PERKEMBANGAN BAHASA

advertisement
Santi E. Purnamasari, M.Si., Psikolog
UMBY
Perkembangan bahasa
 Tahap perkembangan yang paling
menakjubkan pada masa anak adalah
saat anak mulai bisa berbicara
Arti bahasa :
 Adalah suatu sistem komunikasi yang
terdiri dari kata-kata dan simbolsimbol dengan macam-macam
variasinya serta aturan-aturan yang
berlaku sehingga menghasilkan sebuah
pesan
Fungsi bahasa :
 Adalah untuk berinteraksi dengan orang lain;
untuk mengkomunikasikan suatu informasi;
untuk mengekspresikan perasaan, keinginan,
sudut pandang; untuk mempengaruhi orang
lain; dapat membantu anak mengorganisasikan
pikirannya; organisasi pola pikir; untuk
mengendalikan perilaku anak; dan yang paling
penting adalah untuk mempelajari hal-hal
yang baru
Lanjutan ….
 Jadi bahasa adalah suatu alat untuk membangun
kompetensi komunikasi anak, yaitu kemampuan
untuk mengekspresikan pikiran, perasaan dan niat
anak secara terorganisasi dan mengikuti pola budaya
tertentu.
 Jika komunikasi yang terjadi dapat dipahami dan
memiliki arti maka akan terjalin suatu interaksi antara
sesama manusia.
Arti komunikasi…
 Adalah proses pertukaran informasi yang terjadi
secara 2 arah. Ada yang mengirim pesan dan ada yang
menerima pesan
 Untuk itu bahasa yang dipakai harus dapat dipahami
oleh yang mengirim dan yang menerima  bahasa
reseptif dan bahasa ekspresif
Teori perkembangan bahasa
a. Nativist
b. Empiris
c. interaksionist
Empiris
 Tokoh : Skinner & Bandura
 Skinner : bahasa bisa berkembang melalui
hadiah/penguatan. Contoh : jika anak mengoceh
segera berikan hadiah agar anak merasa senang dan
terstimulasi untuk terus mengoceh yang kemudian
berkembang menjadi bicara
 Bandura : bahasa dan bicara dapat berkembang jika
anak diberi contoh tentang bagaimana berbicara. Hal
ini dapat meningkatkan kemampuan anak untuk
berbicara. Banyak digunakan untuk anak yang
mengalami keterlambatan bicara atau anak autis dan
gangguan bicara
Nativist
 Tokoh : Chomsky
 Menurut pandangan ini, anak lahir sudah memiliki
struktur mental yang memandu mereka untuk
membentuk kemampuan bahasa (language
acquisition device)
 Jadi pada akhirnya anak akan dapat berbicara dengan
sendirinya
Interaksionis
 Pandangan ini beranggapan bahwa memang secara
biologis anak sudah memiliki kemampuan untuk
berbicara namun tetap diperlukan faktor lingkungan
(berupa stimulasi) untuk mengembangkan
kemampuan bicara dan bahasa anak agar lebih
sempurna
 Lingkungan yang paling berperanan adalah orangtua.
Pengenalan bahasa dimulai sejak bayi lahir, yaitu
melalui pengenalan banyak objek saat bermain dan
sambil berbicara. Selain itu, anak juga dikenalkan
dengan berbagai macam situasi atau persitiwa yang
dapat dilihat anak secara langsung
Lanjutan ….
