NO. 1249 / KOM – D / SD – SI / 2012 PENGARUH IKLAN ROKOK DI TELEVISI RCTI TERHADAP PRILAKU MEMBELI PADA REMAJA RT 01 RW 01 DESA SIABU KECAMATAN SALO KABUPATEN KAMPAR SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi Syarat-syarat Guna memperoleh gelar serjana Ilmu Komunikasi Pada fakultas dakwah dan Ilmu Komunikasi Disusun Oleh: Rizki Hidayat 10743000109 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2012 PENGESAHAN Skripsi a/n: rizki hidayat ini berjudul “ Pengaruh Iklan Rokok di Televisi RCTI Terhadap Perilaku Membeli Pada Remaja RT.01 RW 01 Desa Siabu Kecamatan Salo Kabupaten Kampar” telah dimunaqasahkan dalam Sidang Panitia Pelaksana Program S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada : Hari : Senin Tanggal : 12 Desember 2011 Dapat diterima dan disahkan oleh Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN SUSKA Riau. Pekanbaru, 12 Desember 2011 Dekan, Prof. Dr. AMRIL M, MA NIP. 19561231 198603 1 042 Sidang Munaqasah Ketua Sekretaris Drs. H. Suhaimi, M,Ag Nurjanis, MA NIP. 19620403 199703 1 002 NIP. 19690927 200901 2 003 Penguji I Penguji II Imron Rosidi, S,Pd., MA NIP. 19811118 200901 1 006 Firdaus El Hadi, S. Sos, M. Soc. SC NIP. 19630361 99102 1 001 KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadiran Allah AWT atas berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PENGARUH IKlAN ROKOK DI TELEVISI RCTI TERHADAP PRILAKU MEMBELI PADA REMAJA RT01 RW01 DESA SIABU KECAMATAN SALO KABUPATEN KAMPAR”. Shalawat beriring salam semoga tercurah kepada nabi besar kita Muhammad SAW, dimana beliau adalah seorang pemimpin yang ulung dan sebagai panutan umatnya dalam menjalankan aktivitas kehidupan, semoga kita selalu mengikuti langkahnya dan selalu bersolawat kepadanya, amin… Terselesainya skripsi ini dapat terwujud karena bantuan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung, maka untuk itu penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada : 1. Ayahanda ( Adam ) dan ibunda tercinta ( Dahniar ) beserta seluruh keluarga yang telah memberikan motivasi baik secara material dan moral sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Yang terhormat Bapak Prof.Dr.Nazir Karim, MA. Sebagai Rektor UIN SUSKA RIAU pekanbaru. 3. Yang terhormat Bpk Prof.Dr.Amril, MA. Sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu komunikasi UIN SUSKA RIAU, beserta pembantu dekan, ketua jurusan Ilmu Komunikasi. 4. Yang terhormat Bapak Darusman, M.Ag ( Pembantu Dekan 11 ), selaku pembimbing satu penulis, atas kesabarannya dan bimbingannya serta petunjuk-petunjuk yang berharga, yang sangat berarti bagi penulis dalam proses penulisan skripsi ini. 5. Yang terhormat Bapak Musfialdy, M.Si selaku pembimbing dua penulis, yang telah bersedia menyediakan waktu, tenaga dan pikarannya yang sangat berharga bagi penulis mewuhudkan skripsi ini. 6. Seluruh staf tata usaha, staf perpustakaan yang telah membantu penulis dan seluruh staf dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi terima kasih atas ilmu yang telah diberikan, ini semua akan menjadi pedoman dan sangat berguna untuk masa depan penulis. 7. Agussalim, Akmal Hadi, Bela Putra, Muhammad Aris, Afrisal, Ipan Saputra, Syahrin Gunawan, Gusti, Rizwar, Fauzan, Ahmad, Fhandi, Alim, Azi, Marta Malindo dan Imeg yang merupakan sahabat-sahabat ku tercinta yang telah memberikan motivasi baik secara material dan moral sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 8. Buat teman-teman seperjuangan komunikasi angkatan 2007 Lokal D Spesial konsentrasi broadcasting. 9. Kepala Desa siabu yaitu bapak Khaidir serta Remaja RT01 RW01 yang telah memberikan kemudahan bagi penulis untuk memperoleh data-data dalam penelitian ini. Akhirnya kepada Allah penulis berserah diri semoga skripsi ini bermanfa’at amin. ABSTRAK Penelitian ini berjudul “PENGARUH IKLAN ROKOK DI TELEVISI RCTI TERHADAP PRILAKU MEMBELI PADA REMAJA RT01 RW01 DESA SIABU KECAMATAN SALO KABUPATEN KAMAPAR”. Televisi merupakan media ideal untuk mengiklankan barang-barang yang selalu digunakan setiap hari, misalnya produk makanan, kosmetik, obat, dan sebagainya. Walaupun iklan televisi merupakan iklan yang palimg mahal diantara lainnya, karena biaya pembuatan iklan dan biaya penayangannya yang besar, namun daya jangkaunya yang luas maka biaya iklan televisi justru yang paling murah diantara media lainnya, jika melihat dari sejumlah orang yang dapat dijangkaunya. Televisi merupakan media iklan yang paling ampuh dari pada lainnya karena dapat menunjukkan cara bekerjanya suatu produk pada saat produk itu digunakan Iklan rokok merupakan salah satu iklan yang ditayangkan dimedia televisi, iklan rokok berbeda dengan iklan lainnya dimana iklan rokok tidak boleh menyajikan kemasan rokok utuh seperti memperlihatkan produknya dan tidak boleh terang-terangan mengajak atau membujuk seseorang untuk merokok, juga harus menyantumkan peringatan yang berisi informasi tentang bahaya resiko dan bahaya merokok secara mencolok, iklan rokok memiliki tampilan menonjol dibandingkan produk iklan lainnya. Hal ini terlihat dari mereknya iklan rokok yang muncul sekarang dengan mengedepankan kreatifitas kata dan menimalisir aspek visual dalam iklan. Penelitian ini dilakukan di desa siabu khusunya pada RT01 RW01. Berdasarkan data yang penulis dapatkan dilapangan remaja RT 01 RW01 suka menonton Program televisi RCTI karena programnya yang menarik. Dari hasil penyajian dan analisa data maka dapat disimpulkan bahwa pada variabel iklan rokok ( X ), nilai t hitung 2,673. Nilai ini lebih besar dari t tabel yaitu 2,01sehingga secara statistik variabel iklan rokok berpengaruh secara signifikan terhadap prilaku membeli. Dari pengolahan data regresi, khususnya tabek coefificientsa diperoleh t hitung = 2,673> t tabel = 2,01artinya ada pengaruh signifikan antara pengaruh iklan rokok terhadap prilaku membeli. Dari pengolahan data regresi, khususnya tabel Model Summary yaitu R Squere ( koefisien determinasi ) bahwa pengaruh iklan rokok terhadap prilaku membeli mempunyai pengaruh sebesar 12,7%. Adapun yang menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah remaja di desa siabu kecamatan salo RT01 RW 01 yang berjumlah 51 orang remaj. Adapun teknik pengambilan sampel, Arikunto ( 2005:120 ) mengemukakan bahwa : apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. (Ridwan, 2009 : 95 ) untuk pengumpulan data dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik angket dan dokumentasi dan analisa data yaitu teknik analisis data secara statitistik ( Metode penelitian Kuantitatif ) dengan menggunakan program SPSS Regresi sederhana untuk melihat pengaruh iklan rokok terhadap prilaku membeli. DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR......................................................................................... i DAFTAR ISI........................................................................................................ iii DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv BAB I. PENDAHULUAN................................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................................ 1 B. Alasan Permasalahan.............................................................................. 5 C. Permasalahan.......................................................................................... 6 1. Batasan Masalah ................................................................................ 6 2. Rumusan Masalah .............................................................................. 6 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................... 6 1. Tujuan Penelitiam .............................................................................. 6 2. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6 E. Penegasan Istilah .................................................................................... 7 F. Kerangka Teori Dan Konsep Operasional .............................................. 9 1. Kerangka Teoritis............................................................................... 9 2. Konsep Operasional ........................................................................... 28 G. Metodologi Penelitian ............................................................................. 30 H. Sistematika Penulisan.............................................................................. 33 BAB II. Metodologi dan Kerangka Teori ......................................................... 34 A. Metodologi Penelitian ............................................................................ 34 1. Kuantitatif ........................................................................................... 34 2. Alasan Menggunakan Metode Kuantitatif .......................................... 35 3. Hipotesis.............................................................................................. 36 4. Objek dan Subjek Penelitian. .............................................................. 37 a. Objek Penelitian ............................................................................. 37 b. Subjek Penelitian............................................................................ 37 5. Populasi dan Sampel ........................................................................... 37 a. Populasi ........................................................................................... 37 b. Sampel............................................................................................. 38 6. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 38 a. Angket.............................................................................................. 38 b. Dokumentasi .................................................................................... 38 7. Teknik Analisa Data.............................................................................. 39 B. Kerangka Teori.......................................................................................... 40 1. Agenda Setting ...................................................................................... 40 2. Perkembangan Teori Agenda Setting.................................................... 41 3. Alasan Menggunakan Teori Agenda Setting ........................................ 43 BAB III. GAMBARAN UMUM Gambaran umum Desa Siabu...................................................................... 44 BAB 1V ANALISA DATA ................................................................................. 50 BAB V PENUTUP............................................................................................... 63 A. Kesimpulan ............................................................................................ 63 B. Saran ....................................................................................................... 63 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 1. Jumlah Masyarakat RT 01 RW 01 Desa Siabu Berdasarkan Jenis Kelamin................................................................................................... 44 Tabel 2. Jumlah Masyarakat RT 01 RW01 Berdasarkan Tingkat Umur ..............45 Tabel 3. Mata Pencarian Masyarakat RT 01 RW 01 ...........................................46 Tabel 4. Tingkat Pendidikan Masyarakat RT 01 RW 01 ......................................47 Tabel 5. Identitas Responden ................................................................................48 Tabel 6. Pendidikan Terakhir Responden .............................................................49 Tabel 7. Pernah Menonton TV RCTI....................................................................50 Tabel 8. Tempat Menonton TV RCTI...................................................................50 Tabel 9. Durasi Menonton TV RCTI ...................................................................51 Tabel 10. Pernah Menonton Iklan Rokok di RCTI ...............................................51 Tabel 11. Tertarik Dengan Model Yang Mengiklankan Rokok di Televisi rcti ... 