bab ii kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan

advertisement
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Manajemen
Menurut wikipedia, kata manajemen berasal dari kata Perancis kuno yang
berarti seni melaksanakan dan mengatur. Manajeman belum memiliki definisi yang
mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet medefiniskan manajemen
itu sebagai seni menyelesaikan pekerjaan oleh orang lain. Sedangkan Ricky W Gaffin
mengungkapkan bahwa manajemen itu sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien.
Menurut Solihin (2009: 4) dalam buku pengantar manajemen, manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian diri
dari berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan efektif dan efisien.
Menurut Robbins dan Coulter (2012: 37) dalam bukuya edisi kedelapan.
Manajemen adalah proses pengordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga
pekerjaan tersebut terselesaikan secara efektif dan efisien dengan melalui orang lain.
Jadi meurut penulis dari data yang di atas bahwa manajemen adalah suatu
proses yang perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian diri
dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan itu dapat berjalan secara efektif dan
efisien.
2.1.2 Manajemen Strategi
Strategi memiliki kaitan yang erat dengan konsep perencanaan dan
pengambilan keputusan, sehingga strategi berkembang menjadi manajemen strategi.
Pengertian manajemen sendiri adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
8
kepemimpinan dan pengawasan terhadap upaya-upaya yang dilakukan anggota
organisasi dan penggunaan segala macam sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan organisasi.
Menurut pandangan Solihin (2012) Manajemen strategi merupakan
serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang dihasilkan dari proses formulasi
dan implementasi rencana.
Menurut David, Fred R, (2011, p5) Manajemen Strategi adalah sebagai seni
dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi
keputusan-keputusan lintas-fungsional yang memampukan sebuah organisasi
mencapai tujuannya.
Menurut Hunger&Whellen dalam buku manajemen strategi(2007: 75)
“strategic management is that set managerial decision and action that determines the
long run performance of a corporation, it includes environment scaning, strategic
formulation, strategic implementation, evaluatin and control” berarti kalau diartikan
secara bebas manajemen strategi adalah sejumlah strategi yang efektif untuk
membantu mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Robbins dan Colter (2007: 218) manajemen strataegi adalah
sekelompok keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja jangka
panjang organisasi.
Dari semua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan
kunci utama dalam mendorong kemajuan perusahaan dan juga sebagai penentu
terhadap keberhasilan manajemen perusahaan. atau dapat diartikan juga suatu proses
perencanaan yang dilakukan seseorang atau suatu organisasi atau perusahaan untuk
mencapai
tujuan
dan
sasaran
jangka
panjang
yang
diinginkan
dengan
mempertimbangkan faktor internal dan eksternal sehingga dapat menjadi lebih baik
dari pesaingnya.
9
2.1.3 Proses Dalam Manajemen Strategi
Strategi pada hakikatnya merupakan rencana tindakan yang bersifat umum,
berjangka panjang (berorientasi ke masa depan), dan cakupannya luas. Oleh karena
itu, strategi biasanya dirumuskan dalam kalimat yang kandungan maknanya sangat
umum dan tidak merujuk pada tindakan spesifik atau rinci. Namun demikian, dalam
manajemen strategi tidak berarti bahwa tindakan rinci dan spesifik yang biasanya
dirumuskan dalam suatu program kerja tidak harus disusun. Sebaliknya, programprogram kerja tersebut harus direncanakan pula dalam proses manajemen strategi dan
bahkan harus dapat dirumuskan atau diidentifikasi ukuran kinerjanya. Kegagalan
dalam merumuskan ukuran kinerja yang tidak sesuai, seringkali menjadi penyebab
kegagalan organisasidalam mencapai misinya.
Dalam menjalankan manajemen strategis, perusahaan harus mengikuti
beberapa tahapan:
Tahapan Manajemen
Membentuk visi
strategis
Membentuk
tujuan
strategis
Merumuskan
strategi
perusahaan
Implementas
ikan
pelaksanaan
strategi
Gambar 2.1 proses menenjemen strategi
Sumber: Philip Kolter (2004: 87)
Evaluasi dan
montoring
10
Proses sendiri adalah arus informasi melalui beberapa tahapan alisis yang
saling terkait menuju pencapaian tujuan atau cita-cita. Dalam proses manajemen
strategi, arus informasi mencakup data historis, data saat ini, dan data ramalan
tentang operasi dan lingkungan bisnis. Memandang manajemen strategi sebagai
sebuah proses mengandung beberapa implikasi penting. Pertama, suatu perubahan
pada sembarang komponen akan mempengaruhi beberapa atau semua komponen
yang lain. Kedua, bahwa perumusan dan implementasi strategi terjadi secara
berurutan, dan ketiga akan diperlukan umpanbalik dari pelembagaan, tinjauan ulang
(review), dan evaluasi terhadaptahap-tahap awal proses ini.
Proses
manajemen
strategi
menurut
Pearce
dan
Robinson
(2005),
mengandung sembilan tugas penting yaitu:
1. Merumuskan misi perusahaan, meliputi rumusan umum tentang maksud
keberadaan (purpose), filosofi (phylosophy), dan tujuan (goal).
2. Mengembangkan profil perusahaan yang mencerminkan kondisi intern dan
kapabilitasnya.
