BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memenuhi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk memenuhi kebutuhan energi manusia perlu untuk makan, dan
saat ini ada banyak jenis makanan salah satunya adalah makanan pokok,
makanan pokok adalah merupakan jenis makanan utama yang dibutuhkan oleh
manusia biasanya makanan pokok yang baik adalah makanan yang
mengandung banyak karbohidrat contohnya adalah nasi, singkong, sagu roti
dan jagung. Selain makanan pokok saat ini juga banyak beredar makananmakanan ringan atau yang biasa kita sebut sebagai snack, snack adalah
makanan yang bukan makanan utama biasanya hanya dimakan untuk
mengurangi rasa lapar untuk sementara waktu, dan memberi sedikit energi
kepada tubuh atau sesuatu yang dimakan hanya untuk dinikmati rasanya saja
(Hirawati, 2012).
Salah satu snack yang beredar di Indonesia adalah Oreo, Oreo adalah
salah satu nama dagang yang diproduksi oleh Nabisco pertama kali pada tahun
1912. Produk Oreo ini, di Indonesia dikelola oleh PT. Kraft Indonesia
(Suwito, 2015). Produk utama dari Oreo adalah biskuit cokelat berbentuk
bulat dengan ada cream putih di tengahnya. Namun saat ini semakin banyak
varian dari biskuit Oreo tidak hanya rasa original namun ada juga Oreo
strawberry cream, Ice cream orange flavor, Wafer Vanilla dan masih banyak
lagi.
Dari segi kemasannya Oreo identik dengan penggunaan warna biru
yang dominan dalam setiap kemasannya hal ini sudah menjadi brand identity
secara visual milik Oreo. Selain kemasannya ada juga slogan milik Oreo yang
sudah menjadi brand identity yaitu ―Diputar, dijilat, dicelupin‖. Slogan milik
Oreo ini selalu digunakan disetiap iklannya terutama iklan di televisi bahkan
dengan slogan milik Oreo ini masyarakat sudah mudah mengenali Oreo apa
bila mendengar slogan tersebut karena selalu digunakan pada iklan Oreo di
televisi.
Iklan Oreo biasanya menampilkan sosok anak-anak kecil sebagai
tokoh utamanya disetiap iklan, seperti salah satu contohnya adalah iklan ―Oreo
Ice Cream Orange‖ iklan yang tayang pada awal tahun 2012 ini menjadi
menarik perhatian masyarakat pada waktu itu pasalnya salah satu pemeran
dari iklan tersebut yaitu Afika, seorang anak perempuan yang mampu menarik
perhatian masyarakat di Indonesia dengan aktingnya pada iklan tersebut dan
pada iklan tersebut tetap menampilkan slogan ―Diputar, dijilat, dicelupin‖
yang mana selalu digunakan pada iklan- iklan Oreo baik sebelum maupun
sesudah iklan ini. Sejak saat itu Oreo lebih banyak membuat iklan dengan
menggunakan
anak
kecil
sebagai
pemeran
utamanya
serta
selalu
mencantumkan slogan tersebut.
Namun pada pertengahan tahun 2015 ada yang menarik dari iklan
Oreo, Oreo mulai menggunakan animasi untuk mengiklankan produknya
kurang lebih ada sekitar 6 iklan dari Oreo yang sudah menggunakan animasi
sejak saat itu hingga saat ini yaitu antara lain ada iklan Oreo edisi ―Nikmati
Oreo Sesukamu‖ dalam iklan ini Oreo menggunakan animasi 3 Dimensi.
Kemudian iklan selanjutnya edisi ―Wonderfilled‖ dalam ed isi ini Oreo
kembali menggunakan animasi akan tetapi Oreo menggunakan animasi 2
Dimensi dan edisi ini sudah dikeluarkan 2 versi yaitu versi ―Beri oreo untuk si
vampire‖ dan ―Beri oreo untuk si hiu‖.
