konsep diri remaja vegetarian program studi

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KONSEP DIRI REMAJA VEGETARIAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Marmili Yartini
NIM 999114122
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
‘
Seratus ribu gajah,
Seratus ribu kuda,
Seratus ribu kereta yang ditarik bagal,
Seratus ribu gadis
Yang dipercantik dengan perhiasan dan
anting-anting
Kesemuanya tidak seharga seperenam belas
Satu langkah maju
Ku persembahkan
Untuk MAMA, yang terkasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
KONSEP DIRI REMAJA VEGETARIAN
Marmili Yartini
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsep diri dan faktor–
faktor yang mempengaruhi terbentuknya konsep diri pada remaja vegetarian. Konsep
diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri Acocella.
Subjek penelitian adalah remaja dengan kriteria berusia 15-17 tahun
penganut Buddhis alliran Maitreya, dan sudah menjalani vegetarian jenis pure
vegetarian lebih dari satu tahun. Subjek penelitian sebanyak satu orang dan diperoleh
dengan tekhnik voluntarily sampling.
Pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara dan
observasi dengan batasan kajian dimensi konsep diri menurut Acocella J.R &
Calhoun F. J. Analisis data yang digunakan adalah analisis induktif.
Hasil penelitian ini menunjukan (1) konsep diri remaja vegetarian secara
menyeluruh adalah relatif positif; (2) konsep diri remaja vegetarian sub dimensi
pengetahuan sosial relatif negatif; (3) faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri
remaja vegetarian adalah hubungan dengan teman sebaya, hubungan keluarga,
identifikasi, dan reaksi orang lain.
Kata kunci : konsep diri, remaja, vegetarian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE SELF CONCEPT OF VEGETARIAN ADOLESCENCE
Marmili Yartini
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2007
The purpose of this study was to obtain a description of the self concept and
the factors which have an effect to self concept of vegetarian adolescence. Self
concept is his personal view of himself,
The subject in the study is adolescence with age range from 15 to 17 years
old, and Buddhist maitreya and has been purely vegetary more than one years.
Voluntarily sampling was used to obtain a sample of one subject.
Data of this study was gained by interview, and observation with theory of
sub dimension of self concept by Acocella J.R & Calhoun F. Data analysis used in
this research is induktif analysis method .
Results of this research are (1) Self concept of vegetarian adolescence is
relative positive (2) Self concept of vegetarian adolescence in sub dimension of
social knowledge is relative negative (3) The factors which have effect to self concept
of vegetarian adolescence are relationship with peers, relationship with family,
identification, and other people reaction.
Key word : self concept, adolescence, vegetarian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Terpujilah Sang Hyang Adi Buddha, berkat kamma baik dan usaha serta kerja
keras penulis akhirnya mampu menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul
“Konsep Diri Remaja Vegetarian”. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam upaya menyelesaikan
tugas akhir ini, antara lain
1.
Ibu Sylvia CMYM., S.Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing yang
telah banyak memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.
2.
Bapak P. Eddy Suhartanto S.Psi., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3.
Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
4.
Mas Gandhung, Mbak Nanik, Mas Doni, Mas Muji atas semua
bantuannya.
5.
Untuk Pak Gie dengan semua ketulusannya dalam bekerja.
6.
Mama, yang nggak pernah cape mengingatkan aku untuk
menyelesaikan studi.
7.
Henny, untuk semua bantuan dan pengorbananmu di awal kuliahku
dan juga terima kasih karna telah menjadi seorang kakak yang
baik dan kuat, nggak pernah mengeluh walau adeknya banyak dan
bandel-bandel terutama aku dan juga untuk Ko Lim-lim dan pink
kecil yang ceriwis.
8.
Untuk lily, seorang kakak dan teman dalam mengatasi semua
masalah keluarga kita
9.
Untuk adek- adekku, Dina (ayo cepet, selesaikan kuliahmu), Lita
(skripsinya cepat diselesaikan ya, biar bisa terbang yang jauh),
Lisan ‘Beck’ (nggak kebayang kalo kamu dah kuliah & kerja juga),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Liki’Owen’( yang terkecil harus jadi yang tersukses ok!) dan untuk
Hendra(wherever you been, we here as your family)
10.
Ko Charles, trims karena bisa nerima aku apa adanya.
11.
Helen, kamsia telah menjadi teman diskusi dan bercerita dalam
banyak hal.
12.
Untuk Oma yang galak, Ko Hen & Cie Afni, Nathan & Sakya yang
telah memberikan dukungan moral dan material selama ini.
13.
Della, Sisil, Erna, Velly, teman-teman yang banyak memberikan
pengalaman berharga dalam hidupku.
14.
Yuyun, Asti, Rani, Dian,
Ana, dan semua teman-teman
seperjuangan.
15.
Anathapindika, ‘Ye, makasih atas bantuanmu nyariin buku selama
aku kuliah, walau kita gak bisa sama-sama tapi aku selalu
menganggapmu seorang teman yang sangat membangun.
16.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
Semoga dengan jasa dan kebajikan yang telah dilakukan dapat
membuahkan kebahagiaan. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, penulis
menyadari bahwa pembuatan tugas akhir ini tidak luput dari berbagai
kekurangan, Semoga dalam keterbatasannya skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang memerlukannya.
Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
HALAMAN MOTTO
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
viii
KATA PENGANTAR
ix
DAFTAR ISI
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB I. PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah
6
C. Tujuan Penelitian
6
D. Manfaat Penelitian
7
BAB II. LANDASAN TEORI
8
A. Konsep Diri
1. Pengertian Konsep Diri
8
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Dimensi - Dimensi konsep Diri
9
3. Proses Terbentuknya konsep Diri & Faktor - Faktor yang
Mempengaruhi Terbentuknya Konsep Diri
13
4. Penggolongan Konsep Diri & ciri – Cirinya
16
B. Remaja
18
1. Pengertian Remaja
18
2. Usia Masa Remaja
19
3. Tugas Perkembangan Masa Remaja
20
4. Konsep Diri Remaja
20
C. Vegetarian
22
1. Pengertian Vegetarian
22
2. Aspek – aspek Vegetarian
23
3. Jenis Vegetarian
32
D. Konsep Diri Remaja Vegetarian
BAB III. METODE PENELITIAN
33
36
A. Jenis Penelitian
36
B. Subjek Penelitian
37
C. Prosedur Pengambilan Sampel
37
D. Batasan Kajian Penelitian
38
E. Metode Pengambilan Data
39
1. Wawancara
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Observasi
40
F. Metode Analisis Data
41
G. Keabsahan Data Penelitian
42
1. Kredibilitas
42
2. Dependabilitas
44
3. Konfirmabilitas
45
BAB IV. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN SERTA
PEMBAHASAN
46
A. Pelaksanaan Penelitian
46
B. Identitas Subjek Penelitian
48
C. Latar Belakang Subjek Penelitian
49
D. Hasil Penelitian
50
1. Wawancara
50
2. Observasi
50
E. Tabel Dinamika Psikologis
52
F. Analisis Data Hasil Penelitian
56
1. Gambaran Umum Remaja Vegetarian
56
2. Kondisi Fisik Dan Psikologis
59
3. Hubungan Dengan Lingkungan Sekitar
63
4. Konsep Diri
65
G. Pembahasan
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
74
A. Kesimpulan
74
B. Saran-saran
75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel Dinamika Psikologis
53
Tabel 2
Tabel Gambaran Umum
56
Tabel 3
Tabel Kondisi Fisik
59
Tabel 4
Tabel Kondisi Psikologis
60
Tabel 5
Tabel Hubungan Dengan Lingkungan Sekitar
63
Tabel 6
Tabel Konsep Diri
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Remaja adalah suatu masa yang selalu menarik untuk dibicarakan,
hal tersebut dikarenakan posisinya yang tidak jelas dalam satu masa
perkembangan kehidupannya. Disatu sisi remaja sudah tidak mau lagi
diperlakukan sebagai anak-anak yang harus selalu diarahkan dan
dibimbing, disisi yang lainnya dia belum bisa diperlakukan sebagai orang
dewasa. Karena posisinya yang kurang begitu jelas tersebut maka
seringkali banyak remaja yang mengalami kesulitan ataupun mengalami
konflik-konflik tertentu dalam menghadapi masa perkembangan tersebut.
Remaja lebih merasa tertarik kepada agama dan keyakinan spiritual
dari pada anak-anak karena pemikiran abstrak mereka yang semakin
meningkat dan pencarian identitas yang mereka lakukan membawa mereka
pada masalah-masalah agama dan spiritual (Spilka dalam Santrock, 1996).
Disisi lain agama dan keyakinan spiritual pada remaja menjadi bagian yang
cukup penting dalam jiwa remaja. Sebagian orang berpendapat bahwa
agama bisa mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak dewasa ini.
Remaja sendiri butuh adanya suatu pedoman atau petunjuk dalam rangka
mencari jalannya sendiri, juga dibutuhkan untuk menuju kematangan
pribadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Di indonesia, keberadaan agama menjadi salah satu faktor penting
dalam mengendalikan tingkah laku remaja. Hal ini disebabkan karena
agama memang mewarnai kehidupan masyarakat setiap hari. Tidak saja
dalam peringatan hari-hari besar agama atau upacara-upacara pada
peristiwa-peristiwa khusus tetapi juga dalam tingkah laku biasa sehari-hari
(Sarwono, 2006). Salah satu lembaga keagamaan tersebut adalah lembaga
keagamaan umat Buddha.
Lembaga keagamaan umat Buddha di Indonesia yakni WALUBI
(Perwalian Umat Buddha Indonesia) yang terdiri dari berbagai aliran/sekte
yaitu Majelis Mahayana Buddhis Indonesia (MAHABUDHI), Majelis Ijmat
Buddha Mahayana Indonesia (MAJUBUMI), Majelis Agama Buddha
Tantrayana Kasogatan
Indonesia (KASOGATAN),
Majelis Agama
Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA TANTRI), Majelis
Umat Buddha Theravada Indonesia (MATHBTHI), Majelis Pandita Buddha
Maitreya Indonesia (MAPANBUMI), Majelis Rohaniwan Tridharma
seluruh Indonesia (MARTRISIA), Majelis Agama Buddha Tantrayana
Indonesia (THARPALING), Persaudaraan Vihara Buddha Mahayana
Indonesia (PERVIBUMI), Lembaga keagamaan Buddha Indonesia (LKBI)
dan Budhis Vihara maitreya.
Secara historis Budhisme Maitreya adalah bagian dari Buddhissme
Mahayana sebab Buddhisme Maitreya memiliki kaitan yang erat dengan
Buddhisme Dhayana/Zen yang merupakan salah satu dari delapan Mazhab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Buddhisme Mahayana yang amat popular. Dalam perkembangan hingga
kebentuknya yang sekarang Buddhisme Maitreya memiliki doktrin dan garis
kepatriatan yang langsung dan kontinue dari Buddhisme Dhyana/Zen (Hu
She, 1992:8).
Ajaran Buddhisme Mahayana, untuk mencapai KeBuddha-an
haruslah melalui semangat Bodhisatva yaitu perjuangan pengorbanan demi
kebahagiaan dan keselamatan semua makhluk didunia. Penekanan pada
ajaran kasih sayang, dan cinta yang memandang semua makhluk adalah
bagian dari dirinya yang memiliki watak Buddhata yang sama. Pandangan
Mahayana bahwa semua makhluk memiliki watak Buddhata dan dapat
mencapai Ke-Buddha-an seperti Sang Buddha (Chau Ming, 1994:46).
Buddhisme Dhayana/ Zen yang merupakan bagian dari Buddhiisme
Mahayana juga meyakini inti ajaran Buddhis atau spirit of Buddhis terletak
pada spiritual atau kesadaran watak Buddhata yang hidup dan eksis dalam
raga setiap makhluk. Sang Buddha pada saat momen pencerahan-Nya
bersabda: “Sungguh menakjubkan ternyata semua makhluk hingga seekor
ulat sekalipun memiliki raga Vairobuddha” . Oleh karena itu, setiap
makhluk hidup mempunyai hak atas dunia (Chau Ming, 1994:46).
Berdasarkan falsafah Buddhisme Maitreya ini, umat Buddhis Vihara
Maitreya menjalankan pola perilaku vegetarian, yaitu pola perilaku yang
tidak mengkonsumsi daging, ikan, unggas maupun segala produk daging.
Hanya mengkonsumsi padi-padian, tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
semua produk yang bersifat nabati. Pola perilaku vegetarian ini, dijalankan
dalam rangka memberikan keseimbangan kehidupan untuk mencapai tujuan
hakiki kehidupan manusia.
Pola perilaku vegetarian dalam perspektif keagamaan, dilakukan
untuk menjaga keseimbangan dan keselarasan dengan alam, karena Tuhan
telah menciptakan alam berserta isinya yang sangat seimbang, mempunyai
ekologi yang begitu sempurna sehingga manusia wajib memelihara, serta
melestarikan alam beserta isinya dan juga untuk membangkitkan rasa kasih,
sayang, dan cinta kepada semua manusia dan mahkluk hidup sehingga
memulai untuk vegetarian (Rozin, 1996).
Umat Buddhis Vihara Maitreya yang berpola perilaku vegetarian,
selain dari golongan dewasa, juga terdapat golongan remaja.
Remaja memiliki pemikiran tentang siapakah diri mereka dan apa
yang membuat mereka berbeda dengan yang lain. Mereka memegang erat
identitas dirinya dan berpikir bahwa identitas ini bisa menjadi lebih stabil.
Banyak perubahan yang dialami remaja baik itu perubahan biologis maupun
psikologis, mereka tidak hanya mengalami perubahan dalam dirinya akan
tetapi juga perubahan sikap yang ditujukan oleh orang tua, pendidik,
pengasuh, dan teman sebaya. Mereka sangat berperan membantu remaja
dalam menemukan identitas dirinya. Gambaran dan penilaian seseorang
tentang dirinya disebut sebagai konsep diri. Konsep diri merupakan
gabungan keyakinan tentang diri sendiri meliputi karakter fisik, psikologis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
motif sosial, emosional, aspirasi, dan prestasi (Hurlock, 1990; 58). Pada
masa remaja, pembentukan konsep diri dianggap sangat penting, karena
konsep diri akan mempengaruhi sukses atau gagalnya seseorang dalam
mengatasi persoalan dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan dalam
tahap selanjutnya (Erickson, dalam Partosuwido 1979). Remaja mempunyai
tugas utama mencari dan menegaskan eksistensi dan jati dirinya,
mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, mencari arah dan tujuan,
serta menjalin hubungan dengan orang yang dianggap penting (Purwadi,
2004). Konsep diri sebagai produk sosial tumbuh dan berkembang melalui
interaksi sosial dalam lingkup pergaulan individu.
Bagi remaja lingkungan sosial bisa memberikan gambaran ideal bagi
dirinya dan pada kenyataannya mereka dituntut untuk bisa memenuhi
gambaran tersebut (Hurlock 1990 : 234) gambaran ideal ini bisa berupa
nilai, sikap, norma, serta aturan yang berlaku dalam masyarakat. Remaja
mulai bisa belajar mengenal, melihat, dan mengetahui apa yang harus ia
lakukan untuk bisa memenuhi harapan-harapan lingkungan sosial.
Lingkungan sosial remaja dan remaja saling mendukung. Lingkungan sosial
memberikan gambaran dan masukan tentang apa dan bagaimana individu
menurut penilaian mereka, dan ini penting sekali bagi perkembangan konsep
diri remaja.
Konsep diri merupakan evaluasi tehadap domain yang spesifik dari
diri. Remaja dapat membuat evaluasi diri terhadap beberapa domain dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hidupnya, antara lain akademik, penampilan fisik dan lain sebagainya.
Konsep diri
adalah gambaran seseorang mengenai dirinya (Calhoun
&Acocella, 1993). Konsep diri menjadi faktor penting dalam diri remaja
karena konsep diri mencakup bagaimana individu dapat menerima dan
menghargai diri sendiri berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan yang
terdapat dalam dirinya, dimana konsep diri ini bersifat dinamis dan selalu
mengalami perubahan. Konsep diri ini terbentuk melalui proses belajar
sejak masa pertumbuhan manusia dari kecil hingga dewasa. Proses
pembentukan diri ini dipengaruhi oleh berbagai aspek seperti pola asuh,
lingkungan, pengalaman, kritik internal (Rini, 2002).
Dinamika remaja yang melakukan pola kehidupan vegetarian tersebut
sedikit banyak memberikan kontribusi atau pengaruh pada pembentukan
konsep diri mereka. Remaja vegetarian mengalami perubahan yang
menyeluruh terhadap pola kehidupan mereka sehari-hari. Remaja vegetarian
memiliki pengalaman dan lingkungan yang memberikan berbagai perubahan
atau dinamika kehidupan. Sesuai dengan apa yang peneliti perhatikan
remaja vegetarian memiliki perbedaan dalam berperilaku sehari-hari dengan
remaja pada umumnya, hal ini berkaitan dengan aturan-aturan yang harus
mereka jalani sebagai umat Buddha yang menjalani vegetarian.
Dari sinilah muncul ketertarikan peneliti untuk melakukan penelitian
terhadap remaja vegetarian berkaitan dengan gambaran konsep diri mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apakah pola hidup
vegetarian
mempengaruhi gambaran konsep diri
remaja tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang
dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran konsep diri
pada remaja vegetarian ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran konsep diri dan mencoba mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya konsep diri pada remaja
vegetarian.
D. Manfaat Penelitian
Jika tercapainya tujuan penelitian tersebut diatas, maka hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a.
Bagi Penulis
Kegiatan peneitian ini merupakan kesempatan berharga untuk
menerapkan teori yang diperoleh selama kuliah di fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
b.
Bagi Remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian ini diharapkan dapat mendatangkan manfaaat bagi
remaja khususnya yang berhubungan dengan konsep diri.
c.
Bagi Pihak lain
Pembaca maupun peminat dibidang psikologi perkembangan,
hasil. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi
bagi penelitian sejenis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
DASAR TEORI
A. KONSEP DIRI
1. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri adalah seluruh pandangan seseorang tentang dirinya.
Pandangan itu berasal dari bagaimana seseorang melihat dirinya, bagaimana
pemikiran dan pendapat tentang dirinya, bagaimana sikapnya terhadap
dirinya (Noesjirwan, 1979). Brooks (dalam Rakhmat, 2000) mendefinisikan
konsep diri sebagai pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Persepsi
tentang diri ini boleh bersifat psikologi, sosial, dan fisik, dan bukan hanya
gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian seseorang tentang dirinya sendiri.
Pengertian konsep diri menurut Hurlock (1990) adalah gambaran
yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri. Konsep diri merupakan
gabungan keyakinan yang dimiliki orang langsung dari mereka sendiri yang
mencakup karakteristik fisik, psikologis, emosional, aspirasi, dan prestasi.
Konsep diri menurut Fitts (dalam Tarakanita, 2002) adalah sesuatu
konstruk sentral untuk mengenal dan mengerti manusia dan sifatnya
fenomenologis yang berarti terdapat prinsip dasar bahwa manusia bereaksi
terhadap dunia fenomenal seseorang. Aspek yang paling penting yaitu dirinya
sendiri sebagaimana diamati, dipersepsikan dan dialami oleh orang tersebut..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Konsep diri ini mengandung unsur penilaian dan mempengaruhi perilaku
seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain.
