PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII2 SMPN 4 PEKANBARU TAHUN AJARAN 2012/2013 Heriyanto, Suryanti, Nurkhairo Hidayati Program studi pendidikan biologi FKIP Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution No.13 [email protected] ABSTRACT This study aims to determine the biology of learning outcomes by implementing cooperative learning STAD ( Student Teams Achievement Division ) by using media image , in grade 4 SMP VIII2 Pekanbaru Academic Year 2012/2013 , which amounts to 30 students consisting of 11 male students and 19 female students . The research was conducted in April and ending in Juni 2013 . The parameters measured are student learning outcomes in the form of absorption and mastery learning students . Data analysis techniques in this study using descriptive analysis . The processed data is the result of learning and learning outcomes KI and PPK . Average absorption student learning outcomes before PTK was 84.1% and increased by 1.94% in the first cycle being 86.04% and the second cycle again increased by 1.14% to 87.18% . Classical completeness students before PTK is 63.33 % , and has increased by 20% to 83.33% in the first cycle and the second cycle again increased by 16.67% to 100% . Classical value of KI before PTK 81.4% an increase of 6.08% after the first cycle tod to 87.48% and 1.77% decreased by 85.71% after the second cycle . It can be concluded that the application of cooperative learning type STAD ( Student Teams Achievement Division ) by Using Media Images for Improving Student Learning Outcomes Biology Class VIII2 SMPN 4 Pekanbaru Academic Year 2012/2013 . Key words: Cooperative Learning, STAD (Student Teams Achievement Division), Media Images, Learning Outcomes. 46 PENDAHULUAN Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan peoses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 dalam Slavin, 2010:2). Selanjutnya Kunandar (2010:10), menyatakan bahwa pendidikan merupakan jalan menuju kemakmuran dan kemajuan serta eksistensi suatu negara melalui upaya pengajaran. Menurut Hilgard dalam Sanjaya (2010:112), menyatakan bahwa belajar merupakan proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan didalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan muncul perubahan prilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari. Hasil observasi dan wawancara peneliti dengan guru Biologi Kelas VIII2 SMPN 4 Pekanbaru, diperoleh informasi bahwa terdapat beberapa gejala yang meyebabkan kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak optimal, gejala tersebut seperti: Guru masih sering menggunakan metode ceramah dan diskusi kelompok biasa, penggunaan alat bantu dan bahan ajar sangat kurang difungsikan, kurangnya minat siswa dalam memperhatikan pelajaran, rendahnya hasil belajar siswa yang ditandai dengan masih ada 47 63% nilai siswa dibawah KKM 77 Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan perlu melakukan upaya perbaikan dalam pelaksanaan pembelajarannya dengan salah satu model pembelajaran kooperatif adalah STAD (Student Teams Achievement Division). Karena model ini merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin, 2010:143). Menurut Trianto (2011:68), model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah suatu model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompokkelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang secara heterogen, yang diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok. Slavin (2010:12), menyatakan bahwa, gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Jika para siswa ingin agar timnya mendapat penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu timnya untuk mempelajari materinya. Selanjutnya unsur dalam proses mengajar adalah media pembelajaran. Elfis (2010a), menyatakan bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru /instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Salah satu bentuk bahan ajar adalah media gambar. Gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang dapat dipakai dan dinikmati dimana-mana Menurut Sadiman (2011:29), 48 gambar yang didesain secara baik dapat memberikan pemahaman yang lebih baik. Oleh karena itu, pepatah cina yang mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata. Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan pada paragrap diatas, maka peneliti merumuskan judul: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dengan Menggunakan Media Gambar untuk Meningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII2 SMPN 4 Pekanbaru Tahun Ajaran 2012/2013. Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompokkelompok kecil dengan jumlah anggota kelompok 4-5 orang secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok (Trianto, 2011: 68). Selanjutnya Slavin (2010: 143), menyatakan bahwa STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Menurut Rusman (2010:215), Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif model STAD yaitu: 1) Penyampaian Tujuan dan Motivasi Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan motivasi siswa untuk belajar. 2) Pembagian Kelompok Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 45 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keseragaman) kelas dalam 49 prestasi akademik, gender/jenis kelamin, rasa atau etnik. 3) Presentasi dari Guru Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok pembahasan yang dipelajari. Guru memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Didalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demontrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kegidupan sehari-hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta caracara melakukannya. 4) Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim) Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan jika diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD. 5) Kuis (Evaluasi) Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kuis secara individual dan tidak dibenarkan kerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggung jawab kepada 50 diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal. 6) Penghargaan Prestasi Tim Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0 -100. BAHAN DAN METODE Penelitian Tindakan Kelas (PTK), bertujuan memperbaiki proses pembelajaran yang dapat dilakukan guru atau peneliti untuk dapat menggali permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas VIII2 SMPN 4 Pekanbaru yang berjumlah 30 orang siswa,yang terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 19 orang siswa perempuan dengan karakteristik siswa kemampuan yang heterogen yaitu siswa yang berkemampuan pandai, sedang dan kurang. Penelitian dilakukan dikelas VIII2 karena rata-rata hasil pembelajarannya lebih rendah dibandingkan dari kelas lainnya. Instrumen dalam penelitian yaitu lembar soal tes hasil belajar untuk kuis atau latihan dan ujian blok sebagai nilai PPK. Nilai KI diambil dari portopolio (LKPD dan laporan hasil pratikum) dan unjuk kerja (diskusi kelas, persentasi, pratikum) dan tes hasil belajar digunakan untuk megukur kemampuan siswa dalam menguasai pengetahuan dilaksanakan. Penilaian kinerja digunakan untuk mengukur kemampuan psikomotorik siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Berdasarkan hasil belajar PPK dan KI sebelum pelaksanaan PTK terhadap penerapan pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dengan menggunakan media gambar 51 Tabel 1. Peningkatan Daya serap Hasil Belajar Pengetahuan Pemahaman Konsep (PPK) Sebelum dan Setelah PTK pada Siklus 1 dan PTK pada Siklus 2 Analisis Hasil belajar Rata-rata Daya Serap Ketuntas an Klasikal Sebel um PTK 84,1% 63,33 % PTK S1 PTK S2 86,04 % 87,18 % 83,33 % 100% Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa daya serap nilai PPK peserta didik sebelum PTK sebesar 84,1% kemudian meningkat pada siklus 1setelah PTK sebesar 1,94% menjadi 86,04%, dan setelah PTK Siklus 2 kembali meningkat sebesar 1,14% menjadi 87,18%. Ketuntasan klasikal sebelum PTK adalah 63,33% kemudian meningkat pada siklus 1 sebesar 20% menjadi 83,33% selajutnya meningkat lagi sebesar 16,67 % menjadi 100%. Rata-rata daya serap dan ketuntasan klasikal untuk nilai PPK peserta didik sebelum dan setelah PTK dapat dilihat melalui gambar 1. 100 100 90 87.18 86.04 83.33 84.1 80 70 63.33 Persentase (%) untuk meningkatkan hasil belajar Biologi pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat perbandingan peningkatan hasil belajar untuk daya serap, ketuntasan klasikal nilai PPK dan ketuntasan kinerja ilmiah seperti pada tabel 1. 60 50 40 30 20 10 0 SEBELUM PTK SIKLUS 1 SIKLUS 2 Daya Serap Ketuntasan Klasikal Gambar 1. Perbandingan Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Sebelum PTK dan Setelah PTK pada Siklus 1 dan Siklus 2 Perbandingan Peningkatan Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal untuk nilai KI Peserta 52 Tabel2. Perbandingan Peningkatan Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal KI Peserta Didik Sebelum PTK dan Setelah PTK Siklus 1 dan Siklus 2 Analisis Kinerja Ilmiah Daya Serap KI Ketuntasan Klasikal KI Sblum PTK (%) Stlah PTK Siklus I (%) Stlah PTK Siklus II (%) 81,4 87,48 85,71 76,67 100 90 Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa perbandingan peningkatan daya serap nilai KI sebelum PTK yaitu 81,4% meningkat sebesar 6,08% menjadi 87,48% selanjutnya pada siklus 2 mengalami penurunan sebesar 1,77% menjdai 85,71%. Ketuntasan klasikal KI sebelum PTK yaitu 76,67% meningkat sebesar 23,33% menjadi 100% pada siklus 1 dan pada siklus 2 ketuntasan klasikal mengalami penurunan sebesar 10% menjadi 90. Perbandingan peningkatan daya serap dan ketuntasan klasikal KI peserta didik sebelum PTK dan setelah PTK siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada gambar 14. 