rancang bangun sistem pembangkit pulsa simulasi

advertisement
SEMINAR NASIONAL XI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015
ISSN 1978-0176
_______________________
________________________________________________
_____________________________________________
RANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT PULSA SIMULASI DETEKTOR
NUKLIR
Nugroho Tri Sanyoto1Zumaro2, Sudiono3,
1) STTN – BATAN, Yogyakarta, Indonesia, [email protected]
2) STTN – BATAN, Yogyakarta, Indonesia, [email protected]
3) STTN – BATAN, Yogyakarta, Indonesia, [email protected]
ABSTRAK
RANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT PULSA SIMULASI DETEKTOR NUKLIR. Telah di
rancang Sistem Pembangkit Pulsa Simulasi Detektor Nuklir yang memiliki kesamaan, baik dari segi penggunaan
dan manfaat dengan pembangkit pulsa standar yang sering di kenal sebagai ORTEC dan BNC. Pembuatan sistem
pembangkit pulsa dalam penelitian ini terdiri dari beberapa modul utama dan pendukung, yakni modul
Mikrokontroler, modul Digital to Analog Converter (DAC), modul Penguat Operasional Amplifier, dan LCD yang
digunakan sebagai penampil program. Sistem pembangkit pulsa simulasi detektor nuklir yang di buat dengan
menggunakan ATmega 32 menghasilkan keluaran DAC sebesar 4.18 volt, dengan penguatan maksimal 8,61 volt.
Jangkauan frekuensi pada alat ini adalah 50 Hz – 1500 Hz, yang memiliki linieritas sebesar 0,9985. Nilai Rise Time
yang di dapat sebesar 200ns – 400 ns dengan linieritas sebesar 0,9989. Angka pengukuran pada Decay Time di titik
300 µs sebesar 322,97 yang berarti memiliki angka kesalahan sebesar 7,65%. Dari hasil pengujian ketiga paramater
tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menghasilkan sistem pembangkit pulsa dengan jangkauan frekuensi
antara 50Hz – 1500 Hz, rise time antara 200ns – 400 ns, dan decay time 300 µs.
Kata kunci : Pembangkit Pulsa, Simulasi Detektor Nuklir, ATmega 32, Frekuensi,
ABSTRACT
DESIGN ON NUCLEAR DETECTOR PULSE GENERATOR SIMULATION SYSTEM. Has been designed,
which has the similarity both in the form usages and advantages comparing on the standard pulse generator system
named ORTEC and BNC. This particular research on pulse generator system consists of several main and
supporting modules, such as Microcontroller Modules, Digital to Analog Converter Modules, Operational Amplifier
Modules, and LCD which has been used as the programs performer. This pulse generator simulation system of
nuclear detector that use ATmega 32 has produced the output of DAC mentioned as 4.18 volt, with the maximum
amount of output of amplifier is 8.61 volt. The range of frequency of this designed tool is 50 Hz up to 1500 Hz, by
the value of linearity as 0.9985. The range of Rise Time is 200ns – 400 ns, by the value of linearity as 0.9989. The
Decay Time value at the point of 300 µs mentioned as 322.97, which means that this value has the error as 7.65%.
According to these three parameters result testing, can be identified that this research produced the pulse generator
system with the range of frequency between 50 Hz – 1500 Hz, rise time in a window of 200ns – 400 ns, and received
decay time as 300 µs.
Keywords: Pulse Generator, Nuclear Detector Simulation, ATmega 32, Frequency.
_______________________
________________________________________________
_____________________
136
SEMINAR NASIONAL XI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015
ISSN 1978-0176
_______________________
________________________________________________
_____________________________________________
PENDAHULUAN
Sebagai
perguruan
tinggi
yang
menyelenggarakan pendidikan di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi nuklir, STTNBatan
dilengkapi
dengan
fasilitas
Laboratorium Instrumentasi Nuklir yang
memiliki fungsi sebagai tempat bagi
mahasiswa dan dosen untuk melakukan
praktikum dan/ atau penelitian terkait
instrumentasi
nuklir.
