Jurnal REKAYASA Volume 7 Nomor 1 Desember 2010 36 Rancang

advertisement
Jurnal REKAYASA Volume 7 Nomor 1 Desember 2010
Rancang Bangun Sistem Monitoring Pada Mesin Pompa Menggunakan
Software Sistem Syaraf Listrik
Satryo Budi Utomo, Universitas Jember
[email protected]
Abstrac
PDAM is a public agency which is processing of drinking water in in certain place. there are
many of exchaust – machine use to processing and excute fresh water , so want for controlling for
each exhaust –machines that are used. therefore will be designed for monitoring system of water
exhaust machine which it using fuzzy logic system. The purpose of monitoring system that damage to
machine can being detection from earlier. The monitoring device consist of microcontroller AT89C51
component, driver relay, Personal Computer have been installed fuzzy logic program.That result of this
research give evidence that monitoring sistem can being work it well.
keyword : Microcontrroler AT89C51, Syaraf listrik Freeware
Abstrak
Perusahaan Daerah air Minum adalah suatu lembaga Pemerintah yang mengelola air minum di
daerah tertentu. Banyak sekali Mesin Pompa yang digunakan dalam proses pengelolaan air bersih di
PDAM, sehingga sangat membutuhkan pengawasan dari setiap mesin pompa yang bekerja. Oleh karena
itu, dirancang suatu sistem monitoring pada mesin pompa air menggunakan software syaraf listrik.
Tujuan sistem monitoring ini supaya mesin pompa yang rusak dapat terdeteksi dengan mudah. Sistem
monitoring ini terdiri dari beberapa komponen Mikrokontroler AT89C51 , Driver Relay , Personal
Computer yang terinstall Software Syaraf Listrik. Hasil dari penelitian ini membuktikan sistem
monitoring pompa dapat bekerja dengan baik.
Kata kunci : Mikrokontroler AT89C51, Syaraf listrik .
Latar belakang
PDAM adalah suatu instansi pemeririntah yang mengelola kebutuhan air untuk masyarakat.
Dalam memberikan pelayanan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di butuhkan suatu manajemen dan
pengawasan yang sangat baik. Khususnya pengawasan pada mesin pompa air dalam proses pengolahan
air bersih.
Kondisi saat ini, sistem pengaturan pada mesin pompa menggunakan sistem manual sehingga
teknisi kesulitan untuk mencari mesin pompa yang rusak / oleh karena itu maka dirancang siustem
monitoring pada mesin pompa menggunakan freeware Syaraf Listrik Pengawasan ini bertujuan dapat
mengoptimalkan kinerja pada mesin pompa.Selain itu juga kerusakan kerusakan yang terjadi pada mesin
mesin pompa dapat di deteksi dengan cepat.
36
Jurnal REKAYASA Volume 7 Nomor 1 Desember 2010
Tinjauan pustaka
2.1 Program Freeware Syaraf Listrik
Program Freeware Syaraf Listrik adalah suatu program yang berfungsi untuk mengontrol
peralatan-peralatan listrik.Syaraf listrik berbasis visual dan berbahasa Indonesia dan di jalankan pada
system operasi MS Windows, fungsi kerja rangkaian kontrol listrik dapat disimulasikan melalui computer
personal tanpa perlu menggunakan bahasa program dalam pemakaiannya.Program Syaraf Listrik juga
dapat difungsikan untuk menangani peralatan input/output luar melalui port parallel LPT yang dapat
dimanfaatkan untuk sedikit memberi cita rasa kehidupan pada sebuah sistem kontrol berbasis komputer.
(Sumber: A.Muammar : 2003)
Adapun tampilan menu editor Program Syaraf Listrik seperti gambar di bawah ini
Sumber: A.Muammar(2003)
Gambar 2.1 Menu Editor Syaraf Listrik
Port Paralel LPT adalah sebuah sarana komunikasi yang umumnya terdapat pada komputer
personal.Port Paralel /LPT biasanya digunakan untuk hubungan antara PC dengan printer untuk
melakukan pencetakan.Secara visual, port paralel LPT berbentuk konektor DB 25 dengan 25 pin.
