DAFTAR ISTILAH Aglomerat adalah batuan sedimen yang merupakan akumulasi material blok berukuran diameter > 64 mm, terdiri dari material volkanik, umumnya fragmen lava, yang dihasilkan pada fase erupsi gunungapi. Terdapatnya aglomerat di suatu tempat menunjukkan kedekatan tempat tersebut dengan pusat keluarnya lava, atau pusat gunungapinya. Andesitik, adalah komposisi kimia magma yang dicirikan oleh kandungan senyawa silika SiO2 antara 50%-60%, atau sering disebut berkomposisi intermediate (menengah). Komposisi andesitik ini berasosiasi dengan magmatisme di zona subduksi lempeng atau di busur gunungapi seperti yang terdapat di pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan lain-lain. Batuan beku berbutir halus (ukuran butir < 2mm) yang dihasilkan dari magma ini disebut ‘andesit’, sedangkan yang berbutir kasar (ukuran butir >2mm) disebut ‘diorit’. Karena kandungan silika-nya yang menengah, umumnya berwarna menengah juga, yakni abu-abu. Ash, atau ‘abu volkanik’ adalah material hasil letusan gunungapi (atau material piroklastik) dengan ukuran butir < 2mm. Basaltis adalah komposisi kimia magma yang dicirikan oleh kandungan senyawa silika SiO2 < 50%. Batuan beku berbutir halus (ukuran butir < 2mm) yang dihasilkan dari magma basaltis ini disebut ‘basalt’, sedangkan yang berbutir kasar (ukuran butir >2mm) disebut ‘gabro’. Karena kandungan silikanya yang relatif sedikit dan lebih banyak mineral ferromagnesiannya, batuan basalt umumnya berwarna gelap mendekati hitam. Batuan Beku adalah batuan hasil pembekuan magma. Magma sendiri adalah suatu larutan silikat cair panas, pijar, bersifat mobil, dan merupakan bentuk lebur dari kulit bumi. Jika magma mencapai ke permukaan bumi melalui “lubang” gunungapi disebut lava. Jika magma membeku dekat permukaan dan dipermukaan bumi, batuan bekunya berukuran butir halus (< 2mm), disebut batuan beku volkanik (atau batuan ektrusi) sedangkan yang membeku jauh di bawah permukaan bumi, batuan bekunya berukuran butir kasar (> 2mm) disebut batuan beku plutonik (atau batuan intrusi) Batuan Karbonat, atau lebih umum dikenal sebagai batugamping atau batukapur, adalah batuan sedimen dengan komposisi yang dominan (lebih dari 50%) terdiri dari mineralmineral atau garam-garam karbonat (CaCO3). Batuan Metamorf adalah batuan yang dihasilkan dari perubahan-perubahan fundamental batuan yang sebelumnya ada, yang disebut ‘protolit’. Perubahan protolit menjadi batuan metamorf disebabkan oleh tekanan (P, pressure) dan temperatur (T, temperature) yang 1 tinggi. Proses metamorf terjadi dalam keadaan padat dengan perubahan kimiawi dalam batas-batas tertentu saja dan meliputi proses-proses rekristalisasi, orientasi, dan pembentukan mineral-mineral baru dari protolitnya. Contoh yang terkenal adalah protolit batugamping jika mengalami metamorfosa (akibat P & T tinggi) berubah menjadi batuan metamorf marmer (marble). Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk dari pengendapan bahan rombakan batuan-asal yang tererosi yang kemudian mengalami pemadatan menjadi batuan di tempat (atau di cekungan) pengendapannya. Batuan sedimen juga bisa dihasilkan dari reaksi kimia maupun hasil kegiatan organisme, misalnya rijang dan batugamping. Batuan Sedimen Klastik adalah batuan sedimen yang terdiri dari bahan klastika, yakni bahan hasil rombakan batuan-asal. Batuan-asalnya bisa berupa batuan beku, batuan metamorf ataupun batuan sedimen yang lebih tua. Batuan Sedimen Nonklastik adalah batuan sedimen yang bahannya terdiri dari bahan nonklastik, yakni bahan yang bukan berasal dari rombakan batuan-asal tetapi berasal dari reaksi kimia atau kegiatan organisme, misalnya organisme radiolaria yang hidup di laut dalam yang menghasilkan zat silika, yang disebut rijang (chert) atau organisme koral dan ganggang (atau umumnya disebut binatang karang) bagian dari komunitas terumbu karang yang menghasilkan batugamping. Batubara adalah batuan yang terdiri dari bahan organik, yang berasal dari tumbuhtumbuhan. Karena berasal dari bahan organik, maka komposisinya terdiri dari unsur karbon (C) dan dicirikan oleh warnanya yang hitam. Kebanyakan batubara berasal dari pembatuan material organik tumbuhan yang berada di lingkungan rawa, paya-paya, danau, ataupun pantai. Tingginya kandungan unsur C ini menyebabkan batubara berpotensi sebagai bahan bakar. Batugamping Klastik adalah batugamping yang terbentuk dari pengendapan kembali rombakan batugamping asal yang lebih tua, karena terbentuk dari proses pengendapan (sedimentasi) maka biasanya membentuk perlapisan. Batugamping Nonklastik terbentuk dari proses kimia maupun aktivitas organisme binatang karang atau biasa disebut juga sebagai batugamping terumbu. Karena terbentuk dari akumulasi material-material gampingan yang dikeluarkan oleh organisme maka batugamping non-klastik ini umumnya tidak berlapis. Batupasir adalah adalah salah satu jenis batuan sedimen dengan butiran penyusunnya berukuran ‘pasir’ (yakni butiran dengan ukuran 1/16 – 2 mm). 2 Bioturbasi adalah jejak aktivitas organisme yang terekam dalam batuan. Jejaknya dapat berupa jejak tempat tinggal, jejak aktivitas, dan lain-lain. Breksi andesit, batuan sedimen klastik dengan fragmen-fragmen berukuran kasar (>2 mm), berbentuk menyudut dan fragmen-fragmen tersebut terdiri dari rombakan atau pecahan batuan atau lava andesit. Breksi andesit umumnya merupakan batuan penyusun gunungapi strato yang berselang-seling dengan lava andesit. Gunungapi strato andesitik semacam ini umumnya terdapat di kepulauan busur gunungapi seperti di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, atau di pulau ‘cincin api’ Nusantara. Eosen adalah salah satu satuan waktu geologi yang disebut ‘kala’, sedangkan ‘kala’ sendiri adalah bagian dari satuan waktu geologi yang lebih besar lagi yang disebut Zaman Tersier. Jadi Zaman Tersier terdiri dari beberapa ‘kala’, mulai dari tua ke muda, adalah: Kala Paleosen (65-54 juta th yl.), Eosen (54-37 juta th), Oligosen (37-26 juta th), Miosen (26-11 juta th), dan Pliosen (11-3 juta th). Filit adalah adalah batuan metamorf yang bertekstur (berukuran butir) halus < 1 mm, memiliki struktur “sekistosa” yang terbentuk oleh penjajaran mineral-mineral penyusunnya. Penjajaran mineral yang teratur ini merupakan efek dari tekanan yang tinggi pada saat metamorfosa dan terlihat di batuannya sebagai struktur yang melembar seperti lembaranlembaran daun, dan disebut sebagai struktur foliasi (dari kata ‘foliae’, yang berarti daun). Formasi adalah satuan dasar dalam pembagian satuan litostratigrafi. Satuan litostratigrafi sendiri adalah satuan batuan. Satuan batuan menggambarkan batuan yang dominan di suatu tempat atau wilayah. Nama satuan batuan atau ‘formasi’ diambil dari nama tempat atau nama geografis dimana satuan batuan tersebut paling banyak dan paling baik tersingkap. Misalnya Formasi Wonosari, formasi ini secara umum atau dominan terdiri dari batugamping yang berumur Miosen (5-15 jt tahun lalu) yang terdapat di daerah Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Fragmen adalah adalah salah satu jenis komponen dalam batuan sedimen klastik. Komponen dalam batuan sedimen klastik terdiri dari FRAGMEN, MATRIKS, dan SEMEN. Fragmen adalah komponen butiran-butiran utama yang berukuran lebih besar (dapat berupa pecahan-pecahan batuan, mineral, cangkang fosil, dan zat organik). Diantara fragmen-fragmen ini terdapat matriks, yakni komponen butiran yang lebih kecil yang mengisi rongga antar fragmen, sedangkan semen adalah komponen pengikat fragmen dan matriks. 