Studi Kasus Self Disclosure Pacaran Jarak Jauh Melalui

advertisement
SELF DISCLOSURE DAN MEDIA KOMUNIKASI
(Studi Kasus Self Disclosure Pacaran Jarak Jauh Melalui
Media Komunikasi Pada Mahasiswa/i di Departemen Ilmu
Komunikasi FISIP USU)
NURUL HUDA NASUTION
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul Self Disclosure dan Media Komunikasi (Studi
Kasus Tentang Self Disclosure Mahasiswa/i yang Berpacaran
Jarak Jauh Melalui Media Komunikasi di Departemen Ilmu
Komunikasi FISIP USU). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui topik-topik, tahapan-tahapan dan media komunikasi
yang lebih diminati untuk melakukan self disclosure dalam
komunikasi antarpribadi mahasiswa/i departemen ilmu
komunikasi FISIP USU yang menjalani LDR (Long Distance
Relationship). Metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian kualitatif dalam bentuk studi kasus. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara
mendalam (in-depth interview). Teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik analisis data model Miles and
Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa/i
yang melakukan LDR (long disance relationship) lebih dominan
melakukan self disclosure menggunakan media telepon kepada
pasangannya daripada menggunakan media komunikasi sosial.
Kata kunci : Self Disclosure, media komunikasi, pacaran jarak
jauh
1
2
Konteks Masalah
Kemunculan media baru memberikan dampak yang besar
terhadap kehidupan manusia. Media baru secara langsung telah
merubah pola kehidupan masyarakat, budaya, cara berfikir, dan
hampir segala aspek dalam kehidupan manusia. Media baru ini
memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk melakukan
komunikasi dengan orang lain. Beberapa jenis media baru yang
merupakan media komunikasi sosial yang digunakan oleh
individu dalam berkomunikasi seperti web, blog, online social
network, online forum, dan sebagainya (http://lutviah.net/mediabaru-apa-dan-bagaimana/).
Social media (media sosial) merupakan media online yang
sangat populer saat ini. Salah satu bentuk hubungan yang
menggunakan
media
komunikasi
sosial
sebagai
media
komunikasinya adalah pacaran. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (edisi ketiga.2002:807) Pacar adalah kekasih atau
teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan
berdasarkan cinta kasih. Pacar diartikan sebagai orang yang
spesial dalam hati selain orangtua, keluarga dan sahabat kita.
(http://id.wikipedia.org/wiki/KBBI).
Selama ini banyak yang beranggapan negatif terhadap
hubungan pacaran jarak jauh. Sebagian besar orang banyak yang
meragukan keberhasilannya dikarenakan keterbatasan waktu
untuk saling bertemu dan berkomunikasi secara langsung.
Namun dengan semakin berkembangnya teknologi komunikasi,
jarak bukanlah menjadi hambatan dalam menjalin hubungan
dengan pasangan. Komunikasi antarpribadi yang sebelumnya
3
merupakan komunikasi tatap muka secara langsung, kini dapat
dimediasi oleh alat, sehingga seseorang tidak harus selalu
bertatap muka dengan lawan bicaranya pada saat berkomunikasi.
“Keadaan dimana segala bentuk komunikasi dan perilaku
manusia dapat diubah dengan cara saling bertukar informasi
melalui ini disebut Computer Mediated Communication (CMC)”
(Wood, 2005: 227).
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti
ingin mengetahui bagaimana self disclosure yang diungkapkan
pasangan mahasiswa/i, di mana dalam hal ini peneliti
memfokuskan penelitian terhadap mahasiswa/i yang sedang
menjalin hubungan pacaran jarak jauh ataupun pernah menjalin
hubungan
pacaran
jarak
jauh
dan
menggunakan
media
komunikasi sebagai perangkat komunikasinya.
Fokus Masalah
Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka dapat dikemukakan fokus masalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah self disclosure (pengungkapan diri) pacaran jarak
jauh melalui media komunikasi Pada Mahasiswa/i di Departemen
Ilmu Komunikasi FISIP USU ?”.
Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui topik-topik self
disclosure mahasiswa/i yang menjalani pacaran jarak jauh di
Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU
4
2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan-tahapan
perkembangan
hubungan
mahasiswa/i
yang
menjalani
pacaran jarak jauh di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP
USU.