Pada Program Syaraf Listrik versi 1.01, dapat memilih salah satu pilihan komunikasi, yaitu port LPT 1
atau LPT . Secara teknis, perbedaan port LPT 1 dan LPT 2 adalah alamat port. Secara default, port LPT 1
akan mengarah kepada alamat $378, $37A, dan 379, sedangkan port LPT2 akan mengarah kepada alamat
$278, $27A, dan $279.
Sesuai dengan perkembangan komputer personal saat ini, di mana untuk sarana komunikasi sudah
lebih banyak mengandalkan sarana komunikasi serial, termasuk penggunaan USB (Universal Serial Bus ),
maka secara umum PC hanya menyediakan satu port paralel LPT. Kegunaan fungsi dari pin-pin tersebut
besarta penjelasannya pada program aplikasi Saraf Listrik.
2.2 Single Chip Mikrokontroler AT89C51
Mikrokontroler AT89C51 merupakan salah satu keluarga dari MC51 keluaran dari Atmel. Jenis
mikrokontroler ini pada prinsipnya dapat digunakan untuk mengolah data per bit atau pun data 8 seca ra
bersama an. Sebuah mikrokontroler dapat bekerja bila di dalam mikrokontroler, tersebut terdapat
37
Jurnal REKAYASA Volume 7 Nomor 1 Desember 2010
sebuah program yang berisikan instruksi-instruksi yang akan di gun akan untu k me nj al an kan
si st em mi kro kont ro le r tersebut. lnstruksi-instruksi dari sebuah program pada tiap jenis
mikrokontroler mempunyai beberapa perbedaan, misalnya instruksi pada mikrokontroler Atmel berbeda
dengan instruksi mikrokontroler.
(Sumber : Suhata,(2004)
Pada prinsipn ya program pada mikrokontroler dijalankan secara bertahap. Maksudnya, pada
program itu sendiri terdapat beberapa instruksi dan setiap instruksi itu dijala nkan secar a berta hap
atau berurutan. Beb era pa fas ili tas yang dim ili ki ole h mikr okontr oler AT8 9C5 1 adala h seba gai
beri kut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sebuah Central Processing Unit 8 bit.
Osilator internal dan rangkaian pewaktu.
RAM internal 128 byte.
Flash memori 4 Kbyte.
Lima buah jalur interupsi (dua buah interupsi eksternal dan sebuah interupsi internal).
Empat buah programable port I/O yang masing-masing terdiri dari delapan buah jalur
I/O .
7. Seb uah port serial dengan kontrol serial full duplex UART.
8. Kem amp uan untuk melak sanaka n operas i aritmetika dan oper asi logi ka.
Sum be r:P utr a,Agf ianto Ek o(2 002 )
Ga mba r 2.2 AT89C 51 IC
Sus una n pin pad a mikr oko ntr ole r AT8 9C5 1 dap at dil iha t pad a Ga mba r 1 seperti di
at as.
Penj elasan untu k mas ing-mas in g pin mikrokontro ler adalah sebagai beriku t:
 Vcc yang dig una kan seb aga i cat u day a.
 GND dig una kan seb aga i gro und .
 Po rt 0 me rupa kan po rt pa ralel 8 bit du a ara h. Po si si Low Sign ifi cant Bit (LSB ) terlet ak
pada pin 39 dan Mos t Sign ifican t Bit (MSB) terletak pada pin 32.
 Port 1 meru pak an port par ale l 8 bit dua ara h. Posi si LSB terleta k pad a pin l dan MSB
ter letak pad a pin 8.
38
Jurnal REKAYASA Volume 7 Nomor 1 Desember 2010
 Port 2 meru paka n port paralel 8 bit dua arah. Port ini meng irim bit ala mat -ala mat bil a
dil aku kan pen gak ses an memori eks ter nal . LSB ter let ak pad a pin 21 dan MSB ter let ak
pada pin 28 .
 PSEN (Pr og ram Store En ab le) me rup aka n stro be pem ba ca an ke mem ori eks ter nal .
 EA/ Vpp . Saa t kon dis iny a Low mak a mik rok ont rol er men ja lan kan instr uks i-ins tr uks i
yan g ada pad a mem ori int ern al.
 RST (reset ) pada kondis i high akan aktif selama dua siklus.