52 Tabel 12. Tertarik dengan Kata-Kata Yang digunakan Dalam iklan Rokok di Televisi RCTI..........................................................................................52 Tabel 13. Memahami Maksud Iklan Rokok Yang Ditayangkan di TV RCTI .....53 Tabel 14. Merasa Senang Iklan Rokok Yang ditayangkan Di TV RCTI..............53 Tabel 15. Mencari Informasi seteleh menonton Iklan Rokok............................... 54 Tabel 16. Mendapatkan informasi mengenai rokok dari Iklan Rokok.................54 Tabel 17. Suka Dengan Iklan Rokok ....................................................................55 Tabel 18. Pernah Membeli Rokok Yang diiklankan di TV ..................................55 Tabel 19. Sering Menceritakan Rokok Yang diiklankan Di TV RCTI ................56 Tabel 20. Puas Membeli Rokok Yang diiklankan Di TV RCTI ........................... 56 Tabel 21. Tabulasi Skor Jawaban Responden Pengaruh Iklan Rokok.................. 58 Tabel 22. Tabulasi skor Jawaban Prilaku Membeli .............................................. 59 Tabel 23. Descriptive Statistics............................................................................. 60 Tabel 24. Model Summary.................................................................................... 62 Tabel 25. Coefficientsa .......................................................................................... 62 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi merupakan media yang dapat mendominasi komunikasi massa karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Televisi mempunyai kelebihan dari media massa lainnya, yaitu bersifat audio visual (didengar dan dilihat ) dapat menggambarkan kenyataan dan dapat langsung menyajikan pristiwa yang sedang terjadi ke setiap rumah para pemirsa dimanapun mereka berada. Media televisi yang dalam bahasa inggrisnya television diartikan melihat jauh, disini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat ( studio televisi ) dapat dilihat dari tempat lain melalui sebuah perangkat penerima atau receiver ( Televisi Set ). ( Rahman, 2005 : 05 ). Dengan teknologi televisi yang ada sekarang ini, batas-batas Negara manapun tidak lagi merupakan hal yang sulit untuk diterjang, melainkan begitu mudah untuk di terobos. Karena itu, bila informasi media televisi dari berbagai belahan dunia tidak terkontrol maka akan menimbulkan efek yang cukup besar, contoh penjajahan Negara dalam hal informasi. ( Wawan, 1996 : 08 ). Salah satu fungsi media penyiaran adalah tempat untuk beriklan merupakan sumber pendapatan utama bagi media penyiaran. Stasiun penyiaran berkeinginan untuk mendapatkan sebanyak mungkin pemasang iklan. Namun hal ini sulit dilakukan tanpa memperhitungkan jenis media massa lainnyayang menjadi pesaing stasiun penyiaran dalam menjaring iklan. Pemasang iklan selalu memperhitungkan media apa yang paling tepat untuk mempromosikan suatu produk (barang atau jasa). Televisi merupakan media ideal untuk mengiklankan barang-barang yang selalu digunakan setiap hari, misalnya produk makanan, kosmetik, obat, dan sebagainya. Walaupun iklan televisi merupakan iklan yang palimg mahal diantara lainnya, karena biaya pembuatan iklan dan biaya penayangannya yang besar, namun daya jangkaunya yang luas maka biaya iklan televisi justru yang paling murah diantara media lainnya, jika melihat dari sejumlah orang yang dapat dijangkaunya. Televisi merupakan media iklan yang paling ampuh dari pada lainnya karena dapat menunjukkan cara bekerjanya suatu produk pada saat produk itu digunakan.( Morissan, 2008 : 376 ). Dunia periklanan saat ini terus berkembang sesui dengan kemajuan teknologi. Oleh dunia bisnis, juga cendrung bertambah dari waktu kewaktu. Meningkatnya belanja iklan tersebut membuktikan bahwa kalangan industri masih memberikan kepercayaan kepada para pengiklan untuk mempromosikan produknya. Pesatnya lajunya pertumbuhan tersebut tampaknya juga dipicu dengan adanya proliferasi media yaitu bertambahnya jumlah media yang diakibatkan reformasi pemerintah dibidang komunikasi, dimana pendirian media baru, baik media cetak maupun elektronik seperti televisi dan radio sangat dipermudah disbanding zaman orde baru. ( Rendra Widyatama, 2009 : 5 ) Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas orang, hal ini kemungkinan karena daya jangkaunya yang luas. Iklan juga menjadi instrument promosi yang sangat penting, khusunya bagi perusahaan yang memmproduksi barang atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas. Iklan rokok merupakan salah satu iklan yang ditayangkan dimedia televisi, iklan rokok berbeda dengan iklan lainnya dimana iklan rokok tidak boleh menyajikan kemasan rokok utuh seperti memperlihatkan produknya dan tidak boleh terang-terangan mengajak atau membujuk seseorang untuk merokok, juga harus menyantumkan peringatan yang berisi informasi tentang bahaya resiko dan bahaya merokok secara mencolok, iklan rokok memiliki tampilan menonjol dibandingkan produk iklan lainnya. Hal ini terlihat dari mereknya iklan rokok yang muncul sekarang dengan mengedepankan kreatifitas kata dan menimalisir aspek visual dalam iklan ( Setiyowati, 2008: 56). Untuk menyiasati hal tersebut, para pembuat iklan melakukan strategi dengan memasukan unsur-unsur budaya popular ke dalam iklan produk rokok. Para pembuat iklan sengaja menciptakan kesan bahwa rokok identik dengan maskulin, petualang, macho, berani dan segudang istilah lain yang membanggakan. Ada beberapa versi iklan yang selalu mencoba menampilkan kondisi realita kehidupan sosial dimasyarakat. Pemasang iklan harus dapat memanfaatkan iklan tersebut untuk mempromosikan produknya pada konsumen. Keuntungan lain dari iklan melalui media massa adalah kemampuan menarik perhatian konsumen terutama produk yang iklannya popular atau sangat dikenal masyarakat. ( Morissan,2007:14 ). Pengaruh televisi terhadap system komunikasi tidak lepas dari pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan pada umumnya. Bahwa televisi menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia sudahnya mengetahui dan merasakannya. Menurut Prof. Dr. R Mar’at adalah acara televisi pada umunya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan para penonton terpengaruh, terpesona atau latah bukanlah sesuatu yang istimewa, sebab salah satu pengaruh psikologis dari televisi adalah seakan-akan menghipnotis penonton dihanyutkan dalam suasana pertunjuk televisi.( Onong Uchjana,2004:41 ). Televisi tidak hanya berfungsi untuk menghibur semata, melainkan juga menyiarkan informasi kepada masyarakat dan yang terpenting telavisi memiliki fungsi untuk mendidik. Televisi merupakan media massa yang kuat sekali pengaruhnya pada pembentukan pengetahuan, pola pikir, dan sikap masyarakat. Desa siabu merupakan desa yang letaknya tidak terlalu jauh dari kantor camat kecamatan salo, media massa yang ada yaitu televisi dan radio sedangkan Koran dan majalah jarang dijumpai di Desa siabu. Masyarakat hanya bisa mendapatkan informasi dan mengetahui perkembangan yang terjadi ditempatlain dari televisi dan radio. Desa siabu terletak dikecamatan salo yang masyarakatnya bersifat heterogen yang terdiri atas berbagai macam suku. Hampir setiap rumah memiliki televisi, remaja yang berusia 15-16 tahun ke usia 14-15 tahun banyak menghabiskan waktunya pada malam hari sampai tengah malam untuk menonton televisi. Pada jam sepuluh keatas iklan rokok sering tampil pada iklan televisi, sehingga iklan rokok secara tidak langsung masuk kedalam pikiran remaja. Untuk membeli dan mengkonsumsi rokok, remaja awal di desa siabu mencari informasi suatu produk rokok yang sesui dengan kebutuhan yang mereka butuhkan, dengan melihat tayangan iklan rokok di media televisi. Dalam penelitian ini penulis meneliti iklan rokok yang di tayangkan di RCTI, penulis merasa tertarik meneliti ini, karena berdasarkan data yang penulis lakukan di lapangan remaja desa siabu khususnya di RT 01 RW 01 sangat tertarik menonton tayangan yang di tayangkan di stasiun TV RCTI karena programnya yang menarik. Berdasarkan urain diatas maka, maka penulis berkeinginan untuk meneliti permasalahan dengan judul sebagai berikut: ”PENGARUH IKLAN ROKOK DI TELEVISI RCTI TERHADAP PRILAKU MEMBELI PADA REMAJA RT 01 RW 01 DESA SIABU KECAMATAN SALO KABUPATEN KAMPAR” B. Alasan permasalahan Alasan penulis mengangkat permasalahan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Permasalahan tersebut sesui dengan bidang akademisi penulis. 2. Banyaknya iklan rokok yang ditayangkan di televisi. 3. Dipandang dari segi dana, tempat dan waktu penulis mampu melakukan penelitian tersebut. C. Permasalahan 1. Batasan masalah Untuk membatasi agar penelitian ini tidak terlalu meluas cakupan kajiannya, maka penulis membatasi permasalahan ini hanya pada pengaruh iklan rokok di televisi RCTI terhadap prilaku membeli pada remaja RT 01 RW 01 desa siabu kecamatan salo kabupaten Kampar. 2. Rumusan masalah Apakah berpengaruh iklan rokok di televisi RCTI terhadap prilaku membeli pada remaja RT 01 RW 01 desa siabu kecamatan salo kabupaten Kampar ? D. Tujuan dan manfaat penelitian 1. Tujuan penelitian Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklan rokok di televisi RCTI terhadap prilaku membeli pada remaja RT 01 RW 01 desa siabu kecamatan salo kabupaten Kampar. 2. Manfaat penelitian Adapun menfaat yang ingin penulis dapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Sebagai bahan kajian ilmiah yang diharapkan dapat menjadi sumbangan dalam penulisan studi sosial. b. Penyelasain tugas akhir bagi penulis, guna memperoleh gelar sarjana ilmu komunikasi ( S.Ikom ) pada jurusan ilmu komunikasi UIN Suska Riau. E. Penegasan istilah Untuk mempermudah serta menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran serta pengertian terhadap istilah atau kata-kata yang ada dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan mengenai hal-hal yang nantinya akan menjadi pegangan dalam penelitian, adapun penegasan istilah dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengaruh Dalam kamus umum bahasa Indonesia, pengaruh adalah daya yang menyebabkan sesuatu terjadi atau sesuatu yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain. ( Badudu dan Sultan Muhammad Zain, 1994:1031 ). Pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang ( De Fleur, 1982 ). 2. Iklan Merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran dari produsen kekonsumen melalui media komunikasi massa seperti radio, surat kabar, majalah, televisi, dan sebagainya (Angipora, 2002 : 334). 3. Televisi Adalah gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat ( studio televisi ) dapat dilihat dari tempat lain melalui sebuah perangkat penerima atau receiver( Televisi set ). (Rahman, 2005 : 05 ) 4. RCTI Rajawali citra televisi merupakan televisi pertama di Indonesia, tujuannya adalah sebagai alternatifitas tontonan menarik yang sebelum 1989 dikuasai oleh TVRI, RCTI awal siaran lewat ijin saluran membasis di Jakarta dan sekitarnya dengan dekoderkemudian kemudian mengudara pada tanggal 1 januari 1987 di Jakarta kemudian siaran percobaan mulai pada tanggal 1 januari 1988 dan diresmikan pada tanggal 24 agustus 1989. 