Rizki Hidayat 10743000109 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

advertisement
NO. 1249 / KOM – D / SD – SI / 2012
PENGARUH IKLAN ROKOK DI TELEVISI RCTI TERHADAP
PRILAKU MEMBELI PADA REMAJA RT 01 RW 01
DESA SIABU KECAMATAN SALO
KABUPATEN KAMPAR
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
Syarat-syarat Guna memperoleh gelar serjana Ilmu Komunikasi
Pada fakultas dakwah dan Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh:
Rizki Hidayat
10743000109
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2012
PENGESAHAN
Skripsi a/n: rizki hidayat ini berjudul “ Pengaruh Iklan Rokok di Televisi RCTI
Terhadap Perilaku Membeli Pada Remaja RT.01 RW 01 Desa Siabu Kecamatan
Salo Kabupaten Kampar” telah dimunaqasahkan dalam Sidang Panitia Pelaksana
Program S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau pada :
Hari
: Senin
Tanggal
: 12 Desember 2011
Dapat diterima dan disahkan oleh Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) pada
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN SUSKA Riau.
Pekanbaru, 12 Desember 2011
Dekan,
Prof. Dr. AMRIL M, MA
NIP. 19561231 198603 1 042
Sidang Munaqasah
Ketua
Sekretaris
Drs. H. Suhaimi, M,Ag
Nurjanis, MA
NIP. 19620403 199703 1 002
NIP. 19690927 200901 2 003
Penguji I
Penguji II
Imron Rosidi, S,Pd., MA
NIP. 19811118 200901 1 006
Firdaus El Hadi, S. Sos, M. Soc. SC
NIP. 19630361 99102 1 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadiran Allah AWT atas berkat
dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“PENGARUH IKlAN ROKOK DI TELEVISI RCTI TERHADAP PRILAKU
MEMBELI PADA REMAJA RT01 RW01 DESA SIABU KECAMATAN SALO
KABUPATEN KAMPAR”.
Shalawat beriring salam semoga tercurah kepada nabi besar kita Muhammad
SAW, dimana beliau adalah seorang pemimpin yang ulung dan sebagai panutan
umatnya dalam menjalankan aktivitas kehidupan, semoga kita selalu mengikuti
langkahnya dan selalu bersolawat kepadanya, amin…
Terselesainya skripsi ini dapat terwujud karena bantuan bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung, maka untuk
itu penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Ayahanda ( Adam ) dan ibunda tercinta ( Dahniar ) beserta seluruh
keluarga yang telah memberikan motivasi baik secara material dan moral
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Yang terhormat Bapak Prof.Dr.Nazir Karim, MA. Sebagai Rektor UIN
SUSKA RIAU pekanbaru.
3. Yang terhormat Bpk Prof.Dr.Amril, MA. Sebagai Dekan Fakultas Dakwah
dan Ilmu komunikasi UIN SUSKA RIAU, beserta pembantu dekan, ketua
jurusan Ilmu Komunikasi.
4. Yang terhormat Bapak Darusman, M.Ag ( Pembantu Dekan 11 ), selaku
pembimbing satu penulis, atas kesabarannya dan bimbingannya serta
petunjuk-petunjuk yang berharga, yang sangat berarti bagi penulis dalam
proses penulisan skripsi ini.
5. Yang terhormat Bapak Musfialdy, M.Si selaku pembimbing dua penulis,
yang telah bersedia menyediakan waktu, tenaga dan pikarannya yang
sangat berharga bagi penulis mewuhudkan skripsi ini.
6. Seluruh staf tata usaha, staf perpustakaan yang telah membantu penulis
dan seluruh staf dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi terima
kasih atas ilmu yang telah diberikan, ini semua akan menjadi pedoman dan
sangat berguna untuk masa depan penulis.
7. Agussalim, Akmal Hadi, Bela Putra, Muhammad Aris, Afrisal, Ipan
Saputra, Syahrin Gunawan, Gusti, Rizwar, Fauzan, Ahmad, Fhandi, Alim,
Azi, Marta Malindo dan Imeg yang merupakan sahabat-sahabat ku tercinta
yang telah memberikan motivasi baik secara material dan moral sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Buat teman-teman seperjuangan komunikasi angkatan 2007 Lokal D
Spesial konsentrasi broadcasting.
9. Kepala Desa siabu yaitu bapak Khaidir serta Remaja RT01 RW01 yang
telah memberikan kemudahan bagi penulis untuk memperoleh data-data
dalam penelitian ini.
Akhirnya kepada Allah penulis berserah diri semoga skripsi ini bermanfa’at
amin.
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “PENGARUH IKLAN ROKOK DI TELEVISI
RCTI TERHADAP PRILAKU MEMBELI PADA REMAJA RT01 RW01
DESA SIABU KECAMATAN SALO KABUPATEN KAMAPAR”.
Televisi merupakan media ideal untuk mengiklankan barang-barang
yang selalu digunakan setiap hari, misalnya produk makanan, kosmetik,
obat, dan sebagainya. Walaupun iklan televisi merupakan iklan yang palimg
mahal diantara lainnya, karena biaya pembuatan iklan dan biaya
penayangannya yang besar, namun daya jangkaunya yang luas maka biaya
iklan televisi justru yang paling murah diantara media lainnya, jika melihat
dari sejumlah orang yang dapat dijangkaunya.
Televisi merupakan media iklan yang paling ampuh dari pada lainnya
karena dapat menunjukkan cara bekerjanya suatu produk pada saat produk
itu digunakan
Iklan rokok merupakan salah satu iklan yang ditayangkan dimedia
televisi, iklan rokok berbeda dengan iklan lainnya dimana iklan rokok tidak
boleh menyajikan kemasan rokok utuh seperti memperlihatkan produknya
dan tidak boleh terang-terangan mengajak atau membujuk seseorang untuk
merokok, juga harus menyantumkan peringatan yang berisi informasi
tentang bahaya resiko dan bahaya merokok secara mencolok, iklan rokok
memiliki tampilan menonjol dibandingkan produk iklan lainnya. Hal ini
terlihat dari mereknya iklan rokok yang muncul sekarang dengan
mengedepankan kreatifitas kata dan menimalisir aspek visual dalam iklan.
Penelitian ini dilakukan di desa siabu khusunya pada RT01 RW01.
Berdasarkan data yang penulis dapatkan dilapangan remaja RT 01 RW01
suka menonton Program televisi RCTI karena programnya yang menarik.
Dari hasil penyajian dan analisa data maka dapat disimpulkan bahwa
pada variabel iklan rokok ( X ), nilai t hitung 2,673. Nilai ini lebih besar dari
t tabel yaitu 2,01sehingga secara statistik variabel iklan rokok berpengaruh
secara signifikan terhadap prilaku membeli. Dari pengolahan data regresi,
khususnya tabek coefificientsa diperoleh t hitung = 2,673> t tabel = 2,01artinya
ada pengaruh signifikan antara pengaruh iklan rokok terhadap prilaku
membeli. Dari pengolahan data regresi, khususnya tabel Model Summary
yaitu R Squere ( koefisien determinasi ) bahwa pengaruh iklan rokok
terhadap prilaku membeli mempunyai pengaruh sebesar 12,7%.
Adapun yang menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah
remaja di desa siabu kecamatan salo RT01 RW 01 yang berjumlah 51 orang
remaj. Adapun teknik pengambilan sampel, Arikunto ( 2005:120 )
mengemukakan bahwa : apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik
diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
(Ridwan, 2009 : 95 ) untuk pengumpulan data dalam penelitian ini penulis
menggunakan teknik angket dan dokumentasi dan analisa data yaitu teknik
analisis data secara statitistik ( Metode penelitian Kuantitatif ) dengan
menggunakan program SPSS Regresi sederhana untuk melihat pengaruh
iklan rokok terhadap prilaku membeli.
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Alasan Permasalahan.............................................................................. 5
C. Permasalahan.......................................................................................... 6
1. Batasan Masalah ................................................................................ 6
2. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................... 6
1. Tujuan Penelitiam .............................................................................. 6
2. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
E. Penegasan Istilah .................................................................................... 7
F. Kerangka Teori Dan Konsep Operasional .............................................. 9
1. Kerangka Teoritis............................................................................... 9
2. Konsep Operasional ........................................................................... 28
G. Metodologi Penelitian ............................................................................. 30
H. Sistematika Penulisan.............................................................................. 33
BAB II. Metodologi dan Kerangka Teori ......................................................... 34
A. Metodologi Penelitian ............................................................................ 34
1. Kuantitatif ........................................................................................... 34
2. Alasan Menggunakan Metode Kuantitatif .......................................... 35
3. Hipotesis.............................................................................................. 36
4. Objek dan Subjek Penelitian. .............................................................. 37
a. Objek Penelitian ............................................................................. 37
b. Subjek Penelitian............................................................................ 37
5. Populasi dan Sampel ........................................................................... 37
a. Populasi ........................................................................................... 37
b. Sampel............................................................................................. 38
6. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 38
a. Angket.............................................................................................. 38
b. Dokumentasi .................................................................................... 38
7. Teknik Analisa Data.............................................................................. 39
B. Kerangka Teori.......................................................................................... 40
1. Agenda Setting ...................................................................................... 40
2. Perkembangan Teori Agenda Setting.................................................... 41
3. Alasan Menggunakan Teori Agenda Setting ........................................ 43
BAB III. GAMBARAN UMUM
Gambaran umum Desa Siabu...................................................................... 44
BAB 1V ANALISA DATA ................................................................................. 50
BAB V PENUTUP............................................................................................... 63
A. Kesimpulan ............................................................................................ 63
B. Saran ....................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Masyarakat RT 01 RW 01 Desa Siabu Berdasarkan Jenis
Kelamin................................................................................................... 44
Tabel 2. Jumlah Masyarakat RT 01 RW01 Berdasarkan Tingkat Umur ..............45
Tabel 3. Mata Pencarian Masyarakat RT 01 RW 01 ...........................................46
Tabel 4. Tingkat Pendidikan Masyarakat RT 01 RW 01 ......................................47
Tabel 5. Identitas Responden ................................................................................48
Tabel 6. Pendidikan Terakhir Responden .............................................................49
Tabel 7. Pernah Menonton TV RCTI....................................................................50
Tabel 8. Tempat Menonton TV RCTI...................................................................50
Tabel 9. Durasi Menonton TV RCTI ...................................................................51
Tabel 10. Pernah Menonton Iklan Rokok di RCTI ...............................................51
Tabel 11. Tertarik Dengan Model Yang Mengiklankan Rokok di Televisi rcti ... 52
Tabel 12. Tertarik dengan Kata-Kata Yang digunakan Dalam iklan Rokok di
Televisi RCTI..........................................................................................52
Tabel 13. Memahami Maksud Iklan Rokok Yang Ditayangkan di TV RCTI .....53
Tabel 14. Merasa Senang Iklan Rokok Yang ditayangkan Di TV RCTI..............53
Tabel 15. Mencari Informasi seteleh menonton Iklan Rokok............................... 54
Tabel 16. Mendapatkan informasi mengenai rokok dari Iklan Rokok.................54
Tabel 17. Suka Dengan Iklan Rokok ....................................................................55
Tabel 18. Pernah Membeli Rokok Yang diiklankan di TV ..................................55
Tabel 19. Sering Menceritakan Rokok Yang diiklankan Di TV RCTI ................56
Tabel 20. Puas Membeli Rokok Yang diiklankan Di TV RCTI ........................... 56
Tabel 21. Tabulasi Skor Jawaban Responden Pengaruh Iklan Rokok.................. 58
Tabel 22. Tabulasi skor Jawaban Prilaku Membeli .............................................. 59
Tabel 23. Descriptive Statistics............................................................................. 60
Tabel 24. Model Summary.................................................................................... 62
Tabel 25. Coefficientsa .......................................................................................... 62
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Televisi merupakan media yang dapat mendominasi komunikasi massa
karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Televisi
mempunyai kelebihan dari media massa lainnya, yaitu bersifat audio visual
(didengar dan dilihat ) dapat menggambarkan kenyataan dan dapat langsung
menyajikan pristiwa yang sedang terjadi ke setiap rumah para pemirsa dimanapun
mereka berada.
Media televisi yang dalam bahasa inggrisnya television diartikan melihat
jauh, disini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat (
studio televisi ) dapat dilihat dari tempat lain melalui sebuah perangkat penerima
atau receiver ( Televisi Set ). ( Rahman, 2005 : 05 ).
Dengan teknologi televisi yang ada sekarang ini, batas-batas Negara manapun
tidak lagi merupakan hal yang sulit untuk diterjang, melainkan begitu mudah
untuk di terobos. Karena itu, bila informasi media televisi dari berbagai belahan
dunia tidak terkontrol maka akan menimbulkan efek yang cukup besar, contoh
penjajahan Negara dalam hal informasi. ( Wawan, 1996 : 08 ).