Pengertian menurut Santrock (1996), konsep diri merupakan evaluasi
terhadap domain yang spesifik dari diri. Konsep diri berbeda dengan rasa
percaya diri.
Berdasarkan uraian diatas, maka disimpulkan bahwa konsep diri
adalah gambaran seseorang tentang dirinya sendiri, sebagaimana diri diamati,
dipersepsi, dan dialami oleh orang tersebut.
2. Dimensi-Dimensi Konsep Diri
Menurut Acocella J.R & Calhoun F. J (1993), konsep diri memiliki
beberapa aspek, yaitu
a. Aspek Pengetahuan ( Knowledge), adalah dimensi pertama dalam
konsep diri yang merupakan dimensi yang diketahui oleh
seseorang tentang dirinya sendiri. Aspek ini memberikan
gambaran tentang keadaan diri sendiri (self picture). Gambaran
mengenai diri sendiri akan membentuk citra diri (self image).
Aspek ini merupakan data yang bersifat objektif. Misalnya jenis
kelamin, pekerjaan, suku, kebangsaan.
b. Aspek Harapan ( Expectations), pada saat seseorang mempunyai
satu set pandangan tentang siapa dirinya, maka orang tersebut
juga mempunyai pandangan lain tentang kemungkinan orang
tersebut menjadi apa dimasa yang akan datang (Rogers, dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Calhoun&Acocella, 1990). Pandangan ini akan mengakibatkan
orang tersebut memiliki pengharapan bagi dirinya sendiri.
c. Aspek Evaluasi (Evaluation), adalah dimensi ketiga dari konsep
diri. Setiap hari individu selalu memberikan penilaian terhadap
dirinya sendiri, apakah saya dapat melakukan seperti yang saya
harapkan, dan apakah saya dapat memenuhi apa yang menjadi
standar saya.
Berzonnsky (1981) menyatakan bahwa untuk mengerti konsep diri
seseorang dapat dilihat melalui penilaian terhadap diri-dirinya, penilaian
tersebut terdapat dalam beberapa aspek berikut, yaitu:
a. Aspek fisik, meliputi penilaian individu terhadap segala sesuatu
yang dimilikinya seperti tubuh, pakaian, dan benda miliknya.
b. Aspek psikis, di dalamnya terdapat pikiran, perasaan, dan sikap
yang dimiliki individu terhadap dirinya sendiri.
c. Aspek sosial, meliputi bagaimana peran sosial yang diperankan
individu dan penilaian individu terhadap peranan tersebut.
d. Aspek moral, meliputi nilai dan prinsip yang memberi arti serta
arah bagi kehidupan seseorang.
Hurlock (1990) menyatakan bahwa konsep diri seseorang terdiri dari
beberapa komponen, antara lain sebagai berikut :
a. Konsep diri dasar (the basic self concept)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Konsep diri dasar sama dengan konsep diri real, menurut
pandangan seseorang tentang suatu atau hal-hal yang benar-benar
ada dalam dirinya, mencakup penilaian dirinya, kemampuan dan
ketidakmampuan, status, peranan, keyakinan, aspirasi, dan nilainilai. Individu memandang dirinya sebagaimana adanya, bukan
diri yang diinginkannya.
b. Konsep diri sementara (the trainsitority self concept)
Pandangan seseorang tentang diri yang diharapkan dan diri yang
sebenarnya, jadi individu mempunyai gambaran diri yang dia
yakini saat ini sifatnya sementara dan akan segera dilepas.
c. Konsep diri sosial ( the social self concept)
Didasarkan pada keyakinan tentang penerimaan orang-orang lain
terhadapnya melalui perkataan dan perbuatan biasa disebut
“gambaran cermin” (mirror image).
d.
Konsep diri ideal (the ideal self concept)
Konsep tentang diri sendiri yang diharapkfan dan diyakini
seharusnya terjadi. Konsep diri ideal dapat bersiat realistis dalam
arti dapat dicapai secara nyata, namun dapat juga tidak realistis
karena apa yang diinginkan tidak akan pernah terjadi dalam
kenyataan hidup.
Menurut Fitts (dalam Tarakanita, 2002) konsep diri dapat dipahami
dalam 2 dimensi yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Dimensi internal, terdiri dari
•
Diri identitas, merupakan kumpulan label dan simbol yang
digunakan seseorang untuk menggambarkan dirinya,. Diri
identitas ini dapat dipengaruhi oleh cara seseorang berinteraksi
dengan lingkungan dan dengan diri sendiri.
•
Diri penilaian, yang mempunyai fungsi mengamati dan menilai,
memberikan standar dan memberikan perbandingan terhadap
dirinya.
•
Diri pelaku, ,merupakan persepsi seseorang terhadap tingkah
lakunya atau caranya bertindak.
b. Dimensi eksternal, terdiri dari
•
Diri fisik, merupakan persepsi seseorang terhadap keadaan fisik,
kesehatan, penampilan dan gerakan motoriknya.
•
Diri etik-moral, merupakan persepsi individu tentang dirinya
ditinjau dari standar pertimbangan nilai – nilai moral dan etika.
•
Diri personal, merupakan perasaan individu terhadap nilai-nilai
pribadi, terlepas dari keadaan fisik dan hubungannya dengan
orang lain dan sejauh mana individu merasa adekuat sebagai
pribadi
•
Diri keluarga, merupakan perasaan dan harga diri individu sebagai
anggota keluarga dan teman-teman dekatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
•
Diri sosial, merupakan penilaian individu terhadap dirinya dalam
interaksi dengan orang lain dalam lingkungan yang lebih luas.
•
Diri akademi/ kerja, merupakan penilaian yang berkaitan dengan
penilaian ketrampilan dan prestasi akademik.
Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti cenderung menggunakan
teori tentang dimensi-dimensi konsep diri menurut Acocella J.R & Calhoun
F. J, dengan pertimbangan dimensi-dimensi tersebut dianggap cukup
mewakili beberapa pendapat dari beberapa ahli.
3. Proses Terbentuknya Konsep Diri & Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Terbentuknya Konsep Diri
Menurut Symonds (dalam Partosuwido, 1979), konsep diri bukanlah
terjadi dengan sendirinya, tetapi terbentuk sejak kemampuan perspektif anak
mulai berfungsi. Melalui proses pengalaman belajar terus menerus terhadap
diri sendiri, kemudian berkembang pula atas dasar nilai-nilai yang dipelajari
dari interaksi sosial dengan orang lain.
Konsep diri bukanlah bawaan sejak lahir, melainkan dalam
perkembangannya konsep diri merupakan hasil dari proses belajar dan
berinteraksi. Gunarsa dan Gunarsa (1986) mengatakan bahwa pada dasarnya
konsep diri itu tersusun atas tahapan-tahapan yaitu :
a. Konsep diri primer
Konsep diri primer terbentuk atas dasar pengalaman seseorang
terhadap lingkungan terdekatnya yaitu lingkungan rumahnya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengalaman-pengalaman yang berbeda yang ia terima melalui anggota
rumah dari orang tua, paman, nenek atau anggota rumah yang lain.
Konsep tentang bagaimana dirinya banyak bermula dari perbandingan
antara dirinya dengan saudara yang lain, sedangkan konsep terntang
bagaimana aspirasi ataupun tanggung jawabnya dalam kehidupan ini
banyak ditentukan atas dasar pendidikan ataupun tekanan-tekanan yang
datang dari orangtuanya.
b. Konsep diri sekunder
Setelah bertambah besar, ia akan mempunyai hubungan yang
lebih luas dari pada sekedar hubungan dalam lingkungan keluarganya, ia
mempunyai banyak teman, lebih banyak kenalan sehingga ia lebih
banyak pengalaman. Akhirnya anak akan mempunyai sikap diri yang
baru yang berbeda dengan apa yang sudah terbentuk dari rumah.
Terbentuknya konsep diri sekunder ini banyak ditentukan oleh konsep
diri primer yang sudah terbentuk, dan orang akan cenderung memilih
teman yang sesuai dengan konsep diri sebelumnya yang sudah terbentuk.
Dengan demikian konsep diri bukanlah faktor keturunan atau sifat
bawaan sejak lahir, namun merupakan faktor-faktor yang dipelajari dan
terbentuk dari interaksi individu dengan individu lainnya. Pertama dengan
lingkungan keluarganya lalu melalui hubungan individu dengan lingkungan
yang lebih luas. Menurut Argyyle (dalam Soenarji, 1988) terdapat empat
faktor yang mempengaruhi terbentuknya konsep diri, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
•
Reaksi orang lain
Reaksi
yang
tidak
biasa
dari
seseorang
akan
mempengaruhi dan dapat mengubah konsep diri, apabila
reaksi ini muncul dari orang lain yang memiliki arti bagi
individu
maka
reaksi
ini
dapat
mempengaruhi
perkembangannya.
•
Pembandingan dengan orang lain
Konsep diri sangat tergantung kepada bagaimana cara
orang tersebut membandingkan dirinya dengan orang lain.
•
Peranan seseorang
Setiap orang memainkan peran yang berbeda-beda,
didalam setiap peran tersebut individu diharapkan akan
melakukan perbuatan dengan cara-cara tertentu.
•
Identifikasi terhadap orang lain
Anak-anak khususnya mengagumi orang dewasa, mereka
seringkali mencoba menjadi pengikut orang dewasa antara
lain dengan meniru keyakinan, nilai, dan perbuatan
mereka. Proses ini menyebabkan anak merasa mereka
memiliki beberapa sifat dari orang yang dikaguminya.
Model tersebut biasanya mereka ambil dari keluarga
(orang tua, saudara, kerabat), lingkungan (guru, pemuka
agama), kelompok sebaya mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Penggolongan konsep Diri & Ciri-Cirinya
a. Konsep diri positif
Konsep diri positif diartikan sebagai evaluasi diri positif,
penghargaan diri
yang positif. Pengetahuan yang luas dan
beragam tentang diri sendiri, harapan yang masuk akal serta harga
diri yang tinggi. (Burns, dalam Limbong, 2002).
Konsep diri positif menurut William (dalam Rakhmat,
2000) adalah orang yang yakin akan kemampuannya dalam
mengatasi masalah, merasa setara dengan orang lain, menerima
pujian tanpa rasa malu, mampu memperbaiki dirinya karena ia
sanggup mengemukakan aspek-aspek kepribadian yang tidak
disenanginya dan berusaha mengubahnya.
Konsep diri positif menurut Hamachek (dalam Rakhmat,
2000) adalah orang yang betul-betul meyakini nilai-nilai dan
prinsip-prinsip
tertentu
serta
bersedia
mempertahankannya
walaupun menghadapai tantangan, berani mengubah prinsip bila
ternyata pengalaman dan bukti-buktinya ternyata salah, mampu
bertindak berdasarkan
penilaian yang baik, tidak terlalu cemas
akan apa yang akan terjadi hari esok, masa lalu, dan sekarang.
Memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi
persoalan, menerima diri apa adanya dan mampu menikmati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hidup secara utuh dalam berbagai kegiatan seperti, pekerjaan,
permainan, maupun persahabatan.
Berdasarkan paparan diatas maka peneliti menarik
kesimpulan bahwa orang yang memiliki konsep diri positif adalah
orang yang meyakini nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu serta
bersedia mempertahankannya serta mampu mengatasi tantangan
dan persoalan yang dihadapinya.
b. Konsep diri negatif
Konsep diri yang negatif sama dengan evaluasi diri yang
negatif , rasa tidak suka terhadap diri, kurang menghargai dirinya,
pengetahuan yang tidak tepat, harapan yang salah dan harga diri
yang rendah (Burns, dalam Limbong, 2002). Orang yang memiliki
konsep diri negatif peka terhadap kritik dan responsif terhadap
pujuan, penghargaan terhadap dirinya, merasa tidak diperhatikan,
tidak disenangi dan pesimis terhadap kompetisi.
Orang yang memiliki konsep diri negatif mempunyai
pengetahuan yang tidak tepat tentang dirinya sendiri, pengharapan
yang tidak realistis dan harga diri yang rendah. Biasanya hal ini
menghambat lancarnya hubungan sosialyang dilakukan dengan
orang lain. Anggapan bahwa orang lain tidak suka akan dirinya ,
peka
terhadap
keritik
dan
pesimis
terhadap
kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyebabkan ia enggan menjalin hubungan dengan orang lain
(Calhoun & Acocella, 1990).
Menurut Fitts (dalam Partosuwido, 1979) ciri-ciri individu
yang memiliki konsep diri rendah adalah tidak menyukai dan
menghormati diri sendiri, memiliki gambaran yang tidak pasti
terhadap dirinya, sulit mendefinisikan diri sendiri dan mudah
terpengaruh dari luar, tidak mempumyai pertahanan psikologis
yang membantu menjaga tingkat harga dirinya. Merasa asing dan
aneh terhadap diri sehingga sulit bergaul, mengalami kecemasan
negatif dan tidak mampu mengambil manfaat dari pengalaman
tersebut.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa orang yang memiliki konsep diri negatif adalah orang yang
mempunyai gambaran dan pengetahuan yang tidak tepat
mengenai dirinya sehingga ia menjadi tidak suka dan tidak
menghormati dirinya.
B. REMAJA
1. Pengertian Remaja
Remaja diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa
anak dan dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial.
Perubahan biologis, kognitif dan sosial yang terjadi meliputi perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
fungsi seksual, proses berfikir abstrak sampai dengan kemandirian (Santrock,
1996).
Berdasarkan teori Erikson remaja berada pada tahap perkembangan
ke lima yaitu identitas VS
kekacauan identitas,pada tahap ini individu
dihadapkan pada pertanyaan siapa mereka, mereka itu sebenarnya apa, dan
kemana sebenarnya mereka akan menuju dalam hidupnya. Remaja
dihadapkan akan banyak peran baru dalam hidupnya (Santrock,1996).
Menurut Rifai (1984), masa remaja merupakan taraf perkembangan
dalam kehidupan manusia, dimana mereka sudah tidak dapat lagi disebut
anak kecil namun belum dapat disebut orang dewasa, disebut juga masa
psysiological learning dan social learning , hal ini berarti bahwa pada masa
ini individu sedang mengalami suatu pematangan fisik dan pematangan
sosial. Kedua hal ini serempak terjadi pada waktu bersamaan.
2. Usia Masa Remaja
Secara umum masa remaja dibagi menjadi dua bagian yaitu awal
masa dan akhir masa remaja. Masa remaja awal (early adolescence) kira-kira
sama dengan masa sekolah menengah pertama, dan mencakup kebanyakan
perubahan pubertas. Masa remaja akhir (late adolescence) menunjuk kirakira setelah usia 15 tahun, minat pada karir, pacaran dan eksplorasi diri
menjadi lebih nyata pada masa ini.
Subjek penelitian adalah remaja berusia 15 tahun, jadi termasuk
dalam golongan masa remaja awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Tugas Perkembangan Masa Remaja
Tugas – tugas perkembangan remaja menurut Havighurst ( Hurlock, 1980)
•
Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman
sebaya
•
baik pria maupun wanita
•
Mencapai peran sosial
•
Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya
secara efektif
•
Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang
bertanggung jawab
•
Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang
dewasa lainnya
•
Mempersiapkan karir ekonomi
•
Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
•
Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai
pegangan untuk berperilaku ideologi.
4. Konsep Diri Remaja
Perkembangan masa remaja sangat dipengaruhi oleh konteks dimana
mereka berada. Latar belakang lingkungan, sosio kultural masyarakat sekitar
maupun latar belakang keluraga akan ikun memberikan corak dan arah proses
perkembangan
maupun
proses
pembentukan
bersangkutan (Steinberg, dalam Purwadi . 2004).
identitas remaja
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Hurlock(1980) konsep diri remaja dipengaruhi oleh
beberapa kondisi, yaitu:
•
Usia kematangan, remaja yang matang lebih awal akan diperlakukan
hampir seperti orang dewasa, sehingga mengembangkan konsep diri yang
menyenangkan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lebih baik.
•
Penampilan diri, perbedaan fisisk mengakibatkan remaja memiliki
perbedaan dalam konsep diri.
•
Kepatutan seks, dalam penampilan diri, minat dan perilaku membantu
remaja dalam mencapai konsep diri yang baik,
•
Nama dan julukan, remaja peka dan merasa malu bila teman sekelompok
memberikan nama dan julukan yang bernada cemooh.
•
Hubungan keluarga, remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan
seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan dirinya dengan orang
tersebut.
•
Teman-teman sebaya, keberadaan teman-teman sebaya mempengaruh
kepribadian remaja dalam dua cara yaitu,
•
Konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep
teman-teman tentang dirinya
•
Ia berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian
yang diakui oleh kelompoknya
•
Kreatifitas, remaja yang masa kanak-kanak didorong agar lebih kreatif
dalam bermain dan dalam tugas-tugas akademis, mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
persaan individualitas dan identitas yang berpengaruh baik dalam
pembentukan konsep dirinya.
•
Cita-cita, bila remaja punya cita-cita yang tidak realistik, ia akan
mengalami kegagalan, hal ini akan menimbulkan perasaan tidak mampu
dan reaksi-reaksi bertahan dimana ia akan menyalahkan orang lain atas
kegagalannya.
Selain
kondisi-kondisi
diatas,
stereotipe
yang
populer
juga
mempengaruhi. Sangat mudah menempelkan stereotipe tertentu pada
seseorang, termasuk golongan tertentu, stereotipe adalah suatu kategori
umum yang merefleksikan kesan dan keyakinan kita tentang manusia, semua
stereotipe merujuk pada citra tentang seperti apa anggota dari kelompok
tertentu( Santrock, 1996). Banyak stereotipe tentang remaja, menurut Daniel
Offer (Santrock, 1996) remaja digambarkan sebagai orang yang mudah
tertekan dan terganggu, mereka memasuki masa dewasa dengan integrasi dari
pengalaman sebelumnya.
C. VEGETARIAN
1. Pengertian Vegetarian
Geoffrey L. Rudd, mantan sekretaris the British Vegetarian Society
pada tahun 1842 menyatakan bahwa vegetarian bukanlah berasal dari kata
vegetables (sayuran), melainkan berasal dari bahasa latin yakni vegetus yang
berarti aktif, yang hidup, teguh, bergairah dan kuat. Pada tahun 1840 kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
veget dipakai di Inggris untuk mengatakan seseorang yang kuat dan sehat.
Menu makanan yang veget adalah makanan yang berguna bagi kesehatan dan
stamina tubuh (Wang Che Kuang, 2001:3).
Vegetarian dapat diartikan sebagai seseorang yang sama sekali tidak
memakan makhluk berjiwa. Baik makhluk berjiwa yang hidup di darat
seperti: ayam, bebek, babi, sapi, kambing ataupun makhluk yang hidup di
udara seperti: semua jenis burung atau unggas amapun juga dilaut seperti:
ikan, udang, kepiting, kerang, tripang, lobster (Sumantri, 2005:1).
Hidup vegetarian merupakan hidup yang tidak mengakibatkan
kematian bagi makhluk lain. Seorang yang telah lama bervegetarian akan
merasakan sekali pancaran kedamaian dari jiwanya dengan kandungan nilainilai spiritual yang kental. Sang Buddha bersabda “Ada persamaan antara
manusia dengan hewan”. Artinya manusia ada kewajiban memelihara hewan,
namun tidak berhak untuk membunuhnya, untuk itulah vegetarian menjadi
penting dalam kehidupan seseorang (Bodhi, 2002:53).
