medika 23 Halaman >> Selasa > 28 September 2010 REPUBLIKA >> kisah << Donna Agnesia Ajakan Mendonorkan Darah onna Agnesia, presenter olahraga di stasiun televisi swasta, sangat memperhatikan kesehatannya. Salah satunya dengan melakukan donor darah. Dia sudah dua kali menyumbangkan darahnya. "Permintaan untuk darah sangat banyak, sementara suplai dan stoknya terbatas. Banyak sekali saudara kita yang membutuhkan darah, baik karena penyakit atau korban tabrak lari," jelas wanita kelahiran Jakarta, 8 Januari 1979 ini, beberapa waktu lalu saat melakukan donor darah yang kedua di Jakarta. Istri presenter Darius Sinathrya ini menceritakan kejadian yang menimpa teman suaminya akibat menjadi korban tabrak lari. Setelah kejadian tabrak lari D sang teman tadi sangat membutuhkan darah. Sehari ia perlu 10 kantong darah. "Bayangkan jika satu orang butuh sepuluh kantong darah, bagaimana jika seluruh jumlah penduduk Indonesia? Berapa miliar dibutuhkan kantong darah," katanya. Kondisi sang teman saat itu sangat kritis, kaki harus diamputasi, tangan patah, pendarahan di otak, dan butuh banyak darah, serta harus segera dioperasi. Karena stok darah kurang akhirnya teman itu menghembuskan napas terakhir. Ia sangat menyayangkan peristiwa itu. Karena, banyak sekali orang Indonesia yang sehat walafiat namun hatinya belum tergerak untuk mendonorkan darahnya. Ia pun mengimbau agar tiap orang mau membantu sesama. Ia menggerakkan hatinya terlebih dahulu untuk donor darah. "Saya mulai dari diri saya sendiri, baru saya menggerakkan lingkungan terdekat. Awalnya Darius takut jarum, sekarang jadi tidak takut lagi," katanya. Wanita yang sangat gemar traveling ini menyampaikan bahwa donor darah tak hanya bermanfaat bagi orang lain tapi juga diri pendonor itu sendiri. Kalau wanita siklus menstruasi bisa menjadi cara mengeluarkan darah kotor. Sedangkan laki-laki tidak. “Donor darah bisa jadi solusinya,” lanjut ibu dua anak ini. Ia lalu menyerukan, kalau memang sehat dan fit kenapa tidak mulai sekarang mendonorkan darah. ■ desy susilawati ed: christina purwatiningsih AMIN MADANI/REPUBLIKA DETOKSIFIKASI DENGAN SAYURAN DAN BUAH Siapa yang Boleh Detoks? KURANGI RACUN Buah yang mengandung zat-zat kimia detoksifikasi seperti vitamin C, mineral, alkaloida, dan vitamin E terbukti mampu mengurangi efek buruk makanan yang mengandung racun. DR Dr Saptawati Bardosono, MSc dari Departemen Ilmu Gizi FKUI, mengatakan, diet detoks sebaiknya dilakukan 1-2 kali setahun untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit. Menurutnya, detoks dianjurkan bagi mereka yang terpapar bahan kimia dari lingkungan dan makanan sehari-hari yang akan menumpuk dalam dalam tubuh dan mengakibatkan berbagai penyakit, ketidakseimbangan hormon, gangguan fungsi kekebalan tubuh, kurang gizi, dan gangguan metabolisme tubuh. "Biasanya orang tersebut akan memberi tanda dan gejala gangguan pencernaan, bau napas yang mengganggu, lesu, kulit kusam, dan nyeri otot," kata Tati. Namun, diet detoks ini tidak dianjurkan bagi mereka yang sedang dalam masa pertumbuhan atau yang berusia kurang dari 18 tahun) sedang hamil atau menyusui, adanya keluhan nyeri perut, mual-muntah, atau adanya gangguan sumbatan pada usus. Sementara menurut dr E Hagni Wardoyo dari FK Universitas Mataram, semua manusia normal mampu melakukan detoksifikasi. Namun, pada kasus gagal ginjal atau gagal hati kemampuan detoksifikasi jauh menurun. Apakah detoksifikasi dianjurkan? Kata Tati, diet detoksifikasi masih merupakan perdebatan ilmiah karena pemikiran bahwa detoksifikasi dapat berproses secara alamiah dalam tubuh tanpa diet detoksifikasi tersebut. Apalagi diet detoksifikasi belum terbukti manfaatnya melalui penelitian ilmiah. Dan, bila menggunakan tambahan produk herbal, selain belum terbukti efeknya, juga mahal harganya dan sering membahayakan tubuh. Hagni menambahkan, secara spesifik proses detoksifikasi makanan tidak disebutkan secara khusus pada orang normal. Lain halnya pada orang dengan penyakit tertentu. Prinsip yang diutamakan adalah NBI, yakni nikmati, batasi, dan imbangi. Nikmati berarti berusaha untuk menciptakan kepuasan pada saat mengonsumsi makanan tertentu. Batasi berarti jangan makan berlebihan, cukup 2.000 -2.500kalori/per hari. Kemudian imbangi dengan mengonsumsi air putih yang cukup, sayur-sayuran dan buah-buahan berserat. ■ desy susilawati ed: christina purwatiningsih DARMAWAN/REPUBLIKA Oleh Desy Susilawati Untuk detoks pilih sayuran berwarna hijau, merah, kuning. uasa dan Lebaran telah berlalu. Saat berpuasa biasanya kita tidak banyak makan karena waktunya terbatas. Namun, ketika Lebaran nafsu makan justru bertambah apalagi ketika melihat hidangan khas lebaran, seperti sayur pepaya bersantan, rendang daging, semur daging, sambal goreng kentang dan lainnya. Makanan itu tampaknya menggiurkan namun belum tentu sehat dan bisa saja memicu