5. Prilaku membeli Schifman dan Kanuk ( 1994 ) mendefenisikan prilaku konsumen sebagai berikut: ”Istilah prilau konsumen dapat diartikan sebagai prilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskankebutukan mereka”. ( Ujang Sarmawan, 2002 : 25-26 ). Prilaku yang dimaksud ini adalah prilaku membeli dimana tahap dalam proses pembeli, dimana konsumen mengambil tindakan lebiah lanjut setelah membeli berdasarkan kepuasan yang mereka rasakan. 6. Remaja Individu yang berusia antara 12 sampai 15 tahun yang sedang mengalami proses perkembangan dari transisi antara anak-anak dan dewasa yang diikuti oleh perubahan biologis, kognitif dan sesioemosional ( Yusuf, 2004 : 184 ). Remaja adalah masa berkembang transisi antara anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan social emosional ( Sentrock, 2003 : 26 ). Rentangan usia remaja yaitu 12-15 tahun masa remaja, 15-18 masa remaja pertengahan dan 18-21 masa remaja akhir. F. Kerangka teoritis dan Konsep Operasional 1. Kerangka Teoritis a. Pengaruh Pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan ( Stuart, 1998 ). Pengaruh adalah salah satu elemen dalam komunikasi yang sangat penting untuk mengetahui berhasil tidaknya komunikasi yang kita inginkan. Pegaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku. ( H. Hafied Cangara, 2004:147 ). Pengaruh televisi terhadap system komunikasi tidak lepas dari pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan pada umumnya. Menurut Prof. Dr. R. Mar’at, acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan para penonton, ini adalah hal yang wajar, sebab salah satu pengaruh psikologis dari televisi seakan-akan menghipnotis penonton sehingga mereka seolah-olah terhanyut dalam keterlibatan pada kisah atau peristiwa yang dihidangkan televisi. Peniruan, yang sering dipermaslahkan, yakni peniruan yang negatif; kenyataan televisi tidak selalu menimbulkn pengaruh peniruan yang negatif, tidak jarang juga yang positif. Dalam kehidupan kita, iklan telah menimbulkan pengaruh yang mendasar, yaitu dari segi ekonomi dan psikologis. Pengaruh ekonomi, dalam melihat aspek ini, iklan harus dilihat dari dua sisi, iklan sebagai transaksi atau peristiwa ekonomi yang mampu mempengaruhi kehidupan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat. Kedua, kita memandang iklan layaknya kegiatan ekonomi lainnya, semacam jual barang. Jelasnya, untuk menyampaikan pesan, pegiat iklan harus membayar media dipilih. Pristiwa tersebut sudah mengindikasikan bahwa iklan merupakan kegiatan ekonomi. Pengaruh psikologis, selain dampak ekonomi, iklan juga memunculkan dampak psikologis. Dampak psikologis iklan sangat beragam, meliputi aspek kognitif, afektif dan konatif, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama. Pengaruh psikologis yang terjadi dalam wilayah kognitif dapat menumbuhkan perhatian khalayak terhadap sesuatu secara lebih tinggi disbanding yang lain. Kita sering kali memberi perhatian yang lebih besar kepada suatu produk yang diiklankan secara gencar. Sebaliknya kita tidak terlalu memberikan pada produk yang tidak diiklankan secara gencar. Fenomena tersebut dapat pula disimpulakan bahwa perhatian kita ikut ditentukan oleh iklan. Iklan pada gilirannya ikut menentukan tingkat minat, kepercayaan dan keyakinan kita terhadap produk. Penyebaran produk baru biasanya terjadinya dilingkungan sosial tertentu yang sering disebut system sosial. Oriantasi sistem sosial, dengan nilai-nilai atau norma-norma khusnya sendiri, mungin mempengaruhi penerimaan atau penolakan berbagai produk baru, jika suatu sistem sosial beroriantasi modern, penerimaan inovasi mungkin tinggi. Sebaliknya, jika suatu sistem sosial beroriantasi tradisional, inovasi dianggap radikal atau pelanggaran terhadap kebiasaan yang sudah terbentuk mungkin akan dihindari. Menurut seorang ahli, karekteristik berikut ini melambangkan suatu system modern: 1. Sikap positif terhadap perubahan. 2. Teknologi maju dan tenaga kerja yang terampil 3. Rasa hormst ysng umum terhadap pendidikan dan pengetahuan. 4. Penekanan pada hubungan sosial yang rasional dan tertib dari pada hubungan emosional. 5. Perspektif yang lebih jauh, diamana para anggota sistem sering berinteraksi dengan orang luar, dengan demikian mempermudah masuknya berbagai gagasan baru kedalam sistem sosial. 6. Sitem dimana para anggota dengan cepat dapat melihat dari mereka dalam peran yang sangat berbeda. ( Leon Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk, 2008:465 ). Berpengaruhnya tayangan iklan rokok di televisi terhadap perilaku membeli, hal ini sesui dengan pengaruh komunikasi massa. Menyusun jenis-jenis pengaruh dalam sejenis kerangka kerja atau skema, sebuah bingkai kerja tersebut yang dikembangkan oleh Lavidge dan steiner ( 1961 ), disajikan dalam gambar berikut : model ini menyajikan enamlangka yaitu : Dimensi-dimensi yang berhubungan pergerakan menuju tindakan. KONATIF Pembelian Bidang motifasi Pesan-pesan merangsang atau Atau pengarahkan keinginan Pernyataan AFEKTIF Pilihan Bidang emosi Pesan-pesan mengubah tingkah laku Dan perasaan kesukaan KOGNITIF Pengetahuan Bidang pemikiran atau gagasan Pesan-pesan menyediakan informasi Dan kenyataan Kesadaran Sumber : Diambil dari R. Lavidge dan G.A. Steiner,”A Model for predictive measurements Of Adversting Effektiveness”. Journal Of Marketing 25 ( 1961 ) : 61, diterbitkan oleh American Marketing Assiociation. Enam langkah model diatas dikelompokkan kedalam tiga dimensi atau kategori-kategori berikut : kognitif, afektif dan konitif. Kognitif berhubungan dengan pengetahuan kita tentang segala sesuatu, afektif berhubungan dengan sikap kita terhadap sesuatu, dan konitif berhubungan dengan tingkah laku kita terhadap sesuatu. Beberapa praktisi media televisi bisa tertarik tertarik terhadap. Sebagian porsi dari pengaruh-pengaruh yang dispesifikasikan dalam model itu. Misalnya seorang reporter, barang kali hanya tertarik untuk mencapai pengaruh-pengaruh kognitif. Pencipta sebuah iklan, sebaliknya, mungkin akan tertarik untuk mencapai seluruh tingkatan enam langkah tersebut. ( Werner,2005:15-16). b. Iklan Menurut Rhenald Kasali ( 1992 : 21 ), secara sederhana iklan didefenisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan oleh suatu masyarakat lewat media. Namun demikian, untuk membedakannya dengan pengumuman biasa, iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya untuk membeli. Iklan atau advertising dapat didefenisikan sebagai”any paid from of nonpersonal communication about an organization, product, service, or idea by an identified sponsor”, (setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui). Adapun maksud ‘dibayar’ pada defenisi tersebut menunjukkan fakta bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud kata ‘nonpersonal’ berarti suatu iklan melibatkan media massa (TV, radio, majalah,Koran) yang dapat mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok induvidu pada saat bersamaan. ( Morissan,2007:14). Suatu iklan yang komplet, seperti iklan televisi atau majalah, merupakan berbagai upaya gabungan dari bagian atau orang-orang yang terlibat dalam periklanan. Empat kelompok utama yang terlibat dalam keseluruhan proses periklanan adalah : 1. Perusahaan dan organisasi lainnya yang beriklan. 2. Biro-biro iklan 3. Perusahaan produksi iklan yakni bisnis independen yang yang meliputu fotografi, film dan lainnya yang menghasilkan iklan. 4. Media periklanan termasuk surat kabar, televisi dan lain-lain ( Terence A.Shimp,2003:357-362 ). Iklan memiliki atribut pendukung untuk mendukung produk. Pendukung yang sering digunakan dalam iklan yaitu selebriti. Digunakannya kaum selebritis di dalam periklanan karena atribut popular yang mereka milki yakni: kecantikan, keberanian, bakat, jiwa lahraga, keangunan, kekuasaan dan daya terik seksual Yang sering diinginkan untuk merek-merek yang mereka dukung. Dengan adanya kaum selebriti akhirnya membuat konsumen berpikir bahwa merek tersebut memilki sifat-sifat menarik yang serupa dengan sifat-sifat yang dimilki oleh selebriti. Disisi lain iklan memilki daya tarik. Daya tarik dalam iklan dapat dilihat beberapa bagian yaitu: 1. Humor dalam iklan Tujan humor merupakan daya tarik dalam sebuah iklan. Bahwa dengan adanya rasa humor akan memperoleh perhatian,membimbing pemahaman konsumen tentang pernyataan produk, mempengaruhi sikap, dan menciptakan tindakan pembelian oleh pelanggan. Jika melihat hasil dari iklan yang dimiliki daya tarik humor, berbagi dari enam bagian : a. Homor merupakan metode yang efektif untuk menarik perhatian pada iklan. b. Humor menambah kesenangan pada iklan dan merek yang diiklankan. c. Humor tidak merusak pemahaman tentang produk. d. Homor tidak menawarkan keberuntungan yang lebih dari sekedar bujukan. e. Humor tidak menambah kredibilitas sumber. f. Sifat produk mempengaruhi penggunaan humor. 2. Rasa takut dalam periklanan Daya tarik rasa takut adalah untuk melibatkan khalyak dengan pesan sehingga mendorong diterimanya argument-argumen pesan. Daya tari kini dapat berbentuk celaan sosial atau bahaya fisik. Misalnya obat kumur mulut, pasta gigi dan produk lainnya yang menggunakan daya tarik rasa takut. Menekan celaan sosial yang akan diderita bila nafas kita tidak segar, ketika kita lembab atau gigi kita berlobang. 3. Unsur seksual dalam periklanan Daya tarik seksual mempunyai beberapa peran yang potensial. a. Daya tark seksual ini untuk mengambil perhatian yang juga mempertahankan perhatian tersebut untuk waktu yang lama. b. Daya tarik seksual juga meningkatkan ingatan terhadap pesan. c. Daya tarik seksual untuk membangkitkan tanggapan emosional seperi perasaan merangsang atau bahkan nafsu. Iklan dapat memberikan informasi dalam bentuk kata-kata dan gambar yang cepat ditanggapi oleh masyarakat. Memberi kesan pada masyarakat terhadap produknya. Oleh karena itu jika masyarakat membutuhkan apa yang diinginkan hanya cukup melihat gambarnya atau kertas dalam iklan tersebut. 1. Terdapat beberapa fungsi iklan antara lain adalah : 2. Mencapai perhatian terhadap iklannya 3. Menarik perhatian yang besar terhadap isi pesan 4. Menyatakan pokok-pokok masalah tentang sifat dari barang /jasa yang dianjurkan 5. Merangsang keinginan pada pihak komunikan untuk memiliki barang dan jasa sebagai mana dianjurkan oleh komunikator 6. Memamerkan barang dan jasa yang diperkenalkan kepada komunikan sesui dengan kemampuan memuaskan pemakai barang/jasa yang dianjurkan 7. Mensosialisasikan penggunaan barang dan jasa dengan seorang tokoh/artis/lapisan masyrakat (Djuroto,2004:83) 8. Iklan yang dapat menimbulkan kesan yang menarik akan diterima oleh pemirsa. Adapun iklan yang tidak menarik atupun tidak dapat menimbulkan reaksi dan tidak dapat memberikan kesan akan dibuang atau tidak diperhatikan. Dalam pengaruh kognisi akan mengacu pada proses mental dari persepsi, ingatan, dan pengelolaan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan persoalan dan merencanakan masa yang akan dating. Teori kognisi berasumsi bahwa individu memilki maksud dan kemampuan untuk membuat pilihan. Teori ini juga dikaitkan dengan penyajian iklan rokok di televisi, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan menyampaikan pesan stimuli iklan yang akan diterima oleh komunikan tidak begitu saja diterima, melainkan diproses melainkan tahapan-tahapan sensasi, persepsi, memori, dan berfikir yang didalamnya melibatkan proses komunikasi. Terdapat dua model periklanan yaitu : 1. Kuat: periklanan penting untuk mengajarkan konsumen mengenai merek dan mendorong pembelian. 