BERITA TERKINI BERITA TERKINI dapat meningkatkan risiko gout. Penggunaan diuretik thiazide, cyclosporine, dan asam asetilsalisilat dosis rendah (<1 g per hari) dapat menyebabkan hiperurisemia, sedangkan asam asetilsalisilat dosis tinggi (≥ 3 g per hari) bersifat urikosurik. Minyak Ikan Mencegah Penyakit Kronis Diketahui dari beberapa literatur, bahwa Hasil rerata ( percentile 5 – 95) untuk masingmasing EPA & DHA dalam sel darah merah adalah 2,8% (0,5–5,9%) dan 6,8% (3,3–9,0%). Hubungan EPA & DHA adalah terbalik dan linear untuk trigliserida dengan masing-masing β ± SE = −0,10 ± 0,01 dan −0,05 ± 0,01 dan positif serta linear terhadap kolesterol HDL dengan masing-masing β ± SE = 2,0 ± 0,5 dan 0,9 ± 0,6 sedangkan untuk apolipoprotein A-I (masing-masing β ± SE = 2,6 ± 0,8 dan 1,7 ± 0,8). minyak ikan (fish oil) yang berasal dari beberapa jenis ikan seperti ikan salmon, sarden, dan tuna, dapat mencegah penyakit terkait dengan kelebihan berat maupun obesitas (seperti penyakit diabetes dan penyakit jantung). Para peneliti yang dipimpin oleh dr. Makhoul, dari Pusat penelitian kanker Fred Hutchinson meneliti manfaat dan efek Omega 3 yang banyak mengandung asam eikopentaenoat (EPA) dan asam docosahexaenoat (DHA) terhadap risiko penyakit kronik seperti diabetes, dilakukan pada populasi orang Eskimo Yup’ik di Alaska, Amerika Serikat. Walaupun orang Eskimo mengalami kelebihan berat badan atau tingkat obesitas yang hampir serupa dengan penduduk di Amerika Serikat secara keseluruhan, namun prevalensi terhadap diabetes melitus tipe II signifikan lebih rendah atau - 3,3 % dibanding 7,7 %, karena orang Eskimo Yup'ik mempunyai pola makan diet yang meliputi ikan berlemak dalam jumlah besar, hal ini menjadi latar belakang penelitian untuk mengetahui apakah lemak omega-3 mengubah hubungan antara obesitas dengan resiko penyakit kronis. Penelitian tersebut menemukan bahwa orang yang mengalami obesitas dengan lemak omega-3 dalam darah tinggi memiliki konsentrasi trigliserida dan CRP yang tidak berbeda dengan orang yang memiliki berat normal. Ternyata konsumsi tinggi makanan laut yang kaya omega 3 melindungi orang Eskimo Yup'ik dari beberapa efek berbahaya yang disebabkan obesitas. C DK 1 8 6 / Vo l. 38 no. 5/Jul i -A g us tus 2011 Faktor-faktor yang berkaitan dengan hiperurisemia dan asam urat antara lain adalah: resistensi insulin, sindrom metabolik, obesitas, insufisiensi ginjal, hipertensi, gagal jantung kongestif, transplantasi organ. Ringkasan studi klinis sebagai berikut: Latar belakang penelitian: sedikit studi klinis yang memeriksa hubungan eicosapentaenoic acid (EPA)/asam eikosapentaenoat dan docosahexaenoic acid (DHA)/asam dokosahexaenoat dengan petanda biomarker risiko penyakit kronis pada populasi yang mengkonsumsi asupan tinggi zat tersebut. Tujuan: Memeriksa hubungan EPA & DHA dalam sel darah merah, dengan persentase total asam lemak dengan risiko penyakit kronis yang berkaitan dengan asupan tinggi zat EPA & DHA. Studi klinis cross sectional ini melibatkan 357 orang eskimo Yup'ik, menggunakan model yang diperlukan untuk melihat hubungan EPA & DHA dengan biomarker/petanda penyakit kronis. Model regresi linear digunakan untuk test statistik terhadap hubungan ini. Hubungan positif secara linear antara DHA dengan LDL dan kolesterol total masing-masing β ± SE = 7,5 ± 1,4 dan 6,80 ± 1,57 yang diamati. Untuk asam eikospentaenoat (EPA) , hubungan ini adalah nonlinear dan terbatas pada ≤ 5% total asam lemak. Hubungan antara EPA & DHA dengan C-reactive protein (CRP) adalah terbalik/berlawanan dan nonlinear. Pada