3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui media komunikasi
yang lebih diminati oleh individu untuk melakukan self
disclosure.
KAJIAN PUSTAKA
Komunikasi
Menurut Hovland, Janis dan kelley (dalam Muhammad,2007: 2)
komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang
biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku
orang
lain.
Sedangkan
Muhammad,2007:
2)
menurut
komunikasi
Louis
Forsdale
adalah
suatu
(dalam
proses
memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara
ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah.
Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi didefinisikan oleh Joseph A. Devito
dalam bukunya “The Interpersonal Communication Book”
sebagai:
“Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua
orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan
beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika”(The
process of sending and receiving messages between two
5
persons, or among a small groups of persons, with some effect
and some immediate feedback) (Devito, 2007: 4).
Self Disclosure (pengungkapan diri)
Teori self disclosure atau pengungkapan diri merupakan proses
mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang
sedang kita hadapi serta memberikan informasi guna memahami
suatu tanggapan terhadap orang lain dan sebaliknya. Membuka
diri berarti membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap
suatu yang telah dikatakan atau dilakukannya atau perasaan kita
terhadap suatu kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan (De
Vito, 1997: 231-232).
Teori Johari Windows
Joseph Luft dan Harrington Ingham mengembangkan konsep
Johari Window sebagai perwujudan bagaimana seseorang
berhubungan dengan orang lain yang digambarkan sebagai
sebuah jendela. „Jendela‟ tersebut terdiri dari matriks 4 sel,
masing-masing sel menunjukkan daerah self (diri) baik yang
terbuka maupun yang disembunyikan. Keempat sel tersebut
adalah daerah publik, daerah buta, daerah tersembunyi dan daerah
yang tidak disadari.
Teori Penetrasi Sosial Dari Altman dan Taylor
Menurut Altman dan Taylor (dalam Liliweri, 1991: 55) teori
penetrasi sosial adalah teori yang menyatakan bahwa hubungan
antarpribadi telah terjadi suatu penyusupan sosial. Ketika kita
baru berkenalan dengan orang lain untuk pertama kalinya maka
sebenarnya kita mulai dengan suatu ketidakakraban, kemudian
dalam proses yang terus menerus berubah menjadi lebih akrab
6
sehingga pengembangan hubungan mulai terjadi. Dari sinilah
setiap orang mulai menghitung apa yang bisa diterima atas
keuntungan apa yang akan diperoleh.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif,
dimana peneliti akan memberikan pemaparan atau gambaran
umum mengenai bagaimana self disclosure yang terjadi pada
romance online, yaitu komunikasi antarpribadi sebuah pasangan
melalui media komunikasi.
Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah self disclosure yang
diungkapkan melalui media komunikasi.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1) Metode wawancara mendalam (in-depth interview)
2) Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
dengan menggunakan triangulasi data dan teori. Kemudian
dengan menggunakan teknik analisis data selama di lapangan
7
model Miles and Huberman, peneliti menganalisis data dengan
langkah-langkah sebagai berikut (Sugiyono, 2005: 92):
1. Peneliti melakukan reduksi data.
2. Melakukan penyajian data.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian ini dilakukan terhadap empat orang informan, yang
terdiri dari tiga orang perempuan dan satu orang lelaki. Informan
adalah mahasiswa dan mahasiswi departemen ilmu komunikasi
FISIP USU. Berikut hasil wawancara peneliti dengan keempat
informan:
4.1.1
No
1
Keterangan
Tempat
tanggal lahir
2
Jenis
kelamin
Suku
Pekerjaan
orang tua
3
4
5
Alamat
Tabel Profil Informan
BD
Medan,
19
Desember
1990
wanita
AF
Medan,
10 Juni
1990
SA
Medan, 5
September
1990
FB
Medan, 9
Mei 1990
wanita
wanita
Laki-laki
batak
Ayah:
Pengacara
Ibu: Ibu
rumah
tangga
Jawa
Ayah:
Pegawai
swasta
Ibu: Ibu
rumah
tangga
Jl. Gagak
hitam
Komplek
Bumi
Seroja
Permai
Minang
Ayah:
Kontraktor
Ibu: Ibu
rumah
tangga
Batak
Ayah:
Notaris
Ibu:
Pegawai
negeri sipil
Jl. Teuku
Cik Ditiro
Belakang
No 26
Medan
Jl. Melinjo
IV No 8
Johor
Permai
Medan
Jl. Karya
Wisata
Komplek
Citra
Wisata no
48 Blok
8
12 Medan
6
7
Awal
mengenal
media
komunikasi
sosial
Agama
2004
Blok H
No 43
Medan
2005
2004
2004
Islam
Islam
Islam
Islam
Sumber: Hasil Wawancara
4.1.2. Tabel Self Disclosure (Pengungkapan Diri) Individu
Terhadap Pasangan Melalui Media Komunikasi
No Keterangan
BD
1
Pengungkapan identitas
pada awal
diri, hobi,
perkenalan
dan
kegiatan
sehari-hari
2
Topik self
Masalah
disclosure
keluarga,
kebiasaan
buruk
3
AF
Tidak
mengungkapkan
hal-hal umum.