2. Lemah: iklan hanya untuk mengingatkan konsumen tentang merek-merek yang biasanya sudah terkenal ( Terence A.Shimp, 2003: 30 ) Teori peneguhan memandang bahwa orang dalam situasi tertentu akan bertingkah laku dengan suatu cara yang membawanya kepada ganjaran sepeti yang telah dialami pada waktu yang lalu.Menurut kerangka teori ini, orang yang menggunakan media massa karena mendatangkan ganjaran berupa informasi, hiburan, hubungan dengan orang lain, dan sebagainya. Disamping isi media yang menarik, peristiwa menggunakan media sering diasosiasikan dengan suasan yang menyenangkan ; misalnya menonton televisi sering dilakukan ditengah-tengah keluarga. Menurut teori peneguhan, hal-hal yang netral yang dikaitkan dengan hal-hal yang menyenangkan menjadi stimuli yang menyenangkan juga. ( Jalaluddin Rachmat,1996:213) Promosi penjualan memiliki tiga kelompok sasaran yaitu : 1. Tenaga penjual Harus secara antusias dan agresif menjual produk 2. Penjual ritel Didorong untuk memasok dan mempromosikan merek dengan cara diberikan imbalan berupa allowances, diskon, kontes, dan program pendukung periklann lainnya. 3. Konsumen Didorong untuk membeli merek dengan imbalan kupon, sampel, premi, dan insentif lainnya. Pergeseran balance-of-power. Sebelumnya produsen lebih berkuasa dari pada pengecer karena dua alasan: 1. produsen melakukan tarikan langsung kepada konsumen dan menuntut para pengecer untuk menangani merek mereka, 2. pengecer hanya mengetahui informasi dari produsen. Tetapi sejak televisi menjadi media iklan yang paling efektif dan munculnya teknologi alat pemindai optic, para pengecer mulai ikut menentukan apa saja yang menjadi persyaratan penjualan, bukan lagi persyaratan produsen semata (Terence A.Shimp,2003:45) c. Televisi Kenapa televisi begitu banyak menyita perhatian tanpa mengenal usia, pekerjaan, dan pendidikan. Hal ini karena televisi memiliki kelebihan terutama kemampunnya dalam menyatukan antara fungsi audio dan visual, ditambah dengan kemampuannya dalam memainkan warna. Penonton leluasa menentukan saluran mana mereka senangi. ( Hafied Cangara, 2004: 123). Kehadiran iklan dalam paket televisi bukanlah hal yang baru, terdapat dua kepentingan mengapa iklan masuk dalam acara televisi yaitu : 1. Kehadiran iklan televisi turut membantu pemasukan dana bagi kelancaran serta keberlangsungan materi acara baik segi kualitas maupun kuantitas ( film, sinetron, maupun musik ). 2. Media televisi merupaka alat informasi tentang suatu barang produksi untuk diketahui pemirsa. Iklan adalah ekonomi konsumen yang penting, tanpa iklan, orang sulit mengetahui bermacam-macam produk dan jasa yang tersedia. Televisi sebagai medium visual yang menarik, televisi dapat memberikan dampak yang hebat dan perkembangan advertising televisi jauh melampaui perkembangan di media lainnya. Ini menunjukkan efektifitasnya dalam menjangkau audien massa yang beragam. (Jhon Vivian,2008:365). Kekuatan iklan televisi yaitu : Daya jangkau yang luas, daya jangkau siaran yang luas ini memungkinkan pemasar memperkenalkan dan mempromosikan produk barunya ini secara serentak dalam wilayah yang luas bahkan keseluruh wilayah suatu Negara. Selektifitas dan fleksibel, televisi sering dikritik sebagai media yang tidak selektif dalam menjangkau audiennya sehingga sering dianggap sebagai media lebih cocok untuk produk konsumsi missal. Stasiun televisi juga dapat menayangkan program siaran yang mampu menarik perhatiankelompok tertentu yang menjadi target romosi suatu produk tertentu. Fokus perhatian, siaran iklan televisi akan selalu menjadi pusat perhatian audien pada saat iklan itu ditayangkan. Pretise, perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi biasanya akan menjadi sangat dikenal orang, barang perusahaan yang memproduksi barang tersebut maupun barang itu sendiri akan menerima status khusus dari masyarakat. Dengan kata lain produk tersebut mendapatkan pretise tersendiri. Waktu tertentu, suatu produk dapat diiklankan di televisi pada waktu-waktu tertentu ketika pembeli potensialnya berada didepan televisi. Kelemahan iklan televisi Biaya mahal, walaupun televisi diakui sebagai media yang efisian dalam menjangkau audien dalam jumlah besar namun televisi merupakan media paling mahal untuk beriklan. Informasi terbatas, dengan durasi iklan yang rata-rata hanya 30 detik dalam sekali tayang maka pemasang iklan tidak memiliki cukup waktu untuk secara leluasa memberikan informasi yang lengkap. Selektifitas terbatas, walupun televisi menyediakan selektifitas audien melalui program-program yang ditayangkan dan juga melalui waktu siaran, namun iklan televisi bukanlah pilihan yang paling tepat bagi pemasang iklan yang ingin membidik konsumen yang sangat khusus atau yang spesifik yang jumlahnya relative sedikit. Waktu terbatas, stasiun televisi tidak dapat seenaknya memperpanjang waktu siaran iklan dalam suatu program. ( Morissan,2007:187-191 ). Televisi telah menjadi medium yang sangat banyak menciptakan budaya popular. Televisi adalah medium iklan yang banyak digunakan oleh para produsen, karena jangkaunnya yang luas dan kemampuan audio dan visualnya dalam menyampaiakan iklan. Televisi adalah medium untuk menyampaikan banyak hal kepada masyarakat: sosial, politik, hiburan, olahraga, beragam berita, dan iklan komersial. ( Ujang Sumarwan, 2002:184 ). Kelebihan dan Kelemahan Televisi 1. Kelebihan televisi Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bersifat politis, bisa pula informatif, hiburan dan pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. 2. Kelemahan Televisi Karena Televisi bersifat ”Transitory” maka pesannya tidak dapat dimemori oleh pemirsanya dan terikat oleh waktu serta televisi tidak bisa melakukan kritik sosial langsung secara vulgar. ( Wawan, 1996 : 8-23 Sifat Siaran Televisi yaitu : 1. Televisi siarannya bersifat langsung dan tunda Siaran televisi dapat mencapai sasarannya dengan mudah tanpa mengalami kendala, berbeda dengan media cetak dan surat kabar. Media televisi dapat menyiarkan program acaranya live ( langsung ) dari tempat kejadian dan bisa juga siaran tersebut ditunda dan didokumentasikan. 2. Siaran Televisi mempunyai daya terik tersendiri Siaran Televisi mempunyai daya tarik yang kuatkarena bersifat audio visual. d. Prilaku membeli Defenisi perilaku konsumen Schiffman dan Kanuk ( 1994 ) mendefenisikan perilaku konsumen sebagai berikut: ”Istilah perilaku konsumen dapat diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka”. Enggel, Blackwel dan Niard ( 1993 ) mengartikannya kami mendefenisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan. Perilaku konsumen merupakan pengkajian dari prilaku manusia sehari-hari ( Mullen dan Jhonson, 1990 ). Dari beberapa beberapa defenisi yang disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendoring tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan halhal diatas atau kegiatan mengevaluasi. ( Ujang Sumarwan, 2002:25-26 ). Menurut Solomon mendefenisikan belajar adalah perubahan prilaku yang relative permanen yang diakibatkan oleh pengalaman. Menurut Schiffman dan Kanuk ( 2000 ), dari perspektif pemasaran, proses belajar adalah konsumen dapat diartikan sebagai sebuah proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan dan pengalaman pembelian dan konsumsi yang akan ia terapakan pada prilaku yang terkait pada masa akan dating. Beberapa pakar mengklasifikasikan proses belajar kedalam dua kategori yaitu: 1. Proses belajar kognitif yaitu proses belajar yang dicirikan oleh adanya perubahan pengetahuan, yang menekankan kepada proses mental konsumen untuk mempelajari informasi. 2. Proses belajar perilaku adalah proses belajar yang terjadi ketika konsumen beraksi terhadap lingkungan dan stimulus luar. ( Solomon ( 1999 ) mengemukakan proses belajar perilku adalah proses belajar yang terjadi karena respons konsumen terhadap suatu stimulus atau lingkungan konsumen. ( Ujang Sumarwan,2002:92 dan 95 ). Sikap konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan dan perilaku. Menurut Kotler, Armstrong ( 2001:222 ). Proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap yaitu tahap pengenalan, pencari informasi, evaluasi alternative, keputusan membeli dan perilaku membeli. 1. Pengenalan kebutuhan Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Pada tahap ini pemasar dapat mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh konsumen. 2. Pencari informasi Pada tahap ini,konsumen berusaha melakukan pencarian informasi mengenai produk atau hal-hal lainnya. 3. Evaluasi Tahap dimana konsumen menggunakan informasi-informasi yang ada untuk mengevaluasi merek-merek alternative dalam suatu susunan pilihan. 4. Keputusan alternative/ pembelian Keputusan yang diambil oleh konsumen untuk membeli merek yang disukai setelah mengetahui informasi yang didapat. Prilaku membeli Proses keputusan pembelian dimulai jauh sebelum tindakan membeli itu sendiri dan mempunyai konsekuensi yang panjang setelah membeli. Proses dimulai dari pengenalan kebutuhan atau masalah, dimana kesadaran adanya kebutuhan merupakan tahap dalam proses pembelian. Selanjutnya mereka akan mencari informasi-informasi yang berkaitan dengan kebutuhan, kemudian akan menentukan pilihan atau alternative lain yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Selain itu, mereka memutuskan antara membeli atau tidak membeli. Jika keputusan yang diambil adalah membeli, konsumen harus membuat rangkangan keputusan yang menyangkut merek, harga, took, warna dan sebagainya. Karena hal ini akan berpengaruh pada perilaku setelah membeli seperti konsumen akan mengalami beberapa tingkatan kepuasan dan ketidkpuasan. Tugas orang pemasaran tidak berakhir ketika produknya dibeli orang. Setelah membeli produk tersebut, konsumen bisa puas bisa juga tidak puas dan akan terlibat dalam perilaku membeli yang tetap menarik bagi orang pemasaran. Apa saja yang menentukan apakah pembelian puas atau tidak puas? Jawabannya ada pada hubungan antara konsumen dengan kinerja yang dirasakan dari produk. Jika produk gagal memenuhi harapan, konsumen kecewa; jika harapannya terpenuhi,konsumen puas; jika harapan terlampaui, konsumen amat puas. Konsumen mendasarkan harapan mereka pada informasi yang terima dari penjual, teman, iklan di televisi maupun di radio dan sumberlainnya. Jika penjualan melebih-lebihkan kinerja produk, harapan konsumen tidak akan terpenuhi, dan hasilnya adalh ketidakpuasan. Semakin tidak besar kepuasan konsumen. Hal ini menunjukkan penjual harus membuat pernyataan yang jujur mengenai kinerja produknya sehingga pembeli terpuaskan. Konsumen yang tidak puas merespons dengan sangat berbeda.kalau rata-rata pelanggan yang puas menceritakan pada 3 orang lainnya mengenai pengelaman mereka atas produk yang baik, seorang pelanggan yang tidak puas akan mengeluh pada 11 orang yang memiliki masalah dengan suatu perusahaan megeluhkan perusahaan tersebut pada lebih dari 20 oang. Jelas, berita jelek lebih luas dan lebih cepat menyebarkannya dari pada berita baik, dan dapat dengan cepat merusak sikap konsumen mengenai perusahaan dan produk-produknya. ( Philip Kotler, 2001: 227- 228 ). Federic Herzberg mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan teori 2 faktor yang menyebabkan ketidakpuasan dan faktor yang menyebabkan kepuasan. Dapat diambil contoh, jika, suatu perusahaan tidak memberikan jaminan terhadap produknya maka akan menyebabkan ketidakpuasan karena seorang pembeli tentu menginginkan produk yang mutunya terjamin. Pada teori motivasi ini mengandung dua implikasi yaitu para penjual harus perlu beruasaha sebaikbaiknya untuk berusaha menghindarkan hal-hal yang tidak memuaskan. e. Remaja Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ visik seksual sehingga mampu berproduksi. Menrut Knopka masa remaja ini meliputi : 1. Remaja awal sekitar usia 12-15 tahun Masa ini biasanya berlangsung dalam waktu relatif singkat. Masa ini ditandai oleh sifat-sifatnegatif pada siremaja sehingga seringkali masa ini disebut masa negatif dengan gejala sering tidak tenang, kurang suka bekerja, pesimestik dan sebagainya. 