Untuk
dapat
menghasilkan pulsa simulasi detektor nuklir,
laboratorium
ini
membutuhkan
suatu
instrumen yang mendukung. Instrumen
tersebut harus memiliki kapasitas yang baik
sehingga dapat digunakan oleh praktikan
dalam mengamati perubahan pulsa. Instrumen
ini juga dituntut untuk memiliki kemampuan
dalam pengaturan frekuensi, rise time, decay
time, dan amplitudo,
sehingga dapat
menghasilkan sinyal listrik yang mirip dengan
pulsa yang dihasilkan oleh suatu detektor
dalam proses analisis suatu sumber radiasi.
Instrumen ini adalah pembangkit pulsa
simulasi detektor nuklir.
Untuk alasan pelatihan mahasiswa,
khususnya pada Program Studi Elektronika
Instrumentasi, tentu pengadaan instrumen
sejenis pembangkit pulsa simulasi detektor
nuklir ini harus ditingkatkan. Ini akan menjadi
output yang siginifikan bagi keahlian
mahasiswa dalam proses pemeliharaan
instrumentasi. Disamping itu, dengan tuntutan
peningkatan pengadaan instrumen yang sangat
efektif dalam membantu tercapainya tujuan
pembelajaran di STTN, mahasiswa akan
semakin tertantang untuk berinovasi dan
menghasilkan alat-alat serupa dengan lebih
mudah dan sederhana.
Karya yang pernah dihasilkan oleh
mahasiswa STTN adalah Pulser berbasis
mikrokontroler [1]. Hasil ini tentu sangat
memuaskan,
karena
selain
membantu
peningkatan pengadaan instrumen ini di
STTN, juga mempermudah proses praktikum.
Namun, dalam karya yang dihasilkan tersebut
masih terdapat beberapa hal yang bisa lebih
diperdalam untuk mendapatkan kualitas alat
yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini akan difokuskan untuk
menyempurnakan karya yang sudah ada
sehingga nilai alat ini akan semakin tinggi.
Perbaikan yang akan dilaksanakan dalam
penelitian ini adalah (i) mempersingkat rise
time dan decay time, serta (ii) memperlebar
jangkauan frekuensi. Hal ini dianggap perlu
karena apabila tujuan penelitian ini tercapai,
maka instrumen ini merupakan alat dengan
kapasitas, kapabilitas dan keandalan yang
tinggi.
DASAR TEORI
Pembangkit Pulsa
Pada sistem detektor nuklir,
pembangkit pulsa merupakan perangkat
yang digunakan sebagai penampil sinyal
keluaran yang di dapat, yakni berupa sinyal
analog. Dalam penelitian ini, sistem
pembangkit pulsa yang di buat adalah jenis
simulasi yang akan dijadikan sebagai
simulator dari detektor nuklir. Tedapat
perusahaan instrumentasi yang sudah
memproduksi pulser
yaitu ORTEC dan
BNC (Barkeley Nucleonics Corporation)
yang menggunakan relay mercury yang
sudah juga sulit di dapat di pasaran jika
terjadi
kerusakan
untuk melakukan
maintenance. Adapun blok diagram dari
pembangkit
pulsa
detektor
nuklir
ditunjukkan oleh Gambar 1.
Gambar1 Blok Diagram Pembangkit
Pulsa Simulasi Detektor Nuklir [1]
Detektor Nuklir
Detektor sangat erat kaitannya dengan
dua besaran yang sangat sering diukur dari suatu
paparan radiasi, yakni energi radiasi dan jumlah
radiasi. Dalam pengukuran aktivitas sumber
radiasi, informasi tentang jumlah radiasi ini
sangat diperlukan. Sementara informasi tentang
energi radiasi diperlukan untuk menentukan
jenis sumber radiasi. Pada dasarnya, detektor
akan mengubah setiap radiasi yang diterimanya
menjadi sebuah sinyal (pulsa) listrik yang dapat
menentukan jumlah radiasi dengan cara
mengukur jumlah pulsa listrik yang dihasilkan
oleh detektor tersebut.
Mikrokontroler ATmega 32
Mikrokontroler ATmega 32 memiliki
register akses cepat dengan komposisi 32
_______________________
________________________________________________ _____________________
137
SEMINAR NASIONAL XI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015
ISSN 1978-0176
_______________________
________________________________________________
_____________________________________________
register x 8 bit. Jumlah register yang ada pada
mikrokontroler ini digunakan sebagai indirect
address register pointer 16 bit dengan tujuan
peng-alamatan data space. Ini memungkinkan
perhitungan alamat yang efisien.