Salah satu fungsi media penyiaran adalah tempat untuk beriklan merupakan
sumber pendapatan utama bagi media penyiaran. Stasiun penyiaran berkeinginan
untuk mendapatkan sebanyak mungkin pemasang iklan. Namun hal ini sulit
dilakukan tanpa memperhitungkan jenis media massa lainnyayang menjadi
pesaing stasiun penyiaran dalam menjaring iklan. Pemasang iklan selalu
memperhitungkan media apa yang paling tepat untuk mempromosikan suatu
produk (barang atau jasa).
Televisi merupakan media ideal untuk mengiklankan barang-barang yang
selalu digunakan setiap hari, misalnya produk makanan, kosmetik, obat, dan
sebagainya. Walaupun iklan televisi merupakan iklan yang palimg mahal diantara
lainnya, karena biaya pembuatan iklan dan biaya penayangannya yang besar,
namun daya jangkaunya yang luas maka biaya iklan televisi justru yang paling
murah diantara media lainnya, jika melihat dari sejumlah orang yang dapat
dijangkaunya.
Televisi merupakan media iklan yang paling ampuh dari pada lainnya karena
dapat menunjukkan cara bekerjanya suatu produk pada saat produk itu
digunakan.( Morissan, 2008 : 376 ).
Dunia periklanan saat ini terus berkembang sesui dengan kemajuan teknologi.
Oleh dunia bisnis, juga cendrung bertambah dari waktu kewaktu. Meningkatnya
belanja iklan tersebut membuktikan bahwa kalangan industri masih memberikan
kepercayaan kepada para pengiklan untuk mempromosikan produknya.
Pesatnya lajunya pertumbuhan tersebut tampaknya juga dipicu dengan adanya
proliferasi media yaitu bertambahnya jumlah media yang diakibatkan reformasi
pemerintah dibidang komunikasi, dimana pendirian media baru, baik media cetak
maupun elektronik seperti televisi dan radio sangat dipermudah disbanding zaman
orde baru. ( Rendra Widyatama, 2009 : 5 )
Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling
banyak dibahas orang, hal ini kemungkinan karena daya jangkaunya yang luas.
Iklan juga menjadi instrument promosi yang sangat penting, khusunya bagi
perusahaan yang memmproduksi barang atau jasa yang ditujukan kepada
masyarakat luas.
Iklan rokok merupakan salah satu iklan yang ditayangkan dimedia televisi,
iklan rokok berbeda dengan iklan lainnya dimana iklan rokok tidak boleh
menyajikan kemasan rokok utuh seperti memperlihatkan produknya dan tidak
boleh terang-terangan mengajak atau membujuk seseorang untuk merokok, juga
harus menyantumkan peringatan yang berisi informasi tentang bahaya resiko dan
bahaya merokok secara mencolok, iklan rokok memiliki tampilan menonjol
dibandingkan produk iklan lainnya. Hal ini terlihat dari mereknya iklan rokok
yang muncul sekarang dengan mengedepankan kreatifitas kata dan menimalisir
aspek visual dalam iklan ( Setiyowati, 2008: 56).
Untuk menyiasati hal tersebut, para pembuat iklan melakukan strategi dengan
memasukan unsur-unsur budaya popular ke dalam iklan produk rokok. Para
pembuat iklan sengaja menciptakan kesan bahwa rokok identik dengan maskulin,
petualang, macho, berani dan segudang istilah lain yang membanggakan. Ada
beberapa versi iklan yang selalu mencoba menampilkan kondisi realita kehidupan
sosial dimasyarakat.
Pemasang
iklan
harus
dapat
memanfaatkan
iklan
tersebut
untuk
mempromosikan produknya pada konsumen. Keuntungan lain dari iklan melalui
media massa adalah kemampuan menarik perhatian konsumen terutama produk
yang iklannya popular atau sangat dikenal masyarakat. ( Morissan,2007:14 ).
Pengaruh televisi terhadap system komunikasi tidak lepas dari pengaruh
terhadap aspek-aspek kehidupan pada umumnya. Bahwa televisi menimbulkan
pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia sudahnya mengetahui dan
merasakannya. Menurut Prof. Dr. R Mar’at adalah acara televisi pada umunya
mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan para penonton
terpengaruh, terpesona atau latah bukanlah sesuatu yang istimewa, sebab salah
satu pengaruh psikologis dari televisi adalah seakan-akan menghipnotis penonton
dihanyutkan dalam suasana pertunjuk televisi.( Onong Uchjana,2004:41 ).
Televisi tidak hanya berfungsi untuk menghibur semata, melainkan juga
menyiarkan informasi kepada masyarakat dan yang terpenting telavisi memiliki
fungsi untuk mendidik. Televisi merupakan media massa yang kuat sekali
pengaruhnya pada pembentukan pengetahuan, pola pikir, dan sikap masyarakat.
Desa siabu merupakan desa yang letaknya tidak terlalu jauh dari kantor camat
kecamatan salo, media massa yang ada yaitu televisi dan radio sedangkan Koran
dan majalah jarang dijumpai di Desa siabu. Masyarakat hanya bisa mendapatkan
informasi dan mengetahui perkembangan yang terjadi ditempatlain dari televisi
dan radio.
Desa siabu terletak dikecamatan salo yang masyarakatnya bersifat heterogen
yang terdiri atas berbagai macam suku. Hampir setiap rumah memiliki televisi,
remaja yang berusia 15-16 tahun ke usia 14-15 tahun banyak menghabiskan
waktunya pada malam hari sampai tengah malam untuk menonton televisi. Pada
jam sepuluh keatas iklan rokok sering tampil pada iklan televisi, sehingga iklan
rokok secara tidak langsung masuk kedalam pikiran remaja. Untuk membeli dan
mengkonsumsi rokok, remaja awal di desa siabu mencari informasi suatu produk
rokok yang sesui dengan kebutuhan yang mereka butuhkan, dengan melihat
tayangan iklan rokok di media televisi.
Dalam penelitian ini penulis meneliti iklan rokok yang di tayangkan di RCTI,
penulis merasa tertarik meneliti ini, karena berdasarkan data yang penulis lakukan
di lapangan remaja desa siabu khususnya di RT 01 RW 01 sangat tertarik
menonton tayangan yang di tayangkan di stasiun TV RCTI karena programnya
yang menarik.
Berdasarkan urain diatas maka, maka penulis berkeinginan untuk meneliti
permasalahan dengan judul sebagai berikut:
”PENGARUH IKLAN ROKOK DI TELEVISI RCTI TERHADAP
PRILAKU MEMBELI PADA REMAJA RT 01 RW 01 DESA SIABU
KECAMATAN SALO KABUPATEN KAMPAR”
B. Alasan permasalahan
Alasan penulis mengangkat permasalahan diatas dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Permasalahan tersebut sesui dengan bidang akademisi penulis.
2. Banyaknya iklan rokok yang ditayangkan di televisi.
3. Dipandang dari segi dana, tempat dan waktu penulis mampu melakukan
penelitian tersebut.
C. Permasalahan
1.
Batasan masalah
Untuk membatasi agar penelitian ini tidak terlalu meluas cakupan kajiannya,
maka penulis membatasi permasalahan ini hanya pada pengaruh iklan rokok di
televisi RCTI terhadap prilaku membeli pada remaja RT 01 RW 01 desa siabu
kecamatan salo kabupaten Kampar.
2.
Rumusan masalah
Apakah berpengaruh iklan rokok di televisi RCTI terhadap prilaku membeli
pada remaja RT 01 RW 01 desa siabu kecamatan salo kabupaten Kampar ?
D. Tujuan dan manfaat penelitian
1.
Tujuan penelitian
Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh iklan rokok di televisi RCTI terhadap prilaku membeli pada
remaja RT 01 RW 01 desa siabu kecamatan salo kabupaten Kampar.
2.
Manfaat penelitian
Adapun menfaat yang ingin penulis dapatkan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Sebagai bahan kajian ilmiah yang diharapkan dapat menjadi sumbangan
dalam penulisan studi sosial.
b. Penyelasain tugas akhir bagi penulis, guna memperoleh gelar sarjana ilmu
komunikasi ( S.Ikom ) pada jurusan ilmu komunikasi UIN Suska Riau.
E. Penegasan istilah
Untuk mempermudah serta menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran
serta pengertian terhadap istilah atau kata-kata yang ada dalam penelitian ini,
maka perlu dijelaskan mengenai hal-hal yang nantinya akan menjadi pegangan
dalam penelitian, adapun penegasan istilah dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Pengaruh
Dalam kamus umum bahasa Indonesia, pengaruh adalah daya yang
menyebabkan sesuatu terjadi atau sesuatu yang dapat membentuk atau mengubah
sesuatu yang lain. ( Badudu dan Sultan Muhammad Zain, 1994:1031 ).
Pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa
terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang ( De Fleur, 1982 ).
2.
Iklan
Merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran dari produsen kekonsumen
melalui media komunikasi massa seperti radio, surat kabar, majalah, televisi, dan
sebagainya (Angipora, 2002 : 334).
3.
Televisi
Adalah gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat ( studio televisi )
dapat dilihat dari tempat lain melalui sebuah perangkat penerima atau receiver(
Televisi set ). (Rahman, 2005 : 05 )
4.
RCTI
Rajawali citra televisi merupakan televisi pertama di Indonesia, tujuannya
adalah sebagai alternatifitas tontonan menarik yang sebelum 1989 dikuasai oleh
TVRI, RCTI awal siaran lewat ijin saluran membasis di Jakarta dan sekitarnya
dengan dekoderkemudian kemudian mengudara pada tanggal 1 januari 1987 di
Jakarta kemudian siaran percobaan mulai pada tanggal 1 januari 1988 dan
diresmikan pada tanggal 24 agustus 1989.
5.
Prilaku membeli
Schifman dan Kanuk ( 1994 ) mendefenisikan prilaku konsumen sebagai
berikut:
”Istilah prilau konsumen dapat diartikan sebagai prilaku yang diperlihatkan
konsumen
dalam
mencari,
membeli,
menggunakan,
mengevaluasi
dan
menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskankebutukan
mereka”. ( Ujang Sarmawan, 2002 : 25-26 ).
Prilaku yang dimaksud ini adalah prilaku membeli dimana tahap dalam
proses pembeli, dimana konsumen mengambil tindakan lebiah lanjut setelah
membeli berdasarkan kepuasan yang mereka rasakan.
6.
Remaja
Individu yang berusia antara 12 sampai 15 tahun yang sedang mengalami
proses perkembangan dari transisi antara anak-anak dan dewasa yang diikuti oleh
perubahan biologis, kognitif dan sesioemosional ( Yusuf, 2004 : 184 ).
Remaja adalah masa berkembang transisi antara anak dan masa dewasa yang
mencakup perubahan biologis, kognitif dan social emosional ( Sentrock, 2003 : 26
). Rentangan usia remaja yaitu 12-15 tahun masa remaja, 15-18 masa remaja
pertengahan dan 18-21 masa remaja akhir.
F. Kerangka teoritis dan Konsep Operasional
1.
Kerangka Teoritis
a.
Pengaruh
Pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan ( Stuart, 1998 ).
Pengaruh adalah salah satu elemen dalam komunikasi yang sangat penting
untuk mengetahui berhasil tidaknya komunikasi yang kita inginkan. Pegaruh bisa
terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku. ( H. Hafied
Cangara, 2004:147 ).
Pengaruh televisi terhadap system komunikasi tidak lepas dari pengaruh
terhadap aspek-aspek kehidupan pada umumnya. Menurut Prof. Dr. R. Mar’at,
acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan
perasaan para penonton, ini adalah hal yang wajar, sebab salah satu pengaruh
psikologis dari televisi seakan-akan menghipnotis penonton sehingga mereka
seolah-olah terhanyut dalam keterlibatan pada kisah atau peristiwa yang
dihidangkan televisi. Peniruan, yang sering dipermaslahkan, yakni peniruan yang
negatif; kenyataan televisi tidak selalu menimbulkn pengaruh peniruan yang
negatif, tidak jarang juga yang positif.
Dalam kehidupan kita, iklan telah menimbulkan pengaruh yang mendasar,
yaitu dari segi ekonomi dan psikologis.
Pengaruh ekonomi, dalam melihat aspek ini, iklan harus dilihat dari dua sisi,
iklan sebagai transaksi atau peristiwa ekonomi yang mampu mempengaruhi
kehidupan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat. Kedua, kita memandang
iklan layaknya kegiatan ekonomi lainnya, semacam jual barang. Jelasnya, untuk
menyampaikan pesan, pegiat iklan harus membayar media dipilih. Pristiwa
tersebut sudah mengindikasikan bahwa iklan merupakan kegiatan ekonomi.
Pengaruh psikologis, selain dampak ekonomi, iklan juga memunculkan
dampak psikologis. Dampak psikologis iklan sangat beragam, meliputi aspek
kognitif, afektif dan konatif, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama.
