7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Geologi Regional Menurut

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Geologi Regional
Menurut Kastowo (1973), Silitonga (1975), dan Rosidi (1976) litologi daerah
Padang dan sekitarnya terdiri dari batuan Pratersier, Tersier dan Kwarter.
Batuan Pratersier terdiri dari :
•
Filit dan serpih anggota Formasi Kuantan, terutama filit dan serpih warna
kemerahan sampai coklat dengan interkalasi tipis sabak, kuarsit, serpih, rijang
dan aliran lava berkomposisi andesitik sampai basaltik. Batuan ini dijumpai
disekitar Indarung dan berumur Perm.
•
Batugamping anggota Formasi Kuantan, berwarna putih sampai abu-abu,
masif, berinterkalasi tipis dengan sabak, filit, serpih dan kuarsit umumnya
membentuk topografi karst, dijumpai di daerah Bukit Karang Putih, Bukit Batu
Gadang,
Bukit
Batu
Tarjarang
dan
Indarung.
Umur
batuan
adalah
Permokarbon.
•
Formasi Barisan: filit, sabak, batugamping, hornfels dan greywacke berumur
Perm.
•
Formasi Siguntur: kuarsit, serpih dan sabak dijumpai di daerah Siguntur
berumur Trias.
Batuan Tersier terdiri dari :
•
Formasi
Painan. Batuan volkanik mengandung lava, breksi, breksi tufa,
umumnya berkomposisi andesitik dan dasitik, dijumpai sepanjang pesisir Barat
Padang. Umur batuan ini adalah Oligosen.
7
•
Intrusi granit, berumur Miosen atas, berwarna abu-abu terang sampai abu-abu
kehijauan, komposisi berkisar antara biotit granit sampai granit.
Endapan Kwarter terdiri dari :
•
Produk Gunung Api Kerinci dan Gunung Tujuh, terdiri dari breksi tufa, lahar
dan aliran lava.
•
Endapan paling muda terdiri dari kipas aluvial dan endapan aluvial.
Kastowo dan Gerard (1973) menyatakan bahwa batuan yang tertua yang
tersingkap di sekitarnya berumur Pra-Tersier (Jura), terdiri dari kelompok batuan
metamorf yang umumnya mendasari perbukitan dan punggungan-punggungan di
daerah ini (lihat Gambar 2.1. peta geologi regional lembar Padang).
Kelompok batuan ini terdiri batuan meta sedimen (batupasir metamorf, batulanau
metamorf) yang berasosiasi dengan filit dan batulempung tufa yang terkersikan
(batulempung kersikan) dan kelompok batugamping kristalin bersifat marmeran
Selanjutnya di atas kelompok batuan Pra–Tersier tersebut secara tidak
selaras diendapkan kelompok batuan volkanik Tersier hingga Kwarter, Kelompok
batuan volkanik Tersier – Kwarter ini terdiri dari aliran-aliran lahar, konglomerat,
perselingan antara andesit dan tufa serta tufa kristal yang sangat keras, pejal dan
tersemen baik.
Endapan Kwarter terdiri dari endapan kipas alluvial, yang merupakan hasil
rombakan dari endapan gunungapi dan sebagai kelompok batuan paling muda
adalah endapan aluvial, terdiri dari bongkahan-bongkahan batuan beku, kerakal,
kerikil, pasir dan lanau yang bersifat lepas.
8
KETERANGAN
ALUVIUM
Aluvium
Kipas
KIPAS
ALUVIUM
Aluvium
TUFA
Tufa
Andesit
dan
ANDESIT DAN
TUFA
Tufa
N
Endapan
ALIRAN YANG TAK
TERURAIKAN
Vulkanik
Batugamping
BATUGAMPING
HABLUR
Jura
PADANG
Padang
PETA GEOLOGI
PETA GEOLOGI BERSISTEM
BERSISTEM SUMATERA
SUMATERA
Batuan
FILIT, BATUPASIR
Sedimen
META, BATULANAU
Jura
META
Daerah
Penelitian
Lembar : Padang 4 / viii
KASTOWO 1973
Lembar : Padang 4 /v iii
KASTOWO DAN GERHARD W. L EO
1973
Gambar 2.1. Peta geologi lembar Padang, Skala : 1: 250.000
(Kastowo, dkk, 1973)
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Padang, skala 1 : 250.000, struktur geologi
utama yang dijumpai di sekitar daerah penyelidikan adalah sesar geser
dan
normal yang berarah Timur – Barat dan beberapa berarah hampir Utara – Selatan.
Struktur daerah ini dipengaruhi oleh terobosan batuan granit pluton dan sesar
Semangko terutama pada batuan Pratersier yang secara umum terlipat sangat
kuat dan terpatahkan.