Dari beberapa iklan Oreo diatas iklan edisi Wonderfilled mendapat
banyak perhatian dari penonton khususnya di Indonesia, bahkan pada tanggal
4 Oktober 2015, Oreo sempat mengadakan sebuah acara di Jakarta yang
bernama ―Oreo Wonderfilled‖, pada acara tersebut Oreo memiliki tema
―Penuh Keajaiban‖. Sedangkan pada iklan ―Oreo edisi wonderfilled versi beri
oreo untuk si vampire‖ sangatlah berbeda dengan iklan- iklan Oreo
sebelumnya salah satu yang mencolok dari iklan ini adalah penggunaan
animasi 2 Dimensi tentunya, animasi 2 Dimensi pada iklan ini menggunakan
jenis animasi flat design. Pada iklan Oreo tersebut memiliki cerita yang
berbeda dari biasanya karena pada iklan ini menceritakan bahwa Oreo mampu
merubah sifat dari tokoh-tokoh fiksi seperti vampire yang mana pada cerita
yang beredar bahwa vampire itu memiliki sifat yang menyeramkan, karena
suka menghisap darah manusia namun setelah memakan Oreo dia bisa
berubah menjadi baik hati dan ceria yang digambarkan dengan si vampire
setelah memakan Oreo ia tidak jadi menghisap darah, namun malah menarinari bersama manusia yang akan ia hisap darahnya sebelumnya. Iklan Oreo
edisi Wonderfilled versi beri oreo untuk si vampire sendiri sudah
ditanyangkan di televisi mulai sekitar bulan agustus 2015 dan bahkan di bulan
yang sama iklan tersebut diupload ke Youtube dan hingga sekarang, sejak
pertama diupload ke Youtube hingga sekarang iklan tersebut sudah memiliki
sekitar 700.000 viewer orang yang sudah menontonnya dibandingkan iklan
Oreo yang menggunakan animasi lainnya yang hanya rata-rata hanya memiliki
sekitar 20.000 viewer dengan kata lain bisa dikatakan bahwa iklan ―Oreo edisi
Wonderfilled versi beri oreo untuk si vampire‖ paling mendapat perhatian dari
masyarakat khususnya di Indonesia.
Tabel 1.1 Jumlah viewer iklan Oreo di Youtube dari Tahun 2015-2016
No
1.
2.
3.
Judul Iklan
Beri Oreo Untuk Si
Vampire
Multilanguage
Beri Oreo Untuk si
Hiu
Jumlah Viewer
Diupload Pada
± 700.000 views
11 Agustus 2015
± 509.972 views
31 Maret 2016
± 503.573 views
17 Agustus 2015
4.
5.
6.
Coconut Delight
Mainkan Oreo
Sesukamu
Selancar Penuh
Imajinasi
± 79.572 views
8 April 2015
± 41.852 views
21 Januari 2015
± 28.180 views
7 Februari 2016
Serta pada sebuah iklan pasti ada pesan yang ingin disampaikan oleh si
pembuat iklan, dan untuk sebagian orang hanya bisa melihat pesan dari sebuah
iklan hanya pesan yang tersurat saja, namun tidak semua orang mampu
melihat/memahami pesan tersirat apa yang disampaikan oleh sebuah iklan.
Oleh karena itu untuk mengetahui pesan apa saja yang tersirat pada sebuah
iklan, salah satu caranya adalah dengan menganalisa iklan tersebut
menggunakan pendekatan semiotika.