Masalah
keluarga,
pandangan
hidup.
SA
Identitas
diri,hobi,
dan
kegiatan
sehari-hari
Masalah
keluarga,
pandangan
hidup,
kebiasaan
buruk dan
kepercayaan
Terjadi
secara alami
dan spontan
FB
Identitas
diri, hobi,
dan kegiatan
sehari-hari
Informan
dan
pasangan
3 tahunsekarang
Langsung
LDR (Long
Distance
tahapantahapan
pengungkapan
diri
Individu yang
dominan
Terjadi
secara
alami dan
spontan
Pasangan
Terjadi secara
alami dan
spontan
4
Lama LDR
4 bulansekarang
5
Lama
berpacaran
sebelum LDR
6 bulan –
Desember
2009
2 bulan
Informan
dan
pasangan
3 tahunsekarang
2 bulan
2 bulan
4
Pasangan
Masalah
keluarga,
pengalaman
masa lalu,
Terjadi
secara alami
dan spontan
9
6
Pasangan
7
Tujuan self
disclosure
8
Media untuk
self disclosure
9
Media
komunikasi
sosial
Pacar
ketiga
Agar
pasangan
lebih
mengenal
diri subjek
penelitian
Pacar keempat
Agar pasangan
lebih mengenal
subjek
penelitian
Media
Media telepon
komunikasi
social
YM
Facebook
Pacar
kelima
Agar
pasangan
lebih
mengenal
subjek
penelitian
Relationship)
Pacar ketiga
Media
telepon
agar
pasangan
lebih
mengenal
subjek
penelitian
Mencari
solusi dari
masalah
yang ada
Media
telepon
BBM
YM
Sumber: Hasil Wawancara
Pembahasan
Bagi keempat informan, ukuran sebuah hal mengandung
tingkat privacy yang cukup tinggi yaitu ketika topik tersebut
jarang atau tidak pernah mereka ungkapkan ke orang-orang yang
dikenalnya. Dimana pada saat mereka sudah merasa sangat dekat,
pembicaraan yang terjadi di antara mereka dan pasangan pun
menjadi lebih dalam, ketika membahas satu topik pembicaraan
tertentu. Mereka juga mengatakan bahwa pengungkapanpengungkapan yang mereka lakukan setelah mereka merasa dekat
dengan pasangan mereka, yaitu pengungkapan diri yang lebih
mengeksplorasi perasaan-perasaan dan opini-opini terdalam
mereka. Pengungkapan diri perlu dilakukan apabila telah tercipta
sebuah hubungan
yang memiliki tingkat
kepercayaan yang cukup.
keintiman dan
10
Berdasarkan teori penetrasi sosial, pada tahap awal,
hubungan dapat dikatakan mempunyai keluasan yang sempit dan
kedalaman yang dangkal. Begitu hubungan bergerak menuju
keintiman, kita dapat mengharapkan lebih luasnya topik yang
didiskusikan dengan beberapa topik yang mulai lebih mendalam.
Ketika informan merefleksikan topik mengenai pembukaan diri,
informan itu harus berhati-hati dalam menggunakan pembukaan
diri.