 ALE/PROG digunakan untuk menahan alamat memodj eksternal selama pelaksa naan
instru ksi.
 PSEN (Program Stor e Enable) merupakan strob e pemba caan ke memori eksternal.
 EA/Vpp . Saat kondisinya Low maka mikrokontroler menjalankan instruksi-instruksi yang
ada pada memori internal.
 XTAL 1 sebagai masukan dari rangkaian osilator.
 XTAL 2 sebagai keluaran dari rangkaian osilator.
Sumber : Suhata(2004)
1. Special Function Register (SFR)
Special Function Register (SFR) adalah register-register mempu nyai fungs i khusu s, di
anta ranya ada yang digun akan untuk meng atur inpu t output data dari mikr oko ntroler. Seba gai
cont oh, regi ster PO, PI, P2, dan P3 digun akan seba gai regi ster untu k mena mpun g data
masukan kelu aran . Sela in itu ada juga Spec ial Func tion Reg ist er yang dig una kan untuk men gatur
dan mem ant au kon dis i UART, yaitu register SCON. Register yang digunakan mengatur kerja
timer adalah register TCON.
Special Function Register terdapat pada ruang memori RAM yang mem pun yai ala mat 80H
sam pai FFH . Tid ak sem ua ala mat itu dipakai oleh Special Function Register. Untuk menghindari hal
yang tidak diinginkan dalam program, sebaiknya ala mat yang tidak dipakai tersebut tidak
diguna kan.
Pada Special Function Register terdapat beberapa alamat yang bisa dialamati secara bit dan ada yang
tidak bisa dialamati secara bit. Sebagai ciri Special Function Register yang bisa dialamati secara bit,
alamat pada digit kedua nya adal ah digit 0 atau 8, misal nya 80H, 88H, 90H, 98H, dan F8H. Specia l
Function Regist er akumul ator adalah salah satu yang sering dipakai untuk dialamati secara bit dan
mempunyai alamat EOH, misalnya A.O, A.1, A.2, A.3, A.4, A.5, A.6, dan A.7.
Ber ikut ini adal ah penj elas an sec ara sing kat ten tan g SFR-SFR beserta fungsinya:
a) Accumulator
Accu mula tor merup akan regi ster yang berf ungs i untu k menyi mpan data sementa ra. Register
accumul ator sering digunakan dalam pr os es op er as i ar it me ti ka, lo gi ka , pe ng am bi la n data , da n
pengiriman data. Register ini juga dapat dialamati secara bit.
b) Register B
Register B dapat digunakan untuk proses aritmetika dan dapat juga difungsikan sebagai register biasa.
c) Register Port
Terdapat 4 buah register ini, yaitu register port 0, port l, port 2, dan port 3. Regi ster port ini
digu nak an seba gai sar ana inpu t-out put untuk menyimp an data dari atau ke port untuk masingmasing P0, P1. P2, dan P3.
39
Jurnal REKAYASA Volume 7 Nomor 1 Desember 2010
d) Register Timer
Mikr okontrole r AT89C51 ini mempunyai dua buah 16 bit time r, yaitu timer 0 dan timer 1. Timer 0
dibentuk oleh register THO dan TLO. Timer 1 dibentuk oleh register TH1 dan TL1. Perilaku register
THO, TH1, TLO, dan TL1 diatur oleh register TMOD dan register TCOM.
e) Register Control
Ada beberap a regist er yang berisi bit-bit kontrol dan status untuk sistem interupsi, pencacah atau
pewaktu, dan port serial, yaitu register-register IP (Interrupt priority), IE (Interrupt Enable), TMOD
(Timer Mode), TCON (Timer Control), SCON (Serial Control), dan PCON (Power Control).
 Reg ister IP digu nak an untu k men gatu r prioritas dari masi ng- masing interupsi.
 Re gi ster IE di gu na kan un tu k men ga kti fka n at au me no n-aktifkan sarana interupsi. IE.O
sampai IE.6 mengatur masing-masing sumber interu psi, sedangkan IE.7 mengatur interupsi
secara keseluruhan. Jika IE.7 bernila i 0 maka sistem interupsi akan menjadi nonaktif atau
keadaan IE.O sampai IE.6 tidak diperhatikan.
