pengaruh biaya kualitas dan biaya produksi - E

advertisement
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi
Volume 16 No. 04 Tahun 2016
PENGARUH BIAYA KUALITAS DAN BIAYA PRODUKSI
TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA
TRINITY PERCETAKAN MANADO
INFLUENCE THE COST OF QUALITY AND PRODUCTION COST ON PRODUCT
QUALITY IMPROVEMENT AT TRINITY PERCETAKAN MANADO
Kristina Meisella Ransun1, David Paul Elia Saerang2, dan Jessy D. L. Warongan3
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115, Indonesia
E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Tujuan perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal dengan menjaga dan meningkatkan
kualitas produk yang akan dihasilkan, agar tetap mampu bertahan dan berkembang dalam kompetisi dunia
bisnis. Memproduksi barang yang berkualitas dengan harga terjangkau perlu melihat biaya kualitas dan
biaya produksi suatu perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh biaya
kualitas terhadap peningkatan kualitas produk, pengaruh biaya produksi terhadap peningkatan kualitas
produk dan pengaruh kedua biaya tersebut terhadap peningkatan kualitas produk. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode kuantitatif menggunakan kuesioner dengan pengukuran skala Likert dan metode
analisis regresi linear berganda. Hasil analisis melalui uji t menyatakan bahwa variable Biaya Kualitas
berpengaruh secara signifikan terhadap Peningkatan Kualitas Produk (Y). Variabel Biaya Produksi (X2)
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Peningkatan Kualitas Produk (Y). Hasil analisis melalui uji
F diketahui tingkat signifikansi dari variabel Biaya Produksi (X1) dan Biaya Kualitas (X2) secara simultan
Biaya Kualitas (X1) dan Biaya Produksi (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap Peningkatan
Kualitas Produk (Y).
Kata Kunci : Biaya Kualitas, Biaya Produksi, Peningkatan Kualitas Produk.
ABSTRACT
The company’s goal is to gain the maximum profit with maintaining and improving the quality of
products to be produced, it’s able to survive and thrive in the competitive world of business. In producing
quality goods at affordable prices need to look at the cost of quality and production costs of a company.
The purpose of this study was to determine the effect of cost of quality to increase product quality, influence
production cost to increase the quality of products and the influence of both the cost of the improvement of
product quality. The method used is quantitative method using a questionnaire with Likert scale
measurement and multiple linear regression analysis method. The results of the analysis by the t test states
that quality cost does affect the improving product quality. Production cost (X2) does not affect the
improving product quality. The results of the analysis by the F test show that the level of significance of the
variables X1 and X1 simultaneously hava a significant effect on the improving product quality.
Keywords: Quality Cost, Production Cost, Improving Product Quality.
1. PENDAHULUAN
Kristina Marsella Ransun
79
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi
Volume 16 No. 04 Tahun 2016
Latar Belakang Penelitian
Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba atau keuntungan
(Warren, et. all, 2005), mulai dari memaksimalkan input perusahaan, proses yang di kerjakan agar
menghasilkan suatu output yang kompeten maka perusahaan menggunakan berbagai metodemetode yang umum, spesifik, khusus, rare, dan beresiko telah digunakan demi perusahaan tetap
mempertahankan eksistensinya (going concern).
Peranan akuntan sangatlah penting dalam memberikan sebuah informasi tersebut dengan
memakai berbagai ilmu akuntansi seperti menyusun dan menganilisa laporan keuangan. Terlebih
lagi ilmu akuntansi juga mengajarkan teori tentang biaya dalam Akuntansi biaya, yang dapat
mengukur dan menganalisa mengenai biaya dan beban yang dihasilkan oleh perusahaan.
Biaya pada umumnya menjadi salah satu landasan keputusan dalam suatu perencanaan dan
pengambilan keputusan, berbeda dengan beban (expense) yang hanya mempunyai manfaat dalam
mencapai suatu tujuan, biaya menurut Prawironegoro dan Purwanti (2009) dalam Nilisye Ratag
(2013), menyatakan bahwa biaya adalah kas dan setara kas yang dikorbankan untuk memproduksi
atau memperoleh barang atau jasa yang diharapkan akan memperoleh manfaat atau keuntungan
dimasa mendatang.