Meskipun
pembukaan
diri
secara
umum
dapat
menggerakkan suatu hubungan menuju kedekatan, membuka
terlalu banyak pada awal hubungan mungkin malah akan
menyebabkan hubungan itu berakhir.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan
bahwa keempat informan cenderung mengungkapkan topik
mengenai masalah keluarga. Mereka juga berpendapat bahwa
topik ini adalah salah satu topik yang sensitif dan hanya mereka
bahas dengan orang-orang terdekat saja. Tetapi topik ini juga
bukan hal yang memiliki resiko yang besar apabila diungkapkan
kepada pasangan mereka, sehingga keempat informan merasa
lebih aman untuk mengungkapkan topik keluarga kepada
pasangan mereka.
Resiprositas tidak terjadi di dalam hubungan A.F karena di
dalam hubungan tersebut pengungkapan diri yang terjadi berjalan
satu arah. F.A yang merupakan pasangan dari A.F menjadi pihak
yang mendominasi di dalam hubungan tersebut. Sedangkan A.F
sendiri
jarang
melakukan
pengungkapan
diri
terhadap
pasangannya. Di dalam menjalin hubungan, F.A juga tidak
memaksa A.F untuk mengungkapkan diri sehingga tingkat
11
kesukaan seperti yang telah dibahas di atas belum dapat
dipastikan akan berkurang. Maka kelanjutan dari hubungan
mereka berdua juga belum dapat dipredikasi apakah akan
mengalami kemajuan ataupun kemunduran.
Selain itu, dapat dilihat pola komunikasi yang terjadi dalam
komunikasi mahasiswa/i yang diteliti dalam menjalin hubungan
dengan pasangannya. Bila dibandingkan dengan teori penetrasi
sosial, polanya sama dimana di
awal perkenalan mereka
membicarakan topik yang bersifat umum, seperti pendidikan,
tempat tinggal, hobi atau minat, kegemaran dan sebagainya.
Sedangkan
di
pembicaraan
melibatkan
tingkat
yang
satu
membahasnya
kedalaman
terjadi
topik
dengan
antara
tertentu
sangat
teori
penetrasi
pasangan
ini
sosial,
biasanya
dan
kemudian
mereka
dalam
termasuk
dengan
memberikan opini atau pendapat, diskusi, perdebatan dan
sebagainya, sehingga dapat dilihat bahwa level depth atau level
kedalaman sebuah pengungkapan diri terjadi dalam komunikasi
yang terjadi setelah diawali dengan level breath (level keluasan).
Ketika
awal
perkenalan
keempat
informan
dengan
pasangannya, masing-masing dari mereka menyembunyikan halhal yang bersifat pribadi, dimana hal tersebut dapat berupa
pengalaman hidup, cerita masa lalu, cara menjalankan keyakinan,
keuangan, penyakit yang diderita, pandangan hidup, opini-opini
dan hasrat-hasrat pribadi, dan sebagainya. Ketika masing-masing
dari mereka belum mengungkapkan hal tersebut kepada
pasangannya, berarti informasi-informasi pribadi tersebut masih
berada di kuadran atau wilayah C yaitu wilayah tersembunyi
12
(Hidden area). Didalam kuadran C yaitu daerah tersembunyi atau
hidden area bermuatan semua informasi yang diri sendiri tahu
tetapi pasangan tidak mengetahui informasi tersebut. Informasi
rahasia dapat diketahui oleh Dari keempat informan tiga
diantaranya yaitu A.F, S.A dan F.B cenderung lebih menyukai
telepon sebagai media untuk mengungkapkan diri kepada
pasangannya.
Ketiganya
menyatakan
bahwa
dengan
menggunakan media telepon mereka dapat lebih bebas dalam
mengekspresikan diri. Meskipun komunikasi melalui telepon ini
tidak melalui tatap muka secara langsung namun bisa
dikategorikan sebagai komunikasi interpersonal karena bersifat
spontan, informasi yang disampaikan melalui telepon bisa
bersifat pribadi, arus pesan cenderung dua arah dan tingkat
umpan balik yang terjadi tinggi. Ketiga informan juga
berpendapat bahwa dengan menggunakan media telepon, umpan
balik yang mereka dapatkan dari pasangan dapat lebih cepat
dirasakan, sehingga komunikasi yang terjadi lebih intens dan
berkualitas.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap empat orang mahasiswa/i
departemen ilmu komunikasi USU yang menjalani LDR (Long
Distance Relationship) maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Topik-topik self disclosure yang dibahas oleh mahasiswa/i
yang menjalani LDR (Long Distance Relationship) di
departemen ilmu komunikasi FISIP USU adalah masalah
13
keluarga, pandangan hidup, kebiasaan buruk, kepercayaan
dan pengalaman masa lalu. Dari keempat informan yang
diteliti, peneliti menemukan bahwa tiga diantaranya yaitu
B.D, S.A dan F.B melakukan pengungkapan diri (self
disclosure) terhadap pasangannya sedangkan A,F belum bisa
melakukan pengungkapan diri terhadap pasangannya.