 Register TMOD digunakan untuk mengatur mode kerja timer 0. dan timer 1. Dengan
mengatur mode kerja time r maka regi ster ini dapat menga tur masin g-masing time r untu k
diat ur menja di timer 16 bit, timer 13 bit, atau timer 8 bit yang dapat diisi ulang secara
otomatis. Selain itu, register ini juga dapat mengatur agar pros es penc acah time r dapa t
dike ndal ikan mela lui sinyal dari luar mikrokontroler.
 Register TCON digunakan untuk memulai atau menghentikan proses pencacah timer,
mengatur sinyal interupsi dari INTO atau INT1, serta memantau apakah ada sinyal yang masuk
ke INTO atau INT 1.
 Register
SCON
digunakan
untuk
mengatur
perilaku
dari
(UART)
yan g
di
ant ar any a
ad ala h
mem ant au
pro ses
pe ngi ri man
dan
peneri maan data serial.
 Reg ister PC ON digun aka n unt uk men gat ur pem aka ian da ya pada IC.
(Sumber : Suhata,2004)
2.3 Transistor
Transistor merupakan komponen elektronika yang sangat penting. Dalam hal ini akan dijelaskan
fungsi transistor sebagai saklar. Transistor bipolar terdiri dari dua jenis yaitu PNP dan NPN. Simbol
kedua transistor dapat dilihat pada Gambar 2.3 dan Gambar 2.4 berikut.
B
C
C
B
E
.
E
(a)
(b)
(Sumber: Wasito S: 2001)
Gambar 2.3 Transistor (a) NPN (b) PNP
40
Jurnal REKAYASA Volume 7 Nomor 1 Desember 2010
(b)
(b)
(Sumber: Wasito S: 2001)
Gambar 2.4 Transistor Sebagai Saklar (a) NPN (b)PNP
Gambar 2.4(a) menunjukkan transistor NPN sebagai saklar. Rangkaian dicatu dengan cara
seperti di atas. Vb (tegangan basis) mula-mula adalah nol maka tegangan kolektor (V c) adalah sama
dengan Vc. Dalam hal ini transistor dikatakan putus karena tidak mengalirkan arus. Kemudian Vb
dinaikkan dari 0 volt sedikit-demi sedikit, maka arus basis mulai mengalir demikian juga arus kolektor
dan tegangan Vc turun.
Hubungan arus basis dan arus kolektor adalah sebagai berikut:
IC = Hfe . IB
Hfe = penguatan dc arus transistor
Jika tegangan Vb terus dinaikkan, maka pada suatu tegangan V b dan arus basis (IB ) tertentu, arus
kolektor tidak mau naik lagi meskipun arus basis terus dinaikkan. Dalam hal ini transistor dikatakan
jenuh. Biasanya tegangan basis-emitor transistor silikon sekitar 0,6 volt sampai dengan 0,7 volt. Pada saat
jenuh tegangan kolektor-emitor idealnya adalah 0 volt. Agar arus kolektor dapat benar-benar jenuh
diperlukan arus basis tertentu tergantung pada tegangan basis (VB ), resistansi di basis (RB ), dan beban di
kolektor (RC).
Untuk transistor PNP seperti ditunjukkan pada Gambar 2.4 (b) prinsipnya hampir sama, hanya
saja mula-mula V b = Vcc karena basis transistor mengambang dan Vc = 0 volt karena transistor belum
menghantar. Jika Vb kita turunkan dari V cc sedikit demi sedikit, maka mengalirlah arus basis dari emitor,
arus kolektor juga mulai ada sehingga Vc mulai naik. Pada suatu saat tegangan V b tertentu arus kolektor
tidak dapat naik lagi meskipun kita terus menaikkan arus basis. Di sini transistor dikatakan jenuh atau
menghantar dan tegangan Vc = Vcc.
Emiter didop sangat banyak dan berfungsi untuk mengemisikan atau menginjeksikan elektron ke
dalam basis. Basis didop sedikit dan sangat tipis, basis melewatkan sebagian elektron-elektron yang
diinjeksikan dari emiter ke kolektor. Tingkat doping (doping level) dari kolektor berada pada tingkat
menengah, antara tingkat doping emiter dan tingkat doping basis. Kolektor dinamakan demikian karena
mengumpulkan atau menangkap elektron-elektron dari basis. Kolektor merupakan bagian yang paling
besar di antara ketiganya, kolektor harus mendisipasikan daya lebih banyak panas dibandingkan dengan
emiter dan basis.