Atas dasar pentingnya laporan biaya kualitas sebagai laporan intern perusahaan maka diperlukan
adanya pengukuran dan pelaporan biaya-biaya kualitas. Biaya kualitas didefinisikan sebagai
biaya yang timbul berkaitan dengan pengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan produk rusak
(Hansen dan Mowen, 2001 : 220). Biaya kualitas dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok
yaitu : (1) biaya pencegahan merupakan biaya yang terjadi untuk mencegah kerusakan produk
atau jasa yang diproduksi, (2) biaya penilaian merupakan biaya yang terjadi untuk menentukan
apakah produk dan jasa sesuai dengan persyaratan kualitas, (3) biaya kegagalan internal
merupakan biaya yang terjadi karena produk dan jasa yang tidak sesuai persyaratan terdeteksi
sebelum barang atau jasa dikirim ke pihak luar, (4) biaya kegagalan eksternal merupakan biayabiaya yang terjadi karena produk gagal menyesuaikan persyaratan-persyaratan yang diketahui
setelah barang atau jasa dikirim ke pihak luar.
Perusahaan Trinity Percetakan merupakan salah satu perusahaan yang berkecimpung dalam
aktivitas bisnis percetakan, spesialis percetakan. Dimana banyak sekali perusahaan percetakan
yang telah terdaftar di Indonesia khususnya di Manado, Sulawesi Utara. Dengan semakin
berkembangnya perusahan yang bergerak dalam bisnis percetakan maka semakin banyak pula
pesaing-pesaing lokal maupun asing yang saling berebut untuk memperoleh pangsa pasar. Agar
perusahaan dapat terus bertahan, berkembang dan bersaing di pasar maka perusahaan harus
merencanakan dan mengendalikan biaya kualitas dan biaya produksinya serta meningkatkan
kualitas produk yang dihasilkan.
Untuk dapat menjelaskan lebih lanjut mengenai pengaruh dari Biaya Kualitas dan Biaya Produksi
terhadap peningkatan kualitas produk, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan
mengajukan judul skripsi: “Pengaruh Biaya Kualitas dan Biaya Produksi Terhadap Peningkatan
Kualitas Produk Pada Trinity Percetakan Manado.”
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh dari Biaya Kualitas terhadap Peningkatan Kualitas Produk
pada Trinity Percetakan Manado.
2. Untuk mengetahui pengaruh dari Biaya Produksi terhadap Peningkatan Kualitas Produk
pada Trinity Percetakan Manado.
3. Untuk mengetahui pengaruh dari Biaya Kualitas dan Biaya Produksi terhadap Peningkatan
Kualitas Produk pada Trinity Percetakan Manado
Kristina Marsella Ransun
80
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi
Volume 16 No. 04 Tahun 2016
Tinjauan Pustaka
Konsep Akuntansi Manajemen
Pengertian Akuntansi Manajemen
Halim, dkk (2013 : 3) menyatakan bahwa Akuntansi Manajemen adalah suatu kegiatan (proses)
yang menghasilkan informasi keuangan bagi manajemen untuk pengambilan keputusan ekonomi
dalam melaksanakan fungsi manajemen. Akuntansi manajemen sebagai satu tipe informasi
dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu : informasi akuntansi penuh, informasi akuntansi
diferensial, dan informasi akuntansi pertanggungjawaban.
Biaya
Biaya merupakan pengorbanan yang di lakukan untuk mencapai suatu tujuan dan menjadi
manfaat di masa yang akan datang. Khususnya di dalam suatu organisasi atau perusahaan, biaya
biasa digunakan sebagai penentuan harga barang, pengendalian internal, dan sebagai informasi
untuk pihak eksternal.
Pengertian biaya menurut beberapa ahli, yaitu : Menurut Supriyono. R. (2011) dalam Pravita
Dyah (2013) Biaya adalah suatu pengorbanan ekonomi yang diukur dalam satuan uang, dimana
suatu pengeluaran yang sudah terjadi atau kemungkinan akan terjadi yang digunakan untuk
kegiatan proses produksi guna menambah atau menetapkan kegunaan suatu barang yang
dihasilkan. Biaya merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan guna untuk memberikan suatu manfaat yaitu
peningkatan laba di masa mendatang.
Biaya Kualitas
Menurut Hansen dan Mowen (2001) mendefinisikan bahwa “Biaya Kualitas atau Biaya Mutu
(Cost of Quality) adalah biaya yang timbul karena mungkin atau telah dihasilkan produk yang
rendah mutunya.” Definisi di atas mengimplikasikan bahwa biaya kualitas berhubungan dengan
dua jenis kategori dari dua kekuatan yang terkait dengan mutu yaitu :
1.