2. Remaja madya sekitar usia 16-18 tahun Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja organ untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongya, teman yang dapat ikut merasakan suka dan dukanya. 3. Remaja akhir sekitar usia 19-20 tahun Setelah remaja dapat menemukan penilain dan masuklah individu kedalam masa dewasa ( Yusuf,2004: 184 ). Pada umumnya remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, karena itu, remaja cenderung ingin berpetualang menjelajah sesuatu, dan mencoba sesuatu yang belum pernah dialaminya. Selain itu didorong juga oleh keinginan seperti orang dewasa. Akibatnya tidak jarang terjadi remaja pria mencoba merokok karena sering melihat iklan rokok di media seperti yang dilakukan orang dewasa. Faktor psikologis yang mempengaruhi merokok terdiri dari 4 Faktor yaitu: motivasi( dorongan seseorang untuk bertindak guna memuaskan kebutuhannya sehingga dapat mengurangi ketegangan yang dimilikinya ),persepsi ( proses seseorang individu memilih, mengorganisasi dan menginterpretasikan masukanmasukan untuk menciptakan gambaran yang bermakna ), pengetahuan ( pembelajaran yang meliputi perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman ) (Ali dan Asrori, 2006). Teori Agenda Setting Teori agenda setting yang dikemukakan oleh Maxwell Mc Combs dan Donald Shaw adalah salah satu teori tentang proses dampak media atau efek komunikasi massa terhadap mesyarakat menggambarkan kekuatan pengaruh media dan budaya. yang sangat Agenda kuat setting terhadap pembentukan opini masyarakat, pada teori ini menyatakan bahwa media massa, dengan memperhatikan pada beberapa isu tertentu dan mengabaikan lainnya, akan mempengaruhi opini public. Orang cendrung mengetahui tentang hal-hal yang disajikan oleh media massa dan menerima susunan prioritas yang ditetapkan media massa terhadap berbagai isu tersebut. Asumsi dasar teori ini adalah membentuk persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Topik yang lebih banyak mendapat perhatian dari media massa akan menjadi lebih akrab bagi pembacanya, akan dianggap penting dalam suatu periode waktu tertentu, dan akan terjadi sebaliknya bagi topik yang kurang mendapat perhatian media massa. Menurut Mc Combs dan Shaw, kita cendrung menilai sesuatu itu penting sebagaimana media massa menganggap hal tersebut penting. Jika media massa menganggap suatu isu itu penting maka kita juga akan menganggapnya penting. Sebaliknya, jika isu tersebut tidak dianggap penting oleh media massa, maka isu tersebut juga menjadi tidak penting bagi diri kita. Teori agenda setting pertama dikemukakan oleh Walter Lippman ( 1965 ) pada konsep “The world Outside and the picture in our head”, penelitian empiris teori ini dikemukakan Mc Combs dan Shaw ketika mereka meneliti pemilihan presiden tahun 1972. Mereka mengatakan antara lain walaupun para ilmuwan yang meneliti prilaku manusia belum menemukan kekuatan mediaseperti yang disinyalir pandangan masyarakat yang konvensional, belakangan ini mereka menemukan cukup bukti bahwa para penyunting dan penyiar memainkan peranan yang penting dalam membentuk realitas social kita, ketika mereka melaksanakan tugas keseharian mereka dalam menonjolkan berita. 2 Konsep Operasional Berdasarkan penjelasan pada kerangka teori diatas, selanjutnya penulis akan mengkonsepkan operasionalkan dari masing-masing variabel yang bertujuan sebagai tolak ukur dalam penelitian dilapangan. Operasional adalah menentukan suatu konstruk sehingga menjadi variabel yang dapat diukur (Rakhmat, 2002 : 12). Variabel dakam penelitian ini ada dua yaitu : a. Pengaruh iklan rokok ( Variabel X ) b. Perilaku membeli ( Variabel Y ) Variabel Pengaruh Iklan Rokok Variable X disebut juga variable bebas ( independent ) adalah variable yang mempengaruhi variable lainnya yang sifatnya berdiri sendiri. Dalam penelitian yang merupakan variable X yaitu iklan rokok di televisi RCTI yang mempunyai indikator-indikator sebagai berikut : a. Frekwensi remaja dalam melihat iklan rokok b. Persepsi remaja mengenai gambaran yang menyenangkan tentang iklan rokok di televisi. c. Kemampuan remaja dalam memahami iklan rokok yang ditayangkan di televisi. d. Remaja merasa senang akan iklan rokok yang diiklankan di media televisi. e. Remaja sering menonton iklan rokok di televisi. f. Remaja tertarik dengan kata yang digunakan dalam iklan rokok di televisi. Variabel Pirilaku Membeli Variabel Y disebut juaga variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh beberapa variabel lainnya yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel Y adalah perilaku membeli yang mempunyai indicator-indikator sebagai berikut : a. Remaja tau dengan ikaln rokok. b. Remaja mencari informasi terhadap iklan rokok yang diiklankan ditelevisi. c. Remaja mendapatkan informasi mengenai rokok dari iklan rokok. d. Remaja menyukai iklan rokok yang ditayangkan di televisi. e. memiliki uang untuk membeli rokok. f. Membeli rokok yang diiklankan ditelevisi. G. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data dalam bentuk jumlah atau angka dituangkan untuk menerangkan suatu kejelasan dari angka-angka atau memperbandingkan dari beberapa gambaran sehingga memperoleh gambaran baru, kemudian dijelaskan kembali dalam kalimat atau urain. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik analisis data secara statistic (Metode penalitian kuantitatif) dengan menggunakan program SPSS merupakan singkatan dari Statistical product service solution yaitu regresi sederhana untuk melihat pengaruh iklan rokok terhadap perilaku membeli. 1. Hipotesis Hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini adalah: a. H0 : tidak ada pengaruh antara iklan rokok terhadap prilaku membeli. b. H1 : terdapat pengaruh antara iklan rokok terhadap prilaku membeli 2. Objek dan Sabjek Penelitian a. Objek penelitian Objek penelitian pengaruh iklan rokok di televisi RCTI terhadap prilaku membeli pada remaja RT 01 RW 01 desa siabu kecamatan salo. b. Sabjek Penelitian Sabjek Dalam penelitian ini adalah seluruh remaja desa siabu RT 01 RW 01 kecamatan salo. 3. Populasi Dan Sampel a. Populasi Penelitian Populsi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasilnya menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif tentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin di pelajari sifat-sifatnya ( Sudjana : 6 ), yang menjadi populasi yaitu remaja di desa siabu RT 01 RW 01 yang berjumlah 51 orang. b. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi yang dijadikan sampel yang berjumlah 51 orang remaja. Arikunto ( 2005:120 ) mengemukakn bahwa: apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya, penelitian populasi.( Ridwan, 2009 : 95 ). 4. Teknik Penganbilan Data Cara memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknikteknik sebagai berikut : a. Angket Dengan teknik ini penulis menyebarkan sejumlah pernyataan terrulis yang disusun sedemikian rupa dan disesuikan dengan kajian penelitian. Jumlah angket yang disebarkan 51 angket. Angket digunakan untuk mencari data mengenai pengaruh iklan rokok ditelevisi RCTI terhadap perilaku membeli pada remaja RT 01 RW 01 desa siabu kecamatan salo kabupaten kampar. b. Dokumentasi Dokumentasi adalah barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagainya. ( Arikunto, 2006 : 151 dan 158 ). Teknik ini di gunakan untuk memperoleh data dari pihak RT 01 RW 01 desa siabu kecamatan salo. 5. Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik analisis data secara statistic (Metode penalitian kuantitatif) dengan menggunakan program SPSS merupakan singkatan dari Statistical product service solution yaitu regresi sederhana untuk melihat pengaruh iklan rokok terhadap perilaku membeli. Dalam pengujian hipotesis ini di gunakan uji statistik regresi sederhana dengan persamaan sebagai berikut : Y = a + bX Keterangan : Y = Perilaku membeli X = iklan rokok a = konstanta ( apabila nilai x sebesar 0, maka y akan sebesar a atau kontanta ) b = koefisien regresi ( nilai peningkatan atau penurunan ). ( Albert Kurniawan, 2009 : 43 ). Pengambilan kesimpulan pada pengujian hipotesis digunakan uji t, uji t dipakai untuk melihat signifikansi pengaruh variabel independen secara individu terhadap variebel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat constant, uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Nilai t yang diperoleh dari hasil perhitungan di bandingkan nilai yang terdapat pada tabel nilai statistic t dengan tingkat signifikansi taraf nyata sebesar 5% ( 0,05 ) criteria uji t ini adalah: T hitung > t tabel : maka Ho di tolak T hitung ≤ t tabel : maka Ho tidak di tolak Pengolahan data penelitian ini menggunakan bantuan SPSS. H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB 1 Pendahuluan, bagian ini terdiri dari latar belakang permasalahan, alasan pemilihan permasalahn, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penegasan istilah, kerangka teoritis dan konsep operasional, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 11 Metodologi penelitian, dan kerangka teori BAB 111 Gambaran Umum BAB 1V Analisis data BAB V Kesimpulan BAB II METODOLOGI DAN KERANGKA TEORI A. Metodologi Penelitian Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. 1. Kuantitatif kuantitatif yaitu riset yang hasil analisisnya disajikan dalam bentuk angka- angka yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam bentuk urain ( Hasan, 2004 : 30 ) Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena. Pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antar pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif. Ukuran sampel untuk survey olah statistik dihitung dengan menggunakan rumusan untuk menentukan seberapa besar ukuran sampel yang diperlukan dari suatu populasi untuk mencapai hasil dengan tingkat akurasi yang dapat diterima Metode kuantitatif lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenolena sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran setiap fenomena dijabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variabel dan indikator. Setiap variabel yang ditentukan diukur dengan memberikan symbol-simbol angka yang berbeda-beda sesui dengan kategori informasi yang berkaitan denagan variabel tersebut. Dengan menggunakan symbol-syimbol angka tersebut, teknik penghitungan secara kuantitatif dapat dilakukan sehingga dapat menghasilkan sutau kesimpulan. Tujuan utama dari metodolgi ini adalah menjelaskan suatu masalah tetapi menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah sutu kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang diperkirakan akan berlaku pada suatu populasi tertentu. Data kuantitatif yaitu data dalam bentuk jumlah atau angka dituangkan untuk menerangkan suatu kejelasan dari angka-angka atau memperbandingkan dari beberapa gambaran sehingga memperoleh gambaran baru, kemudian dijelaskan kembali dalam kalimat atau urain. Metode penelitian kuantitatif ukuran ilmiah adalah sesuatu yang tampak. Apa saja yang tidak empiric tidak bisa dikatagorikan sebagai ilmiah. Padahal dalam kehidupan ini ada realiatas yang tampa penelitian. Kuantitatatif dimaksudkan untuk menjelaskan atau memperoleh penjelasan mengenai fenomena atau gejala yang diteliti secara umum atau yang lazim disebut dengan generalisasi. 