STRATEGI GURU AQIDAH AKHLAQ DALAM PEMBINAAN AKHLAQUL KARIMAH SISWA MTS DARUL FALAH SIRAHAN CLUWAK PATI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S.I) Pada Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Oleh : AHMAD SAIFUDDIN NIM : 131310001173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA 2015 i HALAMAN JUDUL STRATEGI GURU AQIDAH AKHLAQ DALAM PEMBINAAN AKHLAQUL KARIMAH SISWA MTS DARUL FALAH SIRAHAN CLUWAK PATI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ii NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp. Hal : 3 Eksemplar : Naskah Skripsi An. Sdr. Ahmad Saifuddin Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara Di Jepara Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini saya kirimkan Naskah Sekripsi Saudara : Nama : Ahmad Saifuddin NIM : 131310001173 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Judul Sekripsi : Strategi Guru Aqidah Akhlaq Dalam Pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa Mts Darul Falah Sirahan Cluwak Pati Tahun Pelajaran 2014/2015 Dengan ini saya mohon agar Skripsi saudara tersebut dapat dimunaqosahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jepara, Agustus 2015 Pembimbing Drs. Abdul Rozaq, M.Ag. iii ABSTRAK Ahmad Saifuddin (131310001173) Strategi Guru Aqidah Akhlaq Dalam Pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati Tahun Pelajaran 2014/2015 Skripsi : Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Nahdlotul Ulama’ Jepara. Pembimbing Drs. Abdul Rozaq, M.Ag. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau mendiskripsikan Strategi guru Aqidah Akhlaq dalam membina akhlak karimah siswa di Mts Darul Falah Sirahan Cluwak Pati dan cara upaya pembinaan yang di terapkan akhlak karimah siswa di Mts Darul Falah Sirahan Cluwak Pati. Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan, karna dalam penelitian tersebut peneliti mencoba mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, dan tidak menggunakan data berupa angka atau perhitungan. Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah Mahasiswa Universitas Islam Nahdlotul Ulama’ Jeapara, sedangkan obyek penelitiannya adalah siswa, Guru dan karyawan MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati. Peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut : Apa Strategi yang digunakan oleh guru Aqidah Akhlaq dalam membina akhlakul karimah siswa di MTs. Darul Falah Sirahan Cluwak Pati ?. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati ? Bagaimana hasil dari strategi guru Aqidah Akhlaq dalam Pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati ? Hasil penelitian adalah langkah yang dilakukan dalam Strategi guru Aqidah Akhlaq dalam membina akhlak karimah siswa di Mts Darul Falah Sirahan Cluwak Pati dan cara upaya pembinaan yang di terapkan akhlak karimah siswa di Mts Darul Falah Sirahan Cluwak Pati deangan cara pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Studi Kasus (case study) yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Dari paparan peneliti di atas jelas bahwa hasil dari strategi guru Aqidah Akhlaq yang dilakukan di MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati dalam membina akhlak siswa, sangat baik berdasarkan hasil dari responden dengan persentase rata-ratanya adalah 80,95 %. Hal ini merupakan gambaran nilai positif, bahwa peserta didik sudah ada niat untuk selalu berbuat baik atau melaksanakan akhlakul karimah. Kata kunci : Pembinaan Akhlaqul karimah Siswa MTs Darul Falah, Strategi guru Aqidah Akhlaq dalam pembinaan Akhlaqul karimah dengan berbagai cara. diantaranya yaitu deangan cara member keteladanan, seorang guru mempunyai tingkah laku yang baik sudah barang tentu akan mempengaruhi tingkah laku yang baik pada siswa. iv MOTTO : ﴿ اﻟﻤﺠﺎدﻟﮫ.... ْﯾَﺮْ ﻓَ ِﻊ ﷲُ اﻟَ ِﺪﯾْﻦَ اَ َﻣﻨُﻮْ ا ِﻣ ْﻨ ُﻜ ْﻢ وَاﻟَ ِﺬﯾْﻦَ اُوْ ﺗُﻮْ اا ْﻟ ِﻌ ْﻠ َﻢ َد َرﺟَﺖ ﴾١١ “Allah SWT akan mengangkat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” ( QS: Al Mujadalah:11).1 1 Depag RI. Al Qur’an dan Terjemah, (Semarang: Toha Putra), hlm. 911 v PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk : -Yang terhormat Ayah dan ibuku tercinta Istri dan anakku tercinta serta saudara saudaraku yang sudah banyak membantu dan memberikan motivasi atas terselesaikannya studi S1 UNISNU Jepara. Semoga Allah segera memberikan kemanfaatan, Amiin vi KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,atas limpahan rahmat,taufiq,hidayah dan inayahnya,sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul :” Strategi Guru Aqidah Akhlaq Dalam Pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa Mts Darul Falah Sirahan Cluwak Pati Tahun Pelajaran 2014/2015” yang secara akademis menjadi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana S.1 dalam Ilmu Pendidikan Islam. Di samping itu, apa yang telah tersaji ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,kepadanya kami mengucapkan banyak terima kasih : 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhtarom,HM. selaku Rektor UNISNU Jepara. 2. Bapak Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara. 3. Bapak Drs. Abdul Rozaq, M.Ag. selaku pembimbing yang selalu memberikan pengarahan dan perbaikan yang berguna bagi terwujudnya skripsi ini. 4. Segenap Bapak/Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dan segenap karyawan UNISNU Jepara. 5. Bapak dan Ibu tercinta beserta keluarga yang telah banyak memotivasi dan memberikan bantuan moril maupun materiil. 6. Rekan-rekan seperjuangan yang telah mendorong di kampus UNISNU Jepara. 7. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsai ini. Sungguh kami tidak dapat memberikan balasan apapun,kecuali do’a semoga Allah SWT,memberikan balasan pahala yang berlipat atas amal kebaikan yang telah di berikan. vii Akhirnya kami menyadari bahwa apa yang telah tersaji dalam penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan.Masih banyak hal-hal yang perlu di perbaiki dan di perdalam lebih lanjut atau hal yang kurang sesuai,karena hanya sbatas inilah yang dapat penulis sampaikan,maka dngan segala bentuk kritik dan saran sangat kami harapkan, dimi menindak lanjuti pada kajiankajian yang lebih lanjut. Jeapara, 15 Agustus 2015 Penulis, Ahmad Saifuddin 131310001173 viii TRANSLITERASI ARAB-LATIN Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 0543 b/ U/1987 tertanggal 22 Januari 1988 A. KONSONAN TUNGGAL Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif - Tidak dilambangkan ب Bấ B - ت Tấ T - ث Tsấ S S dengan titik di atas ج Jỉm J - ح Hấ H H dengan titik di bawah خ Khấ Kh - د Dấl D - ذ Zấl Z Z dengan titik di atas ر Rấ R - ز Zấ Z - س Sỉn S - ش Syỉn Sy - ص Sấd S S dengan titik di bawah ض Dấd D D dengan titik di bawah ط Tấ T T dengan titik di bawah ظ Zấ Z Z dengan titik di bawah ع ‘Ain ‘ Koma terbalik (apostrof tunggal) غ Gain G - ف Fấ F - ق Qấ Q - ك Kấ K - ix ل Lấ L - م Mỉm M - ن N N - ھـ Hấ H - و Wấw W - ء Hamzah , Apostrof lurus miring (tidak untuk awal kata) ي Yấ Y - ة tấ’ marbutah H Dibaca ah ketika mawquf ـﺔ...... tấ marbutah H/ t Dibaca ah/ at ketika mawquf (terbaca mati) B. VOKAL PENDEK Arab Latin Keterangan Contoh - A Bunyi fathah pendek اﻓـَ َﻞ - I Bunyi kasrah pendek ُﺳﺌِ َﻞ - U Bunyi dlummah pendek اُ ُﺣ ٌﺪ Keterangan Contoh ـﺎ Bunyi fathah panjang َﻛﺎَن ى/ Bunyi kasrah panjang ﻚ َ ﻓِـ ْﯿ Bunyi dlummah panjang ﻛُﻮْ ﻧُﻮْ ا C. VOKAL PANJANG Arab Latin ي ـﻮ D. DIFTONG Arab Latin Keterangan Contoh ْ َو.... Aw Bunyi fathah diikuti waw ﻣَﻮْ ٌز ْ ي.... Ai Bunyi fathah diikuti ya’ ﻛـَ ْﯿ َﺪ x E. PEMBAURAN KATA SANDANG TERTENTU Arab Latin Keterangan Contoh .....ال Al Bunyi al- Qomariyah اﻟﻘﻤﺮﯾﺔ ش-ال Asy-sy Bunyi al- Syamsiyyah dengan/ اﻟﺸﻤﺴﯿﺔ diganti huruf berikutnya .....وال Wal/ Bunyi al-Qomariyyah/ al- واﻟﻘﻤﺮﯾﺔ wasy-sy Syamsiyyah diawali huruf hidup واﻟﺸﻤﺴﯿﺔ adaah tidak terbaca xi DAFTAR ISI Halaman Judul………..……………………………………………………...……ii Halaman Nota Pembimbing ……………..……………………………………….iii Halaman Pengesahan………...………………………………...…………………iv Abstrak ................................................................................................................. ..v Halaman Motto………….………..………………………………………………vi Halaman Persembahan………………………………………….…………..……vii Kata Pengantar …………………………………………………………….…...viii Pedoman Transliterasi ………………………………………………………….....x Daftar ISI…………..……………………………………………………………xiii BAB I PENDAHULUAN…….…………………………………………………………...1 A. latar Belakang Masalah………………………………………….…..1 B. Rumusan Masalah …………………………….………………….…4 C. Tujuan , ………………………...………………………………..… 4 D. Manfaaat Penelitian ……………………………………….………. 5 E. Penilitian Terdahulu Yang Relevan …………………………….…. 6 F. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………..…………... 8 G. Metode Penelitian ……………………………………………...….. 8 H. Sistematika Penelitian ……....…………………………………..…14 BAB II KAJIAN TEORI A. Guru . ……...……………………………………………………... 17 1. Pengertian Guru ……………………………………………… 17 2. Peran dan Tugas Guru ………………………………………... 19 3. Kompetensi Guru …………………………………………….. 27 B. Aqidah Akhlaq …………………………………………..…..…… 32 1. Pengertian Aqidah Akhlaq …………………………………… 32 2. Tujuan Aqidah Akhlaq ……………………………………….. 33 C. Pembinaan Akhlaqul Karimah ………….. ………………………. 36 xii 1. Pengertian Pembinaan Akhlaqul Karimah ………….. ……….. 36 2. Dasar dan Tujuan Pembinaan Akhlaqul Karimah …………….. 38 3. Sumber Hukum Akhlaqul Karimah ………….. ……………… 39 D. Macam-macam Akhlaqul Karimah ………….………………….... 41 E. Stategi Pembinaan Akhlaqul Karimah ………………………….... 44 BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN A. Data Umum ………………………………………………............…46 1. Sejarah Singkat MTs Darul Falah Sirahan…..…….…………… 46 2. Visi dan Misi Darul Falah …………......................................….. 48 3. Keadaan Guru Dan Siswa ………………………………………. 49 B. Data Khusus….……….…………………………………………….. 52 1. Strategi Guru Aqidah Akhlaq………. ………………………….. 52 2. Pembinaan Akhlaqul karimah ….……………………………… 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan Data………………………………………..………..…..55 B. Hasil Pengolahan Data ………….......................................................55 C. Strategi Guru Aqidah Akhlaq Dalam Pembinaan Akhlaqul karimah…. Siswa.................................................................................................. 58 D. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pembinaan Akhlaqul…. Karimah Siswa …………………………………………………….. 60 E. Hasil strategi Guru Aqidah Akhlaq Dalam Pembinaan Akhlaqul…... Karimah Siswa MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati …...………. 63 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………… 66 B. Saran ………………………...…………………………………….67 C. Penutup ………………………...……………………………….....78 Daftar pustaka Lampiran-lampiran Daftar riwayat pendidikan penuli xiii 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai bantuan kepada anak didik terutama pada aspek moral atau budi pekerti.1 Kebutuhan akan pendidikan merupakan hal yang tidak bisa dipungkiri, bahkan semua itu merupakan hak semua warga Negara, Berkenaan dengan ini, di dalam UUD 45 Pasal 31 ayat (1) secara tegas disebutkan bahwa; "Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran". Tujuan pendidikan nasional dinyatakan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2 Dengan demikian pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembanagan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan. Dalam perkembangan proses kedewasaan tersebut, tidak semua tugas pendidikan dapat dilakukan oleh orang tua dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam ilmu pengetahuan yang lainnya. Oleh karena itu orang tua mengirim anak-anaknya ke sekolah untuk belajar berbagai ilmu pengetahuan. 1 Ahmad Rifa’i, Psikologi Pendidikan, (Semarang: LP3 UNNES, 2011), hlm. 189 Noehi Nasution, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Direktorat Kelembagaan Agama Islam, 1995), hlm. 2. 