 Teknik yang dapat digunakan untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa
anak adalah melalui bermain (non verbal
games), bahasa sederhana, mengelaborasi
dan memberikan hadiah saat anak mampu
mengucapkan suatu kata atau saat
mengoceh
Perkembangan bahasa
 Dapat terbentuk melalui interaksi sosial
 Perkembangan bahasa bisa terjadi tidak melalui kata
per kata namun bisa juga terjadi melalui suara,
gerakan, senyuman, dan ekspresi wajah
 Jika anak tidak memberikan respon maka orangtua
dapat memberikan stimulasi dengan menggukan
suara, gerakan ataupun ekspresi wajah
Tahap perkembangan bahasa
 Usia 3-12 bulan : kemampuan anak semakin
meningkat dalam hal bahasa. Ia sudah dapat
menggunakan gesture-nya
 Usia 3-4 bulan : orangtua dapat menunjukkan banyak
objek pada anak
 Usia 6 bulan : anak sudah dapat merespon melalui
senyum, gesture, gerakan atau suara
 7-8 bulan : mulai ada perhatian pada sesuatu dan
mulai menunjuk sesuatu
Lanjutan ….
 Usia 12 bulan : sudah mahir untuk melakukan
komunikasi non verbal. membuat gesture dan
membawa objek meminta perhatian orangtua (dengan
menunjukkan atau membawa objeknya langsung)
 Usia 1-3 tahun : gesture yang ditunjukkan adalah
melambai tangan, loncat, mengangguk, gerakan kaki,
gerakan yang digabungkan dengan kata-kata. Anak
juga dapat memberikan komentar verbal
 Masuk usia 3 tahun : anak mulai mengorganisasikan
kata-kata. Lambat laun, penggunaan gesture
menurun dan penggunaan kata-kata meningkat,
khususnya saat mengekspresikan keinginan atau
kemauan
Tahapan perkembangan bahasa
 Awalnya perkembangan bahasa yang dilalui
anak adalah bahasa reseptif, yaitu anak akan
menerima dan memahami pesan verbal
yang datang padanya
 Seiring dengan bertambahnya usia, bahasa
yang dipelajari anak adalah bahasa ekspresif
yaitu anak mulai belajar untuk
mengucapkan kata-kata secara verbal yang
sifatnya dapat untuk dipahami orang lain
Tahapan perkembangan bahasa
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Menangis
Cooing : mengeluarkan suara vokal
Babbling : mengoceh dengan kombinasi vokal dan
konsonan
Berbicara yang terpola : dalam bentuk kata
1 kata
2 kata
3 kata
Kalimat lengkap
PERKEMBANGAN KOGNITIF
 Tugas utama anak : adalah memahami
dunianya (apa yang ada di sekitarnya) dan
memahami segala kejadian yang ada di
sekelilingnya
 Untuk itu dibutuhkan kemampuan kognitif
Definisi kognitif :
 Adalah aktivitas mental yang digunakan manusia
untuk mendapatkan dan memproses pengetahuan
(dimana di dalamnya terdapat fungsi untuk
melakukan persepsi, belajar, memori, penalaran dan
berpikir)
 Untuk mendapatkan informasi dan memprosesnya
serta memahami dunia, tidak hanya dibutuhkan
kognitif saja namun juga dibutuhkan kemampuan
yang berhubungan dengan biologis, emosi, mental
dan pengaruh sosial
Teori kognitif
A. Piaget
Menurut Piaget, perkembangan kognitif
adalah perubahan dan perkembangan
struktur kognitif atau organisasi proses
berpikir pada anak-anak. Pada tiap
tahapnya terdapat perbedaan proses dan
hal tersebut adalah representasi dari
tingkat usia mereka.
Lanjutan ….
