Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dengan Bantuan Media Kartu Domino Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Sub Konsep Sistem Pencernaan pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2015/2016 The Influence of Cooperative Learning Model Types Make A Match with The Help of Media Domino Cards Towards Student Learning Outcomes on the Sub Concepts of Digestive System in Human Beings in Grade VIII SMP Negeri 8 Tasikmalaya Academic Year 2015/2016 Ripal Sobandi, Edi Hernawan Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Post Code 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115, e-mail : [email protected] , [email protected] ABSTRACT This research is conducted with the aim to find out the influence of cooperative learning model type make a match with the help of media domino cards against the results of student learning on the sub concepts of digestion system in humans in class VIII SMP Negeri 8 Tasikmalaya City. This research was carried out in December 2014 until May 2016 in SMP Negeri 8 Tasikmalaya City. The methods those are used in this research is a true experimental. The population in this research are eleven classes of grade VIII SMP Negeri 8 Tasikmalaya, with the number of students are 330 people. The sample of the research are 33 students in class VIII – I and in class VIII – J are 33 students in junior high 8th Country town of Tasikmalaya. Samples are taken with the cluster random sampling techniques. The instruments those are used in this research are the results of student learning on the sub concepts of digestive system in human beings. This form of test compound selection as much as 32 grain questions with four answer options. Data analysis technique that is used is test t. From the results of the research, processing and analysis of data, there are found the influence of cooperative learning model type make a match with the help of media domino cards toward student learning outcomes in Sub human digestive system Concepts in class VIII SMP Negeri 8 Tasikmalaya City. Keywords: cooperative learning model types make a match, media domino cards, student learning outcomes, the digestive system in human beings ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan bantuan media kartu domino terhadap hasil belajar siswa pada sub konsep pencernaan makanan pada manusia di kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai dengan bulan Mei 2016 di SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah true eksperimental. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya sebanyak sebelas kelas, dengan jumlah siswa sebanyak 330 orang. Sampel penelitian sebanyak 33 orang siswa di kelas VIII – I dan di kelas VIII – J sebanyak 33 orang siswa di SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada sub konsep Sistem Pencernaan pada Manusia. Tes ini berupa pilihan majemuk sebanyak 32 butir soal dengan empat pilihan jawaban. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t. Dari hasil penelitian, pengolahan dan analisis data, menunjukkan terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan bantuan media kartu domino terhadap hasil belajar siswa pada Sub Konsep Sistem Pencernaan pada Manusia di kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya. Kata Kunci: model pembelajaran kooperatif tipe make a match, media kartu domino, hasil belajar siswa, sistem pencernaan pada manusia Pendahuluan Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam Undang-Undang Dasar 1945 salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan sarana paling tepat untuk mewujudkan tujuan tersebut, sebab kemajuan dan masa depan bangsa terletak sepenuhnya pada kemampuan anak didik dalam mengikuti kemajuan pengetahuan dan teknologi. Pembelajaran sains harus menjadikan siswa tidak hanya sekedar tahu dan hafal tentang konsep-konsep sains, tetapi juga harus menjadikan siswa terampil berpikir, bersikap, dan bertindak berdasarkan pemahaman tentang konsep dan prinsip-prinsip sains. Pembelajaran sains salah satunya adalah pembelajaran biologi. Biologi sebagai bagian sains terdiri dari dua aspek yang saling terkait, yaitu biologi sebagai produk diartikan sebagai struktur tubuh pengetahuan yang terdiri dari fakta, konsep, hukum, teori dan generalisasi. Biologi sebagai proses diartikan sebagai proses berpikir untuk menemukan produk biologi. Berdasarkan penjabaran tersebut, maka dapat dimaknai bahwa biologi bukan hanya sekedar fakta-fakta atau teori yang harus dihafal, tetapi juga suatu kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran untuk membangun fakta dan manual tersebut. UNESCO melalui International Commission on Education for The Twenty First Century telah merekomendasikan empat pilar pendidikan yaitu learning to do, learning to know, learning to be, and learning to live together. Pembelajaran sains tidak seharusnya hanya menempatkan siswa sebagai pendengar ceramah dari guru. Siswa harus diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya (learning to do) dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungan