TELUR AYAM SEBAGAI MEDIA TRANSPORT

advertisement
TELUR AYAM SEBAGAI MEDIA TRANSPORT KUMAN
BAKTEREMIA PASCA EKSTRAKSI
Soeherwin Mangundjaja
Bagian Biologi Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia
A. Latar Belakang Permasalahan
Kuman flora normal rongga mulut sebagian. besar adalah kuman
golongan anaerob. Sebagai perbandingan terhadap kuman golongan aerob di
mulut adalah kira-kira 10 banding 1. Sebagai kuman anaerob merupakan
kuman patogen yang oportunis. Apabila keadaan menguntungkan baginya
misalnya: adanya kerusakan mukosa mulut, luka operasi, pemakaian
kortikosteroid pengobatan antibiotika yang tidak rasional, kuman tersebut
menjadi patogen. Kepustakaan menyatakan bahwa bukan pencabutan gigi
saja yang dapat mengakibatkan bakeremia, melainkan setiap tindakan
kedokteran gigi yakni: gingivectomy, Flapp approach operasi, scaling,
curettage gingivae, lokal nastesi, irigasi sulkus gingiva,odontectomy,
osteoplasty,mengunyah keras dan sikatan gigi.
Dengan demikian peristiwa bakteremia tersebut perlu mendapat
perhatian dari para dokter gigi. Walaupun kuman masuk dalam aliran darah
hanya bersifat dementara, tetapi tidak menutup kemungkinan akan terjadi
penyakit dibagian lain tubuh oleh kuman berasal dari mulut yang patogen.
Penelitian
awal
Soeherwin
Mangundjaja,(1978,1979,1981)
mengumpulkan angka-angka dari 164 penderita yang dicabut gigi di DKI
dan Jawa barat 87.5 % bakteremia.
Bahan pemeriksaan kuman biakan darah pasca ekstraksi harus sudah
diolah di laboratorium tidak labih dari 30 manit setelah berada diluar tubuh.
Bahan pemariksaan dengan pengiriman tidak langsung ke laboratorium ,
bahan pemeriksaan harus dimasukan kedalam kedalarn silinder khusus
(anaerobic jar) yang dilengkapi H2 dan CD2 generator penghasil gas H2 dan
C02 dan katalisator palladium (mambantu H2 Malam mengikat 02 yang
terdapat dalam silinder. Atau bahan pemeiksaan dikirim pada suhu minus 70
derajat celcius ,bila tidak mempunyai silinder khusus.
B. Perumusan Masalah
Mempelajari latar belakang permasalahan, maka masalah
kelangsungan hidup kuman biakan darah pasea ekstraksi dalarn telur ayam
sebagai media transport masih mernerlukan teori untuk mejelaskan.
Selanjutnya berdasarkan pokok-pokok pemikiran seperti dibawah ini:
1. Sangat sedikit pengetahuan tentang telur ayam sabagai media
transport biakan darah.
2. Sejauh ini belum ada penjelasan tentang telur ayam sebagai media
transport kuman biakan asal darah.
Permasalahan:
1. Apakah telur ayam dapat sebagai media hidup bagi kuman asal
rongga mulut?
2. Apakah telur ayam dapat sebagai media transport yang baik bagi
kuman biakan asal darah?
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.
2.
3.
Memeperoleh penjelasan kelangsungan hidup kuman biakan asal
darah dalam telur ayam.
Memeperoleh pertumbuhan kuman biakan asal darah yang optimum
dalam telur ayam.
memperoleh lamanya waktu hidup kuman biakan asal darah dalam
telur ayam.
C. Kerangka Teoritis
Kepustakaan menyetakan bahwa semua tindakan manipulasi
kedokteran gigi menvebabkan bakteremia. Data penelitian awal telah
diketahui hampir semua tindakan pencabutan gigi. menghasilkan contoh
darah positif.
Kepustakaan menyatakan bahwa telur ayam mempunyai nilai biologis
yang tinggi dan Cotteril O.J.W.W dan Nader .E.C 1927 menjelaskan telur
merupakan organ bioloqis yang hidup.
2
Penguraian bahan-bahan organik dalam putih telur menghasilkan
gas-gas C02. NH3. N2 dan H2S . (R.G Board 1984) proses penguraian
behan organik terjadi pelepasan elektron. Dalam keadaan ini kemungkinan
disini terjadi penurunan nilai Rh hal mana faktor teraebut sangat herperan
untuk kehidupan kuman anaerob.
Telur ayam adalah layak untuk penelitian, murah dan st.atistik dapat
dipertanggungjawabkan.Telur merupakan perbenihan hidup, jadi pada
hakekatnya dengan inokulum kuman dimasukan kedalam telur ayam maka,
telur ayam dapat dianggap keadaan biologis hampir sama dengsn tubuh
manusia.