3. Menilai lingkungan ekstern perusahaan, meliputi baik pesaing maupun faktorfaktor kontekstual umum.
4. Menganalisis opsi perusahaan dengan mencocokkan sumberdayanya dengan
lingkungan ekstern.
5. Mengidentifikasi opsi yang paling dikehendaki dengan mengevaluasi setiap
opsi yang ada berdasarkan misi perusahaan.
6. Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum (grand
strategy) yang akan mencapai pilihan yang paling dikehendaki.
7. Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai
dengan sasaran jangka panjang dan strategi umum yang dipilih.
8. Mengimplementasikan pilihan strategik dengan mengalokasikan sumber daya
anggaran yang menekankan pada kesesuaian antara tugas, SDM, struktur,
teknologi, dan sistem imbalan.
11
9. Mengevaluasi
keberhasilan
proses
strategik
sebagai
masukan
bagi
pengambilan keputusan yang akan datang.
Sedangkan menurut David, Fred R, (2011, p6), proses manajemen strategis
(strategic-management process) terdiri atas tiga tahap, yaitu:
1. Perumusan Strategi ( Strategy Formulation)
Perumusan strategi mencakup:
a) Mengembangkan visi dan misi
b) Mengidentifikasi perluang dan ancaman eksternal perusahaan
c) Menentukan kekuatan dan kelemahan internal
d) Menetapkan tujuan jangka panjang
e) Merumuskan alternative strategi, dan
f) Memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan
Isu-isu dalam perumusan strategi mencakup penentuan bisnis apa yang
akan dimasuki, bisnis apa yang tidak akan dijalankan, bagaimana
mengalokasikan sumber daya, perlukah melakukan ekspansi atau diversifikasi
operasi dilakukan, apakah perusahaan perlu terjun ke pasar internasional,
perlukah usaha penggabungan usaha dibuat, dan bagaimana menghindari
pengambilalihan yang merugikan. Karena tidak ada organisasi yang memiliki
sumber daya yang tak terbatas, maka para penyusun strategi harus
memutuskan strategi alternatif mana yang paling menguntungkan perusahaan.
2. Pelaksanaan Strategi (Strategy Implementation)
Merupakan tahap pelaksanaan dari strategi formulation yang sudah
diterapakan
sebelumnya.
Tantangan
yang
dihadapi
ini
adalah
menstimulasikan pihak manajemen dan karyawan untuk dapat bekerjasama
dengan baik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, antara
lain melalui:
•
Menetapkan tujuan
12
•
Membuat, menetapkan, dan meninjau ulang kebijakan perusahaan
terhadap kebijakan yang telah ditetapkan atau diterapkan
•
Mengalokasikan sumber daya secara tepat
Hal penting lainnya yang terkait dengan pelaksanaan strategi (Strategy
implementation)
pelaksanaan
adalah
strategi,
mengembangkan
menciptakan
budaya
struktur
yang
organisasi
mendukung
yang
efektif,
mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan
memberdayakan sistem informasi, dan menghubungkan kinerja karyawan
dengan kinerja organisasi.
3. Evaluasi Strategi (Strategy Evaluation)
Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategis.
Manajer sangat ingin mengetahui kapan strategi tidak dapat berjalan seperti
diharapkan: evaluasi strategi adalah alat utama untuk mendapatkan informasi
ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa datang karena faktor internal
dan eksternal secara konstan berubah. Evaluasi dibutuhkan karena kesuksesan
hari ini tidak menjamin kesuksesan hari esok.
Tiga aktivitas evaluasi strategi di atas adalah:
•
Mengevaluasi kembali, apakah faktor-faktor internal dan faktor-faktor
eksternal masih bisa dijadikan acuan untuk penetapan strateg pada saat
sekarang.
•
Mengukur kinerja perusahaan (performance) perusahaan.
•
Mengevaluasi dan mengoreksi tindakan yang diambil.
Dengan proses manajemen strategi di atas, maka dapat diketahui bahwa
manajemen strategi merupakan suatu proses yangsaling terkait antara satu dengan
yang lain. Dengan menggunakan suatu sistem manajemen strategi yang dilakukan
secara bertahap, maka akan menghasilkan suatu rumusan strategi, pelaksanaan, dan
pengawasan terhadap pelaksanaan strategi yang tersistem.
13
2.1.4. Strategi
Strategi tidak saja dibutuhkan oleh suatu organisasi yang menitik beratkan
pada profit oriented saja, namun juga bagi organisasi non-profit oriented seperti
rumah sakit, universitas, gereja, pemerintah daerah: perpustakaan dan lembaga sosial
lainnya. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi yang mempunyai
strategi yang jelas atau formal, lebih unggul (outperformed) kinerjanya dibandingkan
dengan organisasi tanpa atau tidak terformulasikan dengan jelas strateginya.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (Suharso, 2009), kata strategi memiliki
arti(1) Siasat perang (2) Ilmu siasat perang (3) Tempat yang baik menurut siasat
perang (4) Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
Menurut Chandler dalam (Kuncoro, 2008, p1) strategi adalah penetapan
tujuan dan sasaran jangka panjang perusahaan, diterapkannya aksi dan alokasi
sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Menurut Hamel dan Prahald (Rangkuti, 2002, p3) “Strategi merupakan alat
untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang,
program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Dalam dunia bisnis, istilah
strategi menunjukkan rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan
yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai
melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Mulyadi (2001: 72) berpendapat
bahwa strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi
organisasi, melalui misi. Senada dengan pendapat di atas, (Solihin: 2005 )
menyatakan strategi sebagai suatu penentuan tujuan.