2 . Aspek-aspek Vegetarian
a. Aspek tidak membuat penderitaan bagi makhluk lain
Setiap manusia tidak ingin dilukai, disakiti, bahkan tidak segan
menangis untuk memohon kepada orang lain agar tidak disakiti, demikian
juga sama halnya dengan makhluk-makhluk lain seperti hewan. Mereka pada
dasarnya memiliki perasaan yang begitu halus terhadap lingkungannya.
Mereka akan menjaga lingkungannya selayak mereka menjaga dirinya
sendiri. Ketika melihat seekor sapi dibawa ke penjagal dan akan dipotong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terkadang terlihat sapi tersebut meneteskan air mata, sapi tersebut hanya
pasrah menghadapi nasibnya. Tidak jauh berbeda dengan seorang penjahat
saat divonis, ia akan menangis serta memohon ampunan. Dalam keadaan
seperti itu tidak ada kebahagiaan dan tawa ria.
Dalam sebuah cerita ketika Sang Buddha menerima semangkok susu
sapi, Sang Buddha merasakan getaran kesedihan, kedukaan, dan kepiluan
sehingga bertanya kepada muridnya, “darimana susu ini diperoleh?” dari
induk sapi yang baru tujuh hari melahirkan anaknya”, jawab sang murid.
“kembalikan
kepada
induk
sapi,
berikanlah
pada
anaknya
yang
membutuhkan”. Inilah cinta kasih Sang Buddha yang tidak ingin
mendatangkan penderitaan bagi makhluk lain. Bagaimanapun hewan
mempunyai perasaan yang sama dengan manusia (Bodhi, 2002:54).
Praktek vegetarian ini tidak bisa dilepaskan dari kepercayaan
Buddhisme Maitreya yang dianggap ganjil di mata pemeluk agama lainnya.
Buddhisme Maitreya pada umumnya percaya bahwa praktek makan daging
adalah sama dengan membunuh, dan praktek itu mengakibatkan penderitaan
yang tiada henti karena akan selalu ada balas membalas antara yang
memakan daging dan yang dimakan dagingnya.
Perang atau pembunuhan manusia atas manusia lainnya berawal dari
meja makan. Jeritan kesakitan dan tangisan pilu hewan yang dibunuh untuk
dimakan dagingnya adalah salah satu suara penderitaan yang didengar oleh
Bodhisatva Avalokitesvara. Itulah sebabnya Sang Buddha vegan sejak dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kandungan, demi tidak mendatangkan penderitaan bagi makhluk yang
bernyawa (http://www.ivs-online.com).
Umat manusia mempunyai tingkat pendidikan berbeda, pemahaman
berbeda, penafsiran berbeda, kesadaran dan pengendalian diri yang berbeda
pula. Kadang kala walaupun tahu, tetapi tidak dilaksanakan dalam artian
semakin tinggi tingkat pengetahuan manusia harus diimbangi dengan
pengendalian diri. Oleh karena kekacauan di dunia ini lebih banyak
diperparah oleh yang memiliki pengetahuan tinggi tetapi tidak diimbangi
dengan pengendalian diri yang berasal dari hati nurani.
Semakin meningkatnya kesadaran umat beragama dan semakin
banyak peminat kehidupan spiritual yang lebih menekankan pada pencarian
ketenangan batin dan kebahagiaan, dimana kearifan pada masa lampau yang
pernah dipraktekkan oleh leluhur manusia kembali dibangkitkan oleh
kelompok Vegetarian meskipun di kalangan umat Buddha dan pelaku
vegetarian sendiri dewasa ini masih kurang informasi dan pemahaman
tentang vegetarian tersebut. Informasi tentang kelompok vegetarian
khususnya pemahaman mereka terhadap konsep vegetarian, sejarah
vegetarian, motivasi dan manfaatnya (http://www.vegetariantimes.com).
b. Aspek cinta kasih terhadap semua makhluk
Manusia menjadi kejam dan membunuh sesamanya karena tidak
adanya rasa cinta kasih di dalam dirinya yang mengakibatkan antar manusia
saling menyiksa. Hal ini merupakan akibat dari siksaan manusia yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan terhadap hewan. Jika manusia telah meyakini akan makna cinta
kasih sesama makhluk maka tidak akan terjadi pembunuhan dengan alasan
untuk mencukupi kebutuhan vitamin di dalam tubuh manusia. Dengan
bervegetarian maka sesungguhnya manusia telah mengurangi karma buruk,
segala kenikmatan dan cita mulut dapat dikorbankan.
“Manusia dengan segala kelengkapan fasilitas, ternyata tidak
merasakan adanya berkah di dalam hidupnya, ini merupakan sifat dasar
manusia yang tidak pernah merasa cukup terhadap sesuatu yang telah
diperolehnya. Padahal dengan bervegetarian cenderung lebih menguasai
emosi, lebih patuh karena tidak lagi menuruti hawa nafsu. Dengan
bervegetarian akan membuat jiwa ataupun rohani lebih kuat” (Bodhi,
2002:54-55).
Lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa makan makanan dengan wajar
akan mendatangkan kedamaian bagi jiwa manusia. Makan bukanlah sekedar
meletakkan makanan diatas lidah. Kegiatan makan hanya bermanfaat bila
makanan itu dikunyah, ditelan, dicernakan, diserap kedalam darah, kemudian
diubah menjadi otot dan tulang, tenaga serta kekuatan, agar mesin badan ini
dapat bekerja, diperlukan bahan bakar yaitu berupa makanan. Makanan itu
sendiri bukanlah pengurbanan, tetapi makanan memungkinkan manusia
melakukan pengurbanan. Karena itu, kegiatan makan tidak boleh dipandang
rendah seolah-olah hanya memenuhi selera rakus. Kegiatan makan
merupakan suatu bagian dari pemujaan manusia kepada Tuhan. Pustaka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sarasamuccaya menjelaskan ajaran Ahimsa dengan lengkap dan mendalam
serta terkait dengan belas kasihan kepada setiap makhluk.
Di dalam kitab Surangama Sutra dikatakan:
“Ananda, aku mengijinkan para Bhikshu untuk memakan lima jenis
daging yang murni. Daging ini sebenarnya diwujudkan oleh kekuatan
spiritualKu. Sebenarnya tiada kehidupan di dalamnya. Kalian para Brahmana
hidup ditengah-tengah suatu iklim yang panas dan lembab, dan di tanah yang
berbatu-batu dan berpasir tersebut, sayuran tidak akan tumbuh, karenanya
aku harus menolong kalian dengan kekuatan spiritual dan belas kasihKu.
Oleh karena kebaikan dan belas kasih luar biasa ini, (kuciptakan) daging
yang sesuai dengan selera kalian. Setelah ParnirvanaKu, bagaimana bisa
mereka yang makan daging bisa disebut murid-murid Shakya? Engkau
mengetahui bahwa orang yang makan daging ini dapat memperoleh
kesadaran dan mungkin nampak berada dalam samdhi, namun mereka semua
adalah para raksasa. Ketika buah karma dari mereka matang, mereka akan
tenggelam kelautan pahit kelahiran dan kematian. Mereka bukanlah muridmurid Buddha. Orang semacam ini membunuh dan saling memakan satu
sama lainnya di dalam lingkaran tanpa akhir.
Pengendalian diri dapat diperoleh atau dilatih dengan tidak makan
daging sebagai alternatif. Oleh karena itu, sebagai manusia yang dikaruniai
akal dan pikiran, harus berpikir bijaksana dalam memilih makanan apa yang
sepatutnya dimakan dengan mempertimbangkan keselamatan dan kelestarian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
makhluk lain. Konsep ini dikenal dengan konsep Live and let live. Konsep
Vegetarian juga merupakan salah satu bagian dari cinta kasih terhadap semua
makhluk hidup. Untuk menerapkan konsep ini dalam kehidupan, manusia
harus berperan menjaga keseimbangan ekosistem, salah satu caranya adalah
dengan tidak membunuh binatang untuk dimakan atau menjadi vegetarian
(Taniputera, 2003:163).
Manusia berlomba mencari pekerjaan, motif utamanya hanyalah
sekedar untuk bisa makan tetapi setelah mendapatkan rejeki ternyata tidak
tahu cara makan apa yang perlu atau boleh dimakan dan apa yang tidak boleh
dimakan. Makan hendaknya bukan untuk kenikmatan lidah, tetapi mestilah
dengan kesadaran untuk memelihara tubuh agar bisa dipakai untuk
melakukan pelayanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa dan Negara.
Makanan ini harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan tubuh.
Unsur-unsur yang diperlukan tubuh adalah protein, karbohidrat,
lemak dan garam. Makanan tidak hanya diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan fisik, akan tetapi juga merupakan sumber nutrisi untuk pikiran.
Oleh karena itu ada istilah yang mengatakan bahwa manusia adalah apa yang
dimakan, dengan kata lain makanan sangat berpengaruh pada perkembangan
pikiran. Kemajuan zaman, pengaruh budaya luar, dan aktifitas manusia yang
semakin padat menjadi alasan semakin diminatinya makanan cepat saji atau
lebih dikenal dengan fast food. Hal tersebutlah yang mendorong
menjamurnya restoran cepat saji, sedangkan tidak semua jenis makanan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ditawarkan sesuai dengan nilai gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia
(http://www.vegetarian-nutrition.info). Makan bukan hanya agar perut
kenyang akan tetapi jauh lebih penting untuk memenuhi gizi yang dibutuhkan
oleh tubuh sehingga membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
Dewasa ini tidak banyak yang memperhatikan makanan yang di
konsumsi, terlihat kecendrungan mengutamakan rasa daripada manfaat dalam
memilih makanan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjaga
kesehatan tubuh adalah dengan mengkonsumsi makanan vegetarian. Sunanda
Ranade, seorang dokter Ayurveda dari India, menyebutkan bahwa walaupun
dalam Ayurveda tidak dilarang makan daging, tetapi jauh lebih baik
mengkonsumsi makanan vegetarian. Pada dasarnya semua manusia adalah
pemakan sayuran dan buah-buahan. Di samping itu makanan vegetarian juga
kaya serat, mudah diperoleh dan murah, serta dapat meningkatkan ketahanan
tubuh (Angel Hicks, 2001:30).
Dikaji dari sudut pandang ilmiah ada beberapa alasan mengapa
makanan vegetarian sangat baik untuk kesehatan, yaitu : makanan vegetarian
mengandung serat alami, makanan sekaligus obat, manusia termasuk
golongan herbivora, menjaga keseimbangan ekologi, kaya protein, vitamin,
dan mineral. Selain itu, makanan vegetarian tergolong makanan Satvika dan
mendukung konsep non-violence, yaitu tidak menyakiti, melukai ataupun
membunuh makhluk hidup. Binatang, burung, serangga, maupun makhluk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hidup yang lain memiliki hak yang sama untuk hidup di dunia ini (Angel
Hicks, 2001:32-33).
Seseorang melakukan suatu karma dalam kehidupannya maka ia akan
mendapatkan pahalanya, berarti seseorang yang tidak mampu mendapatkan
moksa akan kembali lahir di dunia ini dalam bentuk manusia, binatang,
burung, atau makhluk hidup yang lain. Dengan demikian, binatang atau
burung yang dipelihara untuk dimakan bisa saja mereka adalah nenek
moyang manusia atau sahabat akrab manusia yang kebetulan dilahirkan
kembali menjadi binatang ke dunia ini. Dengan demikian menyadarkan
manusia agar menjauhkan diri dari makan daging yang merupakan himsa.
Makanan yang dimakan yang penuh dengan himsa menyebabkan pikiran
seseorang ditutupi oleh pengaruh-pengaruh himsa sehingga manusia tidak
mendapatkan pikiran yang tenang dan kedamaian dalam diri.
Dalam kepercayaan Buddha dikatakan bahwa pohon atau tumbuhan
juga memiliki jiwa, sehingga mungkin timbul pertanyaan mengapa
memotong tumbuh-tumbuhan tidak tergolong himsa, jawabannya adalah,
karena kalau memetik buah, bunga, ataupun daun dari pohonnya, pohon
tersebut tidak akan mati dan akan kembali menghasilkan buah-buahan
ataupun sayur-sayuran setelah beberapa waktu. Dengan demikian, makanan
yang dihasilkan dari pohon yaitu daun dan buah dibuat untuk manusia atau
makhluk lain untuk dimakan, akan tetapi saat makan daging, manusia harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membunuh
dan
binatang
tersebut
akan
mati
(http://www.vegetariantimes.com).
c. Aspek spiritual dan kedamaian jiwa
Pikiran adalah badan halus yang tidak nyata. Penyebab pikiran yang
berfluktuasi tersebut adalah pengaruh lingkungan, karma masa lalu, dan yang
terpenting adalah faktor makanan. Salah satu cara untuk memperoleh pikiran,
perkataan dan perbuatan yang baik, adalah dengan cara mengkonsumsi
makanan yang baik. Begitu juga untuk memperoleh kebahagiaan, makanan
yang baik mutlak diperlukan, serta pergaulan baik didapatkan dengan
makanan baik, sila atau moral yang baik diperlukan makanan baik, untuk
menjadi rohaniawan yang baik diperlukan makanan yang baik. Singkatnya
semua kebajikan diperoleh dengan makanan yang baik, yakni makanan yang
bebas dari unsur pembunuhan.
“Hewan
adalah
makhluk
berintelegensia
rendah,
dengan
bervegetarian berarti manusia tidak menyerap sifat rendah hewan. Lebih
mengkhawatirkan lagi meskipun daging mengandung banyak protein tetapi
daging juga menjadi pemicu atau penyebab berbagai penyakit seperti kanker,
stroke dan koroner. Padahal protein tidak harus di dapat melalui daging
tetapi dapat melalui sayur-sayuran seperti padi-padian, buah-buahan, dan
kacang-kacangan” (Bodhi, 2002:55).
Salah satu konsep dan praktek Dharma adalah Panatipata Veramani
(menahan diri membunuh makhluk-makhluk hidup) maksud dari pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pelaksanaan sila ini adalah untuk mengembangkan sikap mulia dan cinta
kasih, yang harus dikembangkan terhadap semua makhluk. Hal ini perlu dan
penting mengingat yang menjadi objek pembunuhan adalah binatang dan
manusia tanpa memandang usia, jenis kelamin, ukuran dan pembuahannya.
Meskipun dalam tingkatan upacara atau seremonial masih dipergunakan
binatang sebagai korban upacara atau untuk dimakan dagingnya (Bodhi,
2002:58).
Keterangan tersebut di atas tidak salah dan juga dibenarkan dalam
hukum agama Buddha sepanjang hal tersebut dapat meningkatkan derajat
kelahiran binatang tersebut pada kelahiran mendatang. kualifikasi kesucian
seorang rohaniwan yang dapat meningkatkan roh binatang tersebut pada
masa mendatang agar menjadi mahkluk yang lebih tinggi derajat
kehidupannya tidak ada pada jaman ini. Jadi upacara yang terpenting yang
dapat menyelamatkan umat manusia adalah jika setiap manusia mau
mengorbankan dirinya dengan sila atau pengendalian diri.
3. Jenis Vegetarian
Dalam perkembangannya, kelompok vegetarian dapat dikategorikan
kedalam beberapa kelompok:
Pure vegetarian (vegan), yaitu kelompok manusia yang tidak makan daging,
susu, telur bahkan tidak lagi makan kulit hewan ataupun kerangka hewan.
a. Lacto vegetarian, yaitu kelompok manusia yang tidak
makan daging tapi masih mengkonsumsi susu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Lacto Ovo Vegetarian, yaitu kelompok manusia yang
tidak makan daging namun mengkonsumsi susu dan
telur sebagai makanan sehari-hari (Susianto, 2002:52).
D. KONSEP DIRI REMAJA VEGETARIAN
Remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa kanakkanak menuju masa dewasa dimana pada masa ini terdapat begitu banyak
perubahan dalam diri remaja. Demikian juga dengan remaja buddhis yang
melaksanakan pola hidup vegetarian, tumbuh dan berkembang sebagaimana
layaknya remaja pada umumnya dan memiliki tugas perkembangan yang
harus dicapai untuk membantu mencapai kematangan pribadi.
Remaja vegetarian melaksanakan pola vegetarian sesuai dengan nilai
dan aturan yang ada dalam agama Buddha Maitreya berdasarkan dimensi
yang terkandung dalam perilaku vegetarian yaitu tidak membuat penderiataan
bagi makhluk lain, mengembangkan cinta kasih terhadap semua makhluk dan
aspek spiritual dan kedamaian jiwa.
Dalam
perkembangannya
remaja
yang
berada
dalam
tahap
perkembangan operasional formal memiliki konsep yang berbeda mengenai
konsep religius dari pada anak-anak yang berada dalam tahap operasional
konkrit. Remaja yang berada dalam tahap operasional formal lebih reflektif
dari pada anak-anak pada operasional konkrit. Mereka tidak lagi melihat
perwujudan identitas agama dalam tingkah laku individu namun lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memperhatikan
bukti keberadaan keyakinan dan pendirian dalam diri
seseorang.
Selain perubahan yang terjadi sebagai bagian dari perkembangan
mereka dari anak-anak ke remaja, juga terjadi banyak perubahan akibat pola
hidup yang mulai berubah. Perubahan dalam pola hidup yang terjadi pada
remaja vegetarian adalah perubahan yang drastis, meliputi perubahan
pandangan mengenai kehidupan, perubahan pola makan, parubahan pola
makan mengakibatkan tertahannya keinginan-keinginan terhadap makanan
tertentu, dan penyesuaian terhadap kehidupan disekitarnya yang berjalan
seperti biasanya namun di pihak lain ia harus menahan ketetarikannya
terhadap hal-hal yang biasanya boleh ia dapatkan namun menjadi terlarang
karena aturan yang dijalaninya. Dan juga perubahan pandangan orang lain
terhadap diri mereka. Semua hal yang diungkapkan diatas tersebut akan
mempunyai pengaruh besar terhadap terbentuknya konsep diri.
Pilihan kehidupan seperti ini adalah bukan paksaan dari pihak lain
dan juga bukan agama yang diikuti karena seluruh anggota keluarga
menganutnya, namun mereka menjadi pengganut agama Buddha Maitreya
dan menjalani aturan vegetarian karena keinginan sendiri.
Remaja vegetarian memiliki aturan dan lingkungan yang berbeda
dengan remaja pada umumnya sehingga dimungkinkan perkembangan
konsep diri remaja vegetarian memiliki peerbedaan dengan remaja pada
umumnya. Perbedaan tampak jelas pada kehidupan keseharian mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Remaja vegetarian memiliki aturan yang ketat dan kaku terutama dalam hal
makanan dan mereka dituntut untuk hidup hemat dan sejalan dengan ajaraan
Buddha Maitreya.
Perbedaan ini sedikit banyak akan memberikan pengaruh terhadap
kehidupan remaja vegetarian dan terbentuknya konsep diri remaja vegetarian.
Konsep diri positif remaja vegetarian dimana didalamnya tercakup tentang
keyakinan akan diri, keyakinan akan nilai-nilai yang dianut, keyakinan akan
kemampuan dalam menghadapi masalah, merasa setara dengan orang lain
sebaliknya remaja vegetarian lebih dikuasai konsep diri negatif maka dapat
dimungkinkan remaja tersebut, harga diri nya rendah, merasa tidak aman,
kurang mampu menerima diri.