I. Metoda Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium .
Subjek penelitian diambil pada pasien yang datang ke Poli Gigi RS Tebet
dengan maksud ingin dicabut gigi. Pasien dengan riwayat medik belum
minum antibiotika dalam kurun waktu 3 bulan.Subjek penelitian lainnya
adalah telur ayam, pengambilan subjek berdasarkan logiatik.
Penderita diambil contoh darah vena 5 ml segera setelah satu menit
tercabut, kemudian di inokulumkan langsng (bed side inoculum) setiap 0.5
ml contoh darah disuntikan langsung ke kuning ,telur. 4.5 cc contoh darah
dimasukan kedalam 80 ml perbenihan BHI sebagai kontrol .
Pada penderita tersebut dilakukan kontrol bakteremia dengan
mengambil contoh darah sebelum ekstraksi, contoh darah diinokulumkan
langsung seperti tersebut diatas. Telur dilakukan kontrol sebelum di
inokulasi contoh darah. Contoh darah dalam perbenihan BHI dimasukan
kedalam silinder khusus dan telur yang telah di inokulasikan dieram pada
suhu kamar. Dalam waktu 12 jam bahan pemeriksaan diolah di
laboratorium.
A. Bahan dan Alat Penelitian
1. Betadine pekat :Bahan desinfektan untuk mukosa mulut.kulit
tangan , alat kedokteran gigi dan permukaan kulit telur.
2. Sabun untuk membersihkan kulit sebelum desinfeksi.
3. Xylestesin oradrenalin 1.8 ml anaestesi lokal.
3
4. Kapas steril: penutup luka akstraksi.
5. Silinder khusus lengkap, berikut gas pack dan palladium.
6. Disposable Syringe 5 cc untuk mengambil ccntoh darah.
7. Portable micromotor: alat untuk mengebor permukaan kulit telur.
8. Selotip untuk menutup lubang permukaan kulit telur.
9. Egg checker
10. Perbenihan cair BHI.
B. Cara Kerja
Contoh darah diambil dari 4 pasien satu menit setelah pencabutan gigi
semuanya molar bawah dengan diagnosa gangren pulpa.
C.Penanaman Bahan Pemeriksaan asal darah
Contoh darah setelah pencabutan gigi.
1. Bagian permukaan kulit telur diletakkan dengan bagian tumpul dimana
rongga udara begian atas permukaan tersebut diolesi dengan Betadine
pekat ,kemudian ditutup dengan kasa steril diturrggu 1/2 menit.
2. Tanpa menghilangkan larutan Betadine dilakukan pengeboran permukaan
kulit telur sampai batas selaput membran telur.
3. Contoh darah sebanyak ½ ml disuntikan kedalam kuning telur.
4. Lubang ditutup dengan selotipe.
5. Dilakukan pengeraman pada suhu kamar.
D.Kontrol
Ccntoh darah diambil sebelum pencabutan sebanyak 1/2 ml disuntikan
pada kuning telur dan 4.5 cc dimasukan kedalam perbenihan Brain Heart
infusion Broth.
4
E. Pengeraman Bahan Pemerikeaan Asal Darah Dalam Kuning Telur
Pengeraman dalam suhu kamar selama 12 Jam. Penuaian bahan
pemeriksaan dari kuning telur dengan cara penyedotan dengan injeksi spuit
5 cc, jarum disuntikan kedalam kuning telur diambil 2 cc . Kemudian bahan
tersebut dibiak menurut bagan isolasi jasad renik bahan pemeriksaan asal
darah.
F. Bagan isolasi jasad renik dari bahan pemeriksaan asal darah
Contoh Darah
Contoh Darah
sebelum ekstraksi
sesudah ekstraksi
Telur
BHI
+ Menadion
+ Haemin
BHI + +
Blood Base Agar
(Brucella)
Blood Base Agar
(Brucella)
Colonial
Characteristic
Gram Stain
Telur
BHI ++
BHI
+ Menadion
+ Haemin
Blood BaseAgar
(Brucella)
Blood Base Agar
(Brucella)
Ultraviolet
light
Colonies Red
Bacteroides Spp
Colonial
Characteristic
Gram Stain
Ultraviolet
light
Colonies Red
Bacteroides spp
5
II. Hasil Penuaian Kuman asal darah
4 contoh darah setelah ekstraksi yang ditanam dalam kuning telur
ayam menunjukan adanya pertumbuhan kuman. 4 contoh darah sebelum
ekstraksi sebagai control tidak terdapat pertumbuhan kuman . semua
contoh darah tersebut dalam pengeraman selama 12 jam.