Aktivitas pengendalian, yaitu aktivitas yang dilakukan untuk mencegah atau mendeteksi
kualitas yang buruk (karena kualitas yang buruk mungkin muncul). Aktivitas pengendalian
terdiri dari aktivitas pencegahan dan aktivitas penilaian.
2.
Aktivitas kegagalan, yaitu aktivitas yang dilakukan oleh organisasi atau pelanggannya
dalam menanggapi kualitas yang buruk (kualitas yang buruk sudah terjadi).
Menurut Tjiptono dan Diana (2000 : 34) biaya kualitas dapat dikelompokan menjadi 4 (empat)
golongan, yaitu sebagai berikut :
1.
Biaya Pencegahan
Biaya pencegahan adalah biaya yang terjadi untuk mencegah kerusakan produk yang
dihasilkan, biaya ini meliputi biaya yang berhubungan dengan perancangan, pelaksanaan
dan pemeliharaan sistem kualitas.
2.
Biaya Penilaian
Biaya penilaian adalah biaya yang terjadi untuk menentukan apakah produk dan jasa sesuai
dengan persyaratan-persyaratan kualitas.
3.
Biaya Kegagalan Internal
Biaya kegagalan internal adalah biaya yang terjadi karena ada ketidaksesuaian dan
persyaratan dan terdeteksi sebelum barang atau jasa tersebut dikirimkan ke pihak luar atau
konsumen.
4.
Biaya Kegagalan Eksternal
Kristina Marsella Ransun
81
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi
Volume 16 No. 04 Tahun 2016
Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang terjadi karena produk gagal tidak memenuhi
persayaratan yang diketahui setelah produk tersebut dikirimkan kepada konsumen.
Biaya Produksi
Menurut Hansen dan Mowen (2004 : 50), biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan
pembuatan barang dan penyediaan jasa. Dari definisi diatas, biaya produksi digolongkan dalam
tiga jenis yang terdiri dari:
1.
Biaya Bahan Baku merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk
mewujudkan suatu macam produk jadi siap untuk dipasarkan.
2.
Biaya Tenaga Kerja Langsung merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung
ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi
secara langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani segala peralatan produksi
dan usaha itu dapat terwujud. Sesuai dengan fungsi yang ada di perusahaan, biaya tenaga
kerja langsung dikelompokkan ke dalam:
1). Biaya tenaga kerja produksi:
2). Biaya tenaga kerja pemasaran:
3). Biaya tenaga kerja administrasi dan umum
3.
Biaya Overhead Pabrik merupakan biaya dari bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak
langsung dan semua biaya pabrikasi lainnya yang tidak dapat dibebankan langsung kepada
produk tertentu. Secara sederhana, dapat dinyatakan bahwa biaya overhead pabrik
mencakup semua biaya produksi kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.
Biaya overhead pabrik dapat dibebankan kepada barang jadi dengan dua cara yaitu dengan
biaya sesungguhnya dan biaya taksiran. Penggunaan biaya sesungguhnya memang sesuai
dengan standar akuntansi tetapi banyak hal sulit dilakukan karena sulit menentukan
pembebanannya kepada barang jadi. Pada umumnya sering digunakan cara kedua karena
lebih mudah. Biaya taksiran dihitung dengan cara menaksir tingkat produksi dalam satu
periode kemudian menaksir jumlah biaya yang akan dikeluarkan pada tingkat produksi
tersebut.
Peningkatan Kualitas Produk
Produk akan dikatakan berkualitas apabila dapat memenuhi kebutuhan dan melebihi harapan
konsumen, serta memenuhi dimensi kualitas. Menurut Tjiptono (2008), kualitas mencerminkan
semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan. Untuk
peningkatan kualitas produk, perusahaan melakukan pemeriksaan mutu dan yang paling penting
adalah disiplin yang kuat dalam menjalankan proses produksi. Tanpa kerjasama tim yang solid
dan antisipasi perubahan yang diluar dugaan juga bisa berakibat pada kualitas produk yang buruk.
Selain itu, penting juga bagi organisasi untuk konsisten menjalankan proses produksi.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir penelitian, maka dirumuskan hipotesis, sebagai
berikut:
H01: Biaya Kualitas diduga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Peningkatan
Kualitas Produk.
Ha1: Biaya Kualitas diduga berpengaruh secara siginifikan terhadap Peningkatan
Kualitas Produk.
H02: Biaya Produksi diduga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Peningkatan
Kualitas Produk.