Ketika konsep diri itu berkembang dan pada akhirnya remaja
vegetarian memiliki konsep diri positif maka remaja tersebut diasumsikan
mampu untuk menerima segala sesuatu yang berada didalam maupun diluar
dirinya, ketika remaja mampu menerima diri dan lingkungannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis meggunakan metode penelitian studi kasus. Studi
kasus merupakan penelitian yang penelaahannya kepada satu kasus dilakukan secara
intensif, mendalam, mendetil, dan komprehensif. Pendekatan ini digunakan untuk
memperoleh pengertian yang mendalam mengenai situasi dan makna sesuatu/subjek
yang diteliti (Alsa, 2003)
Penelitian studi kasus merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, yang
dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang gejala atau keadaan atau perilaku
sekarang (sementara berlangsung). Tujuan utama dari digunakannya metode deskriptif
adalah untuk menggambarkan suatu gejala atau keadaan dan atau perilaku sementara
berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab latar belakang dari
suatu gejala atau keadaan dan atau perilaku tertentu (Travers dalam Sevilla dkk, 1993
: 71).
Penelitian ini bermaksud untuk menggambarkan konsep diri pada remaja
vegetarian Vihara Boddhicitta Maitreya Yogyakarta sebagai seorang remaja secara
komprehensif dan natural. Disini peneliti tidak mengadakan kontrol atas fenomena
yang ada, tapi berusaha mengeksplorasi dan menggambarkannya secara natural.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah remaja dengan kriteria berusia 15-17 tahun
penganut Buddhis aliran Maitreya di Vihara Maitreya Yang berperilaku vegetarian
jenis perilaku pure vegetarian lebih dari satu tahun.
C. Prosedur Pengambilan Sampel
Sample dalam penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk mencocokan
hasil penelitian agar secara statistik dapat digeneralisasikan pada populasi. Sample
dalam penelitian kualitatif bersifat purposif. Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk
mendeskripsikan proses yang terjadi dalam fenomena yang sedang diteliti sehingga
menyajikan pemahaman yang penuh dan lengkap, bukan digeneralisasikan (Rice &
Ezzy, 1999).
Penelitian ini menggunakan voluntarily sampling, peneliti meminta kesediaan
individu untuk berpartisipasi dalam penelitian. Dalam analisis kualitatif merupakan
hal yang sulit untuk menentukan jumlah sample secara tepat. Sampel dapat dikatakan
cukup ketika dapat memenuhi analisis yang dibutuhkan dalam penelitian (Rice &
Ezzy, 1999).
Penelitian ini menggunakan 1 remaja buddhis pada Vihara Bodhicitta
Maitreya Yogyakarta sebagai sampel penelitian. Sampel ini diperoleh berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kriteria bahwa subjek sudah berperilaku vegetarian jenis lacto ovo lebih dari satu
tahun dan kesediaan subjek untuk ikut terlibat dalam penelitian.
D. Batasan Kajian Penelitian
Untuk mengerti konsep diri
seseorang dapat dilihat melaui penilaian
seseorang terhadap diri-dirinya, penilaian ini meliputi tentang fisik, status sosial,
tujuan, dan harapannya (Acocella J.R & Calhoun F. J 1993), Oleh karana itu dalam
penelitian ini variabel-variabel yang akan dikaji mencakup dimensi konsep diri yaitu :
1. Aspek Pengetahuan ( Knowledge), adalah dimensi pertama
dalam konsep diri yang merupakan dimensi yang diketahui oleh
seseorang tentang dirinya sendiri. Aspek ini memberikan
gambaran tentang keadaan diri sendiri (self picture). Gambaran
mengenai diri sendiri akan membentuk citra diri (self image).
Aspek ini merupakan data yang bersifat objektif. Misalnya jenis
kelamin, pekerjaan, suku, kebangsaan.
2. Aspek
Harapan
(
Expectations),
pada
saat
seseorang
mempunyai satu set pandangan tentang siapa dirinya, maka
orang tersebut juga mempunyai pandangan lain tentang
kemungkinan orang tersebut menjadi apa dimasa yang akan
datang (Rogers, dalam Calhoun&Acocella, 1990). Pandangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini akan mengakibatkan orang tersebut memiliki pengharapan
bagi dirinya sendiri.
3. Aspek
Evaluasi (Evaluation), adalah dimensi ketiga dari
konsep diri. Setiap hari individu selalu memberikan penilaian
terhadap dirinya sendiri, apakah saya dapat melakukan seperti
yang saya harapkan, dan apakah saya dapat memenuhi apa yang
menjadi standar saya.
E. Metode Pengambilan Data
1.
Wawancara
Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu (Poerwandari, 1998 : 41). Dalam penelitian ini wawancara
akan dilakukan dengan menggunakan jenis wawancara dengan menggunakan
pedoman standar yang terbuka. Dalam bentuk wawancara ini, pedoman wawancara
ditulis secara rinci, lengkap dengan set pertanyaannya pejabarannya dalam kalimat.
Metode wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur,
yaitu wawancara dengan pedoman umum yang mencantumkan isu-isu yang harus
diungkap tanpa menentukan urutan pertanyaan, namun demikian penambahan
pertanyaan dapat ditambahkan sesuai kondisi, situasi ataupun respon subjek penelitian
saat proses wawancara berlangsung. Pertanyaan yang ditambahkan adalah pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang dirasa relevan sebagai probing atas jawaban subjek penelitian. Untuk
memudahkan proses wawancara, peneliti menggunakan bantuan recorder.
Adapun hal-hal yang ingin digali dalam wawancara tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Aspek Pengetahuan ( Knowledge),
Aspek ini memberikan gambaran tentang keadaan diri sendiri (self
picture). Gambaran mengenai diri sendiri akan membentuk citra diri
(self image). Aspek ini merupakan data yang bersifat objektif.
Misalnya jenis kelamin, pekerjaan, suku, kebangsaan
b. Aspek Harapan ( Expectations),
pada saat seseorang mempunyai satu set pandangan tentang siapa
dirinya, maka orang tersebut juga mempunyai pandangan lain
tentang kemungkinan orang tersebut menjadi apa dimasa yang akan
datang (Rogers, dalam Calhoun&Acocella, 1990). Pandangan ini
akan mengakibatkan orang tersebut memiliki pengharapan bagi
dirinya sendiri.
c. Aspek Evaluasi (Evaluation),
Setiap hari individu selalu memberikan penilaian terhadap dirinya
sendiri, apakah saya dapat melakukan seperti yang saya harapkan,
dan apakah saya dapat memenuhi apa yang menjadi standar saya.
2.
Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan
sistematis atas fenomena yang diteliti (kerlinger, 1990). Observasi dalam penelitian ini
berarti pengamatan secara langsung.
Observasi dilakukan dengan mencatat kata-kata kunci. Berkaitan dengan
jangka waktu penelitian maka observasi dalam penelitian ini menggunakan partial
participation dimana peneliti mengikuti sebagian saja kegiatan subjek penelitian,
selain itu berkaitan juga dengan waktu penelitian, peneliti menggunakan surface
participation dimana observasi dilakukan hanya menangkap situasi dan kondisi secara
garis besar saja (Hadi, 2004)
F. Metode Analisis Data
Data penelitian kualitatif ini tidak berbentuk angka tetapi lebih banyak berupa
narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidak tertulis (gambar, foto, rekaman
suara) ataupun bentuk non angka lain (Poerwandari, 1998 : 45)
Analisis data yang digunakan adalah analisis induktif. Analisis ini dimulai
dari mengorganisasikan data hasil observasi dan wawancara. Mengurutkan data
kedalam pola, kategori dan kesatuan hubungannya sehingga dapat ditemukan tema
serta interpretasi data.
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam menganalisis data
kualitatif pada peneliitian ini adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Membuat salinan kata demi kata diatas kertas dari kaset rekaman wawancara
yang dinamakan transkrip verbatim, Pada transkrip verbatim diberi kolom
kosong disebelah kanan. Gunanya untuk memudahkan peneliti dalam
membubuhkan kode atau catatan tertentu dalam transkrip verbatim.
2. Memberikan nama untuk masing-masing transkrip serta membubuhkan
tanggal, waktu, dan tempat sewaktu pengambilan wawancara disetiap berkas.
3. Membaca transkrip verbatim berulang-ulang. Tujuannya untuk membantu
sebelum melakukan pengkodean dalam memperoleh tema tentang hal-hal yang
berkaitan dengan subjek penelitian.
4. Melakukan pengkodean pada transkrip verbatim. Pengkodean dimaksudkan
untuk mengorganisasi, mengsistematisasi data secara lengkap dan mendetil
sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang tema pada setiap subjek.
Kata-kata kunci yang ditemukan juga dituliskan pada bagian kanan transkrip
verbatim yang telah disediakan.
5. Melakukan kategorisasi.
6. Melakukan interpretasi data dan pembahasan.
G. Keabsahan Data Penelitian
1. kredibilitas
Pada dasarnya kredibilitas tersebut menggantikan konsep validitas
internal dalam penelitian non kualitatif. Menurut Poerwandari (1998)
kredibilitas studi kualitatf terletak pada keberhasilan mencapai maksud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok
sosial atau pola interaksi yang kompleks. Deskripsi mendalam yang
menjelaskan kemajemukan aspek-aspek yang terkait dalam interaksi dari
berbagai aspek menjadi salah satu ukuran kredibilitas penelitian kualitatif.
Konsep ini juga harus mampu memotret kompleksitas hubungan antar
aspek tersebut, penelitian dilakukan dengan cara tertentu yang menjamin
bahwa subjek penelitian diidentifikasi dan dideskripsikan secara akurat.
Untuk bisa mencapai kredibilitas, peneliti juga harus menguraikan
parameter (langkah-langkah, pedoman-pedoman, batasan) penelitian.
Kredibilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut :
a. Mendeskripsikan dengan jelas langkah - langkah
penelitian ini, yaitu, bagaimana desain, kriteria
subjek, bagaimana data diperoleh dan menjelaskan
proses dari analisis dari data yang diperoleh.
b. Peneliti ini menggunakakn tape rec. untuk merekam
proses pengambilan data yaitu dengan wawancara
sehingga bisa menghindarikesalahan dalam proses
pencatatan, kemudian dari situ diharapkan supaya
bisa meningkatkan kepercayaan akan kebenaran
dari data tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Peneliti mendokumentasikan secara lengkap dan
rapi data yang terkumpul, proses pengumpulan
datanya maupun analisinya.
d. Peneliti juga secara terbuka mau mendiskusikan
proses penelitian, hasil temuan dari penelitian
dengan
pihak
lain
seperti
dengan
dosen
pembimbing. Sehingga memungkinkan adanya
saran dan kritik yang bisa meningkatkan kualitas
atau kepercayaan dari penelitian ini.
2. Depedabilitas
Dependability ini menggantikan konsep reabilitas dalam penelitian
non kualitatif. Melalui konstuk dependabilitas peneliti memperhitungkan
perubahan-perubahan yang terjadi menyangkut fenomena yang diteliti,
yang dapat dilakukan peneliti adalah mengkonsentrasiskan diri pada
pencatatan rinci fenomena yang diteliti, termasuk interrelasi aspek-aspek
yang terkait.
Akhirnya dengan data mentah yang terkumpul lengkap dan
diorganisasikan dengan baik, peneliti memungkinkan pihak lain untuk
mempelajari data,
mengajukan pertanyaan kritis bila perlu bahkan
melakukan analisis kembali.
Usaha untuk mencapai dependabilitas adalah sebagai berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Memberikan
uraian deskriptif yang konkrit, catatan
ucapan dan percakapan verbatim, kutipan secara cermat
sehingga tidak memungkinkan tafsiran yang beragam.
b. Menggunakan alat perekam yaitu tape rec. dalam
melakukan
wawancara
sehingga
informasi
dapat
ditangkap dengan lengkap dan cermat sesuai dengan
yang diucapakan.
c. Peneliti juga meminta pendapat, penilaian, dan kritik
dari teman sesama peneliti, dan dari dosen pembimbing.
3. Konfirmabilitas
Merupakan suatu bentuk objektivitas dalam penelitian non kualitatif.
Objektivitas dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai sesuatu yang
muncul dari hubungan subjek-subjek yang berinteraksi.
Objektivitas disini lebih dekat dengan pengertian transfaransi, yaitu
kesediaan peneliti mengungkapakan secara terbuka proses dan elemen elemen dari penelitiannya, sehingga memungkinkan pihak lain melakukan
penilaian (poerwandari 1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
SERTA PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Prosedur Pengambilan Data
Prosedur pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan melalui dua
tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan penelitian. Langkah-langkah
yang dilakukan peneliti dalam tahap persiapan penelitian adalah sebagai berikut :
a. Menyusun pedoman wawancara dan observasi sesuai
dengan teori.
b. Meminta persetujuan subjek penelitian, pada tahap ini
peneliti meminta kesediaan subjek peneliti yang sudah
dijadikan target karena memenuhi kriteria. Peneliti
menekankan bahwa calon subjek berhak menolak ikut
penelitian dan berhak minta berhenti untuk mengikuti
penelitian
hingga
usai
ketika
penelitian
sedang
berlangsung.
c. Setelah
mendapatkan
persetujuan,
peneliti
berusaha
menjalin hubungan baik dengan subjek, lalu memberikan
gambaran umum tentang penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Langkah selanjutnya adalah menetapkan waktu dan tempat
wawancara yang akan disesuaikan dengan kenyamanan
subjek peneliti dan kemampuan peneliti.
e. Peneliti mempersiapkan alat –alat yang digunakan dalam
wawancara dan observasi, yaitu alat perekam, kaset
kosong, alat tulis, notes serta lembar observasi untuk
mencatat hal-hal yang penting selama wawancara dan
observasi berlangsung.
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam tahap pelaksanaan wawancara adalah
sebagai berikut :
1. Peneliti mewawancarai subjek sesuai waktu dan tempat yang telah disepakati
bersama. Lokasi wawancara adalah di kos-kos an subjek.
2. Sebelum wawancara dilakukan, peneliti menekankan kepada subjek bahwa
peneliti akan menjaga kerahasiaan identitas subjek.
3. Setelah wawancara dilakukan, peneliti mendengarkan kembali rekaman hasil
wawancara dan membuat verbatim untuk meneliti apakah ada hal-hal pokok
yang belum diungkap dalam wawancara dan menggali kembali pertanyaan
yang belum jelas lewat wawancara diwaktu berikutnya. Tujuan lain dalam
verbatim adalah untuk mengoreksi hal-hal yang mengalami kekeliruan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Langkah-langkah yang dilakukan dalam observasi adalah sebagai berikut :
1. Peneliti mendatangi lokasi penelitian dan melakukan observasi terhadap subjek
penelitian dengan mencatat kata kunci. Observasi dilakukan di kos subjek,
vihara Bodhicitta Maitreya, dan sekolah subjek.
2. Setelah tidak berada dilokasi penelitian, peneliti mencatat hasil observasi.
B. Identitas Subjek Penelitian
Bagian informasi tentang subjek ini akan disajikan identitas subjek. Dalam
hal ini identitas sengaja disamarkan untuk menjaga kerahasiaan subjek.
Nama
: TS
Jenis Kelamin
: Perempuan
TTL
: Bandar lampung, 15 April 1992
Anak ke
: 3 dari 4 bersaudara
Nama ayah
: AT
Pekerjaan Ayah
: Wira swasta (bengkel sepeda)
Agama Ayah
: Kong Hu Cu
Nama Ibu
: PT
Pekerjaan Ibu
: Ibu rumah tangga
Agama Ibu
: Kong Hu Cu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam keluarga yang vegetarian selain subjek : 1 orang (kakak perempuan)
C. Latar Belakang Subjek
Subjek adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara, sejak SD subjek bersekolah di
sekolah negeri sehingga agama yang dianut subjek adalah islam, namun agama ini
hanya merupakan agama disekolah yang artinya subjek tidak menjalani agama dan
aturan yang ada seperti ibadah dan lain sebagainya. Agama islam di ikuti subjek
karena disekolah subjek semua muridnya islam dan mata pelajaran agama yang
dipelajari adalah islam.
Orang tua subjek tidak memiliki latar belakang agama yang kuat, ayah dan ibu
subjek adalah penganut Konghucu, dan mereka tidak mengadakan ibadah dalam
kehidupan sehari-hari, hanya setahun sekali bertepatan dengan hari raya imlek
orang tua subjek akan ke klenteng di sana.
Kedua orang kakak subjek sudah tidak tinggal bersama dengan keluarga di
lampung lagi karena menempuh pendidikan, jadi sejak SD kelas 1 subjek hanya
tinggal dengan orang tuanya saja, dan hanya sekali-kali mendapat kunjungan dari
kakak subjek.
Subjek melanjutkan pendidikan SMP ke Yogyakarta mengikuti kakak
perempuannya, setelah menetap di Yogya subjek baru mengenal agama Buddha
lewat kakak perempuannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sehari- hari subjek bersekolah di SMP Santo Thomas, dan sekarang duduk
dikelas dua, teman sekelas subjek memiliki agama yang beragam dengan
mayoritas agama Katolik, Islam, dan kristen. Selain itu hanya ada subjek yang
beragama Buddha dan seorang lagi beragama Hindu.
Subjek sudah vegetarian sejak awal kelas 1 SMP, dan termasuk dalam
kelompok pure vegetatarian, dimana subjek tidak mengkonsumsi daging dan
semua jenis makanan yang berasal dari mahkluk bernyawa, termasuk susu dan
telur.
D. Hasil Penelitian
1. Wawancara
Hasil penelitian berupa kaset rekaman diperoleh saat melakukan wawancara
dengan subjek penelitian, kaset rekaman tersebut kemudian diubah menjadi transkrip
verbatim (kata per kata) tanpa mengubah isi wawancara tersebut. Transkrip verbatim
tersebut kemudian diberi kode dan dianalisis, adapun transkrip wawancara tersebut
terlampir.
2. Observasi
Observasi dilakukan peneliti beberapa kali pada subjek. Hal ini bertujuan agar
data yang diperoleh
lebih objektif. Adapun hasil observasi subjek
dirangkum adalah sebagai berikut :
a. Diri Fisik
TS
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Subjek TS sehari - hari selalu terlihat ceria, wajah dan kulitnya bersih. Subjek
sehari-hari memakai pakaian yang cukup sederhana untuk remaja seusianya, ia tidak
memakai perhiasan apapun, termasuk giwang. Rambut subjek panjang sebahu dan
biasanya selalu dikucir, dan subjek juga tidak pernah memakai kosmetik tertentu
kecuali bedak.
b. Aktifitas sehari – hari
Setiap pagi subjek berangkat ke sekolahannya di daerah baciro naik bus dan
sudah berangkat dari kos - kosan jam 6 pagi. Biasanya setiap pagi subjek sarapan
dengan kakak perempuannya di kos – kosan mereka, dan masak sendiri dengan
hidangan terbatas. Pulang sekolah jam 3 sore, biasanya subjek baru makan siang
setelah sampai dikos-kosan karena ia kesulitan kalau harus makan siang di
sekolahnya. Setiap siang mereka berlangganan katering khusus vegetarian. Dan
biasanya malam hari mereka masak sendiri, atau kadang beli di warung yang
menyediakan masakan vegetarian. Disini terlihat bahwa subjek tidak pernah
mengeluh terbatasnya jenis makanan yang bisa mereka makan, terlihat bahwa subjek
menikmati setiap makanan yang ada. Subjek biasanya ke Vihara, yaitu Vihara
Bodhicitta Maitreya di daerah Kementiran, setiap minggu mulai jam 8 pagi sampai
sore. Namun subjek tidak rutin setiap minggu pergi ke vihara, karena letaknya jauh
dari tempat tinggal subjek kadang ia tidak ikut kebaktian.
c. Relasi sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Di lingkungan kos-kosan subjek adalah satu-satunya anak SMP, sedangkan
yang lainnya adalah mahasiswi semua. Dan selain mereka ada beberapa anak lain
yang juga vegetarian.