Hasil penelitian dari telur ayam didapatkan 7 koloni kuman asal
biakan darah dari 4 pasien pasca ekstraksi gambaran pewarnaan Gram
mengarah kepada 1 Anaerobic Streptococcus , 1 Black Colony Anaerobic
Streptococcus , 2 Bacteroides melaninogenicus, 2 Fusiformis dan Veillonella
spp.
Hasil penelitian contoh darah dari 4 pasien pasca ekstraksi yang
ditanam didalam perbenihan Brain Heart Infusion Broth didapatkan 23
koloni kuman. Gambaran pewarnaan Gram mengarah kepada 4 Diplococcus
spp, 5 Streptococcus spp, 2 Anaerobic Streptococcus, 1 Black Colony
Anaerobic Streptococcus, 3 Bacteroides melaninogenicus , 4 Fusiformis
Spp dan 4 Veillonella spp.
III.Diskusi
Penuaian kuman Bacteroides melaninogenicus setelah ½ jam , 1 jam ,
2 jam, 3 jam dan 24 ji::lm pengeraman, kemudian di isolasi kembali seeara
anaerob. hasil dari semua pengeraman adalah positif tumbuh (Soeherwin
Mangundjaja, 1989). Penelitian awal viabilitas kuman Bacteroides
melaninogenicus didalam telur ayam menggambarkan bahwa telur ayam
dapat disemaikan kuman.
Penelitian pendahuluan contoh darah bakteremia pasca ekstraksi
disemaikan didalam telur ayam selama 12 jam semuanya menunjukan
pertumbuhan. Jelas bahwa telur ayam mempunyai sifat ssbagai media
transport dan sekaligus sebagai pengganti silinder khusus untuk kuman
golongan anaerob.
Merupakan suatu kendala bahwa telur ayam hanya dapat maximum
1/2 ml contoh darah, sehingga penuaian kuman dari telur ayam hanya
didapatkan hanya 7 koloni kuman dibandingkan 24 koloni kuman
didapatkan dari perbenihan BHI dengan pemeriksaan secara anaerob dengan
pngeramaan selama 2 X 24 jam.
6
Penuaian sebagai kontrol dengan cara kerja sama seperti bagan
tersebut diatas , hasil menunjukan semua adalah negatif tumbuh.
Telur ayam sebagai subjek perlakuan penelitian bahwa telur ayam
yang masih segar atau penyimpanan belum lama mempunyai daya
pertahanan terhadap invasi kuman . Sesuai dengan pernyataan
(Board.R.G.1984) telur ayam mempeunyai pertahanan secara mekanis dan
kimiawi.
Dapat hidupnya kuman didalam kuning telur berarti telur ayam secara
umum dapat sebagai media sementara bagi semua kuman terutama kuman
anaerob.
Hasil penelitian pendahuluan ini menyelesaikan sementara
permasalahan tersebut diatas
IV.Kesimpulan
Kami simpulkan sementara bahwa telur ayam dapat disemaikan bahan
pemeriksaan darah bakteremia pasca ekstraksi didalam kuning telur ayam
selama 12 jam.
Telur ayam dapat sebagai media transport sekaligus sebagai
pengganti silinder khusus.
Volume didalam kuning telur ayam hanya dapat menerima bahan
pemeriksaan maximal ½ ml , untuk bahanpemeriksaan contoh darah atau
bahan pemeriksaan lainnya harus menggunakan 10 telur ayam.
atau bahan pemeriksaan
V. Summary
Data on viability of blood specimen from bacteremia post extraction
in the hen’s egg were collected at 12 hours incubated showed 7 colonies
isolated.
7
VI. Daftar Kepustakaan
1.
2.
3.
4.
5.
6..
Soeherwin Mangundjaja, 1978: Prevensi bacteremia dengan Minocine
Simposium Antibiotka Gologan Tetrasiklin
FKG UI 1978.
Soeherwin Mangundjaja,1979: Amcillin in the Prevention of Bacteremia.
Asean Pacific Dental Congress ke IX 1979.
Malaysia
Soeherwin Mangundjaja,1981: Bacteremia following exodontia in Rural Area.
Asean Pacific Dental Congress X 1981, Singapore
Cotterill et al, 1927 : A Nutrient. Re-evaluation of Shell Egg.
Poult Sei 56, 1927.
Board.R.G, 1984 : The Microbiology of the Hen's egg.
Adv.Appl.Microbiol 11 245-281, 1984
Soeherwin Mangundjaja, 1989: Viabilitas Kuman Anaerob dalam Telur Ayam.
Kongres Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia
1989.. Yog yakarta. Amabarukmo Hotel.
---000---
Majalah Kesehatan Gigi Indonesia Vol 1 No 08 Januari 1996
ISSN 0854 - 8420
8
Download