2 2 Dapat kita mengerti betapa pentingnya proses mendidik anak dalam lingkungan. Proses pendidikan itu dapat tercapai apabila tercipta harmonisasi antara orang tua dengan guru sebagai pendidik di sekolah. Agama merupakan dasar pijakan manusia yang memiliki peranan penting dalam proses kehidupan manusia.3 Agama sebagai pijakan memiliki aturanaturan yang mengikat manusia dan mengatur kehidupannya menjadi lebih baik. Karena agama selalu mengajarkan yang terbaik bagi penganutnya.4 Dengan demikian tugas guru pendidikan Agama Islam disekolah adalah membina dan mendidik siswanya melalui pendidikan agama islam yang dapat membina akhlak para siswa dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Tugas tersebut terasa berat karena ada unsur tanggung jawab mutlak guru, akan tetapi juga keluarga dan masyarakat mendukung dan bertanggung jawab serta bekerja sama dengan mendidik anak, maka pembinaan akhlakul karimah akan dicapai dengan baik. Untuk mewujudkan hal tersebut maka seorang guru pendidikan Agama Islam mampu berupaya dan menggunakan beberapa strategi dalam upaya pembinaan akhlak siswa, baik itu strategi dalam penyampaian materi Agama Islam dengan menggunakan metode atau strategi tentang kegiatan apa saja yang harus dilaksanakan dalam membina akhlak siswa, karena dengan menggunakan strategi dapat mengghasilkan tujuan yang diinginkan dalam pendidikan. 3 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 12. 4 Chabib Thoha dkk, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 109-110. 3 Strategi yang harus dilakukan oleh guru pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak anak didik, selain menggunakan beberapa metode dalam penyampaian materi juga harus ditunjang dengan adanya keteladanan atau pembiasaan tentang sikap yang baik, tanpa adanya pembiasaan dan pemberian teladan yang baik, pembinaan tersebut akan sulit mencapai tujuan yang diharapkan, dan sudah menjadi tugas guru pendidikan agama islam untuk memberikan keteladanan atau contoh yang baik dan membiasakannya bersikap baik pula. Dengan demikian strategi merupakan komponen yang penting dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan pembinaan kerena dengan adanya strategi guru pendidikan agama islam dalam pembinaan akhlakul karimah siswa, strategi selain untuk memaksimalkan dan memudahkan proses pembinaan akhlakul karimah siswa yang bertujuan untuk menigkatkan mutu guru pendidikan agama islam khususnya peningkatan dalam bidang cara mengajar, yang mana strategi tersebut merupakan jembatan penghubung dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan dari latar belakang penulis terdorong untuk melakukan penelitian yang dirumuskan dalam judul ” Strategi Guru Aqidah Akhlaq Dalam Pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati Tahun Pelajaran 2014/2015”. 4 B. Rumusan Masalah Bertolak dari masalah tersebut di atas, penulis akan merumuskan masalah yang menjadi dasar pokok pembahasan skripsi ini. Adapun rumusan masalah tersebut adalah : 1. Apa Strategi yang digunakan oleh guru Aqidah Akhlaq dalam membina akhlakul karimah siswa di MTs. Darul Falah Sirahan Cluwak Pati ? 2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati ? 3. Bagaimana hasil dari strategi guru Aqidah Akhlaq dalam Pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati ? C. Tujuan Penelitian Dalam pembahasan skripsi ini, tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui Strategi yang digunakan oleh guru Aqidah Akhlaq dalam membina akhlakul karimah siswa di Mts Darul Falah Sirahan Cluwak Pati . 2. Untuk mengetahui Faktor yang mendukung dan menghambat dalam pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati. 3. Untuk mengetahui hasil dari strategi guru Aqidah Akhlaq dalam Pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati. 5 D. Manfaat Penelitian Setelah penulis menyelesaikan penelitian tentang upaya guru pendidikan agama islam dalam membina akhlak siswa maka penelitian ini diharapkan bermanfaat : 1. Bagi peneliti a. Penelitian ini merupakan pengalaman yang berharga yang dapat dijadikan sebagai bekal bagi peneliti. b. Penelitian dapat memberikan wawasan yang luas, sehingga peneliti dapat tanggap terhadap moralitas siswa. 2. Bagi UNISNU Jepara Sebagai tambahan khazanah ilmiyah bagi perpustakaannya (sebagai referensi dan sebagai penambah pembendaharaan perpustakaan Fakultas Tarbiyah. 3. Manfaat bagi guru Penelitian ini dapat digunakan bermanfaat sebagai bahan informasi yang merupakan usaha peningkatan motivasi belajar siswa serta bahan evaluasi dan pemikirannya. 4. Sekolah / Lembaga Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi lembaga agar dapat dijadikan sebagai rujukan dalam upaya pembinaan Akhlaqul Karimah siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak. 6 E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan menjelaskan tentang " Strategi Guru Aqidah Akhlaq Dalam Pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati Tahun Pelajaran 2014/2015”. Penelitian sebelumnya dalam kajian semacam ini telah mendahului penelitian ini, diantaranya adalah : 1. Sekripsi Muhammad Toha (Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarata) yang berjudul ” Usaha Guru Agama Islam dalam Membina Akhlaq Pada Siswa di SLTPN 3 Kuningan Jawa Barat”. Dalam sekripsi tersebut dijelaskan mengenai langkah-langkah yang dilakukan guru untuk membina Akhlaq siswa tentang pendidikan Agama Islam. 2. Rias Ernawati (2005) dalam skripsinya yang berjudul “ Pengaruh Keteladanan Guru Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa SDN Kecamatan Gatak Sukoharjo ”.5 Kesimpulan dari penelitianya adalah (1) Ada peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran PAI. Hasil analisis dari penelitian ini yaitu,(1) terdapat perbedaan pengaruh keteladanan guru terhadap hasil belajar PAI, (2) terdapat perbedaan pengaruh hasil belajar tinggi dan rendah terhadap hasil belajar PAI, dan (3) terdapat pengaruh interaksi antara keteladanan guru terhadap hasil belajar PAI, dan berpengaruh terhadap Akhlaq pada siswa. 5 Rias Ernawati, “Pengaruh Keteladanan Guru Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa SDN Kecamatan Gatak Sukoharjo” 2005, Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES Semarang 2005 hlm.50-51 7 Selain kedua penelitian di atas adalah penelitian yang dilakukan oleh Maslakhah pada tahun 2000.6 Dengan judul penelitian “Prinsip-prinsip Bimbingan Penyuluhan Agama terhadap Kenakalan siswa ,Remaja(Pada Kasus Penyalahgunaan Narkotik dan Obat-obatan Terlarang) Menurut Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari)”. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa kenakalan remaja merupakan suatu kepribadian anti sosial atau gangguan tingkah laku. Adapun faktor penyebabnya adalah faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Sehingga upaya penanggulangannya dilakukan secara komprehensif meliputi bidang preventif, kuratif, terapi atau represif yang melibatkan beberapa pihak yaitu orang tua, guru, aparat kamtibmas dan masyarakat. Sedangkan prinsip Islam menurutnya dalam memerangi Penyalahgunaan NAZA adalah dengan berpegang teguh pada agama Allah yaitu Islam. Hal ini peran guru sangat penting dalam membina Akhlaq siswa agar terarah ke hal-hal yang positif. Untuk mengembangkan penelitian yang sudah ada dan untuk menemukan pemaknaan baru maka dipandang penting untuk dilakukan penelitian tentang “Strategi Guru Aqidah Akhlaq Dalam Pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa MTs. Darul Falah Sirahan Cluwak Pati Tahun Pelajaran 2014/2015”. 6 Eny Yusrini, Prinsip-prinsip Bimbingan Penyuluhan Agama terhadap Kenakalan Remaja (Pada Kasus Penyalahgunaan Narkotik dan Obat-obatan Terlarang) Menurut Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari), Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang 1998. 8 F. Ruang Lingkup Penelitian Untuk menjaga terjadinya pembahasan yang terlalu luas dan menyimpang dari materi pokok, sehingga tidak mengarah pada sasaran dan tujuan, maka peneliti membuat batasan-batasan permasalahan yang akan dipaparkan yaitu meliputi Pembahasan pembinaan Akhlaqul karimah, pengertian Akhlaqur karimah, faktor-faktor pendukung dan penghambat pembinaan Akhlaqur karimah, pembahasan mengenai strategi guru dalam pembinaan Akhlaqul karimah siswa, metode yang digunakan guru pada mata pelajaran Akidah Akhlak. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan lapangan, karna dalam penelitian tersebut peneliti mencoba mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, dan tidak menggunakan data berupa angka atau perhitungan.7 Menurut jenisnya penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif, dimana peneliti harus mengunakan diri mereka sebagai instrumen, mengikuti data. Dalam berupaya mencapai wawasan imajinatif kedalam dunia Respoden, peneliti diharapkan fleksibel dan reflektif tetapi tetap mengambil jarak. 7 Lexy J, moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Cet. 4, (Bandung: Remaja Rosda Karya, Bandung, 19993), hlm.2 9 Pada hakekatnya penelitian Kualitatif ini digunakan karna beberapa pertimbangan antara lain: pertama, menyesuaikan metode kualiatif lebih muda apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsuang hakekat hubungan antara peneliti dan responden; ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman, pengaruh bersama dari terhadap pola-pola yang dihadapi.8 Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Studi Kasus (case study) yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. 2. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang berkaitan dengan pembahasan skripsi ini maka peneliti mengunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Metode Observasi Metode observasi yaitu penyelidikan yang dilakukan dengan mengadakan pengindraan kepada objeknya dengan sengaja dan mengadakan pencatatan-pencatatan.9 Metode ini dilakukan dengan jalan 8 10 9 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Fakulltas Psikologi UGM, 1989), hlm. Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hlm. 229 10 mengadakan pengamatan secara sistematika terhadap objek, baru kemudian dilakukan pencatatan setelah penelitian itu selesai. b. Metode Dokumentasi Yaitu metode pengumpulan data, dengan cara mencari data, atau informasi, yang sudah dicatat/dipublikasikan dalam beberapa dokumen yang ada, seperti buku induk, buku pribadi dan surat-surat keterangan lainnya. Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa: Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip buku, surat kabar, majalah, prasasti, metode cepat, legenda dan lain sebaginya. c. Metode Interview Sutrisno Hadi mengatakan : “Interview adalah sebagai suatu preses tanya jawab dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat yang lain dapat mendengarkan dengan telinganya sendiri tampaknya merupakan alat pengumpul informasi langsung terhadap beberapa jenis data sosial ”. Menurut Masri Singarimbum,10 pada penelitian survai, penggunaan angket merupakan hal yang paling pokok untuk pengumpulan data di lapangan. Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan (kuantifikasi), disusun tabel-tabel dan dianalisa secara statistik untuk menarik kesimpulan penelitian. Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah (1) untuk memperoleh informasi yang 10 Ibid, hlm. 225 11 relevan dengan masalah dan tujuan penelitian, dan (2) untuk memperoleh informasi dengan reliabel dan validitas yang tinggi. Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun kuesioner, pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan strategi guru Aqidah Akhlaq dalam pembinaan Akhlaqul Karimah di MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati. 3. Teknik Analisis data Dalam menganalisis data, yang penulis peroleh dari observasi (penelitian), interview, Dokumentasi dan Angket penulis menggunakan teknik analisis Deskriptif Kualitatif. Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah penyajian dan analisa data. 11 Dalam menganalisa data ini digunakan teknik yang sesuai dengan data yaitu, data Deskriptif. Adapun yang dimaksud Deskriptif, menurut pendapat Winarno Surakhmat, adalah menentukan dan menafsirkan data yang ada. Misalnya tentang situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang nampak, atau tentang satu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang nampak, pertentangan yang meruncing dan sebagainya. Dengan demikian data yang telah terkumpul, kemudian disimpulkan dan ditafsirkan, sehingga terdapat berbagai masalah yang timbul dapat diuraikan dengan tepat dan jelas. 11 49 Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:Rakesarasin, 1998) hlm. 12 Menurut Miles dan Huberman ada tiga metode dalam analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, model data, penarikan/verifikasi kesimpulan. 