BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan energi manusia perlu untuk makan, dan saat ini ada banyak jenis makanan salah satunya adalah makanan pokok, makanan pokok adalah merupakan jenis makanan utama yang dibutuhkan oleh manusia biasanya makanan pokok yang baik adalah makanan yang mengandung banyak karbohidrat contohnya adalah nasi, singkong, sagu roti dan jagung. Selain makanan pokok saat ini juga banyak beredar makananmakanan ringan atau yang biasa kita sebut sebagai snack, snack adalah makanan yang bukan makanan utama biasanya hanya dimakan untuk mengurangi rasa lapar untuk sementara waktu, dan memberi sedikit energi kepada tubuh atau sesuatu yang dimakan hanya untuk dinikmati rasanya saja (Hirawati, 2012). Salah satu snack yang beredar di Indonesia adalah Oreo, Oreo adalah salah satu nama dagang yang diproduksi oleh Nabisco pertama kali pada tahun 1912. Produk Oreo ini, di Indonesia dikelola oleh PT. Kraft Indonesia (Suwito, 2015). Produk utama dari Oreo adalah biskuit cokelat berbentuk bulat dengan ada cream putih di tengahnya. Namun saat ini semakin banyak varian dari biskuit Oreo tidak hanya rasa original namun ada juga Oreo strawberry cream, Ice cream orange flavor, Wafer Vanilla dan masih banyak lagi. Dari segi kemasannya Oreo identik dengan penggunaan warna biru yang dominan dalam setiap kemasannya hal ini sudah menjadi brand identity secara visual milik Oreo. Selain kemasannya ada juga slogan milik Oreo yang sudah menjadi brand identity yaitu ―Diputar, dijilat, dicelupin‖. Slogan milik Oreo ini selalu digunakan disetiap iklannya terutama iklan di televisi bahkan dengan slogan milik Oreo ini masyarakat sudah mudah mengenali Oreo apa bila mendengar slogan tersebut karena selalu digunakan pada iklan Oreo di televisi. Iklan Oreo biasanya menampilkan sosok anak-anak kecil sebagai tokoh utamanya disetiap iklan, seperti salah satu contohnya adalah iklan ―Oreo Ice Cream Orange‖ iklan yang tayang pada awal tahun 2012 ini menjadi menarik perhatian masyarakat pada waktu itu pasalnya salah satu pemeran dari iklan tersebut yaitu Afika, seorang anak perempuan yang mampu menarik perhatian masyarakat di Indonesia dengan aktingnya pada iklan tersebut dan pada iklan tersebut tetap menampilkan slogan ―Diputar, dijilat, dicelupin‖ yang mana selalu digunakan pada iklan- iklan Oreo baik sebelum maupun sesudah iklan ini. Sejak saat itu Oreo lebih banyak membuat iklan dengan menggunakan anak kecil sebagai pemeran utamanya serta selalu mencantumkan slogan tersebut. Namun pada pertengahan tahun 2015 ada yang menarik dari iklan Oreo, Oreo mulai menggunakan animasi untuk mengiklankan produknya kurang lebih ada sekitar 6 iklan dari Oreo yang sudah menggunakan animasi sejak saat itu hingga saat ini yaitu antara lain ada iklan Oreo edisi ―Nikmati Oreo Sesukamu‖ dalam iklan ini Oreo menggunakan animasi 3 Dimensi. Kemudian iklan selanjutnya edisi ―Wonderfilled‖ dalam ed isi ini Oreo kembali menggunakan animasi akan tetapi Oreo menggunakan animasi 2 Dimensi dan edisi ini sudah dikeluarkan 2 versi yaitu versi ―Beri oreo untuk si vampire‖ dan ―Beri oreo untuk si hiu‖. Dari beberapa iklan Oreo diatas iklan edisi Wonderfilled mendapat banyak perhatian dari penonton khususnya di Indonesia, bahkan pada tanggal 4 Oktober 2015, Oreo sempat mengadakan sebuah acara di Jakarta yang bernama ―Oreo Wonderfilled‖, pada acara tersebut Oreo memiliki tema ―Penuh Keajaiban‖. Sedangkan pada iklan ―Oreo edisi wonderfilled versi beri oreo untuk si vampire‖ sangatlah berbeda dengan iklan- iklan Oreo sebelumnya salah satu yang mencolok dari iklan ini adalah penggunaan animasi 2 Dimensi tentunya, animasi 2 Dimensi pada iklan ini menggunakan jenis animasi flat design. Pada iklan Oreo tersebut memiliki cerita yang berbeda dari biasanya karena pada iklan ini