2.1.5. Hirarki Strategi
Manajemen strategi merupakan suatu aktifitas yang dijalankan oleh seluruh
level manajemen dalam perusahaan. Ditinjau dari tugas dan fungsinya, manajemen
strategi membentuk suatu piramida, dimana setiap tugas dari tingkatan piramida
14
tersebut secara bersama melakukan formulasi strategi yang telah ditetapkan, sehingga
proses pelaksanaannya bersifat bertingkat.
Thompson & Stricland (1998)
membedakan hirarki strategi berdasarkan macam bisnis yang dilakukan, sehingga
dapat dibedakan menjadi 4 tingkatan hirarki strategi.
Gambar 2.2 Piramida Strategi
Sumber: Thompson & Stricland, 1998
Manajemen strategi, seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas dapat
diperjelas dalam uraian berikut ini:
•
Corporate Strategy: Merupakan strategi perusahaan yang dikhususkan pada
beragam bisnis atau sekumpulan bisnis.
•
Business Strategy: Atau lazim disebut sebagai strategi kompetitif karena
selain sebagai wujud strategi perusahaan dengan lini bisnis tunggal, juga
berhubungan dengan produk atau jasa dipasar.
•
Functional Strategy: Merupakan strategi yang berkaitan dengan intrepretasi
peran dari fungsi atau departemen dalam menerapkan strategi bisnis atau
strategi corporate.
15
•
Operating Strategy: Merupakan strategi yang bersifat lebih terbatas, yaitu
pada tingkatan unit operasional dan untuk menangani tugas operasional harian
dari strategi, sehingga lebih bersifat berkelanjutan.
2.2. Tipe Strategi
Strategi dapat diindentifikasi atas dasar sebagian besar unsur orientasi
organisasi terhadap pengembangan produk pasar, Miles dan Snow (1978)
menyatakan bahwa ada empat jenis strategi, yaitu Prospectors, Defenders, analyzers,
dan Reactors. “fokus terutama sekali mengenai strategi dan korelasinya, bukan proses
yang digunakan untuk merumuskan dan mengimplementasiakan strategi” (Snow and
Hambrick, 1980) dalam Eli Segev (1987), Tipologi strategi berdasarkan definisi di
atas dikatagorikan menjadi strategi berdasakan isinya.
Tipologi strategi yang lain adalah strategi berdasarkan proses atau strategi
berdasarkan pembuatan. Konsep ini dikemukakan oleh Mintzberg (1973).
Memfokuskan pada motif untuk membuat keputusan siapa yang akan membuat
alternatif bagaimana strategi dievaluasi, ruang lingkup keputusan keterkaitan, tujuan
organisasi fleksibelitas model umur organisasi, dan tipe sumber daya untuk
pembuatan model strategi. Konsep ini disebut dengan strategi making (membuat
strategi). Berdasarkan fokus kajiannya maka Mintbezberg (1973) menganjurkan tiga
bentuk membuat strategi yaitu: Entrepreneurial, Adaptive dan Planning.
Pembuatan strategi dapat didefinisikan: “an organization-level process that
encompasses the range of activities firms engage in to formulate and enact their
strategic mission and goals. These activities include analy-sis, planning, decision
making, strategic manage-ment, and many aspects of the organization's culture,
shared value system and corporate vision (Hart, 1992)”.Artinya, Strategi membuat
adalah organisasi-proses tingkat yang meliputi berbagai kegiatan perusahaan terlibat
dalam merumuskan dan menetapkan strategis mereka misi dan tujuan. Kegiatan-
16
kegiatan tersebut meliputi analisis, perencanaan, pengambilan keputusan, manajemen
strategis, dan banyak aspek dari organisasi budaya dan visi perusahaan.
Tipologi strategi berdasakan isi (Miles and Snow) memiliki perbedaan
pendekatan dengan Mintzberg, yang mengukapkan tipologi strategi berdasakan
proses atau strategy making (pembuatan strategi) kedua tipologi ini berkaitan dengan
strategi tingkat bisnis yang memiliki hubungan terhadap kinerja organisasi, dengan
kata lain seharusnyakedua tipologi ini memiliki hubungan.
Sebuah survey terbaru hasilstudy empiris (segev 1984) menghubungkan
strategi-strategi tingkat bisnis, berdasarkan beberapa hubungan antara strategi,
pembuatan strategi, dan kinerja organisasi. Dalam analisisnya Segev (1987) membuat
hubungan timbal balik antara dua tipologi, yaitu empat jenis strategi dari Miles &
Snow, dengan kemungkinan kombinasi dengan bentuk tiga pembuatan strategi dari
Mintzberg, dan beberapa kombinasi untuk menghasilkan kinerja yang tinggi.
Menurut Miles and Snow Dalam Segeve (1987), ada empat Tipe strategi
yaitu:
1. Prospector adalah: Jenis perusahaan yang menggunakan strategi yang
mementingkan pada inovasi, dan kreativitas untuk menciptakan produk baru atau
pasar baru. Perusahaan berusaha untuk selalu menjadi pioneer dalam bersaing,
dan rela mengorbankan internal efisiensi untuk berinovasi, dan kreasi.