12 a) Reduksi Data Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian “data mentah” yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan yang tertulis. Sebagaimana kita ketahui, reduksi data terjadi secara kontinu melalui kehidupan suatu proyek yang diorientasikan secara kualitatif. Faktanya, bahkan “sebelum” data secara aktual dikumpulkan. Reduksi data bukanlah sesuatu yang terpisah dari analisis. Ia merupakan bagian dari analisis. Pilihan-pilihan peneliti potonganpotongan data untuk diberi kode, untuk ditarik ke luar,dan rangkuman pola-pola sejumlah potongan, apa pengembangan ceritanya, semua merupakan pilihan-pilihan analitis. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara di mana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan. b) Penyajian Data/ Data display Penyajian data adalah suatu kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun. Seperti yang disebutkan Emzir dengan melihat sebuah tayangan membantu kita memahami apa yang terjadi dan melakukan 12 Milles, M.B. and Huberman,.. Qualitative Data Analysis. ( London: Sage Publication, 1984), hlm. 76 13 sesuatu analisis lanjutan atau tindakan yang didasarkan pada pemahaman tersebut. Bentuk penyajian data kualitatif : 1) Teks Naratif : berbetuk catatan lapangan; 2) Model tersebut mencakup berbagai jenis matrik, grafik, jaringan kerja, dan bagan. Semua dirancang untuk merakit informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu, bentuk yang praktis. Pada umumnya teks tersebut terpencar-pencar, bagian demi bagian, tersusun kurang baik. Pada kondisi seperti itu peneliti mudah melakukan suatu kesalahan atau bertindak secara ceroboh dan sangat gegabah mengambil kesimpulan yang memihak, tersekat-sekat dan tidak berdasar. Kecenderungan kognitifnya adalah menyederhanakan informasi yang kompleks ke dalam kesatuan bentuk yang disederhanakan dan selektif atau konfigurasi yang mudah dipahami. c) Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Kesimpulan Langkah ketiga dari aktivitas analisis adalah penarikan dan verifikasi kesimpulan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan apakah “makna” sesuatu., mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur kausal, dan proporsi-proporsi. Peneliti yang kompeten dapat menangani kesimpulan-kesimpulan ini secara jelas, memelihara kejujuran dan kecurigaan. Kesimpulan “akhir” mungkin tidak akan terjadi hingga pengumpulan data selesai, tergantung pada ukuran korpus dari catatan 14 lapangan, pengodean, penyimpanan, dan metode-metode perbaikan yang digunakan, pengalaman peneliti, dan tuntutan dari penyandang dana, tetapi kesimpulan sering digambarkan sejak awal, bahkan ketika seorang peneliti menyatakan telah memproses secara induktif. H. Sistematika Penelitian Di dalam penulisan skripsi ini peneliti membagi ke dalam tiga bagian. Diantara bagian yang satu dengan yang lain merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling berhubungan. Adapun bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagian awal Bagian permulaan ini memuat halman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman moto, halaman abstrak, halaman pernyataan, halaman kata pengantar, pedoman translitasi, halaman ucapan terima kasih, daftar isi. 2. Bagian isi Bagian isi dari skripsi ini mencakup: Bab satu, merupakan pendahuluan yang memuat tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Ruang Lingkup Penelitian, Metode Penelitian, Sistematika Penelitian. Bab dua, merupakan kajian teori pertama tentang Guru meliputi Pengertian Guru, Peran dan Tugas Guru, Kompetensi Guru. Dan tentang Aqidah Akhlaq meliputi pengertian Aqidah Akhlaq, Tujuan Aqidah 15 Akhlaq, Materi Aqidah Akhlaq. Dan tentang Pembinaan Akhlaqul Karimah yang membahas Pengertian Pembinaan Akhlaqul Karimah, Dasar dan tujuan Pembinaan Akhlaqul Karimah, Macam-macam Akhlaqul Karimah, strategi pembinaan Akhlaqul Karimah. Bab tiga, berisikan Data Umum yang meliputi Sejarah singkat MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati, Visi dan Misi, Keadaan Guru dan Keadaan Siswa. dan Data khusus yang meliputi strategi guru Aqidah Akhlaq dan pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati. Bab empat merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang terkait dengan upaya Guru Aqidah Akhlaq Dalam Pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa., Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa. Bab lima, merupakan akhir dari pembahasan bab-bab sebelumnya yang memuat kesimpulan, saran, penutup. 3. Bagian Akhir Bagian akhir, dalam bagian ini memuat daftar pustaka, lampiran dan daftar riwayat hidup pendidikan penulis. 16 BAB II KAJIAN TEORI A. Guru 1. Pengertian Guru Guru adalah pendidik porfesional yang mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, pada jalur pendidikan formal, pendidika dasar dan pendidikan menengah. Untuk itu guru harus menyatu, menjiwai dan menghayati tugas-tugas keguruannya1 Guru dalam bahasa jawa adalah menunjuk pada seorang yang harus digugu dan ditiru oleh semua murid dan bahkan masyarakat. Harus digugu artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakkini sebagai kebenaran oleh semua murid. Sedangkan ditiru artinya seorang guru harus menjadi suri teladan (panutan) bagi semua muridnya. Secara tradisional guru adalah seorang yang berdiri didepan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan. Guru sebagai pendidik dan pengajar anak, guru diibaratkan seperti ibu kedua yang mengajarkan berbagai macam hal yang baru dan sebagai fasilitator anak supaya dapat belajar dan mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal,hanya saja ruang lingkupnya guru berbeda, guru mendidik dan mengajar di sekolah negeri ataupun swasta. 1 Zainal Aqib, Profesionalisme Guru, (Surabaya : Insan Cendekia, 2002), hlml.86 17 Adapun pengertian guru menurut para ahli:2 1. Menurut Noor Jamaluddin Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri. 2. Menurut Peraturan Pemerintah Guru adalah jabatan fungsional, yaitu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan keahlian atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. 3. Menurut Keputusan Men.Pan Guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah. 4. Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 2 Abdul Aziz, Kurikulum Pedoman PAI di Sekolah Umum, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2004), hlm.1 18 2. Peran dan Tugas Guru Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang peran guru yang harus dilakoni. Peran guru yang beragam telah diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan Young, Manan serta Yelon dan Weinstein. Adapun peran-peran tersebut adalah sebagai berikut :3 a. Guru Sebagai Pendidik Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Peran guru sebagai pendidik (nurturer) berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada. 3 23 Zainal Aqib, Menjadi Guru Profesional berstandar Nasional, (Yrama Widya, 2000), hlm 19 b. Guru Sebagai Pengajar Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika factor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik. Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil dalam memecahkan masalah. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran, yaitu: Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis, Mensintesis, Bertanya, Merespon, Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan, Memberikan pandangan yang bervariasi, Menyediakan media untuk mengkaji materi standar, Menyesuaikan metode pembelajaran, Memberikan nada perasaan. Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru-guru harus senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah dimilikinya ketika mempelajari materi standar. c. Guru Sebagai Pembimbing Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya 20 menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. Sebagai pembimbing perjalanan guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut:4 1) Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai. 2) Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis. 3) Guru harus memaknai kegiatan belajar. 4) Guru harus melaksanakan penilaian. 5) Guru Sebagai Pemimpin. Guru diharapkan mempunyai kepribadian dan ilmu pengetahuan. Guru menjadi pemimpin bagi peserta didiknya. Ia akan menjadi imam. d. Guru Sebagai Pengelola Pembelajaran Guru harus mampu menguasai berbagai metode pembelajaran. Selain itu, guru juga dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. 4 Chabib Thoha dkk, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1999), hal 109-110. 21 e. Guru Sebagai Model dan Teladan Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru: sikap dasar, bicara dan gaya bicara, kebiasaan bekerja, sikap melalui pengalaman dan kesalahan, pakaian, hubungan kemanusiaan, proses berfikir, perilaku neurotis, selera, keputusan, kesehatan, gaya hidup secara umum. Perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta didik harus berani mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri. Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian menyadari kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan harus diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya. f. Sebagai Anggota Masyarakat Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan disegala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya. Guru perlu juga 22 memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain melalui kegiatan olah raga, keagamaan dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab kalau tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang bisa diterima oleh masyarakat. g. Guru sebagai administrator Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Guru akan dihadapkan pada berbagai tugas administrasi di sekolah. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik. h. Guru Sebagai Penasehat Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan 23 penasihat secara lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental. i. Guru Sebagai Pembaharu (Inovator) Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain, demikian halnya pengalaman orang tua memiliki arti lebih banyak daripada nenek kita. Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan. Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga ini kedalam istilah atau bahasa moderen yang akan diterima oleh peserta didik. Sebagai jembatan antara generasi tua dan genearasi muda, yang juga penerjemah pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang terdidik. j. Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreatifitas tersebut. Kreatifitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan cirri aspek dunia kehidupan di sekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu. 24 Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilaianya bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya. k. Guru Sebagai Emansipator Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap insan dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan “budak” stagnasi kebudayaan. Guru mengetahui bahwa pengalaman, pengakuan dan dorongan seringkali membebaskan peserta didik dari “self image” yang tidak menyenangkan, kebodohan dan dari perasaan tertolak dan rendah diri. Guru telah melaksanakan peran sebagai emansipator ketika peserta didik yang dicampakkan secara moril dan mengalami berbagai kesulitan dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang percaya diri. l. Guru Sebagai Evaluator Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian harus 25 dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. m. Guru Sebagai Kulminator Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Di sini peran kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator. Guru sejatinya adalah seorang pribadi yang harus serba bisa dan serba tahu. Serta mampu mentransferkan kebisaan dan pengetahuan pada muridnya dengan cara yang sesuai dengan perkembangan dan potensi anak didik. Begitu banyak peran yang harus diemban oleh seorang guru. Peran yang begitu berat dipikul di pundak guru hendaknya tidak menjadikan calon guru mundur dari tugas mulia tersebut. Peran-peran tersebut harus menjadi tantangan dan motivasi bagi calon guru. Dia harus menyadari bahwa di masyarakat harus ada yang menjalani peran guru. Bila tidak, maka suatu masyarakat tidak akan terbangun dengan utuh. Penuh ketimpangan dan akhirnya masyarakat tersebut bergerak menuju kehancuran. 