Dari beberapa hal yang penulis sampaikan diatas alasan mengapa
penulis ingin menganalisa iklan tersebut karena dengan perubahan tema iklan
dari Oreo yang tadinya bertemakan anak-anak berubah dengan menggunakan
animasi 2D dan iklan tersebut memiliki jumlah viewer di Youtube paling
banyak hingga saat ini dan iklan dari Oreo ini akan penulis analisa
menggunakan
pendekatan
semiotika
untuk
bisa
mengetahui
pesan
tersirat/makna apa saja yang ada pada iklan ―Oreo edisi wonderfilled versi beri
oreo untuk si vampire‖.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat diidentifikasikan
rumusan masalah dari laporan ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana makna atau pesan pada iklan ―Oreo versi wonderfilled edisi
beri oreo untuk si vampire‖ yang ingin disampaikan lewat animasi 2 Dimensi
dilihat dari pendekatan semiotika?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut :
Mengetahui makna atau pesan apa yang ingin disampaikan lewat
animasi 2 Dimensi pada iklan ―Oreo versi wonderfilled edisi beri oreo untuk si
vampire‖ dilihat dari pendekatan semiotika.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1
Bagi Masyarakat
Manfaat penelitian ini bagi masyarakat antara lain menjadi
referensi untuk mengetahui sebuah iklan yang memiliki makna atau
pesan yang bisa menarik perhatian orang lain menggunakan
pendekatan semiotika.
1.4.2
Bagi Penulis
a. Memperluas pengetahuan penulis tentang animasi 2 Dimensi dan
iklan
b. Meningkatkan kemampuan penulis dalam menganalisa sebuah
karya desain
c. Mengetahui
makna
atau
pesan
dari sebuah
iklan
yang
menggunakan animasi 2 Dimensi dilihat dari pendekatan semiotika
1.4.3
Bagi Universitas
a. Manfaat penelitian ini untuk universitas antara lain bisa menjadi
arsip untuk universitas.
b. Bisa menjadi referensi bagi mahasiswa lainnya yang ingin
membuat atau meneruskan penelitian yang sama tentang iklan.
1.5 Batasan Masalah
Batasan dari penelitian ini adalah penulis hanya menganalisa iklan dari
Oreo yang ditampilkan di Indonesia yang menggunakan animasi 2D pada
iklan ―Oreo versi wonderfilled edisi beri oreo untuk si vampire‖ yang nantinya
akan dianalisa menggunakan pendekatan Semiotika yang dikemukakan oleh
Charles Sanders Pierce yang membagi tanda menjadi Qualisign, Sinsign dan
Legisign serta teori semiotika yang dikemukakan oleh Roland Bathes yaitu
Signifier (Penanda) dan Signified (Petanda) serta Mitos.
1.6 Tinjauan Pustaka
1.6.1
Teori tentang iklan
Iklan
menurut
Rhenald
Kasali
adalah
pesan
yang
menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat
suatu media (Kasali, 2007). Ketika akan membuat iklan ada prinsipprinsip dasar yang harus diperhatikan yaitu yang pertama ada pesan
tertentu, dilakukan komunikator, dilakukan secara non-personal,
disampaikan untuk
khalayak
tertentu,
dilakukan dengan cara
membayar dan yang terakhir mengharapkan dampak tertentu dari
penyampaian pesan yang dilakukan (Widyatama, 2007). Saat ini di
dunia periklanan ada 2 istilah yang sering dikenal dengan ATL (Above
The Line) dan BTL (Below The Line), ATL atau yang bisa disebut
media lini atas adalah jenis iklan yang mengharuskan pembayaran
komisi kepada biro iklan, misalnya tayangan iklan di media cetak, TV,
radio dan sebagainya. Sedangkan BTL atau media lini bawah adalah
aktifitas promosi diluar media konvensional serta tidak mengharuskan
adanya komisi (Jefkins, 1995:86).
Dalam dunia marketing khususnya periklanan terdapat dua cara
penyampaian pesan yaitu :
1. Hard sell merujuk pada cara berpromosi yang menyampaikan
pesan marketing secara langsung. Contohnya adalah iklan, baik di
koran, majalah, televisi, internet, atau papan reklame yang ada di
pinggir-pinggir jalan.
2. Kebalikannya, soft sell berarti cara promosi yang dilakukan secara
halus atau tidak menyampaikan promosi secara langsung. Tujuan
soft selling lebih menekankan tumbuhnya kepercayaan dan
terjalinnya hubungan yang nyaman dengan konsumen.