Digital to Analog Converter
IC monolitik yang diperkenalkan pada
tahun 1975, DAC (digital to Analog Converter)
yang diproduksi dalam IC monolitik adalah seri
DAC 0808. Perangkat yang merupakan seri DAC 8
bit ini masih harus memerlukan beberapa
komponen eksternal dalam pengaplikasiannya.
Komponen
eksternal yang dimaksud adalah
beberapa resistor, kapasitor dan tegangan referensi.
Walaupun telah ditemukan pada awal tahun 1970
an namun IC ini masih dimanfaatkan secara luas
hingga sekarang
karena ekonomis, waktu
sampling cepat (150 ns), konsumsi daya rendah
senilai 33 mW [2].
Penguat Operasional
Sebagai perangkat yang serbaguna dan
efisien, peguat operasional dapat diaplikasikan
dalam cakupan industri elektronik yang luas
memenuhi kebutuhan untuk pengondisi sinyal,
fungsi transfer spesial, instrumentasi analog,
komputasi analog, dan desain sistem spesial.
Penguat operasional ini pada awalnya digunakan
dalam komputasi untuk menjelaskan penguat yang
bekerja untuk berbagai operasi matematis. Setelah
adanya penemuan bahwa aplikasi umpan balik
negatif pada penguat DC yang mempunyai
penguatan yang besar dapat menghasilkan
rangkaian dengan karakteristik penguatan yang
bergantung pada feedback yang digunakan.
Basic Compiler - AVR
Perangkat lunak (software) basic compiler
AVR atau bascom AVR dapat digunakan untuk
melakukan kompilasi bahasa basic yang khusus
diterapkan dalam mikrokontroler keluarga AVR.
Bascom AVR tidak hanya berfungsi sebagai
compiler bahasa basic, namun merupakan suatu
lingkungan pengembangan terpadu atau integrated
development environment (IDE) yang berjalan
dalam sistem windows. [3]
digunakan tersebut. Begitu pula dengan tahapan
pembuatan perangkat lunak (software) pada
mikrokontroler. Program tersebut diatur
sedemikian rupa sehingga dapat mengeluarkan
kondisi pada port sebagaimana yang disesuaikan
dengan kode digital yang berbentuk pulsa
eksponensial.
Data-data digital pembentuk sinyal
eksponensial sebagai keluaran tersebut dirangkai
pada mikrokontroler sesuai dengan kode pada
program flash, yang memungkinkan DAC untuk
melakukan proses perubahan sinyal menjadi
tegangan dalam bentuk analog. DAC ini
digerakkan oleh tegangan sebesar 5 volt. Fungsi
penguat pembalik dalam rangkaian sistem
pembangkit pulsa ini adalah untuk membalik
pulsa yang didapat dari DAC, sedangkan
peranan penguat non-inverting difungsikan
untuk melanjutkan pulsa yang dikeluarkan oleh
DAC. Sehingga, tegangan keluaran yang didapat
dari penguat ini kemudian di atur besarannya
dengan menggunakan rangkaian pengatur
amplitudo, yakni berkisar antara 1 – 10 volt.
Rangkaian Mikrokontroler
Mikrokontroler ATmega 32 yang
digunakan pada penelitian ini didukung oleh
rangkaian minimum sistem yang dapat
melaksanakan fungsi sebagai pusat kendali dari
sistem yang dibuat secara keseluruhan. Program
yang ditanamkan pada IC mikrokontroler akan
mengerjakan serangkaian perintah yang telah
dibuat.
Rangkaian
mikrokontroler
ini
dihubungkan ke LCD 16x2 dan tombol yang
difungsikan sebagai user interface, yang
berjumlah 6 buah terdiri atas reset, start,
pengaturan frekuensi, rise time, dan decay time.
merupakan
rangkaian
IC
Gambar
2.
mikrokontroler yang siap di beri program.