menceritakan bahwa Oreo mampu merubah sifat dari tokoh-tokoh fiksi seperti vampire yang mana pada cerita yang beredar bahwa vampire itu memiliki sifat yang menyeramkan, karena suka menghisap darah manusia namun setelah memakan Oreo dia bisa berubah menjadi baik hati dan ceria yang digambarkan dengan si vampire setelah memakan Oreo ia tidak jadi menghisap darah, namun malah menarinari bersama manusia yang akan ia hisap darahnya sebelumnya. Iklan Oreo edisi Wonderfilled versi beri oreo untuk si vampire sendiri sudah ditanyangkan di televisi mulai sekitar bulan agustus 2015 dan bahkan di bulan yang sama iklan tersebut diupload ke Youtube dan hingga sekarang, sejak pertama diupload ke Youtube hingga sekarang iklan tersebut sudah memiliki sekitar 700.000 viewer orang yang sudah menontonnya dibandingkan iklan Oreo yang menggunakan animasi lainnya yang hanya rata-rata hanya memiliki sekitar 20.000 viewer dengan kata lain bisa dikatakan bahwa iklan ―Oreo edisi Wonderfilled versi beri oreo untuk si vampire‖ paling mendapat perhatian dari masyarakat khususnya di Indonesia. Tabel 1.1 Jumlah viewer iklan Oreo di Youtube dari Tahun 2015-2016 No 1. 2. 3. Judul Iklan Beri Oreo Untuk Si Vampire Multilanguage Beri Oreo Untuk si Hiu Jumlah Viewer Diupload Pada ± 700.000 views 11 Agustus 2015 ± 509.972 views 31 Maret 2016 ± 503.573 views 17 Agustus 2015 4. 5. 6. Coconut Delight Mainkan Oreo Sesukamu Selancar Penuh Imajinasi ± 79.572 views 8 April 2015 ± 41.852 views 21 Januari 2015 ± 28.180 views 7 Februari 2016 Serta pada sebuah iklan pasti ada pesan yang ingin disampaikan oleh si pembuat iklan, dan untuk sebagian orang hanya bisa melihat pesan dari sebuah iklan hanya pesan yang tersurat saja, namun tidak semua orang mampu melihat/memahami pesan tersirat apa yang disampaikan oleh sebuah iklan. Oleh karena itu untuk mengetahui pesan apa saja yang tersirat pada sebuah iklan, salah satu caranya adalah dengan menganalisa iklan tersebut menggunakan pendekatan semiotika. Dari beberapa hal yang penulis sampaikan diatas alasan mengapa penulis ingin menganalisa iklan tersebut karena dengan perubahan tema iklan dari Oreo yang tadinya bertemakan anak-anak berubah dengan menggunakan animasi 2D dan iklan tersebut memiliki jumlah viewer di Youtube paling banyak hingga saat ini dan iklan dari Oreo ini akan penulis analisa menggunakan pendekatan semiotika untuk bisa mengetahui pesan tersirat/makna apa saja yang ada pada iklan ―Oreo edisi wonderfilled versi beri oreo untuk si vampire‖. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat diidentifikasikan rumusan masalah dari laporan ini adalah sebagai berikut : Bagaimana makna atau pesan pada iklan ―Oreo versi wonderfilled edisi beri oreo untuk si vampire‖ yang ingin disampaikan lewat animasi 2 Dimensi dilihat dari pendekatan semiotika? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut : Mengetahui makna atau pesan apa yang ingin disampaikan lewat animasi 2 Dimensi pada iklan ―Oreo versi wonderfilled edisi beri oreo untuk si vampire‖ dilihat dari pendekatan semiotika. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Masyarakat Manfaat penelitian ini bagi masyarakat antara lain menjadi referensi untuk mengetahui sebuah iklan yang memiliki makna atau pesan yang bisa menarik perhatian orang lain menggunakan pendekatan semiotika. 1.4.2 Bagi Penulis a. Memperluas pengetahuan penulis tentang animasi 2 Dimensi dan iklan b. Meningkatkan kemampuan penulis dalam menganalisa sebuah karya desain c. Mengetahui makna atau pesan dari sebuah iklan yang menggunakan animasi 2 Dimensi dilihat dari pendekatan semiotika 1.4.3 Bagi Universitas a. Manfaat penelitian ini untuk universitas antara lain bisa menjadi arsip untuk universitas. b. Bisa menjadi referensi bagi mahasiswa lainnya yang ingin membuat atau meneruskan penelitian yang sama tentang iklan. 