2. Defender adalah: Organisasi yang menekankan penggunaan strategi stabilitas, dan
kelangsungan hidup usaha. Perusahaan ini sangat mempertahankan inti bisnisnya
atau core business, tanpa banyak melalukan perubahan.
3. Analyzer adalah: Perusahaan yang menggunakan strategi diantara defender, dan
prospectors. Artinya perusahaan ini tidak terlalu berani mengambil resiko besar
dalam berinovasi, tetapi tetap berusaha menciptakan keunggulan dalam
pelayanannya kepada pasar.
4. Reactor adalah: Jenis perusahaan yang lebih banyak ditekan oleh lingkungan,
karena kurang memerhatikan adanya perubahan lingkungan dan sistem
17
persaingan. Perusahaan jenis ini lebih mementingkan efisiensi, menekan biaya
termasuk menekan pada sumberdaya manusia.
2.2.1 Strategi Prospector
Definisi prospectors adalah jenis perusahaan yang menggunakan strategi yang
mementingkan pada inovasi, dan kreativitas untuk menciptakan produk baru atau
pasar baru. Perusahaan berusaha untuk selalu ingin menjadi pioneer dalam bersaing,
dan rela mengorbankan internal efisiensi untuk berinovasi, dan kreasi. Strategi ini
perlu dukungan dari staf yang benar-benar ahli, dan mempunyai kemampuan.
Sehingga praktik sumberdaya manusianya menekankan pada pencarian sumberdaya
manusia yang mampu menciptakan perubahan, dan mempunyai kreativitas tinggi.
Jika sumberdaya internal tidak memenuhi, organisasi akan rela mencari dari sumber
eksternal meskipun dengan biaya tinggi. Kemudian perusahaan yang memiliki
strategi prospector biasanya menghadpai unpredictablility dan ketidakpastian
lingkungan yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang memiliki strategi
defender. (miles&snow 1978). sehingga kebutuhan akan informasi lebih besar pada
perusahaan prospector dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi.
Selanjutnya adalah Ciri-ciri strategi dari organisasi prospector. Organisasi
yang mengimplementasikan strategi penggagas adalah organisasi yang inovatif,
mencari kesempatan pasar baru, dan mengambil sejumlah resiko. Untuk
mengimplementasiakannya,
organisasi
perlu
mendorong
kreativitas
dan
fleksibilitas.Kreativitas membantu organisasi dalam mempersepsikan atau bahkan
menciptakan kesempatan baru di dalam lingkungannya, fleksibilitas membuat
organisasi mampu merubah dengan cepat untuk mengambil keuntungan dari
kesempatan baru tersebut. Organisasi ini sering kali meningkatkan kreativitas dan
fleksibilitas dengan cara mengadopsi struktur organisasi yang terdesentralisasi.
Dan berikut ini adalah karakteristik dari strategi prospector:
a. Orientasi Strategi
18
1) Strategi focus: Menyampaikan produk yang paling cocok untuk
pelanggan
2) Domain Pasar Produk: Luas dan terus berkembang
3) Penciptaan Nilai: Nilai pelanggan
b. Orientasi Pasar
1) Sasaran Operasional: Fleksibilitas dan inovasi, Informasi Pelanggan
2) Budaya: Sasaran pro aktif jangka panjang, untuk mengetahui
kebutuhan pelanggan
3) Organisasi: Orientasi pasar
4) Fokus strategi: Menciptakan produk terbaik
5) Produk-Pasar Utama: Luas dan terus berkembang
6) Penciptaan Nilai: Fitur-fitur dan aplikasi baru
c. Orientasi Produk
1)
Sasaran
Operasional:
Fleksibilitas
dan
inovasi,
Menciptakan
portofolio produk
2)
Budaya: Terfokus dalam lingkungan, kompetensi inti
3)
Organisasi: Orientasi Produk
Jadi Ini adalah strategi yang paling agresif dari empat strategi. Biasanya ini
melibatkan program aktif untuk memperluas ke pasar baru dan merangsang peluang
baru. Pengembangan produk baru dengan penuh semangat dikejar dan strategi perang
pemasaran ofensif adalah cara umum memperoleh pangsa pasar tambahan. Mereka
merespon dengan cepat terhadap tanda-tanda peluang pasar, dan melakukannya
dengan sedikit penelitian atau analisis.
2.2.2 Strategi Defender
Strategi defender dalammenghadapi masalah organisasi perusahaanuntuk
mempertahankan pangsa pasar yang stabil, dan melakukan fungsi yang terbaik dalam
lingkungan yang stabil. Sebuah solusi umum untuk masalah ini adalah pengendalian
19
biaya, sehingga Organisasi ini mencapai tujuannya karena mengkhususkan diri dalam
bidangnya termasuk dengan menggunakan proses teknis yang mapan dan standar
untuk menjaga biaya yang rendah. Defender organisasi menghadapi masalah
administrasi maka harus memastikan efisiensi, dan membutuhkan sentralisasi,
prosedur formal, dan fungsi diskrit karena lingkungan berubah perlahan-lahan, maka
perusahaan akan mempertahankan organisasi dengan mengandalkan perencanaan
dalam jangka panjang.