Ha2: Biaya Produksi diduga berpengaruh secara siginifikan terhadap Peningkatan
Kualitas Produk.
Kristina Marsella Ransun
82
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi
H03:
Ha3:
Volume 16 No. 04 Tahun 2016
Biaya Kualitas dan Biaya Produksi diduga tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Peningkatan Kualitas Produk.
Biaya Kualitas dan Biaya Produksi diduga berpengaruh secara siginifikan terhadap
Peningkatan Kualitas Produk.
2. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Jenis penelitian dilakukan
langsung ke sumber data, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Perusahaan Trinity Percetakan, perusahaan yang bergerak di
bidang percetakan. Trinity percetakan berlokasi di Jalan Tikala Ares I/53,Tikala Ares, Wenang,
Manado, Sulawesi Utara. Waktu penelitian dilaksanakan selama bulan April 2016 sampai Juni
2016.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
1.
Mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan judul skripsi.
2.
Melakukan kunjungan langsung pada objek penelitian.
3.
Melakukan wawancara dengan pemilik perusahaan dan bagian staf akuntansi untuk
mengetahui biaya kualitas dan biaya produksi pada perusahaan Trinity Percetakan.
4.
Menyusun kuesioner yang terkait dengan Biaya Kualitas (X1) dan Biaya Produksi (X2)
terhadap Peningkatan Kualitas Produk (Y) dengan menggunakan skala likert.
5.
Mendistribusikan kuesioner secara langsung kepada responden.
6.
Mengumpulkan hasil kuesioner yang dibagikan yang berhubungan dengan penelitian untuk
dianalisis lebih lanjut.
7.
Mengolah data-data yang sesuai dengan dasar teori yang akan digunakan dalam penelitian
dan melakukan analisis dengan bantuan Software Program SPSS Version 20 For Windows
serta menggunakan statistik uji t dan uji f untuk menguji hipotesis.
8.
Berdasarkan analisis diambil kesimpulan dan saran-saran yang perlu terhadap hasil
penelitian.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik usaha, penanggung jawab, karyawan adaministrasi
dan umum 3 (tiga) orang, karyawan design 3 (tiga) orang, operator 3 (tiga) orang, dan finishing 6
(enam) orang. Sampel yang diambil adalah 15 sampel sebagai responden. Karena pemilihan
responden ini berdasarkan pertimbangan bahwa responden diharapkan bisa mewakili sampel
sesuai dengan penelitian ini.
Metode Pengumpulan Data
Jenis Data
1.
Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang mengandung makna
dan tidak dapat dikuantitatifkan. Jenis data seperti ini berupa sejarah singkat perusahaan,
struktur organisasi, proses produksi dan informasi lainnya yang relevan dengan penulisan
ini.
Kristina Marsella Ransun
83
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi
2.
Volume 16 No. 04 Tahun 2016
Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka. Jenis data seperti ini berupa data
yang berhubungan dengan penerapan biaya relevan dalam pengambilan keputusan
menerima atau menolak pesanan khusus seperti harga jual, jumlah produksi paving,
pendapatan perusahaan serta data lainnya yang dapat menunjang pokok pembahasan
penelitian ini.
Sumber Data
1.
2.
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.
Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data pada
pengumpulan data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
Teknik Pengumpulan Data
1.
2.
3.
Survei pendahuluan
Hal ini dilakukan untuk mengetahui kedaaan dari perusahaan secara keseluruhan sehingga
dapat menentukan masalah apa yang dihadapi perusahaan Trinity Percetakan.
Survei lapangan
Suvei dilakukan dengan cara:
a.
Interview, yaitu mengadakan wawancara dalam hal ini tanya jawab dengan pimpinan
dan staf yang ditujukan untuk mengadakan penelitian terhadap tata cara pelaporan
yang menyangkut masalah tersebut.
b.
Documenter, cara pengumpulan data dengan menggunakan arsip dan dokumendokumen dari perusahaan yang bersangkutan.
Studi kepustakaan
Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan
permasalahan melalui interview yang ada, yang akan digunakan sebagai pembahasan
masalah.
Teknik Analisis Data
Analisis Deskriptif
Metode analisis yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif, di mana
metode ini membahas suatu permasalahan secara terperinci dengan menguraikan dan
menggambarkan suatu keadaan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta.-fakta, sifatsifat hubungan antar fenomena yang diselidiki sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan untuk
menjawab permasalahan yang ada.
Analisis Regresi Linear Berganda
1.
2.
Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data tersebut
dapat digunakan untk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2012 : 348).