2. Alasan Menggunakan Metode Kuantitatif Metode kuantitatif mempunyai keunggulan dari sesi efisiensi. Analisis kuantitatif bekerja menggunakan sampel untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Selain dari sisi sampel, untuk hal-hal tertentu metode kuantitatif memberikan penjelasan yang lebih tepat terhadap fakta yang dihadapi, bahkan pada penelitian tertentu harus menggunakan metode kuantitatif. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik analisis data secara statistic (Metode penalitian kuantitatif) dengan menggunakan program SPSS merupakan singkatan dari Statistical product service solution yaitu regresi sederhana untuk melihat pengaruh iklan rokok terhadap perilaku membeli. Selangkapnya dapat dilihat pada BAB 1 di metodologi penelitian. 3. Hipotesis Secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu kata hypo dan kata thesis. Hypo berarti kurang dan thesis adalah pendapat. Kedua kata itu kemudian digunakan secara bersama menjadi hypothesis dan penyebutan dalam dialek Indonesia menjadi hipotesa kemudian berubah menjadi hipotesis yang maksudnya adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang masih belum sempurna. Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi yang sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya ( Hasan, 2008 : 140 ). Sedangkan menurut Good dan Scates dalam Tika ( 2006 : 29 ), menyatakan hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta atau kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk langkah selanjutnya. Pengertian ini kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan penelitian yang belum semprna. Sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian, dengan menguji hipotesis tersebut dimaksudkan dengan data dilapangan. Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah a. H0 : tidak ada pengaruh antara iklan rokok terhadap prilaku membeli. b. H1 : terdapat pengaruh antara iklan rokok terhadap prilaku membeli. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik analisis data secara statistic (Metode penalitian kuantitatif) dengan menggunakan program SPSS merupakan singkatan dari Statistical product service solution yaitu regresi sederhana untuk melihat pengaruh iklan rokok terhadap perilaku membeli. Selangkapnya dapat dilihat pada BAB 1 di metodologi penelitian. 4. Objek dan Sabjek Penelitian a. Objek penelitian Objek penelitian adalah ruang target yang merupakan dasar nyata di mana fakta-fakta yang terhubung, membentuk bagian yang terbatas yang dianggap realitas, sehingga tidak mungkin mengubah apa yang tidak diketahui( Tatang M : 2009 ). Objek dalam penelitian ini adalah pengaruh iklan rokok di televisi RCTI terhadap prilaku membeli pada remaja RT 01 RW 01 desa siabu kecamatan salo. b. Subjek penelitian Subjek penelitiann adalah sesuatu yang didalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian ( Tatang M : 2009 ) Sabjek Dalam penelitian ini adalah seluruh remaja desa siabu RT 01 RW 01 kecamatan salo. 5. Populasi Dan Sampel a. Populasi Penelitian Populsi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasilnya menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif tentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin di pelajari sifat-sifatnya ( Sudjana : 6 ), yang menjadi populasi yaitu remaja di desa siabu RT 01 RW 01 yang berjumlah 51 orang. a. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi yang dijadikan sampel yang berjumlah 51 orang remaja. Arikunto ( 2005:120 ) mengemukakn bahwa: apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya, penelitian populasi.( Ridwan, 2009 : 95 ). 6. Teknik Pengambilan Data Cara memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik- teknik sebagai berikut : a. Angket Dengan teknik ini penulis menyebarkan sejumlah pernyataan tertulis yang disusun sedemikian rupa dan disesuikan dengan kajian penelitian. Jumlah angket yang disebarkan 51 angket. Angket digunakan untuk mencari data mengenai pengaruh iklan rokok ditelevisi RCTI terhadap perilaku membeli pada remaja RT 01 RW 01 desa siabu kecamatan salo kabupaten kampar. b. Dokumentasi Dokumentasi adalah barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagainya. ( Arikunto, 2006 : 151 dan 158 ). Teknik ini di gunakan untuk memperoleh data dari pihak RT 01 RW 01 desa siabu kecamatan salo. 7. Teknik Analisa Data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah penulis menganalisis data tersebut. Penulis menggunakan analisis kuantitatif yaitu riset yang hasil analisisnya disajikan dalam bentuk angka-angka yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam bentuk urain ( Hasan, 2004 : 30 ) Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik analisis data secara statistic (Metode penalitian kuantitatif) dengan menggunakan program SPSS merupakan singkatan dari Statistical product service solution yaitu regresi sederhana untuk melihat pengaruh iklan rokok terhadap perilaku membeli. Pengambilan kesimpulan pada pengujian hipotesis digunakan uji t, uji t dipakai untuk melihat signifikansi pengaruh variabel independen secara individu terhadap variebel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat constant, uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Nilai t yang diperoleh dari hasil perhitungan di bandingkan nilai yang terdapat pada tabel nilai statistic t dengan tingkat signifikansi taraf nyata sebesar 5% ( 0,05 ) criteria uji t ini adalah: T hitung > t tabel : maka Ho di tolak T hitung ≤ t tabel : maka Ho tidak di tolak Pengolahan data penelitian ini menggunakan bantuan SPSS. B. Kerangka Teori 1. Agenda setting Teori agenda setting yang dikemukakan oleh Maxwell Mc Combs dan Donald Shaw adalah salah satu teori tentang proses dampak media atau efek komunikasi massa terhadap mesyarakat menggambarkan kekuatan pengaruh media dan budaya. yang sangat Agenda kuat setting terhadap pembentukan opini masyarakat, pada teori ini menyatakan bahwa media massa, dengan memperhatikan pada beberapa isu tertentu dan mengabaikan lainnya, akan mempengaruhi opini public. Orang cendrung mengetahui tentang hal-hal yang disajikan oleh media massa dan menerima susunan prioritas yang ditetapkan media massa terhadap berbagai isu tersebut. Asumsi dasar teori ini adalah membentuk persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Topik yang lebih banyak mendapat perhatian dari media massa akan menjadi lebih akrab bagi pembacanya, akan dianggap penting dalam suatu periode waktu tertentu, dan akan terjadi sebaliknya bagi topik yang kurang mendapat perhatian media massa. Media massa mempunyai kemampuan untuk memilih dan menekankan topic tertentu yang dianggapnya penting ( menetapkan agenda ) sehingga membuat publik berpikir bahwa isu yang dipilih media itu penting. Agenda setting menggambarkan kekuatan pengaruh media yang sangat kuat dalam pembentukan opini masyarakat. Media massa mempunyai kemampuan untuk memilih dan menekankan topik tertentu yang dianggapnya penting ( menetapkan agenda – agenda media ) sehingga membuat publik berpikir bahwa isu yang dipilih media itu penting dan menjadi agenda publik. Menurut Mc Combs dan Shaw, kita cendrung menilai sesuatu itu penting sebagaimana media massa menganggap hal tersebut penting. Jika media massa menganggap suatu isu itu penting maka kita juga akan menganggapnya penting. Sebaliknya, jika isu tersebut tidak dianggap penting oleh media massa, maka isu tersebut juga menjadi tidak penting bagi diri kita. Teori agenda setting dimulai dengan suatu asumsi bahwa media massa menyaring berita, artikel, atau tulisan yang akan disiarkannya. Secara selektif, seperti penyuntingan, redaksi, bahkan wartawan sendiri menentukan mana yang pantas diterbitkan dan mana yang harus disembunyikan. Setiap kejadian atau isu diberi bobot tertentu dengan panjang penyajian ( ruang dalam surat kabar, waktu pada te levisi dan radio ). 2. Perkembangan teori Agenda Setting Agenda setting bisa di telusuri sampai Walter Lippman ( 1922 ) dengan gagasannya tentang “theworld outside and the picture our head”, media,demikian lippman, yang merupakan jendela untuk dunia. Dengan demikian, opini publik sebenarnya tidak merespon lingkungan nyata, namun lingkungan semu yang dikonstruksi oleh media. Penelitian pertama agenda setting dilakukan tahun 1972 saat Mc Combs dan Shaw menuliskan laporan penelitian yang dilakukan pada pemilihan presiden amerika serikat 1968. Penelitian itu menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antar berbagai topik kampanye yang ditekankan oleh media dengan penelian pemilih tentang topik kampanye yang dianggapnya penting. Agenda setting menjadi popular saat itu sampai sepanjang tahun 1980an dan 1990an. Fokusnya melus tidak hanya sebatas kampanye politik, teknik agenda setting bahkan juga diterapkan dalam berbagai area lain seperti sejarah, iklan, kebijakan luar negri dan sebagainya. Perkembangan teoretik yang terjadi pada agenda setting, saat ini masih dalam pembentukan. Sebenarnya upaya yang mengarah pada teori building agenda setting menemukan pembenarannya pada temuan berbagai temuan penelitian yang menunjukkan bahwa media agenda menyebabkan agenda publik. Dari sesi model para peneliti mengembangkan beberapa model agenda setting ini, diantarnya adalah : Manhaim ( 1987 ) yang membedakan isi dan pentingnya isu, Brosius dan Kapplinger ( 1990 ) menggunakan time series analysis untuk menguji model agenda setting yang liner dan non liner. Model linear adalah adanya hubungan langsung antar pemberitaan dengan pentingnya suatu isu, sedikit banyaknya liputan akan berakibat pada penting tidaknya suatu isu. Model non linear ada empat yaitu: 1. The threshold model yaitu sedikit pemberitaan sudah bisa menghasilkan agenda setting. 2. the acceleration model naik turun pentingnya isu lebih besar dari pada pemberitaan yang diberikan. 3. The inertia model naik turu pentingnya isu lebih kecil dari pada pemberitaan yang diberikan. 4. The echo model pemberitaan yang luas menimbulkan agenda setting lama setelah pemberitaan itu berakhir. 3. Alasan Menggunakan Teori Agenda Setting Karena pembaca, dan pendengar memperoleh kebanyakan informasi melalui media massa, maka agenda media tentu berkaitan dengan agenda masyarakat (publik agenda). Agenda masyarakat diketahui dengan menanyakan kepada anggota- anggota masyarakat apa yang mereka fikirkan, apa yang mereka bicarakan dengan orang lain, atau apa yang mereka anggap sebagai masalah yang tengah menarik perhatian masyarakat. BAB III GAMBARAN UMUM Desa Siabu Desa siabu merupakan salah satu desa yang terletak dikecamatan salo, jarak desa siabu dengan kecamatan tergolong tidak terlalu jauh, desa siabu memilki banyak ragam masyarakat disana, mulai perbedaan agama, ras dan suku-suku, itu dikarenakan pendatang tergolong banyak disana. Hal ini tentu berbeda dengan desa-desa lainnya yang terletak dikecamatan salo, dimana desa lain tersebut didomisi oleh masyarakat Kampar asli ( orang ocu ). Desa siabu tergolong luas masrakatnya, hal ini karena pendatang terus masuk ke desa ini, adapun data pemerintahan desa tahun 2011 desa siabu terdiri, atas 9 RW dan 20 RT dengan jumlah kepala keluarga 1551 KK yang terdiri atas 2033 laki-laki, dan 2710 perempuan. Adapun yang penulis teliti disini adalah RT 01 RW 01 yang terdapat didesa siabu. Desa siabu termasuk desa yang agamis, dengan tempata ibadah yang terdiri atas 4 masjid dan 11 mushalla, adapun kegiatan sosial antara lain yaitu gotong royong, musywarah, yang dilakukan di kantor desa atau dimesjid. Penduduk menurut etnis masyarakat desa siabu terdiri atas berbagai macam etnis yaitu Batak, Nias, Minang, Melayu, Jawa,dan Ambon, mayoritas masyarakat desa siabu berasal dari etnis melayu. 