Daripada mencari pertumbuhan baru peluang dan inovasi, Organisasi yang
mengikuti berkonsentrasi pada strategi untuk mempertahankan pasar saat ini,
melindungi, mempertahankan pertumbuhan yang stabil, dan melayani pelanggan saat
ini. Seringkali perusahaan Menerapkan strategi prospector akan beralih ke strategi
defender. Hal ini terjadi ketika perusahaan berhasil menciptakan pasar baru atau
bisnis dan kemudian mencoba untuk melindungi pasarnya dari kompetisi.
Jadi pengertian strategi defender adalah strategi yang menerapkan untuk
mempertahankan, mereka mencoba untuk melindungi pasar dari pesaing baru.
Sebagai hasil dari fokus yang sempit, organisasi ini jarang perlu melakukan
penyesuaian besar dalam teknologi, struktur, atau metode operasi. Sebaliknya,
mereka mencurahkan perhatian utamanya untuk meningkatkan efisiensi operasi yang
ada pada mereka. Strategi ini bisa sukses terutama ketika mereka ada dalam industri
yang menurun atau lingkungan yang stabil.
Dalam kata lain juga definsi karakteristik organisasi defender yaitu
perusahaan berkonsentrasi pada upaya untuk melindungi pasarnya saat ini,
mempertahankan pertumbuhan yang stabil, dan melayani konsumen yang telah ada.
Sejalan dengan penggunaan strategi, maka perusahaan menghadapi isu kritis yaitu
formasi strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan. Terdapat beberapa
pendekatan dalam melakukan formasi strategi. Dan dibawah ini adalah ciri-ciri dari
strategi defender:
a.
Ciri-ciri strategi defender
20
Ciri-ciri organisasi yang mengimplementasikan strategi defender adalah
Organisasi yang mengimplementasikan strategi bertahan berusaha untuk
melindungi pasarnya dari pesaing baru. Organisasi ini cenderung untuk
menghindari kretivitas dan inovasi dalam mengeluarkan produk atau jasa baru
dan memfokuskan pada usaha untuk menurunkan biaya atau meningkatkan
kinerja dari produk yang ada.
Dan selanjutnya adalah fokus dari strategi defender. Jadi strategy
defender meneliti pada stabilitas pasar, dan menawarkan serta mencoba untuk
melindungi lini produk yang terbatas untuk segmen yang sempit dari pasar yang
potensial. Defender mencoba membagi-bagi dan memperbaiki pasar ke dalam
industri di mana pesaing menemukanya sulit untuk penetrasi. Mereka bersaing
utamanya pada basis harga, kualitas, pengantaran, dan jasa serta konsentrasi pada
efisiensi operasi dan kontrol biaya yang ketat untuk memelihara persaingan
mereka. Organisasi melakukan hal ini melalui tindakan ekonomis yang standar,
seperti misalnya bersaing dengan harga atau menghasilkan atau menghasilkan
produk berkualitas tinggi. Maka karekteristik dari strategi dapat diambil menjadi
3 bagian yaitu orientasi strategi, pasar dan produk.
Dan inilah karakterisitik dari strategi defender:
A. Orientasi Strategi
1) Strategi fokus: Menyampaikan produk yang paling cocok untuk pelanggan
2) Domain Pasar Produk: Sempit dan stabil
3) Penciptaan Nilai: Nilai pelanggan
B. Orientasi Pasar
1) Sasaran Operasional: Efisiensi biaya, Informasi Pelanggan
2) budaya: Sasaran pro aktif jangka panjang, untuk mengetahui kebutuhan
pelanggan
3) Organisasi: Otoritas dan garis fungsional
4) fokus Strategy: Menciptakan produk terbaik
21
5) Produk-Pasar Utama: Sempit dan stabil
6) Penciptaan Nilai: Fitur-fitur dan aplikasi baru
C. Orientasi Produk
1) Sasaran Operasional: Efisiensi biaya, Menciptakan portofolio produk
2) Budaya: Terfokus dalam lingkungan, kompetensi inti
3) Organisasi: Otoritas dan garis fungsional
Jadi perusahaan yang menerapkan strategi defender menekankan pada efisensi
dan biaya rendah, lebih rendah daripada pesaiingnya. Penekanan pada efisensi terlihat
pada pengontrolan biaya secara ketat, misalnya biaya-biaya, pelayanan dan biaya
promosi diminimalisir, pencapaian economic of scale production untuk mendapatkan
kos per unit yang rendah.
2.2.3Strategi Analyzer
Definisi karakteristik strategi analyzer adalah organisasi dengan strategi
penganalisis (analyzer strategy) di mana perusahaan berusaha untuk mempertahankan
bisnisnya di saat ini dan menciptakan kesempatan pasar baru.
Suatu organisasi yang mengimplementasi strategi penganalisis berusaha untuk
mempertahankan bisnisnya di saat ini dan untuk menjadi inovatif dalam bisnis baru.
Karena strategi penganalisis berada diantara strategi penggagas dan bertahan, atribut
dari organisasi yang mengimplementasikan strategi penganalisis cenderung serupa
dengan jenis orgnanisasi yang mengimplementasikan kedua strategi diatas. Mereka
memiliki pengendalian akuntansi dan keuangan yang ketat, fleksibilitas yang tinggi,
produk yang efisien dan beraneka ragam, dan kretivitas yang tinggi serta biaya yang
rendah.