Mengukur validitas dapat dilakukan dengan korelasi (r) product moment.
Kriteria pengujian untuk menerima atau menolak hipotesis adanya pernyataan yang valid
atau tidak dilakukan dengan.
H0 : r = 0, tidak terdapat data yang valid pada tingkat kepercayaan (α) 5%.
H1 : r ≠ 0, terdapat data yang valid pada tingkat kepercayaan (α) 5%.
Hipotesa nol (H0) diterima apabila r hitung < r tabel, demikian sebaliknya hipotesa alternatif
(H1) diterima apabila r hitung > r tabel.
Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala
pengukuran tertentu. Untuk mengukur reliabilitas digunakan Cronbach Alpha. Skala
Kristina Marsella Ransun
84
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi
3.
4.
Volume 16 No. 04 Tahun 2016
pengukuran dikatakan mempunyai reliabilitas jika angka Cronbach Alpha positif dan ≥ 0,6
(Sarwono, 2007:86).
Uji Asumsi Klasik
1) Normalitas
Uji asumsi ini akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada
persamaan regresi yang dihasilkan, apakah berdistribusi normal atau berdistribusi
tidak normal (Sunyoto, 2009:84). Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai
variabel bebas dan variabel terikat berdistribusi normal atau mendekati normal dengan
nilai signifikan lebih besar 0.05.
2) Autokorelasi
Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi. Salah
satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji DurbinWatson (DW) (Sunyoto, 2009:91-92).
3) Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen (Ghozali,
2009:107). Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika tolerance hitung < 0,1 dan
VIF hitung > 10 (Sunyoto, 2009:79).
4) Heteroskedatisitas
Uji heteroskedatisitas bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi ketidaksamaan
varians dari residual untuk semua pengamatan dalam model regresi. Prasyarat yang
harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas.
Untuk mengetahui gejala heteroskedatisitas dapat dilakukan dengan mengamati
scatter plot model tersebut. Model yang bebas dari heteroskedatisitas memilliki grafik
scatter plot dengan pola titik yang menyebar di atas dan di bawah sumbu Y.
Analisis regresi linier berganda
Analisis regresi dilakukan untuk membuat model matematika yang dapat menunjukkan
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Analisis regresi linear berganda adalah
hubungan secara linear dua atau lebih variabel independent (X1, X2, ...,Xn) dengan variabel
dependen (Y).
Bentuk umum persamaan regresi linear berganda dapat dituliskan sebagai berikut:
Y = a + β1X1 + β 2X2 + ...... + β nXn
Keterangan :
Y
= Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X1 dan X2
= Variabel independen
a
= Konstanta (nilai Y apabila X1, X2, ...,Xn = 0)
β
= Koefisien regresi (nilai peningkatan atau penururnan)
untuk menyelesaikan analisis data ini secara keseluruhan digunakan Software program
SPSS version 20 For Windows, dan semua hasil output data yang dihasilkan kemudian
diinterpretasikan satu per satu termasuk didalamnya menentukan koefisien korelasi (r) dan
koefisien determinasi (r2).
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Tabel 1 Statistik Deskriptif
N
Range
Kristina Marsella Ransun
Descriptive Statistics
Minimu Maximu
Sum
m
m
Mean
Std.
Deviation
Varianc
e
85
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi
Volume 16 No. 04 Tahun 2016
Statistic
Statisti Statistic Statistic
c
15
10
15
25
15
11
14
25
Biaya Kualitas
Biaya Produksi
Peningkatan
Kualitas
Valid N (listwise)
15
21
25
Statistic
46
Statisti
c
279 18,60
291 19,40
Std.
Error
,638
,950
557
1,334
37,13
Statistic
Statistic
2,473
3,680
6,114
13,543
5,167
26,695
15
Sumber: Data Olahan, 2016
Uji Asumsi Klasik
Tabel 2 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Biaya Kualitas
Biaya Produksi
N
Normal
15
18,60
2,473
,208
,208
-,125
,805
,536
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Parametersa,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
15
19,40
3,680
,103
,102
-,103
,398
,997
Peningkatan
Kualitas
15
37,13
5,167
,139
,110
-,139
,537
,935
Sumber: Data Olahan, 2016
Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 4.16 melalui uji Kolmogrov-Smirnov diperoleh hasil
nilai signifikan untuk Biaya Kualitas yaitu 0,805 > 0,05, Biaya Produksi yaitu 0,398 > 0,05 dan
Peningkatan Kualitas Produk 0,537 > 0,05, dengan kriteria yang telah ditentukan jika hasil
Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan diatas 0,05 maka nilai residual terstandarisasi
menyebar secara normal sehingga dapat disimpukan bahwa data menyebar secara normal.
