Era Percetakan Peningkatan diversifikasi masyarakat dan ekspansi komunikasi yang terjadi pada akhir Abad Pertengahan memerlukan suatu teknik yang sepenuhnya baru bagi penyampaian pesan, karena jumlah pembaca mulai bertambah, sedangkan dengan menggunakan surat serta naskah saja tidak cukup lagi Dengan demikian, penemuan mesin cetak menandai bermulanya riwayat komunikasi massa, karena sejak itulah secara teknis menjadi mungkin untuk menyampaikan pesan yang panjang dan kompleks secara simultan ke suatu khalayak yang besar jumlahnya dan heterogen. Inovasi yang dimungkinkan oleh mesin cetak di samping buku yang diproduksi secara massal, adalah surat kabar. Lembaran berita yang memberitahukan kejadian terakhir dibutuhkan oleh para pedagang, untuk siapa informasi seperti situasi politik atau perkembangan perang, tenggelamnya kapal, dan sebagainya adalah amat penting. Surat kabar telah turut ambil bagian dalam mempercepat dan menstabilkan ekonomi kapitalis. Surat kabar (mingguan) yang terbit teratur pertama kalinya tumbuh di Jerman, Inggris, Belanda, dan Perancis yang merupakan pusat dagang dan kolonisasi Eropa. percetakan juga merupakan pemerata sosial yang hebat (great social equalizer). Bila tulisan telah menembus hambatan jarak dan waktu, percetakan melipatgandakan pesan pada dimensi tersebut. Percetakan membawa kata-kata tertulis ke semua orang yang dapat memahaminya. Percetakan murah merupakan teknologi komunikasi massa yang orisinal, yaitu suatu diseminasi pesan dan “satu pihak” kepada “massa” yang tidak harus berada di tempat dan waktu yang sama. Dengan demikian penemuan percetakan tentulah merupakan langkah yang berarti sekali dalam sejarah manusia. Di awal abad XX, media cetak (buku dan suratkabar) terus merupakan satu-satunya bentuk komunikasi massa. Bersamaan dengan berkembangnya percetakan menjadi suatu institusi yang signifikan berikut proses industrialisasi, dan konsentrasi penduduk di kota-kota industri telah menciptakan suatu khalayak potensial bagi sirkulasi massa dan tumbuhnya gerakan buruh yang memobilisasi media cetak untuk melayani tindakan politik. Pers sendiripun sejak saat itu mulai menjadi suatu industri. Penemuan dan penggunaan percetakan menyebabkan interaksi sesama manusia bertambah mudah dan efektif. Bell memandang kemampuan percetakan termasuk faktor yang telah memungkinkan terjalinnya masyarakat industrial, karena percetakan merupakan basis bagi menyebarnya kemampuan melek huruf dan meluasnya pelayanan pendidikan. Lebih tegas lagi, Parker (1973) menyatakan teknologi percetakan sebagai faktor kunci bagi berlangsungnya Renaissance dan revolusi industri Media Elekronika Ekspansi industri dan perdagangan selama abad XIX agaknya sudah terhenti tanpa diketemukannya komunikasi elektronik pada pertengahan abad tersebut. Tenaga listrik telah memungkinkan diatasinya hambatan fisik karena jarak yang jauh, sehingga penyampaian pesan dari satu tempat ke tempat lain tidak lagi memerlukan transportasi. Sejak itu pesan dapat disampaikan ke segala jarak dengan seketika. Bentuk komunikasi elektronik yang pertama adalah telefon dan telegraf dengan menggunakan kabel. Pada tahun 1844 Samuel Morse mengembangkan sistem telegraf yang dapat dioperasikan secara komersial. Hubungan telegraf yang pertama kali dibuka adalah antara Washington, DC dengan Baltimore, Maryland. Kemudian pada Desember 1901 Marconi berhasil menghubungkan trans-Atlantic. Pesawat telegraf dengan percetakan (Schramm, 1988) Pada awal abad XX, semua kota dan negara penting di dunia telah dihubungkan dengan jaringan komunikasi yang menggunakan kabel. Dengan perkembangan ini, masalah jarak bukan lagi merupakan halangan untuk berkomunikasi, dan dunia pada prinsipnya telah menjadi synchronous. Perlu dicatat, bagaimana pun bahwa telegraf dan telepon digunakan secara eksklusif untuk komunikasi pribadi yaitu dari individu ke individu lain, dan bukan untuk komunikasi massa yang menyangkut suatu khalayak yang besar dan tidak tertentu seperti buku dan suratkabar. Media yang menggunakan kabel ini melayani terutama kebutuhan komunikasi administratif dan komersial, dan keduanya berkepentingan dalam hal penekanan informasi. Bagi sektor komersial khususnya, amat penting penyampaian informasi dari suatu tempat ke tempat lain secara cepat dan rahasia. Teknologi Penyiaran (Broadcasting) Terobosan yang menentukan di lapangan komunikasi terjadi dengan bermulanya komunikasi tanpa kabel (wireless communication) yang memungkinkan menerima pesan yang sama, secara simultan & di lokasi yang tak terbatas jumlahnya. Sejak itu komunikasi yang bersifat publik dan serempak (synchronous) menjadi mungkin secara teknis, dan nyatanya radio dapat dilakukan secara publik. Satu-satunya syarat untuk menerima pesan electro-magnetic adalah pemilikan suatu pesawat penerima. Pada awal penyiaran untuk umum (public broadcasting) di tahun 1910 dan 1920-an, program-programnya bermartabat (dignified), bersifat memberi petunjuk (instruktif), dan menghindari segala ekstrimitas. Penyiaran publik sebagian besar digunakan untuk membimbing masyarakat, mendidik mereka kepada suatu cara berfikir yang sama (conforming), dan memberikan informasi yang tidak mereka peroleh sepanjang sejarah. Perspektif ini dapat dilihat baik pada apa yang disebut sebagai penyiaran (broadcasting) yang dikendalikan oleh negara (state control) maupun broadcasting yang di organisasi secara maksimal. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sejak Abad Pertengahan hingga sekarang, media cetak dan kemudian bentuk komunikasi elektronik (termasuk film) memperluas komunikasi dari suatu kelompok kecil yang mengendalikan kekuasaan atas seluruh anggota masyarakat. Jadi komunikasi massa yang berdasarkan teknologi hingga saat ini masih mengikuti prinsip-prinsip yang diterima pada masa negara-negara kuno. Perbedaannya ; media massa modern justru lebih efektif dan halus dalam memanipulasi kesadaran masyarakat. Aspek lain dari situasi ini, kelompokkelompok di luar lingkaran kekuasaan telah mulai menyadari pentingnya komunikasi massa dan menuntut hak untuk menentukan dengan media apa berkomunikasi.