Penjumlahan sekitar loop memberikan persamaan :
41
Jurnal REKAYASA Volume 7 Nomor 1 Desember 2010
Jika transistor dalam keadaan cut off, maka persamaan menjadi :
VCE = V CC
Transitor sebagai saklar memanfaatkan keadaan kerja penuh (saturasi) dan keadaan tidak bekerja
sama sekali (cut off) sebagai saklar transistor hanya mempunyai dua keadaan, yaitu on dan off. Keadaan
on dicapai pada saat VCE mendekati nol, karena pada keadaan on (saturasi) V CE sangat rendah sedangkan
IC sangat tinggi, sehingga transistor tersebut seperti sebuah saklar yang tertutup dari kolektor ke emitor.
Keadaan off akan dicapai pada saat VCE mendekati VCC. Karena pada keadaan off (cut off) akan dicapai
pada saat VCE mendekati VCC dan V CE sangat besar sedangkan arus yang mengalir sangat kecil, sehingga
transistor seperti sebuah saklar terbuka.
Sumber: Malvino, Albert Paul(1999)
2.4 Saklar (Rele)
Rele adalah suatu peralatan elektronik yang berfungsi untuk memutuskan atau menghubungkan
suatu rangkaian elektronik yang satu dengan rangkaian elektronik yang lainnya, contoh pada rangkaian
pengontrol motor mengunakan rele. Pada dasarnya rele adalah saklar elektromagnetik yang akan bekerja
apabila arus mengalir melalui kumparan, inti besi akan menjadi magnet dan akan menarik kontak-kontak
rele. Kontak-kontak dapat ditarik apabila garis magnet dapat mengalahkan gaya pegas yang melawannya.
(Sumber: Wasito S: 2001)
Besarnya gaya magnet yang ditetapkan oleh medan yang ada pada celah udara pada jangkar dan
inti magnet, dan banyaknya lilitan kumparan, kuat arus yang mengalir dan pelawan magnet yang berada
pada sirkuit pemagnetan. Untuk memperbesar kuat medan magnet dibentuk suatu sirkuit.
Kontak-kontak atau kutub-kutub dari rele pada umumnya memiliki tiga dasar pemakaian yaitu :
a.
b.
c.
Bila kumparan dialiri arus listrik, maka kontaknya akan menutup dan disebut sebagai kontak
Normally Open ( NO ).
Bila kumparan dialiri arus listrik, maka kontaknya akan membuka dan disebut dengan kontak
Normally Close ( NC ).
Tukar-sambung (Change Over/CO), rele jenis ini mempunyai kontak tengah yang normalnya
tertutup tetapi melepaskan diri dari posisi ini dan membuat kontak dengan yang lain bila rele
dialiri listrik.
42
Jurnal REKAYASA Volume 7 Nomor 1 Desember 2010
Berikut ini memperlihatkan beberapa bentuk kontak dari sebuah rele :
Sumber: Wasito S(2001)
Gambar 2.6 Jenis Konstruksi Rele
Sifat – sifat rele :
a. Impedansi kumparan, biasanya impedansi ditentukan oleh tebal kawat yang digunakan serta
banyaknya lilitan. Biasanya impedansi berharga 1 – 50 K  guna memperoleh daya hantar yang
baik.
b. Kuat arus yang digunakan untuk menggerakkan rele, biasanya arus ini diberikan oleh pabrik. Rele
dengan perlawanan kecil memerlukan arus besar sedangkan rele dengan perlawanan besar
memerlukan arus yang kecil.
c. Tegangan yang diperlukan untuk menggerakkan rele.
d. Daya yang diperlukan untuk mengoperasikan rele besarnya sama dengan nilai tegangan dikalikan
arus.
e. Banyaknya kontak-kontak jangkar dapat membuka dan menutup lebih dari satu kontak sekaligus
tergantung pada kontak dan jenis relenya. Jarak antara kontak-kontak menentukan besarnya
tegangan maksimum yang diizinkan antara kontak tersebut.