fisik dan sosialnya, sehingga mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia di sekitarnya (learning to know). Hasil interaksi siswa dengan lingkungannya diharapkan dapat membangun pengetahuan dan kepercayaan diri dan sekaligus membangun jati diri siswa (learning to be). Kesempatan siswa berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok individu yang bervariasi akan membentuk kepribadiannya untuk memahami kemajemukan dan melahirkan sikap-sikap positif dan toleran terhadap keanekaragaman dan perbedaan hidup (learning to live together). Rumusan empat pilar pendidikan oleh UNESCO tersebut menyiratkan bahwa sebaiknya pembelajaran untuk mengajar sains bukanlah pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) tetapi lebih mengutamakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Dalam kurikulum pendidikan Indonesia saat ini juga telah ditetapkan bahwa kegiatan belajar mengajar tidak lagi didominasi oleh guru (teacher centered), akan tetapi lebih menempatkan siswa sebagai subjek didik, sehingga dalam kurikulum ini menuntut diterapkannya penggunaan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) dengan didukung oleh model pembelajaran dan media pembelajaran yang mampu membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Model pembelajaran dan media mengajar guru yang kurang sesuai dengan karakteristik siswa, seringkali membuat siswa kesulitan untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Hal ini makin diperparah dengan kurangnya intensitas pendekatan guru terhadap siswa. Selain itu, perbedaan tingkat pemahaman siswa juga menjadi tantangan tersendiri bagi guru untuk mampu menciptakan pembelajaran yang kondusif dan interaktif. Berdasarkan keterangan dari guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas VIII, nilai rata-rata ulangan mata pelajaran IPA pada materi Sistem Pencernaan pada Manusia tahun ajaran 2014/2015 yakni 65,61 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 75,00. Hal tersebut menunjukan kurangnya kemampuan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA. Dalam proses pembelajaran di kelas, umumnya guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran yang sama dalam setiap penyampaian materi. Siswa kebanyakan hanya mendengarkan dan hanya terpaku dengan materi yang diberikan oleh guru. Sehingga tedapat beberapa masalah diantaranya yaitu rendahnya tingkat keaktifan siswa, kurangnya motivasi siswa dalam belajar, rendahnya ingatan siswa dan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Dalam hal tersebut, guru dituntut dapat menggunakan model pembelajaran dan media yang sesuai dalam mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan, sehingga materi bisa tersampaikan kepada siswa secara lebih menarik dan tidak monoton. Guru juga dituntut untuk mengembangkan keterampilan membuat suasana pembelajaran interaktif dan menyenangkan. Untuk menciptakan suasana belajar yang tidak membosankan dan untuk memberikan pengalaman belajar siswa, perlu diggunakan model pembelajaran yang mengandung unsur permainan di dalamnya. Model pembelajaran kooperatif adalah model yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran yang sangat menyenangkan. Salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang mengandung unsur permainan adalah tipe make a match. Model pembelajaran ini merupakan sebagian dari banyak tipe model pembelajaran yang dapat digunakan. Model pembelaran kooperatif tipe make a match merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk melatih peserta didik agar lebih aktif, cermat dan lebih kuat pemahamnnya terhadap materi yang dipelajari. Model pembelajaran ini sangat menyenangkan untuk digunakan dalam hal memperdalam materi dan penggalian materi dengan cara melakukan permainan yang menyenangkan. Dalam melakukan permainan make a match (membuat sebuah pasangan) dapat dilakukan dengan beberapa media permainan yang sesuai. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media permainan kartu domino. Media permainan kartu domino ini akan sangat menarik dilakukan dalam pembelajaran, dikarenakan aktivitas belajar siswa yang secara langsung terlibat dan sangat kinestetik. Melihat permasalahan di atas, maka diperlukan suatu solusi untuk menghadapi kendala yang dihadapi oleh guru mata pelajaran biologi kelas VII SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan bantuan media kartu domino dalam penyampaian materi. Penerapan model dan media ini dilakukan untuk melihat adanya peningkatan keberhasilan proses pembelajaran siswa, karena salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran yaitu penggunaan model pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat pada proses pembelajaran dapat memberikan hasil yang maksimal. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan bantuan media kartu domino terhadap hasil belajar siswa pada Sub Konsep Sistem Pencernaan pada Manusia di kelas VII SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2015/2016. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah true-experimental design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2015/2016 sebanyak 11 kelas yang berjumlah 330 orang siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Pada penelitian ini kelas VIII-I sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan bantuan media kartu domino dan kelas VIII-J sebagai kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran langsung dengan metode ceramah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada sub konsep Sistem Pencernaan pada Manusia. Tes berupa pilihan ganda dengan empat option dengan jumlah 50 soal yang telah diuji cobakan pada siswa kelas IX SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya semester dua tahun pelajaran 2015/2016. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test−post-test control group design. Peneliti memberikan pre-test terlebih dahulu kepada siswa kelas ekserimen dan kelas kontrol sebelum dilakukan pelajaran. Kemudian peneliti memberikan post-test kepada siswa kelas ekserimen dan kelas kontrol setelah dilakukan pelajaran. Dengan demikian hasilnya dapat diketahui dengan akurat, karena peneliti dapat membandingkan sebelum diberikan pengajaran dan sesudah pengajaran. Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Hasil Penelitian Dari penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor N-gain kelas eksperimen adalah 0,75. Sedangkan rata-rata skor N-gain kelas kontrol adalah 0,46. Untuk lebih jelas lihat tabel berikut: Tabel 1: Data Hasil Penelitian N-gain 0,75 0,46 Eksperimen Kontrol Selanjutnya hasil Uji t adalah thitung > +ttabel yaitu 9,67 lebih besar dari 1,998. Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji t independent N-gain thitung ttabel 9,67 1,998 Hasil Analisis Kesimpulan thitung > +ttabel Tolak Ho Kesimpulan Analisis terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan bantuan media kartu domino terhadap hasil belajar siswa pada Sub Konsep Sistem Pencernaan pada Manusia b. Pembahasan 1) Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dengan Bantuan Media Kartu Domino (Kelas Eksperimen) Berdasarkan hasil uji hipotesis perbedaan antara skor pretest dan posttest di kelas eksperimen yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan bantuan media kartu domino diperoleh thitung -23,98 dan ttabel 2,036 dengan kesimpulan hipotesis ada perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan bantuan media kartu domino pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia di kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya. Hal tersebut disebabkan karena dalam model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan bantuan media kartu domino, menuntut siswa untuk belajar bekerja sama dengan siswa lainnya. Model pembelajaran ini juga merupakan salah satu model pembelajaran yang sangat menyenangkan, karena model ini mengandung unsur permainan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam semua mata pelajaran dan tingkatan kelas. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan bantuan media kartu domino, siswa dikelompokan secara heterogen kemudian setiap kelompok akan diberikan satu set kartu domino yang telah dimodifikasi dan telah disesuaikan dengan materi yang dibahas. Permainan kartu domino ini dilaksanakan setelah siswa menyimak penjelasan materi atau sebagai review untuk mengetahui pemahaman siswa setelah menyimak materi pelajaran. Dalam permainannya satu set kartu domino pada setiap kelompok dibagikan kepada seluruh anggota kelompok setelah kartu tersebut dikocok. Aturan memainkan kartu domino tersebut sama seperti memainkan kartu domino yang sebenarnya, namun pada model pembelajaran ini permainan kartu domino dilakukan dalam waktu yang telah ditentukan. Setelah waktu habis, setiap kelompok harus mempresentasikan hasilnya sekaligus memeriksa hasil kerja kelompoknya dengan melibatkan siswa yang lain. Hal ini akan membuat siswa untuk bekerja sama, mudah mengingat dan memahami materi dan termotivasi untuk belajar karena dilakukan dengan cara bermain sambil belajar. Hasil pembelajaran antara pretest, posttest dan N-gain siswa di kelas eksperimen disajikan dalam gambar berikut ini: 30 28,5 25 20 15 Pretest 17,92 Posttest 10 N-Gain 5 0,75 0 Pretest Posttest N-Gain Gambar 4.12 Diagram Batang Skor rata-rata pretest, posttest dan N-gain hasil belajar siswa di kelas eksperimen 2) Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Langsung (Kelas Kontrol) Berdasarkan hasil uji hipotesis perbedaan antara skor pretest dan posttest di kelas kontrol yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran langsung diperoleh thitung -17,16 dan ttabel 2,036 dengan kesimpulan hipotesis ada perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran langsung pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia di kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya. Hal tersebut disebabkan karena dalam model pembelajaran langsung siswa bisa menemukan sendiri materi yang sedang dipelajarinya. Akan tetapi proses pembelajaran membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya sehingga siswa akan cepat