Tabel 3 Uji Autokorelasi
Model
R
Model Summaryb
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
1
,763a
,583
,513
a. Predictors: (Constant), Biaya Produksi, Biaya Kualitas
b. Dependent Variable: Peningkatan Kualitas
Durbin-Watson
3,605
2,223
Sumber: Data Olahan, 2016
Autokorelasi adalah korelasi antara sesama urutan pengamatan dari waktu ke waktu. Untuk
mendeteksi autokorelasi dapat dilakkan uji Durbin – Watson (DW) dengan menggunakan
ketentuan sebagai berikut :
1. 1,65 < DW < 2,35, maka tidak ada autokorelasi.
2. 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79, maka tidak dapat disimpulkan.
3. DW < 1,21 atau DW > 2,79, maka terjadi autokorelasi.
Nilai Durbin Watson pada tabel 4.17 adalah 2,223. Jadi, karena 1,65 < 2,223 < 2,35, maka dari
hasil uji diatas adalah tidak ada autokorelasi.
Tabel 4 Uji Multikolinearitas
Model
Unstandardized
Coefficients
Kristina Marsella Ransun
Coefficientsa
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Collinearity
Statistics
86
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi
B
(Constant)
Volume 16 No. 04 Tahun 2016
Std. Error
10,393
Beta
7,312
Biaya Kualitas
2,194
1
Biaya
-,726
Produksi
a. Dependent Variable: Peningkatan Kualitas
Tolerance
VIF
1,421
,181
,566
1,050
3,877
,002
,474
2,110
,380
-,517
-1,908
,081
,474
2,110
Sumber: Data Olahan, 2016
Untuk mengetahui dan mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas, salah satunya dengan
menggunakan model korelasi parsial. Nilai VIF < 10 atau Tolerance > 0,1 menunjukkan bahwa
tidak terdapat gangguan multikolinearitas (Ghozali, 2009). Berdasarkan tabel 4.18 dapat
disimpulkan bahwa variabel Biaya Kualitas dan Biaya Produksi masing-masing nilai VIFnya
yaitu 2,110 < 10 atau nilai Tolerance 0,474 > 0,1, jadi ini berarti tidak terjadi multikolinearitas.
Tabel 5 Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
Model
(Constant)
10,393
Biaya Kualitas
2,194
1
Biaya
-,726
Produksi
a. Dependent Variable: Peningkatan Kualitas
7,312
t
Sig.
1,421
,181
,566
1,050
3,877
,002
,380
-,517
-1,908
,081
Sumber: Data Olahan, 2016
Untuk melihat apakah suatu penelitian terjadi heteroskedastisitas, maka dapat dilihat melalui
tingkat signifikan pada tabel statistik di atas apakah tingkat signifikansinya > 0,05. Pada tabel
4.19 dilihat bahwa pada variabel-variabel di atas tidak mengalami gejala heteroskedastisitas.
Grafik 1 Scatterplot Heteroskedastisitas
Sumber: Data Olahan, 2016
Untuk mendeteksi ada tidaknya Heteroskedastisitas, dapat juga dilakukan dengan melihat ada
atau tidaknya pola tertentu pada grafik plot (scatterplot). Berdasarkan grafik 4.1, maka dapat
disimpulkan bahwa penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola, titik-titik menyebar
disekitar angka 0, dan titik-titik menyebar, tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
Kristina Marsella Ransun
87
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi
Volume 16 No. 04 Tahun 2016
Pembahasan
Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 6 Koefisien Korelasi (R)
Model
R
Model Summaryb
R Square
Adjusted R Square
1
,763a
,583
a. Predictors: (Constant), Biaya Produksi, Biaya Kualitas
b. Dependent Variable: Peningkatan Kualitas
Std. Error of the
Estimate
,513
3,605
Sumber: Output Pengolahan Data SPSS, 2016
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa koefisien korelasi linear yang dihasilkan antara variabel
Biaya Kualitas (X1), Biaya Produksi (X2) dan Peningkatan Kualitas Produk (Y) adalah sebesar
0,763, menunjukkan nilai antara 0 sampai +1, artinya antara variabel Biaya Kualitas, Biaya
Produksi, dan Peningkatan Kualitas Produk mempunyai hubungan yang cukup kuat yang mana
dapat mempengaruhi peningkatan kualitas produk yang akan dihasilkan.