Pengaruh psikologis yang terjadi dalam wilayah kognitif dapat menumbuhkan
perhatian khalayak terhadap sesuatu secara lebih tinggi disbanding yang lain. Kita
sering kali memberi perhatian yang lebih besar kepada suatu produk yang
diiklankan secara gencar. Sebaliknya kita tidak terlalu memberikan pada produk
yang tidak diiklankan secara gencar. Fenomena tersebut dapat pula disimpulakan
bahwa perhatian kita ikut ditentukan oleh iklan. Iklan pada gilirannya ikut
menentukan tingkat minat, kepercayaan dan keyakinan kita terhadap produk.
Penyebaran produk baru biasanya terjadinya dilingkungan sosial tertentu
yang sering disebut system sosial. Oriantasi sistem sosial, dengan nilai-nilai atau
norma-norma khusnya sendiri, mungin mempengaruhi penerimaan atau penolakan
berbagai produk baru, jika suatu sistem sosial beroriantasi modern, penerimaan
inovasi mungkin tinggi. Sebaliknya, jika suatu sistem sosial beroriantasi
tradisional, inovasi dianggap radikal atau pelanggaran terhadap kebiasaan yang
sudah terbentuk mungkin akan dihindari. Menurut seorang ahli, karekteristik
berikut ini melambangkan suatu system modern:
1. Sikap positif terhadap perubahan.
2. Teknologi maju dan tenaga kerja yang terampil
3. Rasa hormst ysng umum terhadap pendidikan dan pengetahuan.
4. Penekanan pada hubungan sosial yang rasional dan tertib dari pada
hubungan emosional.
5. Perspektif yang lebih jauh, diamana para anggota sistem sering
berinteraksi dengan orang luar, dengan demikian mempermudah
masuknya berbagai gagasan baru kedalam sistem sosial.
6. Sitem dimana para anggota dengan cepat dapat melihat dari mereka dalam
peran yang sangat berbeda. ( Leon Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk,
2008:465 ).
Berpengaruhnya tayangan iklan rokok di televisi terhadap perilaku membeli,
hal ini sesui dengan pengaruh komunikasi massa. Menyusun jenis-jenis pengaruh
dalam sejenis kerangka kerja atau skema, sebuah bingkai kerja tersebut yang
dikembangkan oleh Lavidge dan steiner ( 1961 ), disajikan dalam gambar berikut :
model ini menyajikan enamlangka yaitu :
Dimensi-dimensi yang berhubungan pergerakan menuju tindakan.
KONATIF
Pembelian
Bidang motifasi
Pesan-pesan merangsang atau
Atau pengarahkan keinginan
Pernyataan
AFEKTIF
Pilihan
Bidang emosi
Pesan-pesan mengubah tingkah laku
Dan perasaan
kesukaan
KOGNITIF
Pengetahuan
Bidang pemikiran atau gagasan
Pesan-pesan menyediakan informasi
Dan kenyataan
Kesadaran
Sumber : Diambil dari R. Lavidge dan G.A. Steiner,”A Model for predictive
measurements Of Adversting Effektiveness”. Journal Of Marketing 25 ( 1961 ) :
61, diterbitkan oleh American Marketing Assiociation.
Enam langkah model diatas dikelompokkan kedalam tiga dimensi atau
kategori-kategori berikut : kognitif, afektif dan konitif. Kognitif berhubungan
dengan pengetahuan kita tentang segala sesuatu, afektif berhubungan dengan
sikap kita terhadap sesuatu, dan konitif berhubungan dengan tingkah laku kita
terhadap sesuatu. Beberapa praktisi media televisi bisa tertarik tertarik terhadap.
Sebagian porsi dari pengaruh-pengaruh yang dispesifikasikan dalam model
itu. Misalnya seorang reporter, barang kali hanya tertarik untuk mencapai
pengaruh-pengaruh kognitif. Pencipta sebuah iklan, sebaliknya, mungkin akan
tertarik
untuk
mencapai
seluruh
tingkatan
enam
langkah
tersebut.
(
Werner,2005:15-16).
b. Iklan
Menurut Rhenald Kasali ( 1992 : 21 ), secara sederhana iklan didefenisikan
sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan oleh suatu
masyarakat lewat media. Namun demikian, untuk membedakannya dengan
pengumuman biasa, iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya untuk
membeli.
Iklan atau advertising dapat didefenisikan sebagai”any paid from of
nonpersonal communication about an organization, product, service, or idea by
an identified sponsor”, (setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu
organisasi, produk, servis atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui).
Adapun maksud ‘dibayar’ pada defenisi tersebut menunjukkan fakta bahwa ruang
atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud kata
‘nonpersonal’ berarti suatu iklan melibatkan media massa (TV, radio,
majalah,Koran) yang dapat mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok
induvidu pada saat bersamaan. ( Morissan,2007:14).
Suatu iklan yang komplet, seperti iklan televisi atau majalah, merupakan
berbagai upaya gabungan dari bagian atau orang-orang yang terlibat dalam
periklanan. Empat kelompok utama yang terlibat dalam keseluruhan proses
periklanan adalah :
1. Perusahaan dan organisasi lainnya yang beriklan.
2. Biro-biro iklan
3. Perusahaan produksi iklan yakni bisnis independen yang yang meliputu
fotografi, film dan lainnya yang menghasilkan iklan.
4. Media periklanan termasuk surat kabar, televisi dan lain-lain ( Terence
A.Shimp,2003:357-362 ).
Iklan memiliki atribut pendukung untuk mendukung produk. Pendukung yang
sering digunakan dalam iklan yaitu selebriti. Digunakannya kaum selebritis di
dalam periklanan karena atribut popular yang mereka milki yakni: kecantikan,
keberanian, bakat, jiwa lahraga, keangunan, kekuasaan dan daya terik seksual
Yang sering diinginkan untuk merek-merek yang mereka dukung. Dengan adanya
kaum selebriti akhirnya membuat konsumen berpikir bahwa merek tersebut
memilki sifat-sifat menarik yang serupa dengan sifat-sifat yang dimilki oleh
selebriti.
Disisi lain iklan memilki daya tarik. Daya tarik dalam iklan dapat dilihat
beberapa bagian yaitu:
1. Humor dalam iklan
Tujan humor merupakan daya tarik dalam sebuah iklan. Bahwa dengan
adanya rasa humor akan memperoleh perhatian,membimbing pemahaman
konsumen tentang pernyataan produk, mempengaruhi sikap, dan menciptakan
tindakan pembelian oleh pelanggan.
Jika melihat hasil dari iklan yang dimiliki daya tarik humor, berbagi dari
enam bagian :
a. Homor merupakan metode yang efektif untuk menarik perhatian pada
iklan.
b. Humor menambah kesenangan pada iklan dan merek yang diiklankan.
c. Humor tidak merusak pemahaman tentang produk.
d. Homor tidak menawarkan keberuntungan yang lebih dari sekedar
bujukan.
e. Humor tidak menambah kredibilitas sumber.
f. Sifat produk mempengaruhi penggunaan humor.
2. Rasa takut dalam periklanan
Daya tarik rasa takut adalah untuk melibatkan khalyak dengan pesan
sehingga mendorong diterimanya argument-argumen pesan. Daya tari kini dapat
berbentuk celaan sosial atau bahaya fisik. Misalnya obat kumur mulut, pasta gigi
dan produk lainnya yang menggunakan daya tarik rasa takut. Menekan celaan
sosial yang akan diderita bila nafas kita tidak segar, ketika kita lembab atau gigi
kita berlobang.
3. Unsur seksual dalam periklanan
Daya tarik seksual mempunyai beberapa peran yang potensial.
a. Daya tark seksual ini untuk mengambil perhatian yang juga
mempertahankan perhatian tersebut untuk waktu yang lama.
b. Daya tarik seksual juga meningkatkan ingatan terhadap pesan.
c. Daya tarik seksual untuk membangkitkan tanggapan emosional seperi
perasaan merangsang atau bahkan nafsu.
Iklan dapat memberikan informasi dalam bentuk kata-kata dan gambar yang
cepat ditanggapi oleh masyarakat. Memberi kesan pada masyarakat terhadap
produknya. Oleh karena itu jika masyarakat membutuhkan apa yang diinginkan
hanya cukup melihat gambarnya atau kertas dalam iklan tersebut.
1. Terdapat beberapa fungsi iklan antara lain adalah :
2. Mencapai perhatian terhadap iklannya
3. Menarik perhatian yang besar terhadap isi pesan
4. Menyatakan pokok-pokok masalah tentang sifat dari barang /jasa yang
dianjurkan
5. Merangsang keinginan pada pihak komunikan untuk memiliki barang dan
jasa sebagai mana dianjurkan oleh komunikator
6. Memamerkan barang dan jasa yang diperkenalkan kepada komunikan
sesui dengan kemampuan memuaskan pemakai barang/jasa yang
dianjurkan
7. Mensosialisasikan
penggunaan
barang
dan
jasa
dengan
seorang
tokoh/artis/lapisan masyrakat (Djuroto,2004:83)
8. Iklan yang dapat menimbulkan kesan yang menarik akan diterima oleh
pemirsa. Adapun iklan yang tidak menarik atupun tidak dapat
menimbulkan reaksi dan tidak dapat memberikan kesan akan dibuang atau
tidak diperhatikan.
Dalam pengaruh kognisi akan mengacu pada proses mental dari persepsi,
ingatan, dan pengelolaan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh
pengetahuan, memecahkan persoalan dan merencanakan masa yang akan dating.
Teori kognisi berasumsi bahwa individu memilki maksud dan kemampuan untuk
membuat pilihan. Teori ini juga dikaitkan dengan penyajian iklan rokok di
televisi, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan menyampaikan pesan stimuli
iklan yang akan diterima oleh komunikan tidak begitu saja diterima, melainkan
diproses melainkan tahapan-tahapan sensasi, persepsi, memori, dan berfikir yang
didalamnya melibatkan proses komunikasi.
Terdapat dua model periklanan yaitu :
1. Kuat: periklanan penting untuk mengajarkan konsumen mengenai merek
dan mendorong pembelian.
2. Lemah: iklan hanya untuk mengingatkan konsumen tentang merek-merek
yang biasanya sudah terkenal ( Terence A.Shimp, 2003: 30 )
Teori peneguhan memandang bahwa orang dalam situasi tertentu akan
bertingkah laku dengan suatu cara yang membawanya kepada ganjaran sepeti
yang telah dialami pada waktu yang lalu.Menurut kerangka teori ini, orang yang
menggunakan media massa karena mendatangkan ganjaran berupa informasi,
hiburan, hubungan dengan orang lain, dan sebagainya. Disamping isi media yang
menarik, peristiwa menggunakan media sering diasosiasikan dengan suasan yang
menyenangkan ; misalnya menonton televisi sering dilakukan ditengah-tengah
keluarga. Menurut teori peneguhan, hal-hal yang netral yang dikaitkan dengan
hal-hal yang menyenangkan menjadi stimuli yang menyenangkan juga. (
Jalaluddin Rachmat,1996:213)
Promosi penjualan memiliki tiga kelompok sasaran yaitu :
1. Tenaga penjual
Harus secara antusias dan agresif menjual produk
2. Penjual ritel
Didorong untuk memasok dan mempromosikan merek dengan cara
diberikan imbalan berupa allowances, diskon, kontes, dan program
pendukung periklann lainnya.
3. Konsumen
Didorong untuk membeli merek dengan imbalan kupon, sampel, premi,
dan insentif lainnya.
Pergeseran balance-of-power. Sebelumnya produsen lebih berkuasa dari
pada pengecer karena dua alasan:
1. produsen melakukan tarikan langsung kepada konsumen dan menuntut
para pengecer untuk menangani merek mereka,
2. pengecer hanya mengetahui informasi dari produsen. Tetapi sejak televisi
menjadi media iklan yang paling efektif dan munculnya teknologi alat
pemindai optic, para pengecer mulai ikut menentukan apa saja yang
menjadi persyaratan penjualan, bukan lagi persyaratan produsen semata
(Terence A.Shimp,2003:45)
c.
Televisi
Kenapa televisi begitu banyak menyita perhatian tanpa mengenal usia,
pekerjaan, dan pendidikan. Hal ini karena televisi memiliki kelebihan terutama
kemampunnya dalam menyatukan antara fungsi audio dan visual, ditambah
dengan kemampuannya dalam memainkan warna. Penonton leluasa menentukan
saluran mana mereka senangi. ( Hafied Cangara, 2004: 123).
Kehadiran iklan dalam paket televisi bukanlah hal yang baru, terdapat dua
kepentingan mengapa iklan masuk dalam acara televisi yaitu :
1. Kehadiran iklan televisi turut membantu pemasukan dana bagi kelancaran
serta keberlangsungan materi acara baik segi kualitas maupun kuantitas (
film, sinetron, maupun musik ).