Sehari-hari subjek sangat jarang keluar rumah, dan dalam rentang waktu
setiap biasanya ada kunjungan pandita dari vihara, kunjungan itu biasanya adalah
semacam silaturahmi untuk menjaga keakraban sesama penganut Buddha Maitreya.
d. Jenis makanan vegetarian
Orang vegetarian tidak diperbolehkan makan mie instan yang biasa di jual di
toko-toko, mereka hanya boleh makan mie instan dengan lebel tertentu untuk
vegetarian. juga untuk makanan instan lainnya yang mengandung gelatin, susu
maupun senyawa lain yang berasal dari mahkluk bernyawa, misalnya susu sapi, roti
atau wafer yang biasanya mengandung susu. Termasuk juga bumbu penyedap
masakan juga harus dipilih yang tidak menggandung bahan yang berasal dari hewan,
misalnya mereka hanya diperbolehkan menggunakan msg dengan label tertentu, dan
juga penyedap masakan yang mengandung sari pati ayam atau sapi. Termasuk juga
mereka tidak boleh mengkonsumsi semua jenis bawang misalnya bawang merah,
bawang putih dan dan daun bawang.
E. Tabel Dinamika Psikologis
Hasil transkrip verbatim yang telah dilakukan pengkodean diatas akan dibuat
dalam satu tabel dinamika psikologis. Tabel ini berguna untuk membantu dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mempermudah peneliti melakukan pembahasan, adapun tabel dinamika psikologis
yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Tabel I
TABEL DINAMIKA PSIKOLOGIS
ASPEK
Gambaran
Awal
umum
vegetarian
remaja
vegetarian
Penyesuaian
terhadap
cara hidup
vegetarian
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Pengetahua
n
umum
mengenai
Buddha
Maitreya
dan
vegetarian
•
•
•
•
•
•
•
•
SUBJEK TS
Masuk agama Buddha karena diajak kakak
Vegetarian setelah masuk agama Buddha
Masukan dari teman-teman di vihara
Mendapat permandian dan menjadi seorang Buddhis
Menjadi
vegetarian
karena
nonton
video
pembunuhan hewan
Penyesuaian diri terhadap vegetarian : mengalami
kesulitan pada masa awal vegetarian
Merasakan kesulitan mejaga makanan yang di larang
Penyesuaian diri : merasa fisik akan menolak makan
makanan bernyawa
Penyesuain diri : mengurangi belanja untuk
mengurangi keinginan
Pengetahuan agama Buddha : memahami
penjelasan tumumbal lahir dan hubungannya dengan
vegetarian dalam Buddhism
Mendapat pengetahuan dari buku, dan sekolah
minggu
Pengetahuan vegetarian : memahami hakikat
vegetarian Buddhism selain larangan makan
makanan dari mahkluk hidup
Pengetahuan agama Buddha : memahami secara
singkat permasalahan karma dan hubungan nya
dengan pola vegetarian dalam Buddhism
Pengetahuan agama: memahami dan mengerti
pengetahuan cinta
Pengetahuan agama Buddha : memahami hakikat
vegetarian dalam Buddhism
Penyesuaian diri terhadap vegetarian : memahami
jenis- jenis makanan yangg di larang vegetarian
Pengetahuan agama: memahami awal semua
perbuatan berasal dari pikiran Pengetahuan agama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
•
Kondisi
Kondisi
fisik
dan fisik
psikologis
•
•
•
•
Kondisi
psikologis
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Hubungan
dengan
lingkungan
sekitar
Hubungan
dengan
lingkungan
sekitar
/
teman
sebaya
•
•
•
•
•
•
•
•
Buddha : memahami kelahiran kembali dalam
buddhism dan hubungannya dengan vegetarian
Pengetahuan merasa vegetarian adalah kewajiban
dalam Maitreya
Penyesuaian diri : merasa fisik akan menolak makan
makanan bernyawa
Pengaruh fisik : merasa jarang sakit sejak vegetarian
Pengaruh fisik : merasa sembuh dari penyakit gatal
sejak vegetarian
Pengaruh fisik : tidak mengalami gangguan
kesehatan akibat vegetarian
Merasakan manfaat vegetarian : pikiran menjadi
lebih tenang, merasa lebih konsen
Tidak merasa menyesal atas pilihan untuk menjadi
vegetarian
Merasakan pentingnya vegetarian secara utuh tidak
fisik aja
Merasa kecewa terhadap larangan makan thd
makanan tertentu
Kondisi psikologis : merasa lebih menghargai hidup
Merasa lebih bisa menghargai orang lain
Subjek tidak merasa malu kalau orang lain tahu ia
vegetarian
Peraasaan subjek : kecewa karena penolakan ayah
Merasa ayah menolak membahas masalah ini
Bahagia kalo tujuan tercapai
Kalo tujuan nggak tercapai akan merasa kecewa,
namun nggak putus asa
Hubungan dengan lingkungan : jarang nunjukin kalo
vege
Hubungan dengan lingkungan : teman- teman subjek
mengetahui subjek vegetarian
Tanggapan teman : ada ejekan
Tanggapan subjek : merasa biasa karena
menganggap teman nya tidak mengerti
Tanggapan teman : ingin tahu
Tanggapan subjek : tidak merasa perlu menjelaskan
karena menganggap hanya pertanyaan iseng
Merasa sia- sia menjelaskan vegetarian kalo orang
nggak ngerti Buddhism
Hubungan dengan teman di sekolah biasa, tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
•
•
•
•
Kelebihan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Kekurangan
•
•
Hubungan
dengan
keluarga
Pengetahuan
diri
Pendapat
tentang diri
•
•
Harapan diri
Harapan
tentang diri
•
•
Harapan diri
terhadap
lingkungan
sosial
•
•
•
•
Penilaian
diri
Penilaian
terhadap diri
sendiri
•
•
•
•
•
punya teman akrab
Teman subjek di lingkungan kos tidak ada yang
sebaya
Jarang pergi dengan teman-teman sebaya diluar
diluar jam sekolah
Jarang pergi dengan teman-teman sebaya diluar
diluar jam sekolah
Merasa diterima dan disenangin oleh teman-teman
karena sifat menghargai orang lain
Merasa tidak akrab dengan teman sekelas
Orang tua subjek mengetahui subjek vegetarian
Ada dukungan dari sosok Ibu
Tidak ada dukungan dari sosok ayah
Ayah takut subjek sakit karena vegetarian
Peraasaan subjek : kecewa karena penolakan ayah
Merasa ayah menolak membahas masalah ini
Hubungan dengan kakak baik
Merasa diterima dan disenangin oleh teman-teman
karena sifat menghargai orang lain
Pengetahuan diri : tidak memiliki kelebihan
Pengetahuan diri : Mengetahui kekurangan yang
dimiliki
Pendapat tentang diri : tidak merasa beda karena
memiliki aturan yang berbeda dengan teman sebaya
Pengetahuan diri : merasa lebih memahami perasaan
yang dialami diri
Harapan diri : harapan untuk tetap vegetarian
Harapan terhadap diri : tetap vegetarian seumur
hidup,
Harapan terhadap sosok ayah : menunjukan tidak
ada pengaruh negatif vegetarian ke diri fisik
Harapan terhadap lingkungan keluarga : sekeluarga
bisa vegetarian
Harapan dengan lingkungan keluarga: Ayah bisa
menerima kalo subjek vegetarian,
Usaha untuk meyakini ayah : tetap jaga kesehatan,
memberikan penjelasan
Makin banyak orang yang vegetarian
Penilaian diri : menikmati kondisi saat ini
Optimis bisa mencapai harapannya
Merasa yakin seumur hidup akan vegetarian
Merasa masih kecil dan masih harus banyak belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
•
Penilaian
terhadap
lingkungan
sosialnya
•
•
Penilaian diri : Merasa biasa dengan kekurangan
karena merasa menyadari kekurang
Merasa diterima dengan baik oleh teman – teman
Merasa ada dukungan positif dari teman-teman
F. Analisis data hasil penelitian
Analisis data dimulai dari membaca transkrip verbatim dengan seksama
kemudian mencari inti dari setiap pernyataan yang diberikan subjek, dari setiap inti
pernyataan ini dibuat suatu kategorisasi dan melakukan pengkodean. Kemudian
peneliti melakukan analisis data dengan mengelompokan kedalam suatu aspek-aspek,
analisis data ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep diri remaja vegetarian
adapun hasil analisis data tersebut adalah sebagai berikut :
1. Gambaran Umum Remaja Vegetarian
Tabel 2
TABEL GAMBARAN UMUM
1
Awal
vegetarian
•
•
•
•
•
2
Penyesuaian
terhadap
cara hidup
vegetarian
•
•
•
•
Masuk agama Buddha karena diajak kakak
Vegetarian setelah masuk agama Buddha
Masukan dari teman-teman di vihara
Mendapat permandian dan menjadi
seorang Buddhis
Menjadi vegetarian karena nonton video
pembunuhan hewan
A1,
no 1,
2, 3,
4, 7,
Penyesuaian diri terhadap vegetarian :
mengalami kesulitan pada masa awal
vegetarian
Merasakan kesulitan mejaga makanan
yang di larang
Penyesuaian diri : merasa fisik akan
menolak makan makanan bernyawa
Penyesuain diri : mengurangi belanja
untuk mengurangi keinginan
A2,
no
17,
20,
23,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Pengetahuan
umum
mengenai
Buddha
Maitreya
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Pengetahuan agama Buddha : memahami
penjelasan
tumimbal
lahir
dan
hubungannya dengan vegetarian dalam
Buddhism
Mendapat pengetahuan dari buku, dan
sekolah minggu
Pengetahuan vegetarian : memahami
hakikat vegetarian Buddhism selain
larangan makan makanan dari mahkluk
hidup
Pengetahuan agama Buddha : memahami
secara singkat permasalahan karma dan
hubungan nya dengan pola vegetarian
dalam Buddhism
Pengetahuan agama: memahami dan
mengerti pengetahuan cinta
Pengetahuan agama Buddha : memahami
hakikat vegetarian dalam Buddhism
Penyesuaian diri terhadap vegetarian :
memahami jenis- jenis makanan yangg di
larang vegetarian
Pengetahuan agama: memahami awal
semua perbuatan berasal dari pikiran
Pengetahuan agama Buddha : memahami
kelahiran kembali dalam buddhism dan
hubungannya dengan vegetarian
Pengetahuan vegetarian : tahu pengaruh
vegetaarian terhadan fungsi kesehatan
A3,
no
10,
14,
15,
16,
18,
22,
28,
55,
58
Dalam penelitian ini ternyata ditemukan bahwa subjek mulai vegetarian
karena diaja ke vihara dan masuk agama Buddha oleh kakak subjek yang juga adalah
seorang Buddhis yang vegetarian. Setelah menjalani Cu tau
(yaitu semacam permandian, yang menandakan bahwa seseorang sah menjadi
maitreya dan sudah mendapatkan inisiasi ke Tuhanan dan terpilih menjadi
anak Tuhan) (A1, no 3).
Subjek mendapat banyak masukan yang mendorong ia untuk vegetarian dari kakak
perempuannya dan juga dari umat seviharanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(.........banyaklah yang ngasih masukan kalo vege tu bagus, truss sehat, mereka
juga bilang kalo vege tu.....A1, no 4).
Selain itu yang juga sangat mempengaruhi subjek menjadi seorang vegetarian adalah
ketika subjek nonton film pembantaian ternak sapi
(..................ngerti gimana penderitaan hewan yang dibunuh untuk dimakan
manusia............... A1, no 8, 9)
Subjek mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri terhadap pola vegetarian pada
masa awal vegetarian dan ia merasa kesulitan menjaga makanan yang dilarang
(..........dulu kerasa banget,............agak sulit juga sih jaganya A2 , no 17)
salah satu cara subjek dalam menjaga keinginan terhadap makanan tertentu yang
diinginkannya yaitu subjek mengurangi belanja di toko, sehingga ia merasa kalo
semakin sedikit ia melihat, maka keinginan tidak muncul
(........sekarang aku tu jarang belanja di toko, pokoknya semakin dikit lihat.......
A2, no 23)
Subjek memiliki pengetahuan agama Buddha secara umum cukup baik dan
memahami hakikat vegetarian dalam Maitreya, ia memahami penjelasan mengenai
tumimbal lahir dalam aga Buddha dan bagaimana hubungannya dengan vegetarian
(...kita ngak selamanya bakal terlahir kealam manusia........ A3, no 10).
Subjek juga memahami masalah karma dalam kaitannya dengan vegetarian
dalam agama Buddha.
(....kalo kita banyak menimbun karma baik ya buahnya baik.....A3, no 14)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan memahami asal semua perbuatan adalah dari pikiran sehingga yang paling
penting adalah mengendalikan pikiran
(.................menurut Sang Buddha, pikiran itu pelopor........A3, no 2
3.
Kondisi Fisik dan Psikologis
Tabel 3
TABEL KONDISI FISIK
1
Kondisi fisik
•
•
•
•
Penyesuaian diri : merasa fisik akan B1, no 24,
menolak makan makanan bernyawa
25, 26,
Pengaruh fisik : merasa jarang sakit
sejak vegetarian
Pengaruh fisik : merasa sembuh dari
penyakit gatal sejak vegetarian
Pengaruh fisik : tidak mengalami
gangguan kesehatan akibat vegetarian
Dari hasil wawancara dan observasi terlihat bahwa subjek merasakan
pengaruh dan dampak positif vegetarian terhadap tubuhnya,
(........tangan sering gatal, jadi nggak pernah .......B1, no 25).
Subjek juga merasa bahwa vegetarian tidak menyebabkan ia menderita
penyakit tertentu. Ia merasa secara fisik tubuhnya akan menolak apabila
makan daging dan subjek merasa ia jarang sakit sejak vegetarian.
(..........kayaknya jarang sakit lah. B1, no 24)
Bahkan ia merasakan kalau biasanya ia menderita alergi karena menyantap
Sea food,
tidak pernah lagi karena secara tidak langsung subjek sudah
berhenti makan – makanan yang berasal dari hewan, termasuk makanan laut,
selain itu subjek juga secara tidak langsung merasakan bahwa ia sejak
vegetarian, tubuhnya jarang sakit, ia merasa ketahanan tubuhnya meningkat.
Hal ini dirasakan setelah lebih dari satu tahun melakukan praktek vegetarian.
Tabel 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TABEL KONDISI PSIKOLOGIS
1
Kondisi
psikologis
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Merasakan manfaat vegetarian : B2, no 5, 6, 19, 20,
pikiran menjadi lebih tenang, 21, 23, 27, 30, 61,
merasa lebih konsen
62
Tidak merasa menyesal atas
pilihan untuk menjadi vegetarian
Merasakan pentingnya vegetarian
secara utuh tidak fisik aja
Merasa kecewa terhadap larangan
makan thd makanan tertentu
Kondisi psikologis : merasa lebih
menghargai hidup
Merasa lebih bisa menghargai
orang lain
Subjek tidak merasa malu kalau
orang lain tahu ia vegetarian
Peraasaan subjek : kecewa karena
penolakan ayah
Merasa ayah menolak membahas
masalah ini
Bahagia kalo tujuan tercapai
Kalo tujuan nggak tercapai akan
merasa kecewa, namun nggak
putus asa
Dampak psikologis yang paling dirasakan oleh subjek sejak ia
vegetarian adalah ia merasa pikirannya menjadi lebih tenang, sehingga ia
lebih mampu untuk konsentrasi, terutama dampak ini dirasakan subjek dalam
hal menghapal pelajaran disekolah.
(... ngalamin sendiri kalo vege tu rasanya bikin pikiran lebih tenang..........B2,
no 5.
.......kalo mo ulangan, itu kalo dulu belajar susah masuknya.....kayaknya lebih konsen .....B2,
no 6)
walaupun mengalami banyak hambatan dan kesulitan dalam penyesuaian diri, subjek
merasa ia tidak menyesal karena memilih untuk menjalankan praktek vegetarian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(..........dulu kerasa banget,............agak sulit juga sih jaganya A2 , no 17)
Subjek merasa bahwa menjalani praktek vegetarian adalah pilihan hidup, jadi
ia merasa bahwa ia harus menjalaninya.
( nyesel nggak ?... nggak lah pelan – pelan .......kan dah jadi pilihan hidup,
pasti tak jalanin ..B2, no 19)
Selain merasakan dampak vegetarian secara fisik, subjek merasa praktek
vegetarian ini memiliki efek secara utuh terhadap dirinya, hal ini terlihat dari
tanggapan subjek terhadap beberapa jenis masakan yang diciptakan untuk
orang vegetarian, tapi menyerupai makanan dari hewan, misalnya sate yang
dibuat mirip daging, tapi dari bahan tepung.
( .. sebenarnya ada makanan pengganti yang mirip tapi nggak sama, ada sate
palsu. .... ya itulah masalahnya pengendalian diri .... percuma kalo dimulutnya
aku vege tapi pikiran makan daging..... B2, no 21)
Subjek memiliki pengertian, bahwa dalam vegetarian, ia tidak hanya makan
makanan yang sesuai juga namun memiliki pengertian yang benar terhadap
makanan itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Namun sebenarnya subjek kadang juga merasakan kecewa kalau ia dilarang
untuk makan makanan tertentu yang mengandung bahan yang terlarang karena
ia vegetarian,
(... nggak muna yo... ngerasa kecewa, .. kayak nyesel kok banyak buanget
larangan makanannya.......B2, no 23)
hal
ini diatasi subjek dengan mengurangi belanja di toko, karena menurutnya
semakin sedikit ia melihat maka semakin sedikit keinginan yang timbul, bagian ini
dijelaskan oleh peneliti dalam gambaran umum remaja vegetarian bagian penyesuaian
diri.
(Tapi yo, emang sekarang aku tu jarang beli-beli apa di toko, pokoknya semakin dikit lihat
semakin dikit pengennya.... A2, no 23)
Subjek juga merasakan bahwa ia lebih menghargai hidup sejak ia vegetarian,
ia merasa bahwa ia juga lebih bisa menghargai orang lain, hal ini berkaitan dengan
bertambahnya pengetahuan subjek mengenai masalah tumimbal lahir dalam agama
Buddha yang dimengerti subjek sejak ia vegetarian.