100 100 90 80 81.4 87.48 85.71 90 76.67 70 persentase (%) Didik Sebelum PTK dan Setelah PTK Siklus 1 dan Siklus II 60 50 40 30 20 10 0 Sebelum Siklus I PTK Daya Serap KI Siklus II Ketuntasan Klasikal KI Gambar 2. Perbandingan daya serap dan ketuntasan klasikal nilai KI peserta didik sebelum PTK dan Setelah PTK pada Siklus 1 dan Siklus 2 Berdasarkan gambar 2 dapat dijelaskan bahwa daya serap KI sebelum PTK yaitu 81,4% meningkat sebesar 6,08% menjadi 87,48% dan mengalami penurunan pada 53 siklus 2 sebesar 1,77% menjadi 85,71%. Ketuntasan klasikal nilai KI sebelum PTK yaitu 76,67% meningkat sebesar 23,33% menjadi 100% dan pada siklus 2 mengalami penurunan sebesar 10% sehingga ketuntasan klasikal menjadi 90%. PEMBAHASAN Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas (PTK) melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan menggunakan media gambar pada siswa kelas VIII2 SMPN 4 Pekanbaru Tahun Ajaran 2012/2013 pada mata pelajaran IPA Biologi dengan materi macam-macam gerak pada tumbuhan serta hama dan penyakit pada tumbuhan. Data yang diperoleh sebelum PTK, dapat dijelaskan bahwa daya serap peserta didik didapat 81,4% (kategori cukup). Hal ini dikarena pembelajaran masih terpusat pada guru yang sering menggunakan metode ceramah dan penggunaan alat bantu serta bahan ajar sangat kurang difungsikan. Hal ini diperkuat oleh pendapat Djamarah dan Zain (2010:46), yang menyatakan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar guru tidak harus terpaku dengan menggunak satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pembelajaran tidak membosankan tetapi menarik perhatian anak didik. Data yang diperoleh dan analisis yang dilakukan penulis terlihat bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan media gambar dapat meningkatan hasil belajar biologi siswa kelas VIII2 SMPN 4 pekanbaru tahun ajaran 2012/2013. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata daya serap hasil belajar siswa untuk nilai PPK peserta didik sebelum PTK sebesar 84,1% kemudian meningkat pada siklus 1 setelah 54 PTK sebesar 1,94% menjadi 86,04%, dan setelah PTK Siklus 2 kembali meningkat sebesar 1,14% menjadi 87,18%. Sedangkan untuk daya serap nilai KI sebelum PTK yaitu 81,4% meningkat sebesar 6,08% menjadi 87,48% selanjutnya pada siklus 2 mengalami penurunan sebesar 1,77% menjadi 85,71%. Nilai PPK pada siklus 1 dan 2 diperoleh dari nilai kuis, PR dan ujian blok. Daya serap untuk nilai PPK peserta didik pada siklus 1 yaitu 86,04% (kategori cukup). Rata-rata daya serap nilai PPK peserta didik pada siklus 2 yaitu 87,18% (kategori baik). Peningkatan daya serap nilai PPK dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 1,14%. Peningkatan hasil belajar dipengaruhi oleh pemilihan metode pembelajaran, proses belajar mengajar dikatakan baik apabila proses tersebut dapat membangkitkan kegiatan pembelajaran yang efektif. Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik seperti yang dikatakan Trianto (2011: 81) pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Ketuntasan klasikal pada nilai PPK sebelum PTK dari 30 Peserta didik, 19 orang peserta didik tuntas dengan persentase 63,33% sementara 11 peserta didik lainnya tidak tuntas dengan persentase 36,67%, hal ini disebabkan karena pembelajaran masih terpusat pada guru dan kurangnya penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga peserta didik kurang aktif dalam proses belajar. Ketuntasan klasikal nilai PPK setelah PTK siklus 1 meningkat 55 sebesar 20,33% menjadi 83,33% (Tidak tuntas) dengan ketuntasan individu 25 orang peserta didik yang tuntas. Ketuntasan klasikal pada siklus 2 mengalami peningkatan lagi sebesar 16,67% menjadi 100% (Tuntas) dengan ketuntasan individu 30 orang. Ketuntasan klasikal pada setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini diperkuat oleh pendapat Rayandra Asyhar (2012:58), yang menyatakan bahwa manfaat yang diperoleh dengan menggunakan media gambar dapat menyalurkan pesan dan informasi pelajaran secara objektif untuk memotivasi peserta didik dalam berbagai kebutuhan atau kegiatan belajar. Penilaian KI siklus 1 dan siklus 2 diperoleh dari nilai UK (presentasi, diskusi dan pengamatan) dan portofolio (LKPD, laporan praktikum dan