abstract - Jurnal Online STMIK EL RAHMA

advertisement
SENSOR PARIKIR INFRAMERAH
Iswan Apriyanto (12111060)
Program Studi Teknik Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta
Jl. Sisingamangaraja No. 76 Karangkajen Yogyakarta
Email : [email protected]
ABSTRACT
Parking sensor is either component on car’s. A new Launching car’s was occurring of parking sensor.
Different by the old car’s, they average’s not available of parking sensor.
Infrared parking sensor designed system adoption of television remote wich using infrared. Infrared light
bounded objek will rebound and processed to be sound as sign on this infrared parking sensor.
Survey show that this device’s afford to obliged driver’s to drive their car’s, regres or will parking
posisition so we not hitten objek on back car’s.
Keyword : Infrared parking sensor
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi pada saat ini telah mengalami kemajuan pesat, berbagai
kebutuhan guna mempermudah mobilitas manusia secara besar-besaran di ciptakan, salah
satunya mobil. Dengan banyak nya mobil maka semakin susah untuk mendapatkan lahan
parkir. Lahan parkir yang sempit sehingga menyulitkan dalam memparkir mobil. Pada
mobil yang tidak ada sensor parkir nya terkadang bemper belakang menabrak objek atau
benda di belakan mobil. Berawal dari itu maka di buatlah sensor parkir berbasis inframerah.
Inframerah di pilih karena mengadopsi system remote televisi yang apabila remote kita
arahkan berlawanan dengan posisi televisi dan terhalang sebuah objek atau benda maka
remote tetap berfungsi, akan tetapi apabila remote tidak terhalang suatu objek atau benda
remote tidak akan berfungsi. Dengan mengadopsi system remote televisi itulah sensor
parkir inframerah di buat.
Sensor parkir atau disebut juga sensor mundur adalah perangkat elektronik yang
dipasang pada bagian belakang kendaraan yang mendeteksi bagian belakang kendaraan
sehingga dapat memberikan sinyal atau isyarat kepada pengemudi sebelum menabrak
bagian yang tidak terlihat oleh pengemudi ataupun dari cabin kendaraan. Sensor ini
merupakan perlengkapan standar mobil mewah. Sensor ditempatkan pada bagian belakang
kendaraan, biasanya di bumper belakang.
1.2 Rumusan Masalah
Banyaknya mobil yang beredar di pasaran semakin menambah sempit lahan parkir yang
ada. Semakin sempitnya lahan parkir membuat semakin sulit dalam memparkir mobil,
terkadang mengakibatkan bemper belakang mobil menabrak objek atau benda pada
belakang mobil. Berawal dari masalah tersebut, maka di buatlah sensor parkir inframerah
sederhana yang mengadopsi cara kerja remote televisi namun tetap berkualitas dan
terjangkau untuk semua kalangan.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Sensor parkir inframerah ini di buat menggunakan konsep dasar sistem digital.
b. Sensor parkir inframerah ini akan mendeteksi objek atau benda pada belakang
mobil sehingga akan memberikan isyarat berupa bunyi kepada pengemudi.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di capai peneliti adalah membuat sensor parkir inframerah yang
relatif murah namun berkualitas dan memberikan manfaat kepada pengguna mobil yang
belum ada sensor parkirnya.
1.5 Manfaat Penelitian
Mengacu pada keterangan diatas manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Membuat sensor parkir yang sederhana dengan harga terjangkau.
b. Praktis digunakan dan diterapkan di segala jenis kendaraan.
c. Bisa difungsikan sebagai sensor depan atau sensor mundur.
METODE PENNELITIAN
Beberapa penelitian lain yang berkaitan, diantaranya adalah :
Deniarifianto (2000), Remote control menggunakan LED ( Light Emitting Dioda )
inframerah yang berfungsi sebagai pengirim ( transmitter ) pola sinar inframerah. LED
inframerah adalah sejenis lampu kecil yang memiliki dioda yang akan memancarkan cahaya
inframerah apabila diberi arus. Sinyal inframerah yang dikirimkan tidak akan dapat dilihat
oleh mata kita, karena sinar inframerah tidak termasuk gelombang elektromagnetik pada
spectrum cahaya tampak. Namun sinar tersebut dapat terbaca oleh receiver yang ada pada
peralatan elektronik yang menerima sinyal tersebut. Receiver yang digunakan adalah sebuah
photodioda infra merah. Jika pola sinyal inframerah yang diterima bersesuaian dengan salah
satu instruksi, seperti instruksi menaikkan volume suara pada pesawat televisi, maka volume
suara pesawat televisi tersebut akan dinaikkan. Jika pola sinar inframerah yang dibaca tidak
dapat dikenali maka pesawat televisi akan mengabaikannya. Hal ini mungkin saja terjadi jika
sebuah pesawat remote control untuk peralatan lain yang berada tidak jauh dari pesawat
televise tersebut sedang digunakan. Bentuk kode sinyal tersebut untuk masing-masing
tombol tergantung kepada perusahaan produsen peralatan elektronika.