Fokus strategi analyzer adalah untuk mencoba mengambil yang terbaik dari
kedua strategi tersebut di atas. Mereka mencoba meminimalkan resiko dan
memaksimalkan peluang untuk memperoleh laba. Strategi mereka adalah hanya akan
22
bergerak ke produk baru atau pasar baru, setelah keberhasilannya dibuktikan oleh
prospector. Analyzer hidup dari imitasi. Mereka mengambil alih ide-ide yang sukses
dari prospector dan kemudian menirunya. Analyzer cenderung untuk beroperasi
dalam paling sedikit dua wilayah pasar produk yang berbeda, yaitu: satu stabil, yang
mereka tekankan pada efisiensi dan satu variabel, yang mereka tekankan pada
inovasi. Struktur organisasi mereka adalah komplek, merefleksikan pasar yang sangat
luas yang mereka operasikan. Mereka mencoba untuk mengkombinasikan
karakteritik dari organisasi mekanistik dan organik.
Dan berikut ini adalah karakteristik dari strategi analyzer:
a. Orientasi Strategi
1) Strategi fokus
: Menyampaikan produk yang paling cocok
untuk pelanggan
2) Domain Pasar Produk : Tersegmentasi dan hati-hati disesuaikan
3) Penciptaan Nilai
: Nilai pelanggan
b. Orientasi Pasar
1) Sasaran Operasional : Fleksibilitas
dan
inovasi,
Informasi
Pelanggan
2) Budaya
: Sasaran pro aktif jangka panjang, untuk
mengetahui kebutuhan pelanggan
3) Fokus strategy
: Menciptakan produk terbaik
4) Produk-Pasar Utama : Tersegmentasi dan hati-hati disesuaikan
5) Penciptaan Nilai
: Fitur-fitur dan aplikasi baru
c. Orientasi Produk
1) Sasaran Operasional : Sinergi teknologi, Menciptakan produk
23
2) Budaya
: Terfokus dalam lingkungan, kompetensi inti
3) Organisasi
: orientasi pada matriks
Jadi dalam strategi analyzer ini dia menyatukan antara strategi defender dan
analyzer. Dengan begitu perusahaan dapat mengambil keputusan-keputusan yang
dapat membuat perusahaan semakin lebih maju lagi.
2.2.4 Strategi Reactor
Dan selajutnya yang terakahir dibahas adalah strategi dari reactor. yaitu jenis
perusahaan
yang
lebih
banyak
ditekan
oleh
lingkungan,
karena
kurang
memperhatikan adanya perubahan lingkungan dan sistem persaingan. Perusahaan
jenis ini lebih mementingkan efisiensi, menekan biaya termasuk menekan pada
sumberdaya manusia. Organisasi yang mengikuti strategi reactor tidak memiliki
pendekatan
strategis
yang
konsisten,
melayang
dengan
peristiwa-peristiwa
lingkungan, bereaksi terhadap tetapi gagal mengantisipasi atau berpengaruh terhadap
peristiwa.
Ciri-ciri dari strategi organisasi reactor adalah memberikan tanggapan secara
tidak benar. Pada umumnya berprestasi buruk, dan akibatnya mereka segan mengikat
diri secara agresif pada strategi tertentu untuk masa datang. Fokus strategi reactor
secara sederhana bereaksi pada perubahan lingkungan dan membuat strategi
menyesuaikan hanya kapan tekanan datang. Mereka secara karakteristik kurang
strategi dan tidak dapat untuk merespon secara cepat pada perubahan lingkungan.
Dan berikut ini adalah karakteristik dari strategi reactor ;
A. Orientasi Strategi
1) Strategy focus: Menyampaikan produk yang paling cocok untuk
pelanggan
2) Domain Pasar Produk: Tidak jelas
3) Penciptaan Nilai: Nilai pelanggan
B. Orientasi Pasar
24
1) Sasaran Operasional: Tidak konsisten dan tidak dioptimalkan,
Informasi Pelanggan
2) budaya: Sasaran pro aktif jangka panjang, untuk mengetahui kebutuhan
pelanggan
3) Organisasi: Unit bisnis mandiri dengan koneksi longgar
4) Fokusstrategy: Menciptakan produk terbaik
5) Produk-Pasar Utama: Tidak jelas
6) Penciptaan Nilai: Fitur-fitur dan aplikasi baru
C. Orientasi Produk
1) Sasaran Operasional: Tidak konsisten dan tidak dioptimalkan,
Menciptakan portofolio produk
2) Budaya: Terfokus dalam lingkungan, kompetensi inti
3) Organisasi: Unit bisnis mandiri dengan koneksi longgar
Jadi dalam hal ini strategi reactor jarang digunakan dalam organisai atau
perusahaan. Karena strategi ini kurang efektif apabila digunakan untuk meningkatan
kinerja perusahaan dan membuat perusahaan lebih maju lagi.
2.3 Kinerja Karyawan
Helfert dalam Rivai & Sagala (2010: 604) menjelaskan bahwa kinerja adalah
suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu,
merupakan hasil atau perestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional
perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki.
Sedangkan Hasibuan (2005: 94) menjelaskan kinerja adalah suatu hasil kerja
yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson Terjamahaan Jimmy Sadeli
dan Bayu Prawira (2001: 78) bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan
atau tidak dilakukan oleh karyawan. Kinerja karyawan yang umum untuk kebanyakan
25
pekerjaan meliputi elemen yaitu kuantitas dari hasil, kualitas dari hasil, ketepatan
waktu dari hasil, kehadiran, dan kemampuan bekerja sama.