1. Jumlah Masyarakat RT 01 RW 01 berdasarkan jenis kelamin Berdasarkan data penduduk tahun 2011, bahwa jumlah masyarakat RT 01 RW 01 yaitu 203 jiwa yang terdiri atas 130 jiwa laki-laki dan 73 jiwa perempuan dan terdapat 48 kepala keluarga ( KK ). Lebih jelas lagi dapat dilihat tabel di bawah ini : Tabel 1 Jumlah Masyarakat Desa Siabu RT 01 RW 01 No 1 2 Jenis kelamin F P Laki- Laki 130 64,04% Perempuan 73 35,96% Jumlah 203 100% Dari tabel di atas menunjukkan jumlah masyarakat desa siabu RT 01 RW 01 yang terdiri atas laki-laki berjumlah 130 orang atau 64,04% perempuan berjumlah 73 orang atau 35,96%. Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat RT 01 RW 01 yang paling banyak adalah laki-laki yang berjumlah 130 orang 64,04% 2. Jumlah Masyarakat Desa Siabu RT 01 RW 01 Berdasarkan Tingkat Umur Masyarakat Desa siabu khususnya di RT 01 RW 01 menurut golongan usia dapat dilihat pada tabel dibawah ini yaitu: Tabel 2 Jumlah masyarakat RT 01 RW 01 berdasarkan tingkat umur N0 1 2 3 4 5 Kelompok umur F 0-5 tahun 11 6-17 Tahun 71 18-25 Tahun 65 26-55 Tahun 36 56 Tahun keatas 20 Jumlah 203 Berdasarkan data penduduk pada tahun 2011. Dari tabel P 5,42% 34,98% 32,02% 17,73% 9,85% 100% diatas dapat diketahui bahwa usia yang dominan pada masyarakat desa siabu RT O1 RW O1 adalah kelompok usia 6-17 tahun yang berjumlah 71 orang atau 34,98%. Selanjutnya kelompok usia 18-25 tahun 65 orang atau 32,02%, kelompok 26-55 tahun yang berjumlah 36 orang atau 17,73%, kelompok usia 0-5 tahun keatas yang berjumlah 11 orang atau 5,42%, selanjutnya kelompok 56 tahun keatas berjumlah 20 orang atau 9,85%. 3. Mata Pencarian Berdasarkan data penduduk tahun 2010.mata pencarian merupakan hal sangat terpenting bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari untuk mencari nafkah dengan kemampuan yang ada dalam diri seseorang. Demikian juga dengan masyarakat desa siabu RT 01 RW 01yang mempunyai beragam mata pencarian sesui dengan bidang mereka kuasai untuk kebih jelasnya dapat dilihat tabel dibawah ini yaitu: Tabel 3 Mata Pencarian Masyarakat RT 01 RW 01 No 1 2 3 4 5 6 7 Mata Pencarian F P Wira swasta/ pedagang 46 orang 32,62% Pegawai swasta 9 orang 6,38% PNS 18 orang 12,76% Belum bekerja 15 0rang 10,64% Sopir 7 orang 4,96% Pension veteran 11 orang 7,80% Ibu rumah tangga 35 orang 24,82% Jumlah 141 orang 100% Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masyarakat desa siabu RT 01 RW 01 yang bermata pencarian wiraswasta atau pedagang yang terbanyak di desa siabu khususnya RT 01 RW 0. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah masyarakat bermata pencarian wiraswasta atau pedagang berjumlah 46 orang atu 32,62%, selanjutnya mata pencarian sebagai pegawai swasta sebanyak 9 orang atau 6,38%, PNS berjumlah 18 orang atau 12,76%, pension veteran berjumlah 11 orang atau 7,80% , ibu rumah tangga berjumlah 35 orang atau 24,82% , selanjutnya bermata pencarian sebagai sopir sebanyak 7 orang atau 4,96% , yang belum bekerja sebanyak 15 orang atau 10,64%. 4. Pendidikan Pendidikan merupakan hal sangat penting karena semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin tinggi pula pola pikir seseorang sehingga dapat mempengaruhi maju tidaknya suatu daerah. Berdasarkan data penduduk tahun 2010 dapat dilihat dari tabel tingkat pendidikan masyarakat RT 01 RW 01 dibawah ini. Tabel 4 Tingkat Pendidikan Masyarakat RT 01 RW 01 No 1 2 3 4 5 6 Tingkat Pendidikan F SD 37 SMP/ SEDERAJAT 58 SMA/ SEDERAJAT 33 SARMUD 1 SARJANA ( S1 ) 2 SARJANA ( S11 JUMLAH 131 Tabel diatas menunjukkan bahwa masyarakat desa siabu RT 01 P 28,24% 44,27% 25,19% 0,76% 1,53% -% 100% RW 01 yang tingkat pendidikannya SD berjumlah 37 orang atau 28,24%. SMP/ sederajat berjumlah 58 orang atau 44,27%, SMA/ sederajat berjumlah 33 orang atau 25,19%, Sarjana muda berjumlah 1 orang atau 0,76%, S1 berjumlah 2 orang atau 1,53%, S11 di RT tidak ada. Jadi dapat disimpulkan bahwa masrakat desa siabu RT 01 RW 01 berdasarkan tingkat pendidikan yang tertinggi jumlahnya yaitu SMP/ sederajat yang berjumlah 56 oarang atau 42,75%. Dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variabel bebas yang disebut juga variabel X ( iklan rokok ) dan variabel terikat yang disebut juga variabel Y ( perilaku Membeli ). Data yang disajikan dalam bab ini merupakan hasil dari angket yang disebarkan sebanyak 51 responden. Angket yang penulis sebarkan memuat 16 pertanyaan, yang mana 1-2 untuk identitas responden, 3-10 untuk mendapatkan data dari variabel X ( pengaruh iklan rokok ), sedangkan 11-16 untuk mendapatkan data dari variabel Y ( perilaku membeli ). Untuk lebih jelas lagi dapat tabel dibawah ini. IDENTITAS RESPONDEN Tabel 5 Identitas Responden NO A B C Alternatif jawaban 12 – 15 Tahun 16 – 18 Tahun 19 – 20 Tahun Jumlah Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari F P 22 43,14% 19 37,25% 10 19,61% 51 100% 51 orang responden penelitian yang terdapat 22 orang atau 43,14% adalah kelompok usia 12 – 15 tahun, 19 orang responden atau 37,25% adalah kelompok usia 16 – 18 tahun, dan 10 orang atau 19,61% adalah kelompok usia 19 – 20 tahun. Jadi dapat disimpulkan bahwa alternaitif jawaban responden yang paling banyak adalah dari segi umur 12- 15 tahun. Tabel 6 Pendidikan Terakhir Responden NO A B C Alternatif jawaban F P SD 15 29,41% SMP/Sederajat 16 31,37% SMA/Sederajat 20 39,21% Jumlah 51 100% Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 51 orang responden penelitian yang terdapat 15 orang responden atau 29,41% adalah tamatan SD, 16 orang tamatan SMP atau 31,37% tamatan SMP, dan 20 orang tamatan SMA atau 39,21%. Jadi dapat disimpulkan bahwa dari segi tingkat pendidikan alternative jawaban yang paling banyak yaitu tamatan SMA adalah 20. BAB IV ANALISA DATA PENGARUH IKLAN ROKOK Tabel 7 Pernah Menonton TV RCTI NO A B C Alternatif jawaban Pernah Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah Dari tebel diatas menunjukkan bahwa dari F P 32 62,74% 19 37,25% 51 100% 51 orang responden penelitian yaitu terdapat 32 orang responden atau 62,74% adalah pernah menonton TV RCTI, 19 orang responden atau 37,25% kadang-kadang menonton TV RCTI, sedangkan jawaban alternatif tidak pernah menonton tidak ada respon. Jadi dapat disimpulkan bahwa alternatiF jawaban yang paling banyak adalah pernah menonton televisi RCTI sebanyak 32. Tabel 8 Tempat Menonton Televisi NO A B C Alternatif jawaban Dirumah Di rumah teman Di warung Jumlah Dari tebel diatas menunjukkan bahwa dari F P 21 41,18% 13 25,49% 17 33,33% 51 100% 51 orang responden penelitian yaitu terdapat 21 orang responden atau 41,18% adalah memnonton TV dirumah, 13 orang responden atau 25,49% menonton televesi dirumah teman, dan 17 orang responden atau 33,33% menonton televisi diwarung. Jadi dapat disimpulkan bahwa alternatif jawaban yang paling banyak adalah menonton televisi dirumah sebanyak 21 orang. Tabel 9 Durasi Menonton TV RCTI NO A B C Alternatif jawaban F P 9 Jam perminggu 10 19,61% Lebih dari 4 jam perhari 31 60,78% Kurang dari 4 jam perhari 10 19,61% jumlah 51 100% Dari tebel diatas menunjukkan bahwa dari 51 orang responden penelitian yaitu terdapat 10 orang responden atau 19,61% memilih menonton televisi RCTI selama 9 jam perminggu, 31 orang responden atau 60,78% memilih menonton televisi RCTI lebih dari 4 jam perhari, dan 10 orang responden atau 19,61% memilih menonton televisi RCTI kurang dari 4 jam perhari. Jadi dapat disimpulkan bahwa alternatif jawaban yang paling banyak adalah lebih dari 4 jam perhari menonton televisi RCTI. Tabel 10 Pernah Menonton Iklan Rokok di RCTI NO A B C Alternatif jawaban F P Pernah 24 47,06% Kadang-kadang 17 33,33% Tidak Pernah 10 19,61% jumlah 51 100% Dari tebel diatas menunjukkan bahwa dari 51 orang responden penelitian yaitu terdapat 24 orang responden atau 47,06% pernah menonton iklan rokok di RCTI, 17 orang responden atau 33,33% kadang-kadang menonton iklan rokok di RCTI, dan 10 orang responden atau 19,61% tidak pernah menonton iklan rokok di RCTI. Jadi dapat disimpulkan bahwa alternatif jawaban yang paling banyak adalah pernah menonton iklan rokok di televisi RCTI. Tabel 11 Tertarik Dengan Model Yang Mengiklankan Rokok di TV RCTI NO A B C Alternatif jawaban F P sangat tertarik 18 35,29% Kurang tertarik 15 29,41% Tidak tertarik 18 35,29% Jumlah 51 100% Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 51 responden penelitian yaitu terdapat 18 orang responden atau 35,29% menjawab ,sangat tertarik dengan model yang mengiklankan rokok di televisi RCTI, 15 responden atau 29,41% menjawab kurang tertarik dengan model yang mengiklankan rokok di televisi RCTI, dan 18 orang responden menyatakan tidak tertarik dengan model yang mengiklankan rokok di televisi RCTI. Jadi dapat disimpulkan jawaban tertarik dengan tertarik adalah seimbang. Tabel 12 Tertarik Dengan Kata-Kata Yang Digunakan Dalam Iklan Rokok di TV RCTI NO A B C Alternatif jawaban F P sangat tertarik 31 60,78% Kurang tertarik 11 21,57% Tidak tertarik 9 17,65% Jumlah 51 100% Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 51 responden penelitian yaitu terdapat 31 orang responden atau 60,78% menjawab ,sangat tertarik dengan katakata yang digunakan dalam iklan rokok di televisi RCTI, 11 responden atau 21,57% menjawab kurang tertarik dengan kata-kata yang digunakan dalam iklan rokok di televisi RCTI, dan 9 orang responden menyatakan tidak tertarik dengan kata-kata yang digunakan dalam iklan rokok di televisi RCTI. Jadi dapat disimpulkan jawaban tertarik dengan tertarik adalah seimbang. Tabel 13 Memahami Maksud Iklan Rokok Yang ditayangkan di TV RCTI NO A B C Alternatif jawaban F P Memahami 15 29,41% Kurang Mamahami 19 37,25% Tidak Memahami 17 33,33% Jumlah 51 100% Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 51 responden penelitian yaitu terdapat 15 orang responden atau 29,41% memahami maksud iklan rokok yang ditayangkan di televisi RCTI, 19 responden atau 37,25% kurang memahami maksud iklan rokok yang ditayangkan di televisi RCTI, dan 17 orang responden tidak memahami maksud iklan rokok yang ditangkan di televisi RCTI. Jadi dapat disimpulkan jawaban yang paling banyak adalah kurang memahami maksud iklan rokok yang ditayangkan di TV RCTI. Tabel 14 Merasa Senang Iklan Rokok Yang ditayangkan di TV RCTI NO A B C Alternatif jawaban F P Senang 15 29,41% Kurgan Senang 20 39,21% Tidak Senang 16 33,33% Jumlah 51 100% Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 51 responden penelitian yaitu terdapat 15 orang responden atau 29,41% merasa senang iklan rokok yang ditayangkan di televisi RCTI, 19 responden atau 37,25% merasa kurang senang iklan rokok yang ditayangkan di televisi RCTI, dan 17 orang responden merasa tidak senang iklan rokok yang ditangkan di televisi RCTI. Jadi dapat disimpulkan jawaban yang paling banyak adalah merasa kurang senang iklan rokok yang ditayangkan di TV RCTI adalah sebanyak 20 orang atau 29,41%. PRILAKU MEMBELI Tabel 15 Mencari Informasi Setelah Menonton Iklan Rokok NO A B C Alternatif jawaban Ya, Mencari Kadang-kadang Tidak Mencari Jumlah Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari F P 21 41,18% 16 31,37% 14 27,45% 51 100% 51 responden penelitian yaitu 21 orang atau 41,18% Ya,mencari informasi setelah menonton iklan rokok, 16 orang responden atau 31,37% kurang mencari informasi setelah menonton iklan rokok, dan 14 orang responden atau 27,45% tidak mencari informasi setelah menonton iklan rokok. Jadi dapt disimpulkan jawaban yang paling banyak adalah mencari