2. Media televisi merupaka alat informasi tentang suatu barang produksi
untuk diketahui pemirsa.
Iklan adalah ekonomi konsumen yang penting, tanpa iklan, orang sulit
mengetahui bermacam-macam produk dan jasa yang tersedia.
Televisi sebagai medium visual yang menarik, televisi dapat memberikan
dampak yang hebat dan perkembangan advertising televisi jauh melampaui
perkembangan di media lainnya. Ini menunjukkan efektifitasnya dalam
menjangkau audien massa yang beragam. (Jhon Vivian,2008:365).
Kekuatan iklan televisi yaitu :
Daya jangkau yang luas, daya jangkau siaran yang luas ini memungkinkan
pemasar memperkenalkan dan mempromosikan produk barunya ini secara
serentak dalam wilayah yang luas bahkan keseluruh wilayah suatu Negara.
Selektifitas dan fleksibel, televisi sering dikritik sebagai media yang tidak
selektif dalam menjangkau audiennya sehingga sering dianggap sebagai media
lebih cocok untuk produk konsumsi missal. Stasiun televisi juga dapat
menayangkan program siaran yang mampu menarik perhatiankelompok tertentu
yang menjadi target romosi suatu produk tertentu.
Fokus perhatian, siaran iklan televisi akan selalu menjadi pusat perhatian
audien pada saat iklan itu ditayangkan.
Pretise, perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi biasanya akan
menjadi sangat dikenal orang, barang perusahaan yang memproduksi barang
tersebut maupun barang itu sendiri akan menerima status khusus dari masyarakat.
Dengan kata lain produk tersebut mendapatkan pretise tersendiri.
Waktu tertentu, suatu produk dapat diiklankan di televisi pada waktu-waktu
tertentu ketika pembeli potensialnya berada didepan televisi.
Kelemahan iklan televisi
Biaya mahal, walaupun televisi diakui sebagai media yang efisian dalam
menjangkau audien dalam jumlah besar namun televisi merupakan media paling
mahal untuk beriklan.
Informasi terbatas, dengan durasi iklan yang rata-rata hanya 30 detik dalam
sekali tayang maka pemasang iklan tidak memiliki cukup waktu untuk secara
leluasa memberikan informasi yang lengkap.
Selektifitas terbatas, walupun televisi menyediakan selektifitas audien
melalui program-program yang ditayangkan dan juga melalui waktu siaran,
namun iklan televisi bukanlah pilihan yang paling tepat bagi pemasang iklan yang
ingin membidik konsumen yang sangat khusus atau yang spesifik yang jumlahnya
relative sedikit.
Waktu terbatas, stasiun televisi tidak dapat seenaknya memperpanjang
waktu siaran iklan dalam suatu program. ( Morissan,2007:187-191 ).
Televisi telah menjadi medium yang sangat banyak menciptakan budaya
popular. Televisi adalah medium iklan yang banyak digunakan oleh para
produsen, karena jangkaunnya yang luas dan kemampuan audio dan visualnya
dalam menyampaiakan iklan. Televisi adalah medium untuk menyampaikan
banyak hal kepada masyarakat: sosial, politik, hiburan, olahraga, beragam berita,
dan iklan komersial. ( Ujang Sumarwan, 2002:184 ).
Kelebihan dan Kelemahan Televisi
1. Kelebihan televisi
Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bersifat
politis, bisa pula informatif, hiburan dan pendidikan, atau bahkan
gabungan dari ketiga unsur tersebut.
2. Kelemahan Televisi
Karena Televisi bersifat ”Transitory” maka pesannya tidak dapat
dimemori oleh pemirsanya dan terikat oleh waktu serta televisi tidak bisa
melakukan kritik sosial langsung secara vulgar. ( Wawan, 1996 : 8-23
Sifat Siaran Televisi yaitu :
1. Televisi siarannya bersifat langsung dan tunda
Siaran televisi dapat mencapai sasarannya dengan mudah tanpa mengalami
kendala, berbeda dengan media cetak dan surat kabar. Media televisi dapat
menyiarkan program acaranya live ( langsung ) dari tempat kejadian dan
bisa juga siaran tersebut ditunda dan didokumentasikan.
2. Siaran Televisi mempunyai daya terik tersendiri
Siaran Televisi mempunyai daya tarik yang kuatkarena bersifat audio
visual.
d. Prilaku membeli
Defenisi perilaku konsumen
Schiffman dan Kanuk ( 1994 ) mendefenisikan perilaku konsumen sebagai
berikut:
”Istilah perilaku konsumen dapat
diartikan
sebagai
perilaku
yang
diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi
dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan
kebutuhan mereka”.
Enggel, Blackwel dan Niard ( 1993 ) mengartikannya kami mendefenisikan
perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan
yang mendahului dan mengikuti tindakan.
Perilaku konsumen merupakan pengkajian dari prilaku manusia sehari-hari (
Mullen dan Jhonson, 1990 ).
Dari beberapa beberapa defenisi yang disebutkan diatas dapat disimpulkan
bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses
psikologis yang mendoring tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika
membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan halhal diatas atau kegiatan mengevaluasi. ( Ujang Sumarwan, 2002:25-26 ).
Menurut Solomon mendefenisikan belajar adalah perubahan prilaku yang
relative permanen yang diakibatkan oleh pengalaman.
Menurut Schiffman dan Kanuk ( 2000 ), dari perspektif pemasaran, proses
belajar adalah konsumen dapat diartikan sebagai sebuah proses dimana seseorang
memperoleh pengetahuan dan pengalaman pembelian dan konsumsi yang akan ia
terapakan pada prilaku yang terkait pada masa akan dating.
Beberapa pakar mengklasifikasikan proses belajar kedalam dua kategori yaitu:
1. Proses belajar kognitif yaitu proses belajar yang dicirikan oleh adanya
perubahan pengetahuan, yang menekankan kepada proses mental
konsumen untuk mempelajari informasi.
2. Proses belajar perilaku adalah proses belajar yang terjadi ketika konsumen
beraksi terhadap lingkungan dan stimulus luar. ( Solomon ( 1999 )
mengemukakan proses belajar perilku adalah proses belajar yang terjadi
karena respons konsumen terhadap suatu stimulus atau lingkungan
konsumen. ( Ujang Sumarwan,2002:92 dan 95 ).
Sikap konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan
konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan dan perilaku.
Menurut Kotler, Armstrong ( 2001:222 ). Proses keputusan pembelian terdiri dari
lima tahap yaitu tahap pengenalan, pencari informasi, evaluasi alternative,
keputusan membeli dan perilaku membeli.
1. Pengenalan kebutuhan
Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan pembeli
mengenali masalah atau kebutuhan. Pada tahap ini pemasar dapat
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh
konsumen.
2. Pencari informasi
Pada tahap ini,konsumen berusaha melakukan pencarian informasi
mengenai produk atau hal-hal lainnya.
3. Evaluasi
Tahap dimana konsumen menggunakan informasi-informasi yang ada
untuk mengevaluasi merek-merek alternative dalam suatu susunan pilihan.
4. Keputusan alternative/ pembelian
Keputusan yang diambil oleh konsumen untuk membeli merek yang
disukai setelah mengetahui informasi yang didapat.
Prilaku membeli
Proses keputusan pembelian dimulai jauh sebelum tindakan membeli itu
sendiri dan mempunyai konsekuensi yang panjang setelah membeli. Proses
dimulai dari pengenalan kebutuhan atau masalah, dimana kesadaran adanya
kebutuhan merupakan tahap dalam proses pembelian. Selanjutnya mereka akan
mencari informasi-informasi yang berkaitan dengan kebutuhan, kemudian akan
menentukan pilihan atau alternative lain yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
Selain itu, mereka memutuskan antara membeli atau tidak membeli. Jika
keputusan yang diambil adalah membeli, konsumen harus membuat rangkangan
keputusan yang menyangkut merek, harga, took, warna dan sebagainya. Karena
hal ini akan berpengaruh pada perilaku setelah membeli seperti konsumen akan
mengalami beberapa tingkatan kepuasan dan ketidkpuasan.
Tugas orang pemasaran tidak berakhir ketika produknya dibeli orang. Setelah
membeli produk tersebut, konsumen bisa puas bisa juga tidak puas dan akan
terlibat dalam perilaku membeli yang tetap menarik bagi orang pemasaran. Apa
saja yang menentukan apakah pembelian puas atau tidak puas? Jawabannya ada
pada hubungan antara konsumen dengan kinerja yang dirasakan dari produk. Jika
produk gagal memenuhi harapan, konsumen kecewa; jika harapannya
terpenuhi,konsumen puas; jika harapan terlampaui, konsumen amat puas.
Konsumen mendasarkan harapan mereka pada informasi yang terima dari
penjual, teman, iklan di televisi maupun di radio dan sumberlainnya. Jika
penjualan melebih-lebihkan kinerja produk, harapan konsumen tidak akan
terpenuhi, dan hasilnya adalh ketidakpuasan. Semakin tidak besar kepuasan
konsumen. Hal ini menunjukkan penjual harus membuat pernyataan yang jujur
mengenai kinerja produknya sehingga pembeli terpuaskan.
Konsumen yang tidak puas merespons dengan sangat berbeda.kalau rata-rata
pelanggan yang puas menceritakan pada 3 orang lainnya mengenai pengelaman
mereka atas produk yang baik, seorang pelanggan yang tidak puas akan mengeluh
pada 11 orang yang memiliki masalah dengan suatu perusahaan megeluhkan
perusahaan tersebut pada lebih dari 20 oang. Jelas, berita jelek lebih luas dan lebih
cepat menyebarkannya dari pada berita baik, dan dapat dengan cepat merusak
sikap konsumen mengenai perusahaan dan produk-produknya. ( Philip Kotler,
2001: 227- 228 ).
Federic Herzberg mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan teori 2
faktor yang menyebabkan ketidakpuasan dan faktor yang menyebabkan kepuasan.
Dapat diambil contoh, jika, suatu perusahaan tidak memberikan jaminan terhadap
produknya maka akan menyebabkan ketidakpuasan karena seorang pembeli tentu
menginginkan produk yang mutunya terjamin. Pada teori motivasi ini
mengandung dua implikasi yaitu para penjual harus perlu beruasaha sebaikbaiknya untuk berusaha menghindarkan hal-hal yang tidak memuaskan.
e.
Remaja
Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting,
yang diawali dengan matangnya organ-organ visik seksual sehingga mampu
berproduksi. Menrut Knopka masa remaja ini meliputi :
1. Remaja awal sekitar usia 12-15 tahun
Masa ini biasanya berlangsung dalam waktu relatif singkat. Masa ini
ditandai oleh sifat-sifatnegatif pada siremaja sehingga seringkali masa ini
disebut masa negatif dengan gejala sering tidak tenang, kurang suka
bekerja, pesimestik dan sebagainya.
2. Remaja madya sekitar usia 16-18 tahun
Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja organ untuk hidup,
kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongya,
teman yang dapat ikut merasakan suka dan dukanya.
3. Remaja akhir sekitar usia 19-20 tahun
Setelah remaja dapat menemukan penilain dan masuklah individu kedalam
masa dewasa ( Yusuf,2004: 184 ).
Pada umumnya remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, karena itu,
remaja cenderung ingin berpetualang menjelajah sesuatu, dan mencoba sesuatu
yang belum pernah dialaminya. Selain itu didorong juga oleh keinginan seperti
orang dewasa. Akibatnya tidak jarang terjadi remaja pria mencoba merokok
karena sering melihat iklan rokok di media seperti yang dilakukan orang dewasa.
Faktor psikologis yang mempengaruhi merokok terdiri dari 4 Faktor yaitu:
motivasi( dorongan seseorang untuk bertindak guna memuaskan kebutuhannya
sehingga dapat mengurangi ketegangan yang dimilikinya ),persepsi ( proses
seseorang individu memilih, mengorganisasi dan menginterpretasikan masukanmasukan untuk menciptakan gambaran yang bermakna ), pengetahuan (
pembelajaran yang meliputi perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari
pengalaman ) (Ali dan Asrori, 2006).
Teori Agenda Setting
Teori agenda setting yang dikemukakan oleh Maxwell Mc Combs dan
Donald Shaw adalah salah satu teori tentang proses dampak media atau efek
komunikasi
massa
terhadap
mesyarakat
menggambarkan kekuatan pengaruh media
dan
budaya.
yang sangat
Agenda
kuat
setting
terhadap
pembentukan opini masyarakat, pada teori ini menyatakan bahwa media massa,
dengan memperhatikan pada beberapa isu tertentu dan mengabaikan lainnya, akan
mempengaruhi opini public. Orang cendrung mengetahui tentang hal-hal yang
disajikan oleh media massa dan menerima susunan prioritas yang ditetapkan
media massa terhadap berbagai isu tersebut.