(.......kayaknya aku tu lebih bisa menghargai kehidupan
orang lain, juga kayaknya lebih bisa menghargai hidup..... tapi
sejak vege aku tu ngerti masalah tumimbal lahir. Itu juga
nagapa kita dianjurin banget untuk vege,.............B2, no 27,
agama Buddha kan percaya banget masalah kelahiran kembali, nah kita tuh lahir nggak mesti
ke alam manusia bisa juga kealam lain yang lebih rendah atau lebih tinggi kan tergantung
karma kita, truss kalo misalnya aku makan ayam nggak taunya dulu ayam itu pernah jadi
orang tua aku..... Pasti kita ngerasa nggak tega dan nggak pantes ya macem gitu lah ........ A3,
B2, no 28)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
walaupun subjek jarang secara langsung menunjukan ke orang lain kalau ia adalah
seorang vegetarian, namun subjek tidak merasa malu kalau orang lain tahu. Hanya
saja ia takut orang lain akan beranggapan bahwa ia adalah orang aneh.
(.... biasa ajalah, aku sebenarnya jarang nunjukin kalo vege, ..... C1, no 29,
Apakah merasa malu ?... Nggak lah , cuma nggak mau aja kalo ada yang anggap aku tu aneh,
... apa lah... B2, no 30)
Subjek tidak mendapatkan persetujuan dari ayahnya jika ia menjalankan
praktek vegetarian,dan ia merasakan kecewa karena penolakan ayahnya. Ia merasa
ayahnya selalu menolak membahas masalah ini.
(..........papa tu sama skali dak stuju ?katanya nggak ada gunanya..........C2, no 40,
....... Sia sia lah, papa tu keras cici aja papa dak setuju apalagi aku,...C2, no 41
........... Perasaan sama papa ? kecewa lah.. susah banget kasih pengertian,... papa tu keras.....
Tapi lama –lama papa sih dak pernah ungkit lagi masalah in.........C2, B2, no 42 )
4. Hubungan Dengan Lingkungan Sekitar
Tabel 5
TABEL HUBUNGAN DENGAN LINGKUNGAN SEKITAR
Hubungan
dengan
lingkungan
sekitar
Hubungan
dengan
lingkungan
sekitar
•
•
•
•
•
•
•
Hubungan dengan lingkungan : jarang
nunjukin kalo vege
Hubungan dengan lingkungan : temanteman subjek mengetahui subjek
vegetarian
Tanggapan teman : ada ejekan
Tanggapan subjek : merasa biasa
karena menganggap teman nya tidak
mengerti
Tanggapan teman : ingin tahu
Tanggapan subjek : tidak merasa perlu
menjelaskan karena menganggap hanya
pertanyaan iseng
Merasa sia- sia menjelaskan vegetarian
C1,
29,
32,
34,
36,
38,
no
31,
33,
35,
37,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
•
•
•
•
•
Hubungan
dengan
keluarga
•
•
•
•
•
•
•
kalo orang nggak ngerti Buddhism
Hubungan dengan teman di sekolah
biasa, tidak punya teman akrab
Teman subjek di lingkungan kos tidak
ada yang sebaya
Jarang pergi dengan teman-teman
sebaya diluar diluar jam sekolah
Merasa tidak akrab dengan teman
sekelas
Merasa diterima dan disenangin oleh
teman-teman karena sifat menghargai
orang lain
Orang tua subjek mengetahui subjek
vegetarian
Ada dukungan dari sosok Ibu
Tidak ada dukungan dari sosok ayah
Ayah takut subjek sakit karena
vegetarian
Peraasaan subjek : kecewa karena
penolakan ayah
Merasa ayah menolak membahas
masalah ini
Hubungan dengan kakak baik
C2,
39,
41,
43,
no
40,
42,
Hasil penelitian, menunjukan bahwa subjek jarang menunjukan ke orang lain
terutama keteman – temannya, kalau ia adalah seorang vegetarian. Namun teman –
teman nya mengetahui ia vegetarian dan semenjak saat itu subjek mendapatkan
ejekan dari teman nya di sekolah namun subjek menanggapi dengan sikap biasa
karena ia merasa teman – temannya tidak memiliki pengertian dan pemahaman
mengenai masalah vegetarian
( ...........biasa ajalah, aku sebenarnya jarang nunjukin kalo vege... C1, no 29,
,... tapi ada juga yang ngatain sok suci ya gitulah.... C1, no 32,
gimana ... biasa aja , ... paling aku mikir mereka nggak ngerti..........C1, no 33)
Subjek juga tidak berusaha menjelaskan alasan mengapa ia menjalankan
praktek vegetarian, subjek cenderung pasif dan tidak menanggapi teman-temannya
sehingga subjek tidak memiliki banyak teman disekolah, ia merasa tidak memiliki
teman akrab di sekolah.
(....kalo sama teman sekolah biasa... yang sampe deket banget kayaknya nggak ada.. C1, no
38)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Subjek dalam menanggapi rasa ingin tahu dari teman – temannya, ia tidak
berusaha menjelaskan, subjek merasa kesulitan kalo harus menjelaskan masalah
vegetarian ke orang lain, ia beranggapan sia- sia menjelaskan kalau orang itu tidak
mengerti agama Buddha.
(....... kalo kita jelasin ke orang lain agak susah nerimanya, maksudnya mereka kan dasarnya
bukan Buddhis jadi sia sia deh, bukan aku tu nggak mau kasih tau tapi ya seringnya kayak
gitu nggak bakal deh ngerti....apalagi ngajak ikut vegetarian nggak pernah lah... kayaknya
lebih enak kalo ngerti dulu baru bisa paham.........C1, no 37 )
Diluar sekolah, teman – teman subjek banyak yang berusia jauh diatas subjek
(.....anak kuliahan semua , kalo temen akrab... tapi dah kuliah.. C1, no 38)
Hubungan subjek dengan anggota keluarga baik dan akrab, ia merasa
mendapatkan dukungan dari sosok ibu
(.....kalo mama sih lumayan dukung ... C2, no 40)
Namun subjek merasa tidak ada dukungan dari sosok ayah, ayah subjek tidak
menyetujui subek vegetarian
(.....papa tu sama skali nggak setuju.. katanya nggak ada gunanya. C2 no 40 )
karena tidak ada dukungan dari sosok ayah subjek merasa kecewa dan merasa kalau
untuk masalah vegetarian ayah tidak aikan pernah mendukung dan cenderung
mengabaikan masalah ini dan subjek merasa kecewa karena penolakan dari ayahnya.
(....kecewa lah....lama-lama papa nggak pernah ungkit masalah ini lagi...C2 no
42)
5.
Konsep Diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Untuk mengetahui konsep diri remaja vegetarian yang turut serta dalam
penelitian ini dikembangkan beberapa pertanyyan yang terangkum dalam :
1. Pengetahuan diri
2. Penilaian Diri
3. Harapan Diri, yang dilihat dari aspek
a. aspek fisik
b. aspek lingkungan sosial
Hasil penelitian tersebut dibuat dalam suatu tabel konsep diri, tabel tersebut
berguna untuk mempermudah dalam mengetahui konsep diri remaja vegetarian.
Adapun tabel konsep diri yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Tabel 6
TABEL KONSEP DIRI
Pengetahuan KelebihDiri
an
Kekurang
-an
•
•
•
•
Harapan
Diri
Pengetah-an
tentang
diri
•
Harapan
tentang
diri
•
•
•
•
Harapan
•
Merasa diterima dan disenangin oleh temanteman karena sifat menghargai orang lain
Pengetahuan diri : tidak memiliki kelebihan
Pengetahuan diri : Mengetahui kekurangan
yang dimiliki
Pengetahuan diri Merasa tidak sebanding
dengan kakak
Pendapat tentang diri : tidak merasa beda
karena memiliki aturan yang berbeda dengan
teman sebaya
Pengetahuan diri : merasa lebih memahami
perasaan yang dialami diri
Harapan diri : harapan untuk tetap vegetarian
Harapan terhadap diri : tetap vegetarian
seumur hidup,
Harapan diri : Ingin seperti sosok kakak
subjek yang sudah vegetarian sebelumnya
Harapan terhadap sosok ayah : menunjukan
D1, no
52, 54
D2, no
55, 68
D3, no
53, 67
E1, no
57,
64, 69
E2, no
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Harapan
diri
terhadap
lingkungan sosial
•
•
•
•
Penilaian
Diri
•
•
•
•
•
•
•
•
Harapan terhadap sosok ayah : menunjukan
tidak ada pengaruh negatif vegetarian ke diri
fisik
Harapan terhadap lingkungan keluarga :
sekeluarga bisa vegetarian
Harapan dengan lingkungan keluarga: Ayah
bisa menerima kalo subjek vegetarian,
Usaha untuk meyakini ayah : tetap jaga
kesehatan, memberikan penjelasan
Makin banyak orang yang vegetarian
Penilaian diri : menikmati kondisi saat ini
Optimis bisa mencapai harapannya
Merasa yakin seumur hidup akan vegetarian
Merasa masih kecil dan masih harus banyak
belajar
Penilaian diri : Merasa biasa dengan
kekurangan karena merasa menyadari
kekurang
Merasa diterima dengan baik oleh teman –
teman
Merasa ada dukungan positif dari temanteman
E2, no
57,
59, 60,
66,
F1, no
56,
57, 63,
65, 68,
F2 no
69
Konsep Diri Remaja Vegetarian
1. Pengetahuan Diri
Subjek memiliki pengetahuan mengenai diri yang baik, ia menggambarkan
identitas dirinya sebagai seorang remaja vegetarian, dan mengetahui aturan dan
larangan sebagai seorang vegetarian dengan baik. Ia merasa ada penerimaan dari
teman – temannya karena sifatnya yang menghargai orang lain dan ia merasa
memiliki sifat menghargai orang lain sejak ia vegetarian.
(....walau kadang ada yang ngejekin tapi aku ngerasa sebagian besar teman-temanku bisa
nerima kalo aku tu vege dan kayaknya mereka tu berusaha toleran apa ya....D1, no 72
dulu ya pas ngumpul sama teman kan suka ngrumpi ngatain yang lain, biasalah ya.. tapi
kayaknya sejak masuk SMP truss mulai vege kayaknya aku tu belajar banyak deh, aku lebih
ngerti perasaan sakit hati kalo dikata in orang lain, trus perasaan sakit kalo kehilangan, truss
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ada yang dinamakan anica semacam konsep ketidak kekalan, maksudnya aku jadi lebih bisa
menerima kehilangan. Truss kalo di vihara ada diajarin masalah mengontrol pikiran jahat, nah
masalah ini aku nggak gitu ngerti sih... cuma intinya kalo semua perbuatan itu awalnya dari
pikiran jadi paling pokok kita harus mengontrol pikiran kita...................D1, no 53 )
Kondisi sosial subjek memiliki masalah dalam hubungan dengan teman sebaya di
sekolah, walaupun subjek mengakui bahwa ia merasa biasa walaupun tidak
memiliki teman akrab. Pada wawancara sebelumnya subjek menjelaskan bahwa ia
tidak memiliki teman akrab, dan teman-temannya ada yang mengejek kalau ia
vegetarian, namun dalam wawancara lanjutan subjek mengatakan ia merasa tidak
perlu menjelaskan alasannya vegetarian, karena ia merasa sia-sia menjelaskan pada
orang yang tidak mengerti agama Buddha.
Hasil penelitian menunjukan subjek memiliki pendapat diri, bahwa ia bisa
menerima bila ia memiliki aturan yang berbeda dengan teman – teman sebayanya
disekolah. Ia tidak merasa berbeda walaupun aturan dan cara hidup yang
dijalaninya berbeda dengan teman – temannya.
2. Harapan Diri
Dari hasil wawancara, terlihat bahwa subjek memiliki keinginan untuk tetap
terus menjadi vegetarian hal ini berkaitan dengan identifikasi subjek terhadap
kakaknya yang sudah melakukan praktek vegetarian lebih dari lima tahun, subjek
merasa dirinya tidak dapat dibandingkan dengan kakanya sehingga ia memiliki
harapan diri ingin seperti sosok kakak.
(.....Cici itu dah 5 tahun vege, nggak pernah bolong, aku tu pengen banget kaya dia, orangnya
sabar lagi...
Awal nya aku vege kan emang cici yang ngajakin, lagian liat aja, ya aku ngerasa hidupnya
bersih banget. Kalo dibandingkan aku tu bener – bener nggak ada apa – apanya.
Temene aja suka ngomong ke aku kalo cici tu paling taat... E1, no 69)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa subjek memiliki harapan yang
besar bahwa ayahnya akan menyetujui jika ia menjalani praktek vegetarian,
harapan ini coba di wujudkan oleh subjek dengan memberikan pengertian kepada
Ayah. Subjek juga menekankan bahwa ia berusaha menunjukan kepada Ayah,
bahwa tidak ada pengaruh negatif dari vegetarian terhadap dirinya seperti yang
selama ini di khawatirkan oleh ayahnya.
(................. yang pasti tetap jaga kesehatan supaya papa nggak bisa nuduh kalo aku sakit
akibat vege, truss ya jelasin pelan – pelan lah, syukur kalo sekeluarga semua bisa ikutan
vege.....E2, no 60,
kayaknya dah cocok, truss pengen nunjukin ke papa kalo vege tu nggak buat aku sakit atau
pun kekurangan gizi.... E2 no 57)
Subjek juga memiliki harapan bahwa ia ingin seluruh anggota keluarga menjadi orang
vegetarian, karena menurutnya vegetarian sangat baik bagi kehidupan, dan ia juga
merasa ayahnya menjalankan aturan yang salah dalam hal menyedikan masakan
persebahan yang sangat bertentangan dengan aturan vegetarian.
(....Malahan kalo bisa sekeluarga vege semua.... E2 no 57)
3. Penilaian Diri
Hasil penelitian menunjukan bahwa subjek menilai dirinya adalah seorang
yang optimis, dan ia menikmati kehidupannya saat ini sebagai remaja vegetarian.
Subjek menilai dirinya dari tolak ukur kakaknya, sehingga ia merasa sebagai
seorang vegetarian ia belum bisa sebanding dengan kakaknya.
(Belum ada apa–apanya dibandingin cici...............E1 no 68)
Cici itu dah 5 tahun vege, nggak pernah bolong, aku tu pengen banget kaya dia, orangnya
sabar lagi...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Awal nya aku vege kan emang cici yang ngajakin, lagian liat aja, ya aku ngerasa hidupnya
bersih banget. Kalo dibandingkan aku tu bener – bener nggak ada apa – apanya.
Temene aja suka ngomong ke aku kalo cici tu paling taat... E1 no 69)
Penilaiaan subjek terhadap lingkungan sosialnya, subjek merasa ia diterima dengan
baik oleh teman – temannya dan ia merasa mendapatkan dukungan positif dari
teman-temannya.
walau kadang ada yang ngejekin tapi aku ngerasa sebagian besar teman-temanku bisa nerima
kalo aku tu vege dan kayaknya mereka tu berusaha toleran apa ya....F2 no 72)
G. Pembahasan
Konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan
faktor yang dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan
dengan orang lain. Dalam berinteraksi ini setiap individu akan menerima tanggapan.
Tanggapan yang diberikan tersebut akan dijadikan cermin bagi individu untuk
menilai dan memandang dirinya sendiri. Jadi konsep diri terbentuk karena suatu
proses umpan balik dari individu yang lain (Pudjiyogyanti, 1985)
Perkembangan konsep diri seseorang dipengaruhi oleh interaksi individu
tersebut dengan orang lain, dengan lingkungan sekitarnya, dan ini biasanya
berhubungan dengan tanggapan / umpan balik yang diberikan oleh lingkungan
kepada individu tersebut. Tanggapan yang diberikan oleh individu tersebut akan
mempengaruhi konsep diri seseorang dan apabila tanggapan yang diberikan
lingkungan terhadap individu tersebut menunjukan penerimaan biasanya seseorang
tersebut akan merasa dirinya diterima dan konsep diri orang tersebut akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berkembang kearah positif. Akan tetapi sebaliknya apabila tanggapan yang diterima
adalah penolakan maka konsep diri akan berkembang kearah negatif.
Menurut Hamachek (dalam Rakhmat, 2000) Orang yang memiliki konsep diri
positif adalah orang yang meyakini nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu serta
bersedia mempertahankannya serta mampu mengatasi tantangan dan persoalan yang
dihadapi, dari hasil gambaran konsep diri pada remaja vegetarian, dapat dimaknai
bahwa secara menyeluruh subjek memiliki konsep diri relatif positif hal ini dapat
dilihat dari subjek yang
menunjukan harapan yang tinggi berkaiatan dengan
keinginannya untuk tetap menjalankan vegetarian dan memiliki harapan bahwa
seluruh anggota keluarganya dapat menjadi vegetarian, subjek juga berharap banyak
ayah menyetujui subjek menjadi vegetarian. Ketika ia meyakini nilai yang dianutnya
dan ia merasa nilai tersebut sesuai dengan dirinya maka ia akan mempertahankan
nilai tersebut dan berusaha mengatasi hambatan yang ada, jika menilik dari usaha
subjek untuk mendapatkan persetujuan ayahnya, dan rasa optimis subjek menghadapi
penolakan ayahnya.
Proses terbentuknya konsep diri subjek juga dipengaruhi proses identifikasi
subjek terhadap kakak perempuannya yang telah vegetarian selama lebih dari lima
tahun. Konsep identifikasi ini sesuai dengan teori Argyyle ( dalam. Soenarji, 1988).
Identifikasi dapat didefinisikan sebagai metode yang digunakan orang untuk
mengambil alih ciri-ciri orang lain dan menjadikannya bagian yang tidak terpisahkan
dari kepribadiannya sendiri (Freud dalam Hall & Lindzey). Proses identifikasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terlalu berlebihan dapat menghasilkan proses isolasi pada kelompok yang tidak
menyerupai kelompok identitas yang dimiliki (Puspasari, 2007). Adanya perasaan
fanatik merupakan salah satu dampak negatif yang muncul . proses defensif akan
sangat terkait dengan perkembangan diri, hal ini terjadi apabila keinginan maupun
harapan dirinya terhadap sesuatu dibatasi atau ditentang.
Menurut Argyyle konsep diri juga dipengaruhi oleh reaksi orang lain terhadap
seseorang. Dalam hal ini subjek mendapatkan reaksi negatif dari ayahnya dengan
tidak menyetujui subjek vegetarian, reaksi ini menjadi berarti jika muncul dari orang
yang memiliki arti bagi individu dan dapat mempengaruhi perkembangannya, subjek
memiliki hubungan yang kurang baik dengan ayahnya karena ayah subjek tidak mau
memahami kondisi subjek yang vegetarian.
Umumnya remaja sedang dalam proses mencari identitas diri, dan
menemukannya pada kelompok orang yang memiliki identitas sama. (Puspasari,
2007).
Hubungan yang mereka pilih lebih kepada membantu proses pemberian
identitas pada diri mereka seperti kelompok agama. Subjek juga menjadi sangat
rentan dalam proses menyelesaikan konflik, apabila konflik yang timbul menjadi
berat remaja cenderung menjauhkan diri dari hubungan tersebut. Hal ini terlihat dari
cara subjek menghadapi keingintahuan teman-temannya.