3 Genes (atau ”gneiss”) adalah jenis batuan metamorf yang ukuran butirnya kasar (> 2mm). Batuan ini didominasi oleh mineral yang berbentuk membutir atau ‘granular’ daripada mineral pipih (tabular/prismatik) yang menjajar. Istilah ortogenes dipakai untuk genes yang batuan asalnya (protolit) adalah batuan beku dan paragenes untuk genes yang protolitnya adalah batuan sedimen. Great Barrier Reef, adalah nama wilayah perairan laut dangkal di timurlaut Australia yang terkenal di seluruh dunia karena ‘ditumbuhi’ terumbu (reef) karang. Wilayah terumbu ini demikian luasnya sampai terlihat dari luar angkasa. Gunungapi Strato, atau stratovolcano, adalah gunungapi yang tersusun oleh perselingan lapisan (strata) yang terdiri dari batuan breksi gunungapi dan lava andesitik. Pulau Jawa bagian selatan, atau dikenal secara geologi sebagai Zona Pegunungan Selatan, adalah suatu wilayah yang memanjang barat-timur, yang terdiri dari sisa-sisa komplek gunungapi strato andesitik purba berumur Oligosen sampai Miosen. Karena berumur tua dibandingkan zona gunungapi masa kini (zona gunungapi Merapi dkk.), maka zona tersebut disebut juga zona OAF (Old Andesite Formation). Holosen-Resen, adalah dua nama satuan waktu yang disebut ‘kala’ (lihat, Eosen) yang menyusun satuan zaman Kuarter yang berumur mulai 3-0.01 juta th dan sampai sekarang (Resen). K-Ar, singkatan atau lambang huruf untuk unsur ‘Kalium’ dan ‘Argon’. Kedua unsur ini banyak terdapat di bebatuan (terutama di batuan beku dan batuan metamorf) sehingga berdasarkan sifat isotop kedua unsur ini dapat ditentukan umur absolutnya, yakni umur dalam bilangan kuantitatif, misalnya 105 juta tahun. Karst adalah morfologi atau bentang alam yang dihasilkan dari pelarutan batuan karbonat (batugamping) yang tebal. Ketebalan di sini umumnya lebih dari 200 meter. Konglomerat adalah batuan sedimen yang terdiri dari fragmen-fragmen berbentuk membundar dengan ukuran butir lebih besar dari pasir (>2 mm). Kuarsa, jenis mineral dengan komposisi kimia SiO2, berwarna putih sampai bening seperti kaca, dan merupakan bahan dasar membuat gelas. Mineral kuarsa ini dapat dihasilkan dari proses magmatis (berhubungan dengan pembentukan batuan beku), proses volkanis (berasosiasi dengan kegiatan gunungapi), dan metamorfosa. Mineral ini paling umum dijumpai sebagai komponen penyusun batuan beku asam (granit) dan batuan sedimen karena mineral ini paling tahan terhadap proses pelapukan dan erosi. 4 Kuarsit, salah satu jenis batuan metamorf yang hampir seluruhnya terdiri dari mineral kuarsa. Batuan ini berasal dari protolit kaya kuarsa, seperti batupasir kuarsa, yang karena P & T yang tinggi mengalami metamorfosa. Lava Bantal (pillow lava), sesuai dengan namanya, aliran lava ini bentuknya menyerupai bantal yang tumpang tindih. Ukuran dari lava bantal ini sekitar 30-60 cm. Bentuk bantal terjadi karena proses pembekuan lava yang cepat, yakni ketika tubuh lava tersebut memasuki lingkungan air. Lingkungan air disini bisa danau atau laut. Jika lava tersebut dijumpai bersamaan dengan batuan sedimen laut, seperti batugamping atau rijang, dapat disimpulkan lava tersebut terbentuk di lingkungan laut. Lapili adalah ukuran butir dari material piroklastik yang berukuran 2-64 mm. Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah bersifat mobile, bersuhu antara 900°-1.200°C atau lebih dan berasal dari kerak bumi bagian bawah atau selubung bumi bagian atas. Matriks adalah salah satu jenis komponen penyusun batuan sedimen klastik. Matriks merupakan butiran yang berukuran lebih kecil dari fragmen dan terletak di antara fragmen. Matriks dapat berupa pecahan batuan, mineral, atau fosil. Mikrokontinen adalah pecahan benua yang terpisah dari benua asalnya, sering juga terpisah sejauh beberapa ratus kilometer dari benua asalnya. Miosen-Pliosen, lihat Eosen Morfologi dipakai