Asumsi dasar teori ini adalah membentuk persepsi khalayak tentang apa yang
dianggap penting. Topik yang lebih banyak mendapat perhatian dari media massa
akan menjadi lebih akrab bagi pembacanya, akan dianggap penting dalam suatu
periode waktu tertentu, dan akan terjadi sebaliknya bagi topik yang kurang
mendapat perhatian media massa.
Menurut Mc Combs dan Shaw, kita cendrung menilai sesuatu itu penting
sebagaimana media massa menganggap hal tersebut penting. Jika media massa
menganggap suatu isu itu penting maka kita juga akan menganggapnya penting.
Sebaliknya, jika isu tersebut tidak dianggap penting oleh media massa, maka isu
tersebut juga menjadi tidak penting bagi diri kita.
Teori agenda setting pertama dikemukakan oleh Walter Lippman ( 1965 )
pada konsep “The world Outside and the picture in our head”, penelitian empiris
teori ini dikemukakan Mc Combs dan Shaw ketika mereka meneliti pemilihan
presiden tahun 1972. Mereka mengatakan antara lain walaupun para ilmuwan
yang meneliti prilaku manusia belum menemukan kekuatan mediaseperti yang
disinyalir pandangan masyarakat yang konvensional, belakangan ini mereka
menemukan cukup bukti bahwa para penyunting dan penyiar memainkan peranan
yang penting dalam membentuk realitas social kita, ketika mereka melaksanakan
tugas keseharian mereka dalam menonjolkan berita.
2
Konsep Operasional
Berdasarkan penjelasan pada kerangka teori diatas, selanjutnya penulis akan
mengkonsepkan operasionalkan dari masing-masing variabel yang bertujuan
sebagai tolak ukur dalam penelitian dilapangan. Operasional adalah menentukan
suatu konstruk sehingga menjadi variabel yang dapat diukur (Rakhmat, 2002 :
12). Variabel dakam penelitian ini ada dua yaitu :
a. Pengaruh iklan rokok ( Variabel X )
b. Perilaku membeli ( Variabel Y )
Variabel Pengaruh Iklan Rokok
Variable X disebut juga variable bebas ( independent ) adalah variable yang
mempengaruhi variable lainnya yang sifatnya berdiri sendiri. Dalam penelitian
yang merupakan variable X yaitu iklan rokok di televisi RCTI yang mempunyai
indikator-indikator sebagai berikut :
a. Frekwensi remaja dalam melihat iklan rokok
b. Persepsi remaja mengenai gambaran yang menyenangkan tentang iklan
rokok di televisi.
c. Kemampuan remaja dalam memahami iklan rokok yang ditayangkan di
televisi.
d. Remaja merasa senang akan iklan rokok yang diiklankan di media televisi.
e. Remaja sering menonton iklan rokok di televisi.
f. Remaja tertarik dengan kata yang digunakan dalam iklan rokok di televisi.
Variabel Pirilaku Membeli
Variabel Y disebut juaga variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
oleh beberapa variabel lainnya yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri. Dalam
penelitian ini yang merupakan variabel Y adalah perilaku membeli yang
mempunyai indicator-indikator sebagai berikut :
a. Remaja tau dengan ikaln rokok.
b. Remaja mencari informasi terhadap iklan rokok yang diiklankan ditelevisi.
c. Remaja mendapatkan informasi mengenai rokok dari iklan rokok.
d. Remaja menyukai iklan rokok yang ditayangkan di televisi.
e. memiliki uang untuk membeli rokok.
f. Membeli rokok yang diiklankan ditelevisi.
G. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Data
kuantitatif yaitu data dalam bentuk jumlah atau angka dituangkan untuk
menerangkan suatu kejelasan dari angka-angka atau memperbandingkan dari
beberapa gambaran sehingga memperoleh gambaran baru, kemudian dijelaskan
kembali dalam kalimat atau urain.
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik analisis data secara
statistic (Metode penalitian kuantitatif) dengan menggunakan program SPSS
merupakan singkatan dari Statistical product service solution yaitu regresi
sederhana untuk melihat pengaruh iklan rokok terhadap perilaku membeli.
1. Hipotesis
Hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini adalah:
a. H0 : tidak ada pengaruh antara iklan rokok terhadap prilaku membeli.
b. H1 : terdapat pengaruh antara iklan rokok terhadap prilaku membeli
2. Objek dan Sabjek Penelitian
a. Objek penelitian
Objek penelitian pengaruh iklan rokok di televisi RCTI terhadap prilaku
membeli pada remaja RT 01 RW 01 desa siabu kecamatan salo.
b. Sabjek Penelitian
Sabjek Dalam penelitian ini adalah seluruh remaja desa siabu RT 01 RW
01 kecamatan salo.
3. Populasi Dan Sampel
a. Populasi Penelitian
Populsi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasilnya
menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif tentu
mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin di pelajari
sifat-sifatnya ( Sudjana : 6 ), yang menjadi populasi yaitu remaja di desa
siabu RT 01 RW 01 yang berjumlah 51 orang.
b. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data
dan dapat mewakili seluruh populasi yang dijadikan sampel yang
berjumlah 51 orang remaja. Arikunto ( 2005:120 ) mengemukakn bahwa:
apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya, penelitian populasi.( Ridwan, 2009 : 95 ).
4. Teknik Penganbilan Data
Cara memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknikteknik sebagai berikut :
a. Angket
Dengan teknik ini penulis menyebarkan sejumlah pernyataan terrulis yang
disusun sedemikian rupa dan disesuikan dengan kajian penelitian. Jumlah
angket yang disebarkan 51 angket. Angket digunakan untuk mencari data
mengenai pengaruh iklan rokok ditelevisi RCTI terhadap perilaku
membeli pada remaja RT 01 RW 01 desa siabu kecamatan salo kabupaten
kampar.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan
metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti
buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagainya. (
Arikunto, 2006 : 151 dan 158 ). Teknik ini di gunakan untuk memperoleh
data dari pihak RT 01 RW 01 desa siabu kecamatan salo.
5. Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik analisis data
secara statistic (Metode penalitian kuantitatif) dengan menggunakan
program SPSS merupakan singkatan dari Statistical product service
solution yaitu regresi sederhana untuk melihat pengaruh iklan rokok
terhadap perilaku membeli.
Dalam pengujian hipotesis ini di gunakan uji statistik regresi sederhana
dengan persamaan sebagai berikut :
Y = a + bX
Keterangan :
Y
= Perilaku membeli
X
= iklan rokok
a
= konstanta ( apabila nilai x sebesar 0, maka y akan sebesar a atau
kontanta )
b
= koefisien regresi ( nilai peningkatan atau penurunan ). ( Albert
Kurniawan, 2009 : 43 ).
Pengambilan kesimpulan pada pengujian hipotesis digunakan uji t, uji t
dipakai untuk melihat signifikansi pengaruh variabel independen secara individu
terhadap variebel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat constant,
uji ini dilakukan dengan membandingkan t
hitung
dengan t
tabel.
Nilai t yang
diperoleh dari hasil perhitungan di bandingkan nilai yang terdapat pada tabel nilai
statistic t dengan tingkat signifikansi taraf nyata sebesar 5% ( 0,05 ) criteria uji t
ini adalah:
T hitung > t tabel : maka Ho di tolak
T hitung ≤ t tabel : maka Ho tidak di tolak
Pengolahan data penelitian ini menggunakan bantuan SPSS.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB 1 Pendahuluan, bagian ini terdiri dari latar belakang permasalahan,
alasan pemilihan permasalahn, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, penegasan istilah, kerangka teoritis dan konsep operasional,
metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 11 Metodologi penelitian, dan kerangka teori
BAB 111 Gambaran Umum
BAB 1V Analisis data
BAB V Kesimpulan
BAB II
METODOLOGI DAN KERANGKA TEORI
A. Metodologi Penelitian
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
1.
Kuantitatif
kuantitatif yaitu riset yang hasil analisisnya disajikan dalam bentuk angka-
angka yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam bentuk urain (
Hasan, 2004 : 30 )
Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan
model-model matematis, teori-teori atau hipotesis yang berkaitan dengan
fenomena. Pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif
karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antar pengamatan empiris
dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
Ukuran sampel untuk survey olah statistik dihitung dengan menggunakan
rumusan untuk menentukan seberapa besar ukuran sampel yang diperlukan dari
suatu populasi untuk mencapai hasil dengan tingkat akurasi yang dapat diterima
Metode kuantitatif lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif
terhadap fenolena sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran setiap fenomena
dijabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variabel dan indikator. Setiap
variabel yang ditentukan diukur dengan memberikan symbol-simbol angka yang
berbeda-beda sesui dengan kategori informasi yang berkaitan denagan variabel
tersebut.
Dengan
menggunakan
symbol-syimbol
angka
tersebut,
teknik
penghitungan secara kuantitatif dapat dilakukan sehingga dapat menghasilkan
sutau kesimpulan.
Tujuan utama dari metodolgi ini adalah menjelaskan suatu masalah tetapi
menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah sutu kebenaran yang terjadi dalam
suatu realitas tentang suatu masalah yang diperkirakan akan berlaku pada suatu
populasi tertentu.
Data kuantitatif yaitu data dalam bentuk jumlah atau angka dituangkan untuk
menerangkan suatu kejelasan dari angka-angka atau memperbandingkan dari
beberapa gambaran sehingga memperoleh gambaran baru, kemudian dijelaskan
kembali dalam kalimat atau urain.
Metode penelitian kuantitatif ukuran ilmiah adalah sesuatu yang tampak. Apa
saja yang tidak empiric tidak bisa dikatagorikan sebagai ilmiah. Padahal dalam
kehidupan ini ada realiatas yang tampa penelitian. Kuantitatatif dimaksudkan
untuk menjelaskan atau memperoleh penjelasan mengenai fenomena atau gejala
yang diteliti secara umum atau yang lazim disebut dengan generalisasi.
2.
Alasan Menggunakan Metode Kuantitatif
Metode kuantitatif mempunyai keunggulan dari sesi efisiensi. Analisis
kuantitatif bekerja menggunakan sampel untuk memecahkan persoalan yang
dihadapi. Selain dari sisi sampel, untuk hal-hal tertentu metode kuantitatif
memberikan penjelasan yang lebih tepat terhadap fakta yang dihadapi, bahkan
pada penelitian tertentu harus menggunakan metode kuantitatif.
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik analisis data secara
statistic (Metode penalitian kuantitatif) dengan menggunakan program SPSS
merupakan singkatan dari Statistical product service solution yaitu regresi
sederhana untuk melihat pengaruh iklan rokok terhadap perilaku membeli.
Selangkapnya dapat dilihat pada BAB 1 di metodologi penelitian.
3.
Hipotesis
Secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu kata hypo dan kata
thesis. Hypo berarti kurang dan thesis adalah pendapat. Kedua kata itu kemudian
digunakan
secara bersama menjadi hypothesis dan penyebutan dalam dialek
Indonesia menjadi hipotesa
kemudian berubah menjadi hipotesis yang
maksudnya adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang
masih belum sempurna.
Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi yang
sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya ( Hasan, 2008 : 140 ).
Sedangkan menurut Good dan Scates dalam Tika ( 2006 : 29 ), menyatakan
hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima
untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta atau kondisi yang diamati
dan digunakan sebagai petunjuk langkah selanjutnya.
Pengertian ini kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan
penelitian yang belum semprna. Sehingga perlu disempurnakan dengan
membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian, dengan menguji
hipotesis tersebut dimaksudkan dengan data dilapangan.
Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah
a. H0 : tidak ada pengaruh antara iklan rokok terhadap prilaku membeli.
b. H1 : terdapat pengaruh antara iklan rokok terhadap prilaku membeli.
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik analisis data secara
statistic (Metode penalitian kuantitatif) dengan menggunakan program SPSS
merupakan singkatan dari Statistical product service solution yaitu regresi
sederhana untuk melihat pengaruh iklan rokok terhadap perilaku membeli.
Selangkapnya dapat dilihat pada BAB 1 di metodologi penelitian.
4.
Objek dan Sabjek Penelitian
a. Objek penelitian
Objek penelitian adalah ruang target yang merupakan dasar nyata di mana
fakta-fakta yang terhubung, membentuk bagian yang terbatas yang
dianggap realitas, sehingga tidak mungkin mengubah apa yang tidak
diketahui( Tatang M : 2009 ).
Objek dalam penelitian ini adalah pengaruh iklan rokok di televisi RCTI
terhadap prilaku membeli pada remaja RT 01 RW 01 desa siabu
kecamatan salo.
b. Subjek penelitian
Subjek penelitiann adalah sesuatu yang didalam dirinya melekat atau
terkandung objek penelitian ( Tatang M : 2009 )
Sabjek Dalam penelitian ini adalah seluruh remaja desa siabu RT 01 RW
01 kecamatan salo.
5.