informasi setelah menonton iklan rokok sebanyak 21 orang. Tabel 16 Mendapatkan informasi Mengenai Rokok dari Iklan Rokok NO A B C Alternatif jawaban Ya, Dapat Kurang dapat Tidak Dapat Jumlah F 25 16 10 51 P 49,02% 31,37% 19,61% 100% Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 51 responden penelitian yaitu 25 orang atau 49,02% mendapatkan informasi mengenai rokok dari iklan rokok, 16 orang responden atau 31,37% kurang mendapatkan informasi mengenai rokok dari iklan rokok, dan 10 orang responden atau 19,61% tidak dapat informasi dari iklan rokok. Jadi dapat disimpulkan jawaban yang paling banyak adalah mendapatkan informasi mengenai rokok dari iklan rokok. Tabel 17 Suka Dengan Iklan Rokok NO A B C Alternatif jawaban Suka Kadang-kadang Tidak Suka Jumlah Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari F P 15 29,41% 23 45,10% 13 25,49% 51 100% 51 responden penelitian yaitu 15 orang atau 29,41% suka dengan iklan rokok, 23 orang responden atau 45,10% kadang-kadang suka dengan iklan rokok, dan 13 orang responden atau 29,49% tidak suka dengan iklan rokok. Jadi dapt disimpulkan jawaban yang paling banyak adalah kadang-kadang suka dengan iklan rokok sebanyak 23 orang. Tabel 18 Pernah Membeli Rokok Yang Diiklankan di Televisi NO A B C Alternatif jawaban Pernah Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari F P 24 47,06% 18 35,29% 9 17,65% 51 100% 51 responden penelitian yaitu 24 orang atau 47,06% pernah membeli rokok yang diiklankan di televisi, 18 orang responden atau 35,29% kadang-kadang suka membeli rokok yang diiklankan di televisi, dan 9 orang responden atau 17,65% tidak pernah membeli rokok yang diiklankan di televisi. Jadi dapat disimpulkan jawaban yang paling banyak adalah pernah membeli rokok yang diiklankan di televisi. Tabel 19 Sering Menceritakan Rokok Yang Diiklankan Di Televisi RCTI NO A B C Alternatif jawaban Sering Kadang-kadang Tidak Perah Jumlah Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari F P 29 56,86% 11 21,57% 11 21,57% 51 100% 51 responden penelitian yaitu 29 orang atau 56,86% sering menceritakan rokok yang diiklankan di televisi RCTI, 11 orang responden atau 21,57% kadang-kadang menceritakan rokok yang diiklankan di televisi RCTI, dan 11 orang responden atau 21,57% tidak pernah menceritakan rokok yang diiklankan di televisi RCTI. Jadi dapat disimpulkan jawaban yang paling banyak adalah sering menceritakan rokok yang diiklankan di televisi RCTI. Tabel 20 Puas Membeli Rokok Yang Diiklankan Di Televisi RCTI NO A B C Alternatif jawaban Puas Kurang Puas Tidak Puas Jumlah Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari F P 21 41,18% 18 35,29% 12 23,53% 51 100% 51 responden penelitian yaitu 21 orang atau 41,18% puas membeli rokok yang diiklankan di televisi RCTI, 18 orang responden atau 35,29% kurang puas membeli rokok yang diiklankan di televisi RCTI, dan 12 orang responden atau 23,53% tidak puas membeli rokok yang diiklankan di televisi RCTI. Jadi dapat disimpulkan jawaban yang paling banyak adalah puas membeli rokok yang diiklankan di televisi RCTI. Tabel 21 Tabulasi Skor Jawaban Responden pengaruh Iklan Rokok Pengaruh Iklan Rokok No Responden 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-Rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 1 3 3 1 1 3 3 1 2 3 2 1 2 1 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 1 1 1 1 3 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 3 3 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 3 2 2 3 2 1 3 3 3 3 2 2 1 3 3 3 3 1 3 2 2 1 3 3 3 3 1 3 3 1 1 2 2 1 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 1 1 1 3 3 1 1 3 3 3 1 2 3 3 3 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 3 3 3 3 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 1 1 3 3 2 1 2 1 3 1 3 3 3 3 3 1 1 1 2 2 3 3 2 1 1 2 1 1 1 1 3 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 3 1 3 1 2 2 2 3 1 2 2 1 1 1 2 3 2.75 3.00 2.75 2.50 2.25 1.75 2.00 2.50 2.62 2.75 2.50 2.12 1.75 1.87 2.75 2.25 2.00 1.75 2.00 2.37 1.87 1.87 2.00 2.25 2.12 2.37 2.50 1.62 1.62 2.37 1.50 1.75 1.87 1.75 1.62 2.12 1.75 2.50 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 3 1 1 3 1 1 1 2 1 2 3 1 3 2 2 3 2 3 2 3 1 3 1 2 1 2 3 2 2 3 1 1 1 3 3 1 2 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 1 3 3 3 2 2 3 2 3 2 1 2 1 2 3 3 1 1 1 1 3 3 1.87 1.87 1.75 2.00 1.37 2.50 2.62 2.00 2.12 2.12 2.12 1.75 2.12 Tabel 22 Tabulasi Skor Jawaban Prilaku Membeli Pengaruh Iklan Rokok No Responden 11 12 13 14 15 16 Rata-Rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 3 3 3 3 3 3 1 2 1 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 1 1 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 1 3 3 3 2 2 1 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2 1 1 3 3 3 1 2 2 3 1 2 3 3 3 1 2 1 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 1 2 1 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 1 2 1 1 3 2 3 1 2 3 1 2 3 3 3 1 2 3.00 3.00 3.00 2.33 2.66 2.16 2.16 1.66 1.83 2.16 2.33 2.50 2.33 2.00 2.16 2.16 2.16 2.16 2.50 2.50 2.50 2.16 2.50 2.00 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 1 3 3 3 3 1 2 3 2 1 3 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 3 3 2 1 1 2 3 3 3 2 3 3 1 2 3 3 3 3 1 1 1 3 3 2 1 3 2 2 2 1 1 1 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 1 2 1 2 1 1 2 2 3 3 2 2 3 1 1 3 3 2 3 3 2 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 3 3 1 1 3 3 1 1 1 3 3 1 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 1 1 3 2 2 2 3 1 1 3 2 2 3 1 3 2 2 2.16 2.16 2.33 2.50 2.66 2.66 2.16 1.66 2.16 2.00 1.83 2.00 2.00 2.33 1.83 2.00 2.00 1.66 2.00 2.66 2.50 2.00 2.00 1.16 1.83 2.50 2.16 Berdasarkan data tabulasi skor jawaban responden maka nilai rata-ratanya dimasukkan ke dalam data editor SPSS. Dan diperoleh hasil output sebagai berikut : Tabel 23 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Prilaku Membeli 51 1.16 3.00 2.2124 .36022 Pengaruh iklan rokok 51 1.37 3.00 2.1155 .37998 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah iklan rokok (X) dan sebagai variabel dependennya adalah prilaku membeli (Y). dari hasil angket sebanyak 51 orang responden dan setiap jawaban penulis memberikan skor atau penilain sebagai berikut: Bila jawaban A maka nilainya 3, jawaban B maka nilainya 2, dan jika C maka jawabannya 1. Dan tabulasi nilai jawaban responden dapat dilihat pada bab tiga sedangkan hipotesis yang diajukan adalah: 1. Ho : Tidak ada pengaruh antara iklan rokok terhadap prilaku membeli. 2. H1 : Terdapat pengaruh antara iklan rokok terhadap prilaku membeli. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, maka untuk mengetahui sejauh mana pengaruh iklan rokok terhadap perilaku membeli, maka di lakukan analisa sebagai berikut: 1. Descriptive Statistics Berdasarkan pengolahan data regresi khususnya khususnya mengenai tabel Descriptive Statistics, maka diperoleh: a. b. Prilaku membeli 1. Mean ( rata-rata ) : 2,2124 2. Std. Deviation : 0,36022 3. N ( jumlah data ) : 51 Pengaruh Iklan rokok 1. Mean ( rata-rata ) : 2,1155 2. Std. Deviation : 0,37998 3. N ( jumlah data ) : 51. Tabel 24 Model Summary Model R R Square .357a 1 Adjusted R Square .127 Std. Error of the Estimate .109 .33994 a. Predictors: (Constant), Pengaruh Iklan Rokok 2. Model Summary Berdasarkan tabel model Summery yaitu R Squere ( koefisien determinasi ) sebesar 0,127 atau 12,7%. Koefisien determinasi digunakan untuk mempengaruhi persentase pengaruh variabel independen (X) terhadap perubahan variabel (Y). Dari hasil olahan data tersebut diperoleh nilai koefisien determinasi 0,127. Artinya besarnya pengaruh iklan rokok (X) terhadap membeli (Y) adalah 12,7%. Untuk menguji kebeartian koefisien regresi dapat dilakukan sebagai berikut: Tabel 25 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) X Standardized Coefficients Std. Error 1.497 .272 .338 .127 Beta t .357 Sig. 5.507 .000 2.673 .000 a. Dependent Variable: Prilaku Membeli 3. Coefficients Nilai t hitung dapat dilihat pada tabel coefificientsa sebesar 2,673 dengan tarif signifikan sebesar 5%, maka berdasarkan ttabel dapat dilihat rumus sebagai berikut : α /2 ; n – 2 = 0,05/2;51-2= 0,025 ; 49 = 2,01 ( lihat pada tabel nilai statistic t dengan derajat kebebasan v = 49 pada taraf signifikansi 0,025 ). Dari kedua nilai tersebut, diperoleh nilai t hitung dan t tabel t hitung t tabel 2,673 > 2,01 Dimana α = taraf signifikansi (5%=0,05), n = banyaknya sample. Dapat dilihat nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel ( t hitung > t tabel ) maka H0 di tolak artinya ada pengaruh antara signifikan antara pengaruh iklan rokok dengan prilaku membeli Berdasarkan tabel coefficientsa maka dapat diketahui bahwa persamaan regresi sederhana dalam analisis ini adalah : Y = 1,497 + 0,338X Dimana Y = prilaku membeli X = iklan rokok Arti persamaan regresi sederhana tersebut adalah : 1. Nilai a = 1,497 menunjukkan bahwa apabila nilai iklan rokok naik 1% maka tingkat prilaku membeli akan naik sebesar 1,497 dari kenaikan. 2. Nilai b = 0,338 menunjukkan bahwa apabila nilai pengaruh prilaku membeli naik 1% maka berpengaruh terhadap iklan rokok sebesar 0,338 dari kenaikan. Dari uji statistik tersebut dapat diketahui bahwa antara iklan rokok dengan perilaku membeli memiliki pengaruh. Jadi hipotesis yang diajukan terdapat adanya pengaruh iklan rokok terhadap prilaku membeli adalah benar karena dapat dibuktikan dengan analisa secara statistik. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari penyajian data dan analisa maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa, terdapat pengaruh antara iklan rokok di televisi terhadap prilaku membeli pada remaja RT01 RW01 Desa siabu. Ini dibuktikan dari hasil analisis data SPSS dimana t hitung 2,673 lebih besar dari t tabel 2,01, artinya ada pengaruh signifikan antara iklan rokok terhadap prilaku membeli. B. Saran-saran. Setelah penulis melakukan penelitian terhadap remaja desa siabu RT 01 RW 01 berdasarkan hasil penelitian melihat besarnya pengaruh iklan rokok terhadap perilaku membeli, bagi orang tua agar selalu memperhatikan para anaknya dan memberikan pengawasan serta penjelasan bahaya merokok. Bagi pengiklan agar selalu memberikan informasi yang benar dan gunakan strategi iklan yang dapat menyajikan kelemahan dan kekurangan suatu produknya. Saran penulis agar penelitian tentang pengaruh iklan rokok terhadap prilaku membeli pada remaja akan terus dikembangkan pada penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsiimi, ed revisi V1, Prosedur Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Renika Cipta, 2006. Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: Renika Cipta, 2005. Ali, lukman, ed Kedua, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka A.Shimp, Terence, Periklanan Promosi, Jakarta: Erlangga, 2003 Cangara, H.Haffied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : Rajagrapindo Persada. 2004 Kurniawan, Albert, belajar mudah spss untuk pemula, Jakarta : Media Kom, 2009 Kuswandi, Wawan, komunikasi Massa : Sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta: Rineka Cipta, 1996. Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Jakarta: Kencana, 2008 Setiyowati, Novia. 2008. Daya Tarik Produksi Rokok . Skripsi Sarjana, Unifersitas Islam Indonesia, 12-01-2010 Scihifman, Leon dan Leslie Lazar Kanuk, Pelaku konsumen, Jakarta: PT Indeks, 2008 Sumarwan Ujang, Perilaku ( Teori dan Penerpaannya Dalam Pemasaran ), Bogor: Ghilia Indonesia 2004. Uchana Onong , Ilmu Komunikasi Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004. Vivian, Jhon, ed. Kedelapan, Teori Komunikasi Massa, Jakarta : Kencana, 2008.