Berdasarkan jenis media yang digunakan, iklan dapat digolongkan
sebagai berikut:
1. Iklan Cetak
Iklan cetak adalah jenis iklan yang dipublikasikan
menggunakan media cetak seperti Koran, majalah, tabloid, dan
lain- lain. berdasarkan ruang yang digunakan dalam media surat
kabar, majalah, tabloid, iklan dikenal dalam 2 bentuk yaitu:
a. Iklan Baris
Iklan baris adalah iklan yang hanya dibuat dalam
beberapa baris, umumnya terdiri atas 3-4 baris dengan luas tidak
lebih dari satu kolom. Biayanya reletif lebih murah, dihitung
perbaris. Untuk menghemat biaya dan semua informasi dapat
tersampaikan, bahasa yang digunakan dalam iklan ini umumya
disingkat , penuh makna, dan sederhana. Hal yang di iklankan
dalam iklan baris biasanya iklan lowongan pekerjaan, barang
dan jasa dll.
b. Iklan Kolom
Iklan kolom adalah iklan yang dibuat dalam bentuk
kolom. Iklan ini lebih tinggi dari pada iklan baris. Terkadang
iklan ini juga dilengkapi dengan gambar, simbol, atau lambang
yang mendukung isi iklan. Hal yang di iklan kan berupa iklan
barang dan jasa, loker dan lain- lain.
2. Iklan elektronik
Iklan elektronik adalah iklan yang dipublikasikan dalam
media elektronik. Iklan elektronik dapat digolongkan menjadi:
a. Iklan Radio
Iklan radio adalah iklan yang dipublikasikan melalui
radio berupa kombinasi dari bunyi kata- kata (voice) dan efek
suara (sound effect) dan iklan ini hanya di dengar.
b. Iklan televisi
Iklan televisi adalah iklan yang dipublikasikan melalui
televisi berupa kombinasi dari suara, gambar, dan juga gerak.
Iklan ini dapat dilihat dan juga bisa didengar.
c. Iklan internet
Iklan internet adalah iklan yang dipublikasikan melalui
internet beragam. Ada yang didengar, dan juga ada pula yang
di dengar.
3. Iklan Advertorial
Iklan advertorial adalah jenis iklan yang dikemas seperti
berita.
4. Iklan Display
Dilihat dari bentuk, iklan display lebih besar dari pada iklan
kolom. Dalam iklan ini, ditampilkan gambar dan tulisan yang lebih
besar.
Sedangkan berdasarkan tujuannya, iklan dapat digolongkan menjadi:
1. Iklan Layanan Masyarakat
Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang bertujuan untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan mangajak atau
menghimbau untuk tidak atau melakukan sesuatu.
2. Iklan taktis
Iklan takstis adalah iklan yang bertujuan mendesak
konsumen untuk segera membeli.
3. Iklan strategis
Iklan strategis adalah iklan yang membangun merk dagang.
4. Iklan Komersial
Komersial adalah iklan yang bertujuan untuk memasarkan
barang dan jasa. Iklan ini dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu iklan taktis dan iklan strategis.
5. Iklan Perusahaan
Iklan
perusahaan
adalah
iklan
yang
bertujuan
untuk
membangun citra perusahaan yang berujung pada membangun citra
produk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan teersebut agar
dibeli (Bella, 2010).
Karena di dalam penelitian ini penulis menganalisa sebuah
iklan. Maka dalam laporan ini penulis mencantumkan pengertian iklan,
jenis-jenis iklan dan media periklanan yang berguna membantu penulis
untuk memahami lebih dalam tentang apa itu iklan sehingga
memudahkan penulis untuk menganalisa iklan Oreo edisi wonderfilled
versi beri oreo untuk si vampire.
1.6.2
Teori tentang animasi
Animasi adalah rangkaian gambar yang membentuk sebuah
gerakan (Animasi dalam pembelajaran, 2011).