Populasi Dan Sampel
a. Populasi Penelitian Populsi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik
hasilnya menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif
tentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin di
pelajari sifat-sifatnya ( Sudjana : 6 ), yang menjadi populasi yaitu remaja
di desa siabu RT 01 RW 01 yang berjumlah 51 orang.
a. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data
dan dapat mewakili seluruh populasi yang dijadikan sampel yang
berjumlah 51 orang remaja. Arikunto ( 2005:120 ) mengemukakn bahwa:
apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya, penelitian populasi.( Ridwan, 2009 : 95 ).
6.
Teknik Pengambilan Data
Cara memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik-
teknik sebagai berikut :
a. Angket
Dengan teknik ini penulis menyebarkan sejumlah pernyataan tertulis yang
disusun sedemikian rupa dan disesuikan dengan kajian penelitian. Jumlah
angket yang disebarkan 51 angket. Angket digunakan untuk mencari data
mengenai pengaruh iklan rokok ditelevisi RCTI terhadap perilaku
membeli pada remaja RT 01 RW 01 desa siabu kecamatan salo kabupaten
kampar.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan
metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti
buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagainya. (
Arikunto, 2006 : 151 dan 158 ). Teknik ini di gunakan untuk memperoleh
data dari pihak RT 01 RW 01 desa siabu kecamatan salo.
7.
Teknik Analisa Data
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah penulis
menganalisis data tersebut. Penulis menggunakan analisis kuantitatif yaitu riset
yang hasil analisisnya disajikan dalam bentuk angka-angka yang kemudian
dijelaskan dan diinterpretasikan dalam bentuk urain ( Hasan, 2004 : 30 )
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik analisis data secara
statistic (Metode penalitian kuantitatif) dengan menggunakan program SPSS
merupakan singkatan dari Statistical product service solution yaitu regresi
sederhana untuk melihat pengaruh iklan rokok terhadap perilaku membeli.
Pengambilan kesimpulan pada pengujian hipotesis digunakan uji t, uji t
dipakai untuk melihat signifikansi pengaruh variabel independen secara individu
terhadap variebel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat constant,
uji ini dilakukan dengan membandingkan t
hitung
dengan t
tabel.
Nilai t yang
diperoleh dari hasil perhitungan di bandingkan nilai yang terdapat pada tabel nilai
statistic t dengan tingkat signifikansi taraf nyata sebesar 5% ( 0,05 ) criteria uji t
ini adalah:
T hitung > t tabel : maka Ho di tolak
T hitung ≤ t tabel : maka Ho tidak di tolak
Pengolahan data penelitian ini menggunakan bantuan SPSS.
B. Kerangka Teori
1.
Agenda setting
Teori agenda setting yang dikemukakan oleh Maxwell Mc Combs dan
Donald Shaw adalah salah satu teori tentang proses dampak media atau efek
komunikasi
massa
terhadap
mesyarakat
menggambarkan kekuatan pengaruh media
dan
budaya.
yang sangat
Agenda
kuat
setting
terhadap
pembentukan opini masyarakat, pada teori ini menyatakan bahwa media massa,
dengan memperhatikan pada beberapa isu tertentu dan mengabaikan lainnya, akan
mempengaruhi opini public. Orang cendrung mengetahui tentang hal-hal yang
disajikan oleh media massa dan menerima susunan prioritas yang ditetapkan
media massa terhadap berbagai isu tersebut.
Asumsi dasar teori ini adalah membentuk persepsi khalayak tentang apa yang
dianggap penting. Topik yang lebih banyak mendapat perhatian dari media massa
akan menjadi lebih akrab bagi pembacanya, akan dianggap penting dalam suatu
periode waktu tertentu, dan akan terjadi sebaliknya bagi topik yang kurang
mendapat perhatian media massa.
Media massa mempunyai kemampuan untuk memilih dan menekankan topic
tertentu yang dianggapnya penting ( menetapkan agenda ) sehingga membuat
publik berpikir bahwa isu yang dipilih media itu penting. Agenda setting
menggambarkan kekuatan pengaruh media yang sangat kuat dalam pembentukan
opini masyarakat. Media massa mempunyai kemampuan untuk memilih dan
menekankan topik tertentu yang dianggapnya penting ( menetapkan agenda –
agenda media ) sehingga membuat publik berpikir bahwa isu yang dipilih media
itu penting dan menjadi agenda publik.
Menurut Mc Combs dan Shaw, kita cendrung menilai sesuatu itu penting
sebagaimana media massa menganggap hal tersebut penting. Jika media massa
menganggap suatu isu itu penting maka kita juga akan menganggapnya penting.
Sebaliknya, jika isu tersebut tidak dianggap penting oleh media massa, maka isu
tersebut juga menjadi tidak penting bagi diri kita.
Teori agenda setting dimulai dengan suatu asumsi bahwa media massa
menyaring berita, artikel, atau tulisan yang akan disiarkannya. Secara selektif,
seperti penyuntingan, redaksi, bahkan wartawan sendiri menentukan mana yang
pantas diterbitkan dan mana yang harus disembunyikan. Setiap kejadian atau isu
diberi bobot tertentu dengan panjang penyajian ( ruang dalam surat kabar, waktu
pada te levisi dan radio ).
2.
Perkembangan teori Agenda Setting
Agenda setting bisa di telusuri sampai Walter Lippman ( 1922 ) dengan
gagasannya tentang “theworld outside and the picture our head”, media,demikian
lippman, yang merupakan jendela untuk dunia. Dengan demikian, opini publik
sebenarnya tidak merespon lingkungan nyata, namun lingkungan semu yang
dikonstruksi oleh media.
Penelitian pertama agenda setting dilakukan tahun 1972 saat Mc Combs dan
Shaw menuliskan laporan penelitian yang dilakukan pada pemilihan presiden
amerika serikat 1968. Penelitian itu menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
sangat kuat antar berbagai topik kampanye yang ditekankan oleh media dengan
penelian pemilih tentang topik kampanye yang dianggapnya penting. Agenda
setting menjadi popular saat itu sampai sepanjang tahun 1980an dan 1990an.
Fokusnya melus tidak hanya sebatas kampanye politik, teknik agenda setting
bahkan juga diterapkan dalam berbagai area lain seperti sejarah, iklan, kebijakan
luar negri dan sebagainya.
Perkembangan teoretik yang terjadi pada agenda setting, saat ini masih dalam
pembentukan. Sebenarnya upaya yang mengarah pada teori building agenda
setting menemukan pembenarannya pada temuan berbagai temuan penelitian yang
menunjukkan bahwa media agenda menyebabkan agenda publik.
Dari sesi model para peneliti mengembangkan beberapa model agenda setting
ini, diantarnya adalah : Manhaim ( 1987 ) yang membedakan isi dan pentingnya
isu, Brosius dan Kapplinger ( 1990 ) menggunakan time series analysis untuk
menguji model agenda setting yang liner dan non liner. Model linear adalah
adanya hubungan langsung antar pemberitaan dengan pentingnya suatu isu,
sedikit banyaknya liputan akan berakibat pada penting tidaknya suatu isu. Model
non linear ada empat yaitu:
1. The threshold model yaitu sedikit pemberitaan sudah bisa menghasilkan
agenda setting.
2. the acceleration model naik turun pentingnya isu lebih besar dari pada
pemberitaan yang diberikan.
3. The inertia model
naik turu pentingnya isu lebih kecil dari pada
pemberitaan yang diberikan.
4. The echo model pemberitaan yang luas menimbulkan agenda setting lama
setelah pemberitaan itu berakhir.
3.
Alasan Menggunakan Teori Agenda Setting
Karena pembaca, dan pendengar memperoleh kebanyakan informasi melalui
media massa, maka agenda media tentu berkaitan dengan agenda masyarakat
(publik agenda). Agenda masyarakat diketahui dengan menanyakan kepada
anggota- anggota masyarakat apa yang mereka fikirkan, apa yang mereka
bicarakan dengan orang lain, atau apa yang mereka anggap sebagai masalah yang
tengah menarik perhatian masyarakat.
BAB III
GAMBARAN UMUM
Desa Siabu
Desa siabu merupakan salah satu desa yang terletak dikecamatan salo, jarak
desa siabu dengan kecamatan tergolong tidak terlalu jauh, desa siabu memilki
banyak ragam masyarakat disana, mulai perbedaan agama, ras dan suku-suku, itu
dikarenakan pendatang tergolong banyak disana. Hal ini tentu berbeda dengan
desa-desa lainnya yang terletak dikecamatan salo, dimana desa lain tersebut
didomisi oleh masyarakat Kampar asli ( orang ocu ).
Desa siabu tergolong luas masrakatnya, hal ini karena pendatang terus masuk
ke desa ini, adapun data pemerintahan desa tahun 2011 desa siabu terdiri, atas 9
RW dan 20 RT dengan jumlah kepala keluarga 1551 KK yang terdiri atas 2033
laki-laki, dan 2710 perempuan. Adapun yang penulis teliti disini adalah RT 01
RW 01 yang terdapat didesa siabu.
Desa siabu termasuk desa yang agamis, dengan tempata ibadah yang terdiri
atas 4 masjid dan 11 mushalla, adapun kegiatan sosial antara lain yaitu gotong
royong, musywarah, yang dilakukan di kantor desa atau dimesjid.
Penduduk menurut etnis masyarakat desa siabu terdiri atas berbagai macam etnis
yaitu Batak, Nias, Minang, Melayu, Jawa,dan Ambon, mayoritas masyarakat desa
siabu berasal dari etnis melayu.
1. Jumlah Masyarakat RT 01 RW 01 berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan data penduduk tahun 2011, bahwa jumlah masyarakat RT 01
RW 01 yaitu 203 jiwa yang terdiri atas 130 jiwa laki-laki dan 73 jiwa
perempuan dan terdapat 48 kepala keluarga ( KK ). Lebih jelas lagi dapat
dilihat tabel di bawah ini :
Tabel 1
Jumlah Masyarakat Desa Siabu RT 01 RW 01
No
1
2
Jenis kelamin
F
P
Laki- Laki
130
64,04%
Perempuan
73
35,96%
Jumlah
203
100%
Dari tabel di atas menunjukkan jumlah masyarakat desa siabu RT 01 RW
01 yang terdiri atas laki-laki berjumlah 130 orang atau 64,04% perempuan
berjumlah 73 orang atau 35,96%. Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat
RT 01 RW 01 yang paling banyak adalah laki-laki yang berjumlah 130 orang
64,04%
2.
Jumlah Masyarakat Desa Siabu RT 01 RW 01 Berdasarkan Tingkat
Umur
Masyarakat Desa siabu khususnya di RT 01 RW 01 menurut golongan usia
dapat dilihat pada tabel dibawah ini yaitu:
Tabel 2
Jumlah masyarakat RT 01 RW 01 berdasarkan tingkat umur
N0
1
2
3
4
5
Kelompok umur
F
0-5 tahun
11
6-17 Tahun
71
18-25 Tahun
65
26-55 Tahun
36
56 Tahun keatas
20
Jumlah
203
Berdasarkan data penduduk pada tahun 2011. Dari tabel
P
5,42%
34,98%
32,02%
17,73%
9,85%
100%
diatas dapat
diketahui bahwa usia yang dominan pada masyarakat desa siabu RT O1 RW O1
adalah kelompok usia 6-17 tahun yang berjumlah 71 orang atau 34,98%.
Selanjutnya kelompok usia 18-25 tahun 65 orang atau 32,02%, kelompok 26-55
tahun yang berjumlah 36 orang atau 17,73%, kelompok usia 0-5 tahun keatas
yang berjumlah 11 orang atau 5,42%, selanjutnya kelompok 56 tahun keatas
berjumlah 20 orang atau 9,85%.
3.
Mata Pencarian
Berdasarkan data penduduk tahun 2010.mata pencarian merupakan hal sangat
terpenting bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari untuk
mencari nafkah dengan kemampuan yang ada dalam diri seseorang. Demikian
juga dengan masyarakat desa siabu RT 01 RW 01yang mempunyai beragam mata
pencarian sesui dengan bidang mereka kuasai untuk kebih jelasnya dapat dilihat
tabel dibawah ini yaitu:
Tabel 3
Mata Pencarian Masyarakat RT 01 RW 01
No
1
2
3
4
5
6
7
Mata Pencarian
F
P
Wira swasta/ pedagang
46 orang
32,62%
Pegawai swasta
9 orang
6,38%
PNS
18 orang
12,76%
Belum bekerja
15 0rang
10,64%
Sopir
7 orang
4,96%
Pension veteran
11 orang
7,80%
Ibu rumah tangga
35 orang
24,82%
Jumlah
141 orang
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masyarakat desa siabu RT 01 RW 01
yang bermata pencarian wiraswasta atau pedagang yang terbanyak di desa siabu
khususnya RT 01 RW 0. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah masyarakat
bermata pencarian wiraswasta atau pedagang berjumlah 46 orang atu 32,62%,
selanjutnya mata pencarian sebagai pegawai swasta sebanyak 9 orang atau 6,38%,
PNS berjumlah 18 orang atau 12,76%, pension veteran berjumlah 11 orang atau
7,80% , ibu rumah tangga berjumlah 35 orang atau 24,82% , selanjutnya bermata
pencarian sebagai sopir sebanyak 7 orang atau 4,96% , yang belum bekerja
sebanyak 15 orang atau 10,64%.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan hal sangat penting karena semakin tinggi
pendidikan seseorang, semakin tinggi pula pola pikir seseorang sehingga dapat
mempengaruhi maju tidaknya suatu daerah. Berdasarkan data penduduk tahun
2010 dapat dilihat dari tabel tingkat pendidikan masyarakat RT 01 RW 01
dibawah ini.