26 3. Kompetensi Guru Menurut Mulyasa kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Menurut Muhaimin, kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksankan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.5 Sifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ketetapan, dan keberhasilan bertindak. Sifat tanggung jawab harus ditunjukkan sebagai kebenaran tindakan baik dipandang dari sudut ilmu pengetahuan, teknologi maupun etika. Menurut Muhibbin Syah kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian kompetensi guru adalah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Selanjutnya bahwa kompetensi menurut guru Muhibbin adalahkemampuan Syah, dikemukakan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi guru juga dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ditampilkan dalam bentuk perilaku cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan 5 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 12. 27 profesinya . Menurut Mulyasa kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, sosial, spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme. Jadi kompetensi profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya. Guru yang kompeten dan profesional adalah guru piawai dalam melaksanakan profesinya. Berdasarkan uraian di atas kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru. Guru sebagai agen pembelajaran diharapkan memiliki empat jenis kompetensi guru. Empat kompetensi tersebut yakni kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian, dan kompetensi professional. Bahwa guru yang profesional itu memiliki empat kompetensi atau standar kemampuan yang meliputi kompetensi Kepribadian, Pedagogik, Profesional, dan Sosial. Kompetensi guru adalah kebulatan pengetahuan , keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Sebagai agen pembelajaran maka guru dituntut untuk kreatif dalam mnenyiapkan metode dan strategi yang cocok untuk kondisi anak didiknya, memilih dan menetukan sebuah metode pembelajaran yang sesuai dengan indikator 28 pembahasan. Dengan sertifikasi dan predikat guru profesional yang disandangnya, maka guru harus introspeksi diri apakah saya sudah mengajar sesuai dengan cara-cara seorang guru profesional. Sebab disadarai atau tidak banyak diantara kita para pendidik belum bisa menjadi guru yang profesional sebagai mana yang diharapkan dengan adanya sertifikasi guru sampai saat ini.6 a. Kompetensi kepribadian Adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Sub kompetensi dalam kompetensi kepribadian meliputi : 1) Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga menjadi guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma. 2) Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etod kerja sebagai guru. 3) Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemamfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak. 6 Ibid, hlm. 15 29 4) Kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadappeserta didik dan memiliki perilaku yangh disegani. 5) Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputibertindak sesuai dengan norma religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong) dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik. b. Kompetensi Pedagogik Kemampuan pemahaman terhadappeserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Sub kompetensi dalam kompetensi Pedagogik adalah : 1) Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami peserta didik dengan memamfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik. 2) Merancang pendidikan pembelajaran,teermasuk memahami landasan untuk kepentingan pembelajaran yang meliputi memahmi landasan pendidikan, menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih. 30 3) Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar ( setting) pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif. 4) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan denga berbagai metode,menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level), dan memamfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum. 5) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya meliputi pengembangan memfasilitasi berbagai peserta potensi didik untuk akademik, dan memfasilitasipeserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik. c. Kompetensi Profesional Adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulummata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. Sub kompetensi dalam kompetensi Profesional adalah : 1) Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi yang meliputi memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum 31 sekolah, memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antar nmata pelajaran terkait, dan menerapkan konsepkonsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. 2) Menguasai struktur dan metode keilmuan yang meliputi menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk membperdalam pengetahuandan materi bidang studi. d. Kompetensi Sosial Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. B. Aqidah Akhlaq 1. Pengertian Aqidah Akhlaq Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu [ -ﻋﻘَ َﺪ َ َﻋ ْﻘ ًﺪ- ]ﯾَ ْﻌﻘِ ُﺪartinya adalah mengikat atau mengdakan perjanjian. Sedangkan Aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati& diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh keragu-raguan.7 Dalam definisi yg lain disebutkan bahwa aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan. 7 A.Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung : CV Pustaka setia, 1997), hlm.11. 32 Berdasarkan pengertian-pengertian tadi dapat dirumuskan bahwa aqidah adalah dasar-dasr pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam yg wajib dipegang oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat. Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [ ]ﺧﻠﻖjamaknya [ ]أﺧﻼقyang artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi pekerti. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak dapat diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal dan agama, maka disebut akhlak yg baik atau akhlaqul karimah, atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan spontan itu berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela atau akhlakul madzmumah. 2. Tujuan Aqidah Akhlaq Aqidah akhlak harus menjadi pedoman bagi setiap muslim. Artinya setiap umat Islam harus meyakini pokok2 kandungan aqidah akhlak tersebut. Adapun tujuan aqidah akhlak itu adalah :8 a) Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang sejak lahir. Manusia adalah makhluk yang berketuhanan. Sejak dilahirkan manusia terdorong mengakui adanya Tuhan. Firman Allah dalam surah Al-A’raf ayat 172-173: 8 Ibid, hlm. 13 33 ﴾﴿اﻷﻋﺮف Artinya: “dan (Ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan kehinaan anakanak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka, seraya berfirman: “Bukankah Aku ini Tuhanmu? “, mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami jadi saksi” (Kami lakukan yg demikian itu), agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yg lengah terhadap ini (Keesaan tuhan)” atau agar kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang datang sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karna perbuatan orang-orang yang sesat dahulu. (QS. Al A’raf 171-172) 9 Dengan naluri ketuhanan, manusia berusaha untuk mencari tuhannya, kemampuan akal dan ilmu yang berbeda2 memungkinkan manusia akan keliru mengerti tuhan. Dengan aqidah akhlak, naluri atau kecenderungan manusia akan keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Kuasa dapat berkembang dengan benar. b) Aqidah akhlak bertujuan pula membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia. Seseorang muslim yang berakhlak mulia senantiasa bertingkah laku terpuji, baik ketika berhubungan dengan Allah, dengan sesama manusia, makhluk lainnya serta dengan alam lingkungan. Oleh karena itu, perwujudan dari pribadi muslim yang luhur berupa tindakan nyata menjadi tujuan dalam aqidah akhlak. 9 Depag RI. Al Qur’an dan Terjemah, (Semarang: Toha Putra), hlm. 571 34 c) Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan. Manusia diberi kelebihan oleh Allah dari makhluk lainnya berupa akal pikiran. Pendapat yang semata-mata didasarkan atas akal manusia, kadang-kadang menyesatkan manusia itu sendiri. Oleh karna itu, akal pikiran perlu dibimbing oleh aqidah akhlak. agar manusia terbebas atau terhindar dari kehidupan yang sesat. Secara umum, belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Jadi perubahan perilaku adalah hasil belajar. Artinya seseorang dikatakan telah belajar, jika ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya. Akidah Akhlak merupakan mata pelajaran yang memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikan akhlak al karimah dan adab islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanannya kepada Allah SWT, malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, serta Qada’ dan Qadar. Namun demikian untuk mencapai tujuan (peningkatan keimanan dan pembentukan akhlak al karimah) tersebut tidaklah mudah, diperlukan strategi/metode yang tepat dalam proses pembelajarannya. 35 C. Pembinaan Akhlaqul Karimah A. Pengertian Pembinaan Akhlaqul Karimah Definisi pembinaan merupakan kata noun yakni proses, cara, perbuatan membina (negara), pembaharuan, penyempurnaan, usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Sedangkan membina merupakan kata verbal artinya membangun, mendirikan, mengusahakan supaya lebih baik.10 Dalam rangka meningkatkan Pendidikan Agama Islam terutama Aqidah Akhlaq disekolah, maka perlu adanya program-program pembinaan akhlak yang bersifat ekstrakurikuler dalam berbagai hal untuk menambah wawasan tentang agama Islam. Seperti yang dikemukakan oleh Sudirjo yaitu : “Kegiatan diluar jam biasa yang bertujuan agar siswa lebih mengikuti apapun yang dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler.” Sekolah dalam menyelenggarakan program-program pembinaan akhlak diluar jam pelajaran (ekstrakurikuler) dilakukan untuk menambah pengetahuannya tentang agama Islam yang lebih mendalam serta untuk mengaplikasikan Pendidikan Agama Islam. Program pembinaan akhlak itu meliputi : a. Pesantren Kilat b. Pembagian Zakat c. Peringatan Hari Raya Qurban d. Peringatan Hari Besar Islam 10 Zuhairi, Metodologi Pendidikan Agama Islam, ( Surabaya. Ramadhani ,1993) hlm. 51 36 e. Sholat Berjamaah dan Sholat Jum’at f. Pengajian Rutin g. Ekstra Baca Tulis Al Qur’an Dengan demikian, program pembinaan akhlak diatas mempunyai beberapa tujuan antara lain :11 1) Menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan misi sekolah. 2) Agar para siswa mampu melaksanakan ajaran Islam dengan kesadaran sendiri tanpa membebani orang lain, misalnya siswa mampu mengerjakan sholat dengan benar, mampu membaca Al Qur’an, berperilaku baik, berkepribadian muslim dan mengembangkan potensi yang dimiliki. 3) Sarana untuk pencegahan dan kecenderungan siswa-siswa yang mengarah kepada hal-hal yang negatif. 4) Untuk menanamkan rasa solidaritas antar siswa, guru dan karyawan serta kepedulian sosial. 5) Untuk memberikan pengarahan dan bimbingan tentang ajaran Islam dengan benar dalam rangka memperbaiki akhlak siswanya. Sedangkan materi Pembinaan Akhlak tidak lepas dari orientasi tentang tujuan akhlak karena materi adalah bahan apa dan bagaimana denan materi itu tergantung si pelakunya manusia mau diapakan dengan materi tersebut, pantaslah disebut manusia merupakan objek materi akhlak. Sementara 11 Ibid,hlm. 53 37 akhlak sebagai penghias bagi karakter manusia dan manusia yang dikatakan baik atau buruknya itu dapat dilihat dari perbuatan akhlaknya. Manusia yang berakhlak (orang yang berbudi pekerti) dapat berbuat, dapat mencintai serta membedakan perbuatan-perbuatan mana yang baik dilakukan serta perbuatan-perbuatan yang harus ditinggalkan maupun dibasmi. Materi pendidikan akhlak adalah bahasan atau hal ihwal yang menjadi pembahasan dalam usaha mendidik anak, untuk mencapai tujuan kebahagiaan dunia dan akherat. Sedang materi pendidikan akhlak merupakan pendidikan agama yang menjamin untuk memperbaiki akhlak anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Muhammad Yunus yaitu “Pendidikan agama mempunyai kedudukan yang tinggi dan paling utama karena pendidikan agama menjamin untuk memperbaiki akhlak anak dan mengangkat mereka ke derajat yang tinggi serta hidup bahagia. Jadi masalah materi tidak lepas dari orientasi tentang tujuan akhlak itu sendiri, yaitu agar pada diri anak didik mempunyai akhlaqul karimah.12 B. Dasar dan tujuan Pembinaan Akhlaqul Karimah Pembinaan adalah suatu usaha yang dilakukan dengan sadar, berencana, teratur dan terarah serta bertanggung jawab untuk mengembangkan kepribadian dengan segala aspeknya. Yang dimaksud 12 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 13. 