Rifqy (2009), Sensor passive inframerah merupakan alat elektronik yang mengukur
radiasi sinar inframerah dari suatu objek dalam cakupan tertentu. Berbeda dengan sensor
biasa yang menggunakan modul transmitter untuk memancarkan gelombang tersebut, sensor
passive inframerah hanya terdiri dari 1 modul penerima saja. Sesuai dengan sifatnya yang
pasif, sensor ini hanya merespon energi dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimilki
setiap benda yang terdeteksi.
Fajarmarhiyanto (2010), mengemukakan, system inframerah digunakan untuk barcode,
Sistem keamanan barcode sangat kuat tidak bisa dimanipulasi dan sangat rahasia. Barcode
sangat mudah dan murah digunakan. Serta memiliki kelebihan tertentu yaitu dapat
membaca informasi / data dengan kecepatan dan memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian merupakan tahapan implementasi dimana sebuah alat telah siap
untuk diterapkan pada keadaan yang sebenarnya. Hasil alat yang sesuai dengan
rancangannya, maka akan menghasilkan alat yang sesuai dengan kebutuhan pemakai.
a. Tampilan Alat
Bentuk rancangan sensor parkir inframerah dapat di lihat pada gambar 5.1. Pada rancangan
alat ini terdapat 3 blok utama yaitu bagian transmitter, receiver, dan output.
Gambar 1 Tampilan alat
3.2
Pembahasan Alat
Sensor parkir inframerah ini mempunyai 3 blok utama yaitu transmitter, receiver, dan
output. Pada bab ini akan di bahas mengenai fungsi dari masing – masing blok.
a. Blok Diagram Alat
Transmitter
Receiver
Output
Gambar 2 Blok diagram alat
Cara kerja alat, bagian transmitter ( LED inframerah ) bekerja, LED inframerah akan
memancarkan cahaya yang kasat mata. Cahaya tersebut apabila terkena objek akan
memantul, dan pantulan cahaya tersebut akan di terima bagian receiver ( photodioda).
Kemudian bagian receiver ini akan mengirim sinyal ke bagian output, dan di olah oleh bagian
output menjadi bunyi yang di keluarkan oleh buzzer serta menyalakan LED indikator.
1) Transmitter
Bagian blok ini terdiri dan 4 buah LED inframerah dan 4 buah resistor. LED inframerah
berfungsi untuk memancarkan cahaya inframerah yang nantinya akan di terima oleh receiver.
Resistor berfungsi untuk membatasi arus yang mengalir pada LED inframerah.
Gambar 3 Bagian transmitter
Pada saat transmitter ( LED inframerah ) bekerja akan mengeluarkan cahaya, tetapi
mata kita tidak dapat melihat cahaya tersebut. Untuk melihat cahaya infra merah kita dapat
memanfaatkan kamera handphone. Cahaya inframerah dapat di lihat pada gambar 5.4
Gambar 4 Cahaya inframerah
2) Receiver
Bagian blok ini terdiri dari 1 buah photodioda yang berfungsi sebagai receiver ( sensor ) dan
1 buah resistor yang berfungsi untuk membatasi arus yang mengalir pada photodioda. Cahya
inframerah yang di terima receiver nantinya akan di olah sebagai trigger tegangan untuk
mengaktifkan bagian output ( transistor ).
Gambar 5 Bagian receiver
Prinsip kerja rangkaian receiver :
Pada saat LED inframerah memancarkan cahaya dan terhalang objek sehingga cahaya
tersebut di terima photodioda, maka resistansi photodioda akan mengecil dan arus akan
mengalir ke basis transistor pada bagian output
Gambar 6 Prinsip kerja rangkaian receiver
3) Output
Bagian blok ini terdiri dari 2 buah resistor, 1 buah transistor, 1 buah LED, dan 1 buah
buzzer. R1 berfungsi untuk membatasi arus yang mengalir pada diodal LED, R2 berfungsi
untuk mebatasi arus yang mengalir pada basis transistor. Transistor berfungsi sebagai saklar
untuk mengaktifkan dioda LED dan buzzer. Dioda LED dan buzzer berfungsi sebagai
indikator output.
Gambar 7 Bagian output
Prinsip kerja rangkaian :
Pada saat basis transistor mendapat trigger tegangan maka transistor akan bekerja, LED &
buzzer akan menyala & bunyi. Transistor yang di pakai dalam rangkaian ini adalah transistor
NPN. Sesuai dengan prinsip kerja transistor NPN pada saat basis mendapat tegangan maka
transistor akan bekerja. Prinsip kerja transistor sebagai switch atau saklar dan transistor yang
digunakan misalkan HFE transistor sebesar 100. Ketika Ib ( arus basis ) = 0 dan Vbe (
tegangan basis-emitor ) = 0 maka transistor dalam kondisi cut-off atau kolektor dan emitor dari
transistor tidak tersambung dapat dianalogikan sebagai saklar terbuka. Kondisi cut-off terjadi
selama Ib = 0 dan Vbe = 0, tetapi walaupun arus yang masuk pada basis transistor lebih besar
dari 0 ( 1 mA ) transistor tetap dalam keadaan cut-off selama Vbe ( tegangan basis-emitor )
kurang dari 0.7 Volt. Transistor akan bekerja dengan memberikan arus basis lebih besar dari
1mA dan tegangan Vbe juga harus lebih besar dari 0.7 Volt.
Gambar 8 Prinsip kerja transistor NPN
Download