EPA, tampaknya hubungan lebih kuat pada konsentrasi ≥3% asam lemak total. Pada DHA, diamati hanya pada konsentrasi ≥7% dari asam lemak total. Simpulan studi: Asupan EPA dan DHA pada orang Eskimo dengan jumlah lebih besar daripada yang dikonsumsi oleh populasi di Amerika Serikat secara umum, mempunyai manfaat yang lebih besar terhadap pencegahan penyakit kronis. (IWA) REFERENSI: Makhoul Z, Kristal AR, Gulati R, Luick B, Bersamin A, Boyer B, Mohatt GV. Associations of very high intakes of eicosapentaenoic and docosahexaenoic acids with biomarkers of chronic disease risk among Yup'ik Eskimos. Am. J. Clinical Nutr. 2010; 91: 777 - 785. 369 Pengaruh urikosurik keadaan glikosuria pada pasien diabetes dapat mengurangi risiko gout. Kelainan bawaan langka terkait kromosom X dapat menyebabkan gout. Studi genome-wide telah mengidentifikasi polimorfisme yang umum terjadi di beberapa gen yang terlibat dalam transportasi asam urat: SLC2A9, ABCG2, SLC17A3, dan SLC22A12. Faktor Risiko Gout "G out adalah jenis penyakit peradangan sendi yang disebabkan oleh pengendapan kristal monosodium urat dalam cairan sendi dan jaringan lain," demikian menurut Tuhina Neogi, MD, PhD, dari Departemen Penelitian Epidemiologi Klinis dan Unit Pelatihan, Fakultas Kedokteran Universitas Boston, dan Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Boston, Massachusetts. Gout terkait dengan hiperurisemia, dengan kadar asam urat lebih dari nilai batas kelarutan asam urat pada suhu fisiologis dan pH: 6,8 mg per desiliter (404 ìmol per liter). Manusia hanya memiliki uricase dalam jumlah yang sedikit, sehingga tidak dapat mengubah asam urat menjadi allantoin larut sebagai produk akhir dari metabolisme purin. 370 Diperkirakan 6,1 juta orang dewasa di Amerika Serikat menderita gout, prevalensi ini meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Gout lebih banyak menyerang pria, dibanding wanita, dengan rasio 3 atau 4 berbanding 1; perbedaan ini mulai berkurang pada kelompok usia lanjut. Hal ini mungkin terkait dengan penurunan estrogen pada wanita lanjut usia, karena estrogen memiliki efek urikosurik. Meningkatnya insidens dan prevalensi gout mungkin berkaitan dengan pertambahan usia penduduk, tingkat obesitas, dan perubahan diet. Faktor Risiko Selama ini gout hanya dikaitkan dengan masalah diet dan konsumsi jenis obat tertentu yang dapat menyebabkan hiperurisemia, tetapi ternyata terdapat berbagai faktor lain yang Risiko kejadian gout meningkat pada orang yang banyak mengonsumsi makanan dengan kandungan purin tinggi (terutama daging dan makanan laut), etanol (terutama bir dan alkohol), minuman ringan, dan fruktosa. Risiko kejadian gout menurun pada mereka yang banyak mengonsumsi kopi, produk susu, dan vitamin C (yang menurunkan kadar asam urat). Faktor pemicu untuk flare (eksaserbasi akut) berulang meliputi penggunaan diuretik, konsumsi alkohol, menjalani rawat inap, dan menjalani tindakan operasi. Terapi untuk menurunkan kadar asam urat (misal: allopurinol) mungkin dapat memicu timbulnya serangan gout akut, mungkin disebabkan oleh perpindahan asam urat yang disimpan dalam jaringan tubuh (terjadi fluktuasi kadar asam urat). REFERENSI : 1. Neogi T. Gout. N Engl J Med 2011; 364:443-52. 2. Lawrence RC, Felson DT, Helmick CG, et al. Estimates of the prevalence of arthritis and other rheumatic conditions in the United States: part II. Arthritis Rheum 2008;58:26-35. 3. Choi HK, Mount DB, Reginato AM. Pathogenesis of gout. Ann Intern Med 2005;143:499-516. C D K 1 8 6 / V o l . 3 8 n o . 5 / J u l i- Ag u s t u s 2 0 1 1