Tabel 4
Tingkat Pendidikan Masyarakat RT 01 RW 01
No
1
2
3
4
5
6
Tingkat Pendidikan
F
SD
37
SMP/ SEDERAJAT
58
SMA/ SEDERAJAT
33
SARMUD
1
SARJANA ( S1 )
2
SARJANA ( S11
JUMLAH
131
Tabel diatas menunjukkan bahwa masyarakat desa siabu RT 01
P
28,24%
44,27%
25,19%
0,76%
1,53%
-%
100%
RW 01 yang
tingkat pendidikannya SD berjumlah 37 orang atau 28,24%. SMP/ sederajat
berjumlah 58 orang atau 44,27%, SMA/ sederajat berjumlah 33 orang atau
25,19%, Sarjana muda berjumlah 1 orang atau 0,76%, S1 berjumlah 2 orang atau
1,53%, S11 di RT tidak ada.
Jadi dapat disimpulkan bahwa masrakat desa siabu RT 01 RW 01
berdasarkan tingkat pendidikan yang tertinggi jumlahnya yaitu SMP/ sederajat
yang berjumlah 56 oarang atau 42,75%.
Dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variabel bebas yang
disebut juga variabel X ( iklan rokok ) dan variabel terikat yang disebut juga
variabel Y ( perilaku Membeli ). Data yang disajikan dalam bab ini merupakan
hasil dari angket yang disebarkan sebanyak 51 responden.
Angket yang penulis sebarkan memuat 16 pertanyaan, yang mana 1-2 untuk
identitas responden, 3-10 untuk mendapatkan data dari variabel X ( pengaruh
iklan rokok ), sedangkan 11-16 untuk mendapatkan data dari variabel Y ( perilaku
membeli ). Untuk lebih jelas lagi dapat tabel dibawah ini.
IDENTITAS RESPONDEN
Tabel 5
Identitas Responden
NO
A
B
C
Alternatif jawaban
12 – 15 Tahun
16 – 18 Tahun
19 – 20 Tahun
Jumlah
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari
F
P
22
43,14%
19
37,25%
10
19,61%
51
100%
51 orang responden penelitian
yang terdapat 22 orang atau 43,14% adalah kelompok usia 12 – 15 tahun, 19
orang responden atau 37,25% adalah kelompok usia 16 – 18 tahun, dan 10 orang
atau 19,61% adalah kelompok usia 19 – 20 tahun. Jadi dapat disimpulkan bahwa
alternaitif jawaban responden yang paling banyak adalah dari segi umur 12- 15
tahun.
Tabel 6
Pendidikan Terakhir Responden
NO
A
B
C
Alternatif jawaban
F
P
SD
15
29,41%
SMP/Sederajat
16
31,37%
SMA/Sederajat
20
39,21%
Jumlah
51
100%
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 51 orang responden penelitian
yang terdapat 15 orang responden atau 29,41% adalah tamatan SD, 16 orang
tamatan SMP atau 31,37% tamatan SMP, dan 20 orang tamatan SMA atau
39,21%. Jadi dapat disimpulkan bahwa dari segi tingkat pendidikan alternative
jawaban yang paling banyak yaitu tamatan SMA adalah 20.
BAB IV
ANALISA DATA
PENGARUH IKLAN ROKOK
Tabel 7
Pernah Menonton TV RCTI
NO
A
B
C
Alternatif jawaban
Pernah
Kadang-kadang
Tidak pernah
Jumlah
Dari tebel diatas menunjukkan bahwa dari
F
P
32
62,74%
19
37,25%
51
100%
51 orang responden penelitian
yaitu terdapat 32 orang responden atau 62,74% adalah pernah menonton TV
RCTI, 19 orang responden atau 37,25% kadang-kadang menonton TV RCTI,
sedangkan jawaban alternatif tidak pernah menonton tidak ada respon. Jadi dapat
disimpulkan bahwa alternatiF jawaban yang paling banyak adalah pernah
menonton televisi RCTI sebanyak 32.
Tabel 8
Tempat Menonton Televisi
NO
A
B
C
Alternatif jawaban
Dirumah
Di rumah teman
Di warung
Jumlah
Dari tebel diatas menunjukkan bahwa dari
F
P
21
41,18%
13
25,49%
17
33,33%
51
100%
51 orang responden penelitian
yaitu terdapat 21 orang responden atau 41,18% adalah memnonton TV dirumah,
13 orang responden atau 25,49% menonton televesi dirumah teman, dan 17 orang
responden atau 33,33% menonton televisi diwarung.
Jadi dapat disimpulkan
bahwa alternatif jawaban yang paling banyak adalah menonton televisi dirumah
sebanyak 21 orang.
Tabel 9
Durasi Menonton TV RCTI
NO
A
B
C
Alternatif jawaban
F
P
9 Jam perminggu
10
19,61%
Lebih dari 4 jam perhari
31
60,78%
Kurang dari 4 jam perhari
10
19,61%
jumlah
51
100%
Dari tebel diatas menunjukkan bahwa dari 51 orang responden penelitian
yaitu terdapat 10 orang responden atau 19,61% memilih menonton televisi RCTI
selama 9 jam perminggu, 31 orang responden atau 60,78% memilih menonton
televisi RCTI lebih dari 4 jam perhari, dan 10 orang responden atau 19,61%
memilih menonton televisi RCTI kurang dari 4 jam perhari. Jadi dapat
disimpulkan bahwa alternatif jawaban yang paling banyak adalah lebih dari 4 jam
perhari menonton televisi RCTI.
Tabel 10
Pernah Menonton Iklan Rokok di RCTI
NO
A
B
C
Alternatif jawaban
F
P
Pernah
24
47,06%
Kadang-kadang
17
33,33%
Tidak Pernah
10
19,61%
jumlah
51
100%
Dari tebel diatas menunjukkan bahwa dari 51 orang responden penelitian
yaitu terdapat 24 orang responden atau 47,06% pernah menonton iklan rokok di
RCTI, 17 orang responden atau 33,33% kadang-kadang menonton iklan rokok di
RCTI, dan 10 orang responden atau 19,61% tidak pernah menonton iklan rokok di
RCTI. Jadi dapat disimpulkan bahwa alternatif jawaban yang paling banyak
adalah pernah menonton iklan rokok di televisi RCTI.
Tabel 11
Tertarik Dengan Model Yang Mengiklankan Rokok di TV RCTI
NO
A
B
C
Alternatif jawaban
F
P
sangat tertarik
18
35,29%
Kurang tertarik
15
29,41%
Tidak tertarik
18
35,29%
Jumlah
51
100%
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 51 responden penelitian yaitu
terdapat 18 orang responden atau 35,29% menjawab ,sangat tertarik dengan model
yang mengiklankan rokok di televisi RCTI, 15 responden atau 29,41% menjawab
kurang tertarik dengan model yang mengiklankan rokok di televisi RCTI, dan 18
orang responden menyatakan tidak tertarik dengan model yang mengiklankan
rokok di televisi RCTI. Jadi dapat disimpulkan jawaban tertarik dengan tertarik
adalah seimbang.
Tabel 12
Tertarik Dengan Kata-Kata Yang Digunakan Dalam Iklan Rokok di TV
RCTI
NO
A
B
C
Alternatif jawaban
F
P
sangat tertarik
31
60,78%
Kurang tertarik
11
21,57%
Tidak tertarik
9
17,65%
Jumlah
51
100%
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 51 responden penelitian yaitu
terdapat 31 orang responden atau 60,78% menjawab ,sangat tertarik dengan katakata yang digunakan dalam iklan rokok di televisi RCTI, 11 responden atau
21,57% menjawab kurang tertarik dengan kata-kata yang digunakan dalam iklan
rokok di televisi RCTI, dan 9 orang responden menyatakan tidak tertarik dengan
kata-kata yang digunakan dalam iklan rokok di televisi RCTI. Jadi dapat
disimpulkan jawaban tertarik dengan tertarik adalah seimbang.
Tabel 13
Memahami Maksud Iklan Rokok Yang ditayangkan di TV RCTI
NO
A
B
C
Alternatif jawaban
F
P
Memahami
15
29,41%
Kurang Mamahami
19
37,25%
Tidak Memahami
17
33,33%
Jumlah
51
100%
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 51 responden penelitian yaitu
terdapat 15 orang responden atau 29,41% memahami maksud iklan rokok yang
ditayangkan di televisi RCTI, 19 responden atau 37,25% kurang memahami
maksud iklan rokok yang ditayangkan di televisi RCTI, dan 17 orang responden
tidak memahami maksud iklan rokok yang ditangkan di televisi RCTI. Jadi dapat
disimpulkan jawaban yang paling banyak adalah kurang memahami maksud iklan
rokok yang ditayangkan di TV RCTI.
Tabel 14
Merasa Senang Iklan Rokok Yang ditayangkan di TV RCTI
NO
A
B
C
Alternatif jawaban
F
P
Senang
15
29,41%
Kurgan Senang
20
39,21%
Tidak Senang
16
33,33%
Jumlah
51
100%
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 51 responden penelitian yaitu
terdapat 15 orang responden atau 29,41% merasa senang iklan rokok yang
ditayangkan di televisi RCTI, 19 responden atau 37,25% merasa kurang senang
iklan rokok yang ditayangkan di televisi RCTI, dan 17 orang responden merasa
tidak senang iklan rokok yang ditangkan di televisi RCTI. Jadi dapat disimpulkan
jawaban yang paling banyak adalah merasa kurang senang iklan rokok yang
ditayangkan di TV RCTI adalah sebanyak 20 orang atau 29,41%.
PRILAKU MEMBELI
Tabel 15
Mencari Informasi Setelah Menonton Iklan Rokok
NO
A
B
C
Alternatif jawaban
Ya, Mencari
Kadang-kadang
Tidak Mencari
Jumlah
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari
F
P
21
41,18%
16
31,37%
14
27,45%
51
100%
51 responden penelitian yaitu 21
orang atau 41,18% Ya,mencari informasi setelah menonton iklan rokok, 16 orang
responden atau 31,37% kurang mencari informasi setelah menonton iklan rokok,
dan 14 orang responden atau 27,45% tidak mencari informasi setelah menonton
iklan rokok. Jadi dapt disimpulkan jawaban yang paling banyak adalah mencari
informasi setelah menonton iklan rokok sebanyak 21 orang.
Tabel 16
Mendapatkan informasi Mengenai Rokok dari Iklan Rokok
NO
A
B
C
Alternatif jawaban
Ya, Dapat
Kurang dapat
Tidak Dapat
Jumlah
F
25
16
10
51
P
49,02%
31,37%
19,61%
100%
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 51 responden penelitian yaitu 25
orang atau 49,02% mendapatkan informasi mengenai rokok dari iklan rokok, 16
orang responden atau 31,37% kurang mendapatkan informasi mengenai rokok
dari iklan rokok, dan 10 orang responden atau 19,61% tidak dapat informasi dari
iklan rokok. Jadi dapat disimpulkan jawaban yang paling banyak adalah
mendapatkan informasi mengenai rokok dari iklan rokok.
Tabel 17
Suka Dengan Iklan Rokok
NO
A
B
C
Alternatif jawaban
Suka
Kadang-kadang
Tidak Suka
Jumlah
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari
F
P
15
29,41%
23
45,10%
13
25,49%
51
100%
51 responden penelitian yaitu 15
orang atau 29,41% suka dengan iklan rokok, 23 orang responden atau 45,10%
kadang-kadang suka dengan iklan rokok, dan 13 orang responden atau 29,49%
tidak suka dengan iklan rokok. Jadi dapt disimpulkan jawaban yang paling banyak
adalah kadang-kadang suka dengan iklan rokok sebanyak 23 orang.
Tabel 18
Pernah Membeli Rokok Yang Diiklankan di Televisi
NO
A
B
C
Alternatif jawaban
Pernah
Kadang-kadang
Tidak Pernah
Jumlah
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari
F
P
24
47,06%
18
35,29%
9
17,65%
51
100%
51 responden penelitian yaitu 24
orang atau 47,06% pernah membeli rokok yang diiklankan di televisi, 18 orang
responden atau 35,29% kadang-kadang suka membeli rokok yang diiklankan di
televisi, dan 9 orang responden atau 17,65% tidak pernah membeli rokok yang
diiklankan di televisi. Jadi dapat disimpulkan jawaban yang paling banyak adalah
pernah membeli rokok yang diiklankan di televisi.
