PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KONSEP DIRI REMAJA VEGETARIAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh : Marmili Yartini NIM 999114122 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ‘ Seratus ribu gajah, Seratus ribu kuda, Seratus ribu kereta yang ditarik bagal, Seratus ribu gadis Yang dipercantik dengan perhiasan dan anting-anting Kesemuanya tidak seharga seperenam belas Satu langkah maju Ku persembahkan Untuk MAMA, yang terkasih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK KONSEP DIRI REMAJA VEGETARIAN Marmili Yartini Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2007 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsep diri dan faktor– faktor yang mempengaruhi terbentuknya konsep diri pada remaja vegetarian. Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri Acocella. Subjek penelitian adalah remaja dengan kriteria berusia 15-17 tahun penganut Buddhis alliran Maitreya, dan sudah menjalani vegetarian jenis pure vegetarian lebih dari satu tahun. Subjek penelitian sebanyak satu orang dan diperoleh dengan tekhnik voluntarily sampling. Pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi dengan batasan kajian dimensi konsep diri menurut Acocella J.R & Calhoun F. J. Analisis data yang digunakan adalah analisis induktif. Hasil penelitian ini menunjukan (1) konsep diri remaja vegetarian secara menyeluruh adalah relatif positif; (2) konsep diri remaja vegetarian sub dimensi pengetahuan sosial relatif negatif; (3) faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri remaja vegetarian adalah hubungan dengan teman sebaya, hubungan keluarga, identifikasi, dan reaksi orang lain. Kata kunci : konsep diri, remaja, vegetarian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT THE SELF CONCEPT OF VEGETARIAN ADOLESCENCE Marmili Yartini Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2007 The purpose of this study was to obtain a description of the self concept and the factors which have an effect to self concept of vegetarian adolescence. Self concept is his personal view of himself, The subject in the study is adolescence with age range from 15 to 17 years old, and Buddhist maitreya and has been purely vegetary more than one years. Voluntarily sampling was used to obtain a sample of one subject. Data of this study was gained by interview, and observation with theory of sub dimension of self concept by Acocella J.R & Calhoun F. Data analysis used in this research is induktif analysis method . Results of this research are (1) Self concept of vegetarian adolescence is relative positive (2) Self concept of vegetarian adolescence in sub dimension of social knowledge is relative negative (3) The factors which have effect to self concept of vegetarian adolescence are relationship with peers, relationship with family, identification, and other people reaction. Key word : self concept, adolescence, vegetarian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Terpujilah Sang Hyang Adi Buddha, berkat kamma baik dan usaha serta kerja keras penulis akhirnya mampu menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Konsep Diri Remaja Vegetarian”. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam upaya menyelesaikan tugas akhir ini, antara lain 1. Ibu Sylvia CMYM., S.Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini. 2. Bapak P. Eddy Suhartanto S.Psi., M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 3. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 4. Mas Gandhung, Mbak Nanik, Mas Doni, Mas Muji atas semua bantuannya. 5. Untuk Pak Gie dengan semua ketulusannya dalam bekerja. 6. Mama, yang nggak pernah cape mengingatkan aku untuk menyelesaikan studi. 7. Henny, untuk semua bantuan dan pengorbananmu di awal kuliahku dan juga terima kasih karna telah menjadi seorang kakak yang baik dan kuat, nggak pernah mengeluh walau adeknya banyak dan bandel-bandel terutama aku dan juga untuk Ko Lim-lim dan pink kecil yang ceriwis. 8. Untuk lily, seorang kakak dan teman dalam mengatasi semua masalah keluarga kita 9. Untuk adek- adekku, Dina (ayo cepet, selesaikan kuliahmu), Lita (skripsinya cepat diselesaikan ya, biar bisa terbang yang jauh), Lisan ‘Beck’ (nggak kebayang kalo kamu dah kuliah & kerja juga), PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Liki’Owen’( yang terkecil harus jadi yang tersukses ok!) dan untuk Hendra(wherever you been, we here as your family) 10. Ko Charles, trims karena bisa nerima aku apa adanya. 11. Helen, kamsia telah menjadi teman diskusi dan bercerita dalam banyak hal. 12. Untuk Oma yang galak, Ko Hen & Cie Afni, Nathan & Sakya yang telah memberikan dukungan moral dan material selama ini. 13. Della, Sisil, Erna, Velly, teman-teman yang banyak memberikan pengalaman berharga dalam hidupku. 14. Yuyun, Asti, Rani, Dian, Ana, dan semua teman-teman seperjuangan. 15. Anathapindika, ‘Ye, makasih atas bantuanmu nyariin buku selama aku kuliah, walau kita gak bisa sama-sama tapi aku selalu menganggapmu seorang teman yang sangat membangun. 16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu Semoga dengan jasa dan kebajikan yang telah dilakukan dapat membuahkan kebahagiaan. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, penulis menyadari bahwa pembuatan tugas akhir ini tidak luput dari berbagai kekurangan, Semoga dalam keterbatasannya skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii HALAMAN PENGESAHAN iii HALAMAN MOTTO iv HALAMAN PERSEMBAHAN v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi ABSTRAK vii ABSTRACT viii KATA PENGANTAR ix DAFTAR ISI x DAFTAR TABEL xi BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah 1 B. Rumusan Masalah 6 C. Tujuan Penelitian 6 D. Manfaat Penelitian 7 BAB II. LANDASAN TEORI 8 A. Konsep Diri 1. Pengertian Konsep Diri 8 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Dimensi - Dimensi konsep Diri 9 3. Proses Terbentuknya konsep Diri & Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Konsep Diri 13 4. Penggolongan Konsep Diri & ciri – Cirinya 16 B. Remaja 18 1. Pengertian Remaja 18 2. Usia Masa Remaja 19 3. Tugas Perkembangan Masa Remaja 20 4. Konsep Diri Remaja 20 C. Vegetarian 22 1. Pengertian Vegetarian 22 2. Aspek – aspek Vegetarian 23 3. Jenis Vegetarian 32 D. Konsep Diri Remaja Vegetarian BAB III. METODE PENELITIAN 33 36 A. Jenis Penelitian 36 B. Subjek Penelitian 37 C. Prosedur Pengambilan Sampel 37 D. Batasan Kajian Penelitian 38 E. Metode Pengambilan Data 39 1. Wawancara 39 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Observasi 40 F. Metode Analisis Data 41 G. Keabsahan Data Penelitian 42 1. Kredibilitas 42 2. Dependabilitas 44 3. Konfirmabilitas 45 BAB IV. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN SERTA PEMBAHASAN 46 A. Pelaksanaan Penelitian 46 B. Identitas Subjek Penelitian 48 C. Latar Belakang Subjek Penelitian 49 D. Hasil Penelitian 50 1. Wawancara 50 2. Observasi 50 E. Tabel Dinamika Psikologis 52 F. Analisis Data Hasil Penelitian 56 1. Gambaran Umum Remaja Vegetarian 56 2. Kondisi Fisik Dan Psikologis 59 3. Hubungan Dengan Lingkungan Sekitar 63 4. Konsep Diri 65 G. Pembahasan 70 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN 74 A. Kesimpulan 74 B. Saran-saran 75 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 1 Tabel Dinamika Psikologis 53 Tabel 2 Tabel Gambaran Umum 56 Tabel 3 Tabel Kondisi Fisik 59 Tabel 4 Tabel Kondisi Psikologis 60 Tabel 5 Tabel Hubungan Dengan Lingkungan Sekitar 63 Tabel 6 Tabel Konsep Diri 66 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah suatu masa yang selalu menarik untuk dibicarakan, hal tersebut dikarenakan posisinya yang tidak jelas dalam satu masa perkembangan kehidupannya. Disatu sisi remaja sudah tidak mau lagi diperlakukan sebagai anak-anak yang harus selalu diarahkan dan dibimbing, disisi yang lainnya dia belum bisa diperlakukan sebagai orang dewasa. Karena posisinya yang kurang begitu jelas tersebut maka seringkali banyak remaja yang mengalami kesulitan ataupun mengalami konflik-konflik tertentu dalam menghadapi masa perkembangan tersebut. Remaja lebih merasa tertarik kepada agama dan keyakinan spiritual dari pada anak-anak karena pemikiran abstrak mereka yang semakin meningkat dan pencarian identitas yang mereka lakukan membawa mereka pada masalah-masalah agama dan spiritual (Spilka dalam Santrock, 1996). Disisi lain agama dan keyakinan spiritual pada remaja menjadi bagian yang cukup penting dalam jiwa remaja. Sebagian orang berpendapat bahwa agama bisa mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak dewasa ini. Remaja sendiri butuh adanya suatu pedoman atau petunjuk dalam rangka mencari jalannya sendiri, juga dibutuhkan untuk menuju kematangan pribadi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Di indonesia, keberadaan agama menjadi salah satu faktor penting dalam mengendalikan tingkah laku remaja. Hal ini disebabkan karena agama memang mewarnai kehidupan masyarakat setiap hari. Tidak saja dalam peringatan hari-hari besar agama atau upacara-upacara pada peristiwa-peristiwa khusus tetapi juga dalam tingkah laku biasa sehari-hari (Sarwono, 2006). Salah satu lembaga keagamaan tersebut adalah lembaga keagamaan umat Buddha. Lembaga keagamaan umat Buddha di Indonesia yakni WALUBI (Perwalian Umat Buddha Indonesia) yang terdiri dari berbagai aliran/sekte yaitu Majelis Mahayana Buddhis Indonesia (MAHABUDHI), Majelis Ijmat Buddha Mahayana Indonesia (MAJUBUMI), Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indonesia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA TANTRI), Majelis Umat Buddha Theravada Indonesia (MATHBTHI), Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia (MAPANBUMI), Majelis Rohaniwan Tridharma seluruh Indonesia (MARTRISIA), Majelis Agama Buddha Tantrayana Indonesia (THARPALING), Persaudaraan Vihara Buddha Mahayana Indonesia (PERVIBUMI), Lembaga keagamaan Buddha Indonesia (LKBI) dan Budhis Vihara maitreya. Secara historis Budhisme Maitreya adalah bagian dari Buddhissme Mahayana sebab Buddhisme Maitreya memiliki kaitan yang erat dengan Buddhisme Dhayana/Zen yang merupakan salah satu dari delapan Mazhab PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Buddhisme Mahayana yang amat popular. Dalam perkembangan hingga kebentuknya yang sekarang Buddhisme Maitreya memiliki doktrin dan garis kepatriatan yang langsung dan kontinue dari Buddhisme Dhyana/Zen (Hu She, 1992:8). Ajaran Buddhisme Mahayana, untuk mencapai KeBuddha-an haruslah melalui semangat Bodhisatva yaitu perjuangan pengorbanan demi kebahagiaan dan keselamatan semua makhluk didunia. Penekanan pada ajaran kasih sayang, dan cinta yang memandang semua makhluk adalah bagian dari dirinya yang memiliki watak Buddhata yang sama. Pandangan Mahayana bahwa semua makhluk memiliki watak Buddhata dan dapat mencapai Ke-Buddha-an seperti Sang Buddha (Chau Ming, 1994:46). Buddhisme Dhayana/ Zen yang merupakan bagian dari Buddhiisme Mahayana juga meyakini inti ajaran Buddhis atau spirit of Buddhis terletak pada spiritual atau kesadaran watak Buddhata yang hidup dan eksis dalam raga setiap makhluk. Sang Buddha pada saat momen pencerahan-Nya bersabda: “Sungguh menakjubkan ternyata semua makhluk hingga seekor ulat sekalipun memiliki raga Vairobuddha” . Oleh karena itu, setiap makhluk hidup mempunyai hak atas dunia (Chau Ming, 1994:46). Berdasarkan falsafah Buddhisme Maitreya ini, umat Buddhis Vihara Maitreya menjalankan pola perilaku vegetarian, yaitu pola perilaku yang tidak mengkonsumsi daging, ikan, unggas maupun segala produk daging. Hanya mengkonsumsi padi-padian, tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI semua produk yang bersifat nabati. Pola perilaku vegetarian ini, dijalankan dalam rangka memberikan keseimbangan kehidupan untuk mencapai tujuan hakiki kehidupan manusia. Pola perilaku vegetarian dalam perspektif keagamaan, dilakukan untuk menjaga keseimbangan dan keselarasan dengan alam, karena Tuhan telah menciptakan alam berserta isinya yang sangat seimbang, mempunyai ekologi yang begitu sempurna sehingga manusia wajib memelihara, serta melestarikan alam beserta isinya dan juga untuk membangkitkan rasa kasih, sayang, dan cinta kepada semua manusia dan mahkluk hidup sehingga memulai untuk vegetarian (Rozin, 1996). Umat Buddhis Vihara Maitreya yang berpola perilaku vegetarian, selain dari golongan dewasa, juga terdapat golongan remaja. Remaja memiliki pemikiran tentang siapakah diri mereka dan apa yang membuat mereka berbeda dengan yang lain. Mereka memegang erat identitas dirinya dan berpikir bahwa identitas ini bisa menjadi lebih stabil. Banyak perubahan yang dialami remaja baik itu perubahan biologis maupun psikologis, mereka tidak hanya mengalami perubahan dalam dirinya akan tetapi juga perubahan sikap yang ditujukan oleh orang tua, pendidik, pengasuh, dan teman sebaya. Mereka sangat berperan membantu remaja dalam menemukan identitas dirinya. Gambaran dan penilaian seseorang tentang dirinya disebut sebagai konsep diri. Konsep diri merupakan gabungan keyakinan tentang diri sendiri meliputi karakter fisik, psikologis, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI motif sosial, emosional, aspirasi, dan prestasi (Hurlock, 1990; 58). Pada masa remaja, pembentukan konsep diri dianggap sangat penting, karena konsep diri akan mempengaruhi sukses atau gagalnya seseorang dalam mengatasi persoalan dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan dalam tahap selanjutnya (Erickson, dalam Partosuwido 1979). Remaja mempunyai tugas utama mencari dan menegaskan eksistensi dan jati dirinya, mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, mencari arah dan tujuan, serta menjalin hubungan dengan orang yang dianggap penting (Purwadi, 2004). Konsep diri sebagai produk sosial tumbuh dan berkembang melalui interaksi sosial dalam lingkup pergaulan individu. Bagi remaja lingkungan sosial bisa memberikan gambaran ideal bagi dirinya dan pada kenyataannya mereka dituntut untuk bisa memenuhi gambaran tersebut (Hurlock 1990 : 234) gambaran ideal ini bisa berupa nilai, sikap, norma, serta aturan yang berlaku dalam masyarakat. Remaja mulai bisa belajar mengenal, melihat, dan mengetahui apa yang harus ia lakukan untuk bisa memenuhi harapan-harapan lingkungan sosial. Lingkungan sosial remaja dan remaja saling mendukung. Lingkungan sosial memberikan gambaran dan masukan tentang apa dan bagaimana individu menurut penilaian mereka, dan ini penting sekali bagi perkembangan konsep diri remaja. Konsep diri merupakan evaluasi tehadap domain yang spesifik dari diri. Remaja dapat membuat evaluasi diri terhadap beberapa domain dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hidupnya, antara lain akademik, penampilan fisik dan lain sebagainya. Konsep diri adalah gambaran seseorang mengenai dirinya (Calhoun &Acocella, 1993). Konsep diri menjadi faktor penting dalam diri remaja karena konsep diri mencakup bagaimana individu dapat menerima dan menghargai diri sendiri berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam dirinya, dimana konsep diri ini bersifat dinamis dan selalu mengalami perubahan. Konsep diri ini terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan manusia dari kecil hingga dewasa. Proses pembentukan diri ini dipengaruhi oleh berbagai aspek seperti pola asuh, lingkungan, pengalaman, kritik internal (Rini, 2002). Dinamika remaja yang melakukan pola kehidupan vegetarian tersebut sedikit banyak memberikan kontribusi atau pengaruh pada pembentukan konsep diri mereka. Remaja vegetarian mengalami perubahan yang menyeluruh terhadap pola kehidupan mereka sehari-hari. Remaja vegetarian memiliki pengalaman dan lingkungan yang memberikan berbagai perubahan atau dinamika kehidupan. Sesuai dengan apa yang peneliti perhatikan remaja vegetarian memiliki perbedaan dalam berperilaku sehari-hari dengan remaja pada umumnya, hal ini berkaitan dengan aturan-aturan yang harus mereka jalani sebagai umat Buddha yang menjalani vegetarian. Dari sinilah muncul ketertarikan peneliti untuk melakukan penelitian terhadap remaja vegetarian berkaitan dengan gambaran konsep diri mereka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Apakah pola hidup vegetarian mempengaruhi gambaran konsep diri remaja tersebut. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran konsep diri pada remaja vegetarian ? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsep diri dan mencoba mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya konsep diri pada remaja vegetarian. D. Manfaat Penelitian Jika tercapainya tujuan penelitian tersebut diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a. Bagi Penulis Kegiatan peneitian ini merupakan kesempatan berharga untuk menerapkan teori yang diperoleh selama kuliah di fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. b. Bagi Remaja PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Penelitian ini diharapkan dapat mendatangkan manfaaat bagi remaja khususnya yang berhubungan dengan konsep diri. c. Bagi Pihak lain Pembaca maupun peminat dibidang psikologi perkembangan, hasil. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian sejenis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II DASAR TEORI A. KONSEP DIRI 1. Pengertian Konsep Diri Konsep diri adalah seluruh pandangan seseorang tentang dirinya. Pandangan itu berasal dari bagaimana seseorang melihat dirinya, bagaimana pemikiran dan pendapat tentang dirinya, bagaimana sikapnya terhadap dirinya (Noesjirwan, 1979). Brooks (dalam Rakhmat, 2000) mendefinisikan konsep diri sebagai pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, sosial, dan fisik, dan bukan hanya gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian seseorang tentang dirinya sendiri. Pengertian konsep diri menurut Hurlock (1990) adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri. Konsep diri merupakan gabungan keyakinan yang dimiliki orang langsung dari mereka sendiri yang mencakup karakteristik fisik, psikologis, emosional, aspirasi, dan prestasi. Konsep diri menurut Fitts (dalam Tarakanita, 2002) adalah sesuatu konstruk sentral untuk mengenal dan mengerti manusia dan sifatnya fenomenologis yang berarti terdapat prinsip dasar bahwa manusia bereaksi terhadap dunia fenomenal seseorang. Aspek yang paling penting yaitu dirinya sendiri sebagaimana diamati, dipersepsikan dan dialami oleh orang tersebut.. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Konsep diri ini mengandung unsur penilaian dan mempengaruhi perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. Pengertian menurut Santrock (1996), konsep diri merupakan evaluasi terhadap domain yang spesifik dari diri. Konsep diri berbeda dengan rasa percaya diri. Berdasarkan uraian diatas, maka disimpulkan bahwa konsep diri adalah gambaran seseorang tentang dirinya sendiri, sebagaimana diri diamati, dipersepsi, dan dialami oleh orang tersebut. 2. Dimensi-Dimensi Konsep Diri Menurut Acocella J.R & Calhoun F. J (1993), konsep diri memiliki beberapa aspek, yaitu a. Aspek Pengetahuan ( Knowledge), adalah dimensi pertama dalam konsep diri yang merupakan dimensi yang diketahui oleh seseorang tentang dirinya sendiri. Aspek ini memberikan gambaran tentang keadaan diri sendiri (self picture). Gambaran mengenai diri sendiri akan membentuk citra diri (self image). Aspek ini merupakan data yang bersifat objektif. Misalnya jenis kelamin, pekerjaan, suku, kebangsaan. b. Aspek Harapan ( Expectations), pada saat seseorang mempunyai satu set pandangan tentang siapa dirinya, maka orang tersebut juga mempunyai pandangan lain tentang kemungkinan orang tersebut menjadi apa dimasa yang akan datang (Rogers, dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Calhoun&Acocella, 1990). Pandangan ini akan mengakibatkan orang tersebut memiliki pengharapan bagi dirinya sendiri. c. Aspek Evaluasi (Evaluation), adalah dimensi ketiga dari konsep diri. Setiap hari individu selalu memberikan penilaian terhadap dirinya sendiri, apakah saya dapat melakukan seperti yang saya harapkan, dan apakah saya dapat memenuhi apa yang menjadi standar saya. Berzonnsky (1981) menyatakan bahwa untuk mengerti konsep diri seseorang dapat dilihat melalui penilaian terhadap diri-dirinya, penilaian tersebut terdapat dalam beberapa aspek berikut, yaitu: a. Aspek fisik, meliputi penilaian individu terhadap segala sesuatu yang dimilikinya seperti tubuh, pakaian, dan benda miliknya. b. Aspek psikis, di dalamnya terdapat pikiran, perasaan, dan sikap yang dimiliki individu terhadap dirinya sendiri. c. Aspek sosial, meliputi bagaimana peran sosial yang diperankan individu dan penilaian individu terhadap peranan tersebut. d. Aspek moral, meliputi nilai dan prinsip yang memberi arti serta arah bagi kehidupan seseorang. Hurlock (1990) menyatakan bahwa konsep diri seseorang terdiri dari beberapa komponen, antara lain sebagai berikut : a. Konsep diri dasar (the basic self concept) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Konsep diri dasar sama dengan konsep diri real, menurut pandangan seseorang tentang suatu atau hal-hal yang benar-benar ada dalam dirinya, mencakup penilaian dirinya, kemampuan dan ketidakmampuan, status, peranan, keyakinan, aspirasi, dan nilainilai. Individu memandang dirinya sebagaimana adanya, bukan diri yang diinginkannya. b. Konsep diri sementara (the trainsitority self concept) Pandangan seseorang tentang diri yang diharapkan dan diri yang sebenarnya, jadi individu mempunyai gambaran diri yang dia yakini saat ini sifatnya sementara dan akan segera dilepas. c. Konsep diri sosial ( the social self concept) Didasarkan pada keyakinan tentang penerimaan orang-orang lain terhadapnya melalui perkataan dan perbuatan biasa disebut “gambaran cermin” (mirror image). d. Konsep diri ideal (the ideal self concept) Konsep tentang diri sendiri yang diharapkfan dan diyakini seharusnya terjadi. Konsep diri ideal dapat bersiat realistis dalam arti dapat dicapai secara nyata, namun dapat juga tidak realistis karena apa yang diinginkan tidak akan pernah terjadi dalam kenyataan hidup. Menurut Fitts (dalam Tarakanita, 2002) konsep diri dapat dipahami dalam 2 dimensi yaitu : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Dimensi internal, terdiri dari • Diri identitas, merupakan kumpulan label dan simbol yang digunakan seseorang untuk menggambarkan dirinya,. Diri identitas ini dapat dipengaruhi oleh cara seseorang berinteraksi dengan lingkungan dan dengan diri sendiri. • Diri penilaian, yang mempunyai fungsi mengamati dan menilai, memberikan standar dan memberikan perbandingan terhadap dirinya. • Diri pelaku, ,merupakan persepsi seseorang terhadap tingkah lakunya atau caranya bertindak. b. Dimensi eksternal, terdiri dari • Diri fisik, merupakan persepsi seseorang terhadap keadaan fisik, kesehatan, penampilan dan gerakan motoriknya. • Diri etik-moral, merupakan persepsi individu tentang dirinya ditinjau dari standar pertimbangan nilai – nilai moral dan etika. • Diri personal, merupakan perasaan individu terhadap nilai-nilai pribadi, terlepas dari keadaan fisik dan hubungannya dengan orang lain dan sejauh mana individu merasa adekuat sebagai pribadi • Diri keluarga, merupakan perasaan dan harga diri individu sebagai anggota keluarga dan teman-teman dekatnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI • Diri sosial, merupakan penilaian individu terhadap dirinya dalam interaksi dengan orang lain dalam lingkungan yang lebih luas. • Diri akademi/ kerja, merupakan penilaian yang berkaitan dengan penilaian ketrampilan dan prestasi akademik. Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti cenderung menggunakan teori tentang dimensi-dimensi konsep diri menurut Acocella J.R & Calhoun F. J, dengan pertimbangan dimensi-dimensi tersebut dianggap cukup mewakili beberapa pendapat dari beberapa ahli. 3. Proses Terbentuknya Konsep Diri & Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya Konsep Diri Menurut Symonds (dalam Partosuwido, 1979), konsep diri bukanlah terjadi dengan sendirinya, tetapi terbentuk sejak kemampuan perspektif anak mulai berfungsi. Melalui proses pengalaman belajar terus menerus terhadap diri sendiri, kemudian berkembang pula atas dasar nilai-nilai yang dipelajari dari interaksi sosial dengan orang lain. Konsep diri bukanlah bawaan sejak lahir, melainkan dalam perkembangannya konsep diri merupakan hasil dari proses belajar dan berinteraksi. Gunarsa dan Gunarsa (1986) mengatakan bahwa pada dasarnya konsep diri itu tersusun atas tahapan-tahapan yaitu : a. Konsep diri primer Konsep diri primer terbentuk atas dasar pengalaman seseorang terhadap lingkungan terdekatnya yaitu lingkungan rumahnya sendiri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pengalaman-pengalaman yang berbeda yang ia terima melalui anggota rumah dari orang tua, paman, nenek atau anggota rumah yang lain. Konsep tentang bagaimana dirinya banyak bermula dari perbandingan antara dirinya dengan saudara yang lain, sedangkan konsep terntang bagaimana aspirasi ataupun tanggung jawabnya dalam kehidupan ini banyak ditentukan atas dasar pendidikan ataupun tekanan-tekanan yang datang dari orangtuanya. b. Konsep diri sekunder Setelah bertambah besar, ia akan mempunyai hubungan yang lebih luas dari pada sekedar hubungan dalam lingkungan keluarganya, ia mempunyai banyak teman, lebih banyak kenalan sehingga ia lebih banyak pengalaman. Akhirnya anak akan mempunyai sikap diri yang baru yang berbeda dengan apa yang sudah terbentuk dari rumah. Terbentuknya konsep diri sekunder ini banyak ditentukan oleh konsep diri primer yang sudah terbentuk, dan orang akan cenderung memilih teman yang sesuai dengan konsep diri sebelumnya yang sudah terbentuk. Dengan demikian konsep diri bukanlah faktor keturunan atau sifat bawaan sejak lahir, namun merupakan faktor-faktor yang dipelajari dan terbentuk dari interaksi individu dengan individu lainnya. Pertama dengan lingkungan keluarganya lalu melalui hubungan individu dengan lingkungan yang lebih luas. Menurut Argyyle (dalam Soenarji, 1988) terdapat empat faktor yang mempengaruhi terbentuknya konsep diri, yaitu : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI • Reaksi orang lain Reaksi yang tidak biasa dari seseorang akan mempengaruhi dan dapat mengubah konsep diri, apabila reaksi ini muncul dari orang lain yang memiliki arti bagi individu maka reaksi ini dapat mempengaruhi perkembangannya. • Pembandingan dengan orang lain Konsep diri sangat tergantung kepada bagaimana cara orang tersebut membandingkan dirinya dengan orang lain. • Peranan seseorang Setiap orang memainkan peran yang berbeda-beda, didalam setiap peran tersebut individu diharapkan akan melakukan perbuatan dengan cara-cara tertentu. • Identifikasi terhadap orang lain Anak-anak khususnya mengagumi orang dewasa, mereka seringkali mencoba menjadi pengikut orang dewasa antara lain dengan meniru keyakinan, nilai, dan perbuatan mereka. Proses ini menyebabkan anak merasa mereka memiliki beberapa sifat dari orang yang dikaguminya. Model tersebut biasanya mereka ambil dari keluarga (orang tua, saudara, kerabat), lingkungan (guru, pemuka agama), kelompok sebaya mereka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Penggolongan konsep Diri & Ciri-Cirinya a. Konsep diri positif Konsep diri positif diartikan sebagai evaluasi diri positif, penghargaan diri yang positif. Pengetahuan yang luas dan beragam tentang diri sendiri, harapan yang masuk akal serta harga diri yang tinggi. (Burns, dalam Limbong, 2002). Konsep diri positif menurut William (dalam Rakhmat, 2000) adalah orang yang yakin akan kemampuannya dalam mengatasi masalah, merasa setara dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengemukakan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya. Konsep diri positif menurut Hamachek (dalam Rakhmat, 2000) adalah orang yang betul-betul meyakini nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu serta bersedia mempertahankannya walaupun menghadapai tantangan, berani mengubah prinsip bila ternyata pengalaman dan bukti-buktinya ternyata salah, mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik, tidak terlalu cemas akan apa yang akan terjadi hari esok, masa lalu, dan sekarang. Memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi persoalan, menerima diri apa adanya dan mampu menikmati PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hidup secara utuh dalam berbagai kegiatan seperti, pekerjaan, permainan, maupun persahabatan. Berdasarkan paparan diatas maka peneliti menarik kesimpulan bahwa orang yang memiliki konsep diri positif adalah orang yang meyakini nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu serta bersedia mempertahankannya serta mampu mengatasi tantangan dan persoalan yang dihadapinya. b. Konsep diri negatif Konsep diri yang negatif sama dengan evaluasi diri yang negatif , rasa tidak suka terhadap diri, kurang menghargai dirinya, pengetahuan yang tidak tepat, harapan yang salah dan harga diri yang rendah (Burns, dalam Limbong, 2002). Orang yang memiliki konsep diri negatif peka terhadap kritik dan responsif terhadap pujuan, penghargaan terhadap dirinya, merasa tidak diperhatikan, tidak disenangi dan pesimis terhadap kompetisi. Orang yang memiliki konsep diri negatif mempunyai pengetahuan yang tidak tepat tentang dirinya sendiri, pengharapan yang tidak realistis dan harga diri yang rendah. Biasanya hal ini menghambat lancarnya hubungan sosialyang dilakukan dengan orang lain. Anggapan bahwa orang lain tidak suka akan dirinya , peka terhadap keritik dan pesimis terhadap kehidupan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menyebabkan ia enggan menjalin hubungan dengan orang lain (Calhoun & Acocella, 1990). Menurut Fitts (dalam Partosuwido, 1979) ciri-ciri individu yang memiliki konsep diri rendah adalah tidak menyukai dan menghormati diri sendiri, memiliki gambaran yang tidak pasti terhadap dirinya, sulit mendefinisikan diri sendiri dan mudah terpengaruh dari luar, tidak mempumyai pertahanan psikologis yang membantu menjaga tingkat harga dirinya. Merasa asing dan aneh terhadap diri sehingga sulit bergaul, mengalami kecemasan negatif dan tidak mampu mengambil manfaat dari pengalaman tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang memiliki konsep diri negatif adalah orang yang mempunyai gambaran dan pengetahuan yang tidak tepat mengenai dirinya sehingga ia menjadi tidak suka dan tidak menghormati dirinya. B. REMAJA 1. Pengertian Remaja Remaja diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial. Perubahan biologis, kognitif dan sosial yang terjadi meliputi perkembangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fungsi seksual, proses berfikir abstrak sampai dengan kemandirian (Santrock, 1996). Berdasarkan teori Erikson remaja berada pada tahap perkembangan ke lima yaitu identitas VS kekacauan identitas,pada tahap ini individu dihadapkan pada pertanyaan siapa mereka, mereka itu sebenarnya apa, dan kemana sebenarnya mereka akan menuju dalam hidupnya. Remaja dihadapkan akan banyak peran baru dalam hidupnya (Santrock,1996). Menurut Rifai (1984), masa remaja merupakan taraf perkembangan dalam kehidupan manusia, dimana mereka sudah tidak dapat lagi disebut anak kecil namun belum dapat disebut orang dewasa, disebut juga masa psysiological learning dan social learning , hal ini berarti bahwa pada masa ini individu sedang mengalami suatu pematangan fisik dan pematangan sosial. Kedua hal ini serempak terjadi pada waktu bersamaan. 2. Usia Masa Remaja Secara umum masa remaja dibagi menjadi dua bagian yaitu awal masa dan akhir masa remaja. Masa remaja awal (early adolescence) kira-kira sama dengan masa sekolah menengah pertama, dan mencakup kebanyakan perubahan pubertas. Masa remaja akhir (late adolescence) menunjuk kirakira setelah usia 15 tahun, minat pada karir, pacaran dan eksplorasi diri menjadi lebih nyata pada masa ini. Subjek penelitian adalah remaja berusia 15 tahun, jadi termasuk dalam golongan masa remaja awal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Tugas Perkembangan Masa Remaja Tugas – tugas perkembangan remaja menurut Havighurst ( Hurlock, 1980) • Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya • baik pria maupun wanita • Mencapai peran sosial • Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif • Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab • Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya • Mempersiapkan karir ekonomi • Mempersiapkan perkawinan dan keluarga • Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku ideologi. 4. Konsep Diri Remaja Perkembangan masa remaja sangat dipengaruhi oleh konteks dimana mereka berada. Latar belakang lingkungan, sosio kultural masyarakat sekitar maupun latar belakang keluraga akan ikun memberikan corak dan arah proses perkembangan maupun proses pembentukan bersangkutan (Steinberg, dalam Purwadi . 