Dilihat dari kondisi sosial subjek yang walaupun memiliki masalah dalam
hubungan dengan teman sebaya di sekolah, namun ia tetap merasa ada dukungan
positif serta ada penerimaan dari teman-temannya. Ia merasa teman-temannya hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bersikap toleran kepadanya. Dalam hal ini terilihat bahwa subjek memiliki
kecenderungan konsep diri negatif jika dilihat dari cara subjek menghadapi temanteman sebayanya di sekolah yang memiliki keyakinan yang tidak sama dengan subjek
namun dalam prosesnya kemudian subjek merasa teman-teman mau menerimanya hal
ini menyebabkan perkembangan diri ke arah yang positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN – SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil gambaran konsep diri pada remaja vegetarian, dapat
dimaknai bahwa secara menyeluruh subjek memiliki konsep diri relatif positif
hal ini dapat dilihat dari subjek yang
menunjukan harapan yang tinggi
berkaiatan dengan keinginannya untuk tetap menjalankan vegetarian dan
memiliki harapan bahwa seluruh anggota keluarganya dapat menjadi
vegetarian,
Hasil penelitian yang di peroleh dalam penelitian ini menunjukan
bahwa remaja vegetarian (subjek TS) mempunyai kecenderungan konsep diri
negatif jika dilihat dari cara subjek menghadapi teman-teman sebayanya di
sekolah yang memiliki keyakinan yang tidak sama dengan subjek dan juga
dari sikap penolakan dari ayah subjek, namun memiliki perkembangan ke arah
konsep diri positif jika dilihat dari penilaian subjek terhadap tanggapan
teman-teman subjek yang dinilainya mendukung dan toleran, juga dari
harapan subjek yang berusaha mendapatkan persetujuan ayahnya, dan rasa
optimis subjek menghadapi penolakan ayahnya
Proses terbentuknya konsep diri pada remaja vegetarian ini (subjek
TS) dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terjadi dalam kehidupan subjek yaitu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hubungan dengan teman sebaya, hubungan dengan keluarga, proses
identifikasi, dan reaksi orang lain.
B. SARAN – SARAN
1. Bagi remaja sebagai pelaku vegetarian, hendaknya penelitian ini bisa
menjadi masukan kepada mereka karena sebagai anggota masyarakat
mereka harus mampu menempatkan diri dengan baik sehingga terjadi
keseimbangan antara peran agama yang dijalaninya dan peran sosial
mereka.
2. Bagi keluarga yang memiliki remaja vegetarian, hendaknya dapat
memahami remaja tersebut berkaitan dengan praktek vegetarian yang
dijalaninya, karena adanya pengaruh antara reaksi keluarga dan
terbentuknya konsep diri mereka
3. Mengingat bahwa penelitian ini memiliki kekurangan yang
disebabkan keterbatasan tenaga, waktu dan terutama kemampuan
peneliti dalam melakukan penelitian. Bagi peneliti lain yang tertarik
mengetahui konsep diri remaja vegetarian disarankan agar
mengamamati kehidupan sehari-hari remaja vegetarian dengan jangka
waktu dan dan intensitas yang lebih lama untuk mendapatkan hasil
yang lebih dalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Adisubroto, D. 1992. Orientasi Nilai Orang Jawa serta Ciri-ciri
Kepribadiannya.Disertasi
(tidak diterbitkan) Yogyakarta : Fakultas Pasca Sarjana Universitas
Gajah Mada,
Angel Hicks, 2001, 5 Secrets Of Health And Happiness: Chinese Wisdom To Nourish
Your Life, Ahli Bahasa Susi Purwoko, Perpustakaan Nasional,
Arcan, Jakarta.
Bodhi, H.Z., 2001, Spiritualitas Hidup Bervegetarian; Makalah Seminar dan Festival
68 Masakan Vegetarian, Yogyakarta.
Bodhi, Halim Zen, 2002, Majalah Sutra Dharma Maitreya Sarana Komunikasi dan
Aspirasi Umat Maitreya Indonesia, edisi VIII, Mei 2002, DPP
MAPANBUMI RIAU, Riau.
Brouwer, M. A. W. Nimpoeno, J. S Bastaman, F Sidharta, M. Sadli, S. Pariaman,
S.D.T.T. & Parthiana, W. 1982. Kepribadian dan perubahannya.
Jakarta: Penerbit PT Gramedia
Calhoun And Acocella, 1993 Psychology of Adjustment & Human Relationship. New
York, Mc Graw_Hill Publishing Company.
Capra, R, W. 1998. Dialog Psikologi dan Agama . Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Ghazali, 1991. Mizkat Cahaya – Cahaya. Bandung : Mizan
Goble, F. G. 1987. Mazab Ketiga, Psikologi Humanistik Abraham Maslow.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Hurlock, E.B, 1999. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Penerbit Erlangga
Hu She, 1992, Sejarah dan Kultur Buddhisme Zen, Taipeh, Modern Society.
IVS, 2007, Seminar Vegetarian Pola Makan Sehat Alami, Fakultas Teknobiologi,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, tanggal 4 Februari 2007.
Kapleau, Roshi Philip, 1981, Memuliakan Semua Makhluk : Pandangan Budhisme
terhadap Penyembelihandan Praktek Makan Daging, Penerbit
Keluarga Vegetarian Maitreya Indonesia
Koeswara, E. 1992. Logoterapi Psikoterapi Viktor Frankl. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius
Linan, 2002, Vegetarian OK, Penerbit Keluarga Vegetarian Maitreya Indonesia.
-------, 2002, Konsep Baru Vegetarian OK dengan Kuartet Nabati; Hidup Sehat dan
Selalu
Tampil
Prima
Tanpa
Daging,
Penerbit
Maitreyawira.Yogyakarta. .
Mangunwijaya, J. B. 1983. Teknologi dan Dampak Kebudayaannya. Jakarta :
Yayasan Obor Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nataatmdja, H. 1983. Membangun Jiwa Agama Dalam Dunia Ilmiah . Bandung:
Penerbit Iqra.
Puspasari, A. 2007. Mengukur Konsep Diri Anak . Jakarta : Penerbit Gramedia
Santrock, J. W. 1996. Adolescence Jakarta : Penerbit Erlangga
Sumantri, Bambang, 1999, Lebih Baik Mencegah daripada mengobati, wujud nyata
dari pelayanan dengan penuh cinta kasih, Penerbit Keluarga
Vegetarian Maitreya Indonesia, Jakarta.
----------------------, 2005, Panduan Vegetarian Indonesia, Penerbit Keluarga
Vegetarian Maitreya Indonesia, Jakarta.
Susianto, 2002, Majalah Sutra Dharma Maitreya Sarana Komunikasi dan Aspirasi
Umat Maitreya Indonesia, edisi VIII, Mei 2002, DPP
MAPANBUMI RIAU, Riau.
Smith, Huston, 1985, Agama-Agama Manusia, Terjemahan Saafroedin Bahar,
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Sutta Nipata, 1999, Kitab Suci Agama Buddha, Bagian dari Khuddhaka Nikaya, Sutta
Pitaka, Alih Bahasa Oleh Dra. Lanny Anggawati dan Dra. Wena
Cintiawati, Penerbit Vihara Bodhivamsa.
Suwarto, 1995, Buddha Dharma Mahayana, Terbitan Majelis Agama Buddha
Mahayana Indonesia.
Suzuki, D.T, 1983, The Essence of Buddhism, London: Billing & Son Ltd.
Taniputera, Ivan, 2003, Ehipassiko Theravada-Mahayana; Studi Banding Doktrin
Budhisme Aliran Selatan dan Utara, Suwung, Yogyakarta.
Wang Che Kuang, 2000, Pribadi Mahakasih Lugu Polos; Amalkan Enam Perbuatan
Mulia, Penerbit DPP Mapanbumi, Jakarta Barat.
----------------------, 2000, Maha Tao Maitreya, Penerbit DPP Mapanbumi, Jakarta
Barat.
----------------------, 2001, Insaf Nurani, Penerbit DPP MAPANBUMI, Jakarta Barat.
----------------------, 2001, Vegetarianisme Menurut Budhisme Maitreya, Info
Vegetarian, Edisi XIX/ Agustus.
----------------------, 2001, Makanan Kesehatan Milinium Ketiga, Vegetarian Tetap
Cukup Gizinya, Penerbit DPP MAPANBUMI, Jakarta Barat.
Widjaja, 2002, Vegetarian Konsep Hidup Sehat; Makalah Seminar dan Festival 68
Masakan Vegetarian, Yogyakarta.
Yalom, I. D. 1980. Eksistential psychoterapy. New York : Basic Books, Inc.
Publishers
Data Internet:
http://www.vegetariantimes.com
http://www.ivs-online.com
http://www.vegetarian-nutrition.info
http://www.vegetarian-nutrition.info
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1
Pedoman Wawancara
A. Gambaran umum remaja vegetarian
1. Awal vegetarian
•
Bagaimana awalnya masuk agama Buddha Maitreya ?
•
Bagaimana awalnya mulai vegetarian ?
•
Keinginan sendiri atau atas anjuran orang lain ?
2. penyesuaian terhadap cara hidup vegetarian
•
kesulitan penyesuaian diri
•
Apakah kamu tahu manfaat vegetarian ?
•
Bagaimana pola makan sehari-hari, apakah kesulitan menjaga
makanan yang dimakan adalah makanan vegetarian ?
•
Selain makan, perilaku apa dalam kehidupan sehari-hari yang
harus dikontrol juga ?
3. Pengetahuan umum mengenai Buddha Maitreya
•
Apa yang kamu ketahui dari ajaran Buddha Maitreya ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
•
Mengapa dalam agama Buddha Maitreya sangat dianjurkan sekali
untuk vegetarian ?
B. Kondisi fisik dan psikologis
1. Kondisi Fisik
•
Bagaimana penyesuaian tubuh semenjak vegetarian ?
•
Apakah menderita penyakit tertentu akibat pola vegetarian ?
•
Apakah ada penyakit yang sembuh sejak vegetarian ?
2. Kondisi Psikologis
•
Apa yang secara nyata kamu rasakan sebagai dampak dari
vegetarian?
•
Apakah vegetarian mengubah pandanganmu terhadap kehidupan
secara umum ?
•
Apakah merasa kecewa karena adanya kebiasaan makan yang
berubah?
•
Apakah merasa malu dalam melaksanakan vegetarian ?
C. Hubungan dengan lingkungan sekitar
1. Hubungan dengan lingkungan sekitar
•
Bagaimana tanggapan teman-teman sekolah yang tahu kalo kamu
vegetarian ?
•
Apakah kamu merasa malu/bangga ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
•
Apakah ada teman/guru disekolah yang tidak bisa menerima cara
hidupmu?
•
Bagaimana kamu menanggapi sikap teman-teman dan guru mu
2. Hubungan dengan keluarga
•
Bagaimana hubungan dengan keluarga ?
•
Apakah ada dukungan dari keluarga ?
•
Bagaimana perasaanmu menanggapi sikap keluargamu ?
D. Pengetahuan diri
1. Kelebihan
•
Apa kamu tahu kelebihanmu ?
•
Apa yang kamu sukai dari diri mu ?
•
Sifat yang dibanggakan ?
2. Kekurangan
•
Apakah kamu tahu kekuranganmu ?
3. Pendapat tentang diri
•
Apa yang kamu ketahui tentang diri mu ?
•
Menurutmu, kamu orangnya bagaimana ?
•
Bagaimana sifatmu ?
•
Bagaimana pendapatmu tentang diri mu sebagai remaja
vegetarian?
E. Harapan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Harapan tentang diri
•
Apakah harapan yang ingin kamu capai ?
•
Apa yang kamu lakukan untuk mencapai keinginan
tersebut ?
•
Bagaimana perasaanmu kalo gagal mencapai harapanmu ?
•
Apakah merasa optimis ?
2. Harapan diri terhadap lingkungan sosial
•
Bagaimana harapanmu terhadap lingkungan sosialmu ?
F. Penilaian diri
1. Penilaiannya terhadap dirinya sendiri
•
Bagaimana penilaianmu terhadap dirimu sendiri ?
•
Puas nggak dengan keadaan sekarang ini ?
2. Penilaiannya terhadap lingkungan sosialnya
•
Bagaimana penilaianmu terhadap hubunganmu dengan
orang lain ?
•
Bagaimana penilaianmu terhadap penilaian dan perlakuan
orang lain terhadap kamu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 2
Pedoman Koding
A. Gambaran umum remaja vegetarian
1. Awal vegetarian
c. Penyesuaian terhadap cara hidup vegetarian
d. Pengetahuan umum mengenai Buddha Maitreya
B. Kondisi fisik dan psikologis
1. Kondisi fisik
2. Kondisi psikologis
C. Hubungan dengan lingkungan sekitar
1. Hubungan dengan lingkungan sekitar
2. Hubungan dengan keluarga
D. Pengetahuan diri
1. Kelebihan
2.
Kekurangan
3. Pendapat tentang diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Harapan diri
1. Harapan tentang diri
2. Harapan diri terhadap lingkungan sosialnya
F. Penilaian diri
1. Penilaian terhadap dirinya sendiri
2. Penilaian terhadap lingkungan sosialnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3
Hasil Wawancara I
Subjek TS
Hari/tanggal
: Kamis/ 27 September 2007
Waktu
: 19.00 – 22.00
Tempat
; Di kamar kos subjek
Ket.
T : tanya
J : jawab
No
1
T
J
2
T
J
Ngomong-ngomong gimana awalnya
kamu bisa masuk agama Buddha,
katanya dulu agamanya beda ya ?
Iya, dulu pas SD agamanya islam, biasa
lah ikut di sekolah, pas SMP kan
pindah ke yogya, truss cici ajak ke
vihara, jadi masuk Buddha
Truss langsung vege ?
Nggak lah........... pas pertama ke vihara
diajak cu tau, kan hampir semua disana
vege, banyak yang kasih masukan kalo
vege itu bagus, lagian cici ngajak
•
Masuk agama
Buddha karena
diajak kakak
A1
•
Vegetarian setelah
masuk agama
Buddha dan ikut
permandian
A1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
makan vege terus. Ya keterusan deh.
Vegetarian karena
masukan dari
teman-teman di
vihara
Vegerarian karena
diajak kakak
A1
•
Mendapat
permandian dan
menjadi seorang
Buddhis.
A1
•
Vegetarian karena
dorongan kakak
perempuan
Masukan dari
teman sevihara
tentang keuntungan
vegetarian
A1
•
Merasakan manfaat
vegetarian : pikiran
menjadi lebih
tenang, merasa
lebih konsen
B2
•
Merasakan manfaat
vegetarian : kalo
belajar lebih bisa
konsen dan lebih
mudah mengerti
B2
•
Menjadi vegetarian
A1
•
•
3
4
T
J
T
J
5
6
T
J
T
J
7
T
J
Apa itu cu tau ?
Semacam permandian, nandain kalo
aku tu dah sah masuk Maitreya,
biasanya disebuat apa ya.. inisiasi
sejati, jadi pandita mentransmisikan
keTuhanan ke kita, itu artinya kita
mendapat jalan keTuhanan, terpilih
menjadi anak Tuhan. Caranya pandita
akan menyentuh kita dengan kuasa
firman Tuhan menyadarkan kita
sebagai anak Tuhan...
Dari sana kamu langsung jadi seorang
vege ?
Ya... pertama kali sih emang masih
banyak dorongan terutama dari cici,
truss dari cici dan koko di vihara, ya
banyaklah yang ngasih masukan kalo
vege tu bagus, truss sehat, mereka juga
bilang kalo vege tu pengaruh banget ke
kehidupan kita sehari-hari..
Pengaruhnya gimana ?
Aku sih ngalamin sendiri kalo vege tu
rasanya lebih tenang, apa ya kayaknya
lebih sabar, truss lebih bisa konsen
Pas saat apa benar –benar kamu
rasakan pengaruhnya ?
Trutama kalo mo ulangan, itu kalo
dulu mo belajar rasanya susah
masuknya, tapi ya kayaknya lebih
konsen and gampang ngerti.
Jadi emang kamu yang pengen sendiri
vegetarian ?
Yo dari awalnya di ajak-ajak truss
•
A1
A1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
T
J
9
T
J
10
T
J
11
12
T
J
T
J
13
T
pernah sekali nonton vcd pembantaian
di peternakan sapi, sejak saat itu
rasanya emang aku tu mesti vege.
Film apa ?
Itu lho, bukan film cuma kayak klip
dari anak sapi, truss dikasih liat ke kita
itu..proses sembelihnya,... dijamin sadis
masak leher sama badannya ditarik
sampe putus...
Truss dikasi liat ntar sapi nya di jadiin
apa, ada yang jadi sosis, sapi yang
dijual dipasar,
Ada juga yang pembantaian babi, yang
ini dak kalah sadisnya..
Jadi itu sebab nya kamu vege ?
karena nonton
video pembunuhan
hewan
Itu istilahnya cuma pertegas aja, dari
sana kayaknya ngerti gimana
penderitaan hewan yang dibunuh untuk
dimakan manusia..paling nggak dari
sana aku tu kepanggil banget buat
vege..
Emang keinginan sendiri ya ?
Iya lah.. dah bisa mikir, dalam agama
Buddha itu kan ada yang disebut
tumimbal lahir,... itu jelasin ke kita kalo
kita tu nggak selamanya kelahir ke
alam manusia, kadang kita tu lahir
dialam binatang, jadi bisa aja kalo kita
makan ayam, ayamnya tu dulu orang
tua, atau kakak kita....
Oh... ya... kamu belajar dimana ?
Di buku kan banyak, truss biasanya sih
kalo sekolah minggu sering juga
diajarin,...
Emang kalo vege tu cuma makanan aja
to yang dijaga?
Ya nggak, makan tu cuma salah satu
aja,...
Truss apa lagi
•
Pengetahuan agama A3
Buddha :
memahami
penjelasan
tumumbal lahir dan
hubungannya
dengan vegetarian
dalam Buddhism
•
Mendapat
pengetahuan dari
buku, dan sekolah
minggu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
15
16
J
Ya itu dilarang membunuh, apa aja deh
yang termasuk karma buruk, dak cuma
larangan kita juga mesti
mengembangkan metta?
T
karma tu apa ?
J
Sedikit ngerti lah... pokoknya karma tu
perbuatan , kalo kita banyak menimbun
karma baik yah buahnya baik, truss
kebalikannya lah... pokoknya karma itu
pengaruh banget ke kelahiran kembali
tadi... itulah namanya hukum karma.
T
Kalo metta tadi apa ?
J
Metta tu artinya cinta kasih kepada
semua makhluk, intinya kita tu harus
mengembangkan kasih jadi kalo cinta
kasih dah tumbuh pasti kita nggak tega
kan menyakiti makhluk lain termasuk
membunuh. Apa aja loh.... biasanya
kita kan paling biasa bunuh nyamuk
asal tepuk aja, truss ya sama teman
harus penuh kasih, salling bantu ya
kayak gituah
Kamu tahu nggak ngapa agama Buddha
tuch nganjurin banget untuk vege,
sebenarnya kalo kita makan kan nggak
sama dengan kita bunuh sendiri?
Emang nggak sama,... cuma gini lho..
kita tuch nggak bole pikir kalo kita
nggak bunuh langsung trus kita bole
makan. Kata cici ini namanya lingkaran
setan, dikit banyak pasti pengruh ke
hewan yang disembelih. Kan hewan
T
J
•
Pengetahuan
vegetarian :
memahami hakikat
vegetarian
Buddhism selain
larangan makan
makanan dari
mahkluk hidup
A3
•
Pengetahuan agama A3
Buddha :
memahami secara
singkat
permasalahan
karma dan
hubungan nya
dengan pola
vegetarian dalam
Buddhism
•
Pengetahuan
agama: memahami
dan mengerti
pengetahuan cinta
kasih dan
Buddhism dan
pengaruhnya
terhadap vegetarian
•
Pengetahuan agama A3
Buddha :
memahami hakikat
vegetarian dalam
Buddhis
A3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
T
J
18
19
20
dibunuh karna ada permintaan nah
walaupun kita nggak bunuh langsung
tapi kalo kita ikut makan daging selalu
ada hewan yang disembelih ya kayak
itu lah..