Sedangkan menurut Wibowo (2007: 7) kinerja merupakan hasil pekerjaan
yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan
konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Dengan demikian kinerja
adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut.
Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.
Menurut Soeprihanto (2002: 7), kinerja merupakan hasil kerja seorang
karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,
misalnya standar, target atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah
disepakati bersama.
Menurut Veizal Rivai ( 2004: 309) Kinerja merupakan hasil atau tingkatan
keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam
melaksanakan tugas dibandingkan dengan standar hasil kerja, target atau sasaran atau
kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Lebih
lanjut Rivai menyatakan bahwa kinerja tidak berdiri sendiri tapi berhubungan dengan
kepuasan kerja dan kompensasi, dipengaruhi oleh ketrampilan, kemampuan dan sifat
– sifat individu. Dengan kata lain kinerja ditentukan oleh kemampuan, keinginan dan
lingkungan. Oleh karena itu agar mempunyai kinerja yang baik, seseorang harus
mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan dan mengetahui pekerjaannya
serta dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan.
2.3.1 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan
Menurut Mitchel dalam Sedarmayanti (2001: 51), menyebutkan aspek-aspek
yang meliputi kinerja yang dapat dijadikan ukuran kinerja seseorang, yaitu sebagai
berikut:
1. Kualitas Kerja (Quality of Work)
•
Hasil kerja yang diperoleh
26
•
Kesesuaian hasil kerja dengan tujuan organisasi
•
Manfaat hasil kerja
2. Ketepatan Waktu (Promptness)
•
Penataan rencana kegiatan/ rencana kerja
•
Ketepatan rencana kerja
•
Ketepatan waktu dalam tugas
3. Inisiatif (Initiative)
•
Pemberian ide/ gagasan dalam berorganisasi
•
Tindakan untuk menyelesaikan permasalahan
4. Kemampuan (Capability)
•
Kemampuan yang dimiliki
•
Keterampilan yang dimiliki
•
Kemampuan memanfaatkan sumber daya atau potensi
5. Komunikasi (Communication)
•
Komunikasi intern (ke dalam) organisasi
•
Komunikasi ekstern (ke luar) organisasi
•
Relasi dan kerjasama dalam pelaksanaan tugas Indikator tersebut
Sedangkan menurut Bernadin dan Russel (2000: 213), menjelaskan enam kriteria
primer yang digunakan untuk mengukur kinerja:
1.
Quality, merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan kegiatan
mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yang diharapkan.
2.
Quantity, merupakan jumlah yang dihasilkan, misalkan jumlah rupiah, jumlah
unit, jumlah siklus, kegiatan yang diselesaikan.
3.
Timeliness, adalah tingkat sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu
yang dikehendaki dengan memperhatikan kordinasi output lain serta waktu
yang tersedia untuk kegiatan lain.
27
4.
Cost effectiviness, adalah tingkat sejauh mana penggunaan daya organisasi
(manusia, keuangan, teknologi, material) dimaksimalkan utnuk mencapai hasil
tertinggi atau pengurangan kerugian dari setiap unit penggunaan sumberdaya.
5.
Need for supervisor, merupakan tingkat sejauh mana seorang dapat
melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan seorang
supervisor untuk mencegah tindakan yang kurang diinginkan.
6.
Interpersonal impact, merupakan tingkat sejauh mana karyawan/ pekerja
memelihara harga diri, nama baik dan kerjasama di antara rekan kerja dan
bawahan.
2.4 Penelitian Terdahulu
Judul
Penulis
Hasil penelitian
Pengaruh Tipologi Strategi
Kompetitif dan kematangan
Teknologi informasi
Terhadap Respon Strategik
Manajer
EkoSunjaya
Perusahaan indusri manufaktur
tipologi strategi kompetitif dan
kematangan teknologi informasi
memiliki pengaruh dengan
responstrategic manajer yang
Jurusan ekonomi
universitas
dipenogoro
semarang
(StudiKasusPada
Perusahaan PT Pupuk)
Pengaruh Tipologi Strategi
Kompetitif Dalam
Kaitannya Dengan Investasi
Teknologi Informasi
Sebagai Respon Strategic
Terhadap Kinerja
Perusahaan Perbankan
Dalam Menghadapi
Berkeinginan untuk menambah
investasi teknologi perusahaan
DewiRosyanti dan
Eko Arief
Sudaryono
Fakultas ekonomi
universitas sebelas
maret
Penelitian empiris yang
dilakukan untuk mengetahui
hubungan antar tipologi strategi
kompetitif perusahaan dan
kinerja perusahaan sebagai
bentuk langsung operasi
perusahaan yang bergerak dalam
investasi teknologi informasi.
Hasil penelitian menunjukkan
28
Globalisasi
Pengaruh Respon
Perusahaan Dalam Investasi
TeknologiInformasi
Terhadap Kinerja
Perusahaan
bahwa tipologi strategi
kompetitif perusahaan
mempengaruhi kinerja
perusahaan yang diukurdari ROI
(Return On Investment)
Bandi.
Fakultas ekonomi
universitas sebelas
maret surakarta
Perkembangan di bidang
teknologi informasi dan
telekomunikasi juga
Berpengaruh terhadap dunia
perbankan di Indonesia. Pada
saat ini perusahaan perbankan
berusaha mengoptimalkan
fasilitas teknologi informasinya
dalam investasi perusahaan.