Hingga saat ini ada beberapa jenis Animasi, berikut jenis-jenis
animasi :
1. Animasi 2D
Jenis animasi yang lebih dikenal dengan film kartun
pembuatannya menggunakan teknik animasi hand draw atau
animasi sel, penggambaran langsung pada film atau secara digital.
2. Animasi 3D
Merupakan pengembangan dari animasi 2D yang muncul
akibat teknologi yang sangat pesat.Dan terlihat lebih nyata dari
pada 2D.
3. Animasi stop motion
Merupakan jenis animasi yang merupakan potongan-potongan
gambar yang disusun sehingga bergerak.
(Teknik Film Animasi dalam Dunia Komputer, 2011)
Karena penelitian ini mengkaji sebuah iklan yang berbentuk
animasi 2D maka teori tentang animasi ini dicantumkan oleh penulis
supaya bisa mengerti lebih dalam tentang animasi sehingga
memudahkan penulis agar bisa mengkaji sebuah animasidengan tepat.
1.6.3
Teori Psikologi Warna
Psikologi warna merupakan identifikasi persepsi manusia
terhadap pandangan sebuah warna tertentu.Dalam hal ini warna dapat
memberikan arti kesan sebagai ekpresi dari suatu keadaan.Warna juga
bisa
menggambarkan
karakter
dari
seseorang,
Warna
dapat
menciptakan keselarasan dalam hidup.Dengan warna kita bisa
menciptakan suasana teduh dan damai. Dengan warna pula kita dapat
menciptakan keberingasan dan kekacauan (Darwis Triadi, 2014) .
Meskipun warna bukan merupakan elemen terpenting dalam
menghasilkan sebuah foto yang baik, namun warna dapat memberikan
suatu kesan keadaan dari sebuah foto. Warna mampu memunculkan
persepsi psikologis sebagai berikut:
1. Warna Merah
: Memberi kesan bahagia, semangat,
kekuatan, menakutkan
2. Warna Pink
: Memberi kesan romantis, feminism
3. Warna Orange
: Memberi kesan kehangatan, keceriaan,
usang
4. Warna Biru
: Memberi kesan luas, kesejukan, damai
5. Warna Kuning
: Memberi kesan terang, bersinar, ketegasan
6. Warna Hijau
: Memberi kesan kesegaran, alam, harmoni
7. Warna Ungu
: Memberi kesan kekuasaan, keindahan,
kelembutan
8. Warna Abu-abu
: Memberi kesan ketenangan, keteduhan,
elegan
9. Warna Hitam
: Memberi kesan misteri, dramatis, sunyi
10. Warna Putih
: Memberi kesan keaslian, kemurnian,
kesucian, kebersihan
11. Warna Coklat
: Memberi kesan tua, sederhana
12. Warna Krem
: Memberi kesan kelembutan, klasik
Kesan yang ditimbulkan oleh warna mampu mewakili makna
pesan yang ingin disampaikan, menguatkan sebuah konsep, dan
memimbulkan persepsi audiens. Sehingga teori ini dicantumkan untuk
memudahkan penulis untuk menganalisa menggunakan pendekatan
semiotika.
1.6.4
Teori Semiotika
Semiotika adalah studi tentang hubungan antara tanda (lebih
khusus lagi simbol atau lambang) dengan apa yang dilambangkan.Ada
juga
yang
mengatakan,
memproduksi
makna
studi tentang bagaimana
dan
nilai- nilai
dalam
masyarakat
sebuah
sistem
komunikasidisebut semiotika, yang berasal dari kata seemion, istilah
yunani yang berarti ―tanda‖ serta bisa disebut juga semeiotikos, yang
berarti ―teori tanda‖.
Saat ini ada beberapa pendapat tentang semiotika yang
dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu salah satunya menurut Charles
Sanders Pierce semiotika adalah sebagai studi tentang tanda dan segala
sesuatu yang berhubungan dengannya, yakni cara berfungsinya,
hubungannya
dengan
tanda-tanda
lain,
pengirimannya
dan
penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya.