1.5 Batasan Masalah Batasan dari penelitian ini adalah penulis hanya menganalisa iklan dari Oreo yang ditampilkan di Indonesia yang menggunakan animasi 2D pada iklan ―Oreo versi wonderfilled edisi beri oreo untuk si vampire‖ yang nantinya akan dianalisa menggunakan pendekatan Semiotika yang dikemukakan oleh Charles Sanders Pierce yang membagi tanda menjadi Qualisign, Sinsign dan Legisign serta teori semiotika yang dikemukakan oleh Roland Bathes yaitu Signifier (Penanda) dan Signified (Petanda) serta Mitos. 1.6 Tinjauan Pustaka 1.6.1 Teori tentang iklan Iklan menurut Rhenald Kasali adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media (Kasali, 2007). Ketika akan membuat iklan ada prinsipprinsip dasar yang harus diperhatikan yaitu yang pertama ada pesan tertentu, dilakukan komunikator, dilakukan secara non-personal, disampaikan untuk khalayak tertentu, dilakukan dengan cara membayar dan yang terakhir mengharapkan dampak tertentu dari penyampaian pesan yang dilakukan (Widyatama, 2007). Saat ini di dunia periklanan ada 2 istilah yang sering dikenal dengan ATL (Above The Line) dan BTL (Below The Line), ATL atau yang bisa disebut media lini atas adalah jenis iklan yang mengharuskan pembayaran komisi kepada biro iklan, misalnya tayangan iklan di media cetak, TV, radio dan sebagainya. Sedangkan BTL atau media lini bawah adalah aktifitas promosi diluar media konvensional serta tidak mengharuskan adanya komisi (Jefkins, 1995:86). Dalam dunia marketing khususnya periklanan terdapat dua cara penyampaian pesan yaitu : 1. Hard sell merujuk pada cara berpromosi yang menyampaikan pesan marketing secara langsung. Contohnya adalah iklan, baik di koran, majalah, televisi, internet, atau papan reklame yang ada di pinggir-pinggir jalan. 2. Kebalikannya, soft sell berarti cara promosi yang dilakukan secara halus atau tidak menyampaikan promosi secara langsung. Tujuan soft selling lebih menekankan tumbuhnya kepercayaan dan terjalinnya hubungan yang nyaman dengan konsumen. Berdasarkan jenis media yang digunakan, iklan dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Iklan Cetak Iklan cetak adalah jenis iklan yang dipublikasikan menggunakan media cetak seperti Koran, majalah, tabloid, dan lain- lain. berdasarkan ruang yang digunakan dalam media surat kabar, majalah, tabloid, iklan dikenal dalam 2 bentuk yaitu: a. Iklan Baris Iklan baris adalah iklan yang hanya dibuat dalam beberapa baris, umumnya terdiri atas 3-4 baris dengan luas tidak lebih dari satu kolom. Biayanya reletif lebih murah, dihitung perbaris. Untuk menghemat biaya dan semua informasi dapat tersampaikan, bahasa yang digunakan dalam iklan ini umumya disingkat , penuh makna, dan sederhana. Hal yang di iklankan dalam iklan baris biasanya iklan lowongan pekerjaan, barang dan jasa dll. b. Iklan Kolom Iklan kolom adalah iklan yang dibuat dalam bentuk kolom. Iklan ini lebih tinggi dari pada iklan baris. Terkadang iklan ini juga dilengkapi dengan gambar, simbol, atau lambang yang mendukung isi iklan. Hal yang di iklan kan berupa iklan barang dan jasa, loker dan lain- lain. 2. Iklan elektronik Iklan elektronik adalah iklan yang dipublikasikan dalam media elektronik. Iklan elektronik dapat digolongkan menjadi: a. Iklan Radio Iklan radio adalah iklan yang dipublikasikan melalui radio berupa kombinasi dari bunyi kata- kata (voice) dan efek suara (sound effect) dan iklan ini hanya di dengar. b. Iklan televisi Iklan televisi adalah iklan yang dipublikasikan melalui televisi berupa kombinasi dari suara, gambar, dan juga gerak. Iklan ini dapat dilihat dan juga bisa didengar. c. Iklan internet Iklan internet adalah iklan yang dipublikasikan melalui internet beragam. Ada yang didengar, dan juga ada pula yang di dengar. 