2. Tahapan-tahapan
perkembangan
mahasiswa/i
menjalani
yang
hubungan
LDR
(Long
hubungan
Distance
Relationship) di departemen ilmu komunikasi FISIP USU
sesuai dengan tahapan proses penetrasi sosial yaitu tahap
orientasi, pertukaran penjajakan efektif, pertukaran afektif
dan pertukaran stabil. Peneliti menemukan bahwa informan
S.A dan F.B sudah mencapai tahap pertukaran stabil
sedangkan informan A.F masih berada pada tahap pertukaran
penjajakan afektif, sedangkan informan B.D sesuai dengan
lima tahapan pengembangan hubungan menurut DeVito
mengalami perusakan dan pemutusan.
3. Dari keempat informan yang diteliti, peneliti menemukan
bahwa tiga diantaranya yaitu A.F, S.A dan F.B tidak nyaman
melakukan pengungkapan diri (self disclosure) terhadap
pasangannya melalui media komunikasi sosial. Ketiganya
lebih
memilih
media
telepon
untuk
melakukan
pengungkapan diri kepada pasangan mereka. Sedangkan satu
informan yaitu B.D merasa lebih nyaman untuk melakukan
pengungkapan diri kepada pasangannya melalui media
komunikasi sosial. Selain itu peneliti juga menemukan
bahwa tiga orang informan yaitu B.D, S.A dan F.B lebih
14
menyukai media komunikasi sosial yang berbentuk chatting
seperti YM (Yahoo Messanger) dan BBM (Blackberry
Messanger) untuk melakukan pengungkapan diri kepada
pasangannya karena bentuk dari media komunikasi sosial ini
yang menyerupai komunikasi secara langsung dan feedback
yang dapat cepat diterima. Sedangkan A.F lebih memilih
media komunikasi facebook untuk melakukan pengungkapan
diri terhadap pasangannya karena media tersebut dianggap
lebih menyenangkan.
Saran
Beberapa saran yang ingin diberikan penulis adalah :
1. Saran penelitian, studi kasus mengenai self disclosure dan
media komunikasi ini tentu masih memiliki banyak
kekurangan dan memerlukan perbaikan. Diharapkan nantinya
akan ada penelitian lanjutan terkait self disclosure dan media
komunikasi yang dapat menggali fakta lebih luas lagi.
2. Saran dalam kaitan akademis, agar penelitian selanjutnya
dengan kajian yang sama dapat menggunakan kerangka
analisis yang berbeda, misalnya menggunakan analisis
wacana kritis sehingga tercipta keragaman dalam penelitian.
Serta tetap menggunakan daya kritisnya dalam membangun
kesadaran masyarakat bahwa ada upaya-upaya media untuk
melanggengkan ideologinya di masyarakat.
3. Saran
dalam
kaitan
praktis,
individu-individu
yang
melakukan komunikasi melalui media komunikasi sosial
untuk lebih bijaksana memilih media komunikasi yang
15
digunakan dengan mempertimbangkan manfaatnya agar
dapat meminimalisir gangguan (noise) komunikasi yang
mungkin muncul untuk menjaga komunikasi agar berjalan
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
De Vito, Joseph A. 2007. The Interpersonal Communication
Book. USA: Pearson Education Inc.
. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta:
Profesional Books.
Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antarpribadi. Bandung: Citra
Aditya Bakti.
Muhammad, Arni. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi
Aksara..
Sumber Lain :
(http://id.wikipedia.org/wiki/KBBI) diakses pada 25 April 2012
(http://ptkomunikasi.wordpress.com/2012/06/11/pengertianmedia-sosial-peran-serta-fungsinya/) diakses pada 3 Desember
2012
Download