1. Charles Sanders Pierce
C.S Pierce berpendapat keberadaan terbagi menjadi tiga
kategori yaitu Firstness (Kepertamaan) adalah merupakan mode
sebagaimana adanya, positif dan tidak mengacu pada sesuatu yang
lain, Secondness (Kekeduaan) merupakan metode yang mencakup
relasi antara yang pertama dan kedua,serta Thirdness (Keketigaan)
mengantarkan yang kedua dalam hubungannya dengan yang
ketiga. Selain itu C.S Pierce membagi tanda berdasarkan gorund
dari tanda-tanda tersebut sebagai berikut :
a. Qualisign
Qualisign
merupakan
tanda
yang
menjadi
tanda
berdasarkan sifatnya.
Misalnya adalah warna merah adalah qualisign, karena dapat
dipakai sebagai tanda untuk menunjukan semangat, bahaya
atau larangan.
b. Sinsign
Sinsign merupakan tanda-tanda yang menjadi sebagai
tanda berdasakan bentuk atau rupanya di dalam kenyataan.
Misalnya adalah suatu jeritan bisa berupa tanda dari heran,
senang atau kesakitan.
c. Legisign
Legisign
merupakan
tanda
yang
menjadi tanda
berdasarkan peraturan yang sudah berlaku secara umum.
Misalnya adalah meja hijau yang awalnya berupa meja yang
diberi taplak berwarna hijau atau meja yang dicat dengan warna
hijau bisa berubah menjadi meja hijau yang berarti pengadilan
(Prof. Deddy Mulyana, 2014).
2. Ferdinand De Saussure
Prinsip teori dari Ferdinand De Saussure mengatakan
bahwa bahasa adalah sebuah sistem tanda, dan setiap tanda itu
tersusun dari dua bagian, yakni signifier (Penanda) dan signified
(Petanda). Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda
(signifier) dengan sebuah ide atau petanda (signified). Dengan kata
lain, penanda adalah ―bunyi yang bermakna‖ atau ―coretan yang
bermakna‖. Jadi, penanda adalah aspek material dari bahasa yaitu
apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca.
Sedangkan Petanda adalah gambaran mental, pikiran, atau konsep
yang diterima
Suatu penanda tanpa petanda tidak berarti apa-apa dan
karena itu tidak merupakan tanda. Sebaliknya, suatu petanda tidak
mungkin disampaikan atau ditangkap lepas dari penanda; petanda
atau yang dtandakan itu termasuk tanda sendiri dan dengan
demikian merupakan suatu faktor linguistik. ―Penanda dan petanda
merupakan kesatuan seperti dua sisi dari sehelai kertas,‖ kata
Saussure (Prof. Deddy Mulyana, 2014).
3. Roland Barthes
Roland Barthes membuat sebuah model yang sistematis
dalam menganalisis makna dari sebuah tanda-tanda. Roland
Barthes dikenal sebagai seorang pemikir strukturalis yang
memperaktekkan model linguistic dan semiology Saussurean.
Saussure tertarik pada cara yang kompleks pembentukkan kalimat
dan kalimat menentukan makna. Namun kurang tertarik pada
kenyataan bahwa kalimat yang sama bisa saja menyampaikan
makna yang berbeda pada orang yang berbeda situasinya.
Pemikiran Roland Barthes dikenal dengan istilah ―order of
signification‖ (signifikasi dua tahap). Sehingga teori Barthes focus
kepada sebuah gagasan tentang signifikasi dua tahap. Yang terdiri
dari first order of signification yaitu makna denotasi dan second
orders of signification yaitu makna konotasi.Tahap atau tatanan
pertama mencakup penanda dan petanda yang berbentuk tanda
yang disebut dengan makna denotasi.Denotasi merupakan tingkat
pertandaan yang menjelaskan hubungan tanda dan rujukan pada
realitas, yang menghasilkan makna eksplisit.Sedang konotasi
merupakan tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara
penanda dan petanda, yang di dalamnya beroperasi makna yang
bersifat implisit dan tersembunyi.