Gambar 2 Rangkaian Mikrokontroler
METODE PENELITIAN
Informasi alat dan bahan yang dibutuhkan
dalam pembuatan sistem pembangkit pulsa
simulasi detektor nuklir ini dikelompokkan
berdasarkan data dan teori yang sesuai menurut
kebutuhan dan fungsi dari setiap komponen yang
Terdapat 4 (empat) port di dalam
ATmega 32, yakni Port A, Port B, Port C, dan
Port D. Masing-masing port memiliki fungsi
yang berbeda pada rangkaian sistem pembangkit
pulsa simulasi detektor nuklir ini. Port B
_______________________
________________________________________________ _____________________
138
SEMINAR NASIONAL XI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015
ISSN 1978-0176
_______________________
________________________________________________
_____________________________________________
dihubungkan dengan LCD 16x2 dengan
konfigurasi 4 bit. Port D dihubungkan dengan
tombol – tombol, yaitu pin 0, pin 1, pin 2, dan pin
3. Pin 9 dihubungkan ke ground dengan tujuan
pada saat tombol reset ditekan maka pin 9
mikrokontroler akan berada pada logic rendah.
Rangkaian DAC
Dengan keunggulan yang lebih
ekonomis dan penggunaan yang cukup sederhana,
IC DAC 0808 banyak ditemukan di pasaran
elektronika. DAC jenis ini memiliki 8 pin masukan
yang setara dengan 8 bit. Masukan DAC ini
merupakan port keluaran pada ATmega 32,
dimana setiap angka digital yang dikeluarkan oleh
IC ATMega ini ditranformasikan menjadi sinyal
analog oelh IC DAC 0808 ini. Rangkaian DAC
dapat dilihat pada Gambar 3. berikut :
non-inverting, dimana penguat inverting yang
mempunyai jumlah penguatan sebesar 2 x.
Penguatan ini didasarkan pada nilai resistor (R5)
dan (R6). Pemilihan bentuk sinyal merupakan
hubungan antara tegangan keluaran yang didapat
dari penguat inverting dan penguat noninverting.
PENGUJIAN DAN PEMBAHSAN
Pengujian tiap rangkaian pada pulser
Mikrokontroler ATmega 32 merupakan
salah satu komponen penting dalam penelitian
sistem pembangkit pulsa simulasi detektor nuklir
ini. Komponen ini kemudian memberikan data
masukan ke komponen Digital to Analog
Converter (DAC). Data yang masuk ke DAC ini
akan diperkuat oleh rangkaian operasional
amplifier untuk menghasilkan tinggi pulsa
seperti yang diharapkan. Komponen ATmega
32 ini di dukung oleh rangkaian minimum system
yang dapat digunakan sebagai pusat kendali dari
keseluruhan sistem rangkaian. Rangkaian pada
Gambar 5. merupakan modul mikrokontroler
ATmega 32. Pada rangkaian ini nanti akan
ditanamkan program dan LCD sebagai
penampilnya.
Gambar 3. Rangkaian DAC
Rangkaian Penguat Tegangan
Fungsi rangkaian Op Amp ini adalah
untuk menguatkan tegangan keluaran dari DAC
yang akan menghasilkan tampilan yang sesuai
dengan perencanaan. Tegangan keluaran maksimal
dari DAC sebesar 5V. Sesuai dengan fungsinya,
penguat dibagi menjadi 2, yakin penguat inverting
dan penguat non-inverting, dimana keluaran dari
penguat ini dapat di tentukan dengan pemilihan
pada saklar SW1. Berikut tampilan rangkaian
penguat seperti ditunjukkan oleh Gambar 4.
Gambar 4 Rangkaian Penguat
Pada Gambar 4. tersebut ditunjukkan
mengenai rangkaian penguat invering dan penguat
Gambar 5. Modul Mikrokontroler ATMega 32
Gambar
5.
merupakan
modul
mikrokontroler sebagai penghasil bentuk pulsa
dan pengatur frekuensi , rise time serta decay
time. Mikrokontroler ini menggunakan IC
ATmega 32 yang dilengkapi dengan komponen
pendukung lainnya. Namun sebelumnya, bentuk
pulsa yang dikeluarkan dari ATmega 32 ini
berbeda dengan bentukan pulsa pada keluaran
akhir.