38 dengan kepribadian adalah kepribadian yang sempurna. Menurut Ali AlQodli, kepribadian yang sempurna itu adalah :13 a. Kepribadian yang mantap, yang sanggup memproduksi hal-hal yang rasional selaras dengan batas-batas kemampuan bakatnya. b. Sanggup mempererat hubungan yang sehat dengan segala lapisan masyarakat. c. Sanggup menanggung beban kehidupan dengan rasa tanpa adanya kontradiksi di dalam tingkah lakunya. Jadi tujuan dari pembinaan akhlakul karimah disini adalah untuk membentuk pribadi-pribadi yang sempurna yang dapat dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan masyarakat dan negara. C. Sumber Hukum Akhlakul karimah Apabila di perhatikan kehidupan lingkungan umat manusia maka akan di jumpai tingkah laku manusia yang bermacam-macam yang berbeda antara yang satu dengan yang lainya, bahkan dalam penilaian tentang tingkah laku itu berbeda tergantung pada batasan pengertian baik dan buruk dalam suatu lapisan masyarakat atau lebih dikenal dengan sebutan norma. Dan norma inilah yang menjadi sumber hukum akhlak seseorang. Namun yang penulis maksud dengan sumber akhlak yang didasarkan pada norma-norma ajaran Islam yaitu norma yang datangnya dari allah SWT dan Rasulnya dalam bentuk ayat-ayat Al-Qur’an dan pelaksanaanya di 13 Hasanuddin, , Aqidah Akhlak, (Bandung: Rosda Karya, 2006), hlm. 17 39 lakukan oleh Rasulullah. Sumber itu adalah hukum Al-qur’an dan al-Hadist yang mana kedua sumber ini merupakan hukum ajaran Islam. Disamping kedua sumber hukum ajaran Islam yang disebut di atas, sumber hukum akhlak juga didasarkan pada hasil pemikiran Ulama dan filosof. Jadi dengan demikian yang menjadi sumber hukum akhlakul karimah itu ada tiga yaitu Al-qur’an, al-Hadist dan hasil pemikiran para Ulama’ dan filosof. Sehubungan dengan sumber hukum akhlakul karimah diatas, banyak ayat –ayat al-qur’an dan Hadist nabi yang menjadi dasar hukum akhlak di antaranya adalah : a. surat Al-Qalam ayat 4:14 ( ٤ : ﻖ َﻋ ِﻈﯿْﻢٍ ) اﻟﻘﻠﻢ ٍ ُﻚ ﻟَ َﻌﻠَﻰ ُﺧﻠ َ َوإِﻧﱠ “dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.(QS: Al Qolam:4) b. Sedangkan hadist nabi yang menjadi dasar sumber hukum akhlak adalah: ﷲ ﺻﻠّﻰ ﷲ َﻋﻠَ ْﯾ ِﮫ ِ ﻗَﺎل رﺳُو َل: ﻋَنْ اﺑﻰ ھُرَ ﯾْرَ َة رَ ﺿِ ﻰَ ﷲ َﻋ ْﻧ ُﮫ َﻗﺎ َل ( )رواه اﺣﻣد.َو َﺳﻠّم إِ ﱠﻧﻣَﺎ ُﺑ ِﻌﺛْتُ ﻻ َﺗ ﱡﻣ َم َﻣﻛَﺎر َم اﻷﺧﻼق “Dari abu Hurairah r.a berkata : bahwa rasullullah bersabda : sesungguhnya aku diutus ke muka bumi adalah untuk menyempurnakan akhlak yang baik. (H.R. Ahmad) Itulah sebagian ayat-ayat al-qur’an dan Hadist nabi yang dapat penulis kemukakan sebagai sumber hukum akhlak yang mulia atau akhlakul 14 Depag RI. Al Qur’an dan Terjemah, (Semarang: Toha Putra), hlm. 117 40 karimah, dimana kesemuanya itu mencerminkan atau tercermin dalam kepribadian Rasullullah. D. Macam-macam Akhlaqul Karimah Akhlakul karimah (sifat-sifat terpuji) ini banyak macamnya, diantaranya adalah husnuzzan, gigih, berinisiatif, rela berkorban, tata karma terhadap makhluk Allah, adil, ridho, amal shaleh, sabar, tawakal, qona’ah, bijaksana, percaya diri dan masih banyak lagi. 15 Dan semua itu dapat dibagi menjadi 2 bagian : a. Akhlak kepada Pencipta Salah satu perilaku atau tindakan yang mendasari akhlak kepada Pencipta adalah Taubat.Taubat secara bahasa berarti kembali pada kebenaran.Secara istilah adalah meninggalkan sifat dan kelakuan yang tidak baik,salah atau dosa dengan penuh penyesalan dan berniat serta berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang serupa. Dengan kata lain,taubat mengandung arti kembali kepada sikap,perbuatan atau pendirian yang baik dan benar serta menyesali perbuatan dosa yang sudah terlanjur dikerjakan. Menurut Ibnu Katsir, Taubat adalah Tobat adalah menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan menyesali atas dosa yang pernah dilakukan pada masa lalu serta yakin tidak akan melakukan kesalahan yang sama pada masa mendatang. 15 Zuhairi, Metodologi Pendidikan Islam, (Surabaya: Ramadhani,1993), hlm. 48 41 Menurut A.Jurjani, Tobat adalah kembali pada Allah dengan melepaskan segala keterikatan hati dari perbuatan dosa dan melaksanakan segala kewajiban kepada Tuhan. Menurut Hamka, Tobat adalah kembali ke jalan yang benar setelah menempuh jalan yang sangat sesat dan tidak tentu ujungnya. b. Akhlak terhadap Sesama Setelah mencermati kondisi realitas social tentunya tidak terlepas berbicara masalah kehidupan.Masalah dan tujuan hidup adalah mempertahankan hidup untuk kehidupan selanjutnya dan jalan mempertahankan hidup hanya dengan mengatasi masalah hidup.Kehidupan sendiri tidak pernah membatasi hak ataupun kemerdekaan seseorang untuk bebas berekspresi,berkarya.Kehidupan adalah saling berketergantungan antara sesama makhluk dan dalam kehidupan pula kita tidak terlepas dari aturan-aturan hidup baik bersumber dari norma kesepakatan ataupun norma-norma agama,karena dengan norma hidup kita akan jauh lebih mewmahami apa itu akhlak dalam hal ini adalah akhlak antara sesama manusia dan makhluk lainnya. Dalam akhlak terhadap sesama dibedakan menjadi dua macam :16 a) Akhlak kepada sesama muslim. Sebagai umat pengikut Rasullulah tentunya jejak langkah beliau merupakan guru besar umat Islam yang harus diketahui dan 16 Ibid, hlm. 49 42 patut ditiru, karena kata rasululah yang di nukilkan dalam sebuah hadits yang artinya “sesungguhnya aku di utus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. Yang dimaksud akhlak yang mulia adalah akhlak yang terbentuk dari hati manusia yang mempunyai nilai ibadah setelah menerima rangsangan dari keadaan sosial. Karena kondisi realitas social yang membentuk hadirnya karakter seseorang untuk menggapai sebuah keadaan. Contohnya: ketika kita ingin di hargai oleh orang lain, maka kewajiban kita juga harus menghargai orang lain,menghormati orang yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, menyantuni yang fakir karena hal itu merupakan cirri-ciri akhlak yang baik dan terpuji. Contoh lain yang merupakan akhlak terpuji antar sesama muslim adalah menjaga lisan dalam perkataan agar tidak membuat orang lain disekitar kita tersinggung bahkan lebih menyakitkan lagi ketika kita berbicara hanya dengan melalui bisikan halus ditalinga teman dihadapan teman-teman yang lain, karena itu merupakan etika yang tidak sopan bahkan diharamkan dalam islam. b) Akhlak kepada sesama non muslim Akhlak antara sesama non muslim, inipun diajarkan dalam agama karena siapapun mereka, mereka adalah makhluk Tuhan yang punya prinsip hidup dengan nilai-nilai kemanusiaan. Namun sayangnya terkadang kita salah menafsirkan bahkan memvonis siapa serta keberadaan mereka ini adalah kesalahan yang harus 43 dirubah mumpung ada waktu untuk perubahan diri. Karena hal ini tidak terlepas dari etika social sebagai makhluk yang hidup social. Berbicara masalah keyakinan adalah persoalan nurani yang mempunyai asasi kemerdekaan yang tidak bias dicampur adukkan hak asasi kita dengan hak merdeka orang lain, apalagi masalah keyakinan yang terpenting adalah kita lebih jauh memaknai kehidupan social karena dalam kehidupan ada namanya etika social. Berbicara masalah etika social adalah tidak terlepas dari karakter kita dalam pergaulan hidup, berkarya hidup dan lain-lain. Contohnya bagaimana kita menghargai apa yang menjadi keyakinan mereka, ketika upacara keagamaan sedang berlangsung ,mereka hidup dalam minoritas sekalipun. Memberi bantuan bila mereka terkena musibah atau lagi membutuhkan karena hal ini akhlak yang baik dalam kehidupan non muslim. E. Strategi Pembinaan Akhlaqul Karimah Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama dalam islam. Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi Muhammad SAW. yang utamanya adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Dalam salah satu hadist beliau yaitu: ق ِ إَﻧﱠﻤَﺎ ﺑُ ِﻌﺜْﺖُ ﻷُﺗَ ﱢﻤ َﻢ َﻣﻜَﺎ ِر َم اﻷَﺧْ َﻼ “ Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.) (HR.Ahmad). 44 Perhatian islam demikian dalam pembinaan akhlak ini dapat pua dilihat dari perhatian islam terhadap pembinaan jiwa yang harus didahulukan daripada pembinaan fisik, karena dari jiwa yang baik inilah akan menghasilkan perbuatan yang baik kepada manusia sehingga menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh kehidupan manusia, lahir dan bathin. Beberapa metode yang biasa digunakan dalam pembentukan akhlak antara lain: a. Metode Keteladanan Keteladanan merupakan perbuatan yang patut ditiru dan dicontoh dalam praktek pendidikan, anak didik cenderung meneladani pendidiknya. Karena secara psikologis anak senang meniru tanpa memikirkan dampaknya. Amr bin Utbah berkata kepada guru anaknya, "Langkah pertama membimbing anakku hendaknya membimbing dirimu terlebih dahulu. Sebab pandangan anak itu tertuju pada dirimu maka yang baik kepada mereka adalah kamu kerjakan dan yang buruk adalah yang kamu tinggalkan." b. Metode Latihan dan Pembiasaan. Mendidik dengan melatih dan pembiasaan adalah mendidik dengan cara memberikan latihan-latihan terhadap suatu norma tertentu kemudian membiasakan untuk mengulangi kegiatan tertentu tersebut berkali-kali agar menjadi bagian hidupnya, seperti sholat, puasa, 46 BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN A. Data Umum 1. Sejarah Singkat MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati Madrasah Tsanawiyah atau MTs Darul Falah adalah satuan pendidikan setingkat sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ( SLTP ) berciri khas agama Islam yang menyelenggarakan program pendidikan 3 tahun setelah Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar. MTs Darul Falah dikelola Oleh Yayasan Pelita Desa Akta Notaris Sugainto, SH No. 8 tanggal 7 Juli 1987 yang berkedudukan di Desa Sirahan Kec. Cluwak Kab. Pati. Kurang lebih tiga puluh lima tahun yang lalu para pemuka agama Islam bersama – sama Masyarakat Desa Sirahan berupaya untuk memiliki sebuah lembaga pendidikan formal setingkat SLTP yang berciri khas agama islam. Berkat kerja keras para pendiri dan dukungan masyarakat pada saat itu berdirilah MTs darul Falah tepatnya pada tanggal 11 November 1970. Namun untuk mendapatkan piagam terdaftar sebagai dasar penyelenggaraan pendidikan dari Departemen Agama tidakalah mudah. Setelah selang waktu kurang lebih tujuh tahun dari berdirinya barulah MTs Darul Falah mendapatkan piagam terdaftar dari Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah dengan Piagam No; Lk/3.c/174/Pgm.Ts/78 tanggal,1 Januari 1978. Dengan demikian maka sejak didapatkannya Piagam Terdaftar tersebut berarti MTs Darul Falah telah diberikan hak penuh untuk 47 menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran serta diperbolehkan pula untuk mengikuti ujian negara. Dengan status terdaftar yang sudah dimiliki nampaknya masih belum memberikan kepercayaan yang berarti bagi masyarakat. Kemudian dengan segala kekurangan dan kelebihannya Madrasah Darul Falah terus berbenah diri untuk meningkatkan status dari terdaftar ke status diakui. Dua kali akreditasi ulang yang diikuti setiap lima tahun sekali belum memberikan perubahan status yang ada. Kemudian pada Akreditasi ketiga pada tahun 1993 barulah terjadi perubahan status dari terdaftar naik ke status diakui dengan piagam diakui No; Wk/5.d/243/Pgm/MTs 1993. Setelah lima tahun kemudian kembali mengikuti akreditasi dengan mendapatkan status yang sama yaitu diakui dengan No. B/WK/MTs/744/1999. Status diakui yang telah dimiliki memberikan kegembiraan tersendiri bagi pengelola Madrasah. Hal ini karena dengan status tersebut nampak adanya peningkatan kepercayaan masyarakat dan animo masyarakat untuk menyerahkan putra putri mereka untuk dididik di MTs Darul Falah. Sehingga pada sampai saat ini jumlah siswa telah mencapai 390 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan madrasah semakin besar dan luas. Setelah akreditasi tahun 1999 lima tahun berikutnya yaitu tahun 2005 kembali mengikuti akreditasi. Status diakui masih tetap bertahan 48 pada akreditasi tahun 2005 tersebut, hanya saja istilah akreditasi mengalami perubahan dari status diakui menjadi terakreditasi B. Dari beberapa keberhasilan yang telah dicapai saat ini tidak dapat melupakan jasa para tokoh pendiri antara lain KH. Ahmad Zen Faqih, K. Sukahar Abdul Hadi, H. Ali Mahmudi dan dari kalangan pemuda saat itu H. Abdul Muhith Zuhri, SH. dan Syamsuddin Sukahar, BcHk.1 2. Visi dan Misi Mts Darul Falah a. Visi Madrasah Terbentuknya Insan yang Unggul Dalam Keimanan, Keilmuan, Keahlian dan Akhlakul Karimah b. Misi MTs Darul Falah 1. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama Islam. 2. Melaksanakan pendidikan ilmu keislaman dan ilmu pengetahuan melalui proses tarbiyah, ta’lim dan ta’dib. 3. Mewariskan nilai-nilai keislaman, kebudayaan, pemikiran dan keahlian kepada generasi penerus. 4. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya untuk dikembangkan dengan didasari akhlakul karimah c. Tujuan Madrasah 1) Manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. 1 Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Darul Falah Sirahan Cluwak Pati, dikutip pada tanggal 6 Juni 2015. 49 2) Manusia yang memiliki ilmu keagamaan yang cukup serta mampu menghayati dan menerapkan dalam kehidupan bermasyarakat. 3) manusia yang memiliki kecerdasan, pengetahuan, keahlian serta memiliki wawasan teknologi. 4) Manusia yang berkepribadian, bertanggungjawab, mandiri dan berakhlaqul karimah. 3. Keadaan Guru dan Siswa. a. Keadaan Guru Guru MTs Darul Falah Sirahan dari segi kualitas dituntut untuk lebih profesional dan lebih kompoten dalam profesinya. Dari segi kuantitas guru di MTs Darul Falah Sirahan sudah mamadai yaitu berjumlah 32. Secara spesifik dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel. 1 Data Tenaga Pendidik Madrasah Tsanawiyah Darul Falah Sirahan Cluwak Pati Tahun Pelajaran 2014/20152 NO NAMA MAPEL 1. Ainur Rofiq, S.Pd., M.Pd.I. PKn 2 Mu’alim, S.Th.I., M.Pd.I. Aqidah Akhlaq 3 KH. Masyhudi Noor Fiqih 4 Eko Ali Akhwan,S.Pd. Matematika 5 Suwoto, S.Pd. B. Indonesia 6 Abdul Haris Qur’an Hadits 2 JABATAN Kepala Madrasah Wali Kelas Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Darul Falah Sirahan Cluwak Pati, dikutip pada tanggal 6 Juni 2015. 50 7 Moh. Syamhadie, S.Pd.I. Muatan Lokal Wali Kelas 8 Nuridin, S.Pd. IPA 9 Muhamad Afif Khalili, S.Pd. Matematika 10 Moh. Ma’ruf, S.Pd.I. SKI 11 M. Khumaidi Fiqih WaliKelas 12 Rodhi Arif, S.Pd.I B. Inggris WaliKelas 13 Ahmad Anshori, S.Pd.I. Mulok 14 Saifuddin, S.Pd.I. Mulok 15 Ahmad Yusuf, S.Pd.I. Seni Budaya WaliKelas 16 Aminuddin, S.Pd.I. B.Arab WaliKelas 17 Sutrisno, S.Pd.I SKI WaliKelas 18 Siti Maria Shofa, SE IPS 19 Nina Munfarida, S.Pd. IPA 20 Zainal Muhlisin, S.Pd.I. Al Qur’an Hadits WaliKelas 21 Yusuf Karim, S.Pd.I. B. Arab WaliKelas 22 Abdul Rouf Aqidah Akhlaq WaliKelas 23 Ely Ernawati, A.Ma.Pus. SB 24 Mufarih Niam, S.Pd. Bahasa Indonesia WaliKelas 25 Luk Luk Alfi Hidayah, S.Pd. IPS WaliKelas 26 Ahmad Saifuddin Mulok Agama 27 Anni Muflichah, S.Pd IPA 28 Siti Muizah, SS. Bahasa Arab WaliKelas 29 Uswatun Hasanah, S.Pd. Bahasa Inggris WaliKelas 30 Yulia Fanamali, S.Pd. MTK 31 Ahmad Ridwan,S.Kom. TIK 32 Amin Jamaluddin PKn 51 Tabel. 2 Data Tenaga Kependidikan Madrasah Tsanawiyah Darul Falah Sirahan Cluwak Pati Tahun Pelajaran 2014/20153 NO NAMA TUGAS 1 Ainur Rofiq, S.Pd., M.Pd.I. Kep. Madrasah 2 Mu’allim, S..Th.I., M.Pd.I. Waka Kurikulum 3 Nina Munfarida, S.Pd. Waka Kesiswaan 4 Moh. Ma’ruf, S.Pd.I. K.TU 5 Muhammad Afif Khalili, S.Pd. Staf TU Bid. Persuratan 6 Siti Maria Shofa, SE Bendahara 7 Ely Ernawati, A.Ma Staf TU 8 Robiatun Adawiyah,S.H.I. Staf TU 9 Ahmad Ridwan, S.Kom. Staf TU 10 Amin Jamaluddin Staf TU 11 Budi Ediyanto Satpam b. Keadaan Siswa Siswa Madrasah Tsanawiyah Darul Falah Sirahan Cluwak Pati dari kelas VII sampai dengan kelas XI pada Tahun Pelajaran 2014/2015 mencapai 502 siswa. Adapun rekapitulasinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 3 Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Darul Falah Sirahan Cluwak Pati, dikutip pada tanggal 6 Juni 2015 52 Tabel. 2 Rekapitulasi Jumlah Siswa Madrasah Tsanawiyah Darul Falah Sirahan Cluwak Pati Tahun Pelajaran 2014/20154 NO KELAS L P JML 1 VII A 11 23 34 2 VII B 10 23 33 3 VII C 10 25 35 4 VII D 20 14 34 5 VII E 20 16 36 6 VIII A 18 22 40 7 VIII B 17 23 40 8 VIII C 15 24 39 9 VIII D 16 24 40 10 IX A 12 22 34 11 IX B 12 23 35 12 IX C 12 22 34 13 IX D 11 23 34 14 IX E 12 22 34 TOTAL TOTAL 172 159 171 502 B. Data Khusus 1. Strategi guru Aqidah Akhlaq Strategi atau metode merupakan cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Sebagai alat untuk mencapai tujuan tidak selamanya metode berfungsi secara optimal, oleh karena itu 4 Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Darul Falah Sirahan Cluwak Pati, dikutip pada tanggal 6 Juni 2015 53 perlu adanya kesesuaian antara situasi dan kondisi saat proses belajarmengajar berlangsung5. Adapun strategi yang digunakan guru Akidah Akhlak di MTs. Darul Falah Sirahan Cluwak Pati adalah: a. Keteladanan Keteladanan merupakan perbuatan yang patut ditiru dan dicontoh dalam praktek pendidikan, anak didik cenderung meneladani pendidiknya. Karena secara psikologis anak senang meniru tanpa memikirkan dampaknya. Amr bin Utbah berkata kepada guru anaknya, "Langkah pertama membimbing anakku hendaknya membimbing dirimu terlebih dahulu. Sebab pandangan anak itu tertuju pada dirimu maka yang baik kepada mereka adalah kamu kerjakan dan yang buruk adalah yang kamu tinggalkan." Dengan mengutip peribahasa Indonesia yang tidak asing bagi kalangan guru aqidah akhlaq dan siswa yaitu “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”, “Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya”. Maksud dari peribahasa tersebut adalah guru adalah sebagai tolok ukur keadaan siswa, jika seorang guru khususnya guru Aqidah Akhlaq mempunyai tingkah laku yang baik, begitu juga dengan tingkah laku siswanya pasti akan baik juga walaupun tidak sebagus gurunya minimal siswa mau melakukan yang terbaik. Jika seorang guru mempunyai tingkah laku yang tidak baik sudah barang tentu akan 5 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Agama Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2012), hlmn.17 54 mempengaruhi tingkah laku siswa, meskipun ada beberapa siswa yang tingkah lakunya tetap baik. Dengan strategi tersebut guru harus bisa menjadi panutan bagi siswa6. Adapun keteladanan yang dicontohkan guru kepada siswa MTs. Darul Falah adalah: a) Datang dan pulang Sekolah tepat waktu b) Selalu berpakaian rapi dan sopan c) Mengucapkan Salam Sebelum dan Sesudah Belajar d) Selalu berdo’a sebelum dan sesudah belajar e) Menggunakan bahasa yang baik dan sopan saat berkomunikasi dengan siapapun. b. Latihan dan Pembiasaan. Untuk meningkatkan keimanan dan akhlaq sebagai manivestasi dari pembelajaran Aqidah Akhlaq diperlukan latihan dan pembiasaansecara berulang-ulang oleh guru di sekolah maupun oleh orang tua dirumah, karena kacakapan hidup siswa (life skill) perlu dibina dan dibiasakan untuk senantiasa berpikir dan berakhlaq positif. Mendidik dengan melatih dan pembiasaan adalah mendidik dengan cara memberikan latihan-latihan terhadap suatu norma tertentu kemudian membiasakan untuk mengulangi kegiatan tertentu tersebut berkali-kali agar menjadi bagian hidupnya. Hasil Wawancara dengan Bpk. Mu’alim, S.Th.I., M.Pd.I.selaku guru mapel Aqidah Akhlaq pada tanggal 11 Juni 2015 6 55 Untuk strategi ini guru aqidah akhlaq bersama pengurus satuan pendidikan mempunyai beberapa upaya, yaitu : a) Menutup pintu gerbang sekolah pada pukul 07.00 b) Bersalaman saat datang disekolah. Dan saat pulang sekolah pada jam terakhir. c) Siswa diwajibkan nadloman dikelas sebelum pelajaran dimulai dipagi hari. d) Siswa diwajibkan membaca Asma’ul Husna sebelum pulang sekolah. e) Membuat surat keterangan mengaji Al Qur’an sehingga setiap satu semester perkembangan pengajian siswa dapat dipantau. f) Menerbitkan buku kegiatan Ramadlan yang bisa memantau kegiatan siswa dirumah setiap hari meliputi keaktifan solat tarowih, tadarus, mengaji Alqur’an, mengaji kitab kuning, mengikuti kultum dan lain-lain. 2. Pembinaan Ahlakul Karimah Dalam membina akhlaqul karimah siswa ada beberapa metode yang digunakan, yaitu : a. Pendidikan akhlak secara langsung, yaitu dengan cara menggunakan petunjuk, tuntunan, nasehat, menyebutkan manfaat dan bahayabahayanya sesuatu, dimana pada siswa dijelaskan hal-hal yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat, menuntun kepada amal-amal 56 baik, mendorong mereka berbudi pekerti yang tinggi dan menghindari hal-hal yang tercela. Kemudian mewajibkan siswa melakukan praktik sesuai materi yang diajarkan, semisal: materi tentang etika siswa terhadap guru, maka guru memberikan dalil-dalil yang berhubungan dengan materi tersebut beserta hikmahnya selanjutnya siswa mempraktikannya dengan cara setiap bertemu sang guru harus bersalaman dan mencium tangan sang guru, siswa laki-laki tidak diperbolehkan bersalaman dengan guru perempuan begitu juga dengan sebaliknya. b. Pendidikan akhlak secara tidak langsung, yaitu dengan jalan sugesti seperti menceritakan kisah-kisah teladan yang mengandung hikmah kepada siswa, dengan memberikan nasehat-nasehat dan berita berharga, mencegah mereka membaca cerita-cerita yang menggugah soal cinta dan pelakon-pelakonnya. c. Mengambil manfaat dari kecenderungan dan pembawaan anak-anak dalam rangka pendidikan akhlak. Disamping itu faktor situasi dan kondisi juga harus diperhatikan sehingga metode dapat efektif dan proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik7. 7 Hasil Wawancara dengan Bpk. Abdul Rouf selaku guru mapel Aqidah Akhlaq pada tanggal 11 Juni 2015 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini, penulis membahas terhadap hasil penelitian sebagai berikut: 1. Pengolahan Data Setelah data terkumpul, kemudian penulis mengadakan verifikasi data dengan cara meneliti dan memeriksa hasil jawaban responden, sehingga diperoleh hasil, antara ain: a. Soal angket yang diberikan kepada responden dapat dijawab dengan sejujurnya. b. Semua jawaban responden tidak meragukan tentang kebenarannya, sehingga mencapai pada sasaran yang diharapkan. 2. Hasil Pengolahan Data Hasil penelitian yang penulis peroleh melalui angket yang penulis sebarkan kepada siswa-siswi Mts Darul Falah Sirahan selanjutnya angket tersebut diolah dengan jalan perhitungan prosentase. Analisa data ini terutama dipusatkan untuk mengetahui tentang peningkatan akhlakul karimah di kalangan siswa Mts Darul Falah Sirahan. Analisa ini disusun berdasarkan kepada pernyataan penelitian yang akan penulis paparkan yang meliputi: 58 1. Strategi Guru Aqidah Akhlaq Dalam Pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa Dalam penyelenggaraan pendidikan Aqidah Akhlaq di Mts Darul Falah Sirahan menggunakan Kurikulum KTSP 2006. Atas dasar kurikulum ini, maka pengajaran Aqidah Akhlaq berlangsung satu kali pertemuan dalam seminggu. Setiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran dengan waktu 35 menit untuk setiap satu jam pelajaran. Ruang lingkup Aqidah Akhlaq meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah Swt, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan. Metode yang digunakan dalam pengajaran pendidikan Agama Islam yaitu metode ceramah, metode tanya jawab, dan metode latihan. Pendekatan yang digunakan oleh Guru bidang studi Aqidah Akhlaq antara lain pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan rasional dan pendekatan fungsional. Ruang lingkup bahan pengajaran Aqidah Akhlaq meliputi 7 unsur pokok yakni keimanan, ibadah, Al-Qur'an, akhlak, muamalah, syari’ah dan tarikh. Pada umumnya siswa memiliki akhlak yang baik kepada Allah Swt, hal itu dibuktikan dengan melaksanakan perintah dan menjauhkan larangan-Nya. Salah satu perintah Allah Swt adalah mendirikan shalat fardlu. Hal ini menunjukan bahwa dalam diri siswa sudah muncul 59 kesadaran tentang kewajiban terhadap Tuhan yang telah menciptakan dan memberi beragam nikmat kepada mereka, hal ini juga menunjukan bahwa menyadari betul bahwa dengan selalu menjalankan sholat akan dapat membentengi diri dari melakukan perbuatan keji dan munkar. Dari hasil observasi yang telah ditafsirkan bahwa peran yang dilakukan Guru dalam meningkatkan akhlakul karimah dengan cara pendekatan sikap siswa dalam mengikuti pelajaran agama, sebab sikap atau akhlak siswa dapat dilihat dari senang atau tidaknya terhadap pelajaran agama. Hal ini terbukti dari hasil angket dengan jawaban hampir seluruh siswa sebanyak (95 %) menyatakan senang. Artinya bahwa Peranan Guru dalam memberikan pelajaran Aqidah Akhlaq sangat disenangi oleh siswa-siswinya. Hal ini memberikan gambaran bahwa ada itikad baik dari responden untuk meningkatkan sikap atau akhlak mereka dengan menyenangi pelajaran agama terlebih dahulu. Tetapi seandainya responden sudah bersikap apatis atau tidak menyenangi pelajaran agama berarti untuk meningkatkan akhlakul karimah siswa-siswi menjadi lebih berat. Gambaran lain menggambarkan Peranan seorang Guru Aqidah Akhlaq dalam memberikan contoh yang baik kepada siswa-siswinya tentang datang tepat waktu, menunjukan sebagian besar responden (70 %) menyatakan tepat waktu. Hal ini menunjukan adanya usaha Guru Aqidah Akhlaq memberikan yang terbaik dalam memberikan contoh kepada anak didiknya untuk selalu menghargai waktu. 