timbulnya penyakit. P Penyakit tak selalu disebabkan faktor luar tubuh. Bisa juga dari dalam tubuh. Misalnya, akibat racun atau toksin di dalam darah. Toksin bisa muncul karena konsumsi makanan yang tidak sehat. Bila dibiarkan dan terus menumpuk, racunracun tersebut bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Salah satu cara menjaga kesehatan adalah dengan detoksifikasi. Staf Pengajar FK Universitas Mataram, NTB, dr E Hagni Wardoyo mengatakan, detoksifikasi adalah suatu proses untuk menghilangkan substansi racun. Dokter Gizi Medik dari Departemen Ilmu Gizi FKUI, DR Dr Saptawati Bardosono, MSc menjelaskan detoksifikasi sebetulnya merupakan proses alamiah tubuh untuk menetralkan atau mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Ini dilakukan dengan cara Efek Samping T M CO P. OU GR KOC RL HE .S W W W indakan detoksifikasi juga memberikan efek samping. Menurut DR Saptawati Bardosono, efek samping yang paling umum dirasakan adalah keluhan sakit kepala beberapa hari setelah mulai program diet detoksifikasi, terutama bagi mereka yang terbiasa minum kopi. Keluhan lainnya adalah diare berlebihan sehingga dapat menyebabkan terjadi dehidrasi dan kehilangan elektrolit tubuh. Yang juga sering dikeluhkan adalah rasa mudah lelah, mudah tersinggung, timbulnya jerawat, penurunan berat badan, dan rasa lapar. Itulah sebabnya diet detoks dalam waktu lama akan menyebabkan terjadinya masalah kurang gizi, terutama kurang protein karena tidak adanya asupan produk hewani, dan kurang kalsium Sementara itu, dr E Hagni Wardoyo, menyampaikan, untuk keperluan diet biasanya ada zat gizi yang perlu dihilangkan atau dikurangi seperti susu skim atau susu rendah lemak, diet diabetes , dan diet untuk gagal hati atau rendah asam amino. ■ desy susilawati ed: christina purwatiningsih mengubah racun amonia dari hasil pemecahan protein, pestisida dan zat kimia lainnya, zat tambahan makanan, obat, polusi, asap rokok, dan logam berat secara proses kimiawi sehingga menjadi senyawa yang kurang berbahaya. Dan, dikeluarkan melalui feses atau urin. Detoksifikasi dalam tubuh ditangani oleh organ hati dan ginjal. Menurut Tati, panggilan untuk Saptawati Bardosono, dari luar tubuh detoksifikasi bisa dilakukan dengan cara melakukan diet khusus, menggunakan herbal atau cara lain. "Selain itu fungsi detoksifikasi bisa membantu menurunkan berat badan sebagai efek samping dari diet detoks," kata Tati, alumnus FKUI ini, kepada Republika, Selasa (7/9). Diet khusus untuk detoksifikasi, yang biasa disingkat detoks, pada umumnya merupakan diet jangka pendek dengan tujuan meminimalkan asupan zat kimia dari makanan. Misalnya dengan menggunakan pangan organik dan memperbanyak asupan makanan yang kaya vitamin, zat gizi, dan antioksidan yang dibutuhkan tubuh untuk proses detoksifikasi. "Asupan tinggi serat dan air minum sangat dibutuhkan untuk menarik dan mengeluarkan racun dengan cara meningkatkan gerakan usus dan frekuensi kencing," jelas wanita yang menjabat sekjen Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) itu Baik Tati maupun Hagni mengatakan, detoks dapat dilakukan melalui buah, sayuran, dan air putih. "Buah dan sayuran mengandung zat-zat kimia detoksifikan seperti vitamin C, mineral, alkaloida, dan vitamin E. Zat-zat ini terbukti mampu mengurangi efek buruk dari makanan yang mengandung racun meski dalam jumlah terbatas," jelas Hagni. Sayuran untuk detoks, Hagni menyarankan, sebaiknya yang berwarna hijau, merah, kuning. Jumlahnya cukup satu jenis sehari dan secara bergantian. Lalu untuk buah-buahan pilih buah berwarna merah dan kuning. Setiap hari konsumsi sebanyak satu porsi, atau kurang lebih 200gram. Air putih, yang bersifat melarutkan kandungan racun dalam tubuh sehingga memberikan pengurangan efek toksin yang signifikan, diminum minimal delapan gelas atau dua liter per hari. Menurut Tati, air putih dikonsumsi sedikitnya 10-12 gelas karena jumlah ini secara alamiah akan membersihkan racun dari tubuh. Untuk sayuran, menurutnya, yang pahit seperti brokoli atau lainnya akan merangsang keluarnya enzim detoksi- WWW.FAJAR.CO.ID fikasi dan keluarnya cairan empedu untuk mencerna lemak, dan juga membersihkan organ hati terhadap racun dan zat kimia yang membahayakan tubuh. Untuk buah, Tati menyarankan, konsumsi minuman campuran jeruk lemon dengan air hangat. Diminum setiap bangun tidur pagi akan membantu membuang racun dan kelebihan lemak. Proses detoks juga bisa dibantu dengan mengonsumsi teh herbal dan jus buah. Ketika menjalankan diet detoksifikasi juga harus memperhatikan cara memasak. Pilih cara masak dengan dikukus, dipanggang, atau tumis dengan sangat sedikit menggunakan minyak goreng. Namun, yang juga perlu diingat, seperti disampaikan Tati, ada jenis makanan yang harus dihindari, yaitu produk susu sapi (kecuali keju dan yoghurt), dan produk gandum. ■ ed: christina purwatiningsih