 Teori kognitif ini muncul karena ia melihat bahwa
anak akan melakukan kesalahan yang berbedabeda sesuai dengan tingkat usianya (saat ia sedang
membantu Binet menyusun tes inteligensi)
 Kemudian Piaget melakukan riset tentang apa
yang diketahui anak dengan tingkat usia yang
berbeda-beda
 Subjeknya adalah 3 orang anaknya sendiri
Hasil riset Piaget
 Piaget menyebutnya sebagai struktur kognitif
yaitu organisasi mengenai pengetahuan anak
tentang “dunia” yang sifatnya semakin lama
semakin kompleks
 Struktur kognitif terdiri dari memori yang saling
berhubungan, pikiran-pikiran dan segala bentuk
strategi yang digunakan anak untuk memahami
situasi
Lanjutan
 Struktur kognitif yang terbentuk disebut dengan
schema atau schemata (bentuk jamak), yang akan
terus berubah-ubah seiring dengan pertumbuhan
anak
 Sejak bayi, schema sudah terbentuk namun masih
bersifat refleks. Misalnya schema memegang yang
masih berupa refleks menggenggam. Dengan
bertambahnya usia, refleks ini akan digantikan
dengan gerakan yang terkendali. Perubahan gerakan
tersebut akan membentuk schema baru, yaitu
kemampuannya untuk memegang benda dengan
berbagai macam bentuk dan ukuran
Lanjutan ….
 Saat anak tumbuh besar, schema yang
ditunjukkan secara nyata melalui
aktivitas fisik, berubah menjadi
aktivitas mental, yaitu disebut dengan
“operasi”
Proses kognitif :
 Tujuan dari proses kognitif adalah untuk membantu
manusia beradaptasi dengan melakukan organisasi 
caranya dengan melakukan modifikasi schema dasar yang
ada menjadi schema dengan bentuk yang baru dan
berbeda
 Organisasi : struktur mental yang diubah dari bentuk
sederhana menjadi lebih kompleks. Contohnya : saat bayi,
subjek hanya bisa memegang, baru kemudian, menghisap,
setelah itu melihat. Bentuk perilaku ini muncul secara
bertahap. Namun setelah usianya semakin besar, maka
anak sudah dapat mengkombinasikan ketiganya untuk
melakukan satu aktivitas
Lanjutan
 Adaptasi : yaitu untuk memenuhi tuntutan
lingkungan. Proses adaptasi melibatkan asimilasi dan
akomodasi
 Saat bertemu dengan situasi baru, anak akan
menggunakan proses asimilasi (menggunakan konsep
schema yang ada sudah ada) dalam memberikan
respon terhadap lingkungan. Jika respon tersebut
dirasakan kurang adaptif maka anak akan melakukan
perubahan atau modifikasi terhadap respon tersebut ,
yang disebut dengan akomodasi
Lanjutan
 Contohnya : bayi melihat benda yang
dianggapnya menarik maka ia akan
meraihnya dan memasukkannya ke mulut.
 Jika respon tersebut dirasa kurang sesuai
untuk dilakukannya asimilasi maka anak
akan merubah responnya dengan
melakukan akomodasi (tidak dimasukkan
ke mulut tetapi dipukul-pukulkan ke lantai)
Tahap perkembangan kognitif
Periode sensori motorik (0-2 tahun)
Anak secara aktif berinteraksi dengan lingkungan
mereka. Anak membentuk kemampuan
responnya ke dalam sebuah kemampuan untuk
memahami dan beradaptasi. Kemudia anak akan
mulai berpikir secara simbolik dan perilaku
berubah, menjadi perilaku yang berarah tujuan
Gerakan atau perilakunya berdasarkan pada sensor
dan gerak motorik. Kemudian membentuk
konsep mengenai object permanence
I.
Object permanence
 Anak akan mengetahui bahwa suatu
benda akan tetap ada meskipun benda
tersebut tidak nampak.