Barthes mengungkapkan bahwa Tanda denotatif terdiri atas
penanda dan petanda.Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda
Denotatif adalah juga penanda konotatif.Jad i dalam konsep
Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan
namun juga mangandung kedua bagian tanda denotatif yang
melandasi keberadaannya. Dengan kata lain, denotasi adalah apa
yang digambarkan tanda terhadap sebuah objek, sedangkan
konotasi adalah bagaimana menggambarkannya. Pada signifikasi
tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui
mitos (myth).Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan
atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala
alam.Mitos merupakan produk kelas sosial yang sudah memiliki
suatu dominasi. Jadi, ketika suatu tanda yang memiliki makna
konotasi kemudian berkembang menjadi makna denotasi, makna
denotasi tersebut akan menjadi mitos. Pengertian mitos di sini
bukanlah menunjuk pada mitologi dalam pengertian sehari- hari
seperti halnya dongeng-dongeng atau cerita-cerita tradisional,
melainkan sebuah cara pemaknaan. Ada banyak mitos yang
diciptakan oleh media di sekitar kita, misalnya mitos tentang
kecantikan, kejantanan, pembagian peran domestik versus peran
publik dan banyak lagi (Sulistiyawati, Puri. 2016)
4. Baudrillard
Baudrillard memperkenalkan teori simulasi. Di mana
peristiwa yang tampil tidak mempunyai asal- usul yang jelas, tidak
merujuk pada realitas yang sudah ada, tidak mempunyai sumber
otoritas yang diketahui. Konsekuensinya, kata Baudrillard, kita
hidup dalam apa yang disebutnya hiperrealitas (hyper-reality).
Segala sesuatu merupakan tiruan, tepatnya tiruan dari tiruan, dan
yang palsu tampaknya lebih nyata dari kenyataannya (Sobur, 2006).
5. J. Derrida
Derrida terkenal dengan model semiotika Dekonstruksi-nya.
Dekonstruksi, menurut Derrida, adalah sebagai alternatif untuk
menolak
segala
keterbatasan
penafsiran
ataupun
bentuk
kesimpulan yang baku. Konsep Dekonstruksi –yang dimulai
dengan konsep demistifikasi, pembongkaran produk pikiran
rasional yang percaya kepada kemurnian realitas—pada dasarnya
dimaksudkan menghilangkan struktur pemahaman tanda-tanda
(siginifier) melalui penyusunan konsep (signified). Dalam teori
Grammatology,
Derrida
menemukan
konsepsi
tak
pernah
membangun arti tanda-tanda secara murni, karena semua tanda
senantiasa sudah mengandung artikulasi lain (Subangun, 1994
dalam Sobur, 2006: 100). Dekonstruksi, pertama sekali, adalah
usaha membalik secara terus-menerus hirarki oposisi biner dengan
mempertaruhkan bahasa sebagai medannya. Dengan demikian,
yang semula pusat, fondasi, prinsip, diplesetkan sehingga berada di
pinggir, tidak lagi fondasi, dan tidak lagi prinsip. Strategi
pembalikan
ini
dijalankan
dalam
kesementaraan
dan
ketidakstabilan yang permanen sehingga bisa dilanjutkan tanpa
batas.
6. Umberto Eco
Stephen W. Littlejohn (1996) menyebut Umberto Eco
sebagai ahli semiotikan yang menghasilkan salah satu teori
mengenai tanda yang paling komprehensif dan kontemporer.
Menurut Littlejohn, teori Eco penting karena ia mengintegrasikan
teori-teori semiotika sebelumnya dan membawa semiotika secara
lebih mendalam (Sobur, 2006).
Teori semiotika dicantumkan karena pada penelitian ini menggunakan pendekatan
semiotika untuk mengkaji setiap scene dari iklan Oreo versi wonderfilled edisi
beri oreo untuk si vampire.
Download