa ada pengaruh lingkungan dengan kepercayaan ibu
nifas terhadap mitos-mitos (p value 0,001).
66
Lingkungan Masyarakat adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
manusia atau makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan
kompleks serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan
komponen lainnya (Sujarwohart,2010).
Menurut peneliti, lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar
ibu hamil. Semakin baik lingkungan seorang ibu hamil, maka akan semakin
negatif pengaruh terhadap mitos-mitos selama masa kehamilan, begitu juga
sebaliknya dimana semakin rendah lingkungan seorang ibu hamil, maka
akan semakin positif pengaruh terhadap mitos-mitos selama kehamilan,
salah satunya apabila seorang ibu hamil memiliki tingkat pengaruh
lingkungan negatif terhadap masa kehamilan maka ibu hamil akan
mempercayai terhadap mitos selama kehamilan, namun apabila salah satu
dari keluarga ibu hamil memiliki tingkat pengetahuan
dan pendidikan
positif maka pengaruh lingkungan negatif itu tidak dipercayai oleh ibu
hamil, begitu juga sebaliknya. Maka dapat di simpulka mitos dalam
kehamilan juga dapat di pengaruhi oleh dua katagori, yaitu Lingkungan
internal dan lingkungan eksternal.
d. Hubungan
Pendidikan
Ibu
Hamil
dengan
Mitos-mitos
Selama
Kehamilan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 14 responden
yang memiliki tingkat pendidikan tinggi ternyata negatif terhadap mitosmitos selama kehamilan yaitu 14 responden (100%), dari 9 responden yang
memiliki tingkat pendidikan menengah ternyata positif terhadap mitos-mitos
67
selama kehamilan yaitu 5 responden (55,6%), sedangkan dari 7 responden
yang memiliki tingkat pendidikan dasar ternyata positif terhadap mitos-mitos
selama kehamilan yaitu 6 responden (85,7%).
Hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square didapatkan nilai p
value = 0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa p < 0,05 yang artinya Ha
diterima atau terdapat hubungan pendidikan ibu hamil dengan mitos-mitos
selama kehamilan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jannah (2010) yang
berjudul hubungan sikap, pendidikan, dan pengetahuan dengan kepercayaan
ibu hamil terhadap mitos-mitos di wilayah kerja Puskesmas Trumon Aceh
Selatan menunjukkan bahwa ada hubungan pendidikan dengan kepercayaan
ibu hamil terhadap mitos-mitos dengan p value 0,008.
Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan
untuk mempengaruhi orang lain individu, kelompok atau masyarakat.
Sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pendidikan, Jenjang
pendidikan meliputi SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sedertajat dan
perguruan Tinggi (Notoatmodjo,2005).
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa pendidikan ibu hamil
sangat mempengaruhi terhadap kepercayaan dalam sebuah mitos-mitos
kehamilan, semakin tinggi pendidikan seorang ibu hamil maka semakin di
abaikan kepercayaan terhadap mitos-mitos selama kehamilan, namun
semakin rendah pendidikan seorang ibu hamil maka kepercayaan nya
68
semakin tinggi terhadap mitos-mitos selama kehamilan (Wordpress.com,
2008).
Menurut peneliti pendidikan adalah hal yang sangat dibutuhkan oleh
setiap individu. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin
terbuka pemikirannya sehingga akan dapat membedakan hal yang bernar
adanya dan yang diragukan kebenaranya seperti halnya mitos-mitos selama
masa kehamilan salah satunya apabila semakin tinggi tinggkat pendidikan
seorang ibu hamil, maka semakin rendah kepercayaan terhadap mitos selama
kehamilan, seperti mitos ibu hamil di larang duduk di depan pintu ketika
senja, di takutkan akan diikuti oleh makhluk halus, namun apabila tingkat
pendidikan ibu hamil semakin rendah maka mitos-mitos dalam kahamilan
semakin di percayai.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian dan uji statistik tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan mitos-mitos selama kehamilan diwilayah kerja Puskesmas
Lembah Sabil Kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2013, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Ada hubungan pengetahuan dengan mitos-mitos selama kehamilan diwilayah
kerja puskesmas Lembah Sabil Kecamatan Lembah Sabil.
2. Ada hubungan sikap dengan mitos-mitos selama kehamilan diwilayah kerja
Puskesmas Lembah Sabil Kecamatan Lembah Sabil.
3. Tidak ada hubungan lingkungan dengan mitos-mitos selama kehamilan
diwilayah kerja Puskesmas Lembah Sabil Kecamatan Lembah Sabil.
4. Ada hubungan pendidikan dengan mitos-mitos selama kehamilan diwilayah
kerja puskesmas Lembah Sabil Kecamatan Lembah Sabil.
B. Saran
1. Institusi Pendidikan
Diharapkan bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan U’Budiyah khususnya
Program Studi D-III Kebidanan, agar hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan
untuk menambah wawasan ilmu kesehatan terutama tentang mitos-mitos
selama kehamilan serta dapat dijadikan bahan bacaan untuk meningkatkan
pengetahuan mahasiswi tentang mitos-mitos selama kehamilan.
69
70
2. Bagi Tempat Penelitian
Agar hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam rangka
meningkatkan pengetahuan tentang mitos-mitos selama kehamilan.
3. Bagi Petugas Kesehatan
Diaharapkan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan informasi dalam melaksanakan pelayanan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada ibu hamil tentang mitos-mitos selama kehamilan.
4. Bagi Peneliti
Diharapkan agar penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan penambah
pengetahuan dan wawasan serta pengalaman tentang mitos-mitos selama
kehamilan
Download