Pengujian Pada DAC
Modul ini merupakan perangkat yang
secara umum memiliki fungsi untuk mengubah
sinyal masukan berbentuk digital menjadi
keluaran dalam bentuk analog. Besaran keluaran
_______________________
________________________________________________ _____________________
139
SEMINAR NASIONAL XI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015
ISSN 1978-0176
_______________________
________________________________________________
_____________________________________________
ini biasanya sebanding dengan nilai digital yang
masuk ke DAC. Peranan DAC ini adalah
menerima informasi digital dan melakukan
transformasi kedalam bentuk tagangan analog.
Keluaran DAC sebesar 4,18 volt, yang disebabkan
karena pembangkit pulsa pada umumnya memiliki
keluaran dalam rentang 1-10 volt. Oleh karena itu
diperlukan penguatan sebesar 2 kali. Pengukuran
keluaran maksimal DAC dilakukan dengan
menggunakan test point 1 pada rangkaian Gambar
6. Keluaran ini di ukur pada titik dimana keluaran
belum menuju penguatan. Gambar 6. menunjukkan
hasil keluaran maksimal pada DAC.
Gambar 6. Output maksimal DAC
Pada Gambar 6. di dapat informasi bahwa keluaran
DAC maksimal sebesar 4,18 volt, sehingga
dikategorikan sesuai dengan yang diharapkan. Hal
ini dikarenakan jika tegangan maksimal 4,18 volt,
apabila dilakukan penguatan sebesar 2 kalinya,
maka akan didapat nilai sebesar 8,36 volt yang
merupakan nilai kisaran amplitudo dari sistem
pembangkit pulsa ini.
Pengujian pada keluran Penguat Inverting dan
Non-Inverting
Penguat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penguat inverting dan penguat noninverting, yang digunakan untuk melakukan
penguatan sebesar 2 kalinya sehingga keluaran dari
DAC yang semula sebesar 5 volt menjadi 10 volt.
Kedua penguat ini menggunakan jenis IC yang
sama, yakni LF 356. Hal ini dikarenakan IC ini
adalah jenis yang paling sering digunakan dalam
rangkaian elektronika nuklir. Selain itu, pulsa yang
dihasilkan bersifat lebih halus. Resistor yang
digunakan dalam penguatan inverting ini
menggunakan resistor dengan nilai 5 kΩ dan 10
kΩ.
Pengujian Pada keluaran
Modul ini merupakan perangkat yang secara
umum memiliki
Tabel 1.
Knop/
dial
yang
diatur
Nilai skala
yang tertampil
pada osiloskop
Alat
yang
dibuat
PK (%)
Frekuensi
50 Hz
1500 Hz
50 Hz
1500 Hz
0%
0%
Rise Time
200ns
300ns
400ns
227,19 ns
321,32 µs
405,41 µs
13,5 %
7,1 %
1,3 %
Decay time
300 µs
322,97 µs
7,65 %
Pengujian kelinieran frekuensi dan rise time
alat
Keluaran dari pembangkit pulsa
disambungkan dengan input pada osiloskop yang
kemudian keluaran dari osiloskop disambungkan
ke komputer. Pengujian yang dilakukan yakni
dalam bentuk eksponensial frekuensi, rise time,
dan decay time.
A. Pengujian
Kelinieran
Frekuensi
pembangkit pulsa yang Dibuat
Hasil pengujian untuk frekuensi dapat
dilihat pada tabel 1 yaitu perbandingan antara
dial yang diinginkan pada frekuensi tertentu
dengan output pada osiloskop. Pengukuran
dilakukan dari frekuensi 400 Hz hingga 1500
Hz. Perhitungan persen kesalahan dapat dilihat
pada rumus dibawah ini dan Tabel 4.5
merupakan tabel pengukuran frekuensi beserta
persentasi kesalahan.
PK = [
𝐷𝑖𝑎𝑙 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑒𝑟−𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑝𝑖𝑙 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑜𝑠𝑖𝑙𝑜𝑠𝑘𝑜𝑝
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑝𝑖𝑙 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑜𝑠𝑖𝑙𝑜𝑠𝑘𝑜𝑝
]
x 100%
_______________________
________________________________________________ _____________________
140
SEMINAR NASIONAL XI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015
ISSN 1978-0176
_______________________
________________________________________________
_____________________________________________
Tabel 1. Pengukuran frekuensi
No
Osiloskop (Hz)
B.