2.5 Penerima sinar inframerah dan Pengirim
Komponen yang dapat menerima inframerah ini merupakan komponen yang peka cahaya yang
dapat berupa dioda (Photodiode) atau transistor (Phototransistor). Komponen ini akan merubah energi
cahaya, dalam hal ini energi cahaya inframerah, menjadi pulsa-pulsa sinyal listrik. Komponen ini harus
mampu mengumpulkan sinyal inframerah sebanyak mungkin sehingga pulsa-pulsa sinyal listrik yang
dihasilkan kualitasnya cukup baik. Semakin besar intensitas inframerah yang diterima, maka sinyal pulsa
listrik yang dihasilkan akan baik jika sinyal inframerah yang diterima intensitasnya lemah maka
inframerah tersebut harus mempunyai pengumpul cahaya (Light Collector). Hal ini cukup baik dan sinyal
pulsa yang dihasilkan oleh sensor inframerah ini harus dikuatkan. Selain itu agar tidak terganggu oleh
sinyal cahaya lain maka sinyal listrik yang dihasilkan oleh sensor inframerah harus difilter pada pada
frekuensi sinyal carrier, yaitu 38 kHz sampai 44 kHz. Selanjutnya baik photodiode maupun
phototransistor disebut sebagai photodetector.
Faktor lain yang juga berpengaruh pada kemampuan pada penerima inframerah adalah daerah
aktif dan waktu merespon . Semakin besar area penerimaan suatu dioda inframerah, maka semakin besar
pula intensitas cahaya yang dikumpulkannya sehingga arus bocor yang diharapkan pada teknik bias balik
semakin besar. Selain itu semakin besar area penerimaan maka sudut penerimaannya juga semakin besar.
Kelemahan area yang semakin besar ini adalah noise yang dihasilkan juga semakin besar pula. Begitu
juga dengan respon terhadap frekuensi, semakin besar area penerimannya, maka respon frekuensinya
turun dan sebaliknya jika area penerimannya kecil maka respon terhadap sinyal frekuensi tinggi cukup
baik. Sumber: Malvino, Albert Paul(1999)
43
Jurnal REKAYASA Volume 7 Nomor 1 Desember 2010
2.6 Rangkaian Penerima Cahaya
Rangkaian Penerima Cahaya merupakan suatu rangkaian yang digunakan sebagai penguat
tegangan. Pengemudi tersebut berupa rangkaian penguatan pembalik. Rangkaian penguat pembalik
adalah rangkaian Op-Amp yang sinyal masukannya dibuat melalui masukan pembalik. Sinyal
keluaran dari penguat inverting ini akan selalu berbalikan dengan masukannya.
Sumber: Wasito S(2001)
Gambar 2.5 Rangkaian Pengemudi fotodioda
Pada rangkaian di atas umpan balik negatif dibangun dari R 2 , dan R1 adalah reisistansi
yang dihasilkan oleh photodioda. Jika A didefenisikan sebagai penguatan dari rangkaian, maka
perbandingan tegangan keluaran terhadap tegangan masukan dapat ditulis:
V
R
A  out  2
Vin
R1
3. Metode Penelitian
Diagram blok
Personal
komputer
Mikrokontroller
AT 89C51
POMPA
POMPA
POMPA
Gambar 3.1 Diagram Blok Monitoring Pompa
44
Jurnal REKAYASA Volume 7 Nomor 1 Desember 2010
Syaraf listrik adalah suatu perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk mengontrol peralatan
peralatan. Syaraf listrik mempunyai beberapa terminal input / output pada kabel port parallel.
Mikrokontroler AT89C51 sebagai pusat Kendali pada sistem monitoring mesin pompa.
prinsip kerja
Sensor arus dan tegangan pada mesin pompa yang bekerja memberikan sinyal pada
mikrokontroller AT89C51. Data yang diterima oleh mikrokontroller diolah dan diteruskan ke computer
melalui port parallel sebagai media interfacing antara mikrokontroller dengan computer
Rangkaian Port Paralel untuk Monitoring Menggunakan Komputer
a) Gambar Rangkaian
Gambar 3.2 Rangkaian Port Paralel untuk Monitoring Pompa
b) Prinsip Kerja
Pada saat basis transistor dialiri arus, maka rele akan bekerja sehingga, kondisi kontak pada rele akan
berubah. Berubahnya kontak rele menyebabkan hubungan antara pin no 11,12,13 dengan pin no 18,
maka pada monitor komputer akan terdapat indikator berwarna dengan pin 18 maka simbol saklar 3 akan
aktif, aktifnya saklar 2 akan menimbulkan indikator warna merah. Program yang digunakan pada
komputer adalah Program Freeware Syaraf Listrik.