oleh berbagai cabang ilmu. Secara harafiah, morfologi berarti 'pengetahuan tentang bentuk (morphos)’. Dalam ilmu geologi adalah mengkaji dan mendeskripsikan bentuk-bentuk (geometri) permukaan bumi, atau bentang alam, dan proses yang berkenaan dengan pembentukan dan perkembangannya. Non-marine, ‘non’ berarti ‘bukan’ dan ‘marine’ berarti ‘laut’, jadi non-marine berarti ‘bukan laut’ yang dalam hal batuan sedimen menunjuk kepada tempat ‘bukan laut’ dimana batuan sedimen itu diendapkan. Tempat atau lingkungan pengendapan tersebut berada di lingkungan daratan (misalnya, sungai, danau, rawa, gurun, pegunungan glasial). Oligosen-Miosen, lihat Eosen 5 Piroklastik (Batuan ̴ ) adalah batuan yang dihasilkan oleh serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan gunungapi. Piroklastik sendiri berasal dari kata ’pyro’, berarti panas, dan ’clastic’ berarti pecahan, atau klastik. Poligenesis, dari kata ‘poli’ berarti banyak, dan ‘genesis’ berarti asal-mula. Jadi poligenesis berarti suatu gejala (geologi) yang terbentuk oleh lebih dari satu asal-mula atau kejadian. Misalnya, gunungapi strato atau stratovolcano adalah gunungapi poligenetik, artinya gunungapi tersebut dibentuk dari perlapisan (strato) breksi volkanik dan lava yang berhubungan dengan peristiwa atau asal-mula yang berbeda, yakni peristiwa erupsi letusan dan lelehan lava. Rijang atau batu api adalah batuan sedimen nonklastik bersifat silikaan dengan permukaan licin, disebut ‘batu api’ karena jika diadu dengan baja atau batu lain akan memercikkan bunga api yang dapat membakar bahan kering. Rijang ini dihasilkan oleh organisme renik radiolaria yang hidup di lingkungan laut dalam. Sabak, atau slate, adalah jenis batuan metamorf yang memiliki butiran yang paling halus. Protolit dari sabak adalah batulempung. Sekis adalah batuan metamorf yang ditandai dengan penjajaran mineral pipih (berukuran >1 mm) sehingga mudah dikenali dengan mata telanjang. Penjajaran mineral pipih ini membentuk struktur ‘mendaun’, seperti lembaran-lembaran daun, yang disebut struktur foliasi. Semen adalah material pengisi rongga serta pengikat antar butiran fragmen dan matrik dalam batuan sedimen klastik. Semen ini dapat berkomposisi gampingan, silikaan, ataupun senyawa oksida besi, tergantung dari jenis atau komposisi fragmen dan matriknya. Stratigrafi adalah ilmu yang membahas aturan, hubungan dan kejadian macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu sedangkan dalam arti sempit ialah ilmu pemerian lapisan-lapisan batuan. Volkaniklastik, dari kata ‘volkanik’ yang berarti berhubungan dengan gunungapi (volcano), dan kata ‘klastik’ yang berarti klastika atau rombakan atau pecahan. Jadi ‘volkaniklastik’ adalah pecahan atau fragmen-fragmen rombakan dari batuan gunungapi atau lava. Volkanisme, segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan gunungapi (volcano). 6 Teori Tektonik Lempeng adalah teori pemersatu dalam bidang geologi. Teori ini muncul pada tahun 1970-an.Teori ini beranggapan bahwa permukaan (kulit bumi atau litosfer) bumi terpecah-pecah menjadi sejumlah lempeng benua dan lempeng samudera. Karena lempenglempeng ini berada di atas lapisan bagian atas mantel (atau astenosfer) yang plastis maka keadaannya selalu dalam kondisi dinamis, dalam keadaan bergerak atau berinteraksi satu terhadap lainnya dengan laju pergerakan sangat lambat menurut indera manusia, yakni sekitar 3-12 cm/tahun, ada yang saling bertemu (konvergen), berpisah (divergen) dan berpapasan (transform). Semua gejala geologi, mulai dari volkanisme, kegempaan, pembentukan cekungan, sampai pembentukan pegunungan di permukaan bumi terkait dengan ketiga jenis interaksi lempeng ini, oleh karenanya tidak berlebihan kalau teori Tektonik Lempeng disebut sebagai the unifying theory of the Earth. 7