2004). identitas remaja yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut Hurlock(1980) konsep diri remaja dipengaruhi oleh beberapa kondisi, yaitu: • Usia kematangan, remaja yang matang lebih awal akan diperlakukan hampir seperti orang dewasa, sehingga mengembangkan konsep diri yang menyenangkan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lebih baik. • Penampilan diri, perbedaan fisisk mengakibatkan remaja memiliki perbedaan dalam konsep diri. • Kepatutan seks, dalam penampilan diri, minat dan perilaku membantu remaja dalam mencapai konsep diri yang baik, • Nama dan julukan, remaja peka dan merasa malu bila teman sekelompok memberikan nama dan julukan yang bernada cemooh. • Hubungan keluarga, remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan dirinya dengan orang tersebut. • Teman-teman sebaya, keberadaan teman-teman sebaya mempengaruh kepribadian remaja dalam dua cara yaitu, • Konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep teman-teman tentang dirinya • Ia berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompoknya • Kreatifitas, remaja yang masa kanak-kanak didorong agar lebih kreatif dalam bermain dan dalam tugas-tugas akademis, mengembangkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI persaan individualitas dan identitas yang berpengaruh baik dalam pembentukan konsep dirinya. • Cita-cita, bila remaja punya cita-cita yang tidak realistik, ia akan mengalami kegagalan, hal ini akan menimbulkan perasaan tidak mampu dan reaksi-reaksi bertahan dimana ia akan menyalahkan orang lain atas kegagalannya. Selain kondisi-kondisi diatas, stereotipe yang populer juga mempengaruhi. Sangat mudah menempelkan stereotipe tertentu pada seseorang, termasuk golongan tertentu, stereotipe adalah suatu kategori umum yang merefleksikan kesan dan keyakinan kita tentang manusia, semua stereotipe merujuk pada citra tentang seperti apa anggota dari kelompok tertentu( Santrock, 1996). Banyak stereotipe tentang remaja, menurut Daniel Offer (Santrock, 1996) remaja digambarkan sebagai orang yang mudah tertekan dan terganggu, mereka memasuki masa dewasa dengan integrasi dari pengalaman sebelumnya. C. VEGETARIAN 1. Pengertian Vegetarian Geoffrey L. Rudd, mantan sekretaris the British Vegetarian Society pada tahun 1842 menyatakan bahwa vegetarian bukanlah berasal dari kata vegetables (sayuran), melainkan berasal dari bahasa latin yakni vegetus yang berarti aktif, yang hidup, teguh, bergairah dan kuat. Pada tahun 1840 kata PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI veget dipakai di Inggris untuk mengatakan seseorang yang kuat dan sehat. Menu makanan yang veget adalah makanan yang berguna bagi kesehatan dan stamina tubuh (Wang Che Kuang, 2001:3). Vegetarian dapat diartikan sebagai seseorang yang sama sekali tidak memakan makhluk berjiwa. Baik makhluk berjiwa yang hidup di darat seperti: ayam, bebek, babi, sapi, kambing ataupun makhluk yang hidup di udara seperti: semua jenis burung atau unggas amapun juga dilaut seperti: ikan, udang, kepiting, kerang, tripang, lobster (Sumantri, 2005:1). Hidup vegetarian merupakan hidup yang tidak mengakibatkan kematian bagi makhluk lain. Seorang yang telah lama bervegetarian akan merasakan sekali pancaran kedamaian dari jiwanya dengan kandungan nilainilai spiritual yang kental. Sang Buddha bersabda “Ada persamaan antara manusia dengan hewan”. Artinya manusia ada kewajiban memelihara hewan, namun tidak berhak untuk membunuhnya, untuk itulah vegetarian menjadi penting dalam kehidupan seseorang (Bodhi, 2002:53). 2 . Aspek-aspek Vegetarian a. Aspek tidak membuat penderitaan bagi makhluk lain Setiap manusia tidak ingin dilukai, disakiti, bahkan tidak segan menangis untuk memohon kepada orang lain agar tidak disakiti, demikian juga sama halnya dengan makhluk-makhluk lain seperti hewan. Mereka pada dasarnya memiliki perasaan yang begitu halus terhadap lingkungannya. Mereka akan menjaga lingkungannya selayak mereka menjaga dirinya sendiri. Ketika melihat seekor sapi dibawa ke penjagal dan akan dipotong PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terkadang terlihat sapi tersebut meneteskan air mata, sapi tersebut hanya pasrah menghadapi nasibnya. Tidak jauh berbeda dengan seorang penjahat saat divonis, ia akan menangis serta memohon ampunan. Dalam keadaan seperti itu tidak ada kebahagiaan dan tawa ria. Dalam sebuah cerita ketika Sang Buddha menerima semangkok susu sapi, Sang Buddha merasakan getaran kesedihan, kedukaan, dan kepiluan sehingga bertanya kepada muridnya, “darimana susu ini diperoleh?” dari induk sapi yang baru tujuh hari melahirkan anaknya”, jawab sang murid. “kembalikan kepada induk sapi, berikanlah pada anaknya yang membutuhkan”. Inilah cinta kasih Sang Buddha yang tidak ingin mendatangkan penderitaan bagi makhluk lain. Bagaimanapun hewan mempunyai perasaan yang sama dengan manusia (Bodhi, 2002:54). Praktek vegetarian ini tidak bisa dilepaskan dari kepercayaan Buddhisme Maitreya yang dianggap ganjil di mata pemeluk agama lainnya. Buddhisme Maitreya pada umumnya percaya bahwa praktek makan daging adalah sama dengan membunuh, dan praktek itu mengakibatkan penderitaan yang tiada henti karena akan selalu ada balas membalas antara yang memakan daging dan yang dimakan dagingnya. Perang atau pembunuhan manusia atas manusia lainnya berawal dari meja makan. Jeritan kesakitan dan tangisan pilu hewan yang dibunuh untuk dimakan dagingnya adalah salah satu suara penderitaan yang didengar oleh Bodhisatva Avalokitesvara. Itulah sebabnya Sang Buddha vegan sejak dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kandungan, demi tidak mendatangkan penderitaan bagi makhluk yang bernyawa (http://www.ivs-online.com). Umat manusia mempunyai tingkat pendidikan berbeda, pemahaman berbeda, penafsiran berbeda, kesadaran dan pengendalian diri yang berbeda pula. Kadang kala walaupun tahu, tetapi tidak dilaksanakan dalam artian semakin tinggi tingkat pengetahuan manusia harus diimbangi dengan pengendalian diri. Oleh karena kekacauan di dunia ini lebih banyak diperparah oleh yang memiliki pengetahuan tinggi tetapi tidak diimbangi dengan pengendalian diri yang berasal dari hati nurani. Semakin meningkatnya kesadaran umat beragama dan semakin banyak peminat kehidupan spiritual yang lebih menekankan pada pencarian ketenangan batin dan kebahagiaan, dimana kearifan pada masa lampau yang pernah dipraktekkan oleh leluhur manusia kembali dibangkitkan oleh kelompok Vegetarian meskipun di kalangan umat Buddha dan pelaku vegetarian sendiri dewasa ini masih kurang informasi dan pemahaman tentang vegetarian tersebut. Informasi tentang kelompok vegetarian khususnya pemahaman mereka terhadap konsep vegetarian, sejarah vegetarian, motivasi dan manfaatnya (http://www.vegetariantimes.com). b. Aspek cinta kasih terhadap semua makhluk Manusia menjadi kejam dan membunuh sesamanya karena tidak adanya rasa cinta kasih di dalam dirinya yang mengakibatkan antar manusia saling menyiksa. Hal ini merupakan akibat dari siksaan manusia yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dilakukan terhadap hewan. Jika manusia telah meyakini akan makna cinta kasih sesama makhluk maka tidak akan terjadi pembunuhan dengan alasan untuk mencukupi kebutuhan vitamin di dalam tubuh manusia. Dengan bervegetarian maka sesungguhnya manusia telah mengurangi karma buruk, segala kenikmatan dan cita mulut dapat dikorbankan. “Manusia dengan segala kelengkapan fasilitas, ternyata tidak merasakan adanya berkah di dalam hidupnya, ini merupakan sifat dasar manusia yang tidak pernah merasa cukup terhadap sesuatu yang telah diperolehnya. Padahal dengan bervegetarian cenderung lebih menguasai emosi, lebih patuh karena tidak lagi menuruti hawa nafsu. Dengan bervegetarian akan membuat jiwa ataupun rohani lebih kuat” (Bodhi, 2002:54-55). Lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa makan makanan dengan wajar akan mendatangkan kedamaian bagi jiwa manusia. Makan bukanlah sekedar meletakkan makanan diatas lidah. Kegiatan makan hanya bermanfaat bila makanan itu dikunyah, ditelan, dicernakan, diserap kedalam darah, kemudian diubah menjadi otot dan tulang, tenaga serta kekuatan, agar mesin badan ini dapat bekerja, diperlukan bahan bakar yaitu berupa makanan. Makanan itu sendiri bukanlah pengurbanan, tetapi makanan memungkinkan manusia melakukan pengurbanan. Karena itu, kegiatan makan tidak boleh dipandang rendah seolah-olah hanya memenuhi selera rakus. Kegiatan makan merupakan suatu bagian dari pemujaan manusia kepada Tuhan. Pustaka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sarasamuccaya menjelaskan ajaran Ahimsa dengan lengkap dan mendalam serta terkait dengan belas kasihan kepada setiap makhluk. Di dalam kitab Surangama Sutra dikatakan: “Ananda, aku mengijinkan para Bhikshu untuk memakan lima jenis daging yang murni. Daging ini sebenarnya diwujudkan oleh kekuatan spiritualKu. Sebenarnya tiada kehidupan di dalamnya. Kalian para Brahmana hidup ditengah-tengah suatu iklim yang panas dan lembab, dan di tanah yang berbatu-batu dan berpasir tersebut, sayuran tidak akan tumbuh, karenanya aku harus menolong kalian dengan kekuatan spiritual dan belas kasihKu. Oleh karena kebaikan dan belas kasih luar biasa ini, (kuciptakan) daging yang sesuai dengan selera kalian. Setelah ParnirvanaKu, bagaimana bisa mereka yang makan daging bisa disebut murid-murid Shakya? Engkau mengetahui bahwa orang yang makan daging ini dapat memperoleh kesadaran dan mungkin nampak berada dalam samdhi, namun mereka semua adalah para raksasa. Ketika buah karma dari mereka matang, mereka akan tenggelam kelautan pahit kelahiran dan kematian. Mereka bukanlah muridmurid Buddha. Orang semacam ini membunuh dan saling memakan satu sama lainnya di dalam lingkaran tanpa akhir. Pengendalian diri dapat diperoleh atau dilatih dengan tidak makan daging sebagai alternatif. Oleh karena itu, sebagai manusia yang dikaruniai akal dan pikiran, harus berpikir bijaksana dalam memilih makanan apa yang sepatutnya dimakan dengan mempertimbangkan keselamatan dan kelestarian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI makhluk lain. Konsep ini dikenal dengan konsep Live and let live. Konsep Vegetarian juga merupakan salah satu bagian dari cinta kasih terhadap semua makhluk hidup. Untuk menerapkan konsep ini dalam kehidupan, manusia harus berperan menjaga keseimbangan ekosistem, salah satu caranya adalah dengan tidak membunuh binatang untuk dimakan atau menjadi vegetarian (Taniputera, 2003:163). Manusia berlomba mencari pekerjaan, motif utamanya hanyalah sekedar untuk bisa makan tetapi setelah mendapatkan rejeki ternyata tidak tahu cara makan apa yang perlu atau boleh dimakan dan apa yang tidak boleh dimakan. Makan hendaknya bukan untuk kenikmatan lidah, tetapi mestilah dengan kesadaran untuk memelihara tubuh agar bisa dipakai untuk melakukan pelayanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa dan Negara. Makanan ini harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan tubuh. Unsur-unsur yang diperlukan tubuh adalah protein, karbohidrat, lemak dan garam. Makanan tidak hanya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan fisik, akan tetapi juga merupakan sumber nutrisi untuk pikiran. Oleh karena itu ada istilah yang mengatakan bahwa manusia adalah apa yang dimakan, dengan kata lain makanan sangat berpengaruh pada perkembangan pikiran. Kemajuan zaman, pengaruh budaya luar, dan aktifitas manusia yang semakin padat menjadi alasan semakin diminatinya makanan cepat saji atau lebih dikenal dengan fast food. Hal tersebutlah yang mendorong menjamurnya restoran cepat saji, sedangkan tidak semua jenis makanan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ditawarkan sesuai dengan nilai gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia (http://www.vegetarian-nutrition.info). Makan bukan hanya agar perut kenyang akan tetapi jauh lebih penting untuk memenuhi gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sehingga membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Dewasa ini tidak banyak yang memperhatikan makanan yang di konsumsi, terlihat kecendrungan mengutamakan rasa daripada manfaat dalam memilih makanan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh adalah dengan mengkonsumsi makanan vegetarian. Sunanda Ranade, seorang dokter Ayurveda dari India, menyebutkan bahwa walaupun dalam Ayurveda tidak dilarang makan daging, tetapi jauh lebih baik mengkonsumsi makanan vegetarian. Pada dasarnya semua manusia adalah pemakan sayuran dan buah-buahan. Di samping itu makanan vegetarian juga kaya serat, mudah diperoleh dan murah, serta dapat meningkatkan ketahanan tubuh (Angel Hicks, 2001:30). Dikaji dari sudut pandang ilmiah ada beberapa alasan mengapa makanan vegetarian sangat baik untuk kesehatan, yaitu : makanan vegetarian mengandung serat alami, makanan sekaligus obat, manusia termasuk golongan herbivora, menjaga keseimbangan ekologi, kaya protein, vitamin, dan mineral. Selain itu, makanan vegetarian tergolong makanan Satvika dan mendukung konsep non-violence, yaitu tidak menyakiti, melukai ataupun membunuh makhluk hidup. Binatang, burung, serangga, maupun makhluk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hidup yang lain memiliki hak yang sama untuk hidup di dunia ini (Angel Hicks, 2001:32-33). Seseorang melakukan suatu karma dalam kehidupannya maka ia akan mendapatkan pahalanya, berarti seseorang yang tidak mampu mendapatkan moksa akan kembali lahir di dunia ini dalam bentuk manusia, binatang, burung, atau makhluk hidup yang lain. Dengan demikian, binatang atau burung yang dipelihara untuk dimakan bisa saja mereka adalah nenek moyang manusia atau sahabat akrab manusia yang kebetulan dilahirkan kembali menjadi binatang ke dunia ini. Dengan demikian menyadarkan manusia agar menjauhkan diri dari makan daging yang merupakan himsa. Makanan yang dimakan yang penuh dengan himsa menyebabkan pikiran seseorang ditutupi oleh pengaruh-pengaruh himsa sehingga manusia tidak mendapatkan pikiran yang tenang dan kedamaian dalam diri. Dalam kepercayaan Buddha dikatakan bahwa pohon atau tumbuhan juga memiliki jiwa, sehingga mungkin timbul pertanyaan mengapa memotong tumbuh-tumbuhan tidak tergolong himsa, jawabannya adalah, karena kalau memetik buah, bunga, ataupun daun dari pohonnya, pohon tersebut tidak akan mati dan akan kembali menghasilkan buah-buahan ataupun sayur-sayuran setelah beberapa waktu. Dengan demikian, makanan yang dihasilkan dari pohon yaitu daun dan buah dibuat untuk manusia atau makhluk lain untuk dimakan, akan tetapi saat makan daging, manusia harus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI membunuh dan binatang tersebut akan mati (http://www.vegetariantimes.com). c. Aspek spiritual dan kedamaian jiwa Pikiran adalah badan halus yang tidak nyata. Penyebab pikiran yang berfluktuasi tersebut adalah pengaruh lingkungan, karma masa lalu, dan yang terpenting adalah faktor makanan. Salah satu cara untuk memperoleh pikiran, perkataan dan perbuatan yang baik, adalah dengan cara mengkonsumsi makanan yang baik. Begitu juga untuk memperoleh kebahagiaan, makanan yang baik mutlak diperlukan, serta pergaulan baik didapatkan dengan makanan baik, sila atau moral yang baik diperlukan makanan baik, untuk menjadi rohaniawan yang baik diperlukan makanan yang baik. Singkatnya semua kebajikan diperoleh dengan makanan yang baik, yakni makanan yang bebas dari unsur pembunuhan. “Hewan adalah makhluk berintelegensia rendah, dengan bervegetarian berarti manusia tidak menyerap sifat rendah hewan. Lebih mengkhawatirkan lagi meskipun daging mengandung banyak protein tetapi daging juga menjadi pemicu atau penyebab berbagai penyakit seperti kanker, stroke dan koroner. Padahal protein tidak harus di dapat melalui daging tetapi dapat melalui sayur-sayuran seperti padi-padian, buah-buahan, dan kacang-kacangan” (Bodhi, 2002:55). Salah satu konsep dan praktek Dharma adalah Panatipata Veramani (menahan diri membunuh makhluk-makhluk hidup) maksud dari pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pelaksanaan sila ini adalah untuk mengembangkan sikap mulia dan cinta kasih, yang harus dikembangkan terhadap semua makhluk. Hal ini perlu dan penting mengingat yang menjadi objek pembunuhan adalah binatang dan manusia tanpa memandang usia, jenis kelamin, ukuran dan pembuahannya. Meskipun dalam tingkatan upacara atau seremonial masih dipergunakan binatang sebagai korban upacara atau untuk dimakan dagingnya (Bodhi, 2002:58). Keterangan tersebut di atas tidak salah dan juga dibenarkan dalam hukum agama Buddha sepanjang hal tersebut dapat meningkatkan derajat kelahiran binatang tersebut pada kelahiran mendatang. kualifikasi kesucian seorang rohaniwan yang dapat meningkatkan roh binatang tersebut pada masa mendatang agar menjadi mahkluk yang lebih tinggi derajat kehidupannya tidak ada pada jaman ini. Jadi upacara yang terpenting yang dapat menyelamatkan umat manusia adalah jika setiap manusia mau mengorbankan dirinya dengan sila atau pengendalian diri. 3. Jenis Vegetarian Dalam perkembangannya, kelompok vegetarian dapat dikategorikan kedalam beberapa kelompok: Pure vegetarian (vegan), yaitu kelompok manusia yang tidak makan daging, susu, telur bahkan tidak lagi makan kulit hewan ataupun kerangka hewan. a. Lacto vegetarian, yaitu kelompok manusia yang tidak makan daging tapi masih mengkonsumsi susu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Lacto Ovo Vegetarian, yaitu kelompok manusia yang tidak makan daging namun mengkonsumsi susu dan telur sebagai makanan sehari-hari (Susianto, 2002:52). D. KONSEP DIRI REMAJA VEGETARIAN Remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa kanakkanak menuju masa dewasa dimana pada masa ini terdapat begitu banyak perubahan dalam diri remaja. Demikian juga dengan remaja buddhis yang melaksanakan pola hidup vegetarian, tumbuh dan berkembang sebagaimana layaknya remaja pada umumnya dan memiliki tugas perkembangan yang harus dicapai untuk membantu mencapai kematangan pribadi. Remaja vegetarian melaksanakan pola vegetarian sesuai dengan nilai dan aturan yang ada dalam agama Buddha Maitreya berdasarkan dimensi yang terkandung dalam perilaku vegetarian yaitu tidak membuat penderiataan bagi makhluk lain, mengembangkan cinta kasih terhadap