60 Dan dari observasi dengan guru Aqidah Akhlaq yang menyatakan bahwa keteladanan yang dicontohkan guru kepada siswa MTs. Darul Falah adalah di antaranya datang dan pulang Sekolah tepat waktu , Selalu berpakaian rapi dan sopan, Mengucapkan Salam Sebelum dan Sesudah Belajar, Selalu berdo’a sebelum dan sesudah belajar, Menggunakan bahasa yang baik dan sopan saat berkomunikasi dengan siapapun. Disamping itu faktor situasi dan kondisi juga harus diperhatikan sehingga metode dapat efektif dan proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik Sehingga Peranan yang dilakukan oleh Guru Aqidah Akhlaq di MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati dalam membina akhlak siswa, sangat baik dengan persentase rata-ratanya adalah 80,95 %. 2. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa. Setiap usaha manusia, baik positif maupun negatif pasti ada faktor pendukung dan faktor penghambat terhadap usaha tersebut. Demikian juga peranan seorang Guru Aqidah Akhlaq di Mts Darul Falah dalam menjalankan tugasnya dalam membina Akhlaqul karimah siswa. a. Faktor Pendukung 1) Keuletan dan ketelatenan Guru agama yang bersangkutan 2) Kebijakan pimpinan 3) Kemauan keras dari para siswa-siswinya 4) Suport (dukungan) dari orang tua siswa-siswi. 61 b. Faktor Penghambat 1) Sarana dan prasana yang tidak ada untuk menjalankan ibadah, seperti; mushola, Al-Qur’an, buku-buku motivasi agama. 2) Kurangnya dukungan dari rekan-rekan Guru, baik moral maupun tauladan. 3) Sikap siswa yang cenderung apatis dan acuh tak acuh terhadap nasihat dan himbauan Guru agama. 4) Latar belakang siswa yang heterogen, dan tingkat sosial yang berbeda. 5) Sikap orang tua yang acuh tak acuh dan apatis terhadap perkembangan anaknya. Lingkungan keluarga yang kurang menerapkan disiplin kepada anak-anaknya dapat juga mempengaruhi terjadinya kenakalan siswa, bahwa penyebab yang paling utama di lingkungan keluarga adalah karena sifat egois dari anak tersebut, penyebab ini bisa diartikan sebagai kemauan dari si anak itu sendiri Kemarahan orang tua yang berlebihan terhadap anak juga dapat menimbulkan bermacam reaksi dari anak yang pada akhirnya akan menyeret anak untuk melakukan kenakalan. 6) Dewan Sekolah yang kurang berfungsi dengan baik. Sebab keberhasilan tujuan pendidikan perlu ditunjang oleh kebersamaan semua stakeholder di sekolah. Di samping lingkungan keluarga hal yang terpenting dari sebab-sebab timbulnya kenakalan siswa di MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati adalah lingkungan 62 sekolah. Sekolah juga bisa menyebabkan timbulnya kenakalan siswa, yang mana penyebab terjadinya kenakalan siswa dipicu dari adanya pengaruh teman-temanya. Hal ini sangatlah wajar apabila pengaruh dari teman itu merupakan penyebab yang utama. Karena pergaulan anak-anak sekarang ini sangatlah bebas apalagi didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan yang begitu cepat. Sehingga apabila anak tidak memiliki teman yang baik maka ia akan terjerumus kepada hal-hal yang negatif, yang dapat merugikan diri sendiri dan dapat menular kepada teman-teman yang lain. 7) Lingkungan tempat tinggal siswa. Walaupun seorang Guru sudah berusaha dengan baik dalam mewujudkan Akhlaqul Karimah bagi siswanya, namun bila kondisi lingkungan bertolak belakang, maka hasilnya akan percuma. Lingkungan masyarakat disini dimana anak melakukan hubungan sosialnya, baik dengan teman sebayanya maupun dengan orang yang lebih dewasa. Di lingkungan masyarakat itulah anak/ remaja menghabiskan sebagian dari waktu luangnya. Jadi tidak heran kalau kenakalan yang terjadi pada anak remaja disebabkan karena lingkungan masyarakat. 8) Media eletronik, diakui atau tidak dengan adanya globalisasi yang deras melalui media elektronik membuat siswa sukar melepaskan 63 dari pengaruh budaya asing yang justru tidak mencerminkan akhlak yang mulia (terjadinya degradasi moral). 9) Kemampuan ekonomi keluarga siswa yang kurang atau di bawah rata-rata. Suatu tujuan agar tercapai memerlukan dana besar atau kecil. Sebagaimana diketahui, jika anak tidak dapat menikmati sandang dan pangan secara layak didalam rumahnya, tidak mendapatkan orang yang akan memberinya sesuatu yang menunjang kehidupannya, kemudian ia melihat bahwa disekitarnya penuh dengan kemiskinan dan kesusahan, maka anak akan meninggalkan rumah untuk mencari rizki dan bekal penghidupan. Dengan demikian, ia akan mudah diperdaya oleh orang-orang jahat penuh dosa, kejam dan tidak bermoral. Sehingga ia akan tumbuh di alam masyarakat menjadi penjahat berbahaya yang mengancam jiwa, harta, dan kehormatan. 3. Hasil Strategi Guru Aqidah Akhlaq Dalam Pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati. Dengan mengetahui bagaimana tanggapan siswa terhadap strategi guru Aqidah Akhlaq yang telah ditempuh dalam pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan dalam pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa. 64 Dari data observasi, angket dan lain-lain bahwa strategi guru Aqidah Akhlaq dalam pembinaan Akhlaqul karimah siswa dapat disimpulkan bahwa usaha guru Aqidah Akhlaq dalam dalam pembinaan Akhlaqul karimah cukup baik karena dipengaruhi dengan adanya progam pembiasaan di MTs Darul Falah seperti bersalaman saat datang disekolah dan saat pulang sekolah pada jam terakhir, siswa diwajibkan nadloman dikelas sebelum pelajaran dimulai dipagi hari dan keteladanan seorang guru dan lingkungan yang baik. Hal ini terbukti dengan banyaknya para siswi yang menerapkan jabat tangan, nadloman dan asma’ul husna setiap hari di sekolah dan cukup antusiasnya siswa dalam mengikuti kegiatankegiatan keagamaan yang diadakan di luar jam mata pelajaran sekolah. Namun upaya guru dalam dalam pembinaan Akhlaqul karimah siswa tidaklah cukup untuk mencapai keberhasilan yang maksimal, karena itu harus di dukung oleh orang tua dan masyarakat yang kuat. Hal tersebut merupakan modal yang tidak kalah pentingnya dalam rangka membimbing anak-anak ke arah yang lebih baik dalam membentuk sikap dan perilaku akhlak mulia. Dengan dapat dipelajarinya materi Aqidah Akhlaq secara teori tidak sulit, hal ini dapat mempermudah jalan untuk dapat mempraktekan-nya dalam kehidupan sehari-hari. Hasil dari strategi guru dalam pembinaan Akhlaqul karimah di MTs Darul Falah, sangat baik berdasarkan hasil dari responden dengan persentase rata-ratanya adalah 80,95 %. Hal ini merupakan gambaran nilai positif dalam pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa MTs Darul Falah, 65 bahwa peserta didik sudah ada niat untuk selalu berbuat baik atau berprilaku baik dalam pembelajaran. Dari penjelasan diatas ada beberpa upaya yang di lakukan guru Aqidah Akhlaq MTs Darul Falah dalam pembinaan Akhlaqul Karimah siswa, hal ini pihak sekolah tidak dapat bekerja sendiri, sehingga tidak lepas dari kerjasama orang tua dan masyarakat. 66 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari analisis hasil penelitian pembahasan, dapat disimpulkan bahwa Strategi Guru Aqidah Akhlaq Dalam Pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat disimpulkan. 1. Strategi yang digunakan guru Akidah Akhlak di MTs. Darul Falah Sirahan cukup singkat, diantaranya yakni mengutip peribahasa Indonesia yang tidak asing bagi kalangan guru aqidah akhlaq dan siswa yaitu “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”, “Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya”. Maksud dari peribahasa tersebut adalah jika seorang guru mempunyai tingkah laku yang tidak baik sudah barang tentu akan mempengaruhi tingkah laku siswa, meskipun ada beberapa siswa yang tingkah lakunya tetap baik. Dengan strategi tersebut guru harus bisa menjadi panutan bagi siswa 2. Faktor yang mendukung dalam pembinaan Akhlaqul karimah di MTs Darul Falah adalah keuletan dan ketelatenan Guru, Kebijakan pimpinan, Kemauan keras dari para siswa-siswinya. Dan yang menghambat pembinaan Akhlaqul karimah yaitu kurangnya sarana dan prasana yang tidak ada, kurangnya dukungan dari rekan-rekan Guru, Sikap siswa 67 yang cenderung apatis dan acuh tak acuh, Latar belakang siswa yang heterogen, dan tingkat sosial yang berbeda. 3. Hasil dari strategi guru Aqidah Akhlaq yang dilakukan di MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati dalam membina akhlak siswa, sangat baik berdasarkan hasil dari responden dengan persentase rata-ratanya adalah 80,95 %. Hal ini merupakan gambaran nilai positif, bahwa peserta didik sudah ada niat untuk selalu berbuat baik atau melaksanakan akhlakul karimah. B. Saran 1. Lembaga pendidikan harus menanamkan nilai-nilai spiritual atau nilainilai agama pada diri anak sebaik mungkin. Untuk masalah ini, yang paling penting dan efektif adalah contoh keteladanan dari seorang guru sendiri untuk taat dalam beragama. Dan menunjukkan sikap mental suka membantu orang lain, atau anak terus dibimbing untuk mempunyai jiwa kepedulian sosial yang tinggi. 2. Masyarakat hendaknya ikut memperhatikan dan menciptakan lingkungan yang sehat dan positif, karena faktor lingkungan ikut mempengaruhi pembentukan kepribadian dan Akhlaq siswa. 3. Orang tua harus menanamkan keimanan sejak dini hal ini untuk membiasakan Akhlaq siswa menjadi lebih baik, karna sudah mulai terbiasa sejak di keluarga dan akan terbiasa juga ketika di masyarakat maupun sekolah. 68 C. Penutup Alhamdulillah , dengan rahmat dan hidayah Allah SWT maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan dan pembahasan skripsi ini masih banyak kekurangan, baik dari segi bahasa, sistematika maupun analisanya. Hal tersebut semata-mata bukan kesengajaan penulis, namun karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Karenanya penulis memohon kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini. Akhirnya penulis memanjatkan do’a kepada Allah SWT semoga skripsi ini bermanfaat bagi siapa saja yang berkesempatan membacanya serta dapat memberikan sumbangan yang positif bagi khazanah ilmu pengetahuan. Amiin. STRATEGI GURU AQIDAH AKHLAQ DALAM PEMBINAAN AKHLAQUL KARIMAH SISWA MTS DARUL FALAH SIRAHAN CLUWAK PATI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S.I) Pada Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Oleh : AHMAD SAIFUDDIN NIM : 131310001173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA 2015 i HALAMAN JUDUL STRATEGI GURU AQIDAH AKHLAQ DALAM PEMBINAAN AKHLAQUL KARIMAH SISWA MTS DARUL FALAH SIRAHAN CLUWAK PATI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ii NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp. Hal : 3 Eksemplar : Naskah Skripsi An. Sdr. Ahmad Saifuddin Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara Di Jepara Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini saya kirimkan Naskah Sekripsi Saudara : Nama : Ahmad Saifuddin NIM : 131310001173 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Judul Sekripsi : Strategi Guru Aqidah Akhlaq Dalam Pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa Mts Darul Falah Sirahan Cluwak Pati Tahun Pelajaran 2014/2015 Dengan ini saya mohon agar Skripsi saudara tersebut dapat dimunaqosahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jepara, Agustus 2015 Pembimbing Drs. Abdul Rozaq, M.Ag. iii ABSTRAK Ahmad Saifuddin (131310001173) Strategi Guru Aqidah Akhlaq Dalam Pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati Tahun Pelajaran 2014/2015 Skripsi : Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Nahdlotul Ulama’ Jepara. Pembimbing Drs. Abdul Rozaq, M.Ag. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau mendiskripsikan Strategi guru Aqidah Akhlaq dalam membina akhlak karimah siswa di Mts Darul Falah Sirahan Cluwak Pati dan cara upaya pembinaan yang di terapkan akhlak karimah siswa di Mts Darul Falah Sirahan Cluwak Pati. Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan, karna dalam penelitian tersebut peneliti mencoba mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, dan tidak menggunakan data berupa angka atau perhitungan. Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah Mahasiswa Universitas Islam Nahdlotul Ulama’ Jeapara, sedangkan obyek penelitiannya adalah siswa, Guru dan karyawan MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati. Peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut : Apa Strategi yang digunakan oleh guru Aqidah Akhlaq dalam membina akhlakul karimah siswa di MTs. Darul Falah Sirahan Cluwak Pati ?. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati ? Bagaimana hasil dari strategi guru Aqidah Akhlaq dalam Pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati ? Hasil penelitian adalah langkah yang dilakukan dalam Strategi guru Aqidah Akhlaq dalam membina akhlak karimah siswa di Mts Darul Falah Sirahan Cluwak Pati dan cara upaya pembinaan yang di terapkan akhlak karimah siswa di Mts Darul Falah Sirahan Cluwak Pati deangan cara pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Studi Kasus (case study) yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Dari paparan peneliti di atas jelas bahwa hasil dari strategi guru Aqidah Akhlaq yang dilakukan di MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati dalam membina akhlak siswa, sangat baik berdasarkan hasil dari responden dengan persentase rata-ratanya adalah 80,95 %. Hal ini merupakan gambaran nilai positif, bahwa peserta didik sudah ada niat untuk selalu berbuat baik atau melaksanakan akhlakul karimah. Kata kunci : Pembinaan Akhlaqul karimah Siswa MTs Darul Falah, Strategi guru Aqidah Akhlaq dalam pembinaan Akhlaqul karimah dengan berbagai cara. diantaranya yaitu deangan cara member keteladanan, seorang guru mempunyai tingkah laku yang baik sudah barang tentu akan mempengaruhi tingkah laku yang baik pada siswa. iv MOTTO : ﴿ اﻟﻤﺠﺎدﻟﮫ.... ْﯾَﺮْ ﻓَ ِﻊ ﷲُ اﻟَ ِﺪﯾْﻦَ اَ َﻣﻨُﻮْ ا ِﻣ ْﻨ ُﻜ ْﻢ وَاﻟَ ِﺬﯾْﻦَ اُوْ ﺗُﻮْ اا ْﻟ ِﻌ ْﻠ َﻢ َد َرﺟَﺖ ﴾١١ “Allah SWT akan mengangkat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” ( QS: Al Mujadalah:11).1 1 Depag RI. Al Qur’an dan Terjemah, (Semarang: Toha Putra), hlm. 911 v PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk : -Yang terhormat Ayah dan ibuku tercinta Istri dan anakku tercinta serta saudara saudaraku yang sudah banyak membantu dan memberikan motivasi atas terselesaikannya studi S1 UNISNU Jepara. Semoga Allah segera memberikan kemanfaatan, Amiin vi KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,atas limpahan rahmat,taufiq,hidayah dan inayahnya,sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul :” Strategi Guru Aqidah Akhlaq Dalam Pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa Mts Darul Falah Sirahan Cluwak Pati Tahun Pelajaran 2014/2015” yang secara akademis menjadi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana S.1 dalam Ilmu Pendidikan Islam. Di samping itu, apa yang telah tersaji ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,kepadanya kami mengucapkan banyak terima kasih : 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhtarom,HM. selaku Rektor UNISNU Jepara. 2. Bapak Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara. 3. Bapak Drs. Abdul Rozaq, M.Ag. selaku pembimbing yang selalu memberikan pengarahan dan perbaikan yang berguna bagi terwujudnya skripsi ini. 4. Segenap Bapak/Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dan segenap karyawan UNISNU Jepara. 5. Bapak dan Ibu tercinta beserta keluarga yang telah banyak memotivasi dan memberikan bantuan moril maupun materiil. 6. Rekan-rekan seperjuangan yang telah mendorong di kampus UNISNU Jepara. 7. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsai ini. Sungguh kami tidak dapat memberikan balasan apapun,kecuali do’a semoga Allah SWT,memberikan balasan pahala yang berlipat atas amal kebaikan yang telah di berikan. vii Akhirnya kami menyadari bahwa apa yang telah tersaji dalam penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan.Masih banyak hal-hal yang perlu di perbaiki dan di perdalam lebih lanjut atau hal yang kurang sesuai,karena hanya sbatas inilah yang dapat penulis sampaikan,maka dngan segala bentuk kritik dan saran sangat kami harapkan, dimi menindak lanjuti pada kajiankajian yang lebih lanjut. Jeapara, 15 Agustus 2015 Penulis, Ahmad Saifuddin 131310001173 viii TRANSLITERASI ARAB-LATIN Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 0543 b/ U/1987 tertanggal 22 Januari 1988 A. KONSONAN TUNGGAL Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif - Tidak dilambangkan ب Bấ B - ت Tấ T - ث Tsấ S S dengan titik di atas ج Jỉm J - ح Hấ H H dengan titik di bawah خ Khấ Kh - د Dấl D - ذ Zấl Z Z dengan titik di atas ر Rấ R - ز Zấ Z - س Sỉn S - ش Syỉn Sy - ص Sấd S S dengan titik di bawah ض Dấd D D dengan titik di bawah ط Tấ T T dengan titik di bawah ظ Zấ Z Z dengan titik di bawah ع ‘Ain ‘ Koma terbalik (apostrof tunggal) غ Gain G - ف Fấ F - ق Qấ Q - ك Kấ K - ix ل Lấ L - م Mỉm M - ن N N - ھـ Hấ H - و Wấw W - ء Hamzah , Apostrof lurus miring (tidak untuk awal kata) ي Yấ Y - ة tấ’ marbutah H Dibaca ah ketika mawquf ـﺔ...... tấ marbutah H/ t Dibaca ah/ at ketika mawquf (terbaca mati) B. VOKAL PENDEK Arab Latin Keterangan Contoh - A Bunyi fathah pendek اﻓـَ َﻞ - I Bunyi kasrah pendek ُﺳﺌِ َﻞ - U Bunyi dlummah pendek اُ ُﺣ ٌﺪ Keterangan Contoh ـﺎ Bunyi fathah panjang َﻛﺎَن ى/ Bunyi kasrah panjang ﻚ َ ﻓِـ ْﯿ Bunyi dlummah panjang ﻛُﻮْ ﻧُﻮْ ا C. VOKAL PANJANG Arab Latin ي ـﻮ D. DIFTONG Arab Latin Keterangan Contoh ْ َو.... Aw Bunyi fathah diikuti waw ﻣَﻮْ ٌز ْ ي.... Ai Bunyi fathah diikuti ya’ ﻛـَ ْﯿ َﺪ x E. PEMBAURAN KATA SANDANG TERTENTU Arab Latin Keterangan Contoh .....ال Al Bunyi al- Qomariyah اﻟﻘﻤﺮﯾﺔ ش-ال Asy-sy Bunyi al- Syamsiyyah dengan/ اﻟﺸﻤﺴﯿﺔ diganti huruf berikutnya .....وال Wal/ Bunyi al-Qomariyyah/ al- واﻟﻘﻤﺮﯾﺔ wasy-sy Syamsiyyah diawali huruf hidup واﻟﺸﻤﺴﯿﺔ adaah tidak terbaca xi DAFTAR ISI Halaman Judul………..……………………………………………………...……ii Halaman Nota Pembimbing ……………..……………………………………….iii Halaman Pengesahan………...………………………………...…………………iv Abstrak ................................................................................................................. ..v Halaman Motto………….………..………………………………………………vi Halaman Persembahan………………………………………….…………..……vii Kata Pengantar …………………………………………………………….…...viii Pedoman Transliterasi ………………………………………………………….....x Daftar ISI…………..……………………………………………………………xiii BAB I PENDAHULUAN…….…………………………………………………………...1 A. latar Belakang Masalah………………………………………….…..1 B. Rumusan Masalah …………………………….………………….…4 C. Tujuan , ………………………...………………………………..… 4 D. Manfaaat Penelitian ……………………………………….………. 5 E. Penilitian Terdahulu Yang Relevan …………………………….…. 6 F. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………..…………... 8 G. Metode Penelitian ……………………………………………...….. 8 H. Sistematika Penelitian ……....…………………………………..…14 BAB II KAJIAN TEORI A. Guru . ……...……………………………………………………... 17 1. Pengertian Guru ……………………………………………… 17 2. Peran dan Tugas Guru ………………………………………... 19 3. Kompetensi Guru …………………………………………….. 27 B. Aqidah Akhlaq …………………………………………..…..…… 32 1. Pengertian Aqidah Akhlaq …………………………………… 32 2. Tujuan Aqidah Akhlaq ……………………………………….. 33 C. Pembinaan Akhlaqul Karimah ………….. ………………………. 36 xii 1. Pengertian Pembinaan Akhlaqul Karimah ………….. ……….. 36 2. Dasar dan Tujuan Pembinaan Akhlaqul Karimah …………….. 38 3. Sumber Hukum Akhlaqul Karimah ………….. ……………… 39 D. Macam-macam Akhlaqul Karimah ………….………………….... 41 E. Stategi Pembinaan Akhlaqul Karimah ………………………….... 44 BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN A. Data Umum ………………………………………………............…46 1. Sejarah Singkat MTs Darul Falah Sirahan…..…….…………… 46 2. Visi dan Misi Darul Falah …………......................................….. 48 3. Keadaan Guru Dan Siswa ………………………………………. 49 B. Data Khusus….……….…………………………………………….. 52 1. Strategi Guru Aqidah Akhlaq………. ………………………….. 52 2. Pembinaan Akhlaqul karimah ….……………………………… 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan Data………………………………………..………..…..55 B. Hasil Pengolahan Data ………….......................................................55 C. Strategi Guru Aqidah Akhlaq Dalam Pembinaan Akhlaqul karimah…. Siswa.................................................................................................. 58 D. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pembinaan Akhlaqul…. Karimah Siswa …………………………………………………….. 60 E. Hasil strategi Guru Aqidah Akhlaq Dalam Pembinaan Akhlaqul…... Karimah Siswa MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati …...………. 63 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………… 66 B. Saran ………………………...…………………………………….67 C. Penutup ………………………...……………………………….....78 Daftar pustaka Lampiran-lampiran Daftar riwayat pendidikan penuli xiii DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data Pribadi Nama : Ahmad Saifuddin Tempat, Tanggal Lahir : Jepara, 3 Juni 1985 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : ISLAM Kewarganegaraan : WNI Alamat : Blingoh, Rt. 04. Rw. 04 Donorojo Jepara Telephon : 082325123109 Riwayat Pendidikan SD/MI : MI Nahdlotus Subban Blingoh , lulus Th. 1997 SMP/MTS : MTs. Darul Falah Sirahan, lulus Th. 2000 SMA/MA : MA Darul Falah Sirahan, lulus Th. 2003 Perguruan Tinggi : Sedang menempuh kuliah di UNISNU JEPARA Jepara, 15 Agustus 2015 Yang membuat pernyataan, Ahmad Saifuddin 131310001173 xiv xv DAFTAR PUSTAKA A.Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung : CV Pustaka setia, 1997). Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Agama Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2012). Aqib, Zainal, Profesionalisme Guru, (Surabaya : Insan Cendekia, 2002). ………….., Menjadi Guru Profesional berstandar Nasional, (Yrama Widya, 2000). Arikunto, Suharsini Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, 2002 Aziz, Abdul, Kurikulum Pedoman PAI di Sekolah Umum, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2004). Bahri Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Berdasarkan hasil rekap penilaian ulangan kelas VII D MTs. Darul Falah Sirahan T.A. 2015/2015 Daradjat, Zakia, Ilmu Jiwa Agama, ( Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1987). Depag RI. Al Qur’an dan Terjemah, (Semarang: Toha Putra) Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Darul Falah Sirahan Cluwak Pati, dikutip pada tanggal 6 Juni 2015.. Hadi, Amirul & H. Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2005. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, (Yogyakarta: Fakulltas Psikologi UGM, 1989). Hasanuddin, , Aqidah Akhlak, (Bandung: Rosda Karya, 2006). Hasil Wawancara dengan Bpk. Abdul Rouf selaku guru mapel Aqidah Akhlaq pada tanggal 11 Juni 2015 Hasil Wawancara dengan Bpk. Mu’alim, S.Th.I., M.Pd.I.selaku guru mapel Aqidah Akhlaq pada tanggal 11 Juni 2015 Majid, Abdul, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012). Milles, M.B. and Huberman,.. Qualitative Data Analysis. ( London: Sage Publication, 1984). Moleong, Lexy J, , Metode Penelitian Kualitatif, Cet. 4, (Bandung: Remaja Rosda Karya, Bandung, 1993) xvi Muhadjir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:Rakesarasin, 1998). Nasution, Noehi, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Direktorat Kelembagaan Agama Islam, 1995. Nata, Abudin, Filsafat Pendidikan, Ciputat, Logos Wacan Ilmu, 1997. Rifa’i, Ahmad, Psikologi Pendidikan, (Semarang: LP3 UNNES, 2011). Rohani, Ahmad, Penglolaan Pengajaran, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2004). Slamet, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,(Jakarta: Cipta, 2003). Rineka Suharto, Toto Suharto. dkk, Rekontruksi dan Modernisasi Lembaga Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2005. Thoha, Chabib dkk, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999) Zuhairi, Metodologi Pendidikan Agama Islam, ( Surabaya. Ramadhani ,1993). xvii