 Contohnya saat bermain peak a boo atau
cilukba
Sensori motorik ada 6 tahap :
a. 0-1 bulan : aktivitas berupa refleks : anak
mengembangkan kemampuannya dengan
aktivitas refleks. Anak aktif untuk mencari
informasi sehingga sering latihan untuk
mengembangkan gerak refleksnya
b. 1-4 bulan : primary circular reactions
(muncul gerakan repetitif yang diarahkan
pada tubuhnya. Kemudian anak akan
menemukan sumber kenikmatan)
c. 4-8 bulan : 2nd circular reaction (tetap
mengembangkan gerakan repetitif namun diarahkan
pada benda-benda di luar dirinya. Efek yag
ditimbulkan tetap sama yaitu adanya kenikmatan)
d. 8-12 bulan : coordination of secondary schemata
(anak sudah menggunakan kombinasi dari schemata
yang dimiliki, digunakan untuk mencapai
tujuannya)
e. 12-18 bulan : tertiary circular reaction (adanya rasa
ingin tahu yang mendorong anak untuk melakukan
eksperimen terhadap objek eksternal. Metodenya
adalah trial n error yang dilakukan untuk
mempelajari objek dan mencoba berbagai respon)
f. 18-24 bulan : inventing new means by mental
combination (anak mulai belajar secara
simbolik yaitu dengan menggunakan
mental image dan konsep-konsep untuk
menghadirkan atau memberikan simbol
pada orang, objek, atau kejadian. Hal ii
adalah dasar yang digunakan anak untuk
mengembangkan kemampuan bahasanya)
pada fase ini anak juga akan belajar melalui
imitasi
II. Periode pra-operasional
 Fase ini adalah fase perkembangan simbolik, yaitu
kemampuan menggunakan simbol, kata-kata, gambar
dan gesture untuk mewakili suatu objek
Ada dua tahap yaitu :
a. Tahap prakoseptual (2-4 tahun)
Cirinya adalah animistik (misalnya : jangan mencabut
daunnya, nanti bunga itu akan menangis karena
kesakitan) dan egosentris (yaitu mampu
memberikan pendapat atau argumen hanya dari
sudut pandangnya saja dan belum mampu melihat
sudut pandang orang lain)
Lanjutan
b. Tahap intuitif (4-7 tahun)
Anak sudah dapat melakukan operasi mental dengan
melakukan klasifikasi, menghitung dan mencari objek
yang brhubungan, tetapi anak belum paham tentang
prinsip yang mendasari operasi tersebut. anak sudah
dapat menyelesaikan masalah namun belum dapat
menjelaskan tentang “mengapa”
Anak juga belum paham dengan konsep reversibel
III. Periode operasional konkrit (711/12 tahun)
 Anak sudah memiliki konsep konservasi,
klasifikasi dan alasan logis terhadap
sesuatu. Anak juga sudah paham dengan
konsep reversibiliti. Selain itu, anak mampu
berpikir logis dan deduktif. Keterbatasan
anak terletak pada anak harus melihat
benda nyatanya dan kemampuan
memorinya masih terbatas
IV. Tahap operasional formal
(11/12 tahun ke atas)
 Anak mampu berpikir secara fleksibel dan
abstrak. Dapat melakukan penalaran yang
kompleks dan dapat menguji hipotesis
untuk mencapai solusi. Pola pikir anak akan
menjadi lebih fleksibel. Anak juga akan
mampu menemukan solusi dari hipotesis
secara mental, mampu mencari alternatif
pemecahan masalah dan mampu berpikir
abstrak
Perkembangan kognitif sosial
(Piaget)
 Kemampuan memahami diri dan orang lain :
Anak sudah mengenal dan dapat membedakan antara
manusia dan non manusia (sejak bayi). Hal ini akan
membuat anak memberikan respon yang berbeda
terhadap keduanya
Anak juga akan melihat dan menggunakan respon orang
lain untuk mengarahkan perilaku mereka. Anak tidak
mencontoh perilaku objek yang tidak hidup
Self recognition
 Anak akan mulai mengenali dirinya sendiri, yaitu pada
saat ia melihat bayangannya di cermin dimana pada
akhirnya ia akan mengenali gambar dirinya sendiri