semua makhluk dan aspek spiritual dan kedamaian jiwa. Dalam perkembangannya remaja yang berada dalam tahap perkembangan operasional formal memiliki konsep yang berbeda mengenai konsep religius dari pada anak-anak yang berada dalam tahap operasional konkrit. Remaja yang berada dalam tahap operasional formal lebih reflektif dari pada anak-anak pada operasional konkrit. Mereka tidak lagi melihat perwujudan identitas agama dalam tingkah laku individu namun lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memperhatikan bukti keberadaan keyakinan dan pendirian dalam diri seseorang. Selain perubahan yang terjadi sebagai bagian dari perkembangan mereka dari anak-anak ke remaja, juga terjadi banyak perubahan akibat pola hidup yang mulai berubah. Perubahan dalam pola hidup yang terjadi pada remaja vegetarian adalah perubahan yang drastis, meliputi perubahan pandangan mengenai kehidupan, perubahan pola makan, parubahan pola makan mengakibatkan tertahannya keinginan-keinginan terhadap makanan tertentu, dan penyesuaian terhadap kehidupan disekitarnya yang berjalan seperti biasanya namun di pihak lain ia harus menahan ketetarikannya terhadap hal-hal yang biasanya boleh ia dapatkan namun menjadi terlarang karena aturan yang dijalaninya. Dan juga perubahan pandangan orang lain terhadap diri mereka. Semua hal yang diungkapkan diatas tersebut akan mempunyai pengaruh besar terhadap terbentuknya konsep diri. Pilihan kehidupan seperti ini adalah bukan paksaan dari pihak lain dan juga bukan agama yang diikuti karena seluruh anggota keluarga menganutnya, namun mereka menjadi pengganut agama Buddha Maitreya dan menjalani aturan vegetarian karena keinginan sendiri. Remaja vegetarian memiliki aturan dan lingkungan yang berbeda dengan remaja pada umumnya sehingga dimungkinkan perkembangan konsep diri remaja vegetarian memiliki peerbedaan dengan remaja pada umumnya. Perbedaan tampak jelas pada kehidupan keseharian mereka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Remaja vegetarian memiliki aturan yang ketat dan kaku terutama dalam hal makanan dan mereka dituntut untuk hidup hemat dan sejalan dengan ajaraan Buddha Maitreya. Perbedaan ini sedikit banyak akan memberikan pengaruh terhadap kehidupan remaja vegetarian dan terbentuknya konsep diri remaja vegetarian. Konsep diri positif remaja vegetarian dimana didalamnya tercakup tentang keyakinan akan diri, keyakinan akan nilai-nilai yang dianut, keyakinan akan kemampuan dalam menghadapi masalah, merasa setara dengan orang lain sebaliknya remaja vegetarian lebih dikuasai konsep diri negatif maka dapat dimungkinkan remaja tersebut, harga diri nya rendah, merasa tidak aman, kurang mampu menerima diri. Ketika konsep diri itu berkembang dan pada akhirnya remaja vegetarian memiliki konsep diri positif maka remaja tersebut diasumsikan mampu untuk menerima segala sesuatu yang berada didalam maupun diluar dirinya, ketika remaja mampu menerima diri dan lingkungannya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis meggunakan metode penelitian studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian yang penelaahannya kepada satu kasus dilakukan secara intensif, mendalam, mendetil, dan komprehensif. Pendekatan ini digunakan untuk memperoleh pengertian yang mendalam mengenai situasi dan makna sesuatu/subjek yang diteliti (Alsa, 2003) Penelitian studi kasus merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang gejala atau keadaan atau perilaku sekarang (sementara berlangsung). Tujuan utama dari digunakannya metode deskriptif adalah untuk menggambarkan suatu gejala atau keadaan dan atau perilaku sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab latar belakang dari suatu gejala atau keadaan dan atau perilaku tertentu (Travers dalam Sevilla dkk, 1993 : 71). Penelitian ini bermaksud untuk menggambarkan konsep diri pada remaja vegetarian Vihara Boddhicitta Maitreya Yogyakarta sebagai seorang remaja secara komprehensif dan natural. Disini peneliti tidak mengadakan kontrol atas fenomena yang ada, tapi berusaha mengeksplorasi dan menggambarkannya secara natural. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah remaja dengan kriteria berusia 15-17 tahun penganut Buddhis aliran Maitreya di Vihara Maitreya Yang berperilaku vegetarian jenis perilaku pure vegetarian lebih dari satu tahun. C. Prosedur Pengambilan Sampel Sample dalam penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk mencocokan hasil penelitian agar secara statistik dapat digeneralisasikan pada populasi. Sample dalam penelitian kualitatif bersifat purposif. Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk mendeskripsikan proses yang terjadi dalam fenomena yang sedang diteliti sehingga menyajikan pemahaman yang penuh dan lengkap, bukan digeneralisasikan (Rice & Ezzy, 1999). Penelitian ini menggunakan voluntarily sampling, peneliti meminta kesediaan individu untuk berpartisipasi dalam penelitian. Dalam analisis kualitatif merupakan hal yang sulit untuk menentukan jumlah sample secara tepat. Sampel dapat dikatakan cukup ketika dapat memenuhi analisis yang dibutuhkan dalam penelitian (Rice & Ezzy, 1999). Penelitian ini menggunakan 1 remaja buddhis pada Vihara Bodhicitta Maitreya Yogyakarta sebagai sampel penelitian. Sampel ini diperoleh berdasarkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kriteria bahwa subjek sudah berperilaku vegetarian jenis lacto ovo lebih dari satu tahun dan kesediaan subjek untuk ikut terlibat dalam penelitian. D. Batasan Kajian Penelitian Untuk mengerti konsep diri seseorang dapat dilihat melaui penilaian seseorang terhadap diri-dirinya, penilaian ini meliputi tentang fisik, status sosial, tujuan, dan harapannya (Acocella J.R & Calhoun F. J 1993), Oleh karana itu dalam penelitian ini variabel-variabel yang akan dikaji mencakup dimensi konsep diri yaitu : 1. Aspek Pengetahuan ( Knowledge), adalah dimensi pertama dalam konsep diri yang merupakan dimensi yang diketahui oleh seseorang tentang dirinya sendiri. Aspek ini memberikan gambaran tentang keadaan diri sendiri (self picture). Gambaran mengenai diri sendiri akan membentuk citra diri (self image). Aspek ini merupakan data yang bersifat objektif. Misalnya jenis kelamin, pekerjaan, suku, kebangsaan. 2. Aspek Harapan ( Expectations), pada saat seseorang mempunyai satu set pandangan tentang siapa dirinya, maka orang tersebut juga mempunyai pandangan lain tentang kemungkinan orang tersebut menjadi apa dimasa yang akan datang (Rogers, dalam Calhoun&Acocella, 1990). Pandangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ini akan mengakibatkan orang tersebut memiliki pengharapan bagi dirinya sendiri. 3. Aspek Evaluasi (Evaluation), adalah dimensi ketiga dari konsep diri. Setiap hari individu selalu memberikan penilaian terhadap dirinya sendiri, apakah saya dapat melakukan seperti yang saya harapkan, dan apakah saya dapat memenuhi apa yang menjadi standar saya. E. Metode Pengambilan Data 1. Wawancara Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Poerwandari, 1998 : 41). Dalam penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan jenis wawancara dengan menggunakan pedoman standar yang terbuka. Dalam bentuk wawancara ini, pedoman wawancara ditulis secara rinci, lengkap dengan set pertanyaannya pejabarannya dalam kalimat. Metode wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur, yaitu wawancara dengan pedoman umum yang mencantumkan isu-isu yang harus diungkap tanpa menentukan urutan pertanyaan, namun demikian penambahan pertanyaan dapat ditambahkan sesuai kondisi, situasi ataupun respon subjek penelitian saat proses wawancara berlangsung. Pertanyaan yang ditambahkan adalah pertanyaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang dirasa relevan sebagai probing atas jawaban subjek penelitian. Untuk memudahkan proses wawancara, peneliti menggunakan bantuan recorder. Adapun hal-hal yang ingin digali dalam wawancara tersebut adalah sebagai berikut : a. Aspek Pengetahuan ( Knowledge), Aspek ini memberikan gambaran tentang keadaan diri sendiri (self picture). Gambaran mengenai diri sendiri akan membentuk citra diri (self image). Aspek ini merupakan data yang bersifat objektif. Misalnya jenis kelamin, pekerjaan, suku, kebangsaan b. Aspek Harapan ( Expectations), pada saat seseorang mempunyai satu set pandangan tentang siapa dirinya, maka orang tersebut juga mempunyai pandangan lain tentang kemungkinan orang tersebut menjadi apa dimasa yang akan datang (Rogers, dalam Calhoun&Acocella, 1990). Pandangan ini akan mengakibatkan orang tersebut memiliki pengharapan bagi dirinya sendiri. c. Aspek Evaluasi (Evaluation), Setiap hari individu selalu memberikan penilaian terhadap dirinya sendiri, apakah saya dapat melakukan seperti yang saya harapkan, dan apakah saya dapat memenuhi apa yang menjadi standar saya. 2. Observasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis atas fenomena yang diteliti (kerlinger, 1990). Observasi dalam penelitian ini berarti pengamatan secara langsung. Observasi dilakukan dengan mencatat kata-kata kunci. Berkaitan dengan jangka waktu penelitian maka observasi dalam penelitian ini menggunakan partial participation dimana peneliti mengikuti sebagian saja kegiatan subjek penelitian, selain itu berkaitan juga dengan waktu penelitian, peneliti menggunakan surface participation dimana observasi dilakukan hanya menangkap situasi dan kondisi secara garis besar saja (Hadi, 2004) F. Metode Analisis Data Data penelitian kualitatif ini tidak berbentuk angka tetapi lebih banyak berupa narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidak tertulis (gambar, foto, rekaman suara) ataupun bentuk non angka lain (Poerwandari, 1998 : 45) Analisis data yang digunakan adalah analisis induktif. Analisis ini dimulai dari mengorganisasikan data hasil observasi dan wawancara. Mengurutkan data kedalam pola, kategori dan kesatuan hubungannya sehingga dapat ditemukan tema serta interpretasi data. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam menganalisis data kualitatif pada peneliitian ini adalah sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Membuat salinan kata demi kata diatas kertas dari kaset rekaman wawancara yang dinamakan transkrip verbatim, Pada transkrip verbatim diberi kolom kosong disebelah kanan. Gunanya untuk memudahkan peneliti dalam membubuhkan kode atau catatan tertentu dalam transkrip verbatim. 2. Memberikan nama untuk masing-masing transkrip serta membubuhkan tanggal, waktu, dan tempat sewaktu pengambilan wawancara disetiap berkas. 3. Membaca transkrip verbatim berulang-ulang. Tujuannya untuk membantu sebelum melakukan pengkodean dalam memperoleh tema tentang hal-hal yang berkaitan dengan subjek penelitian. 4. Melakukan pengkodean pada transkrip verbatim. Pengkodean dimaksudkan untuk mengorganisasi, mengsistematisasi data secara lengkap dan mendetil sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang tema pada setiap subjek. Kata-kata kunci yang ditemukan juga dituliskan pada bagian kanan transkrip verbatim yang telah disediakan. 5. Melakukan kategorisasi. 6. Melakukan interpretasi data dan pembahasan. G. Keabsahan Data Penelitian 1. kredibilitas Pada dasarnya kredibilitas tersebut menggantikan konsep validitas internal dalam penelitian non kualitatif. Menurut Poerwandari (1998) kredibilitas studi kualitatf terletak pada keberhasilan mencapai maksud PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks. Deskripsi mendalam yang menjelaskan kemajemukan aspek-aspek yang terkait dalam interaksi dari berbagai aspek menjadi salah satu ukuran kredibilitas penelitian kualitatif. Konsep ini juga harus mampu memotret kompleksitas hubungan antar aspek tersebut, penelitian dilakukan dengan cara tertentu yang menjamin bahwa subjek penelitian diidentifikasi dan dideskripsikan secara akurat. Untuk bisa mencapai kredibilitas, peneliti juga harus menguraikan parameter (langkah-langkah, pedoman-pedoman, batasan) penelitian. Kredibilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : a. Mendeskripsikan dengan jelas langkah - langkah penelitian ini, yaitu, bagaimana desain, kriteria subjek, bagaimana data diperoleh dan menjelaskan proses dari analisis dari data yang diperoleh. b. Peneliti ini menggunakakn tape rec. untuk merekam proses pengambilan data yaitu dengan wawancara sehingga bisa menghindarikesalahan dalam proses pencatatan, kemudian dari situ diharapkan supaya bisa meningkatkan kepercayaan akan kebenaran dari data tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Peneliti mendokumentasikan secara lengkap dan rapi data yang terkumpul, proses pengumpulan datanya maupun analisinya. d. Peneliti juga secara terbuka mau mendiskusikan proses penelitian, hasil temuan dari penelitian dengan pihak lain seperti dengan dosen pembimbing. Sehingga memungkinkan adanya saran dan kritik yang bisa meningkatkan kualitas atau kepercayaan dari penelitian ini. 2. Depedabilitas Dependability ini menggantikan konsep reabilitas dalam penelitian non kualitatif. Melalui konstuk dependabilitas peneliti memperhitungkan perubahan-perubahan yang terjadi menyangkut fenomena yang diteliti, yang dapat dilakukan peneliti adalah mengkonsentrasiskan diri pada pencatatan rinci fenomena yang diteliti, termasuk interrelasi aspek-aspek yang terkait. Akhirnya dengan data mentah yang terkumpul lengkap dan diorganisasikan dengan baik, peneliti memungkinkan pihak lain untuk mempelajari data, mengajukan pertanyaan kritis bila perlu bahkan melakukan analisis kembali. Usaha untuk mencapai dependabilitas adalah sebagai berikut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Memberikan uraian deskriptif yang konkrit, catatan ucapan dan percakapan verbatim, kutipan secara cermat sehingga tidak memungkinkan tafsiran yang beragam. b. Menggunakan alat perekam yaitu tape rec. dalam melakukan wawancara sehingga informasi dapat ditangkap dengan lengkap dan cermat sesuai dengan yang diucapakan. c. Peneliti juga meminta pendapat, penilaian, dan kritik dari teman sesama peneliti, dan dari dosen pembimbing. 3. Konfirmabilitas Merupakan suatu bentuk objektivitas dalam penelitian non kualitatif. Objektivitas dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai sesuatu yang muncul dari hubungan subjek-subjek yang berinteraksi. Objektivitas disini lebih dekat dengan pengertian transfaransi, yaitu kesediaan peneliti mengungkapakan secara terbuka proses dan elemen elemen dari penelitiannya, sehingga memungkinkan pihak lain melakukan penilaian (poerwandari 1998). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN SERTA PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Prosedur Pengambilan Data Prosedur pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan melalui dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam tahap persiapan penelitian adalah sebagai berikut : a. Menyusun pedoman wawancara dan observasi sesuai dengan teori. b. Meminta persetujuan subjek penelitian, pada tahap ini peneliti meminta kesediaan subjek peneliti yang sudah dijadikan target karena memenuhi kriteria. Peneliti menekankan bahwa calon subjek berhak menolak ikut penelitian dan berhak minta berhenti untuk mengikuti penelitian hingga usai ketika penelitian sedang berlangsung. c. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti berusaha menjalin hubungan baik dengan subjek, lalu memberikan gambaran umum tentang penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Langkah selanjutnya adalah menetapkan waktu dan tempat wawancara yang akan disesuaikan dengan kenyamanan subjek peneliti dan kemampuan peneliti. e. Peneliti mempersiapkan alat –alat yang digunakan dalam wawancara dan observasi, yaitu alat perekam, kaset kosong, alat tulis, notes serta lembar observasi untuk mencatat hal-hal yang penting selama wawancara dan observasi berlangsung. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam tahap pelaksanaan wawancara adalah sebagai berikut : 1. Peneliti mewawancarai subjek sesuai waktu dan tempat yang telah disepakati bersama. Lokasi wawancara adalah di kos-kos an subjek. 2. Sebelum wawancara dilakukan, peneliti menekankan kepada subjek bahwa peneliti akan menjaga kerahasiaan identitas subjek. 3. Setelah wawancara dilakukan, peneliti mendengarkan kembali rekaman hasil wawancara dan membuat verbatim untuk meneliti apakah ada hal-hal pokok yang belum diungkap dalam wawancara dan menggali kembali pertanyaan yang belum jelas lewat wawancara diwaktu berikutnya. Tujuan lain dalam verbatim adalah untuk mengoreksi hal-hal yang mengalami kekeliruan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Langkah-langkah yang dilakukan dalam observasi adalah sebagai berikut : 1. Peneliti mendatangi lokasi penelitian dan melakukan observasi terhadap subjek penelitian dengan mencatat kata kunci. Observasi dilakukan di kos subjek, vihara Bodhicitta Maitreya, dan sekolah subjek. 