3. Iklan Advertorial Iklan advertorial adalah jenis iklan yang dikemas seperti berita. 4. Iklan Display Dilihat dari bentuk, iklan display lebih besar dari pada iklan kolom. Dalam iklan ini, ditampilkan gambar dan tulisan yang lebih besar. Sedangkan berdasarkan tujuannya, iklan dapat digolongkan menjadi: 1. Iklan Layanan Masyarakat Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan mangajak atau menghimbau untuk tidak atau melakukan sesuatu. 2. Iklan taktis Iklan takstis adalah iklan yang bertujuan mendesak konsumen untuk segera membeli. 3. Iklan strategis Iklan strategis adalah iklan yang membangun merk dagang. 4. Iklan Komersial Komersial adalah iklan yang bertujuan untuk memasarkan barang dan jasa. Iklan ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu iklan taktis dan iklan strategis. 5. Iklan Perusahaan Iklan perusahaan adalah iklan yang bertujuan untuk membangun citra perusahaan yang berujung pada membangun citra produk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan teersebut agar dibeli (Bella, 2010). Karena di dalam penelitian ini penulis menganalisa sebuah iklan. Maka dalam laporan ini penulis mencantumkan pengertian iklan, jenis-jenis iklan dan media periklanan yang berguna membantu penulis untuk memahami lebih dalam tentang apa itu iklan sehingga memudahkan penulis untuk menganalisa iklan Oreo edisi wonderfilled versi beri oreo untuk si vampire. 1.6.2 Teori tentang animasi Animasi adalah rangkaian gambar yang membentuk sebuah gerakan (Animasi dalam pembelajaran, 2011). Hingga saat ini ada beberapa jenis Animasi, berikut jenis-jenis animasi : 1. Animasi 2D Jenis animasi yang lebih dikenal dengan film kartun pembuatannya menggunakan teknik animasi hand draw atau animasi sel, penggambaran langsung pada film atau secara digital. 2. Animasi 3D Merupakan pengembangan dari animasi 2D yang muncul akibat teknologi yang sangat pesat.Dan terlihat lebih nyata dari pada 2D. 3. Animasi stop motion Merupakan jenis animasi yang merupakan potongan-potongan gambar yang disusun sehingga bergerak. (Teknik Film Animasi dalam Dunia Komputer, 2011) Karena penelitian ini mengkaji sebuah iklan yang berbentuk animasi 2D maka teori tentang animasi ini dicantumkan oleh penulis supaya bisa mengerti lebih dalam tentang animasi sehingga memudahkan penulis agar bisa mengkaji sebuah animasidengan tepat. 1.6.3 Teori Psikologi Warna Psikologi warna merupakan identifikasi persepsi manusia terhadap pandangan sebuah warna tertentu.Dalam hal ini warna dapat memberikan arti kesan sebagai ekpresi dari suatu keadaan.Warna juga bisa menggambarkan karakter dari seseorang, Warna dapat menciptakan keselarasan dalam hidup.Dengan warna kita bisa menciptakan suasana teduh dan damai. Dengan warna pula kita dapat menciptakan keberingasan dan kekacauan (Darwis Triadi, 2014) . Meskipun warna bukan merupakan elemen terpenting dalam menghasilkan sebuah foto yang baik, namun warna dapat memberikan suatu kesan keadaan dari sebuah foto. Warna mampu memunculkan persepsi psikologis sebagai berikut: 1. Warna Merah : Memberi kesan bahagia, semangat, kekuatan, menakutkan 2. Warna Pink : Memberi kesan romantis, feminism 3. Warna Orange : Memberi kesan kehangatan, keceriaan, usang 4. Warna Biru : Memberi kesan luas, kesejukan, damai 5. Warna Kuning : Memberi kesan terang, bersinar, ketegasan 6. Warna Hijau : Memberi kesan kesegaran, alam, harmoni 7. Warna Ungu : Memberi kesan kekuasaan, keindahan, kelembutan 8. Warna Abu-abu : Memberi kesan ketenangan, keteduhan, elegan 9. Warna Hitam : Memberi kesan misteri, dramatis, sunyi 10. Warna Putih : Memberi kesan keaslian, kemurnian, kesucian, kebersihan 11. Warna Coklat : Memberi kesan tua, sederhana 12. Warna Krem : Memberi kesan kelembutan, klasik Kesan yang ditimbulkan oleh warna mampu mewakili makna pesan yang ingin disampaikan, menguatkan sebuah konsep, dan memimbulkan persepsi audiens. Sehingga teori ini dicantumkan untuk memudahkan penulis untuk menganalisa menggunakan pendekatan semiotika. 