Alat (Hz)
PK (%)
1
50
50,00
0,00
2
100
101,60
1,60
3
150
150,40
0,27
4
200
201,10
0,55
5
250
250,00
0,00
6
300
303,30
1,10
7
350
350,70
0,20
8
400
400,00
0,00
9
450
456,00
1,33
10
500
500,00
0,00
11
550
552,20
0,40
12
600
606,60
1,10
13
650
649,10
0,14
14
700
704,80
0,69
15
750
755,10
0,68
16
800
804,30
0,54
17
850
850,60
0,07
18
900
902,40
0,27
19
950
948,70
0,14
20
1000
1000,00
0,00
21
1050
1000,00
4,76
22
1100
1100,00
0,00
23
1150
1100,00
4,35
24
1200
1200,00
0,00
25
1250
1200,00
4,00
26
1300
1300,00
0,00
27
1350
1300,00
3,70
28
1400
1400,00
0,00
29
1450
1400,00
3,45
30
1500
1500,00
0,00
Dari Tabel 1. diatas dapat dibuat hubungan antara
nilai frekuensi pada dial alat yang dibuat dengan
nilai yang terukur pada osiloskop. Hal ini akan
membantu dalam proses penentuan alur linier dari
frekuensi yang di ukur pada jangkauan 50 Hz –
1500 Hz. Alur linier yang dihasilkan
merepresentasikan pola penyebaran pembacaan
frekuensi pada alat. Dari pengukuran tersebut, di
dapat garis persamaan yang merupakan
pendekatan garis linier pada semua titik.
Pendekatan garis linier yang didapat menunjukkan
hasil yang dapat di simpulkan dalam sebuah
persamaan, yakni y = 0,9775x + 10,321 dengan R2
sebesar 0,9985.
Pengujian Rise Time
Rise time merupakan waktu naik dari
suatu pulsa, yang merupakan hal yang sangat
diperlukan dalam pembuatan pembangkit pulsa
berbentuk eksponensial. Penghitungan Rise time
adalah mulai dari 10 % hingga 90 %. Pada
penelitian ini, rise time yang di ukur yakni dari
200ns hingga 400 ns. Berikut grafik linieritas
dari rise time yang ditunjukkan oleh Gambar 7.
Gambar7. Grafik pengujian rise time
dial alat terhadap nilai yang terukur pada
osiloskop. Dari Gambar7. di dapat fungsi
linieritas dari rise time yang di dapat adalah
y = 0,8911x + 5,643 dan R2 = 0,9989.
KESIMPULAN
Sistem pembangkit pulsa simulasi detektor
nuklir yang di buat dengan menggunakan
ATmega 32 menghasilkan keluaran DAC
sebesar 4.18 volt, dengan penguatan maksimal
8,61 volt. Jangkauan frekuensi pada alat ini
adalah 50 Hz – 1500 Hz, yang memiliki
linieritas sebesar 0,9985. Nilai Rise Time yang di
dapat sebesar 200 ns – 400 ns dengan linieritas
sebesar 0,9989. Angka pengukuran pada Decay
Time di titik 300 µs sebesar 322,97 yang berarti
memiliki angka kesalahan sebesar 7,65%.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kusuma, M.I. 2014. Rancang Bangun
Pulser Berbasis Mikrokontroler.
Tugas Akhir STTN-BATAN.
Yogyakarta
[2] DAC 0808. 1999. Datasheet DAC 0808.
National Semiconductor
[3] Muhtadan.. 2010. Pemrograman Micro
Controller AVR dengan BASCOM
AVR. Aditya Medika. Yogyakarta
_______________________
________________________________________________ _____________________
141
SEMINAR NASIONAL XI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015
ISSN 1978-0176
_______________________
________________________________________________
_____________________________________________
TANYA JAWAB
Pertanyaan
Sumber radiasi apa yang dapat dideteksi?
Jawaban
Sumber radiasi yang diharapkan
dideteksi adalah beta dan gamma.
dapat
_______________________
________________________________________________ _____________________
142
Download