 Object permanence terjadi pada usia 1,5 tahun – 2
tahun. Di bawah usia lima tahu, anak sudah semakin
mengenal dirinya sendiri. Anak juga dapat
menggambarkan nilai-nilai , motif, niatnya dan
fenomena psikologis yang terjadi dalam diri anak
Lanjutan
 Usia 7-8 tahun anak sudah mulai paham akan dirinya
sendiri dan keunikan pikirannya serta perasaannya. Ia
juga dapat menggambarkan dirinya secara lebih
abstrak. Mulai membandingkan dengan peer-nya dan
mulai mengembangkan self control dan self direction
 Anak mejadi lebih sedikit egosentris dan sudah mulai
dapat memahami pikiran dan sudut pandang orang
lain
 6-7 tahun : anak sudah dapat menilai orang lain
melalui penampilan luarnya
Kritik terhadap teori Piaget
 Piaget cenderung memandang rendah terhadap
kemampuan yang dimiliki anak
 Perkembangan kognitif dipandang Piaget bersifat
discountinuity yaitu terjadi secara bertahap
 Piaget tidak memperhatikan lingkungan, budaya, era,
dan emosi anak. Padahal semuanya memiliki
pengaruh terhadap perkembangan anak khususnya
perkembangan kognitif
Vygotsky
 Perkembangan kognitif tidak hanya dilihat dari aspek
biologis saja namun harus dilihat dari aspek sosialbudaya
 Perkembangan kognitif dapat dicapai melalui
perkembangan bahasa yang terbentuk melaui
interaksi sosial yang dilakukan anak
 Lingkungan yang memiliki peran yang besar untuk
perkembangan kognitif anak adalah orangtua dan peer
 Konsep ini banyak digunakan di sekolah dengan
metode belajar kolaboratif dan kooperatif
Lanjutan
 Konsep teori Vygotsky adalah ZPD (zone of proximal
developmental), yaitu dengan membandingkan level
perkembangananak (yang aktual) dengan potensi
perkembangan anak (yang dilihat dari kemampuannya
memecahkan masalah secara mandiri) yang ia peroleh
dari hasil kolaborasinya dengan orangtua atau peer
 Jika anak sudah mampu melakukan secara mandiri
maka bantuan dari lingkungan hanya sedikit atau
tidak ada bantuan sama sekali. Namun jika anak
belum mampu maka anak perlu mendapatkan banyak
bantuan dari lingkungannya  disebut dengan
scaffolding
Lanjutan
 Untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak
maka perlu dipahami pula latar belakang yang dimiliki
anak. Jika halitu diabaikan maka para pendidik
dikhawatirkan akan memiliki penilaian yang keliru
mengenai kemampuan anak (cenderung
underestimate)
 Termasuk di dalamnya saat mengajari anak untuk
belajar matematika atau pun bahasa
Lanjutan
 Pada anak terbentuk kemampuan egocentric speech
yaitu anak akan mendorong dirinya melalui kata-kata
untuk menghasilkan strategi pemecahan masalah
yang lebih baik. jika hal ini diulangi terus menerus
maka akan terinternalisasi dalam diri anak
 Menurut Piaget : egocentric speech adalah anak
menggunakan bahasa yang hanya dapat dipahami oleh
anak dan tidak berkaitan dengan fungsi konitif
(kemampuan ini akan berakhir pada masa pra
operasional thinking)
Lanjutan
 Jika mengajarkan bahasa pada anak melalui ZPD maka
akan mendorong anak untuk belajar kosa kata dan
meningkatkan kemampuan berbahasanya. Prosesnya
dapat dilakukan melalui contoh-contoh bahasa atau
cara bicara yang diucapkan oleh guru atau orangtua.
 Terkadang anak juga tidak menyadari bahwa ia telah
belajar bahasa
Komentar terhadap teori Vygotsky
 Teorinya menyadarkan kita bahwa budaya memiliki
pengaruh yang besar terhadap perkembangan kognitif
anak
 Kelemahannya adalah : teori ini tidak mendasarkan
pada prinsip perkembangan; teori ini tidak
menjelaskan perkembangan kognitif tahap per tahap
serta tidak ada batasan usia yang jelas
Download