bosan dan jenuh dengan kegiatan belajarnya dan proses pembelajaran hanya menyentuh ingatan siswa dalam jangka pendek saja serta siswa tidak menguasai konsep materi yang telah dipelajarinya sehingga hasil belajar yang diperoleh masih kurang memuaskan. Hasil pembelajaran antara pretest, posttest dan N-gain siswa di kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran langsung disajikan dalam gambar berikut ini: 25 23,26 20 15 Pretest 15,53 Posttest 10 N-Gain 5 0,46 0 Pretest Posttest N-Gain Gambar 4.13 Diagram Batang Skor rata-rata pretest, posttest dan N-gain hasil belajar siswa di kelas kontrol 3) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Dengan Bantuan Media Kartu Domino Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia Berdasarkan Hasil Uji t Skor N-Gain Eksperimen dan N-Gain Kontrol Berdasarkan hasil uji t skor N-gaineksperimen − skor N-gainkontrol maka diperoleh thitung 9,67 dan ttabel 1,9986. Maka hasil analisis menunjukan thitung berada didaerah penolakan Ho, artinya ada pengaruh model Pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan bantuan media kartu domino terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia di kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2015/2016. Sedangkan untuk nilai rata-rata N-gain kelas eksperimen 0,75 dan untuk N-gain kontrol 0,46. Hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar, dimana hasil belajar kelas eksperimen yang proses pembelajarannya menggunkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan bantuan media kartu domino jauh lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar di kelas kontrol yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran langsung. Hal tersebut disebabkan karena dalam model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan bantuan media kartu domino terdapat unsur edutainment. Dalam model pembelajaran ini siswa dituntut untuk lebih aktif dalam melaksanakan pembelajaran, melatih kerjasama dan kedisiplinan serta meningkatkan konsentrasi untuk lebih memahami dan mengingat materi pembelajaran dalam jangka panjang. Hal ini dapat dipicu melalui kegiatan permainan memasangkan kartu domino dengan tepat dalam waktu yang telah ditentukan dan kegiatan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dengan melibatkan siswa lain untuk mengoreksi dan mengkonfirmasi ketepatan pasangan pertanyaan dan jawaban yang ada pada kartu domino yang dimainkan. Dengan demikian siswa dituntut untuk terus memperhatikan pembelajaran dan berperan aktif dalam kelompoknya serta akan mudah mengingat dan memahami materi karena siswa langsung bersentuhan dengan media yang dimainkan. Model pembelajaran ini juga akan memicu motivasi siswa untuk giat belajar. Sedangkan dalam penggunaan model pembelajaran langsung tidak terdapat tindakan awal yang dilakukan oleh guru, sehingga siswa tidak mendapatkan tayangan video dan tanya jawab yang merupakan suatu cara untuk memicu keaktifan siswa dalam proses belajarnya. Oleh karena itu proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan bantuan media kartu domino lebih baik dari pada proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran langsung. Untuk melihat rata-rata hasil belajar siswa antara N-gain kelas eksperimen dan N-gain kelas kontrol, disajikan dalam gambar berikut: 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 0,75 0,46 N-Gain Eksperimen N-Gain Kontrol N-Gain Eksperimen N-Gain Kontrol Gambar 4.14 Diagram Batang perbandingan rata-rata nilai N-gain Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data, dan pengujian hipotesis, maka penulis berkesimpulan bahwa: 1. terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan bantuan media kartu domino terhadap hasil belajar siswa pada Sub Konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya. 2. nilai rata-rata post-test hasil belajar kelas ekperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan bantuan media kartu domino yaitu 28,44 lebih tinggi dari nilai rata-rata post-test hasil belajar kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran langsung yaitu 23,26. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan: 1. dalam proses pembelajaran disarankan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan bantuan media kartu domino yang dapat digunakan sebagai salah satu model pembelajaran yang nantinya akan memudahkan siswa dalam memahami dan mengingat materi pembelajaran serta dapat menjadikan siswa fokus dan merasa senang dalam mengikuti pembelajaran; 2. dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan bantuan media kartu domino, sebaiknya guru melakukan persiapan yang matang, sehingga guru dan siswa dapat melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang maksimal untuk mencapai hasil belajar sesuai yang diharapkan; 3. diharapkan guru dapat menerapkan model pembelajaran ini pada materi pembelajaran biologi yang lain; dan 4. bagi peneliti selanjutnya, hendaknya mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe tipe make a match dengan bantuan media kartu domino pada konsep atau materi yang lain.