9
Satuan Intrusi Basalt
Gambar 2.2. Peta Geologi Bukit Karang Putih PT Semen Padang,
Skala : 1: 2.000 (PT Semen Padang 2002)
10
Tabel 2.1. Stratigrafi Regional Menurut Kastowo, dkk (1973)
UMUR
SATUAN
BATUAN
KETERANGAN
KWARTER
Qal
Qal =Aluvium: Lanau, pasir, kerikil – bongkah
batuan
TERSIER
QTi =Tufa kristalin : Telah mengeras, masif dan
QTi
PLIOSEN
MIOSEN
QTta
tersemen kelabu tua – kehijauan, mengandung masa
dasar serabut gelas dengan fragmen kwarsa,
plagioklas dan batuan gunung api berkomposisi
menengah – asam.
QTta =Andesit dan Tufa : Perselingan dan/atau
Andesit sebagai inklusi di dalam tufa
Cl =Batugamping hablur : Putih – keabuan (segar),
kelabu gelap (lapuk), besar butir 0.5 – 5 mm, masif,
berongga, adanya perlapisan, ciri khas membentuk
punggungan-pungungan tajam.
KAPUR
PRATERSIER
Cl
JURA
Js
Tmb
g
Js = Kwarsit, Serpih, Batulanau : Kwarsit, masif,
kelabu kehijauan, sedikit terubah. Serpih berwarna
biru tua. Batulanau, masif, terkersikan, berwarna biru
tua. Batu Sabak dijumpai sisipan dalam kwarsit.
Tmb=Intrusi Basalt berkomposisi basaltik. Intrusi
basalt ini sementara ditentukan berumur Tersier Tua
karena menerobos batuan meta sedimen – meta
Pratersier (Perm?) dan ditutupi oleh batuan sedimen
Tersier.
Alluvium, lanau, pasir dan kerikil umumnya terdapat di dataran pantai, termasuk
endapan rawa di sebelah Utara Tiku, sebelah baratdaya Lubuk Alung dan sebelah
timur Padang.
Kipas Alluvium, kebanyakan terdiri dari hasil rombakan andesit berasal dari
gunung api strato, permukaannya ditutupi oleh bongkah-bongkah andesit. Kipaskipas alluvium yang terdapat pada lereng-lereng gunung api Kwarter dipetakan
sebagai hasil dari gunung api.
Tufa Kristal yang telah mengeras, kristalin dan tersemen baik dekat sungai Buluh
berwarna muda terdiri dari masadasar yang banyak mengandung serabut-serabut
11
gelas dengan fragmen-fragmen kwarsa, plagioklas dan fragmen-fragmen batuan
gunung api yang berkomposisi menengah hingga asam dengan garis tengah
sampai 10 cm. Lebih ke selatan lagi warna abu-abu muda sampai abu-abu tua
kehijauan dan komposisinya lebih mafik, masa dasar umumnya kloritik dan tufa
mengandung fragmen-fragmen batuan berkomposisi menengah sampai mafik
disamping kwarsa dan plagioklas, tak terdapat serabut-serabut gelas, terdapat
kontak selaras maupun kontak sesar antara tufa dan andesit. Sumber daripada
tufa tak diketahui.
Andesit dan Tufa: berselingan andesit sebagai inklusi didalam tufa.
Endapan Vulkanik : lahar, konglomerat dan endapan-endapan koluvium yang lain
Batugamping Jura : batugamping, kompak putih sampai abu-abu kebiruan,
kristalin dan berongga, diduga mengandung hydrozoa milleporidium dan algae
yang berumur Jura, dapat dikorelasikan dengan anggota batugamping Formasi
Signatur (Jsl) di lembar Painan dan bagian timur laut Muara Siberut
Batuan Sedimen Jura : kuarsit, serpih, lanau, batusabak dan lain-lain. Terkena
metamorfosis lemah. Kuarsit, kelabu kehijauan, sedikit terubah, menyerupai rijang.
Serpih berwarna biru tua. Batulanau, setempat terkersikan, berwarna kelabu
kebiruan sampai kehijauan. Batusabak dijumpai sebagai sisipan dalam kuarsit.
Filit, berwarna kelabu kemerahan.