2. Setelah tidak berada dilokasi penelitian, peneliti mencatat hasil observasi. B. Identitas Subjek Penelitian Bagian informasi tentang subjek ini akan disajikan identitas subjek. Dalam hal ini identitas sengaja disamarkan untuk menjaga kerahasiaan subjek. Nama : TS Jenis Kelamin : Perempuan TTL : Bandar lampung, 15 April 1992 Anak ke : 3 dari 4 bersaudara Nama ayah : AT Pekerjaan Ayah : Wira swasta (bengkel sepeda) Agama Ayah : Kong Hu Cu Nama Ibu : PT Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga Agama Ibu : Kong Hu Cu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dalam keluarga yang vegetarian selain subjek : 1 orang (kakak perempuan) C. Latar Belakang Subjek Subjek adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara, sejak SD subjek bersekolah di sekolah negeri sehingga agama yang dianut subjek adalah islam, namun agama ini hanya merupakan agama disekolah yang artinya subjek tidak menjalani agama dan aturan yang ada seperti ibadah dan lain sebagainya. Agama islam di ikuti subjek karena disekolah subjek semua muridnya islam dan mata pelajaran agama yang dipelajari adalah islam. Orang tua subjek tidak memiliki latar belakang agama yang kuat, ayah dan ibu subjek adalah penganut Konghucu, dan mereka tidak mengadakan ibadah dalam kehidupan sehari-hari, hanya setahun sekali bertepatan dengan hari raya imlek orang tua subjek akan ke klenteng di sana. Kedua orang kakak subjek sudah tidak tinggal bersama dengan keluarga di lampung lagi karena menempuh pendidikan, jadi sejak SD kelas 1 subjek hanya tinggal dengan orang tuanya saja, dan hanya sekali-kali mendapat kunjungan dari kakak subjek. Subjek melanjutkan pendidikan SMP ke Yogyakarta mengikuti kakak perempuannya, setelah menetap di Yogya subjek baru mengenal agama Buddha lewat kakak perempuannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sehari- hari subjek bersekolah di SMP Santo Thomas, dan sekarang duduk dikelas dua, teman sekelas subjek memiliki agama yang beragam dengan mayoritas agama Katolik, Islam, dan kristen. Selain itu hanya ada subjek yang beragama Buddha dan seorang lagi beragama Hindu. Subjek sudah vegetarian sejak awal kelas 1 SMP, dan termasuk dalam kelompok pure vegetatarian, dimana subjek tidak mengkonsumsi daging dan semua jenis makanan yang berasal dari mahkluk bernyawa, termasuk susu dan telur. D. Hasil Penelitian 1. Wawancara Hasil penelitian berupa kaset rekaman diperoleh saat melakukan wawancara dengan subjek penelitian, kaset rekaman tersebut kemudian diubah menjadi transkrip verbatim (kata per kata) tanpa mengubah isi wawancara tersebut. Transkrip verbatim tersebut kemudian diberi kode dan dianalisis, adapun transkrip wawancara tersebut terlampir. 2. Observasi Observasi dilakukan peneliti beberapa kali pada subjek. Hal ini bertujuan agar data yang diperoleh lebih objektif. Adapun hasil observasi subjek dirangkum adalah sebagai berikut : a. Diri Fisik TS yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Subjek TS sehari - hari selalu terlihat ceria, wajah dan kulitnya bersih. Subjek sehari-hari memakai pakaian yang cukup sederhana untuk remaja seusianya, ia tidak memakai perhiasan apapun, termasuk giwang. Rambut subjek panjang sebahu dan biasanya selalu dikucir, dan subjek juga tidak pernah memakai kosmetik tertentu kecuali bedak. b. Aktifitas sehari – hari Setiap pagi subjek berangkat ke sekolahannya di daerah baciro naik bus dan sudah berangkat dari kos - kosan jam 6 pagi. Biasanya setiap pagi subjek sarapan dengan kakak perempuannya di kos – kosan mereka, dan masak sendiri dengan hidangan terbatas. Pulang sekolah jam 3 sore, biasanya subjek baru makan siang setelah sampai dikos-kosan karena ia kesulitan kalau harus makan siang di sekolahnya. Setiap siang mereka berlangganan katering khusus vegetarian. Dan biasanya malam hari mereka masak sendiri, atau kadang beli di warung yang menyediakan masakan vegetarian. Disini terlihat bahwa subjek tidak pernah mengeluh terbatasnya jenis makanan yang bisa mereka makan, terlihat bahwa subjek menikmati setiap makanan yang ada. Subjek biasanya ke Vihara, yaitu Vihara Bodhicitta Maitreya di daerah Kementiran, setiap minggu mulai jam 8 pagi sampai sore. Namun subjek tidak rutin setiap minggu pergi ke vihara, karena letaknya jauh dari tempat tinggal subjek kadang ia tidak ikut kebaktian. c. Relasi sosial PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Di lingkungan kos-kosan subjek adalah satu-satunya anak SMP, sedangkan yang lainnya adalah mahasiswi semua. Dan selain mereka ada beberapa anak lain yang juga vegetarian. Sehari-hari subjek sangat jarang keluar rumah, dan dalam rentang waktu setiap biasanya ada kunjungan pandita dari vihara, kunjungan itu biasanya adalah semacam silaturahmi untuk menjaga keakraban sesama penganut Buddha Maitreya. d. Jenis makanan vegetarian Orang vegetarian tidak diperbolehkan makan mie instan yang biasa di jual di toko-toko, mereka hanya boleh makan mie instan dengan lebel tertentu untuk vegetarian. juga untuk makanan instan lainnya yang mengandung gelatin, susu maupun senyawa lain yang berasal dari mahkluk bernyawa, misalnya susu sapi, roti atau wafer yang biasanya mengandung susu. Termasuk juga bumbu penyedap masakan juga harus dipilih yang tidak menggandung bahan yang berasal dari hewan, misalnya mereka hanya diperbolehkan menggunakan msg dengan label tertentu, dan juga penyedap masakan yang mengandung sari pati ayam atau sapi. Termasuk juga mereka tidak boleh mengkonsumsi semua jenis bawang misalnya bawang merah, bawang putih dan dan daun bawang. E. Tabel Dinamika Psikologis Hasil transkrip verbatim yang telah dilakukan pengkodean diatas akan dibuat dalam satu tabel dinamika psikologis. Tabel ini berguna untuk membantu dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mempermudah peneliti melakukan pembahasan, adapun tabel dinamika psikologis yang dimaksud adalah sebagai berikut : Tabel I TABEL DINAMIKA PSIKOLOGIS ASPEK Gambaran Awal umum vegetarian remaja vegetarian Penyesuaian terhadap cara hidup vegetarian • • • • • • • • • Pengetahua n umum mengenai Buddha Maitreya dan vegetarian • • • • • • • • SUBJEK TS Masuk agama Buddha karena diajak kakak Vegetarian setelah masuk agama Buddha Masukan dari teman-teman di vihara Mendapat permandian dan menjadi seorang Buddhis Menjadi vegetarian karena nonton video pembunuhan hewan Penyesuaian diri terhadap vegetarian : mengalami kesulitan pada masa awal vegetarian Merasakan kesulitan mejaga makanan yang di larang Penyesuaian diri : merasa fisik akan menolak makan makanan bernyawa Penyesuain diri : mengurangi belanja untuk mengurangi keinginan Pengetahuan agama Buddha : memahami penjelasan tumumbal lahir dan hubungannya dengan vegetarian dalam Buddhism Mendapat pengetahuan dari buku, dan sekolah minggu Pengetahuan vegetarian : memahami hakikat vegetarian Buddhism selain larangan makan makanan dari mahkluk hidup Pengetahuan agama Buddha : memahami secara singkat permasalahan karma dan hubungan nya dengan pola vegetarian dalam Buddhism Pengetahuan agama: memahami dan mengerti pengetahuan cinta Pengetahuan agama Buddha : memahami hakikat vegetarian dalam Buddhism Penyesuaian diri terhadap vegetarian : memahami jenis- jenis makanan yangg di larang vegetarian Pengetahuan agama: memahami awal semua perbuatan berasal dari pikiran Pengetahuan agama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI • Kondisi Kondisi fisik dan fisik psikologis • • • • Kondisi psikologis • • • • • • • • • • • Hubungan dengan lingkungan sekitar Hubungan dengan lingkungan sekitar / teman sebaya • • • • • • • • Buddha : memahami kelahiran kembali dalam buddhism dan hubungannya dengan vegetarian Pengetahuan merasa vegetarian adalah kewajiban dalam Maitreya Penyesuaian diri : merasa fisik akan menolak makan makanan bernyawa Pengaruh fisik : merasa jarang sakit sejak vegetarian Pengaruh fisik : merasa sembuh dari penyakit gatal sejak vegetarian Pengaruh fisik : tidak mengalami gangguan kesehatan akibat vegetarian Merasakan manfaat vegetarian : pikiran menjadi lebih tenang, merasa lebih konsen Tidak merasa menyesal atas pilihan untuk menjadi vegetarian Merasakan pentingnya vegetarian secara utuh tidak fisik aja Merasa kecewa terhadap larangan makan thd makanan tertentu Kondisi psikologis : merasa lebih menghargai hidup Merasa lebih bisa menghargai orang lain Subjek tidak merasa malu kalau orang lain tahu ia vegetarian Peraasaan subjek : kecewa karena penolakan ayah Merasa ayah menolak membahas masalah ini Bahagia kalo tujuan tercapai Kalo tujuan nggak tercapai akan merasa kecewa, namun nggak putus asa Hubungan dengan lingkungan : jarang nunjukin kalo vege Hubungan dengan lingkungan : teman- teman subjek mengetahui subjek vegetarian Tanggapan teman : ada ejekan Tanggapan subjek : merasa biasa karena menganggap teman nya tidak mengerti Tanggapan teman : ingin tahu Tanggapan subjek : tidak merasa perlu menjelaskan karena menganggap hanya pertanyaan iseng Merasa sia- sia menjelaskan vegetarian kalo orang nggak ngerti Buddhism Hubungan dengan teman di sekolah biasa, tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI • • • • Kelebihan • • • • • • • • • Kekurangan • • Hubungan dengan keluarga Pengetahuan diri Pendapat tentang diri • • Harapan diri Harapan tentang diri • • Harapan diri terhadap lingkungan sosial • • • • Penilaian diri Penilaian terhadap diri sendiri • • • • • punya teman akrab Teman subjek di lingkungan kos tidak ada yang sebaya Jarang pergi dengan teman-teman sebaya diluar diluar jam sekolah Jarang pergi dengan teman-teman sebaya diluar diluar jam sekolah Merasa diterima dan disenangin oleh teman-teman karena sifat menghargai orang lain Merasa tidak akrab dengan teman sekelas Orang tua subjek mengetahui subjek vegetarian Ada dukungan dari sosok Ibu Tidak ada dukungan dari sosok ayah Ayah takut subjek sakit karena vegetarian Peraasaan subjek : kecewa karena penolakan ayah Merasa ayah menolak membahas masalah ini Hubungan dengan kakak baik Merasa diterima dan disenangin oleh teman-teman karena sifat menghargai orang lain Pengetahuan diri : tidak memiliki kelebihan Pengetahuan diri : Mengetahui kekurangan yang dimiliki Pendapat tentang diri : tidak merasa beda karena memiliki aturan yang berbeda dengan teman sebaya Pengetahuan diri : merasa lebih memahami perasaan yang dialami diri Harapan diri : harapan untuk tetap vegetarian Harapan terhadap diri : tetap vegetarian seumur hidup, Harapan terhadap sosok ayah : menunjukan tidak ada pengaruh negatif vegetarian ke diri fisik Harapan terhadap lingkungan keluarga : sekeluarga bisa vegetarian Harapan dengan lingkungan keluarga: Ayah bisa menerima kalo subjek vegetarian, Usaha untuk meyakini ayah : tetap jaga kesehatan, memberikan penjelasan Makin banyak orang yang vegetarian Penilaian diri : menikmati kondisi saat ini Optimis bisa mencapai harapannya Merasa yakin seumur hidup akan vegetarian Merasa masih kecil dan masih harus banyak belajar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI • Penilaian terhadap lingkungan sosialnya • • Penilaian diri : Merasa biasa dengan kekurangan karena merasa menyadari kekurang Merasa diterima dengan baik oleh teman – teman Merasa ada dukungan positif dari teman-teman F. Analisis data hasil penelitian Analisis data dimulai dari membaca transkrip verbatim dengan seksama kemudian mencari inti dari setiap pernyataan yang diberikan subjek, dari setiap inti pernyataan ini dibuat suatu kategorisasi dan melakukan pengkodean. Kemudian peneliti melakukan analisis data dengan mengelompokan kedalam suatu aspek-aspek, analisis data ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep diri remaja vegetarian adapun hasil analisis data tersebut adalah sebagai berikut : 1. Gambaran Umum Remaja Vegetarian Tabel 2 TABEL GAMBARAN UMUM 1 Awal vegetarian • • • • • 2 Penyesuaian terhadap cara hidup vegetarian • • • • Masuk agama Buddha karena diajak kakak Vegetarian setelah masuk agama Buddha Masukan dari teman-teman di vihara Mendapat permandian dan menjadi seorang Buddhis Menjadi vegetarian karena nonton video pembunuhan hewan A1, no 1, 2, 3, 4, 7, Penyesuaian diri terhadap vegetarian : mengalami kesulitan pada masa awal vegetarian Merasakan kesulitan mejaga makanan yang di larang Penyesuaian diri : merasa fisik akan menolak makan makanan bernyawa Penyesuain diri : mengurangi belanja untuk mengurangi keinginan A2, no 17, 20, 23, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Pengetahuan umum mengenai Buddha Maitreya • • • • • • • • • Pengetahuan agama Buddha : memahami penjelasan tumimbal lahir dan hubungannya dengan vegetarian dalam Buddhism Mendapat pengetahuan dari buku, dan sekolah minggu Pengetahuan vegetarian : memahami hakikat vegetarian Buddhism selain larangan makan makanan dari mahkluk hidup Pengetahuan agama Buddha : memahami secara singkat permasalahan karma dan hubungan nya dengan pola vegetarian dalam Buddhism Pengetahuan agama: memahami dan mengerti pengetahuan cinta Pengetahuan agama Buddha : memahami hakikat vegetarian dalam Buddhism Penyesuaian diri terhadap vegetarian : memahami jenis- jenis makanan yangg di larang vegetarian Pengetahuan agama: memahami awal semua perbuatan berasal dari pikiran Pengetahuan agama Buddha : memahami kelahiran kembali dalam buddhism dan hubungannya dengan vegetarian Pengetahuan vegetarian : tahu pengaruh vegetaarian terhadan fungsi kesehatan A3, no 10, 14, 15, 16, 18, 22, 28, 55, 58 Dalam penelitian ini ternyata ditemukan bahwa subjek mulai vegetarian karena diaja ke vihara dan masuk agama Buddha oleh kakak subjek yang juga adalah seorang Buddhis yang vegetarian. Setelah menjalani Cu tau (yaitu semacam permandian, yang menandakan bahwa seseorang sah menjadi maitreya dan sudah mendapatkan inisiasi ke Tuhanan dan terpilih menjadi anak Tuhan) (A1, no 3). Subjek mendapat banyak masukan yang mendorong ia untuk vegetarian dari kakak perempuannya dan juga dari umat seviharanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (.........banyaklah yang ngasih masukan kalo vege tu bagus, truss sehat, mereka juga bilang kalo vege tu.....A1, no 4). Selain itu yang juga sangat mempengaruhi subjek menjadi seorang vegetarian adalah ketika subjek nonton film pembantaian ternak sapi (..................ngerti gimana penderitaan hewan yang dibunuh untuk dimakan manusia............... A1, no 8, 9) Subjek mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri terhadap pola vegetarian pada masa awal vegetarian dan ia merasa kesulitan menjaga makanan yang dilarang (..........dulu kerasa banget,............agak sulit juga sih jaganya A2 , no 17) salah satu cara subjek dalam menjaga keinginan terhadap makanan tertentu yang diinginkannya yaitu subjek mengurangi belanja di toko, sehingga ia merasa kalo semakin sedikit ia melihat, maka keinginan tidak muncul (........sekarang aku tu jarang belanja di toko, pokoknya semakin dikit lihat....... A2, no 23) Subjek memiliki pengetahuan agama Buddha secara umum cukup baik dan memahami hakikat vegetarian dalam Maitreya, ia memahami penjelasan mengenai tumimbal lahir dalam aga Buddha dan bagaimana hubungannya dengan vegetarian (...kita ngak selamanya bakal terlahir kealam manusia........ A3, no 10). Subjek juga memahami masalah karma dalam kaitannya dengan vegetarian dalam agama Buddha. (....kalo kita banyak menimbun karma baik ya buahnya baik.....A3, no 14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dan memahami asal semua perbuatan adalah dari pikiran sehingga yang paling penting adalah mengendalikan pikiran (.................menurut Sang Buddha, pikiran itu pelopor........A3, no 2 3. Kondisi Fisik dan Psikologis Tabel 3 TABEL KONDISI FISIK 1 Kondisi fisik • • • • Penyesuaian diri : merasa fisik akan B1, no 24, menolak makan makanan bernyawa 25, 26, Pengaruh fisik : merasa jarang sakit sejak vegetarian Pengaruh fisik : merasa sembuh dari penyakit gatal sejak vegetarian Pengaruh fisik : tidak mengalami gangguan kesehatan akibat vegetarian Dari hasil wawancara dan observasi terlihat bahwa subjek merasakan pengaruh dan dampak positif vegetarian terhadap tubuhnya, (........tangan sering gatal, jadi nggak pernah .......B1, no 25). Subjek juga merasa bahwa vegetarian tidak menyebabkan ia menderita penyakit tertentu. Ia merasa secara fisik tubuhnya akan menolak apabila makan daging dan subjek merasa ia jarang sakit sejak vegetarian. (..........kayaknya jarang sakit lah. B1, no 24) Bahkan ia merasakan kalau biasanya ia menderita alergi karena menyantap Sea food, tidak pernah lagi karena secara tidak langsung subjek sudah berhenti makan – makanan yang berasal dari hewan, termasuk makanan laut, selain itu subjek juga secara tidak langsung merasakan bahwa ia sejak vegetarian, tubuhnya jarang sakit, ia merasa ketahanan tubuhnya meningkat. Hal ini dirasakan setelah lebih dari satu tahun melakukan praktek vegetarian. Tabel 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI TABEL KONDISI PSIKOLOGIS 1 Kondisi psikologis • • • • • • • • • • • Merasakan manfaat vegetarian : B2, no 5, 6, 19, 20, pikiran menjadi lebih tenang, 21, 23, 27, 30, 61, merasa lebih konsen 62 Tidak merasa menyesal atas pilihan untuk menjadi vegetarian Merasakan pentingnya vegetarian secara utuh tidak fisik aja Merasa kecewa terhadap larangan makan thd makanan tertentu Kondisi psikologis : merasa lebih menghargai hidup Merasa lebih bisa menghargai orang lain Subjek tidak merasa malu kalau orang lain tahu ia vegetarian Peraasaan subjek : kecewa karena penolakan ayah Merasa ayah menolak membahas masalah ini Bahagia kalo tujuan tercapai Kalo tujuan nggak tercapai akan merasa kecewa, namun nggak putus asa Dampak psikologis yang paling dirasakan oleh subjek sejak ia vegetarian adalah ia merasa pikirannya menjadi lebih tenang, sehingga ia lebih mampu untuk konsentrasi, terutama dampak ini dirasakan subjek dalam hal menghapal pelajaran disekolah. (... ngalamin sendiri kalo vege tu rasanya bikin pikiran lebih tenang..........B2, no 5. .......kalo mo ulangan, itu kalo dulu belajar susah masuknya.....kayaknya lebih konsen .....B2, no 6) walaupun mengalami banyak hambatan dan kesulitan dalam penyesuaian diri, subjek merasa ia tidak menyesal karena memilih untuk menjalankan praktek vegetarian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (..........dulu kerasa banget,............agak sulit juga sih jaganya A2 , no 17) Subjek merasa bahwa menjalani praktek vegetarian adalah pilihan hidup, jadi ia merasa bahwa ia harus menjalaninya. ( nyesel nggak ?... nggak lah pelan – pelan .......kan dah jadi pilihan hidup, pasti tak jalanin ..B2, no 19) Selain merasakan dampak vegetarian secara fisik, subjek merasa praktek vegetarian ini memiliki efek secara utuh terhadap dirinya, hal ini terlihat dari tanggapan subjek terhadap beberapa jenis masakan yang diciptakan untuk orang vegetarian, tapi menyerupai makanan dari hewan, misalnya sate yang dibuat mirip daging, tapi dari bahan tepung. ( .. sebenarnya ada makanan pengganti yang mirip tapi nggak sama, ada sate palsu. .... ya itulah masalahnya pengendalian diri .... percuma kalo dimulutnya aku vege tapi pikiran makan daging..... B2, no 21) Subjek memiliki pengertian, bahwa dalam vegetarian, ia tidak hanya makan makanan yang sesuai juga namun memiliki pengertian yang benar terhadap makanan itu sendiri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Namun sebenarnya subjek kadang juga merasakan kecewa kalau ia dilarang untuk makan makanan tertentu yang mengandung bahan yang terlarang karena ia vegetarian, (... nggak muna yo... ngerasa kecewa, .. kayak nyesel kok banyak buanget larangan makanannya.......B2, no 23) hal ini diatasi subjek dengan mengurangi belanja di toko, karena menurutnya semakin sedikit ia melihat maka semakin sedikit keinginan yang timbul, bagian ini dijelaskan oleh peneliti dalam gambaran umum remaja vegetarian bagian penyesuaian diri. (Tapi yo, emang sekarang aku tu jarang beli-beli apa di toko, pokoknya semakin dikit lihat semakin dikit pengennya.... A2, no 23) Subjek juga merasakan bahwa ia lebih menghargai hidup sejak ia vegetarian, ia merasa bahwa ia juga lebih bisa menghargai orang lain, hal ini berkaitan dengan bertambahnya pengetahuan subjek mengenai masalah tumimbal lahir dalam agama Buddha yang dimengerti subjek sejak ia vegetarian. (.......kayaknya aku tu lebih bisa menghargai kehidupan orang lain, juga kayaknya lebih bisa menghargai hidup..... tapi sejak vege aku tu ngerti masalah tumimbal lahir. Itu juga nagapa kita dianjurin banget untuk vege,.............B2, no 27, agama Buddha kan percaya banget masalah kelahiran kembali, nah kita tuh lahir nggak mesti ke alam manusia bisa juga kealam lain yang lebih rendah atau lebih tinggi kan tergantung karma kita, truss kalo misalnya aku makan ayam nggak taunya dulu ayam itu pernah jadi orang tua aku..... Pasti kita ngerasa nggak tega dan nggak pantes ya macem gitu lah ........ A3, B2, no 28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI walaupun subjek jarang secara langsung menunjukan ke orang lain kalau ia adalah seorang vegetarian, namun subjek tidak merasa malu kalau orang lain tahu. Hanya saja ia takut orang lain akan beranggapan bahwa ia adalah orang aneh. (.... biasa ajalah, aku sebenarnya jarang nunjukin kalo vege, ..... C1, no 29, Apakah merasa malu ?... Nggak lah , cuma nggak mau aja kalo ada yang anggap aku tu aneh, ... apa lah... B2, no 30) Subjek tidak mendapatkan persetujuan dari ayahnya jika ia menjalankan praktek vegetarian,dan ia merasakan kecewa karena penolakan ayahnya. Ia merasa ayahnya selalu menolak membahas masalah ini. (..........papa tu sama skali dak stuju ?katanya nggak ada gunanya..........C2, no 40, ....... Sia sia lah, papa tu keras cici aja papa dak setuju apalagi aku,...C2, no 41 ........... Perasaan sama papa ? kecewa lah.. susah banget kasih pengertian,... papa tu keras..... Tapi lama –lama papa sih dak pernah ungkit lagi masalah in.........C2, B2, no 42 ) 4. Hubungan Dengan Lingkungan Sekitar Tabel 5 TABEL HUBUNGAN DENGAN LINGKUNGAN SEKITAR Hubungan dengan lingkungan sekitar Hubungan dengan lingkungan sekitar • • • • • • • Hubungan dengan lingkungan : jarang nunjukin kalo vege Hubungan dengan lingkungan : temanteman subjek mengetahui subjek vegetarian Tanggapan teman : ada ejekan Tanggapan subjek : merasa biasa karena menganggap teman nya tidak mengerti Tanggapan teman : ingin tahu Tanggapan subjek : tidak merasa perlu menjelaskan karena menganggap hanya pertanyaan iseng Merasa sia- sia menjelaskan vegetarian C1, 29, 32, 34, 36, 38, no 31, 33, 35, 37, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI • • • • • Hubungan dengan keluarga • • • • • • • kalo orang nggak ngerti Buddhism Hubungan dengan teman di sekolah biasa, tidak punya teman akrab Teman subjek di lingkungan kos tidak ada yang sebaya Jarang pergi dengan teman-teman sebaya diluar diluar jam sekolah Merasa tidak akrab dengan teman sekelas Merasa diterima dan disenangin oleh teman-teman karena sifat menghargai orang lain Orang tua subjek mengetahui subjek vegetarian Ada dukungan dari sosok Ibu Tidak ada dukungan dari sosok ayah Ayah takut subjek sakit karena vegetarian Peraasaan subjek : kecewa karena penolakan ayah Merasa ayah menolak membahas masalah ini Hubungan dengan kakak baik C2, 39, 41, 43, no 40, 42, Hasil penelitian, menunjukan bahwa subjek jarang menunjukan ke orang lain terutama keteman – temannya, kalau ia adalah seorang vegetarian. Namun teman – teman nya mengetahui ia vegetarian dan semenjak saat itu subjek mendapatkan ejekan dari teman nya di sekolah namun subjek menanggapi dengan sikap biasa karena ia merasa teman – temannya tidak memiliki pengertian dan pemahaman mengenai masalah vegetarian ( ...........biasa ajalah, aku sebenarnya jarang nunjukin kalo vege... C1, no 29, ,... tapi ada juga yang ngatain sok suci ya gitulah.... C1, no 32, gimana ... biasa aja , ... paling aku mikir mereka nggak ngerti..........C1, no 33) Subjek juga tidak berusaha menjelaskan alasan mengapa ia menjalankan praktek vegetarian, subjek cenderung pasif dan tidak menanggapi teman-temannya sehingga subjek tidak memiliki banyak teman disekolah, ia merasa tidak memiliki teman akrab di sekolah. (....kalo sama teman sekolah biasa... yang sampe deket banget kayaknya nggak ada.. C1, no 38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Subjek dalam menanggapi rasa ingin tahu dari teman – temannya, ia tidak berusaha menjelaskan, subjek merasa kesulitan kalo harus menjelaskan masalah vegetarian ke orang lain, ia beranggapan sia- sia menjelaskan kalau orang itu tidak mengerti agama Buddha. (....... kalo kita jelasin ke orang lain agak susah nerimanya, maksudnya mereka kan dasarnya bukan Buddhis jadi sia sia deh, bukan aku tu nggak mau kasih tau tapi ya seringnya kayak gitu nggak bakal deh ngerti....apalagi ngajak ikut vegetarian nggak pernah lah... kayaknya lebih enak kalo ngerti dulu baru bisa paham.........C1, no 37 ) Diluar sekolah, teman – teman subjek banyak yang berusia jauh diatas subjek (.....anak kuliahan semua , kalo temen akrab... tapi dah kuliah.. C1, no 38) Hubungan subjek dengan anggota keluarga baik dan akrab, ia merasa mendapatkan dukungan dari sosok ibu (.....kalo mama sih lumayan dukung ... C2, no 40) Namun subjek merasa tidak ada dukungan dari sosok ayah, ayah subjek tidak menyetujui subek vegetarian (.....papa tu sama skali nggak setuju.. katanya nggak ada gunanya. C2 no 40 ) karena tidak ada dukungan dari sosok ayah subjek merasa kecewa dan merasa kalau untuk masalah vegetarian ayah tidak aikan pernah mendukung dan cenderung mengabaikan masalah ini dan subjek merasa kecewa karena penolakan dari ayahnya. (....kecewa lah....lama-lama papa nggak pernah ungkit masalah ini lagi...C2 no 42) 5. Konsep Diri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Untuk mengetahui konsep diri remaja vegetarian yang turut serta dalam penelitian ini dikembangkan beberapa pertanyyan yang terangkum dalam : 1. Pengetahuan diri 2. Penilaian Diri 3. Harapan Diri, yang dilihat dari aspek a. aspek fisik b. aspek lingkungan sosial Hasil penelitian tersebut dibuat dalam suatu tabel konsep diri, tabel tersebut berguna untuk mempermudah dalam mengetahui konsep diri remaja vegetarian. Adapun tabel konsep diri yang dimaksud adalah sebagai berikut : Tabel 6 TABEL KONSEP DIRI Pengetahuan KelebihDiri an Kekurang -an • • • • Harapan Diri Pengetah-an tentang diri • Harapan tentang diri • • • • Harapan • Merasa diterima dan disenangin oleh temanteman karena sifat menghargai orang lain Pengetahuan diri : tidak memiliki kelebihan Pengetahuan diri : Mengetahui kekurangan yang dimiliki Pengetahuan diri Merasa tidak sebanding dengan kakak Pendapat tentang diri : tidak merasa beda karena memiliki aturan yang berbeda dengan teman sebaya Pengetahuan diri : merasa lebih memahami perasaan yang dialami diri Harapan diri : harapan untuk tetap vegetarian Harapan terhadap diri : tetap vegetarian seumur hidup, Harapan diri : Ingin seperti sosok kakak subjek yang sudah vegetarian sebelumnya Harapan terhadap sosok ayah : menunjukan D1, no 52, 54 D2, no 55, 68 D3, no 53, 67 E1, no 57, 64, 69 E2, no PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Harapan diri terhadap lingkungan sosial • • • • Penilaian Diri • • • • • • • • Harapan terhadap sosok ayah : menunjukan tidak ada pengaruh negatif vegetarian ke diri fisik Harapan terhadap lingkungan keluarga : sekeluarga bisa vegetarian Harapan dengan lingkungan keluarga: Ayah bisa menerima kalo subjek vegetarian, Usaha untuk meyakini ayah : tetap jaga kesehatan, memberikan penjelasan Makin banyak orang yang vegetarian Penilaian diri : menikmati kondisi saat ini Optimis bisa mencapai harapannya Merasa yakin seumur hidup akan vegetarian Merasa masih kecil dan masih harus banyak belajar Penilaian diri : Merasa biasa dengan kekurangan karena merasa menyadari kekurang Merasa diterima dengan baik oleh teman – teman Merasa ada dukungan positif dari temanteman E2, no 57, 59, 60, 66, F1, no 56, 57, 63, 65, 68, F2 no 69 Konsep Diri Remaja Vegetarian 1. Pengetahuan Diri Subjek memiliki pengetahuan mengenai diri yang baik, ia menggambarkan identitas dirinya sebagai seorang remaja vegetarian, dan mengetahui aturan dan larangan sebagai seorang vegetarian dengan baik. Ia merasa ada penerimaan dari teman – temannya karena sifatnya yang menghargai orang lain dan ia merasa memiliki sifat menghargai orang lain sejak ia vegetarian. (....walau kadang ada yang ngejekin tapi aku ngerasa sebagian besar teman-temanku bisa nerima kalo aku tu vege dan kayaknya mereka tu berusaha toleran apa ya....D1, no 72 dulu ya pas ngumpul sama teman kan suka ngrumpi ngatain yang lain, biasalah ya.. tapi kayaknya sejak masuk SMP truss mulai vege kayaknya aku tu belajar banyak deh, aku lebih ngerti perasaan sakit hati kalo dikata in orang lain, trus perasaan sakit kalo kehilangan, truss PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ada yang dinamakan anica semacam konsep ketidak kekalan, maksudnya aku jadi lebih bisa menerima kehilangan. Truss kalo di vihara ada diajarin masalah mengontrol pikiran jahat, nah masalah ini aku nggak gitu ngerti sih... cuma intinya kalo semua perbuatan itu awalnya dari pikiran jadi paling pokok kita harus mengontrol pikiran kita...................D1, no 53 ) Kondisi sosial subjek memiliki masalah dalam hubungan dengan teman sebaya di sekolah, walaupun subjek mengakui bahwa ia merasa biasa walaupun tidak memiliki teman akrab. Pada wawancara sebelumnya subjek menjelaskan bahwa ia tidak memiliki teman akrab, dan teman-temannya ada yang mengejek kalau ia vegetarian, namun dalam wawancara lanjutan subjek mengatakan ia merasa tidak perlu menjelaskan alasannya vegetarian, karena ia merasa sia-sia menjelaskan pada orang yang tidak mengerti agama Buddha. Hasil penelitian menunjukan subjek memiliki pendapat diri, bahwa ia bisa menerima bila ia memiliki aturan yang berbeda dengan teman – teman sebayanya disekolah. Ia tidak merasa berbeda walaupun aturan dan cara hidup yang dijalaninya berbeda dengan teman – temannya. 2. Harapan Diri Dari hasil wawancara, terlihat bahwa subjek memiliki keinginan untuk tetap terus menjadi vegetarian hal ini berkaitan dengan identifikasi subjek terhadap kakaknya yang sudah melakukan praktek vegetarian lebih dari lima tahun, subjek merasa dirinya tidak dapat dibandingkan dengan kakanya sehingga ia memiliki harapan diri ingin seperti sosok kakak. (.....Cici itu dah 5 tahun vege, nggak pernah bolong, aku tu pengen banget kaya dia, orangnya sabar lagi... Awal nya aku vege kan emang cici yang ngajakin, lagian liat aja, ya aku ngerasa hidupnya bersih banget. Kalo dibandingkan aku tu bener – bener nggak ada apa – apanya. Temene aja suka ngomong ke aku kalo cici tu paling taat... E1, no 69) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa subjek memiliki harapan yang besar bahwa ayahnya akan menyetujui jika ia menjalani praktek vegetarian, harapan ini coba di wujudkan oleh subjek dengan memberikan pengertian kepada Ayah. Subjek juga menekankan bahwa ia berusaha menunjukan kepada Ayah, bahwa tidak ada pengaruh negatif dari vegetarian terhadap dirinya seperti yang selama ini di khawatirkan oleh ayahnya. (................. yang pasti tetap jaga kesehatan supaya papa nggak bisa nuduh kalo aku sakit akibat vege, truss ya jelasin pelan – pelan lah, syukur kalo sekeluarga semua bisa ikutan vege.....E2, no 60, kayaknya dah cocok, truss pengen nunjukin ke papa kalo vege tu nggak buat aku sakit atau pun kekurangan gizi.... E2 no 57) Subjek juga memiliki harapan bahwa ia ingin seluruh anggota keluarga menjadi orang vegetarian, karena menurutnya vegetarian sangat baik bagi kehidupan, dan ia juga merasa ayahnya menjalankan aturan yang salah dalam hal menyedikan masakan persebahan yang sangat bertentangan dengan aturan vegetarian. (....Malahan kalo bisa sekeluarga vege semua.... E2 no 57) 3. Penilaian Diri Hasil penelitian menunjukan bahwa subjek menilai dirinya adalah seorang yang optimis, dan ia menikmati kehidupannya saat ini sebagai remaja vegetarian. Subjek menilai dirinya dari tolak ukur kakaknya, sehingga ia merasa sebagai seorang vegetarian ia belum bisa sebanding dengan kakaknya. (Belum ada apa–apanya dibandingin cici...............E1 no 68) Cici itu dah 5 tahun vege, nggak pernah bolong, aku tu pengen banget kaya dia, orangnya sabar lagi... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Awal nya aku vege kan emang cici yang ngajakin, lagian liat aja, ya aku ngerasa hidupnya bersih banget. Kalo dibandingkan aku tu bener – bener nggak ada apa – apanya. Temene aja suka ngomong ke aku kalo cici tu paling taat... E1 no 69) Penilaiaan subjek terhadap lingkungan sosialnya, subjek merasa ia diterima dengan baik oleh teman – temannya dan ia merasa mendapatkan dukungan positif dari teman-temannya. walau kadang ada yang ngejekin tapi aku ngerasa sebagian besar teman-temanku bisa nerima kalo aku tu vege dan kayaknya mereka tu berusaha toleran apa ya....F2 no 72) G. Pembahasan Konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor yang dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam berinteraksi ini setiap individu akan menerima tanggapan. Tanggapan yang diberikan tersebut akan dijadikan cermin bagi individu untuk menilai dan memandang dirinya sendiri. Jadi konsep diri terbentuk karena suatu proses umpan balik dari individu yang lain (Pudjiyogyanti, 1985) Perkembangan konsep diri seseorang dipengaruhi oleh interaksi individu tersebut dengan orang lain, dengan lingkungan sekitarnya, dan ini biasanya berhubungan dengan tanggapan / umpan balik yang diberikan oleh lingkungan kepada individu tersebut. Tanggapan yang diberikan oleh individu tersebut akan mempengaruhi konsep diri seseorang dan apabila tanggapan yang diberikan lingkungan terhadap individu tersebut menunjukan penerimaan biasanya seseorang tersebut akan merasa dirinya diterima dan konsep diri orang tersebut akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI berkembang kearah positif. Akan tetapi sebaliknya apabila tanggapan yang diterima adalah penolakan maka konsep diri akan berkembang kearah negatif. Menurut Hamachek (dalam Rakhmat, 2000) Orang yang memiliki konsep diri positif adalah orang yang meyakini nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu serta bersedia mempertahankannya serta mampu mengatasi tantangan dan persoalan yang dihadapi, dari hasil gambaran konsep diri pada remaja vegetarian, dapat dimaknai bahwa secara menyeluruh subjek memiliki konsep diri relatif positif hal ini dapat dilihat dari subjek yang menunjukan harapan yang tinggi berkaiatan dengan keinginannya untuk tetap menjalankan vegetarian dan memiliki harapan bahwa seluruh anggota keluarganya dapat menjadi vegetarian, subjek juga berharap banyak ayah menyetujui subjek menjadi vegetarian. Ketika ia meyakini nilai yang dianutnya dan ia merasa nilai tersebut sesuai dengan dirinya maka ia akan mempertahankan nilai tersebut dan berusaha mengatasi hambatan yang ada, jika menilik dari usaha subjek untuk mendapatkan persetujuan ayahnya, dan rasa optimis subjek menghadapi penolakan ayahnya. Proses terbentuknya konsep diri subjek juga dipengaruhi proses identifikasi subjek terhadap kakak perempuannya yang telah vegetarian selama lebih dari lima tahun. Konsep identifikasi ini sesuai dengan teori Argyyle ( dalam. Soenarji, 1988). Identifikasi dapat didefinisikan sebagai metode yang digunakan orang untuk mengambil alih ciri-ciri orang lain dan menjadikannya bagian yang tidak terpisahkan dari kepribadiannya sendiri (Freud dalam Hall & Lindzey). Proses identifikasi yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terlalu berlebihan dapat menghasilkan proses isolasi pada kelompok yang tidak menyerupai kelompok identitas yang dimiliki (Puspasari, 2007). Adanya perasaan fanatik merupakan salah satu dampak negatif yang muncul . proses defensif akan sangat terkait dengan perkembangan diri, hal ini terjadi apabila keinginan maupun harapan dirinya terhadap sesuatu dibatasi atau ditentang. Menurut Argyyle konsep diri juga dipengaruhi oleh reaksi orang lain terhadap seseorang. Dalam hal ini subjek mendapatkan reaksi negatif dari ayahnya dengan tidak menyetujui subjek vegetarian, reaksi ini menjadi berarti jika muncul dari orang yang memiliki arti bagi individu dan dapat mempengaruhi perkembangannya, subjek memiliki hubungan yang kurang baik dengan ayahnya karena ayah subjek tidak mau memahami kondisi subjek yang vegetarian. Umumnya remaja sedang dalam proses mencari identitas diri, dan menemukannya pada kelompok orang yang memiliki identitas sama. (Puspasari, 2007). Hubungan yang mereka pilih lebih kepada membantu proses pemberian identitas pada diri mereka seperti kelompok agama. Subjek juga menjadi sangat rentan dalam proses menyelesaikan konflik, apabila konflik yang timbul menjadi berat remaja cenderung menjauhkan diri dari hubungan tersebut. Hal ini terlihat dari cara subjek menghadapi keingintahuan teman-temannya. Dilihat dari kondisi sosial subjek yang walaupun memiliki masalah dalam hubungan dengan teman sebaya di sekolah, namun ia tetap merasa ada dukungan positif serta ada penerimaan dari teman-temannya. Ia merasa teman-temannya hanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bersikap toleran kepadanya. Dalam hal ini terilihat bahwa subjek memiliki kecenderungan konsep diri negatif jika dilihat dari cara subjek menghadapi temanteman sebayanya di sekolah yang memiliki keyakinan yang tidak sama dengan subjek namun dalam prosesnya kemudian subjek merasa teman-teman mau menerimanya hal ini menyebabkan perkembangan diri ke arah yang positif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V KESIMPULAN DAN SARAN – SARAN A. KESIMPULAN Dari hasil gambaran konsep diri pada remaja vegetarian, dapat dimaknai bahwa secara menyeluruh subjek memiliki konsep diri relatif positif hal ini dapat dilihat dari subjek yang menunjukan harapan yang tinggi berkaiatan dengan keinginannya untuk tetap menjalankan vegetarian dan memiliki harapan bahwa seluruh anggota keluarganya dapat menjadi vegetarian, Hasil penelitian yang di peroleh dalam penelitian ini menunjukan bahwa remaja vegetarian (subjek TS) mempunyai kecenderungan konsep diri negatif jika dilihat dari cara subjek menghadapi teman-teman sebayanya di sekolah yang memiliki keyakinan yang tidak sama dengan subjek dan juga dari sikap penolakan dari ayah subjek, namun memiliki perkembangan ke arah konsep diri positif jika dilihat dari penilaian subjek terhadap tanggapan teman-teman subjek yang dinilainya mendukung dan toleran, juga dari harapan subjek yang berusaha mendapatkan persetujuan ayahnya, dan rasa optimis subjek menghadapi penolakan ayahnya Proses terbentuknya konsep diri pada remaja vegetarian ini (subjek TS) dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terjadi dalam kehidupan subjek yaitu, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hubungan dengan teman sebaya, hubungan dengan keluarga, proses identifikasi, dan reaksi orang lain. B. SARAN – SARAN 1. Bagi remaja sebagai pelaku vegetarian, hendaknya penelitian ini bisa menjadi masukan kepada mereka karena sebagai anggota masyarakat mereka harus mampu menempatkan diri dengan baik sehingga terjadi keseimbangan antara peran agama yang dijalaninya dan peran sosial mereka. 2. Bagi keluarga yang memiliki remaja vegetarian, hendaknya dapat memahami remaja tersebut berkaitan dengan praktek vegetarian yang dijalaninya, karena adanya pengaruh antara reaksi keluarga dan terbentuknya konsep diri mereka 3. Mengingat bahwa penelitian ini memiliki kekurangan yang disebabkan keterbatasan tenaga, waktu dan terutama kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian. Bagi peneliti lain yang tertarik mengetahui konsep diri remaja vegetarian disarankan agar mengamamati kehidupan sehari-hari remaja vegetarian dengan jangka waktu dan dan intensitas yang lebih lama untuk mendapatkan hasil yang lebih dalam. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Adisubroto, D. 1992. Orientasi Nilai Orang Jawa serta Ciri-ciri Kepribadiannya.Disertasi (tidak diterbitkan) Yogyakarta : Fakultas Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada, Angel Hicks, 2001, 5 Secrets Of Health And Happiness: Chinese Wisdom To Nourish Your Life, Ahli Bahasa Susi Purwoko, Perpustakaan Nasional, Arcan, Jakarta. Bodhi, H.Z., 2001, Spiritualitas Hidup Bervegetarian; Makalah Seminar dan Festival 68 Masakan Vegetarian, Yogyakarta. Bodhi, Halim Zen, 2002, Majalah Sutra Dharma Maitreya Sarana Komunikasi dan Aspirasi Umat Maitreya Indonesia, edisi VIII, Mei 2002, DPP MAPANBUMI RIAU, Riau. Brouwer, M. A. W. Nimpoeno, J. S Bastaman, F Sidharta, M. Sadli, S. Pariaman, S.D.T.T. & Parthiana, W. 1982. Kepribadian dan perubahannya. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Calhoun And Acocella, 1993 Psychology of Adjustment & Human Relationship. New York, Mc Graw_Hill Publishing Company. Capra, R, W. 1998. Dialog Psikologi dan Agama . Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Ghazali, 1991. Mizkat Cahaya – Cahaya. Bandung : Mizan Goble, F. G. 1987. Mazab Ketiga, Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Hurlock, E.B, 1999. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Penerbit Erlangga Hu She, 1992, Sejarah dan Kultur Buddhisme Zen, Taipeh, Modern Society. IVS, 2007, Seminar Vegetarian Pola Makan Sehat Alami, Fakultas Teknobiologi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, tanggal 4 Februari 2007. Kapleau, Roshi Philip, 1981, Memuliakan Semua Makhluk : Pandangan Budhisme terhadap Penyembelihandan Praktek Makan Daging, Penerbit Keluarga Vegetarian Maitreya Indonesia Koeswara, E. 1992. Logoterapi Psikoterapi Viktor Frankl. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Linan, 2002, Vegetarian OK, Penerbit Keluarga Vegetarian Maitreya Indonesia. -------, 2002, Konsep Baru Vegetarian OK dengan Kuartet Nabati; Hidup Sehat dan Selalu Tampil Prima Tanpa Daging, Penerbit Maitreyawira.Yogyakarta. . Mangunwijaya, J. B. 1983. Teknologi dan Dampak Kebudayaannya. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nataatmdja, H. 1983. Membangun Jiwa Agama Dalam Dunia Ilmiah . Bandung: Penerbit Iqra. Puspasari, A. 2007. Mengukur Konsep Diri Anak . Jakarta : Penerbit Gramedia Santrock, J. W. 1996. Adolescence Jakarta : Penerbit Erlangga Sumantri, Bambang, 1999, Lebih Baik Mencegah daripada mengobati, wujud nyata dari pelayanan dengan penuh cinta kasih, Penerbit Keluarga Vegetarian Maitreya Indonesia, Jakarta. ----------------------, 2005, Panduan Vegetarian Indonesia, Penerbit Keluarga Vegetarian Maitreya Indonesia, Jakarta. Susianto, 2002, Majalah Sutra Dharma Maitreya Sarana Komunikasi dan Aspirasi Umat Maitreya Indonesia, edisi VIII, Mei 2002, DPP MAPANBUMI RIAU, Riau. Smith, Huston, 1985, Agama-Agama Manusia, Terjemahan Saafroedin Bahar, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Sutta Nipata, 1999, Kitab Suci Agama Buddha, Bagian dari Khuddhaka Nikaya, Sutta Pitaka, Alih Bahasa Oleh Dra. Lanny Anggawati dan Dra. Wena Cintiawati, Penerbit Vihara Bodhivamsa. Suwarto, 1995, Buddha Dharma Mahayana, Terbitan Majelis Agama Buddha Mahayana Indonesia. Suzuki, D.T, 1983, The Essence of Buddhism, London: Billing & Son Ltd. Taniputera, Ivan, 2003, Ehipassiko Theravada-Mahayana; Studi Banding Doktrin Budhisme Aliran Selatan dan Utara, Suwung, Yogyakarta. Wang Che Kuang, 2000, Pribadi Mahakasih Lugu Polos; Amalkan Enam Perbuatan Mulia, Penerbit DPP Mapanbumi, Jakarta Barat. ----------------------, 2000, Maha Tao Maitreya, Penerbit DPP Mapanbumi, Jakarta Barat. ----------------------, 2001, Insaf Nurani, Penerbit DPP MAPANBUMI, Jakarta Barat. ----------------------, 2001, Vegetarianisme Menurut Budhisme Maitreya, Info Vegetarian, Edisi XIX/ Agustus. ----------------------, 2001, Makanan Kesehatan Milinium Ketiga, Vegetarian Tetap Cukup Gizinya, Penerbit DPP MAPANBUMI, Jakarta Barat. Widjaja, 2002, Vegetarian Konsep Hidup Sehat; Makalah Seminar dan Festival 68 Masakan Vegetarian, Yogyakarta. Yalom, I. D. 1980. Eksistential psychoterapy. New York : Basic Books, Inc. Publishers Data Internet: http://www.vegetariantimes.com http://www.ivs-online.com http://www.vegetarian-nutrition.info http://www.vegetarian-nutrition.info PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1 Pedoman Wawancara A. Gambaran umum remaja vegetarian 1. Awal vegetarian • Bagaimana awalnya masuk agama Buddha Maitreya ? • Bagaimana awalnya mulai vegetarian ? • Keinginan sendiri atau atas anjuran orang lain ? 2. penyesuaian terhadap cara hidup vegetarian • kesulitan penyesuaian diri • Apakah kamu tahu manfaat vegetarian ? • Bagaimana pola makan sehari-hari, apakah kesulitan menjaga makanan yang dimakan adalah makanan vegetarian ? • Selain makan, perilaku apa dalam kehidupan sehari-hari yang harus dikontrol juga ? 3. Pengetahuan umum mengenai Buddha Maitreya • Apa yang kamu ketahui dari ajaran Buddha Maitreya ? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI • Mengapa dalam agama Buddha Maitreya sangat dianjurkan sekali untuk vegetarian ? B. Kondisi fisik dan psikologis 1. Kondisi Fisik • Bagaimana penyesuaian tubuh semenjak vegetarian ? • Apakah menderita penyakit tertentu akibat pola vegetarian ? • Apakah ada penyakit yang sembuh sejak vegetarian ? 2. Kondisi Psikologis • Apa yang secara nyata kamu rasakan sebagai dampak dari vegetarian? • Apakah vegetarian mengubah pandanganmu terhadap kehidupan secara umum ? • Apakah merasa kecewa karena adanya kebiasaan makan yang berubah? • Apakah merasa malu dalam melaksanakan vegetarian ? C. Hubungan dengan lingkungan sekitar 1. Hubungan dengan lingkungan sekitar • Bagaimana tanggapan teman-teman sekolah yang tahu kalo kamu vegetarian ? • Apakah kamu merasa malu/bangga ? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI • Apakah ada teman/guru disekolah yang tidak bisa menerima cara hidupmu? • Bagaimana kamu menanggapi sikap teman-teman dan guru mu 2. Hubungan dengan keluarga • Bagaimana hubungan dengan keluarga ? • Apakah ada dukungan dari keluarga ? • Bagaimana perasaanmu menanggapi sikap keluargamu ? D. Pengetahuan diri 1. Kelebihan • Apa kamu tahu kelebihanmu ? • Apa yang kamu sukai dari diri mu ? • Sifat yang dibanggakan ? 2. Kekurangan • Apakah kamu tahu kekuranganmu ? 3. Pendapat tentang diri • Apa yang kamu ketahui tentang diri mu ? • Menurutmu, kamu orangnya bagaimana ? • Bagaimana sifatmu ? • Bagaimana pendapatmu tentang diri mu sebagai remaja vegetarian? E. Harapan diri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Harapan tentang diri • Apakah harapan yang ingin kamu capai ? • Apa yang kamu lakukan untuk mencapai keinginan tersebut ? • Bagaimana perasaanmu kalo gagal mencapai harapanmu ? • Apakah merasa optimis ? 2. Harapan diri terhadap lingkungan sosial • Bagaimana harapanmu terhadap lingkungan sosialmu ? F. Penilaian diri 1. Penilaiannya terhadap dirinya sendiri • Bagaimana penilaianmu terhadap dirimu sendiri ? • Puas nggak dengan keadaan sekarang ini ? 2. Penilaiannya terhadap lingkungan sosialnya • Bagaimana penilaianmu terhadap hubunganmu dengan orang lain ? • Bagaimana penilaianmu terhadap penilaian dan perlakuan orang lain terhadap kamu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN 2 Pedoman Koding A. Gambaran umum remaja vegetarian 1. Awal vegetarian c. Penyesuaian terhadap cara hidup vegetarian d. Pengetahuan umum mengenai Buddha Maitreya B. Kondisi fisik dan psikologis 1. Kondisi fisik 2. Kondisi psikologis C. Hubungan dengan lingkungan sekitar 1. Hubungan dengan lingkungan sekitar 2. Hubungan dengan keluarga D. Pengetahuan diri 1. Kelebihan 2. Kekurangan 3. Pendapat tentang diri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI E. Harapan diri 1. Harapan tentang diri 2. Harapan diri terhadap lingkungan sosialnya F. Penilaian diri 1. Penilaian terhadap dirinya sendiri 2. Penilaian terhadap lingkungan sosialnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 3 Hasil Wawancara I Subjek TS Hari/tanggal : Kamis/ 27 September 2007 Waktu : 19.00 – 22.00 Tempat ; Di kamar kos subjek Ket. T : tanya J : jawab No 1 T J 2 T J Ngomong-ngomong gimana awalnya kamu bisa masuk agama Buddha, katanya dulu agamanya beda ya ? Iya, dulu pas SD agamanya islam, biasa lah ikut di sekolah, pas SMP kan pindah ke yogya, truss cici ajak ke vihara, jadi masuk Buddha Truss langsung vege ? Nggak lah........... pas pertama ke vihara diajak cu tau, kan hampir semua disana vege, banyak yang kasih masukan kalo vege itu bagus, lagian cici ngajak • Masuk agama Buddha karena diajak kakak A1 • Vegetarian setelah masuk agama Buddha dan ikut permandian A1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI makan vege terus. Ya keterusan deh. Vegetarian karena masukan dari teman-teman di vihara Vegerarian karena diajak kakak A1 • Mendapat permandian dan menjadi seorang Buddhis. A1 • Vegetarian karena dorongan kakak perempuan Masukan dari teman sevihara tentang keuntungan vegetarian A1 • Merasakan manfaat vegetarian : pikiran menjadi lebih tenang, merasa lebih konsen B2 • Merasakan manfaat vegetarian : kalo belajar lebih bisa konsen dan lebih mudah mengerti B2 • Menjadi vegetarian A1 • • 3 4 T J T J 5 6 T J T J 7 T J Apa itu cu tau ? Semacam permandian, nandain kalo aku tu dah sah masuk Maitreya, biasanya disebuat apa ya.. inisiasi sejati, jadi pandita mentransmisikan keTuhanan ke kita, itu artinya kita mendapat jalan keTuhanan, terpilih menjadi anak Tuhan. Caranya pandita akan menyentuh kita dengan kuasa firman Tuhan menyadarkan kita sebagai anak Tuhan... Dari sana kamu langsung jadi seorang vege ? Ya... pertama kali sih emang masih banyak dorongan terutama dari cici, truss dari cici dan koko di vihara, ya banyaklah yang ngasih masukan kalo vege tu bagus, truss sehat, mereka juga bilang kalo vege tu pengaruh banget ke kehidupan kita sehari-hari.. Pengaruhnya gimana ? Aku sih ngalamin sendiri kalo vege tu rasanya lebih tenang, apa ya kayaknya lebih sabar, truss lebih bisa konsen Pas saat apa benar –benar kamu rasakan pengaruhnya ? Trutama kalo mo ulangan, itu kalo dulu mo belajar rasanya susah masuknya, tapi ya kayaknya lebih konsen and gampang ngerti. Jadi emang kamu yang pengen sendiri vegetarian ? Yo dari awalnya di ajak-ajak truss • A1 A1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 T J 9 T J 10 T J 11 12 T J T J 13 T pernah sekali nonton vcd pembantaian di peternakan sapi, sejak saat itu rasanya emang aku tu mesti vege. Film apa ? Itu lho, bukan film cuma kayak klip dari anak sapi, truss dikasih liat ke kita itu..proses sembelihnya,... dijamin sadis masak leher sama badannya ditarik sampe putus... Truss dikasi liat ntar sapi nya di jadiin apa, ada yang jadi sosis, sapi yang dijual dipasar, Ada juga yang pembantaian babi, yang ini dak kalah sadisnya.. Jadi itu sebab nya kamu vege ? karena nonton video pembunuhan hewan Itu istilahnya cuma pertegas aja, dari sana kayaknya ngerti gimana penderitaan hewan yang dibunuh untuk dimakan manusia..paling nggak dari sana aku tu kepanggil banget buat vege.. Emang keinginan sendiri ya ? Iya lah.. dah bisa mikir, dalam agama Buddha itu kan ada yang disebut tumimbal lahir,... itu jelasin ke kita kalo kita tu nggak selamanya kelahir ke alam manusia, kadang kita tu lahir dialam binatang, jadi bisa aja kalo kita makan