Truss sejak mulai vege, kamu kesulitan
nggak kan dulu makannya biasa eh,
skarang kan dijaga?
Banyak yang nggak bole ya ?
Pas awal dulu kerasa banget. Apalagi
kalo jam istirahat diskolah. Malah dulu
pas awal aku tu sering masih jajan
bakso di sekolahan,....pelan-pelan lah....
lama-lama ya biasa
Sebenarnya agak sulit juga sih jaganya,
aku kan suka jajan, sekarang ya tanggo
aja dak bole..
•
•
Penyesuaian diri
A2
terhadap vegetarian
: mengalami
kesulitan pada masa
awal vegetarian
Merasakan
A2
kesulitan mejaga
makanan yang di
larang
T
Oh ya napa ?
J
Ada semacam apa ya... kayak gelatin
ato apa yang dibuat dari usus sapi,
pokoknya banyak lah yang dak bole...
itu mie instan yang bole cuma yang
kayak ini (subjek menunjukan jenis mie
instan tertentu yang khusus untuk
vegetaria), truss ada lagi kaya
kemplang palembang, dulu doyan
banget, he.. he...
Nyesel nggak ?
•
Penyesuaian diri
A3
terhadap vegetarian
: memahami jenisjenis makanan yang
di larang vegetarian
J
Nggak lah.. pelan-pelan lah lama-lama
terbiasa kok. Cuma masalah di
pengendalian diri. He he,...
•
Tidak merasa
menyesal atas
pilihan untuk
menjadi vegetarian
B2
T
Kalo sekarang masih sulit nggak jaga
pola makan ?
Sekarang sih lumayanlah... dah 100
persen dah lumayan terbiasa. Cuma
kadang aja kalo pas pulang ke lampung
mama kan kadang buat sambel trasi.
Apalagi kalo ado krupuk ikan . tapi ya
•
Penyesuaian diri :
merasa fisik akan
menolak makan
makanan bernyawa
A2,
B2
T
J
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
T
J
22
T
J
23
T
J
24
T
J
25
T
tahan juga akhirnya..
Aku sih ngerasa kalo kita dan terbiasa
vege badan ini akan otomatis menolak
dikasih makanan bernyawa, pasti
berasa mual.
Truus ya.. kalo pas kepengen banget
kamu biasanya ngapain ?
Kalo pengen sih sebenarnya ada
makanan pengganti yang mirip tapi
nggak sama. Ada sate palsu, ada
kemplang palsu dari kentang,... ya itu
lah masalah di pengendalian diri....kan
percuma to kalo aku mulutnya vege
tapi pikirannya makan daging..
Oh jadi bayangin aja nggak bole ?
Ya ndak boleh....lah..
Kalo dak salah menurut Sang Buddha,
pikiran itu pelopor,
Pokoknya awal kita tu penting banget
kendali pikiran baru bisa vege dengan
ok.
Perasaan kamu gimana kalo pengen
makan apalah, ternyata nggak boleh ?
Ya ngak muna yo... dulu adalah ngerasa
kecewa, apa kayak nyesel kok banyak
buanget larangan makanannya,
sekarang nggak lagi kok... rasanya
biasa, truss kayaknya emang sekarang
aku tu jarang kok pengen apa sampe
pengen banget. ...
Tapi yo, emang sekarang aku tu jarang
beli-beli apa di toko, pokoknya
semakin dikit lihat semakin dikit
pengennya.
Ada nggak yang kamu rasakan benar
sebagai pengaruh kamu vegetarian ?
mm........apa ya......
kayaknya ya jarang sakit lah...
Kalo penyakit yang sembuh sejak kamu
vege apa ?
•
Merasakan
pentingnya
vegetarian secara
utuh tidak fisik aja
B2
•
Pengetahuan
agama: memahami
awal semua
perbuatan berasal
dari pikiran
A3
•
Merasa kecewa
B2
terhadap larangan
makan thd makanan
tertentu
Penyesuain diri :
A2
mengurangi belanja
untuk mengurangi
keinginan
•
•
Pengaruh fisik :
merasa jarang sakit
sejak vegetarian
B1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
J
Paling kalo dulu pas makan seafood
tangan sering gatel-gatel, jadi nggak
pernah lagi sekarang.
T
Kalo tiba-tiba sakit apa sejak mulai
vege ada nggak ?
Kayaknya nggak pernah tuch,
J
27
T
J
28
29
T
J
T
J
30
T
J
Em... kalo menurut kamu vegetarian tu
ngubah cara pandang kamu nggak ?
Ya iya lah........kayaknya aku tu lebih
bisa menghargai kehidupan orang lain,
juga kayaknya lebih bisa menghargai
hidup. He he filosofis banget yo ??
Na itu lah kalo dulu masalah kayak gini
nggak pernah mikir, tapi sejak vege aku
tu ngerti masalah tumimbal lahir. Itu
juga nagapa kita dianjurin banget untuk
vege.
Maksudnya pie ??
Itu loh kalo agama Buddha kan percaya
banget masalah kelahiran kembali, nah
kita tuh lahir nggak mesti ke alam
manusia bisa juga kealam lain yang
lebih rendah atau lebih tinggi kan
tergantung karma kita, truss kalo
misalnya aku makan ayam nggak
taunya dulu ayam itu pernah jadi orang
tua aku, ya pie to ??
Pasti kita ngerasa nggak tega dan nggak
pantes ya macem gitu lah ....
Truss apa yang kamu rasakan kalo
orang tahu kamu adalah seorang
vegetarian ?
mm... apa ya.... biasa ajalah, aku
sebenarnya jarang nunjukin kalo vege
Apakah merasa malu ?
Nggak lah
•
Pengaruh fisik :
B1
merasa sembuh dari
penyakit gatal sejak
vegetarian
•
Pengaruh fisik :
tidak mengalami
gangguan
kesehatan akibat
vegetarian
•
Kondisi psikologis : B2
merasa lebih
menghargai hidup
Merasa lebih bisa
menghargai orang
lain
•
B1
•
Pengetahuan agama A3
Buddha : memaami
kelahiran kembali
dalam buddhism
dan hubungannya
dengan vegetarian
•
Hubungan dengan
lingkungan : jarang
nunjukin kalo vege
C1
•
Subjek tidak
B2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
merasa malu kalau
orang lain tahu ia
vegetarian
31
32
33
34
T
J
Truss teman-teman disekolah apakah
tahu kalo kamu vege ?
Ya kalo temen sekelas sih tahu ya,..
T
Truss gimana tanggapan mereka ?
J
•
Hubungan dengan
C1
lingkungan : temanteman subjek
mengetahui subjek
vegetarian
Biasalah,... tapi ada juga yang ngatain
sok suci ya gitulah...
Oh ya,... gimana tanggapanmu ?
•
Tanggapan teman :
ada ejekan
J
Ya mau gimana ... biasa aja , ... paling
aku mikir mereka nggak ngerti aja.
•
Tanggapan subjek : C1
merasa biasa karena
menganggap teman
nya tidak mengerti
T
Gimana tanggapan teman yang lain ?
J
Biasa aja sih.. banyak yang cuek, paling
kalo teman – teman yang deket ada
yang suka tanya-tanya.
Tanya apa ?
Ya kayak gitulah biasanya tanya ngapa
? truss fungsinya apa ?
Truss kamu jawabnya gimana ?
Biasanya sih ya aku kasih penjelasan,
tapi kayak nya gak penting deh soalnya
kalo ada yang nanya paling iseng, ya
pengen tahu aja
•
Tanggapan teman :
ingin tahu
C1
•
Tanggapan subjek :
tidak merasa perlu
menjelaskan karena
menganggap hanya
pertanyaan iseng
C1
•
Merasa sia- sia
menjelaskan
vegetarian kalo
orang nggak ngerti
Buddhism
C1
T
35
T
J
36
T
J
37
T
J
Mm,... apa kamu berusaha ngasih
pengertian ? atau kamu ada ngajak
mereka ikut vege ?
Nggak gitu juga sih, kalo kita jelasin ke
orang lain agak susah nerimanya,
maksudnya mereka kan dasarnya bukan
Buddhis jadi sia sia deh
Bukan aku tu nggak mau kasih tau tapi
C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
T
J
39
T
J
40
T
J
41
T
J
42
T
J
ya seringnya kayak gitu nggak bakal
deh ngerti....apalagi ngajak ikut
vegetarian nggak pernah lah...
kayaknya lebih enak kalo ngerti dulu
baru bisa paham.
Oh .. kamu akrab nggak sama teman –
temanmu disekolah ?
Kalo teman di sekolahan sih biasa lah...
yang sampe dekat banget kayaknya
nggak ada, kan aku tu kosnya agak
jauh, satu kos tu aku dewe yang masih
sekolah sisanya anak kuliah semua,
kalo temen akrab banget sih di vihara
ada tapi dah kuliah.
Hubungan dengan
teman di sekolah
biasa, tidak punya
teman akrab
Teman subjek di
lingkungan kos
tidak ada yang
sebaya
C1
•
Orang tua subjek
mengetahui subjek
vegetarian
C2
Kalo mama sih lumayan dukung, kan
cici juga vege .. kayaknya sih yang
ngertiin cuma mama, soale papa tu
sama skali dak stuju ?katanya nggak
ada gunanya.
Oh ya, dah pernah kamu jelasin ?
•
Ada dukungan dari
sosok Ibu
Tidak ada
dukungan dari
sosok ayah
C2
Sia sia lah, papa tu keras cici aja papa
dak setuju apalagi aku,... katanya sih
dia takut aku kena sakit apa –apa, takut
kurang gizi lah,
Perasaan kamu gimana?
•
Ayah takut subjek
sakit karena
vegetarian
C2
Perasaan sama papa ? kecewa lah..
susah banget kasih pengertian,... papa
tu keras.. katanya dia sanggup kok kalo
kami mau makan daging , yo kayak
gitu lah..
•
Peraasaan subjek :
C2
kecewa karena
penolakan ayah
Merasa ayah
menolak membahas
Mama sama papa tahu nggak kamu
vege?
Tahu lah.. kan dah lumayan lama...
Dulu pernah balik ke lampung jadi
pada tahu..
Truss tanggapan mereka pie
•
•
•
•
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
T
J
Tapi lama –lama papa sih dak pernah
ungkit lagi masalah ini, kalo telp pun
dak pernah tanya masalah maka ato apa
lah?
Kalo sama koko dket nggak ? koko
tahu kamu vege ? setuju ?
Biasalah... lumayan akrab cuma jarang
ketemu paling kalo libur koko main
sebentar, tapi walau tahu koko tu nggak
pernah komentar apa- apa.
masalah ini
•
Hubungan dengan
kakak baik
C2
Hasil Wawancara 2
Subjek TS
Hari/tanggal
: minggu/ 30 September 2007
Waktu
: 15.00 – 18.00
Tempat
; Di kamar kos subjek
44
T Menurut mu kelebihanmu apa ?
J
45
Apa ya? Nggak ada kali yga.
Apa ya ...emmmm.... aku punya
banyak teman, lumayan gampang
bergaul lah..sama sapa aja masuk
lah..(teman di vihara)
T Bangga nggak sama kelebihan mu itu
?
•
Gampang bergaul
sehingga punya
banyak teman
D1 ()
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
J
Biasa aja, enak aja kalo punya banyak
teman, ada tempat cerita – cerita.
Merasa biasa
dengan
kelebihannya
Merasa enjoy
dengan kelebihan.
D3
Sifat yang
dibanggakan : baik,
Merasa menjadi
teman curhat yang
baik.
Merasa bisa jaga
rahasia lain
D1
•
Kekurangan : suka
menunda-nunda
pekerjaan, pemalas
D2
•
Merasa biasa
dengan kekurangan
karena merasa
sudah mengetahui
dan merasa perlu
perbaiakan
D3
•
Tidak merasa
vegetarian sebagai
suatu hal yang
harus dibanggakan
Merasa sebaiknya
B2
•
•
46
47
T Truss ada nggak sifat mu yang
kamu banggakan ?
J Apa ya,.... aku tu baik suka nolongin
3orang lain, he...
Aku tu paling seneng kalo bisa bantu
orang lain....
Truss kata temen aku, aku orangnya
enak buat curhat,
Emang sih aku tu juga ngerasa
banyak yang suka curhat ke aku,
akukan orangnya bisa jaga rahasia
orang lain
T Kalo kekuranganmu apa ?
J
48
49
mmm.................
kalo kekurangan sih banyak ... ya...
misalnya aku tu suka nunda –nunda
kerjaan, si cici paling sebel,...kalo dah
gini pasti diomelin deh.
Truss ya itu aku tu pemalas,,, tak akui
lho... kadang sekedar beresin kamar
aja malasnya .......
T Gimana perasaan mu terhadap
kekurangan mu itu ? sedih nggak ?
J Biasa aja, sudah tak sadari sih,,.....
cuma perlu perbaiakan aja...he hee...
T Kalo vege tu termasuk nggak hal
yang kamu banggain ?
J Nggak gitu ya, aku ngerasa biasa
aja.. kadang aku pikir harusnya makin
banyak aja lho orang yang vege.
Sebenarnya bagus banget lho.
•
•
•
•
E2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
semakin banyak
orang yang harus
vegetarian
50
51
52
53
Truss kamu pernah nggak ngajakin
orang untuk vege ?
Nggak pernah...
Nggak suka maksain orang lain.
Paling baik kalo orang vege itu
karena kesadaran sendiri jangan
dipaksa.
T Truss pendapat mu tentang dirimu
sendiri gimana ?
J Biasa.. lah... yang pasti aku tu jujur
kalo nggak suka biasanya aku
langsung bilang aja makanya banyak
yang bilang aku tu blak-bkan, truss
keep secret sama masalah orang lain,
n yang pasti aku tu pendengar yang
baik,
T Menurutmu, kamu termasuk orang
yang disenangin nggak sama temantemanmu?
J Mungkin ya,......mungkin karena aku
tu pinter jaga rahasia orang lain truss
enak diajak cerita...mungkin juga
karena sejak vege tu rasanya lebih
bisa hargain orang lain
Misalnya gimana ?
Emm, misalnya kalo dulu ya pas
ngumpul sama teman kan suka
ngrumpi ngatain yang lain, biasalah
ya.. tapi kayaknya sejak masuk SMP
truss mulai vege kayaknya aku tu
belajar banyak deh, aku lebih ngerti
perasaan sakit hati kalo dikata in
orang lain, trus perasaan sakit kalo
kehilangan, truss ada yang dinamakan
anica semacam konsep ketidak
kekalan, maksudnya aku jadi lebih
bisa menerima kehilangan. Truss kalo
di vihara ada diajarin masalah
mengontrol pikiran jahat, nah
•
Tidak suka
memaksakan orang
lain untuk vege
C1
•
Pengetahuan
tentang diri : jujur,
blak-blkan, bisa
jaga rahasia,
pendengar yang
baik
Penilaian diri baik
D3,
D1
•
Merasa diterima
dan disenangin oleh
teman-teman
C1,
D1
•
Pengetahuan diri :
merasa lebih
memahami
perasaan yang
dialami diri
D3
•
F1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
masalah ini aku nggak gitu ngerti
sih... cuma intinya kalo semua
perbuatan itu awalnya dari pikiran
jadi paling pokok kita harus
mengontrol pikiran kita
Kamu senang nggak dengan
keadaanmu sekarang ini ?
Senang, pokoknya berusaha tetap
vege, hidup sejalan Buddha Dharma
Merasa senang
dengan kondisi
sekarang
Berusaha tetap
vegetarian
D3
•
Harapan dengan
lingkungan
keluarga: Ayah bisa
menerima kalo
subjek vegetarian,
E2
•
Usaha untuk
meyakini ayah :
tetap jaga
kesehatan,
memberikan
penjelasan
E2,
C2
•
Bahagia kalo tujuan
tercapai
B2
•
Kalo tujuan nggak
tercapai akan
merasa kecewa,
namun nggak putus
asa
B2,
•
Optimis bisa
mencapai
harapannya
B2
•
•
55
56
57
58
59
Kalo harapanmu di masa depan apa ?
Yang pasti aku tu berharap banget
papa bisa ngertiin aku, vegetarian.
Truss aku mau tunjukin ke papa kalo
vege tu bagus banget nggak cuma
secara fisik, juga bantu pikiran untuk
konsen.
Truss apa aja usahamu ?
Apa aja lah... yang pasti tetap jaga
kesehatan supaya papa nggak bisa
nuduh kalo aku sakit akibat vege,
truss ya jelasin pelan – pelan lah,
syukur kalo sekeluarga semua bisa
ikutan vege.
Kalo udah gitu, truss papamu bisa
nrima, perasaanmu gimana ?
Mm senang, ya bahagia, soalnya
paling susah yakinkan papa.
Truss kalo dah berusaha tapi gagal
gimana ?
Yang pasti kecewa, tapi nggak bakal
putus asa kok...
Sampai kapan akan berusaha yakini
papa
Kamu merasa mampu nggak untuk
capai harapanmu itu ?
Mampu – mampu aja.
E1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
61
62
63
Kalo terhadap dirimu sendiri
harapanmu apa ?
Pastinya, seumur hidup terus hidup
vegetarian, kayaknya aku nggak
sanggup lagi kalo disuruh makan
makanan bernyawa.
Truss juga berharap sekolahnya
lancar sampai beres, bisa banggain
ortu,
Usahamu gimana ?
Kalo sekolah yang pasti belajar dan
nggak putus asa.
Kalo masalah vege ya... kayaknya
dah nggak bakalan deh makan daging
lagi...
Apa harapanmu terhadap
lingkunganmu?
Harapan sih semoga makin banyak
yang vegetarian,
Usahamu apa ?
Nggak suka maksain orang lain, cuma
kalo ada yang tertarik coba aku kasih
pemahaman.
•
Harapan terhadap
diri : tetap
vegetarian seumur
hidup, mampu
menyelesaikan
pendidikan dengan
baik
E1
•
Merasa yakin
seumur hidup akan
vegetarian
F1
•
Harapan terhadap
lingkungan sosial :
semakin banyak
orang yang
vegetarian
F2
•
Tidak suka
memaksakan
kehendak
Memberi
pemahaman ke
orang lain
D3
•
Merasa masih kecil
dan masih harus
banyak belajar
F1
•
Merasa diterima
dengan baik oleh
teman –teman
Merasa ada
dukungan positif
F2
•
64
65
Kalo penilaianmu terhadap dirimu
sendiri gimana ?
Biasa lah, masih kecil dan masih
harus banyak belajar.
Kalo penilaianmu terhadap penilaian
dan perlakuan orang lain terhadap
kamu?
Lumayanlah, walau kadang ada yang
ngejekin tapi aku ngerasa sebagian
besar teman-temanku bisa nerima
kalo aku tu vege dan kayaknya
mereka tu berusaha toleran apa ya...
•
C1
F2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kayaknya mereka tu kadang ikut kok
kalo aku makan di warung vege.
dari teman-teman
Download