keliping). Rata-rata daya serap KI sebelum PTK yaitu 76,67% (kategori kurang). mengalami peningkatan pada siklus 1 sebesar 10,81% menjadi 87,48% (kategori baik), pada siklus 1 ini peserta didik sudah mulai aktif dalam berdiskusi. Pada siklus 2 nilai rata-rata daya serap KI mengalami penurunan sebesar 1,77% menjadi 85,71% kategori (cukup). Hal ini dikarenakan pada siklus 2 terdapat 3 orang siswa yang tidak hadir karena sakit. Ketuntasan individu pada siklus 1 untuk nilai KI dari rata-rata unjuk kerja terdapat 30 orang peserta didik yang tuntas dengan persentase 100% (sangat baik) dan tidak ada peserta didik yang tidak tuntas dan ketuntasan individu untuk nilai KI dari rata-rata nilai portofolio terdapat 30 orang peserta didik yang tuntas dengan persentase 100% (sangat baik). Sedangkan ketuntasan individu pada siklus 2 untuk nilai KI dari rata-rata unjuk kerja terdapat 27 orang peserta didik yang tuntas dengan persentase 90%(baik) dan ketuntasan individu untuk 56 nilai KI dari rata-rata nilai portofolio yaitu 27 orang peserta didik yang tuntas dengan persentase 90% (baik) serta dinyatakan tuntas secara klasikal. Menurut Sanjaya (2010:86), tujuan pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran tertentu. Tujuan pembelajaran juga diistilahkan dengan indikator hasil belajar. Artinya apabila hasil belajar yang diperoleh peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan analisis ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal pada siklus 1 dan siklus 2 untuk nilai KI dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik setelah penerapan PTK dengan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan menggunakan media gambar. Karena pada siklus 1 telah mencapai nilai maksimal begitu juga hal yang sama terajadi pada suklus 2. Seperti yang dikatakan Arikunto (2010:60), menyatakan bahwa tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan pengembangan profesinya. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan analisis data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan menggunakan media gambar, dapat meningkatkan hasil belajar Biologi siswa pada pokok materi macam-macam gerak pada tumbuhan di kelas VIII2 SMPN 4 Pekanbaru semester genap Tahun Ajaran 2012/2013. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil daya serap 57 belajar Biologi siswa sebelum dan setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan media gambar. SARAN Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan penulis, dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan media gambar penulis menyarankan : 1) Guru biologi SMPN 4 Pekanbaru dapat menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa. 2) Dalam memberikan bimbingan, untuk siswa yang berkemampuan kurang agar mendapat perhatian yang lebih agar didapatkan hasil yang lebih maksimal. 3) Bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengkombinasikan media gambar dengan model pembelajaran yang lain supaya dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar. 4) Bagi peneliti selanjutnya agar lebih memperhatikan siswa yang belum tuntas dengan memberikan motivasi dan remedial di luar jadwal penelitian. 5) Untuk peneliti selanjutnya agar lebih memperhatikan dan mempertimbangkan soal-soal yang akan digunakan dalam penelitian, sebaiknya gunakan soal-soal yang telah teruji validitasnya. 6) Untuk peneliti selanjutnya hendaknya observer dalam penlitian dibantu dengan orang yang tetap, sehingga lebih mudah dalam melakukan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Amri dan Ahmadi. Konstruksi Pengembangan 2010. 58 Pembelajaran. Prestasi Pustaka: Jakarta. Arikunto,S.2012.Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta Aryad,A. 2011. Pembalajaran. Pers: Jakarta Media Rajawali Asyhar,R.2012. Kreatif Menge mbangkan Media Pembelajaran: Jakarta Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta. Elfis.2007.Model Materi Bahan Ajar Mata Kuliah Telaah Buku Teks Program Studi Pendidikan Biologi.(tidak Dipublikasikan) FKIP UIR. Pekanbaru Hamalik,Oemar.2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Kunandar. 2010. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Grafindo Jakarta. Guru. Raja Persada: Rusman.2011. Model-Model Pembelajaran mengembangkan profesionalisme Guru. Rajawali Pers : Jakarta. Sadiman,SA,R.Raharjo, A. Haryono, dan Rahardjito.2007. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sanjaya,W.2011. Strategi Pemb elajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Prenada Media Group. Jakarta. Slavin, R,E. 2010. Cooperatif Learning Teori, Riset danPraktik. Nusa Media Bandung. Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana: Jakarta. 59