ayam, ayamnya tu dulu orang tua, atau kakak kita.... Oh... ya... kamu belajar dimana ? Di buku kan banyak, truss biasanya sih kalo sekolah minggu sering juga diajarin,... Emang kalo vege tu cuma makanan aja to yang dijaga? Ya nggak, makan tu cuma salah satu aja,... Truss apa lagi • Pengetahuan agama A3 Buddha : memahami penjelasan tumumbal lahir dan hubungannya dengan vegetarian dalam Buddhism • Mendapat pengetahuan dari buku, dan sekolah minggu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 15 16 J Ya itu dilarang membunuh, apa aja deh yang termasuk karma buruk, dak cuma larangan kita juga mesti mengembangkan metta? T karma tu apa ? J Sedikit ngerti lah... pokoknya karma tu perbuatan , kalo kita banyak menimbun karma baik yah buahnya baik, truss kebalikannya lah... pokoknya karma itu pengaruh banget ke kelahiran kembali tadi... itulah namanya hukum karma. T Kalo metta tadi apa ? J Metta tu artinya cinta kasih kepada semua makhluk, intinya kita tu harus mengembangkan kasih jadi kalo cinta kasih dah tumbuh pasti kita nggak tega kan menyakiti makhluk lain termasuk membunuh. Apa aja loh.... biasanya kita kan paling biasa bunuh nyamuk asal tepuk aja, truss ya sama teman harus penuh kasih, salling bantu ya kayak gituah Kamu tahu nggak ngapa agama Buddha tuch nganjurin banget untuk vege, sebenarnya kalo kita makan kan nggak sama dengan kita bunuh sendiri? Emang nggak sama,... cuma gini lho.. kita tuch nggak bole pikir kalo kita nggak bunuh langsung trus kita bole makan. Kata cici ini namanya lingkaran setan, dikit banyak pasti pengruh ke hewan yang disembelih. Kan hewan T J • Pengetahuan vegetarian : memahami hakikat vegetarian Buddhism selain larangan makan makanan dari mahkluk hidup A3 • Pengetahuan agama A3 Buddha : memahami secara singkat permasalahan karma dan hubungan nya dengan pola vegetarian dalam Buddhism • Pengetahuan agama: memahami dan mengerti pengetahuan cinta kasih dan Buddhism dan pengaruhnya terhadap vegetarian • Pengetahuan agama A3 Buddha : memahami hakikat vegetarian dalam Buddhis A3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 T J 18 19 20 dibunuh karna ada permintaan nah walaupun kita nggak bunuh langsung tapi kalo kita ikut makan daging selalu ada hewan yang disembelih ya kayak itu lah.. Truss sejak mulai vege, kamu kesulitan nggak kan dulu makannya biasa eh, skarang kan dijaga? Banyak yang nggak bole ya ? Pas awal dulu kerasa banget. Apalagi kalo jam istirahat diskolah. Malah dulu pas awal aku tu sering masih jajan bakso di sekolahan,....pelan-pelan lah.... lama-lama ya biasa Sebenarnya agak sulit juga sih jaganya, aku kan suka jajan, sekarang ya tanggo aja dak bole.. • • Penyesuaian diri A2 terhadap vegetarian : mengalami kesulitan pada masa awal vegetarian Merasakan A2 kesulitan mejaga makanan yang di larang T Oh ya napa ? J Ada semacam apa ya... kayak gelatin ato apa yang dibuat dari usus sapi, pokoknya banyak lah yang dak bole... itu mie instan yang bole cuma yang kayak ini (subjek menunjukan jenis mie instan tertentu yang khusus untuk vegetaria), truss ada lagi kaya kemplang palembang, dulu doyan banget, he.. he... Nyesel nggak ? • Penyesuaian diri A3 terhadap vegetarian : memahami jenisjenis makanan yang di larang vegetarian J Nggak lah.. pelan-pelan lah lama-lama terbiasa kok. Cuma masalah di pengendalian diri. He he,... • Tidak merasa menyesal atas pilihan untuk menjadi vegetarian B2 T Kalo sekarang masih sulit nggak jaga pola makan ? Sekarang sih lumayanlah... dah 100 persen dah lumayan terbiasa. Cuma kadang aja kalo pas pulang ke lampung mama kan kadang buat sambel trasi. Apalagi kalo ado krupuk ikan . tapi ya • Penyesuaian diri : merasa fisik akan menolak makan makanan bernyawa A2, B2 T J PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 T J 22 T J 23 T J 24 T J 25 T tahan juga akhirnya.. Aku sih ngerasa kalo kita dan terbiasa vege badan ini akan otomatis menolak dikasih makanan bernyawa, pasti berasa mual. Truus ya.. kalo pas kepengen banget kamu biasanya ngapain ? Kalo pengen sih sebenarnya ada makanan pengganti yang mirip tapi nggak sama. Ada sate palsu, ada kemplang palsu dari kentang,... ya itu lah masalah di pengendalian diri....kan percuma to kalo aku mulutnya vege tapi pikirannya makan daging.. Oh jadi bayangin aja nggak bole ? Ya ndak boleh....lah.. Kalo dak salah menurut Sang Buddha, pikiran itu pelopor, Pokoknya awal kita tu penting banget kendali pikiran baru bisa vege dengan ok. Perasaan kamu gimana kalo pengen makan apalah, ternyata nggak boleh ? Ya ngak muna yo... dulu adalah ngerasa kecewa, apa kayak nyesel kok banyak buanget larangan makanannya, sekarang nggak lagi kok... rasanya biasa, truss kayaknya emang sekarang aku tu jarang kok pengen apa sampe pengen banget. ... Tapi yo, emang sekarang aku tu jarang beli-beli apa di toko, pokoknya semakin dikit lihat semakin dikit pengennya. Ada nggak yang kamu rasakan benar sebagai pengaruh kamu vegetarian ? mm........apa ya...... kayaknya ya jarang sakit lah... Kalo penyakit yang sembuh sejak kamu vege apa ? • Merasakan pentingnya vegetarian secara utuh tidak fisik aja B2 • Pengetahuan agama: memahami awal semua perbuatan berasal dari pikiran A3 • Merasa kecewa B2 terhadap larangan makan thd makanan tertentu Penyesuain diri : A2 mengurangi belanja untuk mengurangi keinginan • • Pengaruh fisik : merasa jarang sakit sejak vegetarian B1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 J Paling kalo dulu pas makan seafood tangan sering gatel-gatel, jadi nggak pernah lagi sekarang. T Kalo tiba-tiba sakit apa sejak mulai vege ada nggak ? Kayaknya nggak pernah tuch, J 27 T J 28 29 T J T J 30 T J Em... kalo menurut kamu vegetarian tu ngubah cara pandang kamu nggak ? Ya iya lah........kayaknya aku tu lebih bisa menghargai kehidupan orang lain, juga kayaknya lebih bisa menghargai hidup. He he filosofis banget yo ?? Na itu lah kalo dulu masalah kayak gini nggak pernah mikir, tapi sejak vege aku tu ngerti masalah tumimbal lahir. Itu juga nagapa kita dianjurin banget untuk vege. Maksudnya pie ?? Itu loh kalo agama Buddha kan percaya banget masalah kelahiran kembali, nah kita tuh lahir nggak mesti ke alam manusia bisa juga kealam lain yang lebih rendah atau lebih tinggi kan tergantung karma kita, truss kalo misalnya aku makan ayam nggak taunya dulu ayam itu pernah jadi orang tua aku, ya pie to ?? Pasti kita ngerasa nggak tega dan nggak pantes ya macem gitu lah .... Truss apa yang kamu rasakan kalo orang tahu kamu adalah seorang vegetarian ? mm... apa ya.... biasa ajalah, aku sebenarnya jarang nunjukin kalo vege Apakah merasa malu ? Nggak lah • Pengaruh fisik : B1 merasa sembuh dari penyakit gatal sejak vegetarian • Pengaruh fisik : tidak mengalami gangguan kesehatan akibat vegetarian • Kondisi psikologis : B2 merasa lebih menghargai hidup Merasa lebih bisa menghargai orang lain • B1 • Pengetahuan agama A3 Buddha : memaami kelahiran kembali dalam buddhism dan hubungannya dengan vegetarian • Hubungan dengan lingkungan : jarang nunjukin kalo vege C1 • Subjek tidak B2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI merasa malu kalau orang lain tahu ia vegetarian 31 32 33 34 T J Truss teman-teman disekolah apakah tahu kalo kamu vege ? Ya kalo temen sekelas sih tahu ya,.. T Truss gimana tanggapan mereka ? J • Hubungan dengan C1 lingkungan : temanteman subjek mengetahui subjek vegetarian Biasalah,... tapi ada juga yang ngatain sok suci ya gitulah... Oh ya,... gimana tanggapanmu ? • Tanggapan teman : ada ejekan J Ya mau gimana ... biasa aja , ... paling aku mikir mereka nggak ngerti aja. • Tanggapan subjek : C1 merasa biasa karena menganggap teman nya tidak mengerti T Gimana tanggapan teman yang lain ? J Biasa aja sih.. banyak yang cuek, paling kalo teman – teman yang deket ada yang suka tanya-tanya. Tanya apa ? Ya kayak gitulah biasanya tanya ngapa ? truss fungsinya apa ? Truss kamu jawabnya gimana ? Biasanya sih ya aku kasih penjelasan, tapi kayak nya gak penting deh soalnya kalo ada yang nanya paling iseng, ya pengen tahu aja • Tanggapan teman : ingin tahu C1 • Tanggapan subjek : tidak merasa perlu menjelaskan karena menganggap hanya pertanyaan iseng C1 • Merasa sia- sia menjelaskan vegetarian kalo orang nggak ngerti Buddhism C1 T 35 T J 36 T J 37 T J Mm,... apa kamu berusaha ngasih pengertian ? atau kamu ada ngajak mereka ikut vege ? Nggak gitu juga sih, kalo kita jelasin ke orang lain agak susah nerimanya, maksudnya mereka kan dasarnya bukan Buddhis jadi sia sia deh Bukan aku tu nggak mau kasih tau tapi C1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 T J 39 T J 40 T J 41 T J 42 T J ya seringnya kayak gitu nggak bakal deh ngerti....apalagi ngajak ikut vegetarian nggak pernah lah... kayaknya lebih enak kalo ngerti dulu baru bisa paham. Oh .. kamu akrab nggak sama teman – temanmu disekolah ? Kalo teman di sekolahan sih biasa lah... yang sampe dekat banget kayaknya nggak ada, kan aku tu kosnya agak jauh, satu kos tu aku dewe yang masih sekolah sisanya anak kuliah semua, kalo temen akrab banget sih di vihara ada tapi dah kuliah. Hubungan dengan teman di sekolah biasa, tidak punya teman akrab Teman subjek di lingkungan kos tidak ada yang sebaya C1 • Orang tua subjek mengetahui subjek vegetarian C2 Kalo mama sih lumayan dukung, kan cici juga vege .. kayaknya sih yang ngertiin cuma mama, soale papa tu sama skali dak stuju ?katanya nggak ada gunanya. Oh ya, dah pernah kamu jelasin ? • Ada dukungan dari sosok Ibu Tidak ada dukungan dari sosok ayah C2 Sia sia lah, papa tu keras cici aja papa dak setuju apalagi aku,... katanya sih dia takut aku kena sakit apa –apa, takut kurang gizi lah, Perasaan kamu gimana? • Ayah takut subjek sakit karena vegetarian C2 Perasaan sama papa ? kecewa lah.. susah banget kasih pengertian,... papa tu keras.. katanya dia sanggup kok kalo kami mau makan daging , yo kayak gitu lah.. • Peraasaan subjek : C2 kecewa karena penolakan ayah Merasa ayah menolak membahas Mama sama papa tahu nggak kamu vege? Tahu lah.. kan dah lumayan lama... Dulu pernah balik ke lampung jadi pada tahu.. Truss tanggapan mereka pie • • • • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 T J Tapi lama –lama papa sih dak pernah ungkit lagi masalah ini, kalo telp pun dak pernah tanya masalah maka ato apa lah? Kalo sama koko dket nggak ? koko tahu kamu vege ? setuju ? Biasalah... lumayan akrab cuma jarang ketemu paling kalo libur koko main sebentar, tapi walau tahu koko tu nggak pernah komentar apa- apa. masalah ini • Hubungan dengan kakak baik C2 Hasil Wawancara 2 Subjek TS Hari/tanggal : minggu/ 30 September 2007 Waktu : 15.00 – 18.00 Tempat ; Di kamar kos subjek 44 T Menurut mu kelebihanmu apa ? J 45 Apa ya? Nggak ada kali yga. Apa ya ...emmmm.... aku punya banyak teman, lumayan gampang bergaul lah..sama sapa aja masuk lah..(teman di vihara) T Bangga nggak sama kelebihan mu itu ? • Gampang bergaul sehingga punya banyak teman D1 () PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI J Biasa aja, enak aja kalo punya banyak teman, ada tempat cerita – cerita. Merasa biasa dengan kelebihannya Merasa enjoy dengan kelebihan. D3 Sifat yang dibanggakan : baik, Merasa menjadi teman curhat yang baik. Merasa bisa jaga rahasia lain D1 • Kekurangan : suka menunda-nunda pekerjaan, pemalas D2 • Merasa biasa dengan kekurangan karena merasa sudah mengetahui dan merasa perlu perbaiakan D3 • Tidak merasa vegetarian sebagai suatu hal yang harus dibanggakan Merasa sebaiknya B2 • • 46 47 T Truss ada nggak sifat mu yang kamu banggakan ? J Apa ya,.... aku tu baik suka nolongin 3orang lain, he... Aku tu paling seneng kalo bisa bantu orang lain.... Truss kata temen aku, aku orangnya enak buat curhat, Emang sih aku tu juga ngerasa banyak yang suka curhat ke aku, akukan orangnya bisa jaga rahasia orang lain T Kalo kekuranganmu apa ? J 48 49 mmm................. kalo kekurangan sih banyak ... ya... misalnya aku tu suka nunda –nunda kerjaan, si cici paling sebel,...kalo dah gini pasti diomelin deh. Truss ya itu aku tu pemalas,,, tak akui lho... kadang sekedar beresin kamar aja malasnya ....... T Gimana perasaan mu terhadap kekurangan mu itu ? sedih nggak ? J Biasa aja, sudah tak sadari sih,,..... cuma perlu perbaiakan aja...he hee... T Kalo vege tu termasuk nggak hal yang kamu banggain ? J Nggak gitu ya, aku ngerasa biasa aja.. kadang aku pikir harusnya makin banyak aja lho orang yang vege. Sebenarnya bagus banget lho. • • • • E2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI semakin banyak orang yang harus vegetarian 50 51 52 53 Truss kamu pernah nggak ngajakin orang untuk vege ? Nggak pernah... Nggak suka maksain orang lain. Paling baik kalo orang vege itu karena kesadaran sendiri jangan dipaksa. T Truss pendapat mu tentang dirimu sendiri gimana ? J Biasa.. lah... yang pasti aku tu jujur kalo nggak suka biasanya aku langsung bilang aja makanya banyak yang bilang aku tu blak-bkan, truss keep secret sama masalah orang lain, n yang pasti aku tu pendengar yang baik, T Menurutmu, kamu termasuk orang yang disenangin nggak sama temantemanmu? J Mungkin ya,......mungkin karena aku tu pinter jaga rahasia orang lain truss enak diajak cerita...mungkin juga karena sejak vege tu rasanya lebih bisa hargain orang lain Misalnya gimana ? Emm, misalnya kalo dulu ya pas ngumpul sama teman kan suka ngrumpi ngatain yang lain, biasalah ya.. tapi kayaknya sejak masuk SMP truss mulai vege kayaknya aku tu belajar banyak deh, aku lebih ngerti perasaan sakit hati kalo dikata in orang lain, trus perasaan sakit kalo kehilangan, truss ada yang dinamakan anica semacam konsep ketidak kekalan, maksudnya aku jadi lebih bisa menerima kehilangan. Truss kalo di vihara ada diajarin masalah mengontrol pikiran jahat, nah • Tidak suka memaksakan orang lain untuk vege C1 • Pengetahuan tentang diri : jujur, blak-blkan, bisa jaga rahasia, pendengar yang baik Penilaian diri baik D3, D1 • Merasa diterima dan disenangin oleh teman-teman C1, D1 • Pengetahuan diri : merasa lebih memahami perasaan yang dialami diri D3 • F1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 masalah ini aku nggak gitu ngerti sih... cuma intinya kalo semua perbuatan itu awalnya dari pikiran jadi paling pokok kita harus mengontrol pikiran kita Kamu senang nggak dengan keadaanmu sekarang ini ? Senang, pokoknya berusaha tetap vege, hidup sejalan Buddha Dharma Merasa senang dengan kondisi sekarang Berusaha tetap vegetarian D3 • Harapan dengan lingkungan keluarga: Ayah bisa menerima kalo subjek vegetarian, E2 • Usaha untuk meyakini ayah : tetap jaga kesehatan, memberikan penjelasan E2, C2 • Bahagia kalo tujuan tercapai B2 • Kalo tujuan nggak tercapai akan merasa kecewa, namun nggak putus asa B2, • Optimis bisa mencapai harapannya B2 • • 55 56 57 58 59 Kalo harapanmu di masa depan apa ? Yang pasti aku tu berharap banget papa bisa ngertiin aku, vegetarian. Truss aku mau tunjukin ke papa kalo vege tu bagus banget nggak cuma secara fisik, juga bantu pikiran untuk konsen. Truss apa aja usahamu ? Apa aja lah... yang pasti tetap jaga kesehatan supaya papa nggak bisa nuduh kalo aku sakit akibat vege, truss ya jelasin pelan – pelan lah, syukur kalo sekeluarga semua bisa ikutan vege. Kalo udah gitu, truss papamu bisa nrima, perasaanmu gimana ? Mm senang, ya bahagia, soalnya paling susah yakinkan papa. Truss kalo dah berusaha tapi gagal gimana ? Yang pasti kecewa, tapi nggak bakal putus asa kok... Sampai kapan akan berusaha yakini papa Kamu merasa mampu nggak untuk capai harapanmu itu ? Mampu – mampu aja. E1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 61 62 63 Kalo terhadap dirimu sendiri harapanmu apa ? Pastinya, seumur hidup terus hidup vegetarian, kayaknya aku nggak sanggup lagi kalo disuruh makan makanan bernyawa. Truss juga berharap sekolahnya lancar sampai beres, bisa banggain ortu, Usahamu gimana ? Kalo sekolah yang pasti belajar dan nggak putus asa. Kalo masalah vege ya... kayaknya dah nggak bakalan deh makan daging lagi... Apa harapanmu terhadap lingkunganmu? Harapan sih semoga makin banyak yang vegetarian, Usahamu apa ? Nggak suka maksain orang lain, cuma kalo ada yang tertarik coba aku kasih pemahaman. • Harapan terhadap diri : tetap vegetarian seumur hidup, mampu menyelesaikan pendidikan dengan baik E1 • Merasa yakin seumur hidup akan vegetarian F1 • Harapan terhadap lingkungan sosial : semakin banyak orang yang vegetarian F2 • Tidak suka memaksakan kehendak Memberi pemahaman ke orang lain D3 • Merasa masih kecil dan masih harus banyak belajar F1 • Merasa diterima dengan baik oleh teman –teman Merasa ada dukungan positif F2 • 64 65 Kalo penilaianmu terhadap dirimu sendiri gimana ? Biasa lah, masih kecil dan masih harus banyak belajar. Kalo penilaianmu terhadap penilaian dan perlakuan orang lain terhadap kamu? Lumayanlah, walau kadang ada yang ngejekin tapi aku ngerasa sebagian besar teman-temanku bisa nerima kalo aku tu vege dan kayaknya mereka tu berusaha toleran apa ya... • C1 F2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kayaknya mereka tu kadang ikut kok kalo aku makan di warung vege. dari teman-teman