Kinerja organisasi tidak
dipengaruhi oleh investasi dalam
teknologi informasi. Tetapi,
keinginan perusahaan
melakukan penambahan
investasi dalam teknologi
informasi merupakan respon
strategic dalam rangka
menghadapi persaingan atau
Ketidakpastian lingkungan usaha
yang disebabkan oleh adanya
perjanjian perdagangan bebas.
Hubungan Sistem
Manajemen Risiko Dengan
KetidakpastianLingkungan
Dan Strategi Serta
DampaknyaTerhadap
Kinerja Organisasi
BambangTjahjadi
Hasil penelitian ini berhasil
membuktikan secara empiric
Program Studi
Magister Manajemen bahwa strategi berpengaruh
moderasi terhadap hubungan
Program Pasca
antara system manajemen risiko
Sarjaa Universitas
dengan kinerja organisasi.
Diponogoro
Temuan variable moderasi yang
29
bertanda negative dapat
bermakna bahwa orientasi
strategi bisnis yang cenderung
memiliki risiko tinggi bila
berinteraksi dengan system
manajemen risiko yang kurang
handal akan menyebabkan
ketidaksesuaian (misfit)
sehingga dapat menyebabkan
penurunan kinerja organisasi.
AnalisisPengaruh
Hubungan Tipologi Strategi
dan BudayaOrganisasi
TerhadapKinerja
SukoPriyono
Mengatakan bahwa dari 107
perusahaan di Jawa Indonesia.
Mendukung model statis startegi
ccocok bahwa tingkat fit strategi
dan budaya perusahaan akan
meningkatkan kinerja organisasi.
Organisasi dengan tingkat tinggi
kesesuaianan tara strategi dan
budaya perusahaan cenderung
memiliki kinerja yang lebih
tinggi. Implikasi untuk
penelitian masa depan dibahas
tidak hanya menggunakan model
statis fit strategis dan variabel fit
internal tetapi jugadinamika fit
strategis dan variable eksternal.
30
2.4. Kerangka Pemikiran
PROSPECTOR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Inovasi
Kreatifitas
Pioner
Staf yang ahli
berkemampuan
Mampu menciptakan perubahan
Memiliki strategi unpredictability
DEFENDER
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Mempertahankan pangsa pasar tetap stabil
Menjaga lingkungan stabil
Proses teknik mapan
Menjaga biaya tetpa rendah
Sentralisasi, prosedur formal, fungsi diskrit
Perencanaan jangka panjang
H1
H2
KINERJA KARYAWAN
ANALYZER
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Mempertahankan dan menciptakan pasar baru
Penggagas dan bertahan
Penganalisis
Pengendalian akutansi dan keuangan ketat
Fleksibilitas tinggi
Produk efisien dan beraneka ragam
Kreatifitas yang tinggi
Biaya rendah
REACTOR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Ditekan oleh lingkungan
Sistem persaingan yang kurang
Mementingkan efisiensi
Menekan biaya
SDM yang terbatas
Tidak konsisten
Menyesuaikan diri dengan lingkungan
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
H5
H3
H4
1.
2.
3.
4.
5.
Kualitas Kerja
Ketepatan waktu
Inisiatif
Kemampuan
Komunikasi
31
2.5 Hipotesis
Menurut Sekaran (2009) hipotesis bisa didefinisiskan sebagai hubungan yang
diperkirakan secara logis diantar dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam
bentuk pernyataan yang dapat di uji.
Ha
: terdapat pengaruh antara variabel bebas dan terkait
Ho
: tidak dapat pengaruh antara variabel bebas dan terkait
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, hipotesis penelitian ini ditetapkan
sebagi berikut:
Untuk T-1
Ha
: Tipe strategi prospector berpengaruh terhadap kinerja karyawan Pada
Bagian Ground Service PT Garuda Indonesia Tbk.
Ho
: Tipe strategi prospector tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan Pada
Bagian Ground Service PT Garuda Indonesia Tbk.
Untuk T-2
Ha
: Tipe strategi defender berpengaruh terhadap kinerja karyawan Pada Bagian
Ground Service PT Garuda Indonesia Tbk.
Ho
: Tipe strategi defender tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan Pada
Bagian Ground Service PT Garuda Indonesia Tbk.
Untuk T-3
Ha
: Tipe strategi analyzer berpengaruh terhadap kinerja karyawan Pada Bagian
Ground Service PT Garuda Indonesia Tbk.
Ho
: Tipe strategi analyzer tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan Pada
PT Garuda Indonesia Tbk.
Untuk T-4
Ha
: Tipe strategi reactor berpengaruh terhadap kinerja karyawan Pada Bagian
Ground Service PT Garuda Indonesia Tbk.
32
Ho
: Tipe strategi reactor tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan Pada
Bagian Ground Service PT Garuda Indonesia Tbk.
Untuk T-5
Ha
: Tipe strategi prospector, defender, analyzer, dan reactor secara bersamaan
berpengaruh terhadap kinerja karyawan Pada Bagian Ground Service PT
Garuda Indonesia Tbk.
Ho
: Tipe strategi prospector, defender, analyzer, dan reactor secara bersamaan
tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan Pada Bagian Ground Service
PT Garuda Indonesia Tbk.
Download