Tabel 19
Sering Menceritakan Rokok Yang Diiklankan Di Televisi RCTI
NO
A
B
C
Alternatif jawaban
Sering
Kadang-kadang
Tidak Perah
Jumlah
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari
F
P
29
56,86%
11
21,57%
11
21,57%
51
100%
51 responden penelitian yaitu 29
orang atau 56,86% sering menceritakan rokok yang diiklankan di televisi RCTI,
11 orang responden atau 21,57% kadang-kadang menceritakan rokok yang
diiklankan di televisi RCTI, dan 11 orang responden atau 21,57% tidak pernah
menceritakan rokok yang diiklankan di televisi RCTI. Jadi dapat disimpulkan
jawaban yang paling banyak adalah sering menceritakan rokok yang diiklankan di
televisi RCTI.
Tabel 20
Puas Membeli Rokok Yang Diiklankan Di Televisi RCTI
NO
A
B
C
Alternatif jawaban
Puas
Kurang Puas
Tidak Puas
Jumlah
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari
F
P
21
41,18%
18
35,29%
12
23,53%
51
100%
51 responden penelitian yaitu 21
orang atau 41,18% puas membeli rokok yang diiklankan di televisi RCTI, 18
orang responden atau 35,29% kurang puas membeli rokok yang diiklankan di
televisi RCTI, dan 12 orang responden atau 23,53% tidak puas membeli rokok
yang diiklankan di televisi RCTI. Jadi dapat disimpulkan jawaban yang paling
banyak adalah puas membeli rokok yang diiklankan di televisi RCTI.
Tabel 21
Tabulasi Skor Jawaban Responden pengaruh Iklan Rokok
Pengaruh Iklan Rokok
No
Responden
3
4
5
6
7
8
9
10
Rata-Rata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
2
2
3
2
3
2
3
3
2
2
3
3
2
3
2
3
3
3
3
1
3
1
3
3
3
3
3
1
1
3
3
3
3
1
3
3
1
1
3
3
1
2
3
2
1
2
1
3
2
2
3
2
2
3
3
3
3
2
1
1
1
1
3
1
1
3
1
1
3
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1
3
3
2
1
2
1
2
1
1
1
2
2
1
2
3
2
2
3
2
1
3
3
3
3
2
2
1
3
3
3
3
1
3
2
2
1
3
3
3
3
1
3
3
1
1
2
2
1
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
3
3
1
1
1
3
3
1
1
3
3
3
1
2
3
3
3
1
2
1
1
1
1
2
2
2
1
2
2
3
3
3
3
1
1
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
2
2
2
3
3
1
1
3
3
2
1
2
1
3
1
3
3
3
3
3
1
1
1
2
2
3
3
2
1
1
2
1
1
1
1
3
2
1
2
2
1
2
2
1
1
2
2
1
2
1
2
2
1
2
2
3
2
3
3
3
3
3
2
3
1
2
2
2
2
1
1
2
1
2
2
2
3
1
3
1
2
2
2
3
1
2
2
1
1
1
2
3
2.75
3.00
2.75
2.50
2.25
1.75
2.00
2.50
2.62
2.75
2.50
2.12
1.75
1.87
2.75
2.25
2.00
1.75
2.00
2.37
1.87
1.87
2.00
2.25
2.12
2.37
2.50
1.62
1.62
2.37
1.50
1.75
1.87
1.75
1.62
2.12
1.75
2.50
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
2
2
2
3
2
3
3
2
3
2
3
2
2
1
1
1
1
2
2
1
2
2
1
2
1
2
2
1
2
1
1
1
3
1
1
3
1
1
1
2
1
2
3
1
3
2
2
3
2
3
2
3
1
3
1
2
1
2
3
2
2
3
1
1
1
3
3
1
2
1
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
1
3
3
3
2
2
3
2
3
2
1
2
1
2
3
3
1
1
1
1
3
3
1.87
1.87
1.75
2.00
1.37
2.50
2.62
2.00
2.12
2.12
2.12
1.75
2.12
Tabel 22
Tabulasi Skor Jawaban Prilaku Membeli
Pengaruh Iklan Rokok
No
Responden
11
12
13
14
15
16
Rata-Rata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
3
3
3
3
3
3
1
2
1
3
3
3
3
2
1
3
3
3
3
3
1
1
1
2
3
3
3
3
2
2
2
2
2
1
2
2
1
3
3
3
2
2
1
2
2
3
3
3
3
3
3
1
2
2
1
1
3
3
3
1
2
2
3
1
2
3
3
3
1
2
1
2
3
3
3
3
3
2
2
2
2
3
3
3
2
1
2
1
2
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
2
2
3
3
1
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
1
3
2
2
1
2
1
1
3
2
3
1
2
3
1
2
3
3
3
1
2
3.00
3.00
3.00
2.33
2.66
2.16
2.16
1.66
1.83
2.16
2.33
2.50
2.33
2.00
2.16
2.16
2.16
2.16
2.50
2.50
2.50
2.16
2.50
2.00
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
1
3
3
3
3
1
2
3
2
1
3
2
1
2
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
1
3
3
3
2
1
1
2
3
3
3
2
3
3
1
2
3
3
3
3
1
1
1
3
3
2
1
3
2
2
2
1
1
1
2
2
2
3
3
2
2
2
3
2
2
3
2
2
1
1
2
2
2
2
3
3
3
2
2
3
3
2
1
2
1
2
1
1
2
2
3
3
2
2
3
1
1
3
3
2
3
3
2
3
2
1
3
2
1
3
2
1
3
2
3
3
1
1
3
3
1
1
1
3
3
1
3
3
2
3
2
3
2
2
3
3
1
1
3
2
2
2
3
1
1
3
2
2
3
1
3
2
2
2.16
2.16
2.33
2.50
2.66
2.66
2.16
1.66
2.16
2.00
1.83
2.00
2.00
2.33
1.83
2.00
2.00
1.66
2.00
2.66
2.50
2.00
2.00
1.16
1.83
2.50
2.16
Berdasarkan data tabulasi skor jawaban responden maka nilai rata-ratanya
dimasukkan ke dalam data editor SPSS. Dan diperoleh hasil output sebagai
berikut :
Tabel 23
Descriptive Statistics
N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
Prilaku Membeli
51
1.16
3.00
2.2124
.36022
Pengaruh iklan
rokok
51
1.37
3.00
2.1155
.37998
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah iklan rokok (X)
dan sebagai variabel dependennya adalah prilaku membeli (Y). dari hasil angket
sebanyak 51 orang responden dan setiap jawaban penulis memberikan skor atau
penilain sebagai berikut:
Bila jawaban A maka nilainya 3, jawaban B maka nilainya 2, dan jika C maka
jawabannya 1. Dan tabulasi nilai jawaban responden dapat dilihat pada bab tiga
sedangkan hipotesis yang diajukan adalah:
1. Ho : Tidak ada pengaruh antara iklan rokok terhadap prilaku membeli.
2. H1 : Terdapat pengaruh antara iklan rokok terhadap prilaku membeli.
Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, maka untuk mengetahui
sejauh mana pengaruh iklan rokok terhadap perilaku membeli, maka di lakukan
analisa sebagai berikut:
1.
Descriptive Statistics
Berdasarkan pengolahan data regresi khususnya khususnya mengenai tabel
Descriptive Statistics, maka diperoleh:
a.
b.
Prilaku membeli
1.
Mean ( rata-rata )
: 2,2124
2.
Std. Deviation
: 0,36022
3.
N ( jumlah data )
: 51
Pengaruh Iklan rokok
1.
Mean ( rata-rata )
: 2,1155
2.
Std. Deviation
: 0,37998
3.
N ( jumlah data )
: 51.
Tabel 24
Model Summary
Model
R
R Square
.357a
1
Adjusted R Square
.127
Std. Error of the
Estimate
.109
.33994
a. Predictors: (Constant), Pengaruh Iklan Rokok
2.
Model Summary
Berdasarkan tabel model Summery yaitu R Squere ( koefisien determinasi )
sebesar 0,127 atau 12,7%. Koefisien determinasi digunakan untuk mempengaruhi
persentase pengaruh variabel independen (X) terhadap perubahan variabel (Y).
Dari hasil olahan data tersebut diperoleh nilai koefisien determinasi 0,127.
Artinya besarnya pengaruh iklan rokok (X) terhadap membeli (Y) adalah 12,7%.
Untuk menguji kebeartian koefisien regresi dapat dilakukan sebagai berikut:
Tabel 25
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant)
X
Standardized
Coefficients
Std. Error
1.497
.272
.338
.127
Beta
t
.357
Sig.
5.507
.000
2.673
.000
a. Dependent Variable: Prilaku
Membeli
3.
Coefficients
Nilai t hitung dapat dilihat pada tabel coefificientsa sebesar 2,673 dengan tarif
signifikan sebesar 5%, maka berdasarkan ttabel dapat dilihat rumus sebagai berikut
: α /2 ; n – 2 = 0,05/2;51-2= 0,025 ; 49 = 2,01 ( lihat pada tabel nilai statistic t
dengan derajat kebebasan v = 49 pada taraf signifikansi 0,025 ). Dari kedua nilai
tersebut, diperoleh nilai t hitung dan t tabel
t hitung
t tabel
2,673 > 2,01
Dimana α = taraf signifikansi (5%=0,05), n = banyaknya sample.
Dapat dilihat nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel ( t hitung > t tabel ) maka
H0 di tolak artinya ada pengaruh antara signifikan antara pengaruh iklan rokok
dengan prilaku membeli
Berdasarkan tabel coefficientsa maka dapat diketahui bahwa persamaan
regresi sederhana dalam analisis ini adalah : Y = 1,497 + 0,338X
Dimana Y = prilaku membeli
X = iklan rokok
Arti persamaan regresi sederhana tersebut adalah :
1. Nilai a = 1,497 menunjukkan bahwa apabila nilai iklan rokok naik 1%
maka tingkat prilaku membeli akan naik sebesar 1,497 dari kenaikan.
2. Nilai b
=
0,338 menunjukkan bahwa apabila nilai pengaruh prilaku
membeli naik 1% maka berpengaruh terhadap iklan rokok sebesar 0,338
dari kenaikan.
Dari uji statistik tersebut dapat diketahui bahwa antara iklan rokok dengan
perilaku membeli memiliki pengaruh. Jadi hipotesis yang diajukan terdapat
adanya pengaruh iklan rokok terhadap prilaku membeli adalah benar karena dapat
dibuktikan dengan analisa secara statistik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penyajian data dan analisa maka penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa, terdapat pengaruh antara iklan rokok di televisi terhadap prilaku membeli
pada remaja RT01 RW01 Desa siabu. Ini dibuktikan dari hasil analisis data SPSS
dimana t hitung 2,673 lebih besar dari t tabel 2,01, artinya ada pengaruh signifikan
antara iklan rokok terhadap prilaku membeli.
B. Saran-saran.
Setelah penulis melakukan penelitian terhadap remaja desa siabu RT 01 RW
01 berdasarkan hasil penelitian melihat besarnya pengaruh iklan rokok terhadap
perilaku membeli, bagi orang tua agar selalu memperhatikan para anaknya dan
memberikan pengawasan serta penjelasan bahaya merokok. Bagi pengiklan agar
selalu memberikan informasi yang benar dan gunakan strategi iklan yang dapat
menyajikan kelemahan dan kekurangan suatu produknya.
Saran penulis agar penelitian tentang pengaruh iklan rokok terhadap prilaku
membeli pada remaja akan terus dikembangkan pada penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsiimi, ed revisi V1, Prosedur Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Renika Cipta, 2006.
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: Renika Cipta, 2005.
Ali, lukman, ed Kedua, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
A.Shimp, Terence, Periklanan Promosi, Jakarta: Erlangga, 2003
Cangara, H.Haffied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : Rajagrapindo Persada.
2004
Kurniawan, Albert, belajar mudah spss untuk pemula, Jakarta : Media Kom, 2009
Kuswandi, Wawan, komunikasi Massa : Sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta:
Rineka Cipta, 1996.
Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Jakarta: Kencana, 2008
Setiyowati, Novia. 2008. Daya Tarik Produksi Rokok . Skripsi Sarjana, Unifersitas
Islam Indonesia, 12-01-2010
Scihifman, Leon dan Leslie Lazar Kanuk, Pelaku konsumen, Jakarta: PT Indeks, 2008
Sumarwan Ujang, Perilaku ( Teori dan Penerpaannya Dalam Pemasaran ), Bogor:
Ghilia Indonesia 2004.
Uchana Onong , Ilmu Komunikasi Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004.
Vivian, Jhon, ed. Kedelapan, Teori Komunikasi Massa, Jakarta : Kencana, 2008.
Download