1.6.4 Teori Semiotika Semiotika adalah studi tentang hubungan antara tanda (lebih khusus lagi simbol atau lambang) dengan apa yang dilambangkan.Ada juga yang mengatakan, memproduksi makna studi tentang bagaimana dan nilai- nilai dalam masyarakat sebuah sistem komunikasidisebut semiotika, yang berasal dari kata seemion, istilah yunani yang berarti ―tanda‖ serta bisa disebut juga semeiotikos, yang berarti ―teori tanda‖. Saat ini ada beberapa pendapat tentang semiotika yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu salah satunya menurut Charles Sanders Pierce semiotika adalah sebagai studi tentang tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya, yakni cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain, pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya. 1. Charles Sanders Pierce C.S Pierce berpendapat keberadaan terbagi menjadi tiga kategori yaitu Firstness (Kepertamaan) adalah merupakan mode sebagaimana adanya, positif dan tidak mengacu pada sesuatu yang lain, Secondness (Kekeduaan) merupakan metode yang mencakup relasi antara yang pertama dan kedua,serta Thirdness (Keketigaan) mengantarkan yang kedua dalam hubungannya dengan yang ketiga. Selain itu C.S Pierce membagi tanda berdasarkan gorund dari tanda-tanda tersebut sebagai berikut : a. Qualisign Qualisign merupakan tanda yang menjadi tanda berdasarkan sifatnya. Misalnya adalah warna merah adalah qualisign, karena dapat dipakai sebagai tanda untuk menunjukan semangat, bahaya atau larangan. b. Sinsign Sinsign merupakan tanda-tanda yang menjadi sebagai tanda berdasakan bentuk atau rupanya di dalam kenyataan. Misalnya adalah suatu jeritan bisa berupa tanda dari heran, senang atau kesakitan. c. Legisign Legisign merupakan tanda yang menjadi tanda berdasarkan peraturan yang sudah berlaku secara umum. Misalnya adalah meja hijau yang awalnya berupa meja yang diberi taplak berwarna hijau atau meja yang dicat dengan warna hijau bisa berubah menjadi meja hijau yang berarti pengadilan (Prof. Deddy Mulyana, 2014). 2. Ferdinand De Saussure Prinsip teori dari Ferdinand De Saussure mengatakan bahwa bahasa adalah sebuah sistem tanda, dan setiap tanda itu tersusun dari dua bagian, yakni signifier (Penanda) dan signified (Petanda). Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan sebuah ide atau petanda (signified). Dengan kata lain, penanda adalah ―bunyi yang bermakna‖ atau ―coretan yang bermakna‖. Jadi, penanda adalah aspek material dari bahasa yaitu apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca. Sedangkan Petanda adalah gambaran mental, pikiran, atau konsep yang diterima Suatu penanda tanpa petanda tidak berarti apa-apa dan karena itu tidak merupakan tanda. Sebaliknya, suatu petanda tidak mungkin disampaikan atau ditangkap lepas dari penanda; petanda atau yang dtandakan itu termasuk tanda sendiri dan dengan demikian merupakan suatu faktor linguistik. ―Penanda dan petanda merupakan kesatuan seperti dua sisi dari sehelai kertas,‖ kata Saussure (Prof. Deddy Mulyana, 2014). 3. Roland Barthes Roland Barthes membuat sebuah model yang sistematis dalam menganalisis makna dari sebuah tanda-tanda. Roland Barthes dikenal sebagai seorang pemikir strukturalis yang memperaktekkan model linguistic dan semiology Saussurean. Saussure tertarik pada cara yang kompleks pembentukkan kalimat dan kalimat menentukan makna. Namun kurang tertarik pada kenyataan bahwa kalimat yang sama bisa saja menyampaikan makna yang berbeda pada orang yang berbeda situasinya. Pemikiran Roland Barthes dikenal dengan istilah ―order of signification‖ (signifikasi dua tahap). Sehingga teori Barthes focus kepada sebuah gagasan tentang