2.2. Geologi Daerah Bukit Karang Putih
2.2.1. Morfologi
Menurut Tobbler (1992) di dalam Van Bemmelen (1949) daerah Sumatera dapat
dibagi menjadi 7 zona fisiografi, yaitu Dataran Alluvial Pantai Utara Sumatera,
Dataran Rendah Bergelombang, Zona Depresi Sub-Barisan Sumatera Tengah,
Pegunungan Barisan Depan, Sekis Barisan, Pegunungan Barisan dan Dataran
12
Aluvial Pantai Barat Sumatera. Daerah penelitian termasuk ke dalam zona
Pegunungan Barisan. Sedangkan Van Bemmelen (1949), membagi fisiografi
Sumatera menjadi 4 bagian, yaitu Pegunungan Barisan, Zona Sesar Semangko,
Pegunungan Tiga Puluh Kota, serta Dataran Rendah bergelombang. Daerah
penelitian termasuk ke dalam zona Pegunungan Barisan. Secara umum morfologi
daerah Bukit Karang Putih termasuk dalam perbukitan lemah-kuat dan karst
dengan kemiringan lereng 20o sampai dengan 65o. Daerah Bukit Karang Putih
mempunyai luas kurang lebih 1 x 1,5 km2, dengan daerah perbukitan yang terjal,
terletak pada ketinggian 150 sampai dengan 560 m dari pemukaan laut, yang
didominasi oleh litologi batulempung yang telah mengalami perubahan menjadi
batulempung tufa (batulempung kersikan) terdapat di Tenggara - Selatan daerah
penelitian,
secara
menjari
diendapkan
batugamping
sampai
batugamping
marmeran dan yang telah mengalami perlipatan yang kuat. Diatasnya secara tidak
selaras diendapkan batuan volkanik. Disamping itu dijumpai batuan terobosan
yang berkomposisi basaltis.
2.2.2. Litologi
Berdasarkan hasil pemetaan geologi permukaan yang telah dilakukan oleh
peneliti-peneliti terdahulu diketahui bahwa litologi dari yang tertua ke muda yang
dijumpai di Bukit Karang Putih adalah sebagai berikut:
a. Batugamping – Meta sedimen
Batugamping – meta sedimen, berwarna abu-abu kehitaman – abu-abu terang,
kristalin, masif, batuan ini berbutir sangat halus-kasar (± 1 cm). Batuan ini
menjari dengan batulempung kersikan, banyak dijumpai urat-urat kalsit dan
rongga-rongga, dan bersifat kristal. Penyebaran batuan ini mendominasi Bukit
Karang Putih dan telah mengalami perlipatan kuat dengan arah umum Barat
13
laut – Tenggara. Kadang-kadang dijumpai sisipan tufa dan silika, berwarna
putih kemerahan, halus, masif, segar sampai lapuk sedang.
b. Batulempung tufaan (Batuan Silika)
Batulempung tufaan ini berwarna coklat ke merah-merahan, ukuran butir halus,
keras dan sebagian telah mengalami rekristalisasi, secara umum juga disebut
dengan batuan silika. Penyebaran dari batuan ini adalah dibagian Timur Tenggara daerah penelitian, di puncak bukit Karang Putih, kemudian
disepanjang lembah Selatan, di tebing-tebing dan longsoran. Secara struktur
batulempung tufaan ini telah mengalami perlipatan yang kuat.
c. Batuan Terobosan
Batuan terobosan yang dijumpai di daerah penyelidikan berupa batuan beku
berkomposisi Basaltis. Batuan ini berwarna abu-abu kehitaman, tekstur afanitik
- fanerik, berbutir sangat halus sampai sedang, terdiri dari mineral felspar,
olivin, piroksen (mineral mafik). Penyebaran batuan ini terdapat di tengahtengah lokasi penyelidikan, pada umumnya kondisi segar, sangat keras dan
kompak.
d. Endapan Alluvial
Singkapan yang paling muda yang dijumpai di daerah penyelidikan adalah
endapan alluvial yang terdiri aneka macam jenis batuan, umumnya terdapat
disepanjang sungai Batang Idas. Batuan ini sebagian tersingkap sebagai
residual soil di bagian Utara daerah penyelidikan. Endapan ini diendapkan
secara tidak selaras diatas kelompok batuan Tersier.
14
Tabel 2.2
Stratigrafi Daerah Bukit Karang Putih (Tanpa Skala)
INTRUSI
(Dinas Pertambangan Sumatera Barat, 1997)
KETERANGAN
Pasir krikilan aneka macam jenis batuan,
umumnya terdapat disepanjang sungai
Batang Idas
Tufa tersemen baik, agak kompak berlapis
baik, terdapat di bagian Bukit Karang Putih
front III dan VI,
+++
+++
+++
+++
+++
+++
+++
+++
+++
+++
+++
++
++ +
+++
+++
+++
+++
++ +
+++
+++
+++
+++
++ +
+++
+++
+++
+++
++ +
+++
Silika, hasil rombakan batuan silika coklat
tua tersebar di bagian front II, III, V, dan VI.
Meta Sedimen abu-abu keputihan,
pejal, butir halus tersebar di Bukit Karang.
Putih bagian tengah.
Batugamping hablur putih - abu-abu,
tersebar di bagian Selatan.
Batuan intrusi (Basalt), hitam kehijauan
(segar), abu-abu kecoklatan (lapuk).
tersingkap di bagian Tengah dan Utara
Bukit Karang Putih.
15
Download