Pengertian pin pin port parallel adalah sebagai berikut:
 Pin no 11 : pin no 11 adalah masukan bagi saklar 5 pada program freeware Syaraf Listrik. Jika
Pin no 11 dihubungkan dengan pin 18, maka simbol saklar 5 akan aktif, aktifnya saklar 5 akan
menimbulkan indikator warna merah;
 Pin no 12 : pin no 12 adalah masukan bagi saklar 3 pada program freeware Syaraf Listrik. Jika
Pin no 12 dihubungkan dengan pin 18, maka saklar 3 akan menimbulkan indikator warna merah.
 Pin no 13 : pin no 13 adalah masukan bagi saklar 2 pada program freeware Syaraf Listrik. jika
Pin no 13 dihubungkan dengan pin 18, maka simbol saklar 2 akan aktif;
45
Jurnal REKAYASA Volume 7 Nomor 1 Desember 2010
c) Analisa
Pada tabel pengujian menjelaskan proses monitoring pompa dengan menghubung singkat pin 11, atau 12,
atau 13 dengan pin 18 dan proses monitoring berhasil dengan baik.
Tabel 3.1. Pengujian kabel port paralel DB 25
No
1
2
3
Pengujian
indikator
Pin 11
Saklar 5 bekerja
dihubungkan pin 18
Pin 12
dihubungkan pin 18 Saklar 3 bekerja
Pin 13
dihubungkan pin 18
Saklar 2 bekerja
Pada tabel pengujian menjelaskan proses monitoring pompa dengan menghubung singkat pin 11,
atau 12, atau 13 dengan pin 18 dan proses monitoring berhasil dengan baik
Sensor Cahaya
a) Gambar Rangkaian
Gambar 3.3 Rangkaian Sensor Cahaya
b) Prinsip Kerja
Fototransistor adalah salah satu sensor cahaya. Ketika fototransistor terkena maka nilai resistansi akan
berubah semakin kecil dan ketika fototransistor tidak diberi cahaya maka nilai resistansi berubah menjadi
besar, sehingga arus listrik tidak dapat mengalir. LM 339 adalah IC (Integrated Circuit) yang berfungsi
sebagai pembanding. Nilai resistansi pada fototransistor dibandingkan dengan potensio, sehingga pada
port 1 IC LM 339 mengeluarkan arus dan tegangan.
46
Jurnal REKAYASA Volume 7 Nomor 1 Desember 2010
Tabel 3.2. Pengujian Sensor Cahaya
No
Pengujian
Sensor Cahaya
(volt)
1
2
3
4
Tegangan Masuk
5
Tegangan Keluar
4.8
Diberi Cahaya
4.8
Tidak Diberi
Cahaya
0
Kesimpulan
1. Rangkaian sistem monitoring menggunakan software syaraf listrik dapat berjalan dengan baik
2. sistem monitoring pompa menerapkan pengiriman data secara paralel.
3. Sistem monitoring pompa sangat efisien menggunakan Syaraf listrik freeware
47
Jurnal REKAYASA Volume 7 Nomor 1 Desember 2010
DAFTAR PUSTAKA
Malvino, A. P, 1999. Prinsip-prinsip Elektronika jilid I. Jakarta; Erlangga,.
Muammar, Ahmad. 2003. Aplikasi Syaraf Listrik. Jakarta : Andi
Putra, Agfianto Eko.2002.Belajar Mikrokontroller AT89C51/52/55.Jakarta :Gava Media
Suhata.2003.VB sebagai Pusat Kendali Peralatan Elektronik.Jakarta:Elex Media Komputindo
Wasito. 2001. Vademekum Elektronika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
48
Download