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa angka R Square atau koefisien determinasi adalah 0,583
artinya 58,3% dari variasi Peningkatan Kualitas Produk yang dapat dijelaskan oleh variabel Biaya
Kualitas dan Biaya Produksi. Sedangkan sisanya 0,417 atau 41,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Dari hasil penelitian di atas dapat dapat menjawab rumusan masalah yang ada yaitu pengaruh
biaya kualitas terhadap peningkatan kualitas produk, pengaruh biaya produksi terhadap
peningkatan kualitas produk dan pengaruh biaya kualitas dan biaya produksi terhadap
peningkatan kualitas produk, dengan melakukan pengujian terhadap hipotesa yang ada.
Untuk menguji hipotesa secara parsial menggunakan hasil uji t dan pengujian hippotesa secara
simultan menggunakan hasil uji F dengan metode analisis regresi linear berganda. Pengujian
hipotesa pada uji t untuk mengetahui pengaruh setiap variabel dependen terhadap variabel
independen secara parsial dengan menggunakan kriteria yaitu apabila signifikan < 0,05 maka H0
ditolak, Ha diterima dan apabila signifikan > 0,05 maka H0 diterima, Ha ditolak.
Tabel 7 Hasil Uji t
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
Model
(Constant)
1
10,393
Biaya Kualitas
2,194
Biaya Produksi
-,726
a. Dependent Variable: Peningkatan Kualitas
7,312
,566
,380
1,050
-,517
t
Sig.
1,421
,181
3,877
-1,908
,002
,081
Sumber: Output Pengolahan Data SPSS, 2016
Y = a + β1X1 + β 2X2
Y = 10,393 + 2,194 X1 + (-0,726) X2
Konstanta a sebesar 10,393 memberikan pengertian bahwa variabel Biaya Kualitas (X1) dan
Biaya Produksi (X2) sama dengan nol (0), maka variabel Peningkatan Kualitas Produk (Y)
sebesar 10,393.
Nilai β1 yang merupakan koefisien regresi dari variabel Biaya Kualitas sebesar 2,194, mempunyai
arti bahwa jika Biaya Kualitas meningkat sebesar 1 satuan skor, maka variabel Peningkatan
Kristina Marsella Ransun
88
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi
Volume 16 No. 04 Tahun 2016
Kualitas Produk akan meningkat sebesar 2,194 satuan skor dari kondisi sebelumnya, dengan
asumsi bahwa variabel lainnya tetap. Ini berarti jika Biaya Kualitas di tetapkan dengan matang
maka akan berpengaruh positif terhadap tercapainya tujuan dari perusahaan dalam memberikan
output dari suatu produk yang berkualitas.
Nilai β2 yang merupakan koefisien regresi dari variabel Biaya Produksi sebesar 0,726 dan
bertanda negatif, mempunyai arti bahwa jika Biaya Produksi mempunyai hubungan yang
berlawanan yaitu apabila meningkat sebesar satu satuan skor, maka variabel Peningkatan Kualitas
Produk akan turun sebesar 0,726 satuan skor dari kondisi sebelumnya, dengan asumsi bahwa
variabel lainnya tetap. Ini berarti jika Biaya Produksi diperhitungkan dan ditetapkan dengan baik
oleh manajer maka perusahaan dapat menghasilkan suatu produk yang berkualitas dengan harga
yang terjangkau.
Dari tabel 4.22 diketahui bahwa tingkat signifikansi dari variabel Biaya Kualitas 0,002 < 0,05, ini
berarti bahwa H01 ditolak, Ha1 diterima dengan kata lain Biaya Kualitas berpengaruh secara
signifikan terhadap Peningkatan Kualitas Produk. Dengan demikian, hipotesa yang mengatakan
Biaya Kualitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Peningkatan Kualitas Produk ditolak dan
hipotesa yang mengatakan Biaya Kualitas berpengaruh secara signifikan terhadap Peningkatan
Kualitas Produk diterima.
Variabel Biaya Produksi sebesar 0,081 > 0,05, hal ini berarti bahwa H02 diterima, Ha2 ditolak
dengan kata lain Biaya Produksi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Peningkatan
Kualitas Produk. Dengan demikian, hipotesa yang mengatakan Biaya Produksi tidak berpengaruh
signifikan terhadap Peningkatan Kualitas Produk diterima dan hipotesa yang mengatakan Biaya
Produksi berpengaruh secara signifikan terhadap Peningkatan Kualitas Produk ditolak.