signifikasi dua tahap. Yang terdiri dari first order of signification yaitu makna denotasi dan second orders of signification yaitu makna konotasi.Tahap atau tatanan pertama mencakup penanda dan petanda yang berbentuk tanda yang disebut dengan makna denotasi.Denotasi merupakan tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan tanda dan rujukan pada realitas, yang menghasilkan makna eksplisit.Sedang konotasi merupakan tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, yang di dalamnya beroperasi makna yang bersifat implisit dan tersembunyi. Barthes mengungkapkan bahwa Tanda denotatif terdiri atas penanda dan petanda.Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda Denotatif adalah juga penanda konotatif.Jad i dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan namun juga mangandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya. Dengan kata lain, denotasi adalah apa yang digambarkan tanda terhadap sebuah objek, sedangkan konotasi adalah bagaimana menggambarkannya. Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos (myth).Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam.Mitos merupakan produk kelas sosial yang sudah memiliki suatu dominasi. Jadi, ketika suatu tanda yang memiliki makna konotasi kemudian berkembang menjadi makna denotasi, makna denotasi tersebut akan menjadi mitos. Pengertian mitos di sini bukanlah menunjuk pada mitologi dalam pengertian sehari- hari seperti halnya dongeng-dongeng atau cerita-cerita tradisional, melainkan sebuah cara pemaknaan. Ada banyak mitos yang diciptakan oleh media di sekitar kita, misalnya mitos tentang kecantikan, kejantanan, pembagian peran domestik versus peran publik dan banyak lagi (Sulistiyawati, Puri. 2016) 4. Baudrillard Baudrillard memperkenalkan teori simulasi. Di mana peristiwa yang tampil tidak mempunyai asal- usul yang jelas, tidak merujuk pada realitas yang sudah ada, tidak mempunyai sumber otoritas yang diketahui. Konsekuensinya, kata Baudrillard, kita hidup dalam apa yang disebutnya hiperrealitas (hyper-reality). Segala sesuatu merupakan tiruan, tepatnya tiruan dari tiruan, dan yang palsu tampaknya lebih nyata dari kenyataannya (Sobur, 2006). 5. J. Derrida Derrida terkenal dengan model semiotika Dekonstruksi-nya. Dekonstruksi, menurut Derrida, adalah sebagai alternatif untuk menolak segala keterbatasan penafsiran ataupun bentuk kesimpulan yang baku. Konsep Dekonstruksi –yang dimulai dengan konsep demistifikasi, pembongkaran produk pikiran rasional yang percaya kepada kemurnian realitas—pada dasarnya dimaksudkan menghilangkan struktur pemahaman tanda-tanda (siginifier) melalui penyusunan konsep (signified). Dalam teori Grammatology, Derrida menemukan konsepsi tak pernah membangun arti tanda-tanda secara murni, karena semua tanda senantiasa sudah mengandung artikulasi lain (Subangun, 1994 dalam Sobur, 2006: 100). Dekonstruksi, pertama sekali, adalah usaha membalik secara terus-menerus hirarki oposisi biner dengan mempertaruhkan bahasa sebagai medannya. Dengan demikian, yang semula pusat, fondasi, prinsip, diplesetkan sehingga berada di pinggir, tidak lagi fondasi, dan tidak lagi prinsip. Strategi pembalikan ini dijalankan dalam kesementaraan dan ketidakstabilan yang permanen sehingga bisa dilanjutkan tanpa batas. 6. Umberto Eco Stephen W. Littlejohn (1996) menyebut Umberto Eco sebagai ahli semiotikan yang menghasilkan salah satu teori mengenai tanda yang paling komprehensif dan kontemporer. Menurut Littlejohn, teori Eco penting karena ia mengintegrasikan teori-teori semiotika sebelumnya dan membawa semiotika secara lebih mendalam (Sobur, 2006). Teori semiotika dicantumkan karena pada penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika untuk mengkaji setiap scene dari iklan Oreo versi wonderfilled edisi beri oreo untuk si vampire.