Jadi, dari pengujian hipotesa secara parsial disimpulkan bahwa Biaya Kualitas berpengaruh secara
signifikan terhadap Peningkatan Kualitas Produk, sedangkan Biaya Produksi tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap Peningkatan Kualitas Produk. Kemudian untuk mengetahui pengaruh
seluruh variabel dependen terhadap variabel independen secara simultan dapat kita lihat pada
tabel hasil uji F.
Tabel 8Hasil Uji F
Model
Regression
1
Sum of Squares
217,777
ANOVAa
df
2
Mean Square
108,888
12,996
Residual
155,957
12
Total
373,733
14
F
8,378
Sig.
,005b
a. Dependent Variable: Peningkatan Kualitas
b. Predictors: (Constant), Biaya Produksi, Biaya Kualitas
Sumber: Output Pengolahan Data SPSS, 2016
Pengujian hipotesa pada uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel dependen terhadap
variabel independen secara simultan dengan menggunakan kriteria, yaitu apabila signifikan <
0,05 maka H0 ditolak Ha diterima dan apabila signifikan > 0,05 maka H0 diterima Ha ditolak.
Berdasarkan tabel 4.21 di atas, diketahui bahwa tingkat signifikansi dari variabel Biaya Produksi
(X1) dan Biaya Kualitas (X2) adalah 0,005 < 0,05 hal ini berarti bahwa H03 ditolak dan Ha3
diterima, dengan kata lain secara simultan Biaya Kualitas (X1) dan Biaya Produksi (X2)
berpengaruh secara signifikan terhadap Peningkatan Kualitas Produk.
4. PENUTUP
Kristina Marsella Ransun
89
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi
Volume 16 No. 04 Tahun 2016
Kesimpulan
1. Biaya Kualitas berpengaruh secara signifikan terhadap Peningkatan Kualitas Produk pada
Trinity Percetakan Manado. Artinya, semakin baik penentuan penggunaan biaya kualitas
maka akan meningkatkan kualitas dari suatu produk yang akan dihasilkan.
2. Biaya Produksi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Peningkatan Kualitas Produk
pada Trinity Percetakan Manado. Artinya, walaupun biaya produksi mengalami peningkatan
atau penurunan biaya, maka tidak akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas produk
tersebut, namun biaya produksi harus tetap diperhatikan dengan baik dan digunakan secara
efisien.
3. Secara bersama-sama biaya kualitas dan biaya produksi memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan kualitas produk Trinity Percetakan Manado.
Saran
1. Disarankan agar perusahaan dapat melihat dan menetukan biaya kualitas dan biaya produksi
dengan maksimal dan efisien agar kualitas yang dihasilkan semakin baik sehingga
memberikan dampak positif bagi perusahaan saat ini dan di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
[1] Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Keempat.
Universitas Diponegoro. Semarang.
[2] Halim, Abdul., Bambang, Supomo., Kusufi, Muhammad, 2013. Akuntansi
Manajemen Edisi ke Dua. BPFE. Yogyakarta.
[3] Hansen dan Mowen, 2001. Manajemen Biaya. Buku II, Terjemahan Benyamin
Molan. Salemba Empat. Jakarta.
[4] Hansen dan Mowen, 2004. Manajemen Biaya. Buku Kedua, Edisi Bahasa
Indonesia. Salemba Empat. Jakarta.
[5] Prawinegoro, Darsono., Purwanti, Ari, 2009. Akuntansi Manajemen. Edisi ketiga.
Mira Wacana Media. Jakarta.
[6] Sarwono, Jonathan, 2007. Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS. Andi
Offset. Yogyakarta.
[7] Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Alfabeta.
Bandung.
[8] Sunyoto, Danang, 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Edisi pertama. Media
Pressindo. Yogyakarta.
[9] Supriyono, R., 2011. Akuntansi Biaya, Perencanaan dan Pengendalian Biaya, serta
Pengambilan Keputusan. BPFE. Yogyakarta.
[10] Tjiptono, Fandy dan Diana, Anastasia, 2000. Total Quality Management.
[11]
[12]
Yogyakarta.
Tjiptono. Fandy, 2008. Strategi Bisnis Pemasaran. Andi. Yogyakarta.
Warren, Carl. S, Revee, Philip E. Fees, 2005. Pengantar Akuntansi. Edisi 21.
Salemba Empat. Jakarta.
Kristina Marsella Ransun
90
Download